SP PBL 8 Teofanus
Transcript of SP PBL 8 Teofanus
Struktur Pembuluh Darah dan Fungsi dari Darah
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 06, Tanjung Duren, Jakarta Barat 11510
Abstrak:Darah merupakan zat yang sering didengar oleh semua orang. Melalui darah, tubuh kita akan
mendapatkan sari makanan dan oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Jika seseorang kekurangan
darah, maka dapat mengakibatkan seseorang terserbut lemas. Darah merupakan sistem yang sangat
dalam penunjang kehidupan manusia. Darah yang mengalir pada manusia terdapat dalam satu sistem
yang disebut dengan sistem sirkulasi darah. Sistem sirkulasi darah pada manusia ada yang dari paru
ke jantung dan jantung ke seluruh tubuh. Sirkulasi darah yang beredar dari jantung seluruh tubuh
dibagi menjadi dua bagian yaitu sirkulasi daerah superior dan inferior. Sistem sirkulasi ini dapat
dilihat secara makroskopis dan secara mikroskopis. Sirkulasi darah pada manusia mempunyai sistem
yang disebut dengan sistem sirkulasi, dan disetiapnya terdapa reaksi metabolisme darah atau
metabolisme hemoglobin karena darah manusia mengandung zat kimia yang di sebut heme. Pada saat
terjadi lebam atau luka di kulit maka ada mekanisme yang mempertahankannya disebut hemostasis.
Pada pembekuan darah akan didapatkan banyak sekali faktor-faktor yang baik itu berupa protein
ataupun senyawa lain yang berperan di dalam reaksi tersebut.
Kata kunci : darah, sirkulasi darah, metabolisme hemoglobin.
Abstract:Blood is a substance that is often heard by everyone. Through blood, your body will obtain
nutrients and oxygen for survival. If a person is deprived of blood, it can lead to someone terserbut
limp. Blood is the very system in supporting human life. Blood flow in humans contained in a system
called the blood circulation system. Blood circulation system in humans there are from the lungs to
the heart and the heart to the rest of the body. Circulating blood circulation from the heart throughout
the body is divided into two parts, namely the circulation of the superior and inferior regions. The
circulatory system can be seen macroscopically and microscopically. The blood circulation in humans
has a system called the circulatory system, and there exist disetiapnya metabolic reactions of heme
metabolism of blood or human blood contains chemicals called heme. In the event of bruises or cuts
in the skin then there are mechanisms that defend called hemostasis. In blood clots will get a lot of
factors
Keywords: blood, blood circulation, metabolism of hemoglobin.
Pendahuluan
Peredaran darah pada manusia dilakukan oleh sel darah dan melalui pembuluh darah.
Oleh karena itu disebut peredaran darah tertutup. Peredaran darah berlangsung secara
sistemik (disebut juga peredaran darah besar) dan pulmonal (peredaran darah kecil). Alat-alat
peredaran darah pada manusia terdiri atas darah, pembuluh darah dan jantung. Ketiganya
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sistem transportasi pada manusia ada dua yaitu
peredaran darah dan peredaran limfe (getah bening).
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-
paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena
pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta.
Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut
pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava
superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-
obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang
sebagai air seni.
Pembahasan
Makroskopis Pembuluh Darah
Macam-macam pembuluh darah:¹
1. Arteri (pembuluh darah nadi), yaitu pembuluh darah yang membawa darah keluar dari
jantung.
2. Terdiri dari:¹
a. Arteri pulmonalis; merupakan pembuluh nadi yang membawa darah menuju paru-
paru.
b. Aorta; merupakan pembuluh darah besar yang membawa darah menuju seluruh tubuh.
3. Vena (pembuluh darah balik), yaitu pembuluh darah yang membawa darah menuju ke
jantung.¹
a. Vena Pulmonalis yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari paru-paru menuju
ke jantung
b. Vena cava inferior adalah pembuluh darah yang membawa darah dari bagian bawah
tubuh menuju jantung.
c. Vena cava superior yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atas
tubuh menuju ke jantung
4. Pembuluh darah kapiler: Pembuluh darah halus, yang langsung berhubungan dengan
jaringan tubuh. Pada pembuluh darah kapiler terdapat hubungan antara pembuluh darah
arteri dengan pembuluh darah vena. Pembuluh darah kapiler tersusun atas satu lapis sel
pipih satu lapisan. Semua jaringan tubuh berhubungan langsung dengan kapiler darah,
sehingga proses pertukaran menjadi lebih efisien. Pertukaran material dalam pembuluh
darah kapiler ke sel terjadi melalui mekanisme difusi, dan sistem transport aktif. Aliran
darah dalam kapiler lebih lambat sehingga memungkinkan proses pertukaran menjadi
lebih efektif.¹
a. Venule : Pembuluh darah kapiler dari vena
b. Arteriole : Pembuluh darah kapiler dari arteri.
Jantung
Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan berbentuk
kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju pemiliknya. Ukuran jantung itu sendiri
kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8 - 9 cm. Berat jantung pada laki-laki 280 – 350 g dan
pada perempuan 230 – 280 g. Jantung bersandar pada diapharagma di antara bagian inferior
kedua paru dan di bungkus oleh membran khusus yang di sebut pericardium. Pericardium
merupakan kantung serofibrosa, berbentuk conus, berisi jantung dan pangkal pembuluh darah
besar. Terletak pada mediastinum, di posterior corpus sterni dan cartilago costalis II-IV, di
anterior vertebra thoracalis V – VIII.2
Dinding jantung terdiri dari 3 lapis, yaitu yang pertama epicardium, merupakan lapis
terluar dinding jantung. Lapisan dalam epicardium di sebut membrane serosa ( pericardium
viserale ), merupakan selapis sel squamosa yang bersandar pada lamina propria jaringan ikat
halus. Diantara membrane serosa dengan myocardium terdapat jaringan ikat fibrosaelastis.
