Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, Pertumbuhan ...repository.umrah.ac.id/2240/1/Al...
Transcript of Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, Pertumbuhan ...repository.umrah.ac.id/2240/1/Al...
1
Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan Dan
Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2016
Al Aliya1, Tumpal Manik
2, Fatahurrazak
3
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas audit, debt
default, pertumbuhan perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan terhadap opini
audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-
2016. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan
didapatkan 28 sampel yang memenuhi kriteria dari 138 perusahaan yang menjadi
data observasi. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi logistik. Dalam penelitian ini secara simultan dibuktikan bahwa
kualitas audit, debt default, pertumbuhan perusahaan, dan kondisi keuangan
berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dan secara parsial kualitas audit
dan debt default berpengaruh terhadap opini audit going concern, sedangkan
pertumbuhan perusahaan dan kondisi keuangan tidak berpengaruh terhadap opini
audit going concern.
Kata kunci : Opini audit going concern, kualitas audit, debt default, pertumbuhan
perusahaan, kondisi keuangan perusahaan
ABSTRACT
This research was aimed at analyzing the effect of audit quality, debt
default, company growth and company financial condition to going concern audit
opinion of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange
period 2013-2016. The sampling method of this research is purposive sampling
and obtained 28 samples that meet the criteria of the 138 companies which
become the observation data. Technical analysis used in this research is logistic
regression analysis. In this research showed that simultaneously the audit
quality, debt default, company growth, and financial condition affected to going
concern audit opinion. While that partially, the company growth and finacial
condition not affected to going concern audit opinion.
2
Keywords : going concern audit opinion, audit quality, debt default, company
growth, company financial condition
PENDAHULUAN
Laporan keuangan dalam sebuah perusahaan merupakan hal yang penting.
Karena laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang di
dalamnya dapat digunakan oleh berbagai pihak, termasuk investor. Selain itu,
laporan keuangan digunakan untuk mengambil sebuah keputusan dalam
menentukan kelangsungan hidup (Going concern) perusahaan itu sendiri.
Kelangsungan hidup perusahaan merupakan hal yang penting bagi pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan terutama investor. Keberadaan entitas
bisnis dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup (going concern) perusahaan. Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai
asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang
menunjukkan hal yang berlawanan.
Penilaian terhadap kelangsungan hidup perusahaan dilakukan oleh pihak
independen yaitu auditor. Peran auditor sangat berpengaruh terhadap laporan
keuangan untuk menghindari kecurangan dan penyajian laporan keuangan yang
menyesatkan, sehingga para pengguna laporan keuangan dan investor dapat
mengambil keputusaan yang baik dan benar. Menurut SPAP (2011), Auditor
bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar
terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan
yang sedang diaudit.
Pengeluaran opini audit going concern adalah hal yang tidak diharapkan
oleh perusahaan karena akan berdampak pada kemunduran harga saham,
ketidakpercayaan investor, kreditor, pelanggan dan karyawan terhadap
manajemen perusahaan, serta perusahaan yang kesulitan dalam meningkatkan
modal pinjaman (Krissindiastuti dan rasmini, 2016). Selama ini terdapat beberapa
kasus yang terjadi, ketika auditor melakukan kesalahan dalam mendeteksi
kelangsungan hidup perusahaan, yaitu dengan diberikannya jenis pendapat wajar
tanpa pengecualian (unqualified opinion) atas masalah ketidakpastian
kelangsungan hidup perusahan sedangkan perusahaan mengalami kebangkrutan
pada tahun berikutnya (Kesumojati, Widyastuti, dan Darmansyah, 2017).
