PANGKREAS

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar endokrin mencakup kelenjar hipofisis (pituitaria), tiroid, paratiroid, adrenal, pulau langerhans, ovarium dan testis. Semua kelenjar ini mensekresikan produknya langsung ke dalam darah, berbeda dengan kelenjar eksokrin, mis. kelenjar keringat, yang menyekresikan produknya lewat saluran ke permukaan epitelial. Hipothalamus berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin. Zat-zat kimia yang disekresikan oleh kelenjar endokrin disebut Hormon. Hormon membantu fungsi organ agar bekerja secara terkoordinasi dengan sistem saraf. Sistem regulasi ganda ini, dimana kerja cepat sistem saraf diimbangi oleh kerja hormon yang lebih lambat, memungkinkan pengendalian berbagai fungsi tubuh secara tepat dan bereaksi terhadap berbagai perubahan di dalam dan di luar tubuh. Kelenjar endokrin tersusun dari sel-sel sekretorik yang terbagi dalam kelompok-kelompok kecil atau asinus. Meskipun terdapat duktus, kelenjar endokrin memiliki suplai darah yang kaya sehingga za-zat kimia yang diproduksinya dapat langsung memasuki aliran darah dengan cepat. (KMB Brunner & Suddarth, 2001). B. Tujuan 1

description

pan

Transcript of PANGKREAS

Page 1: PANGKREAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar endokrin mencakup kelenjar hipofisis (pituitaria), tiroid,

paratiroid, adrenal, pulau langerhans, ovarium dan testis. Semua kelenjar ini

mensekresikan produknya langsung ke dalam darah, berbeda dengan kelenjar

eksokrin, mis. kelenjar keringat, yang menyekresikan produknya lewat saluran ke

permukaan epitelial. Hipothalamus berfungsi sebagai penghubung antara sistem

saraf dan sistem endokrin.

Zat-zat kimia yang disekresikan oleh kelenjar endokrin disebut Hormon.

Hormon membantu fungsi organ agar bekerja secara terkoordinasi dengan sistem

saraf. Sistem regulasi ganda ini, dimana kerja cepat sistem saraf diimbangi oleh

kerja hormon yang lebih lambat, memungkinkan pengendalian berbagai fungsi

tubuh secara tepat dan bereaksi terhadap berbagai perubahan di dalam dan di luar

tubuh.

Kelenjar endokrin tersusun dari sel-sel sekretorik yang terbagi dalam

kelompok-kelompok kecil atau asinus. Meskipun terdapat duktus, kelenjar

endokrin memiliki suplai darah yang kaya sehingga za-zat kimia yang

diproduksinya dapat langsung memasuki aliran darah dengan cepat. (KMB

Brunner & Suddarth, 2001).

B. Tujuan

Tujuan Umum

Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan CA

pangkreas

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis penyakit CA pangkreas

Definisi, etiologi, phatofisiologi, penanganan, manifestasi, asuhan keperawatan

2. Untuk mengetahui konsep dasar pada klien dengan CA pangkreas, yang

meliputi pengObservasian, diagnosa keperawatan, dan intervensi

1

Page 2: PANGKREAS

3. Untuk mengetahui dan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien

dengan CA pangkreas, yang meliputi pengObservasian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementsi, dan evaluasi.

2

Page 3: PANGKREAS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A.    Konsep Dasar

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi

utama, yaitu: Menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting

seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat

dengan duodenum (Sylvia, 2006).

Kanker berawal dari kerusakan materi genetika atau DNA (Deoxyribo

Nuclead Acid). Satu sel saja yang mengalami kerusakan genetika sudah cukup

untuk menghasilkan suatu jaringan baru, sehingga kanker disebut juga penyakit

Seluler (Tjokronegoro, 2001).

Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan

pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya

penyakit tunggal (Doegoes, 2000).

Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang

melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan

Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak

lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia

50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55

tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).

B. Etiologi Kanker Pankreas

1. Faktor Resiko Eksogen

Merupakan Adenoma yang jinak dan Adenokarsinoma yang ganas yang berasal

dari sel parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor

resiko eksogen adalah makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol,

perokok, orang yang suka mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen.

2. Faktor Resiko Endogen

Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui

pembuluh darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan

3

Page 4: PANGKREAS

paru. Kanker di kaput pankreas lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran

empedu disebut Tumor akan masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi

perdarahan di duodenum. Kanker yang letaknya di korpus dan kaudal akan lebih

sering mengalami metastasis ke hati, bisa juga ke limpa. (Setyono, 2001).

