Isi Makalah Promkes Kel 6 Hipertensi
Click here to load reader
-
Upload
cillax-gokil -
Category
Documents
-
view
120 -
download
48
description
Transcript of Isi Makalah Promkes Kel 6 Hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya
lebih dahulu. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi
sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi,
walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui
(hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan
kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh
darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah. Untuk mencegah darah
tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun
mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi,
maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan adalah Kurangi konsumsi
garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi
sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam, Konsumsi
makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium,
magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi dan lain-
lain.
B. Ruang Lingkup Bahasan
Membahas tentang penyakit hipertensi,yang terdiri dari anatomi
fisiologi,etiologi patofisiologi terjadinya hipertensi,dan terutama adalah
cara memberikan penyuluhan penyakit hipertensi kepada masyarakat.
1
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Agar pembaca dapat mengetahui tentang pentingnya Penyakit
Hipertensi.
b. Mahasiswa mampu mempelajari dan lebih mengerti tentang penyakit
hipertensi dan bagaimana cara memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pencegahan terjadinya penyakit hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi penyakit hipertensi
b. untuk mengetahui bagaimana teknik pemberian penyuluhan kepada
masyarakat.
D. Manfaat
Menambah pengetahuan tentang penyakit hipertensi,tanda gejala dan
pencegahan serta cara pemberian penyuluhan kepada masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya
lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, dkk, 2004).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan
usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian
besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential).
Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut
jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan
peningkatan volume aliran darah.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai
oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit
penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti
stroke, dan penyakit jantung (Gunawan,2001).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistolik lebih dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 1978).
Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mm Hg menetap
atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mm Hg (Gunawan 2001).
Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya.
3
Adapun klasifikasi dari tekanan darah tinggi pada orang dewasa adalah :
B. Anatomi Fisiologi
1. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa, karena kalau dilihat dari bentuk dan
susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara bekerjanya
menyerupai otot polos.
a) Bentuk
Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga
basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing disebut apeks kordis.
b) Letak
Di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior),
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada.
c) Ukuran
Lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan, beratnya kira-kira
250-300 gr.
d) Lapisan-lapisannya
Lapisannya terdiri dari endokardium, meokardium, perikardium.
4
2. Peredaran darah jantung
Vena kava suferior dan inferior, mengalirkan darah ke atrium dekstra yang
datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis, membawa darah dari
ventrikel dekstra masuk ke paru-paru. Vena pulmonalis, membawa darah
dari paru-paru masuk ke atrium sinistra. Aorta, membawa darah dari
ventrikel sinistra ke seluruh tubuh. Kapiler merupakan pembuluh darah
yang sangat halus, dindingnya terdiri dari satu lapisan endotel.
3. Pergerakan jantung
Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode :
1). Periode konstriksi (periode sistole). Suatu keadaan dimana jantung
bagian ventrikel dalam keadaan menguncup, katup bikus dan
trikuspidalis dalam keadaan tertutup, valvula semilunaris aorta dan
valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sehingga darah dari
ventrikel dekstra mengalir ke arteri pulmonalis masuk ke paru-paru
kiri dan kanan, sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir ke
aorta kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
2). Periode dilatasi (periode diastole). Suatu keadaan dimana jantung
mengembang, katup bikus dan trikuspidalis terbuka sehingga darah
dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah dari
atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra, selanjutnya darah yang
ada di paru-paru melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra
dan darah dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium
dekstra.
3). Periode istirahat yaitu waktu antara periode konstriksi dan dilatasi
dimana jantung berhenti kira-kira 1/10 detik.
C. Etiologi
Secara umum penyebab hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. Hipertensi Primer
Dari kebanyakan hipertensi kurang lebih 90 % tidak diketahui
penyebabnya. Disangka bahwa faktor-faktor keturunan, hormonal,
5
metabolik, emosional, kebiasaan, dan lain-lain melalui syaraf vegetatif
berpengaruh terhadap timbulnya ketegangan otot polos dalam dinding
pembuluh darah. Oleh karena itu akan meningkatkan tahanan terhadap
aliran darah dalam arteri akan menyebabkan tekanan darah sistemik
sehingga menyebabkan gangguan fungsi ginjal.
