PENERAPAN METODE COOPERATIVE TIPE TEAM GAMES...
Transcript of PENERAPAN METODE COOPERATIVE TIPE TEAM GAMES...
PENERAPAN METODE COOPERATIVE TIPE TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT)UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPS PADA SISWA KELAS V MI NURUL ISLAM TAMBELANG
BEKASI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Siti Mulya
NIM 1812018300094
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
i
ABSTRAK
Siti Mulya,1812018300094.” PENERAPAN METODE COOPERATIVE TIPE
TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
PADA SISWA KELAS V MI NURUL ISLAM TAMBELANGBEKASI Tahun Ajaran
2015/2016”. Jurusan PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Kata Kunci: Metode Cooperative Learning tipe TGT,Hasil Belajar, IPS
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS
siswa melalui metode Cooperative learning tipe team games tournament (TGT) pada
siswa kelas V MI Nurul Islam Tambelang Bekasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (PTK).PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang
muncul di dalam kelas.Metode ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan,dan refleksi.
Hasil belajar IPS ini digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan
dengan bukti secara kualitatif adalah dapat dijelaskan dan banyaknya siswa yang
menyatakan senang terhadap penggunaan metode TGT ini,tumbuhnya motivasi,
konsentrasi siswa pada mata pelajaran,suasana kelas menjadi hidup,dan kemampuan
dan hasil belajar siswa meningkat.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Hasil penelitianya
menunjukan bahwa metode TGT Pada mata pelajaran IPS dengan kondisi belajar
siswa khususnya siswa kelas V MI Nurul Islam. Hal tersebut dapat dilihat secara
kuantitatif adalah perbandingan dari siklus I sebesar 74,15 atau 73,08% dapat
meningkat pada siklus II menjadi 79,46 atau 76,92% jadi hasil observasi lapangan
menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sebesar 5,31 atau 3,84%
ii
ABSTRACT
Siti Mulya,1812018300094,”The Application of Methods of Cooperative Team
Games Tournament To Improve Learning Out Comes Of Social Science In Class V MI
Nurul Islam Tmbelang Bekasi Year 2015-2016”. Majoring in primary and Teaching
Faculty Tarbiyah Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta Negri,2013.
Keywords: Method of Learning Cooperative type TGT ,Learning Outcomes, IPS
The purpose of this study was to determine the increase in IPS student
learning outcomes trough cooperative learning methods of the type of team games
tournament (TGT) in Class V MI N urul Islam Tambelang Bekasi.
IPS learning outcomes are used to see a significant difference with the
qualitative evindence is unexplained and the number of students who expressed love
to use this TGT method, the growth of motivation, concentration of students on
subjects, clasroom atmosphere come alive,and the capability and improved student
learning outcomes .It can be concluded that the use of TGT method can improve
student learning outcomes.
The researchers did a study using aquqlitqtive approach to research which
types of classroom action research (CAR).Sequence of research activities include :(1)
Planing (2) implementation (3) observations (4) reflection.In data the writer uses
descriptive qualitative analysis techniques.To test the validity of the data the authors
used three methods, namely the extension of participation persistence
observations.Research sources that fifth grade students,results showed that the method
of TGT in social studies with student learning conditions especially grade V MI Nurul
Islam.This can be seen quantitatively is the comparison of the first cycle of 74,15 or
73,08% ,can be increased in the second cycle to 79,46 or 76,92% , so the results of
field observations indicate an increase in learning outcomes from the first cycle to cycle
II increased by 5.31 or 3,84%.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puja-puji syukur kehadirat Alloh ‘Azza Wa Jalla yang telah memberikan
limpahan taufik, rahmah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan lancar tanpa aral yang merintang. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahlimpahkan ke haribaan sosok revolusioner dunia, pembela kaum proletar sejati,
baginda Rasulillah SAW yang telah menjadi qudwah dan uswah hasanah dengan membawa
pancaran cahaya kebenaran, sehingga pada detik ini kita masih mampu mengarungi hidup
dan kehidupan yang berlandaskan iman dan islam. Seiring dengan terselesaikannya
penyusunan skripsi ini, tak lupa penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan tanpa
batas kepada semua pihak yang telah membantu memberikan arahan, bimbingan dan
petunjuk serta motivasi dalam proses penyusunannya, antara lain :
1.Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah memberikan motivasi baik berupa moril, do’a
restu, mau’idloh hasanah yang diberikan dengan penuh cinta dan kasih sayang, lebih-lebih
materiil, sehingga ananda dapat menyelesaikan penyusunan sripsi dengan baik.
2.Suamiku tercinta yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi
ini.
3. Ustd Sonhaji Hasyim, S.Pd, selaku Kepala Sekolah MI Nurul Islam Tambelang Bekasi
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di lembaga
yang dipimpin
4. Bapak M.Arif,Dr.M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan di tengah-tengah kesibukannya meluangkan waktu memberikan bimbingan dan
pengarahan sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan rapi.
5. Segenap Guru dan Karyawan MI Nurul Islam Tambelang Bekasi yang telah memberikan
bantuannya dalam memberikan data-data selama penelitian ini berlangsung.
6. Seluruh siswa/i kelas V MI Nurul Islam yang turut membantu jalannya program penelitian
ini.
7. Semua teman-teman PGMI angkatan 2012-2016 yang telah memberikan pesan hidup dan
kenangan yang tiada surut dalam angan.
8. Orang-orang terdekat dalam menjalani hidup, yang memberiku pelajaran hidup bagaimana
hidup yang sesungguhnya; yakni teman-teman di kelas B: Ika Kartika,Hasan Basri, Tisry
Eka Pathonah,Nurbaeti,Iva Wahyuningsih,Widia Rosalina.
iv
9. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain dari do’a jazakumullah ahsanul jaza’,
semoga apa yang telah diberikan menjadi amal yang diterima di sisi Allah swt. Akhirnya,
penulis hanya dapat berdo’a semoga amal mereka diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa
sebagai amalan sholehan serta mendapatkan imbalan yang semestinya. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis
khususnya, karena khoir al nas anfa’uhum lil nas. Amien ya robbal ‘alamin!
Bekasi, 10 Januari 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................................i
ABSTRAK................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................................4
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................................4
D. Perumusan Masalah ...................................................................................................5
E. Tujuan Penelitian........................................................................................................5
F. Manfaat Hasil Penelitian..............................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI
A.Pengertian Belajar...........................................................................................................7
B.Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.................................................................10
C.Tujuan Pembelajaran IPS,............................................................................................11
D .Model-model pembelajaran IPS..................................................................................12
E.Ruang lingkup................................................................................................................14
F.Pembelajaran kooperative..............................................................................................17
G.Model TGT....................................................................................................................18
H.Hasil penelitian yang relevan......................................................................................21
I.Hipotesis tindakan ..........................................................................................................22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian....................................................................................23
B. Metode penelitian dan rancangan siklus penelitian.................................................23
C. Subjek penelitian.........................................................................................................26
D. Peran dan posisi dalam penelitian............................................................................26
vi
E. Tahapan interfensi tindakan.......................................................................................27
F. Hasil interfensi tindakan yang diharapkan...............................................................33
G. Data dan sumber data................................................................................................34
H. Pengembangan-pengembangan instrumen-instrumen pengumpulan data................34
I. Tehnik pengumpulan data..........................................................................................35
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis...............................................................36
K. Tehnik Analisis Data................................................................................................. 36
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan........................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objektif Lokasi Penelitian.......................................................................38
B. Jadwal penelitian.........................................................................................................41
C. Temuan hasil penelitian ............................................................................................42
D. Data hasil tes..............................................................................................................42
E. Interpretasi hasillanalisis kegiatan pembelajaran......................................................44
F. Wawancara...................................................................................................................52
G. Pembahasan hasil temuan...........................................................................................54
H. Keterbatasan penelitian...............................................................................................56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................57
B. Saran-saran ..................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar..............................................11
2. Tabel 2.2 Ruang lingkup mata pelajaran IPS kelas V...............................................14
3. Tabel 3.1 Tahapan itervensi tindakan.......................................................................27
4 Tabel 3.2 Tahap penelitian kegiatan pendahuluan...................................................30
5. Tabel 3.3 Tahap penelitian siklus I .........................................................................30
6. Tabel 3.4 Tahap penelitian siklus II.........................................................................31
7. Tabel 4.1 Keadaan guru/pegawai d MI Nurul Islam................................................39
8 Tabel 4.2 Keadaan siswa d MI Nurul islam............................................................40
9. Tabel 4.3 Data sarana dan prasarana di MI Nurul Islam..............................,........41
10. Tabel 4.4 Jadwal kegiatan penelitian........................................................................41
11. Tabel 4.5 Hasil Belajar IPS Menggunakan metode TGT Materi keragaman suku -
bangsa dan budaya diindonesia pada siklus I dan II.............................................42
12.Tabel 4.6 Hasil Tes Pratindakan Siklus I dan Siklus II.........................................43
13.Tabel 4.7 Hasil belajar kelompok pada siklus II.....................................................50
14. Tabel 4.8 Rekapitulasi wawancara dengan siswa.....................................................52
15.Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa.....................................................58
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model penelitian tindakan kelas.......................................................24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan
seseorang maupun suatu bangsa , kemajuan pembangunan disuatu negara,
baik lahir maupun batin dapat dicapai melalui pendidikan dapat
mencip-takan manusia yang cerdas,terampil,berwawasan luas, disiplin
beriman, bertakwa serta bertanggung jawab di dalam kehidupan.
Pendidikan adalah aspek universal yang selalu dan harus ada
dalam kehidupan manusia.Tanpa pendidikan,ia tidak akan pernah
berkembang dan berkebudayaan.Di samping itu,kehidupanya juga akan
menjadi statistanpa ada kemajuan,bahkan bisa jadi akan mengalami
kemunduran dan kepunahan.Oleh karena itu,menjadi fakta yang tak
terbantahkan bahwa pendidikan adalah sesuatu yang niscayaa dalam
kehidupanya.1
Pendidik atau guru harus memiliki dasar empiris yang kuat untuk
mendukung profesi mereka sebagai pengajar .Namun, kenyataan yang
ada,kurikulum yang selama ini diajarkan disekolah menengah kurang
mampu mempersiapkan siswa untuk masuk keperguruan tinggi.Oleh
karena itu,teori pembelajaran diperlukan untuk mendukung proses
pembelajaran didalam kelas,serta beberapa contoh praktis untuk dapat
menjadi bekal persiapan profesionalitas para guru.2
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran.Dalam proses pembelajaran,anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk
1 Dina Indriana.Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Eektif .(Jogjakarta.2011)hal.5
2 Muhammad Thobroni .Arif Mustofa.Belajar Dan Pembelajaran,pengembangan
wacanadan praktik pembelajaran dalam pembangunan nasional.(Jogjakarta:Ar-Ruzz
Media.2011)hal.5
2
menghafal informasi;otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari.Akibatnya
ketika peserta didik kita lulus dari sekolah mereka pintar secara teoritis
akan tetapi miskin pada aplikasi.Oleh karena itu guru harus memiliki
kemampuan dan pemahamn tentang pengetahuan dan ketrampilan yang
lain,misalnya pemahaman psikologi perkembangan manusia,pemahaman
tentang teori-teori perubahan tingkah laku,kemampuan merancang berbagai
media dan sumber belajar,dan kemampuan mendesain strategi
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan,agar peserta
didik betul-betul bisa menguasai materi yang diajarkan,agar peserta didik
betul-betul bisa menguasai materi yang diajarkan serta bisa
mengaplikasikanya dalam kehidupanya.3
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) Secara etimologi
mempunyai arti belajar bersama antara dua orang atau lebih,sedangkan
CL dalam artian yang lebih luas memiliki definisi yang antara lain adalah
belajar bersama yang melibatkan antara 4-5 orang, yang bekerja sama
menuju kelompok kerja dimana tiap anggota bertanggung jawab secara
individu sebagai bagian dari hasil yang tak akan bisa dicapai tanpa adanya
kerjasama antar kelompok saling tergantung secara positif.4
Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan-
tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran,cara apa
yang digunakan,materi atau bahan apa yang disampaikan untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut.Bentuk rencana
pembelajaran dijabarkan dari hal yang paling umum kepada yang paling
khusus dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.Bentuk rencana
pembelajaran ini meliputi bentuk satuan pembelajaran untuk masing-
masing pokok bahasan dalam tiap-tiap caturwulan atau semester yang
3 Junaedi.dkk.Paket 8 Strategi Pembelajaran,Edisi pertama.(Learnung assistance program
for islamic schools Pendidikn Guru Madrasah Ibtidaiayah .2008)hal.8-9
4 Ibid.hal 8-9.
3
dikembangkan dari silabusatau GBPP tiap bidang studi atau mata
pelajaran .
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang
untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill),sekaligus
ketrampilan sosial(social skill)termasuk interpersonal skill.
Kategori tujuan dalam pembelajaran kooperatif :
1. Individual :keberhasilan seseorang ditentukan oleh orang itu
sendiri tidak dipengaruhi oleh orang lain.
2. Kompetitif :keberhasilan seseorang dicapai karena kegagalan orang
lain (ada ketergantungan negatif)
3. Kooperatif:keberhasilan seseorangkarena keberhasilan orang
lain,orang tidak dapat mencapai keberhasilan dengan sendirian .5
Dalam memilih model pembelajaran guru harus bertindak seselektif.
Seorang siswa akan lebih mudah menerima materi yang diajarkan oleh guru
jika mereka merasakan senang dengan sebuah permainan-permainan tertentu
ketika menjalankan proses pembelajaran di kelas. Ilmu yang mereka dapatkan
juga akan bertahan lama. jika pemerolehan informasi dengan jalan diskusi
dan dibarengi dengan permainan-permainan yang menyenangkan ini
dirangkai dalam suatu model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut
adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
(TGT).
Seorang guru yang berkompetensi, cerdas dan profesional memiliki
seperangkat kiat khusus dalam kelas.Sehingga dia akan dirindukan
kehadirannya di kelas. Kemudian seorang guru harus dapat melihat dan
menilai kinerjanya sendiri melalui refleksi diri untuk kemudian
mengidentifikasi masalah yang ada dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran.
