Makalah TEAM WORK b.rabiah

30
MAKALAH MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN “TEAM WORK” Oleh: Vike Naura W.R P27820714001 Icthiyar R. Z. P27820714019 Fajar Ibnu Sabil P27820714004 Arum W. P27820714020 Mardani Banapon P27820714005 Rani U.A. P27820714025 Voni Indahyanti P27820714009 Fenika N. R. P27820714026 Asfin Novia R. P27820714010 Astri Rejeki P27820714028 Anindya H. P27820714011 Fitrah N.E.P P27820714030 Qonita P27820714012 Hariyani S. P27820714034 Ihsan Nur M. P27820714015 Wahyu W. P27820714036

description

Word

Transcript of Makalah TEAM WORK b.rabiah

MAKALAH MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

DALAM KEPERAWATAN

“TEAM WORK”

Oleh:

Vike Naura W.R P27820714001 Icthiyar R. Z. P27820714019

Fajar Ibnu Sabil P27820714004 Arum W. P27820714020

Mardani Banapon P27820714005 Rani U.A. P27820714025

Voni Indahyanti P27820714009 Fenika N. R. P27820714026

Asfin Novia R. P27820714010 Astri Rejeki P27820714028

Anindya H. P27820714011 Fitrah N.E.P P27820714030

Qonita P27820714012 Hariyani S. P27820714034

Ihsan Nur M. P27820714015 Wahyu W. P27820714036

Arif R. P27820714017

PRODI D-IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2015-2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun modul ini yang berjudul “Team

Work”

Dalam proses penyusunan modul ini, penyusun mengalami banyak

permasalahan. Namun, berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya

modul ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari modul ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun

sistematika penulisannya. Maka dari itu, penyusun berterima kasih apabila ada

kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan modul ini.

Akhir kata, semoga modul ini dapatbermanfaat bagi pembaca dan rekan-

rekanseperjuangan, khususnyarekan-rekanProgram Studi DIV Keperawatan

Gawat Darurat.

Surabaya,05 April 2016

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan.....................................................................................................2

BAB 2

A. Pengertian Team......................................................................................3

B. Tujuan Team............................................................................................3

C. Cara Membangun Team yang Baik.........................................................4

D. Pengertian Monitoring dan Evaluasi........................................................10

E. Tujuan Monitoring dan Evaluasi.............................................................11

F. Manfaat dan Prinsip Monitoring dan Evaluasi........................................12

G. Langkah-langkah dalam monitoring........................................................12

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan .............................................................................................15

3.2 Saran ........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial tentunya manusia senantiasa memerlukan orang

lain dalam hidupnya. Meskipun hidup berkecukupan, kecerdasan yang cukup

dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan selalu membutuhkan lingkungan

dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong royong.

Manusia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau

hiburantetapi juga kebersamaan.

Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan

perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan

orang dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim

justru merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan

inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap

positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling

mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan

dukungan kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap

kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim.

Sebuah teamworkakan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan

organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam

melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.Makalah ini akan

membahas definisi teamwork, manfaat dan fungsi teamwork, jenis teamwork,

perbedaan tim kerja dan kelompok kerja, peranan tim kerja, tahap

perkembangan teamwork, dan dimensi dalam tim kerja.

Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi

dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk

melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah

yang dilihat /ditemui dapat diatasi (WHO).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Team Work?

2. Apa Tujuan dari Team Work?

3. Bagaimana cara membangun Team Work?

1

4. Apa definisi Dari Monitoring dan Evaluasi?

5. Apa tujuan dari Monitoring dan Evaluasi?

6. Apa manfaat dari Monitoring dan Evaluasi?

7. Bagamana Langkah-langkah Pelaksanaan Monitoring?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Team Work?

2. Untuk mengetahui dan memahami Tujuan dari Team Work?

3. Untuk mengetahui dan memahami cara membangun Team Work?

4. Untuk mengetahui dan memahami definisi Dari Monitoring dan

Evaluasi?

5. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari monitoring dan

Evaluasi?

6. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dari monitoring dan

Evaluasi?

7. Untuk mengetahui dan memahami Langkah-langkah Pelaksanaan

Monitoring?

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEAM

Team adalah sekelompok orang dengan kemampuan, talenta, pengalaman dan

latar belakang yang berbeda, yang berkumpul bersama-sama untuk mencapai satu

tujuan. Meskipun adaperbedaan di antara mereka, namun tujuan bersama

merupakan penghubungyang menyatukan mereka sebagai team. Dalam sebuah

organisasi, kerja teammenentukan output kerja yang dihasilkan.

Karakteristik Team

- Harus memiliki tujuan bersama yang jelas. Apapun bentuk tujuannya,usaha

untuk mencapai tujuan tersebut merupakan alasan keberadaan suatu team.

- Adanya kerjasama untuk mencapai tujuan.

Mengapa Team diperlukan?

Kualitas keputusan dan tingkat kreatifitas yang dihasilkan oleh sebuah team, jauh

lebih baik daripada kualitas dan kreatifitas yang dihasilkan oleh rata-rata individu

yang bekerja sendirian. Keuntungan team adalah adanya kekuatan kerjasama.

Ciri-ciri Team yang hebat :

 menciptakan hasil dengan cepat;

kreatif;

bijaksana;

positif

konsisten.

Salah satu faktor yang membuat sebuah team berfungsi adalah keikutsertaan

seluruh anggota team.

B. TUJUAN TEAM

Tujuan team dinilai baik apabila hasil yang diharapkan tidak dapat diraih

oleh usaha seorang saja.

Agar seluruh anggota team mengetahui tujuan team maka :

1. Jadikan tujuan singkat, padat, jelas, pasti dan beorientasi pada

tindakan. Contoh tujuan team adalah “Menciptakan hubungan yang lebih baik

3

antara pelanggan dan perusahaan”. Tujuan ini terlalu luas dan dapat

menciptakan berbagai arti. Seluruh anggota team harus mengartikan tujuan

secara sama. Pernyataan tujuan dapat diperjelas dengan “Mengurangi keluhan

pelanggan” atau “Meningkatkan kualitas kepuasan pelanggan”.

2. Seluruh anggota team harus mengetahui arti dari tujuan team yang

sebenarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menanyakan kepada tiap anggota

mengenai tujuan team. Jawaban anggota team akan menunjukkan apa yang

sebenarnya menjadi hasil pekerjaan team.

3. Adanya kemungkinan keberhasilan. Team harus percaya bahwa tujuan

tersebut dapat dicapai dan merupakan hal yang tepat untuk dilakukan.

C. CARA MEMBANGUN TEAMYANG BAIK

Cara membangun team yang baik adalah sebagai berikut :

1. Bergerak ke arah yang samasecara bersama-sama

Untuk membangun sebuah team yang baik, setiap anggota team harus

mengetahui tujuan team dan memiliki persepsi yang sama tentang arti dari

tujuan team tersebut.

2. Perjelas Keahlian dan Tanggung Jawab Anggota Team ( Job Description)

Setiap anggota team harus tugas dan tanggung jawab secara personal

Setiap anggota team harus mengetahui cara dan melakukan tugas teknis

mereka.

Setiap anggota team harus mengerti dan memahami peraturan dasar yang

dibangun berdasarkan tujuan team.

3. Adanya Peraturan, Panduan atau Prosedur

Hal ini akan memberikan perasaan yang stabil dan sebagai acuan dalam

menyelesaikan masalah yang belum terjadi atau telah terjadi.

4. Hindari Masalah yang Dapat Diprediksi

Jangan mengambil resiko dengan tetap melakukan suatu proses yang

memungkinkan terjadinya kegagalan.