2. Hipertensi Sekunder
Berdasarkan penyebabnya :
a). Kaortasio aorta
Penyempitan lumen aorta yang diakibatkan adanya perlengketan
antara arkus aorta dengan aorta desendens. Hal ini menyebabkan
aliran darah ke ginjal menurun, akibatnya ginjal mensekresi renin
→ hepar mensekresi angiotensin I → paru-paru mengeluarkan
angiotensin II sehingga korteks adrenal mensekresi aldosteron.
Peninggian aldosteron dalam darah maka terjadi retensi natrium
sehingga terjadi hiperpolemi dan akhirnya menyebabkan
hipertensi.
b). Pheochromocytoma
Merupakan tumor pada medula adrenal. Dengan adanya
pertumbuhan tumor tersebut, akan merangsang sistem syaraf
simpatis untuk mensekresi katekolamin maka aktifitas vaskuler
juga meningkat sehingga terjadi vase konstriksi yang
mengakibatkan hipertensi.
c). Aldosteronisme primer
Dengan adanya peningkatan aldosteron mengakibatkan retensi
natrium sehingga terjadi hiperpolemia menyebabkan hipertensi.
d). Hipertensi renal
Beberapa gangguan ginjal yang dapat ditemukan adanya hipertensi
antara lain ; GNA, kista, atau tumor ginjal.
6
e). Chusing Sindrom
Terdapat produksi kortisol yang berlebihan. Dengan adanya
peningkatan kortisol mengakibatkan terjadinya retensi natrium
sehingga terjadi hipervolemia yang menyebabkan hipertensi.
f). Stenosis Arteri Renalis
Dengan adanya stenosis pada arteri ginjal akan mengakibatkan
iskemia ginjal sehingga terjadi reno vaskuler hipertensi
mengakibatkan meningkatnya renin yang menyebabkan hipertensi.
g). Toksemia gravidarum
Biasanya timbul pada akhir kehamilan. Pada keadaan ini timbul
terjadi uteroplacenta hipoperfusi. Akibatnya terjadi degenerasi
troboplastin dan disertai peningkatan renin uterin. Troboplastin
dilepaskan mengakibatkan febrin dan febrinogen menumpuk di
dalam glomerolus dan sehingga terjadi proteinuria dan penurunan
filtrasi glomerolus. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya
retensi natrium yang akhirnya menyebabkan hipertensi
(Price, 1994)
7
D. Patofisiologi
(Sumber : Price; 1994)
E. Tanda dan Gejala
a. Tekanan darah meningkat, tachi kardi
b. Palpitasi, berkeringat dingin, pusing, nyeri kepala bagian sub ocipital, mati
rasa (kelemahan salah satu anggota tubuh).
8
Stressor
Sekresi Renin IVolume cairan
Ekstraseluler
Curah jantung
Volume darah
Tek.pengisian sirkulasi rata-rata
Aliran balik darah vena
ke jantung
Tahanan perifer total
Angiotensin I
Retensi Na + H2O
Substrat Renin
Angiotensin II
Vaso Konstriksi
Tekanan darah arteri
Autoregulasi
Enzim pengubah
(Paru)
c. Kecemasan, depresi, dan cepat marah.
d. Diplobia (penglihatan ganda).
e. Mual dan muntah
f. Sesak napas, tachipnea
F. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Pemeriksaan diagnostik
Beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum terapi antara lain :
a) Anamnese riwayat sosial dan keluarganya
b) Pemeriksaan klinik termasuk dalam pemeriksaan retina, nadi,
auskultasi.
c) Elektrokardiogarfi, fhoto thoraks, IVP
d) Glucose tolerans test “Creatinin clearance”
e) Test tekanan darah
2. Pengobatan hipertensi
a) Menurunkan berat badan pada penderita gemuk
b) Diet rendah garam dan rendah lemak
c) Merubah kebiasaan buruk
d) Olah raga secara teratur
e) Kontrol tekanan darah secara teratur
f) Obat-obatan anti hipertensi antara lain :
a). Diuretika : HCT, Higrolon, Lerix
b). Beta bloker : Propanolol (inderal)
c). Alfa bloker : Phentolamin, prozazine (minipres)
d).Simphatolitik : Catapres, reserpin
e). Vasodilator : Hidralazine, Diazoxide, Nitruprusside,
Captopril.
f). Ca Antagonis : Nifedipine (Adalat)
9
G. Komplikasi
Prognosa pada hipertensi yang tidak terkontrol merupakan sesuatu yang
fatal. Komplikasi yang sering terjadi pada klien hipertensi adalah CVA
(Iskemik atau haemoragik), hipertensi encelophati, dan gagal ginjal.
