Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks ...
Transcript of Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks ...
131
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 5 Nomor 2 (2020): 131-143
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks
Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1
Teunom Kabupaten Aceh Jaya
Eva Yusnita*, Anwar Yoesoef, Zulfan
Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
*Alamat Korespondensi: [email protected]
Info Artikel Abstrak
Riwayat Artikel:
Diterima Januari
2020
Disetujui Maret
2020
Dipublikasikan
Mei 2020
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang timbul setelah dilaksanakan belajar dengan menggunakan Model Pair Checks khususnya
prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) secara homogenitas kedua kelas yang dijadikan sampel bersifat homogen. Hasil ini diketahui dari hasil uji hipotesis dengan hasil perhitungan Fhitung <Ftabel yakni 0,84< 2,05. (2) untuk uji normalitas kelas eksperimen diperoleh X2hitung = 5.26 dan X2tabel = 16.9 dan uji
normalitas kelas kontrol diperoleh X2hitung = 5.21 dan X2tabel =16.9, maka dapat dikatakan kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal (3) hasil uji hipotesis menggunakan uji-t dan siswa. Hal ini diketahui dari nilai rata-rata siswa adalah 73,5, sementara pada kelas diperoleh nilai thitung = 2.58 sedangkan ttabel 1.68 pada taraf signifikan dengan dk = 42 adalah 1,68 dengan kriteria Ha diterima.
Kata Kunci: Pair
Checks, Prestasi
Belajar, Kooperatif.
Abstract
This study aims to analyze the effects arising after learning is done by using Pair Checks Model specifically student learning achievement. This research uses a quantitative approach and type of experimental research. Based on the results of the study note that (1) homogeneity of the two classes sampled are homogeneous. These
results are known from the results of hypothesis testing with the calculation results Fcount <F table which is 0.84 <2.05. (2) for the normality test of the experimental class X2 count = 5.26 and X2 table = 16.9 and the normality test for the control class obtained X2 count = 5.21 and X2 table = 16.9, it can be said that the experimental class and the control class are normally distributed (3) the results of the hypothesis test using t-test and students. It is known from the average value of students is 73.5, while
in the class obtained tcount = 2.58 while 1.68 at the significant level with dk = 42 is 1.68 with the criteria Ha accepted.
E-ISSN 2614-3658
132
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek penting
bagi perkembangan sumber daya
manusia. Selain itu pendidikan juga
merupakan salah satu instrumen yang
digunakan bukan saja untuk
membebaskan manusia dari
keterbelakangan melainkan juga dari
kebodohan dan kemiskinan.
Pendidikan bertujuan mengem-
bangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman,
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pendidikan
adalah salah satu perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis
dan sarat perkembangan. Oleh karena
itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang
seharusnya terjadi sejalan dengan
perubahan budaya kehidupan
(Trianto, 2013: 1).
Proses belajar adalah proses
yang dapat mengembangkan seluruh
potensi siswa. Seluruh potensi itu
hanya dapat berkembang apabila
siswa terbebas dari rasa takut dan
menegangkan. Oleh karena itu, perlu
diupayakan agar pengalaman belajar
merupakan proses yang
menyenangkan (Sanjaya, 2008: 173).
