Mata Kuliah / Materi Kuliah - tanah.ub.ac.id · Mengidentifikasi rencana proyek dalam pengelolaan...
Transcript of Mata Kuliah / Materi Kuliah - tanah.ub.ac.id · Mengidentifikasi rencana proyek dalam pengelolaan...
MANAJEMEN DAS Rancangan Pengelolaan DAS dan Keputusan Investasi Oleh: Rini Dwiastuti Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian ,FakultasPertanian, Universitas Brawijaya, Email :
1. Pendahuluan
2. (Pokok dan Materi Bahasan)
Ruang lingkup dan ukuran pembiayaan kegiatan, Pembiayaan kegiatan untuk masyarakat, Analisis biaya dan keuntungan, Alokasi biaya dalam kegiatan DAS yang direncanakan.
Tujuan
Mahasiswa mampu berfikir analisis untuk menentukan biaya dan penganggaran
dari rancangan pilihan Manajemen DAS.
Iktisar
Modul ini menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan kegiatan
perencanaan dan pengambilan keputusan pengelolaan daerah aliran sungai
(DAS). Perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan
kualitas lingkungan dan system alami didasarkan pada proses dasar yang
dikombinasikan dengan identifikasi kelompok masalah. Oleh karena dalam
pengelolaan DAS terkait dengan investasi, maka modul ini juga menjelaskan
tentang kriteria dalam pengambilan keputusan investasi yang
memperhitungkan faktor lingkungan yang lebih dikenal dengan green
accounting. Analisis investasi diawali dengan kuantifikasi manfaat (benefit) dan
biaya (cost) yang didasarkan pada identifikasi dampak suatu perencanaan
kawasan DAS dengan mengimplementasikan metode valuasi yang tepat. Serta
diikuti dengan analsis sensitivitas. Agar mahasiswa mendapatkan gambaran riil,
pada modul ini akan diberikan contoh aplikasi analisis investasi perencanaan
tenaga hidro (hydroelectric power) di bendungan Kwae Noi.
13
MODUL
Ran
cangan
Pen
gelolaan
DA
S dan
Kep
utu
san In
vestasi
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN, UB
Page 2 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
Rancangan Pengelolaan DAS dan Keputusan Investasi
KEGIATAN BELAJAR 1: PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tujuan kegiatan pembelajaran 1
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
Menyadari pentingnya pembangunan ekonomi yang memperhatikan kapasitas sumberdaya
alam dan lingkungan.
Menjelaskan tahapan proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan DAS
yang didasarkan pada aspek kualitas lingkungan dan sistem alami
Mengidentifikasi rencana proyek dalam pengelolaan DAS
Uraian materi 1
Permasalahan penting dalam pengelolaan DAS adalah menyusun perencanaan kegiatan proyek yang
dapat memenuhi perkembangan kebutuhan pembangunan ekonomi yang sekaligus dapat
mempertahankan kelestarian lingkungan. Pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan sumberdaya
alam dan lingkungan akan menyebabkan kemandekan pembangunan itu sendiri (Fauzi, 2002). Mengingat
pertumbuhan ekonomi akan sangat dibatasi oleh ketersediaan sumberdaya alam; yang berarti bahwa arus
barang dan jasa yang dihasilkan dari sumberdaya alam tidak akan bisa dilakukan secara terus menerus
(Meadow et al., 1972 dalam Fauzi, 2002). Oleh karena itu, dalam pengelolaan DAS harus didasarkan pada
prinsip pembangunan berkelanjutan. Konsep keberlanjutan paling tidak mengandung dua dimensi (Heal,
1998 dalam Fauzi, 2002); yakni dimensi waktu (karena keberlanjutan menyangkut periode yang akan
datang), dan dimensi interaksi antara sistem ekonomi dan sistem sumberdaya alam dan lingkungan.
Sementara itu, dalam Hufschmidt et al. (1990) diuraikan bahwa terkait dengan konteks perencanaan dan
pengambilan keputusan pada permasalahan kualitas lingkungan dan sistem alami terdapat dua dimensi
penting; yaitu tingkat dan sifat proses perencanaan dan pegambilan keputusan. Perencanaan dan
pengambilan keputusan dikelompokkan kedalam empat tingkat; yakni tingkat proyek, kawasan, sektoral
dan tingkat keseluruhan nasional atau propinsi.
Dengan memperhatikan deskripsi yang menyertainya, program pengelolaan daerah aliran sungai (DAS)
termasuk dalam tingkat kawasan. Pada tingkat kawasan, perencanaan meliputi analisis yang mengarah
pada keputusan sejumlah proyek yang saling terkait yang kemudian menjadi satu kesatuan unit
perencanaan dan pengambilan keputusan. Sebagai contoh, program pengelolaan DAS dapat meliputi
pengelolaan air, pengelolaan hutan dan rancangan pengelolaan pengembangan pertanian. Pengelolaan air
di kawasan DAS terdiri atas proyek pembangunan dan operasi waduk untuk irigasi, energi listrik, usaha
perikanan dan wisata air, serta pengurangan kerusakan akibat banjir. Pengelolaan hutan juga meliputi
proyek pengelolaan satwa liar, rekreasi dan aspek hidrology.
