Manajemen Lab

18
MANAJEMEN LABORATORIUM I. PENDAHULUAN Pelayanan laboratorium kesehatan di Indonesia pada saat ini diselenggarakan oleh berbagai jenis laboratorium pada berbagai jenjang pelayanan, mencakup antara lain laboratorium puskesmas, laboratorium kesehatan kabupaten, laboratorium rumah sakit pemerintah dan swasta, Balai Laboratorium Kesehatan dan laboratorium kesehatan swasta. 1 Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan serta penentuan diagnosis. Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin mutunya. 1 Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium mutlak dibutuhkan manajemen laboratorium yang baik dan pelaksanaan kegiatan pemantapan mutu yang mencakup berbagai kegiatan. Salah satu komponen kegiatan adalah praktek laboratorium yang benar. 1 II. MANAJEMEN LABORATORIUM Agar dapat memberi pelayanan dengan baik, maka laboratorium membutuhkan berbagai sumber daya yang harus diatur dengan proses manajemen secara baik. Definisi manajemen seperti yang diuraikan oleh Tollet, menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan 1

description

manlab

Transcript of Manajemen Lab

MANAJEMEN LABORATORIUM I. PENDAHULUAN

Pelayanan laboratorium kesehatan di Indonesia pada saat ini diselenggarakan oleh berbagai jenis laboratorium pada berbagai jenjang pelayanan, mencakup antara lain laboratorium puskesmas, laboratorium kesehatan kabupaten, laboratorium rumah sakit pemerintah dan swasta, Balai Laboratorium Kesehatan dan laboratorium kesehatan swasta. 1

Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan serta penentuan diagnosis. Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin mutunya. 1

Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium mutlak dibutuhkan manajemen laboratorium yang baik dan pelaksanaan kegiatan pemantapan mutu yang mencakup berbagai kegiatan. Salah satu komponen kegiatan adalah praktek laboratorium yang benar. 1II. MANAJEMEN LABORATORIUM

Agar dapat memberi pelayanan dengan baik, maka laboratorium membutuhkan berbagai sumber daya yang harus diatur dengan proses manajemen secara baik. Definisi manajemen seperti yang diuraikan oleh Tollet, menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Terry menyatakan bahwa manajemen terdiri dari planning, organizing, actuating dan controling (POAC). Kadarman dan Udaya pada tahun 1993 menyampaikan bahwa manajemen adalah suatu rentetan langkah yang terpadu yang mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang bersifat sosio-ekonomis-teknis. Sosio berarti menunjukkan peran penting manusia dalam menggerakkan seluruh sistem organisasi. Ekonomis berarti kegiatan dalam sistem organisasi ini bertujuan memenuhi kebutuhan hakiki manusia. Teknis berarti dalam kegiatan ini digunakan alat dan cara tertentu secara sistematis. 2

Siagian pada tahun 1992 menyebutkan ada sedikitnya empat sudut pandang yang dapat dikupas dari definisi manajemen. Pertama, penerapan teori manajemen harus tetap bersifat situasional, di mana seni yang menggerakkan orang lain berperan di sini. Kedua, manajemen selalu berkaitan dengan organisasi di mana ada yang memimpin/mengatur dan ada yang harus menjalankan kegiatan operasional. Ketiga, keberhasilan organisasi merupakan gabungan antara kemahiran manajerial pimpinan dan ketrampilan teknis pelaksana. Keempat, kelompok manajerial dan kelompok pelaksana secara operasional harus menyatu dalam berbagai tindakan nyata dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. 2

Gaya manajemen yang banyak dianut adalah Total Quality Management (TQM) yang merupakan sistem manajemen yang mengelola perusahaan dan kegiatannya dengan mengikutsertakan seluruh jajaran karyawan untuk berperan serta bersama dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu di segala bidang demi kepuasan pelanggan. Dengan perkataan lain TQM adalah suatu usaha yang menyeluruh untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik dengan cara memulainya secara baik, mengerjakannya dengan baik supaya hasilnya baik dan sampai ke tangan konsumen secara baik pula. 2

Dikenal 5 pilar TQM, yaitu kepemimpinan, komitmen, organisasi, proses dan produk/hasil. Total Quality Management di laboratorium klinik dapat diterapkan dengan mengacu pada kelima pilar tersebut. 3