Jaringan ikat ini bercampur dengan jaringan lemak yang mengisi cela dan sulcus sehingga
permukaan jantung tampak halus. Pembuluh darah besar dan saraf terdapat di lapisan ini.
Lapisan kedua myocardium, merupakan lapis tenggah dinding jantung. Myocardium
tersususn dari beberapa lapis otot jantung. Dan yang terakhir endocardium, merupakan lapis
terdalam dinding jantung. Endocardium merupakan lapisan sel squamosa endothelial dan
melanjut pada endothel pembuluh darah yang melapisi permukaan dalam rongga jantung.1,3
Jantung mempunyai 4 ruang yaitu, atrium dextra dan sinistra dan ventrikel dextra dan
sinistra. Atrium Dextrum ini agak besar dan dindingnya mempunyai tebal kurang lebih 2 mm.
terdiri dari 2 bagian yaitu atrium propria ( ruang atrium dextrum yang sebenarnya) dan
auricula dextra. Atrium Propria ( sinus venarum cavarum ) merupakan ruang di antara dua
vena cava dan ostium atrioventricularis, di mana dindingnya menjadi satu dengan dinding
vena cava dan permukaaan inferiornya halus. Auricula Dextra, merupakan kantung di antara
vena cava superior dan ventriculuc dexter. Batas antara auricular dengan atrium dari luar di
tandai oleh sulcus terminalis yang berhubungan dengan bangunan rigi di sebelah dalamnya
yang di sebut crista terminalis. Permukaan dalam auricular terdiri superior sususnan otot
seperti mata sisir di sebut mm. pectinati. Di bagian dalam atrium dextrum dapat di jumpai
beberapa lubang. Pertama, Ostium V. cava superior bermuara pada bagian superior posterior
dari sinus venarum, lubangnya menghadap ke inferior dan anterior sehingga darah tidak akan
langsung menuju ke ostium atriovenricularis dextra. Ostium ini tidak mempunyai valvula.
Kedua, Ostium V. Cava inferior bermuara pada bagian inferior sinus venarum dekat septum
interatriorum. Ostium ini lebih besar dari yang superior, dan menghadap ke superior
posterior, yang berfungsi mengarahkan darah dari fossa ovalis ( pada sisrkulasi darah janin).
Ostium inii mempunyai valvula yang di sebut valvula V. cava inferior = valvula eustachii.
Ketiga, Sinus coronaries bermuara pada atrium dextrum di antara V. cava inferior dan
foramen atrioventricularis dextra. Sinus ini berfungsi mengembalikan darah dari substantia
otot jantung. Memepunyai katup yang di sebut valvula sinus coronaries = valvula thebessi.
Keempat, Foramina venarum minimarum merupakan muara dari Vv . cordis minimae = Vv .
thebessi yang langsung bermuara ke dalam atrium dextrum. Satu lubang muara besar
biasanya dapat di lihat pada dinding septum.
Ventriculus Dexter menempati sebagian besar dari facies ventralis ( sternocostalis). Batas-
batas ventriculus dexter pada bagian dextra adalah sulcus coronaries, bagian sinistra adalah
sulcus longitudinalis anterior bagian superior adalah conus arteriosus dengan truncus
pulmonalis bagian inferior membentuk margo acutus. Di bagian dalam ventricularis dexter
dapat di jumpai beberapa lubang yaitu: Ostium atrioventricularis dextra dan ostium truncus
pulmonali. Ostium atrioventricularis merupakan aperture berbentuk oval dan di kelilingi oleh
cincin fibrosa yang kuat dan padanya melekat valvula tricuspidalis. Valvula triscuspidalis =
valvula antrioventricularis dextra mengelilingi ostium dengan lembaran tipis seperti daun
yang mengarah ke ventricle. Valvula terdiri dari 3 daun yang di sebut kubis. Ostium truncus
pulmonalis merupakan lubang yang terdapat di puncak conus arteriosus. Ostium ini terletak
di sebelah superior dan sinistra dari ostium atrioventricularis dextra dan menutupi septum
interventricularis. Pda ostium ini terdapat valvula pulmonalis yang terdiri dari 3 cupis
semilunaris yang di bentuk oleh duplicatuut endokardium dan di perkuat oleh jaringan ikat
fibrosa. Cuspis melekat pada dinding pembuluh darah dan mempunyai tepi yang bebas dan
cekung. Di posterior cuspis terdapat ruang sepertikantung di sebut sinus, dan tempat
perlekatan antara cuspis di sebut cimmisssura.
Atrium Sinistrum membentuk basis dan facies dorso superior jantung. Di sebelah dorsal
superior antara atrium dextrum dan sinistra tidak jelas. Sedang di sebelah ventral superior ini
di lewati oleh aorta dan truncus pulmonalis. Atrium sinistrum terdiri dari 2 bagian yaitu :
atrium proprium dan auricular. Atrium proprium ( cavum principalis ), terdapat muara 4 Vv .
pulmonalis ini tidak mempunyai katup. Umumnya vv. Pulmonalis bermuara pada 1 lubang.
Ostium atrioventricularis sinistra ukurannya lebih kecil di bandingkan yang dextra dan di
lekati oleh valvula mitralis. Permukaan bagian dalam atrium proprium adalah halus. Pada
septum interatriorum terdapat cekungan yang tepinya di batasi oleh peninggian yang
mengelilingi valvula foramen ovalis sisa dari septum primum yang bersatu menutupi lubang
foramen ovale pada waktu lahir. Auricula sinistra, berbentuk panjang, sempit dan lebih
melengkung di banding yang dextra. Permukaan dalam auricula sinistra juga terdapat rigi
muscular yang di sebut Mm. pectinati.
