Makalah Pbl 8 z arwi.doc

24
Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung Arwi Wijaya 10.2012.294 / B7 [email protected] Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Pendahuluan Jantung adalah salah satu bagian dalam tubuh manusia yang mempunyai funsi memompakan darah ke seluruh tubuh. Darah inilah yang akan membawa nutrisi, oksigen, dan karbondioksida dalam proses metabolisme tubuh kita. Jika jantung mengalami masalah, maka sistem sirkulasi dalam tubuh juga pastinya akan terganggu. Jantung manusia terbagi atas empat ruangan yaitu atrium kanan-kiri dan ventrikel kanan dan kiri. Selain itu juga ada banyak pembuluh vena dalam jantung manusia yang membawa atau mengembalikan darah yang beredar di seluruh tubuh manusia. Jantung akan terus berdetak dan tak akan pernah berhenti. Jika jantung berhenti, maka kehidupan pun juga akan berhenti. Darah tidak lagi mengalir di dalam tubuh kita. Karena itu, jika jantung kita mengalamui gangguan, maka sirkulasi dalam tubuh juga akan terganggu. Jantung harus dijaga agar tetap dalam keadaan baik. Identifikasi Istilah Sinus Karotikus adalah pelebaran kecil pada arteri karotis interna tepat diatas percabangan arteri karotis komunis menjadi cabang karotis eksterna dan interna. Sinus- 1

Transcript of Makalah Pbl 8 z arwi.doc

Page 1: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung

Arwi Wijaya

10.2012.294 / B7

[email protected]

Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Pendahuluan

Jantung adalah salah satu bagian dalam tubuh manusia yang mempunyai funsi

memompakan darah ke seluruh tubuh. Darah inilah yang akan membawa nutrisi, oksigen, dan

karbondioksida dalam proses metabolisme tubuh kita. Jika jantung mengalami masalah, maka

sistem sirkulasi dalam tubuh juga pastinya akan terganggu. Jantung manusia terbagi atas

empat ruangan yaitu atrium kanan-kiri dan ventrikel kanan dan kiri. Selain itu juga ada

banyak pembuluh vena dalam jantung manusia yang membawa atau mengembalikan darah

yang beredar di seluruh tubuh manusia. Jantung akan terus berdetak dan tak akan pernah

berhenti. Jika jantung berhenti, maka kehidupan pun juga akan berhenti. Darah tidak lagi

mengalir di dalam tubuh kita. Karena itu, jika jantung kita mengalamui gangguan, maka

sirkulasi dalam tubuh juga akan terganggu. Jantung harus dijaga agar tetap dalam keadaan

baik.

Identifikasi Istilah

Sinus Karotikus adalah pelebaran kecil pada arteri karotis interna tepat diatas

percabangan arteri karotis komunis menjadi cabang karotis eksterna dan interna. Sinus-sinus

ini mengandung baroreseptor yang mendeteksi perubahan tekanan darah dan meneruskan

informasi ke SSP.1

Skenario

Seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat karena tiba-tiba

ia merasa lemas dan jantungnya berdegub sangat cepat. Pada pemeriksaan fisik didapat:

Tekanan darah: 80/60 mmHg, denyut nadi: 150x/menit, pernapasan: 32x/menit, suhu: 35,5 C.

Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter melakukan tindakan massage pada sinus

karotikus. Tidak beberapa lama setelah massage tersebut pasien pulih kembali.

Mind Map

1MakroMakroMikroIrama

JantungIrama

Jantung

Page 2: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

Struktur Jantung

1. Histologi Jantung

Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secara ritmik, yang memompa darah

melalui sistem sirkulasi. Jantung juga berfungsi untuk menghasilkan sebuah hormon yang

disebut faktor natriuretik atrium. Jantung memiliki beberapa permukaan ,diantaranya Apex

cordis, terletak di inferoanterior sinistra cor; Basis cordis, menghadap ke superodextra

posterior jantung; Facies sternocostalis,di bagian anterior; Fascies diaphragmatica, di bagian

inferior. Dindingnya terdiri atas tiga tunika yaitu endokardium, miokardium, dan

perikardium. Endokardium bersifat homolog dengan intima pembuluh darah. Endokardium

terdiri atas selapis sel endotel gepeng, yang berada di atas selapis tipis subendotel jaringan

ikat longgar yang mengandung serat elastin dan kolagen, selain sel otot polos. Yang

menghubungkan miokardium pada lapisan subendotel adalah selapis jaringan ikat yang

mengandung vena, saraf, dan cabang dari sistem penghantar-impuls jantung (sel purkinje).

Miokardium adalah tunika yang paling tebal dari jantung dan terdiri atas sel otot jantung yang

tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung dalam pilinan yang rumit.