5. Gunakan Segala Peraturan, Panduan atau Prosedur Sebagai Alat

Pengukur

4

Peraturan, Panduan atau Prosedur dapat menjelaskan bagaimana team

ingin bekerjasama. Peraturan team harus diperhitungkan sebagai konsep yang

hidup dan dinamis, yang dapat dilakukan dengan meluangkan waktu untuk

membicarakannya, mengubah peraturan/ panduan jika tidak berfungsi dan

buatlah dokumen mengenai perubahan tersebut.Jika terjadi pelanggaran

terhadap Peraturan/Panduan harus langsung dibicarakan, setiap anggota team

harus bertanggung jawab terhadap kinerja team dan juga bekerja keras untuk

mencapai tujuan team.

6. Membantu Rekan Baru dalam Team

Yang dibutuhkan oleh anggota baru adalah

- Memperoleh gambaran jelas tentang cara kerja, norma dan nilai-nilai team.

- Orientasi tentang budaya team.

Untuk membantu rekan baru dalam team fokuskan pada hal dasar

terlebih dahulu. Jangan berasumsi bahwa rekan baru akan otomatis mengerti

apa yang sedang terjadi.

7. Selalu Bekerjasama

Ketika seseorang berkerjasama untuk memecahkan suatu masalah maka

pandangan dan interprestasi masalah yang berbeda ditambah kenyataan dan

pengetahuan yang berbeda akan menciptakan solusi yang lebih baik.

8. Wujudkan Gagasan/Ide Menjadi Kenyataan

- Jika salah seorang anggota mengemukakan gagasan/ide, dengarkan dengan

baik. Lalu piculan dengan mengajukan pertanyaan “Bagaimana jika..”, hal

tersebut akan memacu perkembangan pikiran. Banyak orang yang menjadi

kreatif karena tantangan.

- Kejarlah kuantitas gagasan/ide bukan pada kualitas gagasan/ide untuk

memunculkan gagasan/ide seseorang membutuhkan waktu untuk berpikir.

Yang perlu dilakukan selanjutnya adalah memperbaiki gagasan/ide apabila

kurang sesuai.

- Hindari kritikan terhadap gagasan/ide ketika gagasan/ide itu terbentuk.

Namun pusatkan perhatian pada cara gagasan/ide dapat

diperbaiki/digunakan.

5

9. Paculah Kreatifitas

Pada dasarnya setiap orang dapat menjadi kreatif, hanya saja dibutuhkan

latihan. Cara sederhana adalah dengan melakukan beberapa latihan kelompok

yang terdengar bodoh. Para anggota team diberi masalah kecil dan tugas yang

mengembangkan imajinasi dan tidak mempunyai konsekuensi nyata. Hal

tersebut dapat memacu pemikiran kreatif team ketika masalah harus

ditangani.Antisipasi perilaku team yang tidak produktif dengan menghindari

perilaku yang cenderung menjatuhkan gagasan sebelum gagasan dibangun.

10. Ambilah Keputusan secara Solid

Fungsi dasar team adalah mengambil keputusan yang akan mempengaruhi

hasil yang penting. Pengambilan keputusan harus dilakukan secara efektif dan

efisien dengan berorientasi pada masa depan. Artinya mengidentifikasi dan

mengurangi faktor yang tidak dikethui yaitu RESIKO. Tiga informasi yang

dibutuhkan untuk mengurangi resiko adalah :

- Informasi yang menyangkut fakta, data, trend dan informasi akurat lainnya

dari sumber yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

- Informasi data hasil percobaan.

- Intuisi atau indra keenam yang dimiliki beberapa orang yang didasarkan

pada pengalaman dan persepsi yang tajam.

Kenali Resiko – menciptakan cara untuk meminimalisasi resiko dari setiap

alternatif – memilih alternatif terbaik.

11. Hindari Pemecahan Masalah dengan Kompromi

Kompromi adalah apa yang terjadi ketika team mencapai keputusan yang

tidak disetujui sebagian anggota atau mereka tidak benar-benar perduli pada

keputusan itu.

