Makalah Pbl 8 z arwi.doc
-
Upload
albatros-wahyubramanto -
Category
Documents
-
view
16 -
download
6
Transcript of Makalah Pbl 8 z arwi.doc
Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung
Arwi Wijaya
10.2012.294 / B7
Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Pendahuluan
Jantung adalah salah satu bagian dalam tubuh manusia yang mempunyai funsi
memompakan darah ke seluruh tubuh. Darah inilah yang akan membawa nutrisi, oksigen, dan
karbondioksida dalam proses metabolisme tubuh kita. Jika jantung mengalami masalah, maka
sistem sirkulasi dalam tubuh juga pastinya akan terganggu. Jantung manusia terbagi atas
empat ruangan yaitu atrium kanan-kiri dan ventrikel kanan dan kiri. Selain itu juga ada
banyak pembuluh vena dalam jantung manusia yang membawa atau mengembalikan darah
yang beredar di seluruh tubuh manusia. Jantung akan terus berdetak dan tak akan pernah
berhenti. Jika jantung berhenti, maka kehidupan pun juga akan berhenti. Darah tidak lagi
mengalir di dalam tubuh kita. Karena itu, jika jantung kita mengalamui gangguan, maka
sirkulasi dalam tubuh juga akan terganggu. Jantung harus dijaga agar tetap dalam keadaan
baik.
Identifikasi Istilah
Sinus Karotikus adalah pelebaran kecil pada arteri karotis interna tepat diatas
percabangan arteri karotis komunis menjadi cabang karotis eksterna dan interna. Sinus-sinus
ini mengandung baroreseptor yang mendeteksi perubahan tekanan darah dan meneruskan
informasi ke SSP.1
Skenario
Seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat karena tiba-tiba
ia merasa lemas dan jantungnya berdegub sangat cepat. Pada pemeriksaan fisik didapat:
Tekanan darah: 80/60 mmHg, denyut nadi: 150x/menit, pernapasan: 32x/menit, suhu: 35,5 C.
Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter melakukan tindakan massage pada sinus
karotikus. Tidak beberapa lama setelah massage tersebut pasien pulih kembali.
Mind Map
1MakroMakroMikroIrama
JantungIrama
Jantung
Struktur Jantung
1. Histologi Jantung
Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secara ritmik, yang memompa darah
melalui sistem sirkulasi. Jantung juga berfungsi untuk menghasilkan sebuah hormon yang
disebut faktor natriuretik atrium. Jantung memiliki beberapa permukaan ,diantaranya Apex
cordis, terletak di inferoanterior sinistra cor; Basis cordis, menghadap ke superodextra
posterior jantung; Facies sternocostalis,di bagian anterior; Fascies diaphragmatica, di bagian
inferior. Dindingnya terdiri atas tiga tunika yaitu endokardium, miokardium, dan
perikardium. Endokardium bersifat homolog dengan intima pembuluh darah. Endokardium
terdiri atas selapis sel endotel gepeng, yang berada di atas selapis tipis subendotel jaringan
ikat longgar yang mengandung serat elastin dan kolagen, selain sel otot polos. Yang
menghubungkan miokardium pada lapisan subendotel adalah selapis jaringan ikat yang
mengandung vena, saraf, dan cabang dari sistem penghantar-impuls jantung (sel purkinje).
Miokardium adalah tunika yang paling tebal dari jantung dan terdiri atas sel otot jantung yang
tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung dalam pilinan yang rumit.
Sejumlah lapisan besar ini akan berinsersi ke dalam skeleton fibrosa jantung. Susunan sel otot
ini sangat bervariasi sehingga sediaan hsitologi dari sebagian kecil daerahnya, akan
memperlihatkan sel-sel yang tersusun dalam berbagai arah. Bagian luar jantung dilapisi oleh
epitel selapis gepeng yang ditopang oleh selapis tipis jaringan ikat yang membentuk
2
Perempuan merasa lemas, jantung berdetak cepat, TD: 80/60, denyut nadi : 150/m,
pernafasan: 32/m, suhu: 35,50C
Organ Terkait Mekanisme Jantung
Tekanan Darah
Tekanan Darah
epikardium. Epikardium dapat disetarakan dengan lapisan viseral perikardium, yaitu
membran serosa tempat jantung berada. Diantara lapisan viseral dan lapisan parietal, terdapat
sejumlah kecil cairan yang memudahkan pergerakan jantung. Katup jantung terdiri atas
jaringan ikat fibrosa padat di pusat, yang dilapisi kedua sisinya oleh lapisan endotel. Dasar
katup melekat pada anulus fibrosis di skeleton fibrosa.1,2
Jantung mempunyai sistem khusus untuk membangkitkan stimulus ritmik yang
tersebar di seluruh miokardium. Sistem ini terdiri atas dua nodus yang terletak di atrium,
yaitu nodus sinoatrial (SA) dan nodus atrioventrikular (AV), serta berkas atrioventrikular.