Ventriculus Sinister ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh facies
diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. Pada permukaan dalam ventriculus
sinister di jumpai 2 lubang, yaitu ostium atrioventricularis sinistra dan ostium aorticum.
Ostium atrioventricularis sinistra melekat valvula bicuspidali = valvula mitralis yang terdiri
dari dua cuspis dengan ukuran yang tidak sama besar. Ostium ini memeiliki 2 mm. papillares
yaitu m. papillaris anterior melekat pada dinding ventral jantung, dan m. papillaris posterior
melekat di sebelah dorsal. Ostium aortaicum merupakan lubang bulat di sebelah ventral dan
dextra dari ostium atrioventricularis sinistra, mempunyai valvula semilunaris.1,3
Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah terjadi melalui satu lengkungan arteri dan vena yang kontinu serta
terbagi menjadi sirkuit pulmonal dan sistemik. Sirkuit pulmonal menghantarkan darah dari
jantung ke paru, di mana darah dioksigenasi dan kemudian dikembalikan ke jantung.
Sirkulasi sistemik, atau sistem vaskular perifer, meliputi arteri, arteriol, vena, venula, dan
kapiler, dimana sistem ini membawa darah dari jantung ke seluruh organ dan jaringan lain
dan kemudian membawa darah kembali ke jantung.4
Arteri
Arteri merupakan tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Aorta adalah arteri utama dalam tubuh. Aorta terdiri dari aorta thoracica di dalam dada dan
lanjutanya dan aorta abdominalis didalam abdomen. Aorta thoracica dimulai pada orificium
aorta ventrikel kiri. Terdiri dari tiga bagian; aorta ascendens yang panjangnya sekitar 5 cm
dan berjalan ke atas dan ke kanan, arcus aorta yang melengkung ke belakang dan k e kiri
melewati broncus kiri dan mencapai sisi kiri vertebrae thoracica IV, aorta descendens yang
berjalan ke bawah pada bagian belakang toraks, di antara jantung dan columna vertebralis
pars thoracica; berjalan memlalui hiatus aortius diafragma dan menjadi aorta abdominalis.
Aorta abdominalis dimulai pada hiatus aorticus dan berjalan ke bawah pada bagian depan
columna vertebralis pars lumbalis berakhir di bagian depan corpus vertebrae lumbalis IV
dengan membagi menjadi arteria iliaca communis dextra dan sinistra.5
Jantung memompa darah baru yang telah teroksigenasi melalui arteri, arteriol, dan
bantalan kapiler menuju seluruh organ dan jaringan. Arteri tersusun atas otot polos yang tebal
dan serat elastis. Serat yang kontraktil dan elastis membantu menahan tekanan yang
dihasilkan saat jantung mendorong darah menuju sirkulasi sistemik. Arteri utama/mayor dari
sirkulasi sistemik meliputi aorta, karotis, subklavia dan iliaka. Aorta melengkung membentuk seperti busur di belakang jantung dan turun ke bawah
hingga pertengahan tubuh. Arteri lain merupakan cabang dari aorta dan mengalirkan darah
menuju kepala, leher dan organ-oragan utama di dalam abdomen. Arteri karotis bergerak naik
di dalam leher dan mengalirkan darah ke organ di dalam kepala dan leher, termasuk otak.
Arteri subklavia mengalirkan darah menuju lengan, dinding dada, bahu, punggung, dan
sistem saraf pusat. Arteri iliaka mengalirkan darah menuju pelvis dan kaki.4
Arteri-arteri di Kaki
Setelah melewati daerah pelvis, arteri iliaka selanjutnya menjadi arteri femoralis, yang
bergerak turun di sebelah anterior paha. Arteri femoralis mengalirkan darah ke kulit dan otot
paha dalam. Pada bagian bawah paha, arteri femoralis menyilang di posterior dan menjadi
arteri poplitea. Di bawah lutut, arteri poplitea terbagi menjadi arteri tibialis anterior dan
tibialis posterior. Arteri tibialis bergerak turun di sebelah depan dari kaki bagian bawah
menuju bagian dorsal/punggung telapak kaki dan menjadi arteri dorsalis pedis. Arteri tibialis
posterior bergerak turun menyusuri betis dari kaki bagian bawah dan bercabang menjadi
arteri plantaris di dalam telapak kaki bagian bawah.4
Vena
Setelah dihantarkan melalui sistem vaskular arteri dan menuju jaringan tubuh
danmorgan, darah “dikosongkan” menuju jaringan vena yang tersusun menyebar yang dan
pada akhirnya mengembalikan darah ke atrium kanan jantung. Sistem vena berjalan
berdampingan dengan sistem arteri dan memiliki nama yang sama; walaupun terdapat
perbedaan mayor antara sistem arteri dan sistem vena di leher dan ekstremitas. Arteri di
daerah ini terletak dalam di bawah kulit dan terlindung oleh tulang dan jaringan lunak.4
Sebaliknya, dua set vena perifer biasanya ditemukan di leher dan ekstremitas: satu
superfisial dan satu lagi terletak lebih dalam. Vena superficial terletak dekat dengan
permukaan kulit, mudah untuk dilihat, dan membantun untuk mengatur suhu tubuh. Saat suhu
tubuh, menjadi rendah, aliran darah arteri menjadi berkurang, dan vena vena superfisial
dilewati. Sebaliknya, saat tubuh menjadi kelebihan panas, aliran darah ke kulit meningkat,
dan vena superfisialis berdilatasi.4
Vena-vena mayor dari sirkulasi sistemik meliputi vena kava superior, vena kava
inferior, dan vena jugularis. Vena kava superior menerima darah dari jaringan dan organ
dikepala, leher, dada, bahu, dan ekstremitas atas. Vena kava inferior mengumpulkan darah
dari sebagian besar organ yang terletak di bawah diafragma. Darah vena dari kepala dan
wajah dialirkan menuju vena jugularis, yang terletak di dalam leher.4
Vena-vena di Kaki
Darah yang meninggalkan kapiler-kapiler di setiap jari kaki bergabung membentuk
jaringan vena plantaris. Jaringan plantar mengalirkan darah menuju vena dalam kaki (yaitu
vena tibialis anterior, tibialis posterior, poplitea, dan femoralis). Vena safena magna dan
safena parva superfisial mengalirkan darah di telapak kaki dari arkus vena dorsalis menuju
vena poplitea dan femoralis.4
Mikroskopis Pembuluh Darah
Arteri
Tiga kategori utama ateri adalah arteri elatis, arteri muskular dan arteri kecil.
