Nurul Purbasari @Watermark

95
1 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS BANK SAMPAH POKLILI PERUMAHAN GRIYA LEMBAH DEPOK KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nurul Purbasari NIM 1110015000083 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

description

khkhkhii

Transcript of Nurul Purbasari @Watermark

  • 1

    1

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN DAUR

    ULANG SAMPAH PLASTIK (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS

    BANK SAMPAH POKLILI PERUMAHAN GRIYA LEMBAH

    DEPOK KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK)

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

    Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh

    Nurul Purbasari

    NIM 1110015000083

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • 2

    2

  • 3

    3

  • 4

    4

  • 5

    5

  • i

    ABSTRAK

    Nurul Purbasari (NIM: 1110015000083). Pemberdayaan Masyarakat Melalui

    Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank

    Sampah POKLILI Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan

    Sukmajaya Kota Depok)

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa tulisan dan lisan dari orang-orang atau

    perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara,

    dan dokumentasi.

    Salah satu kegiatan pemberdayaan adalah dengan pengelolaan sampah.

    Permasalahan sampah ini telah terjadi pula di kota Depok, yakni terjadi

    penumpukan sampah dimana-mana. Upaya-upaya dilakukan untuk menangani

    sampah, salah satunya dengan kegiatan yang menggunakan konsep pengolahan

    sampah. Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan di bank sampah, yaitu proses

    pengelolaan sampah dengan cara daur ulang, yakni memilah-milah sampah,

    menimbang, dan merubah sampah menjadi kerajinan yang bernilai jual tinggi.

    Penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

    melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah POKLILI di

    Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Kegiatan

    ini telah berhasil memberdayakan masyarakat setempat untuk merubah sampah

    menjadi barang kerajinan yang bernilai. Keberhasilan kegiatan ini berpengaruh

    pada lingkungan di sekitar Perumahan Griya Lembah Depok dan juga

    berpengaruh pada aspek ekonomi warga yang bergabung dalam kegiatan di Bank

    Sampah POKLILI.

    Kata kunci: Pemberdayaan masyarakat, Daur ulang sampah plastik.

  • ii

    ii

    ABSTRAK

    Nurul Purbasari (NIM: 1110015000083). Community Empowerment Through

    Recycling Plastic Trashes (Case Study on Trash Bank Community Housing

    POKLILI in Griya Lembah Depok District Town Sukmajaya Depok)

    This research uses the qualitative method and it is procedure research. Which

    produces descriptive data in writing and oral from the peopled or their behaviour

    observe. The techniques of the data are observation interview and documentation.

    One of those providing agenda is trash management. The problem of those

    thrashesalso happened at Depok City, the hoarding trashes happened everywhere,

    eforts has been done to handle it, one of the agenda is using the trashes

    management concept. It is done in trash bank, in other word, recycling trash. It is

    sorting, considering, and transforming the trashes until its become the high value handicraft. And this research about seciety providing which is done by recycling

    plastics thrashes at POKLILIs trash bank, at Griya Lembah Depok Sub district Sukmajaya at Depok City.

    This activity has succeeded in providing their society to transform the trashes

    to become the high value handicraft. This success activity, influences to

    surrounding area of Griya Lembah Depok and influences to their economy

    aspects that join at trash bank of POKLILI.

    Keywords: Community Empowerment, Recycling Plastic Trashes.

  • iii

    iii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT sebagai penjaga rahmatnya. Zat

    yang maha menggenggam segala sesuatu yang ada dan tersembunyi di balik jagad

    semesta alam, zat yang maha meliputi segala sesuatu yang terfikir maupun yang

    tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda

    Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan bagi seluruh umat Islam

    yang terjaga atas sunahnya.

    Alhamdulillahirabbilalamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah

    SWT atas segala rahmat dan ridhaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

    Karen tanpa rahmat dan ridhaNya tidaklah mungkin pennulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, selesainya skripsi ini tidak

    lepas dari bantuan, bimbingan, doa, dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis

    ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Ibu Nurlena Rifai, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

    Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing pertama

    yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk

    memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis

    sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    4. Bapak Sodikin, M.Si sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah

    meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan

    bimbingan, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

    terselesaikan.

  • iv

    iv

    5. Bapak Drs. H. Nurochim, M.M, selaku Dosen Pembimbing Akademik,

    Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

    telah mengajar di Pendidikan IPS angkatan 2010 yang telah meluangkan

    waktu untuk memberikan pendapat dan sarannya kepada penulis dalam

    penyusunan karya ilmiah ini.

    6. Ibu Djuniawan Wanitarti beserta Pengurus Bank Sampah Kelompok

    Peduli Lingkungan (POKLILI) atas informasi, bantuan, dan sarannya

    sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik.

    7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Eko Basuki dan Ibunda

    Neneng Supriati yang selalu mencurahkan cinta, kasih sayang, doa, air

    mata yang selalu tercurahkan, motivasi yang luar biasa serta dukungan

    moril maupun materil kepada penulis, terimakasih atas kesabarannya.

    Serta adikku Refiona Sekar Sari dan semua keluarga besarku, hanya Allah

    SWT yang dapat membalas semuanya.

    8. Terimakasih untuk Ariya Sudrajat atas semangat, kesabaran, bantuan,

    pengorbanan, dan kasih sayang yang selalu tercurahkan sejak perkuliahan

    sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

    9. Kepada seluruh teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    angkatan 2010 (Umi, Anisa, Rizka, Wina, Triatuti, Epi, Wilda, Metri, Bici,

    Desti) dan semua teman-teman di Konsentrasi Geografi 2010 yang selalu

    memberikan semangat, bantuan, dan motivasi yang luar biasa, semoga kita

    semua dapat menggapai kesuksesan.

    10. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini,

    tidak lupa Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

    segala buku-buku rujukannya sehingga penulisan karya ilmiah ini bisa

    terselesaikan.

    Jakarta, 23 November 2014

    Penulis,

    Nurul Purbasari

  • v

    v

    DAFTAR ISI

    ABSTRAKSI ....................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar belakang masalah .........................................................................1

    B. Identifikasi masalah ..............................................................................5

    C. Pembatasan masalah..............................................................................5

    D. Rumusan masalah..................................................................................6

    E. Tujuan dan kegunaan penelitian............................................................6

    BAB II KAJIAN TEORI

    A. Hakikat Pemberdayaan Masyarakat ......................................................8

    1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ...........................................8

    2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ................................................9

    3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ...............................................11

    4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat .............................................12

    B. Daur Ulang Sampah Plastik ................................................................14

    1. Pengertian Daur Ulang .................................................................14

    2. Teknologi Daur Ulang Sampah ....................................................16

    3. Manfaat Daur Ulang .....................................................................17

    4. Pengertian Sampah Plastik ...........................................................18

  • vi

    vi

    5. Karakteristik Sampah Plastik .......................................................19

    6. Daur Ulang Sampah Plastik .........................................................20

    7. Produk Daur Ulang Sampah Plastik .............................................20

    C. Komunitas Bank Sampah ....................................................................21

    1. Pengertian Komunitas Bank Sampah ...........................................21

    2. Manfaat dan Tujuan Komunitas Bank Sampah............................22

    3. Peran Bank Sampah Dalam Kehidupan Masyarakat ....................23

    D. Partisipasi Masyarakat ........................................................................23

    E. Hasil Penelitian Yang Relevan ...........................................................24

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................26

    1. Tempat Penelitian .........................................................................26

    2. Waktu Penelitian ..........................................................................27

    B. Metode Penelitian................................................................................28

    C. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data ....................................29

    1. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................29

    2. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................31

    3. Prosedur Pengolahan Data ...........................................................36

    D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .................................37

    E. Analisis Data .......................................................................................38

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data .....................................................................................40

    1. Kondisi Geografis ........................................................................40

    2. Kondisi Iklim................................................................................41

    3. Kondisi Geologi Dan Geomorfologi ............................................41

    4. Kondisi Kependudukan ................................................................41

    5. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang

    Sampah Plastik ............................................................................44

    6. Manfaat Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik............................50

  • vii

    vii

    B. Pembahasan .........................................................................................53

    1. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur

    Ulang Sampah Plastik ..................................................................54

    2. Manfaat Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik............................63

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .........................................................................................69

    B. Saran ....................................................................................................70

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................71

    LAMPIRAN ...................................................................................................73

  • viii

    viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Waktu penelitian .............................................................................27

    Tabel 3.2 Kisi-kisi lembar observasi pemberdayaan masyarakat melalui

    kegiatan daur ulang sampah plastik ................................................31

    Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk nasabah bank sampah ..........32

    Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua bank sampah ..............33

    Tabel 3.5 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk pengurus bank sampah ........34

    Tabel 3.6 Kisi-kisi studi dokumentasi pemberdayaan masyarakat melalui

    kegiatan daur ulang sampah plastik ................................................36

    Tabel 4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin .........................41

    Tabel 4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ....................42

    Tabel 4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan mata pencaharian ..................43

    Tabel 4.4 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan.............................44

    Tabel 4.5 Daftar harga sampah di bank sampah POKLILI .............................46

  • ix

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian .................................................................26

    Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Bank Sampah POKLILI ........................58

    Gambar 4.2 Siklus Daur Ulang Sampah Plastik di Bank Sampah POKLILI .59

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah merupakan dambaan

    setiap masyarakat, lingkungan yang bersih juga menciptakan suasana yang

    nyaman dan menyenangkan. Jalan yang bersih, sungai yang bebas dari

    sampah, dan udara yang segar merupakan keadaan lingkungan ideal yang

    membuat masyarakat disekitarnya hidup dengan sehat. Dengan terciptanya

    lingkungan yang bersih maka akan membawa masyarakatnya menjadi

    lebih semangat, kreatif, inovatif dan selalu ingin berubah kepada kondisi

    yang lebih baik.