Sedangkan proses perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dengan kualitas lingkungan dan
sistem alami secara umum meliputi enam proses sebagaimana yang dijelaskan pada Skema 15.1. Proses
perencanaan dan pengambilan keputusan pada kenyataannya tidak kaku sebagaimana yang
dideskripsikan secara sederhana; namun terdiri dari beberapa versi. Dengan memperhatikan anak panah
dengan garis putus-putus dapat diperoleh dua informasi; yakni terdapat dua kelompok tahapan dan
hubungan timbal-balik (reciprocal) antara proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Secara garis
besar terdapat dua kelompok tahapan, yaitu kelompok pertama yang terdiri dari proses tahap kesatu
Page 3 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
hingga keempat merupakan tahap perencanaan; sedangkan kelompok kedua adalah tahap kelima dan
keenam merupakan pengambilan keputusan yang mencakup evaluasi. Perencanaan disusun berbasis
identifikasi permasalahan, tujuan dan kinerja yang didasarkan pada metode analisis manfaat-biaya.
Hubungan timbal-balik ditunjukan dari tahap kelima dan atau keenam menuju ke tahap satu.
Permasalahan kualitas lingkungan dan sistem alami bisa muncul dari sejumlah konteks yang berbeda
(Skema 15.2). Pada skema tersebut tampak bahwa permasalahan muncul karena pembangunan ekonomi,
pengelolaan sumberdaya alami dan pengelolaan kualitas lingkungan. Kelompok masalah dari
pembangunan ekonomi berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh privat. Masalah yang berhubungan
dengan pengelolaan sumberdaya alami maupun pengelolaan kualitas lingkungan dapat dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta (private). Sementara itu, perubahan kualitas lingkungan maupun sistem alami
bisa terjadi di dalam (on-site) maupun di luar (off-site) proyek.
Page 4 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
Aspek Kualitas Lingkungan Proses Dasar
Dan Sistem Alami
Skema 13. 1. Versi sederhana dari suatu proyek atau program perencanaan dan proses pengambilan
keputusan, yang menggambarkan aspek kualitas lingkungan dan system alami
(Hufschmidt at al., 1990.)
Masalah & kebutuhan kualitas
lingkungan & system alami
1. Persepsi & definisi masalah,
kebutuhan atau kesempatan
Tujuan & criteria pengembangan
kualitas lingkungan & system alami 2. Spesifikasi tujuan sosial utama,
dan pengembangan yg terkait
dg pedoman perencanaan &
criteria ekonomi, spesifikasi
kondisi analisis
Analisis dasar dari aspek system
alami & kualitas lingkungan, serta
formulasi Perencanaan yg tepat,
termasuk implementasi dukungan
dan pengaturan kelembagaan
3. Analisis perilaku dasar fisik,
ekonomi dan sosial serta
rencana alternatif .
Rencana termasuk
implementasi dukungan,
pengukuran fisik dan
pengaturan kelembagaan.
Analisis ekonomi termasuk
analisis manfaat-biaya adalah
penting
Aspek kualitas lingkungan & system
alami ditimbang (dibobot) dlm
kaitannya dg tujuan yg lain
4. Mengulas & mengevaluasi
rencana alternative & memilih
rencana yg disukai untuk
dilaksanakan; analisis manfaat-
biaya memainkan peran kunci
Kualitas lingkungan & system
alami: Pelaksanaan & monitoring 5. Pelaksanaan memilih rencana;
memonitor perkembangan dan
hasil pelaksanaan
Evaluasi setelah pelaksanaan
rencana dari aspek kualitas
lingkungan & system alami
6. Evaluasi setelah pelaksanaan dr
rencana: analisis manfaat-biaya
memainkan peran kunci
Page 5 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
Kelompok Masalah Tujuan sistem alami dan
Kualitas lingkungan
1. Pembangunan ekonomi Mempertahankan produktivitas jangka
Contoh: Proyek pengairan baru panjang dr sistem alami
on-site
Mengendalikan dampak merugikan dari
residu & dampak lain dari kualitas
lingkungan
off-site
2. Pengelolaan Sumberdaya Alam Mempertahankan & meningkatkan
Contoh: Proyek pengelolaan produktvitas sistem alami jangka panjang
hutan on-site
Mengendalikan dampak merugikan dari
residu & dampak lain dari kualitas
lingkungan
off-site
3. Pengelolaan kualitas lingkungan Perbaikan kualitas lingkungan udara,
Contoh: Program pengelolaan air dan tanah
Kualitas udara dr suatu on-site & off-site
komunitas
Skema 13.2. Analisis permasalahan yang terkait dengan sistem alami dan kualitas lingkungan
(Hufschmidt at al., 1990)
Tugas kegiatan belajar 1
Berdasarkan hasil kajian kondisi desa dengan metode PRA yang telah dilakukan oleh Mahasiswa dalam
rangka penyelesaian Tugas Modul 10; sebagai seorang ahli pengelola, mahasiswa diminta untuk:
1. mengimplementasikan skema 15.1 dalam Modul 15 ini (Proses perencanaan dan pengambilan
keputusan pada kenyataannya tidak kaku, sehingga bisa dimodifikasi). Kelas A
mengimplementasikan untuk Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, kelas B hingga D masing-
masing Desa Tlekung/Oro-oro Ombo, Sumber Brantas/Bumiaji dan Desa Sumbergondo
Kecamatan Bumiaji.
2. berdasarkan skema 15.2 mahasiswa diminta untuk menetapkan kelompok masalah yang menjadi
fokus dari setiap kelompok. Penetapan kelompok masalah dari setiap kelompok mahasiswa
tidak boleh sama.
3. Mengidentifikasi tujuan sistem alami dan kualitas lingkungan dari sisi on-site maupun off-side.
Page 6 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
KEGIATAN BELAJAR 2: PERENCANAAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI
Tujuan kegiatan pembelajaran 2
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat :
Memahami dan mampu menjelaskan tentang kriteria pengambilan keputusan investasi yang
mengintegrasikan faktor lingkungan.