Kepemimpinan laboratorium yang mengacu pada mutu adalah memetakan visi organisasi dan menjabarkan ke dalam rencana tindakan yang feasible, menciptakan budaya organisasi untuk mendorong inovasi, tanggung jawab, kebanggan kerja dan perbaikan berkesinambungan, menerima tantangan sebagai peluang, melaksanakan win-win strategy, melaksanakan pendidikan dan latihan serta menggalang komitmen seluruh anggota organisasi. Komitmen adalah kesepakatan yang menjadi tekad seluruh karyawan laboratorium untuk menghasilkan produk bermutu. 3Organisasi laboratorium dibentuk berdasarkan strategi fungsional yang umumnya meliputi kegiatan pokok seperti manajemen pemasaran, keuangan dan logistik, produksi, sumber daya manusia dan litbang. Kegiatan utama manajemen keuangan meliputi penyusunan anggaran baik anggaran pendapat, biaya dan margin profit atau penetapan target, menetapkan aturan main melalui prosedur operasi standar, mementingkan pencapaian target dalam implementasinya dan dikendalikan dengan sistem pelaporan dan audit mendadak. Kegiatan tersebut berpedoman pada efektivitas biaya, subsidi silang, transparansi, pengamanan kekayaan dan mendorong pertumbuhan. Logistik dikelola dengan model economical order quantity (EOQ). Organisasi tersebut hendaknya fleksibel sehingga memungkinkan kerja lintas fungsi dengan baik. Manajemen proses di laboratorium untuk mencapai produk yang bermutu adalah pengelolaan tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik sesuai standar. Proses tersebut senantiasa diperbaiki secara berkesinambungan dengan metoda siklus Plan-Do-Check-Action (PDCA). Sedangkan produk yang bermutu adalah hasil jasa pelayanan laboratorium yang dapat memenuhi nilai-nilai pelanggan. 3Dari uraian ke-5 pilar tersebut dapat disimpulkan bahwa produk pelayanan laboratorium yang bermutu hanya dapat dihasilkan oleh proses pelayanan yang baik. Proses tersebut dapat berlangsung baik bila ada kepemimpinan yang memiliki visi, nilai-nilai dan keberanian untuk mewujudkan visinya melalui organisasi yang akan berjalan baik bila seluruh anggota organisasi memiliki komitmen tinggi terhadap mutu. Tiap pilar bergantung pada pilar yang lain sehingga bila salah satu pilar lemah akan memberi dampak pada pilar yang lain. Mutu dan produktivitas adalah cara pandang baru manajemen laboratorium. 3Manajemen laboratorium klinik rumah sakit mencakup beberapa hal penting yaitu: 41. Organisasi, tata kerja dan clinical governance laboratorium klinik2. Peranan kualitas produk dalam menunjang mutu laboratorium klinik

3. Disain laboratorium klinik

4. Konsep perencanaan usaha

5. Standard Operasional Procedure (SOP)

6. Manajemen Sumber Daya Manusia7. Audit mutu

8. Pengelolaan mutu pelayanan terpadu

9. Keamanan kerja

10. Manajemen logistik

11. Sistem informasi manajemen laboratorium klinik

12. Manajemen keuangan

13. Pengendalian infeksi nosokomial

Organisasi laboratorium klinik rumah sakit sebaiknya memperhatikan pilar-pilar organisasi untuk mencapai tujuan atau sasaran. Sedikitnya ada sepuluh pilar yang perlu diperhatikan yaitu nilai, struktur, kepemimpinan, proses manajemen, informasi, tata kerja dan kemitraan, kompetensi, pengawasan, kinerja dan pembayaran. 4

Nilai merupakan hal yang mendasar, antara lain berisi visi, misi dan tujuan organisasi. Sejumlah nilai ini tak begitu nampak dalam tata kerja sehari-hari, namun bila ada kesempatan atau ancaman, nilai tersebut sangat berguna untuk mewujudkan partisipasi dan kebersamaan dalam memecahkan permasalahan atau mencapai sasaran. 4