H. Pengobatan Hipertensi Masyarakat Dengan Menggunakan :
1. Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya
melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi
tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi
tubuh dari homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian
telah menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
2. Biji bunga matahari.
Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari
mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam
tubuh. Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena
dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Tapi, pastikan
mengonsumsi kuaci segar yang tidak diberi garam.
3. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah
mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif
menurunkan tekanan darah tinggi.
4. Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan
darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang
bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan
bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah
tinggi.
5. Kedelai
10
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan.
Salah satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah
tinggi. Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi
kesehatan.
6. Kentang
Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak
sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat
tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.
7. Cokelat pekat (dark chocolate)
Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu menurunkan
tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat oksida
membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan
menyebabkan aliran darah meningkat.
8. Avokad
Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol. Selain
itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan
jantung
I. Cara Mencegah Hipertensi agar tidak Berakibat Fatal:
1. Mengelola dan mengonsumsi makan secara seimbang dan sehat.
2. Mengurangi konsumsi garam.
3. Melakukan aktivitas fisik yang membakar kalori.
4. Menjaga berat badan tetap ideal.
5. Menjauhi minuman alkohol.
6. Menjauhi dari asap rokok, sekaligus menghentikan kebiasaan merokok
J. Penyuluhan dalam Mengatasi Darah Tinggi
Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah
normal ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan
darah tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
1. Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah
menderita tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan
yang mengandung garam.
11
2. Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium.
Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah
tinggi.
3. Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita
tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara
berlebihan. Untuk pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang
diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per
hari.
4. Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda
menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti
berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30
hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
5. Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang,
tomat, wortel, melon, dan jeruk.
6. Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu
mengendalikan emosi Anda.
7. Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah
tinggi atau hipertensi.
8. Kendalikan kadar kolesterol Anda.
9. Kendalikan diabetes Anda.
10. Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke
dokter jika Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk
meminta obat yang tidak meningkatkan tekanan darah.
12
K. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah bantuan, bimbingan penyuluhan, pengawasan
atau perlindungan yang diberikan oleh seorang perawat untuk kebutuhan
klien. Asuhan keperawatan merupakan faktor penting dalam survival klien dan
dalam aspek pemeliharaan, rehabilitasi dan preventif perawatan kesehatan
(Doenges, 2000).
Pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi dilaksanakan
dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendekatan ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan klien yang meliputi kebutuhan bio-
psikososial dan spiritual dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data/informasi
tentang klien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa untuk
menentukan diagnosa keperawatan (Gaffar, 1997).
Pengkajian dilakukan secara langsung maupun tidak langsung melalui
observasi keadaan umum klien, wawancara (tanya jawab) dengan klien dan
keluarganya, pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki, dengan
teknik inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
Pengkajian klien hipertensi menurut Doenges (2000) adalah sebagai
berikut :
a. Aktifitas/istirahat
S: Kelemahan, letih, gaya hidup monoton
O:- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan irama jantung
- Takipnea.
13
b. Sirkulasi
S: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, Penyakit jantung koroner,
penyakit cerebrovaskuler.
O: Kenaikan Tekanan Darah (pengukuran serial dari kenaikan tekanan
darah diperlukan untuk menegakkan diagnosis).
Nadi: Denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis
Frekuensi/Irama: takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung: Terdengar S2, S3 (CHF dini). S4 (pengerasan
ventrkel kiri/hipertropi ventrikel kiri).
DVJ (Distensi Vena Jugularis).
c. Integumen Kulit :
Ektremitas: Perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi perifer),
pengisian kapiler lambat, Kulit: Pucat, sianosis.
d. Integritas ego
S: Perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia, marah kronik.
Faktor-faktor stress multipel: Hubungan, keuangan, yang berkaitan
dengan pekerjaan.
O: Gelisah, otot muka tegang.
e. Eliminasi
S: Gangguan ginjal
f. Makanan/cairan
S: Mengkonsumsi makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
kolesterol, mual, muntah
g. Riwayat penggunaan diuretik
O: Edema, DJV (Distensi Vena Jugularis)
h. Neuro sensori
S: - Pusing
14
- Sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam)
- Kebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Diplopia, penglihatan kabur
- Epistaksis
O: Respon motorik sama dengan penurunan kekuatan genggaman
tangan, perubahan-perubahan retina optik.
i. Nyeri/kenyamanan
S: - Nyeri hilang timbul pada tungkai
- Sakit kepala oksipital berat
j. Pernapasan
S: - Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas
- Takipnea
- Riwayat merokok, batuk
O: - Distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan
- Bunyi napas tambahan (krakles/mengi)
- Sianosis
k. Keamanan
S: - Gangguan koordinasi/cara berjalan
- Episode parestesia unilateral transien.