Dalam mengajarkan materi IPS tentang keragaman suku bangsa
diIndonesia seorang guru masih menggunakan model pembelajaran
5 Yatim Riyanto..Paradigma Baru Pembelajaran .(Jakarta.2010)hal.267
4
tradisional yaitu model ceramah, peserta didik hanya disuruh menghafal dan
mengingat materi yang telah disampaikan guru, sehingga peserta didik tidak
mengerti tujuan pembelajaran dari materi tersebut. Selain itu hanya dengan
mencatat,menghafal, dan mendengarkan penjelasan guru peserta didik akan
menjadi bosan, dan kurang memahami materi tentang keragaman suku
bangsa di Indonesia. Jika hal tersebut terjadi maka peserta didik tidak akan
memperhatikan pelajaran dan tidak akan mampu menghargai keragaman suku
bangsa yang ada di Indonesia
.Dalam penelitian ini subyeknya adalah peserta didik kelas V, karena
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada peserta didik kelas V
masih banyak yang belum mencapai ketuntasan minimal terutama pada
pokok bahasan keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia, oleh karena
itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil judul penelitian
“Penerapan Metode Cooperative Tipe Team Games Tournament
(TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V
MI Nurul Islam Tambelang Bekasi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat didentifikasikan
beberapa masalah, sebagai berikut:
1. IPS dianggap sebagai sesuatu yang membosankan bagi sebagian siswa
karena selalu disampaikan dengan metode ceramah.
2. Siswa kurang bersemangat sehingga merasa enggan untuk menggeluti
dan mendalami pelajaran IPS.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih
terarah dan untuk mengoptimalkan hasil penelitian, maka penelitian ini
dibatasi ruang lingkupnya, sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan peningkatan hasil pembelajaran yang di
harapkan, maka dilakukan metode dalam penelitian ini adalah
5
menggunakan metode Cooperative Learning tipe team games
tournament sebagai metode yang digunakan dalam pembelajaran IPS.
2. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa MI Nurul
Islam Tambelang Bekasi pada Semester ganjil,tahun pelajaran
2015/2016.
D. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang dan judul di atas, masalah yang
akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan tipe TGT dalam meningkatkan hasil belajar pada
mata pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia kelas V MI Nurul Islam ?
2. Apakah strategi pembelajaran cooperative learning tipe TGT pada mata
pelajaran ips materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Nurul Islam?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi
cooperative learning tipe tgt pada mata pelajaran ips materi keragaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia kelas V MI Nurul Islam?
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh setelah penulis melakukan
penelitian:
1. Bagi guru atau peneliti
Dengan dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, maka
guru dapat mengidentifikasi sedikit demi sedikit masalah yang ada di
kelas, agar guru dapat berupaya mencari dan menemukan pendekatan,
guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan
pembelajaran
2. Bagi siswa
6
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan akan membantu
permasalahan siswa dalam meningkatkan hasil belajar yang terdiri dari :
a. Daya pemahaman siswa terhadap materi keragaman suku bangsa dan
budaya di Indonesia di kelas V MI Nurul IslamTambelang Bekasi
b. mengetahui seberapa besar pembelajaran cooperative learning tipe
TGT dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi keragaman suku
bangsa dan budaya di Indonesia di kelas V MI Nurul Islam
Tambelang Bekasi.
c. Membantu meningkatkan cepat daya cerna siswa terhadap
materiyangdisajikan.
d. .Membantu kekuatan daya ingat siswa.
3. Bagi madrasah
Dengan diadakannya penelitian yang berjudul “Penerapan
Metode Cooperative Tipe Team Games Tournament (TGT) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V MI Nurul
Islam Tambelang Bekasi”hasilnya dapat digunakan sebagai bahan
masukan dalam mempersiapkan proses pembelajaran IPS pada siswa kelas
V di MI Nurul Islam yang akan datang. Serta sebagai sumbangan
pemikiran pengembangan keilmuan khususnya dalam masalah Keragaman
suku bangsa
dan budaya di indonesia.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Belajar
“Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat.Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar”merupakan
kata yang tidak asing.Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga
pendidikan formal.Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai
dengan keinginan.Entah malam hari,siang hari,sore hari,atau pagi hari”.6
Oleh karena itu,seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan
diakhir dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya
dengan pemilikan pengalaman baru,maka individu itu dikatakan telah
belajar.Tetapi perlu diingatkan,bahwa perubahan yang terjadi akibat
belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan
mempengaruhi tingkah laku.Sedangkan perubahan tingkah laku akibat
mabuk karena meminum-minuman keras,akibat gila,akibat tabrakan,dan
sebaginya,bukanlah kategori belajar dimaksud.7
Anak didik belajar tidak hanya intelektualnya saja,tetapi juga
emosional dan jasmaniahnya.Dalam pengajaran modern,selain mengajar
guru juga mendidik untuk membentuk pribadi anak didik.8
Brunner (2011) berpendapat bahwa pembelajaran dapat dianggap
sebagai :
a. hakekat seseorang sebagai pengenal
b. hakekat dari pengetahuan
c. hakekat dari proses mendapatkan pengetahuan manusia sebagai
mahluk yang paling mulia diantara mahluk-mahluk lain memiliki
dua kekuatan yakni akal pikiran kemampuan berbahasa.9
6 Syaiful Bahri Djamarah.Psikologi Belajar.edisi II. (Jakarta.2011)hal.12
7 Ibid,hal.14
8 Ibid,hal.20
8
Skinner, seperti dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational
Psychology: The Teaching-Learning Proses, berpendapat bahwa “belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung
secara progresif”. Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa
proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia
diberi penguat (reinforcer).10
Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua
macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: …acquisition of any relatively
permanent change in behavior as a result of practice and experience.
“Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat praktik dan pengalaman”. Rumusan keduanya Process of
acquiring responses as a result of special practice, belajar adalah proses
memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya pelatihan khusus.11
Hintzman dalam bukunya Dictionary of Psychology of Learning and
Memory berpendapat:” belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.Jadi dalam pandangan
Hintzman,perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru
dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme.12
Menurut Nu’man Somantri, bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu
sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA.
Penyederhanaan mengandung arti : a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-
ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang
sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b)
9 Asep Herry Hernawan,Asra,.Laksmi Dewi,Belajar dan pembelajaran SD.(Bandung
2007)hal.54 10
, Muhibbin syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung,
Rosdakarya, 2011), hlm. 88 11
Ibid, hlm. 88 12
Ibid, hlm. 88
9
mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan
kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.13
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat kita bedakan menjadi tiga macam,yakni:
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa),yakni keadaan kondisi
jasmani dan rohani siswa;
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa ),yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa;
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning ),yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
pelajaran.14
Untuk memperjelas uraian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar tersebut diatas berikut ini penyusun sajikan
sebuah tabel.15
Tabel 2.1
Ragam Faktor dan Elemennya
Internal siswa Eksternal Siswa Pendekatan belajar
Siswa
1.Aspek Fisiologis
Tonus
jasmani
Mata dan
telinga
1.Lingkungan Sosial
Keluarga
Guru dan staf
masyarakat
Teman
1.Pendekatan Tinggi
Speculative
Achieving
2.Pendekatan Sedang
Analitical
13
Iwan Purwanto. 2014. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial Jakarta. hal. 2 14
Muhibbin Syah,Op.cit.,hal.129
15
Ibid.hal.137
10
2.Aspek psikologis
Inteligensi
Sikap
Minat
Bakat
Motivasi
2.Lingkungan
nonsosial
Rumah
Sekolah
Peralatan
Alam
Deep
3.Pendekatan Rendah
Reproductive
Survace
C. Tujuan Pembelajaran IPS
Mata palajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan dimasyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan
peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.16
Adapun tujuan pelajaran IPS yang harus dicapai meliputi hal-hal berikut :
1) Membekali peserta didik dengan pengetauan sosial yang berguna dalam
kehidupan masyarat.
2) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehiidupan di masyarakat.
3) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta
berbagai keahlian.
4) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan
keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupan
yang tidak terpisahkan; dan
16
Iwan Purwanto.Op.cit., hal.7
11
5) Membekai peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.17
D. Model model pembelajaran IPS
Model pembelajaran IPS memiliki karakteristik tersendiri yakni
menekankan hubungan individu dengan orang lain atau masyarakat
sehingga model dengan kategori ini lebih terpokus pada peningkatan
kemampuan pendekatan individu dalam berhubungan dengan orang
lain,terlibat dalam proses demokratis,bekerja sama produktif.Model-model
pembelajaran yang dimasukkan dalam kategori model pembelajaran ips
adalah:18
1) Model pencapaian konsep.
Model ini dikembangkan oleh Jerome S Bruner,Jacqueline Goodrow dan
George Austin (1967) berdasarkan hasil studinya mengenai proses
berpikir manusia.Model ini didasarkan pada penekanan bahwa
lingkungan penuh dengan hal-hal yang berbeda dan mustahil dapat
menyesuaikan diri dengannya jika manusia tidak dilengkapi dengan
kemampuan untuk membedakan dan mengelompokkan segala sesuatu
itu ke dalam kelompok-kelompok.
2) Model berpikir Induktif atau “Inductive Thinking”
Model ini di kembangkan oleh Hilda Taba (1966)dengan tujuan untuk
mendorong para pelajar menemukan dan mengorganisasikan
informasi,menciptakan nama suatu konsep, dan menjajaki berbagai cara
yang dapat menjadikan para peserta didik lebih terampil dalam
menyingkap dan mengorganisasikan informasi,dan dalam melakukan
pengetesan hipotesis yang melukiskan hubungan antar berbagai
17
Ibid.hal.8 18
Agung Eko Purwana.dkk.Pembelajaran IPS MI.Edisi pertama.(Learning Assistance
Program For Islamic Schools PGMI.2009)hal.8-11
12
data.Model ini telah dimanfaatkan secara meluas dalam berbagai bidang
studi dalam kurikulum berbagai tingkatan pendidikan.
3) Model penelitian atau “Inquiry Training”
Model ini dikembangkan oleh Richard Suchman (1962). Model ini
dirancang untuk melibatkan para pelajar dalam proses penalaran
mengenai hubungan sebab akibat,dan menjadikan mereka lebih fasih
dan cermat dalam mengajukan pertanyaan,membangun konsep,dan
merumuskan dan mengetes hipotesis.Walaupun pada mulanya model ini
digunakan dalam bidang ilmu-ilmu alam.lebih jauh telah diterapkan
dalam bidang pengajaran ilmu sosial dan dalam program latihan yang
berisikan materi yang berdimensi personal dan sosial.
4) Model Investigasi Kelompok atau “Group Investigation”
Model ini dikembangkan oleh Herbert A.Thelen (1960) yang bertolak
dari pandangan John Dewey (1917) bahwa keseluruhan sekolah
merupakan miniatur demokrasi yang di dalamnya peserta didik
berpartisipasi dalam pengembangan sistem social.Melalui partisipasi
itu secara bertahap peserta didik diharapkan belajar bagaimana
menerapkan metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat
manusia.Herbert dalam Joyce dan Weil(1986) memberikan pernyataan
dengan tegas bahwa “pendidikan dalam masyarakat yang
demokratis,seyogyanya mengajarkan proses demokratis secara
langsung”.Dalam hubungannya dengan sekolah maka kelas menurut
Herbert merupakan bentuk kecil masyarakat,yang memiliki keteraturan
dan budaya dimana para peserta didik memperhatikan dan
memeliharanya dalam mengembangkan .
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS kelas V Madrasah Ibtidaiyah tahun
pelajaran 2015/2016 adalah:
13
Tabel 2.2
Ruang lingkup mata pelajaran IPS kelas V
Semester Standar kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi
Waktu
I
I. Menghargai berbagai
peninggalan dan tokoh
sejarah yang berskala
nasional pada masa
Hindu-Budhadan Islam,
keragamankenampakan
alam dansuku bangsa,
serta kegiatan ekonomi
diIndonesia.
1,1Mengenal makna
Peninggalanpeninggalan
sejarah yang
berskalanasional
darimasaHindu-Budha dan
Islam di Indonesia.
1.2 Menceritakan
tokohtokoh
sejarah pada masa Hindu-
Budha
dan Islam di Indonesia.
1.3 Mengenal keragaman
kenampakan alam dan
buatan serta pembagian
wilayah
waktu di Indonesia
denganmenggunakanpeta/atl
as /globe danmedia lainnya.
1.4 Menghargaikeragaman
suku
bangsa dan budaya di
Indonesia
.
1.5 Mengenal jenis-
jenisusaha
dankegiatanekonomidiIndon
esia.
12x35
Menit
9x35
Menit
12x35
Menit
9x35
Menit
12x35
menit
II II. Menghargaiperanan
tokoh pejuang
danmasyarakatdalamme
2.1 Mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pada
masapenjajahan
12X35
menit.
14
mpersiapkan
danmempertahankankem
erdekaan Indones ia
Belanda dan Jepang.
2.2 Menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan
dalam mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia.
2.3 Menghargai jasa dan
peranan tokoh dalam
memproklamasikan
kemerdekaan.
2.4 Menghargai perjuangan
para tokoh dalam
mempertahankan
Kemerdekaan
12x35
Menit
12x35
menit
12x35
menit
Suku bangsa atau etnis adalah suatu kesatuan masyarakatatas dasar
kesamaan budaya, bahasa, dan tempat tinggal. Misalnya,suku yang disebut
suku bangsa sunda adalah orang-orang yang tinggal di Jawa Barat. Mereka
memiliki bahasa serta adat istiadat Sunda. Suku bangsa Rejang adalah orang-
orang yang tinggal di Bengkulu,berbahasa, dan beradat istiadat Bengkulu.
Etnologi adalah ilmu yangmempelajari tentang bangsa-bangsa di seluruh
dunia.Di Sumatra terdapat suku bangsa Aceh, Gayo, Batak,Minangkabau,
Mentawai, dan sebagainya. Di Jawa ada suku Sunda,Jawa dan Madura. Di
Bali ada suku bangsa Bali. Di Nusa Tenggaraada suku Sasak, Sumbawa,
Bima, Flores, Alor, Roti, dan sebagainya.Di Kalimantan terdapat suku bangsa
Dayak, Banjar, Ngaju, Punan,Kayan, dan Sebagainya. Di Sulawesi ada suku
bangsa Mandar, Toraja,Bugis, Makasar, Minahasa, Sangir, Talaud, dan
sebagainya. DiMaluku terdapat suku bangsa Ambon, Alifuru, dan sebagainya,
DiIrian Jaya (Papua) terdapat suku bangsa asmat, Dani, Melayu, Irian,dan
sebagainya.