Melakukan analisis kriteria pengambilan keputusan investasi yang mengintegrasikan faktor
lingkungan.
Mahasiswa mampu berfikir analitis untuk menentukan rancangan pilihan pengelolaan DAS
Uraian materi 2
Identifikasi dampak
Identifikasi dampak potensial dimaksudkan untuk mengukur manfaat dan biaya dari rencana proyek yang
akan diputuskan terkait dengan pengelolaan DAS. Untuk merefleksikan kebenaran nilai proyek, seluruh
dampak baik yang nyata (tangible) maupun tidak nyata (intangible) harus diperhitungkan untuk
kepentingan analisis. Kelalaian dari dampak akan menjadikan analisis manfaat-biaya menjadi bias dan
gagal untuk menetapkan efisiensi ekonomi dengan baik dari suatu proyek (Chutubtim, 2001). Dalam
kaitannya dengan keputusan investasi, peran identifikasi dampak adalah membantu estimasi besarnya
manfaat bersih (net benefit) guna mengimplementasikan kriteria investasi (NPV, IRR maupun B/C rasio).
Manfaat dan biaya lebih diperluas ke pengukuran sekunder atau tidak langsung dan tidak tampak
(intangible) mampu menjembatani kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam metode Benefit-Cost
Analysis yang konvensional (Fauzi, 2002).
Barang dan jasa yang dihasilkan sumberdaya alam dan lingkungan dapat dinilai secara moneter bila
transaksi dapat dilakukan; dengan kata lain diasumsikan bahwa pasar eksis. Padahal sumberdaya alam
dan lingkungan disamping menghasilkan barang dan jasa yang mempunyai nilai guna (manfaat langsung
dan tidak langsung) secara nyata; juga memberikan nilai guna dalam bentuk lain yang tidak tampak,
namun dapat dirasakan (keindahan, kesegaran, ketenangan). Sebagaimana dijelaskan pada Modul 5,
dampak potensial terdiri dari dampak positif dan negatif. Contoh identifikasi dampak potensial positif dan
negatif dari pembangunan sebuah waduk disajikan pada tampilan 15.1.
Biaya fisik yang dimaksudkan pada Tampilan 15.1 adalah biaya pembangunan fisik, operasional dan
pemeliharaan, biaya pencegahan dan menonaktifkan. Pembangunan fisik meliputi bangunan bendungan,
sistem pengairan dan saluran pembuangan (spillway). Ahli teknik sipil telah menghitung besarnya
investasi atau dana sekaligus umur dari proyek bendungan. Biaya operasional dan pemeliharaan
mencakup pelayanan dan material yg digunakan menjalankan mesin, biaya bahan bakar dan pemeliharaan
bangunan. Biaya pencegahan terjadi ketika pengambil keputusan mengharapkan untuk menurunkan
dampak yang tidak diinginkan. Bendungan merubah aliran sungai; berdampak pada kesejahteraan
penduduk yang hidup di area waduk dan pengguna di daerah hilir. Contoh biaya pencegahan adalah
penanaman pohon di daerah lain sebagai pengganti pohon yang telah ditebang pada waktu pembangunan
bendungan. Biaya menonaktifkan yang dimaksud adalah biaya apabila penggunaan bendungan tidak
sesuai dengan umur yang direncanakan.
Page 7 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
Tampilan 15.1. Dampak potensial proyek Bendungan (Chutubtim, 2001)
Biaya pemindahan tempat tinggal (resettlement) mencakup pemindahan komunitas, pola komunikasi,
system sosial dan ekonomi seperti kepemilikan lahan dan sumberdaya. Dalam hal ini perhitungan biaya
pemindahan tempat tinggal harus memenuhi syarat kompensasi dan rehabilitasi system.
Biaya resiko kerugian kegagalan bendungan meliputi biaya yang terkait dengan kegagalan kondisi fisik
bendungan yang terkait dengan erosi internal, kelebihan lapisan atas dan pondasi bendungan; serta
kadang-kadang tidak mencukupinya kapasitas saluran pembuangan (spillway). Disamping itu, biaya
penyediaan secara rentang waktu (time series) data hidrologi guna mengantisipasi kegagalan bendungan
dan kerugian di wilayah hilir.
Biaya perubahan fungsi lahan meliputi dampak kerugian dari hutan, lahan pertanian dan tempat tinggal.
Selama kerugian lahan pertanian dan daerah tempat tinggal dihitung di bawah biaya pemindahan tempat
tinggal (resettlement), biaya perubahan fungsi lahan memusat pada hutan. Pemerintah tidak perlu
membayar sesuatu untuk mendapatkan hak penggunaan hutan nasional sebab hal tersebut
dipertimbangkan sebagai hak public. Biaya kesempatan ekonomi jika bendungan tidak dibangun, dan
hutan dapat digunakan untuk tujuan lain. Biaya kesempatan (opportunity cost) harus diperhitungkan.
Akibat penebangan hutan secara langsung dan tidak langsung. Akibat secara tidak langsung termasuk
ekosistem dan konservasi keragaman hayati serta cadangan karbon. Penggunaaan langsung dari tegakan
dalam bentuk produk kayu-kayuan dan non-kayu yang dapat dijual secara komersial atau digunakan oleh
rumahtangga local. Kerugian dari hasil hutan dihitung sebagai biaya eksternal.
Biaya eksternal meliputi biaya pencegahan gas rumah kaca, dampak hilangnya budaya dan sejarah,
kerugian terpencarnya komunitas dan erosi identitas budaya. Disamping itu, salinitas tanah dapat
berdampak merugikan terhadap produksi pertanian; serta meningkat dan meluasnya jumlah korban
penyakit yang timbul dari air.