Sejumlah lapisan besar ini akan berinsersi ke dalam skeleton fibrosa jantung. Susunan sel otot

ini sangat bervariasi sehingga sediaan hsitologi dari sebagian kecil daerahnya, akan

memperlihatkan sel-sel yang tersusun dalam berbagai arah. Bagian luar jantung dilapisi oleh

epitel selapis gepeng yang ditopang oleh selapis tipis jaringan ikat yang membentuk

2

Perempuan merasa lemas, jantung berdetak cepat, TD: 80/60, denyut nadi : 150/m,

pernafasan: 32/m, suhu: 35,50C

Organ Terkait Mekanisme Jantung

Tekanan Darah

Tekanan Darah

Page 3: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

epikardium. Epikardium dapat disetarakan dengan lapisan viseral perikardium, yaitu

membran serosa tempat jantung berada. Diantara lapisan viseral dan lapisan parietal, terdapat

sejumlah kecil cairan yang memudahkan pergerakan jantung. Katup jantung terdiri atas

jaringan ikat fibrosa padat di pusat, yang dilapisi kedua sisinya oleh lapisan endotel. Dasar

katup melekat pada anulus fibrosis di skeleton fibrosa.1,2

Jantung mempunyai sistem khusus untuk membangkitkan stimulus ritmik yang

tersebar di seluruh miokardium. Sistem ini terdiri atas dua nodus yang terletak di atrium,

yaitu nodus sinoatrial (SA) dan nodus atrioventrikular (AV), serta berkas atrioventrikular.

Berkas atrioventrikular berasal dari nodus AV dan bercabang ke kedua ventrikel. Sel-sel dari

sistem penghantar impuls secara fungsional disatukan oleh taut celah. Nodus SA merupakan

massa sel otot jantung yang termodifikasi, berbentuk fusiform, serta lebih kecil dari sel otot

atrium. Nodus ini memiliki ebih sedikit miofibril. Sel-sel nodus AV serupa dengan sel nodus

SA, namun juluran sitoplasmanya bercabang ke berbagai arah, dan membentuk jalinan.

Berkas AV dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan nodus AV. Akan tetapi, ke arah distal,

sel ini akan menjadi lebih besar dari sel otot jantung biasa dan memiliki tampilan tersendiri.

Sel purkinje memiliki satu atau dua inti di pusat dan sitoplasmanya kaya akan mitokondria

dan glikogen. Miofibrilnya jarang ditemui dan terutama terdapat pada di bagian tepi

sitoplasma. Setelah menyusuri lapisan subendokardium, miofibril memasuki ventrikel dan

membentuk lapisan intramiokardium. Susunan ini penting karena memungkinkan stimulus

mencapai lapisan terdalam otot ventrikel.1

2. Anatomi Sistem Jantung

Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di

rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan

vertebra (belakang) di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di bagian atas dan meruncing

membentuk titik di ujungnya (apeks) di bagian bawah. Jantung terletak menyudut di bawah

sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak di kanan dan apeks di kiri sternum.

Ketika jantung berdenyut kuat, apeks sebenarnya memukul bagian dalam dinding dada di sisi

kiri. Jantung dilindungi oleh suatu lapisan yang disebut perikardium. Perikardium adalah

kantong yang berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung

dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang

membungkus paru. Lapisan pertama perikardium adalah lapisan fibrosa luar pada

perikardium tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk

melindungi jantung. Pericardium fibrosa merupakan kantong berbentuk conus, ke superior

3

Page 4: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

menyempit dan melanjut sebagai lapisan luar pembuluh darah besar dan fascia pretrachealis,

ke arah inferior melekat pada centrum tendineum dan pars muscularis diaphragma sinistra.

Pericardium fibrosa melekat pada dataran posterior sternum lewat ligamentum

pericardiacosternalis superior yang berhubungan dengan ujung superior corpus sternum dan

ligamentum pericardiacosternalis inferior yang berhubungan dengan ujung inferior corpus

sterni. Pembuluh darah yang terbungkus oleh pericardium fibrosa adalah aorta, vena cava

superior, arteri pulmonalis dextra dan sinistra serta keempat Vv. Pulmonales. Lapisan kedua

adalah serosa dalam yang juga terdiri dari dua lapisan yaitu membran viseral (epikardium)

yang menutup permukaan jantung dan membran parietal yang melapisi permukaan bagian

dalam fibrosa perikardium. Pericardium serosa merupakan kantung tertutup yang

berhubungan dengan pericardium fibrosa dan invaginasi jantung sehingga terbentuk pars

parietalis dan pars visceralis. Pars visceralis (epicardium) membungkus jantung dan

pembuluh darah besar, dan pada pembuluh darah ini, pars visceralis mengadakan reflexi

(pelipatan balik) menjadi pars parietalis yang berbatasan superior dengan pericardium

fibrosa. Rongga perikardial adalah ruang antara membran viseral dan parietal. Ruang ini

mengandung cairan perikardial yang disekresi lapisan serosa untuk meumasi membran dan

mengurangi friksi.3,4

Jantung terbagi atas paruh kanan dan kiri dengan empat buah rongga. Rongga-rongga

tersebut adalah atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium akan

menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke ventrikel yang memompa

darah dari jantung. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh suatu septum. Septum adalah

partisi kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Septum jantung

yang memisahkan atrium kanan dan kiri dinamakan septum intratial. Septum jantung yang

memisahkan ventrikel kanan dan kiri dinamakan septum interventrikular. Atrium mempunyai

dinding yang relatif tipis. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung,

menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru. Pada atrium kanan dapat ditemui

beberapa bagian lubang yaitu ostium vena cafa inferior et superior, sinus koronarius, dan

foramina venarum minimarum. Ostium vena cafa superior adalah muara dari vena cava

superior pada bagian superior posterior dari sinus venarum, lubangnya menghadap ke inferior

dan anterior sehingga darah tidak akan langsung menuju ke ostium atrioventricularis dextra.

