Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

download Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

of 88

Transcript of Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    1/88

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    2/88

    LEMBAR JUDUL

    PENGARUH KAPITALISME GLOBAL TERHADAP PERILAKU INDIA DALAMKONFLIK INDIA – PAKISTAN TAHUN 2008 - 2014

    SKRIPSI

    Disusun Oleh :

    Ferry Subiyanto0811243023

    PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

    2015

    LEMBAR PERSETUJUAN

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    3/88

    Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku Konflik India Dalam Konflik India –

    Pakistan Tahun 2008 – 2014

    SKRIPSI

    Disusun oleh :

    Ferry Subiyanto

    NIM : 0811243023

    Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbimbing

    Malang, Agustus 2015

    Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

    Aswin Ariyanto Azis, S.IP, MDevSt Karina Putri Indrisari. B.A.,MA.

    NIP 197802202010121001 NIK. -

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi Hubungan Internasional

    Dian Mutmainah. S.IP.,M.A. NIP. 197803192005012002

    LEMBAR PENGESAHAN

    Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku Konflik India Dalam Konflik India –

    Pakistan Tahun 2008 – 2014

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    4/88

    SKRIPSI

    Disusun oleh :

    Ferry Subiyanto NIM : 0811243023

    Telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam ujian Sarjana pada tanggal 28 Agustus 2015

    Tim Penguji :

    Ketua Majelis Penguji Sekertaris Majelis Penguji

    Muhammad. Riza Hanafi, S.IP, M,IP Yusli Effendi. S.IP.,MA NIP. 2011018002071001 NIP. 197804232009121001

    Anggota Majelis Penguji I Anggota Majelis Penguji II

    Aswin Ariyanto Azis, S.IP, MDevSt Karina Putri Indrasari, B.A.,M.A NIP. 197802202010121001 NIP. -

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Prof. Dr. Ir. H. Darsono Wisadirana, MS NIP. 19561227 198312 1 001

    LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

    Nama: Ferry Subiyanto

    NIM: 0811243023

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    5/88

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Kapitalisme

    Global Terhadap Perilaku India dalam Konflik India – Pakistan Tahun 2008 - 2014 “

    adalah benar-benar karya sendiri . Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi

    tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka, dan apabila di kemudian hari terbukti

    pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku.

    Malang, Agustus 2015

    Ferry Subiyanto NIM. 0811243023

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    6/88

    “Extraordinary claims require extraordinary evidance”

    Carl Sagan

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis haturkan pada semesta alam atas setiap penyertaan dan

    keharmonisannya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

    “Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India dalam Konflik India – Pakistan

    Tahun 2008 - 2014 “ dalam prosesnya penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan arahan

    dari semua yang ada dibawah penulisan ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik.

    Teruntuk:

    1. Google dan Laptop HP pavilion dv3

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    7/88

    2. Ibu, Bapak, Adik, Kakak dan my love atas dukungan dan kesabarannya

    3. Dosen pembimbing skripsi:

    Bapak. Aswin Ariyanto Aziz, S.IP, MDevSt

    Ibu. Karina Putri Indrisari, B.A.,M.A

    4. Dosen penguji skripsi:

    Bapak. Muhammad Riza Hanafi, S.IP,M.IP

    Bapak. Yusli Effendi S.IP, MA

    5. Mas Dadang, Mbak Ina dan seluruh dosen di Jurusan Hubungan Internasional

    Universitas Brawijaya

    6. Teman-teman terutama Resimen 2008 dan seluruh pihak yang membantu

    terselesaikannya penyusunan skripsi ini

    Penulis menyadari bahwa masih dapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

    sehingga penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca, dan semoga

    tulisan ini dapat memberikan manfaat.

    Malang, Agustus 2015

    Penulis

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL …………………………………… i

    LEMBAR PERSETUJUAN ………………………… ii

    LEMBAR PENGESAHAN ………………………… iii

    LEMBAR PERNYATAAN ………………………… iv

    LEMBAR PERSEMBAHAN ……………………… .. v

    KATA PENGANTAR ……………………………… .. vi

    DAFTAR ISI ………………………………………… vii

    DAFTAR TABEL …………………………………… ix

    DAFTAR GRAFIK .................................................. x

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    8/88

    DAFTAR CHART …………………………………… xi

    ABSTRAK …………………………………………… xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah.......................... 1

    1.2 Rumusan Masalah …….......................... 12

    1.3 Tujuan P enelitian ………....................... 12

    1.4 Manfaat Penelitian...................................... 12

    BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

    2.1 Studi Terdahulu .......................................... 14

    2.1.1 Democratic vs Capitalist Peace : A Test In Developing world ............... 14

    2.1.2 History As The Architect Of The

    Present : What Made Kashmir The

    Nucleus Of South Asia Terorism?

    India – Pakistan Conflict And It’s

    Impact On U.S Homeland Security ... 17

    2.2 Kajian Teori ............................................. 20

    2.3.1 Capitalist Peace Theory................... 20

    2.3 Definisi Konseptual.................................. 23

    2.3.1 Kapitalisme Global.......................... 23

    2.4 Variabel ..................................................... 37

    2.4.1 Variabel dependent ........................ 37

    2.4.2 Variabel Independent ..................... 37

    2.4.1 Oprasionalisasi ............................. 39

    Tabel 1....................................................... 40

    2.4.2 Alur Pemikiran ................................. 42

    2.5 Argumen Utama.......................................... . 43

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian ........................................... 44

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    9/88

    3.2 Ruang Lingkup Penelitian...................... 44

    3.2.1 Batasan Kajian ............................ 44

    3.2.2 Batasan Waktu .............................. 44

    3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................... 45

    3.4 Teknik Analisa Data ............................. 45

    3.5 Sistematika Penulisan ............................ 45

    BAB IV Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap India 47

    4.1 Kebangkitan ekonomi India ................... 51

    4.2 India dan Globalisasi Ekonomi .............. 52

    BAB V Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku Konflik India – Pakistan58

    5.1 Konflik India Pakistan ........................ 58

    5.2 Demokrasi di India ............................ 62

    5.3 Pasar dan Pertumbuhan Ekonomi India.. 64

    5.4 Kepentingan Ekonimi India dan Pakistan.. 67

    BAB VI KESIMPULAN 72

    6.1 Saran ................................................ 83

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Variabel, Indikator, dan Operasionalisasi Capitalist Peace Theory 41

    Tabel 5.1 Ekspor – Import India Pakistan ............................ 64

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    10/88

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4.1 Indeks kemudahan Berbisnis di Pakistan ........................ 55

    Grafik 4.2 Tabel Indeks daya saing bisnis Pakistan ....................... 56

    Grafik 5.1 Tingkat Pengangguran India ..................................................... 60

    Grafik 5.2 PDB Pakistan .................................................................. 61

    Grafik 5.3 Indeks Korupsi Pakistan .......................................... 73

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    11/88

    DAFTAR CHART

    Chart 1.1 Perdagangan India – Pakistan ................................................ 6

    Chart 5.1 Tingkat Inflasi Pakistan ................................................ 62

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    12/88

    ABSTRAK

    PENGARUH KAPITALISME GLOBAL TERHADAP PERILAKU INDIA DALAMKONFLIK INDIA – PAKISTAN TAHUN 2008 - 2014

    Penulis : Ferry Subiyanto NIM : 0811243023Pembimbing : Aswin Ariyanto Aziz, S.IP, MdevSt dan Karina Putri Indrisari,

    B.A.,M.AJumlah Halaman : XIV + 83 HalamanTahun : 2015

    Konflik antara India dan Pakistan merupakan salah satu isu besar dunia umumnya dan kawasan

    Asia Selatan khususnya. Konflik kedua negara yang berlangsung hampir sama dengan usia

    kedua negara itu sendiri menjadi isu yang menarik untuk dibahas karena fluktuasi dan dinamika

    konflik kedua negara yang unik. Masuknya India dalam pusaran arus perdagangan global telah

    membawa banyak perubahan dalam berbagai kebijakan India termasuk kebijakan politik dan

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    13/88

    militer India terhadap Pakistan. Kebangkitan ekonomi India telah membawa India menjadi

    salah satu negara yang diperhitungkan dalam arus perdagangan global.

    Dalam skripsi ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kemajuan dalam bidang perekonomian

    India yang menyebabkan India terintegrasi dalam sistim kapitalisme global mampu mengubah

    perilaku konflik dengan negara tetangganya tersebut. capitalist peace theory bukanlah hal baru

    dalam kajian hubungan internasional. Pemikir-pemikir Liberal klasik seperti Montesquieu,

    Paine, Bastiat, Mill, Cobden, Angell dan lain-lain melihat bahwa kekuatan kapital dan pasar

    adalah kekuatan yang mampu mengakhiri peperangan

    Kata Kunci :

    Capitalist Peace, kapitalisme Global, perilaku konflik

    ABSTRACT

    EFFECT OF GLOBAL CAPITALISM IN THE INDIA CONFLICTBEHAVIOR IN INDIA – PAKISTAN CONFLICT AT THE YEAR OF

    2008 – 2014

    Writer : Ferry SubiyantoStudent ID Number : 0811243023Lecturer : Aswin Ariyanto Aziz, S.IP, MdevSt dan Karina Putri Indrisari,

    B.A.,M.A Number o Pages : XIV + 83 PagesYear : 2015

    The conflict between India and Pakistan is one of the major issues of the world in general and

    South Asia in particular. Conflict between the two countries which lasted nearly the same as

    the age of both the state itself becomes an interesting issue to discuss because fluctuations and

    dynamics of the conflict between the two countries is unique. The inclusion of India in the

    vortex of global trade flows have brought many changes in the policies of India, including

    India's political and military policy towards Pakistan. India's economic resurgence has brought

    India into one of the country are taken into account in global trade flows.

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    14/88

    In this thesis, the researcher wanted to know how Indian economic progress which led India

    integrating in the global capitalist system is able to change the behavior of the conflicts with

    its neighbor. capitalist peace theory is not new in the study of international relations. Classical

    Liberal thinkers like Montesquieu, Paine, Bastiat, Mill, Cobden, Angell and others to see that

    the power of capital and the market is a force capable of ending the war.

    Key Words :

    Capitalist Peace, global capitalism, conflict behaviour

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    15/88

    BAB I

    Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Konflik antara India dan Pakistan merupakan salah satu isu besar dunia umumnya

    dan kawasan Asia Selatan khususnya. Konflik kedua negara yang berlangsung hampir sama

    dengan usia kedua negara itu sendiri menjadi isu yang menarik untuk dibahas karena fluktuasi

    dan dinamika konflik kedua negara yang unik.