Berkas atrioventrikular berasal dari nodus AV dan bercabang ke kedua ventrikel. Sel-sel dari
sistem penghantar impuls secara fungsional disatukan oleh taut celah. Nodus SA merupakan
massa sel otot jantung yang termodifikasi, berbentuk fusiform, serta lebih kecil dari sel otot
atrium. Nodus ini memiliki ebih sedikit miofibril. Sel-sel nodus AV serupa dengan sel nodus
SA, namun juluran sitoplasmanya bercabang ke berbagai arah, dan membentuk jalinan.
Berkas AV dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan nodus AV. Akan tetapi, ke arah distal,
sel ini akan menjadi lebih besar dari sel otot jantung biasa dan memiliki tampilan tersendiri.
Sel purkinje memiliki satu atau dua inti di pusat dan sitoplasmanya kaya akan mitokondria
dan glikogen. Miofibrilnya jarang ditemui dan terutama terdapat pada di bagian tepi
sitoplasma. Setelah menyusuri lapisan subendokardium, miofibril memasuki ventrikel dan
membentuk lapisan intramiokardium. Susunan ini penting karena memungkinkan stimulus
mencapai lapisan terdalam otot ventrikel.1
2. Anatomi Sistem Jantung
Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di
rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan
vertebra (belakang) di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di bagian atas dan meruncing
membentuk titik di ujungnya (apeks) di bagian bawah. Jantung terletak menyudut di bawah
sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak di kanan dan apeks di kiri sternum.
Ketika jantung berdenyut kuat, apeks sebenarnya memukul bagian dalam dinding dada di sisi
kiri. Jantung dilindungi oleh suatu lapisan yang disebut perikardium. Perikardium adalah
kantong yang berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung
dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang
membungkus paru. Lapisan pertama perikardium adalah lapisan fibrosa luar pada
perikardium tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk
melindungi jantung. Pericardium fibrosa merupakan kantong berbentuk conus, ke superior
3
menyempit dan melanjut sebagai lapisan luar pembuluh darah besar dan fascia pretrachealis,
ke arah inferior melekat pada centrum tendineum dan pars muscularis diaphragma sinistra.
Pericardium fibrosa melekat pada dataran posterior sternum lewat ligamentum
pericardiacosternalis superior yang berhubungan dengan ujung superior corpus sternum dan
ligamentum pericardiacosternalis inferior yang berhubungan dengan ujung inferior corpus
sterni. Pembuluh darah yang terbungkus oleh pericardium fibrosa adalah aorta, vena cava
superior, arteri pulmonalis dextra dan sinistra serta keempat Vv. Pulmonales. Lapisan kedua
adalah serosa dalam yang juga terdiri dari dua lapisan yaitu membran viseral (epikardium)
yang menutup permukaan jantung dan membran parietal yang melapisi permukaan bagian
dalam fibrosa perikardium. Pericardium serosa merupakan kantung tertutup yang
berhubungan dengan pericardium fibrosa dan invaginasi jantung sehingga terbentuk pars
parietalis dan pars visceralis. Pars visceralis (epicardium) membungkus jantung dan
pembuluh darah besar, dan pada pembuluh darah ini, pars visceralis mengadakan reflexi
(pelipatan balik) menjadi pars parietalis yang berbatasan superior dengan pericardium
fibrosa. Rongga perikardial adalah ruang antara membran viseral dan parietal. Ruang ini
mengandung cairan perikardial yang disekresi lapisan serosa untuk meumasi membran dan
mengurangi friksi.3,4
Jantung terbagi atas paruh kanan dan kiri dengan empat buah rongga. Rongga-rongga
tersebut adalah atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium akan
menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke ventrikel yang memompa
darah dari jantung. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh suatu septum. Septum adalah
partisi kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Septum jantung
yang memisahkan atrium kanan dan kiri dinamakan septum intratial. Septum jantung yang
memisahkan ventrikel kanan dan kiri dinamakan septum interventrikular. Atrium mempunyai
dinding yang relatif tipis. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung,
menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru. Pada atrium kanan dapat ditemui
beberapa bagian lubang yaitu ostium vena cafa inferior et superior, sinus koronarius, dan
foramina venarum minimarum. Ostium vena cafa superior adalah muara dari vena cava
superior pada bagian superior posterior dari sinus venarum, lubangnya menghadap ke inferior
dan anterior sehingga darah tidak akan langsung menuju ke ostium atrioventricularis dextra.
