Makalah restoran LW1
description
Transcript of Makalah restoran LW1
Tugas KelompokMakalah Pengolahan Limbah Cair dan Domestik
“Rumah Makan Lesehan Damai “
Disusun Oleh:
Andi Ilham 14120100039
Nurafifah 14120100069
Wa Ode Safariah 14120100077
Ety Apriyani 14120100082
Muh.Furqan 14120100217
Muh.Irfan Nur 14120100359
Zulfiadin Mustari 1412090083
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia.
Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara
pengolahannya (Santoso, 1999). Makanan-makanan tersebut sangat
mungkin sekali menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita
sehingga kita jatuh sakit. Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan
minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media
bagi suatu penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang
terkontaminasi disebut penyakit bawaan makanan (food-borned diseases)
(Susanna, 2003).
Berdasarkan UU Pangan No. 7 tahun 1996, keamanan pangan adalah
kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Selain keamanan pangan yang harus dijaga, pengolahan limbah yang
harus diperhatikan karena dapat berpengaruh besar pada kesehatan. Hal
tersebut disebabkan pengolahan limbah yang tidak diperhatikan dapat
mencemari lingkungannya.
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang
merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan
semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala
kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada
umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut.
Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk
menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan
masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair
dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah
tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah
tersebut belum mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya,
keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai negatif bagi suatu
kegiatan restoran. Hal yang penting dalam konsep pengolahan air limbah
restoran adalah usaha mencegah atau menekan beban cemaran
seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi itu sendiri
(konsep produksi bersih). Baru pada tahap selanjutnya adalah
pengolahan air limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari badan air
(sungai, selokan dsb).
B. Rumusan Masalah1. Apa definisi limbah cair ?
2. Bagaimana jenis-jenis limbah cair ?
3. Apa dampak limbah cair bagi kesehatan, kehidupan biotik, nilai
estetika dan benda abiotik?
4. Bagaimana pengolahan limbah cair pada Rumah Makan Lesehan
Damai?
5. Bagaimana teknologi pengolahan limbah cair pada restoran yang baik
C. Tujuan1. Untuk mengetahui definisi limbah cair
2. Untuk mengetahui jenis-jenis limbah cair
3. Untuk mengetahui dampak limbah cair bagi kesehatan, kehidupan
biotik, nilai estetika dan benda abiotik
4. Untuk mengetahui pengolahan limbah cair pada Rumah Makan
Lesehan Damai
5. Untuk mengetahui teknologi pengolahan limbah cair pada restoran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Restoran atau Rumah MakanMenurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003, tentang persyaratan higienis sanitasi rumah
makan dan restoran. Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan
yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen
dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,
penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi
umum di tempat usahanya.
Menurut Suarthana (2006:23) : rumah makan adalah tempat usaha
yang komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan pelayanan
makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Menurut Sihite
(2000:16) : rumah makan adalah suatu tempat dimana seseorang yang
datang menjadi tamu yang akan mendapatkan pelayanan untuk
menikmati makanan, baik pagi, siang ataupun malam sesuai dengan jam
bukanya dan oleh tamu yang menikmati hidangan itu harus membayar
sesuai dengan harga yang ditentukan sesuai daftar yang di sediakan
rumah makan itu. Menurut www.wikipedia.com : rumah makan adalah
istilah umum untuk menyebut usaha yang menyajikan makanan kepada
masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan itu serta
menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan pelayanannya.
Restoran merupakan bidang usaha dari industri pangan yang
tergolong ke dalam industri jasa boga yang sering dilupakan peranannya,
padahal restoran sering berhubungan langsung dengan konsumen
sehingga harus memperhatikan segi penyajian, pelayanan, kenyamanan
tempat, dan suasananya. Jenis pelayanan ini biasanya mempunyai
macam makanan yang dihidangkan, agar pelanggan dapat leluasa
memilih dan menikmati makanan yang dikehendakinya (Kabul, 2004).
Kepuasan pelanggan di restoran adalah terpenuhinya kebutuhan
dan keinginan akan produk, jasa layanan pelanggan dan minuman.
Unsur-unsur yang dapat memenuhi kepuasan konsumen dapat diberikan
dengan penyediaan makanan dan minuman yang bersih, lingkungan
restoran yang nyaman serta pelayanan dari pramusaji yang memuaskan.
B. Jenis Restoran Seiring dengan perubahan waktu, restoran pun mengalami
perkembangan jenis baik dari segi jenis hidangan ataupun pelayanan.
Oleh sebab itu restoran terus berubah-ubah mengikuti perkembangan
zaman dan selera pembeli karena pola hidup seseorang atau masyarakat
yang berubah-ubah. Torsina (2000) membagi jenis restoran ke dalam
sepuluh jenis restoran yang ada sekarang, yaitu:
A. Family Conventional
Restoran yang ditujukan pada tradisi keluarga. Prioritas utamanya
adalah menyediakan menu makanan dan minuman yang enak,
suasana yang nyaman, dan harga yang bersahabat. Restoran ini
menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederhana.