C. Klasifikasi Kanker Pankreas

Tumor pankreas di klasifikasikan menjadi 4 yaitu:

1. Insulinoma

Tumor pankreas yang berasal dari sel beta yang mengeluarkan insulin. Sel beta

mengeluarkan insulin sebagai respons terhadap peningkatan glukosa darah,

Peningkatan hasil tindakan insulin untuk menurunkan glukosa darah kembali

normal.

2. Glukagonoma

Merupakan tumor yang menghasilkan hormon glukagon, yang akan menaikkan

kadar gula dalam darah dan menyebabkan ruam kulit yang khas. Glucagonoma

adalah tumor langka dari sel-sel alfa pankreas yang menyebabkan 1000 kali lipat

produksi berlebih dari hormon glukagon.

3. Somastatinoma

Somastatinoma adalah tumor dari sel-sel delta pankreas endokrin yang

menghasilkan Somatostatin.

4. Gastrinoma

Gastrinoma adalah tumor pankreas yang menghasilkan hormon gastrin dalam

jumlah yang sangat besar, yang akan merangsang lambung untuk mengeluarkan

asam dan enzim-enzimnya, sehingga terjadi ulkus peptikum.

Pembagian stadium kanker pancreas

Stadium I: tumor hanya berada di dalam pankreas, tingkat

kelangsungan hidup dalam 5 tahun sekitar 30%.

Stadium II: tumor menginvasi pada jaringan terdekat, seperti

dinding usus 12 jari, dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun

sekitar 10%.

Stadium III: telah ada penyebaran pada kelenjar getah bening,

dengan rata-rata tingkat kelangsungan hidup 8-12 bulan.

4

Page 5: PANGKREAS

Stadium IV : telah ada metastasis pada hati dan bagian lain, dengan

rata-rata tingkat kelangsungan hidup 3-6 bulan.

D. Patofisiologi Kanker Pankreas

Pada umumnya tumor meluas ke Retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi

dan melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di

jaringan lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut,

kanker kaput pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum,

hati dan kandung empedu.

Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,

peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput

pancreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi

kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi

duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma

yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis ke hati dan

ke limpa

E. Tanda dan Gejala Kanker Pankreas

Sejumlah tanda dan gejala kanker pankreas tak muncul dalam tahap awal. Tapi

setelah tumbuh dan menyebar, nyeri sering berkembang pada perut bagian bawah

dan kadang-kadang menyebar ke punggung. Rasa sakit bisa menjadi lebih buruk

setelah orang makan atau berbaring. Dan gejala lain yang mungkin muncul antara

lain:

1. Berat badan menurun drastis akibat kehilangan nafsu makan

2. Anoreksia dan kembung

3. Diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea)

4. Diabetes ( pada penderita ini disertai berat badan yang menurun drastis,

mual, serta kulit, mata, atau selaput lendir menguning.)

5. Warna urin lebih gelap, biasanya berwarna kehitaman menyerupai

warna tanah

6. Mengalami kelelahan berkepanjangan

7. Terjadi pembekuan darah

5

Page 6: PANGKREAS

8. Gangguan sistem pencernaan yang mengarah pada menurunnya

metabolisme tubuh

9. Depresi berkepanjangan

10. Gangguan pada organ hati atau liver

F. Komplikasi Kanker Pankreas

Komplikasi yang dapat terjadi adalah :

1. Masalah Metabolisme Glukosa

Tumor dapat mempengaruhi kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin

sehingga dapat mendorong permasalahan di metabolisme glukosa, termasuk

diabetes.

2. Ikterus atau Jaundice

Terkadang diikuti dengan rasa gatal yang hebat. Menguningnya kulit dan bagian

putih mata dapat terjadi jika tumor pankreas menyumbat saluran empedu, yaitu

semacam pipa tipis yang membawa empedu dari liver ke usus dua belas jari.

Warna kuning berasal dari kelebihan bilirubin. Asam empedu dapat menyebabkan

rasa gatal jika kelebihan bilirubin tersebut mengendap di kulit.

3. Nyeri

Tumor pankreas yang besar akan menekan lingkungan sekitar saraf, menimbulkan

rasa sakit di punggung atau perut yang terkadang bisa menjadi hebat

4. Metastasis.

Metastasis adalah komplikasi paling serius dari kanker atau tumor ganas pankreas.

Pankreas dikelilingi oleh sejumlah organ vital, termasuk juga perut, limpa kecil,

liver, paru-paru dan usus. Karena kanker pankreas jarang terdeteksi pada stadium

awal, kanker ini seringkali menyebar ke organ-organ tersebut atau ke dekat ujung

limpa.

G. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Pankreas

1. USG : USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker

pankreas. Yang ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif, dapat

multi-sumbu pengamatan permukaan, dan lebih jelas melihat struktur pancreas

dengan internal saluran empedu atau tanpa obstruksi dan lokasi obstruksi.

6

Page 7: PANGKREAS

Keterbatasan USG adalah bidang pandang kecil yang rentan terhadap perut, gas

usus, dan somatotip. Selain itu, USG juga bergantungan dengan pengalaman

dokter yang memeriksa dan peralatan yang digunakan, subjektivitas tertentu, jika

perlu, mengingat kombinasi dari pencitraan maka dapat ditambahkan dengan

pemeriksaan resonansi CT dan magnetik (MRI) serta tes laboratorium.

2. CT : CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas

dengan pemeriksaan noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis kanker

pankreas dan pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi secara luas, tetapi

diagnosis kualitatif tidak akurat, tidak kondusif untuk menampilkan hubungan

antara tumor dan struktur sekitarnya. CT dapat dengan akurat menentukan apakah

sudah ada metastasis pada hati dan kelenjar getah bening.

CT menjadi banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir bidang diagnosis

tumor dan sebagai sarana untuk menentukan langkah pengobatan, anda dapat

lebih akurat menilai sifat dan tingkat lesi stadium tumor ganas dan pilihan

pengobatan dengan nilai yang lebih tinggi.

3. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan resonansi magnetik

Kolangiopankreatografi (MRCP) : Bukan sebagai metode pilihan untuk diagnosis

kanker pankreas, tetapi ketika pasien alergi dengan kontras ketingkatkan CT maka

dapat dilakukan pemeriksaan scan MRI,tetapi tidak untuk mendeteksi tingkatan

stadiumnya. Selain itu, beberapa lesi sulit untuk dikarakterisasi, berdasarkan

pemeriksaan CT dapat digantikan dengan melakukan MRI, untuk melengkapi

kekurangan dari gambar CT. MRCP dilakukan untuk menentukan perbandingan

tanpa obstruksi bilier dan tempat obstruksi, penyebab obstruktif memiliki

keuntungan jelas, dan Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP),

empedu transhepatik saluran pencitraan alat invasif, dan lebih aman.

H.  Penatalaksanaan/Pengobatan Kanker Pankreas

Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika ingin mengangkat

tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah

yaitu Definitive (eksisi total lesi), Tidak dapat dilakukan karena pertumbuhan

7

Page 8: PANGKREAS

yang sudah begitu luas. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan

paliatif.

Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien

dapat diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU) . jika

pasien menjalani pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif

Radiation Theraphy) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada

jaringan tumor dengan cedera yang minimal pada jaringan lain serta dapat

mengurangi nyeri pada terapi radiasi tersebut.

8

Page 9: PANGKREAS

I. Pathway

9

Faktor eksogen Faktor endogen Faktor genetik

Kanker pankreas

Kanker kaput pankreas

Obstruksi duktus koledokus

Feses berwarna pekat dan urine berwarna gelap

Obstruksi aliran getah empedu

Nyeri akut

Mendesak dan menginfiltrasi duodenum

Kolestasis ekstrahepati

Peradangan duodenum

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 10: PANGKREAS

BAB III

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

1. Riwayat penyakit

Nyeri pada abdomen yag hebat khususnya pada epigastrium dan ikterus

B. Riwayat kesehatan dahulu.

Perokok, peminum alkohol, DM.

2. Pemeriksaan fisik.

1. B1

Sesak (bila sudah komplikasi ke efusi pleura).

2. B2

Hipotensi dan anemia (jika terjadi perdarahan).

3. B3

Tak ada Kelainan.

4. B4

Oliguri (pada dehidrasi), warna kuning jernih, BUN meningkat (GGA).

5. B5

Mual dan muntah, feses berbuih dan berbau busuk (steatore), penurunan

peristaltik, nyeri abdomen yang hebat, nyeri tekan pada abdomen disertai nyeri

pada punggung, nyeri khas pada midepigastrium (ulu hati), distensi abdomen.

6. B6

Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan umbilicus

7. Cairan/Makanan

Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan

pengawet). Anoreksia, mual/muntah, Intoleransi makanan Perubahan pada BB,

dan penurunan BB hebat.

Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, mis edema.

8. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan

sampai nyeri berat.

10

Page 11: PANGKREAS

9. Pernapasan

Gejala : Merokok (tembakau,dan hidup dengan seseorang yang merokok).

10. Keamanan

Gejala : Kontak langsung pada kimia toksik dan karsinogen.

d. Psikososial

1. Aktifitas/Istirahat

Gejala : Kelemahan atau keletihan, Perubahan pada pola istirahat & jam kebiasaan

tidur pada malam hari. Hal-hal yang mempengaruhi tidur, mis nyeri, ansietas,

berkeringat malam, serta Keterbatasan partisipasi dalam melakukan kegiatan

Pekerjaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.