Ostium ini tidak mempunyai valvula (katup). Ostium vena cafa inferior adalah muara dari

vena cava inferior pada bagian inferior sinus venarum dekat septum interatriorum. Ostium ini

lebih besar dari yang superior dan menghadap ke superior posterior, yang berfungsi

mengarahkan darah ke fossa ovalis(pada sirkulasi darah janin). Ostium ini mempunyai

4

Page 5: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

valvula yang disebut valvula vena cafa inferor (valvula Eustachii). Valvula ini terjadi dari

peninggian lipatan endocardium yang melekat pada sisi ventral dan sinistra tepi ostium vena

cava inferior. Tepi bebas valvula cekung dan ujungnya berakhir sebagai 2 cornu. Cornu yang

sinistra melanjut pada tepi ventral limbus fossa ovalis, sedangkan cornu yang dextra meluas

pada dinding atrium. Sinus coronarius bermuara pada atrium dextra di antara vena cava

inferior dan foramen atrioventricularis dextra. Sinus ini berfungsi mengembalikan darah dari

substansia otot jantung. Mempunyai katup yang disebut valvula sinus koronarius (valvula

Thebessi). Valvula ini hanya satu, berbentuk semilunaris, merupakan lipatan lapisan

membran atrium dan melekat pada labium inferior dan dextra dari sinus coronarius. Bentuk

valvula ini dapat juga berbentuk cribriformis atau ganda. Valvula ini akan menutup pada

waktu atrium dextra berkontraksi sehingga darah tidak dapat masuk ke dalam sinus

coronarius. Foramina venarum minimarum ini merupakan muara dari vv. Cordis minimae

(vena Thebessi) yang langsung bermuara ke dalam atrium dextra. Satu lubang muara yang

besar biasanya dapat dilihat pada dinding septum.4

Pada bagian ventrikulus dextra terdapat ostium atrioventricularis dextra, ostium

truncus pumonalis, dan trabacula carnae. Ostium atrioventricularis dextra merupakan apertura

berbentuk oval dengan diameter 4 cm, dikelilingi oleh cincin fibrosa yang kuat dan padanya

melekat valvula tricuspidalis. Valvula tricuspidalis (valvula atrioventricularis dextra)

mengelilingi ostium dengan lembaran tipis seperti daun yang mengarah ke ventrikel. Valvula

tricuspidalis terdiri dari 3 daun yang disebut cuspis. Cuspis anterior (cuspis ventralis/ cuspis

infundibulum) melekat pada dinding anterior conus arteiosus, Cuspis posterior (cuspis

dorsalis/cuspis marginalis) dan cuspis medialis (cuspis septalis) melekat pada dinding septum

ventrikel. Permukaan atricel dari cuspis licin, ditutupi endocardium dari atrium, sedang

permukaan vetriculairnya ireguler, tepi bebasnya bergerigi dan dilekati oleh chorda tendinae.

Chorda ini berfungsi untuk mencegah tekanan balik dan regurgitasi darah ke dalam atrium

selama fase sistolik. Chorda ini melekat pada apex dan bagian tepi facies ventricularis dari

cuspis, sedang ujung lain melekat pada dinding muscularis. Chorda ini umumnya melekat

pada trabekula yang dikenal sebagai m. papillaris. Ostium truncus pumonalis merupakan

lubang bulat terdapat pada puncak conus arteriosus. Ostium ini terletak di sebelah superior

dan sinistra dari ostium atrioventricularis dextra dan menutupi septum interventricularis. Pada

ostium ini terdapat valvula pulmonalis yang terdiri dari 3 cuspis semilunaris yang dibentuk

oleh duplicatuut endocardium dan diperkuat oleh jaringan ikat fibrosa. Cuspis melekat pada

dinding pembuluh darah yang mempunyai tepi yang bebas dan cekung. Di posterior cuspis

terdapat runag seperti kantung disebut sinus dan tempat perlekatan antara cuspis disebut

5

Page 6: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

commissura. Masing-masing cuspis pada bagian tepi bebasnya terdapat penonjolan kecil

disebut nodulus/corpus Arantii, sedangkan bagian dari tepi bebas cuspis disebut lunula.