Demi terciptanya proses pem-
belajaran yang menyenangkan dan
disukai para siswa, perlu adanya
inovasi dalam kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan model-model
pembelajaran yang dapat mendorong
siswa untuk aktif dan menimbulkan
rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini
dapat berjalan apabila guru
menggunakan model pembelajaran
yang bervariasi. Menurut Istarani
(2014: 1), model pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal. Menurut Arends dalam
Suprijono (2013: 46), model
pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas
Model pembelajaran dapat
didefenisikan sebagai kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Model pembelajaran
dibedakan menjadi model pembelajar-
an langsung, pembelajaran kooperatif
dan pembelajaran berbasis masalah
(Suprijono, 2009: 46). Penggunaan
model pembelajaran yang akan
digunakan dalam penelitian di SMA
Negeri 1 Teunom berguna untuk
membangun kecakapan siswa dan
dapat menambah pengetahuan yang
bermanfaat dalam membantu proses
pembelajaran agar tercapailah tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Berdasarkan observasi awal
yang telah dilakukan peneliti terhadap
guru mata pelajaran sejarah kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Teunom, peneliti
melihat bahwa dalam pembelajaran
sejarah masih terdapat beberapa
permasalahan. Diantaranya, masih
banyak siswa yang belum memenuhi
kriteria ketuntasan minimun (KKM),
bahwa dari seluruh siswa kelas XI
IPS1 dan kelas XI IPS2 masih terdapat
42% siswa belum mencapai nilai
133
KKM, dan 58% selebihnya mencapai
nilai KKM, hal ini disebabakan karena
kurangnya penggunaan model
pembelajaran yang inovatif, sehingga
dapat membuat siswa merasa bosan
dan kurang bersemangat dalam
belajar. Menurunnya prestasi belajar
siswa menyebabkan siswa
memperoleh nilai dibawah KKM,
sedangkan KKM untuk mata
pelajaran sejarah di SMA Negeri 1
Teunom adalah 75. Oleh karena itu,
untuk mengatasi masalah rendahnya
prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran sejarah, guru dituntut untuk
mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan demikian diperlukan
penggunaan model pembelajaran yang
dapat mengupayakan siswa untuk
dapat memaksimalkan pikiran dan
perasaa secara aktif sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar
siswa.Salah satu model pembelajaran
yang dianggap efektif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran sejarah adalah
model pembelajaran pair checks. Model
ini dapat meningkatkan keaktifan
siswa dan saling bertukar pikiran
dengan rasa ingin tahu siswa serta
mengarahkan mereka pada sebuah
pemahaman bahwa materi yang
dipelajari bermanfaat bagi mereka,
sehingga membantu tercapainya
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran ini tidak hanya terfokus
pada guru yang menjadi sumber dan
penambah wawasan bagi siswa, tetapi
siswa juga terlibat dalam proses
belajar tersebut.
Menurut Hardian dalam Aris
Shoimin (2017: 119), menyatakan
bahwa model Pair Checks (Pasangan
Mengecek) merupakan model
pembelajaran di mana siswa saling
berpasangan dan menyelesaikan
persoalan yang diberikan. Dalam
model pembelajaran kooperatif tipe
Pair Checks, guru bertindak sebagai
motivator dan fasilitator aktivitas
siswa. Model pembelajaran ini juga
untuk di melatih rasa sosial siswa,
kerja sama, dan kemampuan memberi
penilaian. Model ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa
dalam menuangkan ide, pikiran,
pengalaman, dan pendapat dengan
benar. Dengan model Pair Checks
memungkinkan bagi siswa untuk
saling bertukar pendapat dan saling
memberikan saran. Tujuan dalam
penelitian ini yaitu untuk menganalisis
pengaruh pembelajaran kooperatif tipe
Pair Checks terhadap prestasi belajar
sejarah siswa kelas XI IPS SMAN 1
Teunom Kabupaten Aceh Jaya.
METODE
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu.
Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data yang berupa
angka. Data yang berupa angka
tersebut kemudian diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan suatu
informasi ilmiah dibalik angka-angka
tersebut. Pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan
134
untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2017: 14).
Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen. (Margono,
2010: 110) menyatakan bahwa
penelitian eksperimen adalah
penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari
sesuatu yang dikenakan pada subjek
penelitian. Menurut Karthwold dalam
Sukmadinata (2015:57), penelitian
eksperimen merupakan penelitian
yang paling murni kuantitatifnya,
karena semua prinsip dan kaidah-
kaidah penelitian kuantitatif dapat
diterapkan pada metode ini. Penelitian
eksperimen juga mencoba meneliti
ada tidaknya hubungan sebab
akibatnya. Caranya adalah dengan
membandingkan satu hal atau lebih
kelompok eksperimen yang diberikan
perlakuan dengan satu atau lebih
kelompok pembandingan yang tidak
menerima perlakuan. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
menyelidiki adanyan kemungkinan
saling berhubungan sebab akibat.
Kemudian kedua kelompok ini
mendapat perlakuan yang sama dari
segi tujuan dan isi pembelajaran yang
membedakan antara kedua kelompok
ini adalah pada pendekatan yang
digunakan dalam pengajaran meteri,
kelas eksperimen menggunakan model
Pair Checks, sedangkan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran
konvensional atau pembelajaran biasa
pada umumnya.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah
feneralisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
di tetapkan oleh peneliti guna
dipelajari kemudian di tarik
kesimpulan untuk di jadikan sebagai
sumber data dalam suatu penelitian,
Darmadi dalam Arikunto, (2010:173).