    Menjaga kebersihan lingkungan pada masa ini telah menjadi hal yang

    sangat sulit ditemukan, masih banyak orang yang membuang sampah

    sembarangan dan tidak peduli pada keindahaan lingkungan. Sampah

    merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini

    masih belum bisa ditangani dengan baik, terutama pada negara-negara

    berkembang. Kemampuan pengelolaan sampah yang masih rendah dengan

    ketidakseimbangan produksi sampah membuat sampah menjadi

    menumpuk dimana-mana. Sampah yang tidak terurus dengan baik akan

    menghasilkan kualitas lingkungan yang tidak baik pula, air yang

    dihasilkan dari sampah menyebabkan pencemaran baik di tanah, air, dan

    udara, meningkatkan perkembangan hama penyakit, menurunnya

    kesehatan dan nilai estetika lingkungan karena pencemaran air, tanah dan

    udara.

    Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah karena

    sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan, dan

    pemusnahan sampah, baik sampah yang berasal dari rumah tanggga, pasar,

    industri maupun sampah kantor.

  • 2

    Permasalahan sampah ini telah terjadi pula di kota Depok, yakni

    terjadi penumpukan sampah dimana-mana. Dinas Kebersihan dan

    Pertamanan Kota Depok tengah memperkenalkan konsep pengolahan

    sampah, pasalnya timbunan sampah di Depok sudah melebihi kapasitas.

    Rata-rata timbunan sampah di seluruh kota Depok berkisar antara 3500

    sampai 4000m3/hari, sementara kapasitas angkut pelayanan hanya sekitar

    35% atau hanya tersedia 54 truk sampah dan sekitar 250 orang sumber

    daya manusia.1

    Keberadaan tempat pembuangan sampah atau TPS sangat diperlukan

    ditiap-tiap kota, tempat pembuangan sampah yang terorganisir dengan

    baik akan membuat lingkungan tempat tinggal di sekitar menjadi terlihat

    rapi. Namun sebagian banyak tempat pembuangan sampah kurang

    terorganisir dengan baik, penumpukan sampah di TPS semakin

    menggunung, sampah yang belum diolah sehingga belum terpilah sesuai

    bahannya, hingga aroma sampah yang membuat resah masyarakat sekitar.

    Tempat pembuangan sampah yang belum ideal ini juga memberikan

    dampak yang buruk untuk kesehatan masyarakat, baik masyarakat yang

    menetap di sekitar TPS dan masyarakat yang melewati TPS. Salah satunya

    dapat dilihat di TPS Sukmajaya yang berada tepat di depan Perumahan

    Griya Lembah Depok, TPS ini sangat membuat masyarakat geram karena

    aroma bau yang tersebar sampai ke area perumahan.

    Namun bukan hanya permasalahan pada tempat pembuangan sampah

    atau TPS saja yang menjadi masalah utama, kurangnya kesadaran

    masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya juga merupakan

    masalah. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah dengan

    praktis di jalan, bahkan di depan rumah sampah masih berserakan.

    Kesadaran akan kebersihan harus dibangun dari diri sendiri. Seperti yang

    terjadi pada masyarakat di Perumahan Griya Lembah Depok, sebelum

    terbentuknya Bank Sampah, mereka masih buang sampah sembarangan,

    1 Depok Hadapi Masalah Sampah Serius, diakses pada 04 September 2014 pukul 21:22

    WIB melalui m.republika.co.id/berita/shortlink/31678.

  • 3

    tempat sampah yang terdapat di depan rumah masing-masing juga terlihat

    kurang terawat sehingga pemandangan di area perumahan tampak kurang

    nyaman.

    Kesadaran masyarakat yang kurang untuk buang sampah pada

    tempatnya akan berakibat pada kurangnya partisipasi masyarakat untuk

    menjaga lingkungan. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti

    kegiatan bersama membersihkan lingkungan membuat sampah-sampah

    yang ada belum ditangani dengan baik.

    Dari permasalahan-permasalahan yang terjadi terdapat salah satu

    upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mendaur ulang sampah.

    Kegiatan daur ulang sampah ini melibatkan seluruh anggota masyarakat

    dan kerjasama antara masyarakat sekitar, sehingga masyarakat dapat

    diberdayakan dengan baik. Program pemberdayaan melalui daur ulang

    sampah ini menjadi sangat penting dan strategis sebagai upaya

    meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan

    sampah, terutama sampah rumah tangga. Program daur ulang sampah ini

    dapat dilakukan dalam ruang lingkup kecil seperti kawasan perumahan

    warga, jika program itu telah berhasil maka tidak menutup kemungkinan

    perumahan-perumahan warga lain pun juga akan mengikuti langkah-

    langkah daur ulang tersebut, karena mereka pun menginginkan kebersihan

    dan keindahan, sehingga sedikit demi sedikit permasalahan sampah akan

    teratasi.

    Pemanfaatan sampah belakangan ini sudah banyak dilakukan oleh

    berbagai kelompok warga yang dibantu oleh pemerintah agar sampah yang

    menjadi masalah masyarakat di daerah perkotaan dapat diminimalisir

    sehingga barang-barang yang tadinya tidak memiliki nilai menjadi barang

    yang bermanfaat dan bernilai jual bagi masyarakat.

    Program pemberdayaan melalui daur ulang sampah ini menjadi sangat

    penting dan strategis sebagai upaya pembangunan lingkungan berbasis

    masyarakat, yaitu mengupayakan peran serta atau partisipasi masyarakat.

    Langkah ini bukan hanya dilakukan untuk mengurangi penumpukan

  • 4

    sampah saja, namun juga untuk memberdayakan masyarakat agar peduli

    terhadap lingkungan. Pemberdayaan masyarakat ini dapat menangani

    penumpukan sampah sangat beragam, seperti mengolah cangkang telur

    menjadi sebuah lukisan, sampah plastik menjadi kerajinan tangan, hingga

    limbah kotoran hewan menjadi biogas.

    Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    tentang sekelompok warga yang peduli terhadap masalah lingkungan

    berupa sampah yang terjadi di Perumahan Griya Lembah Depok,

    Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Sekelompok warga tersebut

    memberdayakan sampah menjadi barang-barang yang bernilai jual tinggi.

    Sampah-sampah yang mereka olah itu didapatkan dari rumah mereka

    sendiri dan rumah warga lain yang dikumpulkan dalam satu tempat yang

    mereka beri nama Bank Sampah Poklili (kelompok peduli lingkungan).

    Kegiatan pengelolaan sampah dilingkungan Griya Lembah Depok

    bermula dari adanya kegiatan di RT 003 RW 004 dalam rangka untuk

    mengurangi volume sampah dilingkungan RT pada awal tahun 2008.

    Kegiatan yang dilakukan beraneka ragam, awalnya bank sampah poklili

    mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos, sejalan dengan

    kegiatan tersebut bank sampah poklili juga mengadakan kegiatan

    mengolah sampah kering (anorganik) menjadi produk kerajinan yang

    bermanfaat dan bernilai jual. Tentu hal ini sangat positif karena bank

    sampah mengajak masyarakat agar lebih peka terhadap permasalahan yang

    mereka alami bersama. Lembaga ini tidak hanya mengolah sampah secara

    kreatif di Bank Sampah mereka saja, tetapi juga mengadakan workshop

    ke daerah-daerah lain dan ikut mengajak masyarakat tersebut untuk peduli

    terhadap lingkungan.