Opini audit going concern merupakan suatu opini yang dikeluarkan
auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidup nya (SPAP, 2011). Kualitas audit yang baik akan
menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan
dalam hal pengambilan keputusan. Auditor yang memiliki kualitas audit yang
baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien
mengalami masalah going concern (Suharsono, 2018). Indikator going concern
yang paling banyak digunakan auditor dalam memberikan keputusan audit adalah
kegagalan dalam memenuhi hutangnya (default) (PSA No.30). Jika kondisi
default ini sudah terjadi atau terjadi saat kegiatan negoisasi sedang berlangsung
dalam rangka menghindari default, akan sangat memungkinkan bagi seorang
3
auditor untuk mengeluarkan opini audit going concern bagi perusahaan (Harris,
2015).
Pertumbuhan perusahaan juga mengindikasikan kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan adalah
sebuah skala untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara
keseluruhan. Manajemen dalam mengemban tugasnya sering dihadapkan pada
kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan mengalami kegagalan, dalam kondisi yang tidak sehat dan mengalami
krisis yang berkelanjutan, sehingga mengarahkan perusahaan pada kebangkrutan.
Hal tersebut dapat tercermin pada kondisi keuangan perusahaan (Nanda dan
Siska, 2015).
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh
Kualitas Audit, Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan dan Kondisi Keuangan
Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI 2013-2016 baik secara parsial maupun simultan.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
Kualitas Audit, Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kondisi Keuangan
Perusahaan Terhadap Opinin Audit Going Concern.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Teori Agensi Menurut Eisenhardt, teori keagenan (agency theory) dapat menjelaskan
kesenjangan antara manajemen sebagai agent dan para pemegang saham sebagai
principal atau pendelegator. Dalam hal ini, principal yang mendelegasi pekerjaan
kepada pihak lain sebagai agen untuk melaksanakan tugas pekerjaan. Teori
keagenan menunjukkan kondisi informasi yang tidak lengkap dan penuh
ketidakpastian akan memunculkan masalah keagenan, yaitu adverse selection dan
moral hazard. Adverse selection adalah kondisi yang menunjukkan posisi
principal tidak mendapatkan informasi secara cermat mengenai kinerja
manajemen yang telah menetapkan pembayaran gaji bagi agen (manajemen) atau
program kompensasi lain. Moral hazard berkaitan dengan kondisi principal tidak
mendapatkan kepastian bahwa agen telah berupaya bekerja maksimal untuk
kepentingan pemilik. Hubungan antara principal dan agen membutuhkan adanya
penengah untuk mendapatkan informasi simetris guna mendukung pengambilan
kebijakan secara fair, dalam konteks ini adalah auditor independen yang
menegakkan format pelaporan keuangan standar berbasis nilai akuntansi
(Harmono, 2015:3).
Auditing
Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyatan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2008:9).
4
Opini Audit
Auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan, dalam semua hal material yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan
laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Ada tipe-tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor (Mulyadi,
2008:20-22) yaitu:
1. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian ( Unqualified Opinion)
2. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian dengan Bahasa ( Unqualified Opinion
Report with Explanatory Language)
3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian ( Qualified Opinion)
4. Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion)
5. Pernyataan tidak Memberikan Pendapat ( Disclaimer of Opinion)
Opini Audit Going Concern
Menurut (SPAP, 2011) Opini audit mengenai going concern merupakan
opini audit yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau
ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan
operasinya pada kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak
tanggal laporan keuangan yang sedang di audit.
Auditor harus memberikan opini audit going concern jika menemukan
keraguan terhadap kemampuan perusahaan dalam melanjutkan usahanya. Auditor
harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
tertentu dengan cara sebagai berikut (SPAP, 2011) :
1. Auditor mempertimbangkan apakah seluruh hasil prosedur yang
dilaksanakan menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka waktu pantas (tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan
keuangan yang sedang diaudit). Mungkin diperlukan informasi tambahan
mengenai kondisi dan peristiwa beserta dengan bukti-bukti yang
mendukung informasi yang mengurangi kesangsian auditor.
2. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsuangan hidupnya dalam waktu
pantas, auditor harus:
a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan
untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.
b. Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara
efektif dilaksanakan.
3. Setelah auditor mengevaluasi manajemen, auditor mengambil kesimpulan
apakah auditor masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
waktu pantas.