Populasi dapat dimaknai sebagai
keseluruhan objek/subjek yang dapat
dijadikan sebagai sumber data dalam
suatu penelitian dengan ciri-ciri seperti
orang, benda, kejadian, waktu dan
tempat dengan sifat atau ciri-ciri yang
sama. Istilah populasi merujuk pada
keseluruhan kelompok dari mana
sampel-sampel diambil (Setyosari,
2010: 189). Populasi dalam penelitian
ini menggunakan sampling total yaitu
teknik pengumpulan sampel bila
semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering
digunakan bila jumlah populasi relatif
kecil (Sugiyono, 2016: 67). Adapun
yang menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI IPSı
dan XI IPS2, dimana kelas XI IPSı
sebagai kelas eksperimen yang
berjumlah 22 orang siswa dan kelas XI
IPS2 berjumlah 22 orang siswa sebagai
kelas kontrol.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Tes merupakan sejumlah
pertanyaan yang memiliki
jawaban yang benar atau salah.
Tes diartikan juga sebagai
sejumlah pertanyaan yang
membutuhkan jawaban, atau
sejumlah pertanyaan yang
harus diberikan tanggapan
dengan tujuan mengukur
tingkat kemampuan seseorang
135
atau mengungkap aspek
tertentu dari orang yang
dikenai tes (Mardapi, 2007:
67). Soal yang digunakan
untuk menerapkan model
pembelajaran Pair Checks
berupa tes objektif. Jumlah soal
sebanyak 20 soal dengan nilai 5
poin pada tiap soal dan
jawaban terdiri dari 5 pilihan
yaitu a, b, c, d dan e,
2. Dokumentasi berasal dari
kata dokumen yang artinya
barang- barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya
(Arikunto,2006: 158). Dalam
konsep penelitian, teknik
dokumentasi berati suatu cara
mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang merupakan
nilai raport, catatan, perangkat
guru, yang diperoleh dari data
hasil belajar siswa di SMAN 1
Teunom, Kabupaten Aceh
Jaya.
Teknik Analisis Data
Setelah melakukan penelitian
dan setelah data terkumpul secara
keseluruhan dari hasil tes, tahap
selanjutnya adalah menganalisis data.
Dan kemudian diolah untuk dapat
dipertanggung jawabkan dengan
menggunakan statistik yang sesuai
varians kedua kelompok sampel
homongen atau tidak, masing-masing
diuji dengan dengan uji normalitas, uji
homogenitas.
Uji normalitas data diperlukan
untuk mengetahui apakah sebaran
data yang akan dianalisis berdistribusi
normal atau tidak sedangkan untuk
mengetahui apakah data yang
diperoleh dari kedua kelompok
memiliki varians yang sama atau tidak
maka diperlukan uji homogenitas.
apabila data tersebut berdistribusi
normal dan homogen, maka uji t-
dapat digunakan.
Rentang (R), ialah data
tersebar dikurangi data terkecil.
Banyak Kelas interval (K)
dengan menggunakan aturan
yaitu;
K = 1 + ( 3,3) log n
Panjang kelas interval P, dapat
ditentukan oleh rumus aturan:
P =𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
Setelah data tersebut
dibuatdalam distribusi frekuensi,
kemudian dianalisis dengan
menggunakan rumus-rumus statistik
sebagai berikut:
(1) Menghitung nilai rata-rata
Menghitung nilai rata-rata kelas
kontrol dan kelas eksperimen dengan
rumus yang dikemukakan oleh
(Sudjana, 2005: 70) yaitu:
�̅� =∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
∑ 𝑓𝑖
Keterangan :
�̅� = rata − rata nilai x
𝑓𝑖 = frekuensi kelas interval
𝑥𝑖 = nilai tengah kelas interval
(2) Menghitung standar devisiasi
Menurut (Sudjana, 2005: 95)
yaitu: menghitung standar divisiasi
dari skor hasil tes, baik skor hasil tes
kelas kontrolmaupun skor hasil tes
136
kelas eskperimen, maka dapat
menggunakan rumus:
S2 = ∑ 𝑓𝑖(𝑥𝑖−𝑥 ) 2̅̅ ̅̅ ̅̅
𝑛−2
Keterangan :
S2 = standar devisiasi
n = banyaknya data
𝑓𝑖 = frekuensi kelas interval
data
𝑥𝑖 = nilai tengah interval
(3) Menguji normalitas sebaran data
Selanjutnya untuk menguji
normalitas data, digunakan statistik
chi-kuadrat yang dikemukakan oleh
(Sudjana ,2005: 273) sebagai berikut:
𝑥2hitung= ∑ =𝑘𝑖=1
(𝑜𝑖−𝐸𝑖)
𝐸𝑖
2
Keterangan :
x2 = statistik chi-Kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
Jika harga x2 hitung ≥ x2 tabel,
maka data yang diperoleh tidak
berdistribusi normal dan sebaliknya,
jika x2 hitung ≤ x2
tabel, maka yang
diperoleh berdistribusi normal.