Dampak positif potensial meliputi nilai energy listrik; tenaga listrik memberikan energy dengan harga
rendah untuk mengimbangi peningkatan permintaan di daerah perkotaan dan pedesaan. Manfaat air
irigasi secara fisik dapat meningkatkan intensitas tanaman, pola tanam dan hasil panen.
Air untuk konsumsi diperkirakan terus meningkat seiring dengan perkembangan penduduk dan
pembangunan ekonomi. Nilai air untuk daerah perkotaan dan industry yang berasal dari bendungan
merupakan salah satu dampak positif. Manfaat lain adalah suplai air ke daerah hilir pada waktu musim
kemarau sebagai tambahan dari sumber lain dan untuk menggelontor polusi. Disamping itu, dampak
Dampak
Dampak Negatif:
1. Physical cost
2. Resettlement cost
3. Risk of dam failure
4. Land acquisition
5. Extermalities
Dampak Positif:
1. Hydroloelectric power
2. Irrigation water
3. Reduction of floor loses
and seawater intrusion
damage
4. Manucipal and
industrial water supply
5. Net benefit to/from
fishery & recreational
facilities.
6. River navigation
Page 8 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
positif bendungan adalah mengurangi kerugian akibat banjir dan terjadinya “rob” air laut yang masuk ke
badan sungai. Banjir di daerah hilir pada waktu musim penghujan dapat dicegah; serta pada musim
kemarau dapat menahan “rob” air laut masuk ke sungai. Dampak positif juga berasal dari pemanfaatan
bendungan untuk usaha perikanan dan rekreasi.
Valuasi ekonomi dampak dan metode valuasi yang tepat
Sebagaimana diuraiakan pada Kegiatan Belajar 3 dalam Modul 5 bahwa valuasi ekonomi terhadap
kegiatan-kegiatan pembangunan yang berwawasan lingkungan menjadi sangat penting, terutama kalau
dikaitkan dengan opsi kebijakan dimana pertimbangan ekonomi menjadi dasar utama. Demikian halnya
dengan dampak; agar manfaat bersih (net benefit) dari suatu proyek yang berada dalam suatu kawasan
dapat dihitung, maka nilai ekonomi harus ditetapkan. Kadang-kadang harga bayangan yang diperlukan
untuk mengestimasi ekonomi secara akurat pada waktu pasar tidak sempurna dan keberadaan distorsi
pasar. Namun, penetapan harga bayangan sangat kompleks, banyak memakan waktu dan biaya mahal
(Chutubtin, 2001); karena informasi harga bayangan di Negara berkembang sangat terbatas dan secara
normal hanya tesedia dari pemerintah. Oleh karena itu, dapat diaplikasikan metode valuasi. Contoh
metode valuasi yang tepat untuk menghitung nilai dampak dari proyek bendungan disajikan pada Tabel
14.1.
Page 9 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
Tabel 15.1. Metode valuasi yang sesuai untuk mengukur dampak pembangunan bendungan
Sumber:
Chutubtin
(2001)
Dampak fisik Metode Valuasi yg Sesuai
Biaya
1. Bangunan, Operasional
& pemeliharaan,
pencegahan, non-aktif
Barang modal
Material
Tenaga Kerja
Harga pasar
2. Penempatan kembali
(resettlement)
2.1. Kompensasi Hilangnya hak kepemilikan Harga pasar,
Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
Stated preferences (Contingent
Valuation Method)
2.2. Biaya pendukung Barang modal
Material
Tenaga Kerja
Harga pasar
3. Resiko kegagalan
bendungan
Bangunan Harga pasar,
Revealed preferences (Replacement
Cost Method)
4. Alih guna lahan Lahan hutan Harga pasar,
Hutan produksi kayu, produksi bukan
kayu & satwa komersial
Harga pasar,
Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
Stated preferences (Contingent
Valuation Method)
Hutan produksi kayu, produksi bukan
kayu & satwa tidak komersial
Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
Stated preferences (Contingent
Valuation Method)
Hilangnya ekosistem & keragaman
hayati, kepunahan spesies
Stated preferences (Contingent
Valuation Method)
Kehilangan cadangan karbon Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
Stated preferences (Contingent
Valuation Method), pajak karbon
5. Eksternalitas Emisi gas rumahkaca Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
Stated preferences (Contingent
Valuation Method), pajak karbon
Kerugian sosial (hilangnya aspek
sejarah, erosi identitas budaya,
terpencarnya komunitas)
Stated preferences (Contingent
Valuation Method)
Water logging & salinity (inklusif dg estimasi manfaat air
irigasi)
Page 10 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
Tabel 15.1. (Lanjutan)
Sumber: Chutubtin (2001)
Kriteria Investasi proyek sistem alami
Sumberdaya alam merupakan salah satu faktor produksi utama dalam setiap proses produksi, sehingga
sangatlah perlu untuk dijaga kelestariannya agar pembangunan bisa berkelanjutan. Seringkali pihak-pihak
seperti misalnya pemerintah daerah ataupun swasta dihadapkan pada beberapa alternatif keputusan
investasi. Demikian juga dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), seringkali pengelola dihadapkan
pada pilihan-pilihan penggunaan lahan diantara berbagai alternatif penggunaan, misalnya hutan produksi,
perkebunan, lahan pertanian tanaman semusim ataupun jenis penggunaan yang lain.
