PENENTUAN JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR DI...
Transcript of PENENTUAN JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR DI...
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2016
Oleh:
AHMAD IKHFAN EFENDI / 3612100013
DOSEN PEMBIMBING :
ADJIE PAMUNGKAS, ST. M.Dev. Plg., Ph.D
PENENTUAN JALUR EVAKUASI BENCANA BANJIR DI KECAMATAN WIDANG,
KABUPATEN TUBAN
Persoalan klasik di Indonesia yang terjadi sepanjang tahun, yakni banjir di musim penghujan dan
kekeringan di musim kemarau, sehingga saat ini muncul istilah lain dari musim di Indonesia, yaitu
musim banjir dan musim kekeringan. (Kodoatie dan Sjarief, 2010).
Sejak tahun 1815 sampai pada tahun 2013 Indonesia telah mengalami 13.946 kejadian bencana, 5.233kejadian bencana atau 38% diantaranya adalah
bencana banjir.(BNPB, 2014)
Kabupaten Tuban merupakan salah satu kawasan yang dialiri Sungai Bengawan Solo dan masuk dalam
kawasan Sub DAS Bengawan Solo Hilir.
Dari 16 desa yang ada di Kecamatan Widang, hanya desa minohorejo yang aman dari banjir, sedangkan
15 desa lainnya terdampak banjir yang menggenangi persawahan dan sekitar 2.000 pemukiman warga
dengan kedalaman berkisar 0,5-1 m (Kompas.com, maret 2008).
Sumber: RTRW Kabupaten Tuban
2012-2032
LATAR BELAKANG
Dari 16 desa yang ada di Kecamatan Widang hanya desa minohorejo yang aman dari
banjir.(Kompas.com, maret 2008)
Manajemen Risiko Bencana
Kesiapsiagaan
Jalur Evakuasi
Diperlukan
Bentuknya
Sumber: ; RTRW Kabupaten Tuban, 2012 Sumber: RTRW Kabupaten Tuban 2012-2032
Bagaimana mekanisme perumusan jalurevakuasi bencana banjir yang sesuai
dengan kondisi di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban?
RUMUSAN MASALAH
Latar Belakang
Penentuan variabel-variabel yang berpengaruh
Penentuan jalur evakuasi bencana banjir
TUJUAN DAN SASARAN
Pembuatan model simulasi jalur evakuasi berdasarkan karakteristik banjir
Merumuskan jalur evakuasibencana banjir di Kecamatan
Widang, Kabupaten Tuban
RUANG LINGKUP
Adapun wilayah studi adalah diKecamatan Widang Kabupaten Tubanterdiri dari 16 desa dan ditambah DesaKalisari Kecamatan Baureno serta DesaTruni Kecamatan Babat.
Kabupaten Tuban
Bencana Bencana Alam
Bencana Non Alam
Bencana Sosial
Geologis
Klimatologis
Ekstra Terestrial
Bencana Banjir dapat mengakibatkankorban meninggal karena terseret arus,
timbulnya penyakit, terisolasi, dan dapat juga timbul kerugian harta benda
Manajemen PenanggulanganBencana
Tinjauan Pustaka
Bencana Banjir merupakanbencana alam klimatologis
yang disebabkan olehcurah hujan yang tinggi
Sumber: UU No. 24 Tahun 2007
ManajemenPenanggulangan
Bencana
Pra Bencana
Saat Bencana
Pasca Bencana
Pencegahan
Mitigasi
Peringatan Dini
Kesiapsiagaan
Kecamatan Widangmembutuhkan
bentuk kesiapsiagaanuntuk mengurangiancaman bencana
banjir
Rute Evakuasi
Lokasi Evakuasi
Jalur Evakuasi
Muck, 2008; Post, 2008; Dewi, 2011
Lokasi Evakuasi
Aksesibilitas
Kependudukan
Identifikasi Lokasi Evakuasi
Identifikasi Jaringan Jalan
Identifikasi Fungsi dan Sektor Perkotaan
Identifikasi Daerah Rawan
Analisa Model Populasi
Analisa Model Aksesibilitas
Distribusi Penduduk
Penilaian Bahaya dan Zonasi bahaya
Penentuan Lokasi Evakuasi
Kerentanan Kelompok Masyarakat
Model Aksesibilitas
Indikator
Sintesa Pustaka
Lokasi Evakuasi
Kondisi Bangunan
Jumlah Lantai
Kapasitas Bangunan
Fungsi Bangunan
Rute
Hirarki Jalan
Kondisi Jalan
Lebar Jalan
Kondisi Perkerasan Jalan
Daya Tampung Jalan
Waktu Tempuh
Jarak Menuju Lokasi Evakuasi
Sumber: Budiarjo (2006), Muck (2008), dan
Ardana (2010) Suharyanto, dkk. (2012)
Sumber: Budiarjo (2006), Muck (2008), dan Ardana (2010)
Suharyanto, dkk. (2012) Standford University (2009)
Sumber: Merz (2004), Muck (2008), Yusuf (2005), Kodoatie
dan Sjarief (2006)
Luas Genangan
Kedalaman Genangan
Lama Genangan
Pendekatan Penelitian
Pendekatan Rasionalistik, Pendekatan inimemungkinkan peneliti untuk menggunakanargumentasi dan pemaknaan atas empiri.