Ostium ini tidak mempunyai valvula (katup). Ostium vena cafa inferior adalah muara dari
vena cava inferior pada bagian inferior sinus venarum dekat septum interatriorum. Ostium ini
lebih besar dari yang superior dan menghadap ke superior posterior, yang berfungsi
mengarahkan darah ke fossa ovalis(pada sirkulasi darah janin). Ostium ini mempunyai
4
valvula yang disebut valvula vena cafa inferor (valvula Eustachii). Valvula ini terjadi dari
peninggian lipatan endocardium yang melekat pada sisi ventral dan sinistra tepi ostium vena
cava inferior. Tepi bebas valvula cekung dan ujungnya berakhir sebagai 2 cornu. Cornu yang
sinistra melanjut pada tepi ventral limbus fossa ovalis, sedangkan cornu yang dextra meluas
pada dinding atrium. Sinus coronarius bermuara pada atrium dextra di antara vena cava
inferior dan foramen atrioventricularis dextra. Sinus ini berfungsi mengembalikan darah dari
substansia otot jantung. Mempunyai katup yang disebut valvula sinus koronarius (valvula
Thebessi). Valvula ini hanya satu, berbentuk semilunaris, merupakan lipatan lapisan
membran atrium dan melekat pada labium inferior dan dextra dari sinus coronarius. Bentuk
valvula ini dapat juga berbentuk cribriformis atau ganda. Valvula ini akan menutup pada
waktu atrium dextra berkontraksi sehingga darah tidak dapat masuk ke dalam sinus
coronarius. Foramina venarum minimarum ini merupakan muara dari vv. Cordis minimae
(vena Thebessi) yang langsung bermuara ke dalam atrium dextra. Satu lubang muara yang
besar biasanya dapat dilihat pada dinding septum.4
Pada bagian ventrikulus dextra terdapat ostium atrioventricularis dextra, ostium
truncus pumonalis, dan trabacula carnae. Ostium atrioventricularis dextra merupakan apertura
berbentuk oval dengan diameter 4 cm, dikelilingi oleh cincin fibrosa yang kuat dan padanya
melekat valvula tricuspidalis. Valvula tricuspidalis (valvula atrioventricularis dextra)
mengelilingi ostium dengan lembaran tipis seperti daun yang mengarah ke ventrikel. Valvula
tricuspidalis terdiri dari 3 daun yang disebut cuspis. Cuspis anterior (cuspis ventralis/ cuspis
infundibulum) melekat pada dinding anterior conus arteiosus, Cuspis posterior (cuspis
dorsalis/cuspis marginalis) dan cuspis medialis (cuspis septalis) melekat pada dinding septum
ventrikel. Permukaan atricel dari cuspis licin, ditutupi endocardium dari atrium, sedang
permukaan vetriculairnya ireguler, tepi bebasnya bergerigi dan dilekati oleh chorda tendinae.
Chorda ini berfungsi untuk mencegah tekanan balik dan regurgitasi darah ke dalam atrium
selama fase sistolik. Chorda ini melekat pada apex dan bagian tepi facies ventricularis dari
cuspis, sedang ujung lain melekat pada dinding muscularis. Chorda ini umumnya melekat
pada trabekula yang dikenal sebagai m. papillaris. Ostium truncus pumonalis merupakan
lubang bulat terdapat pada puncak conus arteriosus. Ostium ini terletak di sebelah superior
dan sinistra dari ostium atrioventricularis dextra dan menutupi septum interventricularis. Pada
ostium ini terdapat valvula pulmonalis yang terdiri dari 3 cuspis semilunaris yang dibentuk
oleh duplicatuut endocardium dan diperkuat oleh jaringan ikat fibrosa. Cuspis melekat pada
dinding pembuluh darah yang mempunyai tepi yang bebas dan cekung. Di posterior cuspis
terdapat runag seperti kantung disebut sinus dan tempat perlekatan antara cuspis disebut
5
commissura. Masing-masing cuspis pada bagian tepi bebasnya terdapat penonjolan kecil
disebut nodulus/corpus Arantii, sedangkan bagian dari tepi bebas cuspis disebut lunula.
Trabacula carnae merupakan kumpulan otot yang ireguler yang membentuk permukaan
dalam ventricel, kecuali pada daerah conus arteriosus. Trabecula ada 3 macam, yaitu : rigi
sepanjang dinding ventricel, emnyilangi rongga ventricel dalam jarak pendek serta dilapisi
endocardium serta sebagai m. papillaris. Permukaan dalam conus arteriosus licin dan
dipersuperiori oleh rigi yang disebut crista supraventricularis. Crista ini dimulai dari dinding
dorsal berjalan ke anterior menuju ke truncus pulmonalis pada perlekatan cuspis anterior
valvula tricuspidalis. Trabecula juga dibagi atas trabecula septomarginalis dan M. Papillaris.