Diameter arteri secara berangsung mengecil setiap kali bercang sampai pembuluh terkecil,
yaitu kapiler.6
Pembuluh paling besar adalah arteri elastis, diantaranya trunkus pulmonal dan aorta
serta cabang-cabangnya. Arteri elatin ini bercabang menjadi arteri muskular yang merupakan
pembuluh yang paling banyak di tubuh. Arteri muskular terdiri dari otot polos pada
dindingnya. Adapun cabang terkecil arteri yaitu arteriol. Dinding arteri mempunyai tiga
lapisan tunika kosentris, yaitu:6
1. Tunika intima yang teridiri dari endotel dan jaringan ikat subendotel pada bawahnya
2. Tunika media, terdiri dari atas serat-serat jaringan ikat
3. Tunika adventisia, terdiri atas serat-serat jaringan ikat.
Arteri muskular berukuran sedang juga memiliki sebuah pita berombak tipis dari serat
elasin yang disebut lamina elastika interna yang bersebelahan dengan tunika intima. Tunika
interna ini merupakan batas antara tunika intima dan tunika media. Sedangkan pita yang
terdiri dari serat-serat elastin yang berombak terdapat pada perifer tunika media, disebut
sebagai lamina elastika eksterna.6
Arteri besar
Mempunyai tipe elastis berfungsi sebagai penyalur darah, meredamkan tekanan yang
disebabkansistol jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus doisebut conducting
ateries. Diameter arteri besar yaitu kurang dari 1cm.6
Arteri sedang
Tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas terutama interna. Mempunyai fungsi
untuk membagi darah ke organ yang membutuhkan.6
Arteri kecil
Disebut dengan arteriol. Mempunyai fungsi mendistribusikan darah ke jaringan
organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah kedalam kapiler. Dan terdapat tunika elastika
interna pada arteriol besar dan tidak ada pada arteriol kecil. Tunika elastika ekterna tidak
ada.6
Arteri kecil mempunyai satu sampai dua lapis otot polos pada tunika media. Pada
tunika adventisia tipis dan kurang berkembang. Arteriol merupakan kunci yang mengontrol
jumlah aliran darah.6
Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah terkecil. Terdapat tiga jenis kapiler yaitu kapiler
kontinu, kapiler bertingkap dan sinusoid.6
1. Kapiler kontinu, ditemukan pada kebanyak organ dan jaringan. Pada kapiler ini, sel-
sel endotel saling menyambung membentuk lapisan yang utuh.
2. Kapiler bertingkap, memiliki lubang-lubang bulat atau fenestra (pori) pada sitoplasma
sel endotel. Kapiler bertingkap demikian ditemukan dalam organ endokrin, usus
halusm dan glomeruli ginjal
3. Sinusoid adalah pembuluh darah yang berjalan berkelok-kelok, tidak teratur dengan
diameter yang jauh lebih besar dari kapiler lain. Sinusoid ditemukan didalam hati,
limpa, dan sumsum tulang belakang.
Vena
Kapiler berangsur-angsur membentuk venul yang lebih besar, venul umumnya
menyertai arteriol. Darah balik mula-mula mengalir dalam venul pasca kapiler, kemudia ke
dalam vena yang makin membesar. Dibangdingkan dengan arteri, vena lebih banyak,
bedinding lebih tipis, berdiameter lebih besar dan struktur bervariasi lebih besar.6
Dinding vena terdiri atas tiga lapisan, namun lapisan ototnya jauh lebih tipis. Tunika
intima pada vena besar terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel. Tunika media
tipisdan tunika adventisia adalah lapisan yang paling tebal dindingnya.³
Vena besar
Vena besar mempunyai adventisia muskularnya tebal dengan serat-serat otot polosnya
tersusun memanjang. Pada dindingnya mempunyai ciri khas yaitu:6
Serat-serat otot polos tersusun dalam berkas dan terdapat jaringan ikat tunika
adventisia
Vaso vaserum terletak diantara jaringan ikat
Tunika media adalah lapisan yang lebih tipis, terdiri atas serat-serta otot polos
melingkar dan sedikit jaringan ikat yang lebih longgar.
Lamina elastika yang tidak jelas
Endotel dengan sedikit jaringan penyokong.
Vena sedang
Tunika intima: selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya
Tunika media: jauh lebih tipis dari pada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol
daripada serat otot polos.
