pbl 8

23
Mekanisme Sirkulasi Darah dan Vaskularisasi pada Ekstrimitas Inferior Dela Nabila 102010302 / BP13 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012 Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Telp : 021-56942061 Fax : 021-5631731 E-mail : [email protected] Pendahuluan Darah dari jantung mengandung oksigen dan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh jaringan-jaringan pada tubuh manusia terutama otak. Selain itu darah juga mengandung karbondioksida dan zat-zat hasil metabolisme. Darah tersebut didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah oleh suatu sistem sirkulasi. sehingga tercipta lah suatu sistem transpor di dalam tubuh. Dengan adanya system transport tersebut, maka nutrisi yang dibutuhkan oleh jaringan dapat tersalurkan. Selama darah mengalir di dalam pipa-pipa darah akibat kerja pompa jantung yang akan menciptakan suatu tekanan terhadap dinding pembuluh arteri yang disebut sebagai tekanan darah. Maka pada makalah ini, saya akan membahas mengenai bagaimana proses atau mekanisme sirkulasi darah yang terjadi didalam pembuluh darah secara lebih lengkap. 1

description

kardiovaskular blok8

Transcript of pbl 8

Page 1: pbl 8

Mekanisme Sirkulasi Darah dan Vaskularisasi pada

Ekstrimitas Inferior

Dela Nabila

102010302 / BP13

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012

Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Telp : 021-56942061 Fax : 021-5631731

E-mail : [email protected]

Pendahuluan

Darah dari jantung mengandung oksigen dan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh

jaringan-jaringan pada tubuh manusia terutama otak. Selain itu darah juga mengandung

karbondioksida dan zat-zat hasil metabolisme. Darah tersebut didistribusikan ke seluruh tubuh

melalui pembuluh darah oleh suatu sistem sirkulasi. sehingga tercipta lah suatu sistem transpor di

dalam tubuh. Dengan adanya system transport tersebut, maka nutrisi yang dibutuhkan oleh

jaringan dapat tersalurkan. Selama darah mengalir di dalam pipa-pipa darah akibat kerja pompa

jantung yang akan menciptakan suatu tekanan terhadap dinding pembuluh arteri yang disebut

sebagai tekanan darah. Maka pada makalah ini, saya akan membahas mengenai bagaimana

proses atau mekanisme sirkulasi darah yang terjadi didalam pembuluh darah secara lebih

lengkap.

Pembahasan

Pembuluh Arteri Extremitas Inferior

Pembuluh arteri utama pada ekstremitas inferior adalah A.femoralis yang merupakan

lanjutan dari A.iliaca externa (cabang a. iliaca communis). A. femoralis mempercabangkan :

- Cabang superficial:

o A.epigastrica superficialis yang berjalan ke arah kranialis ke dinding perut

o A.circumflexa ilium superficialis menuju ke arah lateralis sejajar dengan

ligamentum inguinale

o Aa.pudendae externae, mengurus genitalia externa

1

Page 2: pbl 8

- Cabang profunda:

o A.profunda femoris, cabang-cabangnya terbesar yang memberi darah pada

sebagian besar tungkai atas:

A.circumflexa femoris medialis

A.circumflexa femoris lateralis

Aa.perforantes

o A.genus suprema: dipercabangkan dalam canalis adductorius, kemudian

menembus membrana vasto-adductoria bagian distal, bersama n.saphenus, dan

akhirnya ikut membentuk rete articulare genu.1

Kemudian A. femoralis masuk ke saluran aduktor kemudian fosa poplitea sebagai

A.poplitea yang mempercabangkan:

- A.genus superior medialis

- A.genus superior lateralis

- A.genus superior media

- Aa.surales

- A.genus inferior medialis

- A.genus inferior lateralis

Kemudian pembuluh tersebut bercabang dua menjadi:

A.tibialis anterior, memalui lubang di dalam membrana interossea dan mencapai bagian

anterior tungkai bawah di mana dipercabangkan A.recurrens tibialis anterior dan

posterior.1

A.tibialis posterior, mempercabangkan ramus fibularis untuk rete articularis genus dan