5
Kualitas Audit
Kualitas audit adalah probabilitas nilai pasar bahwa laporan keuangan
mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan melaporkan
kekeliruan material tersebut (Wardhani, 2017).
Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Kategori
perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four diberi nilai 1 dan kategori
perusahaan yang menggunakan jasa selain KAP yang berafiliasi dengan KAP big
four diberi nilai 0. KAP big four yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(Rianto, 2016):
1. KAP Erns and Young berafiliasi dengan KAP Purwantono, Suherman,
dan Surja.
2. Deloitte Touche Tohmatsu berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio.
3. Klynveld Peat Mavrick Goerdeler (KPMG) berafiliasi dengan KAP
Sidharta dan Widjaja.
4. Pirce Waterhouse Coopers berafiliasi dengan KAP Tanudireja,
Wibisana dan Rekan.
Debt Default
Debt default didefinisikan sebagai kegagalan debitor (perusahaan) dalam
membayar hutang pokok dan atau bunganya pada waktu jatuh tempo (Werastuti
dalam Rahmat, 2016). Ketika jumlah hutang perusahaan sudah sangat besar, maka
aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk menutupi hutangnya,
sehingga akan mengganggu kelangsungan operasi perusahaan, apabila hutang itu
tidak mampu dilunasi, maka kreditor akan memberikan status default (Rahmat,
2016).
Variabel ini diukur dengan menggunakan Debt Ratio. Rasio ini mengukur
sejauh mana aset perusahaan dibelanjai dengan utang yang berasal dari kreditor
dan modal sendiri yang berasal dari pemegang saham (Rosalin, 2015).
Debt Ratio =
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya dan diproksikan dengan rasio
pertumbuhan penjualan. Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk
mengukur kemampuan auditee dalam pertumbuhan tingkat perusahaan. Rasio
tersebut sebagai berikut (Suharsono, 2018) :
Keterangan :
Penjualan Bersih (t) = Penjualan bersih tahun sekarang
Penjualan Bersih (t-) = Penjualan bersih tahun lalu
Pertumbuhan Perusahaan =Penjualan bersih t − Penjualan bersih t − 1
Penjualan bersih t − 1
6
Kondisi Keuangan
Kondisi keuangan perusahaan merupakan cerminan dari tingkat kesehatan
suatu perusahaan. Dalam hal ini, laporan keuangan merupakan salah satu media
yang digunakan untuk mengukur kondisi dan kinerja jangka perusahaan dari
aktualisasi aspek kinerja manajer (Manik, 2011). Kondisi ini digambarkan dari
rasio keuangan yang dapat memberikan indikasi apakah perusahaan dalam kondisi
baik (sehat) atau dalam kondisi buruk (Dwijayanti dan Widodo, 2016).
Model keuangan ini pada dasarnya menggunakan rasio-rasio keuangan
untuk menghasilkan skor tertentu. Model ini menjadi alat bantu auditor dalam
mengeluarkan opini. The Revised Altman Zscore adalah model yang dianggap
akurat dalam memprediksi kegagalan usaha yang menggunakan rumus (Purba
dalam Ginting, 2017):
Dimana:
Z1 = Working capital / total asset
Z2 = Retained earning / total asset
Z3 = Earnings before interest and taxes / total asset
Z4 = Book value of equity / book value of debt
Z5 = Sales / total asset
Dengan ketentuan:
Zscore > 3,00 = Perusahaan dianggap dalam posisi yang aman.
Zscore < 1,80 = Perusahaan dianggap akan mengalami kebangkrutan.
Zscore diantara 1,8 – 3,0 = Grey area ( butuh perhatian khusus).
Kerangka Pemikiran
Pengaruh kualitas audit terhadap opini audit going concern
Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat
berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan.
