Michael Sisko - Total Knee Replacement

23
TOTAL KNEE REPLACEMENT I. Definisi Operasi penggantian sendi lutut yang disebut Total Knee Replacement (TKR) adalah operasi ortopedik yang cukup rumit, tetapi semakin banyak dilakukan. Penderita yang mengalami kerusakan pada tulang sendi (misalnya osteoarthtritis) kini dapat diatasi dengan Total Knee Replacement (Pusphyta, 2010). Artroplasti adalah prosedur rekonstruksi sendi sehingga pergerakannya lebih baik. Arthroplasty biasanya diartikan penggantian lutut. Istilah penggantian lutut total kurang tepat karena lutut tidak sepenuhnya diganti namun hanya dilapisi kembali. Jika lutut rusak berat oleh arthritis atau cedera, mungkin akan sulit untuk melakukan kegiatan sederhana seperti berjalan atau naik tangga. Bahkan akan mulai terasa sakit saat duduk atau berbaring. Jika obat, mengubah tingkat aktivitas dan menggunakan dukungan berjalan tidak lagi membantu, maka operasi penggantian lutut total boleh dipertimbangkan. (Sjamsuhidajat, 2010). II. Anatomi sendi lutut 1

description

ujgykt

Transcript of Michael Sisko - Total Knee Replacement

Page 1: Michael Sisko - Total Knee Replacement

TOTAL KNEE REPLACEMENT

I. Definisi

Operasi penggantian sendi lutut yang disebut Total Knee Replacement

(TKR) adalah operasi ortopedik yang cukup rumit, tetapi semakin banyak

dilakukan. Penderita yang mengalami kerusakan pada tulang sendi (misalnya

osteoarthtritis) kini dapat diatasi dengan Total Knee Replacement (Pusphyta,

2010).

Artroplasti adalah prosedur rekonstruksi sendi sehingga pergerakannya

lebih baik. Arthroplasty biasanya diartikan penggantian lutut. Istilah penggantian

lutut total kurang tepat karena lutut tidak sepenuhnya diganti namun hanya

dilapisi kembali. Jika lutut rusak berat oleh arthritis atau cedera, mungkin akan

sulit untuk melakukan kegiatan sederhana seperti berjalan atau naik tangga.

Bahkan akan mulai terasa sakit saat duduk atau berbaring. Jika obat, mengubah

tingkat aktivitas dan menggunakan dukungan berjalan tidak lagi membantu, maka

operasi penggantian lutut total boleh dipertimbangkan. (Sjamsuhidajat, 2010).

II. Anatomi sendi lutut

Sendi lutut dibentuk oleh epiphysis distalis tulang femur, epiphysis

proxsimal tulang tibia dan tulang patella, serta mempunyai beberapa sendi yang

terbentuk dari tulang yang berhubungan, yaitu antar tulang femur dan patella

disebut articulatio patella femoral, antara tulang tibia dengan tulang femur disebut

articulatio tibio femoral dan antara tulang tibia dengan tulang fibula proximal

disebut articulatio tibio fibular proxsimal (De Wolf, 1996).

Tulang pembentuk sendi lutut antara lain:

a. Tulang Femur

Tulang femur merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam

tulang kerangka pada bagian pangkal yang berhubungan dengan

1

Page 2: Michael Sisko - Total Knee Replacement

acetabulum membentuk kepala sendi yang disebut caput femoris. Di

sebelah atas dan bawah dari columna femoris terdapat taju yang

disebut trochantor mayor dan trochantor minor. Di bagian ujung

membentuk persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut

condylus medialis dan condylus lateralis, di antara kedua condylus ini

terdapat lekukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patella) yang

disebut dengan fosa condylus (Syaifuddin, 1997).

b. Tulang

Tibia Tulang tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal melekat

pada os fibula, pada bagian ujung membentuk persendian dengan

tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut os maleolus

medialis (Syaifuddin, 1997).

c. Tulang Fibula

Tulang fibula merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang

femur yang membentuk persendian lutut dengan os femur pada bagian

ujungnya terdapat tonjolan yang disebut os maleolus lateralis atau

mata kaki luar (Syaifuddin, 1997).

d. Tulang Patella

Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang

femur. Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap dan

yang berubah hanya jarak patella dengan femur. Fungsi patella di

samping sebagai perekatan otot-otot atau tendon adalah sebagai

pengungkit sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat kedudukan

patella di antara kedua condylus femur dan saat extensi maka patella

terletak pada permukaan anterior femur (Syaifuddin, 1997).