A.peronaea. Kemudian tibialis posterior masuk saluran diantara maleolus medialis dan

tumit (saluran maleolar), denyutnya mudah teraba dan berakhir sebagai a. plantaris

lateralis dan a. plantaris medialis—beranastomosis berupa—arkus plantaris

2

Page 3: pbl 8

Gambar 1. Pembuluh Arteri Extremitas Inferior

Selanjutnya A. tibialis anterior dilanjutkan pada pungggung kaki sebagai a. dorsalis

pedis (teraba lateral terhadap urat m. ekstensor halusis longus).Di sisi medial kaki

dipercabangkan Aa.tarseae mediales dan untuk sisi lateral kaki dipercabangkan A.tarsea lateralis.

3

Page 4: pbl 8

Di bagian distal dipercabangkan A.arcuata, yang berjalan di bawah otot-otot kaki ke arah lateral

dan berhubungan dengan A.tarsea lateralis untuk membentuk rete dorsalis pedis.

Dari rete dorsalis pedis berasal cabang-cabang yang terkenal sebagai Aa.metatarseae

dorsales. Tiap A.metatarsea dorsalis memberi satu ramus perforans dan bercabang dua menjadi

Aa.digitales dorsales. A.dorsalis pedis sendiri menembus spatium interoseum 1 sebagai ramus

plantaris profundus.1

Sedangkan A.tibialis posterior masuk saluran diantara maleolus medialis dan tumit

(saluran maleolar) bercabang menjadi A.plantaris medialis dan A.plantaris lateralis. A.plantaris

medialis adalah lebih kecil dan berjalan ke arah distal di sisi medialis kaki. A.plantaris medialis

mengikuti otot-otot jari 1 ke arah distal, lalu bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus

profundus. Ramus profundus A.plantaris medialis mengadakan anastomosis dengan ramus

plantaris profundus. A.dorsalis pedis dan ramus profundus A.plantaris lateralis. Dan dengan

demikian membentuk arcus plantaris(gambar 2).1

Dari arcus plantaris dipercabangkan Aa.metatarseae plantares. Tiap A.metatarsea

plantaris mempercabangkan ramus perforans posterior yang berhubungan dengan A,metatarsea

dorsalis, ramus perforans anterior yang berhubungan dengan pembuluh nadi di permukaan

dorsalis jari, lalu bercabang dua membentuk aa.digitales plantares.1

4

Page 5: pbl 8

Gambar 2. Arteri Plantar

Pembuluh Balik Extremitas Inferior

Di jaringan subkutan di bagian anterior dapat ditemukan V.saphena magna, yang pada

fossa ovalis menembus fascia cribosa dan bermuara ke dalam V.femoralis.1

Selain pembuluh ini terdapat pula beberapa pembuluh balik lain, yang membelok ke

dalam pada fossa ovalis (gambar 3) , yakni V.epigastrica superficialis, V.circumflexa ilium

superficialis, vv.pudendae externae. Masing-masing pembuluh balik ini mengikuti perjalanan

pembuluh nadi yang sesuai namanya. Biasanya tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh

balik, kecuali.1

- A.profunda femoris, yang hanya mempunyai satu V.profunda femoris

- A.femoralis

5

Page 6: pbl 8

Gambar 3. Vena Extremitas Inferior1

Pembuluh Balik

Tiap pasang V.digitalis dorsalis pedis pada setiap jari akan bersatu menjadi satu