Jenis Penelitian
Deskriptif Kualitatif untuk mendeskripsikanfenomena-fenomena yang ada, yang diselaraskanuntuk memberikan gambaran atau deskripsi secarasistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-faktatertentu (Sukandarrumidi, 2002).
Metodologi Penelitian
Variabel penelitian merupakn dasar yangdihasilkan melalui sintesa pustaka dannantinya dijadikan dasar pertimbanganpenilaian objek yang diamati dan sebagaibatasan penelitian.
Variabel Penelitian
Pemerintah Kepala Sub Bidang Fisik dan
Prasarana Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Tuban
Kepala Seksi Bidang Kedaruratan dan
Logistik Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Tuban
SwastaKetua Kelompok Usaha Tani
Ngadimulyo
Kelompok Masyarakat
Akademisi Ahli Kebencanaan ITS
Tokoh masyarakat Widang Kabupaten Tuban
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Stakeholder Penelitian
Populasi dan Sampel
Variabel-Variabel yang Berpengaruh Dalam Penentuan Jalur Evakuasi
Teknik
Content AnalysisOutput:
Variabel Pengaruh Besar Nilai Pengaruh Tiap
Variabel
Pembuatan Model Simulasi Jalur Evakuasi Berdasarkan Karakteristik Banjir
Teknik AnalisisNetwork Analysis
Output: Peta skenario Jalur evakuasi
berdasarkan karakteristikk banjir
Penentuan Jalur Evakuasi yang Paling Optimal
Teknik AnalisisDeskriptif Output:
Peta Jalur Evakuasi yang Paling Optimal
Teknik Analisa
Diagram Alir Tahapan Analisa
Sumber: Peneliti, 2016
Gambaran Umum
Orientasi Wilayah
Kecamatan Widang mempunyai luas 106,84 Km2 atau 5,82% dari luas
wilayah Kabupaten Tuban yang terdiri dari 16 Desa, dan ditambah Desa Kalisari Kecamatan Baureno serta Desa Truni Kecamatan Babat. Dengan
batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Palang
Sebelah Timur : Kecamatan Babat (Kabupaten Lamongan)
Sebelah Selatan : Kab. Lamongan dan Kab. Bojonegoro
Sebelah Barat : Kecamatan Plumpang
1. Patihan
2. Bunut
3. Ngadipuro
4. Ngadirejo
5. Widang
6. Compreng
7. Banjar
8. Kedungharjo
9. Mrutuk
10. Kujung
11. Mlangi
12. Tegalsari
13. Simorejo
14. Minoharjo
15. Sumberjo
16. Tegalrejo
17. Truni (Lamongan)
18. Kalisari (Bojonegoro)
Desa di Wilayah Penelitian
Ketinggian
Kondisi Fisik Dasar
Kelerengan
Sumber: SRTM, 2012
KetinggianKetinggian di Kecamatan Widang dapatdikatakan rendah dengan ketinggian antara0-25 meter diatas permukaan laut (mdpl).
KelerenganMasyoritas kelerengan di Kecamatan Widangdapat dikatakan datar yaitu antara 0-8%
Penggunaan Lahan
Kondisi Fisik Dasar
Berdasarkan data Kecamatan
Widang Dalam Angka Tahun
2015, dapat diketahui bahwa
sebagian besar lahan di
Kecamatan Widang masih
merupakan sawah dengan
luas sebesar 6.711,6 Ha.
