PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP KINERJA...
Transcript of PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP KINERJA...
PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP KINERJA GURU
DI SMPIT ASY-SYUKRIYYAH TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Disusun oleh:
Nurjanah
1112018200051
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
i
ABSTRAK
Nurjanah (NIM: 1112018200051), Pengaruh Tata Ruang Kantor terhadap
Kinerja Guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara
tata ruang kantor dengan kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang,
seberapa besar kontribusi yang diberikan, apakah hal tersebut memiliki signifikan
atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif untuk mengetahui hubungan dua variabel, sedangkan
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui angket.
Penelitian ini dilakukan di SMPIT Asy-Syukriyyah Kota Tangerang.
Adapun subjek penelitian yaitu populasinya 36 orang dan semuanya dijadikan
responden dalam penelitian. Penyebaran angket berisi 41 butir soal tentang tata
ruang kantor dan 28 butir tentang kinerja guru.
Pengolahan data dilakukan dengan analisis korelasi product moment.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tata ruang kantor (x) dan kinerja
guru (y). Dari perhitungan x dan y diperoleh rxy = 0,425 dikonsultasikan pada
tabel interpretasi korelasi product moment dengan hasil interpretasi sedang karena
0,425 berada pada rentang 0,40 – 0,599. Sedangkan uji signifikansi koefisien
korelasi menunjukkan bahwa r tabel pada taraf 5% sebesar 0,329. Dengan
demikian dapat diketahui rhit > rtabel pada taraf signifikansi 5% H0 ditolak dan Ha
diterima, dengan kontribusi 18,1 %. Jadi, terdapat pengaruh yang cukup signifikan
antara tata ruang kantor dengan kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah
Tangerang.
Melalui penelitian ini penulis menyarankan agar guru tetap meningkatkan
kinerjanya walaupun kontribusi dan pengaruh tata ruang kantor dikatakan sedang,
dan sekolah harus tetap mempertahankan hal-hal lainnya yang membuat kinerja
guru meningkat agar menjadi motivasi bagi guru dalam menjalankan tugas mulia
di sekolah tersebut.
Kata kunci: Tata Ruang Kantor, Kinerja Guru
ii
ABSTRACT
Nurjanah (NIM: 1112018200051), Office Layout Effect on Teacher’s
Performance in SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang
This study aims to determine whether there is influence between the office
layout with a teacher's performance SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang, how
large contributions, whether these have a significant or not. The method used in
this research is descriptive quantitative approach to determine the relationship of
two variables, while data collecting technique in this research is through
questionnaires.
This research was conducted in SMPIT Asy-Syukriyyah Kota Tangerang.
The subject of research is population 36 people and all of them as respondents in
the study. Questionnaire containing 41 items of office layout and 28 grains of
teacher performance.
Data processing is done by the product moment correlation analysis. The
variables examined is the office layout (x) and the performance of teachers (y).
The calculation of x and y is obtained r xy = 0.425 consulted on the interpretation
of product moment correlation table with the results of interpretation is good
enough as 0.425 in the range 0.40 to 0.599. While the significance test shows that
the correlation coefficient r table at 5% level at 0.329. This it can be seen rhit >
rtabel at the 5% significance level H0 is rejected and Ha is accepted, with a
contribution of 18.1%. So, there is a considerable and significant effect between
the office layout with a teacher's performance SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang.
Through this study the authors suggest that the teacher still improve its
performance despite the contributions and influence of the office layout is said to
be good enough. And schools must keep the other things that make the
performance of teachers increased in order to be a motivation for teachers in the
noble task in the school.
Keywords: Office Layout, Teacher’s Performance
iii
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dalam bentuk skiprsi.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Hal ini dikarenakan oleh
keterbatasan yang dimiliki penulis sendiri, namun berkat bantuan, dukungan,
saran dan doa dari banyak pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Maka
dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan banyak rasa terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy‟ari M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
yang tealah memberikan bimbingan, nasehat dan arahannya kepada
penulis selama penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.
3. Dra. Nurdelima Waruru, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah
banyak luangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan,
dukungan dan semangat selama penyusunan skripsi dari awal sampai
selesai.
4. Drs. Ali Nurdin, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang memberikan
arahan dan bimbingan sehingga mempermudah penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
iv
5. Bapak/Ibu dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan ilmu, bimbingan dan pengalamannya kepada penulis.
6. Kepala sekolah SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang yakni Ibu Hj.
Mariatu Sisriyeni, S.Pd yang telah mmeberikan kesempatan baik
kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau
pimpin.
7. Dina, SE.I selaku kepala staf tata usaha serta seluruh guru dan guru di
SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang yang telah membantu proses
penelitian dalam menyusun skripsi ini.
8. Ayahanda Wasrun Muhamad dan Ibunda Rijah tercinta beserta ketiga
adikku Nur Muslihatun, Nur Athif Amanullah, dan Shafa Salsabila
tersayang yang senantiasa memberikan motivasi, doa dan dukungan
tanpa mengenal lelah selama penulis menempuh pendidikan S1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2012 atas semua
kenangan yang telah dilalui bersama dan selalu menjadi bagian dari
lembaran kehidupan.
10. Sahabat-sahabat tercinta yang tidak pernah terlupakan, Ismi Farhana,
Siti Aisyah, Umdatul Faizah, Ainatul Maghfiroh, Ira Nurfadilah, Vidi
Septiyani, Siti Alawiyah dan Essa Ahwar Faraz, terima kasih atas
semua cerita yang kita lalui yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis, semoga persahabatan kita tidak pernah luput oleh waktu.
Especially Tien Meylanissholihat yang selalu membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi.
11. Sahabat serta penasihat terbaik, Sorayah Al-Haddad yang senantiasa
menghibur dan membimbing selama proses penulisan skripsi.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah memberikan dukungan dan doa dalam proses penyelesaian
penulisan skripsi ini.
v
Dengan harapan semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda atas semua bantuan dan doanya. Semoga skripsi ini bermanfaatbagi
semua pihak khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Jakarta, 6 Desember 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 7
KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
A. Kajian Teori ................................................................................................. 7
1. Kinerja Guru................................................................................................. 7
a. Pengertian Kinerja Guru ........................................................................... 7
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru .................................... 9
c. Indikator Kinerja Guru ........................................................................... 16
d. Penilaian Kinerja Guru ........................................................................... 18
2. Tata Ruang Kantor ..................................................................................... 21
a. Pengertian Tata Ruang Kantor ............................................................... 21
b. Prinsip-prinsip tata Ruang Kantor .......................................................... 22
c. Perencanaan Tata Ruang Kantor ............................................................ 25
d. Tujuan, dan Manfaat Tata Ruang Kantor ............................................... 28
e. Macam-macam Tata Ruang Kantor ....................................................... 30
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang Kantor ......................... 32
g. Langkah-langkah dalam Menyusun Tata Ruang Kantor ........................ 34
vii
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 35
C. Kerangka Pikir ........................................................................................... 36
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 37
BAB III ................................................................................................................. 36
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 36
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 37
C. Populasi dan Sampling ............................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38
E. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 39
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 40
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 51
BAB IV ................................................................................................................. 52
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 52
A. Gambaran Umum Penelitian ...................................................................... 52
1. Profil SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang ............................................. 52
2. Daftar Nama Guru dan Staf SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang .......... 54
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................................. 55
1. Tata Ruang Kantor (X) ........................................................................... 55
2. Kinerja Guru (Y) .................................................................................... 58
C. Uji Persayaratan Analisis ........................................................................... 60
1. Uji Normalitas ........................................................................................ 60
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 61
3. Uji Linieritas ........................................................................................... 61
4. Uji Korelasi ............................................................................................ 63
5. Uji Hipotesis ........................................................................................... 64
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 65
viii
BAB V ................................................................................................................... 66
PENUTUP ............................................................................................................ 66
A. Kesimpulan ................................................................................................ 66
B. Saran ........................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi ................................................. 34
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Variabel Tata Ruang Kantor ............................... 38
Tabel 3.3 : Nilai Reliabilitas Variabel Tata Ruang Kantor ................................... 43
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru......................................... 44
Tabel 3.5 : Nilai Reliabilitas Variable Kinerja Guru ............................................ 48
Tabel 3.6 : Hasil Uji Coba Normalitas Data ......................................................... 49
Tabel 3.7 : Hasil Uji Coba Homogenitas Data ...................................................... 50
Tabel 3.8 : Interpretasi Indeks “r” Product Moment ............................................. 51
Tabel 4.1 : Data Guru dan Staf SMPIT Asy-Syukriyyah...................................... 54
Tabel 4.2 : Data Deskriptif Analisis Tata Ruang Kantor ...................................... 55
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Variabel Tata Ruang Kantor.............................. 56
Tabel 4.4 : Data Deskriptif Analisis Kinerja Guru ............................................... 58
Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ....................................... 58
Tabel 4.6 : Uji Normalitas ..................................................................................... 60
Tabel 4.7 : Uji Homogenitas ................................................................................. 61
Tabel 4.8 : Uji Lnieritas ........................................................................................ 62
Tabel 4.9 : Uji Korelasi ........................................................................................ 63
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Diagram Tata Ruang Kantor ........................................................... 57
Gambar 4.2 : Diagram Kinerja Guru..................................................................... 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Wawancara dengan Staf ...................................................... 70
Lampiran 2 : Hasil Wawancara dengan Guru ....................................................... 72
Lampiran 3 : Angket Penelitian ............................................................................ 73
Lampiran 4 : Nilai Variabel X dan Y .................................................................... 82
Lampiran 5 : Uji Persyaratan Analisis .................................................................. 84
Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas Variabel tata Ruang Kantor .............................. 87
Lampiran 7 : Hasil Uji Coba Variabel Kinerja Guru ............................................ 89
Lampiran 8 : Distribusi t Tabel ............................................................................. 91
Lampiran 9 : Distribusi f Tabel ............................................................................. 93
Lampiran 10 : Distribusi r Tabel ........................................................................... 95
Lampiran 11 : Uji Referensi .................................................................................. 96
Lampiran 12 : Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 102
Lampiran 13 : Surat Observasi ............................................................................ 103
Lampiran 14 : Surat Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................... 104
Lampiran 15 : Surat Permohonan Penelitian ...................................................... 105
Lampiran 16 : Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup
yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu
dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya.1Melalui
pendidikanlah setiap insan bisa menuju kepada perubahan yang lebih baik
lagi, dengan mengikuti serangkaian proses belajar mengajar. Dalam proses
belajar mengajar tidak hanya peran guru yang menjadi hal utama, ada guru ,
tata usaha, sarana & prasarana, petugas kebersihan, dan lain-lain. Pada sisi
internal, proses belajar mengajar juga harus memperhatikan input dimana hal
tersebut berperan sebagai penunjang keberhasilan program pendidikan. Guru,
dimana di dalamnya ada guru yang sangat berperan penting dalam mencapai
tujuan sekolah.
Semua lembaga pendidikan khususnya sekolah pasti menginginkan hasil
terbaik untuk pencapaian tujuan yaitu visi dan misi sekolah. Maka sangatlah
penting jika semua itu didukung oleh produktivitas yang tinggi dari para guru
sekolah, karena secara konseptual, prouktivitas adalah hubungan antara
keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan. Produktivitas
yang tinggi tidak semata-mata hanya didukung oleh kemampuan yang dimiliki
oleh setiap individu. Produktivitas yang tinggi harus didukung oleh
lingkungan kerja yang aman dan nyaman demi kelancaran pekerjaan yang
dilakukan. Jika produktivitas dan kinerja para guru sudah baik, maka sekolah
akan mempunyai reputasi yang baik pula
Sehubungan dengan tuntutan produktivitas guru yang harus konsisten dan
terus ditingkatkan, maka pimpinan sekolah seyogyanya memperhatikan
1 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), h. 5
2
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Faktor yang mempengaruhi
kinerja meliputi faktor internal dan eksternal. Kinerja yang baik dipengaruhi
oleh kemampuan, semangat dan motivasi yang tinggi. Jika dari sisi eksternal
meliputi lingkungan, teman dan pimpinan yang baik. Sebaliknya faktor yang
mempengaruhi kinerja buruk terletak pada kemampuan dan semangat yang
rendah. Jika dari sisi eksternal meliputi lingkungan, teman dan pimpinan yang
kurang baik pula. Kinerja akan dicapai dengan baik apabila didukung oleh
lingkungan yang baik. Guru akan lebih termotivasi dalam bertanggungjawab
atas pekerjaan mereka apabila atasan memberikan perhatian internal dan
eksternal. Terpenuhinya fasilitas yang memadai tentu saja akan meningkatkan
produktivitas dan kinerja para guru.
Di samping beberapa faktor yang telah diuraikan di atas, sekolah juga
perlu meningkatkan kinerja guru dengan cara melakukan pelatihan atau
pemekaran pekerjaan sesuai dengan apa yang diampunya. Sehingga guru pun
bertambah wawasan akan pekerjaannya, dan harapan dengan diadakannya
pelatihan dan pemekaran pekerjaan tersebut dapat meningkatkan kinerja para
guru di sekolah.
Kinerja suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya
manusia di dalamnya, tetapi juga oleh sumber daya lainnya seperti dana,
bahan, peralatan, teknologi dan mekanisme kerja yang berlangsung dalam
organisasi.
Demikian pula apakah lingkungan kerja atau situasi kerja memberikan
kenyamanan sehingga mendorong kinerja guru. Juga termasuk bagaimana
kondisi hubungan antarmanusia di dalam organisasi, baik antara atasan dengan
bawahan maupun di antara rekan sekerja.
Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi guru sangatlah penting,
karena di lingkungan kerja itulah guru banyak menghabiskan waktu untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya. Lingkungan kerja mecakup lingkungan fisik
dan non-fisik. Lingkungan fisik meliputi tata ruang, pencahayaan, sirkulasi
3
udara, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan non-fisik meliputi kenyamanan,
keamanan dan lain-lain. Lingkungan kerja yang baik akan mendorong guru
lebih semangat dalam bekerja dan sebaliknya jika lingkungan kerja kurang
baik, maka gurupun tidak mempunyai semangat dalam menyelesaikan
kewajibannya.
Salah satu lingkungan fisik yang mendukung kinerja guru adalah tata
ruang kantor. Tata ruang kantor merupakan sesuatu yang secara langsung
berhadapan dengan aktivitas guru sehari-hari, di mana setiap guru
membutuhkan ruang untuk melaksanakan pekerjaannya. Faktor penting yang
turut menentukan kelancaran tugas adalah penyusunan tempat kerja dan alat
perlengkapan kantor dengan sebaik-baiknya.
Tidak sedikit dijumpai keadaan tata ruang kantor yang belum memenuhi
standar. Masih banyak guru yang beraktivitas pada lingkungan yang kurang
kondusif, penataan ruang kantor yang kurang mendukung, menurunnya
perhatian terhadap ruang kantor, dan penataan tata ruang kantor yang tidak
sesuai dapat menyebabkan kinerja guru menurun, sehingga tercipta keadaan
yang membuat guru di sekolah merasa kurang nyaman untuk mengerjakan
tugas-tugas dan mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang mengakibatkan
kinerja guru menurun.
SMPIT Asy-syukriyyah Tangerang, yang sudah berdiri sejak tahun 2002,
dimana tata ruang kantor diatur dengan model semi tertutup, dengan alasan
untuk menjaga privasi antar guru. Luas ruang kantor memang kurang
memenuhi standar, karena terbatasnya lahan yang diberikan oleh yayasan
Asy-syukriyyah itu sendiri. Sekolah selalu mengevaluasi mengenai tata ruang
kantor, karena mereka diberikan kebebasan oleh yayasan dan kepala sekolah.