V.metatarsea dorsalis, yang menyalurkan darahnya ke dalam arcus venosus dorsalis pedis. Arcus

venosus dorsalis pedis berhubungan dengan rete venosum dorsale pedis, yang terletak subkutan

dan menyalurkan darahnya melalui V.saphena magna dan V.saphena parva.1

Di planta pedis tiap-tiap vv.digitales plantares pedis bersatu menjadi V.metatarsea

plantaris yang bermuara ke dalam arcus venosus plantaris. Lengkung ini terletak berdekatan pada

arcus plantaris arteriosum.1

Systema venosum di dorsum pedis dan di planta pedis dihubungkan satu dengan yang

lain oleh Vv.intercapitulariae. Dalam jaringan subkutan pedis terletak satu rete venosum

plantare.1

6

Page 7: pbl 8

Histologi pembuluh darah

Pembuluh darah

Pembuluh darah secara umum memiliki struktur yang sama. Pembuluh darah secara struktural

disesuaikan dengan fisiologisnya. Misalnya, pembuluh darah arteri sistemik (sistem tekanan

tinggi) lebih tebal dibandingkan arteri pulmoner (sistem bertekanan rendah). Pembuluh darah

biasanya dibedakan atas beberapa lapisan atau tunika, yaitu antara lain:

(1) Tunika intima

Tunikan ini umumnya dibentuk oleh selapis sel endotel yang melapisi permukaan dalam

pembuluh. Di bawah lapis endotel terdapat lapisan subendotel, yang terdiri atas jaringan

ikat jarang yang kadang mengandung otot polos. Pada arteri, tunika intima dengan

media dipisahkan oleh lamina elastika interna. Lamina ini terdiri atas serat elastin, dan

ber-fenestra (celah) yang memungkinkan difusi makanan untuk sel-sel di bagian lebih

dalam pembuluh darah.

(2) Tunika media

Tunika ini terdiri atas lapis-lapis konsentris, tersusun oleh sel-sel otot polos secara

berpilin. Sel-sel otot polos menjadi sumber dari matriks ekstraselular ini. Pada arteri

dengan ukuran lebih besar, terkadang didapati lamina elastika eksterna yang

memisahkan antara tunika media dengan tunika adventisia.

(3) Tunika adventisia

Tunika ini terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan elastin yang tersusun

memanjang. Lapisan adventisia berangsur-angsur akan menyatu dengan jaringan ikat

pembungkus organ, tempat dilaluinya pembuluh itu.

7

Page 8: pbl 8

Pada pada pembuluh darah besar, vasa vasorum bercabang secara luas di adventisia dan

media bagian luar. Vasa vasorum ini berfungsi untuk menyampaikan nutrisi kepada adventisia

dan media pada pembuluh darah yang lebih besar, dikarenakan lapisan yang terlalu tebal untuk

proses difusi nutrisi dari lumen. Vasa vasorum lebih banyak ditemukan pada pembuluh darah

vena dibanding arteri. Alasannya ialah, karena pembuluh darah vena sebagian besar membawa

darah kotor yang miskin nutrien dan oksigen, sehingga dibutuhkan lebih banyak vasa vasorum

untuk menyediakan makanan bagi pembuluh darah vena.2

Kapiler

Kapiler secara umum terdiri atas satu lapis sel endotel yang berasal dari mesenkim, tergulung

membentuk saluran dan menutupi ruang silindris. Diameter kapiler rata-rata kecil, hanya sekitar

7-9µm. Panjangnya pun bervariasi, mulai dari 0,25 mm hingga 1 mm. Pada berbagai tempat

sepanjang kapiler da venul kecil terdapat perisit yang merupakan sel mesenkimal dengan cabang

sitoplasma panjang yang memeluk sebagian sel endotel. Perisit ini memiliki potensi untuk

8

Gambar 4. Lapisan-lapisan pada Pembuluh Darah

Page 9: pbl 8

ditransformasi menjadi sel lain, selain itu keberadaan miosin,aktin, dan tropomiosin

menunjukkan kesan kuat bahwa sel-sel ini juga cenderung kontraktil. Perisit juga berfungsi

untuk penyembuhan dengan cara berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi pembuluh baru

selama cedera jaringan. Kapiler dapat dibedakan menjadi 4 tipe berdasarkan struktur sel endotel

dan ada tidaknya lamina basal, yaitu:

(1) Kapiler kontinu atau somatik, ditandai oleh tidak adanya fenestra. Banyak ditemukan

pada jaringan otot, jaringan ikat, dan jaringan saraf.