    Sesuai dengan namanya, fungsi Bank Sampah disini hampir sama

    dengan bank pada umumnya, suatu bank memiliki nasabah untuk

    berinvestasi, di Bank Sampah nasabahnya adalah para warga. Warga yang

    ikut bergabung di dalam naungan bank sampah ini menabungkan sampah-

    sampah mereka, lalu sampah-sampah tersebut diolah secara kreatif atas

  • 5

    ide-ide dan pemikiran kreatif para warga untuk dijadikan menjadi sebuah

    produk yang bermanfaat dan juga bernilai jual.

    Dengan memperhatikan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji

    lebih mendalam mengenai pemberdayaan masyarakat di Perumahan Griya

    Lembah Depok dalam kegiatan daur ulang sampah plastik. Berdasarkan

    uraian di atas, peneliti mengkaji permasalahan tersebut untuk dijadikan

    sebuah penelitian dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Melalui

    Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank

    Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya

    Kota Depok).

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah penulis buat, maka dapat

    diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

    1. Penumpukan sampah yang terjadi di daerah perkotaan

    2. Tempat pembuangan sampah (TPS) yang mengancam kesehatan

    lingkungan sekitar

    3. Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih

    kurang

    4. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi

    masalah sebagai berikut:

    1. Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih

    kurang

    2. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

    Terkait dengan dua masalah tersebut diatas, peneliti ingin melakukan

    penelitian tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur

  • 6

    Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank Sampah Poklili

    Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok).

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu

    adanya penyusunan suatu perumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam

    penelitian ini terdapat pertanyaan dasar yaitu bagaimana pemberdayaan

    masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah plastik (studi kasus pada

    komunitas Bank Sampah POKLILI Perumahan Griya Lembah Depok

    Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.

    Dari pertanyaan dasar tersebut terdapat rumusan masalah, yakni

    sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah proses pemberdayaan masyarakat Perumahan Griya

    Lembah Depok melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank

    Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok?

    2. Bagaimanakah manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Perumahan

    Griya Lembah Depok setelah dilakukan kegiatan daur ulang sampah

    plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok?

    E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

    pembaca untuk mengetahui pemanfaatan sampah plastik sebagai upaya

    kreativitas dalam masyarakat. Secara khusus penelitian ini bertujuan

    untuk:

    a. Untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat Perumahan

    Griya Lembah Depok melalui kegiatan daur ulang sampah plastik

    di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok.

    b. Untuk mengatahui manfaat yang dirasakan oleh masyarakat

    Perumahan Griya Lembah Depok setelah dilakukan kegiatan daur

  • 7

    ulang sampah plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya

    Lembah Depok.

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Kegunaan Praktis

    1) Untuk bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

    2) Untuk bahan evaluasi bagi Bank Sampah Poklili di Perumahan

    Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok

    dalam melaksanakan program selanjutnya.

    3) Untuk masyarakat penelitian ini memberikan sumbangan

    pengetahuan tentang pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan

    daur ulang sampah plastik serta memberikan penyadaran akan

    pentingnya peran mereka dalam menyukseskan kegiatan ini.

    b. Kegunaan Teoritis

    1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

    pengetahuan bagi pemberdayaan ilmu sosial terutama pada

    jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, tentang

    pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah

    plastik.

    2) Sebagai tambahan materi pembelajaran pada bab perubahan

    lingkungan dan daur ulang limbah di kelas X.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Hakikat Pemberdayaan Masyarakat

    1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

    Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu

    empowerment, yang secara harfiah berarti pemberkuasaan.

    Pemberkuasaan itu sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan

    atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau

    kurang beruntung (disadventaged). Pemberdayaan merupakan upaya

    untuk membangun eksistensi seseorang dalam kehidupannya dengan

    memberi dorongan agar memiliki kemampuan/keberdayaan.2

    Pemahaman pemberdayaan ini adalah sebagai cara untuk

    memberikan kekuatan kepada masyarakat yang mengalami situasi

    ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan dimaksudkan bukan hanya dari

    segi ekonomi saja, tapi juga ketidakberdayaan dalam menciptakan ide-

    ide kreatif, ketidakberdayaan dalam hubungan sosial, dan

    ketidakberdayaan dalam segi ekologi.

    Shardlow melihat bahwa berbagai pengertian mengenai

    pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok

    ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

    mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan

    mereka.

    Sementara itu, Ife melihat pemberdayaan secara ringkas sebagai

    upaya untuk meningkatkan daya (power) dari kelompok yang kurang

    beruntung (disadvantaged).3

    Seperti yang telah Shardlow dan Ife kemukakan, pemberdayaan

    pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kemampuan menuju

    2 Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 232. 3 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai

    Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. 2, h.206.

  • 9

    kemandirian, pemberdayaan menekankan pada pentingnya masyarakat

    untuk mengorganisir diri mereka sendiri secara mandiri untuk

    meningkatkan kemampuan.

    Lebih lanjut Ife berpendapat bahwa pemberdayaan adalah upaya menyediakan sumber daya, peluang, pengetahuan, dan keterampilan

    bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk

    menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk mengambil bagian

    dan mempengaruhi kehidupan masyarakat.4

    Masyarakat yang dimaksud disini bukan berarti tidak memiliki

    potensi dan pengetahuan, namun masyarakat belum memiliki

    kemampuan, pengetahuan, peluang dan keterampilan untuk mengelola

    potensi yang ada. mereka belum mengetahui potensi-potensi yang ada

    disekitar mereka atau belum mengetahui potensi-potensi yang ada pada

    diri mereka sendiri.

    2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

    Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai tujuan

    maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

    dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya,

    memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan

    dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,

    ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

    menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

    dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

    kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali

    digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai

    sebuah proses.5

    Pemberdayaan bertujuan juga untuk meningkatkan kekuasaan

    orang-orang yang lemah atau tidak beruntung. Pemberdayaan

    masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni pemberdayaan menunjuk

    4 Salam, op. cit., h. 233

    5 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika

    Aditama, 2005), h.60.

  • 10

    pada keadaan yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

    pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

    baik fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,

    mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

    berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

    tugas-tugas kehidupannya.6

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, tujuan dari pemberdayaan

    masyarakat adalah untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang lemah

    atau tidak beruntung. Penulis mengartikan orang-orang yang lemah

    dan tidak beruntung ini bukan hanya dilihat dari perekonomiannya saja

    tapi lemah dan tidak beruntung dapat dilihat dari berbagai ragam,

    seperti lemah dan tidak beruntung dalam kreativitas, lemah dan tidak

    beruntung dalam segi sosial, dan lemah dan tidak beruntung dalam

    ilmu. Dalam hal ini masyarakat harus difasilitasi agar memiliki

    kekuasaan atau mempunyai keilmuan yang bisa memberdayakan

    dirinya baik yang bersifat fisik, sosial, dan ekonomi.

    Kristiadi melihat bahwa ujung dari pemberdayaan masyarakat

    harus membuat masyarakat menjadi swadiri, swadana, dan

    swasembada.

    a. Swadiri : yaitu mampu mengurusi dirinya sendiri. b. Swadana : yaitu mampu membiayai keperluan sendiri c. Swasembada : yaitu mampu memenuhi kebutuhannya sendiri

    secara berkelanjutan. 7

    Sebuah masyarakat yang telah menjalankan kegiatan

    pemberdayaan haruslah memiliki tujuan yang signifikan, masyarakat

    sudah harus bisa mengurusi dirinya sendiri dan tidak selalu

    bergantung kepada orang lain, mampu membiayai dirinya sendiri

    sehingga masyarakat bisa terus menerus terampil dalam kegiatan

    pemberdayaan, dan terakhir masyarakat mampu memenuhi

    kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan.

    6 Ibid., h. 60.

    7 Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan,

    (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h. 117.

  • 11

    3. Proses Pemberdayaan Masyarakat

    Sebagai suatu proses, pemberdayaan merupakan proses yang

    berkesinambungan sepanjang hidup seseorang (on going) dan

    sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan

    perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja. Sebagai

    suatu program, pemberdayaan dilihat dari tapahan-tahapan kegiatan

    guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya sudah ditentukan jangka

    waktunya.8

    Tahapan pemberdayaan merupakan salah satu langkah dimana

    lembaga melakukan kegiatan pemberdayaan terhadap komunitas atau

    masyarakat disekitarnya. Tahapan pemberdayaan masyarakat seperti

    yang diungkapkan oleh Nana Mintarti yaitu:

    a. Penyadaran

    Dimana kegiatan penyadaran yang dilakukan meliputi

    proses pengenalan potensi diri dan lingkungan serta membantu

    komunitas untuk merefleksikan dan memproyeksikan keadaan

    dirinya, baik dalam berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan

    domistik maupun kekuatan global dalam bentuk informasi,

    teknologi, modal sosial, budaya dan peluang politik.

    b. Pengorganisasian

    Tahapan ini merupakan tahapan dimana suatu organisasi

    dan kelembagaan harus berawal dari prakasa masyarakat

    secara sukarela serta diadakannya suatu penguatan organisasi.

    c. Kaderisasi

    Suatu tahapan dimana suatu organisasi mempersiapkan

    kader-kader pengembangan keswadayaan lokal yang akan

    mengambil alih tugas pendampingan setelah program berakhir.