2

Page 3: Michael Sisko - Total Knee Replacement

3

Page 4: Michael Sisko - Total Knee Replacement

III. Patologi

Sendi lutut adalah sendi engsel yang terutama terdiri dari penyatuan dua

tulang: tulang panjang paha (femur) dan tulang kering (tibia). Antara ujung tulang

2 putaran cakram yang terbuat dari tulang rawan yang disebut medial (dalam) dan

lateral (luar) meniskus. Tulang rawan artikular juga melapisi permukaan sendi

(Irawan, 2012). Menurut De Wolf (1994), selama hidup kaki kita diberi beban

yang sangat berat. Sering kali kelainan-kelainan dapat menyulitkan berjalan

apalagi berlari. Dibandingkan dengan pergelangan tangan, maka pergelangan kaki

dan kaki mempunyai banyak kesamaan, akan tetapi perbedaan yang penting

adalah masalah pembebanan pada pergelangan kaki dan kaki.

Penghancuran osteoarthritis lutut adalah alasan umum untuk total knee

replacement. Hal ini terutama berkaitan dengan penuaan. Gejala osteoarthritis

biasanya muncul pada usia tua. Kartilago yang terkena menjadi kasar dan rata.

Spur pada tulang biasanya tumbuh di sekitar sendi (Medshisof, 2012).

Osteoarthrtitis diklasifikasikan menjadi Primer dan Sekunder.

Osteoarthitis primer terjadi tanpa cedera yang dapat diidentifikasi. Osteoarthritis

sekunder terjadi karena penyakit lain. Penyebab paling umum dari osteoarthritis

sekunder yaitu kondisi metabolisme, cedera atau pun karena gangguan

peradangan seperti arthritis septik (Medshisof, 2012).

Operasi dilakukan dengan anastesi umum. Dokter ortopedi akan membuat

luka di sendi lutut yang terkena. Patellanya dipindah (diambil dari tempatnya)

kemudian ujung femur dan tibia dipotong agar sesuai dengan protesa. Demikian

pula permukaan bawah patella dipotong untuk memungkinkan penempatan

protesa tersebut (Medshisof, 2012).

IV. Manifestasi Klinis

Menurut Aplay (1997), gejala-gelaja yang sering muncul pada penderita

total knee replacemant antara lain:

4

Page 5: Michael Sisko - Total Knee Replacement

1. Nyeri

Nyeri adalah gejala lutut yang paling sering ditemukan. Pada penyakit

radang atau kelainan degeneratif nyeri biasanya tersebar, tetapi pada

kelainan mekanis dan terutama setelah cedera, nyeri sering bersifat

lokal. Pada pasien seperti ini pasien dapat dan harus menunjukkan

tempat nyerinya.

2. Kekakuan

Kekakuan juga sering ditemukan. Seperti halnya nyeri, kekakuan dapat

mengakibatkan pincang.

3. Demormitas (kaki pengkar atau kaki bengkok)

Demormitas (kaki pengkar atau kaki bengkok) sering ditemukan tetapi,

demormitas itu sendiri jarang mengganggu. Demormitas unilateral,

terutama kalau progresif, lebih bermakna.

4. Pembengkaan

Pembengkaan dapat bersifat lokal atau tersebar. Kalau ada suatu

cedera, penting untuk ditanyakan apakah pembengkaan muncul dengan

segera yang menunjukkan hemartrosis atau setelah beberapa jam yang

merupakan ciri khas suatu meniscus yang robek.