15
l. Pemeriksaan diagnostik
1) BUN/kreatinin: Memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi
ginjal
2) Glukosa: Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi).
Dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin
3) Kalium serum: Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik
4) Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat
meningkatkan hipertensi
5) Kolesterol dan trigliserida serum: Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus atau pembentukan plak ateromatosa
6) Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor
resiko terjadinya hipertensi
7) IVP: Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal atau ureter
8) Foto dada: Dapat menunjukkan obstruksi katup: deposit dada,
pembesaran jantung
9) CT Scan: Mengkaji tumor serebral, CSV, encefalopati dan
feokromositoma
10) EKG: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola, gangguan
konduksi.
Catatan: Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dari
penyakit hipertensi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi (Doenges. et.al, 2000)
adalah sebagai berikut :
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan after lood, vasokontriksi
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri kepala) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler
16
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai darah dan kebutuhan oksigen.
d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan berlebihan, pola hidup monoton, keyakinan budaya.
e. Inefektif koping individu berhubungan dengan krisis situasi, harapan
yang tak terpenuhi, perubahan hidup beragam
f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan
keterbatasan kognitif.
Sedangkan diagnosa keperawatan berdasarkan (Tucker, 1998) adalah
sebagai berikut :
c. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
d. Resiko perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri.
3. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka disusunlah peren-
canaan keperawatan. Perencanaan adalah tahap ketiga dari proses
keperawatan, yang dimulai setelah data-data yang terkumpul sudah dianalisa
17
Pada bagian ini ditentukan sasaran yang akan dicapai dan
rencana tindakan keperawatan dikembangkan. Tahapan
dalam perencanaan ini terdiri dari :
a. Menetapkan prioritas masalah berdasarkan pola kebutuhan dasar manusia
menurut hirarki Maslow.
b. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
c. Menetapkan kriteria evaluasi
d. Merumuskan intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan.
Dari diagnosa keperawatan yang telah disusun di atas, maka rencana
tindakan keperawatan menurut (Doenges. et.al, 2000) adalah sebagai berikut :
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan after
load, vasokontriksi.
Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan
darah/beban kerja jantung.
Kriteria hasil : Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat
diterima, memperlihatkan irama dan frekuensi jantung
stabil dalam rentang normal klien.
Intervensi Rasional
- Pantau Tekanan darah
-Catat keberadaan,kualitas denyutan
sentral dan perifer
- Mengetahui secara dini perubahan
yang terjadi dan untuk memberikan
tindakan yang sesuai dengan keadaan
pasien.
-Denyut karotis, jugularis dan femoralis
dapat mencerminkan efek dari
vasokontriksi dan kongesti vena.
- S4 umum terdengar pada pasien
hipertensi berat perkembangan S3
18
Intervensi Rasional
-Auskultasi tonus jantung dan bunyi
napas
-Amati warna kulit, kelembaban, suhu,
dan masa pengisian kapiler
-Catat edema umum/tertentu
-Berikan lingkungan tenang dan
kurangi aktifitas
-Pertahankan pembatasan aktifitas,
seperti istirahat ditempat tidur, bantu
klien melakukan aktifitas perawatan
diri sesuai kebutuhan
-Anjurkan teknik relaksasi, aktifitas
pengalihan
menunjukkan hipertropi ventrikel dan
kerusakan fungsi. Adanya krakles,
mengindikasikan kongesti paru
sekunder.
- Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan
pengisian kapiler lambat mungkin
berkaitan dengan vasokontriksi.
-Mengindikasikan gagal jantung,
kerusakan ginjal atau vaskular.
-Menurunkan rangsang simpatis,
meningkatkan relaksasi.
- Menurunkan strees dan ketegangan
yang mempengaruhi tekanan darah
-Dapat menurunkan rangsangan yang
menimbulkan strees sehingga akan
menurunkan TD
-Menghindari terjadinya penurunan
fungsi jantung dan beban kerja
jantung.