    Sejak kemerdekaannya dari Inggris, India telah dan Pakistan telah terlibat empat

    perang besar, tidak termasuk perang yang tidak dideklarasikan seperti konflik perbatasan India

    - Pakistan dan kebuntuan militer. Empat perang besar itu diantaranya adalah, Yang pertama,

    perang India-Pakistan tahun 1947 ( First Kashmir War) Ketika Pakistan mengklaim dan

    merebut 1/3 wilayah Pakistan, India kemudian membalas dengan mengirimkan pasukan ke

    Gurdaspur. Perang ini menyebabkan terpicunya salah satu migrasi dan pembantaian manusiaterbesar dalam sejarah Asia Selatan. 1

    Kedua, perang India-Pakistan tahun 1965, perang dimulai ketika Pakistan

    mengadakan operasi Gibraltar, yang bertujuan masuk ke Jammu dan Kasmir dan dengan

    menggunakan pasukan gerilya dengan tujuan memicu gelombang pemberontakan Kasmir

    terhadap India atau paling tidak membuat isu Kasmir menjadi perhatian dunia internasional. 2

    India kemudian merespon dengan meluncurkan serangan militer ke Pakistan bagian barat.

    Tujuh belas hari perang menyebabkan ribuan korban dikeduabelah pihak, serta perang ini

    tercatat sebagai pertempuran tank terbesar setelah perang dunia II. 3 Gencatan senjata kemudian

    1 Lih. Lyon, Peter. Conflict between India and Pakistan : an encyclopedia . ABC-CLIO. Hal 97-99http://bit.ly/1Jolvnj 2

    Lih. Library of Congress Country Studies The Indo-Pakistani War of 1965. Diakses tanggal 18 Februari 2015http://memory.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd/cstdy:@field(DOCID+pk0152) 3 Op Cit. Lyon, Peter

    http://bit.ly/1Jolvnjhttp://bit.ly/1Jolvnjhttp://memory.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd/cstdy:@field(DOCID+pk0152)http://memory.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd/cstdy:@field(DOCID+pk0152)http://memory.loc.gov/cgi-bin/query/r?frd/cstdy:@field(DOCID+pk0152)http://bit.ly/1Jolvnj

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    16/88

    dideklarasikan setelah intervensi diplomatik dari Uni Soviet dan AS. Kedua belah pihak

    mengklaim memenangkan peperangan namun fakta dilapangan membuktikan bahwa India

    dalam posisi mengungguli Pakistan ketika gencatan senjata dideklarasikan. 4

    Perang yang ketiga adalah, perang India-Pakistan 1971. Perang ini termasuk

    tidak melibatkan isu Kasmir sebagai pemicunya. Ketika Bangladesh meminta dan

    mendeklarasikan kemerdekaannya dari Pakistan, Pakistan meresponnya dengan melakukan

    operasi Searchlight menyebabkan 10 juta penduduk Bangladesh mengungsi ke India. India

    kemudian mengintervensi dengan mensuport Bangladesh Liberation Movement, Pakistan

    kemudian melakukan Pre-emptive attack yang berujung pada peperangan antara kedua negara,

    selama dua minggu pertempuran yang intens, tentara Pakistan kemudian menyerah yang

    kemudian melahirkan Republik Rakyat Bangladesh. Perang ini merupakan perang terbesar

    kedua negara, hal itu dibuktikan oleh jumlah korban, tawanan perang dan korban sipil yang

    mencapai 90.000 jiwa. 5

    Perang India-pakistan 1999 ( Kargil War ) adalah perang keempat antara kedua

    negara. Perang ini dimulai pada awal Juli 1999 ketika pasukan Pakistan bersama pemberontak

    Kasmir menyebrangi Line of Control (LoC) dan menduduki teritori India yaitu distrik Kargil.

    India kemudian merespon dengan meluncurkan serangan militer berskala besar. Komunitas

    Internasional yang dipimpin oleh AS melakukan tekanan diplomatik ke Pakistan dan

    menyerukan Pakistan untuk segera menarik pasukannya dari wilayah India. Pada akhir Juli

    pertempuran telah berhenti. Perang Kargil adalah konflik pertama kedua negara pasca

    keduanya secara resmi melakukan tes senjata nuklir. 6

    4

    Ibid hal 1295 Ibid hal 306 Ibid hal 96-97

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    17/88

    Sementara konflik bersenjata atau undeclared war termasuk konflik skala kecil

    dan kebuntuan militer India - Pakistan telah delapan kali terjadi, diantaranya adalah, Konflik

    Siachen. Pada tahun 1984 India meluncurkan Operasi Meghdoot, menduduki sebagian wilayah

    Siachen Glacier. Pertikaian meletus pada tahun 1985, 1987 dan 1995. Pakistan gagal mengusir

    India dari wilayah itu. 7

    Kemudian disusul Integrasi India dengan Junagadh pada tahun 1947,

    wilayah Junagadh memiliki penduduk yang mayoritas memeluk Hindu. Pemimpin Muslim

    diwilayah itu menyerukan untuk bergabung dengan Pakistan pada 15 September 1947. Namun

    kemudian banyak terjadi konflik komunal yang membuat India masuk kewilayah itu, Pakistan

    menuding India melanggar hukum internasional, namun setelah diadakan refrendum pada 20

    Februari 1948, wilayah Junagadh menjadi milik India. 8

    Kemudian ada Operasi Brasstacks. Oprasi Brasstacks adalah sebuah manuver

    militer yang dilakukan oleh India antara November 1986 dan Januari 1987. Pakistan merespon

    manuver ini dengan memobilisasi pasukannya diperbatasan yang kemudian meningkatkan

    tensi antar kedua negara. 9

    Lalu pada tahun 2001-2002 terjadi kebuntuan militer, kebuntuan militer ini

    diawali serangan teroris di perlemen India pada 13 Desember 2001, serangan teroris digedung

    parlemen India ini menimbulkan korban yang mencapai 12 orang ditambah lima orang korban

    dari pihak teroris. Sebelumnya serangan terjadi dalam sidang legislatif pada 1 Oktober 2001.

    Kedua serangan itu memicu India untuk melakukan tindakan militer berupa peningkatan

    kekuatan militer diperbatasan India-Pakistan pada tahun yang sama. 10

    7 Ibid hal 828 Ibid hal 929

    Ibid hal 12910 Peter R. Lavoy , Asymmetric Warfare in South Asia: The Causes and Consequences of the Kargil Conflict 2009 ,Cambridge University Press, Cambridge, hal 326

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    18/88

    Dalam sepuluh bulan berikutnya, India dan Pakistan memobilisasi hampir satu

    juta pasukan ke perbatasannya masing-masing. Banyak dari pengamat India percaya bahwa

    peluang terjadinya konfrontasi nuklir adalah minimal karena, menurut pandangan mereka,

    pemimpin-pemimpin India masih dalam kontrol dalam kebuntuan militer ini.

    Selanjutnya pada 2008, India mengalami kebuntuan militer pasca serangan

    teroris di Mumbai yang memicu upaya diplomatik kedua negara. Saat itu India merespon

    serangan teroris Pakistan dengan menggerakkan pasukan bersenjatanya ke perbatasan Pakistan,

    hal ini didasari pada tuduhan India bahwa Pakistan menggunakan teroris sebagai proxy untuk

    menyerang India, upaya India diikuti dengan respon Pakistan yang menggerakan pasukan

    bersenjatanya ke perbatasan India. Pemerintah India mengindikasikan kemungkinan serangan

    ke Pakistan, namun tensi turun dan keduannya menjauhkan tentaranya satu dengan yang lain. 11

    Di sisi lain, tahun 1991, menteri ekonomi India Manmohan Singh menginisiasi

    liberalisasi ekonomi, ini merupakan awal India membuka ekonominya yang sebelumnya

    sedikit dipengaruhi nilai-nilai sosialis dan terpusat. 12 Sejak saat itu pemerintah India

    menurunkan tarif dan suku bunga, serta mengakhiri monopoli BUMN. India juga membuat

    kebijakan yang melonggarkan modal asing untuk masuk, bahkan modal asing masuk secara

    otomatis langsung mendapat ijin pemerintah. 13.

    Era 1990-an adalah era dimana kemajuan ekonomi dan militer India memasuki fase

    kenaikan yang tinggi, hal ini membuat India menjadi negara yang berpengaruh secara politik

    di kawasan Asia Selatan. India menjadi salah satu dari sedikit negara dikawasan Asia Selatan

    11 Stolar,Alex. To The Brink : Indian Decision-Making And The 2001-2002 Standoff , Stimson Center,Washington DC, 2008 hal 812Mahtaney, Piya. India, China and Globalization : The Emerging Superpower and the Future of Economic

    Development . Palgrave Macmillan. New York. 2007 Hal 1813Ahuja, Sandeep et al. Economic Reform In India : Task Force Report . The Harris School. University of Chicago.2006. Hal 7-8

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    19/88

    yang memiliki teknologi nuklir. Namun, meskipun ekonomi dan militer sebesar India, Pakistan

    membuktikan bahwa mereka mampu mengimbangi India di kawasan Asia selatan.

    Pada awal tahun 2000, India telah memasuki ekonomi pasar bebas, India telah

    berhasil menghilangkan kontrol pemerintah terhadap ekonominya dan meningkatkan angka

    harapan hidup, edukasi, dan ketahanan pangan, meskipun kelompok urban lebih banyak

    diuntungkan daripada kelompok agrikultur. 14 Era awal tahun 2000 diikuti dengan peningkatan

    yang sangat signifikan terhadap perdagangan kedua negara, berikut tabel perdagangan India –

    Pakistan dari tahun ke tahun :

    Chart 1.1 Perdagangan India dan Pakistan

    Sumber: Direction of Trade Statistic IMF 15

    Dari chart diatas dapat dilihat bahwa penurunan tingkat perdagangan antara

    India dan Pakistan terjadi pada 1999 – 2000 waktu yang bertepatan dengan Kargil War, 2000

    – 2002 bertepatan dengan 2002 military stand-off antara India dan Pakistan menjadi titik

    14Ibid hal 17-2015 Acharya, Loknath dan Marwaha Ashima. Status Paper on India – Pakistan Economic Relation .Federation of Indian Chamber of Commerce and Industry. 2012 Hal. 8

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    20/88

    terendah perdangangan India dan Pakistan setelah era tahun 1970-an. Perdagangan kedua

    negara mulai naik dengan sangat signifikan pada tahun 2002 – 2004 sebelum akhirnya turun

    satu level pada tahun 2008 bertepatan dengan krisis Mumbai. Namun, pasca tahun 2008

    perdagangan kedua negara melaju dengan pesat dari angka total US$ 18 milyar menjadi lebih

    dari US$ 25 milyar ditahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi antar negara

    berkorelasi dengan situasi politik yang terjadi saat itu.

    Menurut IMF GDP India berdasarkan purchacing power parity meningkat dari

    selalu meningkat dari 2011 sampai 2015, sama sekali tidak mengalami penurunan. 16 India juga

    termasuk dalam G-20 serta anggota lima besar kekuatan ekonomi baru atau BRICS (Brazil,

    Russia, India, China, and South Africa).

