Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
-
Upload
santa-maria-pangaribuan -
Category
Documents
-
view
279 -
download
2
Transcript of Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
1/51
MAKALAH KASUS 2
Asuhan
Keperawatan pada
Klien dengan
Myeloradiculopathy
Disusun Oleh
Kelompok 6:
Muhamad Jauhar 220110080033
Yuristya Kesuma Utami 220110080044
Agus Supriana 220110080046
Gian N. Hendianti 220110080047
Tiara Rachmawati 220110080118
Nisa Maolinda 220110080122
Liana Deta Putri 220110080132
Dewi Indriyani Utari 220110080133
Dina Novi Asri S. 220110080134
Ike Puspasari Ayu 220110080135
Asih Purwandari W. P. 220110080143
Siti Nurfadlillah 220110080151
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
2/51
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
JATINANGOR
2010
Chair : Nisa Maolinda
Scriber : Liana Deta Putri dan Muhamad Jauhar
Kasus 2
Constant back pain causes a 27 year old woman with multiple myeloma to seek medical attention.
Diagnostic study reveal the presence of compression fractures that may due to her malignancy toosteoporosis, and/or her current corticosteroid regimen. Therapeutic alternatives for analgesia
include opioid agonist, NSAID's, Acetaminophen, or combination products. Calcitonin,
corticosteroid and bisphosponates may also have roles in this particular patient's treatment. After
initiation of an individualized regimen, the patient should be assessed carefully for adequacy of pain
relief and the presence of adverse effects. The patient need futher intervention after she develops
constipation, nausea and increased renal function tests four weeks after starting an analgesics
regimen.
Step 1
1. Myeloma multiple
2. Opioid agonist
3. Kalsitonin
4. NSAIDs
5. Bisphosphonat
6. Acetaminophen
7. Kortikosteorid
8. Regimen analgesic
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
3/51
Step 2
1. Hubungan antara terjadinya fraktur dengan myeloma multiple.
2. Fungsi dan indikasi dari farmakologi.
3. Diagnose medis
4. Anatomi dan fisiologi medulla spinalis.
5. Factor resiko myeloma multiple.
6. Bias sembuh atau tidak.
7. Cara mengkaji pada pasien tersebut.
8. Penatalaksanaan nonfarmakologi.
9. Alasan pemakaian analgesic timbul efek samping konstipasi.
10.Mengapa intervensi lanjutan diberika setelah pasien bisa mengendalikan konstipasi, mual,
dan peningkatan fungsi renal test.
11.Apakah ada hubungan dengan riwayat keluarga.
12.Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi.
13.Prosedur fungsi renal test.
14.Peran perawat
15.Apakah perlu pembatasan gerakan dan di bagian mana.
Step 3
3) Myeloradiculopathy
6) Bisa sembuh.
8) Kaji skala nyeri terlebih dahulu jika ringan dengan relaksasi, distraksi, kompres hangat kemudian
baru tindakan operatif.
10) Jika efek samping tidak muncul maka intervensi lanjutan tidak dilakukan.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
4/51
13) Tes urine : adanya kandungan protein atau glukosa pada urine.
14) Teknik relaksasi, distraksi, educator tentang efek samping pengobatan.
Step 4
Mind map
Anatomi fisiologi medulla spinalis
Peran perawat
Asuhan keperawatan:
- Pengkajian
- Analisis data
- Intervensi
Pencegahan
Patofisiologi
Pemeriksaan diagnostic
Konsep penyakit :
- Definisi
- Etiologi
- Manifestasi klinis
- Komplikasi
- Klasifikasi
Myeloradiculopathy
Penatalaksanaan :
- Farmakologi
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
5/51
- Nonfarmakologi
Step 5 : LO
Step 1
1. Myeloma multiple :
- Jenis diskarsia sel plasma menyeluruh yang ditandai dengan banyaknya focus tumor pada
sumsum tulang dan sekresi komponen M. Gejala : destruksi tulang rangka, fraktur
patologis, nyeri tulang, adanya immunoglobulin abnormal yang beredar dalam sirkulasi,
proteinuria, Bones Jones, anemia. (Kamus kedokteran Dorland)
- Jenis tumor ganas yang paling sering ditemukan akibat proliferasi ganas dari sel-sel plasma.
Gejala, nyeri tulang (tulang iga dan tulang belakang), dapat teraba lesi tulang, teruta,a pada
tulang tengkorak dan klavikula. Lesi-lesi pada tulang punggung dapat menyebabkan
vertebrata kolaps dan menjepit saraf spinal.
2. Opioid agonist
Adalah getah yang dikeringkan dan diperoleh dari tumbuhan Papaver somniferum
(menyebabkan tidur).
Efek simulasi SSP:
Miosis(penciutan pupil mata).
Mual.
Muntah-muntah.
Eksitasi, dan
Konvulsi.
Efek terhadap perifer :
Obstipasi.
Retensi kemih, dan
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
6/51
Vasodilatasi pembuluh darah.
Penggunaan pada nyeri hebat akut dan kronis. Resorpsinya baik di usus.
Dosis :
Dewasa
a) Oral : 3-6 x/hari sebesar 10-20 mg.
b) IM : 3-6 x/hari sebesar 5-20 mg.
Anak-anak
Oral : 2 x/hari sebesar 0,1-0,2 mg/kg.
Efek samping opioid
Efek samping yang paling sering dari opioid adalah : depresi pernafasan, nausea, vomitus
(opioid merangsang CTZ), sedasi, konstipasi, retensio urinae dan mioklonus multifokal. Opioid
bisa digunakan sebagai antitusif belum jelas.
3. Kalsitonin
Nama dagang :
Calcimar; Miacalcin; Osteocalcin; Salmonine.
Dosis
Penyakit Paget
Dewasa: dosis awal: SC / IM 100 IU / hari; pemeliharaan: SC / IM 50 IU / hari atau tiga kali
sehari biasanya cukup.
Osteoporosis pascamenopause
Dewasa: SC / IM 100 IU / hari dengan suplemen kalsium dan asupan vitamin D yang memadai.
Intranasal 200 IU per hari, bergantian lubang hidung.
Hypercalcemia
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
7/51
Dewasa: Mulai dosis: SC / IM 4 IU / kg q 12 jam. Titrate secara bertahap, berdasarkan
tanggapan terhadap dosis maksimum dari 8 IU / kg q 6 jam.
Indikasi
Perawatan sedang hingga parah penyakit Paget, menopause osteoporosis, hypercalcemia. Nasal
spray untuk perawatan gejala penyakit Paget.
Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap kalsitonin
Efek samping
DERM: Tempat injeksi meradang; kemerahan wajah atau tangan; pruritus telinga lobus; edema
kaki; ruam kulit.
THT: Mata sakit; asin.
SAL CERNA: Mual dengan atau tanpa muntah (berkurang dengan administrasi lanjutan);anoreksia; diare; epigastrika ketidaknyamanan; sakit perut.
LAIN: demam sensasi.
Interaksi
Nasal Spray: studi formal yang dirancang untuk mengevaluasi interaksi obat dengan kalsitonin
(salmon) belum pernah dilakukan. Tidak ada interaksi obat penelitian telah dilakukan dengan
kalsitonin (salmon) bahan semprot hidung.
Saat ini, tidak ada interaksi obat dengan kalsitonin (salmon) Efek dari penggunaan sebelum di
diphosphonates pasien osteoporosis pascamenopause belum dinilai, namun pada pasien dengan
Penyakit Paget menggunakan diphosphonate sebelum muncul untuk mengurangi resorptive
anti-respon terhadap kalsitonin (salmon) nasal spray.
Mekanisme kerja
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
8/51
Menurunkan tingkat regenerasi tulang, mungkin dengan mengatur metabolisme tulang
(pemblokiran resorpsi tulang). Dalam hubungannya dengan hormon paratiroid endogen
kalsitonin mengatur kalsium serum.
Menghambat langsung terhadap osteoklast. Berkhasiat analgetis sehingga bisa digunakan untuk
penyakit Paget(Ostitis Deformans), yaitu melunaknya tulang secara kronis yang mengakibatkan
deformitas dengan nyeri hebat. Juga untuk terapi simtomatis dari hiperkalsemia dan
osteoporose postmenopausal.
Efek sampingnya sering kali terjadi berupa mual dan flushing, lebih jarang diare, sakit perut,
polyuria, dan reaksi kulit tempat injeksi.
Bentuk sediaan
Intranasal dan Intramuskular
Parameter monitoring
Monitor kadar kalsium serum mingguan selama terapi awal.
Secara berkala memantau BUN, serum kreatinin, alkali fosfatase, kencing hydroxyproline
ekskresi (setiap 24 jam), kadar hormon paratiroid, dan elektrolit.
Perhatikan tanda-tanda anafilaksis, terutama di awal pengobatan. Beritahu dokter segera
jika ada tanda-tanda ini terjadi.
Menilai pasien untuk tanda-tanda hypocalcemia: Takikardia, paresthesia, otot kram,
laryngospasm, berkedut-kedut, kolik, atau Chvostek Trousseau tanda. Beritahu dokter jika
ada tanda-tanda ini terjadi.
Stabilitas penyimpanan
Simpan di tempat yang sejuk dan kering
Informasi pasien
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
9/51
Ajarkan pasien teknik injeksi aseptis.
Anjurkan pasien untuk memutar situs injeksi.
Kenyamanan Jelaskan langkah-langkah yang akan digunakan untuk situs injeksi.
Menekankan pentingnya mempertahankan kecukupan asupan vitamin D.
Jelaskan bahwa mual adalah efek samping yang umum, biasanya terjadi 30 menit setelah
injeksi, dan akan mengurangi terapi selama masa studi.
Beritahu pasien bahwa efek samping lain meliputi anoreksia, muntah, diare, dan
kemerahan pada wajah, telinga, tangan, dan kaki.
Jika pasien minum obat untuk osteoporosis, menjelaskan kebutuhan untuk
mempertahankan tingkat yang tepat dari total kalsium (1,5 g / hari) dan vitamin D.
Ingatkan pasien bahwa tindak lanjut kunjungan dan tes laboratorium diperlukan.
Perhatian pasien untuk mengikuti diet rendah kalsium jika dipesan dan untuk menghindari
makanan yang tinggi kalsium seperti bok choy, brokoli, salmon kaleng / sarden, kerang,
sup krim, susu dan produk susu, sirup gula molasses, tiram, bayam, tahu.