H1 Kualitas Audit (X1)
Opini Audit Going
Concern
( Y )
H2
Debt Default (X2)
H3
Pertumbuhan Perusahaan (X3) H4
Kondisi Keuangan Perusahaan(X4)
H5
7
Oleh karena itu, auditor bertanggung jawab untuk menyediakan jasa audit yang
berkualitas. Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung
akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien mengalami masalah
going concern ( Syafriliani, 2015).
H1: Diduga kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Pengaruh debt default terhadap opini audit going concern
Berdasarkan teori agensi, prinsipal menilai kerja agen menggunakan pihak
auditor untuk mengetahui keadaan perusahaan. Auditor akan melakukan
pemeriksaan terhadap perusahaan, terutama pada kegiatan hutang. Apabila
perusahaan gagal membayar hutang (debt default) maka keberlangsungan
perusahaan itu akan menjadi diragukan, oleh sebab itu kemungkinan diberikannya
opini audit going concern semakin besar,dan investasi pada pihak luar akan
menurun (Harris, 2015).
H2: Diduga debt default berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
menigkatkan asset. Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Rasio pertumbuhan
penjualan yang positif mengindikasikan perusahaan mendapatkan going concern
(Sari dan Wahyuni, 2014).
H3: Diduga pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit
going concern.
Pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap opini audit going concern Kondisi keuangan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan
sesungguhnya (Ramadhany dalam Prismawardani dan pratomo, 2014). Kondisi
keuangan perusahaan juga mencerminkan kelangsungan kinerja suatu perusahaan
kedepannya. Melalui laporan keuangan, para pengguna laporan keuangan dapat
mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan dan dapat memprediksi apakah
perusahaan tersebut akan tetap bertahan kedepannya (Rahim, 2016).
H4: Diduga kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit
going concern.
H5: Diduga kualitas audit, debt default, pertumbuhan perusahaan, dan
kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
METODELOGI PENELITIAN
Objek Dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang tesedia di link www.idx.co.id. Objek yang menjadi
penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur. Penelitian dilakukan pada laporan keuangan dari tahun 2013-2016.
8
Metode Penelitian
Merode penelitian merupakan suatu teknik atau prosedur yang digunakan
untuk mengumpulkan dan mencari data-data yang behubungan dengan analisis
penelitian sehingga mampu mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel dengan
menganalisis dan menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesis.
Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi merupakan kumpulan dari seluruh elemen sejenis namun dapat
dibedakan satu sama lain karena karateristiknya. Sampel dalam penelitian ini
diperoleh dengan metode purposive sampling yaitu dimana pengambilan sampel
berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2013-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan auditan
selama periode 2013-2016.
3. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dengan
menggunakan satuan mata uang rupiah (Rp) selama periode 2013-2016.
4. Mengalami rugi bersih setelah pajak minimal dua periode laporan
keuangan selama periode pengamatan yaitu 2013-2016.
Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan
setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sebanyak 28 perusahaan dan
112 data observasi.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis
statistik deskriptif dan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi logistik.
Dalam analisis ini terdiri dari uji statistik deskriptif, uji model kelayakan regresi,
uji model fit, dan koefisien determinasi. Metode ini digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara variabel terikat dengan variabel-variabel bebas. Dalam penelitian
ini, analisis regresi logistk digunakan untuk mengetahui pengaruh Kalitas Audit,
Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kondisi Keuangan Perusahaan
terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI 2013-2016.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Uji Statistik deskriptif memberikan gambaran nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum dan minimum dari data observasi penelitian.
Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Debt Default 112 ,0372 3,0291 ,759049 ,6059294 PP 112 -,8980 5,9473 ,114989 ,8495332
KK 112 -13,8249 2,3213 ,324742 2,1621422 Valid N (listwise) 112
Sumber: Data Diolah SPSS, 2018
9
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Opini Audit Going Concern
OAGC
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Non Going Concern Audit Opinion
42 37,5 37,5 37,5
Going Concern Audit Opinion
70 62,5 62,5 100,0
Total 112 100,0 100,0
Sumber: Data Diolah SPSS, 2018
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kualitas Audit
KualitasAudit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid KAP non big four 91 81,3 81,3 81,3
KAP big four 21 18,8 18,8 100,0
Total 112 100,0 100,0
Sumber: Data Diolah SPSS, 2018
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Tabel 4 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 5,420 8 ,712
Sumber: Data Diolah SPSS, 2018
Menguji kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hasil pengujian pada tabel menunjukkan
bahwa nilai Chi-square sebesar 5,420 dengan tingkat signnifikansi sebesar 0,712.