5. Penguncian

Penguncian adalah suatu istilah yang berarti ganda: pasien sering

menggunakannya untuk menjelaskan kekakuannya. Tetapi, dalam

istilah klinik berarti bahwa lutut secara mendadak tidak dapat

diluruskan sepenuhnya, meskipun fleksi masih dapat dilakukan. Hal ini

terjadi bila maniskus yang robek terperangkap di antara permukaan

articular. Dengan memutar-mutarkan lutut, pasien dapat membuka

kuncinya. Pembukaan kunci yang mendadak merupakan bukti bahwa

sebelumnya sesuatu yang dapat bergerak telah menghalangi eksistensi

penuh.

6. Pemberian jalan

Pemberian jalan juga menunjukkan suatu kelainan mekanis, meskipun

kelainan ini dapat terjadi akibat kelemahan otot; bila kelainan ini

5

Page 6: Michael Sisko - Total Knee Replacement

terjadi terutama saat naik tangga, sendi patelofemoral harus dikurangi.

Ketidakstabilan yang cukup menyebabkan pasien jatuh adalah

petunjuk untuk dislokasi patela.

V. Indikasi dan kontraindikasi operasi

A. Indikasi

Indikasi utama untuk total knee arthroplasty adalah untuk mengurangi rasa

nyeri yang berhubungan dengan arthritits di lutut pada pasien yang gagal dengan

terapi non operatif. Sebagai contoh terapi non operatif untuk pasien dengan

osteoarthritis meliputi: modifikasi aktivitas, mengurangi berat badan,

menggunakan tongkat, analgesik dan/atau obat-obatan nonsteroid anti inflamasi.

Intervensi non operatif pantas dipertimbangkan sebelum arthroplasty pada

pasien dengan inflammatory arthritis (misalnya rheumatoid arthritis,

spondyloarthropathi). Total knee arthroplasty bisa diperlukan pada beberapa

pasien dengan osteonekrosis. Meskipun hasil pada beberapa pasien bisa lebih

jelek dari pasien yang mengalami osteo- atau inflammatory arthritis.

Pasien sebaiknya mempunyai radiografi yang mendokumentasi mengenai

kemajuan perubahan reumatik. Jika rasa sakit di lutut tidak sesuai dengan

tampilan radiografi, penyebab lain harus dicari sebelum arthroplasty dilakukan.

Pasien harus memiliki radiografi mendokumentasikan perubahan rematik

maju. Jika rasa sakit lutut tampaknya tidak sesuai dengan tampilan radiografi

penyebab lain harus dikeluarkan sebelum dilakukan arthroplasty.

Koreksi dari deformitas dan memperbaiki fungsi sebaiknya merupakan

pertimbangan hasil operasi yang sekunder dan bukan merupakan indikasi primer.

Total knee arthroplasty bisa dilakukan pada pasien dari segala umur (kecuali

secara skeletal belum matang).

Sendi palsu memiliki keterbatasan seumur hidup dan daya tahan dari alat

tersebut tergantung dari faktor yang berhubungan dengan pasien dan arthroplasty.

Pertimbangan tersebut antara lain:

6

Page 7: Michael Sisko - Total Knee Replacement

1. Umur. Angka daya tahan 10 tahun prosthesis dari 11.606 total knee

arthroplasty primer yang dilakukan antara tahun 1978 dan 2000 untuk

pasien yang berumur kurang dari 55 tahun dengan pasien yang

berumur lebih dari 70 tahun sangat signifikan (83% banding 90%,

masing-masing).

2. Penyakit penyebab. Ketahanan prosthesis menjadi lebih pendek pada

pasien dengan osteoarthritis daripada pada pasien dengan rheumatoid

arthritis ( angka daya tahan 10 tahun prosthesis 90% banding 95%,

masing-masing)

3. Faktor prosthesis dan bedah. Tipe prosthesis, teknik fiksasi (semen

banding bukan semen) dan faktor lain seperti sparing dari cruciate

ligament posterior juga mempengaruhi daya tahan prosthesis.

Dengan demikian, dari sudut pandang ketahanan prosthesis kandidat yang

ideal dari total knee arthroplasty adalah pasien dengan umur lebih dari 70 tahun

dengan rheumatoid arthritis. Namun, dari pertimbangan ketahanan prosthesis

harus  seimbang dengan menghilangkan nyeri dan perbaikkan fungsional yang

dapat diharapkan dari prosedur pada orang muda.