Anjurkan pasien untuk tidak mengambil otc obat-obatan tanpa konsultasi dokter
4. NSAIDs : Non Steroid Anti Inflamation Drugs
5. Bisphosphonat : mencegah kehilangan massa tulang
Bifosfonat adalah obat terhadap resorpsi tulang. Obat ini dapat diberikan sebagai tablet atau
intravena dan digunakan untuk mengobati penyakit seperti berat osteoporosis , imperfecta
osteogenesis , Paget's disease , multiple myeloma dan kankeryang memberikan metastase ke
tulang .
Exempel: Contoh:
Alendronat Alendronate
Etidronat Etidronate
Ibandronat Ibandronate
Risedronat Risedronate
6. Acetaminophen
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/L%25C3%25A4kemedel&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhisVATZ65-rBZr5-xn9a6BvURj3Rwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Tablett&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjmidqY-g11x4QFakLoGJn6z-Dd5Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Intraven%25C3%25B6s&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgaaVR_iC-8imYFXmHikuuZn6iIaghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Sjukdom&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhh6QIJdjuwydJp0ckml0IZDD6qNqAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Sjukdom&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhh6QIJdjuwydJp0ckml0IZDD6qNqAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Osteoporos&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjKqR_3S696JSF3gnGOzdavib1n4Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Osteoporos&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjKqR_3S696JSF3gnGOzdavib1n4Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Osteogenesis_imperfecta&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiyF959L8D8avJoML-a9gaZO1Cn0Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Osteogenesis_imperfecta&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiyF959L8D8avJoML-a9gaZO1Cn0Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/w/index.php%3Ftitle%3DPaget%27s_sjukdom%26action%3Dedit%26redlink%3D1&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhk47872Ys-jTIfcmdhgYtDVZy-Fwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/w/index.php%3Ftitle%3DPaget%27s_sjukdom%26action%3Dedit%26redlink%3D1&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhk47872Ys-jTIfcmdhgYtDVZy-Fwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/w/index.php%3Ftitle%3DMultipelt_myelom%26action%3Dedit%26redlink%3D1&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhqvTqqfnn1A7uN-O6u03gHqVpF8Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/w/index.php%3Ftitle%3DMultipelt_myelom%26action%3Dedit%26redlink%3D1&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhqvTqqfnn1A7uN-O6u03gHqVpF8Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Cancer&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjDOpT6PLqyD1-BJP5oJL6niPSSJQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Metastas&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhh70P1FFoTGc48HkuBUbXeAZj58tAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Benv%25C3%25A4vnad&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjgvqAiL2C1ecjcpsPrY831Sbb3ighttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Fosamax&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj470CvuEY3q8jEf01oRxeKgst69Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Tablett&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjmidqY-g11x4QFakLoGJn6z-Dd5Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Intraven%25C3%25B6s&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgaaVR_iC-8imYFXmHikuuZn6iIaghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Sjukdom&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhh6QIJdjuwydJp0ckml0IZDD6qNqAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Osteoporos&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjKqR_3S696JSF3gnGOzdavib1n4Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Osteogenesis_imperfecta&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiyF959L8D8avJoML-a9gaZO1Cn0Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Osteogenesis_imperfecta&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhiyF959L8D8avJoML-a9gaZO1Cn0Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/w/index.php%3Ftitle%3DPaget%27s_sjukdom%26action%3Dedit%26redlink%3D1&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhk47872Ys-jTIfcmdhgYtDVZy-Fwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/w/index.php%3Ftitle%3DMultipelt_myelom%26action%3Dedit%26redlink%3D1&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhqvTqqfnn1A7uN-O6u03gHqVpF8Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Cancer&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjDOpT6PLqyD1-BJP5oJL6niPSSJQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Metastas&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhh70P1FFoTGc48HkuBUbXeAZj58tAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Benv%25C3%25A4vnad&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjgvqAiL2C1ecjcpsPrY831Sbb3ighttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Fosamax&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj470CvuEY3q8jEf01oRxeKgst69Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/Fosamax&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj470CvuEY3q8jEf01oRxeKgst69Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=sv&u=http://sv.wikipedia.org/wiki/L%25C3%25A4kemedel&prev=/search%3Fq%3Dbisfosfonat%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D578%26prmd%3Db&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhisVATZ65-rBZr5-xn9a6BvURj3Rw -
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
10/51
Asetaminofen / parasetamol adalah obatanalgesikand antipiretikyang populer dan digunakan
untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan demam. Digunakan dalam
sebagian besar resep obat analgesiksalesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena
mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.Berbeda dengan
obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat
antiinflamasi. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal,
parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah,ginjal
atau duktus arteriosus padajanin.
Dosis :Demam setelah imunisasi, per oral, BAYI 2-3 bulan, 60 mg diikuti dosis kedua, jika
perlu, 4-6 jam kemudian. Ingatkan orang tua untuk menghubungi tenaga kesehatan jika demam
menetap setelah dosis kedua. Nyeri ringan sedang, demam, per oral, DEWASA 0,5 1 g tiap
4-6 jam, maksimal 4 g sehari; ANAK dibawah 3 bulan (lihat di bawah), 3 bulan 1 tahun 60-
125 mg, 1-5 tahun 120-250 mg, 6-12 tahun 250-500 mg, dosis ini dapat diulang tiap 4-6 jam
jika perlu (maksimal 4 dosis dalam 24 jam).
Nyeri ringan sedang, per rectal, DEWASA 0,5 1 g; ANAK 1-5 tahun 125-250 mg, 6-12
tahun 250-500 mg; dosis diberikan tiap 4-6 jam jika perlu, maksimal 4 dosis dalam 24 jam.
Bayi kurang dari 3 bulan sebaiknya tidak diberikan parasetamol kecuali dianjurkan dokter; dosis
10 mg/kg (5 mg/kg jika jaundis) bisa diberikan.
Pengobatan serangan migren akut, per oral, DEWASA 0,5 1 g saat serangan pertama, dapat
diulang tiap 4-6 jam jika perlu, maksimal 4 g sehari; ANAK 6-12 tahun 250-500 mg saat
serangan pertama, dapat diulang tiap 4-6 jam jika perlu, maksimal 4 dosis dalam 24 jam.
Pengobatan seranga migren akut , per rectal, DEWASA dan ANAK di atas 12 tahun 0,5 1 g
saat tanda pertama serangan, dapat diulang tiap 4-6 jam jika perlu, maksimal 4 dosis dalam 24
jam; ANAK 6-12 tahun 250-500 mg saat tanda pertama serangan, dapat diulang tiap 4-6 jam
jika perlu, maksimal 4 dosis dalam 24 jam.
7. Kortikosteroid
Setiap steroid yang dikeluarkan oleh korteks adrenal (tidak termasuk hormone seks) atau setiap
sintetik yang setara dengan steroid ini dipisahkan menurut aktivitas biologisnya yang menonjol
darinya, dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Glukokortikoid : mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, protein.
http://id.wikipedia.org/wiki/Obathttp://id.wikipedia.org/wiki/Analgesikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Antipiretik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sakit_kepalahttp://id.wikipedia.org/wiki/Demamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Analgesikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salesma&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fluhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aspirinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibuprofenhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=NSAID&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ginjalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Duktus_arteriosus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Janinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Obathttp://id.wikipedia.org/wiki/Analgesikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Antipiretik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sakit_kepalahttp://id.wikipedia.org/wiki/Demamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Analgesikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salesma&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fluhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aspirinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibuprofenhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=NSAID&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ginjalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Duktus_arteriosus&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Janin -
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
11/51
2. Mineralokortikoid : mempengaruhi pengaturan elektrolit dan keseimbangan air, digunakan
secara klinis untuk terapi penggantian hormone, menekan sekresi ACTH, agen anti radang,
menekan respon imun.
8. Regimen analgesic
Pola diet, latihan atau aktivitas lain yang diatur ketat dan dirancang untuk mencapai tujuan
tertentu.
Regimen analgesik : terapi anti nyeri .
Step 2
1. Hubungan antara terjadinya fraktur dengan myeloma multiple
2. Fungsi dan indikasi dari farmakologi
3. Diagnose medis : Myeloradiculopathy
4. Anatomi dan fisiologi medulla spinalis
5. Factor resiko myeloma multiple
- Postur tubuh yang tidak benar
- Life style yang jelek
- Sering menyetir
- Kurang mengkonsumsi kalsium dan vit D
- Konsumsi obat-obatan kortikosteroid
6. Bias sembuh atau tidak : bisa sembuh
7. Cara mengkaji pada pasien tersebut
8. Penatalaksanaan nonfarmakologi
9. Alasan pemakaian analgesic timbul efek samping konstipasi
10.Mengapa intervensi lanjutan diberika setelah pasien bisa mengendalikan konstipasi, mual, dan
peningkatan fungsi renal test
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
12/51
11.Apakah ada hubungan dengan riwayat keluarga
Penelitian telah menemukan bahwa risiko seseorang dari multiple myeloma mungkin lebih
tinggi jika saudara dekat mempunyai penyakit ini. Para peneliti telah mempelajari apakah
sedang terkena bahan kimia tertentu atau kuman (khususnya virus), memiliki perubahan dalam
gen tertentu, makan makanan tertentu, atau menjadi obesitas meningkatkan risiko
mengembangkan multiple myeloma. Para peneliti terus mempelajari dan faktor-faktor risiko
yang mungkin.
12.Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi
- Supaya stabil posisi tulangnya gunakan brance/korset ( fungsinya gesekan )
- osteoporosis menggunakan obat sesuai indikasi, mis: penggunaan kortikosteroid yang di
gunakan sesuai indikasi/dosisinya untuk mencegah efek samping terjadinya massa tulang
) untuk mencegahnya bisa menggunakan bifosfonat ( obat yang fungsinya mencegah
kehilangan massa tulang )
- Makanan/pemenuhan nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan nutrisi klien
- KEBUTUHAN KALORI
USIA Kcal/kgBB/hari
< 1 thn 80-95
1-3 thn 75-90
4-6 thn 65-75
7-10 thn 55-65
11-18 thn 45-55
dewasa 25-30
- KEBUTUHAN CAIRAN
USIA ml/kgBB/hari
< 1 tahun 120-140 ml
1-3 tahun 110-120 ml
4-6 tahun 90-110 ml
7-10 tahun 75-90 ml
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
13/51
11-18 tahun 60-75 ml
dewasa 40-50 ml
- KEBUTUHAN KARBOHIDRAT
Karbohidrat yang digunakan : glukosa (dextrosa monohidrat); 1gr = 3.4 kcal. Tidak lebih
16 mg /kg bb/m atau 24gr/kgbb/hari. Pemberian awal 6 8 mg/kgbb/m atau 8.5 11.5
gr/kgbb/hari. Setelah 1 mg : 12 14 mg/kgbb/m atau 19 23 gr/kgbb/hari.