    Masuknya India dalam pusaran arus perdagangan global telah membawa banyak

    perubahan dalam berbagai kebijakan India termasuk kebijakan politik dan militer India

    terhadap Pakistan. Kebangkitan ekonomi India telah membawa India menjadi salah satu negara

    yang diperhitungkan dalam arus perdagangan global. Dalam bukunya The World is Flat,

    Thomas L. Freidman memaparkan contoh praktis masuknya India dalam kapitalisme global,

    Friedman mencoba melacak proses pembuatan notebook Dell Inspiron 600m yang dia pakai

    untuk menulis bukunya. Dari hasil penelitiannya mengenai alur komoditas komponen untuk

    merakit 1 unit Dell Inspiron, dia menemukan bahwa 1 unit perakitan laptop ternyata melibatkan

    puluhan aktor di tempat yang berbeda-beda. Dia menemukan bagaimana gangguan proses

    distribusi LCD di Cina mampu mengganggu aliran suplai barang di Malaysia dan bahkan

    negara-negara lainnya. 17

    16

    International Monetary Fund. World Economic Outlook Database, April 2014 http://bit.ly/1A0SrxV Diakses 5September 201417 Friedman, L Thomas. The World is Flat . Picador. New York, 2006 hal 581

    http://c/Users/pavilion/AppData/Roaming/Microsoft/Word/World%20Economic%20Outlook%20Database,%20April%202014http://c/Users/pavilion/AppData/Roaming/Microsoft/Word/World%20Economic%20Outlook%20Database,%20April%202014http://bit.ly/1A0SrxVhttp://bit.ly/1A0SrxVhttp://bit.ly/1A0SrxVhttp://bit.ly/1A0SrxVhttp://c/Users/pavilion/AppData/Roaming/Microsoft/Word/World%20Economic%20Outlook%20Database,%20April%202014

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    21/88

    Berdasarkan paparan Friedman diketahui bahwa mekanisme kapitalisme yang

    masuk melalui globalisasi akan membuat ekonomi negara-negara terlihat seperti simponi yang

    saling terhubung, terintegrasi dan saling bergantung satu sama lain. Satu unit laptop bisa jadi

    adalah bagian dari globalisasi ekonomi yang membentuk dunia baru, dan tatanan ini tidak dapat

    mentoleransi konflik yang dapat menggoyang kestabilan interdependensi ek onomi negara-

    negara. 18

    Mekanisme kapital membuat negara-negara terhubung melalui sistem

    perdagangan dunia menjanjikan kesejahteraan dan stabilitas ekonomi di Jepang, Korea Selatan,

    Taiwan membuat negara-negara lain memutuskan mengikuti jejak mereka, karena menjadi

    bagian dari sistem tersebut sama dengan menjadi bagian dari sesuatu yang besar, negara

    menjadi esensial dimata dunia selagi negara itu menumbuhkan ekonominya. 19

    India merupakan salah satu pemain utama industri teknologi dunia. Pusat riset

    terbesar General Electric diluar AS berada di Bangalore, mempekerjakan tujuh ratus insinyur,

    desainer dan ilmuan. Chip utama bagi hampir semua merk Handphone didesain di Bangalore.

    Avis Online, salah satu perusahaan persewaan mobil di manage di Bangalore. Delta dan British

    Airways melacak barang bawaan penumpangnya melalui Bangalore, dan pusat akunting dan

    perawatan IT bagi perusahaan-perusahaan global berpusat di Bangalore, Chennai, dan kota-

    kota India lainnya. 20

    Bagimana India masuk ke dalam arus kapitalisme global ini tentu saja tidak lahir

    begitu saja. Proses peran itu tidak hanya melulu berada di ranah praktis ekonomi tapi juga

    memiliki proses pergeseran yang sifatnya ideologis. Yaitu, proses pergeseran dari

    merkantilisme ke liberalisme, dan dari proteksionisme ke sistim pasar bebas.

    18

    ibid19Ibid hal 59820Ibid hal 591

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    22/88

    Pendekatan Klasik Liberal abad ke-19 telah secara terang mengakhiri era sistim

    Merkantilisme dimana pemerintah mengontrol perdagangan, pembatasan ekspor dan import.

    Era ini kemudian membuka level internasionalisasi sistem perburuhan. Pendekatan klasik

    liberal era abad ke-19 melihat bahwa menghilangkan batasan perdagangan dan tarif antar

    negara bisa secara signifikan mengurangi bahkan menghilangkan peperangan antar negara.

    Keohane dan Nye (1977 dalam emiel Awad (2013)) melihat bahwa

    ketergantungan ekonomi antar negara menciptakan kelemahan baru bagi negara, kelemahan itu

    berupa kerentanan suatu negara ketika dia tidak menemukan/mendapat partner dalam

    berdagang. 21 Ketika negara-negara telah membangun sistem ekonomi yang memungkinkan

    mereka untuk saling bergantung secara ekonomi maka negara-negara itu akan cenderung

    menghindari konflik, hal ini diakibatkan karena mereka akan rentan dan dengan mudah dapat

    terkena hukuman dari negara-negara partnernya.

    Pendekatan liberal melihat ketergantungan ekonomi dapat memunculkan

    hubungan antar pemerintahan yang damai dikarenakan sifat simbiosis mutualisme dari

    perdagangan itu sendiri. 22 Peperangangan atau konflik lebih mahal daripada berdagang. Perang

    dan dagang tidak hanya berbeda dari sisi konsekuensi strategis yang dihasilkan, namun juga

    berbeda dalam hal biaya. Ketika akan memulai perang negara harus membangun dan

    meningkatkan fasilitas dan kekuatan militer, sedangkan untuk memulai berdagang paling tidak

    negara harus menyiapkan transportasi. Karena alasan inilah interdependensi ekonomi lebih

    mudah dipilih negara ketimbang konflik.

    Negara pedagang sadar bahwa mereka dapat melakukan hal yang lebih berguna

    melalui pembangunan ekonomi internal yang mampu menopang pasar dengan barang dan jasa

    21

    Awad, Emiel. THESIS :Economic Interdependence, Trade, And War : A Theoretical And Empirical Analysis .Erasmus University Rotterdam. 2013. Hal 822ibid hal 13

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    23/88

    mereka ketimbang mencoba menaklukan wilayah baru .23Liberalis klasik percaya bahwa

    perdagangan bebas mempunyai arti lebih dari sekedar banyaknya suplai barang dan jasa.

    Mereka percaya bahwa dengan adanya kebebasan dalam berdagang akan ada pula perdamaian

    dunia dan ketenangan internasional. 24

    Dalam skripsi ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kemajuan dalam bidang

    perekonomian India yang menyebabkan India terintegrasi dalam sistim kapitalisme global

    mampu mengubah perilaku konflik dengan negara tetangganya tersebut. Penulis memilih

    rentang waktu pada tahun 2008 – 2014 karena tahun 2008 adalah tahun terakhir dimana India

    dan Pakistan mengalami krisis militer pasca krisis Mumbai. Selama tujuh tahun India dan

    Pakistan absen dari krisis militer yang selama lebih dari setengah abad menghantui kedua

    negara. Penulis ingin mengetahui bagiamana liberalisasi ekonomi yang membuat ekonomi

    India semakin masuk dalam arus modal global mampu memberikan kedua negara tujuh tahun

    fase damai.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas maka penulis

    merumuskan masalah sebagai berikut :

    “Bagaimana Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India dalam Konflik

    India – Pakistan Tahun 2008 - 2014?”

    1.3 Tujuan Penulisan

    23

    Ibid24Mises, Von, Ludwig dan Ebeling, M, Richard. Can Free Trade Really Prevent War?. Ludwig von Mises Institute.Alabama. 2002

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    24/88

    Berangkat dari rumusan masalah di atas, tujuan penulisan skripsi ini adalah

    untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku India dalam konflik India -

    Pakistan tahun 2008 - 2014.

    1.4 Manfaat Penulisan

    A. Manfaat akademis : Skripsi ini akan membantu menghubungkan antara kajian

    International development dan Security and Conflict, serta bagaimana kapitalisme dan

    pertumbuhan ekonomi mampu mempengaruhi perilaku suatu negara dalam bekonflik

    dengan negara lain, terutama di kawasan Asia Selatan pada umumnya, khususnya India.

    B. Manfaat Praktis : skripsi ini bisa memberikan kontribusi ilmiah bagi perkembangan

    disiplin Ilmu Hubungan Internasional. Semoga Skripsi ini bisa menginspirasi penulis

    untuk bisa lebih peka dalam membaca setiap fenomena. Lebih dari itu, semoga karya

    ini bisa menjadi inspirasi bagi pembaca dalam memahami kapitalisme terutama

    bagaimana ekonomi berpengaruh terhadap perilaku negara dalam memutuskan

    kebijakan yang akan diambil.

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    25/88

    BAB II

    Kerangka Pemikiran

    2.1 Studi Terdahulu

    2.1.1 Democratic VS Capitalist Peace : A Test In Developing World

    Penelitian yang berjudul Democratic vs Capitalist Peace : A Test In Developing

    World penah dilakukan Faruk Ekmekci pada tahun 2014, penelitian ini adalah penelitian

    mengenai bagaimana mengukur pengaruh kapitalisme dalam konflik atau krisis denganmenggunakan capitalist peace theory . Ekmeci, dalam papernya mencoba mengetes

    argumentasi capitalist peace theory (CPT) dan membandingkannya dengan argumentasi dan

    democratic peace theory (DPT) dengan menerapkannya di negara berkembang. 25

    Ekmeci mencoba menganalisa secara statistik perselisihan militer di negara-

    negara berkembang dengan rentang waktu antara tahun 1951 sampai tahun 2000. Denganmenggunakan CPT sebagai pisau pembedah. Faruk Ekmeci mengatakan bahwa DPT telah

    menjadi suatu fenomena dalam studi HI selama tiga puluh tahun terakhir. Proposisi utama dari

    DPT adalah bahwa norma dan institusi demokrat telah membuat konflik militer antara negara

    demokrasi yang pernah terjadi sebelumnya menjadi jarang, jika tidak hilang sepenuhnya.

    Namun, saat ini DPT telah banyak dikritik, ada dua hal yang mencoba meruntuhkan DPT

    adalah CPT dan argumen “non -universalitas”. Perdamaian antara negara demokrasi kemudian

    hanya terbatas terbukti di Eropa Barat dan Amerika Utara saja. 26

    Metodologi Faruk Ekmeci adalah analisa perbandingan perilaku konflik antara

    dua kelompok, kelompok pertama terdiri dari dua negara berkembang, sedangkan kelompok

    25

    Ekmekci, Faruk. Democratic vs. Capitalist Peace : A Test in the Developing World. Ipek University Ankara. Hal8526 Ibid hal 88

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    26/88

    berikutnya terdiri dari satu negara berkembang dan satu negara maju. untuk mengidentifikasi

    sebuah negara dikatakan maju atau berkembang, Faruk Ekmeci menggunakan daftar negara-

    negara yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Develpment

    (OECD) kecuali negara-negara yaitu, Republik Ceko, Slovakia, Hungaria, Polandia, Meksiko,

    Turki, Korea Selatan, Iralandia, Portugal, Spanyol dan Yunani. Faruk Ekmeci menggolongkan

    negara-negara diatas sebagai negara berkembang karena relitifitas GDP pe kapita dan level

    Industrialisasi mereka yang rendah sebelum era 1990an.