Walaupun luas ruang kantor belum memenuhi standar, namun sekolah
mengupayakan untuk melengkapi data-data atau barang-barang yang harus
ada di dalam kantor. Selain itu, tata ruang kantor di SMPIT Asy-syukriyyah
cukup memberikan efek baik untuk para guru dalam berkomunikasi dan
4
menunjang setiap pekerjaanya, namun belum maksimal dalam
mengakomodasi keseluruhan jumlah guru.2 Luas ruang guru di SMPIT Asy-
syukriyah Tangerang yaitu 40 m2
di mana luas tersebut dibagi menjadi dua
bagian, 20 m2 untuk guru pria dan 20 m
2 untuk guru wanita. Di dalam ruang
guru terdapat loker-loker yang dipergunakan untuk menyimpan dokumen para
guru, dan terdapat satu buah meja dan satu buah kursi pada masing-masing
ruang guru. Adapun luas untuk ruang guru berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan
prasarana sekolah/madrasah pendidikan umum yang menyatakan bahwa rasio
minimum luas untuk ruang guru yaitu 4 m2/pendidik. Dan luas minimum
kelseluruhan yaitu 32 m2. dan terdapat satu buah kursi/guru, satu buah meja
kerja/guru, lemari, papan statistik, papan pengumuman, tempat sampah,
tempat cuci tangan, jam dinding, dan penanda waktu.3
Dengan dipaparkannya keadaan tata ruang kantor tersebut, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi Pengaruh Tata Ruang
Kantor terhadap Kinerja Guru di SMPIT Asy-syukriyyah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Banyak guru yang beraktivitas pada lingkungan fisik yang tidak kondusif,
sehingga kinerja guru menurun.
2. Tata ruang kantor yang dirancang kurang mendukung.
3. Menurunnya perhatian terhadap tata ruang kantor.
4. Tata ruang kantor yang tidak sesuai dapat menyebabkan kinerja guru
menurun.
2 Hasil Wawancara dengan ibu Dina, ketua staf tata usaha di SMPIT Asy-Syukriyyah
pada tanggal 03 Desember 2015.
3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 24. Tahun 2007. Tentang Standar
Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum.
5
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah tentang pengaruh
tata ruang kantor terhadap kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah, meliputi:
kesesuaian tata ruang kantor dengan tugas guru, kesesuaian tata ruang kantor
dengan arus kerja, proyeksi hubungan kerja pada masa datang, kesesuaian tata
ruang kantor dengan jaringan komunikasi, kesesuaian tata ruang kantor
dengan kebutuhan ruang, kesesuaian tata ruang kantor dengan pertimbangan
keamanan dan kenyamanan, kesesuaian tata ruang kantor dengan pembiayaan
ruangan perkantoran, kualitas guru, kuantitas guru, efektivitas, kerja sama
antar guru, dan hubungan antarpersonal.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Bagaimana pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru di SMPIT
Asy-Syukriyyah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Untuk mendeskripsikan tata ruang kantor guru di SMPIT Asy-
Syukriyyah?
b. Untuk mendeskripsikan kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah?
c. Untuk mengetahui pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja
guru di SMPIT Asy-Syukriyyah?
2. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada dampak baik untuk
seluruh siswa/i SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang karena kinerja
guru yang meningkat, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan benar.
6
b. Bagi guru
Melalui penelitian ini, diharapkan ada peningkatan yang
signifikan terhadap kinerja guru, sehingga lebih banyak persiapan
yang matang dalam melakukan proses belajar mengajar.
c. Bagi sekolah
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan sekolah bisa lebih
termotivasi dan menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk
merancang dan memperhatikan tata ruang kantor guru, karena guru
sejatinya adalah orang-orang yang ikut andil dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Jika tata ruang yang dirancang memenuhi
standar dan bisa membuat guru nyaman, maka kinerja mereka pun
bisa meningkat dalam rangka mencapai tujuan-tujuan sekolah.
d. Bagi peneliti
Menambah wawasan peneliti mengenai tata ruang kantor yang
berpengaruh terhadap kinerja guru di lembaga sekolah khususnya.
Dapat mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
guru, dan dapat melakukan pengembangan terhadap pengelolaan tata
ruang kantor.
7
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik
organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang
dihasilkan selama satu periode waktu. Secara lebih tegas Amstrong dan
Baron mengatakan kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen
dan memberikan kontribusi ekonomi. Lebih jauh Indra Bastian
menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan
skema strategis (strategic planning) suatu organsasi.3
Pendapat mengenai definisi kinerja telah dikemukakan Supardi bahwa
kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan,
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan
tujuan yang telah ditetapkan.4
Menurut Anwar Prabu kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas
maupun kuantitas dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan.5
3 Irham Fahmi, Manajemen, (Bandung: IKAPI, 2012), h. 226.
4 Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: rajawali Pers, 2013), h. 45
5 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber daya Manusia, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 22
8
8
Pandangan lain dikemukakan King, yang menjelaskan kinerja adalah
aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan
kepadanya.6
Adapun pengertian guru, Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri
menyatakan bahwa guru sebagai tenaga kerja profesional yang
mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh
seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan
sertifikat pendidik sesuai dengan oersyaratan untuk setiap jenis dan
jenjang pendidikan tertentu.7
Selaju dengan itu, Amad Tafsir menyatakan bahwa guru adalah orang-
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi
psikomotorik, kognitif, maupun potensi afektif.8
Mengacu dari pandangan ini, dapat diinterpretasikan bahwa kinerja
seseorang dihubungkan dengan tugas-tugas rutin yang dikerjakannya.
Misalnya, sebagai seorang guru, tugas rutinnya adalah melaksanakan
proses belajar mengajar di sekolah. Hasil yang dicapai secara optimal dari
tugas mengajar itu merupakan kinerja seorang guru.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka kinerja adalah hasil
kerja seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan
sertifikat pendidik yang berupa prestasi, dan dapat diukur melalui kualitas
dan kuantitas pekerjaannya, dengan jangka waktu yang telah ditentukan
dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya.
6 Paytrician King, Performance Planning and Appraisal, dalam Hamzah B. Uno, Teori
Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 61 7 Lif Khoiru Ahmadi, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan
Nasional, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya, 2010), h.58. 8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), h. 74
9
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Banyak faktor yang memengaruhi kinerja organisasi maupun individu.
Tempe mengemukaka bahwa: “Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi
kerja atau kinerja seseorang antara lain adalah lingkungan, perilaku
manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik dan
administrasi pengupahan” (Tempe, 1992: 3).
Sedangkan Kopelman menyatakan bahwa: “Kinerja organisasi
dipengaruhi oleh empat faktor antara lain yaitu: (1) ligkungan, (2)
karakteristik individu, (3) karakteristik organisasi, dan (4) karakteristik
pekerjaan” (Kopelman, 1986: 16)
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kinerja guru sangat
dipengaruhi oleh karakteristik individu yang terdiri atas: pengetahuan,
keterampilan, keamampuan, motivasi, kepercayaan, nilai-nilai, serta sikap.
Karakteristik individu sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi dan
karakteristik pekerjaan. Karakteristik-karakteristik tersebut dapat dilihat
seperti gambar berikut ini:9
9 Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2013), h. 50.
10
Menurut Anwar Prabu dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia
Sekolah, faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan
(ability) dan faktor motivasi
(motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, (1964:484)
yang merumuskan bahwa:
1) Human Performance = ability + motivation
2) Motivation = attitude + situation
3) Ability = knowledge + skill
KARAKTERISTIK
ORGANISASI
1. Imbalan
2. Penetapan
tujuan
3. Seleksi
4. Latihan dan
pengembangan
5. Kepemimpinan
6. Struktur
organisasi
KARAKTERISTIK
INDIVIDU
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Kemampuan
4. Motivasi
5. Kepercayaan
ddan nilai-nilai
6. Sikap
KINERJA
KARAKTERISTIK
PEKERJAAN
1. Penilaian
pekerjaan
2. Umpan balik
prestasi
3. Desain pekerjaan
4. Jadwal kerja
11
1) Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) guru terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, guru
yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, maka ia lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang guru dalam
menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri guru ke arah yang terarah untuk mencapai tujuan
organisasi (tujuan kerja).
David C, McClelland berpendapat bahwa “ada hubungan yang positif
antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja”. Motif berprestasi
adalah suatu dorongan dalam diri guru untuk melakukan suatu kegiatan
atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja
(kinerja) dengan predikat terpuji.
Selanjutnya McClelland mengemukakan 6 karakteristik dari guru yang
memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu pertama, memiliki tanggung jawab
pribadi yang tinggi. Kedua, berani mengambil risiko. Ketiga, memiliki
tujuan yang realistis. Keempat, memiliki rencana kerja yang menyeluruh
dan berjuang merealisasi tujuannya. Kelima, memanfaatkan umpan balik
(feed back) yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.
Keenam, mencari kesemptan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
Berdasarkan pendapat McClelland tersebut, guru akan mampu
mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif
berprestasi yang dimiliki oleh guru harus ditumbuhkan dari dalam diri
sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi yang
12
ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri
dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja
akan lebih mudah. Oleh karena itu, kembangkanlah motif berprestasi
dalam diri dan manfaatkan serta ciptakan situasi yang ada pada lingkungan
kerja guna mencapai kinerja maksimal.10
Selanjutnya Tabrani Rusyan menyatakan bahwa untuk mendukung
keberhasilan kinerja guru, maka perlu berbagai faktor yang mendukung,
diantaranya:
1) Motivasi
Dorongan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik bagi guru
sebaiknya muncul dari dalam diri sendiri, tetapi upaya motivasi dari
luar juga memberikan semangat kerja guru, misalnya dorongan yang
diberikan dari kepala ekolah kepada guru.
2) Etos
Guru yang memiliki etos kerja lebih besar untuk berhasil dalam
melaksanakan proses belajar mengajar dibandingkan dengan guru
yang tidak ditunjang oleh etos kinerja. Dalam melaksanakan tugasnya
guru memiliki etos yang berbeda-beda
3) Lingkungan
Lingkungan kerja yang dapat mendukung guru melaksanakan tugas
secara efektif dan efisien, meliputi:
(a) Lingkungan social-psikologis, yaitu lingkungan serasi dan
harmonis antar guru, guru dengan kepala sekolah, dan guru, kepala
sekolah dengan staf TU dapat menunjang keberhasilan kinerja
guru.
(b) Lingkungan fisik, ruang guru hendaknya memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut: ruangan harus bersih, ada ruangan khusus untuk
kerja, peralatan dan perabotan tertata baik, mempunyai
10
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 67.
13
penerangan yang baik, tersedia meja kerja yang cukup, sirkulasi
udara yang baik dan jauh dari kebisingan
4) Tugas dan Tanggung Jawab
(a) Tanggung jawab moral, guru harus memiliki kemampuan
menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral
Pancasila.
(b) Tanggung jawab dan proses pembelajaran di sekolah, yaitu setiap
guru harus menguasai cara pembelajaran yang efektif, mampu
membuat persiapan mengajar dan memahami kurikulum dengan
baik.
(c) Tanggung jawab guru di bidang masyarakat, yaitu turut
mensukseskan pembangunan masyarakat, untuk itu guru harus
mampu membimbing, mengabdi, dan melayani masyarakat.
(d) Tanggung jawab guru di bidang keilmuan, yaitu guru turut serta
memajukan ilmu dengan melaksanakan penelitian dan
pengembangan.
(e) Optimalisasi kelompok kerja guru.11
Selaju dengan itu, Abdul Wahab menyatakan bahwa keberadaan
guru dalam melaksnakan tugas tidak lepas dari pengaruh faktor internal
maupun ekstrenal yang membawa dampak pada perubahan kinerja.
Beberapa faktor yang memenaruhi kinerja guru yang dapat diungkap
tersebut antara lain.
1) Kepribadian dan Dedikasi
Setiap guru memiliki kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri
pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang
guru dari guru lainnya. Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap
dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik.
Semakin baik kepribadian guru, semakin baik dedikasinya dalam
11
Tabrani Rusyan, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru. (Cianjur: CV. Dinamika
Karya Cipta, 2000), h. 17
14
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. Guru yang
memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk
giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam
melakukan pekerjaan mendidik sehingga dapat dikatakan guru
tersebut memiliki akuntabilitas yang baik. Dengan kata lain, perilaku
akuntabilitas meminta agar pekerjaan itu berakhir dengan hasil baik
yang dapat memuaskan atasan yang memberi tugas itu dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan. Dapat pula dikatakan bahwa segala
pekerjaan yang dilaksanakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif
tersebut seuai standar yang ditetapkan dan tidak asal-asalan.
2) Pengembangan Profesi
Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan perubahan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut kesiapan agar tidak
ketinggalan. Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk
diperhatikan guna mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan
terhadap profesi guru.
3) Kemampuan Mengajar
Unutk meaksanakan tugas-tugas dengan baik, guru memerlukan
kemampuan. Amier Daien Indrakusuma menyatakan bahwa sosok
guru yang ideal harus mempunyai beberapa kompetensi sebagai
berikut.
(a) Pesyaratan jasmani dan ruhani, artinya seorang guru sehat jasmani
dan tidak boleh cacat secara nyata.
(b) Pesyaratan pengetahuan pendidikan.
(c) Persyaratan kepribadian, artinya seorang guru harus mempunyai
moral yang baik karena guru merupakan pendukung moral yang
baik.
4) Hubungan dengan Masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tida dakapt dipisahkan dari
masyarakat lingkungannya. Begitu pula sebaliknya, masyarakat pun
tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab keduanya memiliki
15
kepentingan. Agar hubungan dengan masyarakat terjamin baik dan
berlangsung kontinu, maka diperlukan peningkatan profesi guru dalam
hal berhubungan dengan masyarakat. Guru, di samping mampu
melakukan tgasnya masing-masing di sekolah, mereka juga
diharapkan dapat dan mampu melakukan tugas-tugas hubungan
dengan masyarakat. Mereka bisa mengetahui aktivitas-aktivitas
masyarakatnya, paham akan adat istiadat, mengerti aspirasinya,
mampu membawa diri di tengah-tengah masyarakat, bisa
berkomunikasi dengan mereka dan mewujudkan cita-cita mereka.12
Mengacu pada pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru berasal dari dua sumber.
Sumber yang pertama yaitu berasal dari diri sendiri, dan sumber yang
kedua berasal dari lingkungan.
Sumber pertama berasal dari diri sendiri yang terdiri atas pengetahuan,
keterampilan, tujuan dan motivasi. Adapun sember kedua berasal dari
lingkungan yang terdiri atas lingkungan kerja, lingkungan keluarga, dan
karakteristik pekerjaan. Dan mengacu pada pendapat Tabrani Rusyan
bahwa lingkungan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru yang
sama-sama harus diperhatikan oleh atasan atau kepala sekolah. Kedua
sumber tersebut harus dimanfaatkan dengan baik oleh seorang guru,
dengan cara mengembangkan motivasi dalam diri sendiri dan manfaatkan
susana dan lingkungan kerja dengan baik untuk mencapai kinerja yang
maksimal.
12
Abdul Wahab, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media: 2011), h. 122.
16
c. Indikator Kinerja Guru
Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi
ukuran dalam menilai kinerja. Ukuran-ukuran dijadikan tolok ukur dalam
menilai kinerja. Dimensi ataupun ukuran kinerja sangat diperlukan
karena akan bermanfaat baik bagi pihak banyak. Adapun survei literatur
mengenai dimensi atau indikator yang menjadi ukuran kinerja adalah
sebagai berikut.
Berdasarkan pendapat John Miner yang dikutip Sudarmanto dalam
buku Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, bahwa ada 4
dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja,
yaitu:
1) Kualitas, yaitu; tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan.