(2) Kapiler bertingkap atau visceral, ditandai dengan adanya fenestra besar pada dinding sel

endotel. Memiliki lamina basal yang utuh. Kapiler bertingkap banyak ditemukan pada

jaringan dengan kerja pertukaran zat yang cepat antara jaringan dengan darah seperti

jaringan pada organ ginjal dan usus.

(3) Kapiler jenis ketiga, kapiler yang juga bertingkap tetapi tidak ditemukan adanya

diafragma yang menutupi lubang-lubang. Kapiler jenis ini sangat khas untuk glomerulus

ginjal.

(4) Kapiler sinusoid tidak berkesinambungan, memiliki diameter sangat besar, dinding

endotelnya tidak berkesinambungan, dan sel-sel endotel memperlihatkan banyak

fenestra tanpa diafragma. Kapiler jenis ini terutama ditemukan pada hati, dan organ

hematopoietik seperti sumsum tulang.

Beberapa fungsi penting dari kapiler ialah:

(a) Permeabilitas, kapiler seringkali disebut sebagai pembuluh pertukaran,

karena pada kapiler lah, dilakukan pertukaran oksigen, karbon dioksida,

substrat dan metabolit dari darah ke jaringan dan dari jaringan ke darah.

Permeabilitas dinding kapiler bervariasi sesuai dengan ukuran dan muatan

molekul yang melaluinya.

(b) Fungsi metabolik, sel endotel kapiler dapat memetabolisme berbagai macam

substrat.

(c) Aktivasi, fungsi ini dijalankan dengan mengkonversikan angiotensin I

menjadi angiotensin II.

(d) Inaktivasi, fungsi ini dilakukan dengan mengkonversikan bradikinin,

serotonin, prostaglandin, norepinefrin, thrombin menjadi senyawa yang

secara biologis tidak aktif.

9

Page 10: pbl 8

(e) Lipolisis, kapiler mampu merombak lipoprotein menjadi trigliserida untuk

pasokan energi dan kolesterol.

(f) Produksi faktor vasoaktif, sel-sel endotel memproduksi berbagai macam

substansi yang memiliki efek tonus vaskular, seperti endotelin yang

merupakan obat vasokonstriktif.2

Arteri

Arteri merupakan struktur dalam tubuh yang mengangkut darah ke jaringan. Arteri

digolongkan menjadi berbagai macam jenis dengan ukuran yang berbeda, yaitu antara lain:

(1)Arteriol, memiliki garis tengah kurang dari 0,5 nm dan lumennya relatif sempit. Lumen

dilapisi dengan sel endotel. Lapis subendotelnya snagat tipis dan tidak terdapat lamina

elastika interna kecuali pada arteriol dengan ukuran lebih besar. Adventisianya tipis.

Tunika medianya muskular dan biasa terbentuk dari 1-5 otot polos.

(2) Arteri muskular, memiliki lapis subendotel yang lebih tebal dan mungkin ada pula

sedikit otot polosnya. Lamina elastika internanya mencolok. Tunika media dapat

mengandung hingga 40 lapis otot polos. Pada arteri muskular dengan ukuran lebih

besar, dapat ditemukan lamina elastika eksterna. Adventisianya terdiri dari serat-serat

kolagen dan elastin, terdapat pula pembuluh limfe dan vasa vasorum yang menembus

adventisia hingga ke tunika media.

(3) Arteri elastis besar, arteri ini mencakup aorta dan cabang-cabang besarnya. Warnanya

kekuningan karena banyak mengandung elastin. Tunika intima arteri ini lebih tebal

dibandingkan dengan arteri muskular. Lapis subendotelnya tebal dan serat jaringan ikat

lapis subendotelnya menunjukkan gambaran bergurat memanjang yang penting untuk

distorsi lapis sel endotel selama kontraksi berirama dan melebarnya pembuluh. Lamina

elastika internanya tidak jelas. Tunika media terdiri atas satu seri lamina elastis

perforate yang biasanya mengandung otot polos, dan substansi dasar seperti kondroitin

sulfat. Tunika adventisianya tidak memiliki lamina pembatas luar, relatif tidak

berkembang dan didapati mengandung serat elastis dan kolagen.2

Vena

10

Page 11: pbl 8

Vena ialah struktur dalam tubuh yang berfungsi untuk mengembalikan darah ke jantung

yang umumya dibantu oleh aktivitas otot polos dan katup-katup khusus. Sama halnya seperti

arteri, vena juga terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan ukurannya yang berbeda-beda,

yaitu antara lain:

