PENGARUH CAR, FDR DAN NPF TERHADAP RETURN BAGI HASIL...
Transcript of PENGARUH CAR, FDR DAN NPF TERHADAP RETURN BAGI HASIL...
PENGARUH CAR, FDR DAN NPF TERHADAP RETURN
BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH
PADA PERBANKAN SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh :
Rizky Amelia
NIM : 107046102181
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
ii
PENGARUH CAR, FDR DAN NPF TERHADAP RETURN
BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH
PADA PERBANKAN SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh :
Rizky AmeliaNIM : 107046102181
Di bawah Bimbingan:
Dr. H.Anwar Abbas, M.Ag, MM
NIP. 195502151983031002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAHPROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1432 H/2011 M
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh CAR, NPF, dan FDR Terhadap Return BagiHasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah telah diujikan dalam sidangmunaqasah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta padatanggal 22 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat(Ekonomi Islam)
Jakarta, 22 Juni 2011 Dekan,
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (......................................) NIP. 197107011998032002
Sekretaris : Mu’min Ra’uf, M.A (......................................)NIP. 197004161997031004
Pembimbing : Dr. H. Anwar Abbas, M.Ag, MM (......................................)NIP. 195502151983031002
Penguji I : Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP (......................................)
8
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 18 Mei 2011 M
14 Djumadil Awal 1432 H
Rizky Amelia
v
ABSTRAK
“Pengaruh CAR, NPF dan FDR Terhadap Return Bagi Hasil DepositoMudharabah Pada Perbankan Syariah”. Strata satu (S1) Konsentrasi KonsentrasiPerbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah danHukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh CapitalAdequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Financing To DepositRatio terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah (RBH) pada Bank UmumSyariah di Indonesia dengan mengambil data 3 sampel bank syariah yaitu BankMuamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah dengan melihatlaporan keuangan triwulanan perusahaan periode Maret 2006 samapai denganDesember 2010.
Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda yangdiolah dengan menggunakan Program SPSS 18.0. Dari hasil pengolahan datadiketahui CAR, NPF dan FDR mempunyai pengaruh terhadap RBH sebesar 0.657atau 65.7%. Secara simultan CAR, NPF dan FDR secara bersama-sama berpengaruhsignifikan terrhadap variabel dependen Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah(RBH). Sedangkan secara parsial seluruh 3 variabel independen (CAR, NPF danFDR) juga berpengaruh signifikan terhadap RBH.
Key Word : CAR, NPF, FDR dan RBH
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh CAR, NPF dan FDR Terhadap Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Pada Perbankan Syariah” sebagai bagian dari tugas akademis di
Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang terbaik bagi umat
manusia, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman
nanti.
Penulis menyadari bahwa terselesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak
terlukiskan, izinkanlah penulis menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada :
1. Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA.MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mencurahkan baktinya kepada kami, selaku Mahasiswa Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalat dan Mukmin Rauf
M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Muamalat yang telah memberikan pengarahan
dan membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
vii
3. Dr. H. Anwar Abbas, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang selalu dapat
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasehat
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya
kepada penulis selama di bangku kuliah.
5. Pihak Bank Muamalat dan Muamalat Institute khususnya Ibu Popon Siti Maryam
yang telah banyak membantu penulis dan memperoleh data dan informasi yang
penulis butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Rasa Ta’zim dan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu dan ayah tercinta
yang tak kenal lelah berjuang dan berkorban untuk memberikan yang terbaik,
perhatian serta cinta dan kasih sayang yang tak pernah habis. Setiap untaian do’a
yang beliau panjatkan merupakan sumber kekuatan bagi ananda untuk menjalani
hidup dan mencapai masa depan.
7. Keluargaku tercinta dan tersayang, Aa Ishal, adikku Zahra, Fikri dan Iqbal.
Sepupuku Zulfa yang telah banyak meluangkan waktunya untuk menemani dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tante-tante ku khususnya
tante Anne Jolie dan tante Diana dan keluarga besar ASMAD yang selalu
memberikan motivasi dan menghiasi hari-hari penulis dengan keceriaan, canda
dan tawa.
8. Sahabat terdekatku sekaligus temen tergokil tiada duanya GC : Meghabooi,
Dottyboii, Cindaaii, Nyai Elda, Idhahooo, dan Cacha yang selalu berbagi dalam
viii
suka dan duka, yang setia mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu siap
membantu penulis ketika dalam kesulitan, selalu memberikan kebersamaan,
canda tawa yang akan selalu berbekas dihatiku dan akan selalu kurindukan.
Wohoww “SUPERDUPERMEGAEXTREMELY” Thank you for being my best
friends, I’m so grateful to have amazing best friends like you guys, I LOVE YOU
all. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2007 khususnya kelas B, terima
kasih atas do’a dan semangatnya yang diberikan kepada penulis.
Semoga amal dan jasa yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima
disisi Allah SWT dan dibalas-Nya dengan pahala yang berlimpah. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
umumnya.
Ciputat, 18 Mei 2011 M
14 Djumadil Awal 1432 H
Rizky Amelia
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................. 7
1. Pembatasan Masalah ................................................................ 7
2. Perumusan Masalah ................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 8
1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
D. Review Terdahulu .......................................................................... 10
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep .......................................... 13
x
1. Kerangka Teori......................................................................... 13
2. Kerangka Konsep ..................................................................... 16
F. Hipotesis......................................................................................... 17
G. Metodologi Penelitian .................................................................... 19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perbankan Syariah.......................................................................... 25
1. Pengertian Bank Syariah .......................................................... 25
2. Fungsi dan Tujuan Perbankan Syariah..................................... 26
3. Prinsip-prinsip Perbankan Syariah........................................... 27
4. Produk-produk Perbankan Syariah .......................................... 29
B. Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah ...................................... 36
1. Pengertian Deposito Mudharabah ........................................... 36
2. Landasan Hukum Deposito Mudharabah................................. 38
3. Implementasi Prinsip Mudharabah dalam Produk
Deposito ................................................................................... 40
4. Mudharabah.............................................................................. 41
5. Penetapan Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah............... 43
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.............................................................................. 47
C. Pengaruh CAR, FDR dan NPF Terhadap Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.................................................................................... 51
xi
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................... 51
2. Non Performing Financing(NPF)............................................. 51
3. Financing to Deposit Ratio (FDR) ........................................... 54
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 56
1. Bank Muamalat Indonesia........................................................ 57
a. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia .......................... 60
b. Produk Penghimpunan Dana.............................................. 60
c. Jasa Perbankan Lainnya ..................................................... 62
d. Sistem Bagi Hasil Pada Bank Muamalat Indonesia........... 64
2. Bank Syariah Mandiri .............................................................. 64
a. Visi dan Misi ...................................................................... 67
b. Produk Penghimpunan Dana ............................................. 68
c. Produk Jasa......................................................................... 71
d. Sistem Bagi Hasil Pada Bank Syariah Mandiri.................. 73
3. Bank Syariah Mega .................................................................. 74
a. Visi, Misi dan Nilai-nilai Bank Syariah Mega ................... 77
b. Produk Pendanaan.............................................................. 77
c. Produk Pembiayaan............................................................ 79
d. Jasa dan Layanan Lainnya ................................................ 81
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Potret CAR, NPF dan FDR pada Bank Umum Syariah................. 82
1. Capital Adequancy Ratio ......................................................... 82
2. Non Performing Financing....................................................... 84
3. Financing to Deposit Ratio ...................................................... 86
4. Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Equivalent Rate)... 88
B. Analisis Data ................................................................................. 90
1. Uji Asumsi Klasik..................................................................... 90
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 94
3. Analisa Regresi serta Pengujian Signifikansi Konstanta dan
Koefisien.................................................................................... 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 105
B. Saran............................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 109
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penghitungan tingkat bagi hasil dengan saldo akhir bulan ............... 46
Tabel 2.2 Penghitungan tingkat bagi hasil dengan saldo rata-rata harian......... 47
Tabel 4.1 Data CAR Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah ........................................................................... 83
Tabel 4.2 Data NPF Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah ........................................................................... 85
Tabel 4.3 Data FDR Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah ........................................................................... 87
Tabel 4.4 Data RBH Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah ........................................................................... 89
Tabel 4.5 One Sample Komolgrov Smirnov Test ............................................ 90
Tabel 4.6 Coefficients (a).................................................................................. 91
Tabel 4.7 Model Summary (b) .......................................................................... 92
Tabel 4.8 Correlations ....................................................................................... 93
Tabel 4.9 Model Summary (b) .......................................................................... 96
Tabel 4.10 ANOVA (b)....................................................................................... 98
Tabel 4.11 Coefficients (a).................................................................................. 100
Tabel 4.12 Coefficients (a).................................................................................. 102
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik CAR Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah ........................................................................... 83
Gambar 4.2 Grafik NPF Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah ............................................................................ 85
Gambar 4.3 Grafik FDR Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah ............................................................................ 87
Gambar 4.4 Grafik RBH Bank Mumalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah ............................................................................ 89
Gambar 4.5 Scatterplot .......................................................................................... 93
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Pembimbing
Lampiran 2 Surat Permohonan Data/Wawancara
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 4 Data CAR, NPF, FDR dan RBH Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah
Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis
Lampiran 7 Hasil Analisa Regresi Pengaruh CAR, NPF dan FDR terhadap RBH
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank Syariah adalah Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
Dengan kata lain, dalam menjalankan usahanya bank syariah menggunakan pola
bagi hasil (profit loss sharing) yang merupakan landasan utama dalam segala
operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan maupun dalam produk
lainnya dan menghindari unsur bunga di dalamnya.1
Di Indonesia sendiri berdirinya Bank Syariah di dasari atas undang-undang
No. 10 tahun 1998 amandemen atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
perbankan syariah, serta dikeluarkannya fatwa bunga bank haram oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) tahun 2003. Kemudian dipertegas kembali pada tahun
2007 bahwa perbankan syariah dalam pelaksanaannya harus menetapkan nilai-
nilai Islam dan dalam kegiatan usahanya harus berdasarkan prinsip syariah.
Di samping karena kinerja bank syariah yang mengesankan, perkembangan
perbankan syariah juga di dukung oleh sistem bagi hasil yang ditawarkan lebih
stabil terhadap gejolak ekonomi makro. Di tengah terus menurunnya suku bunga
bank konvensional, return bagi hasil memberikan keuntungan yang relatif lebih
1 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), h.11
2
tinggi dibandingkan bunga yang ditawarkan bank konvensional. Hal ini terjadi
karena sistem bagi hasil diberikan berdasarkan nisbah (perbandingan bagi hasil)
keuntungan yang disepakati saat nasabah membuka rekening.
Penghimbunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan
deposito. Prinsip operasional yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip Wadi’ah (titipan) dan Mudharabah (investasi).2 Produk
yang ditawarkan dengan menggunakan prinsip mudharabah adalah tabungan dan
deposito. Untuk produk ini nasabah akan mendapatkan return bagi hasil yang
diperoleh dari pendapatan bank atas penyaluran dana nasabah yang bersangkutan.
Produk dana yang merupakan pilihan terbesar dari seluruh dana masyarakat
yang disimpan pada perbankan syariah adalah berupa deposito mudharabah. Dari
tahun ke tahun kedua produk deposito mudharabah ini pada perbankan syariah
terus meningkat. Salah satu hal yang mempengaruhinya adalah tingkat bagi hasil
yang diberikan kepada nasabah deposan yang lebih kompetitif terhadap bunga
yang ditawarkan oleh bank konvensional.
Meskipun demikian, pada perkembangannya ada indikasi bahwa dalam
penetapan return bagi hasil yang diterima nasabah deposan tersebut mengacu
pada tingkat suku bunga konvensional. Padahal tingginya tingkat bagi hasil yang
ditawarkan perbankan syariah tidak terlepas dari besarnya tingkat permodalan,
pembiayaannya dan kualitas asset bank yang dapat dilihat dari tingkat Capital
2 Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo,2004), h.107
3
Adequacy Ratio (CAR) Financing to deposit ratio (FDR) dan Non Performing
Financing (NPF). Sebagai produk tabungan berjangka, pada umumnya nisbah
bagi hasil deposito akan lebih besar dari produk tabungan biasa. Bagi hasil dapat
dilakukan secara tunai, atau secara otomatis dikreditkan ke rekening tabungan
atau giro, atau ditambahkan ke pokok deposito.3
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan
usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin
kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva
produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka
bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan
bank tersebut akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas
dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh
nasabah deposan.4
Non Performing Financing (NPF) pada perbankan syariah yaitu jumlah
pembiayaan yang tergolong non lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan
dan macet.5 Porsi terbesar yang menyumbang kredit dan pembiayaan bermasalah
ini baik di perbankan syariah (NPF) maupun konvensional (NPL/Non Performing
Loan) berasal dari pinjaman jenis penggunaan modal kerja dan konsumer. Hal ini
disebabkan terutama karena kualitas debitor yang dibiayai kurang andal. Debitor
3 M. Nadratuzzaman Hosen & Sunarwin Kartika Setiati, Tuntunan Praktis Menggunakan JasaPerbankan Syariah, (Jakarta : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2007), h.26
4 Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: BPFF, 2002), h. 573
5 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005). h.87
4
yang dibiayai bank syariah umumnya merupakan debitor yang tidak mendapat
pembiayaan dari bank konvensional.
Financing to deposit ratio (FDR) atau rasio pembiayaan terhadap dana
pihak ketiga yang menggambarkan sejauh mana simpanan digunakan untuk
pemberian pembiayaan bisa digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas
perbankan syariah dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan
jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas
bank semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai
kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya.6
Apabila FDR perbankan syariah terus meningkat dan melebihi ketentuan
BI, maksimal 110% maka bank akan meningkatkan target perolehan dananya.
Dalam jangka pendek bank akan menaikkan return bagi hasil untuk menarik
nasabah baru yang akan menginvestasikan dananya di bank syariah. Namun bank
syariah juga harus memperhatikan tingkat NPFnya sekecil mungkin. Semakin
besar NPF membuat bank syariah harus mencatatkan provisi dan pencadangan
yang semakin besar dan dikhawatirkan akan mempengaruhi nisbah dan porsi bagi
hasil bagi masyarakat penyimpan dana7
6 Kasmir, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 2007), h.2677Umaira Arifa, Pengaruh Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio
Terhadap Persentase Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Mutlaqah Pada Bank MuamalatIndonesia, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.5.
5
Tabel 1.2 Rasio CAR, FDR, NPF dan RBHBank Umum Syariah tahun 2006-2010
Rasio 2006 2007 2008 2009 2010CAR 13.73% 10.67% 12.81% 10.77% 14.58%FDR 98.90% 99.76% 103.65% 89.70% 95.40%NPF 4.75% 4.05% 1.42% 4.01% 3.95%
EkuivalenRBH
9.99% 8.34% 8.34% 9.06% 7.26%
Sumber : BI, Statistik Perbankan Syariah, 2010.
Pada Bank Muamalat mencatat kenaikan Aset sebesar 33.5% dari Rp
16.02 triliun (posisi 31 desember 2009) menjadi Rp 21,40 triliun. Sementara itu,
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat signifikan sebanyak
39.16% dari Rp 13.3 triliun menjadi Rp 17.4 triliun. Bank Muamalat cukup aktif
melakukan ekspansi pembiayaan hingga menyentuh angka Rp 15.9 triliun, atau
meningkat 39.3% dari posisi tahun sebelumnya. Laba operasional Bank Muamalat
meningkat sangat signifikan atau lebih dari 200% dari Rp 78.7 miliar menjadi Rp
238.2 miliar. CAR pada tahun 2009 sebesar 10.99% tahun 2010 naik menjadi
13,32%. Tahun 2009 rasio pembiayaan (FDR) mencapai 85,82% dan tahun 2010
naik menjadi 99,68%. Sedangkan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) pada tahun
2009 sebesar 4,10% dan pada tahun 2010 turun menjadi 3,36%. Terbukti dengan
FDR sebesar 99,68%, artinya dana masyarakat sepenuhnya menjadi investasi
melalui pembiayaan kepada para pengusaha untuk menggerakkan sektor riil dan
dunia usaha. Selain itu perbaikan Non Performing Financing (NPF) juga
mendukung peningkatan laba.8
8 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/siaran_pers/1457, diakses pada 25Februari 2011, pukul 15.44 WIB.
6
Pada Bank Syariah Mandiri Aset hingga Desember 2010 mencapai Rp
32,48 triliun. Jumlah itu naik 47,4 persen dibandingkan posisi Desember 2009,
yakni sebesar Rp 22,04 triliun. Pada akhir tahun 2009, dana pihak ketiga (DPK)
sebesar Rp 19,34 triliun. Pada akhir tahun 2010, DPK yang dihimpun naik
menjadi Rp 29 triliun atau tumbuh 49,96 persen. pembiayaan yang disalurkan
sebesar Rp16,25 triliun terutama di sektor UMKM. FDR (rasio pembiayaan) pada
tahun 2009 mencapai 83.07% dan pada tahun 2010 turun menjadi 82.54%, NPF
(pembiayaan bermasalah) pada tahun 2009 mencapai 1.34% dan pada tahun 2010
turun menjadi 1.29%. Sedangkan CAR pada tahun 2009 mencapai 12.44% dan
pada tahun 2010 turun menjadi 10.64%.9
Pada Bank Mega Syariah pada akhir desember 2010 aset BMS tercatat 4,4
triliun. Sedangkan pada pembiayaan mencapai 2,5 triliun atau 75 persen dari total
pembiayaan sebesar 3,3 triliun. Pada akhir 2010 dana pihak ketiga yang dihimpun
sebesar sebesar 3,8 triliun. CAR pada tahun 2009 sebesar 10.96% pada tahun
2010 meningkat menjadi 13.14%. FDR tahun 2009 meningkat 90,23% pada tahun
2010 menjadi 92,43%. Sedangkan NPF pada tahun 2009 sebesar 1,16% pada
tahun 2010 sebesar 1,80%.10
Dilihat dari segi kualitas pembiayaan, tingkat Non Performing Financing
(NPF) juga relatif kecil. Salah satu aspek penting operasional perbankan yaitu
9http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/04/19/1131023/Aset.Bank.Syariah.Mandiri.Rp.32.48.Triliun, diakses pada 25 februari 2011, pukul 16.00 WIB.