Trabacula carnae merupakan kumpulan otot yang ireguler yang membentuk permukaan

dalam ventricel, kecuali pada daerah conus arteriosus. Trabecula ada 3 macam, yaitu : rigi

sepanjang dinding ventricel, emnyilangi rongga ventricel dalam jarak pendek serta dilapisi

endocardium serta sebagai m. papillaris. Permukaan dalam conus arteriosus licin dan

dipersuperiori oleh rigi yang disebut crista supraventricularis. Crista ini dimulai dari dinding

dorsal berjalan ke anterior menuju ke truncus pulmonalis pada perlekatan cuspis anterior

valvula tricuspidalis. Trabecula juga dibagi atas trabecula septomarginalis dan M. Papillaris.

Moderator band (trabecula septomarginalis) adalah pita lengkung otot pada ventrikel kanan

yang memanjang ke arah transversal dari dari septum interventrikular menuju otot papilaris

anterior. Otot ini akan membantu dalam transmisi penghantaran impuls. Otot papilaris adalah

penonjolan dari trabecula yang ke perlekatan kordae tendinae katup jantung.4-6

Atrium sinistra terdiri menjadi 2 bagian, yaitu (1) atrium propium (cavum principalis)

yang menjadi muara 4 vv. Pulmonales, pada masing-masing sisi bermuara 2 vena. Muara vv.

Pulmonales ini tidak mempunyai katup. Umumnya vv. Pulmonales bermuara pada 1 lubang.

Ostium atrioventricularis sinistra ukurannya lebih kecil dibanding yang dextra dan dilekati

oleh valvula mitralis. Permukaan bagian dalam atrium propium adalah halus. Pada septum

interatriorum terdapat cekungan yang tepinya dibatasi oleh peninggian yang mengelilingi

valvula foramen ovalis sisa dari septum primum yang bersatu menutupi lubang foramen ovale

pada waktu bayi lahir. (2) Auricula sinistra yang berbentuk panjang, sempit dan lebih

melengkung dibanding yang dextra. Lengkungan yang sebelah ventral mengelilingi basis

truncus pulmonalis dan hanya bagian ini yang dapat terlihat pada facies sternocostalis

jantung. Permukaan dalam auricula sinistra juga terdapat rigi muscular yang disebut mm.

pectinati.4-6

Ventriculus sinistra ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh

facies diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. Ventriculus sinistra ini lebih

panjang, lebih conus dan dindingnya tiga kali lebih tebal daripada yang dextra. Pada

permukaan dalam ventriculus sinistra dapat dijumpai 2 lubang, yaitu ostium atrioventricularis

sinistra dan ostium aorticus. Ostium atrioventricularis berukuran lebih kecil dibanding yang

dextra dan dikelilingi oleh cincin fibrosa. Pada ostium ini melekat valvula bicuspidalis

(valvula mitralis) yang terdiri dari dua cuspis degan ukuran yang tidak sama besar. Cuspis

yang besar terletak di sebelah ventral dan dextra berbatasan dengan ostium aorticum disebut

cuspis ventralis (cuspis anterior/cuspis aorticus). Cuspis yang kecil terletak di sebelah dorsal

6

Page 7: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

disebut cuspis posterior (cuspis dorsalis). Kadang-kadang dijumpai 2 cuspis kecil pada sudut

pertemuan cuspis anterior dan posterior. Pada cuspis melekat chorda tendinae tetapi

berjumlah lebih sedikit dibanding dextra. Trabecula carnae sama dengan yang dextra tetapi

berjumlah lebih banyak dan tebal terutama di daerah apex dan dinding dorsal jantung.

Mempunyai 2 mm. papilares, yaitu m. papillaris anterior yang melekat pada dinding ventral

jantung dan mm. papillaris posterior melekat di sebelah dorsal. Pada ujung m. papillaris

melekat m. chorda tendinae dan dari masing-masing m. papillaris chorda tendinaenya menuju

dan melekat pada kedua cuspis. Ostium aorticum merupakan lubang bulat di sebelah ventral

dan dextra dari ostium atrioventicularis sinistra, mempunyai valvula semilunaris. Bagian dari

ventricel yang letaknya di inferior ostium aorticum disebut vestibulum aorticum. Valvula

aorticus terdiri dari 3 cuspis semilunaris yag serupa dengan valvula pulmonalis tetapi

mempunyai ukuran lebih besar, lebih tebal dan kuat. Lanulanya lebih tegas serta nodulus

(corpora Arantii) lebih tebal dan menonjol. Di antara cuspis dan dinding aorta terdapat

pelebaran berupa kantung disebut sinus aorticus (sinus valsavae). Dari kedua sinus terdapat

lubang arteri coronaria cordis. Nama cuspis berdasarkan posisi jantung di dalam tubuh,

diantaranya valvula anterior, valvula posterodextra (terdapat ostium a. coronaria cordis

dextra), valvula posterosinistra (terdapat a. coronaria cordis sinistra).4-6

Jantung manusia juga mempunyai dua macam katup yaitu katup trikuspid dan

bikuspidalis. Katup trikuspidalis adalah katup yang terletak di atrium dan ventrikel kanan.