2. Integritas Ego

Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi

stress, mis: merokok, minum alkohol

Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.

3. Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2005)

1. Nyeri akut b.d distensi abdomen

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d

anoreksia, mual, muntah

3. Intoleransi aktifitas b.d syok hipoglikemi

4. Gangguan integritas kulit b.d pruritus

4.Intervensi Keperawatan

1. Dx 1 : Nyeri akut b.d distensi abdomen

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan nyeri

berkurang /terkontrol dengan KH:

-nyeri berkurang

-TTV normal

TD : 120 / 80mmHg

N : 80 x/mnt

RR : 20 x / mnt

T : 36 ° C

11

Page 12: PANGKREAS

Intervensi:

1. Observasi skala nyeri dengan PQRST

R/Untuk mengetahui tingkat nyeri yang di rasakan

2. Observasi TTV pasien

R/ TTV mempengaruhi skala nyeri

3. Anjari teknik relaksasi

R/Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri

4. Kolaborasi pemberian analgetik

R/ Pemberian analgetik dapat mengurangi rasa nyeri

2. Dx 2 : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan

tubuh b.d anoreksia, mual, muntah. Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 3x24jam diharapkan nutrisi pasien terpenuhi dengan

KH:

–          Mual muntah berkurang

–          Nafsu makan kembali normal

–          BB dapat di pertahankan

Intervensi

1. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering

R/ Untuk meningkatkan selera makan pasien

2. Anjurkan oral hygiene 2 kali sehari

R/ Untuk mengurangi mual muntah

3. Obs. Berat badan & turgor kulit pasien

R/ Indikator fisiologi lanjut dari dehidrasi dan kurangnya nutrisi

3. Dx 3 : Intoleransi aktifitas b.d syok hipoglikemi

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3×24 diharapkan pasien dapat

beraktivitas dengan normal dengan KH:

– pasien tidak mengalami kelelahan

Intervensi

1. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas, catat peningkatan kelelahan

& perubahan TTV

12

Page 13: PANGKREAS

R/ Menetapkan kemampuan pasien beraktivitas

2. Dorong penggunaan manajement stress

R/ Menurunkan stres & rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat

3. Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat

R/ Melancarkan sirkulasi darah

4. Dx 4 : Gangguan integritas kulit b.d pruritus

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3×24 diharapkan Kulit kembali

normal dengan KH:

–           pasien tidak merasa gatal

Intervensi:

1. Observasi kulit setiap hari. Catat warna, torgor, sirkulasi dan sensasi

R/ Menetukan garis dasar dimana perubahan dapat dibandingkan dan melakukan

intervensi yang tepat.

2. Pertahankan hygiene

R/ Mempertahankan kebersihan kulit

3. Kolaborasi dalam pemberian obat – obatan topikal, antihistamin

R/ Untuk mengurangi rasa gatal

13

Page 14: PANGKREAS

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi

saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan

Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak

lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia

50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55

tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).

Kanker Pankreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,

peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput

pancreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi

kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi

duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma

yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis ke hati

danke limpa.

Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika ingin mengangkat

tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah

yaitu Definitive (eksisi total lesi), Tidak dapat dilakukan karena pertumbuhan

yang sudah begitu luas. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan

paliatif.

Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien

dapat diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU) . jika

pasien menjalani pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif

Radiation Theraphy) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada

jaringan tumor dengan cedera yang minimal pada jaringan lain serta dapat

mengurangi nyeri pada terapi radiasi tersebut.

2. Saran

Selayaknya seorang mahasiswa keperawatan dan seorang perawat dalam

setiap pemberian asuhan keperawatan termasuk dalam asuhan keperawatan cedera

14

Page 15: PANGKREAS

medulla spinalis menggunakan konsep yang sesuai dengan kebutuhan dasar

manusia yang bersifat holistic yang meliputi aspek biopsikospiritual dan semoga

makalah ini dapat digunakan sebagai titik acuh khalayak umum.

15

Page 16: PANGKREAS

DAFTAR PUSTAKA

NANDA, Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005/2006, NANDA

International, Philadelphia, 2005.

Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGCDoengoes. (2000). Rencana Asuhan

Keperawatan, Jakarta: EGC

Brunner & Suddarths. (2000) Textbook of Medical Nursing. 4th ed Philadelphia:

Lipponcot

http://dinkes.sumbarprov.go.id/berita-56-penyebab-dan-gejala-kanker-

pankreas-.html

http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/pancreatic-cancer-

diagnosis.html

16