(4) Uji Homogenitas Varians
Pengujian ini dilakukan untuk
menguji homogenitas varians data
yang akan dianalisis antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
Menurut (Sudjana, 2005 :251)
pasangan hipotesis yang akan diuji
dalam pengujian homogenitas adalah:
H0 :ơ12 = ơ2
2 ( varians data
homogen)
Ha : ơ12 ≠ ơ2
2 ( varians data tidak
homogen)
Keterangan:
ơ12 = varians gabungan
ơ22 = varians kelas eksperimen
Ho = hipotesis pembanding,
kedua varians sama
Ha = hipotesis kerja, kedua
varians tidak sama
F = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Tolak Ho jika F≥Fa (n-1, n-2),
dalam hal lain H0
diterima dengan α =
0.05
Untuk mencari varians
gabungan (Sgabungan) menurut
Sudjana dapat diukur dengan:
S2 = (𝑛1−1)𝑆1+(𝑛2−1)𝑆2
𝑛1+𝑛2−2
Keterangan:
S2 gab = Varians gabungan
S12 = varians kelas eksperimen
S22 = varians kelas kontrol
n1 = jumlah sampel kelas
eksperimen
n2 = jumlah sampel kelas
kontrol
dengan pengujian : terima Ho
jika –t11
2α≤t≤t1
1
2α, pada taraf
kepercayaan α = 0.05 dengan
dk = ( n1+n2-2) dan tolak Ho
untuk harga-harga t lainnya.
(5) Uji kesamaan rata-rata
Jika dua data atau skor yang diperoleh
berdistribusi normal dan kedua
variansnya homogen, maka untuk uji
hipotesis digunakan uji-t dua pihak
pada taraf signifikan. α = 0,05
menurut (Sudjana, 2005: 239) adalah:
t =𝑥𝑖−𝑥2
𝑆 √1
𝑛1+
1
𝑛2
𝑔
keterangan :
�̅�1 = nilai rata-rata kelas
eksperimen
�̅�2= nilai rata-rata kelas kontrol
137
Sgab = simpangan baku
gabungan
n1 = jumlah siswa yang
mengikuti tes pada
kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa yang
mengikuti tes pada
kelas kontrol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Hasil Test Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelanjutan dari pengelohan dari data
mentah adalah analisis data kedua
kelas tersebut dengan mentabulasi
kedua nilai tersebut ke dalam tabel
1.1, dengan tujuan untuk dapat
menghitung t-hitung sebagai berikut:
Tabel 1.1 Nilai Test Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Nama Nilai No Nama Nilai
1 WA 90 1 LS 80
2 AW 90 2 SN 80
3 KH 90 3 FZ 80
4 TB 85 4 DU 75
5 NL 85 5 VS 75
6 AJ 85 6 ND 75
7 AS 85 7 PS 75
8 MI 80 8 VS 75
9 MY 80 9 ON 75
10 RW 75 10 RN 70
11 ML 75 11 KM 70
12 AH 75 12 DY 65
13 CO 75 13 MR 65
14 ML 75 14 MH 65
15 EM 75 15 MR 60
16 IS 70 16 AS 60
17 FR 70 17 NS 50
18 FM 70 18 SM 50
19 MZ 60 19 KK 45
20 ZA 55 20 MI 45
21 RA 45 21 SP 40
22 AY 45 22 WR 40
Jumlah 1635 Jumlah 1415
Sumber: Data Hasil Penelitian yang diolah
Perhitungan Nilai Test Kelas
Eksperimen
Berdasarakan tabel 1.1, selanjutnya
dihitung data test distribusi frekuensi
kelas eksperimen dengan langkah-
langkah yang diuraikan sebagai
berikut:
1. Menghitung Rentang
Rentang = Nilai Tertinggi –Nilai
Terendah
= 90 – 45
= 45
2. Banyak Kelas
Banyak Kelas = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 22
= 1 + (3,3) 1,34
= 1 + 4,42
= 5,42 (diambil 5)
3. Panjang kelas Interval
Panjang kelas interval
=rentang
banyak kelas
= 45
5
= 9
Tabel 1.2. Daftar Disribusi
Frekuensi Post-Test Kelas
Eksperimen.