    Untuk menentukan sebuah negara dikatakan maju, Faruk Ekmeci menerapkan

    standar bahwa negara maju adalah negara GDP per kapitanya paling sedikit 50 persen dari

    GDP per kapita Amerika Serikat lebih dari separuh dari rentang waktu antara tahun 1951

    sampai tahun 2000. 27

    Faruk Ekmeci tidak memasukan negara yang penghasilan utamanya minyak

    atau negara kaya minyak sebagai negara maju. kemudian daftar yang muncul sebagai negara

    maju adalah sebagai berikut, AS, Kanada, Belanda, Belgia, Luxemburg, Prancis, Swiss, Jerman

    Barat, Austria, Italy, Finlandia, Swedia, Norwegia, Denmark, Islandia, Jepang, Australia,

    Selandia Baru, Andora, Monaco dan Liechtenstein. 28 Faruk Ekmeci kemudian menggunakan

    Variabel-variabel sebagai berikut, militerarized interstate dispute (MID) sebagai variabel

    dependen, e conomic development dan democracy sebagai variabel penjelas, c apability ratio,

    alliance, major power, state age (longevity), dan developed state sebagai variabel kontrol.

    Hasilnya adalah, studi empiris Faruk Ekmeci memberikan suport bagi argumen

    CPT dan menyerang DPT. Pembangunan ekonomi terbukti memberikan efek negatif secara

    substansial, dan sevara statistik menurunkan kecenderungan perilaku negara untuk berperang.

    27 ibid28 Ibid hal 89

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    27/88

    Faruk Ekmeci secara kontras menyebutkan bahwa demokrasi secara statistik tidak membuat

    perilaku konflik negara menurun secara signifikan, temuan ini membuktikan bahwa bukan

    demokrasi, tapi pembangunan ekonomi yang bisa berujung pada perdamaian antar negara.

    Hasil dari penelitian ini memberikan saran bagi negara berkembang bahwa pembangunan

    ekonomi tidak melulu ada diranah ekonomi tetapi mereka juga berada di isu kemanusiaan dan

    isu keamanan. Untuk mencapai perdamaian global, kebijakan harus berlandaskan

    pembangunan ekonomi 29.

    Penelitian ini menyerang “ law- like status” pada DPT (Levy,1994). Perbedaan

    Penelitian Faruk Ekmeci dengan penelitian penulis adalah jika Faruk menggunakan multi

    negara sebagai subjek penelitian maka, penulis menggunakan India dan Pakistan, persamaan

    antara penelitan Faruk Ekmeci dengan penulis adalah, penulis dan Faruk sama-sama

    menggunakan capitalist peace theory untuk membedah permasalahnnya, penulis bertujuan

    membuktikan penelitan Faruk jika diaplikasikan ke kasus konflik India – pakistan tahun 2008-

    2014.

    Faruk Ekmechi cukup kemperhensif dalam menjelaskan penelitiannya, namun

    yang cukup disayangkan adalah belia tidak membumikan penelitiannya sehingga mudah

    dipahami peneliti HI lain, banyak data yang disajikan dengan dyad yang menurut penulis akan

    sangat menyita waktu untuk dipahami terutama bagi akademisi sosial yang cenderung terbiasa

    dengan penjabaran berupa kalimat.

    2.1.2 History As The Architect Of The Present : What Made Kashmir The Nucleus Of

    South Asia Terrorism? India –Pakistan Conflict And It’s Impact On U.S. Homeland

    security

    29 ibid

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    28/88

    Penelitian mengenai konflik India dan Pakistan dengan menggunakan analisa

    sejarah pernah dilakukan oleh Sunil Dutta pada tahun 2012, seorang letnan di Los Angles Police

    Departement (LAPD). Dalam tesis pasca sarjananya di Naval Postgraduate School jurusan

    Securities Studies beliau meneliti dampak konflik India dan Pakistan terhadap keamanan

    negara AS. 30

    Tesis ini berokus pada akar penyebab konlik di Asia selatan sejak partisi India

    dan Pakistan tahun 1947. Sunil Dutta mediskripsikan keamanan AS sebagai kepentingan AS

    di Aganistan. Beliau mengatakan bahwa kepentingan AS dalam menjaga keamanan negaranya

    melalui oprerasi militer untuk mengeliminasi Al-Qaedah terganggu oleh militer Pakistan

    khususnya Inter-Service Intelligent (ISI) yang telah membantu dan menyalurkan teroris

    Taliban dan teroris yang berencana menyerang pasukan AS di Afganistan. 31

    Beliau kemudian melakukan menganalisa hubungan partisi India – Pakistan

    yang menghasilkan konflik kedua negara selama puluhan tahun terhadap isu keamanan AS

    melalui pendekatan analisa sejarah.

    Penelitian ini memaparkan bahwa dalam pembentukan India dan Pakistan,

    kedua negara muncul dengan latar belakang yang kontras. Pakistan mucul sebagai negara

    berbasis ideologi Islam, sedangkan India memproyeksikan identatis sekular bagi negaranya.

    Dua hal ini menurut penelitian Sunil Dutta, menjadi jantung konflik kedua negara. Perebutan

    atas wilayah Kasmir menjadi contoh bagaimana kedua negara mencari afirmasi dari negara lain

    terhadap konsep bernegara mereka. 32

    30 Dutta, Sunil. History As The Architect of The Present : What Made Kashmir The Nucleus of South AsiaTerrorism? India – Pakistan Conflict and Impact On U.S. Homeland Security. Naval Postgraduate School

    California. Hal 731 Ibid hal 732 Ibid hal 28

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    29/88

    India harus meng-klaim Kasmir karena Kasmir adalah satu-satunya wilayah

    dengan mayoritas muslim di India. Jika Pakistan dan komunitas internasional menerima klaim

    India terhadap Kasmir maka hal itu akan melegitimasi ide sekular India. Namun, disisi lain

    Pakistan melihat Kasmir sebagai konsekuensi logis dari “ two-nation ” theory . Bagi Pakistan,

    adanya wilayah mayoritas muslim sebagai bagian dari India menjadikan ide pembentukan dan

    adanya Pakistan tidak lagi sinkron. 33

    Analisa Sunil Dutta mengindikasikan bahwa keputusan yang dibuat kerajaan

    Inggris pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 berkontribusi terhadap keberlangsungan

    konflik di Asia Selatan khususnya konflik India dan Pakistan. Keputusan yang dibuat kerajaan

    Inggris telah berujung pada perang regional, perlombaan senjata, kemunculan senjata nuklir di

    wilayah Asia Selatan dan penggunaan militan muslim sebagai proxy oleh Pakistan. 34

    Penelitian Sunil Dutta berkesimpulan bahwa Paksitan merepresentasikan

    negara lemah yang kebijakan negaranya mendukung eksistensi kelompok teroris. Dalam

    pencarian keamanan dan pendukung konsep negaranya, Pakistan berubah menjadi negara yang

    disebut Sunil sebagai rentier praetorian state (sebuah kecenderungan militer sebuah negara

    berafiliasi dengan organisasi-organisasi bersenjata) 35

    Sejak awal pendirian Pakistan, AS telah menjadikan Pakistan sebagai proxy

    melawan Uni Soviet, hal ini membuat AS berkontribusi terhadap eksistensi serta kapabilitas

    kelompok militer di Pakistan yang kemudian menjadi ekstrimis. 36 Penelitian ini kemudian

    menghasilkan rekomendasi untuk menstabilkan kawasan Asia Selatan. Yaitu pertama, AS

    harus menggunakan pengaruhnya untuk mengakhiri sengketa Kasmir, kedua AS harus

    33 Ibid hal 3034

    Ibid hal 5035 Ibid hal 8136 Ibid hal 85

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    30/88

    menghentikan seluruh bantuan militernya kepada Pakistan. Ketiga, Bantuan ekonomi dan

    kemanusian juga harus dikontrol dan diawasi. Dan keempat, harus ada mekanisme transparan

    mengenai apakah bantuan kepada pemerintah sipil akan digunakan untuk kepentingan

    militer. 37

    Sunil Dutta menambahkan bahwa kebijakan AS harus realistis, AS harus

    mengubah pola bantuannya kepada Pakistan, karena terbukti bahwa kebijakan luar negeri AS

    di Asia Selatan justru membahyakan kepentingan AS dan wilayah Asia Selatan itu sendiri. 38

    Persamaan dari penelitian diatas dan peneltian peneliti adalah keduanya sama-sama meneliti konflik India dan Pakistan, namun perbedaan kedua peneliti adalah jika Sunil

    mengobservasi konflik India – Pakistan melalui analisa sejarah, maka peneliti menggunakan

    capitalist peace theory, Jika Sunil meneliti pengaruh konflik kedua negara terhadap keamanan

    AS, peneliti lebih menitik beratkan pada pengaruh kapitalisme terhadap perilaku konfik kedua

    negara.

    Penulis menilai bahwa penggunaan analisa sejarah dalam menganalisis konflik

    India – Pakistan cukup relevan, namun rekomendasi yang diajukan Sunil Dutta terlalu

    pragmatis, sehingga sangat terlesan bahwa tulisan beliau tidak ditujukan sebagai batu loncatan

    menuju perdamaian India – Pakistan, namun lebih pada “egiosme” patriotik semata, sesuatu

    yang sebenarnya tidak layak ada di dalam ranah akedemis. “egoisme” yang penulis maksudkan

    adalah bagaimana rekomendasi Sunil Dutta untuk menghentikan aksi terosisme dari organisasi

    teroris Pakistan, namun dia lupa bahwa radikalisme di kalangan Hindu di India juga cukup

    masif. Terlebih langkah penghentian bantuan militer ini justru akan melemahkan pengaruh AS

    di Asia selatan yang justru kontras dengan proyeksi kebijakan luar negeri AS.

    37 Ibid hal 9238 Ibid hal 99

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    31/88

    2.2. Kajian Teori

    2.2.1 Capitalist Peace Theory

    Pembangunan ekonomi, pasar finansial dan kebijakan moneter adalah hal hal –

    hal yang paling penting dalam mempromosikan perdamaian. 39 Gartzke menyebut bahwa

    elemen kapitalisme global-lah yang mampu menghilangkan perang. Gartzke mengatakan,

    capitalist peace theory adalah negara yang secara ekonomi terbuka kepada ekonomi global dan

    menghadapi ketergantungan terhadap kebijakan moneter yang mengikat akan mengalami

    konflik antar negara yang lebih sedikit.40

    Capitalist peace theory bukanlah hal baru dalam kajian hubungan internasional.

    Pemikir-pemikir Liberal klasik seperti Montesquieu, Paine, Bastiat, Mill, Cobden, Angell dan

    lain-lain melihat bahwa kekuatan kapital dan pasar adalah kekuatan yang mampu mengakhiri

    peperangan. Analoginya adalah, mengapa demonstran cenderung melakukan blokade jalan

    ketika melakukan protes? Hal ini karena mereka menginginkan terganggunya arus kapitaldalam hal ini arus distribusi barang dan jasa, terganggunya arus ini membuat roda

    perekonomian terancam dan pemerintah merasa harus melakukan tindakan tertentu untuk

    menghentikan itu, termasuk dengan cara bernegosiasi dengan demonstran atau langkah lain

    yang lebih ekstrim pembubaran paksa dengan cara kekerasan. Kenapa hal ini harus dilakukan

    pemerintah? Karena arus kapital baik barang dan jasa adalah sesuatu yang esensial bagi

    kesejahteraan negara, terhambatnya arus ini berarti ancaman serius bagi negara.