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2015
Sumber: RTRW Kabupaten Tuban 2012
Fasilitas Pendidikan
Kondisi Fasilitas
Fasilitas Kesehatan
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Patihan
Ngadirejo
Widang
Banjar
Kedungharjo
Simorejo
Minohorejo
Mlangi
Jumlah Fasilitas di Kecamatan Widang Tahun 2015
SD SMP SMA
Fasilitas pendidikan terbanyak di Kecamatan Widang
adalah sekolah dasar dengan jumlah 42 unit.
0 2 4 6 8 10 12
Polides
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
KIA
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Widang Tahun
2014
Fasilitas kesehatan di Kecamatan Widang terdiri dari
puskesmas, puskesmas pembantu, BKIA dan polindes
Sumber: Kecamatan Widang Dalam Angka, 2015 Sumber: Kecamatan Widang Dalam Angka, 2015
Fasilitas Peribadatan
Kondisi Fasilitas
05
10152025303540
Pat
ihan
Nga
dip
uro
Nga
dir
ejo
Bu
nu
t
Wid
ang
Co
mp
ren
g
Ban
jar
Tega
lsar
i
Ke
du
ngh
arjo
Tega
lrej
o
Sim
ore
jo
Mru
tuk
Min
oh
ore
jo
Sum
ber
jo
Mla
ngi
Ku
jun
g
Jumlah Fasilitas Peribadatan di
Kecamatan Widang Tahun 2014
Masjid Mushola Gereja Ponpes
Sebagian besar penduduk di Kecamatan Widang adalah
pemeluk agama Islam. Sehingga fasilitas peribadatan
yang paling banyak yaitu berupa masjid/mushola
sebanyak 307 unit.
Sumber: Kecamatan Widang Dalam Angka, 2015
Fasilitas Lainnya
Fasilitas lain seperti lapangan terbuka, maupun
balai yang terdapat di setiap kantor kepala desa
dan kantor kecamatan serta perkantoran
pemerintah lainya yang biasa digunakan sebagai
dapur umum saat terjadi banjir.
Kondisi Aksesibilitas
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Panjang Jalan Berdasarkan Perkerasannya di Kecamatan Widang Tahun
2014
Hotmix Lapen Makadam Tanah
Kondisi Perkerasan
Jalan-jalan di Kecmatan Widang pada umumnya
memiliki kondisi yang baik. Mayoritas jalan yang
ada di Kecamatan Widang telah diperkeras dengan
menggunakan hotmix. Sedangkan jalan-jalan desa
pada umumnya berupa paving.
Sumber: UPTD PU Kecamatan Widang, 2016
Sumber: Rencana kontijensi BPBD Kab. Tuban, 2015
Gambaran Umum Banjir
NO
WILAYAH
POTENSI ANCAMAN BENCANA
TERHADAP PENDUDUK
Jumlah Penduduk
Terdampak
Terancam
Serius
Luka-
luka/
Sakit
Hilang MengungsiBertahan/
Pindah
DESAJumlah
DusunKK JIWA JIWA JIWA JIWA JIWA JIWA
1 Patihan 3 354 1.403 - 14 1.403
2 Ngadipuro 2 100 428 - 4 428
3 Widang 2 196 665 - 7 665
4 Tegalsari 2 150 450 - 5 450
5 Kedungharjo 1 7 25 - 0 25
6 Tegalrejo 2 195 450 - 5 450
7 Simorejo 1 25 75 - 1 75
8 Ngadirejo 2 125 384 - 4 384
9 Banjar 1 9 30 - 0 - - 30
JUMLAH 16 1.161 3.910 - 39 - - 3.910
Penduduk Terdampak
Kecamatan Widang merupakan kecamatan dengan potensi terlandabanjir dengan ketinggian berkisar antara 1,0 m – 2,00 m (BPBDTuban, 2009). Selain itu kondisi topografi Kecamatan Widang yanglandai berpotensi meningkatkan tingkat kerawanan banjir sehinggadapat berpotensi menyebabkan kerugian harta benda maupunkorban jiwa.