15
Budaya atau kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan penciptaan akal
budi manusia yang berhubungan erat dengan alamsekitarnya dan
dipergunakan untuk ketenangan hidup. Keadaan alam dan masyarakat sangat
berpengaruh terhadap kebudayaan setempat. Itulah sebabnya lahir
keanekaragaman budaya di negara kita.Keragaman budaya di Indonesia
tercermin dari berbagai bahasa daerah, kesenian (termasuk tarian, lagu
daerah, alat musik),makanan khas, dan lainnya.Kebudayaan yang berasal dari
suku-suku bangsa di Indonesia disebut kebudayaan daerah memiliki ciri
tersendiri yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Beberapa ciri kebudayaan daerah adalah sebagai berikut :
1. sifatnya kedaerahan
2. adanya bahasa, seni, rumah, pakaian, atau senjata yang khas
3. memiliki adat kebiasaan
4. adanya peninggalan sejarah
5. adanya unsur kepercayaan (di luar agama)
Beberapa ciri-ciri kebudayaan nasional adalah sebagai berikut :
1. mencerminkan nilai luhur dan kepribadian bangsa
2. kebudayaan daerah yang diakui secara nasional
3. adanya unsur-unsur pemersatu bangsa
4. menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia
F. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
1. Pengertian pembelajaran kooperative
Pembelajaran merupakan salah satu model pembelajaran kelompok
yang memiliki aturan-aturan tertentu.Prinsip dasar pembelajaran
kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling
mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.Dalam
pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang
pandai tanpa merasa dirugikan.Siswa kurang pandai dapat belajar
dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang
16
membantu dan memotivasinya.Siswa yang sebelumnya terbiasa
bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan
terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota
kelompoknya.(Priyanto,2007)19
2. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya
terdapat elemen-elemen yang saling terkait.Menurut Nurhadi dan
Senduk (2003) dan Lie (2002) ada berbagai elemen yang merupakan
ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif,yaitu (a)saling
ketergantungan postif(positive interdependence); (b) interaksi tatap
muka (face to face interaction); (c) akuntabilitas individual (individual
accountability); dan (d) keterampilan untuk menjalin hubungan
antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan
(use collarative/social skill).
G. Model TGT (Teams Games Tournaments)
Menurut Saco (2006),dalam TGT siswa memainkan permainan
dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim
mereka masing-masing.Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis
berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran.Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang
berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).20
Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang
ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka.Tiap siswa,misalnya, akan
mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut.Turnament
harus menungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan
(kepandaian)unyuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya.Prinsipnya,
19
Made Wena.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Cet. Pertama (Jakarta.2009)
hal.189. 20
Rusman.Model-model Pembelajaran.(Mengembangkan Professionalisme Guru)cet.ke
5(Jakarta.2012).hal.224.
17
soal sulit untuk anak pintar,dan soal yang lebih mudah untuk anak
yang kurang pintar.Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai
kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya.Permainan yang dikemas
dalam bentuk turnamen ini dpat berperan sebagai penilaian alternatif
atau dapat pula sebagai reviuw materi pembelajaran.
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran koperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda.Guru menyajikan
materi,dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.Dalam
kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.Tugas
yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota
kelompoknya.Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mngerti
dengan tugas yang diberikan,maka anggota kelompok yang lain
bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau
menjelaskannya,sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Menurut Slavin pembelajaran koopertif tipe TGT terdiri dari lima
langkah tahapan,yaitu tahap penyajian kelas(classpresentatin) ,belajar
dalam kelompok (teams), permainan (games) ,pertandingan (tournament)
dan penghargaan kelompok (team recognition) .Berdasarkan apa yang
diungkapkan oleh Slavin,maka model pembelajaran TGT memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
a) siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil;
b) Games tournament;
c) penghargaan kelompok.
G.Komponen-Komponen dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT)
1) Penyajian kelas (Class pressentation)
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalampenyajian
kelas,biasanya dilakukan dengan pengajaran langsungatau dengan ceramah,
18
diskusi yang dipimpin guru. Pada saatpenyajian kelas ini siswa harus benar-
benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena
akan membantusiswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada
saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2) Kelompok (Teams)
Setelah penyajian materi oleh guru, siswa kemudian berkumpul
berdasarkan kelompok yang sudah dibagi guru. Setiap tim atau kelompok
terdiri dari 3 sampai 5 siswa yang anggotanya heterogen. Dalam
kelompoknya siswa berusaha mendalami materi yang telah diberikan guru
agar dapat bekerja dengan baik dan
optimal saat turnamen.Guru kemudian memberikan LKS untuk
dikerjakan. Siswa
lalu mencocokkan jawabannya dengan jawaban teman sekelompok.Bila
ada siswa yang mengajukan pertanyaan, teman sekelompoknya bertanggung
jawab untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan tersebut. Apabila teman
sekelompoknya tidak ada yang bisa menjawabnya, maka pertanyaan tersebut
bisa diajukan kepada guru. Belajar dalam kelompok sangat bermanfaat,
karena dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial
memupuk keterampilan kerja sama siswa. Keterampilan sosial yang
dimaksud adalah berbagi tugas dengan anggota kelompoknya, saling bekerja
sama, aktif bertanya, menjelaskan dan mengemukakan ide, menanggapi
jawaban/pertanyaan dari teman, dan sebagainya.
3) Kompetisi / Tournament(Turnament)
Turnamen biasanya dilakukan tiap akhir pekan atau akhir subbab.
Turnamen diikuti oleh semua siswa. Tiap-tiap siswa akan ditempatkan di
meja turnamen dengan siswa dari kelompok lain yang kemampuan
akademiknya setara. Jadi, dalam satu meja turnamen akan diisi oleh siswa-
siswa homogen (kemampuan setara) yang berasal dari kelompok yang
berbeda. Meja turnamen diurutkan dari tingkatan kemampuan tinggi ke
rendah. Meja 1 untuk siswa dengan kemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa
dengan kemampuan sedang. Meja 3 untuk siswa dengan kemampuan di
19
bawah siswa-siswa di meja 2, dan seterusnya. Di meja turnamen tersebut
siswa akan bertanding menjawab soal-soal yang disediakan mewakili
kelompoknya.
Soal-soal turnamen harus dirancang sedemikian rupa agar semua siswa
dari semua tingkat kemampuan dapat menyumbangkan poin bagi
kelompoknya. Siswa yang mendapat skor tertinggi akan naik ke meja yang
setingkat lebih tinggi. Siswa yang mendapatkan
peringkat kedua bertahan pada meja yang sama, sedangkan siswa dengan
peringkat-peringkat di bawahnya akan turun ke meja yang yang
tingkatannya lebih rendah.
Tinggi A I Sedang A 2 Sedang A 3 Rendah A 4
Meja I A1 B1 C1 Meja 2 A2 B2 C2 Meja3A3 B3 C3 Meja 4 A4 B4 C4
Tinggi B I Sedang Rendah A 4
B 2 Sedang B 3 Tinggi Sedang Sedang Rendah
C 1 C2 C 3 C 4
4).Pengakuan Kelompok (Teams Recognition) Guru kemudian
mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Pada akhir putaran pemenang mendapat satu kartu
bernomor,penantang yang kalah mengembalikan perolehan kartunya bila
20
sudah ada namun jika pembaca kalah tidak diberikan hukuman.Penskoran
didasarkan pada perolahan kartu.
Dengan model yang mengutamakan kerja kelompok dan kemampuan
menyatukan intelegensi siswa yang berbeda-beda akan dapat membuat siswa
mempunyai nilai dalam segi kognitif, afektif dan psikomotorik secara merata
satu siswa dengan siswa yang lainnya.
H. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT)
1. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT diantaranya:
(a) Model TGT tidak hanya membuat siswa cerdas lebih menonjol dalam
pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan lebih rendah juga ikut
aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya.
(b) Dengan model pembelajaran ini akan menambah rasa kebersamaan dan
saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
(c) Dalam model pembelajaran ini akan membuat siswa lebih bersemangat
dalam mengikuti pelajaran, karena dalam pembelajaran ini guru
menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.
(d) Dalam pembelajaran ini akan membuat siswa menjadi lebih senang dalam
mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnament
2. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT, diantaranya:
(a) Dalam menggunakan model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang
lama
(b) dalam menggunakan model pembelajaran ini, guru harus pandai memilih
materi pelajaran yang cocok untuk diterapkan,
(c) guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan.
21
I.Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan perbandingan dari penelitian ini dan merupakan penelitian
yang relevan adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Erni Yunika Putri, program S1 PGSD
Jurusan Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program S1 PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta April 2011
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatife Tipe TGT
(team sgames tournament)Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
Tlompakan III Kecamatan Tuntang Tahun Ajaran 2010 - 2011”. Dari
penelitian tersebut penulis menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
skor kemampuan awal peserta didik (pre-test) dengan kemampuan akhir
peserta didik (post-test). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran dengan model cooperative learning tipe TGT dapat
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada
siswa kelas IV SDN Tlompakan III Tahun Ajaran 2010 - 2011.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Khasanah Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2014 dengan judul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar SKI Menggunakan Strategi
Cooperative Learning Tipe Team Games Tournament TGT Pada Siswa
Kelas III MI Yakti Wonokerto Tegalrejo Magelang Tahun 2013/2014”.
Dari hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar ski
siswa kelas III MI Yakti Wonokerto Tegalrejo Magelang Tahun
2013/2014.
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori diatas maka
hipotesis tindakan adalah : Dengan penerapan pembelajaran cooperative
22
learning tipe TGT pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi
pokok keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas V MI Nurul Islam Tambelang Bekasi.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MI Nurul Islam RT.01 RW. 04 Desa Suka
Mantri Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi. memilih madrasah ini
sebagai tempat untuk penelitian dalam meningkatkan hasil belajar yang
sangat rendah, termasuk pada Mata Pelajaran IPS yang berkaitan dengan
keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia yang berdasarkan
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada waktu praktek
mengajar.Penelitian ini dilaksanakan di kelas V pada semester ganjil tahun
pelajaran 2015-2016 pada bulan September – Nopember 2015, dengan
mengambil materi Keragaman Suku Bangsa dan budaya di Indonesia.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memecahkan
suatu permasalahan serta malakukan perubahan yang berfungsi sebagai
peningkatan, yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif.
Sebagaimana dikatakan oleh Supardi, dkk. (2007: 102), penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian reflektif yang dilakukan pendidik sendiri
terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. Dalam PTK guru secara
kontinyu dapat menganalisis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas.
Dalam hal ini dengan melakukan PTK, pendidik dapat memperbaiki sekaligus
berinovasi terhadap proses pembelajaran sehingga lebih efektif dan efisien.
Hal tersebut nantinya, tidak hanya akan meningkatkan profesionalisme guru
semata, akan tetapi juga berimbas pada peningkatan motivasi belajar para
24
siswa. Yang terpenting lagi adanya kerjasama dari semua yang ada di
sekolah, rekan guru, kepala sekolah yang secara langsung berpartisipasi
mengambil bagian dalam pelaksanaan PTK dari tahap awal sampai akhir.
Adapun desain (model) yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Alur penelitian tindakan kelas
perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi SIKLUS II
?
25
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research)
memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan
mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK
(guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat
memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat
mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Diimplementasikan dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK.
Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning
culture) dikalangan para guru. PTK menawarkan peluang sebagai strategi
pengembangan kinerja sebab pendekatan penelitian ini menenmpatkan guru
sebagai peneliti, agen perubahan yang polakerjanya bersifat kolaboratif.21
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa siklus, di mana
tiap-tiap siklus terdiri dari emapat tahapan, diantaranya:
1. Perencanaan (planning) tindakan meliputi:
a. semua langkah tindakan secara rinci;
b. segala keperluan pelaksanaan PTK (materi atau bahan ajar, metode
mengajar, serta teknik dan instrumen observasi);
c. pekiraan kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan.
2. Pelaksanaan (acting) tindakan: realisasi dari teori dan teknik mengajar
sertatindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya;
3. Pengamatan tindakan (pengumpulan data dan informasi). Dalam
pengamatan atau observasi harus mengacu pada instrumen yang sudah
dibuat dan dimungkinkan melibatkan pengamat dari luar. Penggunaan
teknik pengumpulan data dalam PTK ditentukan oleh sifat dasar data yang
akan dikumpulkannya. Aspek yang diamati dalam PTK adalah: (a) proses
tindakannya; (b) pengaruh tindakan; (c) keadaan dan kendala tindakan; (d)
21
Kunandar, Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), Cet. IX, h. 41.
26
bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah
tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya; dan (e) persoalan lain
yang timbul selama kegiatan PTK berlangsung.
4. Refleksi (reflecting terhadap tindakan, yang meliputi: (a) data yang dapat
dianalisis; (b) dalam analisis dapat melibatkan orang luar; dan (c) menarik
kesimpulan.22
Hubungan keempat komponen tersebut merupakan satu siklus, hal ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
ACTING
PLANNING OBSERVING
REFLECTING
Gambar 3.2. Desain Model Kurt Lewin
C. Subjek Penelitian
Adapun kelas yang dijadikan penelitian adalah kelas V dengan jumlah
siswa 27 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14siswi perempuan.
Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah hasil rundingan dengan guru
kelas menunjukkan bahwa siswa di kelas tersebut rata-rata memiliki hasil
belajar ips yang relatif rendah sehingga cocok sebagai tempat penelitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana
kegiatan. Peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses
pembelajaran IPS di kelas dalam rangka mengamati dan mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada. Kemudian peneliti merencanakan kegiatan,
22
Ibid., h. 98-99.
27
melaksanakan kegiatan, malakukan pengamatan, mengunpulkan dan
menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian.
Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengajar. Peneliti
melaksanakan tindakan langsung berdasarkan rencana pembelajaran. Selain
itu peneliti juga berperan membuat laporan dari apa yang dilaksanakan
dengan dibantu seorang guru yang bertindak sebagai pengamat (observer)
yang akan memberikan saran atau pendapat-pendapatnya. Dengan
keterlibatan peneliti secara langsung diharapkan data yang diperoleh lebih
akurat.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian ini diawali dengan dilakukannya penelitian
pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus terdiri
dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi
serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada
tindakan I peneliti akan melanjutkan dengan tindakan II jika data yang
diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada siklus
selanjutnya. Tabel kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Tahapan Kegiatan
Pendahuluan Melakukan survay lapangan untuk memperoleh
gambaran kondisi sekolah.Survey dilakukanya
dengan wawancara kepada guru bidang studi IPS
dikelas V untuk mengetahui permasalahan didalam
kelas terhadap survey yang mendasari
permasalahan terhadap hasil belajar siswa dan
pendapat siswa tentang pembelajaran yang
diterapkan oleh guru bidang studi IPS di kelas V.