Struktur organisasi dan tata kerja merupakan gambaran falsafah participative governance. Artinya tiap seksi saling berpartisipasi, saling memperkuat, birokrasi tak panjang hingga cepat memperoleh akses yang diperlukan, terbuka dalam laporan maupun informasi hingga dapat dipertanggungjawabkan, akuntabel, pemerataan hak dan keadilan yang semuanya difokuskan untuk produktivitas dan kelestarian laboratorium klinik, kepuasan pengguna jasa dan kesejahteraan. 4

Tata kerja merupakan aturan atau mekanisme fungsi unit, seksi atau sub seksi di laboratorium klinik dengan prinsip partisipatif, profesional dan kebersamaan kerja untuk mencapai sasaran. Koordinasi oleh kepala laboratorium dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi hasil. 41. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses atau kegiatan menetapkan apa yang kita kerjakan di masa yang akan datang baik mengenai waktu, jumlah dan mutunya dalam rangka mencapai sasaran tertentu. Bila perencanaan tersebut dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih baik dan rinci, maka tujuan usaha ini dapat dicapai dan diselesaikan dengan lebih memuaskan karena dapat diselesaikan menurut urutan tingkat penting dan yang kurang penting. Perencanaan biasanya dibagi menjadi jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek/tahunan. 42. Organisasi dan Pelaksanaan

Adalah pelaksanaan atau tata kerja berdasarkan organisasi yang ada atau yang dibentuk semua kegiatan laboratorium klinik selama 24 jam. Pelaksanaan kegiatan selalu berlandaskan efektivitas, efisiensi dan produktifitas. 43. Pengawasan

Pengawasan adalah segala upaya yang harus dilakukan oleh atasan langsung dengan maksud agar segala sasaran atau rencana yang ingin dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Upaya-upaya yang dilakukan dalam pengawasan itu banyak bentuk serta variasinya. 44. Evaluasi

Evaluasi hasil adalah penilaian hasil kegiatan apakah sesuai dengan perencanaan, apakah ada hambatan-kelemahan hingga perlu analisis SWOT untuk mengurangi hambatan-kelemahan dan meningkatkan kesempatan-kekuatan. 45. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah tugas pimpinan laboratorium yang merupakan penggerak kegiatan laboratorium dan juga penggagas arah pengembangan laboratorium masa depan yang lebih baik dengan manajemen partisipatif dan keputusan tepat. 4

Pimpinan laboratorium harus dapat mengkoordinasikan semua kegiatan laboratorium yang tidak berhenti selama 24 jam secara cepat, tepat dan teliti dan terus menerus memperbaiki produktivitas. Pimpinan laboratorium harus kreatif dalam merencanakan pengembangan laboratorium yang lebih cocok dengan kebutuhan pengguna jasa pada saat yang tepat dan pelayanan cepat dengan peralatan dan mutu yang baik serta dilakukan oleh karyawan yang terlatih. 4

Pimpinan laboratorium harus dapat memanfaatkan paradigma governance yaitu participative, good dan corporate governance, secara vertikal dan horizontal untuk kemajuan laboratorium yang dipimpinnya. Pimpinan laboratorium klinik adalah koordinator dalam mengarahkan laboratorium menjadi laboratorium klinik unggulan dengan fungsi optimal dan produktif seperti yang tercantum dalam misi laboratorium klinik. 4

Dari aspek corporate governance kepemimpinannya diarahkan untuk : 41. Menghasilkan pelayanan, pendidikan, pelatihan dan memfasilitasi penelitian dan produk lain yang baik untuk keperluan kesehatan pengguna jasa dan kesejahteraan karyawan sesuai produktivitasnya dengan memperhatikan nilai sosial, ekonomi dan lingkungan.2. Mengaplikasikan persyaratan governance yaitu transparansi, akuntabilitas, keadilan, tanggung jawab, demokrasi, desentralisasi, partisipasi, dll.3. Bersama stake holders dan share holders semua merasa memiliki laboratorium tersebut menghindari korupsi (KKN) dengan memberdayakan atau memampukan untuk meningkatkan produktivitas.4. Produktivitas tersebut terus menerus diperbaiki mutunya dan dimanfaatkan lebih banyak bagi pengguna jasa.