Content Analysis
ANALISIS (SASARAN I)
Pih
ak
Pem
erin
tah
BA
PP
EDA
Ka
b. T
ub
anB
PB
DK
ab. T
ub
an
0 1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Frekuensi
Va
ria
bel
Frekuensi Unit Analisa Tiap Variabel di
Transkrip Stakeholder 1
Indikasi Tidak Berpengaruh Indikasi Berpengaruh
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Frekuensi
Va
ria
bel
Frekuensi Unit Analisa Tiap Variabel di
Transkrip Stakeholder 2
Indikasi Berpengaruh Indikasi Tidak BerpengaruhSumber: Hasil Analisa, 2016
Stakeholder I mengindikasikan bahwa
12 variabel berpengaruh semua dan
stakeholder I mengusulkan untuk
menambahkan variabel karakteristik
budaya masyarakat kedalam
variabel berpengaruh
Stakeholder II mengindikasikan bahwa
12 variabel berpengaruh dan
stakeholder II mengusulkan untuk
menambahkan variabel kecepatan
kenaikan air kedalam variabel
berpengaruh
ANALISIS (SASARAN I)
Pihak SwastaGabungan Kelompok Petani
Ngadimulyo
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12F
rekuen
si
Variabel
Frekuensi Unit Analisa Tiap Variabel di
Transkrip Stakeholder 3
Indikasi Tidak Berpengaruh Indikasi Berpengaruh
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Stakeholder III mengindikasikan
12 variabel yang berpengaruh
terhadap penentuan jalur evakuasi.
stakeholder III mengusulkan untuk
menambahkan variabel
pembuatan saluran pembuangan
air kedalam variabel berpengaruh
ANALISIS (SASARAN I)
Pih
ak
Ma
sya
raka
tK
epa
Du
sun
Kle
wer
Aka
dem
isi
Keb
enca
naa
nIT
S
0 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Frekuensi
Varia
bel
Frekuensi Unit Analisa Tiap Variabel di
Transkrip Stakeholder 4
Indikasi Tidak Berpengaruh Indikasi Berpengaruh
0 0,5 1 1,5 2 2,5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Frekuensi
Varia
bel
Frekuensi Unit Analisa Tiap Variabel di
Transkrip Stakeholder 5
Indikasi Tidak Berpengaruh Indikasi Berpengaruh
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Stakeholder IV
mengindikasikan bahwa
terdapat 12 variabel yang
berpengaruh terhadap penentuan
jalur evakuasi. Variabel yang
paling berpengaruh yaitu
variabel jarak menuju lokasi dan
fungsi bangunan
Stakeholder V mengindikasikan
bahwa terdapat 11 variabel yang
berpengaruh dan 1 variabel tidak
berpengaruh terhadap penentuan
jalur evakuasi. Variabel yang
tidak berpengaruh yaitu fungsi
bangunan. Variabel yang paling
berpengaruh yaitu variabel waktu
tempuh dan jarak menuju lokasi
PROSES NARASI
KODE P1 P2 S1 M1 M2
V1 SP SP SP SP SP
V2 P P P P P
V3 P P P P P
V4 SP P P P P
V5 P P P P P
V6 P SP P P TP
V7 P P P P P
V8 P P P P P
V9 P P SP P P
V10 P P P P P
V11 P P P P P
V12 P SP P P P
Variabel tambahan
V13 P
V14 P
V15 P
Kesimpulan, variabel yang
berpengaruh yaitu variabel :
1. Kedalaman genangan,
2. Luas genangan,
3. Lama genangan,
4. Fungasi Bangunan
5. Jumlah lantai
bangunan,
6. Kapasitas
bangunan,
7. Lebar jalan,
8. Kondisi perkerasan,
9. Daya tampung jalan,
10. Waktu tempuh
11. Jarak menuju lokasi
evakuasi.
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Dari hasil content disesuaikan lagi dengan kondisi
eksisting di wilayah penelitian. Jadi diketahui bahwa
hirarki jalan kondisi eksisntingnya hampir keseluruhan
sama, yaitu jalan lingkungan. Sehingga variabel hirarki
jalan meskipun menurut stakeholder berpengaruh,
namun kondisi eksistinga tidak adanya hirarki yang
berbeda untuk dilewati maka variabel ini dinyatakan
tidak berpengaruh.
Variabel tambahan dari stakeholder I dinyatakan tidak
berpengaruh karena bertentangan terhadap tujuan
mitigasi bencana di UU No, 24 tahun 2007 untuk
meminimalisir korban jiwa.
Variabel tambahan dari stakeholder II dinyatakan tidak
berpengaruh karena lebih sebagai informasi peringatan
dini bukan masuk dalam kegiatan kesiapsiagaan.
