Panduan Manual Itp b

9
TEKNIK DAN APLIKASI PANDUAN PENGOLAHAN MANUAL INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN (ITP) Oleh : Dasril* A. Pendahuluan Inventori tugas perkembangan (ITP) adalah instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat perkembangan individu. Penyusunan ITP dimaksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Namun dapat juga digunakan untuk mengetahuio tingkat perkembangan anak-anak pemuda [pada umumnya. ITP disusun dalam bentuk 4 buku angket ( buku-inventori). Masing-masing untuk memahami perkembangan siswa SD, SLTP, SLTA dan mahasiswa di perguruan tinggi. Inventori tugas perkembangan siswa SD dan SLTP terdiri dari 50 butir , sedangkan siswa SLTA dan mahasiswa PT terdiri dari 77 butir. Proses penyekoran dan pengolahan ITP dapat dilakukan lansung (tanpa komputer) dengan bantuan kunci jawaban terlampir. Tentu saja memakan waktu cukup lama dan memerlukan ketelitian serta ketekunan pemeriksa. Namun pengolahan yang lebih cepat dengan komputer juga sudah ada. Bagi guru pembimbing sebaiknya untuk dapat secara mendalam memahami hasil pengolahan secara komputer sebaiknya memahami dulu pengolahan secara manual.

Transcript of Panduan Manual Itp b

Page 1: Panduan Manual Itp b

TEKNIK DAN APLIKASI

PANDUAN PENGOLAHAN MANUAL

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN (ITP)

Oleh : Dasril*

A. Pendahuluan

Inventori tugas perkembangan (ITP) adalah instrumen yang digunakan

untuk memahami tingkat perkembangan individu. Penyusunan ITP dimaksudkan

untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Namun dapat

juga digunakan untuk mengetahuio tingkat perkembangan anak-anak pemuda

[pada umumnya. ITP disusun dalam bentuk 4 buku angket ( buku-inventori).

Masing-masing untuk memahami perkembangan siswa SD, SLTP, SLTA dan

mahasiswa di perguruan tinggi.

Inventori tugas perkembangan siswa SD dan SLTP terdiri dari 50 butir ,

sedangkan siswa SLTA dan mahasiswa PT terdiri dari 77 butir. Proses

penyekoran dan pengolahan ITP dapat dilakukan lansung (tanpa komputer)

dengan bantuan kunci jawaban terlampir. Tentu saja memakan waktu cukup lama

dan memerlukan ketelitian serta ketekunan pemeriksa. Namun pengolahan yang

lebih cepat dengan komputer juga sudah ada. Bagi guru pembimbing sebaiknya

untuk dapat secara mendalam memahami hasil pengolahan secara komputer

sebaiknya memahami dulu pengolahan secara manual.

B. Landasan Teori

Program kegiatan, jenis layanan, dan isi kegiatan bimbingan dan konseling

dirumuskan atas dasar kebutuhan nyata dan kondisi objektif perkembangan

peserta didik. Kondisi objektif ioni dipahami melalui analisis tugas-tugas

perkembangan dapat menghasilkan profile perkembangan mahasiswa yang

menjadi dasar bagi program bimbingan dan konseling.

Layanan yang diberikan kepada peserta didik yang didasarkan atas dan

berorientsi pada pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa dapat

Page 2: Panduan Manual Itp b

menumbuhkan kesadaran guru pembimbing bahawa program dan layanan BK di

sekolah mutlak berdassarkan kebutuhan dan perkembangan siswa.

Untuk mengukur tingkat perkembangan siswa dan mahasiswa atau

pencapaian tugas-tugas perkembangan dari setiap aspek perkembangan, teori

perkembangan diri dari Loevinger ( Lee Knelfelkamp et al, 1978 dan Blocher,

1987) dipilih sebagai kerangka kerja teoritik dalam mengembangkan ITP.

