Makalah Sistem Keuangan Syariah

11
Sistem Pengelolaan Keuangan Syariah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan perbankan menunjukkan dinamika dalam kehidupan ekonomi. Sebelum sampai pada praktik-praktik yang terjadi saat ini, ada banyak permasalahan yang terkait dengan masalah-masalah perbankan ini. Masalah utama yang muncul dalam praktik perbankan ini adalah pengaturan sistem keuangan yang berkaitan dengan mekanisme penentuan volume uang yang beredar dalam perekonomian. Sistem keuangan, yang terdiri dari otoritas keuangan (financial authorities), sistem perbankan dan sistem lembaga keuangan bukan bank, pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa keuangan. Fasilitas jasa tersebut diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan, termasuk pasar uang dan pasar modal. Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokan dalam dua bentuk yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Sistem perbankan di Indonesia dibedakan berdasarkan fungsinya yang terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum, dapat menghimpun dana dari masyarakat secara langsung dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito berjangka, lalu menyalurkan kepada masyarakat terutama dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Bank umum dalam kegiatannya memberikan jasa- jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sementara itu, Bank Perkreditan Rakyat, berdasarkan peraturan perundang-undangan, dalam pelaksanaan kegiatannya menghimpun dana, dapat menerima tabungan dan deposito berjangka, namun tidak diperkenankan menerima simpanan giro dan tidak diperkenankan member jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan jenis lembaga keuangan bukan bank dapat berupa lembaga pembiayaan, perusahaan model ventura, perusahaan anjak piutang, perusahaan

description

d

Transcript of Makalah Sistem Keuangan Syariah

Page 1: Makalah Sistem Keuangan Syariah

Sistem Pengelolaan Keuangan Syariah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan perbankan menunjukkan dinamika dalam kehidupan ekonomi. Sebelum sampai pada praktik-praktik yang terjadi saat ini, ada banyak permasalahan yang terkait dengan masalah-masalah perbankan ini. Masalah utama yang muncul dalam praktik perbankan ini adalah pengaturan sistem keuangan yang berkaitan dengan mekanisme penentuan volume uang yang beredar dalam perekonomian. Sistem keuangan, yang terdiri dari otoritas keuangan (financial authorities), sistem perbankan dan sistem lembaga keuangan bukan bank, pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa keuangan. Fasilitas jasa tersebut diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan, termasuk pasar uang dan pasar modal.

Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokan dalam dua bentuk yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Sistem perbankan di Indonesia dibedakan berdasarkan fungsinya yang terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum, dapat menghimpun dana dari masyarakat secara langsung dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito berjangka, lalu menyalurkan kepada masyarakat terutama dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Bank umum dalam kegiatannya memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sementara itu, Bank Perkreditan Rakyat, berdasarkan peraturan perundang-undangan, dalam pelaksanaan kegiatannya menghimpun dana, dapat menerima tabungan dan deposito berjangka, namun tidak diperkenankan menerima simpanan giro dan tidak diperkenankan member jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan jenis lembaga keuangan bukan bank dapat berupa lembaga pembiayaan, perusahaan model ventura, perusahaan anjak piutang, perusahaan pembiayaan konsumen, perusahaan kartu kredit, dana pensiun, pegadaian, pasar modal dan lain-lain.

Perkembanagan lembaga keuangan atau bank semakain pesat ditambah munculnya dengan lembaga keuangan syariah atau perbankan syariah yang berlandasan kepada syariah islam dengan sistem bagi hasilnya perbankan syariah akan berkembang pesat di duni ini apalagi di negara kita yang mayoritas penduduknya beragama islam.

Page 2: Makalah Sistem Keuangan Syariah

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan latar belakang di atas, maka kami akan membahs masalah mengenai :

1. Apa saja konsep dasar transaksi muamalah ?

2. apa itu lembaga keuangan ?