2) Kuantitas, yaitu; jumlah pekerjaan yang dihasilkan.
3) Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu; tingkat ketidakhadiran,
keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang.
4) Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja.
Tidak jauh dari pendapat John Miner, Bernardin (2001)
menyampaikan ada 6 kriteria dasar atau dimensi untuk mengukur kinerja,
yaitu;
1) Quality terkait dengan proses atau hasil mendekati
sempurna/ideal dalam memenuhi maksud atau tujuan.
2) Quantity terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang
dihasilkan.
3) Timeliness terkait dengan waktu yang diperlukan dalam
menyelesaikan aktivitas atau menghasilkan produk.
4) Cost-effectiveness terkait dengan penggunaan sumber-sumber
organisasi (orang, uang, material, teknologi) dalam mendapatkan
atau memperoleh hasil atau pengurangan pemborosan dalam
penggunaan sumber-sumber organisasi.
17
5) Need for supervision terkait dengan kemampuan individu dapat
menyelesaikan pekerjaan atau fungsi pekerjaan tanpa asistensi
pimpinan atau intervensi pengawasan pimpinan.
6) Interpersonal impact terkait dengan kemampuan individu dalam
meningkatkan perasaan harga diri, keinginan baik, dan kerja sama
di antara sesama pekerja dan anak buah.13
Sementara itu Stephen P. Robbins mengemukakan, indikator untuk
mengukur kinerja secara individu ada enam indikator, yaitu:
1) Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan.
2) Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang
diselesaikan.
3) Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada
awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan
hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
aktivitas lain.
4) Efektivitas. Merupakan tingkat pengguaan sumber daya
organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan
dengan maksud untuk menaikkan hasil dari setiap unit dalam
penggunaan sumber daya.
5) Kemandirian. Merupakan tingkat seseorang yang nantinya akan
dapat menjalankan fungsi kerjanya komitmen kerja. Merupakan
suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja
degan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.14
13
Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, (Yogyakarta: Pustaka
pelajar, 2009), h. 11 14
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Indeks, Kelompok Gramedia,
2006), h. 260
18
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka penulis
sependapat dengan pendapat Stephen P. Robbins dan menyimpulkan
bahwa ada lima indikator yang menjadi tolok ukur dalam menilai kinerja
seseorang. Maka seyogyanya seorang guru harus memiliki dan
mengembangkan kelima indikator tersebut di dalam dirinya demi
menghasilkan prestasi kerja yang baik.
d. Penilaian Kinerja Guru
Untuk menilai kinerja guru dapat dilihat pada aspek: “penguasaan
content knowledge, behavioral skill, dan human relation skill”. Dimensi
atau standar kerja yang dievaluasi meliputi:
1. Quantity of Work: yang berkenaan dengan volume pekerjaan yang
dapat dikerjakan seorang guru.
2. Quality of Work: yang berkenaan dengan ketelitian, dan
kelengkapan hasil kerja.
3. Inisiatif: berkenaan dengan keinginan untuk maju, mandiri, penuh
tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
4. Adaptability: berkenaan dengan kemampuan guru untuk merespons
dan menyesuaikan dengan perubahan keadaan.
5. Cooperation: berkenaan dengan kemampuan dan kemauan untuk
bekerja sama dengan pimpinan dan sesama teman kerja.15
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada pihak
manajemen sekolah baik para guru maupun manajer yang selama ini telah
melakukan pekerjaannya. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson
yang dikutip Irham Fahmi dalam buku Manajemen Kinerja, bahwa:
“Penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik
karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan
satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut”.
Penilaian yang dilakukan tersebut nantinya akan menjadi bahan masukan
15
Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2013), h. 69.
19
yang berarti dalam menilai kinerja yang dilakukan dan selanjutnya dapat
dilakukan perbaikan, atau yang biasa disebut perbaikan yang
berkelanjutan.16
Penilaian kinerja, berlandaskan anggapan bahwa jika kinerja diteliti
dan umpan balik diberikan, dorongan untuk bekerja secara lebih efektif
seharusnya meningkat. Definisi kata „to appraise‟ (menilai) menurut
kamus adalah „menetapkan harga untuk‟ atau „menilai suatu benda‟. Jika
kita menggunakan istilah „penilaian kinerja‟, kita mengartikan bahwa kita
terlibat dalam proses menentukan nilai guru bagi sekolah, dengan maksud
meningkatkannya.17
Alasan diperlukannya penilaian kinerja yakni dalam rangka
melakukan perbaikan yang berkesinambungan maka suatu organisasi
perlu melakukan penilaian kinerja, dimana penilaian kinerja tersebut
memiliki berbagai alasan. Ada beberapa alasan dan pertimbangan untuk
itu, yaitu:
1) Penilaian kinerja memberikan informasi bagi pertimbangan pemberian
promosi dan penetapan gaji
2) Penilaian kinerja memberikan umpan balik bagi para manajer maupun
karyawan untuk melakukan intropeksi dan meninjau kembali perilaku
selama ini, baik yang positif maupun negaif untuk kemudian
dirumuskan kembali sebagai perilaku yang mendukung tumbuh
berkembangnya budaya organisasi secara keseluruhan
3) Penilaian kinerja diperlukan untuk pertimbangan pelatihan dan
pelatihan kembali (retraining) serta pengembangan
4) Penilaiain kinerja dewasa ini bagi setiap organisasi khususnya
organisasi bisnis merupakan suatu keharusan, apalagi jika dilihat
tinggnya persaingan antar sekolah
16
Irham Fahmi, Manajemen Kinerja, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 65 17
Margaret Attwood, Manajemen Personalia, (Bandung: Penerbit ITB, 1999), h. 116
20
5) Hasil penilaian kinerja lebih jauh akan menjadi bahan masukan bagi
pemerintah dalam melihat bagaimana kondisi sekolah tersebut.
Termasuk manjadi bahan masukan bagi lembaga pemberi pinjaman
dalam melihat kualitas kinerja suatu sekolah bisa menjadi bahan
masukan untuk mendukung keputusan pemberi kredit, yaitu pihak
pemberi pinjaman menjadi lebih yakin dan percaya.18
Dari berbagai alasan dan pertimbangan tersebut di atas maka semua
itu diharapkan akan mampu memberi pengaruh pada peningkatan kinerja
guru. Karena sebagaimana kita ketahui alasan paling utama dari
diperlukannya penilaian kinerja adalah agar terciptanya peningkatan
kualitas kinerja di sekolah, dan pengaruhnya lebih jauh pada peningkatan
produktivitas serta profit sekolah.
Yang melakukan penilaian kinerja adalah
1) Para supervisor yang menilai karyawan mereka.
2) Anggota tim yang menilai sesamanya.
3) Sumber-sumber dari luar.
4) Karyawan menilai diri sendiri.
5) Penilaian dari multisumber (umpan balik).
Dengan adaya penilaian dan umpan balik yang diberikan kepada para
guru, diharapkan guru dapat mengetahui sejauh mana prestasi kerja yang
dihasilkan, dan hasil tersebut bisa menjadi acuan dan motivasi untuk lebih
baik lagi di waktu yang akan datang.
18
Ibid., h. 116
21
2. Tata Ruang Kantor
a. Pengertian Tata Ruang Kantor
Akibat perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini mengakibatkan
penerapan tata ruang kantor ditujukan untuk meningkatkan produktivitas
kerja. Dari beberapa pakar yang mengutarakan tentang pengertian tata
ruang, diantaranya George R. Terry dalam buku Office Management and
control tahun 1958 menyatakan sebagai berikut:
“Office lay out in the determination of space requirement and the
detailed utilization of this space in order to provide a practical
arrangement of the physical factors considered necessary for the execution
of the officework within reasonable costs:. (Tata ruang kantor adalah
penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang
penggunaannya secara praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu
bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak).
Dengan kata lain, arti tata ruang kantor dapat pula diuraikan debagai
pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan
kantor serta perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga guru dapat
bekerja dengan baik, nyaman, leluasa, dan bebas untuk bergerak, sehingga
tercapai efisiensi kerja.19
Dikatakan pulah oleh Hendi Haryadi, bahwa tata ruang kantor adalah
pengaturan ruangan kantor serta penyusunan alat-alat kantor dan perabotan
kantor sesuai dengan luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia untuk
memberikan sarana bagi guru.20
Ditinjau dari pengertian tata ruang kantor beberapa ahli seperti The
Liang Gie, mengemukakan bahwa tata ruang kantor adalah penyusunan
alat-alat kantor pada letak yang tepat, serta pengaturan tempat kerja yang
menimbulkan kepuasan kerja bagi para guru. Menambahkan Terry bahwa
19
Sedarmayanti, Manajemen Perkantoran, (Bandung: Mandar Maju, 2009), h. 125 20
Hendi Haryadi, Administrasi Perkantoran, (Jakarta: Visimedia, 2009), h. 122
22
tata ruang kantor adalah penempatan segala kebutuhan ruang dan
penggunaan secara tereprinci dari ruangan, untuk menyiapkan suatu
susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu untuk
pelaksanaan kerja perkantoran.21
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor adalah
penyusunan alat-alat kantor pada tempat yang sesuai dengan standar
sehingga memberikan sarana dan kemudahan bagi guru, karena guru akan
merasa mudah, aman dan nyaman ketika ia berada pada ruang kantor yang
ditata sebagaimana mestinya.
b. Prinsip-prinsip tata Ruang Kantor
Prinsip-prinsip tata ruang kantor dan perencanaan tata ruang menurut
Soedjadi (1990) harus diselenggarakan dengan setepat-tepatnya. Prinsio-
prinsip dan pedoman dalam tata ruang dan perencanaan tata ruang kantor
adalah:
1) Aliran pekerjaan harus diusahakan bergerak menuju ke depan,
sehingga mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya
penyimpangan-penyimpangan (crisscrosing), arus yang bolak-balik
(back-tracking), dan tabrakan-tabrakan.
2) Tempatkan setiap guru sedekat mungkin dengan:
a) Pimpinan dimana dia menerima pekerjaannya;
b) Mesin, perlengkapan, dan peralatan kerja yang denganna dia harus
paling banyak menggunakannya;
c) Pimpinan dimana dia harus senantiasa mendapat bimbingan
langsung tentang pekerjaan dan tentang penggunaan mesin,
perlengkapan, dan peralatan seperti tersebut pada butir b;
d) Pimpinan lain ke mana dia harus menyerahkan pekerjaan yang
telah diselesaikan.
21
Mukhneri, Manajemen Perkantoran, (Jakarta: UNJ Press, 2008), h. 18
23
3) Manajer hendaknya dibuatkan kamar-kamar kerja sendiri-sendiri utnuk
masing-masing orang, sebab mereka itu dapat dipandang sebagai pusat
konsentrasi pemikiran (think-tank) seluruh organisasi;
4) Pekerjaan-pekerjaan teknis seperti pusat pengetikan, pusat audio
visual, reproduksi, foto kopi, stensil dan percetakan, serta pusat
pekerjaan administrartif (ketatausahaan) sebaiknya disediakan
ruangan-ruangan tersendiri, terpisah dati think-tank tersebut, agar
suara-suara yang timbul dari bekerjanya alat-alat kerja tersebut dapat
diisolasi;
5) Kamar operasi sebagai salah satu alat pengendalian kegiatan
hendaknya jangan terlalu jauh dari kamar kerja top manajer;
6) Unit-unit yang melayani umum, hendaknya menempati ruangan yang
mudah mereka capai, tetapi tidak mengganggu ketenangan kerja
seluruhnya;
7) Ruangan untuk unit-unit yang berhubungan dengan permesinan,
pergudangan, alat-alat besar, dan sebagainya sebaiknya ditempatkan di
belakang, sehingga mengurangi kegaduhan bagi unit-unit lain;
8) Hendaknya diusahakan adanya tempat kerja beserta perabot-
perabotnya yang tetap letaknya, sehingga mengurangi kegaduhan bagi
unit-unit lain;
9) Untuk memelihara keleluasaan gerakan badan guru khusus untuk
pekerjaan-pekerjaan administrasi, maka diusahakan agar space kerja
setiap orang tidak kurang dari 1,5 x 2 m2;
10) Tempat duduk para guru hendaknya diatur jangan sampai mereka
saling berhadapan yang seorang dengan yang lainnya, yakni untuk
menjaga agar mereka tidak selalu saling bercakap-cakap tentang hal-
hal yang bukan-bukan;
11) Segi-segi ketenangan dan keselamatan kerja guru harsu dijamin
dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
24
a) Adanya unit-unit atau alat-alat pemadaman kebakaran, alat-alat
PPPK, serta alat-alat keamanan lainnya termasuk pos penjagaan di
pintu masuk dan di pintu keluar;
b) Harus ada jalan khusus untuk keluar dalam keadaan darurat;
c) Kebisingan mesin-mesin yang sedang bekerja harus diisolir dengan
misalnya menempatkan mesin-mesin itu di dekat jendela (jadi tidak
di ruang depan, dan juga tidak di tengah-tengah ruang kerja), dan
lebih-lebih pada waktu mesin-mesin tersebut sedang bekerja, maka
jendela-jendela tadi harus dibuka lebar-pebar;
d) Dinding-dinding, jendela-jendela, dan pintu-pintu, sebaiknya
dibuat dari bahan-bahan yang tidak memperkuat gema suara, serta
jangan lupa selalu meminyaki engsel-sengselnya;
e) Hendaknya dalam instansi itu sendiri tersedia semacam kafetaria
murah khusus untuk para guru.
12) Untuk keperluan pribadi para guru, maka disediakan:
a) Kamar-kamar kecil (toilet) yang bersih, sehat, dan cukup
jumlahnya;
b) Kamar-kamar rias terutama bagi guru wanita;
c) Tempat air minum yang sehat dan bersih.
13) Untuk keperluan pertemuan dan rekreasi bersama hendaklah ada satu
ruangan khusus atau aula dari yang berukuran sekitar 17,5 x 25 m
sampai 25 x 40 m.
14) Untuk mempermudah bagi tamu-tamu mengetahui letak ruang kerja
pimpinan ataupun unit-unit yang diperlukan, maka perlu dilaksanakan
adanya:
a) Ruang tamu yang cukup lapang dan tenang;
b) Skema denah dari seluruh unit dalam instansi itu yang ditaruh di
ruang tamu tersebut;
c) Daftar nama pimpinan berikut jabatannya, dan nomor kamar
kerjanya serta pesawat teleponnya.
25
15) Untuk keindahan dan kesegaran udara di dalam tempat kerja
hendaklah dipenuhi dengan persyaratan-persyaratan yang berikut:
a) Adanya lubang peranginan (ventilasi) yang cukup dan
memungkinkan sirkulasi udara secara teratur;
b) Tingkat kelembaban (humidity) berkisar antara 45% s.d. 60%;
c) Daya penerangan dengan lampu hemat energi (bukan neon).
16) Kesegaran udara dan keindahan sreal tempat kerja, hendaklah
dilaksankan adanya:
a) Jalan sekitar tempat kerja yang cukup lapang dan sejuk;
b) Kebun dengan rerumputan dan taman bunga-bungaan yang segar;
c) Tempat parkir mobil yang cukup luas dan tidak terlalu dekat
dengan kamar-kamar kerja guru.