    Kader-kader dipillih secara partisipatif oleh masyarakat.

    8 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan

    Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002), h. 172-171.

  • 12

    d. Dukungan Teknis

    Dukungan teknis ini diberikan pada proses produksi yang

    mencakup dukungan untuk memperbaiki proses atau teknologi

    yang sedang digunakan.

    e. Pengelolaan Sistem

    Tahapan dimana organisasi membantu kliennya dalam

    upaya memperlancar upaya masyarakat memperoleh

    kebutuhan, baik secara individu maupun kelompok.9

    Tahapan pemberdayaan ini akan berjalan dengan baik bila adanya

    dukungan dari pihak-pihak internal dan eksternal seperti dukungan

    dari para anggota bank sampah POKLILI, masyarakat disekitar

    perumahan Griya Lembah Depok, pihak RT dan RW, pihak kelurahan

    hingga pemerintah kota Depok. Karena untuk menciptakan

    masyarakat yang terbedaya membutuhkan dukungan dari semua

    pihak.

    4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

    Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan tuntutan utama

    pembangunan, ini terkait dengan teori sumber daya manusia yang

    memandang mutu penduduk sebagai kunci utama pembangunan.10

    Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan

    melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting):

    mikro, mezzo, dan makro.

    a. Aras Mikro

    Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

    melalui bimbingan, konseling, stress management crisis

    9 Siti Habibah, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Wirausaha Daur Ulang

    Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h.18-19, tidak dipublikasikan.

    10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Mamberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika

    Aditama, 2005) h. 66.

  • 13

    intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau

    melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.

    Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat

    pada tugas.

    Pemberdayaan dalam aras mikro ini lebih kepada

    membimbing dan melatih masyarakat untuk menjalankan

    tugas-tugas kehidupan. Dalam pemberdayaan masyarakat

    melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah

    poklili ini bertujuan juga untuk membimbing dan melatih

    masyarakat agar dapat melakukan tugas-tugas daur ulang

    secara mandiri.

    b. Aras Mezzo

    Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

    Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok

    sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika

    kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam

    meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan

    sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan

    permasalahan yang dihadapinya.

    Dalam aras mezzo ini, pemberdayaan masyarakat juga

    dilakukan dengan mengadakan seminar-seminar pelatihan dan

    pendidikan di luar bank sampah poklili. Seminar pelatihan dan

    pendidikan bertujuan agar masyarakat bisa lebih peduli

    terhadap lingkungan terutama sampah. Selain meningkatkan

    rasa kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat juga dapat

    memberdayakan diri sendiri dan bahkan juga masyarakat

    sekitar untuk meningkatkan kreativitas dan perekonomian

    keluarga.

    c. Aras Makro

    Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar,

    karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan

  • 14

    yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,

    kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,

    manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan

    ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang

    memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka

    sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang

    tepat untuk bertindak.11

    Menurut penulis melalui pendekatan tiga model pemberdayaan ini

    diharapkan agar masyarakat dapat berdayakan diri sendiri untuk

    memenuhi kebutuhan sesuai rencana dan langkah yang sudah

    direncanakan.

    B. Daur Ulang Sampah Plastik

    1. Pengertian Daur Ulang

    Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi

    volume sampah, empat (4R) prinsip yang dapat digunakan dalam

    menangani masalah sampah antara lain sebagai berikut:

    a. Reduce (mengurangi), yakni upayakan meminimalisi barang atau

    material yang kita pergunakan.

    b. Reuse (menggunakan kembali), yakni pilihlah barang yang bisa

    dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai

    (disposable).

    c. Recycle (mendaur ulang), yaitu barang yang sudah tidak berguna

    lagi bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai

    tambah. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini

    sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang

    memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan

    memiliki nilai ekonomis.

    11

    Ibid., h. 67.

  • 15

    d. Replace (mengganti), yakni mengganti barang-barang yang hanya

    bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Selain

    itu menggunakan barang-barang yang lebih ramah lingkungan,

    misalnya mengganti kantong keresek dengan keranjang bila

    berbelanja, dan menghindari penggunaan styrofoam karena kedua

    bahan ini tidak bisa terdegradasi secara alami.12

    Pada penelitian ini, penulis membahas mengenai Recycle atau

    mendaur ulang. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu

    bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya

    sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna,

    mengurangi bahan baju yang baru, mengurangi penggunaan energi,

    mengurang polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika

    dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.

    Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat

    yang terdiri atas kegiatan pemisahan, pengumpulan, pemrosesan,

    pendistribusian, dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan

    komponen utama dalam menajemen sampah modern.13

    Sampah padat dapat di daur ulang dengan cara memisahkan,

    mengumpulkan, memproses, mendistribusi dan membuatnya menjadi

    barang-barang yang dapat digunakan kembali. Sampah padat juga

    menjadi bahan utama dalam proses daur ulang.

    Sampah dapat mencemari lingkungan dan mambahayakan

    kesehatan. Sampah juga menyebabkan timbulnya banjir. Akan tetapi,

    melalui daur ulang, sampah dapat diolah lagi menjadi barang yang

    berguna. Daur ulang sampah adalah proses pengolahan kembali

    barang-barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna.14

    12

    Arif Zulkifli, Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan, (Jakarta: Salemba Teknika, 2014), h. 106. 13

    A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),

    h.35. 14

    Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet-2, h. 38.

  • 16

    Pendaurulangan sampah di masyarakat dapat dilakukan dalam

    beberapa cara, antara lain pendaurulangan sampah secara manual dan

    pendaurulangan dilakukan oleh pabrik. Sampah yang didaur ulang

    secara manual biasanya berasal dari benda-benda, misalnya plastik,

    kertas, karton, besi, tembaga, tulang, kaca, dan lain sebagainya.

    Pendaurulangan yang dilakukan oleh pabrik juga memerlukan bahan

    baku yang berasal dari plastik, kaca, besi, kertas, tembaga, tulang,

    tergantung dari hasil produksi dari pabrik yang bersangkutan.15

    Sampah memiliki jenis yang bermacam-macam, pengolahan

    terhadap sampah juga bervariasi tergantung dari jenis sampah tersebut.

    Pengolahan sampah dapat dilakukan secara manual dengan diolah

    langsung oleh manusia, dan juga dapat diolah oleh pabrik. Sampah

    yang diolah secara manual biasanya berbentuk kreasi dan produk yang

    diolah dengan ide-ide kreatif. Sampah yang diolah oleh pabrik

    biasanya akan menjadi produk yang sama seperti barang yang telah di

    daur ulang sebelumnya.

    2. Teknologi daur ulang sampah

    Dalam usaha mengelola limbah atau sampah secara baik, ada

    beberapa pendekatan teknologi, diantaranya penanganan pendahuluan.

    Penanganan pendahuluan umumnya dilakukan untuk memperoleh hasil

    pengolahan atau daur ulang yang lebih baik dan memudahkan

    penanganan yang akan dilakukan. Penanganan pendahuluan yang

    umum dilakukan saat ini adalah pengelompokan limbah sesuai

    jenisnya, pengurangan volume dan pengurangan ukuran.16

    Usaha penanganan pendahuluan ini dilakukan dengan tujuan

    memudahkan dan mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya,

    15

    Achmad Serudji Hadi, Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber Kehidupan, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 2001, h. 28-29.

    16 Enri Damanhuri dan Tri Padmi, Teknologi Pengelolaan Sampah, (Bandung: Penerbit

    ITB), h.55.

  • 17

    termasuk upaya daur ulang. Dalam pengelolaan sampah, upaya daur

    ulang akan berhasil baik bila dilakukan pemilahan dan pemisahan

    komponen sampah mulai dari sumber sampi ke proses akhirnya.

    Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya diprioritaskan

    sehingga termasuk yang paling penting didahulukan. Persoalannya

    adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan masyarakat. Pemilahan

    yang dianjurkan adalah pola pemilahan yang dilakukan mulai dari

    level sumber atau sifat awal yaitu belum tercampur atau

    terkontaminasi dengan sampah lainnya.17

    3. Manfaat Daur Ulang

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , manfaat adalah

    guna, faedah, laba, untung. Arti memanfaatkan adalah menjadikan ada

    manfaatnya, sedangkan pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan

    memanfaatkan.18

    Dengan daur ulang, sampah dapur dan sampah pasar dapat diolah

    menjadi pupuk. Sampah plastik dapat dilebur dan dicetak ulang

    menjadi alat-alat rumah tangga. Sampah kayu dapat dipakai sebagai

    bahan untuk membuat kerajinan tangan. Sampah kayu juga dapat

    digunakan sebagai bahan bakar. Sampah logam atau besi dapat didaur

    ulang menjadi alat-alat pertanian dan pertukangan.19

    Sudah pasti daur ulang sampah sangat banyak manfaatnya, karena

    dengan daur ulang sampah-sampah yang ada di lingkungan dapat

    diminimalisir. Sampah terdiri dari berbagai macam jenis, dan dapat

    dimanfaatkan kembali sehingga sampah barang-barang yang tadinya

    hanya sampah dapat berubah menjadi barang berguna.

    Pendaurulangan sampah sudah mempunyai nilai ekonomi yang

    cukup tinggi di negara-negara maju. Banyak berdiri pabrik-pabrik

    pendaurulangan sampah, mereka menjadikan sampah tersebut sebagai

    17

    Ibid, h.55. 18

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, versi 1.3 19

    Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet. 2, h. 38.

  • 18

    bahan baku atas produk benda-benda tertentu, hal ini jelas

    meningkatkan nilai ekonomi dari benda yang bersangkutan.

    Pengelolaan sampah yang baik memberikan dua manfaat penting

    yaitu:

    a. Mengurangi pencemaran lingkungan

    b. Pemanfaatan sampah dapat meningkatkan nilai ekonomi atas

    benda yang bersangkutan, sehingga menguntungkan

    masyarakat tertentu yang mengelolanya.20

    4. Pengertian Sampah Plastik

    Sampah adalah suatu bahan atau benda yang bersifat padat, yang

    sudah tidak dipakai lagi, atau harus dibuang, sebagai hasil dari

    aktivitas manusia, yang bukan biologis, belum memiliki nilai

    ekonomis dan bersifat padat (solid waste).21

    Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari

    bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah

    dari plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk

    menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurrang lebih 80

    tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna.22

    Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah rumah tangga

    yang punya peran besar dalam perusakan lingkungan. Sampah plastik

    yang kita buang akhirnya akan menumpuk di tempat pembuangan

    sampah atau terkubur di dalam tanah. Akibatnya struktur dan

    20

    Achmad Serudji Hadi, Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber Kehidupan, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 2001, h. 64.

    21 Misbahul Ulum, dkk, Pengertian Sampah, dalam suisyanto (ed), Model-Model

    Kesejahteraan Sosial Islam, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerjasama dengan IISEP-CIDA, 2007), cet. 1, h. 170.

    22 A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),

    h.32.

  • 19

    kesuburan tanah akan terganggu, apalagi kalau sampai mencemari

    aliran sungai.23

    Menurut Buntoro, perkembangan industri plastik di Indonesia dimulai sekitar tahun 1963. Perkembangan ini disebabkan oleh

    kegunaan plastik yang sangat luas, baik untuk rumah tangga maupun

    untuk industri dan alat-alat lainnya.24

    5. Karakteristik Sampah Plastik

    Plastik yang dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai polimer

    banyak dikenal sebagai material sintetik atau bahan kimia yang

    memiliki karakteristik yang khas. Karakteristik plastik dianggap khas

    karena selain bisa menjadi menjadi substansi bagi meterial lain, plastik

    juga mempunyai karakter tersendiri sebagai material alternatif selain

    material yang sudah ada.

    Polimer adalah material yang molekul-molekulnya berupa

    pengulangan atau gabungan iktan-ikatan kovalen pertikelnya yang

    lebih kecil.25

    Berdasarkan strukturnya polimer diklasifikasikan menjadi tiga

    kategori, yaitu:

    a) Platik, yaitu polimer yang strukturnya permanen

    b) Elastomer, yaitu polimer yang strukturnya elastis

    c) Fibre, yaitu polimer yang strukturnya berupa serat

    Dari klasifikasi di atas, dapat diketahui bahwa material plastik

    adalah salah satu jenis polimer yang strukturnya permanen atau dengan

    kata lain bahwa istilah material platik merupakan sebuah istilah

    spesifik dan berbagai macam jenis polimer.26

    23

    Mien R. Uno dan Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia,

    2011), h.34. 24

    Etrizal Suar, Pengaruh Sampah Plastik Terhadap Pengelolaan Lingkungan Hidup di DKI Jakarta, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 1996, h. 51.

    25 Karakteristik sampah plastik, diakses pada 02 Oktober 2014 pukul 21:42 WIB melalui

    http://jujubandung.wordpress.com. 26

    Ibid

  • 20

    6. Daur Ulang Sampah Plastik

    Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya

    dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar

    suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain

    limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, peellet,

    serbuk, pecahan) limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta

    diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut,

    sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,

    yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat

    seperti besi dan sebagainya.27

    Daur ulang sampah yang dilakukan oleh industri/pabrik yaitu

    melalui pemisahan limbah plastik, pemotongan limbah plastik,

    pencucian limbah plastik yang telah dipotong sebelumnya, dan

    menghilangkan zat-zat berbahaya pada plastik setelah limbah plastik

    dipotong. Selain daur ulang yang dilakukan oleh industri atau pabrik,

    daur ulang sampah plastik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan

    kembali barang-barang dari limbah plastik.

    Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-

    barang platik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah

    plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi menjadi barang semula

    walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru

    untuk meningkatkan kualitas.28

    7. Produk Daur Ulang Sampah Plastik

    Pemakaian barang-barang dari bahan plastik sekarang ini

    sangatlah luas. Plastik digunakan sebagai pengganti daun dan kertas.

    Plastik dipakai untuk pembungkus, alat rumah tangga, alat tulis,

    perlengkapan kendaraan bermotor, bahkan juga sebagai bahan

    bangunan.

    27

    A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),

    h.34. 28

    Ibid

  • 21

    Sampah plastik akan terus mengotori lingkungan hidup karena

    sifatnya yang tidak mudah hancur. Akan tetapi, sampah plastik masih

    bisa didaur ulang. Plastik-plastik itu dibawa ke pabrik untuk dilebur

    dan diolah kembali menjadi barang yang berguna. Hasil daur ulang

    plastik contohnya kantong plastik, mainan anak-anak, alat rumah

    tangga, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.29

    Sampah sebagai sumber bahan untuk dimanfaatkan adalah apabila

    digunakan kembali atau di daur ulang (recycling), antara lain dengan

    melakukam pengolahan kembali (reused) dengan hasil yang sama,

    berubahnya fungsi menjadi benda baru yangberbeda dengan fungsi

    semula, atau menjadi bahan mentah atau bahan baku suatu produk

    tertentu dengan mengalami pengolahan kembali (recuperated

    material).

    Sampah yang dapat dimanfaatkan bergantung dari jenis sampah

    tersebut. Jenis sampah (limbah padat) yang dapat dimanfaatkan

    kembali tersebut adalah plastik, kertas, kain, besi, gelas, tembaga,

    kaleng, alumunium, tulang, dan lain sebagainya.30

    C. Komunitas Bank Sampah

    1. Pengertian Komunitas Bank Sampah

    Bank sampah adalah sebuah yayasan yang awalnya dibina di

    daerah Yogyakarta, dan kini sudah diadopsi di kota-kota seluruh

    Indonesia.31

    Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian

    masyarakat agar dapat berkawan dengan sampah untuk mendapatkan

    manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat

    berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R

    29

    Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet. 2, h. 50. 30

    Achmad Serudji Hadi, Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber Kehidupan, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 2001, h. 27.

    31 Bambang Wintoko, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah, (Yogyakarta: Pustaka

    Baru Press) cet-1, h. 58.

  • 22

    sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi,

    namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat.

    Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai

    pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini

    maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga

    mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka

    kumpulkan.32

    Dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan penelitian di bank

    sampah yang terdapat di kota Depok, tepatnya di Perumahan Griya

    Lembah Depok Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya. Bank

    sampah ini dikenal dengan nama Bank Sampah Poklili (Kelompok

    Peduli Lingkungan). Kegiatan utama dalam bank sampah adalah daur

    ulang sampah, baik sampah kertas, plastik, rumah tangga, logam.

    Namun sebagian besar kegiatan disini adalah daur ulang sampah

    plastik, karena volume sampah plastik sangat besar. Bank sampah ini

    juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut berpartisipasi

    dalam kegiatan daur ulang sampah plastik.