Tunika adventisia: lebih tebal daripada tunika medianya jaringan ikat dan beberapa
otot polos.6
Vena kecil
Diameter venula makin lama makin besar menjadi vena kecil
Sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah banyak
mengelilingi endotel.6
Vena sedang
Tunika intima: selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya
Tunika media: jauh lebih tipis dari pada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol
daripada serat otot polos.
Tunika adventisia: lebih tebal daripada tunika medianya jaringan ikat dan beberapa
otot polos.6
Vasa Vasorum
Terletak di dalam adventisia. Dinding arteri dan vena yang lebih besar terlalu tebal
untuk menerima nutrien langsung melalui difusi dari lumennya. Pembuluh darahnya
beranama vasa vasorum (pembuluh darah pada pembuluh darah).6
Sistem Vaskular Limfe
Sistem limfatik terdiri atas kapiler limfe dan pembuluh limfe. Pembuluh ini
menampung kelibihan cairan intersrtial (limf), menyalurkannya melalui limfonodus untuk
disaring dan mengembalikannya ke dalam sistem vaskular darah melalui pembuluh limf yang
paling besar. Endotelnya sangat tipis agar lebih permiabel. Pergerakan limf didalam
pembuluh mirip dengan pergerakan darah, tetapi pembuluh limf mengandung lebih banyak
katup.6
Darah
Darah adalah jaringan cairan yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah
caian yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsure-unsur padat, yaitu sel darah.
Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu per dua belas berat badan atau
kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persen adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri dari atas
sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit,
leukosit dan trombosit.7,5
Kandungan yang terdapat dalam darah terdiri dari:
Air : 91%
Protein : 8% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium, dan zat besi).
Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asam amino).
Plasma Darah
Plasma darah merupakan cairan darah berwarna jernih kekuningan atas 90% air dan
sisanya zat-zat yang terlarut di dalam air. Zat-zat yang terlarut di dalam air tersebut antara
lain sari-sari makanan (glukosa, asam lemak, gliserol, asam amino) dan garam-garam
mineral; enzim, hormon, dan antibodi; sisa-sisa metabolisme: urea dan asam urat; gas yang
terlarut di dalam plasma darah: oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen; protein yang terlarut
dalam darah (protein darah), misalnya globulin, albumin, dan fibrinogen serta terdapat
protrombin sebagai prekursor trombin. Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari-sari
makanan dari sisa-sisa metabolisme; berperan dalam pembekuan darah (dilakukan oleh
fibrinogen) dan melawan benda/zat asing yang masuk ke dalam darah. Fungsi khusus protein
plasma adalah mempertahankan tekanan osmotic plasma yang dibutuhkan untuk
pembentukan dan absorpsi cairan jaringan, dengan bergabungnya bersama asam dan alkali
protein berkerja sebagai dapar dalam mempertahankan pH normal tubuh, fibrinogen dan
protrombin dibutuhkan untuk pembekuan darah, immunoglobulin penting dalam pertahanan
tubuh terhadap infeksi.8,5
Eritrosit
Eritrosit (sel darah merah) merupakan bagian utama sel-sel darah. Ciri-ciri eritrosit
antara lain, berbentuk bundar, pipih, bikonkaf (cekung), dan tidak mempunyai inti sel.
Bikonkavitas memungkingkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel dengan cepat, dengan
adanya jarak yang pendek antara membrane dan isi sel. Sel darah merah tidak memilliki
nucleus. Eritrosit terdiri dari membrane luat, hemoglobin yang merupakan protein yang
mengandung besi dan karbonik anhidrase yang merupakan enzim yang terlibat dalam
transport karbon dioksida. Eritrosit dibentuk di dalam sumsum tulang merah (pada bayi
dibentuk di dalam hati). Eritrosit berumur 120 hari. Eritrosit yang sudah tua dan rusak akan
dirombak di dalam hati dan limpa oleh sistem retikulo endotelial. Globin dari hemoglobin
dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan
zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk digunakan dalam pembentukan sel
darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (pigmen kuning) yang
akan bersirkulasi di dalam plasma dan dibuang oleh sel-sel hati ketika daraha bersirkulasi
melalui organ tersebut, bilirubin disekresikan dalam empedu dan biliverdin (pigmen
kehijauan) yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka
memar. Bila terjadi perdarahan maka sel merah dengan hemoglobinnya sebagai pembawa
oksigen hilang. Pada perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu beberapa minggu
berikutnya. Tetapi bila kadar hemoglobin turun sampai 40$ atau dibawahnya maka
diperlukan transfusi darah.Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin (Hb).
Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi heme dan globin. Hb
mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida. Fungsi eritrosit adalah
mengangkut oksigen dari paru-paru (alveoli) ke seluruh tubuh dan mengangkut karbon
dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.9,5
Leukosit
Ciri-ciri leukosit (sel darah putih) antara lain berasal dari stem cell, berbentuk tidak
tetap, berukuran lebih besar daripada eritrosit, mempunyai inti sel berbentuk bulat atau
cekung, tidak berwarna, dapat melakukan gerak ameboid (bergerak seperti amoeba), dan
dapat melakukan diapedesis (menembus dinding pembuluh darah). Umur leukosit 6-9 hari.
Jika sudah mati, leukosit diserap oleh hati. Leukosit dapat melawan kuman dengan cara
memakannya (fagositosis). Jumlah leukosit dapat naik atau turun, bergantung pada ada atau
tidaknya infeksi kuman-kuman tertentu. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu leukosit agranulosit dan leukosit granulosit. Leukosit agranulosit mempunyai
sitoplasma tidak bergranula (tidak mempunyai butir-butir), terdiri atas limfosit dan monosit.