Berdasarkan tabel 4 diatas, diketahui bahwa nilai signifikannya lebih besar
dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai
observasinya.
10
Hasil Uji Model Fit
Tabel 5 -2 Log Likelihood Block 0 : Beginning Block
Sumber : Data Diolah SPSS, 2018
Tabel 6 -2 Log Likelihood Block 1 : Method = Enter Iteration History
a,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant Kualitas
Audit Debt
Default PP KK
Step 1 1 135,936 ,266 -1,146 ,632 -,092 -,064
2 135,049 ,129 -1,256 ,967 -,107 -,084
3 135,013 ,086 -1,281 1,058 -,109 -,086
4 135,013 ,084 -1,282 1,063 -,110 -,086
5 135,013 ,084 -1,282 1,063 -,110 -,086
Sumber: Data Diolah SPSS, 2018
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan telah fit
dengan data atau belum. Dalam pengujian ini yang harus diperhatikan adalah
angka pada bagian -2 Log likelihood. Apabila angka -2 Log likelihood pada awal
(tabel Iteration History Block Number = 0) lebih tinggi daripada angka -2 Log
Likelihood pada Iteration History Block Number = 1 maka hal ini menunjukkan
bahwa model regresi tersebut baik atau fit dengan data.
Dari tabel 5 dan tabel 6 yang merupakan hasil dari pengujian penelitian ini
didapatkan bahwa nilai -2 Log likelihood awal (148,193) lebih tinggi dari nilai
pada Iteration History Block Number = 1 (135,936) yang artinya model yang
dihipotesiskan cocok dengan data.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 7 Koefisien Determinasi
Nilai Nagelkerke R Square pada tabel 7Model Summary menjelaskan
tentang hubungan variabel independen terhadap dependen. Dari tabel tersebut
didapatkan angka 0,151 yang berarti variasi variabel independen (Kualitas audit,
debt default, pertumbuhan perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan) mampu
mengartikan ragam dari variabel dependen (Opini audit going concern) sebesar
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 148,193 ,500
2 148,190 ,511
3 148,190 ,511
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 135,013a ,111 ,151
Sumber: Data Diolah SPSS, 2018.
11
15,1% sedangkan sisanya diartikan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam
model regresi.
Model Regresi Logistik
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh kualitas audit, debt
default, pertumbuhan perusahaan, dan kondisi keuangan perusahaan terhadap
opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.
Tabel 9 Hasil Uji Model Regresi Logistik Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Kualitas Audit -1,282 ,523 6,016 1 ,014 ,278
Debt Default 1,063 ,533 3,968 1 ,046 2,894
PP -,110 ,229 ,229 1 ,632 ,896
KK -,086 ,116 ,548 1 ,459 ,918
Constant ,084 ,401 ,044 1 ,834 1,088
Sumber: Data Diolah SPSS, 2018.
Uji Parsial
Uji hipotesis dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas yaitu kualitas audit, debt default, pertumbuhan
perusahaan, dan kondisi keuangan perusahaan terhadap variabel dependen opini
audit going concern.
1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah diduga kualitas audit
berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dalam hasil pengujian ini
menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah -1,282 dan
hasil signifikansi adalah 0,014 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat diketahui
bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern atau
dengan kata lain H1 diterima.
2. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah diduga debt default
berpengaruh positif terhadap opini audit going concern. Dalam hasil
pengujian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel ini
adalah 1,063 dan hasil signifikansi adalah 0,046 lebih kecil dari 0,05.