B. Fast Food
Restoran ini lebih menekankan pada kecepatan penyajian. Makanan
dan minuman yang dipesan akan segera tersedia dalam waktu yang
singkat. Jenis menu relatif terbatas dan harga yang ditawarkan relatif
tidak mahal. Lebih mengutamakan pelanggan yang banyak. Dekorasi
tempat dengan warna-warna utama dan terang. Restoran jenis ini erat
kaitannya dengan eat in (makan di restoran) dan take out (dibawa
keluar). Restoran jenis ini lebih mengutamakn turn over yang tinggi
dari pelanggan.
C. Speciality Restaurants
Restoran ini menyajikan menu dan suasana yang khas, berkualitas,
dan menarik perhatian. Harga yang relatif mahal. Tempat dan
lokasinya biasanya jauh dari pusat keramaian yang ditujukan
utamanya untuk wisatawan atau orang-orang yang ingin mrntraktir
teman-teman, keluarga dalam suasana yang khas dan unik.
D. Cafetaria
Pengunjung kafe relatif banyak dan homogen tergantung dari menu
yang disajikan. Hal ini disebabkan karena kafe biasanya didirikan di
dalam perkantoran, sekolah, pabrik, swalayan dan tempat-tempat
keramaian lainnya. Harga yang ditawarkan relatif murah dan menunya
berganti-ganti tiap hari serta jumlah menu terbatas seperti menu yang
disajikan dirumah.
E. Coffee Shop
Ditandai dengan pelayanan secara cepat dan pergantian tempat
duduk yang cepat. Untuk menarik perhatian pengunjung yang akan
makan siang atau coffe break, lokasi utamanya ditempatkan di gedung
perkantoran atau di pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang
tinggi, selain itu dibuat banyak sitting yang menempati counter service
untuk menimbulkan suasana informal.
F. Gourmet
Restoran berkelas yang ditujukan bagi pelanggan yang menginginkan
pelayanan yang tinggi dan bergengsi. Ruangannya didekorasi untuk
menciptakan suasana yang nyaman dan bersifat artistik.
G. Etnik
Restoran ini dicirikan dengan menyajikan menu makanan yang berasal
dari daerah tertentu yang spesifik. Pakaian seragam dari pelayannya
disesuaikan dengan asal daerah makanan dan minuman. Dekorasi
tempat dan ruangan menggambarkan suasana etnik tertentu.
H. Snack Bar
Restoran ini melayani orang-orang yang ingin makanan kecil atau
jajan dan ukuran ruangan relatif kecil. Penyajian yang ditawarkan
berupa eat in (makan di restoran) dan take out (Makanan dibungkus),
sehingga mereka dapat memperoleh volume penjualan yang baik.
I. Buffet
Berupa swalayan, tapi untuk produk wine, liquor dan bir dapat dilayani
dengan khusus. Buffet dicirikan dengan berlakunya satu harga untuk
makan sepuasnya. Peragaan dan display makanan sangat memegang
peranan disini, sebab langsung menjual dirinya.
J. Drive In/Drive Thru or Parking
Pelanggan yang berkendara dengan menggunakan mobil tidak perlu
keluar dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat in
(sementara parkir) atau “take away” dan jenis makanan yang disajikan
pun dikemas secara praktis.
C. Limbah Restoran
Limbah, yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari suatu
hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke
lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah
kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari
industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun
dengan Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik
sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga
(permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air
tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair dalam
proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi,
volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga
minimal.
Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi
dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan
pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah cair tersebut
memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam
pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien
perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara
terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste
minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga
pembuangan limbah produksi (disposal).
D. Jenis-Jenis Limbah Cair
Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah
tangga dan air limbah industri termasuk pada restoran. Secara umum
didalam limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat berbahaya,
sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang
mengandung zat-zat yang berbahaya dan harus dilakukan penanganan
khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi terlebih
dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat berbahaya itu
bisa memetikan fungsi mikro organisme yang berfungsi menguraikan
senyawa-senyawa di dalam air limbah. Sebagian zat-zat berbahaya
bahkan kalau dialirkan ke sawage plant hanya melewatinya tanpa terjadi
perubahan yang berarti, misalnya logam berat. Penanganan limbah
industri tahap awal ini biasanya dilakukan secara kimiawi dengan
menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi yang bersifat
kotoran umum.
E. Dampak Limbah Cair
Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa,
maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang
sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah
tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah
tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan,
baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.
