MODUL 4 BARU.doc
-
Upload
niisha-eminent -
Category
Documents
-
view
179 -
download
9
description
Transcript of MODUL 4 BARU.doc
B A H A N A J A R
MATA KULIAHPLANKTONOLOGI
( KLD 212 P )
PHYTOPLANKTON :EUGLENOPHYTA DAN
CRYPTOPHYTA
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2 0 0 2
BAB IV
DEFINISI DAN TERMINOLOGI PHYTOPLANKTONEUGLENOPHYTA DAN CRYPTOPHYTA
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mengetahui definisi serta terminologi plankton dan planktonologi2. Menyebutkan definisi serta terminologi plankton dan planktonologi3. Menunjukkan definisi serta terminologi plankton dan planktonologi berdasarkan
batasan - batasan parameter dan contoh - contohnya
Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir pelajaran bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :1. Menyebutkan beberapa definisi serta terminologi phytoplankton Euglenophyta dan
Cryptophyta beserta ciri- ciri untuk identifikasi 2. Menjelaskan definisi serta terminologi phytoplankton Euglenophyta dan Cryptophyta
beserta ciri- ciri untuk identifikasi dilengkapi dengan sebutan, rincian dan contoh - contoh jenis.
3. Menjelaskan fungsi serta terminologi phytoplankton Euglenophyta dan Cryptophyta beserta ciri- ciri untuk identifikasi dengan sebutan, rincian dan contoh - contoh jenis.
Pendahuluan
Phytoplankton merupakan biota laut dan samudera yang dikenal sebagai produser primer. Hal ini dikarenakan phytoplankton dapat mengubah materi anorganik menjadi materi organik melalui proses fotosintesa. Selanjutnya phytoplankton akan menhasilkan oksigen yang sangat diperlukan untuk pernapasan biota lain. Berkaitan dengan proses dan produk yang dihasilkannya, phytoplankton merupakan komponen penting terhadap rantai dan jaring – jaring makanan di laut dan samudera.
Keberadaan phytoplankton sebagai produser primer mempunyai ciri anatomi, morfologi dan fisiologi yang sangat spesifik. Meskipun fungsi phytoplankton sebagai produser primer telah dikenali pada umumnya, namun setiap jenis mempunyai spesifikasi dan sumbangan yang berbeda. Oleh karenanya pengenalan terhadap ciri dan karakterisitik anatomi, morfologi dan fisiologi sangatlah diperlukan. Hal ini juga terkait dengan proses interaksi diantara phytoplankton dengan habitatnya sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan kehidupan.
1
Definisi dan terminologi phytoplankton Klas Euglenophyceae
1. Chlorophyl a dan b cukup menonjol di chloroplast
2. Hasil fotosintesa disimpan dalam cytoplasma ( bukan dalam chloroplast ) dan dalam bentuk
paramylon ( -1,3 glukosa polymer )
3. Biota ini banyak ditemukan di air tawar, payau maupun laut, khususnya pada daerah tanah
maupun lumpur
4. Biota ini bisa mengalami bloom didaerah tambak, kolam maupun rawa, terutama dekat
daerah nutritif, berkaitan dengan sifatnya yang heterotropik fakultatif.
5. Terdapat sekitar 800 species.
Klasifikasi phytoplankton Klas Euglenophyceae
Klasifikasi Phytoplankton Euglenophyta menurut Bold & Wynne ( 1978 ), Sze
( 1986 ) dan Boney ( 1989 ) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Euglenophyta
Klas : Euglenophyceae
Ordo : Eutreptiales
Ordo : Euglenales
Genus : Euglena
Ordo : Heteronematales
2
Struktur sel phytoplankton Klas Euglenophyceae
1. Sel Euglenoid dikelilingi oleh plasmalemma yang dilapisi dengan pellikel ( lapisan
proteinaceous ).
2. Pellikel berbentuk helix dan tersusun atas beberapa lapisan pellikular.
3. Pellikel bisa dalam bentuk lipatan atau menyatu tergantung dari species, dan
overlaping atau penyatuan lapisan pellikular, sehingga terlihat sebagai bentuk lapisan
helical atau garis memanjang pada permukaan sel.
4. Pellikel tersusun dari 80 % protein, dan sisanya dari lemak serta karbohidrat.
5. Biota ini berbentuk lonjong membulat.
6. Beberapa euglonoid melakukan pemanjangan tubuh, kontrtaksi atau menjulur sebagai
“ pergerakan Euglenoid “ atau “ metaboly “ ketika biota tersebut tidak berenang.
Mekanisme ini masih membutuhkan pengamatan lebih lanjut.
