Malaria

52

description

malaria

Transcript of Malaria

Page 1: Malaria
Page 2: Malaria

MENGGIGIL DISERTAI DEMAM

Kelompok A16Ketua: M. Fadli Syahdema 1102012150Sekretaris: Khalida Handayacinta 1102012140Anggota: Ajeng Dwi Restiantie 1102012013

Amalia Hairina 1102012018 AzeliaSafira 1102012039 Erin Octivera 1102012077 Hanny Ardian Cholis 1102012107

Insi Fadhil 1102012128 Iwan Sumantri 1102012134

Page 3: Malaria

Menggigil Disertai Demam

Seorang laki-laki 35 tahum dating ke Poliklinik dengan keluhan utama demam sejak satu minggu lalu. Demam dirasakan setiap dua hari sekali. Setiap kali demam didahului menggigil dan diakhiri berkeringat. Setelah demam hilang tubuhnya terasa segar kembali.

Beliau baru kembali dari melakukan studi lapangan di Sumatera Selatan selama dua minggu. Setelah melakukan pemeriksaan sediaan hapus darah tepi, dokter mengatakan beliah terinfeksi Plasmodium vivax.

Page 4: Malaria

Sasaran Belajar

LI 1. Menjelaskan dan memahami Plasmodium◦LO 1.1. Klasifikasi Plasmodium◦LO 1.2. Morfologi Plasmodium

LI 2. Menjelaskan dan memahami Malaria◦LO 2.1. Definisi Malaria◦LO 2.2. Etiologi Malaria◦LO 2.3. Patofisiologi Malaria◦LO 2.4. Epidemiologi Malaria◦LO 2.5. Manifestasi Malaria◦LO 2.6. Diagnosis & Diagnosis Banding Malaria

Page 5: Malaria

◦LO 2.7. Tata Laksana Malaria◦LO 2.8. Pencegahan Malaria◦LO 2.9. Komplikasi Malaria◦LO 2.10. Prognosis Malaria

LI 1. Menjelaskan dan memahami Vector Malaria◦LO 3.1. Morfologi◦LO 3.2. Daur Hidup◦LO 3.3. Tempat Perindukan

Page 6: Malaria

LI 1. Menjelaskan dan Memahami Plasmodium

LO 1.1. Klasifikasi Plasmodium

Plasmodium yang ditemukan pada manusia berjumlah 4 spesies, yaitu:

- Plasmodium vivax

- Plasmodium falciparum

- Plasmodium malariae

- Plasmodium ovale

Page 7: Malaria

LO 1.2. Morfologi PlasmodiumPlasmodium vivax

Page 8: Malaria

Plasmodium Falciparum

Page 9: Malaria

Plasmodium Malariae

Page 10: Malaria

Plasmodium Ovale

Page 11: Malaria

LI 2. Menjelaskan dan memahami Malaria

LO 2.1. Definisi MalariaDefinisi penyakit malaria menurut World

Health Organization (WHO) adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles spp) betina.

Penyakit ini menular & dapat mengakibatkan kematian.

Page 12: Malaria

LO 2.2. Etiologi Malaria

Penyebab infeksi adalah plasmodium, yang menginfeksi eritrosit pada manusia dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk yaitu Anopheles betina.

Page 13: Malaria

LO 2.3. Patofisiologi Malaria

Page 14: Malaria

Singkatnya :◦ Nyamuk yang terinfeksi plasmodium

menggigit manusia◦Sporozoit◦Schizont◦Merozoit ◦Sel hati akan pecah ◦Merozoit◦keluar dari sel hati◦merozoit dapat masuk dan tumbuh lagi dalam

sel hati.

Page 15: Malaria

◦Merozoit akan masuk dalam aliran darah◦siklus eritrositer◦trophozoit muda (bentuk cincin) - trophozoit tua◦schizont dengan◦Merozoit◦Schizont pecah◦merozoit memasuki eritrosit baru◦ makrogametosit dan mikrogametosit

Page 16: Malaria

Demam : Mulai timbul saat pecahnya skizon darah yang mengeluarkan bermacam-macam antigen

Page 17: Malaria

LO 2.4. Epidemiologi Malaria

Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan AsiaTenggara. Di Indonesia terbesar di seluruh kepulauan.