Variabel tambahan dari stakeholder III dinyatakan tidak
berpengaruh karena lebih mengarah pada mitigasi
struktural yang melalui pembangunan fisik, sedangkan
jalur evakuasi lebih kepada pengorganisasian masyarakat
yang tepat guna untuk memininalisir korban jiwa.
ANALISIS (SASARAN 2)
Pembuatan Model Simulasi Jalur Evakuasi Berdasarkan Karakteristik Banjir
ANALISIS (SASARAN 2)
Kawasan Rutin Tedampak Banjir
N
oKecamatan
Desa Yang Rutin
Tergenang
1. WIDANG 1. Patihan
2. Ngadipuro
3. Ngadirejo
4. Banjarejo
5. Widang
6. Tegalsari
7. Kedungharjo
8. Tegalrejo
9. Simorejo
NoDesa/
Kelurahan
Banjir Tahunan Banjir Besar
Kedalaman
Genangan
(cm)
Lama Genagan
(hari)
Kedalaman
Genangan (cm)
Lama Genagan
(hari)
1 Patihan 50 14 200 30
2 Ngadipuro 60 14 200 60
3 Widang 30 3 200 14
4 Tegalsari 20 2 50 14
5 Kedungharjo 30 3 200 30
6 Tegalrejo 20 2 200 60
7 Simorejo 30 2 100 10
8 Ngadirejo 30 7 150 60
9 Banjar 10 2 30 7
Kawasan Terdampak Banjir Kecamatan Widang
Sumber: BPBD Kabupaten Tuban, 2015
Sumber: Hasil Wawancara, 2016
Peta Rawan Terdampak Banjir
Tahunan
Peta Rawan Terdampak Banjir Besar
Pemilihan lokasi evakuasi dilakukan berdasarkan karakteristik banjir dan variabel yang berpengaruh hasil dari sasaran satu yaitu Karakteristik banjir (Luas genangan, kedalaman genangan, lama genangan), fungsi bangunan, jumlah lantai, kapasitas bangunan.
Lokasi Evakuasi
Lokasi Evakuasi Potensial
Berdasarkan hasil oberservasi di lapangan,diketahui bahwa ada 19 lokasi yang berpotensidapat digunkan sebagai tempat evakuasi saatbanjir.
NoDesa/
Kelurahan
Jenis
Fasilitas
Umum
Luas
(m2)
Kapasitas
Daya
Tampung
Bangunan
Jumlah
Lantai
1 WidangKantor
Kecamatan5.450 600 1
2 Widang
Balai
Pelaksana
Penyuluhan
Dan
Ketahanan
Pangan
UPTD
Widang
1.200 200 1
3 Simorejo
Podok
Pesantren
Al-Falah
1.300 300 1
4 TegalsariSDN
Tegalsari1.000 200 1
5 Bunut Balai Desa 1.200 200 1
6 WidangPos Polantas
Widang800 200 1
7
Kedungsoko
(Kec.
Plumpang)
Balai Desa 1.500 200 1
8 Ngadipuro Balai Desa 1.000 400 1
9 Widang Balai Desa 550 250 1
10 PatihanMasjid
baitunniza1.150 150 1
11 Patihan Balai Desa 1.200 500 1
12 NgadirejoSDN II
Ngadirejo650 250 1
13 Banjar SDN Banjar 750 50 1
14 Tegalsari Balai Desa 1.300 200 1
15 Kedungharjo Balai Desa 550 200 1
16 Tegalrejo Madrasah 500 250 1
17 Tegalrejo Masjid 500 250 1
18 SimorejoPolindes
Simorejo500 250 1
19 Simorejo Madrasah 1.000 200 1
Lokasi Evakuasi Potensial
Rute evakuasi merupakan jalan yang harus ditempuh menuju
lokasi evakuasi
Rute Evakuasi
Penentuan Titik Awal Dan Titik Akhir Rute
Evakuasi
Pemilihan rute evakuasiterbagi menjadi 2 skenarioberdasarkan karakteristik
banjir
Input data untuk dimasukkan kedalam Network Analysis sehingga
dihasilkan rute evakuasiberdasarkan waktu tempuh dan
jarak tempuh yang terpendek
Proses analisis di Network Analysis untuk menentukan
rute evakuasi
Lokasi Evakuasi
Jalan Hambatan (Perkerasan Jalan
Makadam)
Titik Awal (Lokasi Permkiman yang
Terdampak Banjir)
Ilustrasi Proses Penentuan Rute Evakuasi Bencana Banjir
Rute Evakuasi Banjir Tahunan
Rute Evakuasi menuju TESRute Evakuasi Banjir Besar
Rute terbaik banjir besar yang menuju tempat evakuasi sementara adalah rute menuju titik akhir 1
Rute Evakuasi menuju TEA
Rute terbaik banjir besar yang menuju ke tempat evakuasi akhir adalah rute ke titik 1
ANALISIS (SASARAN 3)
Penentuan Jalur Evakuasi yang Paling Optimal
Dalam jalur evakuasi ada 2 (dua) komponen utama
dalam merencanakannya, yaitu rute evakuasi dan
lokasi evakuasi. Rute evakuasi merupakan jalan yang harus ditempuh menuju lokasi evakuasi. Sedangkan lokasi evakuasi merupakan lokasi pemberhentian terakhir rute evakuasi atau bisa berupa tempat evakuasi yang merupakan tempat berkumpulnya warga.