Moderator band (trabecula septomarginalis) adalah pita lengkung otot pada ventrikel kanan
yang memanjang ke arah transversal dari dari septum interventrikular menuju otot papilaris
anterior. Otot ini akan membantu dalam transmisi penghantaran impuls. Otot papilaris adalah
penonjolan dari trabecula yang ke perlekatan kordae tendinae katup jantung.4-6
Atrium sinistra terdiri menjadi 2 bagian, yaitu (1) atrium propium (cavum principalis)
yang menjadi muara 4 vv. Pulmonales, pada masing-masing sisi bermuara 2 vena. Muara vv.
Pulmonales ini tidak mempunyai katup. Umumnya vv. Pulmonales bermuara pada 1 lubang.
Ostium atrioventricularis sinistra ukurannya lebih kecil dibanding yang dextra dan dilekati
oleh valvula mitralis. Permukaan bagian dalam atrium propium adalah halus. Pada septum
interatriorum terdapat cekungan yang tepinya dibatasi oleh peninggian yang mengelilingi
valvula foramen ovalis sisa dari septum primum yang bersatu menutupi lubang foramen ovale
pada waktu bayi lahir. (2) Auricula sinistra yang berbentuk panjang, sempit dan lebih
melengkung dibanding yang dextra. Lengkungan yang sebelah ventral mengelilingi basis
truncus pulmonalis dan hanya bagian ini yang dapat terlihat pada facies sternocostalis
jantung. Permukaan dalam auricula sinistra juga terdapat rigi muscular yang disebut mm.
pectinati.4-6
Ventriculus sinistra ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh
facies diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. Ventriculus sinistra ini lebih
panjang, lebih conus dan dindingnya tiga kali lebih tebal daripada yang dextra. Pada
permukaan dalam ventriculus sinistra dapat dijumpai 2 lubang, yaitu ostium atrioventricularis
sinistra dan ostium aorticus. Ostium atrioventricularis berukuran lebih kecil dibanding yang
dextra dan dikelilingi oleh cincin fibrosa. Pada ostium ini melekat valvula bicuspidalis
(valvula mitralis) yang terdiri dari dua cuspis degan ukuran yang tidak sama besar. Cuspis
yang besar terletak di sebelah ventral dan dextra berbatasan dengan ostium aorticum disebut
cuspis ventralis (cuspis anterior/cuspis aorticus). Cuspis yang kecil terletak di sebelah dorsal
6
disebut cuspis posterior (cuspis dorsalis). Kadang-kadang dijumpai 2 cuspis kecil pada sudut
pertemuan cuspis anterior dan posterior. Pada cuspis melekat chorda tendinae tetapi
berjumlah lebih sedikit dibanding dextra. Trabecula carnae sama dengan yang dextra tetapi
berjumlah lebih banyak dan tebal terutama di daerah apex dan dinding dorsal jantung.
Mempunyai 2 mm. papilares, yaitu m. papillaris anterior yang melekat pada dinding ventral
jantung dan mm. papillaris posterior melekat di sebelah dorsal. Pada ujung m. papillaris
melekat m. chorda tendinae dan dari masing-masing m. papillaris chorda tendinaenya menuju
dan melekat pada kedua cuspis. Ostium aorticum merupakan lubang bulat di sebelah ventral
dan dextra dari ostium atrioventicularis sinistra, mempunyai valvula semilunaris. Bagian dari
ventricel yang letaknya di inferior ostium aorticum disebut vestibulum aorticum. Valvula
aorticus terdiri dari 3 cuspis semilunaris yag serupa dengan valvula pulmonalis tetapi
mempunyai ukuran lebih besar, lebih tebal dan kuat. Lanulanya lebih tegas serta nodulus
(corpora Arantii) lebih tebal dan menonjol. Di antara cuspis dan dinding aorta terdapat
pelebaran berupa kantung disebut sinus aorticus (sinus valsavae). Dari kedua sinus terdapat
lubang arteri coronaria cordis. Nama cuspis berdasarkan posisi jantung di dalam tubuh,
diantaranya valvula anterior, valvula posterodextra (terdapat ostium a. coronaria cordis
dextra), valvula posterosinistra (terdapat a. coronaria cordis sinistra).4-6
Jantung manusia juga mempunyai dua macam katup yaitu katup trikuspid dan
bikuspidalis. Katup trikuspidalis adalah katup yang terletak di atrium dan ventrikel kanan.
Katup ini mempunyai tiga buah daun katup jaringan ikat fibrosa iregular yang dilapisi
endokardium. Katup bikuspidalis ada diantara atrium dan ventrikel kiri. Katup ini
mempunyai dua buah daun katup. Katup bikuspidalis juga sering disebut katup mitral. Katup
ini melekat pada chorda tendinae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup
tricuspid. Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di luar jalur keluar ventricular
hantung sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri dari tiga kuspis
berbentuk bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh darah.