Perempuan mempunyai respon imun

yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki

Page 18: Malaria

Beberapa faktor yang turut mempengaruhi seseorang terinfeksi malaria adalah :

- Ras atau suku bangsa

- Kekurangan terhadap enzim Glukosa 6 Phosphat Dehidrogenase (G6PD)

- Kekebalan pada malaria

Page 19: Malaria

LO 2.5. Manifestasi Malaria

Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara umum menurut Mansjoer (1999) antara lain sebagai berikut :

a) DemamDemam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang(sporolasi)

Page 20: Malaria

Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :

Periode Dingin◦badan bergetar◦gigi-gigi saling terantuk◦Menggigil◦kulit kering dan dingin◦Pucat sampai cianosis◦Terjadi 15 menit – 1 jam diikuti naiknya

temperatur

Page 21: Malaria

Periode Panas◦Muka merah◦kulit panas dan kering◦nadi cepat◦panas tetap tinggi sampai 40ᴼC atau lebih◦respirasi meningkat◦nyeri kepala & retroorbital◦muntah-muntah◦syok (tekanan darah turun)◦kesadaran delirium sampai terjadi kejang

(anak)◦Periode waktunya 2 jam diikuti berkeringat

Page 22: Malaria

Periode Berkeringat◦berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh

tubuh, sampai basah◦temperatur turun◦merasa capai dan sering tertidur & saat bangun

akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa

Page 23: Malaria

b) SplenomegaliPembesaran limpa yang merupakan gejala khasMalaria Kronik.

C) AnemiaAnemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan

Page 24: Malaria

d) IkterusDiskolorasi kuning pada kulit dan skiera mata akibat kelebihan bilirubin dalam darah

Terdapat 2 jenis ikterus antara lain :◦Ikterus hemolitik◦Ikterus hepatoseluler

Page 25: Malaria

LO 2.6. Diagnosis dan diagnosis banding MalariaDiagnosis pasti dibuat dengan ditemukannya parasite malaria dalam pemeriksaan mikroskopik laboratorium.

Gejala klinis

◦Anamnesis

Page 26: Malaria

◦Pemeriksaan FisikPasien mengalami demam 37,5-40, serta anemia yang dibuktikan dengan konjungtiva palpebral yang pucat.

Page 27: Malaria

Pemeriksaan Laboratorium◦Pemeriksaan Mikroskopis

pemeriksaan preparat darah tebal dan tipis untuk menentukan ada tidaknya parasite malaria & stadiumnya dalam darah

◦Tes diagnostic cepat (RDT, rapid diagnostic test)Metode ini mendeteksi adanya antigen malaria dalam darah dengan cara imunokromatografi

Page 28: Malaria

Pemeriksaan Penunjangbertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita

◦Tes Antigen : p-f test◦Tes serologi◦Pemeriksaan PCR

Page 29: Malaria

LO 2.7. Tatalaksana MalariaMalaria vivax

pengobatan radikal terhadap stadium hipnozoit dan stadium lain

Malaria malariaediobati dengan pemberian klorokuin basa

Page 30: Malaria

Malaria falciparumPenderita malaria falciparum tanpa komplikasi sebaiknya diberikan drug of choice kombinasi artemisin oral tanpa menunggu penderita jatuh dalam malaria berat

Page 31: Malaria

Primakuin Klorokuin

Farmakodinamik Hanya berupa antimalaria; untuk penyembuhan radikal malaria vivax dan ovale; primakuin → elektrofil (mediator oksidasi-reduksi); beberapa P.vivax resisten terhadap primakuin

Antimalaria; efek antiradang; klorokuin hanya efektif terhadap parasit dlm fase eritrosit, tdk pada fase jaringan; efektivitasnya sangat tinggi pada P. vivax, P. ovale, dan P. malariae; dpt mengendalikan gejala klinis dan parasitemia malaria

