MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN...

107
MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN UNGARAN (Studi Kasus pada Pembelajaran di Kelas Awal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam ilmu Pendidikan Islam Oleh: ZULIA KUSUMAWATI NIM: 073111151 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN...

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

MODEL PEMBELAJARAN PAI

BAGI ANAK AUTIS DI SLBN UNGARAN

(Studi Kasus pada Pembelajaran di Kelas Awal)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

ZULIA KUSUMAWATI

NIM: 073111151

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zulia Kusumawati

NIM : 073111151

Jurusan / Program Studi : Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 18 November 2011

Saya yang menyatakan,

Zulia Kusumawati

NIM: 073111151

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN

UNGARAN (Studi Kasus pada Pembelajaran di Kelas Awal)

Nama : Zulia Kusumawati

NIM : 073111151

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, Desember 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua,

Dr. Hj. Sukasih, M.Pd.

NIP: 19681212 199403 1003

Sekretaris,

Ridwan, M.Ag.

NIP: 19630106 199703 1001

Penguji I,

Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag.

NIP: 19600615 199103 1004

Penguji II,

Dra. Ani Hidayati, M.Pd.

NIP: 19611205 199303 2001

Pembimbing I,

Drs. Abdul Wahid, M.Ag.

NIP: 19691114 199403 1003

Pembimbing II,

Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag.

NIP: 19720928 199703 2001

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 17 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI

SLBN UNGARAN (Studi Kasus pada Pembelajaran di Kelas

Awal)

Nama : Zulia Kusumawati

NIM : 073111151

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Drs. Abdul Wahid, M.Ag.

NIP. 19691114 199403 1003

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, 18 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI

SLBN UNGARAN (Studi Kasus pada Pembelajaran di Kelas

Awal)

Nama : Zulia Kusumawati

NIM : 073111151

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing II

Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag.

NIP. 19720928 199703 2001

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

vi

ABSTRAK

Judul : Model Pembelajaran PAI Bagi Anak Autis di SLB Negeri Ungaran

(Studi Kasus Pembelajaran di Kelas Awal)

Penulis : Zulia kusumawati

NIM : 073111151

Skripsi ini membahas tentang model pembelajaran pai bagi anak autis di

SLBN Ungaran kajiannya dilatarbelakangi keadaan psikis anak autis yang berbeda

dengan anak normal pada umumnya. Studi ini di maksudkan untuk menjawab

permasalahan:(1)Bagaimana model pembelajaran PAI bagi anak autis di SLB Negeri

Ungaran pada pembelajaran di kelas awal permasalahan tersebut dibahas melalui

studi lapangan yang dilaksanakan di SLB Negeri Ungaran. Datanya diperoleh

dengan cara wawancara terstruktur observasi dan studi dokumentasi. Semua data

analisis dengan pendekatan fenomenologi dan analisis deskriptif.

Kajian ini menunjukkan bahwa : (1) model pembelajaran PAI bagi anak autis

di SLB Negeri Ungaran pada pembelajaran di kelas awal yang meliputi pendekatan,

strategi, metode, teknik, media, Pendekatan yang digunakan disini antara lain

menggunakan pendekatan klasikal individual dan pendekatan individu. Kedua

pendekatan ini mempermudah guru dalam menyampaikan materi pada peserta didik

karena pendekatan pembelajaran ini mengarah pada pendekatan klasik dimana peran

guru cukup dominan dan guru memegang kendali kelas dengan memberikan

perhatian kepada setiap peserta didik dan memahami satu per satu kebutuhan

mereka. Sedangkan Strategi pembelajaran PAI yang diterapkan di SLB Negeri

Ungaran ada dua macam antara lain strategi pembelajaran ekspositori dan strategi

komunikasi efektif. Ekspositori merupakan strategi yang menekankan proses memori

anak, serta peran guru yang signifikan dalam segala proses belajar anak. Sedangkan

strategi komunikasi efektif menekankan pada keefektifan guru dalam berkomunikasi

dengan siswa.

Dan beberapa metode pembelajaran PAI yang diterapkan di SLB Negeri

Ungaran untuk anak autis antara lain Metode Drill, Metode Karya Wisata, dan

Metode Demonstrasi.

Teknik yang digunakan guru PAI di SLB Negeri Ungaran adalah bervariasi

mengikuti keadaan peserta didik. Sedangkan beberapa media yang digunakan dalam

pembelajaran tersebut antara lain poster, MP3, puzzle, dan sebagainya.

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

vii

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada

SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987

dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-)

disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

a t}

b z}

t ‘

s| Gh

j F

h} Q

kh K

d L

z| M

r N

z W

s H

sy ’

s} Y

d}

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang = au

i> = I panjang = a

u> = u panjang

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, rahmat, hidayah serta inayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat

yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana. Tak lupa shalawat serta salam

penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah

membawa risalah yang penuh dengan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu

keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat

kelak.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun yang sangat

besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih ini terutama penulis sampaikan

kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

2. H. Nasiruddin, M.Ag., selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Drs. Abdul Wahid, M.Ag. selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi.

4. Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag. selaku wali studi sekaligus dosen pembimbing

II, dan segenap bapak ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai

pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membimbing penulis selama

kuliah di IAIN Walisongo Semarang serta Bapak dan Ibu pegawai di lingkungan

IAIN Walisongo yang telah membantu penulis dalam memberikan pelayanan

sebagai mahasiswa di IAIN Walisongo Semarang.

6. Pengelola perpustakaan Fakultas Tarbiyah beserta karyawan yang telah

memberikan fasilitas dan layanan peminjaman sumber referensi;

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

ix

7. H. Asngari, S.Pd selaku Kepala Sekolah beserta para guru SLB Negeri Ungaran

yang telah memberikan izin penelitian.

8. Ayahanda dan ibunda tercinta serta adik- adikku tercinta yang selalu memberikan

dukungan, doa dan arahan yang selalu menyertai dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan PAI D angkatan 2007 yang selalu memberikan

motivasi dan kerjasamanya selama masa studi, dan

10. Teman-temanku paket D yang jelek, crewet, tapi so sweete banget (syapatun,

cocor, kelek(lely), megol, mbak nurul, rijeki)

11. Teman-teman PPL (syafak, syafik, said, aji, mas huda, indra, uun, dewi,

afroh(kemproh), ima, ema, zee)

12. Teman-teman KKN (arip, fahrul(mas brow), bang kod, bang munir, fatur, titur,

paijah, betti, fela, aida, pak lurah, bu lurah, dek ayuk) posko 66 dan masyarakat

gedong yang memberikan dorongan dan semangat

13. Teman –teman KOS (kowen (wiwit), markothem (eva), baby hui (agus), mentel

(anis), ooh (anisa), paijah (izza), intong (iin), bos eka (mbak eka), boa lia (mbak

lia),

14. Semua pihak yang turut serta membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas jasa-jasanya dengan balasan yang setimpal.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat

bagi penulis, serta pembaca semua yang budiman. Semoga kita mendapatkan ridho

Allah SWT. Amin.

Semarang, 18 November 2011

Penulis,

Zulia Kusumawati

NIM.073111151

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... ii

PENGESAHAN ......................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING .............................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

TRANSLITERASI ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 4

BAB II : TINJAUAN UMUM ANAK AUTIS DAN PEMBELAJARAN PAI

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 6

B. Kerangka Teoritik ................................................................... 7

1. Pengertian atau Konsep Autis ........................................... 7

a. Ciri-ciri gangguan autis .............................................. 8

b. Gambaran Unik atau Karakteristik Anak Autis .......... 12

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam............................ 14

a. Pengertian Pembelajaran PAI ..................................... 15

b. Tujuan Pembelajaran PAI Pada Anak Autis ............... 19

3. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak

Autis .................................................................................. 21

a. Pengertian Model Pembelajaran ................................. 21

b. Ruang lingkup ............................................................. 24

c. Komponen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

Anak Autis................................................................... 26

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

xi

1) Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak

Autis ............................................................................ 26

2) Guru ............................................................................. 28

3) Siswa ........................................................................... 31

4) Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak

Autis ............................................................................ 32

5) Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pada Anak Autis 32

6) Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak

Autis ............................................................................ 34

7) Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak

autis ............................................................................. 37

8) Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

Anak Autis................................................................... 38

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 40

C. Sumber Data ............................................................................ 41

D. Fokus Penelitian ...................................................................... 41

E. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................... 41

F. Tehnik Analisis Data ............................................................... 43

BAB IV : MODEL PEMBELAJARAN PAI DI SLBN UNGARAN

A. Sekilas tentang SLB Negeri Ungaran ..................................... 46

1. Sejarah SLB Negeri Ungaran ............................................ 46

2. Visi Misi SLB Negeri Ungaran ......................................... 47

3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan................... 48

4. Keadaan Peserta Didik ...................................................... 48

5. Struktur Organisasi............................................................ 49

6. Pelaksanaan pembelajaran PAI bagi anak autis di SDLB Negeri

Ungaran ............................................................................. 50

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

xii

B. Kurikulum PAI untuk anak Autis ........................................... 51

1. Kurikulum PAI di SDLB Negeri Ungaran ........................ 51

2. Kurikulum PAI bagi anak autis di SDLB Negeri Ungaran 52

C. Model Pembelajaran PAI bagi Anak Autis di SLBN Ungaran 54

1. Pendekatan ........................................................................ 54

a. Pendekatan Klasikal .................................................... 54

b. Pendekatan Individu .................................................... 55

2. Strategi .............................................................................. 56

a. Strategi pembelajaran ekspositori ............................... 56

b. Strategi komunikasi efektif ......................................... 57

3. Metode............................................................................... 57

a. Metode Drill ................................................................ 57

b. Metode Karya Wisata .................................................. 58

c. Metode Demonstrasi ................................................... 58

4. Teknik Pembelajaran ......................................................... 58

5. Media................................................................................. 59

6. Evaluasi ............................................................................ 59

D. Kendala dan Hambatan Pembelajaran PAI Bagi Anak Autis . 60

BAB V : KESIMPULAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 61

B. Saran-Saran ............................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua

dan masyarakat. Proses pendidikan dijalankan untuk memberikan bekal intelektual

bagi masyarakat dalam mengarungi kehidupan yang semakin kompetitif. Oleh sebab

itu, tujuan pendidikan nasional diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan pendidikan yang dimilikinya, maka

diharapkan akan terwujud manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.1

Peranan dan tugas orang tua sangat membantu dalam membina

perkembangan mental dan menentukan perjalanan kehidupan anak dimasa yang

akan datang .setiap orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan agama

bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan agama saja tetapi juga melatih anak

dalam melaksanakan ketrampilan anak dalam melaksanakan ibadah, akan tetapi

pendidikan agama jauh lebih luas lagi.2

Dalam ajaran islam, setiap manusia diwajibkan beribadah. Kewajiban ini

diwajibkan kepada manusia yang dalam keadaan sadar, artinya mampu

menggunakan akal dan hatinya untuk membedakan baik dan buruk. Begitu pula

penyandang autis tetap diwajibkan untuk beribadah kepada tuhan selagi masih dalam

keadaan sadar dan tentunya disesuaikan dengan kemampuan mereka. Dalam surat

Al- Baqarah ayat 3 di nyatakan oleh Allah SWT sebagai berikut:

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan

menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.3

1 Muhammad Rikza, Starategi Pembelajaran Ekspositori Bagi Tuna Grahita, (Semarang:

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011), hlm. 1.

2 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, (Semarang: As-Syifa’),

hlm. 149.

3 Soenarjo, Al- Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: t.p., 2001 ), hlm. 39.

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

2

Ayat ini mengatakan, orang-orang yang bertakwa selain beriman kepada yang

gaib, mereka juga mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dengan shalat yang

merupakan zikrullah, mereka memenuhi tuntutan-tuntutan rohani.

Dengan demikian, shalat akan mendatangkan manfaat di dalam masyarakat

dan inilah posisi yang sebenarnya dari shalat. Berkenaan dengan masalah sedekah

pun, Islam tidak menganjurkan pemberian bantuan-bantuan material saja lalu selesai.

Akan tetapi yang ditegaskan di dalam Al-Qur’an untuk diberikan kepada orang lain

ialah "Mim Ma Razaqna". Yaitu, apa saja yang telah Allah berikan, meliputi

kekayaan harta, kekuatan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, segala fasilitas, kelebihan,

dan kekurangan yang merupakan pemberian Allah swt.

Oleh karena itu kita sebagai orang tua yang beriman harus bisa menerima apa

yang telah diberikan Allah kepada kita, karena anak merupakan titipan yang harus

dijaga dan diarahkan ke jalan yang benar. Seperti anak autis meskipun anak tersebut

beda dengan anak yang lainnya kita sebagai orang tua tetap menyayangi dan

menjaganya dengan baik.

Mengingat pembelajaran PAI ini sangat penting bagi petunjuk hidup dan

kehidupan anak didik, maka guru PAI berupaya untuk memilih, menetapkan dan

mengembangkan metode-metode pembelajaran yang memungkinkan dapat

membantu kemudahan, kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan anak didik untuk

mempelajari PAI, serta sebisa mungkin proses pembelajaran PAI dari anak didik,

sehingga dapat menarik minat anak didik untuk mempelajarinya.

Permasalahan tentang model pembelajaran apa yang akan di terapkan,

muncul karena ada perbedaan antara pembelajaran anak normal dengan anak yang

berkelainan/memiliki cacat tubuh dan mental. Problem yang terjadi di lapangan

dalam pembelajaran PAI seorang pendidik memerlukan model pembelajaran khusus

untuk mengimplementasikan PAI, terlebih lagi bagi mereka penyandang autis.4

Di samping metode ada juga faktor-faktor lain yang saling mempengaruhi

dalam pembelajaran Agama Islam pada anak autis. Diantaranya guru, sarana

prasarana serta lingkungan internal maupun eksternal.

4 M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

hlm. 45.

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

3

Islam sebagai agama tauhid yang merupakan sumber pedoman, pandangan

dan tata nilai kehidupan manusia. mengatur secara detail berbagai konsep mengenai

berbagai terapi penyakit mental. manusia dalam pandangan Al-Ghazali tidak

mungkin terlepas sama sekali dari penyakit dan kekurangan. sehingga jiwa selamat

dari bahaya penyakit dan dapat hidup dengan tenang dan bahagia, manusia harus

mengobati jiwa dan memperbaiki dirinya dengan ajaran agama. Pendidikan agama

mengandung pengertian memberi makan kepada jiwa sehingga mendapatkan

kepuasan rohaniah.5

Kembali ke permasalahan anak autis dan pembelajaran pendidikan agama

islam, anak adalah anugerah dari tuhan, karena itu kita sebagai orang tua harus

menerima anak apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan, dan segala

upaya menghantarkannya ke masa depan yang lebih baik.

Tidak adil rasanya kalau kita terus menerus membicarakan anak-anak normal,

sementara anak-anak yang mengalami gangguan autism jarang mendapatkan

perhatian khusus. Mereka juga merupakan bagian keluarga yang berhak atas

pendidikan dan pengajaran yang sama atas anak-anak normal. Meskipun kita tidak

bias mengharap lebih, tetapi mereka tetap membutuhkan bimbingan dan dukungan

lebih dari orang tua dan lingkungannya untuk tumbuh dan berkembang agar dapat

hidup normal hingga dewasa bahkan membina keluarga kelak6

Jika anak mengalami gangguan autisme, segera tanggulangi jangan

menunggu keadaan menjadi bertambah parah. Gejala ini dapat dikurangi bahkan di

hilangkan sehingga anak bias bergaul secara normal, tumbuh seperti orang dewasa

yang sehat, berkarya. Hal ini karena ada penanganan dini dari pihak orang tua dan

keluarga, sehingga sel-sel otak baru terangsang untuk tumbuh dan menggantikan sel-

sel otak yang telah rusak sebelumnya.

Persoalannya sekarang adalah apakah kita sebagai orang tua merasa pesimis

melihat kondisi anak yang divonis sebagai anak abnormal? Atau berupaya dengan

segala cara agar anak nya bisa tumbuh normal seperti anak-anak yang lain?7

5 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 32.

6 D.S. Prasetyono, Membedah Psikologi Bermain Anak, ( Yogyakarta: Think, 2007), hlm. 225.

7 D.S. Prasetyono, Membedah Psikologi Bermain Anak: (Yogyakarta: Think, 2007), hlm. 235.

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

4

Penyandang autis sama sekali tidak berbeda dengan anak lainnya. Mereka

hanya membutuhkan bimbingan dan dukungan ekstra dari orang tua dan

lingkungannya untuk tumbuh dan berkembang agar dapat hidup mandiri.

Jadi autisme adalah suatu gangguan perilaku yang membuat penyandangnya

lebih suka menyendiri. Dalam bentuk ringan dapat diketahui melalui perilaku yang

agak aneh. Tapi jangan salah, banyak pula dari penyandang autis itu yang menjadi

ilmuwan, artis, atau seniman besar. Hal itu dimungkinkan terjadi karena justru dalam

penyendirian itulah mereka dapat berkonsentrasi total pada sesuatu yang menarik

perhatiannya dan dari situlah mereka mampu menghasilkan karya-karya besar.8

SLBN Ungaran merupakan sekolah bagi anak-anak penyandang cacat. Di

sana terdapat anak-anak tunagrahita, tuna rungu, tuna daksa, cacat fisik, dan dua

anak autis. Di sekolah tersebut, anak autis dikelompokkan dengan anak-anak

tunagrahita. Dua anak autis yang ada di SLBN Ungaran terdapat di kelas awal.

Model pembelajaran yang diterapkan pada anak-anak autis di sekolah tersebut

bervariasi, tergantung pada kebutuhan.

Berdasarkan pendeskripsian masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti

bagaimana model pembelajaran PAI yang diterapkan di sekolah tersebut, terutama

pada kelas awal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang

akan di bahas dalam skripsi ini adalah:

Bagaimana model pembelajaran PAI bagi anak autis di SLBN Ungaran pada

pembelajaran kelas awal?

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran

PAI bagi anak Autis di SLBN Ungaran pada pembelajaran kelas awal. Sedangkan

manfaat dalam penelitian ini adalah:

8 D.S.Prasetyono, Serba-Serbi Anak Autis, ( Jogjakarta: DIVA Press, 2008), hlm. 5.

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

5

1. Bagi penulis merupakan wahana untuk menambah wawasan ilmu serta

menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat pada perkuliahan terutama yang

berkaitan dengan masalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak tidak

normal termasuk anak autis.