Nilai
Test
fi xi xi2 fixi Fixi
2
45-53 2 49 2401 98 4,802
54-62 2 58 3364 116 6,728
63-71 3 67 4489 201 13,467.00
72-80 8 76 5776 608 46,208
81-90 7 85 7226 595 50,582
Jumlah 22 335 23,256 1618 121,787
Sumber: Data Lapangan yang diolah
Setelah daftar distribusi
frekuensi Post-test kelas Eksperimen
telah diketahui, langkah selanjutnya
memperoleh nilai rata-rata dan varians
kelas eksperimen dengan mengacu
pada tabel 1.2.
138
Adapun langkah-langkah memperoleh
nilai rata-rata varians kelas
eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata kelas eksperimen
Rata-rata X1= ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
∑ 𝑓𝑖
X1 = 1618
22
X1 = 73,5
2. Varian dan simpangan baku kelas
Eksperimen
Varians S1 = 𝑛(∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖 2)−( ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖)
2
𝑛(𝑛−1)
= 22 (121787)−16182
22 (22−1)
= 2679314−2617924
22 (21)
= 61390
460
= 132,87
Simpangan baku =
√132,87
= 11,52
1. Perhitungan Nilai Test Kelas
Kontrol
Berdasarakan tabel 1.1,
selanjutnya dihitung data test
distribusi frekuensi kelas
kontrol langkah-langkah yang
diuraikan sebagai berikut:
1. Menghitung Rentang
Rentang = Nilai Tertinggi – Nilai
Terendah
= 80 – 40
= 40
2. Banyak Kelas
Banyak Kelas = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 22
= 1 + (3,3) 1,34
= 1 + 4,42
= 5,42 (diambi 5)
3. Panjang kelas Interval
Panjang kelas interval
=rentang
banyak kelas
= 40
5
= 8
Tabel 1.3 daftar distribusi frekuensi
post-test kelas kontrol
Nilai
Test
fi xi xi2 fixi Fixi
2
40-47 4 43,5 1895,25 174 7581
48-55 2 51,5 2652,25 103 5304,5
56-63 2 59,5 3540,25 119 7080,5
64-71 5 67,5 4556,25 337,5 22781,25
71-80 9 75,5 5700,25 679,5 51302,25
Jumlah 22 297,5 1413 94049,5
Sumber: Hasil pengolahan
Berdasarkan hasil perhitungan yang
tertera pada tabel 1.3, Post-test kelas
kontrol telah dilakukan, langkah
selanjutnya memperoleh nilai rata-rata
dan varian kelas eksperimen.
Langkah-langkah yang dipakai untuk
memperoleh nilai dari rata-rata varian
kelas eksperimen sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata kelas kontrol
Rata-rata X1= ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
∑ 𝑓𝑖
X1 = 1413
22
X1 = 64,2
2. Varian dan simpangan baku kelas
kontrol
Varians S1 = 𝑛(∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖 2)−( ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖)
2
𝑛(𝑛−1)
= 22 (94049,5)−(1413)2
22(22−1)
= 2069089−1996569
22 (23)
= 72520
462
= 156,9
Simpangan baku =
√156,9
= 12,5
Selanjutnya untuk menentukan
nilai standar deviasi gabungan (S2),
139
yaitu dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
S2 = (𝑛1 −1)𝑠1
2+(𝑛2−1)𝑠12
𝑛1+𝑛2−2
= (22−1)132,87+ (22−1)156,96
22+22−2
= (21)132,87+(21)156,96
42
= 2790,27+3296,16
42
=6086,43
42
= 144,9
= √144,9
= 12,03
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data dari sampel
tersebut berdistribusi normal atau
tidak, untuk mendapat data
berdistribusi normal, maka diuji
dengan rumus Chi Kuadrat
(Sudjana,2005:237), yaitu:
𝑥2hitung= ∑ =𝑘𝑖=1
(𝑂𝑖−𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
a. Uji Normalitas Kelas
Eksperimen Uji normalitas untuk kelompok
siswa yang diajarkan dengan
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Pair Checks dengan
langkah-langkah berikut:
1. Menentukan nilai kelas (x)
yaitu untuk menilai tes terkecil
dikurangi 0,5 dan untuk tes
terbesar ditambah 0,5
2. Menentukan angka baku (z)
nilai dengan menggunakan
rumus Z 𝑥−�̅�
𝑠 untuk kelas
eksperimen �̅�1 = 73,5 dan S1 =
11,52
3. Menentukan luas batas daerah
adalah untuk luas dibawah
lengkungan normal standar
dari O ke Z, gunakan tabel Z
(Sudjana, 2005:490).