Farmakokinetik Pemberian per oral→ diabsorpsi → distribusi luas ke jaringan; tidak pernah diberikan parenteral → hipotensi nyata

Absorpsi klorokuin terjadi cepat dan lengkap; kaolin dan antacid mengganggu absorpsi klorokuin krn mengandung Ca dan Mg; metabolisme klorokuin lambat

Page 32: Malaria

Efek samping anemia hemolitik akut krn defisiensi G6PD; spasme usus dan gangguan lambung pd dosis tinggi); metheglobinemia dan sianosis (pd dosis lebih tinggi); granulositopenia dan agranulositosis (jarang terjadi)

Sakit kepala ringan, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, dan gatal-gatal;Klorokuin 250 mg/hari → ototoksisitas dan retinopati yg menetap;Dosis tinggi parenteral → toksisitas system kardiovaskular;Klorokuin parenteral sebaiknya diberikan dgn cara infus lambat atau IM dan SK dosis kecil

Page 33: Malaria

Kontradiksi

Pada penyakit sistemik berat (artritis rheumatoid dan lupus eritematosis); tdk bersamaan obat yg menimbulkan hemolisis dan depresi sumsum tulang; tdk dianjurkan utk wanita hamil

Penyakit hati, gangguan sal. cerna, neurologic, dan darah yg berat; defisiensi G6PD → hemolisis; klorokuin + fenilbutazon → dermatitis; klorokuin + meflokuin → risiko kejang

Dosis - Primakuin fosfat : tablet setara dgn 15 mg basa.- Profilaksis terminal : primakuin 15 mg/hari selama 14 hari sebelum atau sesudah dari daerah endemik.-Penyembuhan radikal P.vivax dan P. ovale : setelah serangan akut, 3 hari diberi klorokuin, hari ke 4 dgn dosis 15 mg/hari selama 14 hari. - Penggunaan primakuin jangka lama hrs dihindari krn toksik

- garam klorokuin fosfat : tablet 250 dan 500 mgMalaria- Dosis awal : 10 mg/kgBB klorokuin basa;Pada 6, 12, 24, dan 36 jam selanjutnya dosis 5 mg/kgBB sampai dosis total 30 mg/kgBB dlm 2 hari

Page 34: Malaria

LO 2.8. Pencegahan Malaria

Berbasis Masyarakat◦Pola perilaku hidup bersih dan sehat◦Menemukan dan mengobati penderita sedini

mungkin◦Melakukan penyemprotan melalui kajian

mendalam tentang bionomic anopheles

Page 35: Malaria

Berbasis Pribadi◦Pencegahan gigitan nyamuk ◦Pengobatan profilaksis bila akan memasuki

daerah endemic◦Pencegahan dan pengobatan pada wanita

hamil◦Informasi tentang donor darah

Page 36: Malaria

GEBRAK MALARIA

Gerakan berantas kembali malaria (Gebrak Malaria) merupakan bentuk oprasional dari Roll Back Malaria (RBM). ◦Diagnosis awal dan pengobatan yang tepat◦Program kelambu dengan insektisida◦Penyemprotan◦Pengawasan deteksi aktif dan pasif◦Survei demam dan pengawasan migrant◦Deteksi dan control epidemic◦Langkah-langkah lain seperti larva ciding (merupakan

kegiatan penyemprotan rawa-rawa yang potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria)

◦Peningkatan kemampuan masyarakat (capacity building)

Page 37: Malaria

LO 2.9. Komplikasi Malaria

Malaria Serebral

Gagal Ginjal Akut (GGA)

Kelainan Hati (Malaria Biliosa)

Edema Paru

Hipoglikemi

Page 38: Malaria

LO 2.10. Prognosis Malaria

Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan pengobatan.

Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, mortalitas yang dilaporkan pada anak-anak 15 %, dewasa 20 %, dan pada kehamilan meningkat sampai 50 %.

Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik daripada 2

Page 39: Malaria

Prognosis malaria oleh P.vivax umumnya baik, tidak menyebabkan kematian, dapat berlansung lama karena sifat relaps

P. Malariae dapat berlangsung sangat lama dengan kecenderungan relaps.

Infeksi P.falciparum tanpa penyulit berlangsung sampai satu tahun & lebih buruk dengan penyulit

Page 40: Malaria

LI 3. Menjelaskan dan memahami Vektor Malaria

LO 3.1. MorfologiTelur anophelini seperti perahu yang

bagian bawahnya konveks, atasnya konkaf dan mempunyai sepasang pelampung pada sebelah lateral

Page 41: Malaria

Larva anophelini tampak mengepung sejajar dengan permukaan air, mempunyai bagian-bagian badan yang bentuknya khas, yaitu◦spirakel pada bagian posterior abdomen◦tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal

abdomen◦sepasang bulu palma pada bagian lateral

abdomen

Page 42: Malaria

Pupa mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang bentuknya lebar dan pendek, digunakan untuk mengambil O₂ dari udara.

Page 43: Malaria

Pada nyamuk dewasa palpus nyamuk jantan dan betina mempunyai panjang hampir sama dengan panjang probosisnya, bedanya pada nyamuk jantan ruas palpus bagian apical berbentuk gada (club form), sedangkan betina mengecil..

Page 44: Malaria

◦Sayap pada bagian pinggir (kosta dan vena I) ditumbuhi sisik-sisik sayap yang berkelompok membentuk gambaran belang-belang hitam dan putih

◦Selain itu, bagian ujung sisik sayap membentuk lengkung (tumpul)

Page 45: Malaria

◦Bagian posterior abdomen tidak seruncing nyamuk Aedes dan tidak setumpul nyamuk Mansonia, tetapi sedikit melancip

◦Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki (heksapoda) yang melekat pada toraks dan tiap kaki terdiri atas 1 ruas femur, 1 ruas tibia, dan 5 ruas tarsus

Page 46: Malaria
Page 47: Malaria

LO 3.2. Daur hidup

TelurLarvaPupaDewasa

Page 48: Malaria

Beberapa jenis vector malaria

An. AconitusAn. SundaicusAn. MaculatusAn. Barbirostris

Page 49: Malaria

LO 3.3. Tempat perindukanAn.sundaicus

◦Muara sungai yang dangkal pada musim kemarau

An. Aconitus◦Persawahan dengan saluran irigasi

An. Subpictus◦Kumpulan air yang permanan/ sementara

Page 50: Malaria

An. Barbirostis◦Sawah dan saluran irigasi

An. balanbacensis◦Bekas roda yang tergenang air

An. Maculatus◦Mata air dan sungai dengan air jernih yang mengalir

lambat di daerah pergunungan dan perkebunan teh (di jawa)

An. Farauti◦Kebun kangkung

An. Punctulatus◦Air di tempat terbuka dan terkena sinar matahari

Page 51: Malaria

TERIMAKASIH

Page 52: Malaria

DAFTAR PUSTAKA   Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.

Jakarta.  Gilles. H.M. 2001. Management of Severe and Complicated Malaria. WHO Geneva  Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi (2007) Farmakologi dan Terapi Edisi V, FKUI, Jakarta  Mansjoer A, Tiryanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan (1999) Kapita Selekta

Kedokteran Edisi III Jilid I, Media Aesculapius FKUI, Jakarta  Poorwo, Sumarmo,et al. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis edisi 2. Jakarta: EGC  Santoso, Gunawan. 2000. Malaria, Epidemiologi, Maniferstasi klinis, dan Penanganan.

Jakarta:EGC  Sinden, R. E. 1997. Infection of Mosquitoes with Rodent Malaria.London :Chapman and Hall.  Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I (2006) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV JilidIII, FKUI,

Jakarta   Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S (2008) Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi

Keempat, FKUI, Jakarta  Widoyono (2011) Penyakit Tropis Edisi II, Erlangga, Jakarta  World Health Organization. 2001. Penatalaksanaan Malaria Berat dan Berkomplikasi.

Jakarta.