- KEBUTUHAN PROTEIN
USIA Gr/kgbb/hari
< 1 tahun 2.0-3.0
1-6 tahun 1.5-2.5
7-6 tahun 1.3-2.0
11-18 tahun 1.0-1.3
Jenis Protein : CRYSTALINE A-A berasal dari :0 4 bl AMINOFSIN PED. (AF-P) 5%.
Mengandung : Na= 35 meq/l, K= 25 meq/l > 4BL , INTRAFUSIN= 10%, Anak-anak
Aminofusin 600, Dewasa Aminofusin 1000.
- KEBUTUHAN LEMAK
Diberikan dalam bentuk emulsi dengan jumlah kalori 25 40% dari energi total.
13.Prosedur fungsi renal test
14.Peran perawat
15.Apakah perlu pembatasan gerakan dan di bagian mana
Anatomi dan fisiologi Medulla Spinalis
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
14/51
SUMSUM TULANG BELAKANG (MEDULA SPINALIS)
Sumsum tulang belakang adalah bagian susunan saraf pusat yang terletak didalam kanalis
vertebralis besama ganglion radik posterior yang terdapat pada setiap foramen invertebralis teletak
berpasangan kiri dan kanan. Organ ini mengurus persarafan tubuh, anggota badan serta bagian
kepala. Dimulai dari bagian bawah medula oblongata setinggi korpus vertebrata servikalis I sampai
ke korpus vertebra lumbalis I dan II pada orang dewasa.
Fungsi Medula Spinalis
Mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh.
Bagian ini mentransmisikan impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden
Struktur umum medula spinalis
Berbentuk slinder berongga dan agak pipih. Diameter stryktur ini biasanya ukutan jari
kelingking. Panjang kita-kita 42cm.
Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks. Menandai sisi keluar saraf spinal besar
yang mensuplai lengan dan tungkai.
31 pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina interverbal.
Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua.
Meninges (durameter, araknoid, dan piameter) yang melapisi otak juga melapisi korda
Fisura median anterior (ventral) dalam dan fisura posterior (dorsal) yang lebih dangkal
menjalar disepanjang korda dan membaginya menjadi bagian kanan dan kiri.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
15/51
Struktur internal medula spinalis
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
a.Pada Substansia Grisea
-Merupakan bagian yang tidak bermielin
-Tempat integrasi repleks-repfleks spinal
-Mengandung dendrit dan badan sel
-Terdiri dari 3 bagian:
Posterior Gray Horn mengandung badan sel dan akson sensori, serta interneuron
Lateral Gray Horn mengandung badan sel autonomic motorik, impuls saraf untuk skeletal
muscle
Anterior Gray Horn mengandung badan sel somatic motorik
b.Pada Substansia Alba
-Merupakan bagian yang mengandung mielin
-Sebagai jaras konduksi impuls aferen dan eferen
-Terbagi menjadi 3 bagian yaitu : Posterior White Column, Lateral White Column, dan Anterior
White Column. Ketiganya mengandung akson tersendiri yang membawa informasi yang sama.
-Dari ketiga bagian tersebut membentuk serabut-serabut saraf yang membentuk traktus:
Traktus Ascendens : Merupakan traktus Sensory, yang di dalamnya terdapat akson yang
membawa impuls ke otak
Traktus Descendens : Merupakan traktus Motorik, yang di dalamnya terdapat akson yang
membawa impuls dari otak
Suplai Darah Medula Spinalis
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
16/51
Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu:
1) arteri Spinalis anterior yang merupakan percabangan arteri vertebralis
2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan percabangan arteri vertebralis.
Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga merupakan anyamanplexus yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak
berjalan bersama-sama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada
permukaan otak dan dasar otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum
subarachnoid darah vena dialirkan kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam durameter
diantara lapisan periostum dan selaput otak.
Saraf Spinal
Saraf spinal berjumlah 31 pasang saraf gabungan yang keluar dari medulla spinalis, lalu dari
kolumna vertebralis melalui celah sempit (foramina intervertebralia) antara ruas-ruas tulang
vertebra. Berdasarkan asalnya, saraf spinal dibedakan atas:
8 pasang bagian cervical
12 pasang bagian thorakal
5 pasang bagian lumbar
5 pasang bagian sacral
1 pasang bagian coxigeus
Saraf spinal merupakan saraf campuran yang mengandung serat-serat eferen yang membawa impuls
baik sensorik maupun motorik. Serat-serat eferen yang masuk ke medulla spinalis akan membentuk
akar belakang (radiks dorsalis). Radiks dorsalis menghantarkan impuls ke ganglia dorsal,
mempengaruhi segmen-segmen kulit (dermatom). Sedangkan serat-serat yang keluar dari medulla
spinalis membentuk akar depan (radiks ventralis) yang menghantarkan impuls ke otot-otot kelenjar.
Radiks menghubungkan masing-masing spinal nerve ke bagian-bagian dari medula spinalis.
Ganglion Radiks Dorsal mengandung badan sel dari saraf sensory
Radiks Dorsalis mengandung akson sensorik yang membawa inpuls saraf dari reseptor sensory
ke CNS
Radiks Ventral mengandung akson motorik yang membawa impuls dari CNS ke efektor
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebutpleksus. Dan setiap pleksus
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
17/51
terdapat cabang-cabang yang menuju ke bagian-bagian yang dipersarafi.
a. Pleksus cervicalis terdiri dari 4 saraf servikal pertama ( C1- C4 ). Mempengaruhi bagian
belakang kepala, leher, dan bahu; serta memberikan rangsangan pada saraf frenik.
Lesser Occipital Nerve
Great Auricular
Ansa Cervicalis
Transverse Cervical Nerve
Supraclavicular Nerve
PhrenicNerve
b. Pleksus brachialisterdiri dari 4 saraf servical yang terakhir dan saraf torakal pertama yang
merangsang bagian ekstremitas atas ( C5-T1 ).
Musculocutaneous Nerve
Axilary Nerve
Median Nerve
Radial Nerve
Ulnar Nerve
c. pleksus lumbal terdiri dari 4 saraf lumbal pertama dan juga meliputi 12 saraf torakal ( L1-
L4). Pleksus ini mempengaruhi bagian-bagian bawah tubuh dan ekstremitas bawah serta
merangsang saraf femoral.
Iliohypogastric Nerve
Ilioinguinal Nrve
Genitofemoral Nerve
Lateral Femoral Cutaneous Nerve
Femoral Nerve
Obturator Nerve
d. pleksus sacral terdiri dari dua saraf lumbal terakhir dan tiga saraf lumbal pertama ( L4-
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
18/51
S4 ).. Berfungsi untuk merangsang ekstremitas bawah dan memberikan rangsangan kepada saraf
skiatik.
Superior Gluteal Nerve
Inferior Gluteal Nerve
Iskiadicus ( Common Fibular Nerve dan Tibia Nerve)
Posterior Cutaneous Nerve of tigh
Pudendal Nerve
Impuls Saraf pada Medula Spinalis
a. Ketika reseptor sensory mendetect adanya stimulus sensory, dia akan membawa stimulus
tersebut melalui Ganglion Radiks Dorsal. Dari sana ada tiga kemungkinan:
Stimulus tersebut akan masuk ke dalam substansia Alba di spinal cord lalu masuk ke
talamus melalui Traktus ascendes. Di talamus, stimulus tersebut akan di bawa ke cerebri, dan di
sana stimulus tersebut akan diolah dan akan menghasilkan suatu jawaban.
Stimulus yang masuk melalui ganglia radiks dorsal ini akan masuk ke substansia grisea di
spinal cord di bagian posterior grey horn, lalu dia akan bersinaps dengan interneuron yang
menyilang memasuki substansia alba dan stimulus tersebut kemudian dibawa melalui traktus
Ascendens
Stimulus yang masuk tersebut akan masuk ke substansia grisea pada spinal cord di bagian
posterior grey horn, kemudian dia akan bersinaps dengan internueron yang bersinaps dengan
somatic motor neuron di anterior grey horn. Selanjutnya dia akan dibawa melalui radiks ventral
ke efektor (skeletal muscle) gerak refleks
b. Stimulus yang telah diolah di cerebri akan menghasilkan jawaban serta perintah. Perintah
tersebut akan dibawa oleh sistem saraf melalui traktur Descendens. Traktus descendens lalu kan
membawanya ke spinal cord di bagian anterior grey horn yang bersinaps dengan somatic motor
neuron. Selanjutnya dia akan dibawa melalui radiks ventral ke efektor (skeletal muscle) untuk
menghasilkan gerakan (perintah) tersebut.
c. Di bagian lateral grey horn terdapat badan sel autonomic motor neuron. Karena merupakan
sistem saraf autonom yang kerjanya involunter, maka tidak diketagui asal stimulusnya dari mana.
