PENGARUH MODAL FISIK, MODAL FINANSIAL, DAN MODAL...
Transcript of PENGARUH MODAL FISIK, MODAL FINANSIAL, DAN MODAL...
PENGARUH MODAL FISIK, MODAL FINANSIAL, DAN
MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA BPRS DI
PROVINSI JAWA TIMUR (PERIODE 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)
Oleh:
Eka Rahayu Oktaviani
NIM: 1112046100039
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2016 M
PENGARUH MODAL FISIK, MODAL FINANSIAL, DAN MODAL
INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA BPRS DI PROVINSI JAWA
TIMUR (PERIODE 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Eka Rahayu Oktaviani
NIM. 1112046100039
Pembimbing
Dwi Nur’aini Ihsan, S.E., M.M.
NIP. 197710212014112001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
ABSTRAK
Eka Rahayu Oktaviani, NIM 1112046100039. Pengaruh Modal Fisik,
Modal Finansial, dan Modal Intelektual terhadap Kinerja BPRS di Provinsi Jawa
Timur (Periode 2013-2015). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2016.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal fisik, modal
finansial, dan modal intelektual terhadap kinerja BPRS. Modal fisik yang diukur
dengan aset lancar dan aset tetap, modal finansial yang diukur dengan liabilitas dan
kewajiban, dan modal intelektual yang diproksikan dengan menggunakan VAIC
dari model Pulic. Serta kinerja BPRS yang diukur dengan ROE. Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Sampel pada
penelitian ini adalah 6 BPRS periode kuartal I 2013 sampai dengan periode kuartal
IV 2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder, data yang digunakan berupa
laporan keuangan triwulan BPRS yang dipublikasikan di website Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data pane;,
dengan pengolahan data mengguanakan EVIEWS 9.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh
positif terhadap ROE. Sedangkan modal fisik berpengaruh negatif tidak signifikan
dan modal finansial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.
Kata kunci: Modal Fisik, Modal Finansial, Modal Intelektual, VAIC, Return on
Equity (ROE), Regresi Panel.
Pembimbing: Dwi Nur’aini Ihsan, S.E., M.M.
ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh lulusan dengan
menyandang gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk junjungan Nabi
Muhammad SAW, karena beliaulah pemberi cahaya dalam kehidupan manusia di
muka bumi ini dan juga suri tauladan yang menjadi panutan dalam hidup.
Dapat terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal
Fisik, Modal Finansial Dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Di Provinsi Yogyakarta” ini tidak terlepas dari kesempatan,
bimbingan, dorongan dan doa yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, perkenankan pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta Bapak
2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak AM. Hasan Ali, M.A dan
Bapak Dr. Abdurrauf Lc., M.A.
3. Dosen Pembimbing yang senantiasa sabar dalam memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan, Ibu Dwi
Nuraini Ihsan. Semoga Allah senantiasa merahmati beliau.
iii
4. Dosen Pembimbing Akademik Bapak Ir. H. M. Nadratuzzaman Hosen, MS.
Mec. PhD. dan para dosen Program Studi Muamalat konsentrasi Perbankan
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum atas curahan ilmu dan tuntunannya
kepada penulis.
5. Kepada seluruh pegawai UIN Syariaf Hidayatullah Jakarta, khususnya
pegawai Fakultas Syariah dan Hukum.
6. Kedua orang tuaku yang selalu penulis ingat dalam mengerjakan tugas ini,
Almh. Ibu Ribut Sumintyaningsih yang sangat disayang Allah dan Baba
Sumardi yang tidak pernah bosan memberikan doa dan dukungannya
kepada penulis selama ini. Serta adik tersayang Muhamad Irfan.
7. Bude Atun dan Pakde Min, yang selalu membantu dan selalu memberi
semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Serta sepupu-sepupu
tersayang.
8. Sahabat tercinta, Dwi Buana Putri Dolot, Wiendana Sari, dan Famela
Juwita.
9. Keluarga besar Perbankan Syariah A 2012. Khususnya cengek alay, Annisa
Farida, Rahmawati, Rinrin Sri Annisa, Siti Sarah, Mariatul Adila, Farah
Dhiba Lubis, Meydha Nurcholis, Nur Azilah, Nanda Pipit Nurjannah, Leni
Indriani.
10. Kesayangan akuh, Astiti Woro Wardani, Bimo Harijadi Soekarno, Chintya
Novianti, Hilmy Pratama, dan Masfufatun Nur.
11. Teman dan mentor seperjuangan, Kevin Costner, Suci Rahayu, Maya
Andhika, Dewi Handayani.
iv
12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis menjalankan perkuliahan dan
penyusunan skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, karenanya dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan penulisan-penulisan di masa mendatang. Akhir kata, harapan
penulis semoga Allah memberikan keberkahan bagi semua pihak yang membantu
dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.
Tangerang, September 2016
Eka Rahayu Oktaviani
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GRAFIK x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 8
C. Pembatasan Masalah 9
D. Rumusan Masalah 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10
1. Tujuan Penelitian 10
2. Manfaat Penelitian 10
F. Kerangka Pemikiran 12
G. Sistematika Penulisan 12
vi
BAB II LANDASAN TEORI 14
A. Resources-Based Theory 14
B. Laporan Keuangan 17
C. Analisis Laporan Keuangan 22
D. Modal Intelektual 25
E. Pulic Model (VAICTM) 28
F. Modal Fisik 30
G. Modal Finansial 32
H. Kinerja Bank 33
I. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 39
J. Review Studi Terdahulu 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 52
A. Jenis Penelitian 52
B. Jenis dan Sumber Data 53
C. Metode Pengumpulan Data 53
D. Populasi dan Sampel 54
E. Teknik Analisis Data Panel 56
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 69
BAB IV Analisis dan Pembahasan 75
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 75
B. Deskripsi Data Penelitian 77
C. Pengujian Model Regresi Data Panel 87
D. Interpretasi Hasil Penelitian 101
vii
BAB V PENUTUP 103
1. Kesimpulan 103
2. Saran 104
DAFTAR PUSTAKA 105
LAMPIRAN
viii
Daftar Gambar
1.1 Kerangka Pemikiran 10
ix
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel 48
Tabel 3.2 Sampel penelitian BPRS 2013-2015 48
Tabel 4.1 Purposive Sampling 76
Tabel 4.2 Sampel Penelitian BPRS 2013-2015 76
Tabel 4.3 Perhitungan Modal Fisik BPRS 77
Tabel 4.4 Perhitungan Modal Finansial BPRS 80
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan VAIC Gabungan 83
Tabel 4.6 Perhitungan ROE 85
Tabel 4.7 Uji Stasioner 88
Tabel 4.8 Hasil Common Effect 89
Tabel 4.9 Hasil Fixed Effect 90
Tabel 4.10 Hasil Uji Chow 91
Tabel 4.11 Hasil Random Effect 91
Tabel 4.12 Hasil Uji Hausman 93
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi 93
Tabel 4.14 Hasil Uji F 94
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t 95
x
Daftar Grafik
Grafik 4.1 Perkembangan Modal Fisik 78
Grafik 4.2 Perkembangan Modal Finansial 80
Grafik 4.3 Hasul Perhitungan Modal Intelektual 84
Grafik 4.4 Perkembangan ROE 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kesulitan yang sering dihadapi banyak pimpinan
perusahaan untuk memperluas usahanya adalah sulitnya mendapatkan
modal. Modal merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam
membangun, mengembangkan dan mempertahankan sebuah perusahaan.
Pada awal perkembangannya, modal yang sangat diutamankan adalah
modal fisik. Modal fisik merupakan modal milik perusahaan yang
berwujud, dapat dilihat dan dapat disentuh yang digunakan untuk
menunjang kegiatan usahahnya. Modal fisik sebagai sumber ekonomik
yang dikuasi oleh entitas dipandang sebagai kapasitas produksi fisik yaitu
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Tidak cukup sampai modal fisik, modal finansial juga sangat penting
sebagai sumber keuangan milik perusahaan untuk menciptakan nilai dalam
perusahaan. Sumber pendanaan bagi sebuah perusahaan juga digunakan
untuk menciptakan nilai dan mempertahankan hidupnya sebuah perusahaan.
Modal finansial yaitu sumber-sumber dari mana dana diperoleh. Modal
finansial mengacu pada dana yang diberikan oleh pemberi pinjaman (dan
investor) atau dana yang disetor oleh pemilik untuk membeli peralatan
1
2
modal riil untuk memproduksi barang/jasa. Suatu perusahaan seperti
perbankan modal finansialnya berasal dari kewajiban dan ekuitas.
Seiring dengan ketatnya persaingan antar perusahaan, memaksa
perbankan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya agar dapat terus
bertahan. Pelaku bisnis menyadari bahwa untuk terus memenjalankan
bisnisnya tidak bisa hanya mengandalkan kekayaan fisik dan finansial yang
didasarkan pada tenaga kerja labor based business. Perusahaan tidak dapat
lagi menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan hanya
dengan menerapkan teknologi baru ke dalam modal fisik secara tepat atau
hanya menerapkan dengan baik manajemen aset dan kewajiban.
Kemampuan sebuah perusahaan untuk memobilisasi dan mengeksploitasi
aset tak berwujudnya menjadi jauh lebih menentukan daripada melakukan
investasi dan mengelola aset yang berwujud.1
Aset yang tidak berwujud yang kerap muncul dan banyak peneliti
yang mengangkatnya menjadi suatu masalah dalam penelitiannya adalah
modal intelektual. Modal intelektual saat ini telah menjadi aset penting yang
sangat bernilai dalam dunia bisnis. Hal ini menimbulkan tantangan bagi para
akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengungkapkannya dalam
laporan keuangan. Banyak konsep pengukuran modal intelektual yang
dikembangakan oleh para peneliti di dunia saat ini, salah satunya adalah
1 Serra Ekowati dkk, 2012, Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial Dan Modal Intelektual
Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI, Jurnal Vol. 1 No. 1 tahun 2012
Universitas Jendral Soedirman, h.2
3
model modal intelektual yang dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997.
Metode VAIC ini didesign untuk menyajikan informasi tentang value
creation efficiency dari aset berwujud dan aset yang tidak berwujud yang
dimiliki oleh suatu perusahaan.
Menurut Ulum dalam bukunya, di Indonesia fenomena modal
intelektual mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi
2000) tentang aktiva tidak berwujud. Dalam PSAK No. 19, aktiva tidak
berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasidan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan
atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan pada pihak lainnya atau
untuk tujuan administratif. Contohnya seperti ilmu pengetahuan dan
teknologi, lisensi, hak kekayaan intelektual, hak paten, hak cipta dan lain
sebagainya. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai modal
intelektual, namun lebih kurang modal intelektual mendapat perhatian.
Tetapi menurut Abidin yang dikutip Ulum, walaupun PSAK 19
(revisi 2000) yang didalamnya sedikit menyinggung tentang modal
intelektual, namun praktiknya masih belum dikenal secara luas di Indonesia.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia masih masih cenderung menggunakan
conventional based dalam membangun bisnisnya, sehingga produk yang
dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi.2
2 Ihyaul Ulum, Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris, Graha Ilmu, Malang,
2009, h.3.
4
Banyak penelitian mengenai pentingnya pengungkapan modal
intelektual. Salah satunya pernah dilakukan oleh Price Waterhouse Cooper,
Taylor dan Associate pada tahun 1998. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa informasi mengenai modal intelektual perusahaan merupakan 5 dari
10 yang dibutuhkan para pengguna.3 Hal ini terbukti dengan menyusutnya
nilai aset berwujud di pasar Amerika. Setelah adanya ekonomi berbasis
pengetahuan, aset berwujud mulai menyusut secara substansial dan
intangible assets semakin penting.
Para pemilik perusahaan mulai sadar bahwa bukan hanya modal
fisik dan modal finansial saja yang sangat penting bagi kemajuan
perusahaannya, melainkan lebih kepada inovasi, sistem informasi dan
pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimiliki.
Apabila modal finansial dan modal intelektual sudah terpenuhi,
suatu perusahaan harus memiliki kemampuan dalam menghasilkan produk
barang atau jasa. Saat inilah modal fisik diperlukan. Modal fisik terdiri dari
aset lancar dan aset tetap. Secara umum, dibutuhkan aset lancar yang teratur
dan permanen untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Begitu
pula dengan aset tetap, aset ini juga begitu penting bagi kegiatan produksi
karena tanpa adanya peralatan, kegiatan operasional dan kemampuan untuk
menghasilkan barang dan jasa akan terhambat.
3 Aty Utami, 2013, Pengaruh Metode Pengukuran Intellectual Capital Berbasis Pasar dan
Nilai Tambah Terhadap Kinerja Pasar dan Kinerja Keuangan, Skripsi S1 Universitas Pangeran
Diponegoro Semarang, h.4.
5
Apabila perusahaan hanya mengembangkan salah satu modal tanpa
memikirkan modal lainnya, akan terjadi ketiakseimbangan yang dapat
berdampak pada ketidakmaksimalnya kinerja perusahaan tersebut. Untuk
menciptakan kinerja perusahaan secara maksimal, ketiga modal tersebut
harus berjalan beriringan dan seimbang.
Pentingnya peran ketiga modal tersebut terhadap kinerja perusahaan
pernah diteliti oleh Serra Ekowati. Penelitiannya menggunakan objek
perusahaan manufaktur. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
pengelolaan yang baik pada modal fisik, modal finansial dan modal
intelektual akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Modal finansial
yang dimiliki oleh perusahaan hendaknya digunakan untuk investasi pada
modal fisik secara efektif dan dimanajemen dengan baik, sehingga
pengeluaran perusahaan untuk investasi baik itu dari hutang ataupun ekuitas
akan tepat fungsinya dan sesuai porsinya masing-masing. Human capital
diyakini dapat mendongkrak kinerja perusahaan dengan adanya kondisi dan
iklim aktivitas kerja yang sehat. Masing-masing karyawan menjalankan
tugasnya dengan baik sesuai dengan job description.4
Kinerja perusahaan bagi pemilik perusahaan dan manajemennya
sangat penting, karena merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja khususnya kinerja
4 Serra Ekowati dkk, 2012, Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial Dan Modal Intelektual
Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI, Jurnal Vol. 1 No. 1 tahun 2012
Universitas Jendral Soedirman, h.20
6
keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para
penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat
dari proses pengambilan keputusan manajemen, merupakan persoalan yang
kompleks karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efisiensi
dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari
berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan.
Di Indonesia perbankan memegang peran yang sangat penting
dalam perputaran roda perekonomian. Perbankan juga perperan dalam
menjaga stabilitas keuangan, pengendalian inflasi, sistem pembayaran, serta
otoritas moneter. Selain itu pentingnya keberadaan bank umum dalam
perekonomian modern, yaitu untuk mendukung kelancaran mekanisme
pembayaran, penghimpunan dana simpanan masyarakat, mendukung
kelancaran transaksi internasional, penyaluran pembiayaan serta pemberian
jasa-jasa lainnya. Dalam menjalankan kegiatan usahanya bank umum dapat
memillih satu dari tiga pilihan yaitu seluruhnya beroperasi secara
konvensional, seluruhnya beroperasi secara syariah, atau melakukan
kegiatan usaha secara konvensional sekaligus juga melakukan kegiatan
usaha berdasar prinsip syariah (dual banking system) dengan membentuk
UUS.