B. Kontraindikasi

Total knee replacement sebaiknya tidak digunakan pada keadaan klinis

seperti dibawah ini:

1. Infeksi yang aktif pada lutut atau diseluruh tubuh

2. Mekanisme ekstensor yang tidak berfungsi

3. Sirkulasi atau vaskularisasi ekstremitas yang jelek

4. Penyakit neurologis yang berpengaruh pada ekstremitas

VI. Pemeriksaan fisik

Pasien yang direncanakan mendapatkan total knee replacement perlu

dilakukan pemeriksaan muskuloskeletal. Pemeriksaan yang tepat mengenai lutut

ini meliputi observasi, palpasi dan penilaian dengan menggunakan test manual

tertentu.

7

Page 8: Michael Sisko - Total Knee Replacement

1. Observasi: Mengobservasi gaya berjalan pasien dan bagaimana kulit

pasien merupakan bagian yang penting dari pemeriksaan fisik.

Gaya berjalan (Antalgic gait)

Pasien dengan artritis lutut sering berjalan dengan gaya ini,

dimana pasien menjadi pincang karena menghindari nyeri

karena menahan beban. Di tandai dengan fase berdiri yang

sangat singkat.

Knee thrust

Gerakan abnormal dari lutut ke arah medial atau lateral ketika

berjalan dapat mengindikasikan ketidakstabilan dari

ligamentum.

Trendelenburg gait

Gaya berjalan pasien menjadi miring ke arah pinggul yang

menderita sehingga mengurangi beban pada pinggul dan

mengurangi nyeri. Hal ini dapat menunjukkan adanya kelainan

pada sendi pinggul dan/atau kelemanahan pada m. Gluteus

medius.

Kulit

Kulit pada kedua extremitas bawah diperhatikan apakah adanya

abrasi, ulserasi, bengkak, merah, perubahan vaskular atau

infeksi. Adanya infeki yang aktif merupakan kontraindikasi

dilakukan bedah implant. Adanya luka lama atau sikatrik pada

lutut perlu diperhatikan. Adanya deformitas yang kelihatan

(contohnya: varus, valgus, rekurvatum, kontraktur fleksi) perlu

diperhatikan. Adanya deformitas ini perlu dilakukan penilaian

secara radiografi.

2. Palpasi: Apabila terdapat efusi pada lutut maka dilakukan palpasi.

Krepitus patellofemoral dapat dideteksi dengan menaruh tangan pada

lutut dan secara pasif menggerakkan kaki. Adanya nyeri pada sendi

bagian medial dan lateral sering didapati pada artritis tetapi juga dapat

8

Page 9: Michael Sisko - Total Knee Replacement

mengindikasi adanya kelainan meniskus. Pulsasi distal, termasuk a.

Dorsalis pedis dan a. Posterior tibialis, harus dinilai.

3. Penilaian dengan menggunakan test manual tertentu, ada berbagai

manuver yang dilakukan  untuk penilaian preoperative, yaitu:

Range of motion: Menilai fleksi dan ekstensi maksimal lutut

secara aktif maupun pasif.

Pemeriksaan otot: Kekuatan motorik diperiksa pada ekstremitas

bawah secara menyeluruh dengan perhatian khusus pada

mekanisme ekstensor / quadriceps.

Pemeriksaan saraf: Dilakukan pemeriksaan pada sensoris dan

refleks deep tendon (patella dan ankle)

Pemeriksaan ligamen: Lateral collateral ligament (LCL) dan

Medial collateral ligament (MCL) merupakan struktur yang

sangat penting pada total knee replacement. Penting untuk

melakukan penilaian preoperatif mengenai stabilitas atau

derajat kontraktur dari ligamen-ligamen ini.