4. Menghitung luas daerah (A)
adalah nilai terbesar pada batas
luas daerah dikurangi nilai
terkecil batas luas daerah.
Dengan ketentuan apabila
nilai-nilai pada Z skor
mengandung (-),(-) dan (+),(+)
maka nilai batas luas daerah
terbesar dapat dikurangi nilai
terkecil batas luas daerah.
Akan tetapi, bila nilai-nilai
pada Z skor mengandung (-)
dan (+) maka nilai batas daerah
harus dijumlah.
5. Menghitung frekuensi harapan
(Ei), yaitu luas daerah dikali
banyaknya sampel atau Ei = A
x n (ni =22 untuk kelas
eksperimen).
Selanjutanya menghitung normalitas
data pada kelas eksperimen dengan
menggunakan rumus Chi Kuadrat
sebagai berikut:
𝑥2hitung= ∑ =𝑘𝑖=1
(𝑂𝑖−𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
= (2−0.7876)2
0.7876+
(2−2.844)2
2.844+
(3−5.750)2
5.750+
(8−6.452)2
6.452+
(7−4.474)2
4.474
=(1.2124)2
0.7876+
(−0.844)2
2.844+
(−2.75)2
5.750+
(1.548)2
6.452+
(2.526)2
4.474
=1.469
0.7876+
0.712
2.844+
7.562
5.750+
2.396
6.452+
6.380
4.474
=1.86 + 0.25 + 1.31 + 0.37 +
1.42
= 5.26
Setelah memperoleh nilai X2hitung =
5.26, maka selanjutnya dikonfirmasi
140
dengan nilai X2tabel pada taraf
signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk =
9 mengacu pada tabel chi- Kuadrat.
Adapun nilai X2tabel pada taraf
signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk =
9 adalah 16,9
Kriteria pengujian untuk uji
normalitas adalah terima Hojika
x2hitung<x2
tabel pada taraf signifikan 5%
(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 mengacu
pada tabel chi- Kuadrat. Terima Hajika
x2hitung≥ x2
tabel pada taraf signifikan 5%
(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 mengacu
pada tabel chi- Kuadrat.
Ho = data kelas eksperimen
berdistribusi normal
Ha = data kelas eksperimen
berdistribusi tidak normal
Hasil perhitungan
menunjukkan nilai X2hitung = 5.26 dan
X2tabel = 16.9 pada taraf signifikan 5%
(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 adalah 16,9.
Berati bahwa x2hitung<x2
tabel atau
5.26<16.9. Dengan demikian, sesuai
dengan kriteria pengujian maka Ho
diterima.Terima Ho berati data kelas
eksprimen berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas
Kontrol
Uji normalitas untuk kelompok
siswa yang diajarkan dengan
menerapkan metode konvensional
dengan langkah-langkah berikut:
1. Menentukan nilai kelas (x)
yaitu untuk menilai tes terkecil
dikurangi 0,5 dan untuk tes
terbesar ditambah 0,5
2. Menentukan angka baku (z)
nilai dengan menggunakan
rumus Z 𝑥−�̅�
𝑠untuk kelas
kontrol�̅̅�1 = 64,2 dan S1 = 12,5
3. Menentukan luas batas daerah
adalah untuk luas dibawah
lengkungan normal standar
dari O ke Z, gunakan tabel Z
(Sudjana. 2005: 490).
4. Menghitung luas daerah (A)
adalah nilai terbesar pada batas
luas daerah dikurangi nilai
terkecil batas luas daerah.
Dengan ketentuan apabila
nilai-nilai pada Z skor
mengandung (-),(-) dan (+),(+)
maka nilai batas luas daerah
terbesar dapat dikurangi nilai
terkecil batas luas daerah.