(1) Venul, memiliki dinding yang sangat tipis. Tunika adventisianya relatif lebih

tebal. Tunika media kecil dan hanya mengandung perisit kontraktil, dengan

sedikit otot polos. Venul dengan diameter hingga 50 µm biasanya ikut berperan

dalam proses radang dan pertukaran metabolit antara darah dan jaringan.

(2) Vena kecil atau sedang¸ memiliki diameter antara 1-9 mm. Lapis intima

umumnya memiliki lapis subendotel namun tidak selalu ada. Lapis media terdiri

atas berkas kecil sel otot polos, berbaur dengan serat retikulin dan jalina halus

serat elastin. Lapis adventisia yang fibrosa berkembang baik. Vena kecil atau

sedang memiliki katup di dalamnya. Katup ini terdiri atas 2 lipatan semilunar dari

tunika intima yang menjulur ke dalam lumen.

(3) Vena besar, memiliki tunika intima yang berkembang baik. Lapisan medianya jauh lebih

tipis dengan beberapa lapis sel otot polos dan banyak jaringan ikat. Lapis adventisianya paling

tebal dan lapis yang paling berkembang pada vena. Pada lapis adventisia, terdapat lapisan otot

yang berfungsi untuk memperkuat dinding dan mencegah pelebaran pembuluh itu.2

11

Page 12: pbl 8

Gambar 4 : Vena dan arteri

Mekanisme Aliran darah

Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada mekanisme aliran darah. Mekanisme aliran

darah tersebut tidak terlepas dari peranan bagian-bagian pembuluh darah. Yang secara umum

adalah arteri dan vena.

Bagian- bagian yang berperan dalam sirkulasi:

1. Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan.

2. Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai kendali ketika darah

yang dikeluarkan ke dalam kapiler.

3. Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan dan elektrolit, hormone dan bahan

lainnya antara darah dan cairan interstitial.

4. Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap

5. Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung.

Mekanisme aliran darah atau sirkulasi darah ini sangat bergantung pada gradient tekanan

dan resistensi vascular. Sebab Laju aliran darah melalui suatu pembuluh berbanding lurus

dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik dengan resistensi vaskular:3

12

Page 13: pbl 8

F=ΔPR

Dimana

F = laju aliran melalui suatu pembuluh

ΔP = gradien tekanan

R = resistensi pembuluh darah

Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan antara awal dan akhir suatu pembuluh. Darah

mengalir dari daerah dengan tekanan lebih tinggi ke daerah dengan tekanan lebih rendah

mengikuti penurunan gradien tekanan. Kontraksi jantung menimbulkan tekanan pada darah,

yaitu gaya dorong utama bagi aliran melalui suatu pembuluh. Karena gesekan (resistensi),

tekanan turun sewaktu darah menyusuri panjang pembuluh. Karena itu, tekanan lebih tinggi

diawal daripada di akhir pembuluh, membentuk gradien tekanan untuk aliran maju darah melalui

pembuluh. 3

Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui suatu pembuluh adalah resistensi,

yaitu ukuran tahanan atau oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu pembuluh, akibat

gesekan (friksi) antara cairan yang bergerak dan dinding vaskular yang diam. Jika resistensi

meningkat maka gradien tekanan harus meningkat secara proporsional agar laju aliran tetap.