Siklus 1
Perencanaan Menyiapkan rencana pembelajaran yang
28
menerapkan Kooperatif learning tipe TGT.
Menyiapkan LKS.
Menyiapkan instrumen ( tes Uraian,lembar
Observasi,catatan lapangan,dan wawancara)
Melakukan uji coba Instrumen.
Menyusun kelompok belajar siswa.
Tindakan Melaksanakan langkah-langkah sesuai
rencana pembelajaran yang telah disusun.
Melakukan tes awal untuk mengetahui
kemampuan awal siswa.
Memberi perlakuan sesuai dengan
Kooperatif tipe TGT.
Mengetahui proses observasi ketika
pembelajaran berlangsung mengenai kinerja
guru dan siswa.
Melakukan tes akhir untuk mengetahui hasil
belajar siswa sesudah diterapkan.
Pengamatan Mengumpulkan data penelitian.
Melakukan diskusi dengan guru IPS dikelas
V untuk mebahas tentang kelemahan atau
kekurangan proses belajar yang telah
dilakukan.
Refleksi Menganalisis data yang diperoleh untuk
memperbaiki dan menyempurnakan tindakan
pada siklus selanjutnya.
Menganalisis kelemahan dan kelebihan dari
proses pembelajaran yang berlangsungdan
mempertimbangkan langkah selanjutnya.
Siklus II dan seterusnya
29
Penyusunan laporan penelitian
Adapun prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian ini
adalah sebagi berikut.
1. Persiapan Pratindakan
a. Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar ips materi keragaman suku bangsa dan
budaya diindonesia.
b. Merancang dan menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan menjadi dua siklus tindakan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus I yaitu dengan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan
keragaman suku bangsa dan budaya diindonesia , kemudian diikuti
dengan pelaksanaan tes, menganalisis dan merefleksik terhadap
pelaksanaan tindakan siklus I yang telah dilaksanakan. Untuk keperluan
ini dilakukan kegiatan antara lain memeriksa lembar observasi aktivitas
peneliti dan siswa serta catatan di lapangan. Hasil analisis dan refleksi
ini menjadi bahan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan berikutnya.
Berdasarkan hasil analisis serta refleksi terhadap hasil pembelajaran
siswa dan aktivitas pembelajaran siklus I, peneliti merancang rencana
tindakan pembelajaran siklus II untuk pokok bahasan keragaman suku
bangsa dan budaya diindobesia. kemudian diikuti dengan pelaksanaan
tes, menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus
II yang telah dilaksanakan.
b. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II yaitu dengan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, kemudian diikuti dengan
pelaksanaan games tournament. Menganalisis dan merefleksi terhadap
pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan,
30
kemudian hasilnya menjadi bahan rancangan tindakan pembelajaran
pada siklus selanjutnya dan seterusnya.
c. Melakukan wawancara kepada guru kolaborator di akhir siklus untuk
mengetahui tanggapannya terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS kelas
v materi keragaman suku bangsa dan budaya di indonesia.
3. Evaluasi Seluruh Tindakan
Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan dan
memberikan interpretasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Prosedur penelitian di atas bila digambarkan seperti terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.2
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan
1. Observasi di MI Nurul Islam.
2. Mengurus surat izin penelitian.
3. Membuat instrumen penilaian.
4. Menghubungi kepala sekolah.
5. Menentukan kelas subjek penelitian.
6. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.
7. Mensosialisasikan pembelajaran ips dengan pembelajaran
kooperatif tipeTGT.
Tabel 3.3
Tahap Penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1. Membuat RPP
2. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
3. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan,
dan keperluan observasi lainnya.
4. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus I.
31
5. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan diterapkan
adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT yang memuat kegiatan guru
membentuk kelompok belajar yang anggotanya 8 orang secara
heterogen, memberikan wacana, siswa bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas dari guru pada lembar LKS, mempresentasikan
hasil kelompok, dan membuat kesimpulan bersama dengan guru.
3. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pengerjaan siswa terhadap
LKS yang diberikan.
4. Guru memperagakan cara mempresentasikan hasil kelompok di depan
kelas.
5. Guru meminta semua kelompok bergantian untuk mempresentasikan
hasil perolehan kelompoknya di depan kelas.
6. Guru memberi penilaian terhadap penampilan siswa serta mengoreksi
kesalahan penyampaian informasi oleh siswa.
7. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan menyimak
penjelasan denah .
8. Dokumentasi
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama
proses pembelajaran
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang
akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus II.
Tabel 3.4
Tahap Penelitian Siklus II
32
Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi siklus I maka dilakukan perbaikan dengan
perencanaan:
1. Membuat rencana pengajaran.
2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan,
lembar wawancara guru, dan keperluan observasi lainnya.
5. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus II.
6. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
1.Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT mengikuti
urutan sebagai berikut: pengaturan klasikal; belajar kelompok; turnament
akademik; pen ghargaan tim dan pemindahan atau bumping.
2.Pelajaran diawali dengan memberikan pelajaran, selanjutnya diumumkan
kepada semua murid bahwa akan melaksanankan pembelajaran kooperatif
tipe TGT dan murid diminta memindahkan bangku untuk membentuk meja
tim. Kepada murid diasampaikan bahwa mereka akan bekerja sama dengan
kelompok belajar selama beberapa pertemuan, mengikuti turnamen
akademik untuk memperoleh poin bagi nilai tim mereka serta
diberitahukan tim yang mendapat nilai tertinggi akan mendapat
penghargaan.
3.Kegiatan dalam turnamen adalah persaingan pada meja turnamen dari 3-
4 murid dari tim yang berbeda dengan kemampuan setara. Pada permulaan
ternamen diumumkan penetapan meja bagi murid. Murid diminta mengatur
meja turnamen yang ditetapkan. Nomor meja turnamen bisa diacak.
Setelah kelengkapan dibagikan dapat dimulai kegiatan turnamen
4.Pada akhir putaran pemenang mendapat satu kartu bernomor, penantang
yang kalah mengembalikan perolehan kartunya bila sudah ada namun jika
pembaca kalah tidak diberikan hukuman. Penskoran didasarkan pada
33
jumlah perolehan kartu, misalkan pada meja turnamen terdiri dari 3 murid
yang tidak seri, peraih nilai tertinggi mendapat skor 60, kedua 40 dan
ketiga 20.
5.Dengan model mengutamakan kerja kelompok dan kemampuan
menyatukan intelegensi murid yang berbeda-beda akan dapat membuat
murid mempunyai nilai dari segi kognitif, efektif dan psikomotor secara
merata satu murid dengan murid lain.
Kegiatan murid dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournaments (TGT)
1. Pada awal pertemuan, membentuk kelompok dengan anggota 7-8
orang.
2. Mempelajari materi yang diberikan sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
3. Bekerjasama memadukan kemampuan untuk saling mengisi, saling
membantu guna mengerjakan tugas belajar yang dibagikan guru.
4. Menjelaskan dan menyatuhkan serta melengkapi pendapatnya
dengan dasar-dasar pemikiran yang rasional.
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama
proses pembelajaran, kemudian menganalisis data yang telah terkumpul
pada setiap pertemuan.
Tahap Refleksi
Setelah proses analisis dan evaluasi selesai, peneliti merencanakan untuk
membuat kesimpulan hasil penelitian.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian ini mengungkap masalah rendahnya hasil belajar ips kelas
V dari hasil lobservasi prapenelitian. Kemudian dengan memanfaatkan teori-
teori yang ada sebagai bahan pendukung dilakukan penelitian tindakan yaitu
34
dengan mengubah pembelajaran yang bersifat menjenuhkan dengan
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
a. hasil belajar ips kelas V materi keragaman suku bangsa dan budaya
diindonesia diperoleh pada akhir siklus menunjukkan nilai rata-rata kelas
> 6,8.
b. Dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar onservasi
aktivitas kelompok siswa pada akhir siklus menunjukkan bahwa rata-rata
keseluruhan mencapai lebih besar dari 60 %.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan,
wawancara terhadap guru, dan hasil dokumentasi.
2. Data kuantitatif: hasil nilai akhir setelah games tournamen dilaksanakan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan peneliti.
H. Pengembangan Instrumen-Instrumen Pengumpul Data
1. Lembar Soal Tes
Lembar soal tes diberikan untuk dikerjakan oleh siswa digunakan
untuk mengukur kemampuan setelah diberikan penjelasan oleh guru..
2. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran
Pedoman observasi proses pembelajaran ada dua, yaitu pedoman
observasi peneliti dan siswa. Pedoman observasi peneliti digunakan untuk
menilai proses mengajar peneliti, sedangkan pedoman observasi siswa
digunakan untuk memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru pada awal dan akhir penelitian.
Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui kesulitan
belajar ips siswa dan metode belajar yang digunakan guru. Sedangkan
35
wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan
guru terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama
proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat teramati oleh lembar
observasi
I. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi, atau kejadian
yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini
dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Nilai tes
2. Hasil observas proses pembelajaran, data hasil observasi terhadap tindakan
penelitian ini ada dua. Pertama, data hasil observasi terhadap tindakan
pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer. Kedua, data hasil observasi
proses pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer.
3. Hasil wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada guru bidang studi
di awal dan akhir penelitian . Wawancara di awal penelitian dilakukan
untuk mengetahui kesulitan belajar ips dan metode yang digunakan guru.
Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui
tanggapan guru terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.
4. Hasil catatan lapangan, catatan lapangan ini dilakukan ketika proses
pembelajaran berlangsung untuk merekam kejadian-kejadian selama
proses pembelajaran yang tidak teramati dengan lembar observasi.
5. Hasil dokumentasi, dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto
yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung.
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
36
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu
pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan analisis data yang sudah
terkumpul. Data yang sudah terkumpul berupa hasil Lembar Kerja Siswa,
hasil observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, dan lain-lain.
Tahap menganalisa data dimulai dengan membaca keseluruhan data
yang ada dari berbagai sumber kemudian mengadakan reduksi data
menyusunnya dalam satuan-satuan dan mengkategorikannya kemudian
diperiksa keabsahannya. Selanjutnya data dianalisis sehingga data berupa
kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa menjadi data yang memiliki
nilai ilmiah yang tinggi.
K.Tehnik Analisis Data
1.N-Gain
Analisis dilakukan setelah semua data yang diperlukan
terkumpul.Proses analisis ini diawali dengan mendata seluruh data
yang ada dari berbagai sumber baik berupa kuantitatif maupun
kualitataif.
Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes, gain menunjukan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep swetelah pembelajaran
dilakukan oleh guru.Uji normal gain digunakan untuk menghindari bias
pada peneliti yang menggunakan rumus menurut Meltzer.
N-Gain=Skor post test-Skor pretest
Skor maksimal-Skorpretest
L.Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapakan
belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan hasil belajar
ips maka akan dilakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan
pembelajaran. Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa
penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model pembelajaran
37
kooperatif tipe TGT terhadap peningkatan hasil belajar ips sesuai dengan
indikator keberhasilan yang telah ditentukan .
a. Mempelajari kurikulum pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi dan
buku ajar untuk mempersiapkan bahan ajar dan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
1) Peneliti menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Kooperatif tipe
Tgt yang dilaksanaan pada pertemuan pertama dimulainya penelitian
tindakan kelas.
2) Selama proses belajar mengajar berlangsung akan diterapkan variasi,
khususnya pada saat pelaksanaan pembelajaran.
3) Menyusun ringkasan materi yang akan diajarkan untuk setiap pokok
bahasan.
4) Mempersiapkan soal-soal cadangan, sebagai antisipasi kemungkinan
jika siswa tidak mempersiapkan soal.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objektif Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Islam,tepatnya berada di kp Pamahan desa sukamantri rt 01 rw 04
kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi.Sekolah ini merupakan salah
satu sekolah tingkat dasar yang ada diwilayah kabupaten Bekasi yang
sampai saat ini sudah mempunyai format ideal yang sesuai dengan cita-
cita dan tujuan pendidikan nasional.
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah :MI Nurul Islam
b. N S S : 111 232 160 176
c. Propinsi :Jawa Barat
d. Kabupaten :Bekasi
e. Kecamatan :Tambelang
f. Desa :Suka Mantri
g. Alamat :Kp Pamahan rt01 rw 04 Desa
Suka Mantri Kecamatan
Tambelang Kabupaten Bekasi.
h. Kode Pos :
i. Telepon :085885414047
j. Status Sekolah :Swasta Terakreditasi B
k. Kelompok Sekolah :8 kelompok
l. Akreditasi :B
m. Surat Keputusan :B.04/MI.NI/V/2015
n. Organisasi Penyelenggara :Yayasan /swasta
39
2. Kondisi objektif Sekolah
Secara kuantitatif,keadaan jumlah siswa pada tahun 2015-2016
berjumlah 136 orang.Sedangkan keadaan tenaga edukatif dimadrasah
ini berjumlah 12 orang.Sebagai satu lembaga pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
cukup memadai untuk menunjang proses belajar mengajar,disamping
memiliki bangunan sendiri yang cukup permanen,juga ditunjang oleh
lapangan olah raga yang cukup memadai.Untuk mengetahui lebih
lengkap dan jelasnya mengenai keadaan jumlah siswa dan guru di
Madrasah Ibtidaiya Nurul Islam,secara terperinci dapat diurutkan
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Keadaan Guru /Pegawai di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
No Nama Guru /Pegawai Jabatan
1 Ustd. Sonhaji Hasyim S.Pd Kepala sekolah
2 Nanang Rohili S.Pd Guru kelas VI
3 Ade Ma,ruf S.Pd Guru kelas IV
4 Siti Mulya Guru kelas V
5 Iis Syamrotul Ain S.Pd Guru kelas I
6 Umi Kulsum Guru Kelas III
7 Eva Syarifah Guru kelas II
8 Yaya Tuhfatul Uyun Guru Bidang Studi
9 Winah Widiastuti Guru Bidang Studi
10 Salim Guru Bidang Studi
11 Mulyanih Guru Bidang Studi
12 Tamin Atmaja Guru Bidang Studi
40
Tabel 4.2
Keadaan Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 12 8 20
2 II 10 15 25
3 III 8 10 18
4 IV 11 11 22
5 V 14 13 27
6 VI 12 12 24
Jumlah 67 69 136
3. Visi dan Misi Madrasah
Visi Madrasah :
Menumbuh kembangkan kriteria anak didik yang berahlakul
karimah.