Akan tetapi, bila nilai-nilai
pada Z skor mengandung (-)
dan (+) maka nilai batas daerah
harus dijumlah.
5. Menghitung frekuensi harapan
(Ei), yaitu luas daerah dikali
banyaknya sampel atau Ei = A
x n (ni =22 untuk kelas
kontrol).
Tabulasi data uji normalitas
kelompok siswa yang diajarkan
dengan menerapkan metode
konvensional dapat dilihat
pada tabel 1.5
Selanjutnya menghitung normalitas
data pada kelas kontrol dengan
menggukan rumus Chi Kuadrat
sebagai berikut: 𝑋2hitung=
∑ =
𝑘
𝑖=1
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝐸𝑖
= (2−1.482)2
1.482+
(2−3.372)2
3.372+
(3−5.17)2
5.17+
(8−5.255)2
5.255+
(7−4.052)2
4.052
141
= (0.518)2
1.482+
(−1.372)2
3.372+
(−2.17)2
5.17+
(2.745)2
5.255+
(2.948)2
4.052
=0.268
1.482+
1.882
3.372+
4.708
5.17+
7.535
5.255+
8.690
4.052
= 0.18 + 0.55 + 0.91 + 1.41 +
2.14
= 5.21
Setelah memperoleh nilai X2hitung =
5.21, maka selanjutnya dikonfirmasi
dengan nilai X2tabel pada taraf
signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk =
9 mengacupada tabel chi- Kuadrat.
Adapun nilai X2tabel pada taraf
signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk =
9 adalah 16,9
Kriteria pengujian untuk uji
normalitas adalah terima Ho jika
x2hitung<x2
tabel pada taraf signifikan 5%
(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 mengacu
pada tabel chi- Kuadrat. Terima Ha
jika x2hitung≥ x2
tabel pada taraf signifikan
5% (𝛼 = 0,05) dengan dk = 9
mengacu pada tabel chi- Kuadrat.
Ho = data kelas kontrol
berdistribusi normal
Ha = data kelas
kontrolberdistribusi tidak normal
Hasil perhitungan
menunjukkan nilai X2hitung = 5.21 dan
X2tabel = 16.9 pada taraf signifikan 5%
(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 adalah 16,9.
Berati bahwa x2hitung<x2
tabel
atau5.21<16.9. Dengan demikian,
sesuai dengan kriteria pengujian maka
Ho diterima.Terima Ho berarti data
kelas kontrol berdistribusi normal.
5. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel
yang diperoleh homogen atau tidak.
Apabila kesimpulan menunjukkan
kelompok data homogen. Maka data
layak untuk diuji parametik. Uji
homogenitas dilakukan dengan
menggunakan rumus Fisher.
Untuk melakukan uji statistik
Fisher dibutuhkan nilai varian dari
hasil post-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Varians dari kelas
eksperimen adalah 132,87 dan varians
dari kels kontrol adalah 156,9
Fhitung = varian terbesar
varian terkecil
Fhitung = 132,87
156,9
Fhitung =0,84
Setelah memperoleh nilai Fhitung
= 0,84, maka selanjutnya dikonfirmasi
dengan nilai Ftabel pada taraf signifikan
5% (𝛼 = 0,05) dengan dk1 = dkpembilang
= n-1 (untuk varians terbesar), dan dk2
= dkpenyebut = n-1 (untuk varians
terkecil) mengacu pada tabel disribusi
F. Adapun nilai Ftabel pada taraf
signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk1 =
22-1 = 21 dan dk2 = 22-1= 21 adalah
2,05.
Kriteria pengujian untuk uji
homogenitas adalah Ho = jika Fhitung
<Ftabel pada taraf signifikan 5% (𝛼 =
0,05) dengan dk1 = dkpembilang = n-1
(untuk varians terbesar), dan dk2=
dkpenyebut = n-1 (untuk varians terkecil)
mengacu pada tabel disribusi F. terima
Ha jika Fhitung ≥ Ftabel pada taraf
signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk1 =
dkpembilang = n-1 (untuk varians
terbesar), dan dk2 = dkpenyebut = n-1
(untuk varians terkecil) mengacu pada
tabel disribusi F.