7. Dibawah pellikel dan dalam bentuk paralel dengan lapisan terbentuk lapisan mucilage,
dimana berhubungan dengan exterior melalui canal. Lapisan mucilage dapat keluar
melalui kanal tersebut.
8. Euglenoid mempunyai 2 flagella. Satu flagella bermuara pada anterior invagination,
yang berupa kanal dan reservoir.
9. Flagella berbentuk memanjang seperti rambut, dari reservoir ke kanal, dan akan
mengeras oleh kristal Flagellar swelling ( paraflagellar body ).
10. Pada sel Euglenoid hijau, terdapat stigma ( titik mata prominent ) dalam cytoplasma
yang tak berwarna. Pada plankton yang lain ini terdapat dalam chloroplast.
11. Stigma terletak sederajat dengan flagellar swelling.
12. Pigment yang terdapat pada titik mata / eyespot adalah asyaxanthin / echinenone
bersama - sama dengan pigmen karotenoid.
13. Titik mata / eyespot berperanan sebagai stimulan penerima cahaya.
14. Bentuk chloroplast Euglenoid bervariasi, seperti piring kecil sederhana ; kotak
merata yang besar atau kotak terbelah ; pita melingkar.
15. Biota ini memiliki pyrenoid dengan berbagai bentuk.
16. Chloroplast mengandung chlorophyl-a dan b, -carotene dan beberapa xantophyl.
17. Vacuola kontraktil terletak di bagian anterior sel Euglenoid.
18. Sel Euglenoid mempunyai nukleus yang tetap.
3
Struktur sel phytoplankton Klas Euglenophyceae, Ordo Eutreptiales
1. Biota ini mempunyai 2 flagella yang tetap
2. Kedua flagella mempunyai panjang yang sama
3. Bentuk sel biota ini dapat berubah-ubah sesuai dengan pergerakannya.
4. Bentuk chloroplast seperti piring atau pita
5. Chloroplast berpangkal menyebar dari paramylon.
6. Biota ini terdapat pada perairan payau dan laut
Struktur sel phytoplankton Klas Euglenophyceae, Ordo Euglenales
1. Biota ini mempunyai 2 flagella,
namun hanya satu yang ber-
pangkal pada reservoir dan canal.
2. Terdapat 152 taxa.
3. Euglena banyak dijumpai dalam air tawar dan lumpur.
4. Lapisan pellicular berbentuk helical.
5. Beberapa Euglena dilapisi dengan mantel mucilaginous.
6. Chloroplast berbentuk lenticuler-
discoid ; cangkang selancar atau
pita, serta tidak mengandung
pyrenoid
4
Gambar 1. Eutreptia pertyi
Gambar 2. Euglena gracilis Krebs
7. Ukuran tubuh
euglena bervariasi,
sebesar 95-530 m
untuk Euglena
oxyuris, dan 12 x 15
m untuk E. minuta.
8. Biota ini bila mengecil akan berbentuk spherik dan dikelilingi oleh lapisan pelindung gelatinous.
9. Apparatus golgi berperan dalam pembentukan lapisan mucilage dan pembentukan cysta.
5
Gambar 3. Euglena mesnili
Gambar 4. Euglena granulata
6
Gambar 5.Astasia fritschii
Gambar 6. 6.Trachelomonas sp.
Gambar 7a. Colacium mucronatum
Gambar 9. Phacus pleuronectes
Gambar 7b. Colacium mucronatum
Gambar 10. Hyalophacus ocellatus
Struktur sel phytoplankton Klas Euglenophyceae, Ordo Euglenales
1. Biota ini tak berwarna dan bersifat phagotropik.
2. Tidak memiliki titik mata dan flagellar swing.
3. Flagella tunggal berpangkal ke bagian posterior.
4. Mempunyai organ pencernakan khusus, yang berbeda dengan Euglena yang lain
5. Makanan dicerna pada vacuola makanan.
7
Gambar 11. Peranema trichophorum.
Klasifikasi phytoplankton Klas Cryptophyceae
Klasifikasi Phytoplankton Cryptophyta menurut Bold & Wynne ( 1978 ), Sze
( 1986 ) dan Boney ( 1989 ) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Cryptophyta
Klas : CryptophyceaeGenus : Cryptomonas
Species : Cryptomonas ovataSpecies : Cryptomonas majorSpecies : Chroomonas salinaSpecies: Chilomonas paramecium
Struktur sel phytoplankton Klas Cryptophyceae
1. Biota Cryptophyta terdiri dari kelompok kecil biflagellata.
2. Biota ini mempunyai sel asimetrik berbentuk dorsiventral dan tubuh dikelilingi oleh periplast.
3. Periplast tersusun dari plasmalemma triaminat, dimana menutupi semua bagian tubuh termasuk dua flagella dan bagian enterior.