Contoh : Pihak A percaya bahwa produk dapat diselesaikan dalam waktu dua

hari, sedangkan pihak B beranggapan bahwa waktu yang dibutuhkan adalah

setengah hari. Setelah diskusi yang panjang dan saling mengalahkan opini,

akhirnya team berkompromi dan memutuskan bahwa pekerjaan akan

6

diselesaikan satu setengah hari. Apa yang akan dirasakan oleh para anggota?

Para pihak akan merasa tidak puas dengan keputusan tersebut.

Perlu diingat kompromi dapat dilakukan apabila keputusan harus diambil

sesegera mungkin (tekanan waktu) dan kompromi merupakan keputusan

sementara.

Agar keputusan kompromi dapat berguna dan berjalan dengan baik :

- Perhatikan Kompromi. Ketika mengambil keputusan haris dipertanyakan

bagaimana perasaan team. Apabila anggota team setuju makan keputusan

dapat dilaksanakan tetapi apabila tidak setuju maka ada baiknya

menimbang kembali keputusan tersebut.

- Perhatikan Penerapannya. Pastikan keputusan yag dicapai melalui

kompromi diterapkan secara se-efektif dan se-efisien mungkin.

- Jangan jadikan keputusan kompromi sebagai kebiasaan. Sebagian anggota

akan merasa diacuhkan. Semangat dan komitmen akan jatuh.

12. Carilah Kesamaan Pandangan dengan Pengambilan Keputusan secara

Konsensus

Konsensus adalah melakukan diskusi yang mengacu pada pemecahan

masalah, menciptakan sudut pandang yang sama terhadap masalah dan

hambatan, serta memikirkan tindakan yang paling mungkin dilakukan

berdasarkan suatu kondisi tertentu.Konsensus merupakan keputusan yang

dibuat dalam kelompok dan disetujui semua orang sebagai keputusan terbaik

yang diambil pada kondisi saat itu. Dalam konsensus diperlukan pengertian

yang jelas mengapa keputusan diambil dan semua orang mendukung.

Konsensus menjadi penting karena untuk menerapkan suatu keputusan

diperlukan dukungan dan bantuan total dari team.

Dalam konsensus, sudut pandang yang beragam dari setiap anggota team

harus diperhatikan, dipertimbangkan, diselidiki, dibandingkan dan

didiskusikan, sampai semua anggota melihat dan memahami semua aspek

masalah atau keputusan. Hasil konsensus jauh lebih baik daripada kompromi,

tetapi harus diingat, konsensus memerlukan waktu dan tidak berlaku untuk

7

semua keputusan, konsensus akan menghasilakn keputusan yang tepay untuk

saat dan kondisi saat itu.

Pengambilan Keputusan secara konsensus dapat dilatih.

- Kuncinya adalah setuju bukan kompromi.

- Mendengarkan secara aktif.

- Berpikir Terbuka.

- Mengutarakan posisi dan alasan, bukan pungutan suara.

- Partisipan yang bersemangat.

13. Manfaatkan Pertentangan Sebagai Langkah Membangun Kreatifitas

Team adalah sekelompok orang yang berkerjasama untuk meraih tujuan

bersama. Kenyataannya, setiap orang berbeda. Setiap orang di dalam team

berasal dari tempat yang berbeda, memiliki pendidikan, pekerjaan,

pengalaman, dan kegemaran yang berbeda. Apa yang menjadi jelas dan

penting bagi pihak lain belum tentu jelas dan penting juga bagi pihak lain.

Cara mengatasi perbedaan adalah dengan menghadapi perbedaan tanpa

emosi, dengan tidak memandang perbedaan sebagai serangan pribadi.

Perbedaan harus dihadapi dengan dewasa dan profesional. Perbedaan dapat

menghasilkan pemecahan masalah yang berbeda, menghasilkan gagasan/ide

yang berbeda dan dapat memunculkan kreatifitas.

