Sistem Penjadwalan Otomatis Tempat Ceramah Mubaligh Pada ...
PENGARUH PEMBERITAAN RILIS 200 MUBALIGH DI...
Transcript of PENGARUH PEMBERITAAN RILIS 200 MUBALIGH DI...
PENGARUH PEMBERITAAN RILIS 200
MUBALIGH DI REPUBLIKA.CO.ID
TERHADAP PERSEPSI AKTIVIS MAHASISWA
TENTANG CITRA KEMENTERIAN AGAMA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Nikmatul Fikriyah Asshofa
NIM: 11140510000175
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2019 M
i
ABSTRAK
Nikmatul Fikriyah Asshofa. Pengaruh Pemberitaan Rilis 200
Mubaligh di Republika.co.id Terhadap Persepsi Aktivis
Mahasiswa Tentang Citra Kementerian Agama
Pemberitaan rilis 200 mubaligh menuai pro-kontra dari
masyarakat. Sebagian masyarakat menilai rilis 200 mubaligh
berkaitan dengan politik dan sebagian lainnya menilai untuk
kepentngan umat Islam. Republika.co.id merilis 48 berita dalam
satu minggu tentang peritiwa rilis 200 mubaligh. Pemberitaan rilis
200 mubaligh mempengaruhi citra Kementerian Agama yang
bertugas menjaga persatuan umat beragama di Indonesia.
Penelitian ini mempertanyakan apakah terdapat pengaruh
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id terhadap
persepsi mahasiswa UIN Jakarta tentang citra Kementerian
Agama? Persepsi seperti apakah yang terbentuk pada mahasiswa
UIN Jakarta tentang citra Kementerian Agama?
Teori yang digunakan adalah teori Stimulus Organisme Respon.
Asumsi dasar teori ini adalah media massa menimbulkan efek yang
terarah, segera, dan langsung terhadap komunikan. Teori ini
menunjukkan komunikasi merupakan proses aksi-reaksi.
Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis penelitian
survei. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil data
diolah menggunakan stastistik Uji Regresi Linier Sederhana untuk
mencari pengaruh pemberitaan rilis 200 mubaligh di
Republika.co.id terhadap persepsi mahasiswa UIN Jakarta tentang
citra Kementerian Agama.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
terhadap persepsi mahasiswa tentang citra Kementerian Agama.
Pengaruh tersebut sebesar 42,5%. Persepsi yang terbentuk pada
mahasiswa UIN Jakarta tentang citra Kementerian Agama adalah
negatif.
Kata kunci: Pengaruh Pemberitaan, rilis 200 mubaligh, persepsi
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan
atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian
skripsi dengan judul, “Pengaruh Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh
di Republika.co.id Terhadap Persepsi Aktivis Mahasiswa Tentang
Citra Kementerian Agama.”
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan penulis.
Namun berkat dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat
penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin berterima
kasih kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Dr. Hj. Roudhonah M.Ag selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.
2. Kholis Ridho, M. Si, sebagai Ketua Program Studi Jurnalistik
dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M. A., sebagai sekretaris
Program Studi Jurnalistik. Serta dosen-dosen Jurnalistik yang
telah membimbing dan memberikan banyak ilmu kepada
penulis.
iv
3. Drs. Jumroni, M. Si, sebagai dosen pembimbing yang bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Kedua orang tua dan kakak-kakak penulis yang selalu
mendukung dan mendoakan penulis agar sukses dan mendapat
gelar sarjana. Serta terima kasih atas seluruh cinta dan kasih
sayang yang diberikan kedua orang tua kepada penulis.
5. Andhika Khoirul Huda, Saffanah Nuriah, Najatun Wildah,
Bitari Sakinah, Wilda Hayatun Nufus, Siti Maulida
Fatmawati, Amimatul Iklillah, Fiqi Agustiansyah, Ma’rifah
Istiqomah, Khairunisa, Indah, Dwi Rahmah, Farah Fitriana,
Redita Putri, dan Rayhan Byruni yang telah memberikan
semangat dan mendukung penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis berharap agar orang-orang tercinta, baik yang
tercantum di atas atau pun tidak selalu diberi kesehatan dan
dilimpahkan kasih sayang oleh Allah SWT. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Namun, penulis telah
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat untuk masyarakat luas khususnya
masyarakat yang berada dilingkungan penulis.
Jakarta, 24 Januari 2019
Nikmatul Fikriyah Asshofa
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Batasan Masalah ....................................................... 6
C. Rumusan Masalah ..................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ...................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ....................................................... 8
G. Sitematika Penulisan ............................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Penelitian ....................................................... 12
1. Teori Stimulus Organisme Respon .................. 12
2. Teori Persepsi .................................................. 13
3. Konsep Berita dan Kriteria Nilai Berita .......... 18
4. Konsep Jurnalisme Online ............................... 20
5. Konsep Citra .................................................... 21
B. Kerangka Pemikiran ............................................... 23
v
C. Variabel Penelitian dan Hipotesis Penelitian ......... 23
1. Variabel Penelitian ........................................... 23
2. Hipotesis Penelitian ......................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian .............................................. 26
B. Pendekatan Penelitian ............................................. 27
C. Populasi dan Sampel ............................................... 29
D. Waktu dan Tempat Penelitian ................................. 33
E. Sumber Data ........................................................... 33
F. Instrumen Penelitian ............................................... 34
1. Definisi operasional ......................................... 36
2. Uji Validitas ..................................................... 37
3. Uji Reabilitas ................................................... 39
4. Uji Normalitas ................................................. 40
5. Uji Linieritas .................................................... 41
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................... 42
1. Kuesioner ......................................................... 42
2. Dokumentasi .................................................... 42
H. Teknik Pengolahan data .......................................... 43
1. Editing .............................................................. 44
2. Pengkodean ...................................................... 44
3. Tabulasi ............................................................ 44
4. Uji Regresi Linier Sederhana ........................... 44
vi
BAB IV TEMUAN PENEITIAN DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum ................................................... 48
1. Gambaran Umum Republika.co.id ................. 48
2. Gambaran Umum Aktivis Mahasiswa ............. 50
3. Gambaran Umum Kementerian Agama .......... 53
B. Analisis Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh .............. 56
C. Persepsi Aktivis Mahasiswa Fidkom UIN Jakarta
Tentang Citra Kementerian Agama ........................ 59
D. Perbandingan Citra Kementerian Agama pada Aktivis
Mahasiswa Fidkom UIN Jakarta ............................. 62
E. Tabulasi Silang Antara Pemberitaan Rilis 200
Mubaligh Terhadap Persepsi aktivis Mahasiswa
Fidkom UIN Jakarta ................................................ 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................. 66
B. Saran ...................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Mahasiswa UIN Jakarta ................. 30
Tabel 3.2 Jumlah Responden Mahasiswa UIN Jakarta
Berdasarkan Semester ............................................... 32
Tabel 3.3 Jumlah Responden Mahasiswa UIN Jakarta
Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................. 33
Tabel 3.4 Pengukuran Instrumen Penelitian Skala Likert ......... 35
Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas .................................................... 40
Tabel 3.6 Hasil Uji Normalitas .................................................. 41
Tabel 3.7 Hasil Uji Linieritas .................................................... 42
Tabel 3.8 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
(Model Summary) ...................................................... 45
Tabel 3.9 Interpretasi Koefisiensi Korelasi .............................. 45
Tabel 3.10 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (Anova) ........... 46
Tabel 3.11 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (Coefficients) 46
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Pemberitaan Rilis 200
Mubaligh di Republika.co.id ..................................... 56
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Mahasiswa
UIN Jakarta Tentang Citra Kementerian Agama
Terkait Rilis 200 Mubaligh ....................................... 59
viii
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Citra Kementerian
Agama Terkait Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh pada
Mahasiswa Berpendidikan Akhir SMA/SMK dan
MAN/Pesantren ......................................................... 62
Tabel 4.4 Pengaruh Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh di
Republika.co.id Terhadap Persepsi Mahasiswa UIN
Jakarta Tentang Citra Kementerian Agama .............. 63
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pembentukan Persepsi ................................ 16
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .............................................. 23
Gambar 2.3 Variabel Penelitian ................................................. 24
Gambar 4.1 Logo Republika.co.id ............................................. 49
Gambar 4.2 Logo Dema Fidkom ............................................... 50
Gambar 4.3 Logo Sema Fidkom ................................................ 51
Gambar 4.4 Logo DNK TV ....................................................... 52
Gambar 4.5 Logo RDK FM ....................................................... 53
Gambar 4.6 Logo Kementerian Agama ..................................... 55
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Definisi Operasional
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas
Lampiran 4 Hasil Uji Reabilitas
Lampiran 5 Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh
Lampiran 6 Surat-surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada 18 Mei 2018, Kementerian Agama merilis 200
Mubaligh. Menteri Agama, Lukman Hakim menjelaskan 200
nama ini dirilis berdasarkan banyaknya permintaan dari
masyarakat Indonesia. Tujuan dirilis 200 nama mubaligh ini untuk
memperbaiki kehidupan beragama di Indonesia.1
200 nama mubaligh dirilis setelah didiskusikan oleh
beberapa tokoh agama, Ormas keagamaan dan tokoh masyarakat.
Para mubaligh yang direkomendasikan dipilih atas berdasarkan
tiga kriteria, yaitu mempunyai kompetensi keilmuan agama yang
mumpuni, reputasi yang baik, dan berkomitmen kebangsaan yang
tinggi.2
Rilis 200 mubaligh oleh Kementerian Agama mendapat
respon beragam dari masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat
Indonesia menilai bahwa peristiwa tersebut dapat memecah belah
masyarakat Indonesia.3 Selain itu, Kementerian Agama juga
dinilai telah melebihi Tuhan yang mengatur siapa saja mubaligh
1 https://kemenag.go.id/berita/read/507786/kemenag-rilis-daftar-200-
nama-muballigh diakses pada 6 Juli 2018 2 https://kemenag.go.id/berita/read/507786/kemenag-rilis-daftar-200-
nama-muballigh diakses pada 6 Juli 2018 3 https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/18/05/20/p8zgiu409-daftar-200-mubaligh-dinilai-berpotensi-
memecah-belah diakses pada 6 Juli 2018
2
yang pantas untuk ceramah.1 Peristiwa ini juga dikaitkan dengan
politik. Ketua umum Muhammadiyah, Haedar Nashir, menilai rilis
200 mubaligh ini merupakan politik agama untuk meraih
kekuasaan.2
Namun beberapa masyarakat Indonesia juga mendukung
rilis 200 mubaligh. Mantan Ketua MUI, Ma’ruf Amin, menilai
bahwa rilis 200 mubaligh diperlukan untuk menertibkan dan
menyeleksi mubaligh yang memiliki perilaku baik.3 Dari peristiwa
rilis 200 mubaligh, terdapat persepsi masyarakat yang beragam
tentang Kementerian Agama.
Setelah Kementerian Agama merilis 200 nama mubaligh,
banyak media yang memberitakan peristiwa ini, baik media cetak,
televisi, maupun online. Salah satunya adalah Republika.co.id.
Republika merupakan salah satu media Islam terbesar di
Indonesia.
Penulis memilih media online Republika.co.id karena pada
peristiwa rilis 200 mubaligh, Republika.co.id menaruh perhatian
lebih. Republika.co.id selalu memperbaharui berita-berita yang
berkaitan dengan peristiwa rilis 200 mubaligh. Setelah satu
1 http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/19/kemenag-rilis-
200-mubalig-rocky-gerung-siapa-layak-masuk-surga-atau-neraka-yang-tahu-
pemerintah pada 6 Juli 2018 2 https://pwmu.co/65644/05/19/tentang-200-mubaligh-yang-
direkomendasikan-kemenag-ini-kritik-ketua-umum-pp-muhammadiyah/ pada
6 Juli 2018 3 https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/18/05/22/p94bzu409-kh-maruf-amin-dukung-daftar-200-mubaligh-
ini-alasannya
3
minggu peristiwa rilis 200 mubaligh, Republika.co.id merilis 43
judul berita.
Media online merupakan media yang sangat mudah
dijangkau oleh khalayak. Menurut FF The Annenberg Washington
Program in Communications Policy Studies of Northwestern
University, perubahan kegiatan jurnalisme sudah berubah dari
bentuk cetak menjadi bentuk multimedia. Media cetak tidak lagi
berdiri sendiri melainkan bekerja sama dengan media televisi,
radio dan internet. Menurut Hume, media jurnalisme online sudah
banyak digunakan sejak tahun 1990-an.4
Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti apakah dengan
adanya pemberitaan-pemberitaan rilis 200 mubaligh yang
menciptakan pro-kontra mayoritas umat Islam di Indonesia
mempengaruhi persepsi mahasiswa tentang citra Kementerian
Agama yang bertugas untuk menjaga persatuan agama di
Indonesia.
Pesan yang disampaikan oleh media massa secara terus
menerus akan menghasilkan efek kepada khalayak. Oleh sebab itu,
terdapat keterkaitan yang erat antara pesan yang disampaikan oleh
media massa dengan efek yang diterima oleh khalayak. Pada
penelitian ini, persepsi mahasiswa tentang citra Kementerian
Agama berkaitan erat dengan pemberitaan rilis 200 mubaligh yang
diterbitkan oleh Republika.co.id.
4 Septyawan Sentana, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2005), h. 2
4
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori Stimulus
Organisme Respon (S-O-R). Asumsi dasar teori ini adalah media
massa menimbulkan efek yang terarah, segera, dan langsung
terhadap komunikan. Model ini menunjukkan komunikasi
merupakan proses aksi-reaksi.5
Selain itu, penulis juga menggunakan teori persepsi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi merupakan
tanggapan seseorang yang diterima langsung dalam mengetahui
sesuatu hal melalui pancaindra.6 Sedangkan menurut Kamus Besar
Psikologi, persepsi merupakan proses pengamatan seseorang
terhadap lingkungan melalui pancaindra sehingga ia memahami
segala sesuatu yang ada di lingkungannya.7
Menurut Asrori dalam buku Psikologi Pembelajaran,
persepsi adalah proses individu dalam menginterpretasikan,
mengorganisasikan dan memberi makna terhadap stimulus yang
berasal dari lingkungan di mana individu itu berada yang
merupakan hasil dari proses belajar dan pengalaman.8
Penulis memilih aktivis mahasiswa dibawah naungan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta yaitu
Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (Dema Fidkom), Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu
5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 255 6 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/persepsi 7 Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Tonis, 1982), h. 71 8 Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Bandung: CV Wacana
Prima, 2009), h. 214
5
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Sema Fidkom), Dakwah dan
Komunikasi Televisi (DNK TV) dan Radio Dakwah Komunikasi
(RDK FM) sebagai objek penelitian agar penelitian ini seimbang
dalam pengumpulan data dan mendapat beragam persepsi dan
sudut pandang mahasiswa.
Selain itu, DNK TV dan RDK FM merupakan organisasi
mahasiswa yang berkaitan dengan dunia broadcasting. Hal ini
membuat mahasiswa lebih memahami dan bersikap kritis terhadap
pemberitaan. Mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa semester
lima dan tujuh karena telah mendapatkan mata kuliah tentang
media massa lebih dalam. Sehingga mahasiswa dapat lebih kritis
terhadap pemberitaan media massa.
Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah positivisme. Pendekatan penelitian dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitattif. Kuantitatif merupakan penelitian
yang menggunakan analisis data yang berbentuk angka.9
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei.
Survei merupakan sebuah penelitian yang sistematis dalam
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan sebuah objek
studi, dengan menggunakan kuesioner.10
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis ingin mencari
tahu pengaruh pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
terhadap persepsi mahasiswa tentang citra Kementerian Agama.
9 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif (Jakarta:
Kencana, 2015), h. 109 10 Muri Yusuf, Metode Penelitian (Jakarta: Kencana, 2017), h. 48
6
Maka dari itu, penulis menyusun dalam sebuah penelitian yang
berjudul: “Pengaruh Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh di
Republika.co.id Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Citra
Kementerian Agama.”
B. Batasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas,
penulis membatasi agar mempermudah penyusunan. Maka penulis
hanya fokus pada:
1. Pemberitaan rilis 200 mubaligh yang diterbitkan oleh
Republika.co.id ada banyak, namun penulis membatasi hanya
pemberitaan yang diterbitkan tiga hari setelah peristiwa rilis
200 mubaligh yang akan diteliti, yaitu pada 18-21 Mei 2018.
2. Penulis membatasi aktivis mahasiswa UIN Jakarta pada empat
organisasi intra, yaitu: A. Dewan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Dema Fidkom),
B. Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (Sema Fidkom), C. Dakwah dan Komunikasi
Televisi (DNK TV), dan D. Radio Dakwah Komunikasi (RDK
FM).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah dan batasan
masalah di atas, sebelum penulis menjabarkan rumusan masalah
pada penelitian ini, penuls ingin mengetahui terlebih dahulu,
apakah pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id sesuai
7
dengan Kaidah Jurnalistik? Setelah itu, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah
1. Apakah terdapat pengaruh pemberitaan rilis 200 mubaligh di
Republika.co.id terhadap persepsi mahasiswa UIN Jakarta
tentang citra Kementerian Agama?
2. Persepsi seperti apakah yang terbentuk pada mahasiswa UIN
Jakarta tentang citra Kementerian Agama?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, sebelum penulis
menjabarkan tujuan penelitian pada penelitian ini, penuls ingin
mengetahui apakah pemberitaan rilis 200 mubaligh di
Republika.co.id sesuai dengan Kaidah Jurnalistik atau tidak.
Setelah itu, tujuan penelitian yang dilakukan penulis yaitu:
1. Untuk mengetahui terdapat atau tidak pengaruh pemberitaan
rilis 200 mubaligh di Republika.co.id terhadap persepsi
mahasiswa UIN Jakarta tentang citra Kementerian Agama.
2. Untuk mengetahui persepsi yang terbentuk pada mahasiswa
UIN Jakarta tentang citra Kementerian Agama.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi hasil
riset di bidang Jurnalistik dengan memfokuskan penelitian pada
pengaruh pemberitaan terhadap persepsi mahasiswa tentang citra
lembaga. Selain itu, dapat dijadikan referensi data yang dapat
digunakan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
8
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
Mahasiswa Jurnalistik. Serta dapat menambah keilmuan seberapa
besar pemberitaan berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta
ilmu pengetahuan bagi kalangan mahasiswa atau masyarakat.
Bertambahnya pemahaman mahasiswa khususnya dan masyarakat
pada umumnya terhadap tayangan pemberitaan dalam
mempengaruhi persepsi khalayak tentang citra lembaga. Penelitian
ini juga diharapkan dapat menjadi bahan rujukan atau referensi
bacaan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.
3. Tinjauan Pustaka
Terdapat penulisan terdahulu yang berhubungan dengan
pengaruh pemberitaan terhadap persepsi mahasiswa dan menjadi
inspirasi penulis, yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan oleh Adhi Prakosa, Mahasiswa
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Diponegoro, yang berjudul “Hubungan
Terpaan Pemberitaan Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Al-
Quran Pada Kementerian Agama di Media Massa Dengan
Citra Kementerian Agama di Masyarakat.” Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori kumulatif efek dan
teori citra. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metodologi penelitian kuantitatif.
9
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan
antara terpaan pemberitaan kasus dugaan korupsi pengadaan
al Quran dengan citra Kementerian Agama di masyarakat.
2. Penelitian ini disusun oleh Nada Rohmah, Mahasiswi Jurusan
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, dengan judul
“Pengaruh Pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto di
Metro TV Terhadap Persepsi Mahasiswa Tentang Citra KPK
(Survei Terhadap Mahasiswa Aktivis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)”. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori agenda setting dan teori citra.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh
pemberitaan Penangkapan Bambang Widjojanto Terhadap
Persepsi Mahasiswa Tentang Citra KPK.”
3. Penelitian ini disusun oleh Wulan Purnawati, Mahasiswi
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Hubungan Antara
Terpaan Berita Pemblokiran Situs Islam di Televisi Terhadap
Citra Kementerian Komunikasi dan Informatika Pada
Mahasiswa UIN Jakarta.” Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Teori persepsi dan uses and effect.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei.
10
Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara
terpaan berita Pemblokiran Situs Islam di Televisi terhadap
citra Kementerian Komunikasi dan Informatika pada
Mahasiswa UIN Jakarta.
4. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang
rumit, maka skripsi ini terbagi ke dalam lima BAB pembahasan.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Penulis menjelaskan mengenai teori Stimulus Organisme Respon
(SOR), teori persepsi, konsep berita dan unsur layak berita,
jurnalisme online, dan konsep citra. Penulis juga menjelaskan
kerangka pemikiran, variabel penelitian dan hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN
UMUM
Berisi paradigma penelitian, pendekatan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel,
variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,
teknik analisis data, hipotesis penelitian, gambaran umum .
11
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
Berupa hasil temuan analisis data penelitian. Kemudian akan
didapatkan secara deskriptif mengenai hasil analisis dalam
penelitian ini.
BAB V PENUTUP
Pada BAB terakhir skripsi ini penulis memberikan kesimpulan
dan saran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Penelitian
1. Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R)
Pada 1930, lahir model klasik komunikasi yang banyak
pengaruh dari teori psikologi. Salah satu teori komunikasi tersebut
adalah teori S-O-R. Menurut Onong Effendy, teori ini berasal dari
psikologi namun menjadi teori komunikasi karena memiliki objek
material yang sama, yaitu manusia. Meliputi komponen: sikap,
opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.1
Asumsi dasar teori ini adalah media massa menimbulkan
efek yang terarah, segera, dan langsung terhadap komunikan.
Model ini menunjukkan komunikasi merupakan proses aksi-
reaksi.2 Teori ini juga mengasumsikan bahwa sikap individu
muncul akibat seberapa besar stimulus yang diberikan, bukan atas
motif yang dimiliki.3
Teori Stimulus Organisme Respon menitikberatkan pada
proses pengertian yang banyak menyangkut komponen kognisi.
Dalam teori ini, masalah kognisi lebih diutamakan, sedangkan
1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 254 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.
255 3 Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations
Kualitatif dan Kuantitatif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 134
13
komponen afeksi diabaikan. Komponen konasi tergantung pada
efek dari rangsangan.1
Dalam teori ini terdapat unsur-unsur yang penting2, yaitu:
a. Pesan (stimulus)
b. Komunikan (organisme)
c. Efek (respon)
Teori ini menggambarkan media massa mempunyai efek
yang sangat kuat dalam masyarakat. Pendapat ini didukung realita
bahwa tingkat konsumsi masyarakat atas media massa cukup
tinggi, sehingga khalayak diterpa pemberitaan yang sama akan
menimbulkan berbagai efek.
Teori Stimulus Organisme Respon, merupakan salah satu
teori efek media massa. Dimana pada penelitian ini, stimulus
berupa berita yang diterbitkan oleh Republika.co.id. Kemudian
berita tersebut dibaca oleh mahasiswa UIN Jakarta, sebagai
organisme. Lalu, pemberitaan tersebut akan menghasilkan persepsi
mahasiswa UIN Jakarta tentang citra Kementerian Agama, sebagai
efek (respon).
2. Teori Persepsi
Secara epistimologi persepsi berasal dari bahasa latin
percipere menjadi perceptio, dalam bahasa Inggris perception,
1 Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations
Kualitatif dan Kuantitatif, h. 134 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.
254
14
yang artinya menerima atau mengambil.3 Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan seseorang secara
langsung dalam memahami sesuatu hal melalui pancaindra.4
Persepsi dalam arti sempit adalah pengelihatan, yang
berarti bagaimana cara individu melihat sesuatu; sedangkan dalam
arti yang lebih luas, persepsi adalah pandangan atau penertian,
yaitu bagaimana individu memandang atau mengartikan sesuatu.5
Menurut DeVito, persepsi adalah proses individu sadar
atas rangsangan yang diterima dan mempengaruhi pancaindra.
Menurut Gulo, persepsi adalah proses individu sadar atas segala
sesuatu dalam lingkungan melalui pancaindra. Menurut Verbeek,
persepsi adalah sebuah cara yang membuat individu mengenal
dunia sebenarnya secara langsung. Menurut Brouwer, persepsi
adalah sesuatu yang dibentuk dari rangsangan yang diterima dari
sebuah objek. Sedangkan Pareel mendefinisikan persepsi lebih
luas, yaitu proses menerima, menyeleksi, mengorganisasi,
mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan
pancaindra.6
Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi merupakan
inti komunikasi karena apabila persepsi tidak akurat maka
komunikasi pun tidak akan efektif. Dengan persepsi, pesan
ditentukan akan diterima atau ditolak. Sedangkan interpretasi
merupakan inti dari persepsi karena interpretasi mengubah
3 Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009),
h. 445 4 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/persepsi 5 Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 445 6 Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 445-446
15
kode/sandi menjadi sebuah pesan yang dapat dipahami dalam
komunikasi.7
Jalaluddin Rakhmat dalam buku psikologi komunikasi
mengemukakan, persepsi merupakan bagian dari komunikasi intra
personal. Proses intra personal meliputi sensasi, persepsi, memori
dan berpikir. Persepsi diartikan sebagai proses memaknai sensasi
sehingga menemukan pengetahuan baru. Persepsi mampu
mengubah sensasi menjadi informasi.8
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dibagi
menjadi dua, yaitu faktor fungsional dan faktor struktural.
1. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa
lalu dan hal-hal lain. Persepsi ditentukan oleh karakteristik
individu yang memberikan respon pada sebuah rangsangan
bukan ditentukan oleh jenis sebuah rangsangan. Faktor
fungsional yang dapat mempengaruhi persepi disebut
kerangka rujukan. Dalam kegiatan komunikasi, kerangka
rujukan mempengaruhi pemberian makna pada pesan yang
diterima. Kerangka rujukan sangat penting untuk analisis
interpretasi dari sebuah peristiwa.
2. Faktor struktural berasal dari stimulus dan efek. Faktor
struktural memiliki prinsip yang disebut teori Gestalt, yaitu
proses persepsi harus dilakukan secara menyeluruh. Dalam
memahami peristiwa, individu tidak dapat meneliti fakta-fakta
7 Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 446 8 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 51
16
yang terpisah; harus memandang peristiwa tersebut dalam
sebuah keseluruhan.
3. Faktor situasional berkaitan dengan bahasa non-verbal.
Petunjuk prosemik, petunjuk kinesk, petunjuk wajah, petunjuk
paralinguistik.
4. Faktor personal berasal dari pengalaman, motivasi,
kepribadian. Pengalaman akan membantu individu untuk
meningkatkan kemampuan persepsi. Faktor yang
mempengaruhi stimuli yang akan diproses adalah motivasi.
Kepribadian adalah ragam pola tingkah laku dan pikiran yang
memiliki pola tetap yang dapat dibedakan dari orang lain yang
merupakan karakteristik individu.9
Proses terbentuk persepsi adalah sebagai berikut10:
Rangsangan
Gambar 2.1
Proses Pembentukan Persepsi
9 Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 460-462 10 Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 447
Persepsi Pengenalan Tanggapan
Penalaran
Perasaan
17
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama, yaitu:
a. Seleksi, proses seleksi dilakukan oleh pancaindra
terhadap rangsangan yang diterima. Terdapat dua faktor
menentukan seleksi rangsangan, yaitu intern dan ekstern.
Faktor-faktor intern antara lain: kebutuhan psikologis,
latar belakang, pengalaman, kepribadian, sikap dan
kepercayaan umum, penerimaan diri. Faktor-faktor
ekstern antara lain: intensitas, ukuran, kontras, gerakan,
ulangan, keakraban, dan sesuatu yang baru.
b. Interpretasi (penafsiran), proses menafsirkan rangsangan
yang diterima. Telah terjadi sebuah persepsi setelah
rangsangan tersebut ditafsirkan. Inti dari persepsi adalah
memberikan arti pada rangsangan yang diterima.
c. Reaksi, proses reaksi muncul setelah terjadinya persepsi.
Persepsi dikatakan belum sempurna apabila belum terjadi
tindakan atas sebuah reaksi. Tindakan yang dilakukan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu tersembunyi dan terbuka.
Tindakan tersembunyi berupa pembentukan kesan
terhadap rangsangan yang diterima.11 Jalaluddin Rahmat
menjabarkan ada tiga proses pembentukan pesan, yaitu:
1. Stereotyping, proses mengkategorikan stimuli lewat
kesan
2. Implicit Personality Theory, proses konsepsi stimuli
dengan sebuah sifat yang berkaitan dengan sifat
lainnya.
11 Alex Sobur, Psikologi Umum Cetakan I, (Bandung: Pustakarya,
2003), h. 447
18
3. Atribusi, proses menyimpulkan motif, maksud,
karakteristik orang lain dengan melihat perilakunya
yang tampak.12
3. Konsep Berita dan Kriteria Nilai Berita
a. Pengertian Berita
Berita atau dalam bahasa Inggris news berasal dari kata
new, yang berarti baru. Dengan kata lain, segala hal yang baru
merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan kepada orang
lain dalam bentuk berita. Berita dalam bahasa Indonesia diambil
dalam bahasa Belanda yaitu “bricht (en)” yang berarti
pengumuman, sesuatu yang membuat terkenal. Departemen
Pendidikan RI membakukan istilah berita dengan arti laporan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.13
Menurut Williard C. Bleyer, berita adalah suatu kejadian
aktual yang diperoleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar
karena menarik atau mempunyai makna bagi pembaca.14 Menurut
Chilton R. Bush, berita adalah laporan mengenai peristiwa yang
penting diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang
semata-mata menarik karena berhubungan dengan hal yang
menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi yag menarik.15
12 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, h. 50 13 Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi,
Produk, dan Kode Etik, (Bandung: Nuansa, 2010), h. 102-103 14 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita,
(Jakarta: Erlangga, 2010), h. 26 15 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, h.
26
19
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan berita adalah
sebuah peristiwa baru yang penting dan menarik untuk diketahui
masyarakat luas. Lalu ditulis dan disebarkan kepada khalayak
melalui media massa.
Menurut Kode Etik Jurnalistik, Pasal 5, cara pemberitaan
dan menyampaikan pendapat adalah:
“Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan
adil, mengutamakan kecermatan dari kecepatan serta tidak campur
adukkan fakta dan opini sendiri. Karya jurnalistik berisi
interpretasi dan opini wartawan, agar disajikan dengan
menggunakan nama jelas penulisnya.”16
Berdasarkan Kode Etik Jurnalistik di atas, dapat diketahui
bahwa berita harus berimbang atau sering juga disebut cover both
side, adil, cermat, tepat atau dalam bahasa jurnalistik disebut
akurat, berita juga harus ditulis secara lengkap, berita juga tidak
boleh mencampur antara fakta dengan opini atau dalam bahasa
jurnalistik disebut objektif. Selain itu, berita juga harus ditulis
secara ringkas; jelas; dan hangat.17
Berdasarkan pembahasan di atas, dalam penelitian ini,
indikator pemberitaan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
akurat, berimbang, faktual, aktual dan penulisan berita yang baik
(well written). Indikator-indikator tersebut akan dijadikan acuan
kuesioner pada variabel X yaitu pemberitaan rilis 200 mubaligh di
Republika.co.id.
16 https://pwi.or.id/index.php/uu-kej diakses pada 17 Oktober 2019 17 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik
Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 47
20
4. Konsep Jurnalisme Online
Jurnalisme online merupakan proses pengumpulan,
penulisan, penyuntingan, dan penyebarluasan berita secara online
di internet.
Karakteristik Jurnalisme online dibagi menjadi dua, yaitu
karakteristik primer dan sekunder. Karakteristik primer membuat
jurnalisme online berbeda dengan jurnalisme lainnya, yaitu:
1. Unlimited space. Ruang untuk menulis berita di media online
tidak terbatas, artinya jurnalis dapat menulis berita sepanjang,
selengkap mungkin.
2. Audience control. Khalayak dapat memilih berita apa saja
yang ingin dibaca sesuai dengan kegemaran khalayak.
3. Nonlienarity. Berita yang diterbitkan melalui online berdiri
sendiri, sehingga khalayak tidak perlu membaca secara
berurutan.