17) Memelihara keleluasaan bagi kemungkinan-kemungkinan
perkembangan dan perluasan di kemudian hari.22
c. Perencanaan Tata Ruang Kantor
Tahapan ini sangat penting karena akan mempengaruhi seluruh
tahapan berikutnya dan, yang jauh lebih penting lagi, adalah apakah
layoutmembuat kerja berlangsung secara efektif dan efisien. Sebagian
besar tahapan ini adalah untuk menilai apa yang dibutuhkan oleh
organisasi melalui proses pengumpulan informasi, kemudian
ditransformasikan dalam bentuk gambar dan akhirnya ke dalam bentuk
layout yang aktual. Menurut Quibel (2001), ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan agar tercipta tata ruang kantor yang efektif, antara lain
sebagai berikut:
1) Tugas guru. Jenis tugas dan tingkat otonomi yang dimiliki guru akan
memengaruhi penggunaan jenis fasilitas kantor yang dibutuhkan
untuk mengoptimalisasikan kinerja mereka. Sebagai contoh, ruang
kerja guru yang membutuhkan tingkat interaksi yang tinggi dengan
22
Donni Juni Priansa, Manajemen Perkantoran, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 118.
26
anggota timnya yang lain, akan sangat berbeda dengan ruang kerja
yang guru yang kurang membutuhkan interaksi sosial.
2) Arus kerja. Analisis arus kerja dengan mengacu pada pergerakan
informasi dan tugas secara horizontal atau vertikal tentunya sangat
diperlukan dalam perencanaan tata ruang. Menurut Gie (2000), arus
kerja yang efisien akan menempatkan guru dengan pola garis lurus
informasi, sehingga akan mengeliminasi backtracking maupun criss-
crossing pekerjaan. Misalnya, divisi penagihan mempunyai dokumen
utama berupa formulir penagihan, divisi kredit berupa aplikasi kredit,
dan departemen pembelian berupa order pembelian. Dengan melacak
pergerakan dokumen utama antardepartemenyang dapat dilakukan
melalui 2 cara, yaitu persiapan dan penganalisaan arusbagan proses
serta mendiagramkan pergerakan dokumen melalui pola arus kerja;
pola arus kerja dapat meminimalisir aktivitas kerja yang dapat
menimbulkan fenomena bottleneck.
3) Bagan organisasi. Ketika arus kerja secara vertikal, bagan organisasi
akan menggambarkan rentang wewenang masing-masing anggota
organisasi. Hal ini juga akan mengidentifikasi hubungan kerja antar
guru pada level yang sama dan membantu dalam menjelaskan lokasi
yang tepat bagi guru ataupun unit kerja.
4) Proyeksi hubungan kerja pada masa datang. Menjelaskan beberapa
luas area yang dibutuhkan jika persahaan akan melakukan perluasan
atau pengurangan pada masa depan. Perluasan dilakukan karena
beberapa hal berikut:
a) Pengembangan produk baru yang akan membutuhkan guru baru
yang mungkin diikuti dengan perluasan area kantor.
b) Ekspektasi tingkat pertumbuhan sekolah per tahun, baik diukur
melalui tingkat laba yang diperoleh maupun tingkat penjualan
yang didapat.
c) Kemungkinan perubahan dalam pengorganisasian kantor yang
mungkin membutuhkan penambahan atau pengurangan guru baru.
27
5) Jaringan komunikasi. Analisis bentuk interaksi ataupun media yang
digunakan untuk berkomunikasi (telepon, e-mail, surat, tatap muka,
dan lain-lain) yang dilakukan oleh guru ataupun departemen sangat
membantu dalam perencanaan tata ruang kantor. Semakin tinggi
frekuensi hubungan yang dilakukan, semakin dekat ruangannya.
6) Departemen dalam organisasi. Banyak sekolah mengelola kantornya
berdasarkan fungsi, terutama depertemen yang berpengaruh terhadap
keputusan penempatan ruang kerja yang biasanya ditetapkan
berdasarkan arus kerja antarmereka. Misalnya, departemen akuntansi
akan ditempatkan berdekatan dengan departemen pemrosesan data,
dan departemen yang biasa berhubungan dengan publik (pembelian
atau hubungan masyarakat) akan ditempatkan berdekatan dengan
pintu masuk atau reception area.
7) Kantor publik dan privat. Pada masa lalu, penggunaan kantor privat
akan menunjukkan prestise dan status sekolah atau organisasi di mata
masyarakat. Namun, pemanfaatan kantor masa sekarang lebih
mengarah pada pemakaian kantor bersama karena biaya
pengoperasian kantor privat yang mahal: sulitnya mengubah tata
ruang apabila diperlukan, penataan cahaya atau AC sulit dilakukan
dibandingkan dengan di kantor terbuka yang tentunya akan
menghambat komunikasi yang efektif, dan yang paling berpengaruh
adalah lingkungan kerja sekolah semakin luas. Tidak dapat
dibayangkan bagaimana sekolah yang melayani Bekasi hanya
mempunyai satu kantor pusat di Kawasan Sudirman, Jakarta.
8) Kebutuhan ruang. Beberapa faktor yang dapat menjelaskan ruangan
minimum yang dibutuhkan oleh guru adalah guru yang membutuhkan
peralatan dalam melaksanakan tugasnya akan membutuhkan ruang
yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak. Yang kedua, jenis
peralatan ataupun tanggung jawab masing-masing guru akan
memengaruhi kebutuhan ruang kerjanya.
28
9) Pertimbangan keamanan. Pada dasarnya, desain dan tata ruang kantor
memfasilitasi pergerakan guru dari suatu area ke area yang lain.
Perencanaan tersebut harus dapat membuat guru bergerak secara
mudah tanpa terhambat, dan sebaliknya lorong tempat guru bergerak
tidak diisi oleh furnitur atau peraalatan yang dapat menghalanginya.
10) Pembiayaan ruangan perkantoran. Dapat dikatakan bahwa investasi
sekolah dalam ruang kantor melebihi investasinya di bidang SDM, di
mana hubungan positif dari keduanya sangat dibutuhkan. Beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini, antara lain
menghipotekkan pembayaran, pemanfaatan, pemeliharaan, biaya
pemeliharaan, pajak, asuransi, kebutuhan akan peralatan kontrol
lingkungan kantor (AC, kelembaban), perlakuan khusus, lisensi, dan
lain-lain.23
d. Tujuan, dan Manfaat Tata Ruang Kantor
Menurut Sedarmayanti, apabila diperinci, tujuan tata ruang kantor,
antara lain adalah:
1) Mencegah penghamburan tenaga dan waktu guru karena prosedur
kerja dipersingkat
2) Menjamin kelancaram proses pekerjaan
3) Memungkinkan pemakaian ruang kerja agar lebih efisien
4) Mencegah guru di bagian lain terganggu oleh suara bising dan lainnya
5) Menciptakan kenyamanan kerja guru
6) Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung kantor
7) Mengusahakan adanya keleluasaan bagi:
a) Gerakan guru yang sedang bekeja
b) Kemungkinan untuk guru memanfaatkan ruangan bagi keperluan
lain pada waktu tertentu
23
Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2007), h. 189.
29
c) Perkembangan dan perluasan kegiatan kantor pada kemudian hari
(jika mungkin)
Menurut Sukoco, tata ruang yang efektif akan memberikan manfaat
sebagai berikut:
1) Mengoptimalkan penggunan ruang yang ada secara efektif
2) Mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi guru
3) Memberikan kesan positif terhadap pelanggan/konsumen
4) Menjamin efisiensi dari arus keja yang ada
5) Meningkatkan produktivitas kerja guru
6) Mengantisipasi perkembangan organisasi pada masa depan dengan
melakukan perencanaan tata ruang yang fleksibel
Moekijat dalam bukunya menjelaskan beberpa fungsi kantor. Fungsi
kantor adalah untuk memberikan pelayanan komnikasi dan catatan-
catatan. Secara terinci fungsi kantor itu adalah sebagai berikut:
1) Untuk menerima keterangan
2) Untuk mencatat keterangan
3) Untuk menyusun keterangan
4) Untuk memberi keterangan
5) Untuk menjamin aktiva.24
Jadi, secara garis besar, tujuan dan manfaat tata ruang kantor adalah
mengatur tata ruang kantor secara baik sehingga pelaksanaan pekerjaan
kantor dapat diatur secara tertib dan lancar, koordinasi dan pengawasan
semakin mudah, akhirnya mencapai efektivitas kerja.
24
Moekijat, Administrasi Perkantoran, (Bandung: CV Mandar Maju, 2008), h. 2
30
e. Macam-macam Tata Ruang Kantor
Pada umumnya penataan ruang kantor terdiri atas dua jenis, yaitu:
1) Tata ruang yang terpisah-pisah. Ruangan untuk bekerja terbagi-
bagi dalam beberapa satuan. Pembagian itu karena keadaan
gedungnya yang terdiri atas kamar-kamar ataupun karena
memang sengaja dibuat pemisah buatan, misalnya plywood atau
dinding kaca
2) Tata ruang yang terbuka. Ruangan kerja tidak dipisah-pisahkan,
jadi semua guru berada dalam satu ruangan besar dan antara guru
yang satu dan guru yang lainnya saling terlihat.
Menurut Sedarmayanti pada dasarnya terdapat empat macam tata
ruang kantor, yaitu sebagai berikut.
1) Tata ruang kantor berkamar/tertutup (cubicel type offices), yaitu
ruang kerja untuk bekerja yang dipisah atau dibagi dalam kamar
atau ruang kerja.
a) Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah:
(1) Menjamin konsentrasi kerja
(2) Menjamin pekerjaan yang bersifat rahasia
(3) Menambah atau menjaga, status pimpinan sehingga selalu
terpelihara adanya kewajiban pimpinan
(4) Menjamin kebersihan kerja dan merasa ikut
bertanggungjawab serta merasa ikut memiliki
b) Kerugian tata ruang kantor berkamar adalah:
(1) Komunikasi langsung antarguru tidak dapat berjalan
lancar sehingga kesempatan untun mengadakan
komunikasi menjadi berkurang
(2) Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya
pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan, dan biaya
peralatan lainnya
31
(3) Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan
dan perkembangan organisasi
(4) Mempersulit pengawasan
(5) Memerlukan banyak luas lantai
2) Tata ruang kantor terbuka (open plan offices), yaitu ruang kerja
yang cukup luas, ditempati oleh beberapa guru untuk bekerja
bersama di ruang termaksud tanpa dipisah oleh penyekat atau
pembatas yang permanen.
a) Keuntungan tata ruang kantor terbuka:
(1) Mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara,
warna dan dekorasi
(2) Luwes/fleksibel apabila diperlukan perubahan ruangan
dan tidak memerlukan biaya tinggi
(3) Mudah untuk mengadakan hubungan langsung,
pengawasan, penyeragaman kerja, dan pembagian
peralatan kerja
(4) Biaya lebih hemat untuk pemelihranaan ruangan kerja,
penggunaan kelengkapan ruangan dan peralatan,
penggunaan telepon, dan lain-lain
b) Kelemahan tata ruang kantor terbuka:
(1) Kemungkinan timbul atau terjadi kegaduhan atau
kebisingan karena guru bersebda gurau, mengobrol, dan
lain-lain
(2) Guru sulit untuk melakukan pekerjaan dengan penuh
konsentrasi
(3) Batas kedudukan antara pemimpin dan bawahan tidak
jelas
(4) Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan
3) Tata ruang kantor berhias/bertaman/berpanorama (landscape
offices), Yaitu ruang kera yang dihiasi oleh taman, dekorasi, dan
sebagainya. Bentuk ruang kantor berhias ini mengupayakan agar
32
lingkungan ruang kantor tampak seperti pemandangan alam
terbuka dan merupakan lingkungan yang nyaman, menyegarkan,
dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan.
a) Keuntungan tata ruang kantor berhias adalah:
(1) Guru akan merasa nyaman dan betah bekerja
(2) Ketegangan saraf dapat berkurang atau dihindarkan
(3) Kebisingan atau kegaduhan dapat dihindarkan
(4) Pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efisien,
produktivitas kerja dapat meningkat sehingga tjuan
organisasi mudah dicapai
b) Kelemahan tata ruang kantor berhias adalah:
(1) Biaya cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasi
lainnya
(2) Biaya pemeliharaan tinggi
(3) Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak
murah.
Berdasarkan penjelasan tentang macam-macam tata ruang kantor,
makasebuah organisasi atau sekolah bebas menerapkan tata ruang
kantor yang seperti apa. Tergantung kesanggupan dan disesuaikan
dengan luas ruang kantor yang ada.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang Kantor
Hal-hal yang mengharuskan perubahan suatu tata ruang kantor
adalah:
1. Penambahan atau pengurangan guru unit/bagian bersangkutan
2. Penambahan atau pergantian perabot atau alat-alat lainnya
3. Perubahan terhadap proses ataupun penyelesaian suatu pekerjaan
33
4. Perubahan terhadap susunan organisasi atau tugas pokok
pekerjaan.25
Adapun penataan ruang kantor perlu dilakukan ulang jika sudah
muncul berbagai masalah atau perubahan sebagai berikut:
1. Lay out yang sudah ada menimbulkan hambatan bagi guru dalam
melakukan pekerjaan. Misalnya, suatu pabrik sudah melakukan
penyederhanaan prosedur kerja, tetapi lay out-nya tidak
mendukung, sehingga pekerjaan terhambat.
2. Adanya keluhan dari guru yang disebabkan kondisi lingkungan
fisik tempat kerja. Misalnya, guru di pabrik teh terkena polusi
udara karena debu teh yang sedang diolah beterbangan akibat
kurangnya ventilasi udara.
3. Mulai menurunnya citra sekolah di mata pelanggan atau tamu
sekolah.
4. Organisasi yang semakin berkembang membuat struktur organisasi
lebih kompleks, sehingga job description yang semakin banyak
membutuhkan lebih banyak guru baru untuk mendudukinya.
5. Lay out yang sudah ada perlu dibenahi lagi karena kurang
mendukung perkembangan dan perubahan organisasi. Misalnya,
kantor membuka unit baru untuk customer service.
6. Tata ruang yang sudah ada perlu disegarkan kembali sehingga tidak
kotor dan monoton atau menimbulkan kebosanan. Misalnya, ganti
karpet, ganti warna cat, ganti posisi meja, dan lemari kantor.26
25
Khaerul Umam. Manajemen Perkantoran. (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 161 26
Hendi Haryadi, Administrasi Perkantoran, (Jakarta: Visimedia, 2009), h. 128
34
g. Langkah-langkah dalam Menyusun Tata Ruang Kantor
Sebelum dimulai membuat konsep menyusun tata ruang, maka
terlebih dahulu perlu diketahui langkah-langkah menyusun tata ruang
antara lain adalah:27
a) Mengetahui hubungan satuan yang melaksanakan Tata Usaha
dengan satuan-satuan kerja lainnya.
b) Mengetahui sifat pekerjaan (rahasia atau tidak rahasia) dan
pelajari segenap pekerjaan, tentukan urutan pekerjaan, serta
ketahui jumlah guru yang terlibat
c) Satuan pekerjaan yang melayani publik ditempatkan pada tempat
yangmudah didtangi orang luar tanpa mengganggu satuan kerja
lainnya
d) Satuan-satuan yang satu sama lain saling berhubungan erat,
diupayakan utnuk dikelompokkan pada satu tempat
e) Satuan pusat yang mengerjakan semua kegiatan ketatausahaan,
diupayakan ditempatkan ditengah-tengah (yang strategis)
f) Satuan yang tugas pekerjaannya menimbulkan suara gaduh,
diletakkan jauh dari satuan kerja yang membutuhkan ketenangan
g) Membuat gambar denah ruangan dengan memakai skala,
cantumkan panjangdan lebar ruangan yang bersangkutan, serta
beri tanda, tempat pintu, jendela dan lainnya
h) Susun letak meja kursi guru dan perabot lainnya, gunakan kertas
warna-warni dengan ukuran tertentu, serta beri nomor kode
masing-masing
i) Menyusun dengan konsep tata ruang, dengan memperhitungkan
kemungkinan perubahan yang disebabkan oleh:
(1) Penambahan atau pengurangan guru
(2) Penambahan atau penggantian perabot/alat kerja
(3) Perubahan penyelesaian prosedur kerja
27
Moekijat, op. cit., h. 127
35
(4) Perubahan atau pengembangan struktur organisasi
(5) Penambahan atau pengurangan atau perubahan pekerjaan
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan oleh peneliti
adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Subki (2015), mahasiswa
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Manajemen Pendidikan,
dengan judul Pengaruh Pemberian Insentif terhadap Kinerja Guru di SMK
Islamiyah Ciputat. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK
Islamiyah Ciputat yang berjumlah 50 orang. Hasil dari penelitian tersebut
adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian insentif
terhadap kinerja guru di SMK Islamiyah Ciputat.28
Persamaan dari
penelitian ini adalah meneliti variabel kinerja guru. Metode yang
digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan
kuantitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui angket,
observasi, dan wawancara. Dan fokus masalahnya yaitu kinerja guru.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yaitu pada tahun dan lokasi
penelitian. Pada penelitian yang sebelumnya, penelitian dilakukan pada
tahun 2015 di SMK Islamiyah Ciputat. namun pada penelitian yang akan
dilakukan peneliti kali ini adalah pada tahun 2016 di SMPIT Asy-
syukriyyah Tangerang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Saipulloh (2014), mahasiswa Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Manajemen Pendidikan, dengan judul
Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah denan Kinerja Guru di MTsN 8
Jakarta. Objek dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang guru yang
ada di MTsN 8 Jakarta. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat
pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan
28
Muhamad Subki, Pengaruh Pemberian Insentif terhadap Kinerja Guru di SMK
Islamiyah Ciputat, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Manajemen Pendidikan
tahun 2015.