14. Perangi Virus Konflik

Meskipun team dapat menangani konflik dengan efektif tetapi tidakkan

efisien jika potensi terjadinya konfilk dapat dihindari sejak awal.

Pemicu konflik yang dapat dihindari antara lain adalah :

- Komitmen. Setiap anggota team harus bertanggung jawab pada pekerjaan

dan hasil yang diperoleh team.

- Persepktif menang kalah di kalangan para anggota harus dihilangkan dari

awal.

8

- Ingatlah bahwa perbedaan dapat memacu kreatifitas. Dengarkan dengan

seksama apa yang dikatakan orang-orang dan usahakan untuk melihat dari

sudut pandang mereka.

15. Saling Percaya

Bagaimana team membangun kepercayaan :

- Tepati janji anda tanpa ragu.

- Pastikan apa yang anda katakan dan informasi yang anda bawa merupakan

informasi terkini dan akurat.

- Lakukan tugas anda dengan sungguh-sungguh. Orang cenderung

mempercayai orang yang kompeten dan punya disiplin diri.

- Selesaikan tugas anda dengan kualitas dan akurasi yang baik.

- Bergaul dengan oranglain. Apakah anda akan mempercayai indovidu yang

cenderung enggan bersosialisasi?

- Kerjasama dengan oranglain dalam mengambil keputusan. Tunjukkan

fleksibilitas dan kreatifitas.

- Biasanya orang akan mengerjakan segala sesuatu dengan baik dan

bertanggung jawab apabila dia merasa dipercaya.

16. Adakan Rapat dengan Baik

Susun agenda rapat dan lakukanlah rapat secara baik.

17. Saling Memberi Penghargaan

Hasil penelitian yang telah dilakukan berulang kali menunjukkan bahwa

uang bukanlah motivator paling penting dalam pekerjaan. Faktor nomor satu

yang memotivasi adalah bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan

yang menarik. Selain itu tanggung jawab tambahan juga dapat merupakan

bentuk tanda kepercayaan dan keyakinan. Dan jangan lupa untuk

mengucapkan “Terimakasih”.

18. Evaluasi Team secara Teratur

- Evaluasi team

9

- Evaluasi Tujuan

- Rayakan kemajuan

- Lakukan perbaikan

19. Pimpinlah Tanpa Mendominasi

Mengendalikan tanpa memerintah dapat dilakukan dengan :

- Mengusulkan;

- Mengarahkan;

- mengajukan pertanyaan;

- merangkum sudut pandang;

- mengarisbawahi konsekuensi;

- membiarkan segala sesuatunya terjadi.

20. Mintalah Bantuan

Bagi sebagian orang meminta bantuan dinilai sebagai tanda kelemahan.

Hilangkan pemikiran mengenai hal tersebut dan tekankan bahwameminta

bantuan lebih baik demi menghindari terjadinya kesalahan atau masalah.

21. Jangan Menyerah

Jangan biarkan kendala menengendalikan team, belajarlah dari kesalahan

dan maju terus demi mencapai tujuan team secara bersama-sama.

D. PENGERTIAN MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi

dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat

apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang

dilihat /ditemui dapat diatasi (WHO).

World Health Organization (WHO) merumuskan evaluasi sebagai suatu

proses dari pengumpulan dan analisis informasi mengenai efektivitas dan dampak

suatu program dalam tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga

mengkaji pencapaian program. Definisi lain dikemukakan oleh Swansburg (1996)

yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu proses pengendalian

dimana kinerja pegawai dievaluasi berdasarkan standar.

10

Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi

tentang efektifitas dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan program.

Evaluasi juga termasuk menilai pencapaian program dan mendeteksi serta

menyelesaikan masalah dan merencanakan kegiatan yang akan datang(WHO).

Evaluasi adalah proses pemberian informasi untuk membantu membuat keputusan

tentang objek yang akan dievaluasi. Banyak orang berfikir bahwa evaluasi adalah

suatu kegiatan yang dilakukan di akhir suatu program/proyek dan itu tidak

membutuhkan pikiran yang serius , pendapat ini adalah suatu hal yang salah

karena evaluasi membutuhkan perencanaan sebelum mengerjakan suatu

program /proyek dan termasuk evaluasi formatif dan sumatif.