Tepi bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh.3
Jantung mendapat persarafan dari R. cardiacus N. vagus dan truncus sympaticus.
Kedua saraf ini bergabung menjadi plexus cardiacus dan cabang-cabangnya, plexus
coronarius yang berjalan bersama a. coronaria. Saraf simpatis merupakan serabut
postganglionik dari medula spinalis segmen cervical dan thoracal bagian superior. Saraf
parasimpatis (N. vagus) merupakan serabut preganglionik di mana ganglionnya terletak di
jaringan ikat pericardium dari atrium dan di septum interatriorum). Pengaruh saraf
parasimpatis yaitu nodus sinoatrialis (memperlambat frekuensi ritme nodus), myocardium
7
(memperlemah kontraksi), fasciculus atrioventricularis (memperlambat penghantaran impuls)
dan coronaria(vasokonstriksi). Pengaruh saraf simpatis yaitu nodus sinoatrialis (mempercepat
frekuensi ritme nodus), myocardium (memperkuat kontraksi), fasciculus atrioventricularis
(mempercepat penghantaran impuls) dan coronaria(vasosuperiori).4-6
Mekanisme Kerja Janutng
Darah mengalir melewati suatu sirkuit dalam tubuh kita. Darah yang berasal dari
sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui dua vena besar, yaitu vena kava superior et
inferior yang membawa darah dari bagian tubuh atas dan bawah. Setelah itu darah yang
miskin oksigen akan masuk ke atrium kanan lalu berlanjut ke ventrikel kanan. Setelah itu
darah akan keluar dari jantung dan berjalan menuju paru melalui arteri pulmonalis. Di paru,
darah akan kembali mengandung oksigen dan bergerak menuju jantung melalui vena
pulmonalis yang akan masuk ke atrium kiri. Darah ini akan melanjutkan perjalanannya
menuju ventrikel kiri yang nantinya akan mengalir ke seluruh tubuh lewat aorta.
Sirkulasi paru memiliki tekanan yang rendah dan resistensi rendah, sedangkan
sirkulasi sistemik adalah sistem bertekanan tinggi dan resistensi tinggi. Walaupun kanan dan
kiri jantung memompa darah dalam volume yang sama tapi kerja yang dilakukan berbeda.
Sisi kiri jantung melakukan kerja yang lebih keras karena dia harus memompakan darah ke
pada bagian yang bertekanan lebih tinggi di sistem yang lebih panjang dengan resistensi
tinggi. Katup jantung yang ada dalam jantung akan membuat darah mengalir dalam satu arah
dan tidak kembali ke bagian sebelumnya. Katup dapat membuka dan menutup secara pasif
oleh karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan memaksa katup
terbuka, sementara garedien tekanan yang mengarah ke belakang akan membuat katup
tertutup.3
Jantung berkontraksi secara ritmis oleh akibat potensial aksi yang dihasilkan sendiri.
Pada jantung terdapat dua jenis khusu sel otot jantung. Sel kontraktil membentuk 99% dari
sel-sel otot jantung yang melakukan kerja mekanis memompa darah. Sel ini tidak bisa
membentuk sendiri potensial aksinya. Sisanya sel otot jantung adalah sel otoritmik, sel otot
yang tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang
menyebabkan kontraksi sel jantung kontraktil. Potensial pemacu disebabkan oleh adanya
interaksi kompleks beberapa mekanisme ionik yang berbeda. Perubahan terpenting dalam
perpindahan ion yang menimbulkan potensial pemacu adalah (1) penurunan arus K+ keluar
disertai oleh Na+ yang masuk konstan dan (2) peningkatan arus Ca2+ masuk. Fase awal
depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklis fluks pasif K+ keluar
8
disertai kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di sel otoritmik
jantung, permeabilitas K+ tidak tetap di antara potensial aksi seperti di sel saraf ataupun sel
otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K+ akan menurun diantara dua potensial aksi
karena K+ secara perlahan menutup pada potensial negatif. Penutupan lambat ini secara
bertahap mengurangi aliran keluar ion positif kalium mengikuti penurunan gradien
konsentrasinya. Sel otoritmik jantung tidak memiliki saluran Na+ berpintu voltase. Sel ini
memiliki saluran yang selalu terbuka dan permeabel terhadap Na+ pada potensial nehatif.