4. Storage and retrieval. Berita yang diterbitkan lebih abadi dan
dapat diakses kembali kapanpun dan dimanapun.
5. Immediacy. Berita yang diterbitkan bersifat langsung dan
cepat.
6. Multimedia Capability. Berita yang diterbitkan dapat
dilengkapi dengan foto, video, atau suara.
7. Interactivity. Khalayak dapat berinteraksi langsung dengan
wartawan karena terdapat kolom komentar.18
18 http://komunikasi.uinsgd.ac.id/jurnalistik-online-istilah-definisi-
dan-karakteristik/ diakses pada 17 Oktober 2019
21
5. Konsep Citra
Frank Jefkins mendefinisikan citra sebagai kesan, gambaran,
atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan) atas sosok
keberadaan berbagai kebijakan personil atau jasa-jasa dari suatu
organisasi atau perusahaan. Citra dapat dikatakan sebagai persepsi
masyarakat dari adanya pengalaman, kepercayaan, perasaan, dan
pengetahuan masyarakat itu sendiri terhadap perusahaan.19
Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek
dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon
dan Rakhmat menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi
kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak
akan ada teori dan sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan pada
penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif. Efek kognitif dari
komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra
seseorang.20
Menurut Elvinaro dalam buku “Dasar-dasar Public
Relation”, citra memiliki empat jenis, yaitu:
1. The Mirror Image (cerminan citra), yaitu bagaimana publik
menilai citra sebuah perusahaan.
2. The Current Image (citra masih hangat), yaitu citra yang
terdapat pada publik berdasarkan pengalaman atau kurangnya
informasi dan pemahaman publik. Citra ini bisa bertentangan
dengan mirror image dan biasanya bersifat negatif.
19 Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan Daniel
Yadin (Jakarta: Erlangga, 2003), 93. 20 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public
Relations (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 114
22
3. The Wish Image (citra yang diinginkan), yaitu manajemen
menginginkan pencapaian prestasi tertentu. Citra ini
diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum publik
memperoleh informasi secara lengkap.
4. The Multiple Image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah
individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan lainnya
dapat membentuk citra tertentu yang belum tentu sesuai
dengan keragaman citra seluruh organisasi atau perusahan.21
21 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public
Relations, h. 117
23
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
C. Variabel dan Hipotesis Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (X), variabel yang mempengaruhi atau
menjadi atau merubah atau mempengaruhi variabel lain
(variable independent).22 Pada penelitian ini, yang
22 Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian, (Sukabumi: CV
Jejak, 2017), h. 124
Persepsi tentang
Kementerian
Agama
1. Seleksi
2. Interpretasi
3. Respon
Mahasiswa UIN
Jakarta
Pemberitaan rilis 200
mubaligh di Republika.co.id
1. Akurat
2. Berimbang
3. Faktual
4. Aktual
5. Well written
Citra Kementerian Agama
1. Positif
2. Negatif
24
menjadi variabel bebas adalah pemberitaan rilis 200
mubaligh di Republika.co.id.
b. Variabel Terikat (Y), variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain dan menjadi perhatian utama dalam
penelitian karena mengandung implikasi dari hasil
penelitian.23 Pada penelitian ini, yang menjadi variabel
terikat adalah persepsi mahasiswa UIN Jakarta tentang
citra Kementerian Agama.
Gambar 2.3
Variabel Penelitian
23 Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian, h. 123
Pemberitaan Rilis
200 Mubaligh
Variabel X
Persepsi Mahasiswa UIN
Jakarta tentang citra
Kementerian Agama
Variabel Y
25
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori yang digunakan penulis, yaitu teori
untuk mengetahui efek media massa. Maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
Hi: Terdapat pengaruh pemberitaan rilis 200 mubaligh terhadap
persepsi mahasiswa tentang citra Kementerian Agama
Ho: Tidak terdapat pengaruh pemberitaan rilis 200 mubaligh
terhadap persepsi mahasiswa tentang citra Kementerian Agama
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Paradigma diartikan sebagai kumpulan asumsi bersama,
konsep, atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dalam
penelitian. Paradigma juga dapat diartikan sebagai cara pandang
peneliti tentang sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah
disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma berhubungan erat
dengan aliran-aliran dalam sebuah disiplin ilmu pengetahuan.1
Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme.
Paradigma ini adalah tradisi pemikiran Prancis dan Inggris yang
antara lain dipelopori oleh David Hume, John Locke, dan Barkeley
yang menekankan pada pengalaman sebagai sumber pengetahuan
dan memandang pengetahuan memiliki kesamaan hubungan
dengan pandangan aliran filsafat positivisme. Pelopor munculnya
paradigma ini adalah August Comte yang merupakan seorang
filsuf.2
Paradigma positivisme memandang ilmu sebagai ilmu
pengetahuan yang nyata sehingga ilmu pengetahuan yang tidak
positivistik bukanlah ilmu (sains). Objek penelitian dilihat
memiliki keberaturan yang natural, empiris, dan behavior. Dimana
semua objek penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta yang
1 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana, 2005), h. 31 2 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 32
27
dapat diamati, tidak terlalu mementingkan fakta sebagai makna
namun mementingkan fenomena yang tampak, serta objektif.1
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Penelitian
kuantitatif berpandangan bahwa realitas itu tunggal dan dapat
diteliti sendiri.
Pola pikir yang digunakan pada penelitian kuantitatif
adalah pola pikir deduktif agar dapat memahami sebuah fenomena
dengan cara menggunakan konsep-konsep yang bersifat umum,
yang abstrak untuk mencari hal-hal yang bersifat khusus dari
fenomena yang diteliti. Pola pikir ini menggunalan logika
matematis dan membuat generalisasi dari sebuah populasi yang
sangat banyak.2
Desain penelitian kuantitatif adalah operasional konsep
yang jelas dan dapat ditata sebagai pengembangan,
mengkonstruksi, dan mendeskripsikan teori. Tata pikir yang
digunakan dalam penelitian ini adalah fokus pada tata pikir
rasional, sehingga konstruksi variabel sesuai dengan konsep
penelitian.3
1 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 32 2 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 172 3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 172-173
28
Pada penelitian kuantitatif terdapat survei dan
eksperimen. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode
survei. Survei merupakan sebuah penelitian yang sistematis dalam
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan sebuah objek
studi menggunakan kuesioner. Tujuan penelitian survei untuk
menggambarkan karakteristik dari populasi.4
Penelitian survei dibagi menjadi dua, yaitu survei
deskriptif dan analitis. Pada penelitian ini, penulis menggunakan
survei dekriptif, yaitu sebuah metode yang menjelaskan sikap atau
kondisi yang ada saat ini. Penelitian survei biasanya digunakan
untuk mengetahui pendapat masyarakat terhadap pejabat atau
partai politik.5
Metode survei merupakan salah satu metode terbaik bagi
penelitian sosial untuk mengumpulkan data guna menjelaskan
suatu populasi yang terlalu luas untuk diteliti secara langsung.6
Metode survei dalam penelitian ini berkaitan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh pemberitaan di media online
Republika.co.id tentang Kementerian Agama Rilis 200 mubaligh
terhadap persepsi mahasiswa UIN Jakarta tentang Citra
Kementerian Agama.
4 Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 48 5 Morrisan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana, 2012) h.
166 6 Morrisan, Metode Penelitian Survei, h. 166
29
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sasaran penelitian. Populasi
dapat berupa manusia dan bukan manusia, sepert: lembaga, badan
sosial, wilayah, kelompok atau apa saja yang dapat dijadikan
sumber informasi. Menentukan populasi dalam penelitian
kuantitatif sangat penting karena kesimpulan yang didapat pada
hasil penelitian akan diberlakukan dalam populasi tersebut.7
Populasi dalam penelitian ini adalah aktivis mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, yang
dibatasi dengan organisasi intra, yaitu: Dewan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Dema
Fidkom), Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (Sema Fidkom), Dakwah dan Komunikasi Televisi
(DNK TV), dan Radio Dakwah Kampus (RDK FM).
Penulis memilih populasi di atas dengan alasan karena
aktivis mahasiswa Dakwah dan Ilmu Komunikasi dipandang aktif
membaca pemberitaan terkini dan memiliki tingkat kritis yang
lebih jika dibanding dengan mahasiswa biasa. Selain itu, UIN
Jakarta merupakan universitas yang dinaungi oleh Kementerian
Agama.
Lembaga Otonom (LO) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, yaitu DNK TV dan RDK FM merupakan oganisasi
7 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, h.30
30
mahasiswa yang fokus dibidang broadcasting, sehingga memiliki
wawasan dan sikap kritis terhadap sebuah pemberitaan. Dengan
alasan di atas, aktivis mahasiswa di atas dinilai dapat memberikan
penilaian terhadap Kementerian Agama.
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Aktivis Mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta
No. Organisasi Jumlah
1. Dewan Mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(Dema Fidkom)
45
2. Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(Sema Fidkom)
13
3. Dakwah dan Komunikasi Televisi
(DNK TV)
96
4. Radio Dakwah Komunikasi
(RDK FM)
54
Total 208
Dari tabel 3.1 dapat diketahui bahwa jumlah populasi pada
penelitian ini berjumlah 208 orang, yang terdiri dari 45 orang
anggota anggota Dema Fidkom UIN Jakarta, 13 orang Sema
Fidkom, 96 orang anggota DNK TV, dan 54 orang anggota RDK
FM.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik
populasi yang akan diteliti secara mendalam. Sampel dibutuhkan
apabila peneliti tidak mampu meneliti seluruh populasi. Syarat
utama sampel adalah harus mewakili seluruh populasi. Sampel
31
adalah wakil semua unit strata dan sebagainya yang ada di dalam
populasi. Apa yang diambil dalam sampel tersebut, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi.8
Sampel pada penelitian ini mencakup aktivis mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yaitu Dewan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (Dema Fidkom), Senat Mahasiswa Fakultas Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Sema Fidkom), Dakwah dan
Komunikasi Televisi (DNK TV), dan Radio Dakwah Komunikasi
(RDK FM).
Adapun teknik sampel pada penelitian ini, penulis tentukan
dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap anggota yang ada dalam populasi untuk dijadikan
sampel.9 Dalam teknik ini, pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa perhatikan strata yang ada
dalam populasi.10 Dalam menentukan jumlah sampel, penulis
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat error 10%.11
Berikut Rumus Solvin:
n = N
1+N (d)2
n = Jumlah sampling
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung, Alfabeta, 2014), h. 81 9 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta, Kencana, 2013), h. 31 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 82 11 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, h. 34
32
N = Jumlah populasi
d = Margin of error
n = N
1+N (d)2
n = 208 = 208
1+208(0.01)2 1+2,08
n = 208 = 69 dibulatkan menjadi 70
3,08
Tabel 3.2
Jumlah Responden Aktivis Mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Jakarta Berdasarkan Semester
No Organisasi Kategori Frekuesi Persetase
1. Dewan Eksekutif
Mahasiswa
(Dema Fidkom)
5 17 17%
7 13 13%
2. Senat
Mahasiswa
(Sema Fidkom)
5 7 7 %
7 3 3%
3. Dakwah dan
Komunikasi
Televisi (DNK
TV)
5 15 15 %
7 15 15 %
4. Radio Dakwah
Komunikasi FM
(RDK FM)
5 17 17 %
7 13 13 %
Total 100 100%
Berdasarkan dari tabel 3.2 responden dikategorikan
sesuai dengan semester. Mayoritas responden pada penelitian ni
adalah mahasiswa semester lima pada organisasi Dema Fidkom
33
dan RDK FM yaitu sebanyak 17 mahasiswa dan yang paling
sedikit adalah mahasiswa semester tujuh pada organisasi Sema
Fidkom. Minimnya responden organisasi Sema Fidkom karena
total keseluruhan anggota Sema Fidkom hanya 13 orang dan
mayoritas anggota semester lima.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2018 sampai
Januari 2019 pada Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Dema Fidkom), Senat Mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Sema Fidkom),
Dakwah dan Komunikasi Televisi (DNK TV), dan Radio Dakwah
Komunikasi (RDK FM). Organisasi-organisasi tersebut memiliki
sekretariat masing-masing di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
Penelitian ini dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat Timur,
Tangerang Selatan, 15412, Telp. (62-21)740152, Fax. (62-
21)7402982.
E. Sumber Data
Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga
menghasilkan informasi atau keterangan baik kualitatif maupun
kuantitatif yang menunjukan fakta atau juga dapat didefinisikan
34
data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk suatu kesimpulan.12
Penelitian ini melakukan pengelompokkan data
berdasarkan cara memperolehnya:
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan.13 Penulis mengambil data primer dengan metode
survei/angket kepada aktivis mahasiswa UIN Jakarta tentang
pengaruh pemberitaan rilis 200 mubsaligh di Republika.co.id.
2. Data sekunder, yaitu data yang diterbitkan atau digunakan
oleh organisasi yang bukan pengolahannya.14 Penulis
mengambil data sekunder berupa riset kepustakaan buku,
jurnal, dan internet.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian dapat berupa
kuesioner sedangkan instrumen adalah proses menentukan satuan
yang diperoleh, sekaligus jenis data (nominal, ordinal, interval,
rasio) atau tingkatan data.15
12 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual&SPSS, h.16 13 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual&SPSS, h. 16 14 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual&SPSS, h. 16 15 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual&SPSS, h. 25
35
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala Guttman
dan skala likert sebagai pengukuran instrumen penelitian. Skala
Guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat
tegas (jelas) dan konsisten. Alternatif jawaban pada skala Guttman
ada dua yaitu ya dan tidak, benar dan salah, atau positif dan negatif.
Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang suatu objek
atau fenomena tertentu. Alternatif jawaban pada skala likert
terdapat pada tabel 3.4.
Dengan menggunakan skala Guttman dan skala likert,
variabel dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi
indikator, indikator inilah yang dijadikan tolak ukur untuk
membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh
responden.
Tabel 3.4
Pengukuran Instrumen Penelitian
Skala Likert16
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
16 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual&SPSS, h.26
36
1. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah penentuan konstrak atau sifat
yang akan dipelajari sehingga variable yang akan diteliti dapat
dukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang
digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga
memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengembangan konstrak yang lebih baik.17 Dengan definisi
operasional maka dapat ditentukan cara yang dipakai untuk
mengukur variabel.
Pada variabel X (pemberitaan rilis 200 mubaligh di
Republika.co.id) terdapat lima dimensi yaitu akurat, berimbang,
faktual, aktual, dan well written (penulisan yang baik). Akurat
didefinisikan sebagai pemberitaan yang ditulis dengan jujur dalam
penyajian berita. Berimbang didefinisikan sebagai berita yang
memuat dua sisi yang berlawanan secara bersamaan dan seimbang.
Faktual adalah berita yang ditulis berdasarkan realita yang terjadi
bukan sebuah pendapat wartawan. Aktual didefinisikan sebagai
pemberitaan yang ditulis langsung setelah kejadian dan menjadi
perbincangan orang banyak. Penulisan berita yang baik adalah
berita yang ringkas, padat dan jelas.
Pada variabel Y (persepsi mahasiswa UIN Jakarta)
terdapat tiga dimensi yaitu seleksi, interpretasi, dan respon. Seleksi
didefinisikan sebagai proses penyaringan berita yang dilakukan
17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 31
37
oleh khalayak. Interpretasi diartikan sebagai penafsiran khalayak
terhadap pemberitaan yang telah dibaca. Respon diartikan sebagai
reaksi khalayak setelah membaca pemberitaan, dalam penelitian
ini respon tersebut berupa persepsi.
2. Uji Validitas
Uji Validitas merupakan uji yang bertujuan untuk
mengukur valid atau tidak sebuah alat ukur dalam menjalankan
fungsinya. Uji validitas instrumen sangat diperlukan dalam
penelitian, karena bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan
fungsinya.18
Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
validitas konstruk (construct validity). Pendekatan ini bertujuan
untuk mengukur pengertian sebuah konsep yang akan diukur. Data
dapat dikatakan valid jika r-hitung > r-tabel (α ; n-2) n = jumlah
sampel.19
Dalam penelitian ini, dianggap memenuhi syarat
koefisien dengan n=30 dengan nilai taraf signifikansi 5% yaitu
0,361. Pada uji validitas ini, penulis menggunakan aplikasi SPSS
22.