36
kinerja guru di MTsN 8 Jakarta.29
Persamaan dari penelitian ini adalah
meneliti variabel kinerja guru. Metode yang digunakan dalam penelitian
sama-sama menggunakan pendekatan kuantitatif berdasarkan teknik
pengumpulan data melalui angket, observasi, wawancara, dan fokus
penelitiannya yaitu kinerja guru. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini
yaitu pada tahun dan lokasi penelitian. Pada penelitian yang sebelumnya
dilakukan di KPP Madya Jakarta Pusat pada tahun 2014, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan peneliti kali ini adalah di SMPIT Asy-
syukriyyah Tangerang pada tahun 2016.
C. Kerangka Pikir
Berbicara mengenai pendidikan sejatinya tidak hanya berbicara bagaimana
proses pembelajaran itu berlangsung. Ada kalanya semua hal yang
mendukung proses pembelajaran itu dibahas dan dipahami oleh lembaga
pendidikan, termasuk sumber daya manusia, sarana prasarana dan sebagainya.
Kinerja sumber daya manusia dalam sebuah lembaga pendidikan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan, seperti guru dan guru non-
kependidikan. Sama halnya dengan peserta didik, sumber daya manusia
seperti guru harus diperhatikan secara baik tentang fasilitas yang didapat di
sekolah selama mereka melakukan kegiatan. Agar kinerja guru di sekolah
dapat meningkat dan berjalan dengan baik, salah satu faktor yang dapat
meningkatkan kinerja adalah penataan ruang kantor yang tentu saja
memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para guru, sehingga mereka
dapat melakukan aktivitasnya dengan efektif dan efisien. Diduga terdapat
pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru.
29
Saipulloh, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru di MTsN 8
Jakarta, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Manajemen Pendidikan, tahun
2014.
37
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak terdapat pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru
Ha : Terdapat pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru.
36
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPIT Asy-syukriyyah, tepatnya beralamat di
Jl. K. H. Hasyim Ashari, KM 03 No. 60, Cipondoh, Poris Plawad Indah,
15141, Kota Tangerang, Banten. Adapun waktu yang digunakan untuk
penelitian tersebut dimulai dari tanggal 1 Desember 2015 sampai dengan
Tanggal 30 November 2016 dengan rincian sebagaimana tercantum pada tabel
rencana di bawah ini :
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi
Kegiatan
Bulan
Des Jan Feb Mar Apr – Okt Nov
Observasi
lokasi
penelitian
Pengumpulan
dokumen
Penyusunan
instrumen
Penyebaran
angket
Pengolahan
data dan
Penyusunan
laporan
37
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan mix-
methodes. Menurut Creswell mix-methodes merupakan pendekatan penelitian
yang mengkombinasikan atau mengasosiaikan bentuk kualitatif dan
kuantitatif.30
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat
ini maupun saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi
tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
C. Populasi dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang ada.
Populasi merupakan suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek
yang merupakan perhatian peneliti. Obyek dapat berupa makhluk
hidup, benda-benda sistem prosedur, fenomena dan lain-lain.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMPIT Asy-syukriyyah
Tangerang yang berjumlah 36 orang.
2. Sampling
Sampel adalah bagian dari populasi, untuk mempermudah
penelitian ini, dari populasi di atas dapat diketahui jumlah guru
kependidikan dan nonkependidikan adalah berjumlah 36 orang. Untuk
pengambilan data maka penulis menggunakan teknik sampling jenuh,
teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian
30
John Creswell, Reserach Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
(Yogyakarta: Pusataka Pelajar, 2014), h. 5
38
yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sebagai sampel.31
Jadi sampel yang akan digunakan adalah keseluruhan dari jumlah
guru atau dari jumlah populasi yang didapatkan oleh penulis yaitu 36
orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian, penulis
menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Teknik Angket
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung betanya-jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulln datanya juga disebut angket
berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden.32
Mengingat jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, maka
angket menjadi teknik yang utama untuk memperoleh data dari variabel
yang diteliti, sedangkan teknik lainnya digunakan hanya sebagai alat untuk
memperoleh data pelengkap. Angket yang disebarkan kepada guru sebagai
responden untuk mendapatkan data tentang pengaruh tata ruang kantor
terhadap kinerja guru.
31
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 125 32
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006) h. 219.
39
2. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.33
Pelaksanaan observasi ini penulis adakan secara langsung untuk
mendapatkan data tentang kondisi obyektif SMPIT Asy-syukriyyah
Tangerang
E. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengolahan data
sebagai berikut
1. Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti elesai
menghimpun data di lapangan.34
Dalam proses ini penulis memeriksa
kembali data yang sudah terkumpul yang sebelumnya sudah diperolah
di lapangan guna memastikan kelengkapan dan keabsahan data yang
diperlukan dalam peneliti.
2. Skoring
Teknik skoring merupakan teknik dalam menganalisis data dengan
memberikannilai terhadap keadaan yang ada berdasarkan kriteria-
kriteria yang ditentukan.Kriteria dapat ditentukan dengan adanya
peratuan yang berlaku dan berdasarkanstudi literatur pada penelitian
lain
3. Tabulating
Tabulating atau tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan
data. Maksud dari tabulasi adalah memasukkan data dari tabel-tabel
tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.35
33
Ibid., h. 220. 34
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group,
2008), h. 165. 35
Ibid., h. 168.
40
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik angket untuk
memberikan batasan dalam penyusuan instrumen. Berikut ini dituliskan
definisi konseptual dan definisi operasional setiap variabel yang diuji yaitu
sebagai berikut:
1. Variabel Tata Ruang Kantor (X)
a. Definisi konseptual tata ruang kantor
Definisi konseptual tata ruang kantor adalah pengaturan dan
penyusunan peralatan, perabotan dan segala kebutuhan kantor yang
disusun sesuai dengan prinsip dan faktor-faktor perencanaan kantor,
sehingga orang-orang yang berada di dalam kantor tersebut dapat
bekerja dengan baik, nyaman, dan leluasa bergerak guna mencapai
efektivitas dan efisiensi kerja.
b. Definisi operasional tata ruang kantor
Secara operasional tata ruang kantor ialah skor total hasil
pengukuran yang diperoleh dari guru setelah menjawab 41 butir soal
atau pernyataan yang mengukur variabel tata ruang kantor, yang
meliputi kesesuaian tata ruang kantor dengan tugas guru, kesesuaian
tata ruang kantor dengan arus kerja, proyeksi hubungan kerja pada
masa yang akan datang, kesesuaian tata ruag kantor dengan jaringan
komunikasi, kesesuaian tata ruang kantor dengan kebutuhan ruang,
pertimbangan keamanan dan kenyamanan, dan kesesuaian tata ruang
kantor dengan pembiayaan ruangan perkantoran.
41
c. Kisi-kisi instrumen tata ruang kantor
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Variabel Tata Ruang Kantor
No. Dimensi Indikator Butir Soal Jumlah
Butir
1.
Kesesuaian
tata ruang
kantor
dengan tugas
guru
1. Kesesuaian antara
fasilitas kantor dengan
tugas guru/guru.
2. Pengelompokkan
guru/guru yang
hubungannya saling
terkait.
3. Penempatan bagian
sesuai dengan
fungsinya.
1, 2, 3, 4,
5, 6, 7
8, 9, 10,
11
12, 13, 14
7
4
3
2.
Kesesuaian
tata ruang
kantor
dengan arus
kerja
1. Pergerakan informasi
secara horizontal dan
vertikal
2. Arus komunikasi
tercipta dengan baik
15, 16, 17,
18
19, 20, 21,
22, 23
4
5
3.
Proyeksi
hubungan
kerja pada
masa datang
1. Perluasan atau
pengurangan ruangan
2. Perubahan penataan
ruang kantor sewaktu-
waktu
24, 25, 26
27, 28, 29,
30
3
4
4. Kesesuaian
tata ruang
1. Memudahkan guru
dalam beromunikasi
31, 32, 33,
34, 35, 36,
9
42
kantor
dengan
jaringan
komunikasi
2. Media komunikasi
yang menunjang tugas
guru
37, 38, 39
40, 41, 42
3
5.
Kesesuaian
tata ruang
kantor
dengan
kebutuhan
ruang
1. Kesesuaian luas
ruangan dengan
jumlah guru
2. Kesesuaian ruangan
dengan jabatan
43, 44, 45
46, 47, 48
3
3
6.
Kesesuaian
tata ruang
kantor
dengan
pertimbangan
keamanan
dan
kenyamanan
1. Sirkulasi udara
memadai
2. Pencahayaan
memadai
3. Jaminan kerahasiaan
pekerjaan
4. Menjauhkan guru dari
suara bising dan
gaduh
49, 50, 51,
52, 53
54, 55, 56,
57, 58
59, 60, 61
62, 63, 64
5
5
3
3
43
7
Kesesuaian
tata ruang
kantor
dengan
pembiayaan
ruangan
perkantoran
1. Kesesuaian
pembiayaan tata ruang
kantor dengan
produktivitas yang
dihasilkan
2. Kesesuaian
pembiayaan tata ruang
kantor dengan citra
lembaga
65, 66, 67
68, 69, 70,
71
3
4
Jumlah 71
Berdasarkan hasil coba instrumen dengan jumlah 20 responden
pada tanggal 26 November 2016, diketahui bahwa dari 71 butir soal
yang diujikan terdapat 30 butir soal yang tidak valid yaitu pada nomor
1, 2, 3, 5, 6, 14, 19, 24, 25, 33, 34, 35, 36, 38, 41, 42, 43, 44, 46, 52,
53, 54, 56, 57, 60, 61, 64, 66, 67, dan 71.Artinya, bahwa butir soal
yang valid dapat digunakan untuk menjaring data yang diperlukan
sedangkan butir soal drop tidak dapat dipergunakan.
d. Skala Tata Ruang Kantor (X)
Dalam penelitian ini, skala tata ruang kantor guru menggunakan
skala Likert, dimana skala Likert digunakan untuk mangatur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian
atau gejala sosial.36
Empat alternatif jawaban beserta skornya sebagai
berikut:
36
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 87
44
Sangat setuju (SS) : 4
Setuju (S) : 3
Kurang setuju (KS) : 2
Tidak setuju (TS) : 1
e. Uji Coba Instrumen
1) Uji Validitas
Validitas atas kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu
instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur.37
Uji
validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut:
Keterangan:
r : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of Case
∑XY : Jumlah hasil perkalian X dan Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
Nilai rxy (r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r
hitung > r tabel, maka butir soal dinyatakan valid. Sebaliknya jika r
37
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, April 2012), h.
98
45
hitung < r tabel, maka butir soal dinyatakan tidak valid atau drop.
Nilai r tabel dapat dilihat pada lampiran.
Hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS terhadap
variabel tata ruang kantor (X) diketahui bahwa dari 71 butir soal
terdapat 41 butir soal valid dan 30 butir soal yang tidak valid.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tigkat keajegan atau ketetapan
atau hasil pengukuran. Sutu instrumen memiliki tingkat reliabilitas
yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek
yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.38
Uji
reliabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach‟s Alpha. Suatu
instrumen dapat dikatakan reliabel jika koefisien Croanbach‟s
Alpha >0,6.
Tabel 3.3
Nilai Reliabilitas Tata Ruang Kantor (X)
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS terhadap variabel
tata ruang kantor (X), nilai hitung reliabilitas untuk variabel tata ruang
kantor 0,887. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha> 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa variabel tata
ruang kantor sudah reliabel.
38
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2005), h. 229
46
2. Variabel Kinerja Guru (Y)
a. Definisi konseptual kinerja guru
Secara konseptual kinerja guru adalah hasil kerja yang dibebankan
kepada seorang guru selama periode tertentu, yang diukur berdasarkan
kualitas, kuantitas, efektivitas, kerja sama, dan hubungan antar
perseorangan.
b. Definisi operasional kinerja guru
Secara operasional kinerja guru ialah skor total hasil pengukuran
yang diperoleh dari guru setelah menjawab 28 butir soal soal atau
pernyataan yang mengukur variabel kinerja guru, yang meliputi
kualitas, kuantitas, efektivitas, kerja sama, dan hubungan antar
perseorangan.
c. Kisi-kisi instrumen kinerja guru
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru
No. Dimensi Indikator Butir Soal Jumlah
Butir
1. Kualitas
1. Menguasai pekerjaan
2. Tingkat keterampilan
guru sesuai dengan
tugas pekerjaan
3. Penampilan guru
1, 2, 3, 4
5, 6, 7
8, 9, 10
4
3
3
2. Kuantitas
1. Jumlah unit yang
dihasilkan
2. Jumlah siklus
aktivitas yang
11, 12
13, 14, 15, 16
2
4
47
diselesaikan
3. Efektivitas
1. Mampu menggunakan
waktu kerja dengan
sebaik-baiknya
2. Mampu menggunakan
sumber daya
organisasi (biaya,
tenaga, teknologi)
dengan sebaik-baiknya
17, 18, 19, 20
21, 22, 23,
24, 25, 26
4
6
4 Kerja sama
1. Mampu bekerja sama
secara baik dengan
guru lain
2. Mampu berkomunikasi
dengan guru lain dalam
mendiskusikan
pekerjaan
27, 28, 29, 30
31, 32, 33, 34
4
4
5
Hubungan
antar
perseorangan
(Interpersonal
impact)
1. Mampu memahami
makna tersirat yang
disampaikan maupun
ditampilkan orang lain
2. Mampu memahami
kelemahan dan
kelebihan orang lain
3. Membantu orang lain
dalam memecahkan
masalah
35, 36, 37
38, 39, 40, 41
42, 43, 44
3
4
3
Jumlah 44
48
Berdasarkan hasil coba instrumen dengan jumlah 20 responden pada
tanggal 26 November 2016, diketahui bahwa dari 44 butir soal yang
diujikan terdapat 16 butir soal yang tidak valid yaitu pada nomor 2, 5, 6
14, 15, 16, 17, 21, 22, 23, 28, 30, 36, 37, 38, dan 41. Artinya, bahwa butir
soal yang valid dapat digunakan untuk menjaring data yang diperlukan
sedangkan butir soal drop tidak dapat dipergunakan.
d. Skala Kinerja Guru (Y)
Dalam penelitian ini, skala kinerja guru menggunakan skala Likert,
dimana skala Likert digunakan untuk mangatur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.39
Empat alternatif jawaban beserta skornya sebagai berikut:
Sangat setuju (SS) : 4
Setuju (S) : 3
Kurang setuju (KS) : 2
Tidak setuju (TS) : 1
e. Uji Coba Instrumen
1) Uji Validitas
Validitas atas kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu
instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur.40
Uji
validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut:
39
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 87 40
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, April 2012), h.