    Postulat utama dalam Capitalist peace theory (CPT) adalah bahwa mekanisme

    pasar dapat menciptakan kondisi dimana perang akan menjadi lebih mahal dan oleh karena itu

    39Lih. Gartzke, Erik. The Capitalist Peace. American Journal of Political Science. Columbia University Tahun

    2007 . Hal 17040 Gartzke, Erik dan Hewitt J. Joseph. International Crises and the capitalist peace . Routledge T & F. 2010. Hal177

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    32/88

    perang adalah sesuatu yang tidak dapat diterima. 41 CPT melihat bahwa keterbukaan modal

    atau free capital market mampu mencegah konflik antar negara terjadi serta membuat negara

    menjaga stabilitas perdamaiannya. Yang paling penting adalah bagaimana negara yang

    membuka dirinya terhadap modal asing menjadi tergantung terhadap investor, karena investor

    mempunyai kecenderungan untuk menarik modalnya ketika sebuah negara dalam situasi

    konflik atau perang.

    Perdagangan bebas menciptakan situasi dimana negara lebih memilih berdagang

    daripada berperang, perdagangan lebih costly effective untuk menyelesaikan perselisihan dan

    memperoleh sumber daya. Perdagangan juga memberikan kesempatan bagi negara untuk

    berbagi ide dan kebudayaan, hal ini membuat negara-negara mampu menjadi toleran dengan

    perbedaan. 42

    Negara adalah aktor yang rasional, negara memilih berdagang karena

    perdagangan menciptakan surplus, dan surplus antar negara yang berdagang menciptakan

    kestabilan ekonomi, membagi surplus antar negara berdagang jauh lebih baik ketimbang

    mengeluarkan cost untuk perang, dan dalam situasi perang negara tidak dapat melakukan

    perdangan dengan lawannya yang berarti surplus dapat menurun atau malah hilang artinya

    adalah perang menjadi sangat merugikan secara ekonomi karena selain negara harus

    mengeluarkan cost, dia juga harus rela kehilangan surplus.

    Dalam kajian perdamaian, kajian ilmu hubungan internasional juga mempunyai

    sebuah teori yang menjelasakan perdaimaian dari perspektif liberal, teori ini dikenal dengan

    Democratic Peace Theory (DPT). CPT hadir untuk menyempurnakan DPT. Gartzke

    41

    Ibid hal 12142Lih. video kuliah Professor Pavel Yakolev tentang Capitalist Peace Theory http://www.learnliberty.org/videos/does-trade-promote-peace/

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    33/88

    berpendapat bahwa DPT menjadi sebuah variabel yang tidak signifikan ketika masih ada

    kontrol terhadap kapital. 43

    Penjelasan mengenai CPT terlihat meniru DPT, hal ini dikarenakan pemikiran

    liberal yang menempati ruang-ruang dalam dua teori ini.Wawasan yang diperoleh dari DPT

    bagi penulis dapat membantu mempertajam CPT.

    CPT menjadi penjelas dari DPT yang berargumen bahwa negara-negara demokrasi

    cenderung menghindari perang satu dengan yang lain, CPT bisa menjadi penjelas sekaligus

    tantangan bagi DPT, CPT melihat DPT bahwa sebenarnya korelasi antara demokrasi dan perdamaian memang ada tetapi mereka memerlukan adanya mekanisme kapital sebagai

    penjamin stabilitas dan pertumbuhan, maka apa yang sebenarnya diajukan oleh CPT adalah

    penjelasan yang tidak mampu dicapai oleh DPT. 44Erik Gartzke mempertanyakan kekuatan dari

    DPT, dia kemudian mengenalkan capitalist peace sebagai sebuah teori . Gartzke melihat

    kapitalisme tidak sekedar sebuah perdagangan, Gartzke memandang bahwa kapitalisme

    mempunya kekuatan yang besar untuk menciptakan perdamaian, Gartzke berpendapat bahwa

    ketergantungan ekonomi harus dilihat pada kebebasan arus kapital dan keterbukaan finansial. 45

    Penulis akan menerapkan model penelitian Gartzke untuk membedah permasalahan bagaimana

    kapitalisme mempengaruhi perilaku India dalam konflik dengan Pakistan, penulis akan

    memakai konsep dan variabel yang ditawarkan Gartzke.

    2.3 Definisi Konseptual

    2.3.1 Kapitalisme Global

    43

    Op Cit Gartzke, Erik hal 17144Lih. Ekmeckci, Faruk, Democratic vs Capitalist Peace :A Test in the Developing World . PCS Spring. 2014. 8745 Gartzke, Erik. The Capitalist Peace . American Journal of Political Science 51.1 (2007) 166

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    34/88

    Jika berbicara mengenai Kapitalisme global maka sebenarnya kita sedang

    berbicara mengenai dua hal, yaitu, kapitalisme dan globalisasi. Kapitalisme adalah sebuah

    sistem ekonomi dimana perdagangan, industri, dan proses produksi sebagian besar atau

    seluruhnya dilakukan dan dimiliki oleh swasta dan dijalankan untuk tujuan keuntungan/laba.

    Sedangkan globalisasi adalah proses integrasi internasional yang memungkinkan

    bertambahnya volume dan kecepatan pertukaran informasi, ide, produk, budaya dan aspek-

    aspek lainnya.

    Kapitalisme global adalah sebuah terma yang merujuk pada terintegrasinya aspek-

    aspek ekonomi liberal yaitu pasar, produksi, komoditi, organisasi bisnis, uang dan unit-unit

    finansial lainya kedalam ruang lingkup transenden yaitu ruang lingkup global. Dalam

    kaitannya dengan tulisan ini maka akan diuraikan secara singkat beberapa poin konseptual

    yang berkaitan dengan kapitalisme global dalam konteks perilaku konflik antar Negara. Poin-

    poin konseptual yang dimaksud adalah pasar, pertumbuhan ekonomi dan perilaku konflik.

    Secara umum kapitalisme mengacu pada sebuah sistem ekonomi yang di dalamnya

    sebagian besar alat-alat produksi dimiliki dan dioperasikan secara privat demi profit

    (keuntungan). Dalam sistem ini, mekanisme pasar-lah yang menentukan investasi, distribusi,

    pendapatan, produksi, juga harga barang dan jasa. 46

    Sejak kemunculan Renaisans, revolusi Perancis, dan revolusi industri, sejarah

    peradaban Eropa berlanjut dengan kemunculan berbagai bentuk kemajuan di bidang ekonomi.

    Perkembangan ini telah mengubah wajah Eropa menjadi nampak komersil. Hal ini

    mempengaruhi tatanan sosial yang sudah ada, yang sebelumnya sangat feodalistik menjadi

    masyarakat yang lebih terbuka dan bergantung pada uang sebagai media pertukaran. 47 Dari

    sinilah ide-ide mengenai kapitalisme berkembang yang kemudian menjadi sistem

    46 Jenks, Chris. Core Sociological Dichotomiesm, 1998, New Delhi : SAGE, hal 383 47 Robert, C. Salomon &Kathleen Higgins, Sejarah Filsafat, 2002, Jogjakarta: Bentang, hlm. 396-397.

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    35/88

    perekonomian yang dianut berbagai negara di kemudian hari. Istilah Kapitalisme ( capitalism )

    sendiri secara umum berarti sebuah sistem perekonomian yang menjadikan modal (uang)

    sebagai sentral dalam dunia perdagangan. Term kapitalisme tersebut secara etimologis erat

    kaitannya dengan apa yang disebut dengan kesejahteraan. 48 Tidak begitu jelas kapan persisnya

    istilah ini mulai digunakan tapi pada umumnya kapitalisme dalam pengertian klasik selalu

    dikaitkan dengan seorang filsuf asal Inggris, Adam Smith. Gagasan-gagasan yang dilontarkan

    Smith menjadi acuan dalam wilayah teori dan praksis ekonomi, namun sayang di kemudian

    hari gagasan ini dipisahkan secara dramatis dengan wilayah moral, menyimpang dari maksud

    dan obsesi Smith mengenai dunia perdagangan. Untuk mendapatkan pemahaman yang kurang

    lebih utuh mengenai kapitalisme perlu kiranya kita menelesuri secara singkat genealogi

    pemikiran mengenai kapitalisme.

    Pada mulanya adalah mempertahankan hidup. Dan untuk mempertahankan hidup

    manusia mesti mencukupi segala kebutuhan dasarnya yaitu makanan, pakaian dan tempat

    tinggal. Dalam rangka upaya mencukupi kebutuhan tersebut manusia harus memproduksi

    sendiri kebutuhannya agar ia dapat bertahan hidup. Dari sini muncullah alat-alat produksi yaitu

    alat kerja, bahan kerja, dan tenaga kerja. Proses produksi ini dengan segala aktivitasnya

    mengandaikan sebuah interaksi sosial, hingga dapat dikatakan bahwa proses produksi juga

    adalah proses yang bersifat sosial. Dari sini muncul proses selanjutnya yaitu distribusi dan

    pertukaran. Selanjutnya, proses distribusi dan pertukaran dalam kaitannya dengan produksi di

    atas menghasilkan berbagai sistem cara produksi di dalam masyarakat seperti feodalisme,

    merkantilisme dan kapitalisme 49.

    48 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, 2002, Jakarta: Gramedia, hlm 391-392. Kapitalisme berasal dari bahasa Latin

    caput yang artinya kepala, kata kapitalis dikaitkan dengan upaya mempertahankan kepala, kehidupan,kesejahteraan. 49 ibid

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    36/88

    Setelah secara minim diuraikan asal mula kegiatan ekonomi – paling sedikit dari

    sudut pandang ekonomi-politik – penjelasan mengenai genealogi kapitalisme global akan

    mengarah pada landasan historis-teoritis kapitalisme itu sendiri. Pada umumnya para pemikir

    sepakat bahwa seperti halnya sosialisme, kapitalisme adalah “anak kandung” dari modernitas.

    Seperti diketahui modernitas membawa gerbong-gerbong besar pemikiran yang telah

    mempengaruhi sejarah peradaban Barat (bahkan dunia) hingga saat ini. Tanpa bermaksud

    membuat simplikasi, modernitas secara filosofis ditandai oleh tiga hal yaitu: subjektivitas,

    kritik, dan progresivitas. 50 Ketiga elemen inilah yang menjadi semangat dan tema besar dalam

    diskursus mengenai modernitas. Lalu apa kaitannya secara langsung antara modernitas beserta

    cirinya dengan kapitalisme? Kaitannya terletak pada apa yang kita kenal dengan liberalisme.