18 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
perbandingan perhitungan Manual & Spss, h. 46 19 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
perbandingan perhitungan Manual & Spss, h. 47
38
Nilai r tabel pada penelitian ini sebesar 0,366. Pada hasil
uji coba, pertanyaan pertama diketahui nilai r-hitung sebesar 0,46,
pertanyaan kedua diketahui nilai r-hitung 0,45, pertanyaan ketiga
diketahui nilai r-hitung 0,4, pertanyaan keempat nilai r-hitung
sebesar 0,43, pada pertanyaan kelima nilai r-hitung sebesar 0,4,
pada pertanyaan keenam nilai r-hitung sebesar 0,46, pada
pertanyaan ketujuh nilai r-hitung sebesar 0,37, pada pertanyaan
kedelapan nilai r-hitung sebesar 0,37, pertanyaan kesembilan nilai
r-hitung sebesar 0,4, dan pada pertanyaan kesepuluh nilai r-hitung
sebesar 0,37. Maka dapat disimpulkan bahwa dari 10 pertanyaan
variabel X dinyatakan valid semua.
Pada hasil uji coba variabel Y, pertanyaan pertama
diketahui nilai r-Hitung sebesar 0,52, pertanyaan kedua nilai r-
hitung sebesar 0,57, pertanyaan ketiga nilai r-hitung 0,54,
pertanyaan keempat nilai r-hitung sebesar 0,37, pertanyaan kelima
nilai r-hitung sebesar 0,4, pertanyaan keenam nilai r-hitung sebesar
0,59, pertanyaan ketujuh nilai r-hitung sebesar 0,57, pertanyaan
kedelapan nilai r-hitung sebesar 67, pertanyaan kesembilan nilai r-
hitung sebesar 0,6, dan pertanyaan kesepuluh nilai r-hitung sebesar
0,63.
Dari hasil nilai r-hitung pada variabel X dan Y di atas,
menunjukkan r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel. Maka dapat
dikatakan, seluruh butir pertanyaan dinyatakan valid dan dapat
digunakan untuk penyebaran kuesioner.
39
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk dapat
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran konsisten jika
pengukuran dilakukan dua kali atau lebih dari gejala yang sama.20
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
cronbach’s alpha.21 Teknik ini digunakan untuk apakah suatu
instrumen penelitian reliable atau tidak. Menurut teknik
cronbach’s alpha, instrumen dikatakan reliable apabila koefisien
realiablitas (r11) > 0,60.22
r11 = 𝑘
𝑘−1 x {1 −
Ʃsi
st}
Keterangan:
r11 = Nilai Reabilitas
k = Jumlah Item
Ʃsi = Jumlah Varian Skor Tiap Item
St = Varian Total
20 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
perbandingan perhitungan Manual & Spss, h. 55 21 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
perbandingan perhitungan Manual & Spss, h. 57 22 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
perbandingan perhitungan Manual & Spss, h. 57
40
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,704 20
Pada tabel 3.5, dapat diketahui hasil Cronbach’s Alpha
sebesar 0,704 dari 20 butir pertanyaan. Maka dapat dikatakan
seluruh butir pertanyaan bersifat reliabel. Dapat dikatakan juga
hasil pengukuran akan konsisten apabila dilakukan uji sebanyak
dua kali atau lebih.
3. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk
menilai penyebaran data kuesioner pada sebuah variabel, apakah
terdistribusikan normal atau tidak. Dalam penelitian ini, penulis
melakukan uji normalitas menggunakan SPSS 22. Penulis
menggunakan uji normalitas versi Kolmogorov-Smirnov karena
jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini > 50 responden,
yaitu pada penelitian ini menggunakan 100 reponden. Syarat data
dapat dikatakan normal apabila nilai signifikansi > 0,05, maka nilai
residual terdistribusi normal.
41
Tabel 3.6
Hasil Uji Normalitas
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 3.6, dapat diketahui nilai hasil signifikansi 0,147
yaitu > 0,05. Maka dapat dikatakan butir pertanyaan kuesioner
didistribusikan secara normal.
4. Uji Linieritas
Uji linieritas merupakan uji yang dilakukan untuk
mengetahui apakah variabel X dan variabel Y mempunyai
hubungan yang linier atau tidak secara signifikansi. Uji linieritas
Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation 2,99629614
Most Extreme
Differences
Absolute ,077
Positive ,052
Negative -,077
Test Statistic ,077
Asymp. Sig. (2-tailed) ,147c
42
merupakan syarat penting untuk melakukan uji regresi linier.
Dalam melakukan uji linieritas, penulis menggunakan SPSS 22.
Syarat data dapat dikatakan linier jika nilai Deviation from
Linearity > 0,05.
Tabel 3.7
Hasil Uji Linieritas
Dari tabel 3.7 dapat diketahui hasil nilai Deviation from
Linearity adalah 0,66, yaitu > 0,05. Maka, data dapat dikatakan
variabel X dan variabel Y pada penelitian ini terdapat hubungan
linier.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
ANOVA Table
Mean
Square F Sig.
citra * pemberitaan Between Groups (Combined) 180,116 20,758 ,000
Linearity 655,959 75,599 ,000
Deviation
from
Linearity
21,502 2,478 ,066
Within Groups 8,677
Total
43
perilaku, dan karakteristik individu atau kelompok.23 Pada metode
angket serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara
sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah
diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke peneliti.24
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
tertutup. Pertanyaan-pertanyaan kepada responden dalam bentuk
pilihan ganda. Responden tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapat.25 Pada penelitian ini, kuesioner dibagikan
kepada aktivis mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi sebagai responden.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pencarian data mengenai
dokumen berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda searta foto-foto kegiatan.26 Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan dokumen tulisan berupa
sejarah, peraturan, visi dan misi pada organisasi, lembaga, dan
media yang sedang diteliti. Sedangkan dokumen gambar berupa
logo setiap organisasi, lembaga, dan media yang sedang diteliti.
H. Teknik Pengolahan Data
Pada penelitian kuantitatif analisis data meliputi
pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk
23 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
perbandingan perhitungan Manual & Spss, h. 21 24 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 123 25 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
perbandingan perhitungan Manual & Spss, h. 21 26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h.206
44
mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji statistik. Berikut merupakan langkah pengolahan
data kuantitatif:
1. Editing, yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk
diteliti dan kemudian dijumlahkan sesuai pengelompokkan.
2. Codeting, memberikan kode tertentu pada setiap data yang
termasuk pada kategori yang sama.
3. Tabulating, yaitu menjumlahkan jawaban-jawaban
selanjutnya yang dinyatakan dalam bentuk tabel, sehingga
dapat diketahui kecenderungan tiap-tiap alternatif jawaban.27
4. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji Regresi Linier Sederhana merupakan uji yang
dilakukan untuk mengetahui besaran nilai variable independent
mempengaruhi nilai variable dependent.28 Dalam penelitian ini,
Uji Regresi Linier Sederhana dilakukan untuk mengetahui besar
pengaruh pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
terhadap persepsi mahasiswa UIN Jakarta tentang citra
Kementerian Agama.
Dalam Uji Regresi Linier Sederhana memiliki syarat
yaitu data penelitian harus lulus uji validitas, reabilitas, normalitas,
linieritas. Dalam penelitian ini, seluruh syarat-syarat tersebut
sudah lulus dan sudah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan Uji Regresi Linier
27 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
perbandingan perhitungan Manual & Spss, h. 86 28 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
perbandingan perhitungan Manual & Spss, h. 284
45
Sederhana menggunakan aplikasi SPSS 22. Berikut hasil Uji
Regresi Linier Sederhana:
Tabel 3.8
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
(Model Summary)
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,652a ,425 ,419 3,012
a. Predictors: (Constant), pemberitaan
b. Dependent Variable: persepsi
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisiensi Korelasi
Interval
Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Pada tabel 3.9. dapat diketahui bahwa nilai kolerasi atau
hubungan sebesar 0,652. Dapat diketahui pula nilai koefsien
determinasi (R Square) sebesar 0,425, yang dapat diartikan
pengaruh variabel bebas (pemberitaan) terhadap variabel terikat
(persepsi citra Kementerian Agama) sebesar 42,5%. Sedangkan
46
57,5% dipegaruhi oleh variabel lain, yang tidak termasuk pada
pembahasan pada penelitian ini.
Tabel 3.10
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (Anova)
a. Dependent Variable: persepsi
b. Predictors: (Constant), pemberitaan
Dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai F Hitung
adalah 72,327 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.
Maka dapat diketahui terdapat pengaruh variabel pemberitaan (X)
terhadap variabel persepsi (Y).
Tabel 3.11
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (Coefficients)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 16,553 1,862 8,890 ,000
Pemberitaan - 1,890 ,222 ,652 8,505 ,000
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 655,959 1 655,959 72,327 ,000b
Residual 888,801 98 9,069
Total 1544,760 99
47
a. Dependent Variable: persepsi
Dari tabel 3.11. dapat diketahui nilai Constant (a) sebesar
16,553, sedangkan nilai pemberitaan - 1,890, sehingga persamaan
regresinya dapat ditulis:
Y = a+bX
Y=16,553-1,890x
Maka dapat dikatakan bahwa nilai konsisten variabel
persepsi adalah sebesar 16,553. Koefisien regresi X sebesar - 1,890
menyatakan bahwa setiap penambahan 1% nilai pemberitaan.
Maka, nilai persepsi berkurang sebesar 1,890. Koefisien regresi
tersebut bernilai negatif, sehingga dapat dikatakan arah pengaruh
varabel X terhadap variabel Y adalah negatif.
48
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Media Online Republika.co.id
a) Sejarah Republika
Republika Online atau sering disingkat ROL
merupakan bagian dari Republika koran. Republika merupakan
koran nasional yang dibentuk oleh komunitas muslim di
Indonesia. Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI)
merupakan pelopor terbentuknya Republika koran. Republika
terbit pertama kali pada 4 Januari 1993. Tujuan dibentuk
Republika adalah untuk menjadi aspirasi umat muslim dan
untuk menumbuhkan pluralitas informasi di masyarakat
Indonesia.
Republika online (ROL) sendiri diterbitkan pada tahun
1995. Penerbitan ROL bertujun untuk melayani pembaca yang
tidak terjangkau seperti di luar negeri. Pada pertengahan 2008,
ROL berubah menjadi web portal multimedia. Pada 6 Februari
2008, ROL mengubah tampilan dan mengusung tema “Reload”.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh ROL merupakan
upaya agar ROL selalu dekat dengan pembaca dan dapat
melayani kebutuhan pembaca.
ROL hadir tidak hanya sebagai penyaji berita tetapi
juga untuk menjadi ruang aspirasi bagi umat Islam. Untuk itu,
49
ROL hadir sebagai one stop portal berbasis komunitas. Yang
terdiri dari berita, video, komunitas, gidital newspaper, hingga
e-commerce. Dalam situs Republika.co.id terdapat enam
kategori yaitu news, khazanah, internasional, ekonomi,
republikabola, dan leasure. Masing-masing kategori memiliki
beberapa bagiannya sendiri.
b) Visi dan Misi Republika Online
Visi Republika Online adalah menjadi media online
yang terintegritas dan unggul. Misi Republika Online adalah:
1. Membangun umat Islam yang moderat, cerdas, dan
berbudaya;
2. Menyuarakan aspirasi, gagasan, suara masyarakat bagi
terbangunnya demokrasi yang sehat dan sejahtera;
3. Serta menciptakan manajemen yang sehat dan aktif.1
c) Logo Republika Online
Gambar 4.1
Logo Republika.co.id
d) Identitas Republika Online
Alamat Redaksi: Jl. Warung Buncit Raya No. 37,
Jakarta Selatan, 12510
1 https://republika.co.id/page/anniversary diakses pada 12 November
2018
50
Kontak Redaksi: Phone: 021-7803747
Fax: 021-7997903
Email: [email protected] (Redaksi)
[email protected] (Redaksi)
2. Gambaran Umum Aktivis Mahasiswa UIN Jakarta
a. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Dema Fidkom) UIN
Jakarta
Gambar 4.2
Logo Dema Fidkom UIN Jakarta
Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi (Dema Fidkom) UIN Jakarta merupakan
lembaga mahasiswa yang menaungi seluruh kegiatan mahasiswa
Fidkom baik dalam segi kegiatan belajar mengajar sampai
kegiatan untuk mengembangkan bakat dan hobi mahasiswa.
Dema Fidkom UIN Jakarta memiliki beberapa bidang,
diantaranya Departemen Kemahasiswaan, Departemen
Lingkungan dan Sosial, Departemen Komunikasi dan Informasi,
Departemen Penelitian dan Pengembangan, dan Departemen
51
Minat dan Bakat. Dema Fidkom UIN Jakarta periode 2018/2019
berjumlah 45 orang
Dema Fidkom UIN Jakarta manaungi enam Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) yaitu HMJ Komunikasi Penyiaran
Islam (KPI), HMJ Jurnlaistik, HMJ Kesejahteraan Sosial
(Kessos), HMJ Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), HMJ
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan HMJ Managemen
Dakwah (MD). Dema Fidkom UIN Jakarta juga menaungi dua
Lembaga Otonom (LO) yaitu Dakwah dan Komunkasi Televisi
(DNK TV) dan Radio Dakwah Komunikasi (RDK FM).
b. Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi
Gambar 4.3
Logo Sema Fidkom UIN Jakarta
Senat Mahasiswa (Sema) Fidkom UIN Jakarta merupakan
lembaga mahasiswa yang bertugas mengawasi dan membantu
berjalannya seluruh kegiatan Dema Fidkom UIN Jakarta. Pada
periode 2018/2019 jumlah anggota Sema Fidkom UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah 13 orang.
52
c. Dakwah dan Komunikasi Televisi (DNK TV)
Gambar 4.4
Logo DNK TV
Dakwah dan Komunikasi Televisi (DNK TV) merupakan
lembaga otonom (LO) yang fokus pada bidang pertelevisian.
DNK TV dinaungi oleh LAB Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. DNK TV memiliki
berbagai program, diantaranya: Informasi Sekitar Kampus
(Infokus), Cerita Inspirasi (CI), Ekspose Indonesia (Eksposiana),
Iklan Layanan Masyarakat (ILM), Jendela Islam (JI), dan
Talkshow Young Corner (YC).
Dengan berbagai program di atas, DNK TV menyajikan
beragam informasi dan hiburan yang berkaitan dengan kegiatan,
isu, atau peristiwa mahasiswa di dalam kampus serta kegiatan,
isu, atau peristiwa di luar kampus. DNK TV beranggotakan 96
orang, yang terdiri dari anggota muda, anggota penuh dan
pengurus DNK TV.
53
d. Radio Dakwah dan Komunikasi (RDK FM)
Gambar 4.5
Logo RDK FM
RDK FM merupakan sebuah komunitas yang fokus di
bidang radio, di bawah naungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (Fidkom). RDK FM merupakan sebuah wadah
pembelajaran bagi mahasiswa Fidkom yang tertarik dalam dunia
radio.
RDK FM memiliki kegiatan operasional siaran yang ada
pada dunia radio, seperti: meliput berita, editing iklan radio,
membuat program menarik, menjali kerjasama dan kegiatan
operasional radio lainnya. RDK FM dapat didengar pada
frekuensi 107,9 FM dengan jangkau siar hingga 2,5 KM. Jumlah
anggota RDK FM periode 2018/2019 adalah 54 anggota.2
3. Gambaran Umum Kementerian Agama
a. Sejarah Kementerian Agama
Pada masa penjajahan Belanda atau pun Jepang, tokoh
agama menjadi pelopor pergerakan dan perjuanagan
kemerdekaan baik melalui partai politik dan lainnya. Pada masa
kemerdekaan kedudukan agama menjadi lebih kokoh dengan
ditetapkan Pancasila sebagai ideologi negara. Sila Ketuhanan
2 http://radiordk.uinjkt.ac.id/about-us diakses pada 12 November 2018
54
Yang Maha Esa merupakan cerminan karakter bangsa Indonesia
yang agamis.3
Pada 25-27 November 1945, Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) menyelenggarakan sidang Pleno. Pada saat itu,
utusan Komite Nasional Indonesia daerah Kepresidenan
Banyumas yaitu K.H. Abu Dardiri, mengusulkan untuk dibentuk
Kementerian Agama. Usulan ini diterima oleh anggota KNI.