1. Dampak bagi Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia
mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air
limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa
saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta
schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu
sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:
a. Virus Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti
modus penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat
pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air.
b. Vibrio Cholera Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan
penyebaran melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran
manusia yang mengandung vibrio cholera.
c. Salmonella Typhosa A dan Salmonella Typhosa B merupakan
penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat
di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah
melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia
yang banyak berpenyakit typhus.
d. Salmonella Spp Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis
bakteri banyak terdapat pada air hasil pengolahan.
e. Shigella Spp adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat
pada air yang tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui
kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan
makanan, lalat dan tanah.
f. Basillus Antraksis adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada
air limbah dan sporanya tahan terhadap pengolahan.
g. Brusella Spp adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta
serta menyebabkan keguguran (aborsi) pada domba.
h. Mycobacterium Tuberculosa adalah penyebab penyakit tuberculosis
dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium.
i. Leptospira adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama
berasal dari tikus selokan .
j. Entamuba Histolitika dapat menyebabkan penyakit amuba disentri
dengan penyebaran melalui Lumpur yang mengandung kista.
k. Schistosoma Spp adalah penyebab penyakit schistosomiasis, akan
tetapi dapat dimatikan pada saat melewati pengolahan air limbah.
l. Taenia Spp adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi
yang sangat tahan terhadap cuaca.
m. Ascaris Spp. Enterobius Spp Menyebabkan penyakit cacingan dan
banyak terdapat pada air hasil pengolahan dan Lumpur serta sangat
berbahaya terhadap kesehatan manusia.
2. Dampak bagi kehidupan biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah,
maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di
dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di
dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini
akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di
dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga
karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat
menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai
akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan sendiri yang
seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat. Sebagai
akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan.
3. Dampak bagi nilai estetika
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh
restoran seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang
berupa bahan-bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas
yang berasal dari restoran ini perlu dilakukan pengendapan terlebih
dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan
waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah
mengalami proses pembusukan dari zat organic yang ada didalamnya.
Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari
zat organic yang sangat menusuk hidung.
Disamping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya
ampas akan memerlukan tempat yang banyak dan mengganggu
keindahan tempat sekitarnya. Selain bau dan tumpukan ampas yang
menggangu, maka warna air limbah yang kotor akan menimbulkan
gangguan pemandangan yang tidak kalah besarnya.
Keadaan yang demikian akan lebih parah lagi, apabila pengotoran
ini dapat mencapai tempat umum atau pemukiman penduduk.
4. Dampak bagi benda abiotik
Apabila air limbah mengandung gas karbondioksida yang agresif,
maka mau tidak mau akan mempercepat proses terjadinya karat pada
benda yang terbuat dari besi. Dengan cepat rusaknya benda tersebut
maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti
akan menimbulkan kerugian material. Selain karbon dioksida gresif,
maka tidak kalah pentingnya apabila air limbah itu adalah air limbah yang
berkadar pH rendah atau bersifat asam maupun pH tinggi yang bersifat
basa. Melalui pH yang rendah maupun pH yang tinggi mengkibatkan
timbulnya kerusakan pada benda-benda yang dilaluinya.
Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air limbah
mempunyai sifat yang menggumpal pada suhu udara normal, dan akan
berubah menjadi cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak
yang merupakan benda cair pada saat dibuang ke saluran air limbah
akan menumpuk secara kumulatif pada saluran air limbah karena
mengalami pendinginan dan lemak ini akan menempel pada dinding
saluran air limbah yang pada akhirnya akan dapat menyumbat aliran air
limbah. Selain penyumbatan akan dapat juga terjadi kerusakan pada
tempat dimana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat timbulnya
bocor.
F. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA RESTORAN
1. Pengolahan secara fisik
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap
air buangan diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar
dan mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan
terlebih dahulu.
a. Penyaringan (Screening) merupakan cara yang efisien dan
murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar.
Bahan tersuspensi yang mudah menegndap dapat disisihkan secara
mudah dengan pengendapan. Parameter desain yang utama untuk
proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan
waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
b. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-
bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak
mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat
digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi atau
clarification atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan
memberikan aliran udara ke atas atau air flotation.
c. Proses filtrasi
Di dalam pengolahan air limbah biasanya dilakukan untuk
mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan
dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi
dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat
membran yang digunakan untuk proses osmosis.
d. Proses adsorbsi
Biasanya dengan karbon aktif dilakukan untuk menyisihkan
senyawa aromatic dan senyawa organik lainnya terutama jika diinginkan
untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.
2. Pengolahan secara kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid).
Logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan
tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-
bahan tersebut yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah
diendapkan (flokuasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa rekasi oksidasi
reduksi dan juga berlangsung sebagai hasil oksidasi.