Collateral ligaments: Pemeriksaan LCL dan MCL dilakukan

dengan memfleksikan lutut 30o pada posisi varus dan valgus

masing-masing.  Pada posisi varus, LCL  menjadi lemah

sedangkan MCL kontraksi. Pada posisi valgus, LCL kontraksi

dan MCl yang lemah. Adanya MCL yang inkompeten

menandakan bahwa diperlukannya koreksi yang lebih.

Cruciate ligaments: Anterior cruciate ligament (ACL)

dikorbankan pada kebanyakan total knee replacement sehingga

penilaiannya tidak krusial. Posterior cruciate ligament (PCL)

dapat juga dikorbankan pada saat operasi. Penilaiannya dapat

dilakukan dengan test posterior drawer dengan memfleksikan

lutut 90o dan penekanan pada tibia posterior.

Pemeriksaan meniskus: Apabila pasien mempunyai gejala

mekanik yang jelas seperti locking atau catching pada lutut

dimungkinkan adanya robekan meniskus. Penggunaan

9

Page 10: Michael Sisko - Total Knee Replacement

arthroscopy yang sedikit invasif dapat menjadi suatu

keuntungan pada pasien ini. Pemeriksaan meniskus dapat

dilakukan dengan tes Mcmurray dan the Apley Compression

test.

Pemeriksaan panggul dan tulang belakang: Penting untuk

mengeksklusi nyeri menjalar dengan nyeri lutut yang berasal

dari panggul dan tulang belakang. Perangsangan nyeri pada

lutut dengan mengangkat tungkai yang diluruskan atau dengan

menggerakkan panggul (terutama rotasi internal), dapat

meningkatkan kecurigaan adanya kerterlibatan tulang belakang

lumbar, panggul atau keduanya, sehingga memerlukan

pemeriksaan imaging lebih lanjut.

VII. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan radiologi

Berbagai model imaging dapat digunakan untuk membantu

penatalaksanaan lutut yang sakit, yaitu:

a. Rontgen polos: Rontgen polos ini merupakan kunci diagnosa,

perencanaan pre operatif dan penialaian post operatif dari artritis

dan total knee arthropalsty. Pemeriksaan minimum 3 posisi (foto

anteroposterior, foto lateral dan patella sudut tangensial) lebih baik

dilakukan.

Foto posisi Anteroposterior: Pasien berdiri dengan posisi yang

paling nyaman agar tidak terbeban di sendi. Dilakukan penilaian

pada ruang sendi medial dan lateral, apakah ada penyempitan atau

tidak.

Posisi Lateral: Posisi ini dilakukan untuk menilai sendi

paletofemoral dan posisi dari patella (contohnya patella baja,

patella alta)

Posisi patella sudut tangensial: Ruang sendi paletofemoral dapat

dinilai pada posisi ini (‘sunrise’, ‘skyline’, atau merchant view)

10

Page 11: Michael Sisko - Total Knee Replacement

Posisi lainnya juga kadang berguna. Posisi posteroanterior sudut

45o dilakukan agar pemeriksaan menjadi lebih akurat untuk melihat

adanya penyempitan pada ruang sendi baik pada sisi lateral

maupun medial. Film yang memotong 3 sendi dilakukan untuk

dapat melihat kesinambungan dari tungkai secara struktur dan

anatomis (contohnya varus, valgus) dan hal ini dapat membantu

dalam perencanaan pre operatif.

b. MRI: Pada penilaian arthritis pemeriksaan MRI kurang begitu

peka. Walau lebih sensitif dibandingakan dengan rontgen polos

dalam menilai cartilago, seringkali hal itu disalahartikan dengan

adanya kerusakan. MRI ini membantu dalam mengevaluasi

meniskus dan kelainan ligamen yang dikarenakan proses

degeneratif lanjut yang tidak dapat dilihat dalam rontgen polos.

c. Model yang lain: CT dan bone scan dapat membantu dalam

mengevaluasi post operatif implant tetapi tidak menunjukan peran

dalam evaluasi pre operatif arthritis.

2. Pemeriksaan laboratorium

Laboratorium pre operatif dapat berbeda-beda tergantung dari keadaan

pasien dan keperluannya, tetapi biasanya meliputi pemeriksaan darah

rutin, kimia dasar dan koagulasi tes (protombine time, INR dan partial

thromboplastine time). Pemeriksaan EKG dan rontgen toraks

dilakukan tergantung pada umur pasien dan kebijakan anestesi.