Perjalanan impuls dari lateral grey horn tersebut akan dibawa melewati radiks ventral ke otot
polos, otot jantung, dan kelenjar
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
19/51
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
20/51
Traktus Asendens
Kolumna dorsalis berfungsi untuk melokalisasikan stimulus dari sentuhan halus,
kemampuan untuk membedakan tekanan dan intensitas, merasakan posisi, vibrasi, dan
hantaraan cepat informasi sensori
Spinotalamikus lateralis berfungsi untuk merasakan nyeri
Spinotalamikus ventralis berfungsi untuk merasakan temperature, termasuk sensasi hangat
dan dingin, sensasi gatal dan geli, hantaran informasi sensori lebih lambat dari pada
kolumna dorsalis
Spinoserebelaris dorsalis berfungsi untuk mengatur sensasi otot
Spinoserebelaris ventralis berfungsi untuk koordinasi postur tubuh, gerakan ekstremitas
Traktus Desendens
Kortikospinalis lateralis berfungsi untuk membawa impuls mengendalikan voluntary otot
ekstremitas
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
21/51
Kortikospinalis ventralis berfungsi untuk membawa impuls mengendalikan voluntary otot
tubuh
Rubrospinalis berfungsi untuk mengurus integritas yang tidak disadari
Tektospinal berfungsi untuk mengurus gerakan pemindaian dan pergantian reflex pada
kepala dan gerak reflex pada lengan sebagai respons terhadap sensasi penglihatan,
pendengaran dan kulit
Vestibulospinalis berfungsi sebagai mempertahankan keseimbangan dan koordinasi gerakan
kepala dan mata
A. Pengertian / Definisi
Myeloradiculopathy merupakan penyakit yang berhubungan dengan medula spinalis dan
nervus radiks. Penyakit ini disebut juga radiculomyelopathy. Myeloradiculopathy dapat
terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal atau lumbal penyakit ini
merupakan penyakit vertebra degeneratif. Dalam daerah lumbalis diperkirakan bahwa lebih
dari 70% populasi dewasa, nyeri punggung bawah akan berkembang pada selama
kehidupan. Vertebrata torasika, sindrom klinis relatif jarang ditemukan karena stabilisasi
vertebra oleh lengkung iga. Dalam regio servikalis penyakit degeneratif lebih sering terjadi
dan bisa tampil sebagai kompresi radiks saraf dengan nyeri lengan radikular atau pada
kanalis spinalis dengan akibatnya mielopati.
B. Patofisiologi
a. Etiologi
- Merokok
- Batuk yang terlalu lama
- Cara duduk yang salah
- Malas berolahraga
- Terlalu sering menyetir
- Sering mengangkat beban berat
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
22/51
- Trauma karena terjatuh, terbentur
- Usia lanjut
- Tumor/keganasan (myeloma multiple)
- Osteoporosis
- Fraktur patologis
Kompresi:
1. Akut intervertebral disk prolaps
2. Spondylitis
3. Tumor spinal: jinak dan malignan
4. Granuloma: tubercular, sarkoid dan fungai
5. Hematoma: epidural, subdural, subharachoid
6. Abses
7. Tumor tulang
nonkompresi:
1. peradangan akut/kronik poliradikulopati
2. neoplastik meningitis
3. toksik radiasi
4. intratekal drugs: antibiotic, anestesi, kortikosteroid
5. Diabetes mellitus
6. Avulse root dan neural tube defect
7. Vasculitis
b. Faktor resiko
- Postur tubuh yang tidak benar
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
23/51
- Life style yang jelek
- Sering menyetir
- Kurang mengkonsumsi kalsium dan vit D
- Konsumsi obat-obatan kortikosteroid
c. Proses Perjalanan Penyakit (Lampiran)
d. Manifestasi klinis
- Sakit kepala
- Sakit leher
- Nyeri punggung akut dan kronik
- Ataxia, ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan gerakan otot yang mengakibatkan
kesulitan dalam berjalan, bicara dan melakukan tugas perawatan diri
- Nyeri abdomen ( pada radiks toraks)
- Nyeri ekstremitas bagian bawah atau kaki (radiks lumbal)
- Tidak mampu berdiri dari posisi duduk karena kelemahan yang menggangu
- Kelemahan yang mengganggu
- Paralysis atau kelemahan otot
- Paralysis kaki dan lengan
- Kehilangan sensori di bagian bawah ( radiks lumbal)
- Tidak mampu berjalan dan berdiri
- Penurunan kemampuan gerak
- Kelelahan akut yang ekstrim
e. Klasifikasi
A. Berdasarkan etiologinya dibagi dua jenis : Kompresi dan non kompresi
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
24/51
Kompresi Non Kompresi
Kompresi tekanan yang mengakibatkan
fraktur vertebra dan menekan medulla
spinalis.
Non-Kompresi cedera yang diakibatkan tidak
ada tekanan yang mengakibatkan fraktur
vertebra dan menekan medulla spinalis
Etiologi yang mengakibatkan terjadinya
kompresi :
- Body alignmen
- Spondilitis inflamasi pada tulang vertebra
yang bisa disebabkan oleh proses infeksi
( kuman) dan imunitas
- Tumor jinak/ maligna( ganas )
- Granuloma tumor yang tersusun dari
jaringan granulasi dan biasanya
disebabkanoleh infeksi kronis atau invasi
benda asing
- Hematoma benjolan yang berisi nbekuan
darah
- Absespenimbunan pus di dalam sebuah
rongga, disebabkan penguraian dan
penggantian jaringan yang rusak akijbat
cedera mekanis,kimia atau bakteri.
- Tumor tulang
Etiologi :
-perdarahan akut atau kronik
- poliradikulopati lesi pada radiks spinalis
-neoplastik meningitis
- medulla blastoma tumor otak yang paling
umum pada anak-anak dan terjadi lebih sering
pada anak laki-laki dibandingkan anak
perempuan.
-astrositoma menginfiltrasi otak dan sering
berkaitan dengan kista dalam berbagai ukuran.
-ependymoma salah satu kasus kanker yang
jarang ditemui di Indonesia, Penyakit ini
melibatkan bagian conus dan juga cauda
equina. Sakit yang spontan terjadi biasanya
berhubungan dengan bagian conus, sedangkan
gejala yang paling menonjol terjadi pada
pasien biasanya terjadi di bagian cauda equina.
Rasa sakit cauda equina melibatkan daerah
paha dan kaki.
-toksik radiasi
-Intratekal drugs: antibiotic ,anestesi ,
kortikosteroid
-DM
B. Berdasarkan letak tulang belakang yang terkena :
Radiculopathy servikalis Radiculopathy
lumbalis
Radiculopathy torasika
Nyeri servikal dapat
disebabkan oleh beberapa hal
Seperti pada vertebra
servikalis, kompresi radiks
Insiden diskus torasika cukup
rendah hampir semuanya
timbul dibawah vertebra
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
25/51
seperti : proses infeksi,
perubahan degeneratif, trauma,
tumor dan kelainan sistemik .
Salah satu penyebab nyeri
servikal adalah radikulopati.
Berbagai keadaan yang
menyebabkan perubahan
struktur anatomi tulang leher
dapat menimbulkan keluhan
radikulopati. Ciri khas
radikulopati servikal adalah
rasa nyeri radikuler pada leher
dan bahu yang menyebar ke
lengan, yang akan bertambah
pada perubahan posisi leher
dan dapat diikuti terbatasnya
gerakan leher dan rasa sakit
pada penekanan tulang dan
kadang-kadang disertaiparestesi pada lengan . Namun
seringkali pula gejala nyeri
radikuler tersebut tidak
terlokalisasi baik sesuai
dermatomal. Hal ini
dikarenakan adanya tumpang
tindih daerah persarafan.
Degenerasi diskus servikal
dapat mengakibatkan lesi yang
dapat menyebabkan kerusakan
medula spinalis dan radiks
saraf. Penonjolan diskus
servikal biasanya terjadi pada
antar ruang C5-C6, C6-C7.
Nyeri dan kekakuan terjadi
pada leher bagian atas pundak
saraf lumbalis bisa atas dasar
diskus yang ruptur atau
gangguan tulang pada
foramen lateralis. Secara,
patologi, diskus lunak terjadi
akibat perkembangan
progresif cacat di
posterolateral di dalam
anulus fibrosus. Secara
klinis, didapatkan riwayat
nyeri punggung bawah
progresif dengan nyeri alih
berikutnya ke dalam bokong
atau tungkai proksimal
didapatkan, kemudian
berlanjut melibatkan
keseluruhan dalam cara
radikular. Di anggap bahwa
ini terjadi berdasarkanpenonjolan progresif
nukleus pulposus melalui
anulus dengan ruptur
melalui ligamentum
longitudinalis posterius yang
menyebabkan kompresi
radiks saraf. Secara klinis
lebih dari 90% herniasi
diskus lumbalis timbul pada
tingkat L5-S1 atau L4-L5.
Radikulopati lumbalis bisa
juga berdasarkan penyakit
tulang, dengan degenerasi
progresif dalam vertebra
lumbalis, maka ada
pembentukan osteofit
torasika kelima. Secara klinis,
distribusi nyeri terletak pada
dinding dada atau abdomen,
sehingga bisa mudah
dikelirukan untuk penyakit
toraks atau abdomen.
Perubahan degeneratif dapat
juga terlihat sebagai mielopati
yang tak nyeri. Gejala klinis
umumnya terbatas pada
paraparesis spastik serta
penurunan rasa tusukan jarumdan raba halus dalam
ekstremitas bawah
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
26/51
dan daerah skapula, nyeri dapat
juga terjadi pada ekstremitas
atas dan kepala yang disertai
parastesia dan kebas pada
ekstremitas atas. Nyeri dimulai
mendadak dan menjalar ke
leher , dan menurun ke lengan,
atau subakut dengan nyeri
leher menahun dan nyeri
lengan yang dimulai diam-
diam. Nyeri diperburuk oleh
gerakan leher seperti batuk,
mengejan, atau bersin yang
meningkatkan tekanan intra
toraks dengan akibat
peningkatan tekanan vena
epiduralis dan kompresi radiks
saraf yang terlibat.
Penatalaksanaan medis
biasanya meliputi pembatasan
akivitas, analgesik, agen
antiinflamasi nonsteroid
(NSAID) dan immobilisasi
leher. Atau dengan traksi halter
5-10 pon. Penting agar pasien
selalu dipantau secara ketat
perkembangan kelemahan
motorik atau tanda mielopati
yang merupakan indikasi untuk
intervensi operasi.
Ada 2 jenis umum operasi,
pendekatan anterior dan
pendekatan posterior :
1. Pendekatan operasi
posterior dan posterolateral,
penyempitan resesus
lateralis dan foramen serta
hipertrofi unsur posterior.
Hasil keseluruhan sama
dengan radikulopathy
servikalis disertai
penyempitan kanalis
spinalis, namun presentasi
klinisnya lebih radikular
akibat gangguan radiks
lateral terhadap radiks saraf
dibandingkan kompresi garis
tengah, yang menyebabkan
mielopati. Pada pemeriksaan
fisik, pasien dengan radikulo
aktif biasanya mempunyai
bukti iritasi radiks saraf. Ini
mencakup tanda mekanik,seperti spasme muskulus
paravertebralis, penurunan
rentang gerakan punggung
bawah, skoliosis lumbalis,
nyeri radikular.