Pengambilan keputusan investasi selama ini, seringkali masih didasarkan kepada pertimbangan finansial,
dengan belum mempertimbangkan nilai-nilai lingkungan. Salah satu penyebabnya adalah karena jasa-jasa
lingkungan tersebut tidak memiliki pasar atau bersifat intangible. Salah satu kriteria pengambilan
keputusan investasi yang sering digunakan adalah dengan melakukan analisis biaya manfaat.
Analisis biaya manfaat merupakan metode sistematis untuk menentukan serta mengukur manfaat dan
biaya ekonomi suatu proyek atau program (Hufschmidt et al, 1996). Manfaat suatu proyek atau program
adalah nilai tambah hasil barang-barang dan jasa-jasa, termasuk jasa lingkungan, yang dimungkinkan
karena adanya proyek. Biaya suatu proyek atau program adalah nilai tambah sumberdaya riil yang
dmanfaatkan proyek (Hufschmidt et al, 1996). Definisi proyek menurut Gray et al (1997), adalah kegiatan-
kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan menggunakan
sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat. Suatu proyek bisa diselenggarakan oleh instansi pemerintah,
badan-badan swasta atau organisasi sosial ataupun perorangan.
Menurut Gray et al. (1997), perhitungan manfaat dan biaya proyek/program pada dasarnya dapat dilakukan
melalui dua pendekatan, tergantung pada pihak yang berkepentingan langsung dalam proyek/program.
Disebut perhitungan privat atau analisis finansial bila yang berkepentingan langsung dalam manfaat dan
Dampak fisik Metode Valuasi yg Sesuai
Manfaat
1. Kontrol banjir & instrusi
“rob” air laut
Hilangnya hak kepemilikan Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
Stated preferences (Contingent
Valuation Method)
2. Air irigasi Meningkatnya produktivitas Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
Harga pasar
3. Listrik tenaga air Tersedianya energy listrik Harga pasar, harga bayangan,
Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
4. Perikanan & rekreasi Hari kunjungan Harga pasar, Revealed preferences
(Replacement Cost Method, Travel
Cost Method, Hedonic Property
Model, Factor Income Method ),
Stated preferences (Contingent
Valuation Method)
5. Suplai air untuk perkotaan
& industry
Meter kubik air yg tersedia Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
Stated preferences (Contingent
Valuation Method)
6. Transportasi sungai (River
navigation)
Penghematan waktu Revealed preferences (Replacement
Cost Method),
Stated preferences (Contingent
Valuation Method)
Page 11 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
biaya proyek/program adalah individu atau pengusaha. Dalam hal ini yang dihitung sebagai manfaat
adalah apa yang diperoleh orang-orang atau badan-badan swasta yang menanamkan modalnya dalam
proyek/program tersebut. Sebaliknya perhitungan sosial atau ekonomi dilakukan bila yang berkepentingan
langsung dalam manfaat dan biaya proyek/program adalah pemerintah atau masyarakat secara
keseluruhan. Dalam hal ini yang dihitung adalah seluruh manfaat yang terjadi di masyarakat yang
dihasilkan oleh proyek dan biaya yang terpakai terlepas dari siapa yang menikmati manfaat dan siapa yang
mengorbankan sumber-sumber tersebut.
Dalam analisis ekonomi (sosial) manfaat-manfaat didefinisikan sehubungan dengan efeknya terhadap
tujuan-tujuan fundamental, sedangkan biaya-biaya didefinisikan sebagai biaya alternatifnya (opportunity
cost), yaitu manfaat yang tidak terwujud karena tidak digunakannya sumberdaya-sumberdaya pada
investasi terbaik diantara berbagai investasi alternatif yang ada, yang tidak dapat dilaksanakan jika
sumberdaya tersebut telah digunakan untuk sesuatu proyek tertentu (Squire dan Van Der Tak, 1982).
Dalam konteks ekonomi lingkungan, biaya sosial (social cost) adalah biaya produksi pribadi (private cost)
yaitu merupakan biaya yang dia keluarkan untuk proses produksi ditambah biaya eksternalitas negatif atau
biaya lingkungan (external cost) (Katz dan Rosen, 1991; Pyndick dan Rubinfeld, 2001; Reksohadiprodjo
dan Brodjonegoro, 1997).
Sebelum mempelajari beberapa kriteria investasi, terlebih dahulu perlu difahami tentang konsep nilai saat
ini (present value) dan tingkat diskonto (discount rate). Dalam konsep nilai sekarang meliputi pemahaman
tentang pilihan waktu (time preference) dan biaya kesempatan dari modal (opportunity cost of capital).
Suatu proyek akan dipertimbangkan bila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya. Dalam
prakteknya, beberapa proyek dengan manfaat bersih positif bersaing dengan proyek yang lain pada
pendanaan dari pemerintah yang terbatas. Oleh karena itu, prioritas proyek tergantung pada besarnya
(magnitude) dari nilai manfaat bersihnya (net benefit value). Pada proyek yang berumur satu tahun,
manfaat bersih dengan mudah dihitung dengan mengurangkan antara biaya total dan manfaat total yang
diperoleh. Hasilnya dapat dibandingkan dengan alternatif proyek yang lain. Permasalahan perbandingan
antar alternative akan muncul apabila umur proyek berbeda antara satu dengan yang lain, karena nilai
manfaat bersih yang diperoleh dari umur lima tahun akan berbeda dengan proyek yang berumur sepuluh
tahun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperkenalkan konsep nilai saat ini (present value = PV),
yang mendeskripsikan nilai sekarang dari total manfaat yang akan datang. Nilai yang akan dating akan
disesuaikan dengan tingkat diskonto (discount rate). Secara umum nilai bersih saat ini (Present Value =
PV) dirumuskan sebagai berikut:
t
to
r
V
r
V
r
VVPV
)1(...