Akibatnya, terjadi influks pasif Na+ dalam jumlah kecil dan konstan pada saat yang sama
ketika kecepatan efluks K+ secara perlahan akan berkurang. Pada paruh kedua potensial
pemacu, suatu saluran Ca+2 transien, salah satu dari dua jenis saluran Ca+2 berpintu voltase,
membuka. Sewaktu depolarisasi lambat berlanjut, saluran ini akan terbuka sebelum membran
mencapai ambang. Influks singkat Ca+2 yang terjadi semakin mendepolarisasi membran,
membawanya ke ambang. Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi
sebagai respon pengaktifkan saluran Ca+2 berpintu voltase yang berlangsung lebih lama dan
diikuti oleh influks Ca+2 dalam jumlah besar. Fase naik yang diinduksi CA+2 pada sel
pemacu jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka, yaitu influks
Na+ dan bukan influks Ca+2 yang mengubah potensial ke arah positif. Fase turun disebabkan
oleh efluksi yang terjadi saat permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+
berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi lambat berikutnya menuju
ambang akibat penutupan saluran K+ secara perlahan.3
Kecepatan konduksi sinyal potensial aksi eksitatorik sepanjang serabut otot atrium dan
ventrikel kira-kira sebesar 0,3-0,5 m/sec. Kecepatan konduksi pada sistem konduksi jantung
khusus adalah sebesar 4m/sec yang memungkinkan konduksi sinyal eksitatorik yang relatif
cepat ke beberapa bagian jantung.3 Periode refrakter jantung hanya terjadi sebentar-sebentar
adalah kira-kira 0,25-0,30 detik. Sealin itu juga ada masa refrakter relatif yang kira-kira
adalah 0,05 detik, yaitu ketika otot tersebut lebih sulit tereksitasi dibandingkan keadaan
normal.7
Jantung pada keadaan normalnya berdetak dalam keadaan tertentu, yaitu ketika
kontraksi dari atrium sistol dan diikuti oleh kontraksi ventrikel, juga selama tahap diastole
dari empat ruang jantung (istirahat). Struktur yang menlakukan hal tersebut adalah sinoatrial
node (SA node), internodal atrial pathway, atrioventricular node (AV node), berkas His, dan
sistem purkinye. Nodus SA terletak pada pintu masuk vena kava superior pada atrium kanan.
Nodus AV terletak di bagian dasar atrium kanan dekat septum. Ada tiga berkas dari serat-
serat atrium yang mengandung serat purkinya yang menghubungkan nodus SA dan nodus
9
AV. Tiga berkas tersebut adalah anterior internodal tract of Bachman, middle internodal tract
of Wenckebach, dan posterior internodal of Thorel. Nodus AV akan berlanjut ke berkas His
yang terbagi atas dua arah yaitu ke kanan dan kiri. Serat purkinje adalah serat halus yang
menjulur dari berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.8
Sel-sel jantung dengan kecepatan inisiasi potensial aksi tertinggi terletaka pada nodus
SA. Nodus SA pada keadaan normalnya memiliki laju orotmisitas 70-80 denyut per menit.
Hal inilah yang akan mengendalikan bagian otot jantung lainnya pada tingkat kecepatan ini
dan karenanya dikenal sebagai pemacu jantung. Yaitu, seluruh otot jantung tereksitasi,
memicu sel-sel kontraktil berkontraksi dan jantung berdenyut dengan kecepatan atau
frekuensi yang telah ditetapkan oleh orotmisitas nodus SA. Jaringan lainnya tidak dapat
menghasilkan irama alaminya yang lebih lambat, karena jaringan ini telah diaktifkan oleh
potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum dapat mencapai ambang dengan irama
lainnya yang lebih lambat. Jika terjadi hambatan pada hantaran impuls atrium akan tetap
berdenyut dengan kecepatan 70 denyut per menit, ventrikel karena tidak dijalankan oleh
nodus SA yang frekuensinya lebih cepat akan mengambil iramanya sendiri yang lebih
lambat. Blok jantung komplit ini terjadi jika jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel
rusak, seperti saat serangan jantung. Jika seorang memiliki denyut jantung yang terlalu
lambat, maka dapat digunakan pemacu jantung buatan yang bisa menghasilkan impuls yang
akan menyebar ke seluruh jantung. Kadang suatu bagian jantung dapat menjadi sangat peka
rangsang dan akan mengalami depolarisasi lebih cepat dari SA. Daerah yang terksitasi
abnormal ini, suatu fokus ektopik akan memicu potensial aksi prematur yang menyebar ke
seluruh jantung, sebelum nodus SA dapat memulai potensial aksi normalnya. Agar jantung
dapat bekerja efisien dalam penyenaran eksitasinya, maka harus memenuhi tiga kriteria yaitu
(1) Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel dimulai, (2)
eksitasi serat-serat otot jantung harus dikoordinasi untuk memastikan bahwa setiap bilik
jantung berkontraksi sebagai satu-kesatuan untuk menghasilkan daya pompa yang efisien,
dan (3) pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus secara fungsional harus terkoordinasi,
sehingga kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi secara simultan.3
Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung
sampai permulaan denyut jantung berikutnya yang disebut siklus jantung. Setiap siklus
diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus. Nodus ini
terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena kava superir,
dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua atrium dan
kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel. Karena terdapat pengaturan khusus dalam sistem
10
konduksi dari atrium ke ventrikel, ditemukan suatu keterlambatan selama 0,1 detik ketika
impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan atrium
berkontraksi mendahului kontraksi ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam
ventrikel sebelum terjadi kontraksi kuat. Jadi atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu
bagi ventrikel, dan ventrikel akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan
darah ke sistem oembuluh darah tubuh. Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi
(diastol) dan satu periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh satu periode
kontraksi (sistolik).3
Jantung dipersyarafi oleh sistem saraf otonom (SSO) yang terbagi atas sistem saraf
simpatis dan parasimpatis. Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi
denyut jantung pada manusia dewasa muda dari frekuensi normal 70 kali denyut per menit
menjadi 180 sampai 200 dan walaupun jarang sekali terjadi, 250 kali denyut per menit. Juga
perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung sampai dua kali normal
sehingga akan meningkatkan volume darah yang dipompa dan meningkatkan tekanan ejeksi.