Misi Madrasah
a) Membina dan meningkatkan iman dan takwa terhadap Allah
SWT.
b) Demi terwujudnya umat yang berwawasan luas serta berilmu
untuk mencapai ridho Allah SWT.
c) Membentuk manusia yang berahlakulkarimah.
4. Tujuan Madrasah
Untuk meningkatkan mutu dan menghasilkan lulusan peserta
didik yang berkwalitas yang akan menapaki kehidupan dimasyarakat,
sehingga mampu bersaing dimasyarakat, bangsa dan negara serta
aspek global, sebagai manusia cerdas dan berahlak mulia,sesuai
dengan visi dan misi yang MI Nurul Islam Bekasi ajukan.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi ini dibuat untuk lebih menspesifikasi tugas-
tugas yang akan dikerjakan agar kegiatan di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Islam Bekasi dapat berjalan dengan baik dan lancar,susunan
41
organisasi MI Nurul Islam Bekasi terdiri dari badan penyelenggara /
pengurus, yang juga melibatkan komite sekolah.Dewan pengurus
terdiri dari sekurang-kurangnya seorang ketua, sekretaris dan
bendahara.Masing-masing mempunyai program kerja dan rencana
guna mencapai tujuan.
6. Sarana dan prasarana
Tabel 4.3
Data Sarana dan Prasarana MI Nurul Islam Bekasi
No Nama Jumlah
1 Bangunan Sekolah 1 ruang
2 Kelas 8 ruang
3 Ruang Kepala Sekolah 1 ruang
4 Ruang Guru 1 ruang
5 Ruang Tamu 1 ruang
6 Ruang Perpustkaan 1 ruang
7 Kamar Mandi 3 ruang
B. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Nopember
2015.Adapun jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian September Oktober Nopember
Pengajuan Proposal
Persiapan dan Perencanaan
Observasi
Kegiatan penelitian
Analisis Data
Laporan penelitian
42
C. Temuan Hasil Penelitian
Hasil observasi awal menunjukan bahwa dalam proses
pembelajaran guru masih menggunakan pendekatan tradisional, metode
yang digunakan masih ceramah dan tanya jawab, tidak menggunakan
metode dan tidak memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
relatif rendah, dalam proses pembelajaran guru tidak melakukan refleksi.
Apalagi para siswa kelas V khususnya yang laki-laki, motivasi belajar
sangat rendah.
D. Data Hasil Tes
Berdasarkan perhitungan data hasil penelitian mengenai
peningkatan hasil belajar pelajaran IPS pada materi keragaman suku
bangsa dan budaya dengan menggunakan metode tgt siswa kelas V MI
Nurul Islam Bekasi.
Pada siklus I dan II maka diperoleh hasil belajar sesuai tabel
dibawah ini:
Tabel.4.5
Hasil Belajar IPS Menggunakan metode TGT Materi keragaman suku
bangsa dan budaya diindonesia pada siklus I dan II
NO
Siklus I Siklus II
Pre
test
Post
test
N-
Gain
Ket Pre
test
Post
test
N-Gain Ket
1 45 65 0,36 Rendah 50 80 0,60 Sedang
2 60 70 0,25 Rendah 40 70 0,50 Sedang
3 65 70 0,14 Rendah 35 70 0,46 Sedang
4 60 80 0,50 Sedang 60 100 1.00 Tinggi
5 70 85 0,50 Sedang 60 80 0,50 Sedang
6 60 70 0,25 Rendah 40 80 0,66 Sedang
7 60 70 0,25 Rendah 50 90 0,80 Tinggi
8 60 75 0,37 Rendah 60 100 1.00 Tinggi
43
9 65 80 0,37 Rendah 65 95 0,85 Tinggi
10 70 90 0,67 Sedang 25 95 0,66 Sedang
11 75 90 0,80 Tinggi 20 95 0,62 Sedang
12 60 80 0,50 Sedang 30 90 0,85 Tinggi
13 65 75 0,29 Rendah 45 95 0,90 Tinggi
14 30 60 0,43 Rendah 40 80 0,66 Sedang
15 50 90 0.80 Tinggi 70 95 0,66 Sedang
16 60 70 0,25 Rendah 70 100 1.00 Tinggi
17 20 70 0,63 Sedang 60 100 1.00 Tinggi
18 70 90 0,66 Sedang 70 100 1.00 Tinggi
19 30 60 0,42 Rendah 50 100 1.00 Tinggi
20 20 50 0,37
Rendah
60 100 1.00 Tinggi
21 40 70 0,50 Sedang 60 100 1.00 Tinggi
22 60 80 0,50 Sedang 50 90 0,80 Tinggi
23 50 70 0,40 Rendah 60 80 0,50 Sedang
24 40 80 0,66 Sedang 50 90 0,80 Tinggi
25 55 75 0,44 Rendah 60 100 1.00 Tinggi
26 40 80 0,66 Sedang 50 90 0,80 Tinggi
27 65 85 0,57 Sedang 70 100 1.00 Tinggi
1810 2600 16.62 1900 31.35 26.69
5171 74.42 0.5 54.28 88.71 0.8
Berdasarkan Tabel diatas,dapat terlihat peningkatan tes hasil
belajar (post test) dari siklus I maupun siklus II,yakni dengan skor
rata-rata postest 74.42 dengan nilai N-Gain 0.5pada siklus I menjadi
rata-rata post test 88.71dengan nilai rata-rata N-Gain 0.8 pada siklus II.
Hal tersebut menunjukan adanya peningkatan kemampuan hasil belajar
44
siswa terhadap pelajaran IPS setelah diberikan metode TGT. Hal ini
juga menunjukan bahwa siswa lebih menyenangi dan bisa menguasai
materi.Oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran melalui TGT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 4.6
Hasil Tes Pratindakan Siklus I dan Siklus II
NO
Siklus I Siklus II
Ket Post test Post test
N-
Gain
1 65 80 0,43 Sedang
2 70 70 0,08 Rendah
3 70 75 0.14 Rendah
4 80 100 1,40 Tinggi
5 85 80 0,14 Rendah
6 70 80 0,28 Rendah
7 70 90 0,57 Sedang
8 75 100 0,25 Rendah
9 80 95 0,15 Rendah
10 90 95 0,14 Rendah
11 90 95 0,14 Rendah
12 80 90 0,28 Rendah
13 75 95 0.57 Sedang
14 60 80 0,57 Sedang
15 90 95 0,14 Rendah
16 70 100 0,85 Tinggi
17 70 100 0,85 Tinggi
45
18 90 100 0,28 Rendah
19 60 100 1.14 Tinggi
20 50 100 1,42 Tinggi
21 70 100 0,85 Tinggi
22 80 90 0,28 Rendah
23 70 80 0,28 Rendah
24 80 90 0,28 Rendah
25 75 100 0,71 Tinggi
26 80 90 0,28 Rendah
27 85 100 0,42 Sedang
2025 2485 12,92
Maka dari proses pratindakan,siklus I dan II,maka dapat
dihasilkan kenaikan nilai dari proses pembelajaran yang dilakukan
melalui penggunaan metode pendekatan TGT yang dilakukan pada
proses pembelajaran IPS pada siswa kelas V MI Nurul Islam,maka
penelitian tersebut dihentikan,kiarena sudah terjadi peningkatan yang
diharapkan,yang disesuaikan dengan nilai KKM yang ada diwilayah
Suka Karya Kab Bekasi.
E. Interpretasi Hasil Analisis Kegiatan Pembelajaran
Sebelum masuk pada siklus,peneliti mengadakan penelitian
pendahuluan sebagai berikut:
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu
pada hari Kamis tanggal 8 Oktober 2015, yang bertujuan untuk
46
mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.penelitian
ini dilakukan 1 kali tatap muka,penelitian pendahuluan ini tidak
melibatkan observer.berikut hasil penelitian pendahuluan:
a) Pada saat bel berbunyi, masih banyak siswa belum siap mengikuti
pelajaran.Hal ini terlihat oleh beberapa siswa yang masih duduk-
duduk diluar kelas.
b) Pada saat pelajaran dimulai masih banyak siswa yang belum siap
mengikuti pelajaran,contohnya masih banyak siswa yang belum
mengeluarkan buku pelajaran,masih ada sebagian siswa yang
masih bercanda,bahkan ngobrol dengan teman sebangkunya.
c) Ketika guru memulai pelajaran dan memberikan
penjelasan,terdapat beberapa siswa yang kurang serius menyimak
atau memperhatikan.
d) Hasil belajar siswa yang rendah karena minat belajarnya yang
masih kurang dan metode mengajar guru yang kurang bervariasi
berakibat siswa tidak bergairah dan bersemangat mengikuti
pembelajaran pelajaran IPS.
Maka berdasarkan penelitian tersebut,peneliti memberikan metode
team games tournament (TGT) guna meningkatkan hasil belajar
siswa.penggunaan metode ini akan dilakukan pada penelitian
siklus I pada tanggal 08 Oktober 2015.Diharapkan dengan
menggunakan metode TGT ini dapat meningkatkan hasil belajar
pelajaran IPS siswa dan diharapkan dapat melebihi nilai KKM
yang sudah ditetapkan di sekolah.
2. Siklus Penelitian
Mengacu pada model penelitian tindakan menurut Elliot, maka
tahap-tahap siklus sebagai berikut:
a. Siklus ke I
1) Tahap Perencanaan
Pada Siklus I dilakasanakan dua kali pertemuan.Pada
pertemuan I peneliti mengadakan pre test sebagai tindakan
47
memeriksa lapangan dengan menggunakan strategi pembelajaran
konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab.Pertemuan
selanjutnya peneliti menggunakan metode kooperatif dalam tipe
TGT untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa dalam
pembelajaran.
Pre test dirancang sebagai tindakan observasi lapangan
untuk mengetahui situasi pembelajaran sebelumnya yaitu
pembelajaran konvensional.Adapun beberapa persiapan dalam
melaksanakan pre test antara lain:
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.Rencana
pelaksanaan pembelajaran konvensional dibagi menjadi tiga
tahap yaitu kegiatan awal,kegiatan inti,dan penutup. (1)
Kegiatan awal dimulai dengan salam pembuka terlebih dahulu
peneliti mengungkapkan maksud dan tujuan peneliti.(2) Pada
kegiatan inti, peneliti menulis dipapan tulis materi yang akan
disampaikan,serta menerangkan materi pelajaran didepan kelas
dan dilanjutkan dengan tanya jawab.(3)Penutup dilakukan
dengan memberikan pre test kepada siswa.
b) Mempersiapkan instrument penelitian berupa lembar observasi
yang digunakan dalam mengukur motivasi belajar siswa.
2) Tahap Pelaksanaan
Dilaksanakan pada hari Selasa 13 0ktober 2015, dengan
membagikan soal pre test tentang kreagaman suku bangsa dan
budaya di indonesia kepada setiap siswa dengan waktu selama 60
menit.Indikator pencapaian pada pertemuan I adalah menjelaskan
macam-macam keragaman budaya yang ada di indonesia.
Guru menjelaskan tentang macam-macam keragaman suku
bangsa dan budaya yang ada di indonesia.Pada saat pembelajaran
berlangsung, siswa mendengarkan sedangkan guru menerangkan
dan berceramah didepan kelas sesekali mendikte hal-hal yang
berkaitan dengan macam-macam ragam budaya yang ada di
48
indonesia.Dalam kondisi demikian,siswa terlihat jenuh,bosan dan
kurang bergairah sehingga ada beberapa siswa yang mengalihkan
perhatianya dengan main sendiri,menulis,berbicara pada temannya
saat guru menerangkan.Kemudian untuk mengkondisikan kelas,
guru membuat permainan.
Setelah guru selesai menerangkan kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa yang belum
dimengerti dengan cara mngacungkan tangan.Pada sesi tersebut
hanya satu atau dua orang saja yang bertanya itupun dengan
bobot pertanyaan yang sangat mudah untuk dijawab.Untuk
memberikan umpan balik,guru mencoba melempar pertanyaan
kepada siswa yang lain sebelum dijawab oleh guru,namun siswa
diam tidak memperhatikan, hanya ada satu atau dua orang saja
yang berusaha menjawab.Bahkan di tempat duduk yang lain ada
siswa bermain sendiri dengan temannya, kepalanya ditaruh diatas
meja sehingga kelas terkesan tidak hidup karena tidak ada
interaksi edukatif antara guru dan siswa.
Pada akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi dan
refleksi.Selanjutnya guru membagikan soal post test tentang
Keragaman suku bangsa dan budaya yang ada diindonesia kepada
setiap siswa dengan waktu selama 60 menit untuk mengetahui
efektivitas dari pembelajaran konvensional.Dalam mengerjakan soal
post test, siswa tampak kurang bersemangat dan kurang
bergairah.Kemudian pelajaran ditutup dengan salam.
3) Tahap observasi
Dari data observasi yang dilakukan oleh guru kelas ditemui
kendala-kendala pada siklus I yang menggunakan metode
pembelajaran konvesional yaitu:
a. Pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional kurang
efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS pada materi
keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di indonesia.
49
b. Siswa kurang cekatan dalam menulis apa yang menjadi
kebutuhanya.Mereka cenderung menunggu instruksi dari
guru,dan saat mengerjakan soal pree test siswa kurang
bersemangat.Hal itu dapat diamati pada lembar jawaban yang
dikumpulkan siswa, ada beberapa soal yang tidak dijawab.
c. Kemampuan siswa dalam menganalisa soal
rendah,ketergantungan yang tinggi terhadap teman serta masih
rendahnya rasa tanggung jawab dan disiplin dalam
melaksanakan tugas-tugas.
4) Tahap Refleksi
Strategi konvensional dengan metode ceramah dan tanya
jawab tidak tepat diterapkan pada pembelajaran IPS.Karena
strtegi ini masih bersifat statis,pasif, doktriner dan tidak menarik
bagi siswa.Pembelajaran yang demikian kurang mendorong siswa
untuk aktif dan menghambat kreativitas siswa.
Adapun tahap perbaikan yang akan dilakukan pada siklud II
adalah:
1. Penggunaan metode TGT. Yang diharapkan dengan model ini
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Komunikasi antar siswa didalam kelompok dapat tersampaikan
dengan antusias.