Urinalisis dan kultur urin juga dilakukan.

VIII. Resiko dan keuntungan operasi

A. Resiko

1. Anestesi dan kejadian intra operatif: Seperti pada umumnya operasi

mayor, ada risiko yang berhubungan dengan penggunaan anestesi dan

kesalahan intraoperatif.

2. Tromboemboli: Deep venous thrombosis dan venous

thromboembolism adalah komplikasi yang poten dan kadang-kadang

mematikan. Risiko trombosis vena proksimal akibat operasi lutut dapat

11

Page 12: Michael Sisko - Total Knee Replacement

dikurangi dengan penggunaan antikoagulan, tetapi dapat juga timbul

pada penggunaan dosis profilaxis warfarin, berat molekul rendah atau

unfractioned heparin. Adanya clot pada vena proksimal didapati pada 7

– 10% pasien operasi lutut yang menggunakan obat-obatan profilaxis.

3. Infeksi: Komplikasi infeksi jarang tetapi serius. Infeksi sendi prostetik

dapat disebabkan karena tinggal di rumah sakit yang lama, sehingga

dibutuhkan pemindahan infeksi tersebut, pemberian antibiotik yang

lebih lama dan diikuti dengan reimplantasi.

4. Kelainan paletofemoral: Berbagai kelainan pada sendi sekitar

patelofemoral dan mekanisme ekstensor dapat terjadi, termasuk:

subluksasi patella dan dislokasi, adanya komponen yang renggang,

fracture, ‘clunk phenomenon’ dan ruptur dari mekanisme ekstensor

(quadriceps atau ruptur tendon patella).

5. Kerusakan saraf: Kerusakan intra operatif atau pasca operatif pada

saraf peroneal dapat terjadi dan mengakibatkan kelemahan muskulus

tibialis anterios (drop foot) dan kehilangan sensorik.

6. Kerusakan arterial: Kerusakan pada a. Poplitea atau yang lain dapat

menimbulkan peningkatan perdarahan dan membutuhkan perbaikan

arteri. Arterial thrombosis dan / atau embolisasi perifer dapat timbul.

7. Fracture sekitar prostetik: Fracture proksimal sampai pada komponen

femoral (fracture suprakondilar) atau distal sampai implant tibial dapat

terjadi.

8. Masalah pada proses penyembuhan luka: Proses penyembuhan yang

meningkat dapat meningkatkan risiko infeksi sendi sekitar dan

membutuhkan bedah plastik untuk mencapai penyembuhan yang

adekuat dari insisi dan fungsi dari pergerakan lutut tersebut.

9. Pemakaian prostetik dan kegagalannya: Pemakaian polyethylene dapat

memprovokasi respon inflamasi dan kadang dapat menimbulkan

kerenggangan prostetik. Apabila hal ini menyebabkan kegagalan lutut

prostetik, revisi arthroplasty mungkin dibutuhkan.

12

Page 13: Michael Sisko - Total Knee Replacement

B. Keuntungan

1. Rasa sakit yang berkurang: Rasa sakit yang berkurang yang mengikuti

penyembuhan dari total knee arthroplasty ini sangat bagus. Sebagai

contohnya, dalam salah satu studi retrospektif dari 233 pasien dengan

osteoarthritis posterior cruciate ligament, 91 % dari pasien tersebut

dilaporkan hasil klinis yang baik. Keuntungan maksimal membutuhkan

waktu untuk didapat. Hal ini diilustrasikan pada studi pasien yang

mengalami total hip atau knee replacement. Kebanyakan pasien

dengan total hip atau knee artheroplasty yang dikarenakan menderita

osteoarhtristis yang parah mengalami perbaikan dalam nyeri dimana

diperlukan satu tahun atau lebih untuk mencapai efek maksimal.

Perbaikan dapat dicapai rata-rata berkisar sekitar tiga tahun.