2. Bagi sekolah SLBN Ungaran sebagai feedback dan bahan informasi bagi para

guru secara umum dan khususnya bagi guru yang membelajarkan Pendidikan

Agama Islam pada anak autis.

3. Bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang untuk menambah khazanah

kepustakaan guna mengembangkan karya-karya ilmiah lebih lanjut.

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

6

BAB II

TINJAUAN UMUM ANAK AUTIS DAN PEMBELAJARAN PAI

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kajian-kajian terhadap penemuan-penemuan

terdahulu, baik buku– buku. Skripsi, atau sumber lain yang relevan terhadap

penelitian yang sedang di laksanakan. Adapun kajian pustaka yang berkaitan dengan

“MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN UNGARAN

(Studi kasus Pada pembelajaran di kelas awal)

1. Skripsi dari Anika Rahmawati yang berjudul “Implementasi Pembelajaran PAI

Pada Anak Autis Di SLB Karang Tengah Kendal”. Dalam karya tersebut dibahas

mengenai kehidupan anak autis yang meliputi : mulai dari pengertian autis, faktor

penyebab munculnya autis, metode dan materi pembelajaran agama Islam pada

anak autis, dan fungsi pembelajaran agama Islam pada anak autis.

2. Buku yang berjudul “Serba- Serbi Anak Autis” oleh D.S. Prasetyono yang mana

dalam buku tersebut menerangkan bahwa autism merupakan suatu kumpulan

sindrom yang mengganggu saraf. Penyakit ini mengganggu perkembangan anak,

diagnosisnya diketahui dari gejala-gejala yang tampak dan ditunjukkan dengan

adanya penyimpangan perkembangan.

3. Skripsi dari Emmy Fathonah Wati yang berjudul “Problematika Pembelajaran

Agama Islam pada Anak Autis di Sekolah Putra Mandiri Semarang”. Dalam

skripsinya penulis membahas tentang gambaran umum hingga seluk beluk

mengenai anak autis yang khususnya terkait dengan problematika pembelajaran

agama Islam. Dari sinilah ditemukan solusi untuk mengatasi problematika

tersebut adanya evaluasi yang dilakukan para guru terapis dan kepala sekolah tiap

hari sabtu, adanya evaluasi bagi siswa berupa tes IQ setiap semester untuk

mengetahui perkembangan siswa sehingga guru dapat menyesuaikan metode dan

media yang digunakan, adanya supervisi pembelajaran dari kepala sekolah yang

dilakukan hamper setiap hari, dan adanya laporan bagi orang tua sebagai bentuk

evaluasi setiap harinya.

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

7

4. Dalam buku “ Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak ” karya Faizal Yatim

berisi tentang penjelasan mengenai autisme. Bagaimana mengenal anak autis

sedini mungkin dan pertolongan oleh seorang ahli bisa segera dilakukan,

sehingga anak bisa bersosialisasi dan berperilaku mendekati normal.1

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian kali ini lebih

memfokuskan pada model pembelajaran yang meliputi materi, metode, dan media.

B. Kerangka Teoritik

1. Pengertian atau Konsep Autis

Istilah autisme baru diperkenalkan sejak tahun 1943 oleh Leo Kanner,

meskipun kelainan ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau. Leo Kanner

(seorang pakar spesialis penyakit jiwa) melaporkan bahwa ia telah mendiagnosa dan

mengobati pasien dengan sindroma autisme. Untuk menghormatinya autisme disebut

juga sindroma Kanner.2

Istilah autisme berasal dari bahasa yunani yaitu autos yang berarti sendiri,

sedangkan isme yang berarti aliran.3 Jadi autisme adalah suatu paham yang tertarik

pada dunianya sendiri, sehingga penderita autis hanya tertarik dunianya sendiri.

Faisal Yatim menegaskan dalam bukunya yang berjudul Autism Suatu

Gangguan Jiwa Pada Anak, autism bukan suatu gejala penyakit tetapi sindroma

(kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan

berbahasa dan kepedulian terhadap dunia sekitar, sehingga anak autis seperti hidup

dalam dunianya sendiri. Autisme tidak termasuk golongan penyakit tetapi suatu

kumpulan segala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan.4 Autis merupakan

kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasif). Penderita autis tidak

1 Faisal Yatim, Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak, (Jakarta: Pustaka popular,

2003 ), cet. V11

2 Y. Handojo, Autisme, (Jakarta: Buana Ilmu Populer, 2006), cet ke4, hlm. 12

3 Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat Metode Pembelajaran dan Terapi Untuk Anak

Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Kata Hati, 2010), hlm.56

4 Faisal Yatim, Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak, (Jakarta: Pusaka Pelajar Obob,

2002), hlm.10

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

8

mampu mengekspresikan perasaan maupun keinginannya namun autis bukan bentuk

penyakit mental.

Secara singkat autis merupakan suatu kumpulan sindrom akibat kerusakan

mental.5 Kerusakan saraf tersebut terdapat di beberapa tempat di dalam otak autis.

Anak autis mengalami pengecilan otak kecil, terutama pada lobus6 VI-VII.

Seharusnya di lobus VI-VII banyak terdapat sel purkinje.7 Namun pada anak autis

jumlah sel purkinje sangat kurang, akibatnya produksi serotonim8 kurang,

penyebabnya kacaunya proses pengaturan informasi di dalam otak sehingga emosi

anak autis sering terganggu.9 Penderita autis memiliki gaya pemahaman yang

berbeda, karena pada dasarnya otak mereka memproses informasi dengan cara

berbeda. Mereka mendengar, melihat dan merasa tetapi otak mereka memerlukan

informasi ini dengan cara berbeda. Adanya proses informasi yang berbeda tersebut

menyebabkan gangguan pada bidang komunikasi, bahasa, pemahaman sosial dan

pemahaman pervasive (kemauan).

Autisme atau biasa disebut dengan ASD (autis ticspectrum disorder) merupakan

gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat bervariasi

(spektrum). Biasanya, gangguan perkembangan ini meliputi cara berkomunikasi,

berinteraksi sosial, dan kemampuan berimajinasi. Dari data para ahli, diketahui

bahwa penyandang ASD anak lelaki empat kali lebih banyak dibandingkan

penyandang ASD anak perempuan. Dengan kata lain, anak laki-laki lebih rentan

menyandang sindrom autism dibandingkan anak perempuan.10

a. Ciri-ciri gangguan autis

Anak autis masih dianggap sebagai aib atau bencana bagi sebagian keluarga.

Mereka terkadang di perlakukan berbeda dengan anak-anak normal lainnya.

Perhatian dan kasih sayang orang tua pada anak autis tidak lebih dari pada

5 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis Di Rumah, (Jakarta: Pusaka Swara, 2003), hlm.3.

6 Lobus adalah bagian dari otak kecil.

7 Sel purkinje adalah sebuah sel saraf besar yang memiliki banyak cabang dendrit. Sel ini dapat

ditemukan di otak kecil.

8 Senyawa yang terdapat dalam trombosit, mastosit dan basofil.

9 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis Di Rumah , hlm.5.

10 D. S. Prasetyono, Serba-serbi Anak Autis, (Yogyakarta: Diva Pers, 2008), hlm.24.

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

9

mereka yang normal mereka jarang mendapatkan perhatian khusus, padahal

mereka juga merupakan bagian dari keluarga yang berhak atas pendidikan dan

pengajaran yang sama dengan anak-anak normal. Kita tidak bisa mengharapkan

lebih, tetapi mereka tetap membutuhkan bimbingan dan dukungan lebih dari

orang tua dan lingkungannya, agar ia dapat tumbuh dan berkembang serta dapat

hidup normal hingga dewasa, hingga membina keluarga kelak. Dari seluruh

gangguan perkembangan yang ada, retardasi mental adalah yang terbanyak,

kemudian disusul oleh gangguan spectrum autism. Meskipun seluruh kumpulan

gejalanya luas, akibatnya bisa sangat ringan atau berat. Akan tetapi, semuanya

menunjukkan gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.

Gangguan ini sangat kompleks dan diagnosisnya tergantung dari kemampuan dan

pengalaman klinis pemeriksa karena instrument yang bisa mengukur autisme

untuk bayi belum ada.

Saat ini para peneliti Kanada membuat instrumen tersebut dan disebut

sebagai autism observation scale for infants (OASI). Instrument ini mengukur

perkembangan bayi pada umur 6 bulan dan mencari 16 ciri-ciri yang

menimbulkan resiko timbulnya autisme, misalnya :

1) Tidak mau tersenyum bila di ajak senyum.11

2) Tidak bereaksi bila dililing atau dipanggil namanya.12

3) Temperamen yang pasif pada umur 6 bulan dan diikuti dengan iritabilitas

yang tinggi.

4) Cenderung sangat terpukau atau berlebihan pada suatu benda tertentu.

5) Meskipun jatuh tidak peka terhadap rasa sakit.13

6) Lebih suka menyendiri, sifatnya agak menjauhkan diri.

7) Tidak suka dipeluk atau menyayangi.

8) Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya, suka menggunakan isyarat

atau menunjuk dengan tangan dari pada kata-kata.

11

D. S. Prasetyono, Serba-serbi Anak Autis, hlm. 23.

12 A. Supratiknya, Mengenal Prilaku Abnormal,( Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm.87.

13 D. S. Prasetyono, Serba-serbi Anak Autis, hlm.22.

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

10

9) Hiperaktif atau melakukan kegiatan fisik secara berlebihan atau malah tidak

melakukan apapun ( terlalu pendiam).

10) Echolalia ( mengulangi kata atau kalimat, tidak berbahasa biasa ).

11) Tidak pernah atau jarang sekali kontak mata.14

12) Ekspresi muka yang kurang hidup pada saat mendekati umur dua belas

tahun.15

13) Tantrums (suka mengamuk atau memperlihatkan kesedihan tanpa alasan

yang jelas).

14) Tidak tanggap terhadap isyarat kata-kata, bersikap seperti orang tuli.

15) Tertawa atau tergelak tidak pada tempatnya.

16) Menekuni permainan dengan cara aneh dalam waktu lama.16

Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, diagnosisnya bisa dilakukan sejak awal,

dan intervensi bisa dimulai lebih dini. Karena hal ini akan mempengaruhi masa

depan anak tersebut. Ciri-ciri tersebut merupakan ciri-ciri dini dari autisme atau

merupakan prilaku yang menyebabkan berkurangnya kemampuan bersosialisasi

sehingga timbul gangguan perkembangan seperti autisme. Bagaimanapun hasil

penelitian diatas akan membuat kita lebih mengerti kapan autisme pada seorang

anak akan timbul.

Oleh karena itu sebagai orang tua dituntut untuk sedini mungkin tanggap

akan perilaku anak. Bahkan dari setiap tindakan anak yang dianggap remeh

sekalipun. Sampai sekarang ini sebab-sebab munculnya autis masih belum jelas

walaupun sebagian besar ahli mendukung bahwa autis disebabkan gangguan

organik otak.17

Teori-teori tentang penyebab autisme belum dapat diketahui

dengan pasti. Ada sebagian ilmuwan berpendapat autisme terjadi karena faktor

genetika. Tetapi, mengetahui penyebab pasti autisme memang sulit karena otak

manusia itu sangat rumit.

14

Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat Metode Pembelajaran dan Terapi Untuk Anak

Berkebutuhan Khusus, hlm.61.

15 Aqila Smart, Anak Cacat Bukan Kiamat, hlm. 62.

16 D.S. Prasetyono, Serba-serbi Anak Autis ,hlm. 23.

17 Faisal yatim, Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak, (Jakarta: Pustaka Pelajar

Obor, 2002 ), cet. 7, hlm. 20.

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

11

Otak berisi lebih dari 100 miliar sel saraf yang di sebut neuron. Setiap

neuron dapat memiliki ratusan atau ribuan sambungan yang membawa pesan ke

sel saraf lain di otak dan tubuh. Dengan adanya sambungan-sambungan dan zat-

zat kimia pembawa pesan (neurotransmiter) itulah kita dapat melihat,

merasakan, bergerak, mengingat, dan bekerja sama seperti seharusnya.

Karena beberapa alasan, beberapa sel dan sambungan di otak anak autisme,

terutama pada wilayah yang mengatur: komunikasi, emosi, dan indrawi tidak

berkembang dengan baik atau bahkan rusak.18

Para ilmuwan masih mencoba memahami bagaimana dan mengapa hal ini

dapat terjadi. Penyebab autisme belum dapat dipahami dengan pasti. para

ilmuwan menemukan adanya problem kompleks neurobiologis (biologis otak),

yang berbasis genetika, seperti halnya pada kondisi lain yang disebabkan oleh

adanya kelainan pada kromosom yang diwarisi seorang anak.

Sementara beberapa studi lain menduga autisme timbul karena berbagai

penyebab, termasuk:

1) Alergi makanan

2) Akibat pemberian vaksin tertentu

3) Adanya penumpukan ragi (yeast) dalam saluran pencernaan

4) Terpapar racun-racun dari lingkungan

Tetapi teori-teori tersebut belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Penelitian

terkini membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian vaksin dan

timbulnya autis. Penting juga untuk diingat bahwa autisme timbul bukan karena

parenting yang buruk atau karena pengalaman traumatis.19

Selain itu kelainan prilaku dan kepribadian anak autis juga dapat disebabkan

oleh kecelakaan, misalnya (jatuh dan terpukul) , karena demam panas tinggi atau

keracunan makanan, minuman dan atau obat-obatan.

18

Andri Priyatna, Amazing Autism Memahami. Mengasuh, Dan Mendidik Anak Autis, (Jakarta:

PT Gramedia, 2010), hlm. 20.

19 Andri Priyatna, Amazing Autism Memahami. Mengasuh, Dan Mendidik Anak Autis, hlm. 21.

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

12

b. Gambaran Unik atau Karakteristik Anak Autis

Sebagai sindrom autis dapat menimpa seluruh anak dari berbagai tingkat

sosial dan kultur. Hanya sering terdapat pada anak laki-laki , bisa sampai 3-4 kali

dibanding anak perempuan, mungkin ada hubungan genetik. Sebagian besar

penderita autis biasanya mengalami gangguan berbahasa. Kejadian autis di

Negara maju sekitar 5-15/10.000 penduduk.

Ciri yang sangat menonjol pada penderita autis adalah tidak adanya atau

sangat kurangnya kontak mata dengan orang lain. Penderita autis bersikap acuh

tak acuh bila di ajak bicara atau bergurau. Ia seakan akan menolak semua usaha

interaksi dari orang lain termasuk dari ibunya. Ia lebih suka dibiarkan main

sendiri dan melakukan suatu perbuatan yang tidak lazim secara berulang-ulang.

Pada dasarnya anak autis mempunyai masalah atau gangguan dalam beberapa

bidang:

1) Komunikasi

a) Perkembangan bahasa lamban atau sama sekali tidak ada

b) Anak tampak seperti tuli, atau sulit bicara, atau pernah berbicara tapi

kemudian sirna

c) Kadang kata-kata yang di gunakan tidak sesuai dengan artinya.

d) Mengoceh tanpa arti berulang- ulang, dengan bahasa tidak dapat di

mengerti orang.

e) Berbicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi.

f) Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut

tanpa mengerti artinya

g) Senang meniru atau membeo( echolalia)

h) Sebagian dari anak autis tidak berbicara( non verbal) atau sedikit berbicara

( kurang verbal) sampai usia dewasa.

i) Senang menarik narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia

inginkan, misalnya bila ingin meminta sesuatu.

2) Interaksi sosial

a) Penyandang autisme lebih suka menyendiri.

b) Tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindari untuk bertatapan

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

13

c) Tidak tertarik bermain bersama teman.

d) Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh.

3) Gangguan sensoris

a) Saat sensitif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk.

b) Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga.

c) Senang mencium, menjilat mainan atau benda-benda

d) Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut.

4) Pola bermain

a) Tidak bermain seperti anak-anak lainnya.

b) Tidak suka bermain dengan anak sebayanya.

c) Tidak kreatif, tidak imajinatif.

d) Tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu

rodanya diputar-putar

e) Sedang akan benda-benda berputar, seperti kipas angin, roda sepeda

f) Dapat sangat dekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan

dibawa kemana-mana

g) Dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif)

h) Memperhatikan prilaku stimulasi diri seperti bergoyang- goyang,

mengepakkan tangan seperti burung, berputar-putar, mendekatkan mata

ke pesawat televisi, lari atau berjalan bolak- balik, melakukan gerakan

yang berulang-ulang.

i) Tidak suka para perubahan.

j) Dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong.

5) Emosi

a) Sering marah-marah tanpa alas an yang jelas, tertawa- tawa menangis

tanpa alasan.

b) Temper tantrum (mengamuk tidak terkendali) jika dilarang atau tidak

diberikan keinginannya kadang suka merusak dan menyerang.

c) Kadang- kadang berperilaku menyakiti diri sendiri.

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

14

d) Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain20

Kadang-kadang penderita autis dapat berkembang normal namun pada usia

tertentu terjadi gangguan perkembangan dan akhirnya mengalami kemunduran.

Kebanyakan inteligensia anak autis rendah. Namun 20% dari anak autis masih

mempunyai IQ> 70. Kemampuan khusus, seperti membaca, berhitung,

menggambar, melihat penanggalan, atau mengingat jalanan yang banyak lika-

likunya kurang bisa mengimbangi anak sebayanya. Tetapi tidak seperti anak

Down Syandrome yang idiot, atau anak yang gerakan ototnya kaku, pada anak

dengan kelainan jaringan otak.21

Perilaku autisme digolongkan menjadi dua jenis yaitu:

1) Perilaku Eksesif( berlebihan)

Perilaku eksesif ditandai hiperaktif dan tantrum( mengamuk) berupa

menjerit, mengepak, menggigit, memukul, dan sebagainya. Terkadang dalam

perilaku eksesif terjadi anak menyakiti diri sendiri( self abuse).

2) Perilaku Defisit( berkekurangan)

Perilaku defisit ditandai dengan gangguan bicara, perilaku sosial kurang

sesuai( naik ke pangkuan ibu bukan untuk kasih sayang tetapi untuk meraih

kue), defisit sensoris sehingga dikira tuli, bermain tidak benar dan emosi yang

tidak tepat misalnya tertawa tanpa sebab, menangis tanpa sebab dan

melamun.22

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Kata-kata pendidikan Islam tampak menunjukkan kepada muatan atau isi

pendidikan yang harus disampaikan kepada peserta didik. Pada tataran ini pendidikan

Islam biasa disebut dengan pendidikan agama Islam (PAI); sebuah mata pelajaran

20

Dikdasmen Depdiknas, http://dikdasmendipdiknas. Putra kembara.com/education/

Dikdasmen depdiknas/kajian-pendidikan-anak-autis.