Berbeda dengan bank umum, sejauh ini BPR tidak diperkenankan
untuk menjadi dual system bank. Dengan kata lain BPR hanya memiliki dua
7
pilihan dalam menjalankan kegiatan usahanya, yaitu secara konvensional
atau secara syariah. BPR yang menjalan kegiatannya secara syariah disebut
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah atau BPRS. BPRS pertama di Indonesia
didirikan pada tahun 1991 di Jawa Barat.5
BPRS memiliki peran penting dalam mendorong perkembangan
sektor riil. Karena BPRS berperan dalam mendukung perkembangan sektor
usaha kecil dan menengah melalui penyaluran pembiayaan. Selain itu, Bank
Indonesia menginginkan agar perkembangan ekonomi syariah di Indonesia
juga didukung oleh pesatnya perkembangan BPRS. Karena itu, perlu adanya
dorongan kepada industri BPRS agar terus berkembang, agar usaha kecil
menengah dapat berkembang. Sampai saat ini tercatat ada 163 BPRS yang
ada di seluruh Indonesia.6
Karena pentingnya peranan BPRS di Indonesia, seharusnya kinerja
BPRS diharapkan dapat lebih maksimal. Masalah yang masih dihadapi
BPRS dalam meningkatkan kinerjanya saat ini yaitu sumber daya manusia.
Sumber daya manusia atau karyawan yang dimiliki BPRS banyak yang
masih minim dalam pengetahuan ekonomi, karena banyak yang bukan
berlatar belakang pendidikan ekonomi. Padahal, karyawan adalah salah satu
modal yang penting dimiliki. Bila perusahaan secara terencana melakukan
investasi di dalam pengembangan karyawan, maka kemampuan dan
5 Syafaat Muhari, 2013, Tingkat Efisiensi BPRS di Indonesia: Perbandingan Metode SFA
dengan DEA dan Hubungannya Dengan CAMEL, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Jakarta,h.17. 6 Data Statistik Perbankan Syariah Desember 2015, Otoritas Jasa Keuangan.
8
kualitas karyawan akan menjadi modal intelektual dari perusahaan, yang
mampu menggunakan dan memaksimalkan penggunaan modal finansial
dan modal fisik yang dimiliki oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja
BPRS.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
aspek yang membantu BPRS untuk berkembang, salah satunya adalah
modal intelektual. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH MODAL FISIK, MODAL FINANSIAL
DAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA BANK
PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI PROVINSI JAWA TIMUR”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah diperlukan untuk menerangkan masalah-
masalah yang mungkin muncul pada objek yang akan diteliti sebelum
dibuatkan pembatasan dan perumusan masalahnya. Identifikasi masalah
yang ditemukan antara lain:
a. Apakah perusahaan-perusahaan mempublikasikan modal intelektual
dalam laporan keuangannya?
b. Apakah Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sudah mengatur tentang
modal intelektual?
c. Bagaimana peran penting modal fisik, modal finansial dan modal
intelektual dalam mendorong kinerja perusahaan?
9
d. Seberapa besar pengaruh modal intelektual, modal finansial, dan modal
fisik terhadap kinerja perusahaan?
e. Bagaimana pengaruh modal intelektual, modal finansial dan modal
fisik terhadap kinerja keuangan bank syariah?
f. Bagaimana pengaruh modal intelektual, modal finansial dan modal
fisik terhadap kinerja keuangan pada masa yang akan datang?
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dari penenlitian ini adalah:
a. Modal Intelektual dihitung dengan menggunakan Value Added
Intellecual Coefficient (VAICTM) berdasarkan penelitian Pulic.
b. Modal Finansial dihitung dengan aset lancar dan aset tetap.
c. Modal Fisik dihitung dengan kewajiban dan ekuitas.
d. Kinerja BPRS dihitung dengan menggunakan ROE (Return on Equity).
e. Objek penelitian adalah BPRS di Jawa Timur yang terdaftar di OJK dan
memiliki laporan triwulan dengan mteode purposive sampling.
f. Data yang digunakan adalah laporan keuangan triwulan BPRS yang
dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan mulai dari kuartal I 2013
sampai kuartal IV 2015.
g. Laporan yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca, laporan
laba rugi dan laporan KAP.
10
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana pengaruh modal intelektual, modal finansial dan modal
fisik terhadap ROE BPRS di Provinsi Jawa Timur secara parsial?
b. Bagaimana pengaruh modal intelektual, modal finansial dan modal
fisik terhadap ROE BPRS di Provinsi Jawa Timur secara simultan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh modal fisik, modal finansial dan modal
intelektual terhadap ROE BPRS di Provinsi Jawa Timur secara parsial.
2) Untuk mengetahui pengaruh modal fisik, modal finansial dan modal
intelektual terhadap ROE BPRS di Provinsi Jawa Timur secara
simultan.
b. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1) Kontribusi Teoritis
a) Mahasiswa jurusan perbankan syariah, penelitian ini bermanfaat
untuk bahan referensi dalam pemahaman mengenai modal fisik,
modal finansial dan modal intelektual terhadap kinerja BPRS.
11
b) Peneliti berikutnya, sebagai referensi bagi peneliti yang
melakukan penelitian tentang modal fisik, modal finansial dan
modal intelektual dan kinerja keuangan.
c) Penulis, bagi sarana penambah ilmu terkait masalah yang
diteliti.
d) Masyarakat, sebagai informasi mengenai sebuah kolerasi antara
variabel-variabel dalam penelitian ini.
2) Kontribusi Praktis
a) Sebagai alat bantu pengambilan keputusan guna meningkatkan
kinerja sebuah perusahaan.
b) Sebagai informasi yang dapat digunakan investor dalam menilai
sebuah perusahaan.
12
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
G. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari lima bab dengan beberapa
sub bab. Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai penelitian dalam
skripsi ini, maka akan dijelaskan sistematika masing-masing bab tersebut
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan secara rinci latar belakang
permasalahan, pokok masalah (identifikasi, pembatasan dan
13
rumusan masalah), tujuan dan manfaat penelitian, kerangka
pemikiran dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi kajian kepustakaan yang menjadi dasar
pemikiran dan pondasi penulis dalam melakukan penelitian.
Akan dijelaskan secara rinci tentang pengertian resource
based theory, laporan akuntansi, VAIC, rasio keuangan dan
BPRS.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas tentang metode penelitian yang
digunakan, teknik penentuan sample, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data dan hipotesis yang akan digunakan.
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan rasio keuangan yang digunakan
pada masing-masing BPRS dan analisa hasil pengaruh
modal intelektual terhadap kinerja BPRS.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah jawaban dari pokok masalah yang diteliti,
termasuk kesimpulan dari pembahasan dan saran serta
rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Resource-Based Theory
Resource Based Theory merupakan salah satu teori yang diterima
secara luas di bidang manajemen strategik. RBT kali pertama disampaikan
oleh Wernerfelt dalam artikel pionernya yang berjudul “A Resource-based
view of the firm” yang menggabungkan ide ‘distinctive competencies’ nya
Selznick dan karya Penrose tentang ‘Definition of the firm as a system of
productive resources’. Namun teori yang paling berpengaruh dalam hal ini
dialamatkan kepada artikel Barney berjudul ‘Firm Resource and Sustained
Competitive Advantange’ yang dipublikasikan di Journal of Management.7
Resource Based Theory (RBT) atau dikenal juga dengan teori
berbasis sumber daya menggunakan pendekatan berbasis sumber daya
dalam analisis keunggulan bersaingnya. Resource Based Theory yang
dipelopori oleh Penrose pada tahun 19598, mengemukakan bahwa sumber
daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen, jasa produktif yang
tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter
unik bagi tiap-tiap perusahaan. Resource-Based Theory dicirikan dengan
7 Ihyaul Ullum, Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan
Kinerja Organisasi (Malang: UMM Press, 2015), h. 19. 8 Partiwi Dwi Astuti dan Arifin Sabeni, “Hubungan Intellectual Capital dan Business
Performance dengan Diamond Specification: Sebuah Perspektif Akuntansi” (Solo: Simposium
Nasional Akuntansi VIII, 2005), h. 696
14
15
keunggulan pengetahuan atau perekonomian yang mengandalkan aset-aset
tidak berwujud.
Barney menyatakan bahwa dalam perspektif RBT, firm resources
meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional, atribut-atribut
perusahaan, informasi, knowledge, dan lain-lain yang dikendalikan oleh
perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk memahami dan
mengimplementasikan strategi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perusahaan. Lebih lanjut Barney menyarankan bahwa untuk memahami
sumber dari keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustained competitive
advantages), perlu dibangun suatu model teoritis yang bermula dari sebuah
asumsi bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen dan immobile.
Agar menjadi sumber daya potensial dalam sustained competitive
advantages, maka sumber daya perusahaan harus memiliki empat atribut,
yaitu: (a) valuable, (b) langka (rareness), (c) tidak dapat ditiru
(inimitability), dan (d) tidak ada sumber daya pengganti (non-
substitutability).9
Resource Based Theory menyatakan bahwa perusahaan memiliki
sumber daya yang dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan
bersaing dan mampu mengarahkan perusahaan untuk memiliki kinerja
jangka panjang yang baik. Resources yang berharga dan langka dapat
diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sehingga resources
9 Jay Barney, Firm Resources and Sustained Competitive Advantage, Journal of
Management, Maret 1991 vol. 17 no. 1 99-120,h.99
16
yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau
digantikan.
Ada dua asumsi yang melekat pada Resource Based Theory, yaitu
resource heterogeneity dan resource immobility. Resource heterogeneity
(juga disebut resource divercity) menyinggung apakah sebuah perusahaan
memiliki sumber daya atau kapabilitas yang juga dimiliki oleh perusahaan
lain yang menjadi kompetitornya, sehingga sumber daya tersebut dianggap
tidak dapat menjadi suatu keunggulan bersaing. Sedangkan resource
immobility menunjuk pada suatu sumber daya yang sulit didapat oleh
kompetitor karena sulit untuk mendapatkan atau jika menggunakan sumber
saya tersebut biayanya sangat mahal.10
Sumber daya perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
sumber daya yang berwujud, tidak berwujud dan sumber daya manusia.
Sumber daya yang berwujud misalnya aset fisik yang dimiliki perusahaan
sedangkan sumber daya tidak berwujud dapat berupa merk dagang, hak
paten, goodwill, dan sebagainya. Wernerfelt (1984) mengemukakan bahwa
menurut pandangan Resource Based Theory perusahaan memperoleh
keunggulan kompetitif dan kinerja keuangan yang baik dengan cara
memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting,
termasuk aset berwujud dan tidak berwujud.11
10 Ihyaul Ullum, Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan
Kinerja Organisasi (Malang: UMM Press, 2015), h. 21. 11 Birger Wernerfelt, A Resource-Based View of the Firm, Strategic Management Journal,
Vol. 5 No. 2, pp. 171-180, April – Juni 1984, h.4
17
Berdasarkan Resource Based Theory keunggulan kompetitif bagi
suatu perusahaan akan diperoleh apabila perusahaan dapat mengelola
sumber daya yang mereka miliki. Sumber daya manusia yang memiliki
keterampilan dan kompetensi tinggi merupakan keunggulan kompetitif bagi
suatu perusahaan apabila dapat dikelola dengan baik dan memanfaatkan
potensi yang dimiki karyawan dengan baik. Jika dikelola dengan baik akan
berdampak pada peningkatan efektifitas dan produktivitas kinerja
karyawan. Dengan semakin meningkatnya produktivitas, maka kinerja
perusahaan akan meningkat dan dengan adanya pengelolaan sumber daya
yang efektif, maka pengeluaran juga akan lebih efisien. Dengan pengeluaran
yang efisien, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
B. Laporan Keuangan
Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat
sembarangan, teapi harus dibuat dan disusun dengan aturan standar yang
berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan
dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting
bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yang
memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat
perusahaan, seperti pemerintah, ivestor, maupun para supplier.
Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus
merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Dengan kata lain
tugas seorang manajer keuangan adalah mencari dana dari berbagai sumber
18
dan membuat keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih. Di
samping itu, seorang manajer keuangan harus mampu mengalokasikan atau
menggunakan dana secara tepat dan benar.
Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap
perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perushaannya pada
suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga
dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan
keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan
sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik
kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.
1. Pengertian Laporan Keuangan
Dalam pengertiaan yang sederhana, laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu12. Laporan keuangan pada hakekatnya
merupakan hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak yang
berkepentingan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia “Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
12 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h. 7
19
seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk
skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut,
misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Dari definisi-definisi di atas, dapat diketahui bahwa laporan
keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai posisi
keuangan dan kinerja perusahaan yang merupakan hasil dari proses
akuntansi selama periode akuntansi dari suatu entitas.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara
mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.
Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi
keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki
kepentingan terhadap perusahaan.
Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan
keuangan yaitu:
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
20
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam satu periode tertentu.
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dalam suatu periode.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahan,
akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh.
Apabila ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan tersebut, maka
laporan keuangan tidak cukup hanya sekedar dibaca, tetapi juga harus
dipahami. Caranya dengan melakukan analilis keuangan melalui
berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.
3. Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan berbagai tujuan. Tujuan
utamanya adalah untuk kepentingan pemilik dan manajemen
perusahaan dan memberikan informasi kepada pihak yang sangat
berkepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu:
21
a. Pemilik
Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan
pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah
dibuat adalah untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini
dan untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam
suatu periode.
b. Manajemen
Bagi pihak manajamen laporan keuangan yang dibuat
merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu,
dengan laporan keuangan yang dibuat manajemen dapat menilai
dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode apakah telah
mencapai target-target atau tidak.
c. Kreditor
Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan
perusahaan adalah dalam hal memberi pinjaman ataau pinjaman
yang telah berjalan sebelumnya hal ini terkait dengan prinsip
kehati-hatian dalam menyalurkan dana, karena pihak kreditor tidak
ingin usaha yang dibiayainnya mengalami kegagalan dalam hal
pembayaran kembali pinjaman tersebut atau macet.
d. Pemerintah
Pemerintah melalui departemen keuangan mewajibkan
kepada seluruh perusahaan untuk menyusun dan melaporkan
keuangan perusahaan secara periodik. Dengan tujuan untuk
22
mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil
laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat
jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan
adil.
e. Investor
Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu
usaha sebelum memetuskan untuk membeli saham, perlu
mempertimbangkan banyak hal secara matang. Dengan laporan
keuangan investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan
masa yang akan datang.
f. Karyawan
Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga untuk
mengetahui kondisi keuangan bank yang sebenarnya. Dengan
mengetahui ini mereka juga paham tentang kinerja mereka,
sehingga mereka juga merasa perlu mengharapkan peningkatan
kesejahteraan apabila bank mengalami keuntungan dan sebaliknya
perlu melakukan perbaikan jika bank mengalami kerugian13.
C. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan data yang
relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi yang benar akan terlihat
kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang
13 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) hlm. 242
23
dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta, kewajiban, dan modal
dalam neraca yang dimiliki. Dengan demikian analisis keuangan adalah
proses analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mengetahui posisi
keuangan perusahaan saat ini14.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi
tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan
mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau
menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki
perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini
dapat dijadikan modal selanjutnya kedepan.
Analisis laporan keuangan juga perlu dilakukan secara cermat
dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil
yang diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan
angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak
dicapai. Kemudian, hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan
diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya.
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu, analisis
dan laporan keuangan. Analisis adalah menjabarkan sesuatu hal secara
mendetail sehingga diperoleh suatu hasil. Sedangkan laporan keuangan
adalah neraca, laba rugi, arus kas, perubahan ekuitas, perubahan dana
investasi terikat, rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil, sumber
14 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h.66
24
penggunaan dana zakat, sumber dan penggunaan dana kebijakan dan
catatan atas laporan keuangan. Jadi analisis laporan keuangan adalah
untuk mendapatkan gambaran kondisi keuangan perusahaan sehingga
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan perusahaan di masa
yang akan datang15.
Laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan data yang
relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi yang benar akan
terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi
keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta,
kewajiban, dan modal dalam neraca yang dimiliki. Dengan demikian
analisis keuangan adalah proses analisis laporan keuangan yang
bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini16.
2. Tujuan dan Manfaaat Analisis
Kegiatan dalam analisis laporan keuangan dapat dilakukan
dengan cara menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam
satu laporan keuangan. Kemudian, analisis laporan keuagan juga dapat
dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki satu
periode. Akan tetapi, analisis laporan keuangan dapat dilakukan pula
antara beberapa periode.
Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa
periode adalah menganalisis antara pos-pos yang ada dalam satu
15 Dwi Nur’aini ihsan, Analisis Keuangan Perbankan Syariah, UIN Press, Jakarta, 2013,
hlm. 56 16 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h.66
25
laporan. Atau dapat pula dilakukan antara satu laporan dengan laporan
lainnya. Hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kemajuan atau
kinerja manajemen dari periode ke periode selanjutnya.
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi beberapa pihak dengan
adanya anilisis laporan keuangan. Secara umum tujuan dan manfaaat
analaisis laporan keuangan adalah untuk mengetahui posisi keuangan
perusahaan dalam periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal,
maupun usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. Selain itu,
analisis laporan keuangan juga bertujuan untuk melakukan penilaian
kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena
sudah dianggap berhasil atau gagal17.
D. Modal Intelektual
Meningkatnya kesenjangan antara nilai pasar dan nilai buku
perusahaan telah menarik banyak peneliti untuk mengeksplorasi nilai yang
tidak tampak dari laporan keuangan. Para pemilik perusahaan beberapa
tahun belakangan ini sudah semakin melirik kepada modal intelektual. Hal
ini karena para pemilik perusahaan tersebut sadar bahwa modal intelektual
merupakan landasan bagi perusahaannya agar semakin berkembang dan
memiliki keunggulan dibandingkan perusahaan lain.
Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli dan peneliti
mengenai modal intelektual. Istilah intellectual capital pertama kali
dikemukakan oleh Galbraith pada tahun 1969, yang menulis surat kepada
17 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h.68
26
temannya, Michael Kalecki. Galbraith menulis: I wonder if you realize how
much those of us the world around have owed to the intellectual capital you
have provided over the last decades.18
Definisi modal intelektual yang banyak digunakan adalah yang
didefinisikan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) pada tahun 1999 yang menjelaskan modal intelektual
sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud, di antaranya
organizational (structural) modal yang mengacu pada hal seperti sistem
software, jaringan distribusi dan rantai pasokan. Kategori lainnya, yaitu
human capital, yang meliputi sumber daya manusia didalam organisasi
(sumber daya tenaga kerja/karyawan) dan sumber daya eksternal yang
berkaitan dengan organisasi, seperti kosumen dan supplier.
Modal Intelektual umumnya diidentifikasikan sebagai perbedaan
antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari aset
perusahaan tersebut atau modal finansialnya. Hal ini berdasarkan observasi
bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar sari bisnis kebanyakan dan secara
khusus adalah bisnis yang berdasar pengetahuan telah menjadi lebih besar
dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan
penghitungan yang dilakukan oleh akuntan.19
Menurut Stewart modal intelektual hanya itu: aset modal yang terdiri
dari bahan intelektual. Untuk dipertimbangkan modal intelektual,
18 Nick Bontis, Assesing Knowledge Assets: A Review Of The Models Used To Measure
Intellectual Capital, International Journal of Management Reviews Vol. 3 Issue 1 pp. 41-60,h.42 19 Ihyaul Ulum, Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris, Graha Ilmu, Malang,
2009,h.21
27
pengetahuan harus menjadi aset yang dapat digunakan untuk menciptakan
kekayaan. Dengan demikian, modal intelektual termasuk bakat dan
keterampilan individu dan kelompok; jaringan teknologi dan sosial dan
perangkat lunak dan budaya yang menghubungkan mereka; dan kekayaan
intelektual seperti paten, hak cipta, metode, prosedur, arsip, dan lainnya
tidak termasuk pengetahuan atau informasi tidak terlibat dalam produksi
atau penciptaan kekayaan. Sama seperti bahan baku seperti bijih besi tidak
harus bingung dengan aset seperti pabrik baja, sehingga bahan pengetahuan
seperti data atau fakta lain-lain tidak harus bingung dengan aset
pengetahuan.20
Lebih lanjut, Edvison dan Malone mengidentifikasi modal
intelektual sebagai nilai yang tersembunyi (hidden value) dari bisnis.
Terminologi tersembunyi di sini digunakan untuk dua hal yang
berhubungan. Pertama, modal intelektual khusunya aset intelektual atau aset
pengetahuan, adalah tidak terlihat secara umum seperti layaknya aset
tradisional. Kedua, aset semacam itu biasanya tidak terlihat pula pada
laporan keuangan.
Modal intelektual juga dapat bermakna usaha-usaha telah dilakukan
untuk mengestimasi nilai pengetahuan dalam rangka untuk mendapatkan
nilai perusahaan yang sesungguhnya. Secara umum diasumsikan bahwa
20 Thomas A. Stewart, Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations, New
York: Doubleday, 1997,h.1
28
peningkatan dan digunakannya pengetahuan dengan lebih baik akan
menyebabkan pengaruh yang bermanfaat bagi kinerja perusahaan.21
E. Pulic Model (VAICTM)
Value Added Intellectual Coefficient adalah sebuah metode yang
diciptakan oleh Pulic pada 1997 untuk membantu mempresentasikan dan
menghitung informasi tentang value creation dari aset berwujud dan aset
tidak berwujud sebuah perusahaan. Model ini relatif mudah dan sangat
mungkin untuk dilakukan karena disusun dari akun-akun dalam laporan
keuangan (neraca dan laporan laba rugi).22
Perhitungannya dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan Value Added (VA). VA didapat dari selisih antara output dan
input. Nilai output (OUT) adalah total pendapatan dan mencangkup seluruh
produk jasa yang dihasilkan perusahaan untuk dijual, sedangkan input (IN)
meliputi seluruh beban yang digunakan perusahaan untuk memproduksi
barang atau jasa. Hal penting dalam model ini yaitu tidak memasukkan
beban karyawan dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value
creation intellcual potential (yang direpresentasikan dengan beban
karyawan) tidak dihitung sebagai biaya dan tidak termasuk dalam
komponen IN. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah
memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value
21 Ihyaul Ullum, Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan
Kinerja Organisasi (Malang: UMM Press, 2015), h. 71. 22 Ihyaul Ulum, Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris, Graha Ilmu, Malang,
2009,h.87
29
creation entity). Hasilnya VA mengekspresikan the new created wealth of
a period.
𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑎𝑑𝑑𝑒𝑑 = 𝐼𝑁 − 𝑂𝑈𝑇
VA dipengaruhi oleh efisiensi dari human capital (HC) dan
structural capital (SC). Hubungan lainnya dari VA adalah capital employed
(CE), yang dalam hal ini dilabeli dengan VACA. VACA adalah indikator
untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital.
𝑉𝐴𝐶𝐴 =𝑉𝐴
𝐶𝐸
Pulic mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE return yang lebih
besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih
baik dalam memanfaatkan CE-nya. Dengan demikian, pemanfaatan CE
yang lebih baik merupakan bagian dari IC perusahaan.
𝑉𝐴𝐻𝑈 =𝑉𝐴
𝐻𝐶
Hubungan selanjutnya adalah VA dan HC. Value Added Human
Capital (VAHC) menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan
dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dan HC
mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam
perusahaan. Konsisten dengan pandangan para penulis IC lainnya
(Edvinsson 1997; Sveiby 1998), Pulic (1998) berargumen bahwa total
salary dan wage costs adalah indikator dari HC perusahaan.
30
𝑆𝑇𝑉𝐴 =𝑆𝐶
𝑉𝐴
Rasio terakhir adalah menghitung kemampuan intelektual
perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung
sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam indikator
baru yang unik, yaitu VAIC.
𝑉𝐴𝐼𝐶 = 𝑉𝐴𝐶𝐴 + 𝑉𝐴𝐻𝑈 + 𝑆𝑇𝑉𝐴
F. Modal Fisik
Modal fisik adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
dan terdapat dalam neraca sebelah debet. Modal fisik mengacu pada setiap
aset non-manusia yang dibuat oleh manusia dan kemudian digunakan dalam
produksi. Berdasarkan fungsi bekerjanya, modal fisik dapat dibedakan
menjadi:
1. Modal kerja (working capital assets) yaitu aset lancar. Aset lancar
adalah uang tunai dan saldo rekening giro di bank serta kekayaan-
kekayaan lain yang bisa dicairkan menjadi uang tunai, dijual maupun
dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek (satu
tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan). Yang termasuk aset
lancar: kas (saldo uang tunai pada tanggal neraca), bank (saldo rekening
giro di bank pada tanggal neraca), surat berharga jangka pendek,
piutang, persediaan (barang berwujud yang tersedia untuk dijual, di
produksi atau masih dalam proses), beban dibayar dimuka.
31
2. Modal tetap (Fixed Capital Assets) yaitu aset tetap. Menurut PSAK 16
aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
penyediaan jasa, disewakan kepada pihak lain dalam kegiatan usaha
sehari-hari, atau tujuan administratif, dan digunakan selama lebih dari
satu periode.23 Misalnya: tanah untuk lokasi baru, gedung, mesin-mesin
dan peralatan produksi, peralatan kantor, kendaraan.
Konsep Belkaoui tentang modal fisik yaitu:24 Productive Capacity
Maintenance. Yaitu modal fisik yang diukur menurut konsep uang. Menurut
konsep ini, kapasitas produksi perusahaan dipertahankan, kapasitas
produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik, kapasitas untuk
berproduksi, (volume) barang dan jasa yang sama dan
kapasitas/memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.
Berikutnya adalah General Purchasing Power, Productive Capacity
Maintenance, yaitu modal fisik yang diukur dengan unit tenaga beli yang
sama. Menurut konsep ini kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur
dalam unit tenaga beli yang sama dipertahankan. Berikut rumus modal fisik:
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑘 = 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 + 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
23 PSAK 16, ED PSAK 16 (revisi 2011),h.16.2 24 Sofyan Syafri, Teori Akuntansi (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.302
32
G. Modal Finansial
Modal finansial yaitu sumber-sumber dari mana dana diperoleh.
Modal finansial mengacu pada dana yang diberikan oleh pemberi pinjaman
(dan investor) atau dana yang disetor oleh pemilik untuk membeli peralatan
modal riil untuk memproduksi barang/jasa. Modal finansial dalam
perbankan adalah liabilitas dan ekuitas. Menurut IAI liabilitas adalah
kewajiban merupakan hutang masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan megankibatkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
PSAK 21 menyebutkan ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam
perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan
informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan
peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.25
Belkaoui memiliki konsep tentang modal finansial yaitu26: Money
Maintenance adalah modal finasial yang diukur menurut unit uang. Menurut
konsep ini modal yang ditanamkan oleh pemilik tetap terpelihara.
Menghasilkan konsep laba dimana terjadi perubahan net asset dengan
menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan dalam bentuk uang.
Lalu modal finansial yang diukur dengan tenaga beli yang sama
yaitu General Purchasing Power Money Maintenance. Menurut konsep ini,
25 Hendry Y. Setiabudi, Akuntansi Ekuitas Dalam Narasi Kapitalisme, Sosialisme, Dan
Islam (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h.8 26 Sofyan Syafri, Teori Akuntansi (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.302
33
tenaga beli dari modal yang diinvestasikan pemilik tetap dipertahankan.
Berikut adalah rumus modal finansial:
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑓𝑖𝑛𝑎𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 = 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 + 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
H. Kinerja Bank
Berikut ini adalah rasio-rasio yang banyak digunakan untuk
mengukur kinerja bank:27
1. Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio
likuiditas yang yang sering digunakan dalam menilai kinerja suatu bank
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Cash ratio
Cash ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga
yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Semakin tinggi
rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan. Rumusnya adalah:
𝐴𝑙𝑎𝑡 𝐿𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑
𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑥 100%
b. Reserve Requirement
Reserve requirement atau lebih dikenal juga dengan
likuiditas wajib minimum adalah suatu simpanan minimum yang
27 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009),h.114
34
wajib dipelihara dalam bentuk giro di Bank Indonesia bagi semua
bank. Rumusnya adalah:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛𝑎 (𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛)𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥 100%
c. Loan To Deposit Ratio
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima bank. LDR
menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan
karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar. Loan to Deposit Ratio dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥 100%
d. Loan to Asset Ratio
Loan to asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan
bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total
aset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini, tingkat
likuiditasnya semakin kecil karena jumlah aset yang diperlukan
35
untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar. Rumusnya
yaitu:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%
e. Rasio kewajiban bersih call money
Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban
bersih call money terhadap aktiva lancar. Semakin kecil nilai rasio ini,
maka semakin besar likuiditas bank tersebut karena bank dapat segera
menutupi kewajiban dalam kegiatan pasar uang antar bank dengan alat
likuid yang dimilikinya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑐𝑎𝑙𝑙 𝑚𝑜𝑛𝑒𝑦
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑥 100%
2. Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Beberapa rasio solvabilitas adalah
sebagai berikut:
a. Capital Adequacy ratio (CAR).
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung resiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
36
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑛𝑘
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑥 100%
b. Debt to equity ratio.
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh
utang-utangnya dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖𝑥 100%
c. Long term debt to assets ratio.
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai
seluruh aktiva bank dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-
sumber utang jangka panjang. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑥 100%
3. Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profabilitas yang dicapai oleh bank
yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula
digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari
hubungan timbal balik antarpos, yang terdapat pada laporan laba rugi bank
dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi
37
yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank
yang bersangkutan.
Analisis rasio rentabilitas suatu bank antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Return on Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan aset.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑥 100%
b. Rasio Biaya Operasional (BOPO)
Rasio biaya operasional (BOPO) adalah perbandingan antara
biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑥 100%
38
c. Net Profit Margin (NPM) Ratio
Net profit margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat
keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑥 100%
d. Return On Equity (ROE)
ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kapital yang ada untuk
mendapatkan net income.28
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank
(baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta
para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang
bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).
Dalam praktiknya, para investor di pasar modal mempunyai
beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah
melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Memperoleh dividen berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar capital gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
28 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.280
39
Dengan demikian, rasio ROE ini merupakan indikator yang
amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang
dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini
berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.
Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga
saham bank.
I. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
1. Pengertian dan Tujuan BPRS
Sebelum adanya BPR Syariah, masyarakat Indonesia terlebih
dahulu mengenal BPR konvensional. BPRS berdiri berdasarkan UU
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah (PP)
No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil
Menurut UU perbankan No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,
BPR adalah bank konvensional yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan BPR
Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi
Indonesia yang tengah mengalami restrukturisasi ekonomi.
Restrukturisasi perekonomian di Indonesia itu terwujud dalam berbagai
kebijakan, baik dibidang keuangan, moneter, termsuk dalam bidang
perbankan. Selain itu berdirinya BPRS dilatarbelakangi pula oleh
40
adanya peluang bagi pengembangan bank islam dalam undang-undang
perbankan, yang membolehkan menggunakan prinsip bagi hasil.
Terdapat beberapa tujuan dari didirikannya BPRS, antara lain:
a. Meningkatkan kesejateraan ekonomi umat islam terutama
masyarakat golongan ekonomi lemah;
b. Meningkatkan pendapatan perkapita;
c. Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan;
d. Mengurangi urbanisasi;
e. Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi.