Katup ini mempunyai tiga buah daun katup jaringan ikat fibrosa iregular yang dilapisi

endokardium. Katup bikuspidalis ada diantara atrium dan ventrikel kiri. Katup ini

mempunyai dua buah daun katup. Katup bikuspidalis juga sering disebut katup mitral. Katup

ini melekat pada chorda tendinae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup

tricuspid. Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di luar jalur keluar ventricular

hantung sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri dari tiga kuspis

berbentuk bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh darah.

Tepi bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh.3

Jantung mendapat persarafan dari R. cardiacus N. vagus dan truncus sympaticus.

Kedua saraf ini bergabung menjadi plexus cardiacus dan cabang-cabangnya, plexus

coronarius yang berjalan bersama a. coronaria. Saraf simpatis merupakan serabut

postganglionik dari medula spinalis segmen cervical dan thoracal bagian superior. Saraf

parasimpatis (N. vagus) merupakan serabut preganglionik di mana ganglionnya terletak di

jaringan ikat pericardium dari atrium dan di septum interatriorum). Pengaruh saraf

parasimpatis yaitu nodus sinoatrialis (memperlambat frekuensi ritme nodus), myocardium

7

Page 8: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

(memperlemah kontraksi), fasciculus atrioventricularis (memperlambat penghantaran impuls)

dan coronaria(vasokonstriksi). Pengaruh saraf simpatis yaitu nodus sinoatrialis (mempercepat

frekuensi ritme nodus), myocardium (memperkuat kontraksi), fasciculus atrioventricularis

(mempercepat penghantaran impuls) dan coronaria(vasosuperiori).4-6

Mekanisme Kerja Janutng

Darah mengalir melewati suatu sirkuit dalam tubuh kita. Darah yang berasal dari

sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui dua vena besar, yaitu vena kava superior et

inferior yang membawa darah dari bagian tubuh atas dan bawah. Setelah itu darah yang

miskin oksigen akan masuk ke atrium kanan lalu berlanjut ke ventrikel kanan. Setelah itu

darah akan keluar dari jantung dan berjalan menuju paru melalui arteri pulmonalis. Di paru,

darah akan kembali mengandung oksigen dan bergerak menuju jantung melalui vena

pulmonalis yang akan masuk ke atrium kiri. Darah ini akan melanjutkan perjalanannya

menuju ventrikel kiri yang nantinya akan mengalir ke seluruh tubuh lewat aorta.

Sirkulasi paru memiliki tekanan yang rendah dan resistensi rendah, sedangkan

sirkulasi sistemik adalah sistem bertekanan tinggi dan resistensi tinggi. Walaupun kanan dan

kiri jantung memompa darah dalam volume yang sama tapi kerja yang dilakukan berbeda.

Sisi kiri jantung melakukan kerja yang lebih keras karena dia harus memompakan darah ke

pada bagian yang bertekanan lebih tinggi di sistem yang lebih panjang dengan resistensi

tinggi. Katup jantung yang ada dalam jantung akan membuat darah mengalir dalam satu arah

dan tidak kembali ke bagian sebelumnya. Katup dapat membuka dan menutup secara pasif

oleh karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan memaksa katup

terbuka, sementara garedien tekanan yang mengarah ke belakang akan membuat katup

tertutup.3

Jantung berkontraksi secara ritmis oleh akibat potensial aksi yang dihasilkan sendiri.

Pada jantung terdapat dua jenis khusu sel otot jantung. Sel kontraktil membentuk 99% dari

sel-sel otot jantung yang melakukan kerja mekanis memompa darah. Sel ini tidak bisa

membentuk sendiri potensial aksinya. Sisanya sel otot jantung adalah sel otoritmik, sel otot

yang tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang

menyebabkan kontraksi sel jantung kontraktil. Potensial pemacu disebabkan oleh adanya

interaksi kompleks beberapa mekanisme ionik yang berbeda. Perubahan terpenting dalam

perpindahan ion yang menimbulkan potensial pemacu adalah (1) penurunan arus K+ keluar

disertai oleh Na+ yang masuk konstan dan (2) peningkatan arus Ca2+ masuk. Fase awal

depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklis fluks pasif K+ keluar

8

Page 9: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

disertai kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di sel otoritmik

jantung, permeabilitas K+ tidak tetap di antara potensial aksi seperti di sel saraf ataupun sel

otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K+ akan menurun diantara dua potensial aksi

karena K+ secara perlahan menutup pada potensial negatif. Penutupan lambat ini secara

bertahap mengurangi aliran keluar ion positif kalium mengikuti penurunan gradien

konsentrasinya. Sel otoritmik jantung tidak memiliki saluran Na+ berpintu voltase. Sel ini

memiliki saluran yang selalu terbuka dan permeabel terhadap Na+ pada potensial nehatif.