Penatalaksanaan medis
terdiri dari pembatasan
aktivitas, analgesik, NSAID
dan relaksan otot, panduan
gerak badan untuk
meningkatkan tonus otot
abdomen sangat
direkomendasikan. Setelah
periode akut nyeri radikularatau nyeri punggung bawah
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
27/51
anterior meliputi pemaparan
korpus vertebralis melalui
leher anterior dengan reseksi
diskus yang terlibat.
2. Pendekatan posterior
terdiri dari dekompresi lamina
dan fasies di posterior, yang
memaparkan radiks saraf
dibawahnya pada foramen.
harus dihindari untuk
membungkuk dan
mengangkat beban berat.
Untuk ruptura diskus
lumbalis, terapi bedah
standar adalah
hemilaminektomi sebagian
dengan eksplorasi dan
dekompresi radiks saraf
yang terlibat. Ini terdiri dari
insisi lumbalis garis tengah
dengan diseksi anatomi
untuk memaparkan lamina
dan fasies pada tingkat yang
terlibat. Pembuangan
sebagian lamina, fasies
medial, dan ligamentum
flavum dilakukan, yang
memaparkan kantong duradan radiks saraf. Semua
materi diskus yang ruptura
harus disingkirkan.
Dekompresi gangguan
tulang lateral dilakukan bila
diperlukan. Penting agar
radiks saraf dieksplorasi
sejauh mana yang
diperlukan ke lateral untuk
memastikan dekompresi
yang memuaskan.
Kimopapain adalah enzim
proteolitik yang
menimbulkan hidrolisiscepat polipeptida
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
28/51
nonkolagen atau protein
yang membentuk
kondromukoprotein dari
nukleus pulposus. Bila
digunakan secrara bijaksana,
kimopapain merupakan
alternatif layak bagi operasi
untuk pasien ruptura diskus.
f. Komplikasi
Paraplegia adalah kelumpuhan pada kedua belah bagian bawah tubuh, termasuk dua belah
kaki. Maka perlu dicatat derajat kerusakan paraplegia, yaitu :
Derajat I : kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi setelah melakukan aktivitas atau
setelah berjalan jauh. Pada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris.
DerajatII : terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah tapi penderita masih dapat
melakukan pekerjaannya.
Derajat III : terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi
gerak/aktivitas penderita serta hipoestesia/anesthesia.
Derajat IV : terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris disertai gangguan
Paraperesis adalah gangguan menurun yang menyebabkan kelemahan bertahap dengan
kejang otot (kelemahan kejang) pada kaki. Refleks menjadi berlebihan, dan kram kaki, gugp,
dan terjadi kejang, membuat gerakan kaki menjadi kaku dan menyentak (disebut kejang gaya
berjalan). Berjalan secara bertahap menjadi lebih sulit. Orang bisa tersandung atau tergelincir
karena mereka cenderung untuk berjalan berjingkat dengan kaki memutar ke dalam. Sepatu
seringkali dikenakan turun ke daerah lebih dari jempol kaki. Kelelahan sering terjadi. Pada
beberapa orang, otot pada lengan menjadi lemah dan kaku.
Disfungsi atau lesi medula spinalis.
Cedera medula spinalis merupakan salah satu penyebab utama disabilitas neurologis akibat
trauma. Pada kasus-kasus mielopati, pemeriksaan status neurologi lokal merupakan hal yang
sangat penting. Terapi cedera medula spinalis terutama ditujukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan fungsi sensoris dan motorik
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
29/51
Step 6 : Self study
Step 7 : Reporting
C. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Data Biografi
Nama : Ny. X
Usia : 27 tahun
Jenis kelamin : wanita
Pekerjaan : tidak teridentifikasi
2. Anamnesa
Keluhan utama : klien mengeluh sakit punggung yang dirasakan terus
menerus.
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Provoking Incident ( P )
Osteoporosis yang menyebabkan fraktur patologis.
Quality ( Q )
Menanyakan kepada klien seperti apa nyeri punggung yang dirasakan dan
apakah adanya nyeri apabila di tekan ?Tanyakan apakah sifat nyeri seperti
ditusuk-tusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti kena api, nyeri
tumpul yang terus-menerus. Penyebaran nyeri apakah bersifat nyeri
radikular atau nyeri acuan (referred fain). Biasanya nyeri yang dialami
bersifat menetap, atau hilang timbul, makin lama makin nyeri . Tanyakan
juga apakah rasa nyeri terjadi pada bagian pinggang yang disertai kencing
panas dan tekanan darah yang tinggi. Hal ini diperlukan untuk
mengidentifikasi adanya tumor pada ginjal.
Region : Radiation ( R )
Daerah punggung.
Severity (Scale) ( S )
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
30/51
Kaji seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan jika di nilai dari skala 1-10 .
Pengaruh posisi tubuh atau atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas
tubuh, posisi yang bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan
memperberat nyeri. Pengaruh pada aktivitas yang menimbulkan rasa nyeri
seperti berjalan, turun tangga, menyapu, gerakan yang mendesak.
Time ( T )
Kaji sejak kapan klien merasa nyeri pada bagian punggung dan kaji juga
pada saat kapan klien mengalami rasa nyeri. Sifanya akut, sub akut,
perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap, hilang timbul, makin lama
makin nyeri. pada kasus nyeri bersifat akut, karena diberikan terapi opioid.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan
(mieloma multipleks), metabolik (osteoporosis)
Riwayat menstruasi, adneksitis dupleks kronis, bisa menimbulkan
nyeri punggung bawah
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Nyeri punggung terus-menerus dengan beberapa myeloma.
5. Riwayat Penggunaan obat
Obat-obatan apa saja yang sedang diminum seperti analgetik, berapa lama
diminumkan. Klien melakukan terapi alternatif untuk analgasia termasuk
opioid aganist, NSAID, asetaminofen, atau kombinasi produk. kalsitonin,
carticosteroids dan bifosfonat.
6. Riwayat psikologis
Menanyakan faktor-faktor yang membuat klien stres dan pendekatan untuk
membangun rasa percaya diri.
7. Pola-pola Fungsi Kesehatan
Pola aktivitas/istirahat : Riwayat pekerjaan yang perlu
mengangkat beban berat, duduk, mengemudi dalam waktu lama,
membutuhkan papan / matras yang keras saat tidur, penurunan rentang
gerak dari ekstermitas pada salah satu bagian tubuh, tidak mampumelakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
31/51
Eliminasi : Konstipasi, mengalami kesulitan dalam difekasi adanya
inkontinesia / retensi urine.
Integritas Ego : Ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas
masalah pekerjaan, finansial keluarga.
Nyeri / kenyamanan : Nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan
semakin memburuk dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan,
mengangkat kkaki atau fleksi pada leher, nyeri yang tidak hentinya atau
adnya episode nyeri yang lebih berat secara intermiten, nyeri yang
menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atu bahu / lengan, kaku pada leher
(servikal), terdengar adanya suara krek saat nyeri baru timbul / saat
trauma atau merasa punggung patah, keterbatasan untuk mobilisasi /
membungkuk ke depan.
Kebutuhan istirahat dan tidur
Klien mungkin akan mengalami gangguan tidur karena merasa tidak
nyaman seperti berkeringat, ansietas, berdebar-debar, dan mengeluhkan
sakit punggung yang amat sakit.
8. Pengkajian spiritual
Apakah klien secara teratur melakukan ibadah sesuai keyakinannnya.
Apakah klien secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam
kegiatan keagamaan
9. Pemeriksaan Umum
Sistem Respirasi : kaji adanya peningkatan RR, biasanya nyeri kan
diikuti dengan RR yang cepat.
Sistem Kardiovaskular : kaji adanya peningkatan denyut jantung yang
ditandai dengan HR meningkat.
Sistem Integumen : kaji adanya kerusakan integritas kulit abibat
immobilisasi.
Sistem Persepsi Sensori : adanya penrunan sensasi raba, nyeri,
panas, atau gatal.
Sistem Reproduksi : penurunan fungsi seksual.
Sistem Muskuloskeletal : paralisis yang mengganggu ADL.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
32/51
Sistem Neurolog : Kesemutan, kekakuan, kelemahan pada tangan
dan kaki..
10. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
o Punggung, pantat dan tungkai dalam berbagai posisi dan gerakan
untuk evaluasi neurogenik
o Perhatikan adanya kurfatura yang berlebihan, pendataran arkus
lumbal, pelvis yang miring atau adanya postur tingkai yang abnormal
o Perhatikan apakah ada hambatan pada pergerakan punggung, pelvis
dan tungkai selama bergerak,
o Perhatikan apakah klien dapat mengenakan pakaian secara wajar
atau tidak
o Perhatikan kemungkinan adanya atrofi, pembengkakan dan
perubahan warna kulit
Palpasi dan perkusi
o Harus dilakukan secara hati-hati dan halus supaya tidak
mengganggu kenyamanan klien
o Palpasi pada daerah yang ringan rasa nyerinya ke daerah yang
paling terasa nyerinya
o Ketika meraba kolumna vertebralis dicari kemungkinan adanya
deviasi ke lateral atau entero-posterior
o Palpasi dan perkusi perut, distensi perut, kandung kemih penuh.
11. Pemeriksaan neurologik
Pemeriksaan motorik
o Kekuatan fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu
jari dan jari lainnya dengan menyuruh klien unutk melakukan gerak
fleksi dan ekstensi dengan menahan gerakan.
o Atropi otot pada maleolus atau kaput fibula dengan membandingkan
kanan-kiri.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
33/51
o Fakulasi (kontraksi involunter yang bersifat halus) pada otot-otot
tertentu.
Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar
(vibrasi) untuk menentukan dermatom mana yang terganggu sehingga
dapat ditentuakn pula radiks mana yang terganggu.
Pemeriksaan refleks
o Refleks lutut /patela/hammer (klien bebraring.duduk dengan tungkai
menjuntai), pada HNP lateral di L4-5 refleks negatif.
o Refleks tumit.achiles (klien dalam posisi berbaring , luutu posisi
fleksi, tumit diletakkan diatas tungkai yang satunya dan ujung kaki
ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudian tendon achiles
dipukul. Pada aHNP lateral 4-5 refleks ini negatif.
12. Pemeriksaan range of movement (ROM)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untuk memperkirakan
derajat nyeri , functio laesa, atau untuk mememriksa ada/tidaknya
penyebaran nyeri .
13. Pemeriksaan Diagnostik
CT scan; CT scan menggabungkan sinar x untuk menghasilkan banyak
gambaran pada bagian dalam tubuh. Digunakan untuk mendiagnosa berbagai
kanker yang berada di berbagai bagian tubuh, mengukur lokasi, dan mengukur
kepadatan mineral tulang untuk mendeteksi osteoporosis.