Kehadiran BPRS diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
umat Islam terutama masyarakat golongan ekonomi lemah. Hal ini
disebabkan yang menjadi sasaran utama dari BPRS adalah umat Islam
yang berada dipedesaan dan di tingkat kecamatan. Masyarakat yang
berada di kawasan tersebut pada umumnya termasuk pada masyarakat
golongan ekonomi lemah. Kehadiran BPRS bisa menjadi sumber
permodalan bagi pengembangan usaha-usaha masyarakat golongan
ekonomi lemah, sehingga pada gilirannya bisa meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka pada
tingkat yang lebih tinggi akan pula meningkatkan perkapita, baik lokal
maupun nasional. Sebab, bagaimanapun, pendapatan masyarakat secara
komulatif menjadi indikator yang sangat dominan untuk menentukan
41
perkapita. Meningktanya pendapatan masyarakat menjadi indikator
pula untuk menentukan bahwa perkapitapun meningkat.
Selain itu, kehadiran BPRS di kecamatan-kecamatan ikut
memberikan kesempatan kerja pula bagi masyarakat yang memiliki
potensi perbankan, baik dalam permodalan maupun dalam tenaga ahli.
Semakin banyak munculnya BPRS di kecamatan-kecamatan, maka
akan semakin banyak pula tenaga kerja yang terserap di dunia
perbankan. Oleh karena dalam mengisi kesempatan kerja itu lebih
diutamakan dari pencari kerja yang berdomisili di kecamatan yang
bersangkutan, maka pada gilirannya kehadiran BPRS akan menjadi
penghambat bagi lajunya urbanisasi. Bagi masyarakat yang memiliki
potensi di bidang perbankan tidak akan berupaya untuk hijrah ke kota
dalma mencari lapangan kerja, tetapi cukup dengan hanya
memanfaatkan lapangan kerja yang tersedia di BPRS-BPRS yang
berada di kecamatannya.
Pada tujuan akhir pendirian BPRS membina semangat ukhuwah
islamiyah melaui kegiatan ekonomi, mengandung makna bahwa dalam
BPRS ditumbuhkan nilai ta’awun (saling membantu) antara pemilik
modal (rab al-mal) dengan pemilik pekerjaan (‘amil). Dengan nilai
ta’awun inilah kemudian di antara bank dan nasabah akan tumbuh
kebersamaan, sedangkan kebersamaan itu sendiri merupakan faktor
terpenting dalam mewujudkan ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah
42
tersebut, paling tidak, akan terealisir di antara bank dengan para
nasabah.
2. Tata Cara Mendirikan29
Sebelum mendirikan BPRS terdapat beberapa syarat dan hal
lain yang mesti dipenuhi dan dilakukan, antara lain persyaratan umum,
permohonan izin prinsip, permohonan izin usaha, persiapan pra
operasional, dan laporan pembukuan.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh semua BPR
termasuk BPRS, adalah sebagai berikut:
a. BPR yang dapat melakukan usaha bank adalah BPR yang telah
memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan mendengar
pertimbangan Bank Indonesia (UU Nomor 7 tahun 1992 Pasal 16
Ayat 2 dan PP Nomor 71 Tahun 1992 Pasal 2 dan 1);
b. Badan hukum BPR dapat berupa Perusahaan Daerah, Koperasi,
dan Perseroan Terbatas, serta dalam bentuk lain yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah (UU Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 21
Ayat 2 dan PP Nomor 71 Tahun 1992 Pasal 1);
c. BPR hanya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia, Badan Hukum
Indonesia yang seluruh pemiliknya Warga Negara Indonesia,
Pemerintah Daerah, atau dapat dimiliki bersama di antara
29 H. A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, Sebuah
Pengenalan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002), h.110
43
ketiganya (UU Nomor 7 Pasal 23 dan PP Nomor 71 Ayat 2 dan
11);
d. BPR hanya bekedudukan di kecamatan di luar ibu kota negara,
Propinsi dan Kabupaten (PP Nomor 71 Tahun 1992 Pasal 4);
e. Wilayah pelayanan mencakup desa-desa dan perkotaan di satu
wilayah kecamatan kedudukan BPR;
f. Usaha BPR meliputi pengerahan dana melalui jasa-jasa tabungan
dan deposito berjangka dan memberikan kredit bagi penguasaha
kecil di pedesaan (UU Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 13);
g. Modal disetor minimal Rp50.000.000,00 (PP Nomor 71 Tahun
1992 Pasal 3) dan bagi Koperasi modal tersebut berasal dari
simpanan pokok dan simpanan wajib anggota;
h. Penanaman pada aktiva tetap tidak boleh melebihi 50% dari
modal sendiri;
i. Mayoritas direksi harus berpengalaman dalam operasional bank
minimal 1 tahun (PP Nomor 71 Tahun 1992 Pasal 10 Ayat 2)
Dalam mendirikan BPR (S) terdapat dua syarat yang mesti
dipenuhi, yaitu persyaratan untuk mengajukan permohonan izin prinsip
dan persyaratan untuk mengajukan permohonan izin usaha. Persyaratan
mengajukan permohonan izin prinsip bagi BPRS dapat dilihat pada
Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syari’ah yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia bulan Desember 1999.
44
3. Produk Perbankan
Produk perbankan BPRS sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
produk perbankan yang ditawarkan oleh Bank Umum Syari’ah. Secara
umum produk perbankan BPRS terbagi kepada tiga kategori, yaitu
produk dalam pengerahan dana, penyaluran dana, dan jasa perbankan.
Dalam kategori pengerahan dana BPRS berupaya merekrut dana
tersebar di masyarakat, yang untuk kemudian disalurkan kepada para
nasabah untuk didayagunakan dalam bentuk usaha. Di antara produk
dalam pengerahan dana ini adalah tabungan wadi’ah, deosito
mudharabah, dan tabungan mudharabah. Selain itu, BPRS juga telah
menyediakan beberapa fasilitas untuk penitipan harta umat untuk
melaksanakan ibadah, seperti titipan infak, sedekah, dan zakat, titipan
untuk ongkos naik haji, titipan untuk ibadah quran, aqikah dan khitanan.
Sedangkan dalam kategori penyaluran dana BPRS berupaya
menyalurkan dana yang berhasil direkrut dari masyarakat. Penyaluran
dana dari BPRS itu bisa dalam bentuk investasi yang bersifat produktif
maupun dalam bentuk pinjaman konsumtif yang tidak berbunga.
Produk perbankan yang bersifat produktif yang ditawarkan oleh BPRS
antara lain pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah,
pembiayaan murabahah dan pembiayaan al ba’i bithaman ajil.
Sedangkan produk perbankan yang bersifat konsumtif tetapi tidak
berbunga adalah pembiayaan qardh’ul hasan.
45
Dalam kategori ketiga BPRS menyediakan beberapa fasilitas
yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam kategori ini
masyarakat memanfaatkan fasilitas perbankan dengan cara
menyewanya (ijarah). Di antara produk perbankan dalam kategori
ketiga ini adalah transfer dan inkaso, pembayaran rekening listrik, air
dan telepon.
4. Perbedaan BPRS dengan BPR konvensional
Berikut perbedaan Bank Pembiayaan Rakyat konvensional dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah:30
a. Akad dan aspek legalitas. Dalam BPR Syari’ah akad yang
dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena
akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Sering nasabah
berani melanggar kesepakatan atau perjanjian yang telah
dilakukan bila hukum hanya berdasarkan hukum positif.
b. Adanya Dewan Pengawas Syari’ah dalam struktur organisasinya
yang bertujuan mengawasi praktik operasional BPR Syari’ah agar
tidak menyimpang dari prinsip Syari’ah.
c. Penyelesaian sengketa yang terjadi dapat diselesaikan melalui
Badan Arbitrase Syari’ah maupun Pengadilan Agama.
d. Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak boleh bisnis yang haram,
syubhat ataupun dapat menimbulkan kemadharatan bagi pihak
lain.
30 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP, 2002), h.56
46
e. Praktik operasional BPR Syari’ah, baik untuk penghimpunan
maupun penyaluran pembiayaan, menggunakan sistem bagi hasil
dan tidak menggunakan sistem bunga.
J. Review Studi Terdahulu
No
Nama penulis/
Judul skripsi,
jurnal/Tahun.
Substansi Perbedaan
dengan Penulis
1 Serra Ekowati
dkk. 2012.
Pengaruh Modal
Fisik, Modal
Finansial Dan
Modal Intelektual
Terhadap Kinerja
Perusahaan pada
Perusahaan
Manufaktur di
BEI Jurnal Vol. 1
No. 1 tahun 2012
Universitas
Jendral
Soedirman.
Peneliti mengambil sample
perusahaan manufaktur di BEI
periode 2006-2009 dengan teknik
purposive sampling dan
menghasilkan 48 sample
penelitian. Rasio yang digunakan
dalam mengukur kinerja
perusahaan adalah ROE, ROCE,
GR dan Kinerja pasar (Q).
Dengan menggunakan alat
analisis PLS hasil penelitiannya
membuktikan bahwa modal fisik
memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan
dengan nilai koefisien parameter
0,741. Lalu modal finansial
memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan
dengan nilai koefisien parameter
sebesar 0,053 dan variabel modal
intelektual memiliki pengaruh
Perbedaannya
dengan
penelitian ini
terdapat pada
metode nya.
Peneliti
menggunakan
metode regresi
panel dengan
alat Eviews.
Objek yang
digunakan juga
berbeda yakni
BPRS di Jawa
Timur.
47
positif terhadap kinerja
perusahaan dengan koefisien
parameter sebesar 0,255.
2 Fitriyani Is dkk.
2013. Pengaruh
modal fisik, modal
finansial dan
modal intelektual
terhadap kinerja
perusahaan (Studi
kasus pada
perudahaan Food
and Beverages
yang terdaftar di
BEI tahun 2009-
2012). Jurnal
Ekonomi Volume
22, Nomor 3
September 2014
Universitas Riau.
Penelitian ini mengambil 11
sample menggunakan purposive
sampling. Hasil penelitiannya
menyebutkan Koefisien regresi X1
(Modal Fisik) sebesar 0.47,
artinya koefisien tersebut
menunjukkan adanya hubungan
positif antara variabel Modal Fisik
terhadap pertumbuhan ROE
sebesar 0,47 dan menyatakan
bahwa setiap kenaikan rasio
Modal Fisik 1% akan
menyebabkan Kenaikan ROE
sebesar 0,47%. Koefisien regresi
Modal Finansial sebesar (-) 0,451,
artinya koefisien tersebut
menunjukkan adanya hubungan
negatif antara variabel Modal
Finansial terhadap pertumbuhan
ROE sebesar 0,451 dan
menyatakan bahwa setiap
kenaikan rasio Modal Finansial
1% akan menyebabkan penurunan
ROE sebesar 45,1%. Koefisien
regresi Modal Intelektual
mempengaruhi ROE sebesar
0,956 dengan arah positif. Dimana
setiap kenaikan Modal Intelektual,
Perbedaannya
dengan
penelitian ini
terdapat pada
metode nya.
Peneliti
menggunakan
metode regresi
panel dengan
alat Eviews.
Objek yang
digunakan juga
berbeda yakni
BPRS di Jawa
Timur.
48
akan menyebabkan kenaikan
ROE. Kenaikan Modal Intelektual
sebesar 1%, maka ROE akan naik
sebesar 95.6%. Secara parsial
modal fisik tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap
ROE tetapi memiliki pengaruh
positif. Modal finansial secara
parsial juga tidak memiliki
pengaruh secara signifikan tetapi
memiliki pengaruh positif. Dalam
penelitian ini menunjukkan hasil
bahwa Modal Intelektual memiliki
pengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Dengan modal pengetahuan,
informasi, kekayaan intelektual
dan pengalaman sebagai bagian
dalam modal intelektual
memberikan pengaruh berarti
terhadap kinerja perusahaan.
Secara simultan variabel Modal
Fisik, Modal Finansial dan Modal
Intelektual berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan yang
diproksikan dalam bentuk ROE.
3 Ihyaul Ulum MD.
2007. Pengaruh
Intellectual
Capital Terhadap
Dalam thesisnya yang
mengangkat tema Intellectual
Capital yang diproksikan dengan
VAIC, terhadap kinerja keuangan
sektor perbankan di Indonesia.
Perbedaannya
dengan
penelitian ini
terdapat pada
metode nya.
49
Kinerja Keuangan
Perusahaan
Perbankan
Di Indonesia.
Thesis S2
Universitas
Diponegoro
Peneliti menggunakan 3 dimensi
kinerja keuangan perusahaan yaitu
ROA, ATO dan GR. Peneliti
menggunakan data dari 130
perusahaan perbankan selama
2004-2006 dengan metode PLS.
Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif
intellectual capital terhadap
kinerja keuangan perusahaan. IC
juga berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan di
masa depan, IC diuji dengan lag 1
tahun. Output PLS
mengindikasikan bahwa secara
statistik terdapat pengaruh IC
(VAIC) terhadap kinerja
keuangan perusahaan masa depan,
baik untuk periode 2004-2005,
maupun 2005-2006.
Peneliti
menggunakan
metode regresi
panel dengan
alat Eviews.
Objek yang
digunakan juga
berbeda yakni
BPRS di Jawa
Timur .
4 Indah Fajarini dan
Riza Firmansyah.
Jurnal Dinamika
Akuntansi Vol. 4,
No. 1, Maret
2012, pp. 1-12.
Universitas Negeri
Semarang.
Pengaruh
Intellectual
Capital Terhadap
Penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh intelectual
capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan, kinerja keuangan
perusahaan masa akan datang dan
rata-rata pertumbuhan intelectual
capital terhadap kinerja keuangan
perusahaan masa akan datang
dengan sample 18 perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan
sampel yang diproksikan dengan
Perbedaannya
dengan
penelitian ini
terdapat pada
metode nya.
Peneliti
menggunakan
metode regresi
panel dengan
alat Eviews.
Objek yang
50
Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi
Empiris
Perusahaan LQ
45)”.
DER, TAT, ROA, ROE, NPM
dan PBV. Dari hasil penelitian
dikemukakan bahwa secara umum
dalam tiga tahun pengamatan,
value added terbesar yang
dimiliki perusahaan dihasilkan
oleh VACA dan STVA dan yang
dipengaruhi secara umum adalah
ROE, NPM, TAT, dan ROA yang
merupakan salah satu ukuran
untuk kepentingan stakeeholder.
digunakan juga
berbeda yakni
BPRS di Jawa
Timur .
5 Fierda Shofa.
2014. Skripsi S1
Fakultas
Ekonomika dan
Bisnis Universitas
Diponegoro
Semarang.
Penelitiannya
yang berjudul
Intellectual
Capital terhadap
kinerja BUS di
Indoneisa
Penelitiannya yang berjudul
Intellectual Capital terhadap
kinerja BUS di Indonesia, penulis
meneliti kinerja BUS yang ada di
Indonesia berdasarkan ROE, CTA
dan Islamicity Financial
Performance Index dengan
mengambil 34 sample dengan
metode purposive sampling
periode 2009-2013. Teknik
analisis yang digunakan adalah
analisis linear regresi berganda.
Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa intellectual capital
berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja perusahaan yang
diukur melalui ROE. Intellectual
capital berpengaruh negatif
signifikan terhadap CTA. Selain
itu, hasil penelitian menunjukkan
Perbedaannya
dengan
penelitian ini
terdapat pada
metode nya.