21 Faisal Yatim, Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak, hlm. 12.

22 Y. Handojo, Autisme, hlm, 13.

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

15

wajib yang disampaikan di sekolah atau madrasah sampai perguruan tinggi di

Indonesia.23

Tidak ada pengecualian bagi seseorang yang ingin mengenyam pendidikan,

Semua orang mendapatkan hak yang sama untuk melestarikan pendidikan sesuai

kemampuan dan karakteristik individu masing-masing. Baik individu normal pada

umumnya maupun individu yang memiliki kebutuhan pendidikan khusus. Hal ini

sebagaimana didasari oleh Undang- Undang dan peraturan pemerintah, bahwa

individu yang mengalami kecacatan tubuh maupun mental (autisme) berhak

memperoleh pendidikan, adalah sebagai berikut:

Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 5 ayat 2 yang berbunyi: “Warga

Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial

berhak memperoleh pendidikan khusus”.24

Dan juga dalam peraturan pemerintah

pasal 19 ayat 1 yang berbunyi: “proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup prakarya,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik”.25

a. Pengertian Pembelajaran PAI

Adapun pendidikan merupakan usaha- usaha secara sistematis dan pragmatis

dalam membantu anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.

Islam mengarahkan gerakan pendidikan dan belajar pada tujuan moral yang

baik. Karenanya, diusahakan agar proses pendidikan berpengaruh terhadap

pembinaan individu dan masyarakat.26

Dari pengertian diatas, maka dapat diartikan bahwa pendidikan Islam adalah

sebagai pusat- pusat pemelihara dan pengembangan nilai- nilai moral yang

23

Hery Noer Aly Dan H. Munzier S, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani,

2003), hlm. 5.

24 Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Bp. Cipta

Jaya), hlm 8.

25 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,

(Semarang : CV. Duta Nusindo , 2005), hlm. 21.

26 Hery Noer Aly Dan H. Munzier S, Watak Pendidikan Islam, hlm. 169.

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

16

berdasarkan agama Islam. Dan Islam telah menyumbangkan hal-hal sebagai

pengimbang dari pendidikan yang tidak berdasar kan agama atau keagamaan.

Dari situ pendidikan Islam dapat berfungsi sebagai the guardian of religious and

moral values. Dan juga pendidikan Islam mempunyai nilai futuristis dalam arti

mempersiapkan nilai-nilai abadi yaitu nilai- nilai ketuhanan.27

Menurut Ahmad Syar’i, pendidikan agama Islam ialah ikhtiar yang

dilakukan oleh si pendidik dan atau terdidik dalam rangka terbentuknya

kedewasaan jasmani dan rohani (kognitif, psikologis, dan efektif) terdidik sesuai

dengan tuntunan ajaran Islam dalam rangka kebahagiaan hidup di duniawi, dan

ukhrawi.28

Penyelenggaraan pendidikan dikatakan pendidikan agama Islam

paling tidak harus memenuhi dua kriteria yaitu materi dan tujuan serta personil

dan lembaga pengelolaannya harus Islami. Sedangkan menurut Achmadi,

Pendidikan Agama Islam ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk

mengembangkan fitrah keberagamaan subjek didik agar lebih mampu memahami

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Implikasi dari pengertian ini,

pendidikan Islam merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sistem

pendidikan Islam.29

Pendidikan agama Islam berfungsi sebagai jalur

pengintegrasian wawasan Islam dengan bidang-bidang studi (pendidikan) yang

lain.

Jadi pengertian Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan

oleh pendidik untuk mengembangkan fitrah keberagamaan peserta didik agar

mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan untuk kebahagiaan dunia dan

akhirat dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam

hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional.

27

Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ciputat

Pers, 2000), hlm. 15.

28 Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam , (Jakarta Pustaka Firdaus, 2005), hlm. 127.

29 Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2005), hlm. 127.

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

17

Dalam pembelajaran PAI tidak terlepas dari persiapan, proses, dan evaluasi

pembelajaran hal tersebut merupakan satu kesatuan pembelajaran yang terkait

dan berkesinambungan. Maka, dari persiapan seorang guru harus membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah di modifikasi sesuai keadaan

tempat dan karakteristik anak didik, sedangkan dalam prosesnya seorang guru

dituntut untuk memberikan suasana yang menyenangkan dan ilmu yang

bermakna terhadap anak didiknya, serta berkewajiban mengevaluasi hasil belajar

anak didik yang bisa dilakukan secara tertulis, lisan atau praktek. Sehingga

ketetapan metode dan kreasi guru sangat dikedepankan. Mengenai proses tata

urutan pembelajaran mulai dari persiapan, proses dan tahapan evaluasi, lebih

lanjut akan dipaparkan pada bab selanjutnya mengacu pada pelaksanaan model

pembelajaran yang digunakan di SLBN Ungaran Semarang.

Pendidik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada dasarnya merupakan

motor penggerak yang harus mempunyai pribadi yang berakhlak, dengan

indikatornya antara lain mempunyai disiplin yang tinggi, berwibawa, cerdas,

gemar belajar, menguasai metode pengajaran dan memiliki jiwa kepemimpinan.

Artinya, ia harus menunjukkan keteladanan sebagai sosok beragama yang baik

dengan melaksanakan ibadah dan berakhlak luhur.30

Sebagaimana dalam Al-

Qur’an surat An- Nahl ayat 125:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang

baik.( Q.S. An-Nahl: 125)31

Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rekayasa yang di upayakan

untuk membantu peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan

maksud dan tujuan. Oleh karenanya segala kegiatan interaksi, metode, dan

30

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Misaka Galiza,

2003), hlm 133.

31 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro), hlm. 235.

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

18

kondisi pembelajaran yang dikehendaki.32

Menurut pandangan E Mulyasa

tentang teori pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perilaku ke arah yang lebih baik.33

Dalam

pembelajaran terdapat proses berinteraksi antara guru dengan siswa. Dan proses

interaksi tersebut diharapkan akan terjadi perubahan perilaku pada diri siswa ke

arah yang lebih baik. Pembelajaran yang dimaksud E. Mulyasa hampir sama

dengan UU SISDIKNAS pasal 1 ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.34

Secara implisit, dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,

mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.

Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode didasarkan pada kondisi

pengajaran yang ada.

Jadi pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar sehingga terjadi

perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran tidak hanya proses terjadinya

perilaku ke arah yang lebih baik melainkan juga terdapat kegiatan memilih,

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang

inginkan. Belajar mengacu pada hasil apa yang ingin dicapai sedang

pembelajaran adalah proses dari belajar.

Dari berbagai uraian di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa

pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah proses interaksi siswa dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk

mengembangkan fitrah keberagaman siswa agar mampu memahami, menghayati

dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran

dan atau latihan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperhatikan

32

Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

Islam Di Sekolah, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 184.

33 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.

100.

34 UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 6.

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

19

tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

b. Tujuan Pembelajaran PAI Pada Anak Autis.

Secara etimologi, tujuan adalah “arah, maksud, atau haluan”. Dalam bahasa

arab, tujuan diistilahkan dengan “ghayal, ahdaf, atau maqosid”. Sementara dalam

bahasa inggris diistilahkan dengan “goal, purpose, objectives atau aim”. Secara

terminologi, tujuan berarti “sesuatu yang di harapkan tercapai setelah sebuah

usaha atau kegiatan selesai.”35

Tujuan dari pelaksanaan pendidikan agama Islam yang efektif dalam

berbagai bidang, paling tidak, akan mengantarkan peserta didik memiliki ahlakul

karimah. Ahlakul karimah inilah yang diharapkan akan membentuk peserta didik

menjadi anak sholeh dalam kehidupannya, baik di sekolah, keluarga, maupun

dalam lingkungan masyarakat.36

Dalam kaitan ini, pendidikan agama Islam diharapkan dapat concern

terhadap upaya pembentukan kepribadian peserta didik dengan kecacatan

neorobiologis yang didukung oleh lingkungan masyarakatnya, artinya nilai-nilai

yang di tanamkan melalui PAI di sekolah hendaknya dijaga supaya tidak sampai

berbenturan dengan nilai-nilai yang dianut diluar sekolah.

Pendidikan agama Islam memang mempunyai peranan sangat penting dalam

mewujudkan peserta didik yang tidak memiliki kepribadian, moral, sikap, dan

intelektual tinggi. Secara umum, kepribadian dapat dibentuk melalui pendidikan

di sekolah. Namun sekolah bukan satu-satunya yang berperan dalam

mewujudkan anak yang sholeh. Upaya pendidikan agama Islam untuk

mewujudkan kepribadian anak yang kokoh, mantap da dinamis dan tidak akan

pernah maksimal manakala nilai-nilai diajarkan di sekolah tidak didukung

dengan nilai-nilai di luar sekolah.37

35

Armai Arif , Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Ciputat

Pers, 2000), hlm. 15.

36 Hery Noer Aly dan H. Munzier S, Watak Pendidikan Islam, hlm. 69.

37 Hery Noer Aly dan H. Munzier S, Watak Pendidikan Islam, hlm. 5.

Page 32: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

20

Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam terhadap anak autis adalah

memberikan kemampuan dasar kepada anak tentang agama Islam, untuk

mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi muslim yang beriman

dan bertaqwa pada Allah SWT serta berakhlak mulia sebagai insane pribadi,

anggota masyarakat dan lingkungan sekitar. Tetap menjadi umat yang semangat

berjuang tanpa patah arang, meskipun menyadari bahwasanya seseorang penuh

dengan segala kekurangan.

Watak pendidikan Islam jika dilihat dari filsafatnya adalah bersumber dari

Al qur’an dan Hadist. Filsafat inilah yang akan melandasi proses operasional

pendidikan Islam. Norma-norma yang dihasilkan dan cara pandangnya akan

menjadi pedoman dalam menentukan isi, metode dan komponen-komponen

sistem pendidikan Islam lainnya.38

Pendidikan merupakan proses yang suci untuk mewujudkan tujuan asasi

hidup, yaitu beribadah kepada Allah dengan segala maknanya yang luas. Dengan

demikian pendidikan merupakan bentuk ibadah tertinggi dalam Islam, dengan

alam sebagai lapangannya manusia sebagai pusatnya dan hidup beriman sebagai

tujuannya.39

Melalui agama, meskipun terhadap anak cacat, dapat ditemukan nilai-nilai

universal yang dapat berfungsi memberikan jawaban tentang tujuan hidup hakiki

umat manusia di dunia ini dan dapat menjadi pengendali, pengarah, serta kontrol,

terhadap perkembangan sistem budaya dan peradaban moderen atau sekurang-

kurangnya mempunyai efek pengerem.40

Jarang orang menyadari bahwa kunci pendidikan terletak pada pendidikan

agama di sekolah, dan kunci pendidikan agama di sekolah terletak pada

pendidikan rumah tangga. Kunci pendidikan agama dalam rumah tangga adalah

37

Hery Noer Aly dan H. Munzier S, Watak Pendidikan Islam, hlm. 55.

39 Hery Noer Aly dan H. Munzier S, Watak Pendidikan Islam, hlm. 55.

40 Marno (ed), Kawasan Dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005), Cet.1,

hlm. 63.

Page 33: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

21

mendidik anak untuk menghormati Allah, orang tua, dan guru. Kunci

menghormati Allah, orang tua dan guru terletak dalam iman kepada Allah.41

Pendidikan agama di sekolah bersifat membantu, terutama membantu dalam

menambah pengetahuan agama anak. Memang sekolah juga di harapkan dapat

menanamkan iman dalam hati anak- anak didiknya, tetapi kemungkinan

berhasilnya sangat kecil. Oleh karena itu sekali lagi kerjasama sekolah dengan

keluarga amat perlu.42

Pembelajaran agama Islam, pada anak autis di desain untuk memberikan

pembelajaran yang terarah pada tujuan khusus, yaitu suatu pembelajaran yang

tidak dapat diperoleh peserta didik tanpa melalui pendidikan sekolah. Dengan

demikian, outcomes peserta didik dari pembelajaran yang direncanakan berisi

pengalaman pendidikan yang menunjukkan bahwa berbagai jenis kapabilitas

memungkinkan peserta didik untuk diakui keberadaannya.

3. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak Autis

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran

termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. 43

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil

(Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat)

kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model

pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi

41

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 187.

42 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, hlm. 189.

43 Trianto, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2007), hlm. 5.

Page 34: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

22

tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model

pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.44

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan

kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan

suatu pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. 45

Adapun pengertian dari pendekatan pembelajaran adalah suatu model

pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pendekatan pembelajaran

yang berdasarkan masalah dengan cara guru mengelompokkan siswa menjadi

beberapa kelompok kecil untuk bekerjasama memecahkan suatu masalah yang

telah disepakati oleh siswa dan guru.

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif

dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya

(2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna

perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual

tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan

pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke

dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-

individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara

penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara

strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Sedangkan metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dapat

pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke

pencapaian tujuan. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat

44

http//ahmadsudrajat.word press.com/2008/09/12/pendekatan, strategi, metode, tehnik-tehnik

model pembelajaran di akses tanggal 18 Agustus jam 09.00 WIB.

45 Trianto, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2007), hlm. 5.

Page 35: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

23

digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1)

ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6)

pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan

sebagainya.

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan

seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,

penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak

membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan

penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang

berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya

tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun

dalam koridor metode yang sama.46

Untuk lebih jelasnya, posisi hirarkis dari masing-masing istilah tersebut,

kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Desain Pembelajaran

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga

istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan

46

http//ahmadsudrajat.word press.com/2008/09/12/pendekatan, strategi, metode, tehnik-tehnik

model pembelajaran di akses tanggal 18 Agustus jam 09.00 WIB.

Page 36: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

24

pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain

pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem

lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika

dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai

kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah

gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan

kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan

cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang

diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria

penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah

ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya

secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki

keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model

pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di

Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka

pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian

(penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menemukan

sumber-sumber literaturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat

memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses

(beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka

pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan

model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat

kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model

pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya

khazanah model pembelajaran yang telah ada.

b. Ruang lingkup

Menurut pendapat Arends (1997: 7) yang dikutip oleh Trianto, S.pd, M.Pd,

“The term teaching models refers to a particular approach to instruction that

Page 37: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

25

includes its goals, syntax, environment, and management system.”, yang artinya

istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu

termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.47

Jadi, ruang lingkup model pembelajaran antara lain:

1) Pendekatan pembelajaran

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan

tentang terjadinya suatu proses dan sifatnya masih sangat umum. Oleh

karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat

bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.48

2) Tujuan pembelajaran

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa

siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,

keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh

siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang

diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.

Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran

adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan

kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai dan

dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang ada dalam

petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.

guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus

mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat

diukur.49

47

Trianto, S.Pd, M.Pd, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

(Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hlm. 5-6

48 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2007), hlm. 127.

49 http://m2hdewi.blogspot.com/2008/12/tutujuan-belajar-dan-pembelajaran.html di akses

tanggal 19 Agustus 2011 jam 16.50.

Page 38: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

26

3) Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran

Sintaks adalah pola yang menggambarkan pola urutan alur tahap-tahap

keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan

pembelajaran. Sintaks atau pola urutan dari suatu model pembelajaran

tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus

dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks atau pola berurutan dari bermacam-

macam model pembelajaran memiliki kumpulan-kumpulan yang sama,

contohnya: setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik

perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses

pembelajaran.

4) Lingkungan pembelajaran

Lingkungan pembelajaran dapat di artikan sebagai tempat dilakukannya

suatu pembelajaran. Lingkungan pembelajaran meliputi hal-hal yang

berkaitan dengan pembelajaran baik yang bersifat langsung maupun tidak

langsung. Suatu kenyataan yang terjadi dalam kehidupan pembelajaran

dewasa ini bahwa hasil pembelajaran banyak dipengaruhi oleh proses

pembelajaran siswa, perencanaan pembelajaran, dan penataan lingkungan

baik belajar maupun sosial dalam kelas, yang selanjutnya akan berdampak

pada kualitas hasil belajar siswa

5) Sistem pengelolaan pembelajaran

Sistem pengelolaan pembelajaran adalah suatu cara dan upaya yang

dilakukan oleh seorang guru untuk menyukseskan tujuan pembelajaran yang

telah direncanakan. Pengelolaan pembelajaran dapat ditata atau di desain

oleh guru itu sendiri.

c. Komponen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak Autis

Sebagai suatu sistem, dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

terdapat beberapa komponen. Beberapa komponen tersebut yaitu tujuan, guru,

siswa, materi, kurikulum, metode, media dan evaluasi.

1) Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak Autis

Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak autis

sebagaimana firman Allah surat A1-Baqarah ayat 31 yaitu:

Page 39: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

27

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu

berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika

kamu memang orang-orang yang benar!” (QS. AI-Baqarah: 31).50

Ayat diatas menafsirkan kewajiban manusia untuk mengupayakan dan

menyelenggarakan pendidikan termasuk Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan sangat dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidup manusia

dan untuk mengembangkan potensi diri guna memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Islam memandang bahwa setiap manusia diciptakan untuk beribadah

pada Allah SWT. Kewajiban ini mutlak adanya dan berlaku untuk semuanya

selagi mereka tetap dalam keadaan sadar, dalam arti mampu menggunakan

akal dan hatinya untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Kewajiban

manusia dalam membutuhkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk

pedoman hidup sehingga agama merupakan standardisasi nilai-nilai sosial

dimasyarakat dan untuk melestarikannya, maka sangat diperlukan

penyelenggaraan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Secara psikologis,

agama sangat urgen diperlukan untuk memberikan bimbingan, arahan dan

pengajaran bagi setiap muslim agar dapat beribadah dan bermuamalah

dengan ajaran Islam.

Kewajiban tersebut diatas tidak hanya berlaku bagi orang norma saja

tetapi juga berlaku bagi orang yang terbelakang (autisme) atau cacat mental

walaupun mereka mempunyai kelainan pada saluran saraf tertentu atau

kelainan mental. Karena tujuan manusia hidup dunia hanya untuk beribadah

dan menyembah Allah SWT. Sehingga untuk menjalankan syariat agama

dengan benar seseorang harus memperoleh pengetahuan tentang hal tersebut

50

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Semarang: CV Alwaah, 1993), hlm. 14.