Proses kepemimpinan kepala laboratorium klinik yang bertanggung jawab atas fungsi laboratorium dan mendapatkan hasil saja, harus diubah menjadi manajemen partisipatif, artinya pendapat seksi ikut berperan dalam : 4a) Konsolidasi organisasi laboratorium klinik yang partisipatif dan memendekkan birokrasi untuk efektivitas efisiensi operasional.b) Desentralisasi fungsi sesuai seksi dengan kepala laboratorium sebagai koordinator.c) Semua karyawan sadar untuk melaksanakan tugasnya dan siap berpartisipasi dengan yang lain untuk kemajuan laboratorium.d) Memecahkan masalah bersama dan inovasi yang lebih produktif.

e) Membentuk tim partisipatif atau tim adhoc untuk solusi masalah, inovasi pelayanan yang lebih baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.

f) Untuk poin e) perlu adanya tim pemasaran yang aktif untuk mendapatkan pengguna jasa yang lebih banyak atau target tertentu.g) Semua pemantapan mutu internal/eksternal baik, kerja sama good governance baik, hasil pemasaran lebih baik, kepuasan pengguna jasa baik dan kesejahteraan karyawan meningkat.h) Untuk poin g), disamping reward sesuai kedudukan, perlu reward untuk tim dan individu yang berjasa atau memiliki produktivitas yang tinggi.i) Bagi karyawan yang tidak disiplin dan tidak produktif setelah diberi teguran lisan dan tertulis dikurangi reward kesejahteraannya, ditunda kenaikan pangkatnya sampai diusulkan ke direktur rumah sakit untuk tindakan selanjutnya.j) Strategi pengembangan laboratorium yang lebih baik dan lebih produktif secara berkelanjutan dengan governance.III. PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR

Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas cakupan kegiatan yang termasuk dalam praktek laboratorium yang benar, yaitu :1. OrganisasiSetiap laboratorium harus menetapkan seorang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pemantapan mutu dan keamanan kerja. 1 Pada dasarnya kegiatan laboratorium kesehatan harus dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya. Petugas juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan tenaga laboratorium lainnya dan pengguna jasa maupun mitra kerja. 1,5Dalam hubungannya dengan pasien, petugas laboratorium berkewajiban untuk selalu berusaha menciptakan kepercayaan dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dalam menghadapi pasien yang akan diambil spesimennya, memberikan informasi yang jelas tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien, menghormati pasien dan merahasiakan data laboratorium pasien. 6Terhadap sesama analis dan paramedis lain, petugas laboratorium harus senantiasa menjaga hubungan baik untuk memelihara lingkungan kerja yang menunjang pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknnya, serta meneruskan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya kepada teman sejawat yang memerlukannya. 6Pendidikan dan pelatihan tenaga laboratorium dapat dilakukan dalam bentuk formal, informal maupun melalui bimbingan teknis. 1,5 Dalam rangka pengembangan diri, petugas laboratorium wajib: (1) meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam teknologi laboratorium dengan mengikuti simposium dan kursus, (2) menerapkan tambahan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya untuk meningkatkan mutu pelayanan laboratorium. 62. Pencatatan dan Pelaporan

Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilakukan secara cermat dan teliti karena kegiatan ini dibutuhkan dalam perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan laboratorium. Kegiatan ini mencakup pencatatan, pelaporan, penyimpanan dan pemusnahan dokumen. 13. Ruangan dan Fasilitas Penunjang

Saat mendisain suatu laboratorium klinik harus mengikutsertakan berbagai pihak seperti arsitek, teknik sipil, pengelola laboratorium maupun pihak yang akan memelihara sarana ini di masa yang akan datang. Pengelola laboratorium mengetahui jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam bangunan laboratorium klinik. Jenis kegiatan ini menentukan kebutuhan yang diperlukan, seperti jumlah orang yang akan bekerja, kapasitas listrik, letak saluran keluar listrik, letak saluran air bersih dan kotor, ventilasi dan tata ruang terutama ruang khusus untuk penyimpanan atau kegiatan tertentu. Sedangkan pihak yang akan memelihara sarana ini perlu memikirkan cara yang akan dipakai dalam pemeliharaan seperti letak saluran listrik, air bersih dan air kotor serta ventilasi yang mudah dicapai dan tidak mengganggu kegiatan dalam laboratorium. 7