Peneliti
menggunakan
metode regresi
panel dengan
alat Eviews.
Objek yang
digunakan juga
berbeda yakni
BPRS di Jawa
Timur.
51
bahwa tidak terdapatnya pengaruh
intellectual capital terhadap ZPR,
PSR dan Islamic Income vs Non
Islamic Income Ratio
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini bersifat deskriptif
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-
teori melaui variabel-variabel penelitian dalam angka-angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistika dan permodalan matematis.31
Sedangkan metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun peristiwa
pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.32
Pada penelitian ini, pendekatan kuantitatif menguji teori modal
intelektual yang berpengaruh pada kinerja keuangan. Modal intelektual
dihitung menggunakan metode VAICTM dan diuji menggunakan metode .
Selanjutnya hasil modal intelektual dideskripsikan dan dianalisis sesuai
dengan hasil olah data dan diinterpretasikan sesuai keadaan yang
sebenarnya.
31 Efferin Sujoko, dkk Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu pendekatan Praktis
(Malang: Bayu Media Publishing, 2004), h. 18 32 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 54
52
53
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan, atau data
kualitatif yang diangkakan.33 Sumber data yang digunakan adalah data
sekunder. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh dari
sumber-sumber yang telah ada.34 Data sekunder yang digunakan yaitu
laporan keuangan tahunan berupa laporan neraca dan laporan laba-rugi
tahun 2013-2015 dari BPRS yang menjadi objek penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Berikut adalah kegiatan untuk memperoleh data sekunder untuk
kelengkapan penelitian ini antara lain:
1. Riset Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu metode
pengumpulan data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian
yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku, skripsi, jurnal, dan
tesis. Metode ini digunakan peneliti untuk dapat memperoleh landasan
dan konsep dalam penelitian ini.
33 Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Change Publication, 2013), h.
15. 34 Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Change Publication, 2013), h.
16.
54
2. Riset Internet (Internet Research)
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber
dari laporan triwulan BPRS di Jawa Timur pada tahun 2013, 2014, dan
2015 yang telah dipublikasikan secara lengkap di www.ojk.go.id dan
www.bi.go.id.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua bagian atau anggota objek yang akan diamati.
Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apapun yang
menjadi objek dari survei kita.35 Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh BPRS yang ada di Jawa Timur. Menurut data statistik perbankan
syariah pada bulan Juni 2016, jumlah populasi BPRS di Jawa Timur
sebanyak 29 BPRS.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Penentuan sampel berdasarkan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Merupakan BPRS yang berada di Jawa Timur
2. BPRS yang terdaftar di Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan
dalam periode 2013-2015
3. Menyajikan laporan keuangan yang dipublikasikan dalam periode
tahun 2013-2015
35 Eriyanto, Teknik Sampling (Analisis Opini Publik), (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta,
2007), h. 61
55
4. Memiliki data lengkap terkait dengan aset, ekuitas, pendapatan, beban,
biaya karyawan dan laba
5. Tidak mengalami kerugian dalam periode yang ditentukan
6. Nilai value added yang positif
Berdasarkan hasil seleksi, maka sampel dari penelitian ini adalah:
Tabel 3.1
Proses Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1
BPRS yang berada di Jawa Timur dan terdaftar
di Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan
sampai 2015
29
Tidak menyajikan laporan keuangan triwulan
yang dipublikasikan dalam periode tahun
2013-2015
(5)
2 Tidak memiliki laba positif selama periode
penelitian (8)
3 Memiliki data ekstrim (10)
4 Tidak memiliki value added yang positif
selama periode penelitian (0)
6
Lama penelitian (tahun) 3
Total sampel penelitian dari tahun 2013-2015
(selama tiga tahun) 72
56
Dengan demikian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 6 BPRS, yaitu:
Tabel 3.2
Sampel penelitian BPRS 2013-2015
No Nama Bank Kode Bank
1 BPRS Annisa Mukti _ANNISA
2 BPRS Artha Pamenang _ARTHAPAM
3 BPRS Asri Madani _ASRIMAD
4 BPRS Bhakti Sumekar _BAKTISUM
5 BPRS Bumi Rinjani _BUMIRIN
6 BPRS Bakti Makmur Indah _BAKMUR
E. Teknik Analisis Data Panel
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data
panel, untuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan
kenyataan. Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan
menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan Eviews 9.0.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis regresi data panel. Data panel adalah kumpulan data yang
terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu
(berdasarkan waktu).36
36 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews,
(Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011, Ed. Ketiga), h. 10.2.
57
1. Uji Stasioneritas
Sebelum melakukan regresi dengan menggunakan data time
series, terlebih dahulu akan dilakukan uji stasioneritas. Uji stasioneritas
dilakukan untuk mengetahui apakah data time series yang digunakan
sudah stasioner atau belum. Hal ini penting dilakukan mengingat jika
regresi dilakukan terhadap data time series yang tidak stasioner, akan
menghasilkan regresi palsu (spurious regression).
Untuk mengetahui apakah data time series yang digunakan
stasioner atau tidak stasioner, salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah menggunakan uji akar unit (unit roots test). Uji akar unit
dilakukan dengan menggunakan metode Augmented Dicky Fuller
(ADF), dengan hipotesa sebagai berikut:
H0 : terdapat unit root (tidak stasioner)
H1 : tidak terdapat unit root (stasioner)
Hasil t statistik hasil estimasi pada metode ADF akan
dibandingkan dengan nilai kritis McKinnon pada titik kritis 1%, 5%,
dan 10%. Jika nilai t-statistik lebih kecil dari nilai kritis McKinnon,
maka H0 diterima, artinya data terdapat unit root atau data tidak
stasioner. Jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai kritis McKinnon,
maka H0 ditolak, artinya data tidak terdapat unit root atau data stasioner.
58
2. Model Regresi Data Panel
Regresi data panel adalah suatu alat analisis yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan menggunakan data panel. Data panel sendiri merupakan
gabungan antara data time series dan data cross section. Dengan kata
lain, data panel merupakan data dari beberapa individu sama yang
diamati dalam kurun waktu tertentu. Jika kita memiliki T periode waktu
(t = 1,2,...,T) dan N jumlah individu (i = 1,2,...,N), maka dengan data
panel kita akan memiliki total unit observasi sebanyak NT. Jika jumlah
unit waktu sama untuk semua individu, maka data disebut balanced
panel. Jika sebaliknya, yakni jumlah unit waktu berbeda untuk semua
individu, maka disebut unbalanced panel.37
Penggunaan data panel dalam sebuah observasi mempunyai
beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, data panel merupakan
gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan
data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of freedom
yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time
series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika
ada masalah penghilangan variabel (omitted-variable).38 Model regresi
panel dalam penelitian ini adalah:
37 Shochrul Rohmatul Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews (Jakarta: Salemba Empat,
2011), h. 51.
38 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews,
Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 353.
59
Keterangan:
Y = Laba Bersih
C = Konstanta
X1 = Modal Fisik
X2 = Modal Finansial
X3 = Modal Intelektual
β(1...3) = Koefisien regresi masing-masing variabel
independen
e = Error term
t = Waktu
i = Perusahaan
Dalam analisis model data panel, terdapat tiga pendekatan yang
digunakan dalam mengestimasi model regresi data panel, yaitu:39
a. Pendekatan Common Effect Model (Pooling Least Square)
Pada model ini digabungkan data cross section dan data times
series. Kemudian digunakan metode OLS terhadap data panel tersebut.
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana
dibandingkan dengan kedua pendekatan lainnya. Dengan pendekatan
ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar
waktu karena intercept maupun slope dari model sama. Terlihat bahwa
baik intercept maupun slope tidak berubah baik antara individu maupun
39 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi Ketiga (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009), h.231.
Yit = C + β1X1it + β2X2it + β3X3it + eit
60
antar waktu.40 Persamaan untuk Poolong Least Square ditulis dengan
persamaan sebagai berikut:
Yit = β0 + βXit + εit
Dengan:
Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan kurun waktu ke-t
Xi t= Variabel independen pada unit observasi ke-i dan kurun waktu
ke-t
Β = Koefisien slope atau koefisien arah
εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan kurun waktu ke-t
b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)
Fixed Effect Model adalah teknik mengestimasi data panel
dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya
perbedaan intersep. Pengertian Fixed effect ini didasarkan adanya
perbedaan intersep antar perusahaan, namun intersepnya konstan antar
waktu (time in variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan
bahwa koefisien regresi (slope) konstan antar perusahaan dan antar
waktu. Salah satu cara untuk mengetahui perbedaan adalah dengan
mengasumsikan bahwa intersep adalah berbeda antar perusahaan,
40 Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Ustman, Ekonometrika, (Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h.312.
61
sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaan.41 Akan tetapi,
kelemahan metode ini yaitu berkurangnya derajat kebebasan (degree of
freedom) yang akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter.
Persamaan model ini adalah sebagai berikut:
Yit =β0i + βXit + Ɛ it
Dengan :
Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0i = Intersep model regresi pada unit observasi ke-i
Ɛ it = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Perhatikan bahwa konstanta β0i sekarang diberi subskrip 0i, i
menunjukkan objeknya. Dengan demikian masing-masing objek
memiliki konstanta yang berbeda. Variabel semu d1i=1 untuk objek
pertama dan 0 untuk objek lainnya. Variabel d2i=1 untuk objek kedua
dan 0 untuk objek lainnya. Variabel semu d3i=1 untuk objek ketiga dan
0 untuk objek lainnya.42
41 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi Ketiga (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009), h. 232.
42 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, h.9.15
62
c. Pendekatan Random Effect Model (REM)
Random Effect Model merupakan metode estimasi model
regresi data panel dengan asumsi koefisien regresi (slope) dan intersep
berbeda antar individu dan antar waktu (random effect).
Dimasukkannya variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan
untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun
juga memberikan konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree
of freedom) yang akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter.
Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error
terms) yang mungkin saja akan muncul pada hubungan antar waktu dan
antar perusahaan yang dikenal dengan Random Effect Model. Model ini
akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin
saling berhubungan antar waktu dan antar individu.43
Tidak seperti pada model efek tetap (β0 dianggap tetap), pada
model ini β0 diasumsikan bersifat random, sehingga dapat dituliskan
dalam persamaan :
β0 = β0 +ui , i = 1,...., n
sehingga persamaan model yang digunakan adalah
Yit =β0i + βXi,t + ui + Ɛ it
dengan :
43 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi Ketiga (Yogyakarta:
Ekonisia, 2009), h. 235.
63
Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = Koefisien slope atau koefisien arah
β0i = Intersep model regresi
ui = komponen error pada unit observasi ke-i
Ɛ i = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
3. Pengujian Model
Untuk menentukan model yang paling tepat digunakan untuk
pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat
dilakukan, yaitu sebagai berikut:44
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model
yang digunakan pooled least square model atau fixed effect model.
Dalam pengajuan ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 = Pooled Least Square Model (PLS)
Ha = Fixed Effect Model (FEM)
Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan
membandingkan perhitungan Fhitung dengan Ftabel. Perbandingan
dipakai apabila hasil Fhitung lebih besar (>) dari Ftabel, maka H0
44 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews,
Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 362.
64
ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed
effect model. Begitupun sebaliknya, jika Fhitung lebih kecil (<) dari
Ftabel, maka H0 diterima dan model yang lebih tepat digunakan
adalah common effect model.45
Perhitungan F statistik untuk Uji Chow dapat dilakukan
dengan rumus:
𝐹0 =(RRSS − URSS)/(N1)
URSS/(N. T − N − K)
dimana:
RRSS = Restricted Residual Sums of Squares dari model
Common Effect
URSS = Unrestricted Residual Sums of Squares dari model
Fixed Effect
N = Jumlah individual (cross section)
T = Jumlah series waktu (time series)
k = Jumlah variabel independen dan dependen
Sedangkan Ftabel didapat dari:
45 Gujarati N Damodar dan Dawn C Porter, Basic Econometrics (Singapura: Mc Graw Hill
International Edition, 2009), h. 278.
Ftabel = |α : df (n-1, nt-n-k)|
65
b. Uji Hausman
Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih
apakah model fixed effect atau random effect yang lebih tepat
digunakan dalam regresi data panel. Uji ini dikembangkan oleh
Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa LSDV di dalam
model fixed effect dan GLS adalah efisien sedangkan model OLS
adalah tidak efisien, di lain pihak alternatifnya metode OLS efisien
dan GLS tidak efisien. Karena itu uji hipotesis nol nya adalah hasil
estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji hausman bisa
dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut. Pengujian
dilakukan dengan hipotesis berikut:46
H0 = Random Effect Model
Ha = Fixed Effect Model
Jika chi-squarehitung > chi-squaretabel berarti H0 ditolak,
artinya model yang digunakan adalah fixed effect model. Jika chi-
squarehitung < chi-squaretabel berarti Ha ditolak, artinya model
yang digunakan adalah random effect model.47
46 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 364. 47 Gujarati N Damodor dan Dawn C Porter, Basic Econometrics (Singapore: Mc Graw Hill
International Edition, 2009), h. 605.
66
4. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (goodness of fit) yang dinotasikan
dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi,
karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi
yang terestimasi. Nilai koefisien determinasi mencerminkan
seberapa besar variasi dari variabel terikat dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel bebasnya.
Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 < R2 <
1). Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk
model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel
independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel
dependen. Koefisien determinasi (R2) memiliki kesalahan, yaitu
bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model
regresi dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah
pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun
variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel tergantungnya. Untuk mengurangi
kelemahan tersebut, maka digunakan koefisien determinasi yang
telah disesuaikan, adjusted R2. Koefisien determinasi yang telah
disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi
dengan memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang
digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang
67
disesuaikan, maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu
dapat naik atau turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam
model.48
Dalam penelitian ini, penulis memilih menggunakan
Adjusted R2 untuk mengukur koefisien determinasi karena nilainya
lebih tepat. Semakin tinggi nilai Adjusted R2 menunjukkan bahwa
model regresi yang digunakan semakin baik menjelaskan keadaan
yang sebenarnya.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat secara bersama-sama (simultan).
Untuk menentukan nilai Ftabel, tingkat signifikansi yang digunakan
adalah 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-
k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, k adalah variabel
termasuk intersep dengan kriteria uji yang digunakan adalah:
Jika Fhitung > Ftabel (α ; n-k ; k-1), maka H0 ditolak
Jika Fhitung < Ftabel (α ; n-k ; k-1), maka H0 diterima
c. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh
variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat, dengan
asumsi variabel bebas yang lain konstan. Tanda positif (+) dan
48 Gujarati N Damodor dan Dawn C Porter, Basic Econometrics (Singapore: Mc Graw Hill
International Edition, 2009), h. 76.
68
negatif (-) menunjukkan arah hubungan yang terjadi, apakah
perubahan variabel terikat searah (positif) dengan perubahan
variabel bebas atau berlawanan arah (negatif). Hipotesis yang
digunakan adalah:
Nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak atau menerima H1
Nilai thitung < ttabel maka H0 diterima atau menolak H1
Jika menolak H0 dan menerima H1 berarti secara statistik
variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Namun, jika menerima H0 dan menolak H1 berarti secara statistik
variabel independen tidak signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
d. Persamaan Model Regresi Data Panel
Penelitian dengan regresi data panel ini digunakan untuk
melihat pengaruh antara variabel independen terhadap
variabeldependen. Pengaruh modal fisik, modal finansial dam
modal intelektual terhadap kinerja dapat diformulasikan sebagai
berikut:
ROEit = β0i + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + it
ROEit = β0i + β1 ModalFisikit + β2 ModalFinansialit + β3
ModalIntelektualit + it
69
Dengan:
β0i = konstanta model regresi unit
observasi ke i
β1 - β3 = koefisien regresi
ROEit = ROE pada unit observasi ke i dan
waktu ket
ModalFisikit = modal fisik pada unit observasi ke
i dan waktu ke t
ModalFinansialit = modal finansial pada unit observasi
ke i dan waktu ke t
ModalIntelektualit = modal intelektual pada unit
observasi ke i dan waktu ke t
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini menganalisa secara empiris pengaruh modal
intelektual, modal finansial dan modal fisik terhadap ROE bank pembiayaan
rakyat syariah. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian atas hipotesis
yang telah diajukan.
