Oleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD Bahan kimia sangat ... · Absorbsi kulit 4. Absorbsi mata 5....
Transcript of Oleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD Bahan kimia sangat ... · Absorbsi kulit 4. Absorbsi mata 5....
Walaupun bahan kimia memiliki kegunaan yang
bermacam-macam, bahan kimia juga berpotensi
memberikan berbagai dampak negatif bagi manusia dan
lingkungan. Kasus kecelakaan pada beberapa industri
manufaktur bahan kimia dan/atau industri pengguna
bahan kimia semakin marak terjadi. Sebagai contoh,
bulan Oktober 2017 telah terjadi kebakaran dan ledakan
pabrik mercon dan kembang api di Kosambi, Tangerang
akibat percikan api yang menyambar bahan baku
kembang api dan petasan banting yang mudah terbakar
(Kompas, 2017). Agustus 2015, ledakan terjadi di
perusahaan Tianjin Provinsi Hebei, perusahaan
penyimpanan bahan kimia ini, saat itu menyimpan 11.300
ton bahan kimia berbahaya dan menyebabkan 173
kematian. Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia
harus dikelola dengan baik.
Berdasarkan wujudnya, bahan kimia di tempat
kerja dapat berwujud padat, cair, atau gas. Namun karena
sifat kimia-fisik dari suatu bahan bahan kimia (mudah
menguap, tekanan uap yang tinggi, titik didih yang
rendah) dan/atau proses yang ada di tempat kerja (seperti
pemanasan, penyemprotan/spray, pengamplasan,
penghancuran/blasting) bahan kimia dapat berubah
wujud menjadi gas, uap dan aerosol (campuran padatan
atau cairan di udara) yang mengkontaminasi udara kerja
(airborne contaminant).
Kontaminan Udara (Airborne contaminant)
Penggunaan bahan kimia di tempat kerja dapat
menyebabkan lepasnya bahan kimia tersebut ke udara
kerja sehingga menghasilkan airborne contaminant. Hal
ini bisa disebabkan sifat fisika-kimia material tersebut
atsiri (volatile), atau karena proses kerja tertentu seperti
pemanasan, spray, blasting, dan lainnya.
Kontaminan udara (airborne contaminant) merupakan sekelompok bahan kimia yang ada dalam campuran udara namun bersifat asing dalam kondisi udara normal. Beberapa jenis kontaminan udara di tempat kerja yang dapat diklasifikasikan berdasarkan wujud fisiknya (Bagan 1).
1. Gas dan Uap
a. Gas
Gas merupakan fluida berwujud gas pada suhu 250C dan tekanan 760 mmHg yang dapat mengisi suatu wadah dan memberikan tekanan yang sama ke seluruh arah. Beberapa contoh gas di tempat kerja (Principles of Occupational health and Hygiene):
Ÿ Gas klorin digunakan untuk pengolahan air
Ÿ Oksida nitrogen (gas gelak) digunakan sebagai anaesthesia
Ÿ Ammonia dalam proses pendinginan
Ÿ Fosfin untuk fumigasi biji-bijian
Ÿ Oksigen (dalam tabung) untuk sumber oksigen
Ÿ Etilen oksida untuk sterilisasi mesin-mesin di rumah sakit
IIHA NEWSLETTERMaret 2018|
BAHAYA KIMIA DI TEMPAT KERJAOleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD
ahan kimia sangat dekat hubungannya dengan manusia, tidak hanya digunakan di tempat kerja, tetapi
Bjuga dalam kegiatan sehari-hari, seperti di rumah tangga (gas untuk memasak, deterjen, insektisida, dll),
di kantor (tinta, spidol, dll), dan di sekolah (cat warna, bahan kimia praktikum kimia dan biologi, dll).
Hingga saat ini, jumlah bahan kimia yang terdaftar dalam CAS (Chemical Abstrak Service) sejumlah 137 juta bahan
kimia organik dan anorganik.