3. Adanya kerja sama kelompok dengan baik.
4. Membuat peta konsef pembelajaran dengan tujuan
mempermudah siswa dalam belajar secara mandiri.
5. Mengadakan refleksi pada setiap pertemuan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan memberikan refleksi dengan tujuan
merefleksikan nilai-nilai yang terkait dengan materi pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Siklus II
50
1) Tahap Perencanaan
Kegiatan pada siklus II Dilaksanakan pada hari Selasa 27
0ktober 2015 sama halnya dengan perlakuan siklus I. Pada siklus
II ini membahas materi tentang macam-macam keragaman suku
bangsa dan budaya yang diindonesia.Perencanaan yang akan
dilakukan pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok dan
stiap kelompok terdiri dari delapan siswa masing-masing
kelompok diberi nama buah yaitu Apel, Mangga, dan
Rambutan.(data terlampir)
b. Guru melakukan pengundian soal yang terdiri dari lima
buah amplop yang didalamnya terdapat sepuluh butir soal.
c. Dari tiga kelompok tersebut tersisa tiga siswa dan ketiga
siswa tersebut bertugas sebagai pembaca soal dan penulis
skor nilai dipapan tulis.
d. Setiap kelompok mengirim satu anggotanya untuk menjawab
pertanyaan orang kesatu untuk pertanyaan nomor satu dan
seterusnya pada meja yang telah disediakan.
e. Pencatat skor nilai mencatat hasil yang didapat oleh setiap
orang berdasarkan kelompok meja. Dan jika ada soal yang
tidak dapat dijawab oleh kelompok akan dilimpahkan
kepada kelompok lain dan jika benar nilai akan diberikan
kepada kelompok tersebut.Demikian seterusnya sampai
semua kelompok dapat menjawab pertanyaan dalam amplop.
f. Pada akhirnya akan terlihat kelompok yang menjawab benar
(akan menjadi juara), anggota kelompok mdenjawab
benar,dan anggota kelompok yang menjawab salah.
3) Tahap observasi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II maka diperoleh bahwa:
51
a. Aktifitas belajar siswa sudah berjalan dengan baik karna
hampir seluruh siswa sudah mengikuti pelajaran dengan
antusias.
b. Sebagian besar siswa menyenangi cara belajar dengan metode
TGT.
c. Setiap kelompok sudah mulai berinteraksi dengan baik,serta
tidak ada yang mengandalkan satu sama lain.
d. Kegiatan belajar sudah mulai efektif,dikarenakan siswa di
setiap kelompok diskusi saling berperan aktif dalam
menyumbangkan ide-ide mereka kedalam konsep kata yang
ditugaskan.
e. Hasil postest siswa terdiri dari 10 butir soal essay diperoleh
dengan rata-rata 88.71 berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan
hampir seluruh siswa sudah mencapai ketuntasan dalam
pelajaran ips.selain itu melihat nilai N-Gain 0,80(kategori
tinggi).Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan hasil
belajar siswa pada materi keragaman suku bangsa dan budaya
di indonesia.
4) Tahap Refleksi
Berikut hasil refleksi dari siklus II sebagai berikut:
a. Hasil belajar siswa tentang materi keragaman suku bangsa dan
budaya diindonesia pada siklus II terjadi perubahan dengan
baik dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.Suasana
belajar jadi lebih menyenangkan dan membuat siswa aktif.
b. Sebagian siswa sudah tidak malu untuk mempresentasikan
hasil diskusinya.
c. Hasil belajar siswa tentang keragaman suku bangsa dan
budaya diindonesia pada siklus I dan II sudah mengalami
peningkatan dan terlihat perbedaanya pada nilai siswa.
52
d. Pembelajaran kooperatif tipe team game tournament ternyata
cocok diterapkan pada materi keragaman suku bangsa dan
budaya diindonesia.
Tabel 4.7
Hasil Belajar Kelompok Pada Siklus II
Kelompok Apel
NO Nama Anggota Benar Salah Skore
1 Hafiz - 100
2 Audy - 100
3 Maya - 100
4 Abastian - 100
5 Adit - -
6 Fani - 100
7 Zanuba - 100
8 Fai - 100
9 Erwin - 100
10 Eno - 100
Kelompok Mangga
NO Nama Anggota Benar Salah Skore
1 Nabilah - 100
2 Sendy - 100
3 Paisal - 100
4 Ripai - 100
5 Seno -
53
6 Fikri -
7 Ali 100
8 Fahmi 100
Kelompok Rambutan
NO Nama Anggota Benar Salah Skore
1 Dandi - 100
2 Irfan - 100
3 Dede - 100
4 Faiz - 100
5 Putri 100
6 Yanti 100
7 Ulqia 100
8 Dimas 100
9 Abim -
Dari data tersebut dapat diketahui:
1. Terdapat dua kelompok yaitu yaitu kelompok Apel dan rambutan
berhasil menjawab soal terbanyak .
2. Terdapat beberapa siswa yang tidak dapat menjawab atau
jawaban mereka salah.
3. Terdapat beberapa siswa yang menjawab lebih dari satu soal
dengan benar.
F. Wawancara
54
Selain data yang diperoleh dari catatan lapangan,penelitian ini
juga diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru
dan dua orang siswa.Wawancara dilakukan setelah tindakan kepada guru
IPS mendapatkan hasil sebagai berikut:
a. Kegiatan belajar siswa di kelas selama proses pembelajaran cukup
baik,meskipun masih terlihat beberapa siswa yang memperhatikan
guru (peneliti) yang sedang menyampaikan materi.
b. Kurangnya sumber bacaan yang dimiliki siswa.
c. Penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT sangat berpengaruh
pada hasil belajar siswa,khususnya pada pelajaran IPS dan model
pembelajaran ini dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai
KKM yang ditetapkan.Oleh selain itu model pembelajaran ini
membuat siswa lebih aktif, kreatif, bersemangat,dalam menerima
materi ajar serta adanya interaksi siswa terjalin lebih efektif.
Setelah peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas V,
yang dilakukan secara tertulis tentang tanggapan siswa terhadap
pembelajaran dengan metode team games tournament, diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Rekapitulasi Wawancara Dengan Siswa
NO NAMA SISWA MENYEN
ANGKAN
TIDAK
MENYENANGKAN
BIASA
BIASA
SAJA
1 A.H
2 A.BS
3 A.FR
4 A.PP
5 IR.F
55
6 MYA
7 P.RM
8 N.AZZ
9 A.RP
10 D.A
11 S.R S
12 Y.D A
13 U.HM
14 D.SP
15 F.RK
16 DMS
17 I.C
18 N.KN
19 F.N
20 E.W
21 E.N
22 F.M
23 A.L
24 Z.NB
25 A.D
56
26 F. A
27 F.R
jUMLAH 22 2 3
Dari data tabel tersebut diatas, dapat penulis analisis hasil pelaksanaan
pembelajaran sebagai berikut:
a. Kegiatan belajar siswa dikelas selama proses pembelajaran cukup
baik,meskipun masih terlihat beberapa siswa yang kurang
memperhatikan guru (peneliti) yang sedang menyampaikan materi.
b. Masih ada rasa malu untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
terkait dengan materi keragaman suku bangsa dan budaya
diindonesia,sehingga kegiatan diskusi kurang kondusif.
c. Hampir seluruh siswa menyukai belajar dengan model pembelajaran
visual ini,karena lebih seru,tidak jenuh,menyenangkan dan materi
yang diajarkan jadi lebih mudah dimengerti.
G. Pembahasan Hasil Temuan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan ditemukan hal
yang terjadi di dalam kegiatan belajar mengajar.Pada siklus I kegiatan
belajar siswa masih belum baik dirasakan,dalam melakukan pengamatan
dan diskusi kelompok masih belum terkondisikan dengan baik,masih
banyak siswa yang mengobrol,tidak semangat dan bingung.Sehingga
sebagian siswa tidak fokus dengan kegiatan belajar yang sedang
berlangsung.
Melihat gejala itu,berarti menunjukan bahwa siswa belum
mengetahui pentingnya proses pembelajaran dan makna dari kegiatan
belajar kelompok.Selain itu,dalam belajar maupun diskusi kelompok,
siswa harus mampu bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam
memecahkan suatu masalah, belajar mendengarkan dan menerima
pendapat ide-ide dari teman sekelompoknya,mampu menciptakan interaksi
57
yang baik antar individu dan mampu mengembangkan tanggung
jawab.Tidak hanya itu, referensi buku yang dimiliki siswa sangat
terbatas, buku-buku yang terkait dengan materi ajar sangat diperlukan
untuk menambah wawasan siswa dalam proses pembelajaran.Namun
siswa hanya menggunakan satu buku paket.
Di samping itu,kegiatan siswa dalam memberikan dan menjawab
pertanyaan masih cukup rendah.Kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam
sustu materi ajar,hal ini dikarenakan siswa yang kurang berani untuk
mengajukan pertanyaan ataupun mengungkapakan ide-ide mereka.Siswa
lebih terbiasa menjadi pendengar, mencatat penjelasan guru, akan tetapi
mereka juga lebih senang menjawab pertanyaan secara bersama-
sama.Jika ada yang memberikan pertanyaan ataupun menjawab
pertanyaan secara individu, sebagian siswa mentertawakan, mengejek,
dan sebagainya.Sehingga keberanian siswa tersebut menjadi menurun.
Hal ini juga menjadi faktor,dari mereka yang tidak berani mengajukan
dan menjawab\ pertanyaan.
Dari hasil pretest diketahui bahwa hasil belajar sebagian siswa
masih rendah, hal ini dikarenakan siswa hanya memiliki pemahaman
sedikit mengenai materi yang dipelajari.kurangnya wawasan siswa terkait
dengan materi tersebut dapat terlihat dari tabel berikut:
Tabel 4.9
Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa
Tingkat Nilai Hasil
Belajar IPS Siswa
Nilai Tes Hasil Belajar
Nilai Awal Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi 78 90 100
Nilai Terendah 40 56 60
Rata-rata Nilai 64,08 74,15 79,46
58
% Pencapaian KKM 46,15 73,08 76,92
Pemberian tugas dan masalah-masalah baru yang diberikan oleh
guru diharapkan dapat membangun dan mengembangkan pengetahuan
siswa kearah yang lebih baik.Hal ini dapat dibuktikan dengan
pemberian tugas pada siklus I,siswa diminta untuk menuangkan ide-ide
mereka tentang macam-macam kebudayaan yang ada diindonesia.Akn
tetapi,hal ini membuat mereka sulit untuk mengungkapkan ide-
ide/gagasan mereka.penerapan tindakan perbaikan pada siklus II
menampakan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa bila
dibandingkan dengan siklus sebelumnya, kekompakan terjalin baik dan
setiap siswa dalam kelompoknya sudah memilikirasa tanggungjawab
kepada kelompoknya,serta memunculkan semangat belajar.
Penggunaan pembelajaran dengan menggunakan metode TGT pada
siklus I dan II dapat memberikan hasil yang positif dalam kegiatan
belajar, yakni dapat dilihat hasil belajar siswa mengalami
peningkatan.Peningkatan ini terjadi dikarenakan guru tidak saja
menerapkan pada metode ceramah dan tanya jawab, melainkan guru
juga menerapkan model belajar dengan menggunakan pembelajaran yang
bervariasi.
Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh dari post test pada siklus
I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar yang sejalan
dengan meningkatnya pemahaman siswa akan materi keragaman suku
bangsa dan budaya diindonesia yang dipelajari.Meningkatnya hasil
belajar siswa didukung dengan kemampuan guru yang mampu mengolah
dan mengatur waktu dalam kegiatan belajar berlangsung dan aktivitas
siswa yang cukup mendukung dalam proses pembelajaran.
Berkaitanya dengan penerapan model mengajar,bukan dilihat dari
penting atau tidaknya suatu model pembelajaran diterapkan untuk
mengajar, sejauh mana guru dapat memilih model pembelajaran yang
59
dapat berfungsi secara maksimal untuk mendorong aktivitas belajar
siswa.Dengan kata lain,guru diharapkan guru mampu memaksimalkan
kemampuannya mengajar untuk membangkitkan semangat siswa
belajar.Dengan demikian proses dalam belajar mengajar guru harus
mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.Jika dalam proses
belajar mengajar yang diciptakan iklim yang nyaman maka guru akan
mengajar lebih baik dan siswa akan mengikuti proses belajar didalam
kelas dengan baik.
Peran guru dalam pembelajaran kooperatif model TGT ini guru
sebagai fasilitator yang membimbing berjalannya kegiatan belajar
berkelompok.selain itu,dalam model penerapan ini peran guru lebih
sebagai pengawas,pengatur pembelajaran guna memfasilitaskan siswa
dalam belajar,serta menciptakan kondisi belajar yang
kondusif,mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar kelompok serta
mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki agar lebih luas.
Penelitian ini dilakukan dalam 4 (empat) kali pertemuan.Penelitian
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kooperatif dengan teknik
TGT pada siswa kelas V, penelitian ini melibatkan guru bidang studi
IPS yang berperan sebagai observer dan peneliti menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
H. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan.Adapun kekurangan dan kelemahan dari
penelitian ini diantaranya terbatasnya alokasi waktu dalam penerapan
model pembelajaran menggunakan metode TGT ini,sehingga masih
harus ada peningkatan lagi dalam penelitian ini.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya,pada skripsi yang berjudul penerapan metode cooperative
tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar
IPS pada siswa kelas V MI Nurul Islam Tambelang Bekasi tahun ajaran
2015/2016.Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Cara penerapan strategi cooperative learning tipe teams games
tournament (TGT) pada mata pelajaran IPS kelas V semester ganjil
terdiri atas empat tahapan yaitu :Pengajaran, belajar tim, turnament,
dan rekognisi tim.Strategi cooperative learning tipe teams games
tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa
tidak merasakan jenuh dengan materi proses pembelajaran tersebut.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penggunaan strategi
pembelajaran cooperative learning tipe teams games tournament,hasil
belajar siswa tiap siklusnya mengalami peningkatan.Dari yang kurang
baik menjadi baik berturut-turut deri siklus I dan II.Hasil belajar ips
pada siswa kelas v MI Nurul Islam Suka Mantri Tambelang
Bekasi.Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015-2016 adalah Sebagai
berikut: Rata-rata mencapai 74,15 dan ketuntasan klasikal 73,08%
pada siklus I.Sedangkan pada Siklus II Rata-rata kelas Sebesar 79,46
dan ketuntasan klasikal mencapai 76.92 %.