    Setiap pemikiran, ideologi, atau paham tertentu memiliki pijakan yang mendasari

    atau melahirkannya baik itu secara historis maupun teoritis. Hal yang sama juga berlaku bagi

    liberalisme yang kemudian melahirkan kapitalisme. Menurut seorang pemikir liberal

    Indonesia, liberalisme didasari oleh tiga pemikiran dasar yaitu; pertama optimisme manusia,

    kedua pandangan tentang unsur kreatifitas dari manusia, yang untuk memungkinkan hal

    tersebut diperlukan kebebasan, dan yang ketiga pandangan yang mengatakan bahwa manusia

    pada dasarnya memiliki kepentingan diri. Ketiga pandangan dasar ini terwakili dalam

    pemikiran Immanuel Kant, John Stuart Mill, dan Adam Smith. 51

    Pertama, dalam pemikiran Kant perkembangan manusia dipandang sebagai proses

    pendewasaan diri. Kedewasan ini terwujud ketika ia menjadi manusia yang otonom yang tidak

    bergantung pada otoritas apapun. Tentu saja manusia dapat salah dalam proses hidupnya, tapi

    50 Fransisco Budi Hardiman. Filsafat Modern, Dari Machiavelli Sampai Nietzsche, 2004, Jakarta: Gramedia.Hlm. 2-5.51 Lih. Uraian Rizal Malarangeng tentang liberalisme dalam transkrip diskusi bertajuk “ Pro-Kontra Liberalismedi Indonesia ”, 1 Desember 2006, di Universitas Paramadina, www.freedominstitute.com Dalam transkrip

    diskusi tersebut terjadi perdebatan sengit antara Rizal, Fajdroel Rahman, Dawam Rahardjo, Saldi Isra, dan YudiLatif. Dari diskusi tersebut nampak sangat jelas posisi Rizal sebagai seorang liberalis, bahkan cenderungneoliberalis.

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    37/88

    bagi Kant apabila itu dilakukannya secara otonom proses yang salah itu akan menghantar

    manusia tersebut menuju pendewasaan diri untuk menjadi lebih otonom. Kant sangat optimis

    pada manusia itu sendiri. Kedua, John Stuart Mill berpendapat bahwa sebagai makhluk rasional

    manusia membutuhkan ruang agar dia menjadi kreatif. Kreatifitas akan menjadikan sebuah

    masyarakat menjadi lebih konstruktif dan ruang bagi kreatifitas itu adalah kebebasan seluas-

    luasnya. Dan kebebasan itu hanya dibatasi oleh apa yang oleh Mill disebut “ a very simple

    principle of libertry ”; bahwa manusia itu bebas selama ia tidak menggangu orang lain. Ketiga,

    Adam Smith. Pemikir ini melihat bahwa setiap manusia memiliki kepentingan diri. Smith tidak

    menyangkal bahwa manusia itu bersifat sosial tapi itu tidak dapat menafikkan bahwa pada

    dasarnya manusia memiliki kepentingannya sendiri. Gagasan ini kemudian melahirkan

    pemikiran Smith mengenai pasar bebas yang menjadi cikal bakal pendasaran sistemik bagi

    kapitalisme di wilayah praktis.

    Manusia yang optimis, manusia yang bebas dan manusia yang memiliki

    kepentingan diri menjadi semacam fundamen lahirnya liberalisme di Barat. Singkatnya,

    paham-paham diatas menjadi semakin berkembang dengan segala bentuk keragaman varian

    pemikirannya. Di ranah praktis paham ini mengakibatkan hadirnya kebebasan politik yang

    kemudian melahirkan paham mengenai demokrasi yang terinstitusi menjadi sebuah sistem

    politik. Namun kaum liberal tidak melihat kebebasan hanya pada ranah politik karena bagi

    mereka kebebasan bersifat utuh, untuk itu kebebasan tidak hanya berlaku pada wilayah politik

    tapi juga agama, sosial dan tentu saja ekonomi. Dari wilayah ekonomi inilah kapitalisme global

    muncul dan menjadi semakin berkembang sebagai salah satu wujud dari kebebasan dan

    menjadi bagian dari peradaban barat.

    Apa yang disebut dengan pasar sebagaimana yang dimaksud adalah konsep

    ekonomi pasar liberal. Artinya istilah pasar menunjuk pada liberalisme ekonomi yang saat ini

    telah manjadi tajuk utama perdagangan abad ini. Untuk lebih mempertajam pengertian kita

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    38/88

    mengenai apa yang disebut dengan pasar itu maka tidak bisa tidak kita perlu menelusuri lebih

    lanjut konsep fundamental dari ekonomi pasar liberal yaitu konsep mengenai hak milik. Hak

    milik dalam pandangan liberal erat kaitannya dengan kebebasan, keduanya saling

    mengandaikan. Masyarakat yang bebas adalah yang individunya memiliki kebebasan untuk

    memilih dan mengatur hidupnya 52. Fondasi masyarakat liberal menurut John Locke pada abad

    ke 17 adalah hak semua individu untuk memiliki dan memeanfaatkan harta benda dengan bebas

    namun dibatasi oleh hukum. Artinya kebebasan ekonomi memerlukan regulator agar kompetisi

    dalam pasar dapat berjalan adil dan menguntungkan semua pihak 53.

    Kelompok kiri kerap kali mengkritik konsep hak milik dalam liberalisme karena

    pembelaan teoritisnya terhadap kepemilikan pribadi. Kenyataan empiris menunjukan bahwa

    bukanlah orang kaya yang terutama memperoleh keuntungan dari perlindungan hak milik.

    Justru sebaliknya, dalam masyarakat tanpa hak-kepemilikan, yang paling dirugikan adalah

    warga negara yang berada pada tingkat ekonomi bawah, karena orang-orang yang berkuasa

    dan memiliki koneksi pada umumnya cenderung mampu mengendalikan sumber-sumber

    daya 54.

    Pakar ekonomi asal Peru, Hernando de Soto, dalam penelitiannya menunjukkan

    bagaimana orang miskin dirugikan dalam ketiadaan hak kepemilikan. Dalam bukunya yang

    berjudul The Mystery of Capital, De Soto membalikkan pandangan tentang penduduk

    miskin dunia 55. Menurutnya masalahnya bukan karena mereka tidak berdaya atau tidak

    memiliki hak milik dalam pengertian fisik, tetapi karena mereka tidak memiliki hak

    kepemilikan secara formal . De Soto memperkirakan secara kasar bahwa orang miskin di Dunia

    Ketiga dan di bekas negara-negara komunis memiliki rumah dan tanah senilai sekitar $9,3

    52 Wolf, Martin, Globalisasi Jalan menuju Kesejahteraan, penebit obor:2007. hal 26-2953

    ibid54 Norberg, Johan, Membela kapitalisme, freedom institute: 2011, hal 60-94.55 ibid

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    39/88

    triliun, angka ini lebih dari nilai resmi yang terdaftar. Aset ini tentu saja bernilai besar melebihi

    nilai total gabungan semua perusahaan yang terdaftar di bursa-bursa efek di 20 negara

    kaya. Lalu mengapa mereka dianggap penduduk miskin? Masalahnya terletak pada rugalas.

    Menurut De soto pemerintah negara di dunia ketiga umumnya hanya mengakui hak

    kepemilikan, setelah melalui proses birokrasi yang teramat panjang dan “menyiksa”. Di

    negara-negara berkembang saat ini praktis mustahil bagi mereka untuk mendaftarkan

    kekayaan tersebut sebagai hak milik. De Soto mengilustrasikan permasalahan ini melalui

    sebuah eksperimen yang ambisius. Ia dan beberapa koleganya berkeliling dunia untuk

    mendaftarkan kekayaan. 56

    Dan hasil usaha mereka mencengangkan. Untuk mendapatkan hak milik sah atas

    rumah yang dibangun di lahan umum di Peru orang harus melalui 207 langkah administratif

    di 52 kantor publik yang berbeda. Siapapun yang ingin memulai usaha sederhana secara

    legal harus menunggu selama sekitar 2-6 bulan untuk melengkapi segala persyaratan. 57

    Di Filipina membutuhkan waktu 13 tahun umtuk mengurus kepemilikan tanah.

    Untuk mendapatkan izin usaha bagi perusahaan dengan asset dua mesin jahit di pinggiran

    kota Lima, penduduk setempat memerlukan 289 x 6 jam — waktu yang diperlukan per hari

    untuk menuju kantor-kantor terkait, antri menunggu petugas yang berwenang, mengisi

    formulir dan menunggu jawaban. 58 Selain waktu yang panjang selama melalui proses itu,

    proses perizinan ini juga membutuhkan biaya $ 1.231, atau 30 kali lebih besar dari gaji bulanan

    minimum 59.

    56 ibid57

    ibid58 ibid59 ibid

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    40/88

    Akibatnya, satu-satunya pilihan yang tersisa bagi penduduk miskin adalah

    menjalankan usaha kecil di sektor informal di luar payung hukum. Konsekuensinya

    penduduk miskin tidak mendapatkan perlindungan hukum dan tidak mempunyai keberanian

    menanamkan modal dalam jangka panjang, sekalipun jika mereka mempunyai uang lebih

    untuk itu. Properti yang mereka miliki tidak termasuk dalam sistem pencatatan kepemilikan,

    yang mencatat transaksi hak milik dan siapa pemiliknya. Tanpa kejelasan tentang hal yang

    penting ini maka tidak jelas bagaimana transaksi harus berlangsung. Hak milik berupa

    properti tersebut tetap menjadi ”modal mati.” Aset penduduk miski n tidak dapat

    dihipotekkan, sehingga melucuti para pemilik de facto dari sumber modal yang

    sebenarnya dapat digunakan untuk membiayai pendidikan, menanam modal, atau

    melebarkan usaha. Cara yang lazim digunakan oleh pengusaha kecil di negara maju untuk

    memeroleh modal melalui penjaminan hak-milik untuk mendapatkan hipotek, tidak dapat

    dilakukan di negara berkembang. Pengusaha juga tidak dapat mengembangkan usahanya

    melalui penjualan saham.

    Konsep kebebasan ekonomi dan hak milik mengantar kita pada konsep mengenai

    pertumbuhan. Selama ini berkembang pendapat bahwa pertumbuhan hanya menguntungkan

    golongan kaya, tapi tidak bagi golongan miskin. Mengapa orang miskin memperoleh

    keuntungan lebih sedikit ketimbang masyarakat yang sedang bertumbuh menjadi lebih kaya?

    Dua ekonom Bank Dunia, David Dollar dan Aart Kraay, mempelajari statistik pendapatan

    selama 40 tahun dari 80 negara untuk menggali nilai kebenaran pandangan tersebut. Hasil

    penelitian mereka menyimpulkan bahwa pertumbuhan sama menguntungkannya baik bagi

    golongan miskin maupun golongan yang kaya. Dalam penelitian mereka terungkap bahwa

    dari pertumbuhan sebesar 1 persen, pendapatan rata-rata rakyat miskin naik hingga 1 persen;

    dengan pertumbuhan 10 persen, kenaikan rata-ratanya juga hingga10 persen . Kondisi ini

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    41/88

    tidak selalu sama di semua tempat — selalu ada pengecualian dan variasi — tetapi secara umum,

    keadaan tersebut sama 60.

    Temuan ini sejalan dengan hasil sejumlah besar survei lain dan sulit menemukan

    penelitian yang menunjukkan kesimpulan sebaliknya.