    2. Manfaat dan Tujuan Komunitas Bank Sampah

    Tujuan didirikannya bank sampah tentu saja menerima

    penyimpanan sampah masyarakat sekitar, dan menjadikan sampah

    tersebut uang. Jumlah sampah yang masuk dengan uang yang diterima

    tentu akan berbeda jauh. Kalau sampah yang masuk banyak, jangan

    harap uang yang masuk sebanyak sampah yang disetorkan.

    Bank sampah bertujuan menjaga lingkungan, sisanya agar

    masyarakat mampu memberdayakan barang bekas menjadi sesuatu

    yang bisa dijadikan uang. Kinerjanya lebih pada sampah di sekitar

    masyarakat dipilah-pilah, lantas ditimbang.33

    32

    Ibid, h. 69. 33

    Ibid., h. 59.

  • 23

    Tujuan didirikannya bank sampah adalah untuk mengubah barang

    bekas menjadi barang yang berguna dan menghasilkan uang. Namun

    tidak hanya sekedar itu saja, adanya bank sampah juga untuk menjaga

    lingkungan agar lebih bersih, rapi, dan indah. Bank sampah tidak

    hanya mengubah sampah menjadi uang saja, namun lebih jauh dari itu

    bank sampah memberdayakan mayarakat agar lebih mandiri dan dapat

    mengembangkan ide dan kreativitas dalam mengolah dan mendaur

    ulang sampah.

    3. Peran Bank Sampah dalam Kehidupan Masyarakat

    Bank sampah ini fungsinya bukan melulu menumpuk sampah,

    namun bank ini menyalurkan sampah yang didapat sesuai dengan

    kebutuhan. 34

    Peran bank sampah dalam kehidupan masyarakat memiliki misi

    misi tertentu, yaitu mengelola sampah hingga memiliki nilai ekonomi

    tinggi, mendirikan bank sampah melalui kemitraan yang sinergi dan

    menguntungkan, melahirkan pengusaha Indonesia baru bidang

    lingkungan, menghidupkan kembali PKK dilingkungan sekitar, dan

    menyediakan wadah kreativitas untuk masyarakat sekitar.35

    Bank sampah sangat berperan penting dalam kehidupan

    masyarakat, bank sampah juga memberikan pelatihan dan pengajaran

    kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa melakukan kegiatan daur

    ulang dan bahkan bisa mendirikan bank sampah di lingkungan tempat

    tinggalnya, sehingga keberadaan bank sampah semakin banyak dan

    bisa megelola lingkungan dengan baik secara mandiri.

    D. Partisipasi Masyarakat

    Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang tidak

    terlepas dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,

    34

    Ibid., h. 60. 35

    Ibid., h. 65.

  • 24

    Mikkelsen mengutip dari Chambers melihat partisipasi digunakan untuk

    menggambarkan proses pemberdayaan (empowering process).

    Dalam hal ini partisipasi dimaknai sebagai suatu proses yang

    memampukan masyarakat lokal untuk melakukan analisis masalah

    mereka, memikirkan bagaimana cara mengatasinya, mendapatkan rasa

    percaya diri untuk mengatasi masalah, engambil keputusan sendiri tentang

    alternatif pemecahan masalah apa yang ingin mereka pilih.36

    Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses

    pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan

    dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani

    masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan ketelibatan

    masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.37

    E. Hasil Penelitian yang Relevan

    Maka setelah peneliti berusaha membaca, mempelajari, dan mengkaji

    tentang hasil karya ilmiah sebelumya maka peneliti mengacu kepada karya

    ilmiah yang ditulis oleh:

    1. Bunga Nur Mawaddah Nasution, dengan judul skripsi Pemberdayaan

    Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit

    Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Skripsi

    mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Pengembangan

    Masyarakat Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakata (2013). Penelitian

    ini mengkaji mengenai pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di

    bank sampah melati bersih BPI, kegiatan-kegiatan yang dilakukan

    adalah untuk mengelola sampah dari sampah anorganik menjadi

    barang yang bernilai. Bank sampah melati bersih telah berhasil

    membangun kepercayaan potensi dan kreativitas warga Bukit

    Pamulang Indah. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama

    membahas pemberdayaan masyarakat dan mengolah sampah dengan

    36

    Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 2008), cet-2, h.106-108.

    37 Ibid, h. 111.

  • 25

    mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai jual.

    Perbedaannya adalah pada tempat penelitian dan pengolahan yang

    berbeda.

    2. Arif Nurmuhamad, dengan judul artikel jurnal ilmiah Merubah

    Sampah Menjadi Uang. Artikel jurnal ilmiah mahasiswa Fakultas

    Ilmu Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri

    Semarang (2013). Penelitian ini mengkaji mengenai sampah yang

    dimanfaatkan untuk didaur ulang dan dibuat sebagai kerajinan dan

    produk baru, serta dapat dijual dan menambah pendapatan. Persamaan

    penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana sampah didaur

    ulang dan merubahnya menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai

    jual. Perbedaannya adalah pada fokus penelitian mengenai jenis

    sampah yang diolah dan tempat penelitian yang berbeda.

    3. Faizah, dengan judul tesis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

    Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kota Yogyakarta). Tesis

    mahasiswa Program magister ilmu lingkungan, program studi ilmu

    lingkungan, Universitas Diponegoro (2008). Penelitian ini mengkaji

    pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan prinsip 3R (Reduce,

    Recycle, Reuse) melalui proses pemilahan sampah. Persamaan

    penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana mengelola

    sampah dengan prinsip Reduce, Recycle, dan Reuse. Perbedaannya

    adalah pada fokus penelitian mengenai jenis sampah yang diolah dan

    tempat penelitian yang berbeda.

  • 26

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Tempat penelitian ini dilakukan di Bank Sampah POKLILI

    Perumahan Griya Lembah Depok Blok B1 RT 003 RW 024 Nomor 5,

    Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Jawa Barat

    dan memiliki titik koordinat S 6o 23.8213 dan E 106o 50.2357.

    Gambar 3.1

    Peta Lokasi Penelitian38

    Sumber: mediacenterkpudepok

    38

    Peta Kota Depok, diakses pada 04 September 2014 pukul 21:30 WIB melalui mediacenterkpudepok.blogspot.com

  • 27

    Lokasi ini dipilih peneliti sebagai lokasi penelitian karena bank

    sampah poklili perumahan griya lembah depok ini telah berhasil

    mengajak hampir semua warga yang tinggal di perumahan ini untuk

    lebih peduli terhadap lingkungan, serta mengumpulkan berbagai

    sampah untuk diolah atau didaur ulang menjadi barang yang dapat

    digunakan kembali.

    Bank sampah pokllili ini juga telah memberikan berbagai manfaat

    untuk para nasabahnya, namun seiring berjalannya waktu sebagian

    besar para nasabah mendaur ulang sampah plastik secara individu dan

    tidak lagi di tuntun oleh bank sampah. Hal ini membuat para nasabah

    harus lebih mandiri dan memberdayakan kreativitas mereka masing-

    masing.

    2. Waktu Penelitian

    Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari

    perencanaan penyusunan proposal skripsi, pendalaman pustaka,

    membuat rancangan penelitian, observasi awal ke tempat penelitian,

    penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data penelitian, dan

    pengolahan dan analisis data penelitian. Rentang waktu yang

    dibutuhkan secara keseluruhan selama 7 (tujuh) bulan, mulai pada

    ulan Desember dan berlanjut pada bulan Juni sampai November 2014.

    Tabel 3.1

    Waktu Penelitian

    No Kegiatan Bulan

    Des Jun Jul Ag Sep Okt Nov

    1 Penyusunan

    proposal skripsi

    2 Pendalaman

    pustaka

  • 28

    3

    Membuat

    rancangan

    penelitian

    4 Observasi awal ke

    tempat penelitian

    5

    Penyusunan

    instrumen

    penelitian

    6 Pengumpulan data

    penelitian

    7

    Pengolahan dan

    analisis data

    penelitian

    B. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif

    deskriptif. Peneliti menggunakan metode ini untuk menggambarkan atau

    memaparkan suatu keadaan dan untuk membedah suatu fenomena yang

    ada di lapangan.

    Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada

    filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

    alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah

    sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

    secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi

    (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

    kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.39

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, secara

    harfiah penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk

    membuat pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-

    39

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

    (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet-15, h.15.

  • 29

    kejadian. Dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data

    dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau

    menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau

    mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan

    untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode

    deskriptif.40

    Sumber data dalam penelitian ini yaitu Bank Sampah Kelompok

    Peduli Lingkungan Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan

    Sukmajaya Kota Depok atau biasa disebut Bank Sampah POKLILI dan

    data-data yang menunjang dalam penelitian ini. Penelitian dengan metode

    kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat

    melalui kegiatan daur ulang sampah plastik pada komunitas bank sampah

    poklili Perumahan Griya Lembah Depok.