10 http://www.korankaltim.co.id/read/news/2011/4624/bank-mega-incar-aset-rp1.000-triliun-.html, di akses pada 25 februari 2011, pukul 16.10 WIB.
7
kehati-hatian (prudent), sehingga dapat menekan pembiayaan bermasalah atau
NPF menjadi sekecil mungkin berjalan dengan baik di Bank Syariah.
Bank syariah memberikan return bagi hasil yang kompetitif dalam
menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Return bagi hasil yang
diberikan kepada nasabah untuk deposito mudharabah berkisar antara 8% sampai
11%. Imbal hasil untuk deposan ini dipengaruhi oleh meningkatnya nisbah bagi
hasil yang diterima bank syariah dari penempatan dananya. Hal ini tidak terlepas
dari membaiknya kualitas aktiva produktif bank syariah yaitu earning assets
yang tercermin dari tingkat CAR, FDR dan NPF-nya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “ Pengaruh CAR, NPF
dan FDR Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan
Syariah.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Karena jumlah Bank Syariah banyak maka penulis akan membatasi
objek penelitian pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Syariah Mega Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis akan membahas
tentang beberapa faktor internal yang mempengaruhi tingkat bagi hasil
deposito mudharabah jangka waktu 12 bulan dengan menggunakan data
laporan keuangan triwulanan terhitung mulai Maret 2006 sampai Desember
8
2010 dengan melihat besarnya Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to
Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), dan Return Bagi
Hasil Deposito Mudharabah.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
a. Apakah CAR, NPF dan FDR berpengaruh secara simultan terhadap RBH
deposito mudharabah pada perbankan syariah ?
b. Apakah CAR, NPF dan FDR berpengaruh secara parsial terhadap RBH
deposito mudharabah pada perbankan syariah?
c. Variabel apakah yang paling berpengaruh terhadap RBH deposito
mudharabah pada perbankan syariah ?
d. Seberapa besar kemampuan variabel CAR, NPF dan FDR menjelaskan
variabel RBH deposito mudharabah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis seberapa besar CAR mempengaruhi RBH deposito
mudharabah pada perbankan syariah.
9
b. Untuk menganalisis seberapa besar NPF mempengaruhi RBH deposito
mudharabah pada perbankan syariah.
c. Untuk menganalisis seberapa besar FDR mempengaruhi RBH deposito
mudharabah pada perbankan syariah.
d. Untuk menganalisis variabel apakah yang paling berpengaruh terhadap
RBH deposito mudharabah pada perbankan syariah.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan penulis tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi return bagi hasil bank syariah.
b. Bagi akademis, memperkaya konsep dan teori yang menyokong tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi return bagi hasil di dunia perbankan
syariah.
c. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapakan memberikan informasi dan
masukan yang selama ini belum memahami konsep bagi hasil deposito
mudharabah, dan bagi bank dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
penyusunan strategi lebih lanjut dalam rangka menghadapi persaingan.
d. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian yang berkaitan dengan masalah ekonomi khususnya mengenai
faktor yang mempengaruhi return bagi hasil bank syariah.
10
D. Review Terdahulu
Judul Keterangan1. Skripsi yang ditulils oleh
Muhammad Luthfi (2010) dengan
judul “Pengaruh Imbalan BagiHasil Terhadap Simpanan Nasabah
(Deposito Mudharabah) Pada
Bank Syariah Bukopin tahun
2010”
Dari hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh kesimpulan bahwa deposito
mudharabah dipengaruhi oleh imbalan
bagi hasil sangat berperan besar dalam
peningkatan jumlah simpanan nasabah
dalam bentuk deposito mudharabah.
2. Tesis yang disusun oleh Nasrah
Mawardi (2005) dengan judul
“Faktor-faktor yang
mempengaruhi penetapan Return
Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Mutlaqah, Studi pada Unit Usaha
Syariah Bank X”.
Dalam penelitian ini di teliti faktor-faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi
penetapan return bagi hasil yaitu tingkat
bunga deposito bank konvensional,
Financing to Deposit Ratio (FDR), Non
Performing Financing (NPF) dan effective
rate pendapatan dari pembiayaan. Setelah
dilakukan beberapa analisis dan uji data,
diperoleh hasil bahwa faktor yang paling
dominan mempengaruhi penetapan return
bagi hasil adalah tingkat suku bunga
konvensional. Setelah melakukan uji regresi
ulang dengan mengeluarkan variabel yang
tidak signifikan mempengaruhi return bagi
hasil, diperoleh hasil yang menunjukkan
bahwa semakin tingginya angka koefisien
determinasi adjusted R2, dari sebelumnya
0.732 menjadi 0.751 hal ini menunjukkan
bahwa tingkat bunga deposito sangat kuat
mempengaruhi return bagi deposito
mudharabah mutlaqah.
11
3. Skripsi yang disusun oleh
Jaenudin Kurniawan (2007)
dengan judul “Pengaruh tingkat
suku bunga SBI terhadap
Penetapan nisbah bagi hasil
Deposito Mudharabah pada PT
Bank Muamalat Tbk”.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh kesimpulan bahwa bagi hasil
merupakan salah satu prinsip yang dapat
digunakan perbankan sebagai pengganti
bunga dalam member dan menerima
imbalan jasa perbankan yang dilakukan.
Penentuan bagi hasil yang diterima oleh
nasabah pembiayaan, yaitu target perolehan
dana bank. Hal ini diindikasikan dengan
tingkat FDR dan tingkat bagi hasil
kompetitor.
4. Skripsi yang ditulis oleh Umaira
Arifa (2008) dengan judul
“Pengaruh Non Performing
Financing dan Financing to
Deposit Ratio Terhadap Persentase
Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Mutlaqah Pada Bank
Muamalat Indonesia”.
Dari hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh kesimpulan bahwa dari hasil uji
regresi linear berganda NPF berpengaruh
secara signifikan terhadap RBH deposito
mudharabah mutlaqah pada Bank
Muamalat Indonesia. Peningkatan NPF
sebesar satu satuan akan menyebabkan
penurunan RBH sebesar 0.502. Sedangkan
FDR tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap RBH deposito mudharabah
mutlaqah pada Bank Muamalat Indonesia.
Pada uji log linear model, NPF mempunyai
pengaruh yg signifikan terhadap RBH di
Bank Muamalat Indonesia. NPF pengaruh
efektif. Dengan koefisien logNPF sebesar
0,171, maka peningkatan sebesar satu
satuan, maka akan menyebabkan penurunan
RBH sebesar 0.171.
12
5. Tesis yang disusun oleh Rovi
Octaviano Vustany (2007) dengan
judul “Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pemberian Bagi
Hasil Nasabah (Studi Kasus di
Bank Muamalat Indonesia)”.
Pertama-tama melakukan uji root test,
setelah itu itu dilakukan analisis regresi
dengan metode panel data yang tahapan-
tahapannya terdapat pengujian hipotesis, uji
common dan uji pooled least square.
Kesimpulannya adalah, faktor yang
mempengaruhi secara signifikan pemberian
bagi hasil nasabah ialah pertumbuhan
pendapatan bank, BI rate dan FDR.
Sedangkan DPK dan Deposito 12 bulan
tidak berpengaruh secara signifikan.
Dari kelima penelitian tersebut, penulis tidak mendapatkan penelitian yang
meneliti tentang pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio terhadap RBH,
padahal modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan
usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin
kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva
produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka
bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan
bank tersebut akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas
dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh
nasabah deposan.
Selain itu penulis tertarik untuk mengambil 3 sampel Bank Umum Syariah
yaitu dengan melihat tabel rasio keuangan dan tabel distribusi bagi hasil deposito
13
mudharabah dengan judul “Pengaruh CAR, NPF dan FDR Terhadap Return Bagi
Hasil Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah”.
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
Al-Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau
berjalan. Maksudnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama
usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan
seluruh (100%) modal, sedangkan pihak yang lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya
kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si
pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. 11
Secara umum, mudharabah terbagi dua jenis: yaitu mudharabah
mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Mudharabah mutlaqah adalah
bentuk antara kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu,
dan daerah bisnis. Sedangkan mudharabah muqayyadah adalah kebalikan
11 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema InsaniPress, 2001), h.95
14
dari mudharabah mutlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,
waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini, seringkali mencerminkan
kecendrungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis usaha.12
Perhitungan bagi hasil dari akad-akad diatas di dasarkan pada
keuntungan usaha yang dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak. Besarnya hak nasabah terhadap banknya dalam perhitungan
keuntungan tersebut, ditetapkan dengan sebuah angka rasio atau bagian yang
disebut nisbah bagi hasil. Untuk return bagi hasil deposito merupakan tingkat
kembalian atas investasi nasabah bank syariah dalam bentuk deposito.13
Tingginya tingkat bagi hasil yang ditawarkan perbankan syariah tidak
terlepas dari besarnya tingkat (earning assets). Dalam hal ini dapat dilihat dari
tingkat FDR bank. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana dana
pinjaman yang bersumber dari Dana Pihak Ketiga (DPK) disalurkan untuk
pembiayaan. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank
tersebut, sehingga semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, berarti
digambarkan sebagai bank yang kurang likuid dibandingkan dengan bank
yang mempunyai rasio DPK yang kecil.14 Salah satu faktor penting dalam
rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian adalah
modal (CAR). Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka bank
12 Ibid., h.9713 Nasrah Mawardi, Faktor-faktor yang mempengaruhi Penetapan Return Bagi Hasil
Deposito Mudharabah Mutlaqah : Studi Kasus Unit Usaha Syariah Bank X”. (Tesis S2, 2005). h.6314 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN,
2005), h. 55
15
tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank
tersebut akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas dan
tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh
nasabah deposan
Selain itu, bank juga harus memperhatikan NPF-nya. Risiko
pembiayaan mempengaruhi tingkat profitabilitas bank syariah, ketika tingkat
jumlah pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) menjadi besar,
semakin besar pula jumlah kebutuhan biaya penyisihan penghapusan
pembiayaan yang berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk
menghasilkan keuntungan. Bila NPF bank cukup tinggi, maka kemampuan
bank untuk menghasilkan pendapatan menjadi menurun dan akibatnya return
bagi hasil yang diberikan menjadi lebih kecil.
Besarnya nisbah bagi hasil yang diterima nasabah juga ditentukan
sesuai dengan tarif nisbah yang berlaku dan berdasarkan akad dan besarnya
ditentukan berdasarkan fluktuasi keuntungan yang diperoleh bank secara
keseluruhan.15 Bank syariah menyalurkan dana simpanannya ke produk
pembiayaan yang nantinya akan memberikan keuntungan bagi bank.
Pendapatan-pendapatan yang dihasilkan dari kontrak pembiayaan,
setelah dikurangi dengan biaya-biaya operasional kemudian dibagikan kepada
para nasabah penyimpan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan sumber-
sumber pendapatan yang diperoleh bank syariah,16 yaitu berupa bagi hasil
15 M. Nadratuzzaman hosen, Tuntunan Praktis, h. 29-30.16 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta : Ekonusia, 2005), h.61.
16
pembiayaan musyarakah dan mudharabah, berupa mark-up sewa dari
pembiayaan pengadaan barang dan fee dari biaya administrasi dan
penggunaan fasilitas.17
Bank syariah tidak akan menjamin pembayaran nilai nominal dari
investasi mudharabah dan juga tidak menjamin keuntungan atas investasi
mudharabah. Mekanisme pengaturan pembagian keuntungan final atas
investasi mudharabah tergantung pada kinerja bank. Semakin besar
keuntungan yang diperoleh nasabah pembiayaan, akan semakin besar pula
jumlah bagi hasil yang akan diterima penyimpan dana. Sebaliknya semakin
banyak nasabah yang tidak memenuhi kewajibannya, akan semakin kecil pula
jumlah bagi hasil yang akan diterima penyimpan dana.
2. Kerangka Konsep
17 M. Syafi’i Antonio & Karnaen Pertawaatmadja, Apa dan bagaimana Bank Islam,(Yogyakarta : PT Dana Bhakti Prima Jasa, 1999), h. 43.
Capital AdequacyRatio(X1)
Financing toDeposit Ratio
(X3)
Return Bagi Hasil DepositoMudharabah
(Y)
Non PerformingFinancing
(X2)
17
Rincian variabel diatas :
Variabel Independen (X), terdiri dari :
X1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio kecukupan modal
X2 : Non Performing Financing / NPF yaitu pembiayaan yang bermasalah
X3 : Financing to deposit ratio/ FDR yaitu tingkat pembiayaan syariah
terhadap DPK
Variabel Dependen (Y) : Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah
F. Hipotesis
Hipotesis penelitian atas permasalahan ini adalah :
1. Ho : Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh secara
simultan terhadap return bagi hasil deposito mudharabah.
Ha : Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara
simultan terhadap return bagi hasil deposito mudharabah
2. Ho : Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh secara
parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah.
Ha : Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial
terhadap return bagi hasil deposito mudharabah
18
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penulis memakai metode penelitian dekskriptif kuantitatif yaitu
penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data,18 serta penampilan hasilnya. Kemudian membuat gambaran
mengenai situasi kejadian, menerangkan hubungan-hubungan, menguji
hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi
dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.
2. Objek Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia dengan melihat laporan
keuangan Triwulanan periode Maret 2006 sampai dengan Desember 2010.
3. Teknik Penulisan
Teknik penullisan yang digunakan penulis berpedoman pada buku
“Buku Pedoman Penulisan Skripsi” Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.
18 Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, cet XIII(Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006), h. 12.
19
4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian ini terdiri dari data sekunder yang bersumber dari
dokumen-dokumen dan kajian kepustakaan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Studi lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data sekunder yang
diperoleh dari laporan keuangan triwulanan bank.
b. Studi kepustakaan (Library Research) yaitu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan menganalisa data-data dari literature yang
berkenaan dengan masalah yang diteliti baik berupa buku, jurnal, majalah,
artikel dan lain-lain.
6. Teknik Analisa Data
a. Uji Asumsi Statistik
Dilakukan untuk menguji apakah model persamaan yang
digunakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) atau tidak.
Oleh karena itu, maka dilakukan pengujian :
1) Uji Normalitas, Uji Normalitas dapat dilakukan dengan melihat grafik
normal plot yang dapat disimpulkan bahwa jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
menuunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
20
asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal/tidak
mengikuti garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi
tidak normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Multikolinearitas, bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen).19 Ada
atau tidak adanya multikolinearitas dalam model persamaan yang
terbentuk dengan di uji menggunakan indikator Varians Inflation
Factor (VIF).
3) Uji Heterokedastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari satu pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksinya dilihat dari grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya (SRESID).20
4) Uji Autokolerasi, bertujuan untuk menguji apakah ada kolerasi dalam
model regresi linear antara variabel independen. Jika terjadi kolerasi,
maka dinamakan ada problem autokolerasi. 21 Untuk mendeteksi ada
tidaknya autokolerasi, dilakukan uji Durbin-Watson (DW test).
19 Ghozali, Prof.Dr.H.Imam, M. Com, Akt, Aplikasi Multivariat dengan Program SPSS,(Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007), h. 91.
20 Ibid., h.105.21 Ibid., h. 95.
21
b. Uji Hipotesis
Analisa statistik untuk menguji hipotesis pada penelitian ini
menggunakan rumus kolerasi Product Moment dari Pearson. Hal itu
karena data penelitian ini memenuhi asumsi statistik dan data-datanya
berupa rasio sehingga menggunakan uji statistik parametrik. Dalam
perhitungannya, peneliti menggunakan program SPSS versi 18. Korelasi
Product Moment dari Pearson bertujuan untuk mengukur kuat atau
tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu variabel Y dengan variabel
X1, variabel Y dengan X2, Variabel Y dengan X3. Kemudian varian yang
terjadi pada variabel dependent (Y) dijelaskan melalui varian yang terjadi
pada variabel independent (X) dengan menggunakan Koefisien
Determinasi.
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel-variabel yang diteliti, baik secara parsial maupun secara
simultan. Variabel independen mana yang paling kuat pengaruhnya (CAR
FDR atau NPF) terhadap variabel dependen (return bagi hasil deposito
mudharabah) dan variabel mana yang mempunyai pengaruh sangat
signifikan secara parsial
d. Uji Signifikan
Untuk uji signifikan penulis menggunakan Uji F dan uji t-tes ( t-
student) :
22
1) Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis Nol yang
hendak di uiji adalah apakah semua parameter dalam model sama
dengan nol atau tidak.
Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya secara bersama-sama variabel CAR, FDR dan NPF
berpengaruh secara signifikan terhadap return bagi hasil mudharabah.