    Pengakuan terhadap hak milik, persaingan di pasar yang adil dan pertumbuhan

    ekeonomi hanya bisa mungki apabila didukung oleh sistim politik yang memiliki daya untuk

    mengakomodasi segala hal segala kepentingan tersebut. Dan, hingga saat ini para ahli sepakat

    sistim yang paling memungkinkan itu bernama demokrasi. Belum pernah terjadi dalam sejarah betapa demokrasi esert segala prinsip yang terkandung didalamnya telah begitu tersebar luas

    seperti sekarang ini. Apanila kita menengok ke belakang, seratus tahun lalu, bangsa-bangsa

    di manapun di dunia belum mengenal hak pilih yang universal dan kesetaraan. Ketika itu,

    dunia berada di bawah kekuasaan imperial dan monarki. Pada abad ke-20 sebagian besar

    dunia ditaklukkan oleh komunisme, fasisme, atau Sosialisme Nasional (ideologi-ideologi yang

    membawa ke peperangan besar dan pembantaian politis terhadap lebih dari 100 juta jiwa). 61

    Sepertiga penduduk dunia diperintah dan dikontrol dari jauh oleh kolonialisasi asing. Saat

    ini, kerajaan kolonial telah disingkirkan dan rezim-rezim diktator berguguran terutama setelah

    Negara-negara berhaluan komunisme runtuh. Berakhirnya Perang Dingin ikut pula

    menghilangkankebijakan politik AS yang mendukung rezim-rezim diktator di negara

    berkembang sejauh mereka tidak menentang blok Uni Soviet. 62

    60 Berg dan Karlsson, h. 93-dst. Kutipan dari World BankWorld Developement Report 2000/2001, h. 85 (diakses dari : www.eldis.org/documents/DOC17765 diunduh

    tanggal 12 Februari 2015)61 ibid62 ibid

    http://www.eldis.org/documents/DOC17765http://www.eldis.org/documents/DOC17765http://www.eldis.org/documents/DOC17765http://www.eldis.org/documents/DOC17765

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    42/88

    Menurut think tank Freedom House, pada 2002 terdapat 121 negara demokrasi

    bersistem multipartai yang mengakui keseragaman dan kesetaraan hak pilih 63. Di negara-

    negara demokrasi tersebut hidup 3,5 miliar manusia, atau sekitar 60 persen penduduk

    dunia. Sebanyak 85 negara dengan total 2,5 miliar penduduk dianggap bangsa demokratis

    yang mengakui hak sipil penduduk. Itu melebihi 40 persen penduduk bumi dan merupakan

    proporsi terbesar selama ini. 64

    Dengan kata lain, pada saat ini sebesar itulah jumlah manusia yang hidup di

    negara-negara dengan kepastian hukum, kebebasan berpendapat, dan oposisi aktif. Pada 2002,

    sebanyak 42 negara melakukan pelanggaran hak asasi. Lihat saja Negara-negara seperti

    Myanmar, Kuba, Irak, Libia, Korea Utara, Sudan, Siria, dan seterusnya. Menariknya Negara-

    negara ini pula yang tergolong negara-negara yang paling sedikit tersentuh oleh globalisasi dan

    paling kecil minatnya pada ekonomi pasar dan liberalisme.

    Pada tahun 1973 hanya 20 negara demokratis saja, dengan populasi masing-masing

    melebihi satu juta. 65 Di tahun 90- an, jumlah negara ‘bebas’ di dunia bertambah 21 lagi ; di saat

    yang sama, jumlah negara yang tidak bebas berkurang sebanyak 3 negara 66. Ekspansi

    kebebasan ini terjadi seiring dengan terbentuknya sejumlah negara baru menyusul disintegrasi

    yang terjadi di negara-negara lama semacam Uni Soviet. Mengglobalnya demokratisasi terus

    berlanjut hingga kini.

    Saat ini, Jumlah peperangan dalam sepuluh tahun terakhir telah berkurang hingga

    separuhnya, dan saat ini kurang dari 1 persen saja penduduk dunia menjadi korban langsung

    dari konflik-konflik militer 67. Satu alasannya adalah bahwa sesama negara-negara

    63 Freedom House, 2000, Democracy’s Century: A Survey of Global Politic al Change in the 20th Century: (NewYork: Freedom House, 2000),http://www.freedomhouse.org/reports/century/pdf diakses 1 Mei 201564 ibid65

    Op Cit Johan Norberg hal. 23-28.66 ibid67 ibid

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    43/88

    demokrasi tidak saling berperang satu sama lain. Di samping itu, pertukaran internasional,

    perdanga internasional dan meningkatnya perjanjian antar negara membuat konflik menjadi

    kehilangan daya tariknya dan semakin tidak relevan. Melalui kebebasan berdomisili dan

    perdagangan bebas, ukuran negara sama sekali tidak penting bagi penduduk. Kesejahteraan

    tidak diperoleh dengan cara mencaploki wilayah milik bangsa lain, melainkan melalui

    perdagangan dengan daerah tersebut beserta sumber dayanya. Jika, sebaliknya, dunia ini berisi

    bangsa-bangsa yang saling berswasembada, maka wilayah milik satu bangsa menjadi tidak

    akan berharga sebelum sebuah bangsa lain merebutnya. Sebagaimana ungkapan yang berasal

    dari daerah perbatasan Denmark-Swedia abad ke- 16, “Sapi itu menciptakan perdamaian”.

    Ungkapan ini berasal dari fakta bahwa petani-petani di sekitar perbatasan tersebut berdamai

    satu sama lain, meski hal ini bertentangan para penguasa. 68 Para petani tersebut ingin saling

    mempertukarkan daging dan mentega dengan ikan hering dan rempah-rempah.

    Kesalingtergantungan mengurangi potensi konflik antarnegara. Kepemilikan-silang antar

    negara, perusahaan multinasional, investasi asing dan sumber-daya perorangan kini

    mengaburkan batas-batas negara.

    Jika berabad-abad yang lalu bangsa Swedia pernah menyerbu Eropa yang

    tujuannya hendak menguasai dan menjarahi sumber daya bangsa lain, maka Seandainya itu

    dilakukan sekarang, maka yang akan terjadi adalah kerugian di berbagai sektor ekonomi, dan

    yang menjadi korban adalah juga perusahaan-perusahaan Swedia, termasuk modal dan pasar

    ekspornya sendiri. Globalisasi telah disinyalir sebagai tantangan berat bagi Negara-bangsa,

    sebagai penyulut gerakan separatisme dan konflik-konflik lokal maupun etnis. Risiko

    berupa aktivitas separatisme tentu saja dapat muncul sewaktu-waktu. Namun jumlah konflik

    besar yang meletus di dalam konteks satu negara — yang menyebabkan melayangnya ribuan

    68 ibid

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    44/88

    nyawa –– terbukti telah berkurang. Dalam periode 1991-2000, jumlahnya menurun dari 20

    menjadi 12 69. Sembilan dari konflik-konflik terjadi di Afrika, benua yang paling belum

    begitu mengenal demokrasi, globalisasi dan kapitalisme. Di berbagai negara, sentralisasi

    menghambat berlangsungnya evolusi institusi yang stabil dan demokratis dan masyarakat

    madani, sehingga ketika sentralisasi hilang, kekacauan-sementara akan terjadi sampai

    institusi baru terbentuk. Namun tidak ada alasan untuk menganggap hal ini sebagai tren

    baru di dunia yang semakin internasional dan demokratis.

    Proses demokratisasi yang terus berlanjut, meningkatnya pertumbuhan yang

    berujung pada peningkatan kesejahteraan ini tidak berdiri sendiri berdasarkan tata kelola pasar

    domestik tapi juga meningkatnya interaksi sebuah Negara di dunia internasional. Negara-

    negara yang menerapkan demokrasi liberal beserta sistim ekonomi liberal cenderung

    menghindari konflik. Menurut Martin Wolf, demokrasi liberal itu kondusif bagi hubungan

    internasional oleh karena kemakmuran suatu bangsa tidak ditentukan dari ukuran wilayah atau

    populasi Negara tersebut melainkan melalui kombinasi pembangunan ekonomi internasional

    dengan perdagangan nasional. Lebih lanjut Wolf mengemukakan bahwa perdagangan

    internasional akan meningkatkan kemakmuran dan hubungan damai antar Negara. Salah satu

    bukti kongkret dari terjalinnya hubungan damai dalam perdagangan internasional adalah

    meningkatnya konvensi-konvensi dan perjanjian dagang internasional. Sebelum tahun 1946

    jumlah perjanjian internasional yang berlaku berjumlah 6.351, pada tahun 1946 hingga tahun

    1975 angka tersebut meningkat menjadi 14.06 perjanjian 70.

    “ Tetapi orang yang mengutuk sistem tersebut begitu saja harus menjawab pertanyaan ini:

    Sistem politik dan ekonomi apakah yang dapat mengelola politik dan ekonomi dengan lebih

    baik? Tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia peristiwa dimana

    69 ibid 70 Wolf, Martin. Globalisasi Jalan menuju Kesejahteraan, penebit obor:2007. Hlm. 40-41.

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    45/88

    kesejahteraan berkembang begitu pesat dan kemiskinan menurun begitu cepat. Adakah bukti,

    dalam sejarah atau kehidupan di sekitar kita, yang mengindikasikan bahwa sistem lain juga

    telah menghasilkan capaian serupa? ” 71

    Melalui kutipan diatas, Johan Norberg menjelaskan bahwa kebebasan ekonomi,

    pengakuan terhadap kepemilikan pribadi, dan terjadinya hubungan damai antar negara

    berdasarkan hubungan dagang mengakibatkan perilaku konflik antar Negara menjadi ikut

    berubah. Penguasa akan sangat berhati-hati dalam menyikapi konflik dengan Negara lain

    mengingat dampak ekonominya yang besar. Harus diakui bahwa sistim kapitalisme global

    bukanlah sistim yang sempurna orang dapat mengutuknya namun bagaimanapun kita tidak bisa

    menafikan peran kapitalisme dalam peradaban manusia modern.

    2.4 Variabel

    Penulis menggunakan model dari Gartzke dan Hewitt dalam merumuskan variabel

    CPT. CPT mempunyai lima variabel utama dan satu variable tambahan. Variabel utama dari

    CPT adalah sebagai berikut :

    2.4.1 Variabel Dependent

    I. Interstate conflict behaviour (ICB) : Gartzke mengidentifikasikan perilaku konflik

    internasional sebagai sebuah output dari kebijakan kepala pemerintahan, variabel ini

    menghiraukan kekerasan yang terjadi kerena “kecelakaan” yang diinisiasi oleh tentara

    garis depan tanpa otorisasi pusat. 72 Perilaku konflik internasional memainkan peran

    penting dalam mengetes implikasi pendekatan liberal yang tidak dieksplor sebelumnya

    di DPT. 73

    71 Johan Norberg, Membela kapitalisme, freedom institute: 2011, hlm 23-28.72

    Gartzke, Erik dan Hewitt J. Joseph. International Crises and the capitalist peace. Routledge T & F. 2010. Hal12573 Ibid hal 129

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    46/88

    2.4.1 Variabel Independent

    1. Demokrasi : Gartzke dan Hewitt menggunakan data Polity IV untuk mengukur

    indikator yaitu tipe rezim. Peneliti akan mengukur tingkat demokratisasi negara dengan

    metode yang sama. 74

    2. Pasar : Gartzke dan Hewitt menggunakan variabel pasar untuk mengukur keterbukaan

    ekonomi dengan indikator ekspor impor dari International Monetary Fund (IMF). 75

    3. Pembangunan : Gartzke dan Hewitt menggunakan variabel pembangunan untuk

    mengukur indikator pertumbuhan ekonomi. Menurut model Gartzke, semakin rendah pembangunan suatu negara maka konflik internasional akan lebih sering terjadi,

    sementara negara yang dikembangkan lebih sedikit mengalami konflik internasional.