98
49
Keterangan:
r : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of Case
∑XY : Jumlah hasil perkalian X dan Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
Nilai rxy (r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung
> r tabel, maka butir soal dinyatakan valid. Sebaliknya jika r hitung <
r tabel, maka butir soal dinyatakan tidak valid atau drop. Nilai r tabel
dapat dilihat pada lampiran.
Hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS terhadap variabel
tata ruang kantor (X) diketahui bahwa dari 44 butir soal terdapat 28
butir soal valid dan 16 butir soal yang tidak valid.
3) Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan
atau hasil pengukuran. Sutu instrumen memiliki tingkat reliabilitas
yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek
yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.41
Uji
reliabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach‟s Alpha. Suatu
instrumen dapat dikatakan reliabel jika koefisien Croanbach‟s Alpha
> 0,6.
41
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2005), h. 229
50
Tabel 3.5
Nilai Reliabilitas Kinerja Guru (Y)
Hasil uji reliabialitas dengan menggunakan SPSS terhadap
variabel kinerja guru (Y), nilai hitung reliabilitas untuk variabel
kinerja guru 0,902. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha> 0,60, maka dapat disimpulkan
bahwa variabelkinerja guru sudah reliabel.
51
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki apakah yang
dikumpulkan mengikuti dugaan distribusi normal atau tidak. Untuk
melakukan uji normalitas dapat memakai uji Kolmogorov-Smirnov.42
Sebagai berikut.
Tabel 3.6
Hasil Uji Normalitas Data
Dari tabel 3.5 terlihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov bahwa
Sig.=0,105 > α = 0,05, itu artinya data uji coba berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari
beberapa kelompok data penelitian memiliki varians yang sama atau
tidak. Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data
yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama.
42
Getut Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitia dengan Menggunakan SPSS 22, (Jakarta:
PT Gramedia, 2014), h.24
52
Tabel 3.7
Hasil Uji Homogenitas
Jika nilainya lebih dari 0.05 artinya data berasal dari kelompok
yang memiliki variansi yang homogen. Dari hasil uji homogenitas
terlihat bahwa nilai sig = 0,359 dan lebih besar dari 0.05, maka data
uji coba di atas bersifat homogen.
c. Uji Korelasi
Untuk mengetahui besar kecilnya hubungan antara variabel bebas
dan terkat, bisa diketauhi dengan rumus product moment, yaitu sebagai
berikut:
Keterangan:
r : Angka indeks korelasi “r” product moment
n : Jumlah responden
∑xy : Hasil perkalian variabel x dan y
X : Variabel bebas
Y : Variabel terikat
Setelah data dioleh dan diperoleh nilai “r”, untuk
menginterpretasikan nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
53
Tabel 3.8
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r” Product Moment Interpretasi
0,80 – 1,000 Sangat tinggi
0,60 – 0,799 Tinggi
0,40 – 0,599 Sedang
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
2. Uji Hipotesis Penelitian
Dalam uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t, dimana uji-t
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.43
Rumusnya sebagai berikut:
t hitung = √
√
Keterangan: t : Test siginifikan
r : Koefisien product moment
n : Number of cases
Adapun dalam menentukan kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut:
a. Tolak H0 jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima
b. Terima H0 jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak
c. Menentukan nilai dignifikansi pada taraf α = 5
43
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, regresi, dan Multivariate dengan SPSS,
(Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 50
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Profil SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang
Dalam membangun peradaban dan budaya bangsa, pendidikan
mempunyai peran yang sangat dominan dan strategis. Karena hasil dan
buah pendidikan akan lahir sosok generasi idaman yang mewujudkan cita-
cita luhur bangsa. Hanya generasi imamul muttaqin yang akan
melanjutkan ide-ide kreatif dan kerja-kerja inovatif dalam upaya
menyelamatkan bangsa dari keterpurukan serta mengantarkannya menajdi
bangsa yang modern, maju, bermartabat, berjaya dan menjadi pelopor
peradaban dunia.
Sosok generasi yang diharapkan disamping cerdas secara intelektual
mereka juga unggul secara kepribadian dan matang secara mental. Oleh
karena itu pendidikan yang menjawab kebutuhan bangsa ini adalah
pendidikan yang mampu menanamkan karakter, menggali potensi dan
menciptakan peluang prestasi bagi peserta didiknya sehingga siapapun
dengan potensinya akan menjadi pemenang pada masanya dan dalam
bidnag keahliannya.
SMPIT Asy-Syukriyyah sebagai sekolah islam dengan pembinaan
terpadu, yang didukung guru dan staf berpengalaman dan dapat menjadi
model serta lingkungan yang islami, berupaya agar peserta didik yang
diamanhkan, dapat berkembang secara maksimal sehingga mereka akan
menjadi insan-insan sukses yang dapat membangun peradaban bangsa dan
masyarakatVisi, Misi dan Tujuan SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang
53
53
a. Visi
Terwujudnya model sekolah islam berstanmdar nasional
berwawasan global
b. Misi
1) Membangun sistem manajemen dan kepemimpinan yang kuat
untuk mencapai sekolah standar nasional berwawasan global
yang dipadukan dengan nilai-nilai keislaman, serta
memperhatikan aspek kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan dan akuntabilitas.
2) Mengoptimalkan seluruh potensi fisik, intelektual, spiritual,
dan emosional siswa sehingga berkembang menjadi manusia
yang sanggup menyelesaikan persoalan diri sendiri, umat dan
bangsa.
3) Menciptakan standar isi dan proses pembelajaran yang terpadu
dengan nilai-nilai keislaman.
4) Menciptakan, melaksanakan dan mengembangkan sistem
evaluasi manajemen sekolah dalam proses pembelajaran,
kinerja guru dan staf, kegiatan keagmaan, dan seluruh
prencanaan program sekolah.
5) Mewujudkan guru dan staf yang islami dan profesional yang
manjadi teladan dalam menjalankan tugasnya.
6) Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung
efektivitas.
54
2. Daftar Nama Guru dan Staf SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang
Tabel 4.1
Data Guru dan Staf SMPIT Asy-Syukriyyah
No Nama Jabatan/Bid. Studi
1 Hj. Mariatu Sisriyeni, S.Pd Kepala Sekolah
2 Qoni‟ah, S.Pd Bendahara
3 Maryono, S.Pd Wakasek Humas dan Kesiswaan
4 Eny Susilawati Komite Sekolah
5 Musadih, S.H.I Wakasek Bid. Kurikulum
6 Iwan Wahyudi, SE.I Wakasek Bid. Keguruan dan
Sarpras
7 Dina, SE.I Kepala Staf Tata Usaha
8 Mulyadi Staf Tata Usaha
9 Pratama, M.Pd Bimbingan Konseling/IPS
10 Kuserin Tajeri, S.H.I Bimbingan Konseling/Bhs Arab
11 Abdul Gofar, S.Kom Wali Kelas VII A/TIK
12 Siti Nur Latifah, S.Pd Wali Kelas VII B/B. Indonesia
13 Mudiar Wali Kelas VII C/Olah Raga
14 Putri Zakiyyah, S.E Wali Kelas VII D/B. Indonesia
15 Zaenal Abidin, S.Pd.I Wali Kelas VII E/Al-Qur‟an
16 Siti Sa‟adah, S.Sos.I Wali Kelas VIII A/SKI
17 Arief Budi K, S.Ag Wali Kelas VIII B/PKN
18 Ayub Prabowo, S.Pd Wali Kelas VIII C/B. Inggris
19 Thayibatul Aslamiyah Wali Kelas VIII D/Al-Qur‟an
20 Irawan, M.Pd.I Wali Kelas IX A/PAI
21 Ricky Adhiputra, Se. Sy Wali Kelas IX B/Al-Qur‟an
22 Wiwin Fitriyani, S.Pd Wali Kelas IX C/B. Indonesia
23 Nur Chazanah, ST Wali Kelas IX D/IPA
55
24 Ni‟matul Barkah, S.Pd Matematika
25
Endang Wahyu Ningsih,
A.Md
Matematika
26 Nur Ulumiyah, S.Pd Matematika
27 Noviani Utami, S.Pd IPA
28 Fitri Nurjannah, S.Pd IPA
29 Rama Alka IPS
30 Ahmad Nashrullah, S.Pd IPS
31 Luthfiatul Laila Seni Budaya
32 Irwansyah, S.Pd Bahasa Arab
33 Ridwan, S.Pd Al-Qur‟an
34 Selmy Kaffah Asy-Syrozi Al-Qur‟an
35 Mudiar Olah Raga
36 Indri Woro Olah Raga
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Tata Ruang Kantor (X)
Variabel tata ruang kantor diukur dengan menggunakan angket yang
disebar kepada responden sebanyak 36 guru. Dari 41 butir soal, terdapat
skor yang paling rendah yaitu 103 dan skor tertinggi yaitu 140. Berikut
adalah tabel yang memuat data statistik deskriptif variabel tata ruang
kantor.
Tabel 4.2
Data Deskriptif Analisis Tata Ruang Kantor
Jumlah 5.281
Minimal 103
Maksimal 140
Rata-rata 121,81
56
Median 121,00
Modus 121
Standar Deviasi 8,737
Terlihat dari tabel 3.8 bahwa jumlah seluruh skor variabel tata ruang
yaitu 5.281. Dengan skor terendah 103, skor tertinggi 140, rata-rata
121,81, median 121, modus 121 dan standar deviasi 8,737. Berikut
presentase hasil angket variabel tata ruang kantor:
Tabel 4.3
Tabel Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Tata Ruang Kantor
Interval
Kelas fi xi fixi
Presentase
(%)
102 – 107 2
104,5 209 5,5 %
108 – 113 4 110,5 442 10,8 %
114 – 119 8 116,5 932 21,6 %
120 – 125 10 182,5 1.825 27 %
126 – 131 7 128,5 899,5 18,9 %
132 – 137 2 134,5 269 5,4 %
138 – 143 3 140,5 421,5 8,1 %
57
Jika digambarkan dengan diagram batang, akan tergambar sebagai berikut:
Gambar 4.1
Diagram Batang Tata Ruang Kantor
Berdasarkan diagram batang di atas, terlihat bahwa skor tertinggi
berada di titik 10 yaitu pada rentang 120 - 125, sedangkan skor terendah
berada di titik 2 yaitu pada rentang 102 – 107 dan rentang 132 – 143.
0
2
4
6
8
10
12
2 4 8 10 7 2 3
Tata Ruang Kantor
Tata Ruang Kantor
58
2. Kinerja Guru (Y)
Variabel kinerja guru diukur dengan menggunakan angket yang
disebar kepada responden sebanyak 36 guru. Dari 28 soal, terdapat skor
yang paling rendah yaitu 73 dan skor tertinggi yaitu 104. Berikut adalah
tabel yang memuat data statistik deskriptif variabel kinerja guru.
Tabel 4.4
Data Deskriptif Analisis Kinerja Guru
Jumlah 3.848
Minimal 73
Maksimal 104
Rata-rata 89,4
Median 91,00
Modus 91
Standar Deviasi 8,7
Terlihat dari tabel 4.4 bahwa jumlah seluruh skor variabel kinerja guru
yaitu 3.848. Dengan skor terendah 73, skor tertinggi 104, rata-rata 89,4,
median 91, modus 91 dan standar deviasi 8,7. Berikut presentase hasil
angket variabel tata ruang kantor:
Tabel 4.5
Tabel Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Kinerja Guru
Interval
Kelas fi xi fixi
Presentase
(%)
73 – 77 3 75 225 8,3 %
78 – 82 5 80 400 13,5 %
83 – 87 5 85 425 13,5 %
88 – 92 11 90 990 29,7 %
59
Jika digambarkan dengan diagram batang akan terlihat seperti berikut:
Gambar 4.2
Diagram Batang Kinerja Guru
Berdasarkan diagram batang di atas, terlihat bahwa skor tertinggi
berada di titik 11 yaitu pada rentang 88 - 92, sedangkan skor terendah
berada di titik 2 yaitu pada rentang 103 – 107.
0
2
4
6
8
10
12
3 5 5 11 6 4 2
Kinerja Pegawai
Kinerja Pegawai
93 – 97 6 95 570 16,2 %
98 – 102 4 100 400 10,8 %
103 - 107 2 105 210 5,4 %
60
C. Uji Persayaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki apakah data yang
dikumpulkan mengikuti dugaan distribusi normal atau tidak. Untuk
melakukan uji normalitas dapat dengan memakai uji Kolmogorov-
Smirnov dan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05
Tabel 4.6
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Berdasarkan tabel one sample Kolmogorov-Smirnov di atas, terlihat
pada kolom Kolmogorov-Smirnov bahwa Sig.=0,200 > α = 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa data penelitian bersifat normal.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
KinerjaGu
ru ,101 36 ,200* ,960 36 ,219
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
61
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menyelidiki apakah variansi data
yang diamati sama.
Tabel 4.7
Uji Homogenitas Variansi
Hasil uji levene test menunjukkan bahwa bahwa Sig.=0,073 > α = 0,05
yang berarti memiliki varian yang homogen.
3. Uji Linieritas
Analisis atau uji regresi linier merupakan salah satu metode untuk
mengetahui hubungan antarvariabel. Variabel yang dimaksud adalah
antara variabel x dan variabel y. Variabel x disebut dengan variabel bebas
dan variabel y adalah variabel tidak bebas atau terikat. 42
Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
a) Dengan melihat nilai signifikansi pada output SPSS. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan
linear secara signifikan antara variabel bebas (x) dan variabel terikat
(y). Sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka kesimpulannya
tidak terdapat hubungan linear yang signifikan antara variabel bebas
(x) dengan variabel terikat (y).
b) Dengan melihat nilai Fhitung dan Ftabel jika nilai Fhitung < Ftabel,
maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara
signifikan antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y).
Test of Homogeneity of Variances
Kinerja
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2,121 12 18 ,073
62
Sebaliknya jika Fhitung > Ftabel, maka kesimpulannya tidak terdapat
hubungan linear yang signifikan antara variabel bebas (x) dengan
variabel terikat (y).
Berikut output SPSS uji linieritas:
Tabel 4.8
Hasil Uji Linier
Terlihat dari tabel 4.8 pada kolom Sig. Deviation from Linearity =
0,381 > α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier
secara signifikan antara variabel tata ruang kantor (x) dan variabel kinerja
guru (y). Sedangkan berdasarkan nilai F, terdapat Fhitung = 1,18 < Ftabel
= 2,15, karena nilai Fhitung < Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel tata ruang
kantor (x) dengan variabel kinerja guru (y).
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
KinerjaG
uru *
TataRua
ng
Between
Groups
(Combined) 1845,472 21 87,880 1,521 ,212
Linearity 479,404 1 479,404 8,295 ,012
Deviation from
Linearity 1366,068 20 68,303 1,182 ,381
Within Groups 809,083 14 57,792
Total 2654,556 35
63
4. Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
antara dua variabel. Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah
sebagai berikut:
1. Rumusan hipotesis:
a. H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang
kantor dengan kinerja guru.
b. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang
kantor dengan kinerja guru.