Sebaliknya apabila F hitung < F tabel, berarti Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya secara bersama-sama variabel CAR, FDR dan NPF
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return bagi hasil deposito
mudharabah.
2) Uji t-test (t-student)
Uji t dilakukan untuk mengetahui keberartian dari masing-
masing penduga parameter secara parsial, apakah koefisien yang
diperoleh tersebut mempunyai pengaruh secara parsial atau tidak.
Apabila t hitung > t tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya koefisien a dan b signifikan. Sebaliknya apabila t hitung < t
tabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien a dan b tidak
signifikan.
23
H. Sistematika Penulisan
Agar lebih tersusun dan lebih terarah penulis menyusun penelitian ini ke
dalam lima bab dengan sub judul masing-masing sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Manfaat dan Tujuan Penelitian, Review
Terdahulu, Kajian Pustaka, Kerangka Teori, dan Kerangka Konsep,
Hipotesis dan Metodologi Penelitian
BAB II Landasan Teori, terdiri dari 1) Perbankan Syariah, Fungsi dan
Tujuan Perbankan Syariah, Prinsip-prinsip Perbankan Syariah,
Produk-produk Perbankan Syariah. 2) Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah, Implementasi Prinsip Mudharabah dalam Produk
Deposito, Pengertian Deposito Mudharabah, Landasan Hukum
Deposito Mudharabah, Faktor-faktor yang mempengaruhi Return
Bagi Hasil Mudharabah, Penetapan Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah 2) Pengaruh CAR, NPF, dan FDR terhadap return bagi
hasil deposito mudharabah, Pengertian Capital Adequacy Ratio
(CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing
Financing (NPF).
BAB III Gambaran Umum Objek Penelitian terdiri dari Pendahuluan, Sejarah
Berdirinya Bank Umum Syariah, Visi Misi, Produk dan Jasa Bank
Umum Syariah, Sistem Bagi Hasil pada Bank Umum Syariah.
24
BAB IV A) Potret CAR, NPF dan FDR pada Bank Muamalat Indonesia,
Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. B) Analisis Data
terdiri dari Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis dan Analisis Regresi
serta Pengujian Signifikansi Konstanta dan Koefisien
BAB V Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank syariah
Bank Syariah yaitu Bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan
dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.22
Menurut Karnaen A. Perwataatmadja dan Syafi’i Antonio, Bank
Syariah memiliki dua pengertian, yaitu :
1. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
2. Bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan
Al-Qur’an dan Al-Hadits
Dalam pengertian lain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bank
syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit
dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
operasionalnya disesuaikan dengan prinsip syari’at Islam.23
22 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim,2008), h.14.
23Ahmad Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat SebuahPengenalan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), h.54.
26
2. Fungsi dan Tujuan Perbankan Syariah
Dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Finansial Institution)
dijelaskan tentang fungsi dan tujuan perbankan syariah sebagai berikut :
1. Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
2. Investor bank syariah, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimiliki maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat
melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana
lazimnya.
4. Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entisitas
keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan dan
mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.
Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana,
meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan,
kecuali bila dalam melakukan fungsi perbankan melakukan hal-hal yang
dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvensional yang dikenal saat ini,
fungsi tersebut dilakukan berdasarkan sistem bunga. Bank konvensional
memang tidak serta merta identik dengan bunga, namun kebanyakan praktik
27
bank konvensional dapat digolongkan sebagai transaksi ribawi.24 Perbedaan
diantara keduanya hanya terletak pada prinsip operasional yang
digunakannya. Kalau Bank Syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil,
sedangkan bank konvensional berdasarkan prinsip bunga. Dengan kata lain,
kedudukan bank syariah dalam hubungannya dengan nasabah sebagai mitra
investor dan pedagang atau pengusaha, sedangkan pada bank konvensional
sebagai kreditur dan debitur.25
3. Prinsip Operasional Perbankan Syariah
Bank Islam dalam menjalankan usahanya minimal mempunyai 5
prinsip operasional yang terdiri dari (1) Sistem Simpanan (2) Bagi Hasil (3)
Marjin Keuntungan (4) Sewa (5) Fee.26
a. Prinsip Simpanan Murni
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan Bank
Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana
untuk menyimpan dananya dalam bentuk Al Wadi’ah. Fasilitas al Wadi’ah
biasa diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan
seperti halnya tabungan dan deposito. Dalam dunia perbankan
konvensional al Wadi’ah identik dengan giro.
24 Opcit, h.15.25 Opcit, h.55.26 M.Syafi’i Antonio, dkk, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman, (Yogyakarta : Ekonisia, 2006), cet 1, h.17-18.
28
b. Prinsip Bagi Hasil
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian
hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. Pembagian hasil
usaha ini dapat terjadi antara bank dan penyimpan dana, maupun antara
bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan
prinsip ini adalah Mudharabah dan Musyarakah. Lebih jauh prinsip
mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk
pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan. Sedangkan
musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.
c. Prinsip Jual Beli dan Marjin Keuntungan
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual
beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan
atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang
atas nama bank. Kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah
dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin/mark-
up). Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah Murabahah,
Salam dan Istishna’.
d. Prinsip Sewa
Prinsip ini secara garis besar terbagi atas dua jenis :
a. Ijarah (sewa murni), seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat
produk lainnnya (operating lease). Dalam teknis perbankan, bank
dapat membeli dahulu equipment yang dibutuhkan nasabah kemudian
29
menyewakan dalam waktu dan hanya yang telah disepakati kepada
nasabah.
b. Ijarah al Muntahhiya Bit Tamlik merupakan penggabungan antara
sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki
barang pada akhir masa sewa (financial lease).
e. Prinsip fee (Jasa)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang
diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain
Hiwalah, Kafalah (Bank Garansi), Kliring, Inkaso, Jasa Transfer dll.
Secara syariah prinsip ini didasarkan pada konsep al ajr wal umulah.
4. Produk Perbankan Syariah
Pada sistem operasi Bank Syariah, pemilik dana menanamkan uangnya
tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan
keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada
mereka yang membutuhkan, misalnya (modal usaha) dengan perjanjian
pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
1. Produk Pengerahan Dana
a. Giro Wadi’ah
Yaitu dana nasabah yang dititipkan di bank, setiap saat nasabah berhak
mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan
30
pemanfaatan dana giro oleh bank. Besarnya bonus tidak ditetapkan di
muka tetapi benar-benar merupakan “kebijaksanaan” bank.
Sungguhpun demikian nilai nominalnya diupayakan sedemikian rupa
untuk senantiasa kompetitif.
b. Tabungan Mudharabah
Yaitu dana yang disimpan nasabah akan dikelola oleh bank untuk
memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah
berdasarkan kesepakatan bersama.
c. Deposito Investasi Mudharabah
Yaitu dana yang disimpan nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan
jangka waktu yang ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan
berdasarkan kesepakatan bersama. Dalam deposito ini nasabah
memiliki hak untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan peranan
dananya dalam pembentukan laba bank. Variabel yang menentukan
besar kecilnya pembagian laba bergantung pada besarnya dana yang
diinvestasikan, jangka waktu penyimpanan, dan keuntungan Bank
Syariah selama periode tertentu.27
d. Tabungan Haji Mudharabah
Yaitu simpanan pihak ketiga yang penarikannya dilakukan pada saat
nasabah akan menunaikan ibadah haji, atau pada kondisi-kondisi
27 A Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan,(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002), h.72.
31
tertentu sesuai dengan perjanjian nasabah. Merupakan simpanan
dengan memperoleh imbalan bagi hasil (Mudharabah).
e. Tabungan Qurban
Yaitu simpanan pihak ketiga yang dihimpun untuk ibadah Qurban
dengan penarikan yang dilakukan pada saat nasabah akan
melaksanakan ibadah Qurban, atau atas kesepakatan antara pihak bank
dengan nasabah. Juga merupakan simpanan yang akan memperoleh
imbalan bagi hasil.
2. Produk Penyaluran Dana
a. Mudharabah
Bank dapat menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal
kerja secara penuh (100%) sedangkan nasabah menyediakan proyek
atau usaha lengkap dengan manajemennya. Hasil keuntungan dan
kerugian yang dialami nasabah dibagikan atau ditanggung bersama
antara bank dan nasabah dengan ketentuan sesuai kesepakatan
bersama. Selanjutnya, pada saat jatuh tempo nasabah berkewajiban
mengembalikan modal kepada bank, baik dengan cara di cicil atau
dilunasi seluruhnya. Keberlakuan bagi hasil antara nasabah dengan
bank berlangsung selama modal yang diberikan bank belum
dikembalikan seluruhnya.
32
b. Salam
Transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada.
Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara
pembayaran dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli,
sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi ini mirip jual beli
ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu
penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
c. Istishna’
Produk istishna’ menyerupai produk salam, tapi dalam istishna’
pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)
pembayaran. Ketentuan pembiayaan istishna’ adalah spesifikasi
barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan
jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad
istishna’ dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi
perubahan dan kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah
akad ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung
nasabah.
d. Ijarah
Traansaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi
perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli
objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya
33
adalah jasa. Pada masa akhir sewa, bank dapat saja menjual barang
yang disewakannya kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan
syariah dikenal dengan ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa yang
diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual
disepakati pada awal perjanjian.
e. Murabahah
Transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya.
Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.
Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan
(margin). Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka
waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan
jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad.
Dalam perbankan, murabahah selalu dilakukan dengan cara
pembayaran cicilan. Dalam transaksi ini barang diserahkan segera
setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/cicilan.
f. Al Qardhul Hasan
Pinjaman lunak bagi pengusaha kecil yang benar-benar kekurangan
modal. Dalam produk ini nasabah hanya diwajibkan mengembalikan
pokok pinjamannya pada waktu jatuh tempo dengan nilai beli sama
seperti saat meminjam. Disamping itu, keuntungan yang diperoleh
nasabah tidak dibagi dengan bank. Pada produk ini nasabah hanya
dibebani untuk membayar biaya administrasi yang merupakan biaya
34
riil yang tidak dapat dihindari untuk terjadinya suatu kontrak, misalnya
biaya penelitian proyek, notaris, upah karyawan dan lain-lain.
g. Musyarakah
Pembiayaan musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang
bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara
bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau
lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk
sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Secara
spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa
dana, barang dagangan (trading asset), kewiraswastaan
(entrepreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan (property),
peralatan (equipment), in-tangible asset (seperti hak paten atau
goodwill), kepercayaan /reputasi (credit worthiness) dan barang-
barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan merangkum
seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan
atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.
h. Hiwalah
Produk perbankan syariah yang disediakan untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Dalam
hal ini bank akan mendapatkan imbalan (fee) atas jasa pemindahan
piutang. Besarnya imbalan yang akan diterima bank ditetapkan
berdasarkan hasil kesepakatan antara bank dengan nasabah.
35
i. Rahn
Untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan. Atas izin bank, nasabah dapat menggunakan
barang tertentu yang digadaikan dengan tidak mengurangi nilai dan
merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang digadaikan
rusak atau cacat, nasabah harus bertanggung jawab. Apabila nasabah
wanprestasi, bank dapat melakukan penjualan barang yang digadaikan
atas perintah hakim. Nasabah mempunyai hak untuk menjual barang
tersebut dengan seizin bank. Apabila hasil penjualan melebihi
kewajibannya, kelebihan tersebut menjadi milik nasabah. Dalam hal
hasil penjualan tersebut lebih kecil dari kewajibannya, maka nasabah
harus menutupi kekurangannya.
j. Wakalah
Mekanisme produk wakalah adalah nasabah memberikan kuasa
kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan atau jasa
tertentu, seperti pembukaan L/C, inkaso dan transfer uang. Dalam
penggunaan produk ini, bank dan nasabah disyaratkan cakap hukum,
khususnya hukum perdata dan perbankan. Pemberian kuasa dalam
produk wakalah berakhir setelah tugas dilaksanakan dan disetujui
bersama antara nasabah dengan bank. Atas pelaksanaan tugas yang
dilakukan bank, maka berhak mendapatkan imbalan (fee) sesuai hasil
kesepakatan bersama.
36
k. Sharf
Produk ini berarti jual beli valuta asing. Secara syar’i apabila yang
dipertukarkan itu mata uang yang sama, maka nilai mata uang tersebut
harus sama dan penyerahannya juga dilakukan pada waktu yang sama.
Sedangkan apabila yang dipertukarkan adalah mata uang yang
berbeda, maka nilai tukar uang tersebut ditentukan berdasarkan harga
pasar dan diserah-terimakan secara tunai.
l. Kafalah
Produk kafalah berarti bank memberikan garansi kepada nasabah.
Produk ini disediakan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban
pembayaran. Dalam aplikasinya, bank diperkenankan untuk
mengajukan syarat kepada nasabah agar menempatkan sejumlah dana
untuk fasilitas ini dengan menggunakan prinsip wadi’ah. Atas
pekerjaan yang dilakukan bank, maka bank berhak mendapatkan
imbalan (fee).
B. Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah
1. Pengertian Deposito
Deposito adalah bentuk simpanan nasabah yang mempunyai jumlah
minimal tertentu, jangka waktu tertentu dan bagi hasilnya lebih tinggi
daripada tabungan. Nasabah membuka deposito dengan jumlah minimal
tertentu dengan jangka waktu yang telah disepakati, sehingga nasabah tidak
37
dapat mencairkan dananya sebelum jatuh tempo. Produk penghimpunan dana
ini biasanya dipilih oleh nasabah yang memiliki kelebihan dana, sehingga
selain bertujuan untuk menyimpan dananya, bertujuan pula untuk salah satu
sarana berinvestasi.28
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.10 tahun 1998 deposito di
definisikan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank atau pada
saat jatuh tempo. Biasanya jangka waktu penetapan deposito telah ditetapkan
oleh bank, yaitu 1 bulan, 3 bulan dan 12 bulan. Deposito merupakan produk
dari bank yang memang ditujukan untuk kepentingan investasi dalam bentuk
surat-surat berharga sehingga dalam perbankan syariah akan memakai prinsip
mudharabah.
Bank dan nasabah masing-masing mendapatkan keuntungan.
Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang
yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu
yang relatif lebih panjang dan frekuensi penarikan yang panjang. Sehingga
bank akan lebih leluasa melempar dana tersebut untuk kegiatan yang
produktif. Sedangkan nasabah deposan akan mendapatkan keuntungan bagi
hasil (profit sharing) yang besarnya sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati di awal perjanjian.29
28 M. Nurianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta, cv,2010), Cet.1, h.35.
29 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta : Gajah MadaUniversity Press, 2007), Cet.1, h.93-94
38
Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang
dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah
Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito
yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.30
Deposito yang dikembangkan oleh perbankan syariah dan juga lembaga
keuangan syariah adalah Deposito Mudharabah.
2. Landasan Hukum Deposito Mudharabah
Adapun dasar hukum deposito dalam hukum positif dapat kita jumpai
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.31
Secara teknis mengenai deposito mudharabah ini dalam pasal 36 huruf
a poin 3 PBI Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum Yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Pasal ini intinya menyebutkan
bahwa bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian dalam
kegiatan usahanya dalam melakukan penghimpunan dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan investasi antara lain dalam bentuk deposito
berjangka dalam bentuk Mudharabah.
Selain itu mengenai deposito ini juga telah diatur dalam Fatwa DSN
No. 03/DSN-MUI/1V/2000, tanggal 1 April 2000 yang menyatakan bahwa
30 Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004), h.303.
31 Ibid, h.94.
39
keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam bidang
investasi, memerlukan jasa perbankan. Salah satu produk perbankan di bidang
penghimpunan dana dari masyarakat adalah deposito, yaitu simpanan dana
berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.32
Berdasarkan Fatwa DSN-MUI ini deposito yang dibenarkan secara
syariah adalah yang berdasarkan prinsip mudharabah, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembannya, termasuk di dalamnya Mudharabah dengan pihak lain.
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
4) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening.
5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6) Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.
32 DSN MUI&BI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, cet III (Ciputat : CV GaungPersada, 2006), h. 18-19
40
3. Implementasi Prinsip Mudharabah dalam Produk Deposito
Deposito sebagai salah satu produk perbankan dalam perbankan
syariah menggunakan skema mudharabah. Hal ini sejalan dengan tujuan dari
nasabah menggunakan instrument deposito yakni sebagai sarana investasi
dalam memperoleh keuntungan.33
Secara teknis pemakaian prinsip akad mudharabah ke dalam produk
deposito sebagai instrument penghimpunan dana dari masyarakat pada bank
syariah telah diatur dalam Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia No.
7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi Bank
Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
Dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau
deposito berdasarkan mudharabah berlaku persyaratan paling kurang sebagai
berikut :
a. Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertidak sebagai
pemilik dana.
b. Dana disetor penuh kepada bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal.
c. Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana investasi dinyatakan dalam
bentuk nisbah.
d. Pada akad tabungan berdasarkan mudharabah, nasabah wajib
menginvestasikan minimum dana tertentu yang jumlahnya ditetapkan oleh
33 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta : Gajah MadaUniversity Press, 2007), Cet.1, h.95
41
bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka penutupan
rekening.
e. Nasabah tidak boleh menarik dana diluar kesepakatan.
f. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan atau
deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
g. Bank tidak boleh mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa
persetujuan nasabah yang bersangkutan dan
h. Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam
perundang-undangan yang berlaku.
4. Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.
Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.34
Menurut Ascarya, Mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika
pemilik dana/modal (pemodal), biasa disebut shahibul maal, menyediakan
modal (100%) kepada penguasa sebagai pengelola, biasa disebut mudharib,
untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang
dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan
34 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta : Gema InsaniPers, 2001), h. 95.
42
sebelumnya dalam akad.35 Shahibul maal (pemodal) adalah pihak yang
memiliki modal, tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib (pengelola atau
entrepreneur) adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki
modal.
Menurut M. Nejatullah Siddiqi, mudharabah berarti bahwa salah satu
pihak menyediakan modal dan pihak lain memanfaatkannya untuk tujuan-
tujuan usaha berdasarkan kesepakatan bahwa keuntungan dari usaha tersebut
akan dibagi menurut bagian yang ditentukan.36
Apabila terjadi kerugian karena proses normal dari usaha, dan bukan
karena kelalaian atau kecurangan pengelola, kerugian ditanggung sepenuhnya
oleh pemilik modal, sedangkan pengelola kehilangan tenaga dan keahlian
yang telah dicurahkannya. Apabila terjadi kerugian karena kelalaian
pengelola, maka pengelola bertanggung jawab sepenuhnya.
Mudharib tidak ikut menyertakan modal, tetapi menyertakan tenaga
dan keahliannya, dan juga tidak meminta gaji atau upah dalam menjalankan
usahanya. Pemilik dana hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan
untuk ikut campur dalam manajemen usaha yang dibiayainya. Kesediaan
pemilik dana untuk menanggung resiko apabila terjadi kerugian menjadi dasar
untuk mendapat bagian dari keuntungan.
35 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.60.36 M. Nejatullah Siddiqi, Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam, (Jakarta :
Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), h.8.
43
Dari pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengetian
dari Deposito Mudharabah adalah dana investasi yang sifatnya sesuai dengan
syari’at Islam dari nasabah yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu
tertentu sesuai dengan kesepakatan. Pemilik rekening disebut deposan yang
berasal dari perorangan atau badan.37
Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu
mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah. Yang dimaksud
dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara
shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi
oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Sedangkan yang
dimaksud dengan mudharabah muqayyadah adalah kebalikan dari
mudharabah muqayyadah yaitu si Mudharib dibatasi dengan batasan jenis
usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
mencerminkan kecendrungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis
dunia usaha.38
5. Penetapan Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Return Bagi Hasil Mudharabah adalah tingkat kembalian atas investasi
nasabah bank dalam bentuk dana deposito. Return yang diperoleh tergantung
berapa besar nisbah yang disepakati antara nasabah dengan bank. Nisbah bagi
37 Tim Instruktur Lab. Bank Mini, Konsep dan Mekanisme Bank Syariah, (Jakarta : Fak.Syariah dan Hukum, 2005), h.34.
38Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah, h.97.
44
hasil nasabah dan nisbah bagi hasil bank bukanlah laba yang dinikmati
nasabah deposan bank, tetapi merupakan rasio atau persentase bagian dimana
para nasabah yang mendapatkan hak atas laba yang disisihkan untuk deposito
masing-masing nasabah digunakan bank untuk pembiayaan yang
menguntungkan. Sementara nisbah bagi hasil adalah nisbah dimana bank
mendapatkan hak atas laba yang disisihkan pengusaha atas dana-dana
Mudharabah yang digunakan untuk pembiayaan.
Ada dua dasar yang digunakan dalam metode perhitungan bagi hasil
yaitu: metode profit and loss sharing (bagi untung dan resiko) dan metode
revenue sharing (bagi hasil). Perbedaan antara keduanya terletak pada faktor
pendapatan yang akan dibagikan (profit distribution). Profit distribution jenis
profit and loss sharing adalah besarnya pendapatan yang akan dibagikan
dikurangi biaya-biaya yang terkait dengan pengelolaan dana terlebih dahulu.
Sementara profit distribution jenis revenue and sharing, tidak akan
mengurangi biaya-biaya, artinya seluruh pendapatan yang diperoleh atas
pengelolaan dana dibagikan kepada kepada pemilik dana.39
Untuk perhitungan bagi hasil, bank melakukan perhitungan dengan
saldo akhir bulan dan dengan saldo rata-rata harian.
39 Nasrah Mawardi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Return Bagi HasilDeposito Mudharabah Mutlaqah : (Studi Kasus Unit Usaha Syariah Bank X”, Eksis Vo. IV no IJanuari-Maret 2008)” (Tesis S2 Universitas Indonesia 2005), h.62.
45
a. Perhitungan dengan Saldo Akhir Bulan
Keseluruhan dana yang dikelola oleh bank akan dikelompokkan
berdasarkan jenisnya, misalnya menjadi giro, tabungan, deposito 1 bulan,
3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Maka bank dapat menggunakan tabel 2.1
sebagai alat Bantu.
Kolom I adalah saldo akhir bulan masing-masing jenis dana.
Namun tidak seluruh dana ini dapat disalurkan oleh bank, karena bank
harus menyimpan minimum 5% dari dana ini di Bank Indonesia dalam
bentuk Giro Wajib Minimum (GWM), dan biasanya bank juga
memperhitungkan adanya kelebihan cadangan yang disimpannya di atas
kewajibannya yang 5% tersebut, juga memperhitungkan dana-dana yang
ditarik-setor oleh nasabah investor (floating). Ketiga komponen ini
menjadi basis pengurang dalam penghitungan bobot di kolom 2. Kolom 3
adalah saldo yang benar-benar dapat di investasikan oleh bank. Kolom 4
adalah pendistribusian pendapatan yang diperoleh bank ke dalam masing-
masing jenis dana. Kolom 5 adalah nisbah nasabah investor. Dengan
mengalikan kolom 4 dan kolom 5, maka didapat bagian pendapatan
nasabah untuk masing-masing jenis dana. Untuk memudahkan bank untuk
menghitung bagi hasil kepada tiap-tiap investor, maka bank menghitung
pendapatan nasabah pada kolom 6 tersebut dalam bentuk persentase, yaitu
pada kolom 7.40
40 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta : Raja GrafindoPersada, 2004), h. 322-323.
46
Tabel 2.1Penghitungan Tingkat Bagi Hasil dengan saldo akhir bulan
JenisSaldoAkhirBulan
Bobot* SaldoTertimbang**
DistribusipendapatanPer Jenis
NisbahNasabah
BagianPendapatanNasabah
Rata (%)PendapatanNasabah
1 2 3 4 5 6 = 4 x 5 7 =6/1x12x100%
GiroTabunganDep.1Dep.3Dep.6Dep.12TOTAL 1 2 3 4 5 6 7
Catatan : * bobot = 1-(GWM)+excess Reserve + Floating
** Dalam Bank Konvensional, saldo tertimbang dikenal sebagai loanable funds
b. Perhitungan dengan Saldo Rata-rata Harian
Bank dapat pula melakukan penghitungan berdasarkan saldo rata-
rata harian berdasarkan tabel 2.2 Kolom I adalah saldo rata-rata harian
bulanan bersangkutan masing-masing jenis dana. Namun tidak seluruh
dana ini dapat disalurkan oleh bank, karena bank harus menyimpan
minimum 5% dari dana ini di Bank Indonesia dalam bentuk Giro Wajib
Minimum (GWM). Karena penghitungannya telah menggunakan saldo
rata-rata harian, nilai ini telah mereflesikan saldo yang mengendap di bank
yang dapat digunakan oleh bank untuk melakukan investasi. Jadi, hanya
komponen GWM saja yang menjadi faktor pengurang dalam
penghitungan bobot dikolom 2. Kolom 3 adalah saldo yang benar-benar
dapat diinvestasikan oleh bank. Kolom 4 adalah pendistribusian
pendapatan yang diperoleh oleh bank ke dalam masing-masing jenis dana.
47
Kolom 5 adalah nisbah nasabah investor. Dengan mengalikan kolom 4 dan
kolom 5, maka didapat bagian pendapatan nasabah untuk masing-masing
jenis dana. Untuk memudahkan bank untuk mnghitung bagi hasil kepada
tiap-tiap investor, maka bank menghitung pendapatan nasabah pada kolom
6 tersebut dalam bentuk persentase, yaitu pada kolom 7.41
Tabel 2.2Penghitungan Tingkat Bagi Hasil dengan saldo rata-rata harian
JenisSaldo Rata-rata Harian
BulananBobot* Saldo
Tertimbang**
DistribusipendapatanPer Jenis
NisbahNasabah
BagianPendapatanNasabah
Rata (%)PendapatanNasabah
1 2 3=1 X 2 4 5 6=4 x 5 7=6/1x12x100%
GiroTabunganDep.1Dep.3Dep.6Dep.12 1 2 3 4 5 6 7
TOTAL
Catatan : * bobot = 1-GWM
** Karena digunakan saldo rata-rata harian, maka nilai ini telah menggambarkan saldo yangmengendap. Bobot dihitung hanya dengan GWM sebagai faktor pengurang.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
a. Faktor Langsung
Diantara faktor-faktor langsung (direct factors) yang
mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana
yang tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).
41 Ibid, h.328-329.
48
1) Investment Rate merupakan persentase aktual dana yang
diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment rate
sebesar 80%, hal ini berarti 20% dari total dana dialokasikan untuk
memenuhi likuiditas.
2) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah
dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk di investasikan.
Dana tersebut dapat hitung dengan menggunakan salah satu metode
berikut :
a) Rata-rata saldo minimum bulanan.
b) Rata-rata total saldo harian.
Investment Rate dikalikan jumlah dana yang tesedia untuk di
investasikan, akan menghasilkan dana aktual yang diindikasikan oleh
tingkat FDR bank syariah.
3) Nisbah (profit sharing ratio)
a) Salah satu ciri al-mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan
dan disetujui pada awal perjanjian.
b) Nisbah antara satu bank dan bank lainnnya dapat berbeda.
c) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank,
misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
d) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan satu account
lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.42
42 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah, h.139-140
49
b. Faktor Tidak Langsung
1. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah
a) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya
(profit and sharing), pendapatan yang “dibagihasilkan” merupakan
pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.
b) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut revenue sharing.
2. Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting)
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya
aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan
dan biaya.43
c. Faktor Internal dan Eksternal
Faktor internal yang mempengaruhi persentase return bagi hasil
deposito mudharabah adalah seperti CAR, NPF, FDR dan effective rate
pendapatan bank, sedangkan faktor eksternalnya seperti tingkat bunga
deposito bank konvensioanal dan equivalent rate bank syari’ah lainnya.
Dalam penetapan bagi hasil, logikanya yang menjadi acuan utama
adalah pendapatan, semakin tinggi pendapatan yang diperoleh, maka akan
semakin tinggi return bagi hasilnya. Faktor yang menjadi sumber
pendapatan adalah asset produktif (earning assets). Semakin banyak dana
yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berari semakin tinggi earning
assets, artinya dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan
43 Ibid, h.140.
50
kepada pembiayaan yang produktif (tidak banyak aset yang menganggur).
Hal ini tercermin dari tingkat FDR bank. Disamping itu, bila rasio FDR
semakin tinggi dan melebihi ketentuan, maka bank akan berusaha
meningkatkan perolehan dananya dengan memberikan return bagi hasil
yang menarik investor atau nasabah. Selain itu, faktor kualitas earnings
asset yang dicerminkan oleh tinggi rendahnya tingkat NPF bank akan
mempengaruhi bagi hasil yang diberikan.
Penentuan tingkat bagi hasil penting untuk mendapatkan return
bagi hasil yang diterima oleh nasabah. Beberapa hal yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan tingkat bagi hasil adalah :
1) Tingkat bagi hasil bank kompetitor. Untuk itu pihak manajemen
sebelum menentukan nisbah bagi hasil yang diterima nasabah, terlebih
dahulu harus memproyeksikan tingkat bagi hasil yang akan diterima
nasabah.
2) Target perolehan dana. Penetapan target perolehan dana sangat
tergantung pada kondisi internal bank, dalam hal ini struktur dananya.
Indikasi yang dapat dipakai untuk mengetahui target perolehan dana
antara lain adalah FDR
3) Pendapatan, merupakan hasil dari pembiayaan yang disalurkan.
Pendapatan inilah yang akan dibagikan kepada deposan sesuai dengan
posisi mereka.44
44 Nasrah Mawardi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Return Bagi Hasil, h.63.
51
C. Pengaruh CAR, FDR dan NPF terhadap Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
1. Capital Adequacy Ratio
CAR adalah rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk
menjamin dana deposan. Tujuannya adalah agar likuiditas/kemampuan bank
membayar kepada deposan cukup terjamin. Modal merupakan salah satu
faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung
resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank
tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang
berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka bank tersebut
mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut
akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas dan
tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh
nasabah deposan.45
resiko)bobotbersih x(tagihanRWA/ATMR
CapitalCAR =
2. Non Performing Financing
Setiap bank tidak mengharapkan terjadinya NPF, namun dalam
kegiatan usaha, walaupun telah dilaksanakan dengan baik, pasti masih ada
45 Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi(Yogyakarta : BPFF, 2002), h. 573
52
resiko-resiko lain yang tidak terprediksi sebelumnya dalam perencanaan awal.
Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak menggembirakan
bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang diberikannya ternyata
menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak
debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok
pembiayaan beserta bagi hasil yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
dalam perjanjian pembiayaan. NPF merupakan situasi dimana persetujuan
pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan menunjukkan
kepada bank akan mengalami risiko kegagalan.
Ada beberapa pengertian pembiayaan bermasalah, yaitu :
1) Pembiayaan yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai/memenuhi
target yang diinginkan oleh pihak bank;
2) Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian
hari bagi bank dalam arti luas;
3) Mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya,
baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran
bunga/denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi
beban nasabah yang bersangkutan;
4) Kredit atau pembiayaan golongan perhatian khusus, kurang lancar,
diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak.46
46 Veithzal Rivai, Credit Management Handbook (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2006),h.476
53
Kelancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi
hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas
pembiayaan dikategorikan menjadi 5 macam, yaitu :47
1) Lancar atau Kolektabilitas 1
2) Kurang Lancar atau Kolektabilitas 2
3) Diragukan atau Kolektabilitas 3
4) Perhatian khusus atau Kolektabilitas 4
5) Macet atau Kolektabilitas 5
I’tikad nasabah untuk menyelesaikan kredit bermasalah, dinilai
berdasarkan penilaian mengenai kemauan dan kesediaannya, antara lain :48
a. Berinisiatif dan aktif melakukan negosiasi dengan bank.
b. Melakukan full disclosure mengenai keadaan perusahaan dan grupnya
kepada nasabah.
c. Memikul beban kerugian yang akan ditetapkan sebagai hasil negosiasi.
d. Mempunyai rencana restrukturisasi atau menyampaikan rencana
restrukturisan untuk dibicarakan dengan bank.
KAPJumlah
3,4,5itasKolektabilProduktifAktivaGrossNPF =
NPF Nett = dikurangi dulu pembentukan PPA
47 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta : AMPKN, 2005), h.165-167
48 Opcit, h. 477.
54
3. Financing to Deposit Ratio
FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah perbandingan antara
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK) yang
berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit
kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera
memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang
telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.49
Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan
berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi
deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah,
maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga peningkatan
FDR akan meningkatkan return bagi hasil deposito mudharabah.
Rasio ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu
bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari FDR
suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi antara 85% dan 100%.
Sedangkan berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam surat Edaran Bank
Indonesia No 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya FDR ditetapkan oleh
Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Dengan ketentuan ini berarti bank
49 Lukman Denda Wijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: PT Ghalia Indonesia, 2005), Edisi2, h.116.
55
boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga
asalkan tidak melebihi 110%.
Ditetapkannya maksimum pemberian kredit (pembiayaan) dan FDR
yang harus diperhatikan oleh bank syariah, maka bank syariah tidak dapat
begitu saja serampangan melakukan ekspansi pembiayaan yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya atau untuk secepatnya dapat
membesarkan jumlah assetnya. Karena hal itu akan membahayakan
kelangsungan hidup bank tersebut dan akan membahayakan dana simpanan
para nasabah penyimpan dana dari bank itu.50
DPKTotal
FinancingTotalFDR =
50 Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum PerbankanIndonesia, (Jakarta : Pustaka Utama, 2007), h.177.
56
BAB III
GAMBARAN BANK UMUM SYARIAH
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek yang menjadi penelitian dalam skripsi ini adalah Bank Umum
Syariah di Indonesia, dengan mengambil data sample laporan keuangan beberapa
Bank Umum Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis
hubungan antara variabel CAR, NPF dan FDR terhadap Return Bagi Hasil
Deposito Mudharabah.
Data berasal dari laporan keuangan beberapa Bank Umum Syariah yang
dijadikan penelitian, data tersebut telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia
ataupun laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh Bank Umum Syariah
itu sendiri yang meliputi rasio-rasio keuangan dan tabel data distribusi bagi hasil.
Data-data tersebut sudah dapat dianggap mewakili perbankan syariah di
Indonesia. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan
triwulanan terhitung mulai dari Maret 2006 sampai dengan Desember 2010. Bank
yang dipilih adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank
Mega Syariah, karena bank tersebut telah menjadi bank umum syariah dan telah
beroperasi lebih dari dua tahun.