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama program atau

kegiatan berlangsung dan ini dikaitkan dengan proses monitoring.Informasi yang

diperoleh dari monitoring memungkinkan untuk dapat membuat dan menetapkan

tentang bagaimana program tersebut dapat berjalan atau bagaimana sebaiknya

proses untuk mencapai tujuan; contoh monitoring dari suatu pencapaian artinya

bahwa anda dapat terus menerus mengkaji ulang kemajuan dan mengidentifikasi

sesuatu untuk menyakinkan bahwa hal itu realistik dan dapat dicapai dan

dimodifikasi atau bila perlu memperbaikinya sementara program masih berjalan

E. TUJUAN MONITORING DAN EVALUASI

1. Memperoleh informasi terutama tentang kegiatan apakah telah dilaksanakan

sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik

2. Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan

3. Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan

program/kegiatan dan tindak lanjut dari aktifitas monitoring.

4. Menentukan kompetensi pekerjaan dan meningkatkan kinerja dengan menilai

dan mendorong hubungan yang baik diantara pegawai dalam hal ini perawat

dan bidan.

5. Menghargai pengembangan staf dan memotivasi perawat dan bidan kearah

pencapaian kualitas yang tinggi.

6. Menggiatkan konseling dan bimbingan dari manajer

11

7. Memilih perawat dan bidan yang berkualitas untuk pengembangan dan

peningkatan gaji.

8. Mengidentifikasi ketidak puasan perawat dan bidan.

F. MANFAAT DAN PRINSIP MONITORING DAN EVALUASI

MANFAAT

1. Mengidentifikasi masalah keperawatan/kebidanan.

2. Mengambil langkah korektif untuk perbaikan secepatnya.

3. Mengukur pencapaian sasaran/target.

4. Mengkaji kecenderungan status kesehatan pasen/masyarakat yang mendapat

pelayanan.

PRINSIP-PRINSIP

Libatkan staf dalam perencanaan dan implementasi, rapat dengan staf untuk

memberi kesempatan mengerti konsep dan ide-ide dan keuntungan self

evaluasi menjadi berguna

Pilih seorang atau dua orang sebagai tim kecil yang bertanggung jawab dan

membatasi data dan analisis tetapi tidak membuat rekomendasi.

Pastikan ada konsensus rencana evaluasi walaupun ini kelihatannya

membtuhkan waktu dan usaha yang besar

Sediakan kepada tim evaluasi sumber–sumber pengambilan data dan analisis

ini mungkin melibatkan pendapat dari ahli

Mendorong evaluator untuk melaporkan kemajuan walaupun mereka tidak

pada posisi untuk melapor

Gunakan temuan–temuan untuk merefleksikan program dibawah

pengawasannya, tentukan apa yang akan dirubah, dibuat dan untuk apa contoh

apakah proses implementasi harus dimodifikasi sehingga tujuan dapat dicapai.

G. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENTORING

1. Perencanaan

a. Merancang sistem monitoring yang spesifik: apa yang akan dimonitor,

tujuan apakah untuk memperoleh infomasi rutin atau jangka waktu

pendek? mengapa dan untuk siapa (user).

12

b. Menentukan scope monitoring: luasnya area (RS, puskesmas non TT)?

apakah bersifat klinis atau service? Siapa yang terlibat, bidan, perawat,

dokter? Berapa lama monitoring akan dilakukan?

c. Memilih dan menentukan indikator tentukan batasan sasaran kelompok

misalnya kelompok anak dibawah 2th, 5 th atau antara 12-60 bln?