3. Pengolahan secara biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara
biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi
dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam
beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan
biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan
secara biologi dapat dibedakan secara 2 jenis yaitu :
a. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth
reactor)
Didalam reactor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh
dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang
banyak dikenal berlangsung dalam reactor jenis ini. Proses lumpur aktif
terus berkembang dengan berbagai modifikasinya antara lain oxidation
ditch dan kontak stabilisasi. Oxidation ditch memiliki beberapa kelebihan
yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85-90 % (dibandingkan
80-85 %) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang
lebih tinggi (90-95 %), kontak stabilisasi memiliki kelebihan yang lain
yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak
stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses
adsorbsi dalam tangki kotak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD
tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.
b. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reactor)
Dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas
media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan
dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembvangkan selama ini
antara lain trickling filter, cakram biologi, filter terendam dan reaktor
fludisasi. Seluruh modiufikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan
BOD sekitar 80-90%.
Ditinjau dari segi lingkungan, dimana berlangsung proses
penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan atas dua jenis :
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa hadirnya oksigen
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400mg/l proses aerob
masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih
tinggi dari 4500 mg/l proses anaerob lebih ekonomis.
G. Rumah Makan Lesehan DamaiRumah Makan Lesehan Damai merupakan rumah makan yang berdiri
sejak tahun 2003 dan didirikan oleh Pak Miskan. Rumah makan ini
termasuk dalam klasifikasi Family Conventional (restoran yang ditujukan
pada tradisi keluarga). Dengan jumlah pegawai saat ini sekarang
sebanyak 22 orang dan jumlah pengunjung perharinya rata-rata 300
orang. Rumah makan ini terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan, depan
Universitas Islam Makassar. Pada saat dilakukan penelitian di rumah
makan tersebut, ternyata tidak ada pengolahan system air limbahnya.
Rumah makan tersebut tidak melakukan pengolahan pada limbah cair,
padat dan gas. Untuk limbah cair, rumah makan ini hanya menyalurkan ke
aliran got sekitar rumah makan. Untuk limbah padat, rumah makan ini
hanya menampung dan menunggu pengangkut sampah yang lewat
sekitar rumah makan. Untuk limbah gas, rumah makan tidak melakukan
pengolahan apapun karena di temukan sekitar rumah makan banyak
kerumunan lalat dan berbau tidak sedap.
Rumah makan ini tidak memiliki pengolahan limbah apapun,
sehingga dapat dikatakan rumah makan ini dapat menimbulkan masalah
kesehatan nantinya bila dibiarkan. Rumah makan ini tidak melakukan
pengolahan limbah karena tidak adanya dana untuk menyediakan
instalasi pengolahan seperti penyaringan dan tidak adanya pengetahuan
dari pihak rumah makan akan dampak yang dapat timbul nantinya akibat
dari limbah tersebut.
Rumah makan di Indonesia sebagian besar masih belum mengerti
betul perihal persyaratan hygene sanitasi yang erat hubungannya dengan
kesehatan. Pada umumnya pengusaha rumah makan dalam
menyelenggarakan usahanya hanya mementingkan segi komersial saja
dan kurang memperhatikan persyaratan peraturan tentang kesehatan
atau sanitasi tempat umum. Dalam pengawasan permasalahan hygene
sanitasi, diperlukan peraturan/kebijakan yang mengatur tentang pendirian
dan pengelolaan sanitasi tempat umum termasuk rumah makan.
(Mukono, 2004:43).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan
kualitas lingkungan.
2. Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan
air limbah industri termasuk pada restoran.
3. Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat
bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air
limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti
penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta schitosomiasis.
4. Pengolahan limbah cair pada restoran terdiri dari tiga macam yaitu
pengolahan secara fisik, kimia dan biologi.
5. Tidak adanya pengolahan limbah di Rumah Makan Lesehan Damai.
B. SARAN
1. Teknologi pengolahan limbah cair restoran harus memperhatikan faktor
ekologi lingkungan.
2. Perlu adanya pengawasan yang kontinyu terhadap buangan air limbah.
3. Perlu adanya kajian yang mendalam terhadap teknologi pengolahan
limbah air restoran.
4. Pihak rumah makan lesehan damai tersebut harus melakukan pengolahan
limbah karena dampak kesehatan dan lingkungan nantinya akan
bertambah parah.
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Anwar. 2003. Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Djaja, I Made. 2006. Gambaran Pengelolaan Limbah Cair Di Rumah Sakit X
Jakarta. Universitas Indonesia. Depok
Johan, Bahdir. 2000. Pengolahan Limbah Cair Dengan Proses Evaporasi. BATAN.
Jakarta
Susetyaningsih, Retno. 2008. Kajian Proses Elektrokoagulasi Untuk Pengolahan
Limbah Cair. Yogyakarta..
Yusuf, Guntur. 2008. Bioremediasi Limbah Rumah Tangga Dengan Sistem Simulasi
Tanaman Air. Universitas Islam Makassar.
http://bgfunhas.blogspot.com/2013/01/pengolahan-limbah-cair-pada-restoran.html