2. Menentukan taraf signifikansi α = 5%/0,05
3. Pengambilan keputusan:
a. Jika nilai Sig. > 0,05, maka H0 diterima.
b. Jika nilai Sig. < 0,05, maka H0 ditolak.
Tabel 4.9
Uji Korelasi Product Moment
Berrdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa pada bagian Sig. (2-tailed) =
0,010 < 0,05 itu artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara tata ruang kantor terhadap kinerja
guru.
Correlations
TataRuang KinerjaGuru
TataRuang Pearson
Correlation 1 ,425**
Sig. (2-tailed) ,010
N 36 36
KinerjaGuru Pearson
Correlation ,425** 1
Sig. (2-tailed) ,010
N 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
64
Jika dilihat melalui rtabel Product Moment dengan taraf signifikansi
5% diperoleh 0,329. Jadi rhitung = 0,425 > rtabel = 0,329, sehingga dapat
diinterpretasikan terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang
kantor terhadap kinerja guru.
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis diperlukan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya
suatu hipotesis, maka dilakukan uji signifikansi (uji t) yang
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Adapun rumusnya sebagai
berikut:
t hitung = √
√
= √
√
= ( )
=
= 2,74
Untuk membuktikan kebenaran hasil di atas, dilakukan dengan
melihat hasil thitung dan ttabel. Dengan df = 36-2 = 34 dan taraf signifikansi
5% didapat ttabel 2,03. Sehingga thitung = 2,74 > ttabel = 2,03 maka H0 ditolak,
dan dapat dibuktikan bahwa terdapat pengaruh antara tata ruang kantor
dengan kinerja guru.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara tata
ruang kantor dengan kinerja guru, maka digunakan rumus koefisien
determinasi, yaitu sebagai berikut:
65
KD = r2 x 100 %
= (0,425)2 x 100%
= 0,1806 x 100%
= 18,1 %
Hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh sebesar 18,1 %, hal
ini menunjukkan bahwa variabel X (tata ruang kantor) memberikan
kontribusi terhadap variabel Y (kinerja guru) sebesar 18,1 %.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Product Moment antara tata ruang
kantor dengan kinerja guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang, menyatakan
bahwa hipotesa penelitian (Ha) yang telah diajukan dapat diterima, dengan nilai
yang diperoleh 0,425. Nilai 0,425 kemudian dikonsultasikan pada tabel
interpretasi korelasi product moment dengan hasil interpretasi sedang karena
0,425 berada di antara 0,40 – 0,599. Sehingga dikatakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara tata ruang kantor terhadap kinerja guru di SMPIT Asy-
Syukriyyah Tangerang
Kemudian berdasarkan perhitungan uji t, didapat hasil t hitung = 2,74. Dan
dari hasil perhitungan degrees of freedom 36 - 2 = 34 pada taraf signifikan 5%
sebesar 2,03, maka t hitung = 2,74 > t tabel = 2,03. Sehingga dapat dikatakan
terdapat pengaruh antara tata ruang kantor dengan kinerja guru di SMPIT Asy-
Syukriyyah Tangerang.
Dengan demikian dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari lapangan,
terlihat ada pengaruh yang signifikan antara tata ruang kantor dengan kinerja guru
di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitunga uji t antara tata ruang kantor terhadap kinerja
guru di SMPIT Asy-Syukriyyah Tangerang dapat disimpulkan bahwa
hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima, dimana nilai hasil uji t lebih
besar dari pada nilai distribusi t tabel. Kontribusi yang diberikan oleh variabel
tata ruang kantor (X) terhadap variabel kinerja guru (Y) adalah 18,1%. Dari
nilai tersebut dapat memberikan gambaran bahwa tata ruang kantor
memberikan kontribusi tidak cukup tinggi terhadap kinerja guru di samping
faktor-faktor lain yang mmepengaruhinya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat membeikan saran
sebagai berikut:
1. Siswa sebaiknya terus meningkatkan prestasi baik dalam bidang
akademik maupun non-akademik. Dan manfaatkan ilmu yang sudah
didapat agar ilmu itu terus mengalir dan berguna.
2. Guru perlu senantiasa mempertahankan kinerjanya dalam
melaksanakan administrasi sekolah dan guru terus meningkatkan
kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Sekolah harus lebih memperhatikan penataan dan luas ruang kantor
untuk keleluasaan para guru dalam bergerak. Dan memperhatikan hal-
hal apa saja yang dibutuhkan oleh para guru. Tidak luput juga sekolah
harus memperhatikan penataan ruang guru supaya mereka lebih efektif
dalam melaksanakan tugas-tugas yang harus dikerjakan di sekolah.
67
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006.
Fahmi, Irham. Manajemen. Bandung: IKAPI, 2012.
Supardi. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Ahmadi, Lif Khoiru. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional
dan Nasional. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Prabu Mangkunegara, Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001.
B. Uno, Hamzah. Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: pbumi Aksara,
2012.
Prabu Mangkunegara, Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia Sekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Sudarmanto. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009.
P. Robbins, Stephen. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks, Kelompok
Gramedia, 2006.
Fahmi, Irham. Manajemen Kinerja. Bandung: Alfabeta, 2010.
Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama, 2014
Margono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
68
Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006.
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group,
2008
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2013
Attwood, Margaret. Manajemen Personalia. Bandung: Penerbit ITB, 1999.
Sedarmayanti. Manajemen Perkantoran. Bandung: Mandar Maju, 2009.
Haryadi, Hendi. Administrasi Perkantoran. Jakarta: Visimedia, 2009.
Mukhneri. Manajemen Perkantoran. Jakarta: UNJ Press, 2008.
Juni Priansa, Donni. Manajemen Perkantoran. Bandung: Alfabeta, 2013.
Munir Sukoco, Badri. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2007.
Moekijat. Administrasi Perkantoran. Bandung: CV Mandar Maju, 2008.
Umam, Khaerul. Manajemen Perkantoran. Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Haryadi, Hendi. Administrasi Perkantoran. Jakarta: Visimedia, 2009.
Moekijat. Administrasi Perkantoran. Bandung: CV Mandar Maju, 2008.
Pramesti, Getut. Kupas Tntas Data Penelitia dengan Menggunakan SPSS 22.
Jakarta: PT Gramedia, 2014.
Priyatno, Duwi. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS.
Yogyakarta: Gava Media, 2013.
Rusyan, Tabrani. Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru. Cianjur: CV. Dinamika
Karya Cipta, 2000.
69
LAMPIRAN – LAMPIRAN
70
Lampiran 1
Hasil Wawancara dengan Staf
Peneliti : Sudah berapa lama ibu menjadi staf di sekolah ini?
Staf : Sejak 2009 – saat ini. Tugas utama saya di TU, namun jika ada
guru yang berhalangan hadir, saya yang menggantikan, itupun
hanya mata kuliah yang dahulu saya ampu saja.
Peneliti : Bagaimana bentuk tata ruang kantor di sekolah ini?
Staf : Bentuknya semi tertutup, karena untuk menjaga privasi antar
pegawai, kepala sekolah dan tamu atau wali murid yang datang.
Peneliti : Bagaimana untuk pengaturan tata ruang kantor di sekolah ini:
Staf : Kami diberikan kebebasan untuk mengaturnya. Dan kami selalu
mengevaluasi efektif atau tidaknya tata ruang yang kami atur. Dan
dengan penataan seperti sekarang ini kamu tidak terganggu dengan
adanya kunjungan wali murid atau tamu.
Peneliti : Apakah luas ruangan tidak diperbaiki?
Staf : Ya. Sementara yang kami punya hanya seluas ini saja. Namun
nanti ketika gedung yang baru sudah jadi, nanti akan pindah, naum
belum tahu seperti apa, harapannya lebih baik dari ruang saat ini.
Peneliti : Kemudian bagaimana untuk standar tata ruang?
Staf : Karena kondisi ruangannya seperti ini, kami memang belum
memenuhi standar, namun alat atau oerabit yang harus ada kami
usahakan supaya lengkap, dan data-data pun kami sediakan.
Peneliti : Kemudian bagaimana untuk pergerakan setiap pegawai selama
aktivitas di dalam ruangan?
71
Staf : Untuk pergerakan merasa mudah dan nyaman, kemudian
komunikasi dan interaksi pun terasa mudah.
Peneliti : Bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja?
Staf : Untuk saat ini pengaruhnya terasa positif. Karena kita selalu ada
evaluasi. Ketika kami merasa tidak nyaman dengan penataan ruang
seperti ini, kami usulkan ke dalam rapat dan segera kita ubah. Dan
jika memang mendesak sesuai kebutuhan harus diubah maka kita
lakukan segera.
72
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Guru
Peneliti : Bagaimana bentuk tata ruang guru:
Guru : Bentuknya terbuka. Namun disekat antara guru pria dan guru
wanita.
Peneliti : Bagaimana kelengkapan di ruang tamu:
Guru : Kebetulan karena gedung yang baru masih dalam tahap
pembangunan, jadi memang disini belum disediakan meja untuk
para guru. Kami bisa duduk lesehan dengan luas yang cukup. Jadi
disini hanya disediakan loker-loker untuk penmepatan dokumen
guru-guru.
Peneliti : Bagaimana komunikasi sesama guru?
Guru : Untuk komunikasi saya merasa mudah. Dengan penataan ruang
seperti ini, kami juga mudah dalam berinteraksi dan berdiskusi
mengenai tugas-tugas kami.
73
Lampiran 3
ANGKET PENELITIAN
(Variabel Tata Ruang Kantor)
Nama :........................................................
Petunjuk pengisian :
1. Berilah tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban yang tersedia
sesuai dengan penilaian Anda.
2. Jawaban yang Anda berikan tidak bersifat benar-salah, jawaban sesuai
dengan keadaan Anda yang sebenarnya.
3. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
4. Terimakasih atas partisipasi Anda.
Pernyataan pilihan ganda
1. Ruang guru memadai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
2. Ruang untuk setiap guru memadai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
3. Posisi antara ruang guru dengan ruang kepala sekolah sesuai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
4. Posisi ruang guru dengan bagian kesiswaan sesuai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
5. Posisi ruang guru sesuai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
6. Posisi ruang guru dengan ruang bagian tata usaha sesuai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
74
7. Penempatan bagian tata usaha sesuai
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
8. Interaksi tamu/wali murid dengan guru yang ada di sekolah mudah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D.Tidak setuju
9. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru menerima
informasi dari kepala sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
10. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru menerima
informasi dari sesama guru.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
11. Tata letak ruang tamu/wali murid memudahkan tamu/wali murid untuk
berurusan dengan guru.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
12. Pelayanan terhadap tamu/wali murid memudahkan aktivitas pekerjaan
guru lain.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
13. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru berinteraksi
dengan kepala sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
14. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru berkomunikasi
dengan sesama guru.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
15. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru berinteraksi
dengan sesama guru.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
75
16. Penataan ruang kantor di sekolah ini memudahkan guru berkonsultasi
dengan kepala sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
17. Area ruang kantor memungkinkan untuk diubah saat ada penambahan
guru baru.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
18. Area ruang kantor memungkinkan untuk diubah sesuai dengan kebutuhan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
19. Area ruang kantor memungkinkan untuk diubah saat sudah meninmbulkan
kejenuhan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
20. Area ruang kantor memungkinkan untuk diubah saat ada penambahan
perabot baru.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
21. Tata letak meja dan kursi guru memungkinkan diubah sesuai kebutuhan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
22. Tata ruang kantor di sekolah ini memudahkan kepala sekolah untuk
berkomunikasi dengan bendahara.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
23. Tata ruang kantor di sekolah ini memudahkan kepala sekolah untuk
berinteraksi dengan bendahara
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
24. Tata ruang kantor di sekolah ini memudahkan komunikasi antar guru.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
76
25. Penataan ruang kantor di sekolah ini mampu menghemat tenaga dan waktu
dalam berinteraksi.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
26. Jumlah media/jaringan komunikasi yang tersedia di setiap ruang kantor
memadai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
27. Luas ruangan setiap memadai untuk keleluasaan bergerak.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
28. Ruang kepala sekolah memungkinkan kepala sekolah melakukan hal
pribadi.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
29. Rancangan ruang kepala sekolah memungkinkan kepala sekolah tidak
terganggu oleh kebisingan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
30. Jumlah lubang ventilasi yang tersedia memadai untuk memperoleh udara
segar bagi setiap guru.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
31. Setiap lubang ventilasi dapat difungsikan secara baik ketika pendingin
udara tidak berfungsi.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
32. Sirkulasi udara di dalam ruangan memadai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
33. Pencahayaan di dalam ruang kantor memadai.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
77
34. Cahaya masuk ke dalam ruang kantor dengan baik.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
35. Penataan ruang kantor di sekolah ini memungkinkan bagi setiap menjaga
privasi dokumen pekerjaan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
36. Ruang kantor jauh dari kebisingan siswa.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
37. Ruang kantor jauh dari suara lalu lalang kendaraan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
38. Setiap guru merasa nyaman berada di ruang kantor
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
39. Penataan ruang kantor saat ini tidak membutuhkan biaya tinggi.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
40. Pemeliharaan ruang kantor saat ini tidak membutuhkan biaya tinggi.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
41. Penataan ruang kantor saat ini nampak serasi.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
78
ANGKET PENELITIAN
(Variabel Kinerja Guru)
Nama :........................................................
Petunjuk pengisian :
1. Berilah tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban yang tersedia
sesuai dengan penilaian Anda.
2. Jawaban yang Anda berikan tidak bersifat benar-salah, jawaban sesuai
dengan keadaan Anda yang sebenarnya.