Pengujian hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan
analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar
mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan kerangka pemikiran, definisi
operasional atas variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
70
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah modal
intelektual yang diproksikan dengan metode VAIC yang dikembangkan
oleh Pulic, modal finansial, dan modal fisik. Metode VAIC ini
merupakan penjumlahan dari beberapa komponen modal intelektual,
berikut cara perhitungannya:
a. Menghitung Value Added (VA)
𝑉𝐴 = 𝐼𝑁 − 𝑂𝑈𝑇
dimana:
OUT = Output: total penjualan dan pendapatan lain
IN = Input : beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban
karyawan)
Output adalah pendapatan dan mencakup seluruh produk dan
jasa yang dijual di pasar, sedangkan Input mencakup seluruh beban
yang digunakan dalam memperoleh pendapatan, beban karyawan tidak
termasuk dalam IN karena tidak dianggap sebagai beban.
71
b. VACA (Value Added Capital Employed)
dimana:
Value Added (VA) = Selisih antara output dan input
Capital Employed (CE) = Dana yang tersedia (ekuitas, laba
bersih)
VACA merupakan perbandingan antara value added (VA)
dengan ekuitas perusahaan (CE), rasio ini menunjukkan kontribusi
yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added
organisasi.
Value Added Capital Employed (VACA) mengungkapkan
berapa banyak nilai baru telah diciptakan oleh satu unit moneter
diinvestasikan dalam modal usaha. Dengan demikian, hubungan
antara VA dan CA menunjukkan kemampuan modal yang
digunakan untuk menciptakan nilai dalam suatu perusahaan.
𝑉𝐴𝐶𝐴 =𝑉𝐴
𝐶𝐸
72
c. VAHU (Value Added Human Capital)
dimana:
Value Added (VA) = selisih antara output dan input
Human Capital (HC) = beban karyawan/beban personalia
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan
dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
d. STVA (Structural Capital Value Added)
dimana:
SC = Structural Capital: (VA – HC)
VA = value added
STVA mengukur jumlah modal struktural (SC) yang
dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari value added (VA)
𝑉𝐴𝐻𝑈 =𝑉𝐴
𝐻𝐶
𝑆𝑇𝑉𝐴 =𝑆𝐶
𝑉𝐴
73
dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan modal struktural
(SC) dalam penciptaan nilai.
e. VAIC (Value Added Intellectual Coefficient)
VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi
yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance
Indicator). VAIC merupakan penjumlahan dari 3 komponen
sebelumnya yaitu, VACA, VAHU dan STVA.
Kamath mengelompokkan kinerja bank berdasarkan modal
intelektual ke dalam 4 (empat) kategori, yaitu:
a) Top Performers – untuk bank dengan nilai VAIC di atas 5;
b) Good Performers – untuk bank dengan nilai VAIC antara 4 dan
5;
c) Common Performers – untuk bank dengan nilai VAIC antara
2,5 dan 4;
d) Bad Performers – untuk bank dengan nilai VAIC di bawah 2,5.
Modal finansial juga merupakan variabel independen dalam
penelitian ini. Modal finansial adalah sumber-sumber darimana
dana diperoleh. Modal finansial mengacu pada dana yang
diberikan oleh investor atau dana yang disetor oleh pemilik untuk
membeli peralatan modal riil untuk memproduksi barang/jasa.
𝑉𝐴𝐼𝐶 = 𝑉𝐴𝐶𝐴 + 𝑉𝐴𝐻𝑈 + 𝑆𝑇𝑉𝐴
74
𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑭𝒊𝒏𝒂𝒏𝒔𝒊𝒂𝒍 = 𝒌𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏 + 𝒆𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
Variabel independen lain yaitu modal fisik. Modal fisik
adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan terdapat
dalam neraca sebelah debet. Modal fisik mengacu pada setiap aset
non-manusia yang dibuat oleh manusia dan kemudian digunakan
dalam produksi. Terdapat dua jenis modal fisik yaitu aset lancar
dan aset tetap.
𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑭𝒊𝒔𝒊𝒌 = 𝒂𝒔𝒆𝒕 𝒍𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 + 𝒂𝒔𝒆𝒕 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROE.
Adapun perhitungan ROE adalah sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 100%
75
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang konsisten terdaftar di Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan. Sampel yang berhasil diperoleh dan memenuhi kriteria
adalah sebanyak 6 BPRS, di mana penelitian dilakukan selama 3 tahun
yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2015, sehingga terkumpul sampel
data sebanyak 72. Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan
triwulan yang terdapat di situs resmi Bank Indonesia www.bi.go.id
dan Otoritas Jasa Keuangan www.ojk.go.id.
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal
fisik, modal finansial dan modal intelektual yang menggunakan VAIC
(Value Added Intellectual Coefficient) model Pulic terhadap kinerja
keuangan yang diproksikan oleh ROE (Return on Equity).
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel. Berikut tabel yang
ditampilkan:
75
76
Tabel 4.1
Porpusive Sampling
No Kriteria Jumlah
1
BPRS yang berada di Jawa Timur dan terdaftar
di Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan
sampai 2015
29
Tidak menyajikan laporan keuangan triwulan
yang dipublikasikan dalam periode tahun
2013-2015
(5)
2 Tidak memiliki laba positif selama periode
penelitian (8)
3 Memiliki data ekstrim (10)
4 Tidak memiliki value added yang positif
selama periode penelitian (0)
6
Lama penelitian (tahun) 3
Total sampel penelitian dari tahun 2013-2015
(selama tiga tahun) 72
Dari seleksi yang dilakukan, maka diambil sampel sebanyak 6
sampel BPRS, di antaranya:
Tabel 4.2
Sampel Penelitian BPRS 2013-2015
No Nama Bank Kode Bank
1 BPRS Annisa Mukti _ANNISA
2 BPRS Artha Pamenang _ARTHAPAM
3 BPRS Asri Madani _ASRIMAD
4 BPRS Bhakti Sumekar _BAKTISUM
5 BPRS Bumi Rinjani _BUMIRIN
6 Bakti Makmur Indah _BAKMUR
77
B. Deskripsi Data Penelitian
1. Modal Fisik
Modal fisik adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dan terdapat dalam neraca sebelah debet. Modal fisik
mengacu pada setiap aset non-manusia yang dibuat oleh manusia
dan kemudian digunakan dalam produksi. Terdapat dua jenis
modal fisik yaitu aset lancar dan aset tetap.
Tabel 4.3
Perhitungan Modal Fisik
Sumber: Laporan Keuangan
_ANNISA _ARTHAPAM_ASRIMAD_BAKTISUM_BUMIRIN _BAKMUR
I 7623199 19899825 10187420 232909392 22269232 100343710
II 7730006 22717238 10538112 259008422 25481049 103995228
III 7777320 26859534 12401239 299537224 26351559 106063964
IV 7981939 27352132 11848150 310522114 28504671 121467673
I 8739954 27764150 11544723 311880659 30117803 128312105
II 8115953 26412552 11585730 309285116 32967761 131585513
III 8039506 26275361 12012585 332312691 32731440 132616182
IV 8106307 27639626 13901391 403496829 34162437 140457189
I 8358402 27266555 15702414 415658929 37547254 135302537
II 8948981 26026771 16947506 419071839 42693957 131611501
III 9012149 26668268 18283919 430403333 39555175 137412542
IV 9298420 26610838 20307404 491929012 38877428 147806667
Tahun Kuartal
2013
2014
2015
MODAL FISIK
78
Grafik 4.1
Perkembangan Modal Fisik
Sumber: Laporan Keuangan
Pada grafik 4.1 menunjukkan tingkat perkembangan modal
fisik BPRS selama periode 2013-2015. Selama periode penelitian,
jumlah total modal fisik yang tertinggi dimiliki oleh BPRS Bhakti
Sumekar. Di urutan kedua ada BPRS Bakti Makmur. Urutan paling
buncit dimiliki oleh BPRS Annisa Mukti.
Angka paling besar dari variabel modal fisik yaitu dimiliki
oleh BPRS Bhakti Sumekar dengan mencapai
Rp491.929.012.000,- pada periode kuartal IV tahun 2015. Apabila
dilihat dari grafik, pertumbuhan per triwulannya terus meningkat.
BPRS Bakti Makmur selalu mengalami peningkatan, tetapi turun
pada periode 2015 kuartal I. Naik lagi pada kuartal IV.
79
BPRS Annisa Mukti memiliki peringkat terendah pada
variabel modal fisik. Pada tahun 2014 pertumbuhannya sempat
mengalami penurunan pada periode II dan III tetapi kembali naik
pada periode berikutnya.
BPRS Bumi Rinjani memiliki modal fisik terbesar pada
periode II tahun 2015 dengan nilai Rp42.693.967.000,-.
Sedangakan nilai modal fisik terkecil ada pada periode 2013
kuartal I dengan nilai sebesar Rp22.269.232.000-,
BPRS Artha Pamenang memiliki nilai modal fisik terbesar
pada periode 2014 kuartal I dengan nilai sebesar
Rp27.764.150.000. sedangkan terbuncit ada pada periode 2013
kuartla I. Dapat dilihat pertumbuhan modal fisik BPRS Artha
Pamenang naik turun cenderung stabil.
2. Modal Finansial
Modal finansial yaitu sumber-sumber dari mana dana
diperoleh. Modal finansial mengacu pada dana yang diberikan oleh
pemberi pinjaman (dan investor) atau dana yang disetor oleh
pemilik untuk membeli peralatan modal riil untuk memproduksi
barang/jasa. Modal finansial dalam perbankan adalah liabilitas dan
ekuitas. Menurut IAI liabilitas adalah kewajiban merupakan hutang
masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya
80
diharapkan megankibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Tabel 4.4
Perhitungan Modal Finansial
Sumber: Laporan Keuangan
Grafik 4.2
Perkembangan Modal Finansial
Sumber: Laporan Keuangan
_ANNISA _ARTHAPAM_ASRIMAD_BAKTISUM_BUMIRIN _BAKMUR
I 7804130 20690254 10401952 239014199 23785517 101879548
II 7922607 23450285 10727192 263718910 26926560 106169398
III 7959869 27629536 12571490 305652448 27806350 108165347
IV 8258994 28149286 11984057 317486372 30296363 122977506
I 9036963 28801737 11668496 319888311 32050356 131267866
II 8397204 27503840 11742913 314578776 34715984 135047332
III 8303308 27481278 12247621 338834506 34570504 135253560
IV 8355503 28716474 14141306 409092222 36021291 142773806
I 8593871 28470536 16022485 425842168 39608038 138427245
II 9188835 26994524 17275796 428437000 44611520 134890042
III 9242380 27755412 18575501 449293039 41611867 140275039
IV 9527753 27503955 20789919 523195347 40984320 149482697
2015
Tahun Kuartal
2013
2014
MODAL FINANSIAL
81
Dapat dilihat pada tabel 4.4 BPRS Bhakti Sumekar selalu
mengalami peningkatan pada modal finansialnya pada setiap
periodenya. Top record modal finansial BPRS ini ada pada periode
2015 triwulan IV. BPRS ini sempat mengalami penurunan modal
finansial pada triwulan kedua periode 2014, yakni dari
Rp319.888.311.000,- menjadi Rp314.578.776.000,-.
Posisi terbawah dimiliki oleh BPRS Annisa Mukti. Modal
finansial BPRS Annisa Mukti rata-rata masih dibawah
Rp10.000.000.000. tetapi, BPRS Annisa Mukti selalu mengalami
peningkatan setiap periodenya, hanya pada periode 2014 triwulan
III mengalami penurunan. Jumlah modal finansial terbesar yang
dimiliki oleh BPRS Annisa Mukti adalah sebesar
Rp9.527.753.000,- dan terendah dengan jumlah Rp7.804.130.000,-
BPRS Bumi Rinjani selalu mengalami peningkatan pada
modal finansialnya. BPRS ini memiliki jumlah modal finansial
terbanyak pada periode 2015 triwulan III sebesar
Rp44.611.520.000,- dan jumlah terkecil pada periode 2013 senilai
Rp23.785.517.000,-. BPRS Bakti Makmur Indah
BPRS Asri Madani berada pada posisi terendah kedua pada
kepemilikan modal finansial. Walaupun cenderung mengalami
kenaikan, modal finansial BPRS ini fluktuatif. Pada periode 2013
triwulan IV dan 2014 triwulan I mengalami penurunan. Modal
82
finansial BPRS Artha Pamenang juga fluktuatif. Sempat
mengalami penurunan pada triwulan II tahun 2014 dan 2015. Nilai
terbesar yang dimiliki oleh BPRS ini adalah pada tahun 2014
kuartal I sebesar Rp28.801.737.000,- dan terkecil senilai
Rp20.690.254.000,-.
3. Modal Intelektual (VAIC)
Modal intelektual diproksikan dengan VAIC (Value Added
Intellectual Coefficient). Modal intelektual yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan modal intelektual yang diciptakan oleh
Pulic. Perhitungannya dimulai dengan kemampuan perusahaan
untuk menciptakan Value Added (VA). VA didapat dari selisih
antara output dan input. Nilai output (OUT) adalah total
pendapatan dan mencangkup seluruh produk jasa yang dihasilkan
perusahaan untuk dijual, sedangkan input (IN) meliputi seluruh
beban yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau
jasa. Hal penting dalam model ini yaitu tidak memasukkan beban
karyawan dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value
creation intellcual potential (yang direpresentasikan dengan beban
karyawan) tidak dihitung sebagai biaya dan tidak termasuk dalam
komponen IN. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah
memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai
(value creation entity). Hasilnya VA mengekspresikan the new
created wealth of a period.
83
Rasio terakhir adalah menghitung kemampuan intelektual
perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah
dihitung sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan
dalam indikator baru yang unik, yaitu VAIC.
Kamath mengelompokkan kinerja bank berdasarkan modal
intelektual ke dalam 4 (empat) kategori, yaitu:
1) Top Performers – untuk bank dengan nilai VAIC di atas 5;
2) Good Performers – untuk bank dengan nilai VAIC antara 4
dan 5;
3) Common Performers – untuk bank dengan nilai VAIC antara
2,5 dan 4;
4) Bad Performers – untuk bank dengan nilai VAIC di bawah 2,5.
