Obat Golongan Kloramfenikol Vi

6
KLORAMFENIKOL Nama dagang Indonesia : - Combisetin (Combiphar) - Farsycol (Ifars) - Kalmicetine (Kalbe Farma) - Lanacetine (Landson) Nama perdagangan Kloramfenikol memiliki sejarah yang panjang dan karena itu banyak nama alternatif di berbagai negara: - Alficetyn - Amphicol - Biomicin - Chlornitromycin - Chloromycetin (US, persiapan intravena) - Chlorsig (AS, Australia, tetes mata) - Dispersadron C (Yunani, tetes mata) - Edrumycetin 250 mg (Bangladesh, Kapsul) - Fenicol - Kemicetine (Inggris, persiapan intravena) - Kloramfenikol (Denmark, tetes mata) - Optrex terinfeksi Eyes - Oftan Chlora (salep mata) - Optacloran (Bolivia, tetes mata) - Phenicol - Posifenicol 1% (Jerman, salep mata) - Medicom - Nevimycin - Renicol (India, tetes mata) - Silmycetin (Thailand, tetes mata) - Synthomycine (Israel, salep mata dan salep kulit) - Tifomycine (Perancis, kloramfenikol berminyak) - Vernacetin

description

golongan obat

Transcript of Obat Golongan Kloramfenikol Vi

Page 1: Obat Golongan Kloramfenikol Vi

KLORAMFENIKOLNama dagang Indonesia :

-         Combisetin (Combiphar)

-         Farsycol (Ifars)

-         Kalmicetine (Kalbe Farma)

-         Lanacetine (Landson)

Nama perdagangan Kloramfenikol memiliki sejarah yang panjang dan karena itu banyak nama

alternatif di berbagai negara:

       Alficetyn

       Amphicol

       Biomicin

       Chlornitromycin

       Chloromycetin (US, persiapan

intravena)

       Chlorsig (AS, Australia, tetes mata)

       Dispersadron C (Yunani, tetes mata)

       Edrumycetin 250 mg (Bangladesh,

Kapsul)

       Fenicol

       Kemicetine (Inggris, persiapan

intravena)

       Kloramfenikol (Denmark, tetes mata)

       Laevomycetin

       Inggris sebagai pengobatan mata

       Brochlor ( Aventis Pharma Ltd)

       Chloromycetin Redidrops (Goldshield

Farmasi Ltd)

       Golden Eye (Typharm Ltd)

       Optrex terinfeksi Eyes

       Oftan Chlora (salep mata)

       Optacloran (Bolivia, tetes mata)

       Phenicol

       Posifenicol 1% (Jerman, salep mata)

       Medicom

       Nevimycin

       Renicol (India, tetes mata)

       Silmycetin (Thailand, tetes mata)

       Synthomycine (Israel, salep mata

dan salep kulit)

       Tifomycine (Perancis, kloramfenikol

berminyak)

       Vernacetin

       Veticol

       Orchadexoline (Mesir, tetes mata)

       Isoptophenicol (Mesir tetes mata.)

       Cedoctine (Mesir persiapan infus.)

       Chloramex (Afrika Selatan, salep

mata)

Kloramfenikol ( INN ) adalah bakteriostatik antimikroba . Hal ini

dianggap sebagai prototipikal antibiotik spektrum luas , di samping

Page 2: Obat Golongan Kloramfenikol Vi

tetrasiklin. Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari

Streptomyces venezuelae terisolasi oleh David Gottlieb , dan diperkenalkan

ke dalam praktik klinis pada tahun 1949, di bawah nama dagang

Chloromycetin. Ini adalah yang pertama antibiotik akan diproduksi secara

sintetis dalam skala besar. Karena ternyata Kloramfenikol mempunyai daya

antimikroba yang kuat maka penggunaan Kloramfenikol meluas dengan

cepat sampai pada tahun 1950 diketahui bahwa Kloramfenikol dapat

menimbulkan anemia aplastik yang fatal.

Karena fungsi dengan menghambat bakteri protein sintesis,

kloramfenikol memiliki spektrum yang sangat luas kegiatan: ini aktif

terhadap Gram-positif bakteri (termasuk strain sebagian besar MRSA ),

Gram-negatif dan bakteri anaerob. Hal ini tidak aktif terhadap Pseudomonas

aeruginosa , Klamidia , atau Enterobacter spesies. Ini memiliki beberapa

aktivitas terhadap Pseudomonas Burkholderia , namun tidak lagi secara rutin

digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh organisme ini (itu

telah digantikan oleh seftazidim dan meropenem ). Di Barat, kloramfenikol

sebagian besar dibatasi untuk penggunaan topikal karena kekhawatiran

tentang risiko anemia aplastik .

BENTUK SEDIAAN :1.       Kapsul 250 mg, 500 mg

2.     suspensi 125 mg/5 ml

3.     sirup 125 ml/5 ml

4.     serbuk injek. 1g/vail.

5.     Salep mata 1 %

6.     Obat tetes mata 0,5 %

7.     Salep kulit 2 %

8.     Obat tetes telinga 1-5 %

Page 4: Obat Golongan Kloramfenikol Vi

EFEK SAMPING :-         Mual

-         Muntah

-         Diare

-         neuritis perifer

-         neuritis optic

-         eritema multiforme

-         stomatitis

-         glositis

-         hemoglobinuria nocturnal

-         Reaksi toksik dengan manifestasi depresi sumsum tulang.

        Kelainan ini berhubungan dengan dosis, menjadi sembuh dan pulih bila

pengobatan dihentikan. Reaksi ini terlihat bila kadar Kloramfenikol dalam

serum melampaui 25 mcg/ml.

        Kelainan darah reversible dan ireversibel seperti, anemia yang terjadi

bersifat menetap yaitu anemia aplastik dengan pansitopenia (dapat berlanjut

menjadi leukemia). Timbulnya tidak tergantung dari besarnya dosis atau

lama pengobatan. Efek samping ini diduga disebabkan oleh adanya kelainan

genetik. Anemia aplastik : jarang terjadi, terjadi hanya 1 pada 25.000-40.000

penggunaan klorafenikol, dan terjadi tidak secara langsung pada saat

menggunakan kloramfenikol tetapi muncul setelah beberapa minggu atau

beberapa bulan setelah pemakaian.

-         reaksi hipersensitivitas misalnya

sindrom grey pada bayi premature dan bayi baru lahir : terjadi pada bayi

yang lahir premature dan pada bayi umur < 2 minggu dengan gangguan

hepar dan ginjal. Klorafenikol terakumulasi dalam darah pada bayi

khususnya ketika pemberian dalam dosis tinggi ini yang menyebabkan Gray-

baby syndrome. biasanya antara hari ke 2 sampai hari ke 9 masa terapi,

rata-rata hari ke 4. Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusui, pernafasan

cepat dan tidak teratur, perutkembung, sianosis dan diare dengan tinja

Page 5: Obat Golongan Kloramfenikol Vi

berwarna hijau dan bayi tampak sakit berat. Pada hari berikutnya tubuh bayi

menjadi lemas dan berwarna keabu-abuan; terjadi pula hipotermia

(kedinginan).

-         Reaksi hematologik

-         Reaksi alergi

Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem, urtikaria

dan anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi

pada pengobatan demam Tifoid walaupun yang terakhir ini jarang dijumpai

-         Reaksi saluran cerna

Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare dan enterokolitis.

-         Reaksi neurologik

Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit kepala.