MRI; merupakan pemeriksaan yang dapat menunujukan adanya
perubahan tulang dan jaringan lunak yang mampu membuat potongan koronal,
sagital, aksial, oblik hingga kebagian terdalam medulla spinalis. Sebelum
dilakukan tindakan hendaknya lakukan pengakajian tentang adanya penyakit
yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI( pasien dengan
alat pacu jantung atau sendi palsu). Hal ini karena medan magnet pesawat MRI
selalu dalam keadaan ON sehingga setiap saat dapat terjadi resiko
kecelakaan.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
34/51
Namun biasanya pada kasus-kasus pada tulang terdalam, biasanya MRI
merupakan tes pencitraan utama untuk mengevaluasi sraf tulang belakang.
Kelebihan MRI dibandingkan dengan CT scan adalah:
o Lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak
seperti otak, medulla spinalis serta muskuloskeletal.
o Memberikan gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
o Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring.
b. Data Penunjang (Pemeriksaan Diagnostik)
Diagnosa myeloradiculopathy, sukar untuk ditegakkan secara dini, dan biasanya pasen datang dan
dirawat bila ada tanda-tanda mielopati. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan dalam membantu
menegakkan diagnosa myeloradiculopathy antara lain:
o Laboratorium:
o Gula darah yang berhubungan dengan diabetik neuropati
o Pemeriksaan darah yang berhubungan dengan tumor primer
o Lumbal punksi
o Biasanya dilaksanakan bersamaan dengan mielografi, untuk mengetahui tingginya konsentrasi
albumin didalam liquor, yang ditentukan oleh ada atau tidak adanya blok
o Elektromyografi (EMG)
o Pemeriksaan ini membantu dalam mendiagnosa radikulopati
o Terdapat perubahan dari pola persarafan M. Rectus Abdominis atau otot Paraspinal
o Radiologi
o Foto thoraks, mencari fokus primer
o Untuk melihat penyempitan dari disk space.
o Melihat sclerosis dan pembentukkan osteophyte.
o Foto polos vertebrae thorakalis
o Dapat mengetahui apakah terdapat perubahan dari besar, bentukdan struktur dari vertebrae
thorakalis, serta diskus intervertebralis,apakah terdapat perubahan dari pedikel
o Visualisasi yang baik dari elemen tulang : melihat herniasi disk.
o Mengkaji keadaan spinal cord dan akar saraf.
o Mielografi
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
35/51
o Dapat menegtahui lokasi tumor danmembedakan tumor ekstra meduler dan intra meduler serta
ekstra dural
o Mengetahui adanya herniasi diskus thorakalis
o Memberikan gambaran khas pada arakhnoiditis
o C.T.M.M.
o Dapat mendeteksi kelainan intraspinal
o M.R.I.
o Memberikan informasi yang lenih sensitif, terhadap lesi lesi pada medula spinalis dan
segmennya.
o Untuk mendeteksi patologi jaringan lunak
c.Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
keperawatan
1. DO: -
DS: klien mengeluh nyeri
di daerah punggung.
Fraktur patologisinflamasimerangsang
pengeluaran zat
vasoaktifprostaglandinnyerinyeri
Gangguan rasa
nyaman : Nyeri
2. DO:
DS:
Fraktur patologisinflamasimerangsang
oengeluaran zat
vasoaktifprostaglandinnyerinyeriim
obilitas fisik
Gangguam
mobilitas fisik
3. DO:
DS:
Fraktur patologisinflamasimerangsang
oengeluaran zat
vasoaktifprostaglandinnyerinyeriim
obilitas fisikbedrest
Risiko Gangguan
Integritas Kulit
4. DO:
DS:
Fraktur patologisinflamasimerangsang
pengeluaran zat
vasoaktifprostaglandinnyerinyeripe
mberian obat analgetikmual, konstipasi
Resiko gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
d. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik b.d. nyer ditandai oleh klien mengeluh nyeri punggung yang terus
menerus.
2. Risiko Gangguan Integritas Kulit b.d penekanan terus menerus pada kulit akibat bedrest.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
36/51
3. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. konstipasi dan nausea akibat pemberian
obat analgesic.
4. Ansietas b.d kurangnya pengtahuan klien tentang penyakit yang dideritanya.
e. Intervensi Keperawatan
N
o
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan
mobilitas fisik
b.d. nyeri
DS:
- Klien
mengeluh
nyeri
punggung
yang terus
menerus
Tupen : setelah
dilakukan tindakan
mandiri maupunkolaborasi selama
2x24 jam klien
menyatakan nyeri
berkurang.
Tupan : klien dapat
mengontrol nyeri
dan dapat
melakukan
aktivitasnya.
MANDIRI
1. Jelaskan dan bantu
klien dengan tindakan
pereda nyeri
nonfarmakologi dan
noninvasif.
2. Ajarkan relaksasi :
Teknik-teknik untuk
menurunkan ketegangan
otot rangka, yang dapat
menurunkan intensitas
nyeri.
3. Ajarkan metode
distraksi selama nyeri
akut.
4. Ajarkan klien
untuk melakukan
1. Pendekatan dengan
menggunakan relaksasi
dan nonfarmakologi
lainnya telah
menunjukkan
keefektifan dalam
mengurangi nyeri.
2. Pendekatan dengan
menggunakan relaksasi
dan nonfarmakologi
lainnya telah
menunjukkan
keefektifan dalam
mengurangi nyeri.
3. Akan melancarkan
peredaran darah,
sehingga kebutuhan
oksigen oleh jaringan
akan terpenuhi sehingga
akan menguragi
nyerinya.
4. Mengalihkan perhatian
nyerinya ke hal-hal
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
37/51
latihan gerak aktif pada
ekstremitas yang tidak
sakit.
KOLABORASI
1. Farmakologi
Berikan obat analgetik
sesuai program:
Evaluasi tindakan
pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
Kolaborasi dengan
dokter bila ada
komplain tentang
pemberian analgetik
tidak berhasil.
Evaluasi
efektifitas analgetik,
tanda dan gejala efek
samping.
2.Non famakologi
Laminektomi
untuk grade 1-2.
Korset atau traksi
>2.
yang menyenangkan.
1. Farmakologi :
Mengurangi rasa nyeri
2.Non Farmakologi
Tindakan ini dapat
menghilangkan
tekanan atau nyeri
akibat myeloma atau
fraktur pada arkus
vertebrata posterior.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
38/51
Sokongan anatomis
berguna untuk
menurunkan spasme
otot dan
menurunkan nyeri.
2. Risiko
Gangguan
Integritas
Kulit b.d
penekanan
terus menerus
pada kulit
akibat bedrest.
Keadaan kulit klien
utuh dan tidak
terjadi dekubitus.
MANDIRI
1. Monitor daerah yang
tertekan.
2. Jaga kebersihan
tempat tidur, laken
tetap bersih,
kencang, dan kering.
3. Monitor intake dan
output nutrisi.
4. Lakukan alih posisi
setiap 2 jam dan
massage dengan
kayu putih bagian
yang akan
mengalami
penekanan.
Pada fase akut
(2x24jam) tidak
dilakukan reposisi.
5. Pertahankan sikap
tubuh yang
terapeutik pada bahu,
lengan, panggu, dan
tungkai. Kemiringan
tubuh 300.
6. Gunakan alat bantu
untuk menjaga
penekanan.
1. Mengidentifikasi tanda-
tanda awal dekubitus.
2. Laken yang basah,
kotor, dan kusut
memudahkan terjadinya
dekubitus.
3. Nutrisi yang adekuat
mengurangi risiko
dekubitus.
4. Melancarkan aliran
darah pada bagian yang
tertekan.
5. Bagian yang tertekan
memerlukan perhatian
khusus karena berisiko
terjadinya dekubitus.
6. Mengurangi risiko
dekubitus.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
39/51
3. Resiko
gangguan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
b.d. konstipasi
dan nausea
akibat
pemberian
obat
analgesic.
Kebutuhan
nutrisi
terpanuhi
sesuai dengan
berat badan
ideal.
Defekasi lancer
dan teratur.
Pasien tidak
mengalami
nausea.
MANDIRI
1. Berikan diet dengan
kadar serat tinggi
dalam bentuk tepung
sereal, roti, buah-
buahan segar.
2. Kurangi atau batasi
makanan seperti
produk susu.
3. Dorong peningkatan
pemasukan cairan.
4. Berikan makanan
sedikit tapi sering.
5. Buat pilihan menu
yang ada dan
diizinkan untuk
mengontrol pilihan
sebanyak mungkin.
KOLABORASI
1. Berikan obat-obat
sesuai petunjuk,
seperti obat pelunak
feses, misalnya
Metamucil.
2. Berikan anti emetik.
1. Meningkatkan
konsistensi feses,
meningkatkan
pengeluaran feses.
2. Makanan ini diketahui
sebagai pencetus
konstipasi.
3. Tingkatkan konsistensi
feses normal.
4. Untuk mengurangi rasa
mual dan meningkatkan
pemasukan yang
adekuat.
5. Klien yang meningkat
kepercayaan dirinya
dan merasa menontrol
lingkungan lebih suka
menyediakan makanan
untuk makan.
1. Meningkatkan
regularitas dengan
meningkatkan serat dan
atau meningkatkan
konsistensi feses.
2. Mencegah dan
mengurangi rasa mual
dan muntah.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
40/51
4. Ansietas b.d
kurangnya
pengtahuan
klien tentang
penyakit yang
dideritanya.
Klien tampak
rileks dan
melaporkan
ansietas
berkurang pada
tingkat yang
dapat diatasi.
Mengetahui
penyakitnya.
Mampu
mejelaskan
kembalipenyebab,
tanda dan
gejala,
komplikasi dan
cara
pencegahannya
.
Klien dan
keluarga
kooperatif saat
dilakukan
tindakan.
MANDIRI
1. Kaji tingkat ansietas
klien dan tingkat
pengetahuan klien.
2. Berikan informasi
yang akurat dan
jawab dengan jujur.
3. Berikan kesempatan
pada klien untuk
mengungkapkan
masalah yang
dihadapinya.
4. Kaji adanya masalah
sekunder yang
mungkin merintangi
keinginan untuk
sembuh dan mungkin
menghalangi proses
penyembuhannya.