Semua hal di atas akan menentukan luas bangunan, tata ruang serta kebutuhan saluran listrik, air bersih dan kotor. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jenis lantai, dinding, ventilasi, penerangan, meja kerja, lemari penyimpanan serta bentuk pintu dan jendela. 74. Peralatan LaboratoriumPeralatan laboratorium menjalani suatu proses panjang sebelum tiba di laboratorium dan digunakan untuk menganalisis sampel pasien. Proses panjang tersebut mencakup pertimbangan dalam memilih alat, yaitu berdasarkan kebutuhan, fasilitas yang tersedia, tenaga yang ada, reagen yang dibutuhkan, sistem alat, pemilihan pemasok/vendor dan nilai ekonomis. 5Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang disediakan pabrik yang memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan tersebut pada umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain yang harus diperhatikan. Cara penggunaan masing-masing alat harus ditulis dalam prosedur tetap (protap). 1,55. Bahan Laboratorium

Bahan-bahan laboratoriun mencakup reagen, standar, bahan kontrol, air dan media. Pemilihan bahan laboratorium yang akan dipergunakan pada umumnya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut, kebutuhan, produksi pabrik yang telah dikenal, deskripsi lengkap dari bahan atau produk, mempunyai masa kadaluarsa yang panjang, volume atau isi kemasan, digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai, mudah diperoleh di pasaran, besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis), pemasok/vendor, kelancaran dan kesinambungan pengadaan dan pelayanan purna jual. 1

Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan mempertimbangkan: (1) first in-first out, yaitu bahan yang lebih dahulu masuk harus digunakan lebih dahulu, (2) tempat penyimpanan, (3) suhu/kelembaban, (4) lama penyimpanan dengan melihat masa kadaluarsa dan (5) incompatibility. 1,56. Spesimen

Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa: serum, plasma, whole blood, urin, tinja, sputum, cairan otak, bilasan lambung, apus tenggorok, apus rektum, sekret, sperma, pus, cairan pleura, cairan asites. 1 Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat berubah. Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil, untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen. 57. Metode Pemeriksaan

Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring, diagnostik dan evaluasi hasil pengobatan serta surveilan. Mengingat hasil pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan, maka waktu pemeriksaan yang diperlukan sampai diperolehnya hasil untuk berbagai metode perlu dipertimbangkan berdasarkan rekomendasi dari suatu lembaga/badan yang diakui atau organisasi profesi. 1Metode yang telah digunakan perlu dikaji ulang secara periodik mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan untuk memastikan bahwa metode tersebut masih tetap memiliki makna klinis sebagaimana dibutuhkan. 18. Bakuan Mutu

Bakuan mutu merupakan suatu standar yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana dan dapat dibagi menurut beberapa jenis berdasarkan jenjang hirarki dalam suatu organisasi. Setiap jenjang jabatan memiliki kewenangan maupun kewajiban tertentu dalam menciptakan dan memelihara mutu. 1Pada umumnya jenjang dokumen bakuan terbagi atas tiga, yaitu: 11. Normatif: Pedoman Mutu Kebijakan Mutu, yang memuat segala kebijakan dalam hal mutu yang berlaku dalam lingkungan laboratorium bersangkutan.

2. Tingkat menengah: Prosedur Operasi Baku/Standard Operating Procedure/Prosedur Tetap, yang memuat langkah-langkah utama dalam mengerjakan suatu aktivitas.