4. Biota ini memiliki sejumlah piring didalam plasmalemma yang permukaannya berbentuk pola hexagonal atau persegi. Beberapa yang lain memiliki piring ini pada bagian luar dari plasmolemma.
5. Biota ini memiliki bentuk sel seperti sepasang yang fleksibel.
6. Sepasang flagella muncul dibagian ventral dan merupakan bentuk perpanjangan dari sebuah lorong, dimana berpangkal pada bagian ujung anterior sel. Contoh flagella Cryptomonas ovata
7. Flagella bisa berukuran sama atau tidak sama panjangnya, berperilaku homodinamik atau heterodinamik, seperti rambut yang keras dan lembut sebagaimana flagella pada Chrysophyta atau Phaeophyta
8
Gambar 12. Flagella
Cryptomanas
8. Biota ini mempunyai pigmentasi yang jelas. Meskipun demikian terdapat pula biota yang tidak berwarna.
9. Warna pigmentasi menye babkan biota berwarna merah, biru, kuning, coklat atau hijau.
10. Perubahan warna pigmen bisa terjadi. Misal : Chroomonas salina ketika muda berwarna merah, namun setelah tua cenderung berwarna hijau.
11. Chloroplast hanya berjumlah tunggal pada sel biota Cryptomonas major.
12. Chloroplast dikeli-lingi oleh empat lapis membran. Dua lapisan terdalam adalah cangkang yang kuat untuk melindungi chloro-plast. Dua lapisan terluar adalah reticulum endoplasma chloroplast (cer).
9
Gambar 13. Cryptomanas salina
Gambar 14. Cryptomonas major.
13. Cryptomonas sp. memiliki reticulum endoplasma chloropast (c) yang berlanjut ke kantong nukleus.
14. Bagian Periplastial berisi nucleomorp (nm), butiran tepung (s), ribosomes dan vesicula.
15. Pyrenoid (py) berdekatan dengan nukleus (n).
16. Ejectosomes (e) terletak di sekitar kerongkongan.
17. Titik mata (eyespot) muncul di cryptomonas. Terletak didalam chloroplast, berupa satu lapisan granula.
18. Titik mata biasanya terletak ditengah sel, dekat dengan nukleus dan dibagian periphery / pinggir chloroplast.
19. Pigmen photosin -tetik termasuk chlophyll a dan c, dan -karotene
20. Terdapat pula phycobiliprotein, baik berupa phycocyanin atau phycoerythrin.
10
Gambar 15. Cryptomanas sp.
Gambar 16. Chroomnonas sp.
21. Pada species tanpa warna Chilomonas paramecium dijumpai ada nya leucoplat,
dimana merupakan organella yang mengandung granula / butiran tepung dan
dikelilingi oleh reticulum endoplasma chloroplast.
22. Cryptomonas mengandung ejectomes, kecuali pada Genus di laut : Hillea sp.
23. Ejectomes merupakan analog dari trichocyst pada Dinoflagellata.
24. Pembentukan ejectomes terpadu dengan Badan Golgi.
25. Biota ini dijumpai di air tawar dan laut.
26. Chroomonas salina merupakan biota yang bersifat euryhaline.
27. Meskipun semua biota ini bersifat photosintetik, namun beberapa bersifat nutritif
saprophytic.
28. Biota ini merupakan endosimbion pada ciliata laut Mesodinium rubrum.
Bahan Bacaan
11
Barnes, R. D., 1974. Invertebrate Zoology. WB Saunders. 870p.
Bold, H.C. & M.J. Wynne, 1985. Introduction to the Algae. Prentice Hall Inc. 720p.
Boney, 1989. Phytoplankton. Edward Co. 245p
Bougis, P., 1974. Ecologie du Plancton Marin. Masson et Ed., 200p.
Newell, C.E & Newell, R.C., 1977. Marine Plankton. Hutchinson & Co. 231p
Omori, M & T. Ikeda, 1992. Method in Marine Zooplankton Ecology. Krieger Pub Co. 332p.
Romimohtarto, K., 1984. Penelitian dan Metode Penelitian Zooplankton Laut. Proceeding Seminar Biologi Laut dan Perikanan Pantai, 1984. 25p.
Sahlan, M., 1982. Planktonologi. 140p.
Stewart, J. & J. Evans, 1984. Oceanography, BiolgoicalEnvironments. Open Univ. Press. 46p.
Sze, P., 1993. A Biology of the Algae. WC. Brown Pub. 259p.
Wickstead, J.H., 1976. Marine Zooplankton. Edward Arnold Pub., 60p.
Wimpeny, R.S., 1966. The Plankton of the sea. Am. Elsev. Pub. Co., 373p.
12