5. Jelaskan proses
terjadinya penyakit,
1. Membantu dan
mengidentifikasi
kekuatan dan
keterampilan yang
mungkin membantu
klien mengatasi
keadaannya sekarang
dan untuk memberikan
bantuan yang sesuai.
2. Memungkinkan klien
untuk membuat
keputusan yang
didasarkan atas
pengetahuannya
3. Kebanyakan klien
mengalami masalah
yang perlu untuk
diungkapkan dan
diberikan respon
dengan informasi yang
akurat untuk
meningkatkan koping
terhadap situasi yang
sedang dihadapi.
4. Klien mungkin secara
tidak sadar memperoleh
keuntungan seperti
terlepas dari tanggung
jawab, perhatian, dan
kontrol dari yang lain.
5. Memungkinkan klienuntuk membuat
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
41/51
tanda gejala serta
komplikasi yang
mungkin terjadi.
6. Berikan informasi
pada keluarga tentang
perkembangan klien
dan tentang tindakan
yang akan dilakukan
dan Jelaskan
komplikasi kronik
yang mungkin akan
muncul.
7. Diskusikan pilihan
terapi.
8. Berikan penjelasan
tentang pentingnya
ambulasi dini.
keputusan yang
didasarkan atas
pengetahuannya.
6. Keluarga mungkin
secara tidak sadar
memungkinkan klien
untuk mempertahankan
ketergangtungannya
engan melakukan
sesuatu yang klien
sendiri mampumelakukannya tanpa
bantuan orang lain.
7. Menurunkan resiko
komplikasi atau trauma.
8. Dapat menurunkan
regangan otot melalui
dukungan struktural
dan pencegahan
terhadap hiperekstensi
dari tulang belakang.
Penatalaksanaan
Tujuan keseluruhan dal;am pengobatan nyeri adalah mengurungu nyeri sebesar-besarnya dengan
kemungkinan efek samping paling kecil. Terdapat dua metode umum untuk terapi nyeri :
Farmakologik dan nonfamakologik.
A. PENDEKATAN FARMAKOLOGIK
Obat adalah bentuk pengendalian nyeri yang paling sering digunakan. Terdapat tiga kelompok obat
nyeri :
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
42/51
1. Analgesic Nonopioid : Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
Langkah pertama, sering efektif untuk penatalaksanaan nyeri ringan sampai sedang,
menggunakan analgesic nonopioid, terutama asetaminofen (Tylenol) dan OAINS. Tersedia
bermacam-macam OAINS dengan efek antipiretik, analgesic dan (kecuali asetaminofen)
antiinflamasi. Asam asetilsalisilat (aspirin) dan ibuprofen (motrin, advil) mungkin
merupakan OAINS yang paling sering digunakan. OAINS sangat efektif untuk mengatasi
nyeri akut derajat ringan, penyakit meradang yang kronik seperti arthritis, dan nyeri akibat
kanker yang ringan.
OAINS menghasilkan analgesia yang bekerja ditempat cedera melalui inhibisi
sintesis prostaglandin dari precursor asam arakidonat. Prostaglandin (terutama PGE1, PGE2,
dan PGE3) mensensitisasi nosiseptor dan bekerja secara sinergitis dengan produkinflamatorik lain ditempat cedera, misalnya bradikinin, histamine, untuk menimbulkan
hiperanalgesia. Dengan demikian, OAINS menganggu mekanisme transduksi di nosiseptor
aferen primer dengan menghambat sintesis prostaglandin.
Berbeda dengan opioid, OINS tidak menimbulkan ketergantungan atau toleransi
fisik. Semua memiliki ceiling effect; yaitu peningakatan dosis melebihi kadar tertentu tidak
menambah efek analgesic. Namun, dosis puncak tertentu tersebut (ceiling dose) mungkin
lebih tinggi daripada dosis awal anjuran, dengan demikian penambahan dosis dapat
diterima. Penyulit tersering yang berkaitan dengan pemberian OAINS adalah gangguan
saluran cerna, meningkatnya waktu perdarahan (aspirin), penglihatan kabur, perubahan
minor fungsi hati, dan berkurangnya fungsi ginjal.
Asetaminofen (Tylenol) hamper sama efektinya dengan aspirin dalam sifat
analgesic-antipiretik. Namun, asetaminofen kurang memiliki efek antiinflamasi, karena obat
ini merupakan inhibitor kelas siklooksigenase yang lemah apabila terdapat peroksida dalam
konsentsi tinggi seperti dijumpai di jaringan perifer yang meradang. Sebaliknya,
asetaminofen memiliki kemampuan menghambat siklooksigenase di otak, tempat
konsentrasi peroksida rendah-sehingga obat ini memiliki efek antipiretik. Keunggulan
asetaminofen dibandingkan aspirin sebagai obat antipiretik dan analgesic adlah bahwa obat
ini tidak menimbulkan efek pada system kardiovaskular atau pernafasan, dan tidak
menimbulkan gangguan keseimbangan asam dan basa, fungsi trombosit, atau aktivitas
siklooksigenase kelas satu di lambung dan ginjal. Apabila asetaminofen atau aspirin tidak
efektif untuk menghilangkan nyeri maka keduany dapat dikombinasikan dengan suatu
narkotik lemah seperti oksikodon atau kodein agar lebih efektif meredakan obat.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
43/51
Kekurangan utama asetaminofen adalah bahwa obat ini dapat menyebabkan kerusakan hati
fatal dalam dosis yang berlebihan.
Implikasi keperawatan :
1. Informasi umum: pasien yang menderita asma, alergi akibat aspirin, dan polips hidung
beresiko tinggi mengalami reaksi hipersensitivitas. Kaji adanya rhinitis, asma dan
urtikaria.
2. Kaji nyeri (catat jenis, lokasi dan intensitasnya) dan rentang gerak sebelum dan 1-2 jam
setelah pemberian.
3. Pemberian bersama analgesic opioid akan menghasilkan efek analgesic yang lebih besar
dan memungkinkan penurunan dosis opioid.
4. Untuk efek awal yan lebih cepat, berikan 30 menit sebelum atau 2 jam setelah makan.
Dapat diberikan bersamaaan dengan makanan, atau antacid untuk mengurangi iritasi
lambung. Makanan akan memperlambat namun tidak mengurangi absorbs.
2. Analgesic Opioid
Opioid saat ini adalah analgesic paling kuat yang tersedia dan digunakan dalam
penatalaksanaan nyeri sedang-berat sampai berat. Obat ini merupakan patokan dalam
pengobatan nyeri pascaoperasi dan nyeri terkait kanker. Morfin adalah salah satu obat yang
paling luas digunakan untuk nyeri berat dan masih menjadi standar pembanding untuk
menilai obat analgesic lain.
Berbeda dengan OAINS, yang bekerja di perifer, morfin menimbulkan efek
analgesiknya di sentral. Mekanisme pasti kerja opioid telah semakin jelas sejak penemuan
reseptor-reseptor opioid endogen di system limbic, thalamus, PAG, substansia gelatinosa
kornu dorsalis, opioid eksogen seperti morfin menimbulkan efek dengan mengikat reseptor
opioid dengan cara serupa dengan opioid endogen (endorphin-enkefalin); yaitu morfin
memiliki efek agonis (meningkatkan kerja reseptor). Dengan mengikat reseptor opioid di
nucleus modulasi-nyeri di batang otak, morfin menimbulkan efek pada system-sistem
desenden yang mengahmbat nyeri. Di tingkat kornu dorsalis medulla spinalis, morfin juga
menghambat transmisi impuls nosiseptor yang datang dengan mengikat reseptor opioid di
substansi gelatinosa.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
44/51
Efek opioid dapat bergantung pada tipe reseptor yang diikat. Telah cukup banyak
yang diketahui tentang tiga tipe reseptor opioid : reseptor mu-, kappa- dan delta-. Tipe
reseptor yang paling penting untuk analgetik klinis disebut reseptor mu karena afinitasnya
terhadap morfin. Banyak obat dari golongan morfin agonis-mu, walaupun potensinya
berbeda-beda (Baumann, 1997). Pengetahuan tentang dosis ekuianalgesik obat opioid
bermanfaat saat kita mengganti obat atu cara pemberian. Perlu dicatat bahwa pemberian
meperidin (Demerol) tidak di anjurkan untuk digunakan dalam penatalaksanaan nyeri karena
toksisitasnya yang nyata, terutama kejang (American Society of Anesthesiologist [ASA],
1996; Waitman,McCaffery, 2001).
Obat-obat golongan opioid memiliki pola efek samping yang sangat mirip, termasuk
depresi pernafasan, mual dan muntah, sedasi, dan konstipasi. Selain itu, semua opioid
berpotensi menimbulkan tolerans, ketergantungan dan ketagihan (adiksi). Toleransi terhadap
opioid tertentu terbentuk apabila opioid tersebut diberikan dalam jangka panjang, misalnya
pada terapi kanker.
Ketergantungan fisik adalah juga suatu proses fisiologi yang ditandai dengan
timbulnya gejala-gejala putus obat setelah penghentian mendadak suatu obat opioid atau
setelah pemberian antagonis. Sindrom putus obat ini diperkirakan disebabkan oleh aktivitas
cerminan noradrenergic di SSP yang tertekan selama pemberian opioid jangka panjang.
Adiksi atau ketergantungan psikologik, mengacu kepada sindrom perilaku berupa hilangnya
kekhawatiran berkaitan dengan penggunaan dan akuisisi obat, yang menyebabkan perilaku
menimbun obat dan peningkatan dosis tanpa pengawasan.
Implikasi keperawatan :
1. Kaji jenis, lokasi dan intensitas nyeri sebelum dan pada puncak reaksi setelah
pemberian.
2. Kaji tekanan darah, nadi, dan pernapasan sebelum dan secara periodic selama
pemberian.
3. Kaji fungsi usus secara rutin. Peningkatan asupan cairan dan serat, pelunak feses dan
laksatif dapat meminimakan efek konstipasi.
4. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan psikologis dan
fisiologis serta toleransi.
5. Pantau asupan dan haluaran. Jika terjadi perbedaan yang bermakna, kaji adanya retensi
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
45/51
urin dan beri tahu dokter.