Jalur Evakuasi Terbaik Banjir Tahunan
Berdasarkan hasil permbuatan model skenario banjir, masing-masing desa yang terdampak banjir tahunan memiliki jalur evakuasi banjir sendiri
N
o
Lokasi Evakuasi
(Titik Akhir)
Lokasi Banjir
(Titik Awal)
Rata-rata
Waktu
tempuh
(menit)
1Balai Desa
Patihan11 20 9,48
2Masjid
Baitunniza10
21, 22, 23,
2412,75
3Balai Desa
Ngadirejo8
25, 26, 27,
28, 29, 30,
31
32,85
4Balai Desa
Widang9
32, 33, 34,
35, 36, 3716,73
5SDN
Banjar13 38, 39, 40 20,13
6Balai Desa
Tegalasri14
41, 42, 43,
449,93
7
Balai Desa
Kedungha
rjo
15 45, 46, 47 7,60
8Masjid
Tegalrejo16 48, 49, 50 15,97
9Madrasah
Tegalrejo17 51, 52, 53 8,16
10Polindes
Simorejo18 55, 56 8,37
11Masjid
Simorejo19 54, 57, 58 6,37
Jalur evakuasi terbaik yang menuju tempat evakuasi sementara adalah jalur yang menuju ke Kantor Kecamatan Widang (titik 1), Kantorn Balai penyuluhan (2), Pondok Pesantren Alfalah (3), SDN II Tegalsari (4), Balai Desa Bunut (5), dan Balai Desa Kedungsoko (7 )
Jalur Evakuasi Terbaik menuju TES
Jalur Evakuasi Terbaik TEA
Jalur evakuasi terbaik adalah jalur yang menuju ke lokasi evakuasi akhir di Kantor Kecamatan Widang dari titik awal perjalanan 2, 3, 4 dan 7
KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN
Tahap satu variabel yang memiliki pengaruh yaitu luas genangan, lama
genangan, kedalaman genangan, fungsi bangunan (Lokasi evakuasi yang
digunakan adalah berupa fasilitas umum yang sudah tersedia), jumlah lantai
bangunan, kapasitas bangunan, lebar jalan, kondisi perkerasan jalan, daya
tampung jalan, waktu tempuh, jarak menuju lokasi evakuasi.
Pada tahap kedua, diperoleh hasil jalur evakuasi di Kecamatan Widang dengan
dibedakan menjadi 2 model skenario berdasarkan karakteristik banjir, dengan
skenario 1 merupakan skenario yang mengakomodasi desa yang terkena banjir
tahunan. Sedangkan skenario 2 merupakan model skenario jalur evakuasi yang
mengakomodasi desa yang terkena banjir besar.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan model skenario jalur evakuasi
untuk banjir besar dibedakan menjadi 2 tahapan. Tahap yang pertama adalah
jalur evakuasi yang menuju tempat evakuasi semntara (TES) dan tahap kedua
yaitu jalur evakuasi yang menuju tempat evakuasi akhir (TEA).
KESIMPULAN & SARAN
Saran
• Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan
perencanaan terkait mitigasi bencana di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
• Jalur evakuasi yang dihasilkan dapat menjadi bahan masukan dalam
pertimbangan perencanaan jalur evakuasi di wilayah lain yang karakteristik
wilayahnya sama dengan di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
TERIMA KASIH