Akibatnya, terjadi influks pasif Na+ dalam jumlah kecil dan konstan pada saat yang sama

ketika kecepatan efluks K+ secara perlahan akan berkurang. Pada paruh kedua potensial

pemacu, suatu saluran Ca+2 transien, salah satu dari dua jenis saluran Ca+2 berpintu voltase,

membuka. Sewaktu depolarisasi lambat berlanjut, saluran ini akan terbuka sebelum membran

mencapai ambang. Influks singkat Ca+2 yang terjadi semakin mendepolarisasi membran,

membawanya ke ambang. Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi

sebagai respon pengaktifkan saluran Ca+2 berpintu voltase yang berlangsung lebih lama dan

diikuti oleh influks Ca+2 dalam jumlah besar. Fase naik yang diinduksi CA+2 pada sel

pemacu jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka, yaitu influks

Na+ dan bukan influks Ca+2 yang mengubah potensial ke arah positif. Fase turun disebabkan

oleh efluksi yang terjadi saat permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+

berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju

ambang akibat penutupan saluran K+ secara perlahan.3

Kecepatan konduksi sinyal potensial aksi eksitatorik sepanjang serabut otot atrium dan

ventrikel kira-kira sebesar 0,3-0,5 m/sec. Kecepatan konduksi pada sistem konduksi jantung

khusus adalah sebesar 4m/sec yang memungkinkan konduksi sinyal eksitatorik yang relatif

cepat ke beberapa bagian jantung.3 Periode refrakter jantung hanya terjadi sebentar-sebentar

adalah kira-kira 0,25-0,30 detik. Sealin itu juga ada masa refrakter relatif yang kira-kira

adalah 0,05 detik, yaitu ketika otot tersebut lebih sulit tereksitasi dibandingkan keadaan

normal.7

Jantung pada keadaan normalnya berdetak dalam keadaan tertentu, yaitu ketika

kontraksi dari atrium sistol dan diikuti oleh kontraksi ventrikel, juga selama tahap diastole

dari empat ruang jantung (istirahat). Struktur yang menlakukan hal tersebut adalah sinoatrial

node (SA node), internodal atrial pathway, atrioventricular node (AV node), berkas His, dan

sistem purkinye. Nodus SA terletak pada pintu masuk vena kava superior pada atrium kanan.

Nodus AV terletak di bagian dasar atrium kanan dekat septum. Ada tiga berkas dari serat-

serat atrium yang mengandung serat purkinya yang menghubungkan nodus SA dan nodus

9

Page 10: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

AV. Tiga berkas tersebut adalah anterior internodal tract of Bachman, middle internodal tract

of Wenckebach, dan posterior internodal of Thorel. Nodus AV akan berlanjut ke berkas His

yang terbagi atas dua arah yaitu ke kanan dan kiri. Serat purkinje adalah serat halus yang

menjulur dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.8

Sel-sel jantung dengan kecepatan inisiasi potensial aksi tertinggi terletaka pada nodus

SA. Nodus SA pada keadaan normalnya memiliki laju orotmisitas 70-80 denyut per menit.

Hal inilah yang akan mengendalikan bagian otot jantung lainnya pada tingkat kecepatan ini

dan karenanya dikenal sebagai pemacu jantung. Yaitu, seluruh otot jantung tereksitasi,

memicu sel-sel kontraktil berkontraksi dan jantung berdenyut dengan kecepatan atau

frekuensi yang telah ditetapkan oleh orotmisitas nodus SA. Jaringan lainnya tidak dapat

menghasilkan irama alaminya yang lebih lambat, karena jaringan ini telah diaktifkan oleh

potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum dapat mencapai ambang dengan irama

lainnya yang lebih lambat. Jika terjadi hambatan pada hantaran impuls atrium akan tetap

berdenyut dengan kecepatan 70 denyut per menit, ventrikel karena tidak dijalankan oleh

nodus SA yang frekuensinya lebih cepat akan mengambil iramanya sendiri yang lebih

lambat. Blok jantung komplit ini terjadi jika jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel

rusak, seperti saat serangan jantung. Jika seorang memiliki denyut jantung yang terlalu

lambat, maka dapat digunakan pemacu jantung buatan yang bisa menghasilkan impuls yang

akan menyebar ke seluruh jantung. Kadang suatu bagian jantung dapat menjadi sangat peka

rangsang dan akan mengalami depolarisasi lebih cepat dari SA. Daerah yang terksitasi

abnormal ini, suatu fokus ektopik akan memicu potensial aksi prematur yang menyebar ke

seluruh jantung, sebelum nodus SA dapat memulai potensial aksi normalnya. Agar jantung

dapat bekerja efisien dalam penyenaran eksitasinya, maka harus memenuhi tiga kriteria yaitu

(1) Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel dimulai, (2)

eksitasi serat-serat otot jantung harus dikoordinasi untuk memastikan bahwa setiap bilik

jantung berkontraksi sebagai satu-kesatuan untuk menghasilkan daya pompa yang efisien,

dan (3) pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus secara fungsional harus terkoordinasi,

sehingga kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi secara simultan.3

Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung

sampai permulaan denyut jantung berikutnya yang disebut siklus jantung. Setiap siklus

diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus. Nodus ini

terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena kava superir,

dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua atrium dan

kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel. Karena terdapat pengaturan khusus dalam sistem

10

Page 11: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

konduksi dari atrium ke ventrikel, ditemukan suatu keterlambatan selama 0,1 detik ketika

impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan atrium

berkontraksi mendahului kontraksi ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam

ventrikel sebelum terjadi kontraksi kuat. Jadi atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu

bagi ventrikel, dan ventrikel akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan

darah ke sistem oembuluh darah tubuh. Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi

(diastol) dan satu periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh satu periode

kontraksi (sistolik).3

Jantung dipersyarafi oleh sistem saraf otonom (SSO) yang terbagi atas sistem saraf

simpatis dan parasimpatis. Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi

denyut jantung pada manusia dewasa muda dari frekuensi normal 70 kali denyut per menit

menjadi 180 sampai 200 dan walaupun jarang sekali terjadi, 250 kali denyut per menit. Juga

perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung sampai dua kali normal

sehingga akan meningkatkan volume darah yang dipompa dan meningkatkan tekanan ejeksi.

Jadi perangsangan simpatis sering dapat meningkatkan curah jantung maksimum sebanyak

dua sampai tiga kali lipat. Sebaliknya penghambatan saraf simpatis ke jantung dapat

menurunkan pemompaan jantung menjadi sedang dengan cara berikut : Pada keadaan normal,

serabut-serabut saraf simpatik ke jantung secara terus menerus melepaskan sinyal dengan

kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan kira-kira 30 persen lebih tinggi bila

tanpa perangsangan simpatik. Oleh karena itu, bila aktivitas sistem saraf simpatis ditekan

sampai di bawah normal, keadaan ini akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan

kekuatan kontraksi otot ventrikel sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung

sampai sebesar 30 persen di bawah normal.7

Perangsangan serabut saraf parasimpatis di dalam nervus vagus yang kuat pada

jantung dapat menghentikan denyut jantung selama beberapa detik, tetapi biasanya jantung

akan mengatasinya dan berdenyut dengan kecepatan 20 sampai 40 kali per menit selama

perangsangan parasimpatis terus berlanjut. Selain itu, perangsangan vagus kuat dapat

menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung sampai 20-30 persen. Serabut-serabut vagus

didistribusikan terutama ke atrium dan tidak begitu banyak ke ventrikel, tempat terjadinya

tenaga kontraksi yang sebenarnya. Hal ini menjelaskan pengaruh perangsangan vagus yang

terutama mengurangi frekuensi denyut jantung daripada sangat mengurangi kekuatan

kontraksi jantung. Meskipun demikian, penuruan frekuensi jantung yang besar digabungkan

dengan penurunan kekuatan kontraksi jantung yang kecil akan dapat menurunkan

pemompaan ventrikel sebesar 50 persen atau lebih.7

11

Page 12: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

Tabel 1. Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung3

Darah yang terkena Efek stimulasi parasimpatis Efek stimulasi simpatis

Nodus SA Mengurangi kecepatan

depolarisasi ke ambang;

mengurangi kecepatan denyut

jantung.

Meningkatkan kecepatan

depolarisasi ke ambang;

meningkatkan kecepatan

denyut jantung.

Nodus AV Meningkatkan penundaan

nodus AV.

Mengurangi penundaan

nodus AV.

Jalur hantaran ventrikel Tidak ada efek. Mempercepat hantaran

melelui berkas His dan serat

purkinje.

Otot ventrikel Tidak ada efek. Meningkatkan kontraktilitas

dan memperkuat kontraksi.

Kelenjar endokrin (medulla

Adrenal)

Tidak ada efek. Mendorong sekresi epinefrin

medula adrenal, jormon yang

memperkuat efek sistem saraf

simpatis jantung/

Vena Meningkatkan aliran balik

vena.

Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.

Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan

tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau penurunan elastisitas pembuluh

darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. Darah yang

dipompa oleh jantung akan mengalir ke dalam pembuluh darah arteri. Pada saat darah

mengalir ke dalam arteri, arteri meregang namun karena sifatnya yang elastisitas arteri akan

kembali ke ukuran semula dan dengan demikian darah akan mengalir ke daerah yang lebih

distal. Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung atau cardiac output dikali Tottal

12

Page 13: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

Peripheral Resistance. Curah Jantung itu sendiri adalah jumlah darah yang dapat dipompa

oleh ventrikel setiap menitnya.

Mekanisme saraf untuk mengatur tekanan arteri yang paling diketahui adalah refleks

baroresptor. Pada dasarnya refleks ini dimulai oleh reseptor regang, yang disebut

baroreseptor, yang terletak di titik spesifik pada dinding beberapa arteri sistemik besar.