3. Teknis: Petunjuk Teknis/Instruksi Kerja, yang mengatur bagaimana segala langkah teknis harus dilakukan.

9. Pemantapan Mutu

Dalam menjalankan kegiatan di suatu laboratorium klinik selalu harus dilakukan suatu proses yang menjamin bahwa hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium tersebut tepat dan dapat dipercaya. Proses tersebut dikenal sebagai suatu program pemantapan mutu. 8 Pemantapan mutu adalah usaha untuk mengorganisasi semua aktivitas di laboratorium untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan dokter. Hal tersebut bukan merupakan aktivitas yang tersendiri, tetapi meliputi pemantapan mutu dan monitoring kompetensi staf, kualitas material, metode, reagen, instrumen, pelaporan hasil tes, kepuasan pasien dan pemeriksa dan yang diakibatkan oleh biaya keuangan laboratorium. 9Proses pemantapan mutu dari suatu laboratorium meliputi beberapa aspek, yaitu pemantapan mutu intra laboratorium (PMI), pemantapan mutu ekstra laboratorium (PME) dan pengawasan terus menerus dari profesionalitas laboratorium sehingga hasil laboratorium yang dihasilkan selalu teliti, tepat serta dapat dipercaya. 8Pemantapan mutu internal dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dapat digunakan bahan kontrol yang dibeli secara komersial atau dibuat sendiri, dapat juga digunakan bahan spesimen yang berasal dari pasien sehari-hari. Bahan kontrol yang dibeli secara komersial ada yang telah mempunyai nilai target atau tanpa nilai target. Pada pelaksanaannya PMI di suatu laboratorium dapat dijalankan menggunakan berbagai metode, antara lain pemeriksaan secara duplo (dulicate test) menggunakan bahan dari pasien, check test menggunakan bahan kontrol dengan nilai yang sudah diketahui, memeriksa bahan kontrol secara berulang (replicate test) serta pembuatan control chart. Pada cara konvensional gambar chart yang banyak digunakan adalah yang dikenal sebagai Grafik Levey-Jennings. 8Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional. 110. Keamanan LaboratoriumBerbagai tindakan yang dilakukan di laboratorium, baik akibat spesimen maupun alat laboratorium dapat menimbulkan bahaya bagi petugas. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melakukan pekerjaannyua menurut praktek laboratorium yang benar. 1Hal-hal yang harus diperhatikan seperti : cara mencegah penyebaran bahan infeksi, cara mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksi, cara mencegah tertusuk bahan infeksi, cara menggunakan pipet dan alat bantu pipet, cara menggunakan sentrifus, cara menggunakan alat homogenisasi dan alat pengguncang, cara menggunakan lemari pendingin dan lemari pembeku, cara membuka ampul berisi bahan infeksi yang diliofilisasi, menyimpan ampul yang berisi bahan infeksi dan tindakan khusus terhadap darah dan cairan tubuh. 1Peralatan yang perlu disiapkan dalam keamanan kerja di laboratorium yaitu baju khusus bekerja, sarung tangan, wastafel yang dilengkapi dengan sabun dan air mengalir, lemari asam (fume hood) dilengkapi dengan exhaust ventilation system, pipetting and rubber bulb, kontainer khusus untuk insenerasi jarum dan lanset, pemancur air (emergency shower) dan biological cabinet safety. 1DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman praktek laboratorium yang benar (good laboratory practice). Jakarta: Depkes RI. 1999: 2-163.

2. Aditama TY. Manajemen administrasi rumah sakit. Edisi kedua. Jakarta: UI-Press. 2003: 15-26.3. Hartini S. Manajemen mutu terpadu di laboratorium klinik. Kumpulan Naskah Lengkap Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik. Jakarta: FK UI. 2003: 163-4

4. Hardjoeno. Organisasi dan tata kerja laboratorium klinik rumah sakit. Dipresentasikan di Pelatihan Nasional Manajemen Laboratorium Klinik Rumah Sakit pada tanggal 20 Juni 2002 di Jakarta.

5. Arif M. Good laboratory practice. Dipresentasikan di PRAMUNAS PATELKI pada tanggal 13 Oktober 2009 di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Indonesia, Makassar.

6. Kresno SB. Etik pelayanan laboratorium klinik. Kumpulan Naskah Lengkap Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik. Jakarta: PK FK UI. 2005: 217-27.7. Kumalawati J. Disain laboratorium klinik dan berbagai perangkat keras. Kumpulan Naskah Lengkap Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik. Jakarta: PK FK UI. 2003: 151-62.8. Arif M. Westgards multirules. Dipresentasikan di Pelatihan Westgard Multirule Laboratorium Klinik Prodia Wilayah VIII pada tanggal 28-30 Mei 2009 di Laboratorium Klinik Prodia Boulevard, Makassar.9. Arif M. Falsafah dan penerapan pemantapan mutu. Dipresentasikan di Pelatihan Westgard Multirule Laboratorium Klinik Prodia Wilayah VIII pada tanggal 28-30 Mei 2009 di Laboratorium Klinik Prodia Boulevard, Makassar.

1