)1()1( 2
2
1
1
. . . . . . . . . . . . . (14.1)
n
qtt
t
r
VPV
)1(
Dimana:
PV : Present Value (Nilai sekarang)
Vt : Nilai pada waktu ke-t
r : Tingkat bunga
n : Jumlah tahun
Sebelum perhitungan manfaat bersih selama keseluruhan umur proyek, nilai yang akan datang dari biaya
dan manfaat harus di-diskontokan atau dikalikan dengan besaran 1/(1+r)t. Dalam Chutubtin (2001),
Page 12 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
dikemukakan bahwa tingkat bunga merefleksikan pilihan waktu (time preference) atau biaya kesempatan
(opportunity cost) dari pengelolaan modal dari waktu ke waktu. Konsep pilihan waktu (time preference),
merupakan perilaku secara umum dari masyarakat dalam menetapkan pilihan menyukai waktu
mengkonsumsi produk pada saat ini atau waktu yang akan datang. Mereka akan menunda konsumsinya
untuk waktu yang akan datang bila mereka mendapatkan kompensasi atau premi atas penundaan atau
penangguhannya. Tingkat bunga sebagai premi disebut sebagai tingkat sosial dari pilihan waktu (social
rate of timr preference).
Sedangkan menurut konsep biaya kesempatan (opportunity cost), tingkat bunga merefleksikan biaya
kesempatan dari penghasilan yang batal atau tidak jadi diperoleh. Dalam teori ekonomi menetapkan bahwa
suatu masyarakat atau negara mempunyai keterbatasan sumberdaya, tidak mencukupi untuk memenuhi
keseluruhan kebutuhan penduduk dari sektor pemerintah maupun privat. Ketika pemerintah menggunakan
sumberdaya pada suatu proyek, sektor privat akan menghadapi pengurangan ketersediaan sumberdaya
sebanding dengan jumlah yang diserap oleh proyek pemerintah.
Mengingat dampak lingkungan secara alamiah terjadi dalam jangka panjang, maka melakukan diskonto
terhadap biaya dan manfaat proyek yang mempunyai dampak terhadap lingkungan merupakan hal penting
dalam melakukan analisis. Suatu proyek yang memberikan manfaat lingkungan dalam jangka panjang
kurang menarik daripada suatu proyek yang menghasilkan manfaat ekonomi jangka pendek. Beberapa
ahli lingkungan menyatakan bahwa tingkat bunga yang tinggi akan mempercepat habisnya sumberdaya
(Chutubtin, 2001; Pyndick dan Rubinfeld, 2001; Reksohadiprodjo dan Brodjonegoro, 1997; Katz dan
Rosen, 1991). Jika tingkat bunga lebih besar daripada tingkat peremajaan dari sumberdaya, akan
mempercepat penggunaan sumberdaya hingga habis.
Sementara itu, dalam Hufschmidt at al. (1990) diuraikan bahwa terdapat tiga keterangan logis terkait
dengan praktek penggunaan diskonto dalam pembuatan keputusan investasi. Pertama, para ekonom
mengamati bahwa nilai konsumsi individu akan datang lebih rendah daripada waktu sekarang sekarang.
Ddengan demikian, individu mendiskontokan manfaat yang akan dating dan menilai manfaat sekarang
lebih besar. Kedua, teori produktivitas capital menyatakan bahwa manfaat nilai satu satuan matauang dari
sumberdaya yang digunakan untuk usaha produktif pada waktu sekarang hingga waktu t di masa yang
akan datang harus menghasilkan manfaat yang berlipat ganda. Sehingga tingkat bunga diskonto
merupakan ukuran laju perkembangan produktivitas kapital. Ketiga, tingkat bunga diskonto sosial
diperlukan sebagai alat kebijakan pemerintah, yakni sebagai pedoman investasi dalam sistem
perekonomian. Besaran (magnitude) tingkat bunga diskonto berhadapan dengan tingkat bunga pasar
privat, sebagai contoh, suatu penetapan penting dari besarnya tingkat investasi publik relatif terhadap
investasi sektor privat (swasta). Tingkat bunga diskonto yang tinggi akan mrnguntungkan proyek yang
memberikan manfaat secepatnya (jangka pendek), sedangkan tingkat bunga diskonto yang rendah
mendorong dilaksanakannya proyek yang memberikan manfaat jangka panjang. Ketika digunakan sebagai
instrument alokasi, tidak ada tingkat bunga diskonto yang dipandang sebagai tingkat bunga “optimal” atau
“tepat/baik”, karena tingkat bunga hanyalah suatu cara penilaian yang memasukan nilai pertimbangan
waktu dalam keputusan investasi penggunaan sumberdaya.
Tiga bentuk kriteria investasi proyek adalah: Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value = NPV), rasio
manfaat-biaya (Benefit-Cost Ratio = B/C ratio), dan Tingkat Penerimaan Ekonomi Internal (Economic
Internal Rate of Return = EIRR). Rumus perhitungan dan deskripsi dari masing-masing kriteria invetasi
proyek yang disajikan pada bagian berikut merupakan hasil terjemahan dari Chutubtin (2001).