Karenaitu, jika pembuluh membentuk resistensi yang lebih besar maka jantung harus bekerja

lebih keras untuk mempertahankan sirkulasi adekuat.3

Resistensi terhadap aliran darah bergantung pada tiga faktor : (1) kekentalan

darah(viskositas) darah, (2) Panjang pembuluh, (3) Jari jari pembuluh. Jadi semangkin besar

viskositas darah maka semakin besar resistensi terhadap aliran darah. Begitu juga semakin besar

luas permukaan pembuluh darah dan semakin besar jari-jari pembuluh darah maka semakin besar

resistensi terhadap aliran darah. Karena darah “bergesekan” dengan lapisan dalam pembuluh

sewaktu mengalir. Gesekan tersebut membuat kecepatan aliran darah berkurang.3

Mekanisme aliran darah arteri

Arteri dibentuk khusus berfungsi sebagai saluran transit cepat bagi darah dari jantung ke

berbagai organ (karena jari-jarinya yang besar, arteri tidak hanya menimbulkan resistensi

terhadap aliran darah) dan berfungsi sebagai reservoir (penampung) tekanan untuk menghasilkan

gaya pendorong bagi darah ketika jantung dalam keadaan relaksasi. Sewaktu jantung memompa

13

Page 14: pbl 8

darah ke dalam arteri sewaktu sistol ventrikel, lebih banyak darah yang masuk ke arteri dari

jantung daripada yang keluar ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil di hilir karena pembuluh-

pembuluh kecil ini memiliki resistensi yang lebih besar terhadap aliran. Elastisitas arteri

memungkinkan pembuluh ini mengebang untuk secara temporer menampung kelebihan volume

darah yang disemprotkan oleh jantung, menyimpan sebagian energy tekanan yang ditimbulkan

oleh kontraksi jantung di dindingnya yang teregang seperti balon yang mengembang untuk

mengakomodasi tambahan volume udara yang di hembukan ke dalamnya. Saat jantung melemas

dan berhenti memompa darah ke dalam arteri, dinding arteri yang teregang secara pasif mengecil

(recoil), seperti balon yang dikempiskan. Recoil ini mendorong kelebihan darah di arteri masuk

kedalam pembuluh-pembuluh di hilir, memastikan aliran darah yang kontinyu ke organ-organ

saat jantung melemas dan tidak memompa darah kedalam sistem.4,5

Mekanisme Aliran darah vena

Sistem vena menuntaskan sirkuit sirkulasi. Darah yang meninggalkan jaringan kapiler

masuk ke sistem vena untuk dikembalikan ke jantung.Vena memiliki jari-jari besar sehingga

resistensinya terhadap aliran darah rendah. Selain itu karena luas potongan melintang total sistem

vena secara bertahap berkurang seiring dengan menyatunya vena-vena kecil menjadi pembuluh

yang semakin besar tetapi semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika mendekati

jantung. Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi rendah untuk mengembalikan daarah dari

jaringan ke jantung, vena sistemik jga berfungsi sebagai reservoir darah. Karena kapasitas

penyimpanannya, vena sering disebut pembuluh darah penyimpan. Vena memiliki dinding yang

jauh lebih tipis dan lebih sedikit otot polos dibandingkan dengan arteri. Juga berbeda dari arteri,

vena memiliki elastisitas yang rendah karena jaringan ikat vena lebih banyak mengandung serat

kolagen daripada elastin. Otot polos vena juga tidak memiliki banyak tonus miogenik inheren,

karena sifat-sifat inilah maka vena sangat mudah teregang dan banyak tidak banyak

memperlihatkan recoil elastic. Pembuluh ini mudah melebar untuk menampung tambahan

volume darah dengan hanya sedikit penambahan tekanan vena. Arteri yang teregang oleh

kelebihan volume darah akan kembali mengecil karena adanya serat-serat elastic di dindingnya,

mendorong darah bergerak maju. vena yang mengandung tambahan volume darah hanya

mengalami peregangan untuk menampung tambahan tersebut tanpa cenderung mengecil

kembali. Dengan cara ini vena berfungsi sebagai reservoir (penampung) darah; yaitu ketika

14

Page 15: pbl 8

kebutuhan darah rendah, vena dapat menyimpan kelebihan darah sebagai cadangan karena

sifatnya yang mudah teregang secara pasif ini. Ketika simpanan darah tersebut dibutuhkan,

misalnya saat berolahraga, faktor ekstrinsik mengurangi kapasitas reservoir vena dan mendorong

tambahan darah dari vena kembali ke jantung untuk dipompa ke jaringan. Peningkatan aliran

balik vena meningkatkan volume isi sekuncup, sesuai hukum Frank-Starling jantung.