    Perselisihan cenderung pada perselisihan teritorial dan sumber daya. 76

    4. Kesamaan kepentingan : Gartzke dan Hewitt menggunakan variabel interest similarity

    atau kesamaan kepentingan untuk mengukur indikator tingkat similaritas kepentingan.Model Gartzke dan Hewitt menunjukkan bahwa semakin tinggi kepentingan sebuah

    negara terhadap negara lain maka semakin rendah resiko konflik yang akan terjadi. 77

    5. Variabel tambahan : Gartzke dan Hewitt menggunakan variabel tambahan yang terdiri

    dari , kedekatan geografis, selang data jarak capital-to-capital, variabel dummy yang

    menunjukkan kehadiran kekuatan utama, variabel dikomotis status aliansi diad danvariabel rasio kemampuan anggota diad. 78 Namun dalam penelitian ini penulis hanya

    74 Ibid hal 13075 ibid76

    ibid77 Ibid78 ibid

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    47/88

    akan mengenali variabel tambahan ini dan tidak memasukannya dalam variabel yang

    digunakan untuk melakukan penelitian.

    2.4.1

    Operasionalisasi

    Dari definisi konseptual kapitalisme global yang merupakan turunan dari

    kapitalisme global, penulis akan menjelaskan definisi oprasional sebagai penarikan batasan

    penelitian. Dibawah ini adalah penjelasan oprasionalisasi konsep kapitalisme global :

    1. Perilaku konflik internasional (ICB). Dengan menganalisa indikator jumlah krisis

    internasional.79

    Oprasionalisasi penulis untuk variabel dan indikator ini adalah jumlahkonflik India dan pakistan di tahun yang diberikan.

    2. Demokrasi. Dengan melihat tipe rezim peneliti akan mengukur skor demokrasi dari

    negara yang diteliti untuk mengetahui level demokratisasi India. 80

    3. Pasar. Dengan melihat indikator ekspor impor, data ekspor impor dapat diperoleh

    melalui laporan International Monetary Found (IMF). 81 Oprasionalisai penulis untuk

    variabel dan indikato ini adalah rasion total ekspor impor terhadap GDP India.

    4. Pembangunan. Dengan melihat indikator tingkat pembangunan ekonomi utuk

    menentukan level pertumbuhan ekonomi negara. 82 Pembagunan mempunyai efek yang

    kontras terhadap krisis yang terjadi dilapangan. Oprasionalisasi penulis yaitu level

    GDPPC India.

    5. Kesamaan kepentingan. Dengan mengukur indikator tingkat kesamaan kepentingan.

    Oprasionalisasi penulis berupa UN indeks annual votting yang didapat dari UN general

    assembly annual voting record .83

    79 Ibid hal 12980 Ibid81

    Ibid hal 13082 ibid83 Ibid

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    48/88

    Tabel 2.1 Variabel, Indikator, dan Operasionalisasi Capital ist Peace Theory

    Tabel 1 Tabulasi konsep Kapitalisme Global dan Perdamaian

    TEORI KONSEP INDIKATOR OPERASIONALISASI

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    49/88

    Sumber : Erik Gartzke dan Joseph J. Hewitt. International Crises dan The Capitalist Peace

    (2010).

    VARIABEL

    INDEPENDEN

    Capitalist

    Peace

    Theory

    Kapitalisme

    Global

    Pasar 1. Ekspor dan

    Impor

    1.Rasio total Ekspor dan

    impor terhadap GDP India

    dan Pakistan

    Pembangunan 1. Tingkat

    pembangunan

    ekonomi

    1. GDP per kapita India dan

    Pakistan

    Kesamaan

    kepentingan

    1. Tingkat

    similaritas

    kepentingan

    1. Indeks Annual Voting

    record PBB India dan

    Pakistan

    Demokrasi 1. Tipe Rezim 1. Level demokrasi India

    dan Pakistan

    VARIABEL

    DEPENDENT

    INDIKATOR OPERASIONALISASI

    Perilku konflik

    internasional

    1.krisis

    international

    yang terjadi

    pada tahun yang

    diberikan

    1. Aktifitas konflik India –

    Pakistan dari tahun ke tahun

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    50/88

    2.4.2 Alur Pemikiran

    CAPITALIST PEACE THEORY

    Pasar Pembangunan

    Akumulasi kapital yang tinggi pada suatu negara menyebabkanpeperangan menjadi sangat mahal dan tidak dapat diterima

    kapitalisme menciptkan mekanisme baru dalam berkompetisi antarnegara

    Negara adalah aktor rasional, biaya tinggi dalam perangmenciptakan situasi dimana negara menginginkan surplus, karenaitu negara lebih memilih berdagang

    TingkatEkspordan

    ImporIndia

    Indeksannualvoting

    record PBBIndia -

    Pakistan

    FASE DAMAI ANTARA INDIA - PAKISTAN

    Kesamaankepentinga

    GDP PerKapitaIndia

    Demokrasi

    Skor

    demokrasi

    India

    Tingkat

    ICB

    Kapitalisme Global

    ICB

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    51/88

    Melalui gambaran diatas, penulis berusahan menghubungkan antara konsep

    kapitalisme global kedalam fenomena perilaku India dalam konflik India – Pakistan

    mempunyai variabel yang dapat dijelaskan dengan indikator yang menjadi faktor perdamaian

    antara India dan Pakistan.

    2.6 Argumen Utama

    Dari konsep penelitian tulisan ini bisa ditarik hipotesis terkait model inti dari konsep diatas :

    Kapitalisme global berpijak pada modal kapital sebagai pencegah konflik

    militer antara negara mendasari capitalist peace theory sebagai pisau pembedah yang

    menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi suatu negara, pasar sebagai mekanisme

    pengakumulasian kapital, pembangunan ekonomi sebagai makanisme penguatan negara dan

    kesamaan kepentingan mampu menciptakan tujuan yang harus diraih bagi India yaitu

    mengubah perilaku konflik dengan pakistan yang merugikan bagi ekonomi menjadi upaya

    peningkatan kapabilitas ekonomi yang menguntungkan dan menyejahterakan.

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Tipe/Jenis Penelitian

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    52/88

    Dalam tulisan ini penelitian yang dilakukan merupakan ekplanatif yang

    mencoba menjelaskan pengaruh kapitalisme global melalui variebel demokrasi, kesamaan

    kepentingan, pasar, pembanguna dan hubungannya dengan perilaku konflik India – Pakistan.

    Penelitian eksplanatif digunakan untuk menjelaskan adanya pengaruh kapitalisme di India

    terhadap perilaku konfliknya dengan Pakistan tahun 2008 - 2014.

    3.2 Ruang Lingkup Penelitian

    3.2.1 Batasan Kajian

    Penulis memberi batasan mengenai India dalam pusaran kapitalisme global

    serta bagaimana perilaku konflik India dan Pakistan dari waktu ke waktu. Penulis juga akan

    menganalisa bagaimana kapitalisme mempengaruhi hubungan kedua negara.

    3.2.2 Batasan Waktu

    Kajian mengenai tulisan ini dibataskan antara jarak waktu enam tahun yaitu

    pada 2008 saat terjadinya serangan teroris di Mumbai dan terjadi military standoff antara India

    dan Pakistan sampai tahu 2014. Namun tidak menutup kemungkinan penulis akan mengcover

    waktu diluar batasan untuk memperkuat analisa penelitian ini.

    3.3 Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder

    yang teknik pengumpulan datanya bersifat studi pustaka dimana data-data yang akan

    didapatkan berasal dari literature baik berupa jurnal, buku, artikel, tesis, surat kabar,situs

    internet dan lain-lain yang permasalahannya dapat dituangkan penulis kedalam penelitian ini.

    3.4 Teknik Analisa Data

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    53/88

    Dalam penelitian ni, teknik analisis data yang dilakukan penulis diteliti dengan

    melakukan penelitian data-data yang sifatnya ekunder dan akan di elaskan dalam bentuk

    kalimat non-verbal, titik berat dalam penelitian yang penulis tulisl ebih kepada pemahaman

    tentang permasalahan yang akan diangkat 84. Dalam meneliti penelitian ini, penulis

    menggunakan analisa penelitian kualitatif dimana permasalahan akan digambarkan dari

    perbandingan, fakta-fakta yang ada dan kemudian ditarik kesimpulan.

    3.5 Sistematika Penulisan

    Dalam skripsi ini penulis akan membagi kedalam enam bab yang terdiridari :

    1. Bab 1 merupakan Pendahuluan, dimana penulis akan menjelaskan lata belakang

    masalah yang muncul dan rumusan masalah yang diangkat, tujuan penulisan, dan

    manfaat penelitian baik itu segi akademis maupun segi praktis.

    2. Bab 2 merupakan Tinjauan Pustaka yang berisikan dan akan menjelaskan tentang studi

    terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang digunakan oleh penulis untuk

    menjawab rumusan masalah.

    3. Bab 3 dimana merupakan Metodologi, penulisa kan menjelaskan teknik pengumpulan

    data dan alat yang akan dugunakan untuk melakukan kenseptualisasi permasalahan

    didalam penelitian ini.

    4. Bab 4 Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai gambaran umum ekonomi

    India, bagaimana India telah terintragrasi dalam sistem kapitalisme dari tahun ke tahun

    dan bagaimana hubungan India – Pakistan.

    5. Bab 5 pembahasan dari rumusan masalah yang penulis angkat akan dibahas pada bab

    ini. Bagaimana pengaruh kapitalisme terhadap perilaku konflik India – Pakistan.

    84LexiMoleong. 1990. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: Remaja Karya. Hal 108.

  • 8/20/2019 Pengaruh Kapitalisme Global Terhadap Perilaku India Dalam Konflik India - Pakistan Tahun 2008 - 2014

    54/88

    6. Bab 6 bab ini berisi hasil kesimpulan dari analisa penulis tentang proses pembahsan

    yang penulis tulis dan saran terhadap hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian ini.

    Bab ini adalah bab penutup, sehingga penulis akan menyimpulkan hasil dari penelitian

    yang akan dikemukakan, Beserta saran untuk peneliti yang ingin melanjutkan

    penelitian ini.

    BAB IV

    Pengaruh Globalisasi Ekonomi terhadap India-Pakistan

    Pasca kemerdekaan, wajah ekonomi India tidak terleapas dari pemikiran

    nasionalis-sosialis Gandhi dan Nehru yang menjadi dasar kebijakan ekonomi India saat itu.

    Proteksionisme dalam perekonomian India ternyata gagal dalam meningkatkan pertumbuhan

    ekonomi India. Segala bentuk regulasi dan perizinan berdampak pada timbulnya p