Selain kedua bank tersebut, masih terdapat beberapa bank umum syariah
seperti BRI Syariah, Bukopin Syariah yang tidak dijadikan sample karena bank
tersebut baru berdiri dua tahun yang lalu. Dalam penelitian ini, penulis tidak
57
memasukkan UUS (Unit Usaha Syariah) dari bank konvensional sebagai sample,
karena UUS adalah suatu unit usaha dari bank konvensional, dimana rasio CAR,
NPF dan FDR masih bergabung dengan bank induknya. UUS yang ada pada bank
saat ini adalah UUS Bank BNI, UUS Bank DKI, UUS Bank Danamon, UUS
CIMB-Niaga dan UUS yang terdapat pada Bank Pembangunan Daerah (BPD).
1. Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991,
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia,
dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan
nyata dari eksponen Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan
beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima
dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan
senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.
Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana
Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut
menanam modal senilai Rp.106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil meraih predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan
terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan.
58
Akhir tahun 90-an, Indonesia mengalami krisis moneter yang
memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Ditahun 1998, rasio pembiayaan macet
(NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105
miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu 39,3 miliar, kurang dari
sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic
Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada
RUPS tanggal 21 Juni1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang
saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara 1999 dan 2002
merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi
Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil
membalikan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap
Kru muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan
perbankan syariah yang murni.
Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari
keterpurukan. Diawali dengan pengangkatan kepengurusan baru dimana
seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat. Bank
Muamalat, kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan
59
pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang
saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang
ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat
sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat
menjadi agenda utama di tahun pertama kepengurusan Direksi Baru, (iv)
peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan displin kerja Muamalat
menjadi agenda utama ditahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak
usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi
sasaran Bank Muamalat, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era
pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.51
Pada Bank Muamalat mencatat kenaikan Aset sebesar 33.5% dari
Rp 16.02 triliun (posisi 31 desember 2009) menjadi Rp 21,40 triliun.
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat
signifikan sebanyak 39.16% dari Rp 13.3 triliun menjadi Rp 17.4 triliun. Bank
Muamalat cukup aktif melakukan ekspansi pembiayaan hingga menyentuh
angka Rp 15.9 triliun, atau meningkat 39.3% dari posisi tahun sebelumnya.
Laba operasional Bank Muamalat meningkat sangat signifikan atau lebih dari
200% dari Rp 78.7 miliar menjadi Rp 238.2 miliar. CAR pada tahun 2009
sebesar 10.99% tahun 2010 naik menjadi 13,32%. Tahun 2009 rasio
pembiayaan (FDR) mencapai 85,82% dan tahun 2010 naik menjadi 99,68%.
51 www.muamalat-institut.com, diakses pada tanggal 01 Mei 2011, pukul 08.00 WIB.
60
Sedangkan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) pada tahun 2009 sebesar
4,10% dan pada tahun 2010 turun menjadi 3,36%.52
a. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia
1. Visi
Visi Bank Muamalat adalah menjadi bank syariah utama di
Indonesia, dominan di pasar spriritual, dikagumi di pasar rasioanal.
2. Misi
Misi bank Muamalat adalah menjadi Role Model Lembaga
Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat
kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang
inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder.
b. Produk Penghimpunan Dana
1. Tabungan Ummat
Merupakan sarana investasi murni sesuai syariah dalam mata
uang rupiah yang memungkinkan anda melakukan penyetoran dan
penarikan dengan sangat mudah yang dapat dilakukan setiap saat di
seluruh cabang maupun ATM Bank Muamalat sesuai ketentuan yang
berlaku. Segmen yang dituju adalah semua kalangan tanpa pembatasan
usia.
52 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/siaran_pers/1457, diakses pada 25Februari 2011, pukul 15.44 WIB.
61
2. Tabungan Arafat
Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat
nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu
nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan
keuangan dan waktu pelaksanaan yang dinginkan.
3. Tabungan Trendi
Merupakan tabungan yang dikhususkan bagi remaja dan pelajar.
Tersedia fasilitas asuransi kecelakaan dan juga hadiah khusus bagi
pelajar yang berprestasi.
4. Tabungan Ukhuwah
Tabungan yang bekerjasama dengan Dompet Dhuafa (DD)
Republika untuk kemudahan pembayaran ZIS secara teratur dengan
tiga paket pilihan yaitu Rp.25.000, Rp. 50.000 dan Rp. 100.000.
Nasabah tidak dikenakan biaya atas pembuatan kartu dan jasa yang
diberikan.
5. Deposito Mudharabah
Merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah maupun
USD dalam jangka waktu 1,3,6,12 bulan yang ditujukan bagi anda
yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. Dana akan
diinvestasikan secara optimal untuk membiayai berbagai macam usaha
produktif yang berguna bagi kepentingan umat.
62
6. Deposito fulinves
Dalam produk ini bank menerima deposito berjangka (Time and
Invesment Account) dari nasabahnya. Produk ini merupakan jenis
investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan dengan bagi hasil
yang menarik dan tersedia dalam jangka waktu 6 dan 12 bulan.
7. Giro Wadiah
Merupakan dana titipan pihak ketiga berupa simpanan giro yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet, giro dan pemindahbukuan.
8. Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dana pensiunan Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia
minimal 18 tahun. Iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp.20.000
perbulan dan pembayaran dapat di debet secara otomatis dari rekening
Muamalat atau dapat di transfer dari bank lain. Peserta juga dapat
mengikuti program wasiat ummat, dimana masa kepesertaan peserta
akan dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu dengan jaminan
premi tertentu.53
c. Jasa Perbankan Lainnya
1. ATM
Merupakan layanan on-line 24 jam yang memberikan kemudahan
transaksi kepada nasabah dalam melakukan transaksi penarikan dana
53 Ibid
63
tunai, pemindahbukuan antar rekening, pemeriksaan saldo,
pembayaran saldo, pembayaran ZIS, pembayaran tagihan telepon,
perubahan pin atas kartu ATM dan masih banyak lagi kemudahan
yang didapatkan.
2. Shar-E
Merupakan layanan virtual banking melalui tabungan dan
traksaksi isi ulang yang memadukan kemudahan akses ATM, debit,
phone banking dalam satu kartu yang dilayani oleh jaringan kantor pos
seluruh Indonesia yang belum terdapat bank syariah dan merupakan
solusi untuk mengatasi kondisi darurat setelah fatwa MUI bahwa
bunga bank haram.
3. Letter of Credit (L/C)
Merupakan jasa yang diperuntukkan bagi pengusaha ekspor-
impor yang akan melakukan transaksinya dengan L/C yang
berdasarkan prinsip-prinsip muamalat dalam islam.
4. Jasa-jasa lainnya
Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya
kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing
instruction, bank draft, referensi bank penyetoran pajak, dan lainnya.54
54 Ibid
64
d. Sistem Bagi Hasil Pada Bank Muamalat Indonesia
Penetapan bagi hasil di Bank Muamalat dilakukan dengan terlebih
dahulu menghitung HI-1000 (baca: Ha-i-seribu), yakni angka yang
menunjukkan hasil investasi yang diperoleh dari penyaluran setiap seribu
rupiah dana nasabah. Sebagai contoh: H1-1000 Rupiah bulan Juni 2010
adalah 11,57. Hal tersebut berarti bahwa dari setiap Rp. 1000,- dana
nasabah yang dikelola Bank Muamalat akan menghasilkan Rp. 11,57 (HI-
1000 sebelum bagi hasil). Apabila nisbah bagi hasil antara nasabah dan
bank untuk deposito 1 bulan adalah 52:48, maka dari Rp 11,57 tersebut,
untuk porsi nasabah dikalikan dahulu dengan 52% sehingga untuk setiap
Rp.1000,- dana yang dimiliki, nasabah akan memperoleh bagi hasil
sebesar Rp. 6,01 (berarti HI-1000 nasabah = 6,01 rupiah). Secara umum
hal tersebut dirumuskan sebagai berikut:55
100*1000
1000
NasabahNisbahHIx
NasabahDanarataRataNasabahHasilBagi =−−=
*) HI-1000 Sebelum Bagi Hasil
2. Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri yang berkantor di Jalan M.H. Thamrin No.5
Jakarta, Indonesia, merupakan hasil konversi dari bank konvensional, yaitu
55 Ibid
65
PT Bank Susila Bhakti, pada tanggal 19 Mei 1999. Berawal dari krisis yang
melanda Indonesia tahun 1997-1998 salah satu bank konvensional, PT Bank
Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP)
PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak
krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya
merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat
bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank
Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu
bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.
Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.56
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan
Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan
momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari
bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
56 www.syariahmandiri.co.id, diakses pada tanggal 1 Mei 2011, pukul 09.15 WIB.
66
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah
dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta
Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul
pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara
resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1
November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai
bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani,
yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan
nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah
Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
Pada tahun 2002 Bank membentuk yayasan Bangun Sejahtera Mitra
Ummat (BSM Ummat) yang salah satu unit yayasan tersebut adalah Lembaga
Amil Zakat (LAZ) BSM Ummat dengan tujuan untuk mendorong
terwujudnya manajemen Zakat, Infaq dan Shadaqah yang lebih efektif sebagai
cerminan kepedulian sosial. Bank menyalurkan penerimaan zakat kepada
67
Lembaga Amil Zakat tersebut, sehingga bank tidak secara langsung
menjalankan fungsi pengelolaan dana zakat, infaq, shadaqah dan dana
Qardhul Hasan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 Bank Syariah
Mandiri memiliki 70 kantor cabang, 88 kantor cabang pembantu, 75 kantor
kas, 41 payment point dan 23 kantor layanan syariah.
Pada Bank Syariah Mandiri Aset hingga Desember 2010
mencapai Rp 32,48 triliun. Jumlah itu naik 47,4 persen
dibandingkan posisi Desember 2009, yakni sebesar Rp 22,04
triliun. Pada akhir tahun 2009, dana pihak ketiga (DPK) sebesar
Rp 19,34 triliun. Pada akhir tahun 2010, DPK yang dihimpun naik
menjadi Rp 29 triliun atau tumbuh 49,96 persen. pembiayaan
yang disalurkan sebesar Rp16,25 triliun terutama di sektor UMKM.
FDR (rasio pembiayaan) pada tahun 2009 mencapai 83.07%
dan pada tahun 2010 turun menjadi 82.54%, NPF (pembiayaan
bermasalah) pada tahun 2009 mencapai 1.34% dan pada
tahun 2010 turun menjadi 1.29%. Sedangkan CAR pada tahun
2009 mencapai 12.44% dan pada tahun 2010 turun menjadi
10.64%.57
57http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/04/19/1131023/Aset.Bank.Syariah.Mandiri.Rp.32.48.Triliun, diakses pada 25 februari 2011, pukul 16.00 WIB.
68
a. Visi dan Misi 58
1. Visi
“Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”
2. Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan
2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam
lingkungan kerja yang sehat
4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan
yang sehat.
b. Produk Penghimpunan Dana
1. Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad Mudharabah
Mutlaqah yang penarikannya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang
disepakati.
2. BSM tabungan berencana
58 www.syariahmandiri.co.id, diakses pada tanggal 02 Mei 2011, pukul 21.46 WIB.
69
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil
berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah
ditetapkan.
3. BSM tabungan simpatik
Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.
4. BSM tabungan investa cendekia
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan
jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan
perlindungan asuransi.
5. BSM tabungan mabrur
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan
ibadah haji dan umrah.
6. BSM tabungan dollar
Tabungan dalam mata uang dollar yang penarikan dan
setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM.
7. BSM tabungan kurban
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah
dalam merencanakan ibadah kurban dan aqiqah. Pelaksanaannya
bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.
70
8. BSM tabungan pensiun
Tabungan Pensiun BSM adalah simpanan dalam mata uang
rupiah berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah, yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan
yang disepakati. Produk ini merupakan hasil kerjasama BSM dengan
PT Taspen yang diperuntukkan bagi pensiunan pegawai negeri
Indonesia.
9. BSM giro
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah
yad dhamanah.
10. BSM giro valas
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah
yad dhamanah.
11. BSM giro Singapore dollar
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore Dollar
untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip
wadiah yad dhamanah.
12. BSM giro euro
71
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore Dollar
untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip
wadiah yad dhamanah.
13. BSM deposito
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang
dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
14. BSM deposito valas
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang
dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
c. Produk Jasa
1. BSM card
BSM Card merupakan sarana untuk melakukan transaksi
penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuan dana pada ATM BSM,
ATM Mandiri, jaringan ATM Prima-BCA dan ATM Bersama, serta
ATM Bankcard. BSM Card juga berfungsi sebagai kartu Debit yang
dapat digunakan untuk transaksi belanja di seluruh merchant yang
menggunakan EDC Prima-BCA.
2. BSM sentra bayar
BSM Sentra Bayar merupakan layanan bank dalam menerima
pembayaran tagihan pelanggan
72
3. BSM SMS banking
BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan
berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan
berbagai transaksi perbankan.
4. BSM mobile banking
BSM Mobile Banking GPRS (MBG) memudahkan Anda dalam
melakukan transaksi perbankan dengan teknologi GPRS di ponsel
Anda. Kini, dilengkapi fitur untuk melakukan transfer real time antar
bank dengan biaya pulsa paling murah.
5. BSM net banking
BSM Net Banking merupakan produk layanan perbankan
berbasis teknologi internet yang memberikan kemudahan melakukan
berbagai transaksi perbankan.
6. Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM (PPBA)
Layanan pembayaran institusi (lembaga pendidikan, asuransi,
lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu
pemindahbukuan di ATM. Akad yang digunakan adalah wakalah wal
ujrah. Akad wakalah wal ujrah adalah akad yang memberikan
kewenangan bagi bank untuk mewakili nasabah dalam melakukan
pembayaran tagihan-tagihannya. Atas jasanya, bank diberikan upah
(yang disebut Ujrah).
7. BSM jual beli valas
73
Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau mata
uang asing dengan mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh Bank
Syariah Mandiri dengan nasabah.
8. BSM electronic payroll
Pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini
Bank Syariah Mandiri secara mudah, aman dan fleksibel.
9. Transfer uang tunai
Untuk mengirim uang tunai kepada sanak saudara atau rekan
bisnis di seluruh pelosok negeri tercinta dengan mudah dan aman.
Uang tetap dapat dikirim meskipun di lokasi tersebut belum tersedia
layanan perbankan. Cukup menggunakan BSM Net Banking atau
BSM Mobile Banking GPRS.
10. BSM transfer lintas Negara western union
Adalah jasa pengiriman uang/penerimaan kiriman uang secara
cepat (real time on line) yang dilakukan lintas negara atau dalam satu
negara (domestik).59
d. Sistem Bagi Hasil Pada Bank Syariah Mandiri 60
Sebagai contoh :
59 Ibid60 Ibid
74
1. Diketahui nominal Deposito Syariah Mandiri Rupiah jangka waktu 1
bulan sebesar Rp. 10.000.000,00.
2. Diketahui saldo rata-rata seluruh Deposito Syariah Mandiri Rupiah
jangka waktu 1 bulan Rp4.700.513.986.348,25
3. Diketahui saldo pendapatan distribusi bagi hasil seluruh Deposito
Syariah Mandiri Rupiah jangka waktu 1 bulan Rp45.844.138.439,62
4. Diketahui NISBAH bagi hasil Deposito Syariah Mandiri Rupiah
jangka waktu 1 Bulan 51,00%
5. Bagi hasil yang diterima nasabah :
Nominal Deposito Saldo Pendapatan Distribusi Bagi Hasil--------------------------- x Seluruh Deposito Mudharabah 1 Bulan x Nisbah Saldo Rata-Rata Seluruh
Deposito Syariah Mandiri 1 Bulan
10.000.000,00------------------------------- x 45.844.138.439,62 x 51,00% = 49.740,3
4.700.513.986.348,25
3. Bank Mega Syariah
Bank Syariah Mega Indonesia merupakan bank umum syariah hasil
konversi dari konvensional Bank Umum Tugu yang berpusat di Jakarta. Pada
tahun 2001, kelompok usaha Para (PT Para Group Investindo dan PT Para
Rekan Investama), group para juga mempunyai PT Bank Mega, Mengakuisisi
Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi Bank Syariah. Pada tanggal
75
25 Agustus 2004 PT Bank Umum Tugu resmi beroperasi syariah dengan
nama PT Bank Mega Syariah Indonesia. Berdasarkan surat izin dari Bank
Indonesia yakni izin prinsip No.5/39/DpG/BPS tanggal 13 oktober 2003 izin
operasi No.6/11/Kep.DpG/2004 tanggal 27 Juli 2004.61
Pemilik saham mayoritas telah berkomitmen untuk menjadikan PT
Bank Syariah Indonesia sebagai bank syariah terbaik, diwujudkan dengan
mengembangkan Bank Syariah Mega dengan pemberian modal yang kuat
demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia.
Penambahan modal dari Pemegang Saham merupakan landasan utama untuk
tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif. Dengan
upaya tersebut PT Bank Mega Syariah Indonesia yang memilki semboyan
“untuk kita semua” tumbuh pesat dan terkendali dan akad menjadi lembaga
keuangan syariah yang baik.
Komitmen penuh PT Mega Corpora (dahulu PT Para Global
Investindo) sebagai pemilik saham mayoritas untuk menjadikan Bank Mega
Syariah sebagai bank syariah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan
bank ini melalui pemberian modal kuat demi kemajuan perbankan syariah dan
perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. Penambahan modal dari
Pemegang Saham merupakan landasan utama untuk memenuhi tuntutan pasar
perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif. Dengan upaya tersebut,
PT Bank Mega Syariah yang memiliki semboyan “Untuk Kita Semua”
61 Abdul Ghofur Anshori, Pemebentukan Bank Syariah melalui Akuisisi dan Konversi(Pendekatan Hukum Positif dan Hukum Islam), (Yogyakarta : UII Press, 2001), Cet1, h. 82-83
76
tumbuh pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan syariah yang
berhasil memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi.