3. Bagaimana pengelolaan keuangan pada lembaga syariah ?

4. Bagaimana pengelolaan keuangan pada lembaga konvensional ?

5. Apa yang di maksut lembaga Bank dan bagaimna pengelolaan keuangannya ?

6. Bagaimana pengelolaan keuangan pada lembaga bukan bank ?

C. TUJUAN

Dilihat dari rumusan masalah yang ada, kami dapat mengetahui bahwa makalah mempunya tujuan untuk:

1. Mengetahui dasar transaksi dalam muamalah

2. mengetahui pengetian lembaga keuangan

3. Mengetahui pengelolaan keuangan pada lembaga syariah

4. Mengetahui pengelolaan keuangan lembaga konvensional

5. Mengetahui pengertian lembaga bank dan pengelolaan keuangannya

6. Dapat mengetahui pengelolaan keuangan lembaga yang bukan bank

D. MAMFAAT

Selain memiliki tujuan, kami membuat makalah ini agar bisa memperoleh mamfaat di anatarnya:

1. diharapkan dengan pembuatan makalah ini kami memperoleh tambahan ilmu pengetahuan tetang menajemen perbankan syariah dan juga perbankan konvensional.

2. diharapkan makalah ini bisa di jadika bahan ajaran bagi semua mahasiswa atau masyarakat luar agar dapat mengerti dan membedakan antara bank syariah dan konvensional.

Page 3: Makalah Sistem Keuangan Syariah

BAB II

PEMBAHASAN

A.KONSEP DASAR TRANSAKSI MUAMALAH

Muamalah dengan pengertian pergaulan hidup tempat setiap orang melakukan perbuatan dalam hubungan dengan orang lain yang menimbulakan hubungan hak dan kewajiban itu merupak bagian terbesar dalam hidup manusai. Oleh karenanya, agama Islam menempatkan bidang muamalah ini sedemikian penting hingga hadis Nabi mengajarkan bahwa agama adalah muamalah. Muamalah dengan pengertian terbatas seperti yang dikemukakan oleh para fukaha itu merupakan bagian terbesar dalam hidup manusia. Meskipun demikian, hukum Islam dalam memberikan aturan – aturan dalam bidang muamalah bersifat amat longgar guna memberi kesempatan perkembangan – perkembangan hidup manusia dalam bidang ini di kemudian hari. Hukum Islam memberi ketentuan bahwa pada dasarnya pintu perkembangan muamalah senantiasa terbuka, tetapi perlu diperhatikan agar perkembangan itu jangan sampai menimbulkan kesempitan – kesempitan hidup pada suatu pihak oleh karena adanya tekanan – tekanan. Prinsip atau dasar pada trnsakis muamalah atau muamalat:

1. Prinsip wadi’ah

Prinsip wadi’ah ( simpanan atau titipan ) merupakan fasilitas yang di berikan lembaga keuanngan syariah dengan memberikan kesempatan kepada pihak yang memiliki kelebihan dana untuk menyimpan dana dalam bentuk al-wadi’ah yang pada perbankan konvensional di sebut giro.

2. Prinsip Syarikah

Prinsip syarikah ( bagi hasil ) adalah tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bagi hasil dapat terjadi pada lembaga keuangan dengan penyimpan dana atau lembaga keuangan penerima dana.

3. Prinsip Tijaroh ( jual beli atau pengembalian keuntungan )

Lembaga keuangan bank syariah dapat melakukan transaksi jual beli. Bank membeli terlebih dahulu barang yang di butuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank dalam melakukan pembelian barang atas nama bank. Kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga yang di beli ditambah margin sebagai keuntungan.

4. Prinsip al-ajr ( sewa atau pengambilan fee )

Bank membeli perlengkapan ( equibmen ) yang di butuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam waktu yang telah di sepakati. Prinsip yang dilakukan adalah sewa murni ( operating lease ) atau sewa beli ( financial lease ). Pada lembaga keuangan konvensional, prinsip ini diterapkan pada leasinig ( pembiayaan ).