3. Usahakan agar semua nomor terjawab dan tidak ada yang terlewatkan.
4. Terimakasih atas partisipasi Anda.
Pernyataan pilihan ganda:
1. Setiap guru menguasai bidang pekerjaan yang diampu.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
2. Setiap guru berkonsultasi dengan kepala sekolah jika mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan pekerjaan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
3. Setiap guru teliti dalam melaksanakan pekerjaan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
4. Seitap guru mampu mengperasikan komputer dalam menyelesaikan
pekerjaan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
5. Setiap guru berpenampilan rapi saat berada di lingkungan sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
79
6. Setiap guru bersikap sopan saat berada di lingkungan sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
7. Setiap guru berbahasa santun saat berkomunikasi di lingkungan sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
8. Setiap guru mampu membuat program jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
9. Setiap guru mampu membuat program tahunan sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
10. Setiap guru mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
11. Setiap guru datang ke sekolah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
12. Setiap guru pulang dari sekolah sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
13. Setiap guru menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang diatur sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
14. Setiap guru menggunakan fasilitas kantor yang dapat menekan biaya.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
15. Setiap guru menggunakan air dengan tidak berlebihan.
80
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
16. Setiap guru menggunakan listrik dengan tidak berlebihan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
17. Setiap guru mampu membangun hubungan baik dengan atasan/kepala
sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
18. Setiap guru mampu bekerja sama dengan atasan/kepala sekolah secara
baik.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
19. Setiap guru mampu berkomunikasi secara baik dengan atasan/kepala
sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
20. Setiap guru mampu berkomunikasi secara baik dengan sesama guru/.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
21. Kepala sekolah mampu berkomunikasi secara baik dengan tamu/wali
murid.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
22. Guru mampu berkomunikasi secara baik dengan tamu/wali murid.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
23. Setiap guru mampu melakukan pekerjaan tanpa harus diperintah terlebih
dahulu oleh atasan.kepala sekolah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
81
24. Setiap guru menghargai perbedaan pendapat yang terjadi.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
25. Setiap guru menghargai kekurangan orang lain.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
26. Setiap guru berusaha membantu guru/ lain yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan pekerjaan.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
27. Setiap guru berusaha memecahkan masalah secara bermusyawarah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
28. Setiap guru memanfaatkan forum diskusi untuk memecahkan masalah.
A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak
setuju
82
Lampiran 4
Nilai Variabel X dan Y
No
Resp X Y XY X2 Y2
1 106 73 7738 11236 5329
2 103 88 9064 10609 7744
3 112 74 8288 12544 5476
4 137 101 13837 18769 10201
5 120 87 10440 14400 7569
6 116 80 9280 13456 6400
7 121 89 10769 14641 7921
8 126 92 11592 15876 8464
9 118 85 10030 13924 7225
10 117 83 9711 13689 6889
11 139 102 14178 19321 10404
12 121 90 10890 14641 8100
13 128 96 12288 16384 9216
14 121 89 10769 14641 7921
15 114 79 9006 12996 6241
16 120 87 10440 14400 7569
17 113 91 10283 12769 8281
18 119 91 10829 14161 8281
19 123 78 9594 15129 6084
20 113 91 10283 12769 8281
21 120 73 8760 14400 5329
22 127 84 10668 16129 7056
23 112 92 10304 12544 8464
24 140 96 13440 19600 9216
25 124 104 12896 15376 10816
26 116 97 11252 13456 9409
27 126 100 12600 15876 10000
28 121 91 11011 14641 8281
29 118 93 10974 13924 8649
30 117 101 11817 13689 10201
31 139 92 12788 19321 8464
32 122 78 9516 14884 6084
33 130 95 12350 16900 9025
83
34 133 78 10374 17689 6084
35 127 95 12065 16129 9025
36 126 103 12978 15876 10609
4385 3218 393102 536789 290308
84
Lampiran 5
Uji Normalitas
Uji Statistik Deskriptif Variabel Tata Ruang Kantor
Statistics
TataRuang
N Valid 36
Missing 0
Mean 121,81
Std. Error of
Mean 1,456
Median 121,00
Mode 121
Std. Deviation 8,737
Variance 76,333
Range 37
85
Minimum 103
Maximum 140
Sum 4385
Uji Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Guru
Statistics
KinerjaGuru
N Valid 36
Missing 0
Mean 89,39
Std. Error of
Mean 1,451
Median 91,00
Mode 91
Std. Deviation 8,709
Variance 75,844
Range 31
Minimum 73
Maximum 104
Sum 3218
Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
KinerjaGuru
* TataRuang
Between
Groups
(Combined) 1845,472 21 87,880 1,521 ,212
Linearity 479,404 1 479,404 8,295 ,012
Deviation from
Linearity 1366,068 20 68,303 1,182 ,381
Within Groups 809,083 14 57,792
Total 2654,556 35
86
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mode
l R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
1 ,425a ,181 ,156 7,998
a. Predictors: (Constant), TataRuang
b. Dependent Variable: KinerjaGuru
87
Lampiran 6
Uji Coba Instrumen Variabel Tata Ruang Kantor (X)
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3
2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 4
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
5 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
6 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3
7 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4
8 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3
9 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
10 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3
11 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
12 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
13 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4
14 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3
15 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3
16 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3
17 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
18 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3
19 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3
20 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3
D D D V D D V V V V V V V D V V V V D V
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4
3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4
3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 3 2 1 1 1 2 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4
3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
V V V D D V V V V V V V D D D D V D V V
88
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3
3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3
4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3
4 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3
4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2
3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3
3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3
4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3
3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3
3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3
4 3 4 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3
3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3
3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
4 4 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3
D D D D V D V V V V V D D D V D D V V D
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 Jumlah
3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 185
3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 179
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 190
3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 220
3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 198
2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 188
3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 199
3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 204
3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 197
3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 190
3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 4 221
3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 198
3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 206
3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 199
3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 186
3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 198
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 191
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 191
3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 197
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 188
D D V V D V D D V V V D 3925
89
Lampiran 7
Uji Coba Instrumen Variabel Kinerja Guru (Y)
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
1 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
14 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
8 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
11 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4
34 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4
19 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
16 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
12 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3
31 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4
18 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3
27 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3
17 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4
6 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3
7 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3
V D V V D D V V V V V V V D D
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 1 3 4 4 4
3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 2 2 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3
4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4
3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3
3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 3
3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3
3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
4 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 4 4
3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3
3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3
3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3
3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 1 3 4 4 4
3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3
3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
4 3 2 2 3 3 3 4 3 2 1 3 4 4 4
3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
D D V V V D D D V V V V D V D
90
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Jumlah
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 124
3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 136
3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 121
4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 156
3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 151
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 130
3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 142
3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 141
3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 138
3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 130
4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 152
3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 143
3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 143
4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 129
3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 140
3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 139
3 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 138
3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 137
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 133
3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 140
V V V V V D D D V V D V V V 2763
91
Lampiran 8
Tabel Distribusi t
d.f. TINGKAT SIGNIFIKANSI
dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0,2% 0,1%
satu
sisi 10% 5% 2,5% 1% 0,5% 0,1% 0,05%
1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 318,309 636,619
2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599
3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924
4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610
5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869
6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959
7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408
8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041
9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781
10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587
11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437
12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 3,930 4,318
13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 3,852 4,221
14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 3,787 4,140
15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 3,733 4,073
16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 3,686 4,015
17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,646 3,965
18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,610 3,922
19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,579 3,883
20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,552 3,850
21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,527 3,819
22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,505 3,792
23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,485 3,768
24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,467 3,745
25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,450 3,725
26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,435 3,707
27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,421 3,690
28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,408 3,674
29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,396 3,659
30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,385 3,646
31 1,309 1,696 2,040 2,453 2,744 3,375 3,633
32 1,309 1,694 2,037 2,449 2,738 3,365 3,622
33 1,308 1,692 2,035 2,445 2,733 3,356 3,611
34 1,307 1,691 2,032 2,441 2,728 3,348 3,601
92
35 1,306 1,690 2,030 2,438 2,724 3,340 3,591
36 1,306 1,688 2,028 2,434 2,719 3,333 3,582
37 1,305 1,687 2,026 2,431 2,715 3,326 3,574
38 1,304 1,686 2,024 2,429 2,712 3,319 3,566
39 1,304 1,685 2,023 2,426 2,708 3,313 3,558
40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,307 3,551
41 1,303 1,683 2,020 2,421 2,701 3,301 3,544
42 1,302 1,682 2,018 2,418 2,698 3,296 3,538
43 1,302 1,681 2,017 2,416 2,695 3,291 3,532
44 1,301 1,680 2,015 2,414 2,692 3,286 3,526
45 1,301 1,679 2,014 2,412 2,690 3,281 3,520
46 1,300 1,679 2,013 2,410 2,687 3,277 3,515
47 1,300 1,678 2,012 2,408 2,685 3,273 3,510
48 1,299 1,677 2,011 2,407 2,682 3,269 3,505
49 1,299 1,677 2,010 2,405 2,680 3,265 3,500
50 1,299 1,676 2,009 2,403 2,678 3,261 3,496
93
Lampiran 9
Tabel Distiribusi F
DISTRIBUTION TABEL NILAI F0,05
DEGREES OF FREEDOM FOR NOMINATOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 15 20 24 30 40 60 120 ∞
1 161 200 216 225 230 234 237 239 241 242 244 246 248 249 250 251 252 253 254
2 18,5 19,0 19,2 19,2 19,3 19,3 19,4 19,4 19,4 19,4 19,4 19,4 19,4 19,5 19,5 19,5 19,5 19,5 19,5
3 10,1 9,55 9,28 9,12 9,01 8,94 8,89 8,85 8,81 8,79 8,74 8,70 8,66 8,64 8,62 8,59 8,57 8,55 8,53
4 7,71 6,94 6,59 6,39 6,26 6,16 6,09 6,04 6,00 5,96 5,91 5,86 5,80 5,77 5,75 5,72 5,69 5,66 5,63
5 6,61 5,79 5,41 5,19 5,05 4,95 4,88 4,82 4,77 4,74 4,68 4,62 4,56 4,53 4,50 4,46 4,43 4,40 4,37
6 5,99 5,14 4,76 4,53 4,39 4,28 4,21 4,15 4,10 4,06 4,00 3,94 3,87 3,84 3,81 3,77 3,74 3,70 3,67
7 5,59 4,74 4,35 4,12 3,97 3,87 3,79 3,73 3,68 3,64 3,57 3,51 3,44 3,41 3,38 3,34 3,30 3,27 3,23
8 5,32 4,46 4,07 3,84 4,69 3,58 3,50 3,44 3,39 3,35 3,28 3,22 3,15 3,12 3,08 3,04 3,01 2,97 2,93
9 5,12 4,26 3,86 3,63 3,48 3,37 3,29 3,23 3,18 3,14 3,07 3,01 2,94 2,90 2,86 2,83 2,79 2,75 2,71
t o r
10 4,96 4,10 3,71 3,48 3,33 3,22 3,14 3,07 3,02 2,98 2,91 2,85 2,77 2,74 2,70 2,66 2,62 2,58 2,54
11 4,84 3,98 3,59 3,36 3,20 3,09 3,01 2,95 2,90 2,85 2,79 2,72 2,65 2,61 2,57 2,53 2,49 2,45 2,40
i n a
12 4,75 3,89 3,49 3,26 3,11 3,00 2,91 2,85 2,80 2,75 2,69 2,62 2,54 2,51 2,47 2,43 2,38 2,34 2,30
o m
13 4,67 3,81 3,41 3,13 3,03 2,92 2,83 2,77 2,71 2,67 2,60 2,53 2,46 2,42 2,38 2,34 2,30 2,25 2,21
D e
n
14 4,60 3,74 3,34 3,11 2,96 2,85 2,76 2,70 2,65 2,60 2,53 2,46 2,39 2,35 2,31 2,27 2,22 2,18 2,13
o r
15 4,54 3,68 3,29 3,06 2,90 2,79 2,71 2,64 6,59 2,54 2,48 2,40 2,33 2,29 2,25 2,20 2,16 2,11 2,07
F
M
16 4,49 3,63 3,24 3,01 2,85 2,74 2,66 2,59 2,54 2,49 2,42 2,35 2,28 2,24 2,19 2,15 2,11 2,06 2,01
94
e d
o
17 4,45 3,59 3,20 2,96 2,81 2,70 2,61 2,55 2,49 2,45 2,38 2,31 2,23 2,19 2,15 2,10 2,06 2,01 1,96
f r e
18 4,41 3,55 3,16 2,93 2,77 2,66 2,58 2,51 2,46 2,41 2,34 2,27 2,19 2,15 2,11 2,06 2,02 1,97 1,92
o f
19 4,38 3,52 3,13 2,90 2,74 2,63 2,54 2,48 2,42 2,38 2,31 2,23 2,16 2,11 2,07 2,03 1,98 1,93 1,88
e s
20 4,35 3,49 3,10 2,87 2,71 2,60 2,51 2,45 2,39 2,35 2,28 2,20 2,12 2,08 2,04 1,99 1,95 1,90 1,84
g r
e
21 4,32 3,47 3,07 2,84 2,68 2,57 2,49 2,42 2,37 2,32 2,25 2,18 2,10 2,05 2,01 1,96 1,92 1,87 1,81
D e
22 4,30 3,44 3,05 2,82 2,66 2,55 2,46 2,40 2,34 2,30 2,23 2,15 2,07 2,03 1,98 1,94 1,89 1,84 1,78
23 4,28 3,42 3,03 2,80 2,64 2,53 2,44 2,37 2,32 2,27 2,20 2,13 2,05 2,01 1,96 1,91 1,86 1,81 1,76
24 4,26 3,40 3,01 2,78 2,62 2,51 2,42 2,36 2,30 2,25 2,18 2,11 2,03 1,98 1,94 1,89 1,84 1,79 1,73
25 4,24 3,39 2,99 2,76 2,60 2,49 2,40 2,34 2,28 2,24 2,16 2,09 2,01 1,96 1,92 1,87 1,82 1,77 1,71
30 4,17 3,32 2,92 2,69 2,53 2,42 2,33 2,27 2,21 2,16 2,09 2,01 1,93 1,89 1,84 1,79 1,74 1,68 1,62
40 4,08 3,23 2,84 2,61 2,45 2,34 2,25 2,18 2,12 2,08 2,00 1,92 1,84 1,79 1,74 1,69 1,64 1,58 1,51
50 4,08 3,18 2,79 2,56 2,40 2,29 2,20 2,13 2,07 2,02 1,95 1,87 1,78 1,74 1,69 1.63 1,56 1,50 1,41
60 4,00 3,15 2,76 2,53 2,37 2,25 2,17 2,10 2,04 1,99 1,92 1,84 1,75 1,70 1,65 1,59 1,53 1,47 1,39
100 3,94 3,09 2,70 2,46 2,30 2,19 2,10 2,03 1,97 1,92 1,85 1,80 1,68 1,63 1,57 1,51 1,46 1,40 1,28
120 3,92 3,07 2,68 2,45 2,29 2,18 2,09 2,02 1,96 1,91 1,83 1,75 1,66 1,61 1,55 1,50 1,43 1,35 1,22
∞ 3,84 3,00 2,60 2,37 2,21 2,10 2,01 1,94 1,88 1,83 1,75 1,67 1,57 1,52 1,46 1,39 1,32 1,22 1,00
95
Lampiran 10
Tabel Distribusi F
DISTRIBUSI NILAI rtabel SIGNIFIKANSI 5% dan 1%
N The Level of Significance N The Level of Significance
5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 38 0.320 0.413
4 0.950 0.990 39 0.316 0.408
5 0.878 0.959 40 0.312 0.403
6 0.811 0.917 41 0.308 0.398
7 0.754 0.874 42 0.304 0.393
8 0.707 0.834 43 0.301 0.389
9 0.666 0.798 44 0.297 0.384
10 0.632 0.765 45 0.294 0.380
11 0.602 0.735 46 0.291 0.376
12 0.576 0.708 47 0.288 0.372
13 0.553 0.684 48 0.284 0.368
14 0.532 0.661 49 0.281 0.364
15 0.514 0.641 50 0.279 0.361
16 0.497 0.623 55 0.266 0.345
17 0.482 0.606 60 0.254 0.330
18 0.468 0.590 65 0.244 0.317
19 0.456 0.575 70 0.235 0.306
20 0.444 0.561 75 0.227 0.296
21 0.433 0.549 80 0.220 0.286
22 0.432 0.537 85 0.213 0.278
23 0.413 0.526 90 0.207 0.267
24 0.404 0.515 95 0.202 0.263
25 0.396 0.505 100 0.195 0.256
26 0.388 0.496 125 0.176 0.230
27 0.381 0.487 150 0.159 0.210
28 0.374 0.478 175 0.148 0.194
29 0.367 0.470 200 0.138 0.181
30 0.361 0.463 300 0.113 0.148
31 0.355 0.456 400 0.098 0.128
32 0.349 0.449 500 0.088 0.115
33 0.344 0.442 600 0.080 0.105
34 0.339 0.436 700 0.074 0.097
35 0.334 0.430 800 0.070 0.091
36 0.329 0.424 900 0.065 0.086
37 0.325 0.418 1000 0.062 0.081
96
Lampiran 11
Uji Referensi
97
98
99
100
101
102
Lampiran 12
Surat Bimbingan Skripsi
103
Lampiran 13
Surat Observasi
104
Lampiran 14
Surat Uji Coba Instrumen
105
Lampiran 15
Surat Permohonan Penelitian
106
Lampiran 16
Surat Keterangan Penelitian