Leukosit granulosit mempunyai sitoplasma bergranula, terdiri atas neutrofil, basofil, dan
eosinofil. Ciri-ciri masing-masing leukosit sebagai berikut:
1. Limfosit: inti sel satu, berfungsi untuk imunitas (kekebalan), dan tidak dapat bergerak.
2. Monosit: inti satu berukuran besar, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
3. Neutrofil: granula berwarna merah kebiruan, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
4. Basofil: granula berwarna biru, bersifat fagosit dan dapat bergerak.
5. Eosinofil: granula berwarna merah, bersifat fagosit, dan dapat bergerak.
Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Limfosit melindungi tubuh dengan cara
membentuk antibodi, sedangkan leukosit yang lain melindungi tubuh dengan cara memakan
kuman yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit agranulosit dibentuk di dalam kelenjar limfa,
sedangkan leukosit granulosit dibentuk oleh jaringan retikulo endotelium di dalam sumsum
tulang.8
Trombosit
Trombosit (sel darah beku/keping darah) memiliki ciri-ciri antara lain berbentuk tidak
teratur, berukuran lebih kecil dari leukosit dan eritrosit, tidak berinti, dan rapuh (mudah
pecah), berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks. Trombosit dibentuk dari fagmentasi
(pecahan) megakariosit (sebuah sel dengan inti sangat besar). Umur trombosit sekitar 10 hari.
Trombosit yang mati akan dihancurkan oleh limpa. Sekitar 30-40% terkonsentrasi di dalam
limpa; sisanya bersirkulasi di dalam darah, di dekat endotel (bagian terdalam lapisan
pembuluh darah). Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah. Karena sifatnya yang
rapuh, trombosit akan pecah dan mengeluarkan faktor antihemofili berupa enzim
trombokinase (tromboplastin) ketika pembuluh darah terluka. Dengan bantuan ion kalsium,
dan vitamin K, trombokinase akan mengubah protombrin di dalam plasma darah menjadi
trombin. Kemudian, trombin akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin.
Benang-benang fibrin inilah yang akan menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.10
Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Molekul hemoglobin terdiri
dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom
besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun
yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel
sabit dan talasemia.Molekul hemoglobin manusia terbina daripada empat
subunit protein berbentuk globul. Oleh sebab satu subunit dapat membawa satu molekul
oksigen, maka secara efektifnya setiap molekul hemoglobin dapat membawa empat molekul
oksigen. Setiap subunit pula terdiri daripada satu rantai polipeptida yang mengikat kuat
sebuah molekul lain, dipanggil heme.Struktur heme terdiri daripada satu molekul bukan
protein berbentuk cincin yang dinamai porfirin, dan satu atom besi (Fe) yang terletak di
tengah-tengah molekul porphyrin tadi.11 Di sinilah oksigen akan diikat semasa darah melalui
paru. Sintesis heme dilakukan dengan penggabungan besi (Fe2+) ke dalam protoporfirin heme,
dikatalisis oleh enzim heme sintetase/ferokelatase dan hanya terjadi di mitokondria.
Hemoglobin memiliki afinitas untuk oksigen. Satu gram hemoglobin akan bergabung
dengan 1,34 ml oksigen. Orang normal memiliki 14,5 g hemoglobin dalam setiap 100 ml
darah. Dengan demikian, setiap 1100 ml darah membawa 20 ml oksigen. Ketika darah
melewati kapiler paru, oksigen diambil dari udara dalam alveolus ke dalam eritrosit. Ketika
darah melewati kapiler jaringan yang membutuhkan oksigen, oksihemoglobin melepaskan
oksigen. Oksihemoglobin adalah hemoglobin yang berkombinasi dengan oksigen dan
berwarna merah terang. Hemoglobin yang tereduksi adalah hemoglobin tanpa oksigen dan
berwarna biru gelap, hampir hitam. Sebagian karbondioksida diangkut oleh eritrosit yang
diangkut di dalam plasma. Karbon dioksida juga dapat berikatan dengan hemoglobin. Proses
pengambilan ini dipercepat oleh enzim karbonik anhidrase yang ada di dalam eritrosit.
Hemoglobin juga merupakan bagian dari sistem dapat yang mengontrol pH tubuh.5
Anemia
Anemia terjadi bila tidak cukup hemoglobin untuk membawa oksigen dalam jumlah
yang cukup untuk sel-sel tubuh. Penyebab anemia adalah; pertama kehilangan darah yang
diakibatkan oleh perdarahan, menstruasi, kedua gangguan pembentukan eritrosit yang dibagi
lagi menjadi; pertama anemia aplastik akibat kegagalan aktivitas sumsum tulang merah,
jumlah produksi eritrosit tidak mencukupi, yang kedua anemia defisiensi yang merupakan
hasil dari kekurangan zat-zat yang dibutuhkan untuk pembentukan eritrosit. Kekurangan ini
dapat merupakan salah satu dari zat besi, vitamin B12, asam folat, yang ketiga adalah
peningkatan kecepatan destriksi sel eritrosit yang terjadi pada malaria (akibat parasit malaria
yang mengincasi sel eritrosit), pada keracunan timbal, adanya hemoglobin abnormal, sebagai
akibat kerja beberapa obat, sebagai defek metabolik yang diturunkan.5
Hemostasis
Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau
robeknya pembuluh darah, sedangkan trombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi
pembuluh darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan
melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan
pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada
pembuluh darah yang cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu.11
Kemudian hemostasis dan trombosis memiliki 3 fase yang sama:
1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit
akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin
yang terbentuk dalam kaskade peristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh
ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah
bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi
terbentuk sumbat hemostatik ataupun trombos.
2. Pembentukan jaring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat
hemostatik atau trombos yang lebih stabil.