Seiring dengan perkembangan PT Bank Mega Syariah dan keinginan
untuk memenuhi jasa pelayanan kepada masyarakat khususnya yang berkaitan
dengan transaksi devisa dan internasional, maka tanggal 16 Oktober 2008
Bank Mega Syariah menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan
ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai Bank Syariah yang dapat
menjangkau bisnis yang lebih luas lagi bagi domestik maupun internasional.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang
disandangnya, PT Bank Mega Syariah selalu berpegang pada azas
keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan fasilitas
perbankan terkini, PT Bank Mega Syariah terus tumbuh dan berkembang
hingga saat ini memiliki 394 jaringan kerja dengan komposisi: 8 kantor
cabang, 13 kantor cabang pembantu, 49 Gallery Mega Syariah, dan 324
kantor Mega Mitra Syariah (M2S) yang tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa,
Bali, Sumatera Kalimantan, dan Sulawesi. Dengan menggabungkan
profesionalisme dan nilai-nilai rohani yang melandasi kegiatan
operasionalnya, PT Bank Mega Syariah hadir untuk mencapai visi menjadi
“Bank Syariah Kebanggaan Bangsa”.
Pada Bank Mega Syariah pada akhir desember 2010 aset BMS tercatat
4,4 triliun. Sedangkan pada pembiayaan mencapai 2,5 triliun atau 75 persen
dari total pembiayaan sebesar 3,3 triliun. Pada akhir 2010 dana pihak ketiga
yang dihimpun sebesar sebesar 3,8 triliun. CAR pada tahun 2009 sebesar
77
10.96% pada tahun 2010 meningkat menjadi 13.14%. FDR tahun 2009
meningkat 90,23% pada tahun 2010 menjadi 92,43%. Sedangkan NPF pada
tahun 2009 sebesar 1,16% pada tahun 2010 sebesar 1,80%.62
a. Visi dan Misi dan Nilai-Nilai Bank Syariah Mega63
1. Visi
Bank Syariah Kebanggaan Bangsa
2. Misi
Memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua
kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan
nilai tambah bagi stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan
bangsa.
3. Nilai-nilai
Visioner, Amanah, Profesional, Konsisten, Interpreneurship,
Teamwork, Berbagi.
b. Produk Pendanaan
1. Tabungan Utama iB,
62http://www.korankaltim.co.id/read/news/2011/4624/bank-mega-incar-aset-rp1.000-triliun-.html, di akses pada 25 februari 2011, pukul 16.10 WIB.
63 www.megasyariah.co.id, diakses pada tanggal 03 Mei 2011, pukul 17.15 WIB.
78
Simpanan wadiah yang leluasa yang memungkinkan investasi
sesuai syariah sekaligus memperoleh kemudahan mengelola dana
selayaknya tabungan.
2. Fleksi iB,
Simpanan Fleksibel Sesuai Syariah adalah simpanan dengan
konsep syariah titipan (wadiah) yang dapat Anda manfaatkan untuk
berinvestasi dalam waktu yang lebih leluasa.
3. Tabungan Rencana iB Mega Syariah
Tabungan perencanaan yang memiliki fleksibilitas tinggi
dengan Akad Mudharabah yang dapat digunakan untuk merencanakan
semua kegiatan sesuai keinginan nasabah.
4. Tabungan Haji iB Mega Syariah
Yaitu tabungan haji yang memiliki keunggulan bagi hasil yang
kompetitif, Fasilitas SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu), Fleksibel dalam menentukan setoran, bebas biaya
administrasi, Mendapatkan souvenir yang menarik, Kemudahan
setor on line real time diseluruh Cabang Bank Mega Syariah, Mega
Mitra Syariah dan Gallery Bank Mega Syariah dan Fasilitas autodebet
untuk setoran bulanan.
5. Tabungan Investasi Mega Syariah
Tabungan dengan prinsip Mudharabah yang memberikan
Nisbah lebih tinggi untuk dana investasi yang lebih besar. Ditujukan
untuk nasabah perorangan maupun perusahaan.
79
6. Giro Utama iB
Rekening koran wadiah yang kemungkinan Anda mengelola
dana dengan nyaman sesuai kebutuhan. Menyimpan dana sesuai
syariah dan mendapatkan kemudahan bertransaksi melalui cek dan
bilyet giro? Mengapa Tidak? Giro Utama iB dari Bank Mega Syariah
bisa menjawab kebutuhan Anda.
7. Deposito Plus iB
Simpanan berjangka mudharabah yang bukan hanya
memberikan nisbah bagi hasil yang relatif tinggi, tetapi juga dapat
dijadikan fasilitas jaminan untuk kebutuhan pembiayaan Anda.
c. Produk Pembiayaan
1. KPM Utama iB
Adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep
syariah murabahah dengan angsuran sesuai kemampuan nasabah yang
telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga
memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran)
bagi nasabah.
2. Multi Guna iB
Dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan
menggunakan konsep syariah murabahah dengan angsuran sesuai
kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir
80
masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian
jumlah pembayaran (angsuran) bagi nasabah.
3. Multi Jasa iB
Adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep
syariah ijarah dengan angsuran sewa sesuai kemampuan nasabah yang
telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga
memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran)
sewa bagi nasabah.
4. Pembiayaan Bisnis Investasi iB
Adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep
syariah murabahah dengan angsuran sesuai kemampuan nasabah yang
telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga
memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran)
bagi nasabah.
5. Pembiayaan Bisnis Modal Kerja iB
Adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep
syariah mudharabah dan musyarakah dengan nisbah bagi hasil yang
telah disepakati antara bank dan nasabah.
6. Gadai Syariah iB
Adalah fasilitas pinjaman dana dengan menggadaikan barang
berharga termasuk fasilitas penyimpanannya tanpa adanya tambahan
pada saat pengembalian pinjaman dengan menggunakan konsep
81
syariah qardh yaitu pinjaman tanpa tambahan dan konsep syariah
Ijarah yaitu perjanjian sewa tempat penyimpanan barang berharga.
7. Bank Garansi iB
Adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep
syariah kafalah yaitu akad penjaminan yang diberikan oleh Bank Mega
Syariah kepada pihak penerima jaminan (nasabah) atas permintaan
pihak terjamin.
8. PRK Syariah iB
Adalah fasilitas pembiayaan dengan line facility dimana
penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu melalui
penggunaan rekening koran/giro berdasarkan kebutuhan usaha
nasabah yang telah disepakati menggunakan konsep syariah
musyarakah dengan nisbah bagi hasil yang disepakati antara bank dan
nasabah. permintaan pihak terjamin.
d. Jasa dan Layanan Lainnya
1. Mega Syariah Card
Mega Syariah Card merupakan fasilitas kartu ATM serbaguna
bagi nasabah rekening tabungan Bank Mega Syariah yang dapat
digunakan untuk penarikan tunai pada seluruh ATM berlogo ATM
Bersama.
82
2. Mega Syariah Safe Deposit Box
Mega Syariah Safe Deposit Box adalah fasilitas
penyimpanan barang berharga (safe deposit box)
dengan berbagai ukuran dan harga hemat.64
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Potret CAR, NPF dan FDR pada Bank Umum Syariah
Data-data yang diperlukan dalam analisa ini diperoleh dari Laporan
Keuangan Triwulanan Profit Distribution/Distribusi Bagi Hasil Bank Muamalat
dan Bank Mega Syariah periode Maret 2006 sampai Desember 2010. Dari hasil
olah data penelitian yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.0
diperoleh gambaran sebagai berikut:
1. Capital Adequacy Ratio
Dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa CAR Bank Umum Syariah
pada periode penelitian sangat fluktuatif. Pada Bank Muamalat Indonesia nilai
CAR tertinggi di peroleh pada bulan Maret 2006, yaitu sebesar 16.88% dan
nilai CAR terendah yaitu pada bulan Juni 2008, yaitu sebesar 9.64%.
Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri nilai CAR tertinggi di peroleh pada
64 Ibid
83
bulan Maret 2007, yaitu sebesar 16.50% dan nilai CAR terendah diperoleh
pada bulan Desember 2010, yaitu sebesar 10.64%. Pada Bank Mega Syariah
nilai CAR tertinggi diperoleh pada bulan Juni 2008, yaitu sebesar 18.14%
sedangkan CAR terendah diperoleh pada bulan Desember 2006, yaitu sebesar
8.30%.
Tabel 4.1Data CAR Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega SyariahPeriode Maret 2006 – Desember 2010
Bulan CAR BMI (%) CAR BSM (%) CAR BMS (%)Maret ‘06 16.88 12.67 9.99Juni ‘06 15.40 11.51 9.20
September ‘06 14.65 11.95 9.10Desember ‘06 14.56 12.56 8.30
Maret ‘07 15.28 16.50 9.32Juni ‘07 13.00 14.80 10.27
September ‘07 11.45 13.71 11.58Desember ‘07 10.79 12.43 12.91
Maret ‘08 11.63 12.08 17.56Juni ‘08 9.64 12.31 18.14
September ‘08 11.38 11.59 15.51Desember ‘08 11.44 12.72 13.48
Maret ‘09 12.29 14.78 12.04Juni ‘09 11.22 14.07 11.45
September ‘09 10.58 13.37 11.06Desember ‘09 10.99 12.44 10.96
Maret ‘10 10.52 12.52 12.14Juni ‘10 10.12 12.46 12.11
September ‘10 14.62 11.49 12.36Desember ‘10 13.32 10.64 13.14Sumber : Laporan Keuangan BMI, BSM dan BMS, data diolah
Gambar 4.1Grafik pertumbuhan CAR Bank Mumalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri
84
dan Bank Mega Syariah tahun 2006-2010
2. Non Performing Financing
Adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang tidak tertagih atau
tergolong non lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.
Dari tabel dan gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa NPF Bank Umum
Syariah pada periode penelitian sangat fluktuatif. Pada Bank Muamalat
Indonesia nilai NPF tertinggi diperoleh pada bulan September 2009, yaitu
sebesar 7.32% dan nilai NPF terendah diperoleh pada bulan Maret 2008, yaitu
sebesar 1.61%. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri nilai NPF tertinggi
diperoleh pada bulan Maret 2007, yaitu sebesar 7.98% dan nilai terendah
diperoleh pada bulan Maret 2010, yaitu sebesar 0.66%. Pada Bank Mega
Syariah nilai NPF tertinggi diperoleh pada bulan September 2010, yaitu
sebesar 2.60% dan nilai NPF terendah diperoleh pada bulan Maret 2006 dan
Maret 2008 yaitu sebesar 0.41%.
85
Tabel 4.2Data NPF Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega SyariahPeriode Maret 2006 – Desember 2010
Bulan NPF BMI (%) NPF BSM (%) NPF BMS (%)Maret ‘06 2.01 4.73 0.41Juni ‘06 2.99 4.35 0.69
September ‘06 3.50 6.80 0.84Desember ‘06 4.84 6.94 1.24
Maret ‘07 2.70 7.98 1.90Juni ‘07 3.93 2.02 1.10
September ‘07 4.96 1.67 1.19Desember ‘07 1.92 2.58 0.42
Maret ‘08 1.61 2.63 0.41Juni ‘08 3.72 2.15 0.98
September ‘08 3.88 2.22 0.93Desember ‘08 3.85 2.37 0.97
Maret ‘09 5.82 2.15 1.16Juni ‘09 3.23 1.92 0.98
September ‘09 7.32 2.16 1.00Desember ‘09 4.13 1.34 1.28
Maret ‘10 5.83 0.66 1.80Juni ‘10 3.93 0.88 2.02
September ‘10 3.36 1.45 2.60Desember ‘10 3.47 1.29 2.11Sumber : Laporan Keuangan BMI dan BMS, data diolah
Gambar 4.2Grafik pertumbuhan NPF Bank Mumalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah tahun 2006-2010
86
3. Financing to Deposit Ratio
Adalah rasio antara dana yang ditempatkan pada pembiayaan
dibandingkan dengan dana yang dapat dihimpun dari masyarakat (dana pihak
ketiga/DPK). Dari tabel dan gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa FDR
Bank Umum Syariah pada periode penelitian sangat fluktuatif. Pada Bank
Muamalat Indonesia nilai FDR tertinggi diperoleh pada bulan September
2008, yaitu sebesar 106.39% dan nilai FDR terendah diperoleh pada bulan
Desember 2006, yaitu sebesar 83.60%. Sedangkan pada Bank Syariah
Mandiri nilai FDR tertinggi diperoleh pada bulan September 2008, yaitu
sebesar 99.11% dan nilai terendah diperoleh pada bulan Desember 2010, yaitu
sebesar 82.54%. Pada Bank Mega Syariah nilai FDR tertinggi diperoleh pada
bulan Maret 2006, yaitu sebesar 110,88% dan nilai NPF terendah diperoleh
pada bulan Desember 2010, yaitu sebesar 78.17%.
87
Tabel 4.3Data FDR Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega SyariahPeriode Maret 2006 – Desember 2010
Bulan FDR BMI (%) FDR BSM (%) FDR BMS (%)Maret ‘06 92.00 87.75 110.88Juni ‘06 91.24 93.68 100.68
September ‘06 87.29 95.43 105.99Desember ‘06 83.60 90.18 99.54
Maret ‘07 90.51 87.32 97.15Juni ‘07 97.06 95.64 98.83
September ‘07 102.87 94.23 93.68Desember ‘07 98.71 92.98 86.08
Maret ‘08 95.73 91.05 90.26Juni ‘08 102.94 89.21 81.76
September ‘08 106.39 99.11 81.16Desember ‘08 104.41 89.12 79.58
Maret ‘09 98.44 86.85 90.23Juni ‘09 90.27 87.03 85.20
September ‘09 92.93 87.93 82.25Desember ‘09 85.57 83.07 81.39
Maret ‘10 99.47 83.93 92.43Juni ‘10 103.71 85.16 86.68
September ‘10 99.68 86.31 89.11Desember ‘10 91.52 82.54 78.17Sumber : Laporan Keuangan BMI dan BMS, data diolah
Gambar 4.3Grafik pertumbuhan FDR Bank Mumalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri
88
dan Bank Mega Syariah tahun 2006-2010
4. Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Equivalent Rate)
Adalah tingkat return atau kembalian yang diperoleh deposan atas
investasinya dalam bentuk deposito mudharabah jangka waktu 12 bulan yang
ditempatkan pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank
Mega Syariah. Dari tabel dan gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa FDR
Bank Umum Syariah pada periode penelitian sangat fluktuatif. Pada Bank
Muamalat Indonesia nilai RBH tertinggi diperoleh pada bulan Desember
2006, yaitu sebesar 9.94% dan nilai RBH terendah diperoleh pada bulan Juni
2010, yaitu sebesar 6.38%. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri nilai RBH
tertinggi diperoleh pada bulan Desember 2006, yaitu sebesar 8.53% dan nilai
terendah diperoleh pada bulan Desember 2010, yaitu sebesar 6.46%. Pada
Bank Mega Syariah nilai RBH tertinggi diperoleh pada bulan Juni 2006, yaitu
89
sebesar 11.44% dan nilai RBH terendah diperoleh pada bulan Maret 2010,
yaitu sebesar 5.36%.
Tabel 4.4Data RBH Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri
dan Bank Mega SyariahPeriode Maret 2006 – Desember 2010
Bulan RBH BMI (%) RBH BSM (%) RBH BMS (%)Maret ‘06 8.76 6.59 10.66Juni ‘06 9.44 7.43 11.44
September ‘06 9.45 7.90 11.36Desember ‘06 9.94 8.53 11.31
Maret ‘07 7.46 7.63 9.34Juni ‘07 7.87 7.48 8.89
September ‘07 7.76 7.21 8.96Desember ‘07 8.70 8.05 7.49
Maret ‘08 6.56 7.72 5.94Juni ‘08 7.40 7.58 7.98
September ‘08 7.49 8.08 7.85Desember ‘08 7.74 8.46 7.19
Maret ‘09 7.36 6.99 7.19Juni ‘09 7.18 7.50 7.95
September ‘09 6.62 7.43 5.57Desember ‘09 7.97 7.90 5.37
Maret ‘10 6.39 7.61 5.36Juni ‘10 6.38 6.54 5.54
September ‘10 6.89 7.55 5.58Desember ‘10 7.23 6.46 6.07Sumber : Laporan Keuangan BMI, BSM dan BMS, data diolah
90
Gambar 4.4Grafik pertumbuhan RBH Bank Mumalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri
dan Bank Mega Syariah tahun 2006-2010
B. Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah model persamaan
yang digunakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Uji yang
dilakukan adalah :
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dapat dilakukan dengan melihat grafik normal plot
yang dapat disimpulkan bahwa jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar
jauh dari diagonal/tidak mengikuti garis diagonal maka tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
91
Tabel 4.5One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR NPF FDR RBH
N 60 60 60 60
Mean 12.4430 2.8220 91.9060 7.7045Normal Parametersa,,b
Std. Deviation 2.08494 1.95223 7.48184 1.38654
Absolute .128 .154 .074 .160
Positive .128 .154 .074 .160
Most Extreme Differences
Negative -.045 -.108 -.059 -.086
Kolmogorov-Smirnov Z .989 .735 .873 .818
Asymp. Sig. (2-tailed) .750 .654 .592 .576
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov untuk CAR adalah 0.989 dan
signifikansi pada 0.750. Nilai untuk NPF adalah 0.735 dan signifikansi
pada 0.654. Nilai untuk FDR adalah 0.873 dan signifikansi pada 0.592.