Page 40: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

28

di atas. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan dan

pengalaman. Demikian pula dengan anak cacat mental atau terbelakang

(autisme).

Sedangkan tujuan akhir pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

anak autis adalah mengubah sikap mental dan perilaku tertentu yang dalam

konteks Islam adalah agar menjadi seorang muslim yang terbina seluruh

potensi dirinya sehingga dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah

dalam rangka beribadah pada Allah, namun dalam proses menuju arah

tersebut diperlukan adanya pendidikan.51

2) Guru

Guru adalah pendidik, secara etimologi dalam bahasa arab identik

dengan mualim (معلم) dari kata allama (علم) atau mudarris (مدرس) dari kata

darrasa (درس) yang berarti mengajar, juga kata mu’addib (مؤدب) dari kata

addaba (ادب) berarti mengajar dan murabbi (مربى) dari kata raab (رب) berarti

mengasuh atau mendidik.52

Sedangkan secara terminologi pengertian guru menurut Syafruddin

Nurdin adalah seseorang yang bukan hanya pemberi ilmu pengetahuan

kepada murid-muridnya, akan tetapi dia seorang tenaga profesional yang

dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan, menganalisis, dan

menyimpulkan masalah yang dihadapinya.53

Seorang guru hendaknya

bercita-cita tinggi, berpendidikan luas, berkepribadian kuat dan tegar serta

berprikemanusiaan yang mendalam.

Seorang guru hendaknya memiliki kemampuan dasar atau kompetensi

guru. Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam

melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggungjawab.54

51

Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm.

169.

52 Aw. Munawir, Kamus al-Munawir Arab Indonesia Terlengkap, (Yogyakarta: PP

Yogyakarta, 1984), hlm. 504.

53 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press,

2003), hlm. 8.

54 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2006), hlm. 15.

Page 41: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

29

Dalam UU no. 14 tahun 2005 Bab IV tentang guru dan dosen,

kompetensi guru meliputi:

a) Kompetensi Pedagogik.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.55

Guru hendaknya memiliki kemampuan mengelola pembelajaran

siswa. Kemampuan mengelola pembelajaran siswa harus dikuasai guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang kondusif dan efektif sehingga

tujuan pendidikan bisa tercapai.

b) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta

didik dan berakhlak mulia.56

Seorang guru harus siap dan sedia terhadap berbagai hal yang

berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya siap menghargai

pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata

pelajaran yang dibinanya, siap toleransi terhadap sesama teman

profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil

pekerjaan.

Seorang guru harus mencintai profesinya. Dengan mencintai

profesinya maka ia akan berusaha untuk membentuk pribadi yang baik

(berkepribadian) dan berakhlak baik. Berkepribadian matang dan

berkembang memungkinkan ia dapat membimbing peserta didik dalam

tahap perkembangannya, mempunyai ciri-ciri kepribadian yang kuat dan

seimbang, mempunyai visi tentang etika tingkah laku manusia sebagai

individu dan sebagai anggota masyarakat, kemandirian pendidik dapat

55

Standar Nasional Pendidikan (PP RI No. 19 tahun 2005) Bab 28 Pasal 28 Ayat 3 huruf a.

56 Standar Nasional Pendidikan (PP RI No. 19 tahun 2005) Bab 28 Pasal 28 Ayat 3 huruf b.

Page 42: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

30

dilihat dan kemampuan dan kekuatannya serta keutuhannya dan

keharmonisan sebagai pribadi yang diharapkan dapat meningkatkan

kualitas siswa.57

c) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.58

Guru profesional hendaknya memiliki kemampuan penguasaan

materi pembelajaran yang kuat dan luas. Pengetahuan ini perlu

memberikan makna pada arah perkembangan siswa dan berubah

melainkan berkembang menurut jenis pengalaman atau apapun yang

dihayatinya. Sehingga guru autis akan lebih mudah dalam memahami

peserta didik. Dan dengan menguasai IPTEK maka peserta didik dapat

dibimbing untuk dapat mengikuti perkembangan IPTEK agar peserta

didik tidak GAPTEK (gagap teknologi). Penguasaan IPTEK bagi seorang

guru profesional bukanlah pengetahuan yang setengah-setengah, tetapi

harus pengetahuan IPTEK yang tuntas, karena IPTEK itu sendiri

berkembang dengan cepat. Guru yang tidak mempunyai dasar ilmu

pengetahuan yang kuat akan tercecer dan tidak akan dapat mengikuti

perkembangannya.59

Dari penjelasan tersebut di atas, haruslah terealisasi dalam bentuk

ijazah. Dengan mempunyai ijazah seorang guru akan diakui tingkat

kecerdasannya.

d) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dan

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

57

M. Mochtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Misaka Paksa, 2003), hlm. 100.

58 Standar Nasional Pendidikan (PP RI No. 19 tahun 2005) Bab 28 Pasal 28 Ayat 3 huruf c.

59 HAR Tilar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, (Magelang: Tera Indonesia,

1999), hlm. 293.

Page 43: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

31

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

peserta didik dan masyarakat sekitar.60

Seorang guru harus memiliki kompetensi sosial karena guru sebagai

bagian dan masyarakat dan juga sebagai makhluk sosial yang

membutuhkan komunikasi dan pergaulan. Komunikasi dan pergaulan

dalam pembelajaran digunakan untuk menciptakan hubungan emosional

antara guru dan peserta didik. Hubungan emosional yang baik antara

guru dan peseta didik untuk memberi bimbingan, mengenal dan

membangkitkan minat peserta didik terhadap ilmu, sehingga siswa benar-

benar mengalami pembelajaran yang menyeluruh dan integral sesuai

dengan tingkat perkembangan minat, bakat dan kecakapannya. Selain itu

guru juga harus menjalin komunikasi dan pergaulan yang efektif

terhadap sera pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa dan

masyarakat sekitar guna mendukung jalannya proses belajar mengajar

agar tujuan pendidikan tercapai.

Dari keempat kompetensi di atas sudah barang tentu tidak dapat berdiri

sendiri, tetapi saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya.

Keempat bidang tersebut mempunyai hubungan hirarkis, artinya saling

mendasari satu sama yang lain, antara kompetensi yang satu mendasari

kompetensi yang lainnya.

3) Siswa

Siswa atau shaby (صبى) berarti kanak-kanak sedangkan muta’aiim (متعلم)

berarti orang yang belajar , thalib al-ulum ( berarti orang yang (طلب العلم

mencari ilmu.61

Siswa adalah seseorang yang mencari ilmu. Siswa memiliki

karakteristik yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan siswa yang

lain. Hal ini disebabkan karena adanya faktor usia, intelektual dan lain-lain.

Ciri yang sangat menonjol pada penderita autis adalah tidak adanya atau

sangat kurangnya kontak mata dengan orang lain. Jadi, siswa autis bersikap

acuh tak acuh bila di ajak bicara atau bergurau. Ia seakan akan menolak

60

Standar Nasional Pendidikan (PP RI No. 19 tahun 2005) Bab 28 Pasal 28 Ayat 3 huruf d.

61 AW. Munawir, Kamus al-Munawir Arab Indonesia Terlengkap, hlm. 645.

Page 44: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

32

semua usaha interaksi dari orang lain termasuk dari ibunya. Ia lebih suka

dibiarkan main sendiri dan melakukan suatu perbuatan yang tidak lazim

secara berulang-ulang. Hal inilah yang membuat siswa autis perlu

mendapatkan perhatian dan model pembelajaran yang khusus dalam

melakukan proses pembelajaran.

4) Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Autis

Kegiatan utama pendidikan yaitu dalam rangka menyampaikan materi,

sehingga materi merupakan bagian terpenting dari pendidikan. Sedangkan

materi yang diajarkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi

anak autis meliputi sub bidang studi yaitu akidah akhlak, fiqih, al-qur’an

hadist, sejarah Islam dan bahasa arab. Materi yang disampaikan pada siswa

terangkum dalam kurikulum.

5) Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pada Anak Autis

Kurikulum adalah bahan-bahan Pendidikan Agama Islam berupa

kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan saja dan sistematis

diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

agama Islam.62 Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam yang tertuang

dalam KTSP yaitu meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan

pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia

muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak

mulia dengan kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.63

Dalam hal ini, kurikulum pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

anak autis dapat dipilih, dimodifikasi dan dikembangkan oleh guru dengan

bertitik tolak pada kebutuhan masing-masing anak autis berdasarkan hasil

identifikasi. Hal ini dilakukan karena anak autis memiliki kemampuan yang

berbeda serta proses perkembangan dan tingkat pencapaian program juga

tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Pemilihan dan modifikasi

62

Zuhairini,et.al., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm.

59.

63http://www.slbnsingkawang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=55&Itemid

=76 selasa, 27 september 2011.

Page 45: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

33

kurikulum juga disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan anak

dan ketidakmampuannya, usia anak serta memperhatikan sumber daya

lingkungan yang ada.64

Pelayanan pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak autis yang

dimulai sejak dini (intervensi dini) dalam mengembangkan kurikulum

mengacu pada:

a) Program Pengembangan Ke1ompok Bermain (Usia 2-3 tahun)

b) Program Taman Kanak-kanak (Usia 4-5 tahun)

c) Kurikulum Sekolah Dasar

d) Kurikulum SLB Tuna Rungu

e) Kurikulum SLB Tuna Grahita

Penyusunan program layanan Pendidikan Agama Islam dan pengajaran

diambil dari kurikulum tersebut, dengan mempertimbangkan kemampuan

dan ketidakmampuan (kebutuhan) anak dengan modifikasi.65

Sebelum menentukan materi Pendidikan Agama Islam, pertama-tama

tim yang terdiri dari psikolog, psikiatri, dan terapi akan melakukan

assessment observasi untuk mengetahui letak kekurangan anak. Bagi anak

autis pertama-tama dilihat SDA atau skala derajat autis-nya, ditambah

serangkaian tes sebagai langkah formal untuk mengumpulkan informasi,

seperti melihat IQ anak, memeriksa persepsi visualnya dengan melihat

kemampuan anak dengan membeda-bedakan bentuk, koordinasi motoriknya,

serta ada-tidaknya gangguan konsentrasi.66

Namun tidak hanya anak, orang

tua pun menjadi bahan observasi, misalnya psikolog, akan melihat apakah

orang tua melatih anak secara teratur. Jadi lebih banyak informasi tentang

profil belajar anak, lebih mudah pula perencanaan pendidikannya.

64

Dikdasmen Depdiknas, http://dikdasmendipdiknas. Putra kembara.com/education/

Dikdasmen depdiknas/kajian-pendidikan-anak-autis.

65Dikdasmen Depdiknas, http://dikdasmendipdiknas. Putra kembara.com/education/

Dikdasmen depdiknas/kajian-pendidikan-anak-autis.

66 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis Di Rumah, hlm. 176.

Page 46: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

34

Adapun beberapa tahapan untuk mencapai ide, gagasan, pemecahan

masalah, cara kerja, produk baru dan sebagainya dalam menentukan tujuan,

kurikulum, metode dan materi Pendidikan Agama Islam yaitu:

a) Tahap persiapan (preparation) ialah meletakkan dasar. Mempelajari latar

belakang perkara, seluk beluk dan problematika.

b) Tahap konsentrasi (concentration) ialah sepenuhnya memikirkan, masuk

luluh, terserap dalam perkara yang dihadapi.

c) Tahap inkubasi (incubation) ialah tahap mengambil waktu untuk

meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Mencari kegiatan-kegiatan

yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai perkara yang

sedang dihadapi.

d) Tahap iluminasi (illumination) ialah tahap AHA, mendapatkan ide

gagasan, pemecahan, penyesuaian, cara kerja, jawaban baru.

e) Tahap verifikasi/produksi (verifications/production) ialah menghadapi

dan memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan dengan

perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban

baru. Seperti menghubungi, meyakinkan, dan mengajak orang, menyusun

rencana kerja dan melaksanakannya.67

6) Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak Autis

Perkembangan mental siswa di sekolah antara lain meliputi kemampuan

untuk bekerja secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam hendaknya memberikan pengalaman

yang bervariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi. Pembelajaran

hendaknya memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik.68

Penggunaan metode yang tepat akan menentukan efektivitas dan efisiensi

pembelajaran. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga metode pembelajaran

67

David Campbell, Mengembangkan Kreatifitas oleh A. M. Mangunharjana, (Yogyakarta,

Kanisius, 2005), Cet. 17, hlm. 15

68 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 107.

Page 47: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

35

Pendidikan Agama Islam hendaknya dipilih dan dikembangkan untuk

meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Metode pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada anak autis disesuaikan dengan usia anak,

kemampuan, serta hambatan yang dimiliki anak saat belajar dan gaya belajar

atau learning style masing-masing anak.69

Berikut beberapa metode

pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru.

a) Metode Drill

Drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh

ketangkasan atau keterampilan terhadap apa yang dipelajari, karena

hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat

disembuhkan dan disiap-siagakan.70

Dengan metode drill maka akan

terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut akan

menjadi baik dan buruk tergantung proses pembelajaran yang telah

dilakukan oleh guru.

b) Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah metode pengajaran yang dilakukan

dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu

peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok pembahasan.71

Metode ini akan memberikan pengetahuan yang luas terhadap pokok

masalah atau pembahasan dengan melihat atau menunjukkan benda atau

lokasi yang sebenarnya. Selain itu metode ini dapat melatih siswa

bersikap terbuka, objektif dan memiliki pandangan yang luas terhadap

dunia. Metode ini baik untuk mengembangkan sosialisasi siswa terhadap

lingkungan sekitar.

c) Metode Ganjaran dan Hukuman

Metode ganjaran atau hukuman adalah metode yang digunakan al-

Qur’an guna memberikan ancaman hukuman atau sanksi terhadap

69

Anak Autis Juga Bisa Belajar, http://Puterakembara.com/puterakembara/anak-autis-juga-

bisa-belajar/, diakses tanggal 18 Januari 2011.

70 Busyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

Cet. 1, hlm. 53.

71 Busyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm. 55.

Page 48: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

36

mereka yang melakukan perbuatan jahat/kesalahan.72

Metode ini

menghendaki guru memberi hukuman atau sanksi siswa apabila siswa

berbuat tidak baik dan guru memberikan ganjaran atau hadiah apabila

siswa berbuat baik sebagai wujud kepedulian guru terhadap siswa.

Namun pemberian ganjaran dan hukuman harus disesuaikan dengan

kualifikasi perilaku siswa, baik tingkat kebaikan atau prestasi yang

mereka capai maupun kesalahan yang mereka perbuat.

d) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi ialah suatu metode yang digunakan untuk

memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang

berkenaan dengan bahan pelajaran.73

Metode ini menghendaki guru lebih

aktif. Guru yang memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja

suatu benda kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan

berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah

diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta

didik dapat memecahkan suatu masalah.74

Dari beberapa metode di atas tidak banyak metode yang

dikembangkan bagi anak autis. Karena anak autis tidak faham apabila

diterapkan metode seperti anak normal. Dari beberapa di atas, metode drill

dinilai sangat efektif untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak

autis jika penerapannya pada siswa yang berusia kecil (autis infantile).

Karena anak kecil memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi

kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan

kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Oleh karena itu,

sebagai awal dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak

autis, metode pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam

72

Ahmad Syar’i, Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam. hlm. 75.

73 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2000), hlm. 201.

74 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, hlm. 107.

Page 49: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

37

menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan

firman Allah surat Al-Lukman ayat 18 dan 19:

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan

lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara

keledai.75

7) Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak autis

Secara menyeluruh, pola media pembelajaran Pendidikan Agama

Islam pada anak autis terdiri dari:

a) Bahan-bahan atau membaca (supplementary materialis)

Misalnya, buku, komik, koran, majalah, buletin, folder, periodical,

pamflet, dan lain-lain.

b) Alat-alat audio visual, alat-alat yang tergolong ini seperti:

(1) Media pendidikan tanpa proyeksi misalnya papan tulis, papan temple,

papan planel, bagan diagram, grafik, karton, komik, gambar.

(2) Media pendidikan ada tiga dimensi, misalnya pada benda asli dan

benda tiruan contoh, diorama, boneka dan lain-lain.

(3) Media yang menggunakan teknik atau maksimal

Alat-alat yang tergolong dalam kategori ini meliputi film strip,

film, radio, televisi, laboratorium elektro perkakas atau instruktif,

ruang kelas otomotif, sistem interkomunikasi dan komputer.

75

Anak Autis Juga Bisa Belajar, http://Puterakembara.com/puterakembara/anak-autis-juga-

bisa-belajar/, diakses tanggal 18 Januari 20011.

Page 50: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

38

(4) Sumber-sumber masyarakat.

Berupa obyek-obyek peninggalan sejarah, dokumentasi bahan-

bahan masalah-masalah dan sebagainya.

(5) Kumpulan benda-benda

Berupa benda-benda yang dibawa dari masyarakat ke sekolah

untuk dipelajari misalnya potongan kaca, benih, bibit, bahan kimia,

darah dan lain-lain.

(6) Contoh-contoh yang diberikan oleh guru

Meliputi semua contoh yang dipertunjukkan oleh guru waktu

mengajar, misalnya dengan tangan, kaki, gerakan badan, mimik dan

lain-lain.76

Adapun bahan pertimbangan dalam menentukan media yang tepat

untuk anak autis didasarkan pada:

a) Tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

b) Isi materi yang disajikan.

c) Kemampuan guru untuk menggunakan media tertentu.

Sebelum menggunakannya, guru harus menguasai penggunaannya dengan

sebaik-baiknya.

d) Tersedianya waktu untuk menggunakannya.

Dengan tersedianya waktu menjadikan media tersebut dapat bermanfaat

bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

e) Media pembelajaran yang dipakai sesuai dengan taraf berfikir siswa.77

8) Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak Autis

Evaluasi merupakan cara pemberian penilai terhadap hasil belajar

siswa. Evaluasi dalam Pendidikan Agama Islam digunakan untuk mengetahui

berhasil atau tidaknya dalam proses belajar mengajar. Evaluasi yang

digunakan secara teratur dengan tujuan agar dapat melihat kemajuan atau

perkembangan siswa.