    C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

    1. Prosedur Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

    dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

    data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak

    akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

    Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

    sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

    melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi seperti di bawah ini:41

    a. Observasi

    Menurut Ngalim Purwanto, observasi ialah metode atau cara-cara

    menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai

    tingkah lakudengan melihat atau mengamati individu atau kelompok

    secara langsung. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati

    40

    Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012),

    cet-23, h. 76. 41

    Sugiyono, op. cit, h. 308.

  • 30

    secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh

    gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.42

    Dalam observasi ini peneliti mengadakan observasi di Bank

    Sampah Poklili di Perumahan Griya Lembah Depok dengan melihat

    langsung kegiatan yang dilakukan oleh anggota Bank Sampah,

    bagaimana kegiatan mendaur ulang sampah-sampah plastik dan apa

    manfaat yang dirasakan oleh masyarakat di perumahan griya lembah

    depok setelah melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik.

    b. Wawancara

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

    Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

    (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

    (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.43

    Dalam wawancara yang dilakukan peneliti di Bank Sampah

    POKLILI, penentuan informan menggunakan teknik snowball

    sampling. Teknik snowball sampling yaitu penentuan sampel yang

    awalnya dalam jumlah kecil, kemudian membesar karena terus

    menerus mencari data sampai data yang ditemukan dirasa lengkap.

    Subjek dari penelitian ini adalah anggota bank sampah POKLILI,

    mencakup ketua, pengurus, dan nasabah karena mereka semua yang

    berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat melalui kegiatan

    daur ulang sampah plastik.

    c. Dokumentasi

    Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

    menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan

    masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap,sah

    dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data

    42

    Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

    2008), cet. 1,h. 94. 43

    Lexy, J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

    2009), cet. 26, h. 186.

  • 31

    yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah ada, pendapatan, luas

    tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya.44

    Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik

    dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data melalui data

    monografi Kelurahan Abadijaya, data profil bank sampah POKLILI,

    dan foto-foto kegiatan di bank sampah POKLILI.

    2. Instrumen Pengumpulan Data

    Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

    penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human

    instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

    sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas

    data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas

    temuannya.

    Selain peneliti, instrumen penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

    a. Lembar observasi

    Lembar observasi yaitu hasil dari observasi yang dilakukan saat

    penelitian. Setiap temuan yang ditulis menjadi bahan kajian dalam

    penelitian.

    Tabel 3.2

    Kisi-kisi lembar observasi pemberdayaan masyarakat melalui

    kegiatan daur ulang sampah plastik

    No Data yang

    diperlukan Objek yang dilihat

    1 Sampah plastik Proses daur ulang sampah plastik

    2 Daur ulang sampah Warga mengumpulkan, memilah, dan mengolah

    sampah plastik

    44 Basrowi, loc. cit.

  • 32

    plastik

    3 Sampah disekitar

    lokasi penelitian Pengangkutan sampah di wilayah perumahan

    4 Kegiatan daur ulang

    sampah plastik Pelatihan kegiatan daur ulang

    5 Hasil kegiatan daur

    ulang Produk-produk hasil daur ulang

    6 Penjualan hasil daur

    ulang Kegiatan jual beli produk daur ulang

    7

    Sarana dan

    prasarana daur

    ulang

    Alat-alat untuk kegiatan daur ulang

    b. Pedoman wawancara

    Pedoman wawancara digunakan untuk menganalisis data yang

    didapat dari responden dan nantinya akan menjadi sumber penelitian.

    Tabel 3.3

    Kisi-kisi pedoman wawancara untuk nasabah bank sampah

    No Data yang

    diperlukan Pertanyaan

    1

    Pemahaman

    mengenai sampah

    plastik

    Apa yang anda ketahui tentang sampah plastik?

    2

    Latar belakang

    bergabung dengan

    bank sampah

    Sudah berapa lama anda tergabung dalam komunitas

    bank sampah poklili, dan apa yang menjadi motivasi

    anda bergabung ke dalam bank sampah poklili?

    3 Proses daur ulang

    sampah plastik

    Bagaimana proses daur ulang sampah plastik yang

    dilaksanakan di bank sampah poklili?

    4 Produk yang Produk apa saja yang dihasilkan dari kegiatan bank

  • 33

    dihasilkan sampah ini?

    5 Pemberdayaan

    masyarakat

    Bagaimana anda mendapatkan ide-ide untuk

    menciptakan suatu produk atau barang dari sampah

    plastik ini?

    6

    Pemberdayaan

    masyarakat

    Berapa rata-rata hasil hasil tabungan yang anda

    peroleh dalam sebulan selama menjalani kegiatan

    dan menjadi nasabah bank sampah poklili?

    7

    Adakah peningkatan taraf hidup setelah bergabung

    dan melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik

    di bank sampah poklili?

    8 Manfaat kegiatan

    daur ulang

    Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah ikut

    bergabung dan melakukan kegiatan daur ulang

    sampah plastik di bank sampah poklili?

    9 Kendala kegiatan

    daur ulang

    Apa saja kendala yang anda rasakan setelah ikut

    bergabung dan melakukan kegiatan daur ulang

    sampah plastik di bank sampah poklili?

    10

    Harapan setelah

    melakukan kegiatan

    daur ulang

    Apa harapan anda kedepan setelah mengikuti

    program daur ulang sampah plastik?

    Tabel 3.4

    Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua bank sampah

    No Data yang

    diperlukan Pertanyaan

    1 Latar belakang

    bank sampah

    Apa yang melatarbelakangi berdirinya bank sampah

    Kelompok Peduli Lingkungan di Perumahan Griya

    Lembah Depok?

    2 Pengorganisasian Cara-cara apa sajakah yang dilakukan untuk

  • 34

    mendirikan bank sampah ini?

    3 Peran bank sampah Bagaimana peran bank sampah untuk

    mengembangkan potensi diri dan lingkungan?

    4 Modal awal Darimanakah modal awal untuk melaksanakan

    kegiatan ini?

    5 Daur ulang sampah

    plastik

    Mengapa sebagian besar bahan sampah plastik yang

    didaur ulang?

    6

    Kaderisasi

    Bagaimana proses perekrutan anggota dan sudah

    berapa banyak anggota yang bergabung?

    7

    Bagaimana cara bank sampah mempersiapkan

    kader-kader untuk melaksanakan program-program

    di bank sampah?

    8 Dukungan teknis Apa saja dukungan-dukungan yang diberikan bank

    sampah untuk memberdayakan masyarakat sekitar?

    9 Pemberdayaan

    masyarakat

    Apakah tiap anggota digaji setiap bulannya? Kalau

    ya, berapa rata-rata gaji yang diperoleh anggota

    setiap bulannya?

    10 Proses daur ulang Bagaimana proses daur ulang plastik yang

    dilaksanakan di bank sampah poklili?

    11 Pemasaran produk

    daur ulang

    Dipasarkan kemana sajakah biasanya barang-barang

    yang telah dibuat dan berapa kisaran harganya?

    11 Pemberdayaan

    masyarakat

    Berapakah omset yang diperoleh setiap bulannya

    dari hasil daur ulang dan pemanfaatan sampah

    plastik ini?

    12 Pengelolaan sistem Bagaimana cara bank sampah mengelola kegiatan-

    kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan?

    14 Manfaat kegiatan Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah

    melakukan kegiatan daur ulang di bank sampah?

    15 Harapan setelah

    melakukan

    Apa yang menjadi harapan bapak/ibu kedepannya

    dengan adanya program daur ulang atau

  • 35

    kegiatan daur ulang pemanfaatan sampah plastik ini?

    Tabel 3.5

    Kisi-kisi pedoman wawancara untuk pengurus bank sampah

    No Data yang

    diperlukan Pertanyaan

    1 Awal kegiatan

    dijalankan

    Sejak kapan program daur ulang sampah plastik ini

    berjalan?

    2 Partisipasi

    masyarakat

    Bagaimanakah cara para pengurus bank sampah

    disini untuk mengajak warga berpartisipasi di dalam

    bank sampah?

    3 Bahan baku daur

    ulang

    Bagaimana cara bank sampah mendapatkan bahan

    baku berupa sampah plastik untuk di daur ulang?

    4 Partisipasi

    masyarakat

    Apakah pengurus bank sampah poklili juga ikut

    serta melaksanakan kegiatan daur ulang sampah

    plastik?

    5 Proses daur ulang

    plastik

    Bagaimana proses daur ulang plastik yang

    dilaksanakan di bank sampah poklili?

    6 Partisipasi

    masyarakat

    Ada berapa orang yang ikut serta melakukan daur

    ulang dalam sekali pelaksanaan?