Loevinger merumuskan bangun perekmbangan diri ke dalam sembilan

tingkat. Tingkat pertama yaitu pra-sosial yaitu tingkatan dimana individu belum

mampu membedakan diri dengn lingkungan. Tingkatan terakhir yaitu integratid,

merupakan tingkat yang jarang dicapai oleh orang kebanyakan. Oleh karena itu

bangun tingkatan terdiri dari tjuh tingkatan perkembangan dengan karakteristik

sebagai berikut :

1). Tingkat imfulsif (imp) dengan ciri-ciri

C. Pengadministrasian

Inventori Tugas Perkembangan (ITP) dapat diadministrasikan secara

kelompok maupun secara individual dengan cara yang sama yakni :

a. Kepada mahasiswa dibagikan buku angket ( buku inventori) beserta

lembar jawabannya.

b. Mahasiswa diminta mengisi identitasnya pada lembar jawaban. Alat tulis

yang digunakan adalah ball-pint atau alat tulis tinta lainnya.

c. Pembimbing membacakan petunjuk pengerjaan, sementara mahasiswa

membaca petunjuk yang terdapat dalam buku ITP.

d. Tanya jawab dan penjelasan lebih lanjut bila ada mahasiswa/ siswa yang

kurang/ belum memahami cara mengerjakan ITP.

e. Mahasiswa dipersilakan mengerjakan ITP (membaca dengan cermat,

memilih jawaban yang paling sesuai dengan dirinya, serta menuliskan

pilihannya dalam lembar jawaban.)

f. Waktu pengerjaan secukupnya ( sesuai kemampuan peserta) yang penting

semua siswa dalam kelompok itu menjawab semua butir inventori. Tidak

boleh ada yang mengosongkan jawaban atau menjawab lebih dari satu

Page 3: Panduan Manual Itp b

pilihan dalamsatu butir. Diperkirakan paling cepat 20 menit, paling lambat

40 menit.

g. Khusus bagi kelompok tuina netra, tiap butir pernyataan boleh dibacakan

oleh pembimbing, namun harus dihindari hal-hal yang mempengaruhi

pilihan siswa/ mahasiswa. Hal ini boleh dilakukan sepanjang ITP ini

belum ditulis dalamhuruf braile.

h. Selesai pengerjaan, lembar jawaban dan buku ITP dikumpulkan. Buku ITP

diperiksa baik jumlah maupun kondisinya. Buku yang telah kotor atau

ditulisi mahasiswa dipisahkan untuk selanjutnya dimusnahkan.

i. Lembaran jawaban siap dikoreksi lansung, atau di-entri ke dalam

komputer.

Pada waktu mahasiswa mengerjakan ITP, jika ada satu atau dua orang

siswa atau mahasiswa yang bertanya tentang ITP. Dalamhal ini pembimbing

boleh menjawab pertanyaan dengan ketentuan :

(1) jawaban pembimbing tidak mengganggu peserta lain;

(2) jawaban pembimbing tidak mempengaruhi pilihan peserta pada

butir yang ditanyakan.

(3) Pertanyaan hanya berkaitan dengan redaksi atau kalimat yang

tidak jelas, atau masalah teknis ( halaman kurang, huruf tidak jelas, buku

sudah ditulis dan lain-lain)

D. Penyekoran dan Pengolahan Manual (Tanpa Komputer)

Walaupun membutuhkan waktu yang relatif lama , penyekoran tanpan

menggunakan komputer dapat dilakukan dengan bantuan kunci nilai ITP

(terlampir) . Prose penyekorannya sebagai berikut :

a. Lembar jawaban dikumpulkan sesuai tingkat sekolah, sebab masing-

masing tingkat sekolah kuncinya berbeda.

b. Menghitung tingkat konsistensi jawaban mahasiswa

(1). Lihat kesamaan jawaban terhadap dua nomor yang isi pernyataannya

sama persis. Pasangan nomor yang isinya sana persis itu dapat dilihat

pada kunci-kunci terlampir.

Page 4: Panduan Manual Itp b

(2) Bila kedua jawaban sama ( karena soalnya memang sama) diberi skor

1, bila jawabannya tidak sama diberi skor nol

(3). Tulislah angka 1 atau nol itu pada kolom konsistensi di lembar

jawaban

(4) Jumlahkan skor konsistensi (Ki). Skor maksimal 11

(5). Skor konsistensi kurang dari separoh ( 5 ke bawah0 menunjukkan

bahwa mahasiswa/ siswa bersangkutan kurang serius dalam

mengerjakan ITP. Sebaiknya pengerjaan ITP diulang lagi.

c. Menghitung skor tiap aspek perkembangan

(1). Pada lembar jawaban tulislah skor tiap nomor disis nomor

bersangkutan sesuai kunci nilai. Contoh

Nomor 1 jawaban c tulis 7 ( kunci ITP PT)

Nomor 22, jawaban b tulis 4

(2). Jumlahkan skor yang satu baris : No 1 + N0 12 + No 23 + No.34 +

No.45 + No.56. Tulis jumlah itu pada kolom yang paling kanan di

lembar jawaban.