Pembentukan Kementerian Agama dalam Kabinet Sjahrir
II ditetapkan dengan Penetapan Pemerintah No. 1/S.D. tanggal 3
Januari 1946 (29 Muharram 1365 H) yang berbunyi: “Presiden
Republik Indonesia, Mengingat: usul Perdana menteri dan Badan
Pekerja Komite Nasional Pusat, memutuskan: Mengadakan
Kementerian Agama.
b. Visi Kementerian Agama
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang Taat Beragama,
Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin dalam rangka
Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
c. Misi Kementerian Agama
1. Meningkatkan pemahaman dan pengamatan ajaran agama
2. Menetapkan kerukunan intra dan antar umat beragama
3. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata
dan berkualitas
3 https://www2.kemenag.go.id/artikel/12432/sejarah-kementerian-
agama diakses pada 12 November 2018
55
4. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pegelolaan
potensi ekonomi keagamaan
5. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang
berkualitas dan akuntabel
6. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berici
agama, pendidikan agama pada satuan pendidikan umum,
dan pendidikan keagamaan
7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih,
akuntabel, dan terpercaya.4
d. Logo Kementerian Agama
Gambar 4.6
Logo Kementerian Agama
e. Identitas Kementerian Agama
Alamat : Jl. Lapangan banteng Barat No. 3-4, Jakarta Pusat,
10710
No. Telp. : (+6221) 3811679
4 https://www2.kemenag.go.id/artikel/12433/visi-dan-misi-
kementerian-agama diakses pada 12 November 2018
56
B. Analisis Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh di
Republika.co.id
Table 4.1
Jumlah Responden Berdasarkan Pemberitaan
Rilis 200 Mubaligh di Republika.co.id
Organisasi * Pemberitaan Crosstabulation
Pemberitaan Total
Positif
Organisasi DNK TV 30 30
RDK FM 30 30
SEMA F 10 10
DEMA F 30 30
Total 100 100
Pada Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa seluruh responden
menganggap bahwa pemberitaan rilis 200 mubaligh di
Republika.co.id baik. Maka, dapat dikatakan bahwa seluruh
responden menganggap bahwa berita yang diterbitkan oleh
Republika.co.id sesuai dengan kaidah Jurnalistik. Pada penelitian
ini, kaidah Jurnalistik dilihat dari aspek akurat, berimbang, faktual,
aktual dan well written (penulisan yg baik: ringkas dan jelas).
Pada aspek akurat, pemberitaan rilis 200 mubalgh di
Republika.co.id dilihat dari tiga indikator yaitu kesesuaian judul
berita dengan isi berita, narasumber yang digunakan relevan
dengan permasalahan yang sedang dibahas, kelengkapan berita
(memiliki unsur 5W+1H).
57
Pada indikator kesesuaian judul berita dengan isi berita,
mayoritas responden menilai bahwa pemberitaan rilis 200
mubaligh di Republika.co.id memiliki kesesuaian antara judul
berita dengan isi berita, dengan persentase 92%, sedangkan 8 %
lainnya menilai tidak sesuai. Hal ini menandakan bahwa Republika
dalam menulis judul berita online tidak clickbait. Clickbait
digunakan oleh media online hanya untuk membuat pembaca
tertarik untuk membaca berita tersebut. Namun isi berita tidak
sesuai dengan judul yang dituliskan.
Pada indikator narasumber yang relevan, mayoritas
responden menilai bahwa narasumber yang ada pada pemberitaan
rilis 200 mubaligh di Republika.co.id relevan dengan
permasalahan yang sedang dibahas, dengan persentase 89%,
sedangkan 11% lainnya menilai tidak relevan.
Pada indikator kelengkapan berita, mayoritas responden
menilai bahwa pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
ditulis secara lengkap (memiliki unsur 5W+1H), dengan
persentase 92% mahasiswa, sedangkan 8% mahasiswa lainnya
menilai tidak lengkap.
Pada aspek cover both side, mayoritas responden menilai
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id ditulis secara
berimbang atau tidak memihak. Dengan jumlah persentase 68%,
sedangkan 32 % lainnya menilai tidak berimbang. Hal ini
menandakan bahwa Republika dalam memberitakan rilis 200
mubaligh tidak hanya menampilkan satu sisi saja yaitu pihak yang
pro atau yang kontra.
58
Pada aspek faktual, pemberitaan rilis 200 mubaligh di
Republika.co.id dilihat dari tiga indikator, yaitu kebenaran sesuai
realita yang terjadi, mengandung unsur hoax, dan mengandung
opini wartawan.
Pada indikator kebenaran, mayoritas responden menilai
bahwa pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id ditulis
berdasarkan kebenaran sesuai dengan realita yang terjadi. Dengan
persentase 87% mahasiswa, sedangkan 13 % lainnya menilai tidak
berdasarkan kebenaran sesuai dengan realita yang terjadi.
Pada indikator unsur hoax, mayoritas responden menilai
bahwa pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id tidak
mengandung unsur hoax. Dengan jumlah persentase 78%
mahasiswa, sedangkan 22 % lainnya menilai mengandung unsur
hoax.
Pada indikator opini, mayoritas responden menilai bahwa
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id tidak
mengandung unsur opini wartawan. Dengan jumlah persentase
59% mahasiswa, sedangkan 41% mahasiswa lainnya menilai
mengandung unsur opini wartawan. Hal ini menandakan bahwa
Republika.co.id dalam memberitakan rilis 200 mubaligh tidak
mencoba menggiring opini dengan mewawancarai pihak yang
tidak perlu diwawancara.
Pada indikator up to date, mayoritas responden menilai
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id diberitakan
secara up to date. Dengan jumlah persentase 87% mahasiswa,
sedangkan 13% mahasiswa lainnya menilai tidak up to date. Hal
ini juga dapat dilihat dari hari pertama Kementerian Agama merilis
59
200 mubaligh sampai tiga hari setelah peristiwa tersebut,
Republika.co.id telah merilis 10 pemberitaan. Hasil ini juga sesuai
dengan karakteristik jurnalisme online yaitu immediacy, yakni
berita online diterbitkan secara langsung dan cepat.
Pada indikator ringkas, mayoritas responden menilai
bahwa pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id ditulis
dengan bahasa yang ringkas. Dengan jumlah persentase 89%
mahasiswa, sedangkan 11% mahasiswa lainnya menilai tidak
ringkas.
Pada indikator jelas, mayoritas responden menilai bahwa
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id ditulis dengan
bahasa yang jelas. Dengan jumlah persentase 85%, sedangkan 15%
mahasiswa lainnya menilai tidak jelas.
C. Persepsi Mahasiswa UIN Jakarta tentang Citra
Kementerian Agama
Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Mahasiswa
UIN Jakarta tentang Citra Kementerian Agama
Terkait Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh
No Persepsi Mahasiswa Frekuensi Persentase
1. Positif 37 37%
2. Negatif 63 63%
Total 100 100%
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas persepsi
responden tentang citra Kementerian Agama adalah negatif, yaitu
berjumlah 63 mahasiswa, sedangkan 63%. Dengan demikian
60
dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa mempunyai
persepsi tentang citra Kementerian Agama yang berkaitan dengan
berita rilis 200 mubaligh adalah negatif.
Sesuai dengan teori persepsi, pembentukan persepsi
melalui tiga tahapan yaitu seleksi, interpretasi, dan reaksi. Dalam
hasil penelitian ini, pada proses seleksi. Mayoritas responden
tertarik pada pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id.
Dengan persentase 89 % mahasiswa, sedangkan 11 % mahasiswa
lainnya tidak tertarik.
Pada proses interpretasi, mayoritas responden menilai
bahwa setelah membaca pemberitaan rilis 200 mubaligh di
Republika.co.id menambah pengetahuan responden terkait
peristiwa rilis 200 mubaligh. Pengetahuan di sini berupa alasan dan
dasar Kementerian Agama merilis 200 mubaligh. Dengan
persentase 78% mahasiswa, 22% mahasiswa lainnya menilai tidak
menambah pengetahuan tentang peristiwa tersebut.
Selain itu, mayoritas responden menilai bahwa
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id mengandung
penilaian terhadap Kementerian Agama. Dengan persentase 75%
mahasiswa, 25% mahasiswa lainnya tidak menilai mengandung
penilaian. Selain itu, mayoritas responden juga menilai bahwa
Kementerian Agama merilis 200 mubaligh berkaitan dengan
politik. Dengan persentase 82% mahasiswa, 18% mahasiswa
lainnya menilai tidak berkaitan dengan politik.
Pada proses reaksi, mayoritas responden menilai bahwa
Kementerian Agama merilis 200 mubaligh di Republika.co.id agar
mempermudah umat Islam di Indonesia untuk menentukan
61
penceramah. Dengan persentase 56% mahasiswa, 44% mahasiswa
lainnya menilai tidak mempermudah.
Selain itu, mayoritas responden menilai bahwa
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id mengandung
citra buruk Kementerian Agama. Dengan persentase 88%
mahasiswa, 12% mahasiswa lainnya menilai tidak mengandung
citra buruk.
Dalam konsep pembentukan citra, citra memiliki empat
jenis. Dalam hasil penelitian ini termasuk kepada jenis citra
current image, yaitu citra yang terdapat pada publik berdasarkan
pengalaman dan pemahaman publik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa UIN Jakarta tentang
Kementerian Agama negatif.
Citra negatif di atas muncul setelah membaca
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id. Current image
biasanya bertentangan dengan citra yang terdapat pada lembaga
dan biasanya bersifat negatif. Citra negatif ini juga sesuai dengan
teori stimulus-organisme-respon, dimana asumsi dasar pada teori
ini adalah media massa memberikan efek kepada khalayak secara
terarah, segera dan langsung. Jadi, setelah membaca pemberitaan-
pemberitaan rilsi 200 mubaligh, aktivis mahasiswa menilai citra
Kementerian Agama negatif atau buruk.
62
D. Perbandingan Persepsi Mahasiswa Pada Aktivis
Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Citra Kementerian Agama
Terkait Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh Pada Aktivis
Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Organisasi * Persepsi Crosstabulation
Count
Persepsi Citra
Total Positif Negatif
Organisasi DNK TV 12 18 30
RDK FM 11 19 30
SEMA F 3 7 10
DEMA F 11 19 30
Total 37 63 100
Perbandingan persepsi tentang citra Kementerian Agama
pada aktivis mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Jakarta Dema Fidkom dan Sema Fidkom dengan
aktivis mahasiswa yang memiliki fokus pada bidang broadcasting,
yaitu DNK TV dan RDK FM terlihat tidak ada perbedaan yang
signifikan karena masing-masing memiliki persepsi negatif
tentang Kementerian Agama setelah membaca pembritaan rilis
200 mubaligh di Republika.co.id.
Dua kelompok responden yang memiliki latar belakang
organisasi berbeda terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan
63
yaitu masing-masing mahasiswa yang memiliki latar belakang
organisasi memiliki persepsi negatif terhadap Kementerian
Agama. Dengan masing-masing persentase tiap organisasi,
mahasiswa anggota DNK TV 60% menilai negatif, mahasiswa
anggota RDK FM 63% menilai negatif, mahasiswa anggota Sema
Fidkom 70% menilai negatif, dan mahasiswa anggota Dema
Fidkom 63% menilai negatif.
Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa latar belakang
organisasi yang berbeda tidak mempengaruhi secara signifikan
terhadap persepsi mahasiswa tentang citra Kementerian Agama.
E. Tabulasi Silang Antara Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh
Terhadap Persepsi Citra Kementerian Agama
Tabel 4.4
Pengaruh Pemberitaan Rilis 200 Mubaligh
di Republika.co.id Terhadap Persepsi
Citra Kementergaian Agama
Pemberitaan * Persepsi Crosstabulation
Persepsi
Total Positif Negatif
Pemb
eritaa
n
Baik Count 37 63 100
% within
pemberitaan 37,0% 63,0% 100,0%
Total Count 37 63 100
% within
pemberitaan 37,0% 63,0% 100,0%
64
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menilai bahwa pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
baik dan persepsi tentang Kementerian Agama negatif. Jumlah
mahasiswa yang menilai pemberitaan dan persepsi tentang citra
Kementerian Agama positif sebanyak 63 mahasiswa.
Maka, dapat dikatakan bahwa mayoritas responden menilai
bahwa pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id sesuai
dengan Kaidah Jurnalistik, dilihat dari aspek akurat, berimbang,
faktual, aktual dan well written. Mayoritas responden juga menilai
bahwa Kementerian Agama tidak menjalankan visi lembaga yaitu
telah meningkatkan pemahaman dan pengamatan ajaran agama
dan menyediakan pelayanan kehidupan beragama di Indonesia
dengan merilis 200 mubaligh.
Sedangkan 37 mahasiswa menilai bahwa pemberitaan rilis
200 mubaligh di Republika.co.id tidak sesuai dengan kaidah
Jurnalistik dan menilai Kementerian Agama menjalankan visi
lembaga yaitu telah meningkatkan pemahaman dan pengamatan
ajaran agama dan menyediakan pelayanan kehidupan beragama di
Indonesia dengan merilis 200 mubaligh.
Hasil di atas menunjukkan bahwa pemberitaan media
massa dapat mempengaruhi khalayak pembaca. Hal ini sesuai
dengan teori stimulus-organisme-respon, yaitu prinsip dasar dari
teori ini adalah media massa mempengaruhi khalayak secara
langsung dan terarah. Jadi dalam penelitian ini, pemberitaan-
pemberitaan yang diberitakan oleh Republika.co.id mengenai rilis
200 mubaligh mempengaruhi persepsi aktivis mahasiswa Fakultas
65
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta tentang citra
Kementerian Agama.
Teori ini juga menunjukkan komunikasi merupakan proses
aksi-reaksi. Dalam penelitian ini, pemberitaan rilis 200 mubaligh
di Republika.co.id mendapat reaksi yang negatif terhadap persepsi
mahasiswa UIN Jakarta tentang citra Kementerian Agama.
Dalam teori ini dikatakan setiap pesan yang disampaikan
oleh seorang komunikator (yang dalam penelitian ini berupa
sebuah pemberitaan) dapat berpengaruh terhadap respon (yang
dalam penelitian ini berupa persepsi mahasiswa tentang citra
Kementerian Agama).
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan spss 22,
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id sesuai
dengan Kaidah Jurnalistik. Pada penelitian ini, Kaidah
Jurnalistik yang digunakan adalah lima aspek yaitu akurat,
berimbang, aktual, faktual, dan well written.
2. Berdasarkan hasil signifikasi sebesar 0,00 dimana lebih besar
dari 0,05, maka dinyatakan Ho (Tidak terdapat pengaruh
pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id terhadap
persepsi mahasiswa UIN Jakarta) ditolak dan Hi (Terdapat
pengaruh pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id)
diterima. Persentase pengaruh tersebut sebesar 42,5%, yang
diketahui dari hasil R Square. Dari hasil di atas, dapat
menunjukkan bahwa media massa masih berpengaruh hingga
saat ini.
3. Persepsi yang terbentuk pada aktivis mahasiswa Fidkom UIN
Jakarta adalah negatif. Namun pada dua kelompok organisasi
yaitu organisasi biasa dengan organisasi broadcasting tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menandakan
bahwa latar belakang organisasi yang berbeda tidak
67
mempengaruhi scara signifikan terhadap persepsi mahasiswa
tentang citra Kementerian Agama.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran yang dapat
penulis berikan adalah:
1. Saran untuk peneliti selanjutnya agar meneliti citra
Kementerian Agama lebih luas populasi dan sample agar lebih
mendapat persepsi yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public
Relations Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Simbiosa
Rekamata Media
Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV
Wacana Prima
Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis
Berita. Jakarta: Erlangga
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana MeGrup
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian.
Sukabumi: CV Jejak
Gulo, Dali. 1982. Kamus Psikologi. Bandung: Tonis
Jefkins, Frank. 2003. Public Relations, Edisi Kelima, Terjemahan
Daniel Yadin. Jakarta: Erlangga
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2006.
Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Morrisan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana
Rakhmat, Jalaludin Rakhmat. 2011. Psikologi Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Sentana, Septyawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS.
Jakarta: Kencana
Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2010. Dasar-Dasar Public
Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Suhandang, Kustadi. 2010. Pengantar Jurnalistik Seputar
Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung: Nuansa
Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif. Jakarta:
Kencana
Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana
Website:
Website Komunikasi UIN Bandung, “Jurnalistik Online”, diakses
pada 12 November 2018 dari
http://komunikasi.uinsgd.ac.id/jurnalistik-online-istilah-
definisi-dan-karakteristik/
Website RDK FM, “Sejarah”, diakses pada 12 November 2018
dari http://radiordk.uinjkt.ac.id/about-us
Website Tribun News, “Tanggapan Rocky Gerung tentang Rilis
200 Mubaligh, diakses pada 12 November 2018 dari
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/19/kemenag-
rilis-200-mubalig-rocky-gerung-siapa-layak-masuk-surga-
atau-neraka-yang-tahu-pemerintah
Website KBBI, “Pengertian Persepsi”, diakses pada 12 November
2018 dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/persepsi
Website Kementerian Agama, “Rilis Daftar 200 Mubaligh”,
diakses pada 12 November 2018 dari
https://kemenag.go.id/berita/read/507786/kemenag-rilis-
daftar-200-nama-muballigh
Website PWI, “Kaidah Jurnalistik”, diakses pada 12 November
2018 dari https://pwi.or.id/index.php/uu-kej
Website Muhammadiyah, “Kritik PP Muhammadiyah Tentang
Rilis 200 Mubaligh”, diakses pada 12 November 2018 dari
https://pwmu.co/65644/05/19/tentang-200-mubaligh-yang-
direkomendasikan-kemenag-ini-kritik-ketua-umum-pp-
muhammadiyah/
Website Republika.co.id, “Sejarah dan Visi Misi”, diakses pada
12 November 2018 dari
https://republika.co.id/page/anniversary
Website Republika, “Berita Terikait Rilis 200 Mubaligh Potensi
Memecah Belah”, diakses pada 6 Juli 2018 dari
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/18/05/20/p8zgiu409-daftar-200-mubaligh-dinilai-
berpotensi-memecah-belah
Website Kementerian Agama, “Sejarah Kementerian Agama”,
diakses pada 12 November 2018 dari
https://www2.kemenag.go.id/artikel/12432/sejarah-
kementerian-agama
Website Kementerian Agama, “Visi dan Misi Kementerian
Agama” diakses pada 12 November 2018 dari
https://www2.kemenag.go.id/artikel/12433/visi-dan-misi-
kementerian-agama
LAMPIRAN
KUESIONER
Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul “Persepsi
Mahasiswa UIN Jakarta Terhadap Pemberitaan Rilis 200
Mubaligh di Republika.co.id”, saya Nikmatul Fikriyah,
Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, meminta
Saudara/i meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan kuesioner di bawah ini. Penelitian ini tidak
berpengaruh sedikit pun teradap kepentingan Saudara/i di kampus,
namun hanya akan digunakan untuk kepentingan penyusunan
skripsi. Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan
partisipasi saudara sekalian.
DATA RESPONDEN:
Nomor (Tidak perlu diisi) :
Nama :
Semester :
Pendidikan terakhir :
a. SMA / SMK
b. MAN/ Pesantren
Organisasi yang diikuti :
a. DEMA Fidkom UIN Jakarta
b. SEMA Fidkom UIN Jakarta
c. DNK TV
d. RDK FM
Silahkan menjawab pertanyaan di bawah ini dengan teliti
dan sesuai dengan pendapat anda terkait pemberitaan rilis 200
mubaligh di Republika.co.id yang telah anda baca. Beri tanda
silang (x) hanya pada salah satu jawaban.
Pemberitaan Rilis 200 mubaligh (Variable X)
1. Apakah judul berita sesuai dengan isi berita?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah narasumber yang dikutip dalam berita relevan dengan
isi berita?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah berita disajikan secara lengkap (memiliki unsur 5 W
(what, when, where, why, who) + 1 H (how)) ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah berita ditulis secara cover both side?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah berita yang ditulis atas kebenaran yang terjadi?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah berita yang ditulis mengandung unsur hoax?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah berita yang ditulis mengandung unsur opini
wartawan?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah Republika.co.id memberitakan peristiwa rilis 200
mubaligh secara up to date?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah berita ditulis dengan bahasa yang ringkas?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah berita ditulis dengan bahasa yang jelas?
a. Ya
b. Tidak
Silahkan menjawab pertanyaan di bawah ini dengan teliti
dan menurut persepsi anda pribadi. Bobot nilai jawaban
sebagai berikut:
Sangat Setuju : 5 poin
Setuju : 4 poin
Cukup setuju : 3 poin
Tidak setuju : 2 poin
Sangat Tidak Setuju : 1 poin
Persepsi Mahasiswa UIN Jakarta (Variable Y)
11. Apakah pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
menarik bagi anda?
a. Sangat menarik
b. Menarik
c. Kurang menarik
d. Tidak menarik
e. Sangat tidak menarik
12. Apakah anda dapat memahami pemberitaan rilis 200
mubaligh di Republika.co.id dengan baik?
a. Sangat memahami
b. Memahami
c. Cukup memahami
d. Tidak memahami
e. Sangat tidak memahami
13. Apakah pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
menambah pengetahuan anda tentang peristiwa tersebut?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
14. Apakah pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
mengandung penilaian terhadap citra Kementrian Agama?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
15. Apakah Kementerian Agama merilis 200 mubaligh
berkaitan erat dengan politik?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
16. Kementerian Agama merilis 200 mubaligh agar
mempermudah masyarakat Indonesia untuk menentukan
penceramah?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
17. Apakah Kementerian Agama tidak seharusnya merilis 200
mubaligh?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
18. Apakah Pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
mengubah persepsi anda terhadap Kementerian Agama?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
19. Apakah pemberitaan rilis 200 mubaligh di Republika.co.id
menggambarkan citra Kementerian Agama buruk?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
20. Apakah anda mendukung keputusan Kementerian Agama
merilis 200 mubaligh?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Definisi Operasional
Variabel
Penelitian Dimensi
Definisi
Operasional Indikator Pertanyaan Skala
Pemberitaan
rilis 200
mubaligh di
Republika.
co.id
(Variable X)
Akurat Akurat
adalah
pemberitaan
yang ditulis
dengan jujur
dalam
penyajian
berita
Kesesuaian
judul berita
dengan isi
berita
Apakah
judul berita
sesuai
dengan isi
berita?
Guttman
Narasumber
yang
relevan
Apakah
narasumber
yang
dikutip
relevan
dengan isi
berita?
Guttman
Lengkap
(memiliki
unsur 5 W +
1 H)
Apakah
berita
disajikan
secara
lengkap
(memiliki
unsur 5 W +
1 H)?
Guttman
Ber-
imbang
Berimbang
adalah berita
yang ditulis
memuat dua
sisi yang
berlawanan
secara
bersamaan
dan seimbang
Cover both
side
Apakah
berita
ditulis
secara cover
both side?
Guttman
Faktual Faktual
adalah berita
yang ditulis
berdasarkan
realita yang
terjadi bukan
sebuah
Kebenaran Apakah
berita yang
ditulis
berdasarkan
kebenaran
yang
terjadi?
Guttman
pendapat
wartawan
Hoax Apakah
berita yang
ditulis
mengandun
g unsur
hoax?
Guttman
Opini Apakah
berita yang
ditulis
mengandun
g unsur
opini
wartawan?
Guttman
Aktual Aktual adalah
pemberitaan
yang ditulis
langsung
setelah
kejadian dan
menjadi
perbincangan
orang
banyak.
Up to date Apakah
Republika.c
o.id
memberitak
an rilis 200
mubaligh
secara up to
date?
Guttman
Well
written
(penulisan
yang baik)
Penulisan
berita yang
baik adalah
berita yang
ringkas,
padat dan
jelas.
Ringkas
Apakah
pemberitaan
rilis 200
mubaligh
ditulis
dengan
bahasa yang
ringkas?
Guttman
Jelas Apakah
pemberitaan
rilis 200
mubaligh
ditulis
dengan
bahasa yang
jelas?
Guttman
Persepsi
Mahasiswa
(Variable Y)
Persepsi Seleksi
adalah proses
penyaringan
berita yang
dilakukan
oleh khalayak
Ketertarikan Apakah
anda
tertarik
dengan
pemberitaan
rilis 200
mubaligh di
Republika.c
o.id?
Likert
Pemahaman Apakah
bahasa yang
digunakan
dalam
pemberitaan
rilis 200
mubaligh di
Republika.c
o.id mudah
dipahami?
Likert
Inter-
pretasi
Interpretasi
adalah
penafsiran
khalayak
terhadap
pemberitaan
yang dibaca
Pengetahuan Apakah
pemberitaan
rilis 200
mubaligh di
Repubika.
co.id,
menambah
pengetahua
n anda
tentang
peristiwa
tersebut?
Likert
Penilaian Apakah
menurut
anda,
pemberitaan
rilis 200
mubaligh di
Republika.
co.id
mengandun
Likert
g penilaian
terdahap
citra
Kementeria
n Agama?
Penafsiran Bagaimana
menurut
anda,
penafsiran
citra
kementerian
Agama
dalam
pemberitaan
rilis 200
mubaligh di
Republika.c
o.id?
Likert
Keterkaitan Apakah
Kementeria
n Agama
merilis 200
mubaligh
berkaitan
erat dengan
politik?
Likert
Reaksi/
Respon
Reaksi adalah
respon
khalayak
setelah
membaca
pemberitaan
Tujuan Kementerian
Agama
merilis 200
mubaligh
agar
mempermud
ah
masyarakat
Indonesia
untuk
menentukan
penceramah
?
Likert
Pendapat Menurut
anda,
apakah
Kementeria
n Agama
tidak
seharusnya
merilis 200
mubaligh?
Likert
Persepsi Apakah
pemberitaan
rilis 200
mubaligh di
Republika.c
o.id
mengubah
persepsi
anda
terhadap
kementerian
Agama?
Likert
Citra
Kementrian
Agama
Apakah
pemberitaan
rilis 200
mubaligh di
Republika.
co.id
menggamba
rkan citra
Kementrian
Agama
buruk?
Likert
Mendukung Apakah
anda
mendukung
keputusan
Kementrian
Agama
merilis 200
mubaligh?
Likert
Hasil Uji Validitas Pemberitaan
No. Pertanyaan r-
Hitung
r-
Table
Hasil
Intrumen
1. Apakah judul berita
sesuai dengan isi
berita?
0,46 0,36 Valid
2. Apakah narasumber
yang dikutip dalam
berita relevan
dengan isi berita?
0,45 0,36 Valid
3. Apakah berita
disajikan secara
lengkap (memiliki
unsur 5 W (what,
when, where, why,
who) + 1 H (how)) ?
0,4 0,36 Valid
4. Apakah berita
ditulis secara cover
both side?
0,43 0,36 Valid
5. Apakah berita yang
ditulis atas
kebenaran yang
terjadi?
0,4 0,36 Valid
6. Apakah berita yang
ditulis mengandung
unsur hoax?
0,46 0,36 Valid
7. Apakah berita yang
ditulis mengandung
unsur opini
wartawan?
0,37 0,36 Valid
8. Apakah
Republika.co.id
memberitakan
peristiwa rilis 200
mubaligh secara up
to date?
0,37 0,36 Valid
9. Apakah berita
ditulis dengan
0,4 0,36 Valid
bahasa yang
ringkas?
10. Apakah berita
ditulis dengan
bahasa yang jelas?
0,37 0,36 Valid
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Persepsi Mahasiswa UIN Jakarta
No. Pertanyaan r-Hitung r-
Tabel
Hasil
Instrumen
1. Apakah pemberitaan rilis
200 mubaligh di
Republika.co.id menarik
bagi anda?
0,52 0,36 Valid
2. Apakah anda dapat
memahami pemberitaan rilis
200 mubaligh di
Republika.co.id dengan
baik?
0,57
0,36 Valid
3. Apakah pemberitaan rilis
200 mubaligh di
Republika.co.id menambah
pengetahuan anda tentang
peristiwa tersebut?
0,54 0,36 Valid
4. Apakah pemberitaan rilis 200
mubaligh di Republika.co.id
mengandung penilaian
terdahap citra Kementerian
Agama?
0,37 0,36 Valid
5. Apakah Kementerian
Agama merilis 200
mubaligh berkaitan erat
dengan politik?
0,4
0,36 Valid
6. Kementerian Agama merilis
200 mubaligh agar
mempermudah masyarakat
0,59 0,36 Valid
Indonesia untuk
menentukan penceramah?
7. Apakah Kementerian
Agama tidak seharusnya
merilis 200 mubaligh?
0,57
0,36 Valid
8. Apakah Pemberitaan rilis
200 mubaligh di
Republika.co.id mengubah
persepsi anda terhadap
Kementerian Agama?
0,67 0,36 Valid
9. Apakah pemberitaan rilis
200 mubaligh di
Republika.co.id
menggambarkan citra
Kementerian Agama buruk?
0,6
0,36 Valid
10. Apakah anda mendukung
keputusan Kementerian
Agama merilis 200
mubaligh?
0,63 0,36 Valid
Hasil Uji Reliability
Notes
Output Created 05-JAN-2019 15:56:43
Comments
Input Active Dataset DataSet10
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 100
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the
procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=X_1 X_2 X_3 X_4 X_5
X_6 X_7 X_8 X_9 X_10 Y_1 Y_2 Y_3
Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 Y_9 Y_10
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,01
Scale: ALL VARIABLES
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 100 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,704 20
PEMBERITAAN RILIS 200 MUBALIGH DI
REPUBLIKA.CO.ID
1. Kemenag Rekomendasikan 200 Mubaligh di Bulan
Ramadhan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam seperti
biasanya selalu menyemarakkan Bulan Suci Ramadhan dengan
berbagai kegaiatan kegamaan di masjid, mushalla, majelis taklim,
bahkan di perkantoran. Namun, dalam kondisi Indonesia saat ini
masyarakat tidak mengetahui siapa saja mubaligh yang bisa
menjadi rujukan.
Karena itu, di Bulan Ramadhan ini Kementerian Agama
(Kemenag) merekomendasikan 200 mubaligh. Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa pihaknya telah
menerima banyak pertanyaan dari masyarakat terkait nama
muballigh yang bisa mengisi kegiatan keagamaan mereka.
"Selama ini, Kementerian Agama sering dimintai
rekomendasi muballigh oleh masyarakat. Belakangan, permintaan
itu semakin meningkat, sehingga kami merasa perlu untuk merilis
daftar nama muballigh, "ujar Lukman dalam siaran persnya di
Jakarta, Jumat (18/05).
Menurut Lukman, pada tahap awal ini Kemenag merilis 200 daftar
nama muballigh. Menurut dia, ratusan mubaligh tersebut dipilih
karena memenuhi tiga kriteria, yaitu: mempunyai kompetensi
keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik, dan
berkomitmen kebangsaan yang tinggi.
Daftar nama ini merupakan rilis awal yang dihimpun dari
masukan tokoh agama, ormas keagamaan, dan tokoh masyarakat.
Jumlah daftar ini tentu akan terus bertambah seiring masukan dari
berbagai pihak.
Namun, para muballigh yang belum masuk dalam daftar
ini, bukan berarti tidak memenuhi tiga kriteria tersebut. Artinya,
data ini bersifat dinamis dan akan kami update secara resmi," ucap
Lukman.
Lukman berharap rilis daftar nama muballigh ini bisa
memudahkan masyarakat dalam mengakses para penceramah yang
mereka butuhkan. Langkah ini diharapkan akan memperkuat
upaya peningkatan kualitas kehidupan beragama sesuai misi
Kementerian Agama.
2. 200 Nama Mubaligh Rekomendasi Kemenag Bisa
Bertambah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama
telah melansir 200 mubaligh yang menuai rekomendasi bagi
kegiatana keagamaan di masjid atau tempat lainnya. Rekomendasi
ini dikarenakan dorongan dari sejumlah kalangan yang bertanya-
tanya mengenai mubaligh yang pas mengisi acara di bulan
Ramadhan.