76

Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2005), hlm. 132.

77 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), Cet. 2, hlm. 150-151.

Page 51: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

39

Dalam melakukan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam

pada anak autis, melibatkan 3 aspek pokok selain perilaku sasaran, yaitu:

a) Kondisi sebelumnya yang melatarbelakangi perilaku nonadaptif atau

maladjustment.

b) Karakteristik khusus dari siswa yang bersangkutan yang bersifat pribadi.

c) Konsekuensi yang akan diterima setelah dilakukannya program

pembelajaran individual.78

78

Bandi Delphie, Pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: Refika

Aditama, 2006), hlm. 7.

Page 52: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini digunakan jenis penelitian lapangan (field

research), yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-gejala.1

Di sini peneliti mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan

secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya

dengan penelitian ini. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,

disebut kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat

kualitatif.2 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.3 Penelitian kualitatif tidak

mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode

statistik. Pembicaraan yang sebenarnya, isyarat dan tindakan sosial lainnya adalah

bahan mental untuk analisis kualitatif.4 Oleh karena itu penelitian ini tidak

melibatkan perhitungan, maka hasil yang diperoleh berupa data yang berwujud kata-

kata tertulis atau lisan orang yang diamati.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SLB Negeri Ungaran dan dilakukan pada tanggal

11 Agustus 2011- 11 September 2011. Dengan melakukan wawancara dengan guru

yang bersangkutan yaitu guru mata pelajaran PAI untuk mendapatkan informasi

tentang model pembelajaran yang digunakan pada SLBN Ungaran tersebut.

1 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM,

1997), hlm. 11.

2 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), hlm.

8.

3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), hlm. 6.

4 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),

hlm. 150.

Page 53: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

41

C. Sumber Data

Sumber data adalah subyek di mana data dapat diperoleh.5 Data yang

dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber data yaitu primer dan

sekunder.

1. Data Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data.6 Sumber data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi di

antaranya adalah orang-orang kunci (key person) yang meliputi: guru, kepala

sekolah, dan staf sekolah. Peneliti beranggapan bahwa orang-orang kunci tersebut di

atas adalah orang-orang yang dirasa lebih mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian yang peneliti lakukan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang didapat tidak langsung, yang biasanya

berupa data dokumentasi dan arsip atau arsip resmi maupun buku-buku yang ditulis

orang lain yang berkaitan dengan judul yang penulis teliti.7 Yang peneliti maksud

dalam penelitian ini adalah data yang mendukung baik berasal dari buku,

dokumentasi, arsip, maupun informasi lain yang relevan dengan penelitian ini.

D. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model

pembelajaran PAI yang meliputi materi, metode, media bagi anak autis di SLBN

Ungaran (studi kasus pada pembelajaran di kelas awal).

E. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan dua macam metode yaitu:

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), hlm. 213.

6 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), hlm.

225.

7 Azwar Saifuddin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset IKAPI, 1998), hlm.

91.

Page 54: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

42

1. Library Research

Salah satu yang perlu dilakukan dalam persiapan penelitian adalah

menggunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan juga

informasi yang tersedia. Pemanfaatan perpustakaan ini di perlukan baik untuk

penelitian lapangan maupun penelitian bahan dokumentasi. Tidak mungkin suatu

penelitian dapat dilakukan dengan baik tanpa orientasi pendahuluan di

perpustakaan.8

Dalam hal ini penulis akan memanfaatkan sumber informasi yang terdapat

di perpustakaan yang berupa buku-buku ilmiah, majalah, skripsi, dan lain

sebagainya yang berkaitan tentang anak autis dan pembelajaran PAI bagi anak

autis.

2. Field Research

Metode yang kedua field research yaitu data yang diambil dari lapangan

dengan menggunakan beberapa metode diantaranya yaitu:

a. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan data dengan sistematika

fenomena-fenomena yang diselidiki dengan menggunakan indra (mata) yang

langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi.9 Jadi penelitian dengan

observasi langsung, yakni pengamatan yang dilakukan terhadap gejala yang

terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung oleh observer.

Metode ini peneliti gunakan untuk mengamati bagaimana model

pembelajaran PAI terhadap anak autis di SLBN Ungaran.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur

8 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES 2001 ), Cet 1, hlm.70.

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007).

Hlm. 213.

Page 55: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

43

dimana dalam pelaksanaannya bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur.10

Metode ini digunakan dalam mengambil data yang belum tercatat dalam

dokumentasi di SLBN sehubungan dengan proses pembelajaran yang

berlangsung. Kepala sekolah, para guru-guru, staf –staf lainnya.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk

gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang

berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan

lain-lain.11

Metode ini peneliti pergunakan untuk mengambil data tentang keadaan

geografis SLBN (letak, bangunan, fasilitas-fasilitas pembelajaran, dan sarana dan

prasarana dan lain sebagainya yang ada di SLBN terkait).

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.12

Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan teknik deskripsi analitik, yaitu

data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumusan statistika, namun data

tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan sesuai kenyataan

realita yang ada di lapangan. Hasil analisa berupa pemaparan gambaran mengenai

10

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung Alfabeta, 2008), hlm. 66.

11 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 240.

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),

hlm. 244.

Page 56: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

44

situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Uraian pemaparan harus sistematik

dan menyeluruh sebagai satu kesatuan dalam konteks lingkungannya juga sistematik

dalam penggunaannya sehingga urutan pemaparannya logis dan mudah diikuti

maknanya. Jadi analisis ini meneliti tentang model pembelajaran PAI bagi anak autis

di SLBN Ungaran (Studi Kasus pada Pembelajaran di Kelas Awal).

Adapun langkah-langkah analisis data kualitatif deskriptif sebagai berikut:

1. Data Reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti

ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu

perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi

data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan

memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.13

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk

tabel, grafik, pie card, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,

maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin

mudah difahami.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal

ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of display data

for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering

13

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),

hlm. 247.

Page 57: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

45

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif.14

3. Kesimpulan (Conclusion)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.15

Jadi setelah

peneliti mencari, mereduksi dan mendisplay data tentang model pembelajaran PAI

bagi anak autis di SLBN Ungaran, kemudian langkah selanjutnya adalah

memberikan kesimpulan dari data-data yang sudah didisplai tersebut, yang

setidaknya dapat menjawab rumusan masalah yang ada mulai dari mendapatkan

gambaran tentang perkembangan-perkembangan yang terjadi sampai menemukan

faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan itu terjadi.

14

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 249.

15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 252.

Page 58: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

46

BAB IV

MODEL PEMBELAJARAN PAI DI SLBN UNGARAN

A. Sekilas tentang SLB Negeri Ungaran

1. Sejarah SLB Negeri Ungaran

Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Ungaran merupakan satu satuan pendidikan

bagi anak berkebutuhan khusus yang didirikan pada tanggal 1 Januari 1983. Sebelum

menjadi Sekolah Luar Biasa (SLB) yang membawahi jenjang dasar hingga

menengah, sekolah ini hanyalah Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) saja. Pertama

kali terbentuk sebagai SDLB adalah karena program pemerintah yang bernama

Sekolah Dasar Inpres Khusus 1983 dengan tujuan menuntaskan wajib belajar bagi

para penyandang cacat di Kabupaten Semarang.

Meskipun SDLB tersebut sudah berdiri, namun keberadaan siswa masih belum

maksimal pada waktu itu. Belum ada orangtua yang mendaftarkan anak-anak mereka

yang mempunyai kebutuhan khusus dalam pendidikan. Hingga pada akhirnya proses

jemput bola dilakukan oleh sekolah. Setelah pengangkatan guru pendidikan luar

biasa pada tanggal 1 April 1983, barulah guru-guru tersebut melakukan pencarian

anak berkebutuhan khusus, tentu saja melalui kerja sama dengan Pamong Desa.

Guru-guru sudah berusaha mengunjungi tiap-tiap rumah yang mempunyai anak

berkebutuhan khusus, namun mereka hanya berhasil menjaring 10 anak saja dengan

dua macam kelainan, yaitu tunarungu dan tunagrahita. Sepuluh siswa tersebut

ditangani oleh empat orang guru tanpa seorang Kepala Sekolah. Meskipun begitu

sekolah berjalan dalam pengawasan langsung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan Ungaran.

Setelah satu tahun berjalan, jumlah siswa di SLB tersebut semakin bertambah.

Hingga pada akhirnya tepat pada tanggal 17 Februari 1984 Sekolah Luar Biasa

Negeri Ungaran tersebut diresmikan oleh Bupati Semarang, Ir. Susmono. Waktu itu

baru ada empat ruang kelas dengan jumlah guru sebanyak 8 orang. Kepala Sekolah

mulai ada sejak awal tahun 1985, akan tetapi kepala sekolah tersebut masih belum

mempunyai kapasitas yang sama dengan pendidikan luar biasa. Hingga proses

pembelajaran yang berlangsung pun masih banyak menemui kendala. Pelayanan

Page 59: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

47

yang seharusnya lebih banyak karena menangani anak berkebutuhan khusus belum

maksimal.

Selama SDLB mulai berdiri hingga sekarang sudah mengalami empat kali

pergantian Kepala Sekolah, yaitu:

a. Tahun 1985 Bapak Ag. Trimanto

b. Tahun 1991 Bapak Sutrisno

c. Tahun 1992 Bapak Indarso

d. Tahun 1996 Bapak Asngari, S. Pd (berpendidikan S1 PLB)

Pada akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomor. 421.8124689 yang ditetapkan di

Semarang tanggal 25 Juni 2007 Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) tersebut berubah

fungsi menjadi SLB yang membawahi jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-

Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah

Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).

Jenis pelayanan pendidikan yang diselenggarakan di SLB Negeri Ungaran

Kabupaten Semarang saat ini, yaitu pendidikan bagi:

a. Tunanetra (A) dari TKLB sampai SMALB

b. Tunarungu (B) dari TKLB sampai dengan SMALB

c. Tunagrahita ringan (C) dari TKLB sampai dengan SMALB

d. Tunagrahita sedang (C1) dari TKLB sampai dengan SMALB

e. Tunadaksa ringan (D) dari TKLB sampai dengan SMALB

f. Tunadaksa sedang (D1) dari TKLB sampai dengan SMALB

g. Tunaganda

h. Autis dan terapinya

2. Visi Misi SLB Negeri Ungaran

SLB Negeri Ungaran mempunyai visi: “Terwujudnya pelayanan yang optimal

bagi anak berkebutuhan khusus agar mandiri dapat berperan serta dalam kehidupan

bermasyarakat yang dilandasi Iman dan Taqwa”. Visi tersebut mencerminkan cita-

cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi yang dimiliki

anak, untuk dikembangkan sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.

Page 60: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

48

Sedangkan untuk mewujudkan visi tersebut, SLB Negeri Ungaran menentukan

langkah-langkah strategis yang terkandung dalam misi sebagai berikut:

a. Membentuk kepribadian anak yang berbudi luhur, beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memberikan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sesuai

dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki secara optimal.

c. Memberikan pelatihan dan ketrampilan sebagai bekal hidup mandiri di tengah

masyarakat.

3. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Jumlah guru dan tenaga pendidik ada 22 orang dengan pendidikan sarjana

sebanyak 18 orang, PLB setara dengan D2 sebanyak 4 orang, seorang Kepala

Sekolah dengan pendidikan Sarjana Pendidikan Luar Biasa. Jumlah tenaga

administrasi sebanyak 5 orang dengan jenjang pendidikan seorang Sarjana

Administrasi Negara, seorang D1 Akuntansi, seorang D3 Administrasi Perkantoran,

dan 2 orang lulusan SLTA.

4. Keadaan Peserta Didik

Jumlah seluruh siswa menurut data bulan Juli 2011 siswa SDLB sebanyak 118

siswa dengan klasifikasi ketunaan A (tunanetra) sebanyak 2 anak, B (tunawicara /

rungu) sebanyak 41, C (tunagrahita ringan) sebanyak 79 anak, C1 (tunagrahita

sedang) sebanyak 43, D (tunadaksa ringan) sebanyak 7 anak, D1 (tunadaksa sedang)

sebanyak 3 anak, E (tunalaras) 0, seorang anak autis, dan 2 anak tunaganda.

Sedangkan menurut jenjang pendidikannya 9 anak di TKLB, 118 SDLB, 47 di

SMPLB, dan 12 di SMALB.

Adapun prestasi yang pernah diraih siswa SLB Negeri Ungaran antara lain:

a. Juara II Seni Rupa dan Juara I lari 100 M Pekan Seni dan Olahraga Tingkat

Karesidenan Semarang.

b. Juara I Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan Harapan III tingkat Nasional Lomba

Kreativitas Anak Luar Biasa.

Page 61: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

49

c. Juara I Kreativitas Seni Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan Juara III untuk jenis

lomba Cerdas Cermat Pertamuan Pramuka Luar Biasa.

d. Juara II Tingkat Provinsi Jawa Tengah Lomba POSENI PLB untuk jenis lomba

meniti Balok.

5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di SLB Negeri Ungaran terdiri dari seorang kepala sekolah

yang memimpin semua jenjang pendidikan baik TKLB, SDLB, SMPLB, dan

SMALB. Kemudian kepala sekolah dibantu oleh Wakasek Kurikulum, Wakasek

Sarpras, Wakasek Humas, dan Wakasek Kesiswaan. Di semua jenjang hanya ada

penanggungjawab kelas yang dilimpahkan kepada seorang wali kelas. Akan tetapi

karena melihat jumlah siswa yang relatif, wali kelas sebagian merangkap dua atau

bahkan tiga kelas. Adapun untuk guru agama sekarang ini sudah berdiri sendiri,

artinya sudah ada guru khusus PAI, meskipun itu hanya untuk Pendidikan Agama

Islam saja. Sedangkan untuk agama lain masih menggunakan guru kelas yang

beragama sama, seperti Katolik dan Kristen.

SLB Negeri Ungaran mempunyai komite sekolah yang diambilkan dari salah

satu wali murid. Fungsinya adalah sebagai pengawas dan pengevaluasi seluruh

kegiatan operasional sekolah.

Adapun struktur organisasinya adalah sebagai berikut:

Kepala Sekolah : Asngari, S. Pd

Waka Kurikulum : Ahmad, S. Pd

Waka Sarpras : Lilik Widyawati, S. Ip

Waka Humas : Puryanta, S. Pd

Waka Kesiswaan : M. Kuri, S. Pd

Komite Sekolah : Sudarto

Wali Kelas : Guru kelas masing-masing.

Berikut adalah Wali Kelas untuk jenjang SDLB jurusan C dan C1:

Page 62: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

50

Tabel. 1 Daftar Walikelas SDLB Jurusan C dan C1

JURUSAN C C1

KELAS

I Herlina Nuryati S. Lin Apriyana, S. Pd

II Hartini, S. Pd Suyati, S. Pd

III Siti Suminah Suyati, S. Pd

IV Siti Suminah Wiwik Dwi Hepiningsih

V Siti Suminah Wiwik Dwi Hepiningsih

VI Suharto Sri Dwisa Yuniati, S. Pd

6. Pelaksanaan pembelajaran PAI bagi anak autis di SDLB Negeri Ungaran

Pelaksanaan pembelajaran PAI di SDLB Negeri Ungaran diampu oleh dua guru

PAI yaitu Fauzul Adzim, S. Pd. I dan Fitriningsih, S. Pd. I. Pembelajaran PAI yang

sudah terlaksana di SDLB Negeri Ungaran selama ini tidak jauh berbeda dengan

pembelajaran pada umumnya, akan tetapi ada beberapa teknik khusus dalam

menyampaikan materi pada anak berkebutuhan khusus salah satunya anak autis.

Di SDLB Negeri Ungaran, pembelajaran anak autis pada kelas awal

dilaksanakan satu kelas dengan anak tunagrahita pada kelas C1. Materi PAI

diajarkan dua jam dalam satu minggu. Materi yang disampaikan pada pembelajaran

PAI pada anak autis, menekankan pada tanggung jawab pribadi peserta didik dalam

menjalankan ibadah, misalnya shalat dan doa-doa harian. Beberapa metode yang

diterapkan dalam pembelajaran PAI diantaranya adalah metode ceramah dan latihan

hafalan. Guru PAI selalu membimbing peserta didik untuk menghafal surat-surat

pendek pada setiap pertemuan. Hal tersebut dilaksanakan dengan cara guru

membimbing peserta didik untuk latihan hafalan sebelum memulai ceramah materi

pelajaran PAI.1

Pada pembelajaran materi baca tulis A1-Qur’an (BTQ), anak autis di kelas awal

(C1) mulai diperkenalkan huruf-huruf hijaiyah mulai dari huruf alif sampai huruf ya.

Kitab yang menjadi pegangan adalah kitab Yanbu’a. Dalam memperkenalkan dari

setiap huruf hijaiyah tersebut, guru menggunakan metode drill yaitu dengan

membimbing peserta didik untuk membaca secara berulang-ulang huruf hijaiyah

yang diajarkan.

1 Dokumen RPP Mata Pelajaran Agama Islam SLB Negeri Ungaran Tahun 2010-211.

Page 63: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

51

B. Kurikulum PAI untuk anak Autis

1. Kurikulum PAI di SDLB Negeri Ungaran

Mata pelajaran PAI termasuk dalam kelompok mata pelajaran agama dan

ahklak mulia. Kelompok mata pelajaran agama dan ahklak mulia dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik dan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

tuhan yang maha esa serta berbudi luhur, mencakup etika, budi pekerti, atau moral

sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Ungaran khususnya di SDLB

C,C1,D1,dan G mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, da

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, penbiasaan, serta

pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya terhadap Allah

SWT.

b. Mewujudkan manusia indonesia yang taat beragama dan berahklak mulia yaitu

manusia yang produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, serta menjaga

harmoni seacara personal dan sosial.

Kurikulum PAI bagi anak-anak autis di SLB Negeri Ungaran cenderung sama

dengan kurukulum sekolah umum, hanya saja ada penurunan kelas. Artinya

kurikulum PAI yang diterapkan adalah hasil modifasi dari kurikulum PAI yang

ada. Sebab sejauh ini, belum ada kurikulum PAI khusus bagi SLB.