(3) Lakukan sampai baris terbawah yakni jumlah skor no. 11,

22,33,44,55,dan 66.

(4). Masing-masing jumlah skor itu dibagi 4, diperoleh rata-rata skor tiap

aspek. Skor tiap aspek itulah yang menujukkan tingkat

perkembangan mahasiswa dalam aspek bersangkutan

d. Menghitung rata-rata skor aspek tiap mahasiswa dan rata-rata skor seluruh

siswa/ mahasiswa. Rata-rata skor ini digunakan sebagi bahan

perbandingan dalam menganalisis hasil ITP.

(1). Jumlahkan skor semua aspek . kemudian dibagi 11 ( banyaknya

aspek). Angka itu adalah rata-rata skor semua aspek (ST) per

mahasiswa.

Page 5: Panduan Manual Itp b

(2) Jumlahkan rata-rata skor semua aspek (ST) dari semua mahasiswa,

kemudian dibagi banyaknya mahasiswa dalam kelompok itu. Itulah

rata-rata skor semua mahasiswa dalam satu kelompok.

e. Membuat grafik individual dan grafik kelompok.

(1) Berdasar skor tiap aspek dari seorang mahasiswa dapat dibuat

grafik profile individu dalam 11 aspek perkembangan.

(2) Berdasar rata-rata skor tiap aspek dari seluruh mahasiswa

dalam kelompok, dapat dibuat grafik profile kelompok dalam 11

aspek perkembangan.

E. Penafsiran

Penafsiran hasil analisis ITP harus didasarkan pada teori perkembangan

yang diuraikan dimuka ( dilandasan Teori). Skor 1-4 menggambarkan

perkembangan siswa SD. Skor 2- 5 menggambarkan perkembangan siswa SLTP,

skor 3-6 menggambarkan perkembangan siswa SLTA, dan skor 4-7

menggambarkan perkembangan mahasiswa diperguruan tinggi.

Dalam kenyataan sehari-hari mungkin saja ada siswa SLTA yang tingkat

perkembangannya baru pada 2 .sehingga instrumen ini tidak mampu

mengukurnya. Kondisi itu justru merupakan kekhususan yang perlu diungkap

lebih jauh melalui konseling.

Hasil analisis ITP baik individual dan kelompok dikomunikasikan

dengan mahasiswa/ siswa yang bersangkutan. Bila ada perbedaaan hasil ITP

dengan fakta, atau dengan pengakuan mahasiswa atau siswa secara subjektif,

diharapkan membuat kegiatan bimbingan lebih intensif .artinya pelayan BK dapat

bertitik tolak dari adanya perbedaan tersebut. Begitu juga analisis kelompok

setelah didiskusikan dengan pihak terjkait dapat digunakan sebagai bahan dalam

menyusun program yang berdasarkan data perkembangan siswa.

F. Keterbatasan

Apapun jenis instrumen yang dibuat oleh manusia tentu punya

kekurangan dan keterbatasan. ITP ini memeiliki beberapa keterbatasan yaitu :

Page 6: Panduan Manual Itp b

a. ITP belum dapat digunakan sebagai alat seleksi, baik untuk menentukan

kelulusan maupun untuk penempatan.

b. Skor ITP belum diuji hubungannya dengan aspek perkembangan atau

aspek kepribadian lainnya, sehingga belumdapat digunakan untuk

memprediksi aspek kepriobadian secara lengkap.

c. Penggunaaan ITP sebagai dasar pengembangan model bimbingan di SD

samapai dengan perguruan tinggi telah diuji secatra empirik namun jumlah

sekolah dan Ptuji-coba masih terbatas.

d. Penggunaan ITP untuk kalangan luas masih dalam tahap awal, sehingga

masukan untuk penyempurnaan ITP masih diharapkan dari para pemakai

( Sunaryo dkk : 2003 : 19)

G. Referensi