Nurhayanti jenis jenis kurikulum
-
Upload
nurhayanti-retnamasari -
Category
Documents
-
view
1.005 -
download
5
Transcript of Nurhayanti jenis jenis kurikulum
JENIS-JENIS KURIKULUM
Pergantian kurikulum adalah hal biasa dankeniscayaan dalam rangka meresponperkembangan masyarakat yang begitu cepat.Pendidikan harus mampu menyesuaikandinamika yang berkembang, karena kurikulumperan utama dalam mencapai tujuanpendidikan.
Jenis kurikulum dari sudut guru sebagai pembimbing kurikulum:
1. Open curriculum (kurikulum terbuka)
2. Close curriculum (kurikulum tertutup)
3. Guide curriculum (kurikulum terbimbing)
A. Jenis-Jenis Kurikulum
Berdasarkan struktur mata pelajaran, ada tiga jenis kurikulum sebagai berikut:
1. Separated subject curriculum, yaitu semua bahan pelajaran terpisah.
2. Corelated curriculum, yaitu tiap-tiap mata pelajaran mempunyai hubungan.
3. Integrated curriculum, yaitu beberapa mata pelajaran dipadukan.
Kurikulum 1968 Kurikulum 1975
Tujuan pendidikan menurut kurikulum 1968 adalah
mempertinggi mental-moral budi pekerti dan memperkuat
keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan
dan keterampilan, serta membina atau
mengembangkan fisik yang kuat dan sehat.
Pada waktu diberlakukan Kurikulum 1968 yang
menjabat menteri pendidikan adalah Mashuri, S.H.
Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan
Letjen TNI Dr. Syarif Thajeb (1973-1978).
Kurikulum 1975 memiliki sifat integrated curriculum organization. Ketika belum
semua sekolah mengimplementasikan
Kurikulum 1975, dirasakan kurikulum ini tidak bisa
mengejar kemajuan pesat masyarakat.
Ditetapkan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto
seorang ahli sejarah Indonesia. Kurikulum 1984
memiliki pedekatan cara siswa belajar aktif. Dalam
perjalananannya, Kurikulum 1984 dianggap
oleh banyak kalangan sarat beban sehingga diganti dengan kurikulum 1994 yang lebih sederhana.
Kurikulum ini ditetapkan ketika menterui
pendidikan oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman
Djojonegoro. Ketika reformasi bergulir 1998,
kurikulum 1994 mengalami penyesuaian dalam rangka mengakomodasi tuntutan reformasi. Oleh karena itu,
muncul Suplemen Kurikulum 1994 yang lahir
pada tahun 1999.
Kurikulum 1984 Kurikulum 1994
Kurikulum Berbasis Kompetensi peserta didik diarahkan untuk menguasai sejumlah kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Kurikulum Berbasis Kompetensi digagas ketika Menteri Pendidikan dijabat oleh Prof. Abdul Malik Fadjar, M.Sc. Ujicoba KBK menuai banyak kritik, baik para ahli pendidikan maupun para praktisi pendidikan. Beberapa kritik pada kurikulum ini yaitu:
a) Masih sarat dengan materi sehingga ketakutan
guru yang akan dikejar-kejar materi seperti
yang terjadi pada Kurikulum 1994 akan
terulang kembali.
b) Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi
dalam kewenangan sekolah dan guru untuk
mengembangkan kurikulum tersebut.
c) Masih belum jelas (bias) pengertian
kompetensi sehingga ketika diterapkan pada
standar kompetensi kelulusan belum terlalau
aplikatif.
d) Sistem penilaian yang belum jelas terukur.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan revisi dari KBK. Dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus, dan beberapa komponen lainnya. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya pencapaian materi.