Page 13 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
Net Present Value (NPV).
n
tt
tt
r
CBNPV
0 )1( . . . . . . . . . . . . . (14.2)
Dimana:
Bt : Manfaat pada waktu ke-t
Ct : Biaya pada waktu ke-t
r : Tingkat bunga
n : Jumlah tahun
Secara ekonomi proyek dikatakan layak diterima jika NPV > 0. Ketika NPV positif, berarti bahwa manfaat
proyek lebih besar daripada biayanya. Kriteria NPV terbatas, yakni tidak dapat digunakan untuk membuat
urutan dari sejumlah alternative investasi proyek karena NPV proyek yang memungkinan positif terkait
dengan biaya investasi atau skala proyek. Sebagai contoh, proyek bendungan yang lebih besar akan
menghasilkan NPV yang lebih tinggi daripada proyek bendungan yang lebih kecil, karena kapasitasnya
lebih besar. NPV dari skala proyek yang berbeda tidak dapat dibandingkan secara langsung karena
pembiayaan tidak sama. Jika suatu proyek dipisah menjadi sub-proyek, NPV diekspresikan dalam bentuk
nilai per mata uang yang diinvestasikan boleh divaliditas menggunakan urutan prioritas dari sub-proyek.
Benefit-cost Ratio (B/C ratio)
n
tt
t
n
tt
t
r
C
r
B
RatioCB
0
0
)1(
)1(/ . . . . . . . . . . . . . (14.3)
Penjelasan notasi seperti yang terdapat pada persamaan (14.2). Kriteria B/C rasio dirancang untuk
menghindari keterbatasan metode NPV. Dalam hal ini, suatu proyek dievaluasi dalam bentuk manfaat per
satu unit biaya. Suatu proyek akan bermanfaat jika B/C rasio lebih besar dari satu (B/C rasio > 1).
Sejumlah proyek bisa diurutkan menggunkan rasio.
Economic Internal Rate of Return (EIRR)
n
tt
tn
tt
t
r
C
EIRR
B
00 )1()1( . . . . . . . . . . . . . (14.4)
Penjelasan notasi seperti yang terdapat pada persamaan (14.2). EIRR adalah tingkat bunga pada saat
NPV sama dengan nol, EIRR lebih besar daripada tingkat bunga (r), pemilik proyek secara ekonomi
mampu membayar tingkat bunga (r). Dengan demikian, kriteria seleksi proyek adalah bahwa EIRR harus
lebih besar daripada tingkat bunga sosial.
Selain tiga kriteria di atas, dalam Chutubtin (2001), juga diuraikan tentang NPV yang dinormalkan
(Normalized Net Present Value); yaitu kriteria NPV yang telah disesuaikan untuk membuat urutan proyek
dengan pembiayaan yang berbeda. Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa NPV pada persamaan
(14.2) tidak bias digunakan untuk membuat urutan proyek dengan pembiayaan yang berbeda; sehingga
harus dilakukan bentuk modifikasi terhadap NPV proyek untuk dasar pembandingan. Sebagai gambaran,
Page 14 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
NPV proyek bendungan dengan tenaga hydroelectric tidak bisa secara langsung dibandingkan dengan
NPV proyek bendungan tanpa hydroelectric. Mengingat antara kedua proyek terdapat perbedaan
besarnya biaya, yaitu untuk pengadaan prasarana dan sarana hydroelectric. Sementara, biaya tersebut
mempunyai kesempatan untuk diinvestasikan ke proyek atau sektor privat yang lain.
Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis)
Analisis ini merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengkaji pengaruh perubahan dalam manfaat
maupun biaya. Dalam analisis ini akan mengidentifikasi variable kunci yang secara signifikan
mempengaruhi biaya dan manfaat proyek. Hasil dari analisis yang secara ekstrim siap pakai dalam
memutuskan apakah proyek dapat dijalankan; jika demikian, apakah akan layak? Hasil analisis juga akan
membantu menetapkan ukuran yang diperlukan untuk menanggulangi potensi dampak pengaruh proyek
yang merugikan.
Contoh implementasi criteria investasi dan analisis sensitivitas pada proyek Bendungan Kwae Noi disajikan
pada Lampiran Modul 15 ini.
Tugas kegiatan belajar 2
Berdasarkan hasil penyelesaian Tugas Kegiatan belajar 1 di atas serta hasil penyusunan biaya dari
rencana aksi yang telah dihasilkan pada tugas Modul 10, Mahasiswa diminta untuk:
1. mengidentifikasi dampak fisik (lihat Tabel 15.1)
2. mengidentifikasi bentuk manfaat dan biaya pada lingkup on-site dan off-site
3. menganalisis kelayakan investasinya (criteria investasi: NPV, IRR maupun B/C rasio) sebagai
dari pengambilan keputusan pelaksanaan rencana aksi dari Tugas Modul 10.
1. Referensi Chutubtin, P. 2001. Guidelines for Conducting Extended Cost-Benefit Analysis of Dam Project in
Thailand Research Report No. 2001-RR16. Economy and Environment for Southeast
Asia (EEPSEA), Singapore.
Gray C., Simanjuntak, P., Sabur, L.K., Maspaitella, P.F.L dan R.C.G. Varley, 1997. Pengantar
Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hufschmidt, M.M., D.E. James, A.D. Meister, B.T. Bower and J.A. Dixon. 1990. Enviromental,
Natural System, and Development: An Economic Valuation Guide. The Johns Hopkins
University Press, London.
Katz M.L. & H.S. Rozen,1991. Microeconomics. Irwin. Boston
Pearce, D.W. and R.K. Turner, 1990. Economics of Natural Resources and the Environment.
Harvester Wheatsheaf. Great Britain.
Pindyck, R.S. dan D.L. Rubinfeld , 2001. Microeconomics. Fifth Edition. Prentice Hall
International, Inc. London.