Peningkatan tekanan arteri akan meregangkan baroreseptor dan menyebabkan menjalarnya

sinyal menuju SSP. Sinyal umpan balik akan duikirim kembali melalui SSO ke sirkulasi

untuk mengurangi tekanan arteri kembali ke nilai normal. Baroreseptor adalah ujung saraf

tipe pemancar yang terletak di dinding arteri. Baroreseptor sangat berlimpah dalam dinding

setiap arteri karotikus interna yang terletak dalam sinus karotikus dan dinding arkus aorta.

Baroresptor akan memberi respon yang sanagt cepat terhadap perubahan tekanan arteri.

Sinyal baroresptor yang memasuki traktus solitarius medula, sinyal sekunder akan

menghambat pusat vasokontriksi di medula dan merangsang pusat parasimpatis vagus. Efek

akhirnya adalah (1) vasodilatasi vena dan arteriol di seluruh sistem perifer dan (2)

berkurangnya frekuensi denytut jantung dan kekuatan kontraksi jantung. Oleh karena itu

perengasangan baroreseptor akibat tekanan tinggi di dalam arteri secara refleks menyebabkan

penurunan tekanan arteri akibat penurunan tahanan perifer dana penurunan curah jantung.

Baroreseptor sangat penting pada waktu seseorang bangkit berdiri setelah ia berbaring.

Segera sesudah orang tersebut berdiri, tekanan arteri di kepala dan tubuh bagian atas

cenderung menurun, dan berkurangnya tekanan yang nyata ini dapat menyebabkan

kehilangan kesadaran. Namun, penurunan tekanan pada baroreseptor akan menghasilkan

refleks yang menimbulkan rangsangan simpatis kuat di seluruh tubuh, dan hal ini akan

memperkecil penurunan tekanan di kepala bagian tubuh atas.7

Selain refleks baroreseptor ada juga beberapa refleks dan respon lain yang

mempengaruhi sistem kardiovaskuler mesikpun mereka terutama mengatur fungsi tubuh lain.

Faktor-faktor ini adalah (1) reseptor volume atrium kiri dan osmoreseptor hipotalamus

terutama penting dalam keseimbangan air dan garam tubuh ; karena itu keduanya

mempengaruhi regulasi jangka panjang tekanan darah dengan mengontrol volume plasma

tubuh. (2) kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta, berkaitan erat dengan tetapi

berbeda dari baroreseptor, peka terhadap kadar oksigen yang rendah atau asam yang tinggi

dalam darah. Fungsi utama ini untuk meningkatkan secara refleks aktivitas pernafasan untuk

membawa masuk lebih banyak oksigen atau mengeluarkan lebih banyak karbondioksida

pembentuk asam, tetapi kemoreseptor tersebut secara refleks meningkatkan tekanan darah

dengan mengirim impuls eksitatorik ke pusat kardiovaskuler. (3) Respon kardiovaskuler yang

13

Page 14: Makalah Pbl 8 z arwi.doc

berkaitan dengan perilaku dan emosi tertentu diperantarai melalui jalur korteks serebri.

Respon ini mencakup perubahan luas dalam aktivitas kardiovaskuler yang menyertai respon

generalisita simpatis lawan atau lari, peningkatan kecepatan jantung dan tekanan darah pada

orgasme seksual, dan vasodilatasi kulit lokal yang berkaitan dengan blushing (rasa malu).3

Kesimpulan

Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu atrium kanan-kiri dan ventrikel kanan-kiri.

Jantung manusia juga dilapisi oleh suatu selaput perikardium yang berfungsi untuk

melindungi jantung. Jantung manusia juga mempunyai lubang-lubang sebagai bagian dari

muara pembuluh darah yang membawa atau yang mengembalikan darah. Jantung juga

disusun oleh sel-sel. Jantung mempunyai tiga lapisan yaitu epikardum, miokardium, dan

perikardium. Jantung manusia bisa berdenyut karena pengaruh dari kerja SSO yang terbagi

atas simpatis dan parasimpatis. Keduanya bekerja saling berlawanan agar keadaan jantung

tetap stabil. Selain itu penghantaran simpul juga dilakukan oleh suatu sistem penghantar

khusus yang terdiri atas nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serat-serat purkinye.

Daftar Pustaka

1. Junquiera LC, Carneiro J. Basic histology : text & atlas. 10th ed. United State: Mc

Graw-Hill Companies, Inc ; 2003.

2. Berman I. Color atlas of basic histology. 3rd ed. United State: Mc-Graw Hill

Companies, Inc ; 2003.

3. Sherwood L. Human physiology : from cells to systems. 6 th ed. Singapore: Cengage

Learning Asia Pte Ltd ; 2007.p.327-415.

4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h.218-44.

5. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004. h.14-21.

6. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Buku ajar anatomi sistem kardiovaskuler.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana ; 2010.

7. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiologi. 11 th ed. Singapore: Elsevier

Pte Ltd ; 2008.p.107-291.

8. Barret KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganong's review of medical

physiology. 23th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc ; 2010.

14