Tabel 4.5
Hasil perhitungan VAIC Gabungan
Sumber: Laporan Keuangan (diolah)
_ANNISA _ARTHAPAM_ASRIMAD_BAKTISUM_BUMIRIN _BAKMUR
I 3,055319 4,010185 4,72034 6,108304 4,073428 2,883389
II 3,490282 4,242579 4,826934 5,959737 4,433467 4,251803
III 3,736508 4,517531 5,013614 6,004723 4,539816 4,303544
IV 5,376739 4,773716 5,081372 6,24893 4,648935 4,697528
I 2,459473 4,305039 4,181139 6,126216 3,807136 2,889351
II 2,680909 4,919486 4,392822 6,109946 4,156388 3,49867
III 2,91272 4,891188 4,525827 6,072059 4,414342 4,190631
IV 4,25596 4,943988 4,718922 6,251965 4,613017 4,792686
I 2,178132 4,375964 3,910397 5,341234 3,630136 2,889766
II 2,211161 4,146219 4,104563 5,807051 3,916828 4,254623
III 2,570515 4,143429 4,552866 6,150009 4,353844 4,802617
IV 3,828387 4,331608 4,370739 6,666818 4,600654 4,784086
Tahun Kuartal
2013
2014
2015
MODAL INTELEKTUAL
84
Grafik 4.3
Hasil Perhitungan Modal Intelektual
Sumber: Laporan Keuangan
Dari hasil perhitungan modal intelektual, dapat dilihat bahwa
BPRS Bhakti Sumekar memiliki rata-rata skor yang tinggi hampir
melebihi angka 6 yang berarti bahwa BPRS ini masuk kategori top
performer. BPRS Bhakti Sumekar pada tiga peiode ini selalu masuk
dalam kategori top performer.
BPRS Artha memiliki skor VAIC yang selalu di atas 4.
Walaupun naik turun skor yang didapatkan tiap triwulannya, skor VAIC
BPRS ini dapat dikatakan cukup stabil. BPRS Artha masuk pada kategori
good performer.
BPRS Annisa Mukti memiliki skor VAIC yang dapat dikatakan
cukup rendah, yaitu rata-rata 3,22. Demikian, BPRS Annisa Mukti masuk
pada kategori common performance. BPRS Asri Madani memiliki skor
85
VAIC yang bagus. BPRS Asri Madani termasuk pada kategori good
performer.
BPRS Bumi Rinjani memiliki skor VAIC yang baik. Dengan
rata-rata 4,265 BPRS ini masuk pada kategori good performer. BPRS
Bhakti Makmur Indah memiliki skor yang fluktuatif. Skor rata-rata
BPRS ini sebesar 4,019 yang membuatnya masuk pada kategori good
performer.
4. Return on Equity (ROE)
Tabel 4.6
Perhitungan ROE
Sumber: Laporan Keuangan
_ANNISA _ARTHAPAM_ASRIMAD_BAKTISUM_BUMI BAKM
I 82 38 30 52 72 42
II 9 43 34 129 69 26
III 10 47 36 184 103 25
IV 41 48 36 232 107 27
I 13 38 36 44 125 27
II 20 41 40 108 126 13
III 17 40 36 163 91 20
IV 30 39 42 228 80 25
I 22 31 12 31 99 27
II 17 32 20 77 99 25
III 30 26 36 120 101 28
IV 35 24 35 180 69 28
Tahun KuartalROE
2013
2014
2015
86
Grafik 4.4
Perkembangan ROE
Sumber: Laporan Keuangan (diolah)
Dapat kita lihat pada grafik diatas pertumbuhan ROE tiap BPRS
sangat fluktuatif. BPRS Bhakti Sumampir memiliki ROE yang besar.
Tetapi, kita dapat meihat setiap awal periode, ROE BPRS ini selalu
menurun dan cenderung naik pada kuartal selanjutnya. ROE terbesar ada
pada kuartal IV periode 2013 dan terkecil ada pada kuartal I periode
2015.
BPRS Bhakti Makmur Indah memiliki ROE yang cukup baik,
apabila dilihat pertumbuhannya stabil. Hanya saja pada periode 2013
kuartal II, nilai ROE turun dari 42 menjadi 26. BPRS Bumi Rinjani
memiliki ROE yang cukup baik tetapi perkembangannya fluktuatif. Pada
awal periode 2013 dengan nilai 72 dan naik pada kuartal III. Tetapi turun
lagi pada kuartal III periode 2014.
87
BPRS Annisa Mukti adalah BPRS dengan perubahan ROE yang
cukup signifikan. Pada periode 2013 awal BPRS ini memiliki ROE yang
sangat bagus yaitu 82, tetapi turun drastis menjadi 9. BPRS Artha
Pamenang memiliki pertumbuhan ROE yang cenderung menurun dari
periode 2013 sampai 2015. ROE terbesar BPRS ini adalah 48 dan terkecil
adalah 24, yaitu pada kuartal IV periode 2015. BPRS Asri Madani
memiliki ROE yang cukup stabil. Tetapi BPRS ini mengalami penurunan
besar pada kuartla I periode 2015, dari 42 menjadi 12.
C. Pengujian Model Regresi Data Panel
1. Hasil Uji Stasioner Data
Pada tahapan awal dilakukan pengujian stasioner. Uji
stasioneritas ini kita lakukan untuk menghindari spurious regression
(Regresi lancung) terhadap seluruh variabel dengan menggunakan unit
root Levin, Lin & Chu dan PP - Fisher Chi – square.
88
Tabel 4.7
Hasil Uji Stasioner
Variabel
Tingkat Stasioneritas ADF
Level First Difference
t-stat Keterangan Prob. t-stat Keterangan Prob.
Modal
Fisik
-1.763344 tidak stasioner 0.3955 -7.968021 stasioner 0.0000
Modal
Finansial
-1.788948 tidak stasioner 0.3831 -8.261789 stasioner 0.0000
Modal
Intelektual
-1.948246 tidak stasioner 0.3087 -11.56287 stasioner 0.0001
ROE -2.758094 tidak stasioner 0.0696 -13.16553 stasioner 0.0001
Sumber: Output Eviews
Seluruh hasil uji pada tingkat level menunjukan semua variabel
tidak stasioner, oleh karena itu dilanjutkan dengan uji pada differensiasi
pertama (first difference). Hasil uji stasioner pada derajat first
difference sudah menunjukan bahwa semua data stasioner. Karena
seluruh variabel sudah stasioner pada differensiasi pertama maka tidak
perlu dilanjutkan uji stasioner ke differensiasi kedua. Dari output yang
dihasilkan, terlihat bahwa nilai statistik t seluruh variabel sudah lebih
besar daripada nilai t pada tabel McKinnon pada tingkat kepercayaan
1%, 5%, dan 10%. Serta nilai probabilitasnya lebih kecil dari nilai kritis
0,05 (< 0,05). Dengan demikian data telah stasioner pada tahap
differensiasi pertama (first difference) dan hipotesis null dapat ditolak.
89
2. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu
common effects, fixed effects, dan random effects. Masing-masing
model memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pemilihan model tergantung pada asumsi yang dipakai peneliti dan
pemenuhan syarat-syarat pengolahan data statistik yang benar,
sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara statistik. Oleh karena
itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih model yang
tepat dari ketiga model yang tersedia. Data panel yang telah
dikumpulkan, diregresikan dengan menggunakan model common
effects yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8. Sedangkan untuk hasil
regresi dengan model fixed effect dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.8
Hasil Common Effect
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 10/13/16 Time: 17:06
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 6
Total pool (unbalanced) observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. MODALFISIK? -1832.389 201.4055 -9.098008 0.0000
MODALFINANSIAL? 1831.685 200.9872 9.113445 0.0000
VAIC? 5.795354 1.494591 3.877553 0.0002 R-squared 0.576344 Mean dependent var 44.73127
Adjusted R-squared 0.563883 S.D. dependent var 16.25322
S.E. of regression 10.73349 Akaike info criterion 7.625950
Sum squared resid 7834.134 Schwarz criterion 7.721556
Log likelihood -267.7212 Hannan-Quinn criter. 7.663969
Durbin-Watson stat 0.516372
Sumber: Output Eviews
90
Tabel 4.9
Hasil Fixed Effect
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 10/13/16 Time: 17:07
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 6
Total pool (unbalanced) observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 103.4997 28.55977 3.623968 0.0006
MODALFISIK? -548.1484 276.9584 -1.979172 0.0522
MODALFINANSIAL? 536.6927 277.1066 1.936773 0.0573
VAIC? 4.759216 1.386740 3.431946 0.0011
Fixed Effects (Cross)
_ANNISA--C -7.803288
_ARTHAPAM--C -11.38683
_ASRIMAD--C -9.079158
_BAKTISUM--C 9.813836
_BUMIRIN--C 23.37608
_BAKMUR--C -5.570918 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.848986 Mean dependent var 44.73127
Adjusted R-squared 0.829501 S.D. dependent var 16.25322
S.E. of regression 6.711208 Akaike info criterion 6.763411
Sum squared resid 2792.500 Schwarz criterion 7.050229
Log likelihood -231.1011 Hannan-Quinn criter. 6.877469
F-statistic 43.56989 Durbin-Watson stat 1.065670
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews
Setelah diperoleh output dari model common effect dan fixed
effect langkah selanjutnya adalah melakukan uji chow. Hal ini bertujuan
untuk memilih model yang terbaik di antara common effect atau fixed
effect. Hasil dari uji chow dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
91
Tabel 4.10
Tabel Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 22.117697 (5,62) 0.0000
Cross-section Chi-square 72.688074 5 0.0000
Sumber: Output Eviews
Hasil dari uji Chow pada tabel 4.10 menunjukan nilai
probabilitas cross section adalah 0,0000 atau < 0,05, maka Ho ditolak.
Oleh karena itu model yang dipilih dalam uji chow ini adalah model
fixed effect. Selanjutnya langkah yang dilakukan adalah melakukan
model regresi random effect, untuk menentukan mana yang tepat. Hasil
dari random effect dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Hasil Random Effect
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 10/13/16 Time: 17:09
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 6
Total pool (unbalanced) observations: 71
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 89.51843 26.93498 3.323501 0.0014
MODALFISIK? -693.1300 263.0322 -2.635153 0.0104
MODALFINANSIAL? 683.2550 263.2049 2.595905 0.0116
VAIC? 4.746209 1.366651 3.472876 0.0009
Random Effects (Cross)
_ANNISA--C -6.322452
_ARTHAPAM--C -10.96285
_ASRIMAD--C -7.229623
_BAKTISUM--C 8.836684
92
_BUMIRIN--C 21.22295
_BAKMUR--C -5.544713 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 11.11008 0.7327
Idiosyncratic random 6.711208 0.2673 Weighted Statistics R-squared 0.247491 Mean dependent var 7.728085
Adjusted R-squared 0.213796 S.D. dependent var 7.669470
S.E. of regression 6.806436 Sum squared resid 3103.947
F-statistic 7.345151 Durbin-Watson stat 0.943660
Prob(F-statistic) 0.000250 Unweighted Statistics R-squared 0.318312 Mean dependent var 44.73127
Sum squared resid 12605.58 Durbin-Watson stat 0.232363
Sumber: Output Eviews
Dari tabel fixed effect menunjukkan hasil ada variabel modal
intelektual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan
random effect menujukkan hasil apabila modal fisik, modal finansial
dan modal intelektual memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Namun, kita belum dapat menetukan model mana yang dapat
digunakan, maka dari itu perlu dilakukan uji Hausman dengan tujuan
memperoleh model yang terbaik apakah fixed effect atau random effect.
Hasil dari uji Hausman dapat dilihat dari tabel 4.11 berikut:
93
Tabel 4.12
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 4.938238 3 0.0464
Sumber: Output Eviews
Dari hasil uji Hausman didapat bahwa nilai Prob. Cross-section
random sebesar 0,0464 < 0,05. Oleh karena itu H0 ditolak. Sehingga
estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fixed Effect.
a. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.13
Koefisien Determinasi
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.848986 Mean dependent var 44.73127
Adjusted R-squared 0.829501 S.D. dependent var 16.25322
S.E. of regression 6.711208 Akaike info criterion 6.763411
Sum squared resid 2792.500 Schwarz criterion 7.050229
Log likelihood -231.1011 Hannan-Quinn criter. 6.877469
F-statistic 43.56989 Durbin-Watson stat 1.065670
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews
Pengujian koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai yang mendekati satu, berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang diberikan untuk
94
memprediksi variabel-variabel terikat49. untuk mengurangi kelemahan
dari R2 maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan
yaitu Adjusted R2.
Berdasarkan tabel di atas, estimasi model yang digunakan
menghasilkan Adjusted R-square nilai sebesar 0.829501. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan variabel independen yaitu modal fisik,
modal finansial dan modal intelektual dalam menjelaskan variabel
dependen yaitu ROE adalah sebesar 82%, sedangkan sisanya sebesar
18% dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.14
Tabel Uji F
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.848986 Mean dependent var 44.73127
Adjusted R-squared 0.829501 S.D. dependent var 16.25322
S.E. of regression 6.711208 Akaike info criterion 6.763411
Sum squared resid 2792.500 Schwarz criterion 7.050229
Log likelihood -231.1011 Hannan-Quinn criter. 6.877469
F-statistic 43.56989 Durbin-Watson stat 1.065670
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews
Uji F berguna untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dasar
pengambilan keputusannya adalah jika nilai Fhitung > Ftabel, maka H0
49 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hal. 97.
95
ditolak dan H1 diterima. Yang berarti bahwa variabel independen
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Dari hasil output pada tabel 4.13 didapatkan nilai Fhitung sebesar
43.56989 dan Ftabel sebesar 2.74 yang berarti nilai Fhitung > Ftabel, maka
H0 ditolak. Hasil menunjukan bahwa variabel modal fisik, modal
finansial dan modal intelektual berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen ROE.
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Tabel 4.15
Tabel Uji Statistik t
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 10/13/16 Time: 17:07
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 6
Total pool (unbalanced) observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 103.4997 28.55977 3.623968 0.0006
MODALFISIK? -548.1484 276.9584 -1.979172 0.0522
MODALFINANSIAL? 536.6927 277.1066 1.936773 0.0573
VAIC? 4.759216 1.386740 3.431946 0.0011
Fixed Effects (Cross)
_ANNISA--C -7.803288
_ARTHAPAM--C -11.38683
_ASRIMAD--C -9.079158
_BAKTISUM--C 9.813836
_BUMIRIN--C 23.37608
_BAKMUR--C -5.570918 Sumber: Output Eviews
Uji statistik t dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh
individual dari variabel-variabel bebas dalam model terhadap variabel
dependennya. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai thitung
> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang berarti bahwa variabel
96
independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Tetapi jika nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1
ditolak, yang berarti bahwa variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhap variabel dependen.
1) Uji Variabel Modal Fisik terhadap Return on Equity
(ROE)
Berdasarkan hasil dari tabel 4.14 modal fisik
mendapatkan nilai thitung -1.979172 dan nilai ttabel sebesar
1.99547 yang berarti bahwa thitung < ttabel, maka H1 ditolak dan
H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel modal fisik
secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap variabel dependen ROE.
2) Uji Variabel Modal Finansial terhadap Return on Equity
(ROE)
Berdasarkan hasil dari tabel 4.14 modal finansial
mendapatkan nilai thitung 1.936773 dan nilai ttabel sebesar
1.99547 yang berarti bahwa thitung < ttabel, maka H0 diterima dan
H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel modal
finansial secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen ROE
97
3) Uji Variabel Modal Intelektual terhadap Return on Equity
(ROE)
Berdasarkan hasil dari tabel 4.14 modal intelektual
(VAIC) didapatkan nilai thitung 3.431946 dan nilai ttabel sebesar
1.99547 yang berarti bahwa thitung > ttabel, maka H0 diterima dan
H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel modal
intelektual secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen ROE.
d. Analisis Regresi
Dari hasil output pada tabel 4.14 didapatkan model
persamaan regresi sebagai berikut:
ROE = 103.4997 – 548.1484MODALFISIKit +
536.6927MODALFINANSIALit + 4.759216VAICit + εit
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:
1) Konstanta sebesar 103.4997 menunjukan bahwa jika variabel
independen (Modal fisik, modal finansial, dan modal
intelektual) pada observasi ke i dan period ke t adalah nol,
maka nilai Return On Equity (ROE) adalah sebesar 103.4997.