2. Perbaikan fungsional: Ketika menjalankan aktivitas sehari-hari secara

umum menjadi lebih mudah yang dikarenakan berkurangnya rasa sakit

pada lutut setelah total knee arthroplasty, pemeriksaan fungsi lutut

secara objektif (contohnya range of motion) sedikit mengalami

perbaikan. Pada studi yang sudah disebutkan di atas, hanya 23 % lutut

yang didapati memiliki fungsi lutut yang bagus ketika di follow up

sekitar 17 tahun setelah operasi pertama. Hasil dari pascaoperasi yang

diharapkan sangat tergantung dengan pre operatif.

3. Koreksi deformitas: Teknik bedah dapat membuat normal atau

mendekati normal lutut posisi valgus. Knee flexion contractures dapat

dikurangi pada sebagian besar kasus dengan seleksi komponen yang

paling pas dan pelepasan jaringan lunak. Sebagai contohnya, pada satu

studi retrospektif 542 arthroplasty lutut pada lutut yang mengalami

flexion contractures, 95 % mengalami residual flexion deformities

derajat 3 atau kurang, deformitas yang parah dapat kurang responsif

dengan total knee arthroplasty.

13

Page 14: Michael Sisko - Total Knee Replacement

IX. Management post operatif

Management postoperatif ini meliputi profilaxis melawan infeksi, vena

tromboemboli dan terapi fisik yang paling cocok agar mendapatkan pergerakan

lutut yang paling baik dan rehabilitasi yang aman yang dapat dipraktekkan.

Sekurangnya 24 jam setelah post opertative diberikan antibiotik profilaxis.

Profilaxis primer untuk trombosis vena dimulai. Penggunaan antikoagulasi

sistemik heparin berat molekur rendah atau warfarin dengan dosis yang

disesuaikan dapat digunakan kecuali pada keadaan kontraindikasi. Dosis

warfarin disesuaikan dengan target INR 1,8 – 2,2. Penanganan secara

farmakologis dapat diikuti dengan compression stockings, alat / benda

yang gunanya mengkompresi secara mekanik, dan mobilisasi awal.

Penanganan nyeri postoperatif yang pertama adalah dengan mendapatkan

indwelling epidural catheter atau pasien mendapatkan analgesik yang

terkontrol. Analgesik opioid oral dapat digunakan.

Tindakan pasien yang kooperatif saat mengikuti program rehabilitasi post

operative juga berperan dalam hasil yang sukses setelah total knee

arthroplasty.  Intervensi yang diusahakan dalam menjaga pergerakan dari

lutut dengan menggunakan immobilizer lutut dan bantal di bawah kaki

yang mengalami operasi dapat menghindarkan dari flexion contracture.

Latihan range of motion yang disupervisi oleh terapi fisik harus dimulai

sesegera mungkin. Pada studi meta analisis 2007 mengenai lima trial

secara random menyimpulkan pasien yang keluar dari rumah sakit dengan

mengikuti program pelatihan fungsional yang disupervisi oleh terapis fisik

mengalami kemajuan fungsi lutut dan pergerakan dalam jangka waktu

yang pendek dibandingkan dengan routin care.

Penggunaan alat Continuous Passive Motion (CPM) cukup sering di

berbagai institusi. CPM ini dipercaya dapat membantu penyembuhan lutut setelah

operasi dengan cepat. Program dari terapis fisik yang terstruktur dengan baik

termasuk range of motion, training gaya berjalan, membuat kuat m. Quadriceps

14

Page 15: Michael Sisko - Total Knee Replacement

dan training aktifitas sehari-hari merupakan komponen yang penting dalam proses

rehabilitasi. Pada tahun 2004 studi meta analisis meliputi 14 studi yang

membandingkan CPM ditambahkan terapis fisik dengan program terapis fisik

saja, menyimpulkan bahwa pada kombinasi CPM dengan terapis memberikan

hasil yang bagus dimana lutut aktif, mengurangi penggunaan analgesik,

pengurangan lama tinggal di rumah sakit dan mengurangi kebutuhan untuk

manipulasi lutut (Subagyo, 2013).

15