Page 4: Makalah Sistem Keuangan Syariah

5. Prinsip al-qardh ( biaya adminitrasi )

Prinsip ini merupakan layanan atau jasa bank non-penghimpunan dana dan penyaluran dana. Bentuk produk yang diberikan berupa zakat, infak, dan sedekah.

B. LEMBAGA KEUANGAN

Lembaga keuangan merupakan sebuah lembaga yang kekayaannya sebagian besar dalam bentuk tagihan (claims) artinya lembaga ini mempunyai bentuk aset riil (seperti peralatan gedung dan sebagainya) lebih sedikit daripada tagihan atau aset finansial (saham, instrumen uang dan surat berharga lainnya) yang bersifat sebagai perantara bagi mereka yang mempunyai dana bagi mereka yang memerlukan dana. Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah.

Intinya, lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya. Secara teoritis dikenal dua macam lembaga keuangan yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Adapun peranan utama dari kedua lembaga ini relatif sama yaitu sebagai perantara keuangan (financial intermediation) antara surplus unit (ultimate lenders) dengan defisit unit (ultimate borrowers).

Lembaga keuangan terdiri dari kata lembaga dan keuangan. Arti kata lembaga (KBBI) adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha, sedangkan arti kata keuangan (KBBI) adalah seluk-beluk uang; urusan uang. Jadi, secara harfiah lembaga keuangan artinya badan (organisasi) yang melakukan suatu usaha yang berkaitan dengan urusan uang.

C. LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Lembaga keuangan syariah adalah suatu lembaga yang dalam mengelola keuangannya bersumber kepada syariah islam, dan dengan kehadiran lembaga syariah ini dapat membantu pertumbuhan ekonomi dalam satu negara. Secara garis besar telah banyak lembaga yang berlebel syariah salah satunya:

1. Bank Syariah

Bank syariah adalah salah satu lembaga yang memiliki fungsi utama, menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan mengerimkan uang.

Adapun prinsip-prinsip bank syariah

Pada dasarnya produk utma dalam perbankan adalah penghimpunan dana, penyaluran dan, dan layana/jasa perbankan.

Page 5: Makalah Sistem Keuangan Syariah

a. Titipan atau Simpanan ( depository/al-wadi’ah )

prinsip ini dapat di artiakan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, bauik individu maupun badan hukum, yang harus di jaga dan di kembalikan kapan saja si penitip manghendaki.

b. Bagi Hasil ( profit-sharing )

secara umum, prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat di bagi menjadi empat akad utama, yaitu al-musyarakah, al-mudharabah, al-muzara’ah, dan al-musaqah. Tetapi yang sering di gunakan hanya dua yaitu al-musyarakah dan al-mudharabah.

1. Al-musyarakah

Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua belah pihak atau lebih untuk usaha tertentu dimna masing-masing pihak memberi kontribusi danadengan kesepakan bahwa keuntungan dan resiko akan di tanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

2. Al-mudharabah

Al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimna pihak pertama menyediakan seluruh mudal, sedang pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan ussaha secara mudharabah dibagi sesuai kesepakatan pada awal konrtak atau akad.

3. Al-muzara’ah

Al-muzara’ah adalah kerja sama pengelolaan pertanian antara pemilik lahan dan penggarab, diman pemilik lahan memberikan lahan pertanian untuk di tanami dan di pellihara denggan imbalan tertentu dari hasil panen.

4. Al-musaqah

Al-musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah dimana si penggarab hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, si penggarab berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.

c. Jual Beli ( al-murabahah )

al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntunggan yang di sepakati, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan. Pada umumnya, si pedagang eceran tidak akan memesan dari grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka telah menyepakati tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang akan diambil pedagang eceran, serta besarnya angsuran kalaw mimang akan dibayar secara angsuran.