Reksohadiprodjo, S. dan A.B.P. Brodjonegoro, 1997. Ekonomi Lingkungan Suatu Pengantar.
BPFE. Yogyakarta.
Suparmoko, M., 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Suatu Pendekatan Teoritis).
Edisi 3. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Page 15 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
2. Lampiran RANCANGAN TUGAS MODUL 13
MATA KULIAH : PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
SEMESTER : Genap; sks : 3
1. TUJUAN TUGAS : a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mahasiswa terhadap tahapan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan
b. Menumbuhkan ketrampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi kelompok masalah dalam rangka
menyusun perencanaan konservasi wilayah desa pada Pengelolaan DAS Sumber Brantas c. Menumbuhkan ketrampilan mengidentifikasi output dan dampak suatu kegiatan menurut lokasi dari
penerima (in-site dan off-site) pada sistem alami di wilayah desa yang menjadi obyek perencanaan.
d. Meningkatkan pemahanam dan ketrampilan mengidentifikasi dampak fisik dari obyek perenanaan e. Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan terhadap aplikasi criteria investasi pada perencanaan
kegiatan aksi kawasan DAS
2. URAIAN TUGAS : a. Obyek garapan : Rancangan Pengelolaan DAS dan Keputusan Investasi
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:
(1). Melengkapi materi pada setiap kegiatan berlajar pada Modul 15 dengan bahan referensi dari
sumber lain
(2). Menyelesaikan semua soal latihan dan tugas yang terdapat pada Modul 15; yaitu pada uraian
tugas kegiatan belajar 1 hingga 2.
c. Metodologi/ cara pengerjaan, acuan yang digunakan
(1). Bentuk kelompok dari kelas yang sama sesuai dengan pembagian kelompok pada waktu Field
Trip.
(2). Diskusikan jawaban setiap soal latihan yang terdapat pada Modul 15 dilakukan di luar jadwal
pembelajaran (di luar kelas perkuliahan maupun tutorial).
(3). Gunakan skema yang terdapat pada Modul 15 sebagai dasar berkreasi untuk menjawab semua
pertanyaan yang terdapat pada Tugas Kegiatan Belajar 1; sedangkan Tampilan dan Tabel 15.1
dipergunakan untuk menjawab pertanyaan pada Tugas Kegiatan Belajar 2.
(4). Untuk memperkaya pengetahuan mahasiwa tentang implementasi kriteria investasi (NPV, IRR
dan B/C Ratio); carilah aplikasi kriteria investasi yang telah dilakukan oleh orang lain dari artikel,
laporan penelitian dan bentuk yang lain. Hasil pencarian contoh implementasi kriteria investari
pada kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan pengelolaan sistem alami diserahkan
dalam bentuk hard copy dan jangan lupa mencantumkan sumber referensi.
(5). Kumpulkan jawaban latihan soal dalam bentuk hard copy pada waktu jadwal Tutorial tanggal 6 –
10 Juni sesuai dengan kelas (kelas A pada hari Rabu tanggal 8 Juni, untuk kelas B dan E pada
hari Kamis tanggal 9 Juni, dan kelas C pada hari Jum’at tanggal 10 Juni 2011).
(6). Mempersiapkan power point untuk presentasi dari materi Modul 15 pada kegiatan Perkuliahan
sesuai dengan jadwal masing-masing kelas (lihat point 5).
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/ dikerjakan
(a). Penyelesaian tugas disajikan dalam bentuk laporan tertulis yang diketik dengan font Arial 11
pada kertas A4.
Page 16 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
(b). Sajian power point untuk penyajian dengan durasi selama 15 menit dengan memperhatikan
kelengkapan substansi, alur logika dan estetika.
3. KRITERIA PENILAIAN :
a. Kelengkapan identifikasi
b. Kejelasan deskripsi dan skema
c. Kesesuaian metode
d. Penilaian aspek kognitif & afektif dari mahasiswa secara individu adalah kemampuan menjawab
pertanyaan, sanggahan (argumentasi)
e. Penilaian kemampuan didasarkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Indikator penilaian Kelompok
No. Komponen penilaian Indikator Skala Bobot Nilai
A. Laporan kelompok
1 Kelengkapan deskripsi Konsep Teori Dasar:
Tidak ada 50 0,3 15
Ada & kurang tepat 70 21
Ada & tepat 100 30
2 Power point Kurang dari standar 60 0,2 12
Standar 70 14
Lebih dari standar 80 16
3 Sistematika alur logika Tidak ada 50 0,3 15
Ada & tdk runtut 70 21
Ada & runtut 100 30
4 Data pendukung
(Contoh aplikasi)
Tidak ada 50 0,1 5
Ada & tdk relevan 70 7
Ada & relevan 90 9
5 Daftar pustaka Tidak ada 30 0,1 3
Ada & tdk sesuai 50 5
Ada & tdk lengkap 70 7
Ada & lengkap*) 90 9
Catatan: Nilai terendah: 50, tertinggi: 94
Page 17 of 17
Mata Kuliah / MateriKuliah 2014 Brawijaya University
Tabel 2. Indikator penilaian individu
No. Komponen penilaian Indikator Nilai
B. Peran Individu
1 Moderator - 50
2 Operator - 40
3 Penyaji Membaca penuh 50
½ membaca 60
Tidak membaca 70
4 Menjawab Tidak tepat 60
Kurangtepat 70
Tepat 80
C. Peran Audience
1 Pertanyaan Ide tdk orisinil 60
Ide Orisinil & tdk Inovatif 70
Ide orisinil & inovatif 80
2 Tanggapan Tdk tepat 60
Kurang tepat 70
Tepat 80