Jadi perangsangan simpatis sering dapat meningkatkan curah jantung maksimum sebanyak
dua sampai tiga kali lipat. Sebaliknya penghambatan saraf simpatis ke jantung dapat
menurunkan pemompaan jantung menjadi sedang dengan cara berikut : Pada keadaan normal,
serabut-serabut saraf simpatik ke jantung secara terus menerus melepaskan sinyal dengan
kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan kira-kira 30 persen lebih tinggi bila
tanpa perangsangan simpatik. Oleh karena itu, bila aktivitas sistem saraf simpatis ditekan
sampai di bawah normal, keadaan ini akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan
kekuatan kontraksi otot ventrikel sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung
sampai sebesar 30 persen di bawah normal.7
Perangsangan serabut saraf parasimpatis di dalam nervus vagus yang kuat pada
jantung dapat menghentikan denyut jantung selama beberapa detik, tetapi biasanya jantung
akan mengatasinya dan berdenyut dengan kecepatan 20 sampai 40 kali per menit selama
perangsangan parasimpatis terus berlanjut. Selain itu, perangsangan vagus kuat dapat
menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung sampai 20-30 persen. Serabut-serabut vagus
didistribusikan terutama ke atrium dan tidak begitu banyak ke ventrikel, tempat terjadinya
tenaga kontraksi yang sebenarnya. Hal ini menjelaskan pengaruh perangsangan vagus yang
terutama mengurangi frekuensi denyut jantung daripada sangat mengurangi kekuatan
kontraksi jantung. Meskipun demikian, penuruan frekuensi jantung yang besar digabungkan
dengan penurunan kekuatan kontraksi jantung yang kecil akan dapat menurunkan
pemompaan ventrikel sebesar 50 persen atau lebih.7
11
Tabel 1. Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung3
Darah yang terkena Efek stimulasi parasimpatis Efek stimulasi simpatis
Nodus SA Mengurangi kecepatan
depolarisasi ke ambang;
mengurangi kecepatan denyut
jantung.
Meningkatkan kecepatan
depolarisasi ke ambang;
meningkatkan kecepatan
denyut jantung.
Nodus AV Meningkatkan penundaan
nodus AV.
Mengurangi penundaan
nodus AV.
Jalur hantaran ventrikel Tidak ada efek. Mempercepat hantaran
melelui berkas His dan serat
purkinje.
Otot ventrikel Tidak ada efek. Meningkatkan kontraktilitas
dan memperkuat kontraksi.
Kelenjar endokrin (medulla
Adrenal)
Tidak ada efek. Mendorong sekresi epinefrin
medula adrenal, jormon yang
memperkuat efek sistem saraf
simpatis jantung/
Vena Meningkatkan aliran balik
vena.
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.
Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan
tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau penurunan elastisitas pembuluh
darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. Darah yang
dipompa oleh jantung akan mengalir ke dalam pembuluh darah arteri. Pada saat darah
mengalir ke dalam arteri, arteri meregang namun karena sifatnya yang elastisitas arteri akan
kembali ke ukuran semula dan dengan demikian darah akan mengalir ke daerah yang lebih
distal. Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung atau cardiac output dikali Tottal
12
Peripheral Resistance. Curah Jantung itu sendiri adalah jumlah darah yang dapat dipompa
oleh ventrikel setiap menitnya.
Mekanisme saraf untuk mengatur tekanan arteri yang paling diketahui adalah refleks
baroresptor. Pada dasarnya refleks ini dimulai oleh reseptor regang, yang disebut
baroreseptor, yang terletak di titik spesifik pada dinding beberapa arteri sistemik besar.