Sedangkan nilai untuk RBH 0.818 dan signifikansi pada 0.576. Hal ini
berarti H0 diterima dan HA ditolak yang berarti data residual terdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Untuk melihat apakah ada gejala multikol atau tidak pada variabel
penelitian dilihat pada tabel 4.5 dibawah.
Tabel 4.6
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients Collinearity Statistics
Model
BStd.Error Beta t Sig. Tolerance VIF
92
(Constant) 12.294 1.938 1.168 .245
CAR .079 .026 .427 3.060 .003 .776 1.289
NPF .259 .093 .226 3.297 .001 .947 1.056
1
FDR .432 .073 .422 5.898 .000 .748 1.338a. Dependent Variable: RBH
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa seluruh nilai tolerance > α
(0.076 > 0.05) dan nilai VIF hitung (1.289) berada dibawah nilai VIF
(1/5%=20). Dengan demikian maka tidak terdapat multikolinearitas antar
variabel bebas.
c. Uji Autokolerasi
Untuk melihat ada atau tidak adanya autokolerasi dengan
menggunakan angka Durbin-Watson (DW). Dengan ketentuan sebagai
berikut :
Hipotesis Nol Ketentuan
Terjadi Autokolerasi Positif Jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)
Tidak terjadi AutokorelasiJika nilai DW berada diantara -2 dan
+2 atau -2 ≤ DW ≤ 2
Terjadi Autokolerasi Negarif Jika nilai DW diatas 2 ( DW > 2)
Tabel 4.7
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 .811a .657 .593 1.35341 1.355
a. Predictors: (Constant), FDR, NPF, CAR
b. Dependent Variable: RBH
93
Dari output di atas dapat dilihat bahwa nilai DW adalah 1.355.
Dengan demikian tidak terjadi autokolerasi karena nilai DW berada
diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ 1.355 ≤ 2.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik
Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID.
Gambar 4.5
94
Dari grafik scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0
pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi return bagi hasil berdasarkan variabel capital
adequacy ratio, non performing financing dan financing to deposit ratio.
2. Uji Hipotesis
Analisa statistik untuk hipotesis pada penelitian ini menggunakan
rumus kolerasi Product Moment dari Pearson. Hal itu karena data penelitian
ini memenuhi asumsi statistik dan data-datanya berupa interval sehingga
menggunakan uji statistic parametrik. Dalam perhitungannya, peneliti
menggunakan program SPSS 18.0. Untuk pengujiannya, maka diajukan
hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat hubungan linier antara CAR, NPF dan FDR dengan
RBH Deposito Mudharabah.
H1 : Terdapat hubungan liniear antara CAR, NPF dan FDR dengan RBH
Deposito Mudharabah.
Untuk menganalisa kolerasi antara variabel CAR, NPF dan FDR maka
untuk menafsirkan angka kolerasi digunakan kriteria sebagai berikut :
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
95
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang/Cukup Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Kolerasi antara variabel independen dengan variabel dependen
tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 4.8
Correlations
RBH CAR NPF FDR
RBH 1.000 .517 .424 .750
CAR .517 1.000 .025 -.459
NPF .424 .025 1.000 .193
Pearson Correlation
FDR .750 -.459 .193 1.000
RBH . .001 .048 .000
CAR .001 . .425 .000
NPF .048 .425 . .070
Sig. (1-tailed)
FDR .000 .000 .070 .
RBH 60 60 60 60
CAR 60 60 60 60
NPF 60 60 60 60
N
FDR 60 60 60 60
Berdasarkan output diatas kolerasi antara CAR dengan RBH sebesar
0.517, artinya hubungan kedua variabel cukup kuat dan searah. Oleh karena
itu jika CAR tinggi maka RBH juga tinggi. Kolerasi kedua variabel juga
signifikan, karena angka signifikansi sebesar 0.001 < 0.05.
96
Kolerasi antara NPF dengan RBH sebesar 0.424, artinya hubungan
diantara keduanya cukup kuat dan searah. Oleh karena itu jika NPF tinggi
maka RBH juga tinggi. Kolerasi kedua variabel juga signifikan, karena angka
signifikansi sebesar 0.048 < 0.05.
Kolerasi antara FDR dengan RBH sebesar 0.750, artinya hubungan
diantara keduanya kuat dan searah. Artinya jika FDR tinggi maka RBH juga
akan tinggi. Kolerasi kedua variabel juga signifikan, karena angka signifikansi
sebesar 0.000 < 0.05.
3. Analisa Regresi serta pengujian Signifikansi Konstanta dan Koefisien
1. Uji Goodness of Fit / Uji Signifikan
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Untuk
mengetahuinya dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 4.9
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 .811a .657 .593 1.35341 1.355
a. Predictors: (Constant), FDR, NPF, CAR
b. Dependent Variable: RBH
97
Berdasarkan hasil output SPSS diatas, R menunjukkan nilai
kolerasi atau hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya.
Nilai R sebesar 0.811 atau 81,1% menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang sangat kuat antara X1 (CAR), X2 (NPF) dan X3 (FDR)
secara bersama-sama terhadap variabel Y (return bagi hasil).
Nilai R Square menunjukkan besarnya pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai R Square sebesar
0.657 atau 65.7% menyatakan bahwa terdapat pengaruh sebesar 65.7%
antara X1 (CAR), X2 (NPF) dan X3 (FDR) secara bersama-sama
terhadap variabel Y (return bagi hasil). Sementara sisanya 34.3%
dipengaruhi/dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
Nilai adjusted R Square sebesar 0.593 atau 59.3% menyatakan
bahwa di lapangan pengaruh CAR, NPF dan FDR terhadap RBH
hanya sebesar 59.3% berarti terjadi penurunan sebesar 6.4%. Selain
CAR, NPF dan FDR ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi return
bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum syariah.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk menguji apakah secara simultan
variabel CAR NPF dan FDR memberikan pengaruh yang signifikan
atau tidak terhadap nilai RBH. Untuk mengetahuinya dilakukan uji
signifikan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan
98
melihat nilai signifikansi level (sig), jika nilai sig < 0.05 maka H0
ditolak. Hipotesis yang diajukan adalah :
H0 : Tidak ada pengaruh antara CAR, NPF dan FDR (secara bersama-
sama) terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
H1 : Terdapat pengaruh antara CAR, NPF dan FDR (secara bersama-
sama) terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
Tabel 4.10
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 20.809 3 6.936 10.224 .001a
Residual 92.619 56 1.654
1
Total 113.427 59
a. Predictors: (Constant), FDR, NPF, CARb. Dependent Variable: RBH
Berdasarkan hasil output SPSS di atas f hitung adalah 10.224 α
5% Numerator adalah (jumlah variabel - 1) atau 4-1 = 3 dan
Denumerator adalah (jumlah kasus – jumlah variabel) atau 60-4= 56
maka F tabel adalah 2.76. Sementara nilai sig sebesar < 0.05 (0.001 <
0.05) maka Ho ditolak, sehingga hipotesis yang menyatakan Tidak
ada pengaruh antara CAR, NPF dan FDR (secara bersama-sama)
terhadap RBH deposito mudharabah ditolak. Dengan demikian
terbukti bahwa terdapat pengaruh antara CAR, NPF dan FDR (secara
bersama-sama) terhadap return bagi hasil Deposito Mudharabah.
99
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk menguji apakah secara parsial variabel
CAR, NPF dan FDR memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak
terhadap nilai RBH. Untuk mengetahuinya dilakukan uji signifikan
nilai koefisien variabel CAR, NPF dan FDR dengan uji t yaitu dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan nilai signifikansi level.
Hipotesis yang diajukan adalah :
1. Hipotesis Parsial untuk variabel X1 (CAR)
H0 : tidak ada pengaruh antara CAR terhadap RBH deposito
mudharabah.
Ha : terdapat pengaruh antara CAR terhadap RBH deposito
mudharabah.
2. Hipotesis Parsial untuk variabel X2 (NPF)
H0 : tidak ada pengaruh antara NPF terhadap RBH deposito
mudharabah.
Ha: terdapat pengaruh antara NPF terhadap RBH deposito
mudharabah.
3. Hipotesis Parsial untuk variabel X3 (FDR)
H0 : tidak ada pengaruh antara FDR terhadap RBH deposito
mudharabah.
100
Ha: terdapat pengaruh antara FDR terhadap RBH deposito
mudharabah.
Tabel 4.11
Pengujian untuk variabel X1 :
Berdasarkan hasil output SPSS diatas nilai t hitung pada X1 adalah
3.060 sementara nilai t tabel 2.010 dan nilai sig adalah 0.003. Jadi,
kesimpulannya adalah karena t hitung > t tabel ( 3.060 > 2.010) dan nilai sig <
0.05 (0.003 < 0.05) maka H0 ditolak, sehingga hipotesis nol (H0) yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara CAR terhadap RBH
deposito mudharabah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat
pengaruh antara CAR terhadap RBH deposito mudharabah.
Pengujian untuk variabel X2 :
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients Collinearity Statistics
Model
B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
(Constant) 12.294 1.938 1.168 .245
CAR .079 .026 .427 3.060 .003 .776 1.289
NPF .259 .093 .226 3.297 .001 .947 1.056
1
FDR .432 .073 .422 5.898 .000 .748 1.338
a. Dependent Variable: RBH
101
Berdasarkan hasil output SPSS diatas nilai t hitung pada X2 adalah
3.297 sementara nilai t tabel 2.010 dan nilai sig adalah 0.001. Jadi,
kesimpulannya adalah karena t hitung > t tabel (3.297 > 2.010) dan nilai sig <
0.05 (0.001 < 0.05) maka H0 ditolak, sehingga hipotesis nol (H0) yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara NPF terhadap RBH deposito
mudharabah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh
antara NPF terhadap RBH deposito mudharabah.
Pengujian untuk variabel X3 :
Berdasarkan hasil output SPSS diatas nilai t hitung pada X3 adalah
sebesar 5.898 sementara nilai t tabel 2.010 dan nilai signifikansi level adalah
0.000. Jadi, kesimpulannya adalah karena t hitung > t tabel (5.898 > 2.010)
dan nilai sig < 0.05 ( 0.000 < 0.05) maka H0 ditolak, sehingga hipotesis
nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara FDR terhadap
RBH deposito mudharabah ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa
terdapat pengaruh antara FDR terhadap RBH deposito mudharabah.
2. Persamaan Regresi
Penulis menggunakan metode regresi berganda (multiple
regression). Untuk analisa hubungan variabel independen apa saja yang
memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel dependen.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah :
y = a + bx1+ bx2 + bx3
102
y = RBH (return bagi hasil)
x1 = CAR (Capital Adequacy Ratio)
x2 = NPF (Non Performing Financing)
x3 = FDR (Financing to Deposit Ratio)
a = nilai konstanta
b1 = koefisien arah regresi CAR
b2 = koefisien arah regresi NPF
b3 = koefisien arah regresi FDR
n = jumlah sampel
Untuk pengolahan datanya, penulis menggunakan program SPSS
versi 18.0. Konstanta dan Koefisien untuk persamaan regresinya dapat
diketahui dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.12
Coefficientsa
Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients Collinearity Statistics
Model
B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
(Constant) 12.294 1.938 1.168 .245
CAR .079 .026 .427 3.060 .003 .776 1.289
NPF .259 .093 .226 3.297 .001 .947 1.056
1
FDR .432 .073 .422 5.898 .000 .748 1.338
a. Dependent Variable: RBH
Berdasarkan hasil output diatas, hasil regresi pada penelitian ini
menghasilkan model persamaan regresi sebagai berikut :
RBH = 12.294 + 0.079 CAR + 0.259 NPF + 0.432 FDR
103
Dari persamaan regresi diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Nilai a (konstanta) adalah sebesar 12.294, hal ini menyatakan bahwa
jika nilai CAR, NPF dan FDR bernilai nol, maka return bagi hasil
(RBH) deposito mudharabah nasabah sebesar 12.294.
2. CAR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return bagi hasil
deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan CAR
sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan peningkatan RBH
sebesar 0.079. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan semakin
tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk
menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.
Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka bank tersebut
mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank
tersebut akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang
akan diterima oleh nasabah deposan.
3. NPF juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap RBH
deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan NPF
sebesar satu satuan akan menyebabkan penurunan RBH sebesar 0.259.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika kualitas
asset yang dicerminkan oleh NPF semakin meningkat, maka efektif
pendapatan Bank Umum Syariah dari earning assets akan semakin
104
berkurang dan akibatnya akan menurunkan return bagi hasil yang
dibagikan kepada nasabah deposan.
4. Sama dengan variabel CAR dan NPF, FDR adalah variabel yang
paling berpengaruh secara signifikan terhadap RBH deposito
mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan FDR sebesar
satu satuan akan menyebabkan peningkatan RBH sebesar 0.432. Hal
ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak
dana yang disalurkan dalam pembiayaan, berarti semakin tinggi
earning asset, artinya dana yang dihimpun dari masyarakat dapat
disalurkan kepada pembiayaan yang produktif (tidak banyak asset
yang menganggur). Bila rasio FDR semakin tinggi dan melebihi
ketentuan BI, maka bank akan berusaha meningkatkan perolehan
dananya dengan memberikan return bagi hasil yang menarik untuk
investor.
5. Sedangkan pada prakteknya, return bagi hasil deposito mudharabah
ditentukan berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang bekerja sama
yang dipengaruhi oleh :
a. Kontribusi masing-masing pihak dalam kerja sama (share on
partnership).
b. Prospek perolehan keuntungan (expected return) dan jenis usaha.
c. Perkiraan resiko yang dihadapi (expected risk).
d. Memperhitungkan biaya dan BEP.
105
e. Seberapa besarnya asumsi return yang akan diberikan kepada
nasabah deposan.
f. Harga pasar, baik bunga di bank konvensional atau bagi hasil di
bank syariah lain.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan :
1. Setelah dilakukan uji F dengan tingkat signifikan 5%, variabel Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Financing to
Deposit Ratio (FDR) secara simultan atau bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah
(RBH) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Dari pengujian secara parsial dengan uji t dengan tingkat signifikan sebesar
5%, semua variabel independen (CAR, NPF dan FDR) berpengaruh secara
signifikan terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank
Umum Syariah.
106
3. Variabel yang paling berpengaruh terhadap Return Bagi Hasil Deposito
Mudharabah adalah variabel FDR (Financing to Deposit Ratio) dimana nilai t
hitung > t tabel (5.898 > 2.010) dan nilai sig < 0.05 (0.000 < 0.05).
4. Dari persamaan regresi dapat dijabarkan sebagai berikut :
6. Nilai a (konstanta) adalah sebesar 12.294, hal ini menyatakan bahwa jika
nilai CAR, NPF dan FDR tidak ada, maka return bagi hasil (RBH)
deposito mudharabah nasabah sebesar 12.294.
7. CAR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return bagi hasil
deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan CAR
sebesar satu satuan, maka akan menyebabkan peningkatan RBH sebesar
0.079. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan semakin tinggi CAR
maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko
dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi
(sesuai ketentuan BI 8%) maka bank tersebut mampu membiayai operasi
bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan
kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas dan tentunya akan
meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposan.
8. NPF juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap RBH deposito
mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan NPF sebesar satu
satuan akan menyebabkan penurunan RBH sebesar 0.259. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa jika kualitas asset yang dicerminkan
oleh NPF semakin meningkat, maka efektif pendapatan Bank Umum
107
Syariah dari earning assets akan semakin berkurang dan akibatnya akan
menurunkan return bagi hasil yang dibagikan kepada nasabah deposan.
9. Sama dengan variabel CAR dan NPF, FDR adalah variabel yang paling
berpengaruh secara signifikan terhadap RBH deposito mudharabah pada
Bank Umum Syariah. Peningkatan FDR sebesar satu satuan akan
menyebabkan peningkatan RBH sebesar 0.432. Hal ini juga sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa semakin banyak dana yang disalurkan
dalam pembiayaan, berarti semakin tinggi earning asset, artinya dana
yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan kepada pembiayaan yang
produktif (tidak banyak asset yang menganggur). Bila rasio FDR semakin
tinggi dan melebihi ketentuan BI, maka bank akan berusaha meningkatkan
perolehan dananya dengan memberikan return bagi hasil yang menarik
untuk investor.
B. Saran
Dari penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Sesuai dengan karakteristik pengelolaan dana bank syariah yang berbeda
dengan bank konvensional, khususnya dalam imbal bagi hasil dana yang
diinvestasikan, maka sebaiknya bank syariah melaksanakan operasi sesuai
syariah walaupun dilakukan secara bertahap.
2. Dalam penetapan return bagi hasil, bank dapat melakukan pemurnian
transaksi sesuai syariah, dengan menjadikan pendapatan bank dari
108
pembiayaan sebagai dasar dalam penetapan return bagi hasil deposito
mudharabah.
3. Nasabah deposan perlu mengetahui tingkat return bagi hasil beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya sebelum menginvestasikan dananya pada bank
syariah.