Sebaliknya, jika terlalu banyak darah terkumpul di vena dan tidak dikembalikan ke jantung maka

curah jantung akan berkurang secara abnormal. Karena itu terdapat keseimbangan antara

kapasitas vena, tingkat aliran balik vena, dan curah jantung. Gaya yang menyeabkan aliran vena

adalah gradient tekanan antara vena dan atrium. Aliran balik vena ditingkatkan oleh

vasokonstriksi vena yang diinduksi oleh aktivitas simpatis dan oleh kompresi eksternal vena

karena kontraksi otot rangka sekitar. Kedua hal ini mendorong darah keluar dari vena. Efek-efek

ini membantu tubuh melawan efek gravitasi pada sistem vena.4,5

Perbedaan Sifat Aliran Darah pada Arteri dan Vena

Sirkulasi dibagi menjadi sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmoner. Karena sirkulasi

sistemik menyuplai seluruh jaringan tubuh kecuali paru-paru dengan aliran darah, hal ini juga

disebut sirkulasi besar atau sirkulasi perifer.5

Sirkulasi itu sendiri dibantu oleh aliran darah. Berikut adalah peran dari setiap bagian

fungsional dari sirkulasi.

Fungsi arteri adalah untuk mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan.

Karena alasan ini, arteri mempunyai dinding vaskular yang kuat, dan darah mengalir dengan

cepat di arteri.5

Sedangkan vena berfungsi sebagai saluran penampung guna pengangkutan darah dari

jaringan kembali ke jantung, tetapi sama pentingnya, vena bertindak sebagai penampung utama

darah. Karena tekanan di sistem vena sangat rendah, dinding vena sangat tipis. Meskipun

demikian, dindingnya mempunyai otot dan ini menyebabkan vena dapat berkontraksi atau

meluas dan dengan demikian bertindak sebagai penampung darah ekstra yang dapat

dikendalikan, bergantung pada kebutuhan tubuh.5

Secara mikroskopis luas penampang vena lebih besar daripada arteri. Sehingga dsengan

volume darah yang sama mengalir melalui setiap segmen sirkulasi setiap menitnya, kecepatan

15

Page 16: pbl 8

aliran darah berbanding terbalik dengan luas penampang. Dapat disimpulkan bahwa, kecepatan

aliran arteri lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan darah ketika berada di vena.5

Kesimpulan

Jadi dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa gradien tekanan dan resistensi

vaskular sangat mempengaruhi aliran darah baik di arteri maupun di vena. Oleh karena itu

system vaskuler mempunyai peranan penting dalam mekanisme aliran darah. Sebab, Mekanisme

aliran darah ini mendistribusikan oksigen, nutrisi serta sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh

tubuh. Apabila terjadi gangguan pada aliran darah, maka oksigen, nutrisi serta sari-sari makanan

yang dibutuhkan oleh tubuh tidak dapat terdistribusi dengan baik keseluruh jaringan tubuh.

Daftar pustaka

1. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Edisi ke-8. Jakarta:

EGC;1998.h.210-41.

2. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Dalam: Pendit BU, Yesdelita N,

penyunting. Pembuluh darah dan tekanan darah. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;

2011.h.369-419.

3. Ethel S. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC; 2004.

4. Robbins dan Cotran. Dasar patologis penyakit. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2009.

5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Dalam: Setiawan I, Tengadi

KLA, Santoso A. Tinjauan sirkulasi; fisik medis dari tekanan, aliran, dan tahanan.

Edisi ke-9. Jakarta: EGC; 1997.h. 205-15.

16