3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin di dalam
pembuluh darah yang tidak rusak mengandung heparin, subtansi ini berguna untuk mencegah
terjadinya trombin dari protrombin sehingga disebut anti trombin.
Heparin ini dapat menetralisir beberapa trombin yang terbentuk secara kebetulan.
Ketika pembuluh darah pecah atau terluka, trombosit dan jaringan yang rusak membebaskan
trombokinase. Trombokinase ini merupakan bahan kimia yang menetralisir heparin. Pada
penderita haemofilia,pembekuan berlangsung sangat lamban karena kekurangan
trombokinase atau yang memilikisedikit trombosit. Proses penggumpalan darah sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik (fibrinogen, protrombin, proconvertin dll) dan
ekstrinsik darah (tromboplastin jaringan, tromboplastin pembuluh, luka, permukaan
kasar/halus,suhu lingkungan, pengenceran, dan bahan antikoagulas dll.) Permukaan
kasar,suhu lungkungan panas, dan pengadukan mempercepat penggumpalan, sedangkan permukaan halus,
suhu lingkungan dingin, dan pengenceran menghambat proses koagulasi.
Sementara itu antikoagulan seperti EDTA, heparin, natriumsitrat/oxalat akan
menghentikan proses koagulasi. Pembekuan darah disebut juga koagulasi darah. Faktor yang
diperlukan dalam penggumpalan darah adalah garam kalsium sel yang luka yang
membebaskan trompokinase, trombin dari protombin dan fibrin yang terbentuk dari
fibrinogen.11
Faktor Pembekuan Darah
Proses pembekuan darah merupakan rangkaian reaksi enzimatik yang melibatkan :
1. Protein plasma (Faktor pembekuan darah)
2. Fosfolipid
3. Ion Kalsium
Ada 13 faktor dalam pembekuan darah (dinyatakan dalam angka romawi), yakni:12
Faktor I : Fibrinogen
Faktor II : Protrombin
Faktor III : Tisue factor (Tromboplastin)
Faktor IV : Ion Kalsium
Faktor V : Proakselerin (Faktor Labil)
Faktor VI : Nomor Tidak Dipakai Lagi
Faktor VII : Prokonvertin (Stabile Factor)
Faktor VIII : Faktor Anti Hemofilik / Anti Hemofilik Factor (AHF)
Faktor IX : Christmas Faktor (Plasma Tromboplastin)
Faktor X : Stuart Faktor
Faktor XI : Antiseden Tromboplastin Plasma
Faktor XII : Hageman Faktor
Faktor XIII : Faktor Penstabilan Fibrin.
Proses Pembekuan Darah
Setelah trombosit meninggalkan pembuluh darah dan pecah, maka trombosit akan
mengeluarkan tromboplastin. Bersama-sama dengan ion Ca tromboplastin mengaktifkan
protrombin menjadi thrombin. Proses pembekuan darah melalui 3 tahap :
1. Suatu zat yang dinamakan aktivator protrombin terbentuk akibat robeknya pembuluh
darah atau rusaknya darah itu sendiri
2. Aktivator protrombin mengaktifkan perubahan protrombin menjadi thrombin
3. Trombin bekerja sebagai enzim yang mengubah fibrinogen menjadi benang benang fibrin yang
menyaring sel sel daah merah dan plasma untuk membentuk bekuan itu sendiri. Trombosit
yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan mengeluarkan enzim Trombokinase
(Tromboplastin).
Atau menurut sumber lain menjelaskan bahwa koagulasi dimulai dengan dua
mekanisme yang berbeda, yaitu proses aktifasi kontak dan kerja dari tissue factor. Aktifasi
kontak mengawali suatu rangkaian dari reaksi-reaksi yang melibatkan faktor XII, faktor XI,
faktor IX, faktor VIII, prekalikrein, High Molecular Weight Kininogen (HMWK), dan
platelet factor 3 (PF-3). Reaksi-reaksi ini berperan untuk pembentukan suatu enzim yang
mengaktifasi faktor X, dimana reaksi-reaksi tersebut dinamakan jalur instrinsik (intrinsic
pathway). Sedangkan koagulasi yang dimulai dengan tissue factor, dimana suatu interaksi
antara tissue factor ini dengan faktor VII, akan menghasilkan suatu enzim yang juga
mengaktifasi faktor X. Ini dinamakan jalur ekstrinsik (extrinsic pathway). Langkah
selanjutnya dalam proses koagulasi melibatkan faktor X dan V, PF-3, protrombin, dan
fibrinogen. Reaksi-reaksi ini dinamakan jalur bersama ( common pathway).12
Jalur Pembentukan Enzim Aktifator Protrombin
Jalur intrinsik, yaitu semua zat yang terikat dengan pembekuan darah berasal dari darah. Jalur
ini memerlukan faktor IX, faktor X, faktor XI, dan faktor XII, selain itu juga memerlukan
prekalikrein dan HMWK, begitu juga ion kalsium dan fosfolipid yang disekresi dari
trombosit. Darah yang mengalami kontak dengan serat kolagen pembuluh darah yang kasar
secara bertahap akan mengaktifkan faktor XII, XI, dan IX. Selanjutnya faktor IX akan
mengaktifkan faktor X yang aktif bereaksi dengan faktor V, Ca2+ dan fosfolipid dari trombosit
untuk mengatur aktifator protrombin. Jalur intrinsik terjadi apabila prekalikrein, HMWK,
faktor XI dan faktor XII terpapar ke permukaan pembuluh darah adalah stimulus primer
untuk fase kontak. Kumpulan komponen-komponen fase kontak merubah prekallikrein
menjadi kallikrein, yang selanjutnya mengaktifasi faktor XII menjadi faktor XIIa. Faktor
XIIa kemudian dapat menghidrolisa prekallikrein lagi menjadi kallikrein, membentuk
kaskade yang saling mengaktifasi. Faktor XIIa juga mengaktifasi faktor XI menjadi faktor
XIa dan menyebabkan pelepasan bradikinin, suatu vasodilator yang poten dari HMWK.