1
Bagan 1. Klasifikasi kontaminan kimia di udara
Ÿ Ammonia dalam proses pendinginan
Ÿ Fosfin untuk fumigasi biji-bijian
Ÿ Oksigen (dalam tabung) untuk sumber oksigen
Ÿ Etilen oksida untuk sterilisasi mesin-mesin di rumah sakit
Selain itu, terdapat beberapa jenis gas sebagai produk samping dari suatu rekasi kimia, seperti:
Ÿ Karbon monoksida dari pembakaran yang tidak sempurna
Ÿ Oksida nitrogen dari buangan diesel
Ÿ Ozon dar i mesin fotokopi dan mesin pengelasan dengan busur listrik (electric arc)
Ÿ Formaldehida dari multiplek (kayu lapis atau plywood)
Ÿ Hidrogen sulfide dari aliran pembuangan air limbah
b. Uap
Uap merupakan zat berwujud gas dan dilepaskan dari material berwujud cair atau padat pada suhu 250C dan tekanan 760 mmHg, namun karena proses penguapan atau sublimasi, cairan tersebut berubah wujud menjadi uap. Di tempat kerja, senyawa organik yang digunakan sebagai pelarut, lem, cat, reaktan kimia, katalis, dan sebagainya melepaskan uap melalui proses pemanasan, penguapan dan spray. Contoh senyawa organik tersebut adalah kloroform, aseton, ethanol, klorofluorokarbon (CFCs), benzene, toluene, dan sebagainya.
Raksa juga dapat menghasilkan uap yang mengkontaminasi tempat kerja seperti yang ditemukan dilokasi penambangan emas. Naftalena dan paradikrlorobenzene (deodoran) merupakan contoh zat padat yang dapat menyublim dan melepaskan uap di tempat kerja.
2. Partikulat
Partikulat merupakan material kecil berbentuk padatan atau droplet cairan yang terdispersi di udara dengan ukuran diameter <100 µm. Untuk material dengan ukuran <0,001 µm dikategorikan sebagai gas/uap. Partikulat berdasarkan wujud fisik zat dan komposisinya diklasifikasikan menjadi aerosol padat dan aerosol cair dengan klasifikasi sebagai berikut:
a. Debu (dust)
Debu merupakan partikulat padat yang dihasilkan dari proses mekanik terhadap padatan yang besar, seperti penghancuran, pengamplasan, tumbukan, pe ledakan, penyar ingan dan pemecahan. Debu umumnya memiliki ukuran > 0,5 µm; dengan komposisi material organic (debu kayu, debu tepung, serbuk sari) atau anorganik (debu pasir, tanah, dan bahan radioaktif).
Contoh dari debu adalah debu dari proses pembuatan semen, debu tepung di pabrik roti, debu cat saat mengamplas dinding yang mengandung cat, dan sebagainya.
µm; dengan komposisi material organic (debu kayu, debu tepung, serbuk sari) atau anorganik (debu pasir, tanah, dan bahan radioaktif).
Contoh dari debu adalah debu dari proses pembuatan semen, debu tepung di pabrik roti, debu cat saat mengamplas dinding yang mengandung cat, dan sebagainya.
b. Fiber (serat)
Fiber merupakan debu berbentuk silinder dengan perbandingan panjang terhadap lebar = 3:1. Fiber memiliki diameter <3 µm. Fiber dapat bersifat organik seperti serat kapas dan serat kayu ataupun anorganik seperti silika dan asbestos.
c. Fume
Fume merupakan suatu aerosol padat yang terbentuk dari uap (umumnya logam) yang terkondensasi dalam udara dingin. Fume logam umumnya teroksidasi dan membentuk oksida logam. Ukuran fume umumnya <1 µm. Fume sering ditemukan dari industri-industri logam seperti peleburan logam atau pengelasan logam.
d. Asap (smoke)
Asap merupakan aerosol padat yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Asap mengandung partikel karbon atau jelaga dengan ukuran kurang dari <0,1 µm. Asap juga seringkali mengandung droplet cairan. Umumnya smoke berasal dari buangan diesel, asam dari pemanas/furnace berbahan bakar batubara atau kokas, jaringan manusia akibat operasi laser, dan asap rokok.
e. Mist
Mist merupakan droplet cai ran yang tersuspensi di udara yang terbentuk dari aksi mekanis terhadap cairan menjadi droplet-droplet kecil. Contoh dari mist adalah spray cat, spray pestisida, pembuihan tanki celup (dip tank).
f. Fog (kabut)
Fog memiliki definisi yang sama dengan mist hanya saja ukurannya yang lebih hanya saja ukurannya yang lebih kecil dibandingkan dengan mist. Bila mist terbentuk karena pemecahan secara mekanis dari cairan, fog terbentuk karena kondensasi uap. Contohnya adalah fog asam dari proses kimia.