4. Disarankan kepada nasabah deposan yang ingin menempatkan dananya pada
Bank Syariah agar memperhatikan terlebih dahulu tingkat CAR, NPF dan
FDR nya sebelum menempatkan dananya dalam bentuk deposito
mudharabah, karena tingkat CAR, NPF dan FDR berpengaruh terhadap
Return Bagi Hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah.
5. Dalam penelitian ini, hanya mengambil tiga sampel bank syariah, diharapkan
dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih banyak
lagi yaitu meneliti seluruh bank syariah di perbankan syariah. Karena pada
akhir tahun 2008 hingga sepanjang tahun 2009 ada beberapa bank umum
syariah yang baru didirikan, seperti BRI Syariah, Bukopin Syariah dan dalam
waktu dekat akan berdiri BCA Syariah dan BNI Syariah (Spin off dari UUS),
Panin Bank Syariah dan BTN syariah.
6. Melakukan perbandingan antara bank satu dengan bank yang lain.
109
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nurianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Cet. 1, Bandung :Alfabeta, cv, 2010.
Anshori, Abdul Ghofur, Perbankan Syariah di Indonesia, Cet. 1 Yogyakarta : GajahMada University Press, 2007.
Anshori, Abdul Ghofur, Pemebentukan Bank Syariah melalui Akuisisi dan Konversi(Pendekatan Hukum Positif dan Hukum Islam), Yogyakarta: UII Press, 2001.
Antonio, M Syafi’i, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press,2001.
Antonio, M Syafi’i dkk, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang danAncaman, cet 1, Yogyakarta : Ekonisia, 2006.
Antonio, M. Syafi’i & Karnaen Pertawaatmadja, Apa dan bagaimana Bank Islam,Yogyakarta : PT Dana Bhakti Prima Jasa, 1999.
Arifa, Umaira, Pengaruh Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratioterhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Mutlaqah pada BankMuamalat Indonesia, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2008.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, cet XIIIJakarta: PT Rineka Cipta, 2006.
110
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Djazuli, Ahmad dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat SebuahPengenalan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002.
DSN MUI&BI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, cet III Ciputat : CVGaung Persada, 2006.
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007.
Hosen, M. Nadratuzzaman & Sunarwin Kartika Setiati, Tuntunan Praktismenggunakan Jasa Perbankan Syariah, Jakarta: Pusat Komunikasi EkonomiSyariah, 2007.
Karim, Adiwarman A, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada 2004.
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cetakan ketujuh,2007.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan AplikasiYogyakarta : BPFF, 2002.
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonusia, 2005.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN,2005.
Mawardi, Nasrah, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Return Bagi HasilDeposito Mudharabah Mutlaqah, Studi pada Unit Usaha Syariah Bank X.”Tesis S2 Universitas Indonesia, 2005.
Siddiqi, M. Nejatullah, Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam,Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1996
Sjahdeni, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata HukumPerbankan Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama, 2007
Rivai, Veithzal, Credit Management Handbook, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,2006.
111
Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : ZikrulHakim, 2008
Rohaety, Ety dkk, Metodelogi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, Jakarta :Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka, 2007.
Singgih Santoso, Bank Soal Statistik dengan SPSS, Jakarta: PT. Gramedia, 2005.
Tim Instruktur Lab. Bank Mini, Konsep dan Mekanisme Bank Syariah, Jakarta : Fak.Syariah dan Hukum, 2005
Wijaya, Lukman Denda, Manajemen Perbankan, Edisi 2, Bogor: PT GhaliaIndonesia, 2005.
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/siaran_pers/1457, diakses pada25 Februari 2011, pukul 15.44 WIB.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/04/19/1131023/Aset.Bank.Syariah.Mandiri.Rp.32.48.Triliun, diakses pada 25 februari 2011, pukul 16.00 WIB.
http://www.korankaltim.co.id/read/news/2011/4624/bank-mega-incar-aset rp1.000-triliun-.html, di akses pada 25 februari 2011, pukul 16.10 WIB.
www.muamalat-institut.com, diakses pada tanggal 01 Mei 2011, pukul 08.00 WIB.
www.syariahmandiri.co.id, diakses pada tanggal 1 Mei 2011, pukul 09.15 WIB.
www.megasyariah.co.id, diakses pada tanggal 03 Mei 2011, pukul 17.15 WIB.
112
DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Telp: (62-21) 74711537, 7401925 Fax. (62-21) 7491821Jl. Ir.H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta Selatan 15412, Indonesia Website :www.uinjkt.ac.id Email : [email protected]
Nomor : Un.01/F4/PP.01.1/676/ 2010 Jakarta, 4 Februari 2011Lamp : 1 (Satu) Berkas ProposalHal : Mohon Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi
Kepada Yth.Dr. H. Anwar Abbas, M.Ag, MMDosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
Assalamu’alaikum wr.wb
Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakartamengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasiswa:Nama : Rizky AmeliaNIM : 107046102181Prodi/Konsentrasi : Muamalat/Perbankan SyariahJudul Skripsi : Pengaruh CAR, FDR dan NPF Terhadap Return Bagi
Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah
Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut:1. Topik bahasan dan out line dimana perlu dapat diadakan perubahan dan
penyempurnaan.2. Teknik penulisan supaya merujuk kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi
Fakukltas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
Demikianlah atas kesediaan sauadara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.WbKetua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
113
Dr. Euis Amalia, M.AgNIP. 197107011998032002
Tembusan:Disampaikan dengan hormat kepada:1. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum2. Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum3. Arsip
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Telp: (62-21) 74711537, 7401925 Fax. (62-21) 7491821Jl. Ir.H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta Selatan 15412, Indonesia Website :www.uinjkt.ac.id Email : [email protected]
Nomor : No.Un.01/F4/KM.00.02/ / 2010 Jakarta, Desember 2010Lampiran : -Hal : Permohonan Data/Observasi
Kepada Yth,Manager Bank Muamalat Indonesia, TbkDi
JakartaAssalaamu’alaikum Wr. Wb
Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa :Nama : Rizky AmeliaTempat/Tgl Lahir : Jakarta, 01 Mei 1989NIM : 107046102181Semester : VIII (Delapan)Jurusan/ Konsentrasi : Muamalat / Perbankan SyariahAlamat : Jl. Kayu Manis Timur No.11,
Utan Kayu Utara, Matraman Jakarta Timur 13120Telp/Hp : 021-8568812 / 085697662287adalah benar yang mahasiswa, Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, mohon kiranyaBapak/Ibu dapat mengizinkan yang bersangkutan untuk melakukan observasiskripsi untuk menyelesaikan kewajiban studi Strata Satu dengan judul:
“Pengaruh CAR, FDR dan NPF Terhadap Return Bagi Hasil DepositoMudharabah Pada Perbankan Syariah.”
Untuk melengkapi bahan/data yang berkaitan denganpenulisan/pembahasan skripsi tersebut, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara/idapat membantu/menerima yang bersangkutan untuk observasi.
114
Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara/i, kami ucapkan banyak terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
115
116
Lampiran 4
Data CAR, NPF, FDR dan RBH Bank Umum Syariah
Periode Maret 2006 – Desember 2010
Bulan CAR NPF FDR RBHMaret ‘06 16.88 2.01 92.00 8.76Juni ‘06 15.40 2.99 91.24 9.44
September ‘06 14.65 3.50 87.29 9.45Desember ‘06 14.56 4.84 83.60 9.94
Maret ‘07 15.28 2.70 90.51 7.46Juni ‘07 13.00 3.93 97.06 7.87
September ‘07 11.45 4.96 102.87 7.76Desember ‘07 10.79 1.92 98.71 8.70
Maret ‘08 11.63 1.61 95.73 6.56Juni ‘08 9.64 3.72 102.94 7.40
September ‘08 11.38 3.88 106.39 7.49Desember ‘08 11.44 3.85 104.41 7.74
Maret ‘09 12.29 5.82 98.44 7.36Juni ‘09 11.22 3.23 90.27 7.18
September ‘09 10.58 7.32 92.93 6.62Desember ‘09 10.99 4.13 85.57 7.97
Maret ‘10 10.52 5.83 99.47 6.39Juni ‘10 10.12 3.93 103.71 6.38
September ‘10 14.62 3.36 99.68 6.89Desember ‘10 13.32 3.47 91.52 7.23
Maret ‘06 12.67 4.73 87.75 6.59Juni ‘06 11.51 4.35 93.68 7.43
September ‘06 11.95 6.80 95.43 7.90Desember ‘06 12.56 6.94 90.18 8.53
Maret ‘07 16.50 7.98 87.32 7.63Juni ‘07 14.80 2.02 95.64 7.48
September ‘07 13.71 1.67 94.23 7.21Desember ‘07 12.43 2.58 92.98 8.05
Maret ‘08 12.08 2.63 91.05 7.72Juni ‘08 12.31 2.15 89.21 7.58
September ‘08 11.59 2.22 99.11 8.08Desember ‘08 12.72 2.37 89.12 8.46
Maret ‘09 14.78 2.15 86.85 6.99
117
Juni ‘09 14.07 1.92 87.03 7.50September ‘09 13.37 2.16 87.93 7.43Desember ‘09 12.44 1.34 83.07 7.90
Maret ‘10 12.52 0.66 83.93 7.61Juni ‘10 12.46 0.88 85.16 6.54
September ‘10 11.49 1.45 86.31 7.55Desember ‘10 10.64 1.29 82.54 6.46
Maret ‘06 9.99 0.41 110.88 10.66Juni ‘06 9.20 0.69 100.68 11.44
September ‘06 9.10 0.84 105.99 11.36Desember ‘06 8.30 1.24 99.54 11.31
Maret ‘07 9.32 1.90 97.15 9.34Juni ‘07 10.27 1.10 98.83 8.89
September ‘07 11.58 1.19 93.68 8.96Desember ‘07 12.91 0.42 86.08 7.49
Maret ‘08 17.56 0.41 90.26 5.94Juni ‘08 18.14 0.98 81.76 7.98
September ‘08 15.51 0.93 81.16 7.85Desember ‘08 13.48 0.97 79.58 7.19
Maret ‘09 12.04 1.16 90.23 7.19Juni ‘09 11.45 0.98 85.20 7.95
September ‘09 11.06 1.00 82.25 5.57Desember ‘09 10.96 1.28 81.39 5.37
Maret ‘10 12.14 1.80 92.43 5.36Juni ‘10 12.11 2.02 86.68 5.54
September ‘10 12.36 2.60 89.11 5.58Desember ‘10 13.14 2.11 78.17 6.07
118
Grafik pertumbuhan CAR Bank Mumalat Indonesia, Bank Syariah Mandiridan Bank Mega Syariah tahun 2006-2010
Gambar 4.2Grafik pertumbuhan NPF Bank Mumalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan
Bank Mega Syariah tahun 2006-2010
119
Gambar 4.3Grafik pertumbuhan FDR Bank Mumalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri
dan Bank Mega Syariah tahun 2006-2010
Grafik pertumbuhan RBH Bank Mumalat Indonesia, Bank Syariah Mandiridan Bank Mega Syariah tahun 2006-2010
120
Lampiran 5
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model
B
Std.
Error Beta T Sig. Tolerance VIF
(Constant) 12.294 1.938 1.168 .245
CAR .079 .026 .427 3.060 .003 .776 1.289
NPF .259 .093 .226 3.297 .001 .947 1.056
1
FDR .432 .073 .422 5.898 .000 .748 1.338
a. Dependent Variable: RBH
2. Uji Autokolerasi
Pengambilan Keputusan ada atau tidaknya autokolerasi
Hipotesis Nol Ketentuan
Terjadi Autokolerasi Positif Jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)
Tidak terjadi AutokorelasiJika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau
-2 ≤ DW ≤ 2
Terjadi Autokolerasi Negarif Jika nilai DW diatas 2 ( DW > 2)
Model Summaryb
ModelR R Square
Adjusted RSquare
Std. Error of theEstimate
Durbin-Watson
dimension0
1 .811a .657 .593 1.35341 1.355
a. Predictors: (Constant), FDR, NPF, CARb. Dependent Variable: RBH
121
3. Uji Heteroskedastisitas
122
Casewise Diagnosticsa
Case Number Std. Residual RBH Predicted Value Residual1 .734 8.76 7.8163 .943692 1.417 9.44 7.6171 1.822863 1.725 9.45 7.2320 2.217964 2.475 9.94 6.7569 3.183075 -.108 7.46 7.5984 -.138386 -.055 7.87 7.9411 -.071147 -.385 7.76 8.2552 -.495248 .282 8.70 8.3374 .362599 -1.234 6.56 8.1467 -1.5867410 -.795 7.40 8.4230 -1.0229811 -.926 7.49 8.6809 -1.1908812 -.613 7.74 8.5284 -.7883713 -.335 7.36 7.7904 -.4303514 -.243 7.18 7.4921 -.3121115 -.407 6.62 7.1433 -.5232916 .757 7.97 6.9964 .9735817 -1.146 6.39 7.8640 -1.4740018 -1.615 6.38 8.4571 -2.0771419 -1.044 6.89 8.2323 -1.3422920 -.261 7.23 7.5662 -.3362121 -.390 6.59 7.0921 -.5021022 -.141 7.43 7.6107 -.1807023 .375 7.90 7.4172 .4827924 1.202 8.53 6.9846 1.5454025 .777 7.63 6.6310 .9989726 -.479 7.48 8.0955 -.6155227 -.636 7.21 8.0275 -.8174828 .195 8.05 7.7998 .2502329 .035 7.72 7.6744 .0455530 .016 7.58 7.5593 .0206831 -.195 8.08 8.3312 -.2512032 .728 8.46 7.5237 .9362633 -.304 6.99 7.3816 -.3915734 .059 7.50 7.4245 .0754835 -.024 7.43 7.4605 -.0305136 .557 7.90 7.1838 .7161637 .206 7.61 7.3449 .2651238 -.678 6.54 7.4121 -.8721039 .100 7.55 7.4219 .1280640 -.530 6.46 7.1420 -.68200
123
41 .899 10.66 9.5040 1.1560042 2.165 11.44 8.6551 2.7849243 1.792 11.36 9.0548 2.3051644 2.195 11.31 8.4865 2.8234645 .878 9.34 8.2111 1.1288746 .337 8.89 8.4567 .4333247 .714 8.96 8.0414 .9186048 -.046 7.49 7.5493 -.0593049 -1.523 5.94 7.8990 -1.9589750 .645 7.98 7.1503 .8297351 .583 7.85 7.0998 .7501952 .178 7.19 6.9617 .2283153 -.454 7.19 7.7740 -.5839554 .429 7.95 7.3979 .5521055 -1.236 5.57 7.1601 -1.5900956 -1.309 5.37 7.0535 -1.6834757 -1.945 5.36 7.8614 -2.5013958 -1.428 5.54 7.3759 -1.8359059 -1.485 5.58 7.4903 -1.9102860 -.485 6.07 6.6935 -.62347
a. Dependent Variable: RBH
124
4. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR NPF FDR RBH
N 60 60 60 60
Mean 12.4430 2.8220 91.9060 7.7045Normal Parametersa,,b
Std. Deviation 2.08494 1.95223 7.48184 1.38654
Absolute .128 .154 .074 .160
Positive .128 .154 .074 .160
Most Extreme Differences
Negative -.045 -.108 -.059 -.086
Kolmogorov-Smirnov Z .989 .735 .873 .818
Asymp. Sig. (2-tailed) .750 .654 .592 .576
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
125
Lampiran 6
Hasil Uji Hipotesis
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
RBH 7.7045 1.38654 60
CAR 12.4430 2.08494 60
NPF 2.6553 1.84618 60
FDR 91.9060 7.48184 60
Correlations
RBH CAR NPF FDR
Pearson Correlation RBH 1.000 .517 .424 .750
126
CAR .517 1.000 .025 -.459
NPF .424 .025 1.000 .193
FDR .750 -.459 .193 1.000
RBH . .001 .048 .000
CAR .001 . .425 .000
NPF .048 .425 . .070
Sig. (1-tailed)
FDR .000 .000 .070 .
RBH 60 60 60 60
CAR 60 60 60 60
NPF 60 60 60 60
N
FDR 60 60 60 60
Lampiran 7
Hasil Analisa Regresi Pengaruh CAR, NPF dan FDR terhadap RBH
Correlations
RBH CAR NPF FDR
RBH 1.000 .517 .424 .750
CAR .517 1.000 .025 -.459
NPF .424 .025 1.000 .193
Pearson Correlation
FDR .750 -.459 .193 1.000
RBH . .001 .048 .000
CAR .001 . .425 .000
NPF .048 .425 . .070
Sig. (1-tailed)
FDR .000 .000 .070 .
N RBH 60 60 60 60
127
CAR 60 60 60 60
NPF 60 60 60 60
FDR 60 60 60 60
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 20.809 3 6.936 10.224 .001a
Residual 92.619 56 1.654
1
Total 113.427 59
a. Predictors: (Constant), FDR, NPF, CAR
b. Dependent Variable: RBH
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 .811a .657 .593 1.35341 1.355
a. Predictors: (Constant), FDR, NPF, CAR
b. Dependent Variable: RBH
128
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 12.294 1.938 1.168 .245
CAR .079 .026 .427 3.060 .003 .776 1.289
NPF .259 .093 .226 3.297 .001 .947 1.056
1
FDR .432 .073 .422 5.898 .000 .748 1.338
a. Dependent Variable: RBH