142
Ho = data kelas eksperimen
dengan data kelas kontrol bersifat
homogen
Ha = data kelas eksperimen
dengan data kelas kontrol tidak
bersifat homogen
Hasil perhitungan
menunjukkan nilai Fhitung = 0,84 dan
nilai Ftabel = 2.05 pada taraf signifikan
5% (𝛼 = 0,05) dengan dk1 = 22-1 =
21 dan dk2 = 22-1= 21 adalah 2,05.
Berarti bahwa Fhitung <Ftabel atau
0,84<2,05. Dengan demikian sesuai
dengan kriteria pengujian maka Ho
diterima. Ini menunjukkan bahwa
data kelas eksperimen dengan data
kelas kontrol bersifat homogen atau
berasal dari polulasi yang sama.
6. Uji -t
Data yang diperoleh kemudian
diolah menggunakan t-test. Pengujian
hipotesis ini dilakukan untuk
mengetahui apakah hasil belajar siswa
yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe pair
checks lebih baik dari pada siswa yang
diajarkan menggunakan model
pembelajaran konvensional. Dimana
t-test termasuk jenis pengujian
hipotesis statsistik parametic dengan
syarat data berdistribusi normal dan
bersifat homogen. Rumus yang
digunakan untuk pengujian hipotesis
menurut Sudjana (2005: 239) sebagai
berikut:
thitung =�̅�1−�̅�2
√1
𝑛1+
1
𝑛2
𝑠
t =73.5−64.2
√1
22+
1
22
12,03
t =9.3
√2
22
12,03
t = 9.3
12,03 √0.09
t =9.3
12,03 (0,3)
t =9.3
3,60
t = 2.58
Setelah nilai thitung = 2.58
diperoleh, maka selanjutnya nilai ttabel
dibandingkan dengan nilai ttabel pada
taraf siginfikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan
derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2
dengan derajat kebebasan dk= 42
adalah 1,68
Kriteria pengujiannya adalah terima
Ha jika thitung>ttabel.Bila bernilai lain
maka Ha ditolak (Sudjana,2005: 243).
Terima Ha berarti bahwa hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model Pair Checks lebih
baik dibandingkan hasil belajar siswa
yang diajarkan dengan menggunakan
model konvensional. Berdasarkan
hasil penelitian diatas diperoleh nilai
thitung = 2.58, sedangkan ttabel1,68.
Berarti bahwa thitung>ttabel atau 2.58>
1,68. dengan demikian sesuai dengan
kriteria pengujian maka Ha diterima.
Ha diterima berarti bahwa hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model Pair Checks lebih
baik dibandingkan hasil belajar siswa
yang diajarkan dengan menggunakan
model konvensional.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa
pengunaan model pembelajaran
kooperatif tipe pair checks berpengaruh
terhadap prestasi belajar sejarah siswa
kelas XI IPS di SMAN 1 Teunom,
karena siswa terlibat langsung secara
aktif dalam proses belajar mengajar
143
dikelas. Dari hasil pengolahan data
diperoleh nilai pada taraf signifikan
5% dengan derajat kebebasan dk: 42,
maka hipotesis alternatif diterima.
Dikelas eksperimen terdapat 41%
tidak tuntas belajar dan 59% siswa
yang tuntas. Sedangkan dikelas
kontrol 59% siswa tidak tuntas belajar
dan 41% siswa tuntas belajar. Sesuai
dengan pengolahan data, diperoleh
hasil uji t- yaitu thitung = 2.58 sedangkan
ttabel berarti 2.58>1.68 dengan
demikian sesuai dengan kriteria
pengujian, maka Ha diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
, S. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Djemari, M. 2007. Teknik Penyusunan
Instrumen Tes dan Non Tes.
Yogyakarta:Mitra Cendikia Press.
Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran
Inovatif. Medan: Media Persada.
Margono, S. 2010. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta.
Rineka Cipta.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan &
Desain Sistem Pembelajaran.
Bandung: Kencana Prenada
Media Group.
Satyosari, P . 2010. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Shoimin, A. 2017. 68 Model pembelajaran Inovatif dalam
kurikulum 2013. Penerbit Ar-
RuzMedia: Yogyakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik.
Cetakan ke 3. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2016. Metode penelitian
pendidikan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabet.
. 2017. Metode penelitian
pendidikan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabet.
Supridjono, A. 2009. Cooperative
Learning. Yogjakarta: Pustaka
Pelajar.
Supridjono, A. 2013. Cooperatif
Learning: Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sukmadinata, N.S. 2015. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2013. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.