2) Koefisien regresi Modal Fisik sebesar –548.1484 menyatakan
bahwa jika nilai Modal Fisik pada observasi i dan period ke t
naik sebesar 1, maka nilai ROE akan turun sebesar 548.1484
pada observasi ke i dan period ke t.
98
3) Koefisien regresi Modal Finansial sebesar 536.6927
menyatakan bahwa jika nilai modal finansial pada observasi i
dan period ke t naik sebesar 1, maka akan menurunkan nilai
ROE sebesar 536.6927 pada observasi ke i dan period ke t.
4) Koefisien regresi Modal intelektual sebesar 4.759216
menyatakan bahwa jika nilai pada observasi i dan period ke t
naik sebesar 1, maka nilai ROE akan naik sebesar 5.191545
pada observasi ke i dan period ke t.
e. Persamaan Regresi Tiap BPRS
Berdasarkan tabel 4.14 berikut penjelasan dari semua objek
yang digunakan dalam penelitian.
1) Persamaan model regresi BPRS Annisa Mukti (_ANNISA)
ROE = -7.803288 - 548.1484 MODALFISIKit + 536.6927
MODALFINANSIALit + 4.759216 VAICit + εit
Konstanta sebesar -7.803288 artinya ketika variabel-
variabel independen pada BPRS Barokah Dana Sejahtera period ke
i dan observasi ke t konstan, maka nilai ROE adalah sebesar -
7.803288.
99
2) Persamaan model regresi BPRS Artha Pamenang
(_ARTHAPAM)
ROE = -11.38683 - 548.1484 MODALFISIKit + 536.6927
MODALFINANSIALit + 4.759216 VAICit + εit
Konstanta sebesar -11.38683 artinya ketika variabel-
variabel independen pada BPRS Artha Pamenang period ke i
dan observasi ke t konstan, maka nilai ROE adalah sebesar -
11.38683.
3) Persamaan model regresi BPRS Asri Madani (_ASRIMAD)
ROE = -9.079158 - 548.1484 MODALFISIKit + 536.6927
MODALFINANSIALit + 4.759216 VAICit + εit
Konstanta sebesar -9.079158 artinya ketika variabel-
variabel independen pada BPRS Asri Madani period ke i dan
observasi ke t konstan, maka nilai ROE adalah sebesar -
9.079158.
4) Persamaan model regresi BPRS Bhakti Sumekar
(_BAKTISUM)
ROE = 9.813836 - 548.1484 MODALFISIKit + 536.6927
MODALFINANSIALit + 4.759216 VAICit + εit
Konstanta sebesar 9.813836 artinya ketika variabel-
variabel independen pada BPRS Bhakti Sumekar period ke i
100
dan observasi ke t konstan, maka nilai ROE adalah sebesar
9.813836.
5) Persamaan model regresi BPRS Bumi Rinjani (_BUMIRIN)
ROE = 23.37608 - 548.1484 MODALFISIKit + 536.6927
MODALFINANSIALit + 4.759216 VAICit + εit
Konstanta sebesar 23.37608 artinya ketika variabel-
variabel independen pada BPRS Bumi Rinjani period ke i dan
observasi ke t konstan, maka nilai ROE adalah sebesar -
23.37608.
6) Persamaan model regresi BPRS Bakti Makmur Indah
(_BAKMUR)
ROE = -5.570918 - 548.1484 MODALFISIKit + 536.6927
MODALFINANSIALit + 4.759216 VAICit + εit
Konstanta sebesar - 5.570918 artinya ketika variabel-
variabel independen pada BPRS Margirizki Bahagia period ke
i dan observasi ke t konstan, maka nilai ROE adalah sebesar -
- 5.570918.
101
D. Interpretasi Hasil Penelitian
Setelah dilakukan uji menggunakan data panel, maka hasil dari
penelitian akan diinterpretasikan untuk kemudian melihat variabel apa yang
mempengaruhi ROE secara signifikan.
1. Modal Fisik
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal fisik
berpengaruh negatif tidak signifikan tehadap variabel ROE. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan dari modal fisik akan
menurunkan kinerja BPRS.
2. Modal Finansial
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal
finansial berpengaruh tidak signifikan tehadap variabel ROE.
Perusahaan yang memiliki dana cukup dalam memenuhi kebutuhan
operasionalnya maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan tersebut.
Kemampuan perusahaan dalam membiayai kegiatan produksinya
menjadi faktor penting dalam keberlangsungan usahanya. Akan tetapi,
bagaimana pemilik atau pihak manajemen mengelola dengan baik
kewajiban dan ekuitas yang dimiliki menjadi pertimbangan yang
penting dalam pancapaian kinerja yang baik. Hal tersebut tergantung
bagaimana perusahaan mengelola modal fisik yang dimiliki sebagai
investasi dari modal finansial. Apabila pengelolaan modal fisik
perusahaan baik dan mencapai atau melebihi target dalam proses
102
produksi dan pendistribusian ke konsumen lancar maka kinerja
perusahaan pun akan meningkat.
3. Modal Intelektual
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal
intelektual berpengaruh signifikan tehadap variabel ROE. Hal ini
sejalan dengan penelitian Serra Ekowati, Mahfudi dan Oman Rusmana
(2011) dan Rosyeni Rasyid (2015). Hal ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan dari modal intelektual akan meningkatkan kinerja BPRS.
Hal ini mengindikasikan bahwa modal intelektual yang dimiliki BPRS
telah mampu menjadi keunggulan kompetitif dalam meningkatkan
kinerja keuangannya yang dicerminkan oleh kemampuannya dalam
menghasilkan laba dari modal sendiri yang dimiliki BPRS tersebut.
103
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan
melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial, komponen modal intelektual berpengaruh yang
signifikan terhadap kinerja keuangan. Modal intelektual memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap ROE, dimana ketika suatu
BPRS mampu meningkatkan nilai modal fisik dan modal finansial
maka kinerja keuangan BPRS tersebut akan cenderung naik. Sementara
variabel modal fisik dan modal finansial tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan BPRS di Provinsi Jawa Timur
selama periode penelitian 2013-2015.
2. Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara komponen modal fisik, modal finansial dan modal
intelektual terhadap kinerja BPRS.
3. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 82%
menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh komponen modal fisik,
modal finansial dan modal intelektual terhadap kinerja BPRS sebesar
82% dan sisanya sebesar 18% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
103
104
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan beberapa
keterbatasannya dapat disimpulkan beberapa saran yang bisa menjadi
masukan bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi manajemen BPRS
Dari penelitian ini diharapkan agar manajemen BPRS dapat
memperhatikan pentingnya modal fisik dan modal intelektual sebagai
alat untuk meningkatkan nilai perusahaan.
2. Bagi nasabah/masyarakat
Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran bagi masyarakat untuk melihat kinerja BPRS agar
masyarakat dapat menentukan strategi investasi jangka pendek dan
jangka panjang, selain itu juga dapat melihat bagaimana manajemen
BPRS mengelola modal fisik dan modal intelektualnya sebagai salah
satu keunggulan.
3. Bagi peneliti berikutnya
Bagi peneliti berikutnya sebaiknya menggunakan rentang
waktu yang lebih panjang dan objek penelitian yang lebih banyak,
serta menambah proksi pengukuran kinerja agar dapat terlihat
bagaimana gambaran yang lebih menyeluruh pengaruh modal fisik,
modal finansial dan modal intelektual.
105
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Pratiwi Dwi. “Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance
dengan Diamond Specification: Sebuah Perspektif Akuntansi”, Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi VIII, 2005
Barney, Jay. “Firm Resources and Sustained Competitive Advantage”, Journal of
Management vol. 17, Maret 1991
Bontis, Nick. Assesing Knowledge Assets: A Review Of The Models Used To
Measure Intellectual Capital, International Journal of Management
Reviews Vol. 3 Issue 1.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009
Djalal, Nachrowi dan Hardius Ustman. Ekonometrika Jakarta. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006
Djazuli, H.A, dan Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, Sebuah
Pengenalan. PT Raja Grafindo. 2002
Ekowati, Serra. “Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial Dan Modal Intelektual
Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”.
Jurnal Vol. 1 No. 1, Universitas Jendral Soedirman, 2012
Eriyanto. Teknik Sampling (Analisis Opini Publik). Yogyakarta. LKIS Yogyakarta.
2007
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2011
Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Keuangan Perbankan Syariah. UIN Press. Jakarta.
2013
Is, Fitriyati. “Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial, Dan Modal Intelektual
Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Food And
106
Beverages Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2009 S.D 2013)”. Jurnal
Ekonomi Volume 22, Nomor 3, Universitas Riau, September 2014.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Press. 2014
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2007
Muhammad. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMP. 2002
Muhari, Syafaat. “Tingkat Efisiensi BPRS di Indonesia: Perbandingan Metode SFA
dengan DEA dan Hubungannya Dengan CAMEL”. Skripsi S1 Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2013
Nazir, Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003
Rosyani, Rasyid. Intellectual Capital Dan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Sektor Keuangan. ISBN: 978-602-17129-5-5. SNEMA. 2015.
Rohmatul Ajija, Shochrul. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta. Salemba
Empat. 2011
Setiabudi, Hendry Y. Akuntansi Ekuitas Dalam Narasi Kapitalisme, Sosialisme,
Dan Islam. Jakarta: Salemba Empat. 2002
Stewart, Thomas A. Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations. New
York: Double Day. 1997
Sujoko, Efferin. Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu pendekatan Praktis.
Malang: Bayu Media Publishing. 2004
Supardi. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta. Change Publication. 2013
Syafri, Sofyan. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Press. 2012
Ulum, Ihyaul. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Malang: Graha
Ilmu. 2009
Ulum, Ihyaul. Intellectual Capital: Model Pengukuran, Framework Pengungkapan
dan Kinerja Organisasi. Malang: UMM Press, 2015
107
Utami, Aty. “Pengaruh Metode Pengukuran Intellectual Capital Berbasis Pasar dan
Nilai Tambah Terhadap Kinerja Pasar dan Kinerja Keuangan”. Skripsi
S1 Universitas Pangeran Diponegoro Semarang, 2013.
Wernerfelt, Birger. “A Resource-Based View of the Firm”, Strategic Management
Journal, Vol. 5 No. 2, April – Juni 1984
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan
Eviews Edisi Keempat. Yogyakarta. UPP STIM YKPN. 2013
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga.
Yogyakarta. Ekonisia. 2009
Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN. 2011
http://bi.go.id/id/publikasi/laporan-keuangan/bank/bpr-syariah/Default.aspx
http://www.ojk.go.id/cfs/Report.aspx?BankTypeCode=BPS&BankTypeName=BP
R%20Syariah
LAMPIRAN
Hasil Common Effect
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 10/13/16 Time: 17:06
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 6
Total pool (unbalanced) observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. MODALFISIK? -1832.389 201.4055 -9.098008 0.0000
MODALFINANSIAL? 1831.685 200.9872 9.113445 0.0000
VAIC? 5.795354 1.494591 3.877553 0.0002 R-squared 0.576344 Mean dependent var 44.73127
Adjusted R-squared 0.563883 S.D. dependent var 16.25322
S.E. of regression 10.73349 Akaike info criterion 7.625950
Sum squared resid 7834.134 Schwarz criterion 7.721556
Log likelihood -267.7212 Hannan-Quinn criter. 7.663969
Durbin-Watson stat 0.516372
Hasil Fixed Effect
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 10/13/16 Time: 17:07
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 6
Total pool (unbalanced) observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 103.4997 28.55977 3.623968 0.0006
MODALFISIK? -548.1484 276.9584 -1.979172 0.0522
MODALFINANSIAL? 536.6927 277.1066 1.936773 0.0573
VAIC? 4.759216 1.386740 3.431946 0.0011
Fixed Effects (Cross)
_ANNISA--C -7.803288
_ARTHAPAM--C -11.38683
_ASRIMAD--C -9.079158
_BAKTISUM--C 9.813836
_BUMIRIN--C 23.37608
_BAKMUR--C -5.570918 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.848986 Mean dependent var 44.73127
Adjusted R-squared 0.829501 S.D. dependent var 16.25322
S.E. of regression 6.711208 Akaike info criterion 6.763411
Sum squared resid 2792.500 Schwarz criterion 7.050229
Log likelihood -231.1011 Hannan-Quinn criter. 6.877469
F-statistic 43.56989 Durbin-Watson stat 1.065670
Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 22.117697 (5,62) 0.0000
Cross-section Chi-square 72.688074 5 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: ROE?
Method: Panel Least Squares
Date: 10/13/16 Time: 17:08
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 6
Total pool (unbalanced) observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 13.76728 19.03468 0.723274 0.4720
MODALFISIK? -1801.199 206.6647 -8.715566 0.0000
MODALFINANSIAL? 1798.516 206.8436 8.695053 0.0000
VAIC? 6.193971 1.597911 3.876293 0.0002 R-squared 0.579626 Mean dependent var 44.73127
Adjusted R-squared 0.560803 S.D. dependent var 16.25322
S.E. of regression 10.77133 Akaike info criterion 7.646341
Sum squared resid 7773.440 Schwarz criterion 7.773816
Log likelihood -267.4451 Hannan-Quinn criter. 7.697034
F-statistic 30.79393 Durbin-Watson stat 0.506432
Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Random Effect
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 10/13/16 Time: 17:09
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 6
Total pool (unbalanced) observations: 71
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 89.51843 26.93498 3.323501 0.0014
MODALFISIK? -693.1300 263.0322 -2.635153 0.0104
MODALFINANSIAL? 683.2550 263.2049 2.595905 0.0116
VAIC? 4.746209 1.366651 3.472876 0.0009
Random Effects (Cross)
_ANNISA--C -6.322452
_ARTHAPAM--C -10.96285
_ASRIMAD--C -7.229623
_BAKTISUM--C 8.836684
_BUMIRIN--C 21.22295
_BAKMUR--C -5.544713 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 11.11008 0.7327
Idiosyncratic random 6.711208 0.2673 Weighted Statistics R-squared 0.247491 Mean dependent var 7.728085
Adjusted R-squared 0.213796 S.D. dependent var 7.669470
S.E. of regression 6.806436 Sum squared resid 3103.947
F-statistic 7.345151 Durbin-Watson stat 0.943660
Prob(F-statistic) 0.000250 Unweighted Statistics R-squared 0.318312 Mean dependent var 44.73127
Sum squared resid 12605.58 Durbin-Watson stat 0.232363
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 4.938238 3 0.0464
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. MODALFISIK? -548.148395 -693.130001 7520.031242 0.0945
MODALFINANSIAL? 536.692679 683.254977 7511.262313 0.0908
VAIC? 4.759216 4.746209 0.055313 0.9559
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: ROE?
Method: Panel Least Squares
Date: 10/13/16 Time: 17:10
Sample: 2013Q1 2015Q4
Included observations: 12
Cross-sections included: 6
Total pool (unbalanced) observations: 71 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 103.4997 28.55977 3.623968 0.0006
MODALFISIK? -548.1484 276.9584 -1.979172 0.0522
MODALFINANSIAL? 536.6927 277.1066 1.936773 0.0573
VAIC? 4.759216 1.386740 3.431946 0.0011 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.848986 Mean dependent var 44.73127
Adjusted R-squared 0.829501 S.D. dependent var 16.25322
S.E. of regression 6.711208 Akaike info criterion 6.763411
Sum squared resid 2792.500 Schwarz criterion 7.050229
Log likelihood -231.1011 Hannan-Quinn criter. 6.877469
F-statistic 43.56989 Durbin-Watson stat 1.065670
Prob(F-statistic) 0.000000