Peningkatan tekanan arteri akan meregangkan baroreseptor dan menyebabkan menjalarnya
sinyal menuju SSP. Sinyal umpan balik akan duikirim kembali melalui SSO ke sirkulasi
untuk mengurangi tekanan arteri kembali ke nilai normal. Baroreseptor adalah ujung saraf
tipe pemancar yang terletak di dinding arteri. Baroreseptor sangat berlimpah dalam dinding
setiap arteri karotikus interna yang terletak dalam sinus karotikus dan dinding arkus aorta.
Baroresptor akan memberi respon yang sanagt cepat terhadap perubahan tekanan arteri.
Sinyal baroresptor yang memasuki traktus solitarius medula, sinyal sekunder akan
menghambat pusat vasokontriksi di medula dan merangsang pusat parasimpatis vagus. Efek
akhirnya adalah (1) vasodilatasi vena dan arteriol di seluruh sistem perifer dan (2)
berkurangnya frekuensi denytut jantung dan kekuatan kontraksi jantung. Oleh karena itu
perengasangan baroreseptor akibat tekanan tinggi di dalam arteri secara refleks menyebabkan
penurunan tekanan arteri akibat penurunan tahanan perifer dana penurunan curah jantung.
Baroreseptor sangat penting pada waktu seseorang bangkit berdiri setelah ia berbaring.
Segera sesudah orang tersebut berdiri, tekanan arteri di kepala dan tubuh bagian atas
cenderung menurun, dan berkurangnya tekanan yang nyata ini dapat menyebabkan
kehilangan kesadaran. Namun, penurunan tekanan pada baroreseptor akan menghasilkan
refleks yang menimbulkan rangsangan simpatis kuat di seluruh tubuh, dan hal ini akan
memperkecil penurunan tekanan di kepala bagian tubuh atas.7
Selain refleks baroreseptor ada juga beberapa refleks dan respon lain yang
mempengaruhi sistem kardiovaskuler mesikpun mereka terutama mengatur fungsi tubuh lain.
Faktor-faktor ini adalah (1) reseptor volume atrium kiri dan osmoreseptor hipotalamus
terutama penting dalam keseimbangan air dan garam tubuh ; karena itu keduanya
mempengaruhi regulasi jangka panjang tekanan darah dengan mengontrol volume plasma
tubuh. (2) kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta, berkaitan erat dengan tetapi
berbeda dari baroreseptor, peka terhadap kadar oksigen yang rendah atau asam yang tinggi
dalam darah. Fungsi utama ini untuk meningkatkan secara refleks aktivitas pernafasan untuk
membawa masuk lebih banyak oksigen atau mengeluarkan lebih banyak karbondioksida
pembentuk asam, tetapi kemoreseptor tersebut secara refleks meningkatkan tekanan darah
dengan mengirim impuls eksitatorik ke pusat kardiovaskuler. (3) Respon kardiovaskuler yang
13
berkaitan dengan perilaku dan emosi tertentu diperantarai melalui jalur korteks serebri.
Respon ini mencakup perubahan luas dalam aktivitas kardiovaskuler yang menyertai respon
generalisita simpatis lawan atau lari, peningkatan kecepatan jantung dan tekanan darah pada
orgasme seksual, dan vasodilatasi kulit lokal yang berkaitan dengan blushing (rasa malu).3
Kesimpulan
Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu atrium kanan-kiri dan ventrikel kanan-kiri.
Jantung manusia juga dilapisi oleh suatu selaput perikardium yang berfungsi untuk
melindungi jantung. Jantung manusia juga mempunyai lubang-lubang sebagai bagian dari
muara pembuluh darah yang membawa atau yang mengembalikan darah. Jantung juga
disusun oleh sel-sel. Jantung mempunyai tiga lapisan yaitu epikardum, miokardium, dan
perikardium. Jantung manusia bisa berdenyut karena pengaruh dari kerja SSO yang terbagi
atas simpatis dan parasimpatis. Keduanya bekerja saling berlawanan agar keadaan jantung
tetap stabil. Selain itu penghantaran simpul juga dilakukan oleh suatu sistem penghantar
khusus yang terdiri atas nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serat-serat purkinye.
Daftar Pustaka
1. Junquiera LC, Carneiro J. Basic histology : text & atlas. 10th ed. United State: Mc
Graw-Hill Companies, Inc ; 2003.
2. Berman I. Color atlas of basic histology. 3rd ed. United State: Mc-Graw Hill
Companies, Inc ; 2003.
3. Sherwood L. Human physiology : from cells to systems. 6 th ed. Singapore: Cengage
Learning Asia Pte Ltd ; 2007.p.327-415.
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h.218-44.
5. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004. h.14-21.
6. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Buku ajar anatomi sistem kardiovaskuler.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana ; 2010.
7. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiologi. 11 th ed. Singapore: Elsevier
Pte Ltd ; 2008.p.107-291.
8. Barret KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganong's review of medical
physiology. 23th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc ; 2010.
14