Salah satu contoh pelaksanaan kurikulum dengan model penurunan kelas

adalah kurikulum untuk anak SD kelas enam menggunakan kurikulum anak kelas 4

SD. Hal iti dikarunakan tingkat kecerdasan yang mememng tidak bisa dipaksakan

untuk anak-anak autis tersebut. Materi kurikulum yang palinh ditekankan adalah

hafalan surat- surat pendek serta bacaan sehari-hari. Karena hanya itulah yang dapat

digunakan oleh siswa dalam rangka mempersiapkan kehidupan yang mandiri bagi

mereka . materi yang lain memang perlu, seperti menulis bahasa arab dan latin atau

membaca. Akan tetapi efektifitas melatih mereka menulis dan amembaca itu lebih

kecil dibanding mengajari meraka sholat.

Page 64: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

52

Kurikulum buka mata pelajaran PAI, kurikulum buku untuk pelajaran PAI

bagi sekolah bagi sekolah luar biasa memang belum ada. Jadi di SLB tersebut para

guru PAI hanya menggunakan materi-materi dari kurikuum umum saja.

2. Kurikulum PAI bagi anak autis di SDLB Negeri Ungaran

Kurikulum yang dipergunakan dalam pembelajaran PAI bagi anak autis di

SDLB Negeri Ungaran Semarang masih mengikuti pola kurikulum yang

dipergunakan untuk anak-anak tunagrahita. Hal ini disebabkan belum ada kurikulum

khusus yang mengacu pada anak-anak autis. Sehingga kurukulum tunagrahita harus

disederhanakan oleh guru masing-masing yang sebisa mungkin dirancang dan

diterapkan sesuai dengan kebutuhan anak. Sebagai akibatnya, terkadang terjadi

perbedaan penyusunan dan penerapan kurikulum antara sekolah satu dengan yang

lain meskipun sama-sama menghadapi anak autis. Hal tersebut dipengaruhi oleh

keterampilan dan kekreatifan tiap-tiap guru dalam kemampuannya mengembangkan

kurukulum yang telah disederhanakan.

Kurikulum tunagrahita digunakan karena kecocokan yang disandang oleh

anak tunagrahita hampir sama dengan kelainan yang diderita oleh anak autis.

Berdasarkan asumsi masyarakat, suatu kelainan yang disandang oleh anak autis lebih

berat jika dibanding anak tunagrahita. Namun selama dalam pengamatan penulis,

kurukulum yang diterapkan dalam pada anak-anak autis di SDLB Negeri Ungaran

Semarang ini sudah cukup baik. Karena guru sudah terus berupaya memilihkan

standar materi yang cocok untuk anak didiknya.2

Pada dasarnya, kurikulum dan silabus SDLB atau sederajat menekankan

pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung,

serta kemampuan berkomunikasi. Adapun draft Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar untuk pembelajaran PAI bagi anak autis pada kelas awal adalah sebagai

berikut:3

2 Wawancara dengan bapak Ahmad, selaku wakil kepala sekolah pada tanggal 31 Oktober

2011.

3 Dokumentasi Kurikulum SLBN Ungaran.

Page 65: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

53

Kelas I, Semester 1

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Al Qur’an

1. Melafalkan Al

Qur’an surat

pendek pilihan

1.1 Menirukan QS Al-Ashr

1.2 Menirukan kembali lafal QS Al-Ashr dengan

lancar

Aqidah

2. Menyebutkan

Rukun Iman

2.1 Menunjukkan ciptaan Allah SW

2.2 Menyebutkan enam Rukun Iman

Ahlak

3. Membiasakan

perilaku terpuji

3.1 Menunjukkan perilaku jujur

3.2 Menunjukkan perilaku tertib

3.3 Melakukan perilaku tertib

Fiqih

4. Mengenal

tatacara bersuci

(thaharah)

4.1 Menyebutkan arti bersuci

4.2 Mencontoh tatacara bersuci

Kelas I, Semester 2

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Al Qur’an

5. Melafalkan Al

Qur’an surat-

surat pendek

pilihan

5.1 Mencontoh QS Al Ikhlas

5.2 Menirukan kembali QS Al Ikhlas dengan

lancar

Aqidah

6. Melafalkan dua

kalimat syahadat

6.1 Mencontoh bacaan syahadat tauhid dan

syahadat rasul

6.2 Menirukan kembali dua kalimat syahadat

Akhlak

7. Membiasakan

perilaku terpuji

7.1 Menampilkan perilaku hormat terhadap orang

tua dan guru

7.2 Menampilkan adab makan dan minum

Page 66: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

54

Fiqih

8. Membiasakan

bersuci

(thaharah)

8.1 Mencontoh tatacara bersuci

8.2 Mencontoh berwudlu dengan tertib

Dari SKKD tersebut, guru PAI kemudian membuat silabus dan beberapa

rencana pelaksanaan pembelajaran pada anak autis dengan materi pokok yang

berbeda-beda misalnya, materi rukun iman, rukun islam, membaca dan menulis al-

qur’an, doa-doa harian, surat-surat pendek, sholat, dan wudhu. Semua telah memuat

materi yang sudah sangat disederhanakan yang telah diatur dalam tiap pertemuan.

Hal ini dilihat dari pembatasan pemunculan poin-poin materi yang akan diajarkan.

Misalnya, tentang tema huruf hijaiyah, maka tidak semua huruf-huruf hijaiyah itu

diajarkan seluruhnya, tapi hanya disajikan mulai huruf alif sampai ra’. Dalam tema

sholat, disitu lebih ditekankan rukun fi’liyahnya dari pada rukun qauliyahnya,

sehingga dalam prakteknya rukun fi’liyah lebih diutamakan. Dalam tema wudhupun

juga lebih ditekankan pada tata urutan gerakan yang ditampilkan dan bisa

dipraktekan secara langsung oleh siswa.

C. Model Pembelajaran PAI bagi Anak Autis di SLBN Ungaran

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Adapun model pembelajaran

merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode,

teknik, media dan evaluasi pembelajaran.

1. Pendekatan

Adapun beberapa pendekatan yang digunakan pada pembelajaran anak autis

di SDLB Negeri Ungaran, antaralain :

a. Pendekatan Klasikal

Pembelajaran PAI di SDLB Negeri Ungaran dilaksanakan dengan model

khusus, diantaranya yaitu klasikal individual. Klasikal individual merupakan

bentuk pendekatan pembelajaran dimana pembelajaran ini mengarah pada

pendekatan klasik dan individual, guru memegang peran yang cukup dominan

Page 67: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

55

dalam mengendalikan kelas, akan tetapi hal tersebut disertai dengan perhatian

penuh kepada setiap peserta didik dan memahami satu persatu kebutuhan mereka.

Di sekolah-sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus, guru perlu

memberikan perhatian khusus pada satu per satu peserta didik yang mana dalam

hal ini penulis menghususkan pada penderita autis. Penderita autis memiliki gaya

pemahaman yang berbeda, karena pada dasarnya otak mereka memproses

informasi dengan cara berbeda. Mereka mendengar, melihat dan merasa tetapi

otak mereka memerlukan informasi ini dengan cara berbeda. Adanya proses

informasi yang berbeda tersebut menyebabkan gangguan pada bidang

komunikasi, bahasa, pemahaman sosial dan pemahaman pervasive (kemauan).

Jadi, guru dituntut untuk dapat mengetahui bagaimana caranya agar dapat

memberikan pemahaman kepada setiap peserta didik.

Anak autis ditempatkan satu kelas dengan anak tunagrahita yang mana dalam

hal ini guru-guru PAI di sekolahan tersebut menekankan proses hafalan pada

surat-surat pendek dan doa-doa harian. Menekankan proses mengingat gerakan

shalat, wudhu, dan sebagainya.

b. Pendekatan Individu

Guru PAI perlu memberikan perhatian penuh kepada semua anak, yaitu

dengan menatap langsung mata mereka serta menuruti kemauan mereka satu per

satu. Dalam menyampaikan materi bacaan do’a harian misalnya, guru juga perlu

melakukan pendekatan individu ini dengan mengajari pelan-pelan bacaan

do’anya yang menggunakan bahasa Arab, sehingga bacaan siswa betul-betul

benar. Dengan kedekatan guru dan murid dalam pembelajaran agama ini, posisi

guru seperti orangtua dan siswa sebagai anak. Atau dapat juga seperti kakak adik

yang membuat minat siswa autis belajar semakin meningkat. Jadi, dalam hal ini

pendekatan individu sangat diperlukan.

Dapat dikatakan bahwa anak autis memiliki dunia sendiri, mereka memiliki

gaya pemahaman yang berbeda yang mana otak mereka memproses informasi

dengan cara berbeda, hal ini menyebabkan fokus dalam memberikan perintah

juga merupakan hal yang penting dilakukan. Seorang anak tidak bisa begitu saja

Page 68: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

56

bereaksi jika hanya diperintahkan sekali atau dua kali. Oleh karena itu harus

diberikan perintah yang berulang-ulang.

Pendekatan individu juga harus dilakukan di luar kelas, seperti pada saat

istirahat. Memberikan pemahaman tentang suatu hal pada saat di kantin atau di

perpustakaan. Jadi, pendekatan individu ini menjadi bagian yang sangat urgen

dalam rangka mendekati kejiwaan siswa yang memang mempunyai kelainan fisik

dan mental.4

2. Strategi

Beberapa strategi pembelajaran PAI yang diterapkan di SLBN Ungaran,

antaralain strategi pembelajaran ekspositori dan strategi komunikasi efektif.

a. Strategi pembelajaran ekspositori

Ekspositori merupakan strategi yang menekankan proses memori anak, serta

peran guru yang signifikan dalam segala proses belajar anak. Anak hanya

dituntut untuk mengingat dan mengerjakan sesuatu yang mereka ingat. Guru

adalah pusat untuk memberikan pengertian, menjadi model, dan membuat

kondisi nyaman semua siswa. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan

adalah materi pelajaran yang sudah adi, seperti data atau fakta, konsep-konsep

tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.

Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu

sendiri. Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat

memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi

yang telah diungkapkan.

Strategi pembelajaran ekspositori ini diterapkan juga di SLB Negeri

Ungaran. Dalam pengajaran materi rukun Islam misalnya, guru menjelaskan satu

per satu dengan teknis menyiapkan bahan kemudian mempresentasikan dan

kemudian memberikan umpan balik kepada siswa. Namun demikian, pusat utama

pemahaman keilmuan dan wawasan materi itu terpusat pada guru. Antar teman

sejawat belum dapat memberikan informasi yang benar.

4 Wawancara dengan Fitriningsih sebagai guru PAI pada tanggal 29 Oktober 2011.

Page 69: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

57

b. Strategi komunikasi efektif

Strategi pembelajaran merupakan cara khusus yang dilakukan guru untuk

dapat memberikan pemahaman pada siswa sehingga siswa dapat mencapai tujuan

pembelajaran. Ada beberapa faktor yang bisa menjadi pendukung untuk guru

dalam merencanakan strategi pembelajaran. Pertama adalah kondisi siswa,

penderita autis bersikap acuh tak acuh bila di ajak bicara atau bergurau, ia seakan

akan menolak semua usaha interaksi dari orang lain termasuk dari gurunya, ia

lebih suka dibiarkan main sendiri dan melakukan suatu perbuatan yang tidak

lazim secara berulang-ulang. Hal ini menjadi cara yang efektif untuk menemukan

strategi khusus dalam pembelajaran di kelas.

Strategi komunikasi efektif sangat diperlukan dalam menangani anak autis

karena pada umumnya anak autis memiliki gangguan dalam hal komunikasi

diantaranya anak tampak seperti tuli, atau sulit bicara, atau pernah berbicara tapi

kemudian sirna, serta senang meniru atau membeo.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SDLB Negeri Ungaran,

guru-guru PAI untuk anak autis yang ada di sekolah tersebut selalu mengulang-

ulang kata-kata yang diajarkan, misalnya dalam mengajarkan huruf-huruf

hijaiyah, guru PAI mengajarkan anak untuk menirukan huruf alif secara

berulangkali.

3. Metode

Dalam pembelajaran PAI di kelas, guru PAI menggunakan beberapa model

pendekatan kepada siswanya. Adapun beberapa metode pembelajaran PAI yang

diterapkan di SDLB Negeri Ungaran untuk anak autis antara lain: Berikut beberapa

metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru.

a. Metode Drill

Metode drill merupakan metode latihan untuk memperoleh pembiasaan

sebuah keterampilan atau kemampuan. Metode ini digunakan oleh guru PAI bagi

anak autis di SDLB Negeri Ungaran pada saat guru PAI melatih peserta didik

untuk mengenal huruf hijaiyah dan menghafal surat-surat pendek. Dalam

mengajarkan anak autis menghafalkan surat-surat pendek, guru PAI menggunakan

Page 70: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

58

media MP3 sehingga anak lebih semangat dan mudah merangsang anak agar lebih

mudah menghafal.

Metode ini cukup efektif diterapkan pada anak autis kelas awal (C1) karena

metode ini memang lebih cocok diterapkan pada anak autis yang berusia kecil

(autis infantile) karena memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi

kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan

kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari.

b. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata jarang dilakukan oleh guru PAI. Metode ini dapat

membantu anak autis dalam mengenal lingkungan sekitar mengingat salah satu

gangguan pada anak autis adalah pada pola sosial dan pola bermain. Dalam

melaksanakan metode ini, guru perlu memberikan perhatian yang super ekstra

karena pembelajaran dilaksanakan di luar kelas yang mana anak lebih sulit untuk

dapat dikontrol.5

c. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi ialah suatu metode yang digunakan untuk

memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan

dengan bahan pelajaran.6 Metode ini digunakan oleh guru PAI dalam mengajarkan

materi wudlu. Dalam mempraktekkannya, guru memberikan contoh kepada anak

autis bagaimana cara berwudlu secara berulang-ulang.

4. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran yang tepat sangat diperlukan dalam pembelajaran pada

anak autis. Teknik yang akan diterapkan tentunya harus spesifik, individual, serta

unik agar metode pembelajaran dapat diterapkan secara spesifik.

Misalkan, dalam menerapkan metode drill pada anak autis, guru PAI di SDLB

Negeri Ungaran menggunakan teknik secara bervariasi mengikuti keadaan peserta

didik. Teknik penanganan secara klasikal pada saat melatih anak autis dan

5 Wawancara dengan Ibu Herlina nurhayati sitompul pada tanggal 31 Oktober 2011.

6 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2000), hlm. 201.

Page 71: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

59

tunagrahita (ditempatkan satu kelas di SDLB Negeri Ungaran) untuk melafalkan atau

menghafalkan surat pendek divariasikan dengan teknik penanganan secara individual

karena anak autis cenderung selalu berada dalam dunianya sendiri sehingga teknik

penanganan secara individual sangat dibutuhkan.

5. Media

Beberapa permasalahan yang dimiliki oleh anak autis diantaranya yaitu gangguan

komunikasi, gangguan sensoris, pola bermain, pola sosial, dan emosi. Penyandang

autisme lebih suka menyendiri, tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindari

untuk bertatapan. Hal tersebut dapat diantisipasi oleh guru PAI dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan perantara media untuk meningkatkan motivasi,

merangsang anak untuk belajar dengan baik serta menarik titik fokus anak dalam

belajar.

Misalnya, dalam pembelajaran sholat, anak perempuan diharuskan menggunakan

mukena dan anak laki-laki menggunakan peci. Hal lainnya yaitu guru PAI

menggunakan media MP3 dalam melatih anak untuk menghafalkan surat-surat

pendek, salah satu kekurangan anak autis dalam hal komunikasi adalah anak senang

meniru atau membeo (echolalia), mereka dapat hafal betul kata-kata tanpa mengerti

artinya. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi guru PAI untuk melaksanakan hal

ini. Di samping itu, anak juga diberikan kesempatan untuk mendengarkan suara

teman-temannya atau suaranya sendiri dengan cara merekamnya melalui HP atau

media yang lain.

6. Evaluasi

Evaluasi terhadap pembelajaran PAI pada anak autis di SDLB Negeri ungaran

merupakan suatu upaya sekolah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan

kemajuan potensi anak didik dalam menerima atau daya serap atas materi yang

diajarkan dikelas selama jangka waktu yang ditentukan. Sehingga dengan evaluasi

dimaksudkan dapat membantu guru-guru yang bersangkutan dalam membuat dan

menentukan langkah selanjutnya yang sesuai dengan kebutuhan anak didik. Karena

dengan evaluasi dapat ditentukan mengenai kelemahan maupun kekurangan dalam

proses pembelajaran PAI yang telah berlangsung.

Page 72: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

60

Adapun cara mengevaluasi pembelajaran PAI pada anak autis adalah dengan

pertanyaan serta perintah guru kepada siswa untuk mengulang-ulang materi yang

telah disampaikan oleh guru karana dengan mengulang-ulang materi akan

mengingatkan siswa minimal apa yang telah diajarkan dalam waktu satu jam yang

telah lewat. Evaluasi juga dilakukan dengan mendekati setiap anak dalam kelas satu

persatu. Hal ini mengantisipasi hilangnya materi yang baru saja diajarkan.

D. Kendala dan Hambatan Pembelajaran PAI Bagi Anak Autis

Beberapa kendala yang dialami oleh SDLB Negeri Ungaran diantaranya berada

pada sarana prasarana, keadaan peserta didik, serta klasifikasi tenaga pendidik.

Sarana prasarana yang dimiliki SDLB Negeri Ungaran sebagai penunjang kegiatan

pembelajaran seperti bahan ajar, media pembelajaran adalah sangat minim.

Di samping itu, keadaan peserta didik yang memang perlu diberikan pelayanan

secara khusus juga menjadi kendala pada kelancaran kegiatan pembelajaran.

Penderita autis seolah memiliki dunia sendiri, mereka tidak memiliki atau sangat

kurang kontak mata dengan orang lain, mereka bersikap acuh tak acuh bila di ajak

bicara atau bergurau. Ia seakan akan menolak semua usaha interaksi dari orang lain

termasuk dari ibunya. Ia lebih suka dibiarkan main sendiri dan melakukan suatu

perbuatan yang tidak lazim secara berulang-ulang. Hal tersebut membuat guru PAI

untuk dituntut secara kreatif dalam mengelola pembelajaran karena tentunya

perencanaan pembelajaran yang telah dibuat akan menyimpang dari praktek

pembelajaran secara nyata.

Hal lain yang menjadi kendala atau hambatan pembelajaran PAI bagi anak autis

yang lain yaitu tenaga pendidik yang belum memiliki pendidikan secara khusus

dalam pendidikan luar biasa. Sejak tahun 2008, pembelajaran PAI sudah dipegang

khusus oleh guru PAI, akan tetapi mereka bukan lulusan dari Pendidikan Guru Luar

Biasa (PGLB), mengingat sampai saat ini belum ada guru khusus PAI dari PGLB.

