Menjadi Koas Super
-
Upload
alliffabri-oktano -
Category
Documents
-
view
5 -
download
3
description
Transcript of Menjadi Koas Super
![Page 1: Menjadi Koas Super](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022080304/5695cf221a28ab9b028cbb8e/html5/thumbnails/1.jpg)
Menjadi Ko-asisten (Koas) Super
Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012, dari 736 daftar penyakit
terdapat 144 penyakit yang harus dikuasai penuh para lulusan dokter. Dengan harapan agar
dokter layanan primer dapat mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan secara mandiri
dan tuntas. Selain itu terdapat 261 penyakit yang harus dikuasai oleh lulusan program studi
dokter. Selain 144 dari 726 penyakit, juga terdapat 261 penyakit yang harus dikuasai lulusan
untuk dapat mendiagnosisnya sebelum kemudian merujuknya, apakah merujuk dalam
keadaan gawat darurat maupun bukan gawat darurat.
koas adalah sesuatu yang wajib diikuti oleh calon dokter umum. Dikenal juga dengan
kepaniteraan klinik. Tiap sarjana kedokteran selama kurang lebih dari dua tahun belajar
menjadi seorang dokter di Rumah Sakit tertentu. Lebih tepatnya sebagai tempat
mempraktekkan dan mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajarinya di bangku kuliah. Ini
adalah kebijakan yang disepakati oleh tiap FK di seluruh Indonesia dan juga pemerintah.
Tujuannya agar berkompetensi di bidangnya.
Jika kita bicara mengenai kompetensi. Intinya adalah kemampuan. Dimana harus
diawali dengan mengetahui teori lalu mempraktekkannya. Ini akan menjadi sulit dan tidak
tepat sasaran bagi seorang calon dokter (koas) bila tidak mengetahui apa yang menjadi
kompetensinya. Begitu banyak penyakit beserta golongan kompetensi yang harus diketahui,
dipahami dan diterapi. Sangking bervariasinya penyakit hingga dibutuhkan penggolongan
penyakit tersebut agar terstruktur dan sistematis. Mulai dari kompetensi 1,2,3A,3B dan 4A.
Kompetensi dokter yang begitu banyak pastinya akan membuat para calon dokter
terjaga lebih lama, berpikir lebih banyak dan berbuat lebih hati-hati. Bisa dibayangkan apa
jadinya jika para dokter muda datang “ngoas” hanya untuk duduk-duduk saja atau ganti
infus saja atau ikut visite saja atau bahkan malah sibuk seharian update status di media
sosial tanpa berpikir dan berbuat untuk mencapai kompetensi calon dokter sesungguhnya.
Ini bukan senda gurau belaka atau pelesetan anak TK. Yang dengan mulus meluncur
dari atas ke bawah sambil tersenyum ria. Dunia perkoasan adalah gambaran awal seperti
apa dunia kerja sebenarnya. Mungkin terlihat indah dan mengenakkan, namun penuh akan
pengorbanan di dalamnya. Perlu dedikasi yang tinggi dan wajib belajar seumur hidup. Dari
tiap sudut seorang calon dokter harus belajar menjadi sempurna tidak ada celah salah, lupa
dan lalai sedikitpun. Karena ini soal nyawa bukan barang mati.
![Page 2: Menjadi Koas Super](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022080304/5695cf221a28ab9b028cbb8e/html5/thumbnails/2.jpg)
Koas-koas para calon dokter sudah seharusnya merubah mindsetnya. Mulailah
berpikir jernih dan tinggalkan sifat malas sejauh-jauhnya. Jadilah koas-koas super yang
memiliki tiga hal. Tiga itu adalah memiliki konsep kompetensi yang harus dicapai, memilki
pemahaman teori ilmu kedokteran yang baik dan benar, serta memiliki sifat sabar.
Mulailah dengan memiliki konsep kompetensi yang harus dicapai. Bisa dalam bentuk
buku ataupun E-book SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia) 2012. Karena ini adalah
yang terbaru dan digunakan sampai saat ini. Di SKDI tersebut sudah dibuat dengan jelas apa-
apa saja kompetensi yang harus dicapai oleh calon dokter umum. Kemudian tandai dan
sesuaikan dengan stase yang kepaniteraan klinik didapat. Sehingga setelah keluar stase
tersebut para koas sudah mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.
Kedua adalah memiliki pemahaman ilmu kedokteran yang baik dan benar. Ini sudah
barang tentu harus dimiliki oleh semua calon dokter umum. Tanpa pemahaman yang baik
dan benar tidak akan mungkin bisa mendiagnosa dan mengobati pasiennya. Sebenarnya
pemberian materi ilmu kedokteran ini sudah didapakan saat di bangku kuliah. Namun,
pengulangan adalah hal yang wajib dilakukan. Karena lupa sifat dasarnya manusia.
Mempunyai buku saku kecil bisa dijadikan pegangan dan mempermudah koas dalam
mengarungi kealpaan dalam bahtera perkoasan.
Menjadi koas juga harus memilki sifat sabar. Bukan sabar namanya jika ada
batasnya. Bukan koas namanya kalo bukan berlelah-berlelah dalam pengabdian dan
pembelajaran. Belum lagi dimarahi oleh dokter spsesialis, ditegur perawat dan banyak lagi.
Dengan demikian sudah lengkap rasanya paket lengkap dari seri penderitaan para koas.
Oleh karenanya, bersabarlah. Terus berdoa pada yang maha kuasa agar diberi kekuatan,
kesabaran, serta keikhlasan dalam beraktifitas dan beramal.
Semoga koas-koas super paham akan pentingnya ia bagi Indonesia di masa yang akan
datang.