B. Saran-saran
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam kajian
perbaikan pembelajaran ini seelanjutnya dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1) Untuk kepala sekolah
61
a.Hendaknya memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran
yang aktif,kreatif, inovatif dan menyenangkan termasuk dalam
menggunakan strategi pembelajaran cooperatve learning tipe teams
games tournament (TGT) agara hasil belajar siswa menjadi lebih
baik.
b.Hendaknya menganjurkan para guru agar selalu menggunakan
pembelajaran yang bernuansa PAIKEM salah satunya pembelajaran
cooperative learning tipe teams games tournament (TGT)
2) Untuk guru
a.Hendaknya guru selalu inovatif terhadap pembelajaran agar
paradigma lama bahwa guru mengajar hanya duduk,diam, dengar
,catat, hafaldapat terkikis.Untuk itu pembelajaran cooperative learning
tipe teams games tournament menjadi salah satu alternatif dalam
pembelajaran.
b.Hendaknya guru menjadi fasilitator dan sumber belajar bagi siswa.
c.Hendaknya mampu memberi motivasi belajar yang lebih tinggi
terhadap peserta didik, sehingga hasil belajarnya menjadi optimal
d.Melakukan bimbingan secara intensif kepada siswa yang lambat
dalam memahamimateri pelajaran, sehingga ada kesejajaran dengan
siswa lain yang lebih pandai.
e.Melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi
sehingga dapat segera dicari solusi.
3) Untuk peserta didik
a.Hendaknya lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dengan
pembelajara cooperative learning tipe teams games tournament
sehingga hasil belajar yang diharapkan menjadi lebih baik.
b.Siswa tak hanya bergantung pada materi yang diberikan oleh guru
tetapi juga harus aktif dalam mencari informasi materi dari sumber
lain yang relevan dan mendukung.
c.Siswa termotivasi untuk belajar.
62
4) Untuk pengembangan strategi cooperative learning tipe team games
tournament.Perlunya pembiasaan penerapan strategi pembelajaran
cooperative learning tipe team games tournament dengan berbagai
inovasi misalnyadengan mengadakan “penantang”bagi jawaban siswa
sehingga tahapan tournament bisa lebih kompetif dan menyenangkan.
C. Kata penutup
Tiada kata yang layak kami ucapkan selain rasa syukur yang
tiada terbatas kepada Allah SWT atas berkah rahmat dan ilmu yang
telah dianugrahkan kepada hambanya, sehingga dapat menyelesaikan
tugas akhir jenjang SI yang berupa penulisan skripsi ini.
Dengan penuh kesadaran, penyusun mengaku banyaknya
kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam skripsi ini oleh
karenanya, masukan dan kritik dn upaya perbaikan selalu diharapkan
demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata hanya kepada Allah dapat kembali dan semoga
ridhonya memayungi langkah hidup kita amin.
63
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar.edisi II. Jakarta, 2011
Hernawan, Asep Herry..Belajar dan pembelajaran SD.Bandung2007
Indriana,Dina. Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Eektif .Jogjakarta. 2011
Junaedi.dkk.Paket 8 Strategi Pembelajaran,Edisi pertama.(Learnung assistance
program for islamic schools Pendidikn Guru Madrasah Ibtidaiayah .2008)
Kunandar. Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013
Purwanto,Iwan. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial.Jakarta. 2014
Purwana, Agung Eko.Pembelajaran IPS MI.Edisi pertama.(Learning Assistance
Program For Islamic Schools PGMI.) 2009
Riyanto,Yatim.Paradigma Baru Pembelajaran Jakarta, 2010
Rusman,.Model-model Pembelajaran.(Mengembangkan Professionalisme
Guru)Jakarta,2012
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Rosdakarya, 2011
Thobroni, Muhammad .Belajar Dan Pembelajaran,pengembangan wacana dan
praktik pembelajaran dalam pembangunan nasional, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2011.
Riyanto,Yatim.Paradigma Baru Pembelajaran Jakarta, 2010
Wena,Made.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.cetpertama.Jakarta,
2009
64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI NURUL ISLAM
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/I
Siklus : Pra Siklus
I. Standar Kompetensi :
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada
masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta
kegiatan ekonomi di Indnesia.
II. Kompetensi Dasar :
Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
III. Indikator :
1. Menjelaskan pengertian suku bangsa
2. Menyebutkan suku bangsa yang ada di pulau Jawa
3. Menyebutkan suku bangsa yang ada di pulau Kalimantan
IV. Materi Pokok :
Keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
Metode Pembelajaran : Ceramah
V. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
a.Membuka pelajaran
b.Menyampaikan tujuan pembelajaran
c.Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi
Kegiatan Inti
65
a.Menjelaskan materi pembelajaran
b.Membentuk kelompok belajar
c.Siswa berdiskusi tentang materi pembelajaran
d.Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru
Penutup
a.Melakukan evaluasi dan refleksi
b.Menutup kegiatan pembelajaran
VI. Alat dan Sumber belajar
Papan Tulis ,Spidol,penghapus
Buku paket IPS,LKS
VII. Penilaian
Tehnik Tes
Bentuk Instrumen Uraian Singkat
Contoh Instrumen
Soal Evaluasi
1. Sebutkan 3 suku bangsa yang berasal dari pulau Jawa !
2. Sebutkan 2 suku bangsa yang berasal dari pulau Kalimantan !
3. Jelaskan pengertian dari suku bangsa !
4. Ilmu yang mempeajari tentang bangsa-bangsa di seluruh dunia disebut....
5. Suku Madura adalah suku bangsa yang berasal dari...
- Lembar Jawaban
1. Sunda dan Jawa
2. Melayu, Dayak, Kutai, Banjar dan Kayan
3. Suku bangsa adalah suatu kesatuan masyarakat atas dasar
kesamaan budaya, bahasa dan tampat tinggal
4. Etnologi
5. Jawa
Suka Karya,10 Oktober2015
Mengetahui
Kepala MI Nurul Islam Mahasiswa
Ustd.Sonhaji Siti Mulya
NIM 1812018300094
66
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI NURUL ISLAM
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/I
Siklus : I
Alokasi Waktu : 4 x 35 mnit (2 x Pertemuan)
I. Standar Kompetensi :
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada
masa Hindu- Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa,
serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
II. Kompetensi Dasar :
Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
III. Indikator :
1. Menjelaskan pengertian suku bangsa
2. Menjelaskan pengertian kebudayaan
3. Menyebutkan 5 suku bangsa yang ada di Indonesia
IV. Materi Pokok :
Keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
V. Metode Pembelajaran :
Kooperatif tipe TGT
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa
Waktu
Pendahuluan Kegiatan awal
-Memulai dengan salam
Klasikal 15 mnt
67
-Menyapa Siswa
-Berdoa
Apersepsi
-Menyampaikan Materi pembelajaran yang akan
dipelajari
-Mengenalkan metode TGT
-Menyampaikan tujuan pembelajaran kompetensi
yang ingin dicapai
Motivasi
-Membangkitkan minat dan menumbuhkan
kesadaran siswa untuk menguasai materi
keragaman suku bangsa dan budaya di indonesia
Inti Kegiatan Inti
-Mengajukan pertanyaan tentang keragaman suku
bangsa dan budaya di indonesia(Fase Eksplorasi)
-Guru menjelaskan tentang keragaman suku
bangsa dan budaya di indonesia(Fase Elaborasi)
-Siswa diberikan tanya jawab tentang keragaman
suku bangsa dan budaya di indonesia
-Siswa dibagi menjadi tiga kelompok
-Guru menyiapkan 5 meja turnamen yang diisi
oleh 3 orang siswa yang merupakan wakil dari
masing-masing kelompok .
-Siswa melaksanakan simulasi TGT agar
pelaksanaan TGT pada pertemuan selanjutnya
dapat berjalan dengan lancar.
(Fase Elaborasi,Fase Konfirmasi)
-Guru melakukan observasi terhadap pelaksanaan
simulasi turnamen
40mnt
Penutup Kegiatan Akhir
_Guru merefleksipelaksanaan turnamen dan
menjelaskan kekurangan-kekuranganya
15mnt
68
-Doa dan Penutup
Pertemuan II
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
Pendahuluan Kegiatan awal
-Memulai dengan salam
-Menyapa Siswa
-Berdoa
Apersepsi
-Melakukan tanya jawab untuk menguji
penguasaan siswa terhadap materi
-Menjelaskan kembali tentang mekanisme
pelaksanaan metode TGT.
-Menyampaikan tujuan pembelajaran kompetensi
yang ingin dicapai
Motivasi
-Membangkitkan minat dan menumbuhkan
kesadaran siswa untuk menguasai materi
keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
Klasikal
15mnt
Inti Kegiatan Inti
-Siswa dibagi menjadi tiga kelompok
-Guru menyiapkan 5 meja turnamen yang diisi
oleh 3 orang siswa yang merupakan wakil dari
masing-masing kelompok .
-Siswa melaksanakan simulasi
-Siswa diberikan tanya jawab tentang keragaman
suku bangsa dan budaya diindonesia.
-Siswa dibagi menjadi empat kelompok
-Guru menyiapkan 5 meja turnamen untuk tiap
meja ditempati 3 siswa berkemampuan setara.
30mnt
69
-Meja pertama diisi oleh siswa dengan level
tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya
sampai meja kelima ditempati oleh yang levelnya
paling rendah.Penentuan tiap siswa yang duduk
pada meja tertentu adalah hasil evaluasi dan
observasi peneliti terhadapproses dan hasil belajar
sebelumnya.
a.Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen setiap
siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan
pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka
waktu 15menit.Hasilnya diperiksa dan dinilai
sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap
individu dan sekaligus skor kelompok asal.Siswa
pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang
diperolehnya diberikan sebutan (gelar)Superior,Very
Good,Good.
b.Setelah selesai menghitung skor untuk tiap
kelompok asal dan skor individual dilanjutkan
dengan memberikan penghargaan kelompok dan
individual.
Penutup Kegiatan Akhir
_Guru merefleksipelaksanaan turnamen dan
menjelaskan kekurangan-kekuranganya
-Doa dan Penutup
15mnt
VII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
-Buku Paket
-Kartu Soal
VIII. Penilaian
Pengamatan
Pengamatan pelaksanaan turnamen
70
NO Kelompok Nama peserta dsidik
SKOR TIAP
BUTIR
JUMLAH
SKOR
1 2 3 4 5
1
1
Hafiz
2 Audi
3 Maya
4 Abastian
5 Adit
6 Fani
7 Zanuba
8 Fai
Jumlah skor kelompok I :
NO Kelompok Nama peserta dsidik SKOR TIAP
BUTIR
JUMLAH
SKOR
1 2 3 4 5
1
II
Nabilah
2 Sendy
3 Paisal
4 Ripai
5 Seno
6 Fikri
7 Ali
8 Fahmi
Jumlah skor kelompok II :
NO Kelompok Nama peserta dsidik
SKOR TIAP
BUTIR
JUMLAH
SKOR
71
1 2 3 4 5
1
III
Dandi
2 Irfan
3 Dede
4 Faiz
5 Putri
6 Yanti
7 Ulqia
8 Dimas
Jumlah skor kelompok III :
Keterangan jumlah nilai skor:
1 =20
2=40
3=60
4=80
5=100
Tes Hasil Belajar
Jenis test : Tertulis
- Soal Evaluasi
1. Sebutkan 3 suku bangsa yang berasal dari pulau Jawa !
2. Sebutkan 2 suku bangsa yang berasal dari pulau Kalimantan !
3. Jelaskan pengertian dari suku bangsa !
4. Ilmu yang mempelajari tentang bangsa-bangsa di seluruh dunia disebut....
5. Suku Madura adalah suku bangsa yang berasal dari...
6. Jelaskan pengertian kebudayaan.....
7. Apakah yang dimaksud kebudayaan asing........
8. Apa yang harus kita lakukan terhadap masuknya budaya asing ke Indonesia.....
9. Sebutkan ciri-ciri kebudayaan daerah.....
10. Sebutkan ciri-ciri kebudayaan nasional.......
- Lembar Jawaban
72
1. Sunda dan Jawa
2. Melayu, Dayak, Kutai, Banjar dan Kayan
3. Suku bangsa adalah suatu kesatuan masyarakat atas dasar kesamaan budaya,
bahasa dan tampat tinggal
4. Etnologi
5. Jawa
6. Kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan penciptaan akal budi manusia yang
berhubungan erat dengan alam sekitarnya dann dipergunakan untuk ketenangan
hidup
7. Kebudayaan asing adalah kebudayaan yang berasal dari negara lain
8. Kita harus dapat mengambil hal-hal yang baik dari budaya asing itu, dan
disesuaikan dengan kepribadian bangsa serta nilai-nilai luhur Pancasila
9. Ciri-ciri kebudayaan daerah antara lain ;
- Sifatnya kedaerahan
- Adanya bahasa, seni, rumah, pakaian, atau senjata yang khas
- Memiliki adat kebiasaan
- Adanya peninggalan sejarah
- Adanya unsur kepercayaan (di luar agama)
10. Ciri-ciri kebudayaan nasional
- Mencerminkan nilai luhur dan kepribadian bangsa
- Kebudayaan daerah yang diakui secara nasional
- Adanya unsur-unsur pemersatu bangsa
- Menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia
Suka Karya,10 Oktober2015
Mengetahui
Kepala MI Nurul Islam Mahasiswa
Ustd.Sonhaji Siti Mulya
NIM 1812018300094
73
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI Nurul Islam
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/I
Siklus : II
Alokasi Waktu : 4 x 35 mnit ( 2 x Pertemuan )
I. Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah
yang berskala nasional pada masa Hindu Budha dan Islam, keragaman
kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia
II. Kompetensi Dasar : Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia.
III. Indikator : 1. Menyebutkan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia
3. Memberikan beberapa contoh kesenian daerah yang ada
diIndonesia
4. Menunjukkan sikap menghormati keanekaragaman budaya
yang ada di Indonesia.
IV. Materi Pokok : Keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
V. Metode Pembelajaran : Kooperatif tipe TGT
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
Pendahuluan Kegiatan awal
-Memulai dengan salam
-Menyapa Siswa
-Berdoa
Apersepsi
Klasikal 15 mnt
74
-Menyampaikan Materi pembelajaran yang akan
dipelajari
-Mengulang kembali metode TGT,yang pernah
diterapkan pada siklus satu.