Page 6: Makalah Sistem Keuangan Syariah

d. Al-ijarah

Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran uapah sewa, tanpa di ikuti dengann pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

D. LEMBAGA KEUANGAN KONVENSIONAL

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman.

Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.

Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR.

E. LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah semua lembaga (badan) yangmelakukan kegiatan usahanya dalam bidang keuangan dengan cara tidak langsung tetapi dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan-perusahaan. Lembaga keuangan buka bank ini (LKBB) diklafikasikan menjadi empat lembaga.

1. Contraktual institution adalah lembaga yang menarik dana dari masyarakat denganh menawarkan kontrak untuk proteksi terhadap resiko ketidakpastian. Contoh lembaga keuanagan ini adalah perusahaan asuransi dan dana pensiun.

2. Investment institution adalah lembaga keuangan yang usahanya terkait di pasar modal, contoh : perusahaan sekuritas, perusahaan broker/pialang saham.

Page 7: Makalah Sistem Keuangan Syariah

3. Finance companies adalah lembaga keuangan yang mempunyai bidang usaha dan menyediakan beberapa jenis pembiayaan dalam bidang, seperti sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), pembiayaan konsumen dan jasa kartu kredit.

4. LKBB lainya adalah lembaga keuangan yang bergerak diluar ketiga lembaga di atas, seperti pegadaian.

Page 8: Makalah Sistem Keuangan Syariah

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN MAKALAH

Lembaga keuangan dan bank merupakan salah satu pelaku terpenting dalam perekonomian sebuah negara. Masyarakat maupun kalangan industri/usaha sangat membutuhkan jasa Bank dan lembaga keuangan lainnya, untuk mendukung dan memperlancar aktivitasnya. Pasar Modal dan Pasar Uang merupakan bagian dari pasar keuangan. Yang merupakan sarana pengerahkan dana atau tempat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang mengalami kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan penabung dan peminjam.

B. KESIMPULAN PEMAKALAH

Lembaga keuangan merupaka salah satu pilar yang sangat penting atas kemajuan perekonomia suatu negara. Dengan adanya lembaga keuangan yang ada di suatu negara maka akan mempermudah para kalangan yang memiliki penghasilan yang amat banyak, baik dari kalangan indusri ataupun usaha yang lain untuk menginvestasikan penghasilannya pada lembaga keuangan. Karena mereka para invistor sangat membutuhkan jasa lembga kauangan atau lembaga yang lainya untuk lebih mendukung aktivitasnya. Sedangkan lembaga keuangan yang ada di dunia ini semakin hari semakin berkembang baik dari lembaga keuangan konvensional maupun lembaga bukan bank dana di tambah lagi dengan hadirnya lembaga keuangan syariah atau bank syariah.

Lembaga keuangan yang berlebel syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang sangat berpotensi untuk memajukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Apalagi ditambaha dengan sistemnya yang sangat baik, dengan sistem bagi hasil atau mudharabah dan tidak mengunakan sistem riba atau bunga yang dilakukan oleh lembaga konvensional atau bank konvensional. Karena dengan sistem itu maka lembaga itu akan kokoh dan tidak akan berpengaruh apabila terjadi inflasi di suatu negara.

C. SARAN

Jadi sebaiknya dalam melakukan penyimpanan atau menjadi invistor kepada lembaga keuangan kita menggunakan lembaga syariah yang mana pada dengan sistemnya yang mudharabah atau bagi hasil akan memeberi keuntungan yang baik untuk kita, seklain terhindar dari riba yang dilarang pada agama kita.

Page 9: Makalah Sistem Keuangan Syariah

DAFTAR PUSTAKA

Danupranata, Gita. 2013. Manajemen perbankan syariah. Jakarta. Salemba empat.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syari’ah: teori dan praktik. Jakarta. Gemma Insani Pres

Basyir, Ahmad Azhar. 2012. Asas-asas hukum muamalat. Yogyakarta. UII pres.