Berdasarkan ukuran aerodinamik dan lokasi deposisinya di saluran pernafasan, partikulat dapat dikategorikan menjadi (WHO Europe 2000, ISO 7708: 1995; ):
2
Gambar 1. Fume hasil pengelasan (welding)
Ÿ Inhalable particles: partikel dengan ukuran
aerodynamic < 100 mm
Ÿ Thoracic particles: partikel dengan ukuran
aerodynamic < 10 mm
Ÿ Respirable particles: partikel dengan ukuran
aerodynamic < 4 mm
Ÿ Coarse particles: partikel dengan ukuran
aerodinamik antara 2,5 mm - 10 mm
Ÿ F ine par t i c les : pa r t i ke l dengan ukuran
aerodynamic < 2,5 mm
Ÿ Ultrafine particles atau nanoparticles: partikel
dengan ukuran aerodynamic < 0,1 mm (atau < 100
nm)
Bahan kimia dapat masuk ke dalam ke dalam
tubuh manusia (route of entry) pada dasarnya dibagi
menjadi beberapa jalur (Bagan 1), yaitu:
1. Inhalasi (terhirup)
2. Ingesti (tertelan)
3. Absorbsi kulit
4. Absorbsi mata
5. Injeksi (untuk kasus yang tidak disengaja)
Semakin cepat toksikan masuk ke dalam sistem
peredaran darah, maka akan semakin besar dan cepat
dampaknya. Oleh karena itu, rute injeksi intravenous
merupakan jalur pajanan yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan yang besar dan cepat, diikuti dengan
inhalasi, oral dan dermal.
Di tempat kerja, jalur inhalasi dan dermal
merupakan jalur pajanan yang paling sering dijumpai.
Namun karena luas permukaan alveoli yang lebih besar
(±140 m2) dibandingkan dengan luas permukaan kulit
(±1,5-2 m2) dan tipisnya dinding alveoli (±0,5 mikron)
dibandingkan ketebalan kulit (1-2 mm), maka pajanan
inhalasi lebih signifikan dibandingkan dengan pajanan
dermal.
Di dalam tubuh, bahan kimia atau dalam
toksikologi diisti lahkan sebagai toksikan akan
mengalami proses absorpsi, distribusi, metabolism, dan
ekskresi. Kecepatan absorpsi dan kecepatan eliminasi
menentukan apakah toksikan tersimpan dalam tubuh
dan menimbulkan dampak negatif. Hasil metabolisme
dari toksikan pun menentukan sifat toksisitasnya.
Beberapa bahan kimia di dalam tubuh termetabolisme
dengan menghasilkan metabolit (hasil metabolism) yang
lebih toksik dari parent compound (bahan kimia asal)
nya. Ilmu yang mempelajari proses toksikokinetik
(absorpsi, distribusi, metabolism dan ekskresi) serta
toksikodinamika dari toksikan adalah toksikologi.
Toksisitas adalah kemampuan suatu zat untuk
menyebabkan efek toksik. Efek toksik adalah gangguan
yang tidak diinginkan terhadap fisiologi tubuh yang
disebabkan karena pajanan berlebih terhadap bahaya
kimia melalui saluran pernafasan, absorbsi kulit, tertelan
(ingesti) dan injeksi. Efek toksik dapat bersifat:
1. Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk munculnya
dampak kesehatan
a. Akut
Efek akut terjadi bila dampak kesehatan
muncul langsung setelah pajanan atau durasi
pendek (beberapa menit atau jam setelah
pajanan). Efek akut umumnya muncul karena
pajanan konsentrasi tinggi, bila seseorang
terpajan karbon monoksida (CO) dalam
konsentrasi tinggi, maka efek asfiksia atau bahkan
kematian dapat teramati dalam selang beberapa
menit/jam saja.
b. Kronis
Efek kronis terjadi dimana efek muncul setelah
sekian lama terpajan. Efek kronis adalah efek
yang muncul sekian lama setelah pajanan
berakhir. Umumnya terpajan dalam konsentrasi
rendah, dan dampaknya bersifat irreversible.