Akan tetapi, untuk mengatasi hal tersebut, guru-guru PAI di SDLB Negeri Ungaran

sering mengikuti pelatihan-pelatihan untuk mengajar anak-anak berkebutuhan

khusus.7

7 Wawancara dengan Fauzul Andim selaku guru PAI pada tanggal 31 Oktober 2011.

Page 73: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

61

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Model pembelajaran PAI pada anak autis di SDLB Negeri Ungaran meliputi

pendekatan, strategi, metode, teknik, media, evaluasi dan kurikulum. Pendekatan

yang digunakan oleh guru PAI di SDLB Negeri Ungaran antara lain pendekatan

klasikal individual dan pendekatan individu. Pendekatan klasikal individual

merupakan bentuk pendekatan pembelajaran dimana pembelajaran ini mengarah

pada pendekatan klasik dan individual sedangkan dalam pendekatan individu guru

memberikan perhatian penuh kepada semua anak yaitu dengan menatap langsung

mata mereka serta menuruti kemauan mereka satu per satu.

Strategi pembelajaran PAI yang diterapkan di SLBN Ungaran, antara lain

strategi pembelajaran ekspositori dan strategi komunikasi efektif. Ekspositori

merupakan strategi yang menekankan proses memori anak, serta peran guru yang

signifikan dalam segala proses belajar anak. Sedangkan strategi komunikasi efektif

menekankan pada keefektifan guru dalam berkomunikasi dengan siswa.

Beberapa metode pembelajaran PAI yang diterapkan di SDLB Negeri

Ungaran untuk anak autis antara lain Metode Drill, Metode Karya Wisata, dan

Metode Demonstrasi.

Teknik yang digunakan guru PAI di SLB Negeri Ungaran adalah bervariasi

mengikuti keadaan peserta didik. Sedangkan beberapa media yang digunakan dalam

pembelajaran tersebut antara lain poster, MP3, puzzle, dan sebagainya.

B. SARAN- SARAN

Anak autis yang diterjunkan dalam lingkungan pembelajaran sebaiknya mereka

mendapatkan penimbangan pelayanan yang lain, seperti diimbangi dengan layanan

terapi, baik di sekolah maupun di rumah. Karena terapi tersebut menunjang dalam

Page 74: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

62

kegiatan pembelajaran mereka. Hal ini dapat di usahakan oleh orang tua antara lain

dengan :

1. Terapi Wicara: membantu anak melancarkan otot-otot mulut anak sehingga

membantu anak berbicara lebih baik.

2. Terapi bermain : mengajarkan anak melalui belajar sambil bermain.

3. Terapi Akupasi : untuk melatih motorik halus anak.

4. Terapi obat-obatan : dengan memberikan obat-obatan oleh dokter yang

berwenang.

Untuk mengoptimalkan usaha pembelajaran, orang tua sebaiknya mengusahakan

anak autisnya untuk didampingi oleh guru pembimbing khusus dan atau guru

pembimbing khusus adalah ortopedagog (tenaga ahli) yang bertugas sebagai :

konsultan yang menangani anak autis, ikut serta dalam merencanakan program

pembelajaran, memonitor pelaksanaan program pembelajaran dan mengevaluasi

pelaksanaan program pembelajaran.

Sedangkan guru pendamping adalah seorang yang dapat membantu guru kelas

dalam mendampingi anak autis pada saat diperlukan sehingga proses pengajaran

dapat berjalan lancer tanpa gangguan. Kalau hal tersebut tidak memungkinkan

karena alas an keterbatasan ekonomi, orang tua harus tetap menjadi pendamping bagi

anak autisnya dan tetap berusaha dengan sungguh-sungguh dan terpenting orang tua

harus bisa membagi waktu dengan anak.

Untuk pihak sekolah dan pengurus yayasan, supaya memperbaiki sarana dan

prasarana seperti melengkapi alat-alat peraga, menambahi koleksi buku-buku

perpustakaan yang bersifat keagamaan dan media pendidikan yang lain serta

memperbaiki kualitas SDM.

Kepada guru sebagai figur pendidikan hendaknya lebih bisa kreatif dalam upaya

transfer of knowledge dan transfer of value kepada anak didik, dan lebih sadar

bertanggung jawab terhadap tugasnya. Sehingga proses belajar mengajar dapat

berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Page 75: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

1

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

Aly, Hery Noer, Dan H. Munzier S, Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung

Insani, 2003.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002.

Arief, Armai, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

Ciputat Pers, 2000.

Arifin, H.M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Campbell, David, Mengembangkan Kreatifitas oleh A. M. Mangunharjana,

Yogyakarta, Kanisius, 2005, Cet. 17.

Danuatmaja, Bonny, Terapi Anak Autis Di Rumah, Jakarta: Pusaka Swara, 2003.

Delphie, Bandi, Pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Bandung: Refika

Aditama, 2006.

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro.

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, Semarang: CV Alwaah, 1993.

Dikdasmen Depdiknas, http://dikdasmendipdiknas. Putra kembara.com/education/

Dikdasmen depdiknas/kajian-pendidikan-anak-autis

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka

Cipta, 2002, Cet. 2.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

Rineka Cipta, 2000.

Dokumen RPP Mata Pelajaran Agama Islam SLB Negeri Ungaran Tahun 2010-211

Dokumentasi Kurikulum SLBN Ungaran

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak. Psikologi

UGM, 1997.

Handojo, Y., Autisme, Jakarta: Buana Ilmu Populer, 2006.

Marno ed, Kawasan Dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Prenada Media, 2005, Cet. 1

Page 76: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

Mochtar, M., Desain Pembelajaran PAI, Jakarta: Misaka Paksa, 2003.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV Misaka

Galiza, 2003.

Mulyana,Deddy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.

Munawir, Aw., Kamus al-Munawir Arab Indonesia Terlengkap, Yogyakarta: PP

Yogyakarta, 1984.

Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat

Press, 2003.

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,

Semarang : CV. Duta Nusindo , 2005.

Prasetyono, D. S., Serba-serbi Anak Autis, Yogyakarta: Diva Pers, 2008.

Prasetyono, D.S., Membedah Psikologi Bermain Anak, Yogyakarta: Think, 2007.

Priyatna, Andri, Amazing Autism Memahami. Mengasuh, Dan Mendidik Anak Autis,

Jakarta: PT Gramedia, 2010.

Rikza, Muhammad , Starategi Pembelajaran Ekspositori Bagi Tuna Grahita,

Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011

Saifuddin, Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset IKAPI,

1998.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2007.

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES 2001 , Cet 1.

Page 77: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

Smart, Aqila, Anak Cacat Bukan Kiamat Metode Pembelajaran dan Terapi Untuk

Anak Berkebutuhan Khusus, Yogyakarta: Kata Hati, 2010.

Soenarjo, Al- Quran dan Terjemahnya, Jakarta: t.p., 2001 .

Standar Nasional Pendidikan PP RI No. 19 tahun 2005

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung Alfabeta, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2007.

Supratiknya, A., Mengenal Prilaku Abnormal, Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Syar’i, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam , Jakarta Pustaka Firdaus, 2005.

Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang: RaSAIL, 2005.

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005.

Tilar, HAR, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, Magelang: Tera

Indonesia, 1999.

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher, 2007.

Trianto, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007, . 5

Ulwan, Abdullah Nashih, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Semarang: As-

Syifa’, . 149.

Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Bp.

Cipta Jaya.

Usman, Busyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers,

2002, Cet. 1.

Usman, Moh Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2006.

UU Sisdiknas no 20 tahun 2003, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Yatim, Faisal, Autisme Suatu Gangguan jiwa pada anak-anak, Jakarta: Pustaka

Pelajar Obor,2002 , cet. 7.

Y. Handojo, Autisme, Jakarta: Buana Ilmu Populer, 2006, cet ke4.

Page 78: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

Zuhairini,et.al., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional,

1981.

Anak Autis Juga Bisa Belajar, http://Puterakembara.com/puterakembara/anak-autis-

juga-bisa-belajar/, diakses tanggal 18 Januari 20011

http//ahmadsudrajat.word press.com/2008/09/12/pendekatan, strategi, metode,

tehnik-tehnik model pembelajaran di akses tanggal 18 Agustus jam 09.00

WIB

http://m2hdewi.blogspot.com/2008/12/tutujuan-belajar-dan-pembelajaran.html di

akses tanggal 19 Agustus 2011 jam 16.50

http://www.slbnsingkawang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=55

&Itemid=76 selasa, 27 september 2011

Page 79: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

( R P P )

Identitas mata pelajaran : PAI

Kelas / semester : I C1 / I

Alokasi waktu : 2 x 30 menit

Standar Kompetensi : Melafalkan Al Qur’an surat pendek pilihan

Kompetensi Dasar : Menirukan Qur’an surat Al Fatihah ayat 1 dan 2

Indikator : Menirukan bacaan surat al Fatihah ayat 1 dan 2

Menunjukkan perilaku yang mencerminkan sikap

religius, kreatif, rasa ingin tahu, toleransi, tanggung

jawab, bersahabat/komunikatif, menghargai prestasi.

I. Tujuan Pembelajaran

- Siswa dapat menirukan bacaan surat Al Fatihah ayat 1 dan 2

-Mengembangkan perilaku siswa yang mencerminkan sikap religius, kreatif, rasa

ingin tahu, toleransi, tanggung jawab, bersahabat/komunikatif, menghargai prestasi.

II. Materi ajar

-Surat Al Fatihah ayat 1 dan 2

III. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Demonstrasi

IV. Langkah-langkah pembelajaran

1. Kegiatan awal

Apersepsi : Salam dan Do’a (Religius)

Menunjukkan Al Qur’an Juz Amma (Kreatif)

2. Kegiatan inti

a. Eksplorasi

- Guru membaca Al Qur’an surat Al Fatihah ayat 1 dan 2 dan siswa

mendengarkan(Rasa ingin tahu dan toleransi)

b. Elaborasi

- guru membacakan Al Qur’an surat al Fatihah ayat 1 dan 2 dan murid

menirukan(Tanggung Jawab)

c. Konfirmasi

- Guru bersama siswa melafalkan Al Qur’an surat al Fatihah ayat 1 dan 2

(Bersahabat/komunikatif)

- Guru memberikan reward (acungan jempol) kepada siswa (menghargai

prestasi)

3. Kegiatan penutup

- Melafalkan ulang Qur’an surat Al Fatihah ayat 1 dan 2 dan murid menirukan

secara klasikal(tanggung jawab)

V. Sarana dan Sumber belajar

- Al Qur’an juz Amma

- Buku paket PAI Kelas I

Page 80: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

VI. Penilaian

1.Tes lisan

Melengkapi ayat akhir

a. Bismillahirrahma …..

b. Alhamdulillahirobbil …..

LEMBAR PENILAIAN

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER

Mata Pelajaran :

Kelas :

Hari/tanggal :

No Nama

Siswa Religius Disiplin

Rasa

Ingin

tahu

Menghargai

Prestasi

Gemar

Membaca Cermat

Kreatif

Page 81: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

Keterangan :

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal

perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-

tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).

MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda

perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).

MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang

dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Teknik Penilaian :

- hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan.

..............................., ..............................2011

Mengetahui, Guru Kelas

Kepala

............................................... ........................................................

Page 82: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

Lampiran 2

SILABUS

Nama Sekolah : SLB Negeri Ungaran

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D1 /C Semester I

Standar Kompetensi : 1. Melafalkan Al Qur‟an Kalimah/Bacaan pendek pilihan

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian

Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

kara

kter

1

1.1 Menirukan

Lafdzul Jalalah

“Allah”

Menirukan

lafadz jalallah

”Allah”

Menyebutkan 2 puasa

sunnah mingguan

Menyebutkan 2 puasa sunnah bulanan

Menyebutkan 2 puasa sunnah tahuann

Menyebutkan 2 puasa

sunnah mingguan

Menyebutkan 2 puasa sunnah bulanan

Menyebutkan 2 puasa sunnah tahuann

Kejujuran

disiplin

Lisan

Partisipasi aktif

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 6

Semarang, 21 Juli 2010

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Asngari, S.Pd Faudzul Adzim, S.Pd.I.

NIP. NIP.

Page 83: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D1 /C Semesester I

Standar Kompetensi : 1. Melafalkan Al Qur‟an Kalimah/Bacaan pendek pilihan

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

1

1.1 Menirukan

Lafdzul Jalalah

“Allah”

Lafadz

jalallah

”Allah”

Menirukan lafadz

”Allah”

Menirukan lafadz Ta‟awudz

Menirukan lafadz Basmalah

Dapat menyebutkan

lafad ”Allah”

Dapat menyebut Lafadz Ta‟awudz

Dapat menyebut Lafadz basmalah

Relegius

Disiplin

Kerja keras

Gemar

membaca

Lisan

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 1

………..l, 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 84: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D1 /C Semesester I

Standar Kompetensi : Menyebutkan Rukun Iman (Aqidah)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

2 Menunjukkan ciptaan

Allah SWT Rukun Iman

Menjelaskan jumlah rukun

iman

Menyebutkan jumlah rukun

iman

Dapat menyebutkan ciptaan

Allah di sekitar kita

Dapat menyebutkan jumlah

rukun iman

Religius

Disiplin

Rasa ingain tahu

Peduli lingkungan

Cinta tanah air

Lisan

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 1

………..l, 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 85: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D1 /C Semesester I

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji ( Akhlak )

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

3

3.1 Menunjukkan

perilaku jujur

prilaku jujur

menirukan prilaku jujur

mempraktekkan perilaku jujur

Mengidentifikasi prilaku terpuji

Dapat menirukan

prilaku jujur

Dapat mempraktekkan prilaku jujur

Relegius

Disiplin

Teliti

Tanggung

jawab

Praktek

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 1

3.2 Menghafal enam

Rukun Iman

Rukun

Iman

Mendengarkan penjelasan

rukun iman

Menyebutkan jumlah rukun

iman

Menghafal enam Rukun Iman

Dapat menjelaskan kembali

rukun iman

Dapat menyebutkan rukun

iman

Dapat menghafal rukun iman

Relegius

Teliti

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 1

……11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 86: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D1 /C Semesester I

Standar Kompetensi : . Mengenal tatacara bersuci (thaharah)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

1 Mengenal tata cara

bersuci

Thaharah

Menjelaskan tatacara bersuci

Dapat menjelaskan pengertian

bersuci

Dapat menyebutkan tatacara

bersuci

Disiplin

Cermat

Mandiri

lisan 2 x 30 Buku

paket PAI

kelas 1

Mencontoh tatacara

membersihkan kubul

dan dubur setelah

buang air

Thaharah

Mempraktekkan

membersihkan kubul dan

dubur

Dapat mempraktekkan

membersihkan kubul dan

dubur

Disiplin

Cermat

Mandiri

praktek

2 x 30 Buku

paket PAI

kelas 1

Membiasakan diri

membersihkan kubul

dan dubur setelah

buang air

Thaharah

Memepraktekkan

membersihkan kubul dan

dubur

Dapat mempraktekkan

membersihkan kubul dan

dubur

Disiplin

Cermat

Mandiri

Tanggung jawab

praktek

2 x 30 Buku

paket PAI

kelas 1

………, 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 87: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D2/C Semesester I

Standar Kompetensi : 1. Melafalkan Al Qur‟an surat-surat pendek pilihan

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

1 Mencontoh

pengucapan bacaan

QS Al-Ikhlas

Q S Al –

Ikhlas

Mendengarkan lafadz Al Ikhlas

Menirukan lafadz Al Ikhlas

Dapat menirukan QS Al Ikhlas

Dapat melafalkan QS Al Ikhlas

Relegius

Disiplin

Cermat

Lisan

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

Menirukan

kembali bacaan QS

Al-Ikhlas

Q S Al –

Ikhlas

Melafadzkan QS Al Ikhlas Dapat melafadzkan kembali

QS Al Ikhlas

Relegius

Disiplin

Cermat

Praktek 2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

…….., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 88: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D2 /C Semesester I

Standar Kompetensi : . Mengenal Asmaul Husna

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

2 2.1 Menirukan bacaan

tiga dari Asmaul

Husna (Arrahman,

Arrahim, Al Malik

2.2 Menyebutkan

kembali tiga dari

Asmaul

Husna(Arrahman,

Arrahim, Al Malik)

2.3 )

Asmaul Husna Mendengarkan Asmaul husna

Menirukan Asmaul husna

Melafadzkan Asmaul husna

Mendengarkan Asmaul husna

Menirukan Asmaul husna

Melafadzkan Asmaul husna

Dapat menirukan tiga

asmaul husna

Dapat melafalkan tiga

asmaul husna

Dapat menirukan tiga

asmaul husna

Dapat melafalkan tiga

asmaul husna

Relegius

Disiplin

Keyakinan

Lisan

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

……..11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 89: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D2/C Semesester I

Standar Kompetensi : Mencontoh perilaku terpuji (Akhlak)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

1

3.1 Menerapkan

perilaku hidup

sederhana

3.2 Menerapkan

perilaku rendah

hati

3.3

Hidup

sederhana

Rendah hati

Mendengarkan penjelasan

hidup sederhana

Mencontoh prilaku hidup

sederhana

Mempraktekkan prilaku

hidup sederhana

Mendengarkan penjelasan

rendah hati

Mencontoh prilaku hidup

rendah hati

Mempraktekkan prilaku

hidup rendah hati

Dapat menirukan prilaku

hidup sederhana

Dapat mempraktekkan

prilaku hidup sederhana

Dapat menirukan prilaku

rendah hati

Dapat mempraktekkan

prilaku rendah hati

Relegius

Disiplin

Peduli social

Mandiri

Relegius

Disiplin

Peduli social

pengama

tan

pengamatan

2 X 30

menit

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

Buku

paket PAI

kelas 2

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 90: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D2/C Semesester I

Standar Kompetensi : Mengenal tatacara wudhu

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

4 Mengenal tatacara

wudhu wudhu

Menjelaskan pengertian wudhu

Menjelaskan tatacara urutan

wudhu

Mencontoh gerakan wudhu

Dapat menjelaskan pengertian

wudhu

Dapat menjelaskan tatacara

urutan wudhu

Dapat mencontoh gerakan

wudhu

Relegius

Disiplin

Mandiri

Teori

Praktek

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

Menirukan tata cara

wudhu wudhu

Mencontoh gerakan wudhu

Mempraktekkan gerakan

wudhu

Dapat menirukan gerakan

wudhu

Dapat mempraktekkan gerakan

wudhu

Relegius

Disiplin

Mandiri

Teori

Praktek

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

5

6

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 91: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D2/C Semesester I

Standar Kompetensi : Mengenal shalat lima waktu.