Menteri Agama Lukman Hakim mengatakan bahwa ada
tiga aspek penting mengapa 200 mubaligh ini direkomendasikan.
Pertama, para mubaligh mempunyai kompetensi tinggi terhadap
ajaran agama Islam. Kedua, punya pengalaman yang cukup dalam
berceramah karena menjadi penceramah tidak hanya penguasaan
konten tapi juga keterampilan dalam menyampaikan isi pesan ke
masyarakat. Ketiga, terbukti bahwa yang bersangkutan memiliki
komitmen kebangsaan yang tinggi.
Meski demikian, masyarakat masih bisa mengundang
mubaligh yang lain di luar 200 nama ini. Sebab tidak ada
kewajiban setiap acara keagamaan pada bulan Ramadhan harus
sesuai rekomendasi dari Kementerian Agama.
Lukman menyebutkan, nama-nama yang dikeluarkan dari
Kementerian Agama adalah nama bagi masyarakat yang
membutuhkan dan memerlukan rekomendasi. Sebab sekarang
banyak sekali mushala, majelis ta'lim di kementerian lembaga
instansi BUMN dan mereka meminta masukan itu. Sehingga
kementerian agama memenuhi permintaan tersebut.
"Tentu ini nanti akan secara bertahap akan ada susulan,
bukan berarti yang tidak termasuk daftar 200 itu bukan
penceramah moderat. Tapi yang jelas yang 200 itu sudah benar-
benar atas rekomendasi dari sejumlah kalangan," ujar Lukman di
Istana Negara, Jumat (18/5).
Daftar nama ini, lanjut Lukman, merupakan rilis awal yang
dihimpun dari masukan tokoh agama, ormas keagamaan, dan
tokoh masyarakat. Jumlah daftar ini tentu akan terus bertambah
seiring masukan dari berbagai pihak.
Dia berharap rilis daftar nama muballigh ini bisa
memudahkan masyarakat dalam mengakses para penceramah yang
mereka butuhkan. Langkah ini diharapkan akan memperkuat
upaya peningkatan kualitas kehidupan beragama sesuai misi
Kementerian Agama.
3. Ini Daftar Ustaz Rekomendasi Kemenag, Tak Ada Ustaz
Somad
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama
mengeluarkan daftar rekomendasi ustaz. Namun, dari 200 ustaz
tersebut tidak ada nama Ustaz Abdul Somad dan sejumlah ustaz
kondang lainnya. Selain Ustaz Somad, tidak ada juga nama Ustaz
Adi Hidayat, Ustaz Hanan Attaki, dan Ustaz Khalid Basalamah
yang 'merajai' laman Youtube. Selain itu tidak ada juga nama KH
Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), Ustaz Felix Siauw, dan Imam
Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
“Selama ini, Kementerian Agama sering dimintai
rekomendasi muballigh oleh masyarakat. Belakangan, permintaan
itu semakin meningkat, sehingga kami merasa perlu untuk merilis
daftar nama muballigh," ujar Menteri Agama Lukman Hakim
Saifuddin dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (18/5).
Menag menjelaskan, pada tahap awal Kemenag merilis 200
daftar nama muballigh. Ratusan mubaligh tersebut, kata Menag,
dipilih karena memenuhi tiga kriteria. "Yaitu mempunyai
kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik,
dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi," ucap dia.
Daftar nama ini merupakan rilis awal yang dihimpun dari
masukan tokoh agama, ormas keagamaan, dan tokoh masyarakat.
Namun, para muballigh yang belum masuk dalam daftar ini, bukan
berarti tidak memenuhi tiga kriteria tersebut. "Artinya, data ini
bersifat dinamis dan akan kami updatesecara resmi," ucap
Lukman.
Lukman berharap rilis daftar nama muballigh ini bisa
memudahkan masyarakat dalam mengakses para penceramah yang
mereka butuhkan. Langkah ini diharapkan akan memperkuat
upaya peningkatan kualitas kehidupan beragama sesuai misi
Kementerian Agama.
Tiga kriteria ustaz yang masuk rekomendasi Kemenag
yakni mempunyai kompetensi keilmuan agama yang mumpuni,
reputasi yang baik, dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi.
Berikut daftar 200 ustaz yang menjadi rekomendasi
Kemenag:
Berita ini diperbaiki pada Jumat, 18 Mei
2018, pukul 20.46 wib. Daftar rekomendasi ustaz Kemenag bisa
dilihat di:
https://kemenag.go.id/myadmin/public/data/files/users/5/DaftarN
ama Mubaligh atau Penceramah Islam Indonesia.pdf
4. Soal Rekomendasi 200 Ustad Dinilai Ancam Citra Jokowi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rilis rekomendasi
200 Dai yang dikeluarkan Kementerian Agama RI dinilai sebagai
blunder yang berimplikasi buruk terhadap citra Presiden Joko
Widodo. Terlebih Jokowi sedang gencar-gencarnya membangun
komunikasi dengan tokoh umat Islam.
Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny
JA), Toto Izul Fatah mengatakan, rilis rekomendasi 200 Dai
tersebut tidak hanya mengganggu citra Kementerian Agama,
namun juga mengganggu citra Jokowi. “Sangat disesalkan pilihan
sikap Kementerian Agama yang kurang peka
dengan perkembangan situasi politik saat ini, di mana Presiden
Jokowi sedang gencar membangun komunikasi harmonis dengan
kalangan Islam, khususnya para tokoh tokoh Islam, tiba-tiba
mengeluarkan rilis rekomendasi 200 Dai,” kata Toto Izul Fatah
saat dihubungi Republika.co.id,Sabtu (19/5).
Apalagi, lanjut Toto, rilis itu keluar pada saat momentum
duka pasca terjadinya rentetan isu teroris di sejumlah wilayah yang
menelan banyak korban jiwa. Dalam kontek ini, menurut Toto,
Kementerian Agama seolah-olah sedang memberi kesan atribusi
terhadap sejumlah tokoh Islam. Seolah ada dai atau penceramah
agama, antara yang radikal, dengan dai yang moderat anti anti
teroris. "Padahal, dari sejumlah tokoh agama itu, rasanya tak ada
satu pun dai yang pro teroris. Mereka sepakat berjamaah
mengecam teroris,” ungkapnya.
Menurut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny
JA ini, jika kesan ini menguat dan massif, bukan mustahil akan
berimplikasi terhadap munculnya sikap antipati umat Islam
terhadap pemerintah. “Ini jelas sangat merugikan
pemerintah. Dengan rilis Kementerian Agama ini para tokoh
Islam diberi ruang yang luas untuk terkotak-kotak menjadi,
setidaknya, dua kotak besar, antara yang pro pemerintah dengan
yang anti pemerintah. Sekali lagi, ini sangat tidak kondusif buat
persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab, jika terjadi pengkotakan
yang ekstrim, yang rugi bukan saja umat Islam, tapi berimplikasi
juga kepada umat lain,” jelas Toto.
Toto menyarankan agar Menteri Agama Lukman Hakim
Saifuddin segera memberi penjelasan yang utuh tentang rilis
tersebut. Kalau perlu, kata dia, mencabutnya demi kepentingan
yang lebih besar. Yaitu, terhindarnya bangsa ini dari gejolak politik
yang tidak perlu. “Jangan sampai muncul hastag yang massif #Tak
Penting Rekomendasi Lukman Hakim, yang penting
Rekomendasi Allah,” kata Toto berseloroh.
Demi tetap terjadinya keutuhan bangsa, Toto juga
mengingatkan agar para tokoh Islam di luar daftar 200 Dai tidak
terprovokasi oleh rilis kementerian agama itu. “Berbaik sangka
saja lah, kalau banyak para Dai yang tak masuk dalam rekomendasi
itu, bukan berarti Anda radikal atau anti pemerintah, tapi Menteri
Agama mungkin lupa atau belum sempat memasukan nama-nama
Anda. Dan toh ini tak juga membuat Anda tak berhenti berdakwah
atau berceramah,” tandasnya.
Kementerian Agama mengeluarkan daftar rekomendasi
ustaz. Namun, dari 200 ustaz tersebut tidak ada nama Ustaz Abdul
Somad dan sejumlah ustaz kondang lainnya. Selain Ustaz Somad,
tidak ada juga nama Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Hanan Attaki, dan
Ustaz Khalid Basalamah yang 'merajai' laman Youtube. Selain itu
tidak ada juga nama KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), dan
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab. "Selama ini, Kementerian
Agama sering dimintai rekomendasi muballigh oleh masyarakat.
Belakangan, permintaan itu semakin meningkat, sehingga kami
merasa perlu untuk merilis daftar nama muballigh," ujar Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam siaran persnya di Jakarta,
Jumat (18/5).
Menag menjelaskan, pada tahap awal Kemenag merilis 200
daftar nama muballigh. Ratusan mubaligh tersebut, kata Menag,
dipilih karena memenuhi tiga kriteria. "Yaitu mempunyai
kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik,
dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi," ucap dia.
Daftar nama ini merupakan rilis awal yang dihimpun dari
masukan tokoh agama, ormas keagamaan, dan tokoh masyarakat.
Namun, para muballigh yang belum masuk dalam daftar ini, bukan
berarti tidak memenuhi tiga kriteria tersebut. "Artinya, data ini
bersifat dinamis dan akan kami update secara resmi," ucap
Lukman.
Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama
(Kemenag), Khoiruddin menjelaskan tentang tidak
dimasukkannya Ustaz Abdul Somad (UAS) dan sejumlah ustaz
lainnya ke dalam daftar 200 mubalig yang direkomendasikan
Kemenag. Menurut dia, Ustaz Somad tidak bersedia dimasukkan
ke daftar tersebut. "Awalnya ada (masuk daftar). Beliau tidak
bersedia untuk dimasukin. Karena tanpa dimasuki sudah banyak
yang panggil jadwal sangat padat hingga dua tahun ke depan," ujar
Khoiruddin saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (18/5).
Dia mengatakan, 200 penceramah tersebut memang
bersumber dari Direktorat Penerangan Agama Islam. Menurut dia,
daftar itu dirilis atas rekomendasi ormas Islam dan masjid-masjid
besar. "Izin berdasarkan dari rekomondasi ormas Islam dan
masjid-masjid besar di Jakarta dan sekitarnya. Biasanya data ini
bertidak sebagai khatib Jumat dan pengajian rutin," jelasnya.
5. Dahnil Usulkan Kemenag Tak Buat rekomendasi Mubaligh
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Ketua Umum Pimpinan
Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak,
mengusulkan Kementerian Agama (Kemenag) tak perlu membuat
atau menambah daftar rekomendasi mubaligh. Sebab, enambahan
daftar tak bakal untuk menuntaskan masalah kehidupan berbangsa
dan bernegara, dan keumatan.
Dahnil menjelaskan semakin banyak nama yang masuk
dalam rekomendasi justru bakal memunculkan prasangka. Dia
meyebutkan prasangka tersebut akan terarah pada tokoh yang
masuk dan pemerintah. “Saran saya kepada Kemenag, tak perlu
ragu, malu dengan keputusan yang saya anggap keliru itu, anulir
saja keputusan itu dan tak perlu ditambah daftarnya,” kata dia
dalam pesan video yang terima Republika, Sabtu (19/5).
Ia meyakini, daftar rekomendasi 200 mubaligh yang
dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) RI itu dapat
berdampak pada perpecahan umat karena muncul prasangka dan
fitnah. Selain itu, ia melanjutkan, rekomendasi juga memunculkan
kecurigaan dari umat dan mubaligh terhadap negara.
Menurut dia, hal itu tak elok bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Dahnil menyarankan sebaiknya
pemerintah tak membuat kebijakan yang kontra produktif dengan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ia menegaskan, selama ini mubaligh telah menyampaikan
instrumen kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia
dengan baik. Terkait adanya kekhawatiran pemerintah terhadap
mubaligh yang dinilai kontra dengan Pancasila, Dahnil menilai hal
itu dapat didiskusikan. “Kalau ada kekhawatiran dari pemerintah,
silakan saja diajak dialog pihak itu,” ujar dia.
Pada kesempatan itu, Dahnil meminta namanya dianulir
dari dari daftar rekomendasi. “Kalau Kemenag bersikukuh tetap
ada list (daftar) itu, nama saya bisa dianulir,” kata dia.
Permintaannya bukan lantaran ia menolak masuk dalam daftar
rekomendasi itu. Dahnil merasa tidak layak namanya ada dalam
daftar rekomendasi itu. Menurut dia, banyak ustaz berilmu yang
cerdas lebih pantas masuk dalam daftar rekomendasi Kemenag,
seperti Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Abdul Somad, dan ustaz lainnya.
Kendati demikian, Dahnil mengucapkan terima kasih atas
kepercayaan Kemenag memasukkan namanya dalam daftar
rekomendasi 200 mubaligh itu. Namun, ia merasa kurang pantas
masuk dalam daftar itu, baik dari sisi keilmuan dan kelayakan.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin
mengatakan daftar rekomendasi mubaligh bisa bertambah. Ia
beralasan daftar rekomendasi 200 mubaligh yang dikeluarkan pada
Jumat (18/5) lalu merupakan rilis awal. Dengan demikian, jumlah
daftar akan terus bertambah seiring masukan berbagai pihak.
6. Masuk Rekomendasi Kemenag, Yusuf Mansur: Saya Tak
Pantas
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Yusuf Mansur
angkat bicara terkait tersebarnya daftar mubaligh yang
direkomendasikan Kementerian Agama. Nama Pimpinan Pondok
Pesantren Darul Quran itu termasuk satu dari 200 nama yang
masuk daftar mubaligh yang direkomendasikan Kemenag.
"Nama saya dengan izin Allah masuk dalam daftar nama
ustaz/dai/penceramah/mubaligh yang direkomendasikan
Kementerian Agama," kata Ustaz Yusuf Mansur dalam pesan
tertulisnya kepada Republika.co.id, Sabtu (19/5).
Ustaz Yusuf mengaku bersyukur masuk dalam daftar
tersebut. "Satu saya biar bagaimana bersyukur kepada Allah dan
berterima kasih kepada panitia rilis tersebut. Pasti ada alasan
penilaian. Tapi kedua sekaligus saya minta maaf. Bahwa
sesungguhnya saya gak pantas, saya masuk. Sebab banyak aib,
kesalahan, kelalaian, dosa, dan maksiat saya yang ditutupi oleh
Allah. Karena itu saya mohon ampun dan mohon kawan mohonkan
ampun buat saya kepada Allah. Makasih ya," ucap Ustaz Yusuf.
Kementerian Agama mengeluarkan daftar rekomendasi
ustaz. Namun, dari 200 ustaz tersebut tidak ada nama Ustaz Abdul
Somad dan sejumlah ustaz kondang lainnya. Selain Ustaz Somad,
tidak ada juga nama Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Hanan Attaki, dan
Ustaz Khalid Basalamah yang 'merajai' laman Youtube. Selain itu
tidak ada juga nama KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), dan
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab.
"Selama ini, Kementerian Agama sering dimintai
rekomendasi muballigh oleh masyarakat. Belakangan, permintaan
itu semakin meningkat, sehingga kami merasa perlu untuk merilis
daftar nama muballigh," ujar Menteri Agama Lukman Hakim
Saifuddin dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (18/5).
7. Yusuf Mansur Harap Daftar Ustad Tak Timbulkan Kegaduhan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Yusuf Mansur
berharap tidak ada kegaduhan menyusul beredarnya daftar
mubaligh rekomendasi Kementerian Agama. Ia juga berharap
daftar itu tidak menjadi penyebab terbelahnya umat.
"Saya berdoa dan berharap gak ada kegaduhan sebab daftar
nama itu," kata Ustaz Yusuf dalam pesan tertulisnya
kepada Republika.co.id, Sabtu (19/5).