3. Antagonis dan Agonis-Antagonis Opioid
Antagonis opioid adalah obat yang melawan efek obat opioid dengan mengikat reseptor
opioid dan menghambat pengaktifannya. Nalokson, suatu antagonis opioid murni,
menghilangkan analgesia dan efek samping opioid. Nalokson digunakan untuk melawan
efek kelebihan dosis narkotik, yaitu yang paling serius adalah depresi pernafasan dan sedasi.
Obat opioid lain adalah kombinasi agonis dan antagonis seperti pentazonin (Talwin) dan
butorfanol (Stadol). Apabila diberiakn kepada pasien yang bergantung pada narkotik, maka
obat-obat ini dapat memicu gejala putus obat. Agonis-antagonis opioid adalah analgetik
efektif apabila diberikan tersendiri dan lebih kecil kemungkinannya menimbulkan efek
samping yang tidak di inginkan (misalnya, depresi pernafasan) dibandingkan dengan agonis
opioid murni.
4. Adjuvant atau Koanalgesik
Obat adjuvant atau koanalgesik adalah obat yang semula di kembangkan untuk
tujuan selain menghilangkan nyeri tetapi kemudian memiliki sifat analgeti atau efek
komplementer dalam penatalaksanakan nyeri. Sebagian dari obat ini sangat efektif dalam
mengendalikan nyeri neuropatik yang mungkin tidak berespon terhadap opioid.
Antidepresan trisiklik, seperti amitriptilinn (elavil) atau imipramin (tofranil), adalah
analgetik yang sangat efektif untuk nyeri neuropatik, serta berbagai penyakit lain yang
menimbulkan nyeri. Antidepresan trisiklik menghilangkan nyeri dengan menghambat
penyerapan ulang amina-amina biogenic di SSP. Antidepresan trisiklik diperkirakan
meningkatkan efek inhibitorik serotonin dan norepinefrin pada neuron-neuron untuk
transmisi nyeri spinal.
Obat adjuvant lain yang bermanfaat dalam pengobatan nyeri adalah hidroksizin
(Vistaril) yang memiliki efek analgetik pada beberapa penyakit dan efek adiktif apabila
diberikan bersama morfin; pelemas otot misalnya Diazepam (Valium), yang digunakan
untuk mengobati kejang otot yang berkaitan dengan nyeri; dan steroid misalnya
deksametazol (dekadron), yang telah di gunakan untuk mengendalikan gejala yang berkaitan
dengan kompresi medulla spinalis atau metastasis tulang pada pasien kanker.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
46/51
B. PENDEKATAN NONFARMAKOLOGIK
Walaupun obat-obat analgesic sangat mudah diberikan, namun banyak pasien dan dokter
kurang puas dengan pemberian jangka panjang untuk nyeri yang tidak terkait dengan keganasan.
Metode nonfarmakologi untuk menghilangkan nyeri dapat dibagi menjadi pungtudua kelompok :
1. Terapi dan Modalitas Fisik
Terapi fisik utnuk meredakan nyeri mencakup berbagai bentuk stimulasi kulit (pijat,
stimulasi saraf dengan listrik transkutis, akupungtur, aplikasi panas atau dingin, olahraga).
Dasar dari stimulasi kulit adalah teori pengendalian gerbang dari transmisi nyeri. Stimulasi
kulit akan merangsang serat-seratnon-nosiseptif yang berdiameter besar untuk menutup
gerbang bagi serat-serat berdiameter kecil yang menghantarkan nyeri sehingga nyeri dapat
dikurangi. Stimulasi kulit juga dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan endorphin dan
neurotransmitter lain yang menghambat nyeri.
Salah satu strategi stimulasi kulit tertua dan paling sering digunakan adalah
pemijatan atau penggosokkan. Pijat dapat dilakukan dengan jumlah tekanan dan stimulasi
yang bervariasi terhadap berbagai titik-titik pemicu miofasial diseluruh tubuh. Utnuk
mengurangi gesekan digunakan minyak atau lotion. Pijat akan melemaskan ketegangan otot
dan meningkatkan sirkulasi local. Pijat punggung memiliki efek relaksasi yang kuat.
Stimulasi saraf dengan listrik melalui kulit (TENS atau TNS) terdiri dari suatu alat
yang digerakkan oleh batere yang mengirim impuls listrik lemah melalui elektroda yang
diletakkan di tubuh. Elektroda umumnya di letakkan di atas atau dekat dengan bagian yang
nyeri. TENS digunakan untuk penatalaksanaan nyeri akut dan kronik : nyebri pascaoperasi,
nyeri punggung bawah, phantom limb pain, neuralgia perifer, dan arthritis rheumatoid.
Akupungtur adalah teknik kuno dari Cina berupa insersi jarum halus ke dalam
berbagai titik akupungtur (pemicu) di seluruh tubuh untuk meredakan nyeri. Metode
noninvasive lain untuk merangsang titik-titik pemicu adalah pemberian tekanan dengan ibu
jari, suatu teknik yang disebut akupresur. Efektivitas metode ini mungkin dapat dijelaskan
dengan teori control gerbang dan teori bahwa akupungtur merangsang pelepasan opioid
endogen.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
47/51
Range of Motion (ROM) exercise (pasif, dibantu, atau aktif) dapat digunakan untuk
melemaskan otot, memperbaiki sirkulasi, dan mencegah nyeri yang berkaitan dengan
kekakuan dan imobilitas.
Aplikasai panas adalah tindakan sederhana yng telah lama diketahui sebagai metode
yang efektif untuk mengurangi nyeri dan juga kejang otot. Panas dapat salurkan melalui
konduksi (botol air panas, bantalan pemanas listrik, lampu, kompres basah panas), konveksi
(whirpool, sitz bath, berendam air panas), atau konversi (ultrasonografi, diatermi). Nyeri
akibat memar, spasme otot, dan arthritis berespon baik terhadap panas. Karena melebarkan
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah local, panas jangan digunakan setelah
cedera traumatic saat masih ada edema dan peradangan. Karena meningkatkan aliran darah,
panas mungkin meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti
bradikinin, histamine, dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri local. Panas juga
mungkin merangsang serat saraf yang menutup gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke
medulla spinalis dan otak dapat di hambat.
Berbeda dengan terapi panas, yang efektif untuk nyeri kronik, aplikasi dingin lebih
efektif untuk nyeri akut (misalnya trama akibat luka bakar, tersayat, terkilir). Aplikasi dingin
mengurangi aliran darah kesuatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema. Terapi
dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf
sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
2. Strategi Kognitif-Perilaku
Strategi kognitif-perilaku bermanfaat dalam mengubah persepsi pasien terhadap
nyeri, mengubah perilaku nyeri, dan memberi pasien perasaan yang lebih mampu untuk
mengendalikan nyeri. Strategi-strategi ini mencakup relaksasi, penciptaan khayalan(imagery), hypnosis, dan biofeedback.
Pada metode-metode yang menekankan relaksasi otot, fasilitator memimta passion
untuk memfokuskan diri ke kelompok otot yang berbeda dan secara voluntary
mengontraksikan dan melemaskan otot-otot tersebut secara berurutan. Cara lain untuk
menginduksi relaksasi adalah olahraga bernafas dalam, meditasi, dan mendengarkan musik-
musik yang menenangkan. Teknik-teknik relaksasi akan mengurangi rasa cemas, tegangan
otot, dan stress emosi sehingga memutuskan siklus-nyeri, saat nyeri dan stress saling
memperkuat.
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
48/51
Teknik-teknik pengalihan mengurangi nyeri dengan memfokuskan perhatian pasien
kepada stimulasi lain dan menjauhi nyeri. Menonton televise, membaca buku,
mendengarkan music, dan melakukan percakapan adalah contoh-contoh umum pengalihan,
penciptaan khayalan dengan tuntunan adalah suatu bentuk pengalihan fasilitator yang
mendorong pasien untuk memvisualisaikan atau memikirkan pemandangan atau sensasi
yang menyenangkan untuk mengalihkan perhatian metode ini juga bergantung pada
menjauhi nyeri. Teknik ini sering dikombinasikan dengan relaksasi.
Hypnosis adalah suatu metode kognitif yang bergantung pada bagaimana
memfokuskan perhatian pasien menjauhi nyeri; metode ini bergantung pada kemampuan
ahli terapi untuk menuntun perhatian pasien kfisiologik tere bayangan-bayangan yang paling
konstruktif. Intervensi pengalihan yang paling efektif apabila digunakan untuk nyeri akut.
Tetapi dapat juga efektif pada nyeri kronik. Kemempuan intervensi pengalihan untuk
meredakan nyeri didasarkan pada teori bahwa apabila dua rangsangan yang berpisah, focus
pada salah satu akan menghilangkan focus pada yang lain. Namun, semakin besar rasa nyeri,
semakin kompleks rangsangan pengalih yang harus diberikan.
Umpan-balik hayati adalah suatu teknik yang bergantung pada kemampuan untuk
memberikan ukuran-ukuran terhadap parameter ukuran-ukuran tertentu terhadap pasien.
Sehingga pasien dapat belajar mengendalikan parameter tersebut termasuk suhu kulit,
ketegangan otot, kecepatan denyut jantung, tekanan darah dan gelombang otak. Alat umpan
balik hayati mengubah parameter-parameter fisiologik menjadi sinyal visual dan dilihat oleh
pasien. Pasien mula-mula dikenalkan kepada respon yang berkaitan dengan stress seperti
meningkatnya ketegangan otot, denyut jantung, atau tekanan darah dan kemudian diajar
bagaimana mengendalikan respon-respon ini melalui citra visual, bernafas dalam, atau
olahraga relaksasi. Biasanya diperlukan beberapa sesi sebelum pasien belajar
mengendalikan respon mereka. Walaupun umpan balik hayati sudah dilakukan untuk
mengatasi berbagai masalah nyeri kronik, namun pemakaian metode ini untuk mengobati
nyeri kepala. Factor-faktor yang mungkin berperan member efek menguntungkan adalah
relaksasi otot, berkurang rasa cemas, pengalihan, dan adanya perasaan peningkatan
kemampuan mengendalikan gejala.
Penatalaksanaan Operatif :
Penatalaksanaan dan prognosa dari myeolariculopathy tergantung dari penyebab. Pada tumor ektra
meduler tindakan operatif (laminectomy) sedini mungkin, dapat mencegah kecacatan. Demikian
-
7/30/2019 Makalah Myeloradiculopathy Kel.6
49/51
pula dengan herniasi diskus thorakalis, tindakan operatif mencegah perburukan dari defisit
neurologi
Kesimpulan
Myel