-Menyampaikan tujuan pembelajaran kompetensi
yang ingin dicapai
Motivasi
-Membangkitkan minat dan menumbuhkan
kesadaran siswa untuk menguasai materi
keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
Inti Kegiatan Inti
-Mengajukan pertanyaan tentang keragaman suku
bangsa dan budaya di indonesia(Fase Eksplorasi)
-Guru menjelaskan tentang keragaman suku
bangsa dan budaya di indonesia(Fase Elaborasi)
-Siswa diberikan tanya jawab tentang keragaman
suku bangsa dan budaya di indonesia
-Siswa dibagi menjadi tiga kelompok
-Guru menyiapkan 5 meja turnamen yang diisi
oleh 3 orang siswa yang merupakan wakil dari
masing-masing kelompok .
-Siswa melaksanakan simulasi TGT agar
pelaksanaan TGT pada pertemuan selanjutnya
dapat berjalan dengan lancar.
(Fase Elaborasi,Fase Konfirmasi)
-Guru melakukan observasi terhadap pelaksanaan
simulasi turnamen
40mnt
Penutup Kegiatan Akhir
_Guru merefleksipelaksanaan turnamen dan
menjelaskan kekurangan-kekuranganya
-Doa dan Penutup
15mnt
75
Pertemuan II
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa
Waktu
Pendahuluan Kegiatan awal
-Memulai dengan salam
-Menyapa Siswa
-Berdoa
Apersepsi
-Melakukan tanya jawab untuk menguji penguasaan siswa
terhadap materi
-Menjelaskan kembali tentang mekanisme pelaksanaan
metode TGT.
-Menyampaikan tujuan pembelajaran kompetensi yang
ingin dicapai
Motivasi
-Membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa
untuk menguasai materi keragaman suku bangsa dan
budaya di Indonesia
Klasikal
15mnt
Inti Kegiatan Inti
-Siswa dibagi menjadi tiga kelompok
-Guru menyiapkan 5 meja turnamen yang diisi oleh 3
orang siswa yang merupakan wakil dari masing-masing
kelompok .
-Siswa melaksanakan simulasi
-Siswa diberikan tanya jawab tentang keragaman suku
bangsa dan budaya diindonesia.
-Meja pertama diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari
tiap kelompok dan seterusnya sampai meja kelima
ditempati oleh yang levelnya paling rendah.Penentuan tiap
siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil
evaluasi dan observasi peneliti terhadapproses dan hasil
30mnt
76
belajar sebelumnya.
a.Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen setiap siswa
mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap
meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu
15menit.Hasilnya diperiksa dan dinilai sehingga diperoleh
skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor
kelompok asal.Siswa pada tiap meja turnamen sesuai
dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan
(gelar)Superior,Very Good,Good..
b.Setelah selesai menghitung skor untuk tiap kelompok
asal dan skor individual dilanjutkan dengan memberikan
penghargaan kelompok dan individual.
Penutup Kegiatan Akhir
_Guru merefleksipelaksanaan turnamen dan menjelaskan
kekurangan-kekuranganya
-Doa dan Penutup
15mnt
VII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
-Buku Paket
-Kartu Soal
VIII. Penilaian
Pengamatan
Pengamatan pelaksanaan turnamen
NO Kelompok Nama peserta dsidik
SKOR TIAP
BUTIR
JUMLAH
SKOR
1 2 3 4 5
1
Hafiz
2 Audi
3 Maya
4 Abastian
5 Adit
77
6 1 Fani
7 Zanuba
8 Fai
Jumlah skor kelompok I :
NO Kelompok Nama peserta dsidik SKOR TIAP
BUTIR
JUMLAH
SKOR
1 2 3 4 5
1
II
Nabilah
2 Sendy
3 Paisal
4 Ripai
5 Seno
6 Fikri
7 Ali
8 Fahmi
Jumlah skor kelompok II :
NO
Kelompok Nama peserta dsidik
SKOR TIAP
BUTIR
JUMLAH
SKOR
1 2 3 4 5
1
III
Dandi
2 Irfan
3 Dede
4 Faiz
5 Putri
6 Yanti
7 Ulqia
8 Dimas
78
Jumlah skor kelompok III :
Keterangan jumlah nilai skor:
1 =20
2=40
3=60
4=80
5=100
- Jenis test : Tertulis
- Soal Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan kebudayaan daerah !
2. Sebutkan beberapa keanekaragaman yang ada di Indonesia !
3. Rumah adat gadang berasal dari daerah.....
4. Gado-gado adalah makanan khas dari daerah...
5. Apakah yang dimaksud dengan kesenian daerah...
6. Sebutkan 3 lagu yang berasal dari daerah Jawa Tengah !
7. Sebutkan 3 tarian yang berasal dari daerah Jawa Barat !
8. Bagaimanakah wujud sikap kita terhadap budaya suku bangsa lain?
9. Sebutkan ciri-ciri kebudayaan daerah.....
10. Sebutkan ciri-ciri kebudayaan nasional.......
- Lembar Jawaban
1. Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang berasal dari suku-suku
bangsa di Indonesia
2. Keanekaragaman budaya Indonesia meliputi ; bahasa daerah, rumah adat,
pakaian adat, senjata tradisional, kesenian daerah, makanan daerah
3. Sumatra Barat
4. DKI Jakarta
5. Kesenian daerah adalah segala jenis karya seni yang khas dari daerah
6. Gundul pacul, gambang suling, suwe ora jamu
7. Jaipong, pati laras, topeng kuncaran
79
8. Kita harus memiliki sikap tenggang rasa (toleransi) yang besar terhadap
seluruh anggota masyarakat, caranya dengan mengembangkan sikap
menghargai hak azasi orang lain. Tujuannya agar kita mampu menciptakan
kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan masyarakat, di mana saja kita
berada
9. Ciri-ciri kebudayaan daerah antara lain ;
- Sifatnya kedaerahan
- Adanya bahasa, seni, rumah, pakaian, atau senjata yang khas
- Memiliki adat kebiasaan
- Adanya peninggalan sejarah
- Adanya unsur kepercayaan (di luar agama)
10. Ciri-ciri kebudayaan nasional
- Mencerminkan nilai luhur dan kepribadian bangsa
- Kebudayaan daerah yang diakui secara nasional
- Adanya unsur-unsur pemersatu bangsa
- Menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia
Suka Karya,10 Oktober2015
Mengetahui
Kepala MI Nurul Islam Mahasiswa
Ustd.Sonhaji Siti Mulya
NIM 1812018300094
80
Instrumen Lembar Pengamatan Peserta Didik
Nama Madrasah : MI Nurul Islam
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Kelas/Semester : V/I
Pokok Bahasan : Kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia
Siklus I dan II
NO NAMA
SISWA
MINAT PERHATIAN PARTISIPASI
PRESENTASI
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Ahmad
Hfiz
Audy
Abastian
A.Rifai
2 Dede
Dandi
Irfan
Faisal
3 Nabilah
Maya
Putri
Yantih
4 Ulqia
Sendy
Fais
81
KETERANGAN
SB = SANGAT BAIK (4)
B = BAIK (3)
C = CUKUP (2)
K = KURANG (1)
82
Instrumen Lembar Pengamatan Proses Belajar Mengajar Respondens
Guru
Nama Madrasah : MI Nurul Islam
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Kelas/Semester : V/I
Pokok Bahasan : Kemampuan Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia
Siklus I, II,
NO KEGIATAN 4 3 2 1
1 Apersepsi
2 Penjelasan materi
3 Penjelasan metode TGT
4 Teknik pembagian kelompok
5 Pengelolaan diskusi
6 Pemberian pertanyaan atau kuis
7 Kemampuan melakukan evaluasi
8 Memberikan penghargaan kelompok
9 Menentukan nilai individu atau
kelompok
10 Menyimpulkan materi pelajaran
11 Menutup pembelajaran
12
KETERANGAN
SB = SANGAT BAIK (4)
B = BAIK (3)
C = CUKUP (2)
K = KURANG Bekasi 12 oktober 2015
Observer
Umi Kulsum S.Pdi
83
PANDUAN WAWANCARA RESPONDEN SISWA
Nama Siswa :Nabila
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Kelas/Semester :V (Lima)
Pokok Bahasan : Kemampuan Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia
Siklus I, II,
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang baru kalian
ikuti!
Ya saya senang dengan pelajaran yang ibu ajarkan.
2. Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian
ikuti?Mengapa?
Ya saya senang,karena lebih menyenangkan
3. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau
menjelaskan materi pelajaran?Jelaskan!
Saya suka dengan cara ibu menjelaskan,karena lebih dimengerti.
4. Bagaimana tes atau evaluasi yang dilakukan guru?Jelaskan!
Tes nya cukup mudah, saya suka pembelajaran yang seperti ini.
5. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian
ikuti?Jelaskan!
Ya saya dapat memahami,karena kami berdiskusi bersama.
84
PANDUAN WAWANCARA RESPONDEN TEMAN SEJAWAT
Nama Guru: Yaya tuhpatul Uyun S.Pdi
1. Bagaimana pendapat Anda tentang PBM yang dilakukan oleh guru?
Jawab:Menurut saya sudah cukup baik,siswa jadi tidak mengantuk
2. Bagian mana yang sudah baik?
Jawab:Saat siswa sedang diskusi kelompok.
3. Bagian mana yang masih perlu diperbaiki?
Jawab: Saat meja turnament dilaksanakan, sebaiknya siswa di berikan
pertanyaan yang lebih menantang lagi.
4. Apakah anda yakin bahwa pembelajaran metode TGT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?Berikan alasannya!
Jawab:Saya yakin tgt dapat meningkatakan hasil belajar siswa,karena
siswa jadi lebih aktif, yang lebih pintar mau membantu yang
kemampuanya yang biasa saja.
5. Apa saran untuk perbaikan PBM selanjutnya!
Jawab:Siswa lebih aktif lagi dalam diskusi kelompoknya.
Bekasi 12 oktober 2015
Yaya tuhpatul Uyun S.Pdi
85
Lembar Observasi untukSiswa
Siswa yang Tidak Terlibat Aktif dalam PBM
No
Siswa
Kegiatan
Prosentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Annisa
2 Adinda
3 Nyla
4 Nazwa
5 Nurul
6 Jalaludin
7 Bayu
8 Samudra
9 Wahyu
10 Yusuf
11 Zaenudin
12 Afgan
13 Ayu
14 Safira
86
Keterangan;
1. Mengantuk
2. Mengerjakan tugas lain
3. Beriksik
4. Keluar masuk kelas
5. Mengganggu siswa lain
6. Melamun
7. Usil
8. Coret-coret di kelas
9. “nyeletuk”
10. Pindah-pindah tempat duduk
Soal Pretest Siklus I
1. Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari buku.....
87
2. Bhinneka Tunggal Ika artinya.....
3. Rencong adalah nama senjata tradisional dari.......
4. Suku Sunda berasal dari daerah......
5. Suku BetawBi berasal dari daerah....
6. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa....antar suku bangsa
7. Cerita Sangkuriang berasal dari .........
8. Berikan contoh sikap menghormati budaya bangsa sendiri.....
Soal Pre Test Siklus II
1. Suatu kesatuan masyarakat atas dasar kesamaan budaya, bahasa dan
tempat tinggal disebut..........
2. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia akan memperkaya
kebudayaan..........
3. Jenis alat musik tradisional Jawa Barat yang terbuat dari bambu disebut....
4. Pertunjukan karapan sapi berasal dari.......
5. Jenis makanan yang berasal dari Palembang adalah......
6. Senjata tradisional Rencong berasal dari.............
7. Suku bangsa yang berasal dari pedalaman Kalimantan adalah..........
8. Menghargai perbedaan kebudayaan daerah sesuai dengan semboyan
negara, yaitu........
9. Kita harus memiliki sikap.....terhadap bangsa lain.
10. Sebutkan beberapa suku bangsa yang berasal dari pulau Jawa.....
Soal Post Test Siklus I
1. Sebutkan 3 suku bangsa yang berasal dari pulau Jawa !
2. Sebutkan 2 suku bangsa yang berasal dari pulau Kalimantan !
3. Jelaskan pengertian dari suku bangsa !
4. Ilmu yang mempelajari tentang bangsa-bangsa di seluruh dunia
disebut....
88
5. Suku Madura adalah suku bangsa yang berasal dari...
6. Jelaskan pengertian kebudayaan.....
7. Apakah yang dimaksud kebudayaan asing........
8. Apa yang harus kita lakukan terhadap masuknya budaya asing ke
Indonesia.....
9. Sebutkan ciri-ciri kebudayaan daerah.....
10. Sebutkan ciri-ciri kebudayaan nasional.......
Soal Post Test Siklus II
1. Apakah yang dimaksud dengan kebudayaan daerah !
2. Sebutkan beberapa keanekaragaman yang ada di Indonesia !
3. Rumah adat gadang berasal dari daerah.....
4. Gado-gado adalah makanan khas dari daerah...
5. Apakah yang dimaksud dengan kesenian daerah...
6. Sebutkan 3 lagu yang berasal dari daerah Jawa Tengah !
7. Sebutkan 3 tarian yang berasal dari daerah Jawa Barat !
8. Bagaimanakah wujud sikap kita terhadap budaya suku bangsa lain?
9. Sebutkan ciri-ciri kebudayaan daerah.....
10. Sebutkan ciri-ciri kebudayaan nasional.......
89
HASIL DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TGT
DI KELAS V
Guru memberikan penjelasan
pelaksanaan diskusi kepada
peserta didik
Peserta didik melakukan diskusi
materi keragaman suku bangsa
dan budaya di Indonesia
90
Peserta didik melakukan diskusi
materi keragaman suku bangsa
dan budaya di Indonesia
Guru memperhatikan siswa yang sedang berdiskusi
91
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama :Siti Mulya
2. Tempat Tanggal Lahir : Bekasi 18-04-1980
3. Alamat :Kp Bulak Bondan RT/RW 001/004 Desa Suka
Murni Kec Suka Karya Kab Bekasi
4. Kode Pos :17630
5. Nomor HP :081517607290
6. Jenis Kelamin :Perempuan
7. Agama :Islam
8. Status :Menikah
9. Pendidikan Formal :1.SD Pamahan 1987-1993
2.Mts AL Husna Waziyadah 1993-1996
3.MA A lhusna Waziyadah 1996-1999
10. Riwayat Keluarga :
Ayah : Dasim
Ibu : Bonya
Suami : Rian
Anak : Sepdiyan
Yantih Dewi Astuti