Terminologi: kasus diare, mungkin kultur masyarakat dari satu tempat

akan berbeda dgn tempat lainnya, maka penyusunan indikator merujuk

pada budaya setempat dan terakhir tentukan "performance standard" atau

target pencapaian (%) serta frekuensinya (harian/mingguan/bulanan)

tergantung kebutuhan user.

d. Menentukan sumber-sumber informasi, memilih metoda pengumpulan

data, seperti metoda observasi, interview petugas, perawat/bidan, pasen

atau rapid survey untuk cakupan atau pengobatan di rumah (home

treatment).

2. Implementasi

a. Mengumpulkan data penggunaan format pengumpulan data, termasuk

memilih menentukan proses supervisi dan prosessingnya (kemana akan

dikirim)

b. Tabulasi data dan analisa data: membandingkan temuan atau pencapaian

aktual dengan perencanaan

c. Temuan dalam monitoring: apakah ada penyimpangan, bila ada perlu

diidentifikasi masalah penyebabnya. Hasil temuan di "feedback" kan

kepada semua staf yang terlibat.

d. Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan: menggali

penyebab terjadinya masalah, bisa jadi masalah timbul dalam hal yang

sudah familiar bagi perawat dan bidan, misalnya immunisasi cakupan

turun. Bila penyebab telah diketahui, check list immunisasi dipakai lagi.

Rencana monitoring perlu disusun jangka pendek untuk menjamin bahwa

tindakan/prosedure dilaksanakan sesuai standar (rencana) serta memberi

efek sesuai dengan harapan

13

3. Menentukan kelanjutan monitoring

Kegiatan monitoring dirancang untuk memperoleh hasil kinerja sekarang

(rutin) atau jangka pendek bagi manajer atau user lainnya. Ketika program

atau kegiatan rutin telah memberikan perubahan signifikan, maka

kelangsungan program kinerja memerlukan perhatian. Review secara periodik

tetap diperlukan. Sistem informasi manajemen akan membantu manajer untuk

mempertimbangkan kapan indikator dan frekuensi monitoring dikurangi dan

pada bagian mana perlu direncanakan lagi dan dilanjutkan.

14

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Team adalah sekelompok orang dengan kemampuan, talenta, pengalaman dan

latar belakang yang berbeda, yang berkumpul bersama-sama untuk mencapai

satu tujuan.

Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi

dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat

apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang

dilihat /ditemui dapat diatasi (WHO).

Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi

tentang efektifitas dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan program.

Evaluasi juga termasuk menilai pencapaian program dan mendeteksi serta

menyelesaikan masalah dan merencanakan kegiatan yang akan datang(WHO).

Tujuan monitoring dan evaluasi

(1) Memperoleh informasi terutama tentang kegiatan apakah telah

dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik

(2) Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan

(3) Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan

program/kegiatan dan tindak lanjut dari aktifitas monitoring

3.2 Saran

Kepompakan team dalam suatu kelompok sangatlah penting untuk

mencapai tujuan yang mereka ingingkan. Serta dalam mencapai tujuan

motinoring sangat diperlukan dalam suatu proses pengumpulan dan

menganalisis suatu informasi terutama kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai

dengan rencana, oleh karena itu team, monitoring, dan evaluasi harus saling

berkeseinambungan untuk memperoleh hasil yang diharakan. Tidak hanya salah

satu saja yang berperan.

15

DAFTAR PUSTAKA

Gillies. 1998. Nursing Management: A System Approach. 3th Edition.

Philadelphia: WB. Saunders.

Marquis, B.L., & Huston, C. L. 2012. Leadership Role & Management Functions

in Nursing: Theory & Application. 7th Edition. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins.

Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Robbins, S., & Timothy, J. 2013. Organizational Behavior. 15th Edition. Boston:

Pearson.

Swansburg, R. C., & Swansburg, J. R. 2006. Introductory Management &

Leadership for Nurses. Toronto: Jones and Bartlert Pub. Ca.

Tim Kolaborasi Rumpun Ilmu Kesehatan. 2014. Modul Kolaborasi Kesehatan.

Pedoman tidak dipublikasikan