Maka dapat diketahui bahwa debt default berpengaruh terhadap opini audit
going concern atau dengan kata lain H2 diterima.
3. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah diduga pertumbuhan
perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dalam hasil
pengujian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel ini
adalah -0,110 dan hasil signifikansi adalah 0,632 lebih besar dari 0,05.
Maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H3 ditolak.
4. Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah diduga kondisi keuangan
perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dalam hasil
pengujian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah -0,086 dan hasil signifikansi adalah 0,459 lebih besar dari 0,05.
Maka dapat diketahui bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak
12
berpengaruh terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H4
ditolak.
Hasil Uji Omnibus Test of Model Coefficient
Tabel 10
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 13,178 4 ,010
Block 13,178 4 ,010
Model 13,178 4 ,010
Sumber: Data Diolah SPSS, 2018
Dari Pengujian Regresi logistik dengan melihat tabel 4.11 diketahui nilai
Chi-Square 13,178 dengan degree of freedom adalah 4. Adapun tingkat signifikan
sebesar 0,010 yang mana lebih kecil dari signifikan 0,05. Sehingga hasil uji
Omnimbus Test of Model Coefficients dapat disimpulkan bahwa dengan
signifikan 4% Kualitas Audit, Debt Defaault, Pertumbuhan Perusahaan dan
Kondisi Keuangan Perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Opini
Audit Going Concern, yang artinya H5 diterima.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Kualitas Audit terhadap Opini Audit Going Concern
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Wahyuni
(2014) serta Mahdi (2017), yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh
terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan audit dikatakan
berkualitas apabila dapat memberikan pernyataan audit sesuai dengan kondisi
perusahaan yang sebenarnya, dan banyak perusahaan yang menggunakan jasa
auditor tersebut. Karena semakin besar skala auditor dalam melakukan audit maka
akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going
concern.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khotimah
(2015) yang menyatakan Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap opini audit
going concern. Hal ini dikarenakan ketuka sebuah KAP sudah memiliki reputasi
yang baik, maka akan berusaha mempertahankan reputasinya itu dan
menghindarkan diri dari hal yang bisa merusak reputasinya tersebut sehingga
mereka akan selalu bersikap objektif terhadap pekerjaannya.
Pengaruh Debt Default terhadap Opini Audit Going Concern
Hasil ini sejalan dengan penelitian Nirmalasari (2014) yang menyatakan
bahwa debt default berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini
menunjukan bahwa ketika jumlah hutang perusahaan lebih besar, maka aliran kas
perusahaan digunakan untuk menutupi hutangnya. Jika perusahaan tidak mampu
melunasi hutangnya, kreditor memberikan status default.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hinarno dan Osesoga (2016) serta Ginting (2017), yang menyatakan bahwa debt
default tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang mendapatkan kondisi debt default (kegagalan membayar hutang)
13
akan tetap berjalan. Walaupun perusahaan tersebut gagal dalam membayar
utangnya tetapi dalam masa tersebut perusahaan melakukan perpanjangan kontrak
atas hutangnya, dalam masa tersebut perusahaan mampu membayar hutang
beserta bunganya pada masa kontrak sebelumnya.
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hinarno dan
Osesoga (2016), Ginting (2017), dan Mahdi (2017) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Hal ini dikarenakan peningkatan penjualan perusahaan belum tentu diikuti oleh
kenaikan laba. Peningkatan beban operasional yang lebih tinggi dibandingkan
peningkatan penjualan akan mengakibatkan laba bersih yang negatif dan
berdampak pada saldo laba ditahan perusahaan.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nursasi dan
Maria (2015) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
terhadap opini audit going concern. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi
tingkat pertumbuhan perusahaan semakin kecil kemungkinan diterimanya opini
audit going concern. Peningkatan penerimaan menunjukkan bahwa perusahaan
mampu melangsungkan usahanya.
Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Opini Audit Going
Concern
Hasil ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hinarno dan
Osesoga (2016) yang menyatakan bahwa kondisi keuangan tidak berpengaruh
terhadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan auditor tidak hanya
melihat prediksi kebangkrutan saja, tetapi melihat keseluruhan keuamgan
perusahaan dan rencana manajemen untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ginting dan Suryana (2014) yang menyatakan bahwa kondisi keuangan
berpengaruh tehadap opini audit going concern. Hal ini dikarenakan auditor
cenderung mengeluarkan opini audit going concern ketika kemungkinan
kebangkrutan lebih dominan. Semakin buruk kondisi perusahaan tersebut maka
semakin besar perusahaan menerima opini audit going concern.
Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan, dan
Kondisi Keuangan Terhadap Opini Audit Going Concern
Hasil pengujian terhadap kualitas audit, debt default, pertumbuhan
perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan dengan nilai signifikansi 0,010 yang
lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H5 diterima atau kualitas
audit, debt default, pertumbuhan perusahaan dan kondisi keuangan secara
simultan berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2016 yang bertujuan untuk melihat
apakah Kualitas Audit, Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kondisi
14
Keuangan berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern pada perusahaan
tersebut. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 138 perusahaan dan sampel
berjumlah 28 perusahaan, sehingga data observasi dalam penelitian ini sebanyak
112 data. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, adapun kesimpulan dari penelitian
ini adalah :
1. Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap Opini Audit Going Concern
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
2. Debt Default berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016.
3. Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Opini Audit Going
Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016.
4. Kondisi Keuangan Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Opini Audit
Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016.
5. Kualitas Audit, Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kondisi
Keuangan Perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap Opini Audit
Going Concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2016.
Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya dan penarikan
kesimpulan akhir yang dilakukan, maka beberapa saran yang dapat diajukan
sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat menambahkan
variabel yang akan diteliti seperti rasio keuangan, sehingga penelitiannya
akan lebih baik dalam memprediksi opini audit going concern.
2. Memberikan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI, tidak hanya
perusahaan manufaktur saja tetapi juga bisa menggunakan perusahaan
perbankan, transportasi, real estate, property dan lain sebagainya.
3. Menambah jumlah tahun pengamatan sehingga dapat melihat
kecenderungan trend penerbitan opini audit going concern oleh auditor
dalam jangka panjang.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dwijayanti, S Patricia Febrina dan Widodo, Agus. 2016. Faktor Keuangan dan
Non Keuanan yang Memengaruhi Penerbitan Opini Audit Going Concern
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis AirlanggaVol 26, No 3.
Elmawati, Dian. 2014. Pengaruh Reputasi Kantor Akuntan Publik (Kap), Audit
Tenure, dan Disclosure Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern. Skripsi . Universitas Diponegoro Semarang.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginting, Chyntia Novtalina BR. 2017. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, Debt Default, dan Opini Tahun
Sebelumnya Pada Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2016. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.
Ginting, Suriani dan Suryana, Linda. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 4, No
02.
Hangoluan, Briliant. 2014. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Opinion Shopping, dan Audit Client Tenure terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012). Skripsi. Universitas
Diponegoro Semarang.
Harmono. 2015. Manajemen Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Harris, Randy. 2015. Pengaruh Debt Default, Disclosure, Opini Audit Tahun
Sebelumnya,Ukuran Perusahaan, dan Opinion Shopping Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2013). Skripsi. Universitas
Dipenogoro Semarang.
Herawati dan Santoso, Hendra F. 2015. Pengaruh Disclosure Level, Leverage
Ratio, Dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi, Vol 15, No 02.
Hinarno, Ella dan Osesoga, Maria Stefani. 2016. Pengaruh Kualita Auditor,
Kondisi Keuangan, Kepemilikan perusahaan, Disclosure, Pertumbuhan
Perusahaan dan Debt Default terhada Opini Audit Going Concern (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014).
Ultima Accounting Vol. 8 No. 2 Desember.
16
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntansi Publik. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Kesumojati, Sister Clara Islamy, et.al. 2017. Pengaruh Kualitas Audit, Financial
Distress, Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.
Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi Vol. 3 No. , Hal. 62-76.
Khotimah, Oktaviani Rizqi Khusnul. 2015. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern ( Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013).
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Krissindiastuti, Monica dan Rasmini, Ni Ketut. 2016. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, Vol.14.1 Januari 2016: 451-481.
Mahdi. 2015. Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure,Opini Audit Sebelumnya
Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern.
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2014). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Manik, Tumpal. 2011. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Komisaris
Independen, Komite Audit, Umur Perusahaan Terhadap Kinerja
Keuangan (Studi Empiris Perusahaan Property & Real Estate di BEI).
JEMI, Vol.2, No.2 Desember.
Mulyadi. 2008. Auditing. Salemba Empat.
Nadia, Nurul Fitri. 2015. Pengaruh Tenur KAP, Reputasi KAP Terhadap Kualitas
Audit. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XIII No. 26 Maret.
Nanda, Fini Rizki dan Siska. 2015. Pengaruh Audit Tenure, Disclosure, Ukuran
Kap, Debt Default, Opinion Shopping dan Kondisi Keuangan Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern (Pada Perusahaan yang
Terdaftar Pada Index Syariah BEI). Jurnal Ekonomi, Manajemen dan
Akuntansi I Vol. 24 No. 1.
Nursasi, Enggar dan Maria, Evi. 2015. Pengaruh Audit Tenure, Opinion
Shopping,Leverage, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Perbankan Dan
Pembiayaan Yang Go Public Di BEI. Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1:
37 – 4.
Putrady, Gea Cherlita. 2014. Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang
Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi.
Universitas Diponegoro Semarang.
17
Rahim, Syamsuri. 2016. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Kualitas Audit
dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern.
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vol.11 No. 2
Rahmat, Zulfikri. 2016. Pengrauh Debt Default. Disclosure, Audit Client Tenure,
dan Audit Lag Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia. Jom
Fekon, Vol.3 No.1.
Rianto, Kharisma. 2016. Pengaruh Kualitas Auditor, Debt Default, Opinion
Shopping,Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Reputasi KAP Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur di BEI). JOM Fekon Vol.3 NO.1.
Rini, Melinda Septa. 2015. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Kualitas
Audit dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2011-2013). Skripsi. Universitas Multimedia Nusantara Tangerang.
Rosalin, Feronika. 2015. Pengaruh Kualitas Audit, Kelalaian Membayar Hutang,
Pergantian Auditor Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis (JENIUS), Vol. 5 No. 3.
Sari, Ratna Dewi dan Wahyuni, Sri. 2014. Pengaruh Kualitas Audit,
Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Opini
Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Periode 2011-2013. KOMPARTEMEN, Vol. XII No.1.
Setiawan, Budi. 2013. Menganalisa Statistik Bisnis Dan Ekonomi Dengan SPSS
21. Yogyakarta: CV Andi Offset .
Setiawan, Feri dan Suryono, Bambang. 2015. Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Dan Leverage Terhadap Opini
Audit Going Concern. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 3.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung:
Alfabeta.CV.
Suharsono, Riyanto Setiawan. 2018. Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default,
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern. Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi, Keuangan dan Pajak Volume 2,
Number 1.
Syafriliani. 2015. Pengaruh Kualitas Audit, Likuiditas, Kondisi Keuangan
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaaan, Dan Opini
Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Pengungkapan Going Concern Pada
Perusahaan Manfaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013. Jom
FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober.
18
Upik, Nurul Fatma dan Mudyadji, Iri. 2017. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan
dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil &
Garmen Terdaftar di BEI). Jurnal Penelitian Ekonomi dan Riset, Vol 1, No
1.
Wardhani, Diah Febriyanti. 2017. Pengaruh Prediksi Kebangkrutan,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Kualitas Audit Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Garmen dan
Tekstil yang Listing di BEI periode 2010-2015). Skripsi. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
www.idx.co.id