    7 Manfaat bergabung

    dalam bank sampah

    Bagaimana manfaat yang anda rasakan setelah ikut

    bergabung ke dalam bank sampah?

    8 Pemberdayaan

    masyarakat

    Adakah peningkatan taraf hidup setelah anda ikut

    bergabung disini?

    9 Kendala selama

    menjadi pengurus

    Apa saja kendala yang anda rasakan selama

    menjadi pengurus di bank sampah poklili?

    10

    Harapan setelah

    melakukan

    kegiatan daur ulang

    Apa harapan anda kedepan setelah program-

    program daur ulang sampah plastik dilaksanakan?

  • 36

    c. Studi dokumentasi

    Pengumpulan data dengan studi dokumentasi adalah

    pengambilan data yang diperoleh melaluui dokumen-dokumen.

    Tabel 3.6

    Kisi-kisi studi dokumentasi pemberdayaan masyarakat melalui

    kegiatan daur ulang sampah plastik

    No Data yang

    diperlukan Dokumen yang diperlukan

    1 Lokasi penelitian Peta lokasi penelitian

    2 Kependudukan Monografi kelurahan Abadijaya

    3 Struktur organisasi

    bank sampah Data profil bank sampah poklili

    4 Kegiatan bank

    sampah POKLILI Foto-foto kegiatan bank sampah POKLILI

    3. Prosedur Pengolahan Data

    Setelah data selesai dikumpulkan maka tahap selanjutnya yaitu

    melakukan pengolahan data. Pengolahan data mencakup kegiatan

    penyusunan data, klasifikasi data, manipulasi data, dan interpretasi data.

    a. Penyusunan data

    Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk

    mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua.

    b. Klasifikasi data

    Merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah

    data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan

    ditentukan oleh peneliti

    c. Manipulasi data

    Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data

    mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang

  • 37

    dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara

    fenomena.

    d. Interpretasi data

    Peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya dan menarik

    suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian

    penelitian dan membuat rekomendasinya.45

    D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

    Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan

    dengan teknik-teknik berikut ini:

    1. Uji Kredibilitas

    Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

    penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan

    keikutsertaan, peningkatan ketekunan, triangulasi, dan diskusi teman

    sejawat.

    Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini

    dilakukan dengan teknik trianggulasi. Secara definisi trianggulasi

    adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan

    gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan

    diteliti. Denzin mengemukakan empat tipe trianggulasi yang dapat

    digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu theory triangulation

    (trianggulasi dalam hal teori), methodological triaangulation

    (trianggulasi dalam hal metodologi), data triangulation (trianggulasi

    dalam hal metode pengumpulan data), dan observer triangulation

    (trianggulasi dalam hal observer).

    Namun dari sekian banyak tipe trianggulasi yang dikemukakan

    oleh Denzim, peneliti menggunakan data triangulation (trianggulasi

    dalam hal metode pengumpulan data) dan observer triangulation

    (trianggulasi dalam hal observer) untuk penelitian ini.

    45

    Teknik Pengolahan Data, diakses pada 04 November 2014 pukul 21.34 WIB melalui

    diachs-an-nur.blogspot.com

  • 38

    a. Data Triangulation (Trianggulasi dalam hal metode

    pengumpulan data)

    Yaitu penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data

    dalam kasus tunggal. Metode pengumpulan data data yang pada

    umumnya dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu

    wawancara, observasi, FGD, dokumentasi, dan lain sebagainya.

    Karena sifat penelitian kualitatif yang dinamis, penggunaan data

    trianggulation sering kali diperlukan, sehingga hampir tidak

    dianjurkan dalam penelitian kualitatif hanya mengandalkan satu

    metode pengumpulan data.

    b. Observer Triangulation (Trianggulasi dalam hal observer)

    Yaitu penggunaan lebih dari satu orang observer dalam satu

    kasus tunggal dalam rangka untuk mendapatkan kesepakatan

    intersubjektif antar observer. Alasan lain penggunaan Observer

    Triangulation adalah untuk mengurangi bias observer yang

    biasanya terjadi ketika peneliti melakukan penelitian.46

    2. Pengujian Konfirmability

    Pengujian konfirmability dalam penelitian kualitatif disebut

    dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila

    hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji

    konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan

    proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari

    proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi

    standar konfirmability.47

    E. Analisis Data

    Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman

    terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahapan pertama adalah

    46

    Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet.3, h. 201-202.

    47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

    (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 15, h. 377

  • 39

    tahap pengumpulan data, kedua adalah tahap reduksi data, ketiga adalah

    tahap display data, keempat adalah tahap penarikan kesimpulan dan/atau

    tahap verifikasi.

    1. Tahap Pengumpulan Data

    Tahap pengumpulan data berisi tentang serangkaian proses

    pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal penelitian, baik

    melalui wawancara atau studi pre-elementary.

    2. Tahap Reduksi Data

    Selanjutnya tahap reduksi data yang berisi tentang proses

    penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh

    menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis.

    3. Tahap Display Data

    Setelah dua tahap diatas, selanjutnya tahap display data berisi

    tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk

    tulisan dan memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks

    kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokan dan

    dikategorisasikan.

    4. Tahap Kesimpulan /Verifikasi

    Yaitu menjurus pada jawaban dari pertanyaan penelitian yang

    diajukan dan mengungkap what dan how dari temuan penelitian

    tersebut.48

    Inti dari analisis data, baik dalam penelitian kualitatif maupun

    kuantitatif adalah mengurai dan mengolah data mentah menjadi data

    yang dapat ditafsirkan dan dipahami lebih spesifik dan diakui dalam

    suatu perspektif ilmiah yang sama, sehingga hasil dari analisis data yang

    baik adalah data olah yang tepat dan dimaknai sama atau relatif sama dan

    tidak bias atau menimbulkan perspektif yang berbeda-beda.49

    48

    Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet-3, h. 180.

    49 Ibid.

  • 40

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data

    Pada penelitian ini akan dipaparkan mengenai pemberdayaan

    masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Perumahan

    Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Penelitian ini

    menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

    Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif yaitu peneliti

    meneliti dengan menggunakan pengamatan, wawancara, atau studi

    dokumentasi. Data yang di dapatkan dari hasil penelitian merupakan data

    yang memang benar-benar ada di lapangan, dialami dan dirasakan oleh

    informan.

    Dengan menggunakan pendekatan deskriptif, peneliti menganalisis,

    menjelaskan, dan mendeskripsikan data yang sangat kaya tersebut sejauh

    mungkin dalam bentuk aslinya.

    1. Kondisi Geografis

    Perumahan Griya Lembah Depok (Bank Sampah POKLILI)

    terletak di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa

    Barat. Kelurahan Abadijaya memiliki luas wilayah 237 Ha. Batas

    wilayah Kelurahan Abadijaya adalah sebagai berikut:

    a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Baktijaya

    b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukmajaya

    c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Mekarjaya

    d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sukamaju/Cisalak50

    50

    Dokumentasi data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.

  • 41

    2. Kondisi Iklim

    Kelurahan Abadijaya berada di dataran rendah dengan ketinggian

    50 meter dari permukaan laut dengan curah hujan sekitar 240

    mm/tahun, suhu udara disini rata-rata 32oC, dengan demikian kondisi

    iklim di daerah ini adalah beriklim tropis.51

    3. Kondisi Geologi dan Geomorfolgi

    Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau

    sayar lipatan dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, sesar

    mendatar yang diperkirakan berarah utara selatan.

    Kondisi geologi di wilayah ini termasuk ke dalam sistem geologi

    cekungan botabek yang dibentuk oleh endapan kuarter yang berupa

    rombakan gunung api muda dan endapan sungai.

    4. Kondisi Kependudukan

    a. Berdasarkan Jenis Kelamin

    Berdasarkan data monografi Kelurahan Abadijaya, kondisi

    kependudukan berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.1

    Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin52

    No Jenis Kelamin Jumlah

    1 Laki-laki 24.386 orang

    2 Perempuan 24.661 orang

    Total 49.047 orang

    Sumber: Data monografi kelurahan Abadijaya tahun 2013.

    51

    Ibid. 52

    Ibid.

  • 42

    Jumlah penduduk perempuan di kelurahan Abadijaya lebih

    banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Sama halnya dengan jumlah

    anggota bank sampah POKLILI yang sebagian besar adalah

    perempuan.

    b. Berdasarkan Komposisi Umur

    Berdasarkan data monografi Kelurahan Abadijaya, kondisi

    kependudukan berdasarkan komposisi umur adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.2

    Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur53

    Kelompok pendidikan Kelompok tenaga kerja

    No Usia Jumlah No Usia Jumlah

    1. 0005

    tahun 2.449 orang 1.

    10-14

    tahun 254 orang