Ustaz Yusuf mengaku tidak ingin para mubaligh yang
berada dalam daftar Kemenag menjadi berseberangan. "Ga
kepengen juga saya, dan kayaknya kawan-kawan semua yang ada
di daftar itu, kemudian menjadi terbelah, menjadi bersebrangan
dengan beliau-beliau yang lebih arif, lebih bijak, lebih alim, lebih
saleh. Akhirnya merugikan dakwah yang lapangannya semakin
menantang dan perlu kerja sama semua pihak," ucap Ustaz Yusuf.
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran itu termasuk satu
dari 200 nama yang masuk daftar mubaligh yang
direkomendasikan Kemenag. "Nama saya dengan izin Allah
masuk dalam daftar nama ustaz/dai/penceramah/mubaligh yang
direkomendasikan Kementerian Agama," kata Ustaz Yusuf.
Ustaz Yusuf mengaku bersyukur masuk dalam daftar
tersebut. "Satu saya biar bagaimana bersyukur kepada Allah dan
berterima kasih kepada panitia rilis tersebut. Pasti ada alasan
penilaian. Tapi kedua sekaligus saya minta maaf. Bahwa
sesungguhnya saya gak pantas, saya masuk. Sebab banyak aib,
kesalahan, kelalaian, dosa, dan maksiat saya yang ditutupi oleh
Allah. Karena itu saya mohon ampun dan mohon kawan mohonkan
ampun buat saya kepada Allah. Makasih ya," ucap Ustaz Yusuf.
Kementerian Agama mengeluarkan daftar rekomendasi
ustaz. Namun, dari 200 ustaz tersebut tidak ada nama Ustaz Abdul
Somad dan sejumlah ustaz kondang lainnya. Selain Ustaz Somad,
tidak ada juga nama Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Hanan Attaki, dan
Ustaz Khalid Basalamah yang 'merajai' laman Youtube. Selain itu
tidak ada juga nama KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), dan
Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab. "Selama ini, Kementerian
Agama sering dimintai rekomendasi muballigh oleh masyarakat.
Belakangan, permintaan itu semakin meningkat, sehingga kami
merasa perlu untuk merilis daftar nama muballigh," ujar Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam siaran persnya di Jakarta,
Jumat (18/5).
8. Mengapa Kemenag Keluarkan Daftar 200 Penceramah?
REPUBLIKA.CO.ID -- Rekomendasi 200 mubaligh oleh
Kementerian Agama (Kemenag) telah menimbulkan kontroversi
berkepanjangan di pekan pertama Ramadhan ini. Pro kontra
muncul atas rekomendasi ini.
Kelompok kontra mempertanyakan urgensi, kebutuhan,
dan pemilihan nama-nama itu. Apalagi, banyak nama mubaligh
yang secara keilmuan bagus dan dikenal luas masyarakat, tidak
masuk daftar rekomendasi itu.
Pihak pro beralasan, rekomendasi ini penting untuk
mengetahui mubaligh atau ustaz mana yang memiliki kapasitas
keilmuan bagus dan mana yang tidak. Dengan begitu, umat Islam
akan mendapat siraman tausiyah berbobot.
Sebetulnya, apa alasan di balik rekomendasi ini? Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Kemenag telah
menerima banyak pertanyaan dari masyarakat terkait nama
mubaligh yang bisa mengisi kegiatan keagamaan mereka, terutama
di bulan suci Ramadhan ini. "Belakangan, permintaan itu semakin
meningkat sehingga kami merasa perlu untuk merilis daftar nama
mubaligh," kata Lukman dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat
(18/05).
Pada tahap awal ini, Kemenag merilis 200 daftar nama
mubaligh. Sejumlah nama mubaligh besar juga ada di daftar itu
seperti Ustaz Yusuf Mansur, KH Abdullah Gymnastiar, KH Cholil
Nafis, KH Didin Hafidhuddin, Ustaz Hidayat Nur Wahid, Prof
Mahfud MD, KH Said Agil Siraj, dan KH Nasaruddin Umar. Ada
juga Ustaz Arifin Ilham, Prof Quraish Shihab, Ustaz Irfan Syauqi
Beik, Emha Ainun Najib, Alwi Shihab, dan Ustaz Adian Husaini.
Menag Lukman menjelaskan ratusan mubaligh ini dipilih
karena memenuhi tiga kriteria, yaitu: mempunyai kompetensi
keilmuan agama yang mumpuni, reputasi dan pengalaman yang
baik, dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi.
Masyarakat masih bisa mengundang dan mengusulkan
mubaligh yang lain di luar 200 nama ini. Apalagi, sambung
Lukman, tidak ada kewajiban pada setiap acara keagamaan selama
Ramadhan harus mengundang ustaz sesuai rekomendasi dari
Kementerian Agama tersebut. "Namun, para mubaligh yang belum
masuk dalam daftar ini, bukan berarti tidak memenuhi tiga kriteria
tersebut. Artinya, data ini bersifat dinamis dan akan kami update
secara resmi," ucap Lukman.
Daftar nama ini merupakan rilis awal yang dihimpun dari
masukan tokoh agama, ormas keagamaan, dan tokoh masyarakat.
Jumlah daftar ini akan terus bertambah seiring masukan dari
berbagai pihak. Lukman berharap rilis daftar mubaligh ini bisa
memudahkan masyarakat dalam mengakses para penceramah yang
mereka butuhkan. Langkah ini diharapkan akan memperkuat
upaya peningkatan kualitas kehidupan beragama sesuai misi
Kemenag.
Sekarang ini banyak sekali mushala, majelis ta'lim di
kementerian lembaga instansi BUMN di mana mereka meminta
masukan-masukan nama itu. "Bukan berarti yang tidak termasuk
daftar 200 itu bukan penceramah moderat. Tapi yang jelas yang
200 itu sudah benar-benar atas rekomendasi dari sejumlah
kalangan," ujar Lukman di Istana Negara, Jumat (18/5).
Daftar 200 Mubaligh Bersifat Dinamis
Daftar rekomendasi 200 mubaligh dinilai bersifat dinamis
dan akan terus diperbarui. Daftar rekomendasi tersebut merupakan
awalan dan tidak statis karena wilayah di Indonesia sangat luas.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia,
Mastuki, mengatakan tidak ada maksud untuk memperkeruh atau
membuat gaduh umat Islam. Kemenag berharap daftar tersebut
disikapi dengan baik dan dipahami oleh masyarakat.
“Ini murni berdasarkan kebutuhan dan akan terus dievaluasi.
Daftarnya dinamis, bisa bertambah atau berkurang,” kata dia,
Sabtu (19/5).
Mastuki menjelaskan nama-nama yang ada di dalamnya
berdasarkan rekomendasi dari berbagai pihak, mulai dari ulama,
organisasi masyarakat, pengurus masjid, dan masyarakat secara
umum. Mulai Senin (21/5) pekan depan, Kemenag akan mencoba
melakukan sistematisasi lagi setelah mengetahui masukan dan
reaksi dari masyarakat.
Mastuki menambahkan, pada penyusunan daftar
berikutnya, Kemenag juga akan mempertahankan usulan dari
ormas, ulama, dan pengurus masjid. “Itu mekanisme yang kita
tempuh di tahap awal dan akan dipertahankan," katanya.
Kemenag menyatakan akan terus melakukan diskusi lebih
lanjut terkait pendataan, termasuk pengelolaan di daerah, apakah
akan masuk semua di database atau didesentralisasi di kantor
wilayah Kemenag atau di MUI setempat.
Kemenag akan bekerja sama dengan berbagai pihak agar
jangkauannya lebih luas. Selain itu, Kemenag juga akan membuat
kesepahaman tentang sebutan khotib, dai, penceramah, ulama, dan
mubaligh, sehingga daftarnya benar-benar jelas dan sesuai
kategori. Mastuki menyatakan pendataan tersebut mendesak
karena disesuaikan dengan kebutuhan umat Islam. Jika
dibandingkan agama lain, Islam sangat dinamis dan memiliki
kebutuhan pemuka agam yang banyak.
Daftar Mubaligh Bisa Jadi Pertimbangan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai rekomendasi 200
nama mubaligh Kemenag bukan sebuah keharusan untuk diikuti.
Namun, daftar ini dapat dijadikan sebagai sebuah pertimbangan
yang sifatnya tidak mengikat. "Kecuali untuk kalangan
pemerintahan atau perusahaan negara (BUMN), rekomendasi
Kemenag tersebut seharusnya diperhatikan sungguh-sungguh,"
kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut
Tauhid Sa'adi, Sabtu (19/5).
Zainut mengungkapkan berdasarkan penilaian Kemenag,
rekomendasi tersebut dinilai memenuhi tiga indikator, yaitu
memiliki kompetensi tinggi terhadap ajaran Islam. Kedua,
memiliki pengalaman yang cukup dalam berceramah, dan terbukti
yang bersangkutan memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi.
Namun, ke-200 nama tersebut memang belum final sehingga
masih berkembang dan bertambah. Zainut menuturkan,
masyarakat memiliki hak memilih penceramah agama yang sesuai
dengan kebutuhannya.
Tapi, kata dia, sebaiknya tetap mengacu kepada tiga
ketentuan yang sudah digariskan Kemenag agar ceramah agama
tidak keluar dari substansinya. Untuk itu, MUI mengimbau
masyarakat tidak menjadikan rekomendasi Kemenag sebagai
polemik, tetapi rekomendasi tersebut dapat disikapi dengan
bijaksana. "(Rekomendasi 200 nama mubaligh) sebaiknya disikapi
dengan bijaksana agar tidak menimbulkan kegaduhan yang justru
bisa merusak suasana kekhusyuan puasa kita di bulan yang pernuh
berkah ini," ujarnya.
9. PP Muhammadiyah: Keluar 200 Nama, Bagaimana Ceritanya?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat
Muhammadiyah mengkritik rekomendasi Kementerian Agama
(Kemenag) soal daftar nama mubaligh ideal. Menurut ketua PP
Muhammadiyah, Prof Yunahar Ilyas, rekomendasi tersebut
membuat para mubaligh yang tidak termasuk daftar terkesan
dieksklusi.
Kemenag, kata ia, harus segera mengklarifikasi latar
belakang munculnya daftar tersebut. Menteri Agama juga diimbau
untuk secara terbuka menjelaskan bagaimana metode penyusunan
rekomendasi itu sehingga menghasilkan 200 nama mubaligh
sampai saat ini. “Tiba-tiba datang 200 (nama mubaligh) itu
bagaimana ceritanya? Siapa yang memasok nama-nama itu? Maka
saran kita, baiknya segera undang MUI, ormas-ormas Islam, untuk
pertama-tama membicarakan jalan keluarnya,” kata Yunahar Ilyas
saat dihubungi, Ahad (20/5).
Ulama kelahiran Bukit tinggi, Sumatra Barat, itu
memandang pernyataan-pernyataan pemerintah sejauh ini belum
memuaskan banyak pihak. Malahan, kegaduhan mulai muncul
akibat rilis Kemenag yang memuat nama 200 ustaz/ustazah itu.
Dia juga menyayangkan kebijakan pemerintah
memunculkan kegaduhan yang kontraproduktif di tengah umat
Islam. Dengan merilis daftar tersebut, Menteri Agama secara tidak
langsung telah membuat masyarakat bertanya-tanya, mengapa ada
kriteria-kriteria mubaligh ideal versi negara.
Ada pula kesan dari publik bahwa Kemenag sedang
memilah antara dai-dai yang disukai dan yang tidak disukai
penguasa. Oleh karena itu, Yunahar menegaskan Kemenag perlu
menepis segala syak wasangka. Caranya adalah dengan membuka
dialog bersama para pemangku kepentingan dakwah, terutama
organisasi-organisasi massa Islam yang berhaluan arus besar
(mainstream). “Kan bisa saja kementerian agama secara proaktif
menambah nama-nama itu atau ormas-ormas dimintai (usul)
memasukkan nama-nama. Ini kalau memang diperlukan sebuah
rekomendasi. Kalau tidak diperlukan, ditutup saja, tidak usah pakai
rekomendasi. Anggap sajalah daftar ini daftar nama-nama
mubaligh (di Indonesia), bukan rekomendasi,” papar dia.
Sebelumnya, Kemenag telah menyiarkan daftar yang berisi
200 nama mubaligh se-Indonesia yang dinilai memenuhi kriteria-
kriteria keilmuan, reputasi, dan kebangsaan. Daftar ini terus
diperbarui seiring waktu. Kemenag juga telah mengungkapkan
tidak ada maksud apa pun untuk membuat gaduh umat Islam
dengan adanya daftar tersebut.
Menteri Agama Lukman Hakim mengatakan, Kemenag
kerap dimintai rekomendasi daftar mubaligh. Alasan itu yang
membuat Kemenag mengeluarkan daftar tersebut. "Selama ini,
Kementerian Agama sering dimintai rekomendasi mubaligh oleh
masyarakat. Belakangan, permintaan itu semakin meningkat,
sehingga kami merasa perlu untuk merilis daftar nama muballigh,"
ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam siaran
persnya di Jakarta, Jumat (18/5).
Sementara Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII)
meminta Kementerian Agama (Kemenag) mencabut daftar 200
penceramah 'plat merah' yang menuai pro dan kontra di
masyarakat. Pencabutan daftar 200 penceramah ini dianggap
penting untuk menghindari polemik dan efek negatif selama bulan
Ramadhan.
10. Antara Mubaligh Rekomendasi Kemenag dan Ustaz pilihan
Umat
JAKARTA -- Daftar mubaligh rekomendasi yang
Kementerian Agama (Kemenag) menimbulkan polemik. Silang
pendapat pun hadir. Sejumlah dai yang masuk dalam daftar
tersebut memilih namanya lebih baik tidak dicantumkan.
Kemenag mengeluarkan daftar rekomendasi mubaligh
yang bisa dijadikan rujukan umat. Namun, dari 200 nama
mubaligh yang masuk daftar itu, sejumlah nama ustaz tidak tertera.
Seperti Ustaz Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Hanan
Attaki, dan Ustaz Khalid Basalamah yang 'merajai' laman Youtube.
Selain itu tidak ada juga nama KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya
Yahya), Ustaz Fadlan Garamatan, Ustaz Felix Siauw, dan Imam
Besar FPI, Habib Rizieq Shihab.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku telah
menerima banyak pertanyaan dari masyarakat terkait nama
mubaligh yang bisa mengisi kegiatan keagamaan mereka. "Selama
ini, Kementerian Agama sering dimintai rekomendasi muballigh
oleh masyarakat. Belakangan, permintaan itu semakin meningkat,
sehingga kami merasa perlu untuk merilis daftar nama mubaligh,"
ujar Lukman dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (18/05).
Lukman menjelaskan, pada tahap awal Kemenag merilis
200 daftar nama mubaligh. Menurut Menag, ratusan mubaligh
tersebut dipilih karena memenuhi tiga kriteria yaitu mempunyai
kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik,
dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi.
Daftar nama ini merupakan rilis awal yang dihimpun dari
masukan tokoh agama, ormas keagamaan, dan tokoh masyarakat.
Jumlah daftar ini tentu akan terus bertambah seiring masukan dari
berbagai pihak.
Namun, para muballigh yang belum masuk dalam daftar
ini, bukan berarti tidak memenuhi tiga kriteria tersebut. "Artinya,
data ini bersifat dinamis dan akan kami update secara resmi," ucap
Lukman.
Lukman berharap rilis daftar nama muballigh ini bisa
memudahkan masyarakat dalam mengakses para penceramah yang
mereka butuhkan. Langkah ini diharapkan akan memperkuat
upaya peningkatan kualitas kehidupan beragama sesuai misi
Kementerian Agama.
Awalnya (Ustaz Somad) ada (masuk daftar). Beliau tidak
bersedia untuk dimasukin. Direktur Penerangan Agama Islam
Kementerian Agama (Kemenag), Khoiruddin menjelaskan tentang
tidak dimasukkannya Ustaz Abdul Somad (UAS) dan sejumlah
ustaz lainnya ke dalam daftar 200 mubalig yang direkomendasikan
Kemenag. Menurut dia, Ustaz Somad tidak bersedia dimasukkan
ke daftar tersebut. "Awalnya ada (masuk daftar). Beliau tidak
bersedia untuk dimasukin.Karena tanpa dimasuki sudah banyak
yang panggil jadwal sangat padat hingga dua tahun ke depan," ujar
Khoiruddin saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (18/5).