Dengan adanya Ca2+, faktor XIa mengaktifasi faktor IX menjadi faktor IXa, dan faktor IXa
mengaktifasi faktor X menjadi faktor Xa.
Jalur ekstrinsik dengan menggunakan zat-zat yang bukan berasal dari darah. Jaringan dan
pembuluh yang rusak akan menghasilkan tromboplastin (faktor III suatu kompleks protein-
fosfolipid) yang secara langsung dapat mengubah faktor X menjadi faktor VII dan faktor V.
Jalur ekstrinsik lebih cepat dari jalur intrinsik . Jalur ekstrinsik dimulai pada tempat yang
trauma dalam respons terhadap pelepasan tissue factor (faktor III). Kaskade koagulasi
diaktifasi apabila tissue factor dieksresikan pada sel-sel yang rusak atau distimulasi ( sel-sel
vaskuler atau monosit), sehingga kontak dengan faktor VIIa sirkulasi dan membentuk
kompleks dengan adanya ion kalsium. Tissue factor adalah suatu kofaktor dalam aktifasi
faktor X yang dikatalisa faktor VIIa. Faktor VIIa, suatu residu gla yang mengandung serine
protease, memecah faktor X menjadi faktor Xa, identik dengan faktor IXa dari jalurinstrinsik.
Aktifasi faktor VII terjadi melalui kerja trombin atau faktor Xa.
Tissue factor banyak terdapat dalam jaringan termasuk adventitia pembuluh darah,
epidermis, mukosa usus dan respiratory, korteks serebral, miokardium dan glomerulus ginjal.
Aktifasi tissue factor juga dijumpai pada subendotelium. Sel-sel endotelium dan monosit juga
dapat menghasilkan dan mengekspresikan aktifitas tissue factor atas stimulasi dengan
interleukin-1 atau endotoksin, dimana menunjukan bahwa cytokine dapat mengatur ekspresi
tissue factor dan deposisi fibrin pada tempat inflamasi.
Kemampuan faktor Xa untuk mengaktifasi faktor VII menciptakan suatu hubungan
antara jalur instrinsik dan ekstrinsik. Selain itu hubungan dua jalur itu ada melalui
kemampuan dari tissue factor dan faktor VIIa untuk mengaktifasi faktor IX menjadi IXa. Hal
ini terbukti bahwa ada pasien-pasien dengan defisiensi faktor VII tetapi tidak defisiensi faktor
XI, terjadi penurunan kadar dari aktifasi faktor IX, sedangkan pasien-pasien dengan
defisiensi faktor VIII atau faktor IX, mempunyai kadar yang normal dari aktifasi faktor X dan
prothrombin. Dan pada infusion recombinant factor VIIa dengan dosis yang relatif kecil (10-
20 mg/kg BB) pada pasien-pasien dengan defisiensi faktor VII menghasilkan suatu
peningkatan yang besar pada konsentrasi aktifasi faktor X. Faktor IXa yang baru dibentuk itu
membentuk kompleks dengan faktor VIIIa dengan adanya kalsium dan fosfolipid membrane,
dan selanjutnya juga mengaktifasi faktor X menjadi Xa. Kompleks ini disebut “tenase“. Dan
ternyata bukti-bukti menunjukan bahwa jalur ekstrinsik berperan utama dalam memulai
pembekuan darah in vitro dan pembentukan fibrin.
Activated factor Xa adalah tempat dimana kaskade koagulasi jalur intrinsik dan
ekstrinsik bertemu. Faktor Xa berikatan dengan faktor Va (diaktifasi oleh trombin),yang
mana dengan kalsium dan fosfolipid disebut kompleks “prothrombinase“, yang secara cepat
merubah protrombin menjadi trombin.13
Simpulan
Wanita tersebut mengalami anemia yang mungkin diakibatkan oleh perdarahan yang
banyak sehingga banyak eritrosit dan hb yang sebagai pembawa oksigen hilang atau keluar
pada saat pendarahan itu.
Daftar Pustaka
1. Moore KL, Agur AM. Anatomi klinis dasar.Jakarta:Hipokrates;2002.h.54-67
2. Snell RS. Anatomi klinik.Ed.3.bag.3.Jakarta:EGC;2002.h.95-123
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:Penerbit buku kedokteran
EGC;2003.h.341-8
4. Rhonda M Jones. Sistem vaskuler perifer. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2009.h.174-6
5. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat.Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2003.h.110-62
6. Mexcory E. Histologi kardiovaskular. Jakarta:Universitas Kristen Krida Wacana;2010
7. Soeharto I. Penyakit jantung koroner dan serangan jantung.Jakarta:EGC; 2008.h. 125
8. Chapman, Hall. Buku ajar histology. Jakarta: EGC;2002. h. 361-3
9. John H. Kamus ringkas kedokteran Stedman. Jakarta:EGC; 2001.h. 90
10. Graber MA , Toth P.P , Herting R.B,JR .Buku saku dokter keluarga.Jakarta:EGC; 2006.h.254.
11. Poedjiadi,A . Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT.Gramedia;2004.h.175-
7
12. Poedjiadi A. Dasar-dasar biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta;2004.h.264-5
13. Laurance S. Fisiologi manusia.Jakarta:Exakta Ganeca;2009.h.253-4