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

Mengenal shalat lima

waktu.

Shalat fardhu

Menjelaskan pengertian shalat

fardhu

Menjelaskan macam-macam

shalat fardhu

Menirukan gerakan shalat

fardhu

Mempraktekkan gerakan shalat

fardhu

Dapat menjelaskan pengertian

shalat fardhu

Dapat menjelaskan macam-

macam shalat fardhu

Dapat menirukan gerakan

shalat fardhu

Dapat mempraktekkan gerakan

shalat fardhu

Relegius

Disiplin

Mandiri Tanggung jawab Teori

Praktek

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 92: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D3/C Semesester I

Standar Kompetensi : Mengenal huruf-huruf Al Qur‟an

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

1

1.1 Mengenal huruf

hijaiyah dari Alif

s.d. Ya

Huruf

hijaiyyah

Menyebutkan huruf hijaiyyah

Dapat menyebutkan huruf

hijaiyyah

Relegius

Gemar membaca

Rasa ingin tahu

Kerja keras

Tanggung jawab

Praktek

Lisan

Tanya jawab

Drill

2 X 30

menit

Buku iqro

jilid 1

1.2 Melafalkan huruf

hijaiyah dari Alif

s.d. Ya

Huruf

hijaiyyah

Mencontoh huruf hijaiyyah

Menirukan huruf hijaiyyah

Mengucapkan huruf hijaiyyah

Dapat mencontoh huruf

hijaiyyah

Dapat menirukan huruf

hijaiyyah

Dapat mengucapkan huruf

hijaiyyah

Relegius

Gemar membaca

Rasa ingin tahu

Kerja keras

Tanggung jawab

Praktek

Lisan

Tanya jawab

Drill

2 X 30

menit

Buku iqro

jilid 1

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 93: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D3/C Semesester I

Standar Kompetensi : Mengenal sifat wajib Allah

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

2

Menyebutkan tiga sifat

wajib bagi Allah

(wujud, qidam, baqa‟)

Sifat wajib

bagi Allah

Menyebutkan sifat wajib bagi

Allah

Menjelaskan sifat wajib bagi

Allah

Dapat menyebutkan tiga sifat

wajib bagi Allah (wujud,

qidam, baqa‟)

Dapat menjelaskan tiga sifat

wajib bagi Allah

Relegius

Mandiri

Rasa ingin tahu Lisan

tertulis

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

Menyebutkan tiga sifat

wajib bagi Allah

dengan lancar (wujud,

qidam, baqa‟)

Sifat wajib

bagi Allah

Menyebutkan sifat wajib bagi

Allah dengan lancar

Menjelaskan sifat wajib bagi

Allah dengan lancar

Dapat menyebutkan tiga sifat

wajib bagi Allah (wujud,

qidam, baqa‟) dengan lancar

Dapat menjelaskan tiga sifat

wajib bagi Allah dengan lancar

Relegius

Mandiri

Rasa ingin tahu Lisan

tertulis

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 94: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D3/C Semesester I

Standar Kompetensi : Membiasakan perilaku terpuji

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

3 Menerapkan perilaku

percaya diri

Percaya diri

Menyebutkan pengertian

percaya diri

Memberikan contoh percaya

diri

Menerapkan perilaku percaya

diri di sekolah

Dapat menyebutkan pengertian

percaya diri

Dapat memberikan contoh

percaya diri

Dapat menerapkan perilaku

percaya diri di sekolah

Relegius

Mandiri

Peduli lingkungan

Peduli social

Tanggung jawab

Lisan

Pengamatan

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

Menerapkan perilaku

tekun Tekun

Menyebutkan pengertian tekun

Memberikan contoh tekun

Menerapkan perilaku tekun

Dapat menyebutkan pengertian

tekun

Dapat memberikan contoh

tekun

Dapat menerapkan perilaku

tekun

Relegius

Mandiri

Peduli lingkungan

Peduli social

Tanggung jawab

Kerja keras

Lisan

Pengamatan

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

Menerapkan perilaku

hemat Hemat

Menyebutkan pengertian hemat

Memberikan contoh hemat

Menerapkan perilaku hemat

Dapat menyebutkan pengertian

hemat

Dapat memberikan contoh

hemat

Dapat menerapkan perilaku

hemat

Relegius

Mandiri

Peduli lingkungan

Peduli social

Tanggung jawab

Kerja keras

Kreatif

Lisan

Pengamatan

2 X 30

menit

Buku

paket PAI

kelas 2

Page 95: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D3/C Semesester I

Standar Kompetensi : Membiasakan shalat secara tertib

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

4 Mencontoh gerakan

shalat Gerakan Shalat

Menirukan gerakan shalat

Mempraktekkan gerakan shalat

Dapat menirukan gerakan

shalat

Dapat mempraktekkan gerakan

shalat

Relegius

Disiplin

Tanggung jawab praktek 2 X 30

menit

Buku

tuntunan

shalat

Menampilkan gerakan

shalat secara tertib

Gerakan Shalat Mempraktekkan gerakan shalat

dengan tertib

Dapat mempraktekkan gerakan

shalat dengan tertib

Relegius

Disiplin

Tanggung jawab praktek

2 X 30

menit

Buku

tuntunan

shalat

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 96: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D4/C Semesester I

Standar Kompetensi : Mengenal bacaan huruf Al Qur‟an berharakat (Al Qur‟an)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

1 1.1 Mengenal harakat

(tanda baca)

Tanda baca

(fathah,

kasroh,

dhummah)

Mengenalkan harakat (tanda

baca)

Menirukan harakat (tanda

baca)

Menirukan harakt (tanda baca)

Melafalkan harakt (tanda baca)

Dapat mengenalkan harakat

(tanda baca)

Dapat menirukan harakat

(tanda baca)

Dapat menirukan harakt (tanda

baca)

Dapat melafalkan harakt

(tandabaca)

Relegius

Gemar membaca

Rasa ingin tahu

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

praktek

2 X 30

menit

Buku iqro

jilid 1

1.2 Membaca 2 s.d. 4

huruf Hijaiyyah

yang berharakat

Huruf

hijaiyyah

berharakat 2

sampai dengan

4 huruf

Membaca huruf hijaiyyah

Membaca huruf hijaiyyah

berharakat

Dapat membaca huruf

hijaiyyah

Dapat membaca huruf

hijaiyyah berharakat

Relegius

Gemar membaca

Rasa ingin tahu

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

praktek

2 X 30

menit

Buku iqro

jilid 2

1.3

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 97: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D4/C Semesester I

Standar Kompetensi : Mengenal sifat jaiz Allah SWT (Aqidah)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

2 Menyebutkan sifat jaiz

Allah SWT

Sifat jaiz bagi

Allah

Menyebutkan sifat jaiz bagi

Allah

Menjelaskan sifat jaiz bagi

Allah

Dapat menyebutkan sifat jaiz

bagi Allah

Dapat menjelaskan sifat jaiz

bagi Allah

Relegius

Gemar membaca

Rasa ingin tahu

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

praktek

2 X 30

menit

Buku PAI

Kelas IV

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 98: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D4/C Semesester I

Standar Kompetensi : Membiasakan perilaku terpuji (Akhlak)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

3

Mendengarkan cerita

kelahiran Nabi

Muhammad SAW

Kisah

kelahiran Nabi

Muhammad

saw

Mendengarkan cerita kelahiran

Nabi Muhammad SAW

Dapat menceritakan kembali

kisah kelahiran Nabi

Muhammad saw

Relegius

Rasa ingin tahu

Mandiri

Bersahabat/komunikat

if

Lisan 2 X 30

menit

Buku PAI

Kelas IV

Mendengarkan cerita

perilaku masa kanak-

kanak Nabi

Muhammad SAW

Kisah perilaku

masa kanak-

kanak Nabi

Muhammad

saw

Mendengarkan cerita

perilaku masa kanak-kanak

Nabi Muhammad SAW

Kisah perilaku masa kanak-

kanak Nabi Muhammad saw

Relegius

Rasa ingin tahu

Mandiri

Bersahabat/komunikat

if

Lisan 2 X 30

menit

Buku PAI

Kelas IV

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 99: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D4/C Semesester I

Standar Kompetensi : Melakukan shalat fardhu (Fiqih)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

4

Menirukan tatacara

shalat fardhu

Tata cara

shalat fardhu

Mencontoh tatacara shalat

fardhu

Menirukan tata cara shalat

fardhu

Dapat mencontoh tatacara

shalat fardhu

Dapat menirukan tata cara

shalat fardhu

Relegius

Mandiri

Disiplin

Tanggung jawab

Praktek 2 X 30

menit

Buku

tuntunan

shalat

Mempraktikkan shalat

fardhu dengan tertib

Praktek shalat

fardhu

Menirukan tata cara shalat

fardhu

Mempraktikkan shalat fardhu

Dapat menirukan tata cara

shalat fardhu

Dapat mempraktikkan shalat

fardhu

Relegius

Mandiri

Disiplin

Tanggung jawab

Praktek 2 X 30

menit

Buku

tuntunan

shalat

Membiasakan shalat

fardhu dengan

berjamaah

Shalat

berjamaah

Menirukan tata cara shalat

fardhu berjamaah

Mempraktikkan shalat fardhu

berjamaah

Membiasakan shalat fardhu

berjamaah

Dapat menirukan tata cara

shalat fardhu berjamaah

Dapat mempraktikkan shalat

fardhu berjamaah

Dapat membiasakan shalat

fardhu berjamaah

Relegius

Mandiri

Disiplin

Tanggung jawab Praktek

2 X 30

menit

Buku

tuntunan

shalat

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 100: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D5/C Semesester I

Standar Kompetensi : Membaca Al Qur‟an surat-surat pendek pilihan (Al qur‟an)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

1

Menirukan bacaan QS

Al „Ashr dan Al

Kautsar

QS Al „Ashr

dan Al Kautsar

Mendengarkan bacaan QS Al

„Ashr dan Al Kautsar

Menirukan bacaan QS Al

„Ashr dan Al Kautsar

Dapat mendengarkan bacaan

QS Al „Ashr dan Al Kautsar

Dapat menirukan bacaan QS

Al „Ashr dan Al Kautsar

Relegius

Gemar membaca

Mandiri

Disiplin

Tanggung jawab

Lisan 2 X 30

menit

Al qur‟an

dan

terjemah

dan buku

PAI Kls V

Melafalkan sendiri QS

Al „Ashr dan Al

Kautsar

QS Al „Ashr

dan Al Kautsar

Menirukan bacaan QS Al

„Ashr dan Al Kautsar

Melafalkan sendiri QS Al

„Ashr dan Al Kautsar

Dapat menirukan bacaan QS

Al „Ashr dan Al Kautsar

Dapat melafalkan sendiri QS

Al „Ashr dan Al Kautsar

Relegius

Gemar membaca

Mandiri

Tanggung jawab

Lisan 2 X 30

menit

Al qur‟an

dan

terjemah

dan buku

PAI Kls V

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 101: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D5/C Semesester I

Standar Kompetensi : Mengenal kitab-kitab Allah SWT (Aqidah)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

2 Menyebutkan nama

kitab-kitab Allah

Kitab-kitab

Allah

Mendengarkan penjelasan

nama kitab-kitab Allah

Menyebutkan nama kitab-kitab

Allah

Dapat menyebutkan nama

kitab-kitab Allah

Relegius

Gemar membaca

Mandiri

Rasa ingin tahu

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

Kelas V

Menyebutkan nama

para Rasul yang

menerima kitab Allah

SWT

Rosul

penerima kitab

Allah

Mendengarkan penjelasan

nama rasul penerima kitab-

kitab Allah

Menyebutkan nama rasul

penerima kitab-kitab Allah

Dapat menyebutkan nama rasul

penerima kitab-kitab Allah

Relegius

Mandiri

Rasa ingin tahu

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

Kelas V

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 102: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D5/C Semesester I

Standar Kompetensi : Membiasakan perilaku terpuji (Akhlak)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

3 Mendengarkan kisah

Nabi Ayub A.S

Kisah Nabi

Ayub A.S

Mendengarkan kisah Nabi

Ayub A.S

Dapat menceritakan kembali

kisah Nabi Ayub A.S

Relegius

Mandiri

Rasa ingin tahu

Bersahabat

Peduli social

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

Kelas V

Meneladani kesabaran

Nabi Ayub A.S

Kisah Nabi

Ayub A.S

Mendengarkan kisah Nabi

Ayub A.S

Meneladani kesabaran Nabi

Ayub A.S

Dapat menceritakan kembali

kisah Nabi Ayub A.S

Dapat meneladani kesabaran

Nabi Ayub A.S

Relegius

Mandiri

Rasa ingin tahu

Bersahabat

Peduli social

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

Kelas V

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 103: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D5/C Semesester I

Standar Kompetensi : Melaksanakan dzikir dan do‟a (Fiqih)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

4 Melakukan dzikir

setelah shalat Dzikir dan doa

Menirukan lafal dzikir

setelah shalat

Melakukan dzikir setelah

shalat

Dapat menirukan lafal dzikir

setelah shalat

Dapat melakukan dzikir setelah

shalat

Reiligus

Disiplin

Mandiri

Gemar membaca

Lisan

2 X 30

menit

Buku PAI

Kelas V

Membaca do‟a setelah

shalat

Dzikir dan doa

Membaca doa

setelah shalat

Melakukan doa setelah shalat

Dapat membaca doa

setelah shalat

Dapat melakukan doa setelah

shalat

Reiligus

Disiplin

Mandiri

Gemar membaca

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

Kelas V

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 104: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D6/C Semesester I

Standar Kompetensi : Memahami isi Al Qur‟an surat-surat pendek pilihan (Al qur‟an)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

1

Menirukan bacaan QS

Al-Fatihah dengan

fasih

QS Al-Fatihah

Mendengarkan bacaan QS Al-

Fatihah baik

Melafalkan bacaan QS Al-

Fatihah fasih

Menirukan bacaan QS Al-

Fatihah fasih

Dapat melafalkan bacaan QS

Al-Fatihah fasih

Dapat menirukan bacaan QS

Al-Fatihah fasih

Reiligus

Disiplin

Mandiri

Gemar membaca

Lisan

2 X 30

menit

Al qur‟an

dan

terjemah

dan buku

PAI kelas

VI

Menghafal bacaan QS

Al-Fatihah dengan

lancar

QS Al-Fatihah

Mendengarkan bacaan QS Al-

Fatihah baik

Melafalkan bacaan QS Al-

Fatihah fasih

Menirukan bacaan QS Al-

Fatihah fasih

Menghafal bacaan QS Al-

Fatihah dengan lancar

Dapat melafalkan bacaan QS

Al-Fatihah fasih

Dapat menirukan bacaan QS

Al-Fatihah fasih

Dapat menghafal bacaan QS

Al-Fatihah dengan lancar

Reiligus

Disiplin

Mandiri

Gemar membaca Lisan

2 X 30

menit

Al qur‟an

dan

terjemah

dan buku

PAI kelas

VI

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 105: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D6/C Semesester I

Standar Kompetensi : Meyakini adanya Hari Akhir (Aqidah)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

2 Menyebutkan nama-

nama Hari Akhir

Nama-nama

Hari Akhir

Mendengarkan penjelasan

nama-nama Hari Akhir

Menyebutkan nama-nama Hari

Akhir

Dapat menjelaskan kembali

nama-nama Hari Akhir

Dapat menyebutkan nama-

nama Hari Akhir

Reiligus

Disiplin

Mandiri

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

kelas VI

Menyebutkan tanda

tanda Hari Akhir

Tanda-tanda

hari Akhir

Mendengarkan penjelasan

tanda-tanda Hari Akhir

Menyebutkan tanda-tanda Hari

Akhir

Dapat menjelaskan kembali

tanda-tanda Hari Akhir

Dapat menyebutkan tanda-

tanda Hari Akhir

Reiligus

Disiplin

Mandiri

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

kelas VI

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 106: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D6/C Semesester I

Standar Kompetensi : Menghindari perilaku tercela (Akhlak)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

3 Mendengarkan kisah

Abu Lahab

Kisah Abu

Lahab

Mendengarkan kisah Abu

Lahab

Dapat menceritakan kembali

kisah Abu Lahab

Reiligus

Jujur

Peduli social

Toleransai

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

kelas VI

Menghindari perilaku

dengki seperti kisah

Abu Lahab

Kisah Abu

Lahab

Mendengarkan kisah Abu

Lahab

Dapat menceritakan kembali

kisah Abu Lahab

Dapat menghindari perilaku

dengki seperti kisah Abu

Lahab

Reiligus

Jujur

Peduli social

Toleransai

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

kelas VI

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI

Page 107: MODEL PEMBELAJARAN PAI BAGI ANAK AUTIS DI SLBN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Ciri-ciri gangguan autis ... E. Tehnik Pengumpulan Data ... perkembangan

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : PAI

Kelas / Semester : D6/C Semesester I

Standar Kompetensi : Mengenal Ibadah puasa (Fiqih)

No Kompetensi Dasar Materi pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator

Pendidikan

berkarakter bangsa Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

Belajar

Ket

4

Menyebutkan

ketentuan-ketentuan

puasa

Ketentuan-

ketentuan

puasa

Mendengarkan penjelasan

ketentuan-ketentuan puasa

Menyebutkan ketentuan-

ketentuan puasa

Dapat menjelaskan kembali

ketentuan-ketentuan puasa

Dapat menyebutkan ketentuan-

ketentuan puasa

Reiligus

Disiplin

Peduli social

Toleransai

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

kelas VI

Menyebutkan macam-

macam puasa

Macam-

macam puasa

Mendengarkan penjelasan

macam-macam puasa

Menyebutkan macam-macam

puasa

Dapat menjelaskan kembali

macam-macam puasa

Dapat menyebutkan macam-

macam puasa

Reiligus

Disiplin

Peduli social

Toleransai

Tanggung jawab

Lisan

Tertulis

2 X 30

menit

Buku PAI

kelas VI

………., 11 juli 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mapel PAI