2. Berdasarkan sifat dampak yang ditimbulkan
a. Reversible
Bila bahaya kimia memiliki efek reversible,
maka dampak yang ditimbulkan setelah terkena
pajanan dapat segera kembali ke semula atau
dapat sembuh. Efek reversible berkaitan dengan
efek akut.
b. Irreversible
Bila bahaya kimia memiliki efek irreversible,
maka dampak yang ditimbulkan akibat pajanan
bersifat permanen atau tidak dapat kembali ke
semula. Efek irreversible berkaitan dengan efek
kronis.
3
Bagan 2. Rute Pajanan Toksikan (Klaassen, 2001)
3. Berdasarkan dampak fisiologinya
a. Irritant: bahan kimia yang dapat menyebabkan
inflammasi pada membran mukosa dari saluran
pernafasan maupun mata, seperti asam dan
basa
b. Asfiksian: bahan kimia yang menyebabkan sel
tubuh kekurangan aliran oksigen, seperti gas
CO, H2S, simple asfiksia (H2, N2, CO2, dll), dan
sebagainya
c. Anesthetics: bahan kimia yang menyebabkan
depresi pada sistem syaraf pusat, seperti
alcohol, etil eter, hidrokarbon paraffin, dsb
d. Agen hepatotoksik: bahan kimia yang dapat
mengganggu fungsi hati, seperti karbon
tetraklorida; tetrakloroetan, nitrosamine, dsb
e. Agen nephrotoksik: bahan kimia yang dapat
mengganggu fungsi ginjal, seperti hidrokarbon
terhalogenasi dan uranium
f. Agen perusak darah (blood damaging agent)
adalah bahan kimia yang merusak sel darah
merah atau haemoglobin dalam darah, seperti
benzene, arsine, dan anilin
g. Agen perusak paru (lung damaging agent)
adalah bahan kimia yang mempengaruhi
jaringan paru, seperti silica, asbestos, debu
batubara, dan debu organic lainnya
4. Berdasarkan target organnya
Sifat toksik dari suatu zat kimia terhadap tubuh
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti karakteristik agen
kimia, karakteristik pajanan dan kerentanan subjek atau
sistem biologi (Bagan 3). Oleh karena itu, dalam
toksikologi tidak hanya membahas dampak kesehatan
dari suatu zat, namun perlu dipahami karakteristik
pajanan serta dosisnya.
Beberapa tautan yang dapat d iakses untuk
mendapatkan informasi tentang sifat toksisitas dari
bahan kimia adalah:
1. Agency for Toxic Substances and Disease Registri (ATSDR): www.atsdr.cdc.gov
2. E u r o p e a n C h e m i c a l A g e n c y ( E C H A ) : https://echa.europa.eu
3. Integrated Risk Information System (IRIS): https:www.epa.gov/iris
4. T o x i c o l o g y D a t a N e t w o r k : https://toxnet.nlm.nih.gov
5. National Industrial Chemicals Notification and A s s e s s m e n t S c h e m e ( N I C N A S ) : https://www.nicnas.gov.au
6. Dan lain-lain
Oleh karena bahaya yang dimiliki oleh bahan
kimia, maka dalam hygiene industry, pengelolaan
bahaya kimia dimulai dari antisipasi, rekognisi atau
identifikasi bahaya kimia yang ada di tempat kerja,
evaluasi atau pengukuran pajanan dan dosis bahan
kimia serta mengendalikan pajanan tersebut, guna
mengeliminasi atau paling tidak meminimalkan risiko
terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja.
Referensi:
Plog, B.A dan Quinlan, P.J. (2002) Fundamentals of Industrial Hygiene, 5th edition, National Safety Council
Talty, J.T (1988) Industrial Hygiene Engineering, Recognition, Measurement, Evaluation and Control, 2nd edition, Noyes Data Corporation, US
Reed, S.; Pisaniello, D. (2013) principles of Occupational Health & Hygiene-An Introduction, The Australian Institute of Occupational Hygienists
WHO Regional Office for Europe, Copenhagen, Denmark (2000), Chapter 7.3. Particulate matter, d i u n d u h d a r i http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0019/123085/AQG2ndEd_7_3Particulate-matter.pdf?ua=1 pada tanggal 24 februari 2018
4
Bagan 3. Faktor yang mempengaruhi sifat toksisitas bahan kimia
Bagi Anda yang ingin mengirimkan tulisan, silakan kirimkan tulisan Anda ke [email protected]
INDONESIAN INDUSTRIAL HYGIENE ASSOCIATION
IIHA CONNECT (CONFERENCE, EXHIBITION & TRAINING) 20188-9 May 2018 Margo City Hotel, Depok, Indonesia
ENHANCING INDUSTRIAL HYGIENE CONTRIBUTION TOWARD BETTER WORKERS’ SAFETY AND HEALTH PROTECTION
IIHA Training Session IIHA Member Annual Meeting IIHA Conference IIHA ExhibitionTuesday, 08 May 2018
08.00-16.00Tuesday, 08 May 2018
16.30-18.00Wednesday, 09 May 2018
07.30-17.00Wednesday, 09 May 2018
07.00-17.00
Training Topics* * Please select minimum 2 topics from each session * Class will be open with minimum 30 participants
MorningSession
General Ventilation and Confined Space Ventilationby Prof. Park Doo Yong
Industrial Hygiene Ethicsby Wan Sabrina Wan Mohamad,CIH, CPIH
Heat Stress Assessmentby Dr. Ir. Sjahrul M. Nasri, MSc. (In Hyg)
AfternoonSession
Occupational Disease Diagnosisby Prof. L. Meily Kurniawidjaja
Indoor Air Qualityby Mila Tejamaya, PhD
Introduction to Radiation Safetyby Nur Ahmadi Wijaya, ST
Conference Keynote SpeakerDeputy for Coordination of Health ImprovementCoordinating Minister of Human Development and Culture Representativesdr. Sigit Priohutomo, MPH
International Labour Organization**ILO Representatives
Plenary Speaker
** To be confirmed
International Occupational Hygiene Association (IOHA)IOHA Representatives
Asian Network of Occupational Hygiene (ANOH)Prof. Park Doo Yong
University of Adelaide, South AustraliaProf. Dino Pisaniello, CIH
PT Pertamina Corporate PerseroIwan Jatmika
PT Aneka Tambang Tbk**Tri Hartono, ST
PT Pupuk KaltimPT. Pupuk Kaltim Representatives
Platform ClassAustralian Institute of Occupational Hygiene (AIOH)AIOH Representatives
Malaysian Industrial Hygiene Association (MIHA)MIHA Representatives
SKC Inc.SKC Inc RepresentativesDraeger Representatives
Draeger Asia LabAsia Lab Representatives
Parallel Class
Call for AbstractPresentation from academics, students and company representatives on HSE implementation; science & technology development in OSH field
For abstract guideline find at:www.iiha.id/iiha-connect-2018/Exhibition
OHS Service Provider
Personal Protective Equipment (PPE) Provider
Industrial Hygiene Laboratory
Environmental Laboratrory
OHS Related Equipment Provider
Medical Service Provider
Other Industries
Previous IIHA Connect 2017
RegistrationFor training and/or conference : bit.ly/iiha-connect-2018For submit an abstract : send email to [email protected] payment proof confirmation : send email to [email protected]
InvestmentTraining (non member IIHA) : IDR 975.000,-Training (member IIHA) : IDR 800.000,-
Conference (non member IIHA) : IDR 900.000,-Conference (member IIHA) : IDR 750.000,-Conference (student S1 dan Diploma) : IDR 500.000,-
Training & Conference (non member IIHA)IDR 1.750.000,-
Training & Conference (member IIHA)IDR 1.450.000,-
Join member? www.iiha.id/become-a-member/Contact PersonHamzah Hamid : +62-815-1701-8321Laksita Ri Hastiti : +62-813-146-146-41
O�ce : +62 21-788490434Building C, Floor 3, Public Health Faculty, UI, Depok
Important DatesAbstract Submission Deadline : 02 April 2018Abstract Notification : 13 April 2018Conference & Training Registration Deadline : 16 April 2018
Sponsors Media Partners