19
Intervensi Rasional
-Berikan obat-obatan sesuai indikasi
( diuretik, inhibitor simpatis,
vasodilator).
2.. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
Tanda dan gejala:
- Keluhan nyeri kepala oksipital terutama pada saat bangun , otot-otot
wajah tegang, menyeringai menahan sakit, gelisah, leher kaku,
penglihatan kabur, mual dan muntah.
Tujuan: Nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria hasil:
- Mengungkapkan nyeri hilang
- Menyatakan metode yang memberikan pengurangan
- Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.
20
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum dan
ketidakseimbangan antara suplai darah dan kebutuhan oksigen.
Tanda dan gejala:
21
Intervensi Rasional
- Kaji tingkat nyeri pasien
- Mempertahankan tirah
baringselama fase akut
- Berikan tindakan non farmakologi
(kompres dingin pada dahi, pijat
punggung, leher, untuk ketenangan
redupkan lampu kamar)
- Kurangi aktifitas yang berlebihan
- Bantu pasien dalam aktifitas sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan, makanan lunak dan
perawatan mulut yang teratur
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Berikan anti ansietas, misalnya:
Diazepam.
- tingkat nyeri dapat mempengaruhi
tingkah laku pasien dan proses
pengobatan
- Meningkatkan relaksasi terhadap
seluruh organ yang bersangkutan
- Tindakan tersebut menurunkan
tekanan vaskuler serebral dan
memperlambat respon simpatis
- Aktifitas yang berlebihan dapat
meningkatkan tekanan vaskuler
serebral
- Mencegah komplikasi dalam
hubungannya dengan sakit kepala
- Meningkatkan kenyamanan umum
- Mengontrol nyeri dan menurunkan
rangsangan sistem saraf simpatis
- Mengurangi tegangan dan
ketidaknyamanan yang diperberat
oleh stress.
- Keletihan dan kelemahan
- Dispnea
- Perubahan EKG.
Tujuan: Dapat melakukan aktifitas yang diperlukan atau diinginkan.
Kriteria hasil:
- Ikut serta dalam kegiatan yang dibutuhkan
- Menunjukkan toleransi aktifitas yang dapat diukur
- Intoleransi fisiologis mengalami penurunan.
Intervensi Rasional
- Kaji respon pasien terhadap
aktifitas
- Observasi tanda-tanda vital
(Ajarkan pasien Nadi, tekanan
darah, respirasi)
- Berikan tentang tehnik
penghematan energi (melakukan
aktifitas perlahan-lahan dan
menggunakan alat bantu)
- Berikan dorongan untuk
melakukan aktifitas atau
peraweatan diri, jika dapat
ditoleransi (secara bertahap).
- Perubahan aktifitas dapat
mengidentifikasi tingkat
kelemahan fisik pasien atau klien
- Mengidentifikasi perubahan
respon fisiologis terhadap aktifitas
- Tekhnik penghematan energi
mengurangi penggunaan energi
dan membantu keseimbangan
suplai oksigen
- Kemajuan aktifitas secara
bertahap mencegah peningkatan
kerja jantung secara tiba-tiba.
4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebihan, pola hidup monoton, dan keyakinan budaya.
22
Tanda dan gejala:
- Berat Badan (BB) meningkat 10%-20% dari BB Ideal
- Lipatan trisep pada pria lebih dari 15 mm dan pada wanita lebih dari
25 mm.
Tujuan: Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.
Kriteria hasil:
- Menunjukkan perubahan pola makan (misal: pilihan makanan, kuantitas,
dan sebagainya)
- Mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan
kesehatan optimal
- Melakukan program olahraga yang tepat secara individual.
Intervensi Rasional
- Kaji pemahaman pasien tentang
hubungan antar hipertensi dan
kegemukan
- Anjurkan pasien untuk menurunkan
asupan kalori lemak, garam dan
gula
- Tetapkan keinginan pasien untuk
menurunkan berat badan
- Bantu untuk memilih makanan
yang tepat (hindari makanan
dengan kejenuhan lemak tinggi dan
kolesterol)
- Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi.
- Kegemukan merupakan resiko
tinggi terhadap hipertensi
- Mempercepat proses aterosklerosis.
Masukan garam memperbanyak
volume cairan intravaskuler dan
merusak ginjal
- Program penurunan berat badan
membantu menunjang keberhasilan
proses penyembuhan
- Menghindari makanan tinggi lemak
jenuh dan kolesterol penting dalam
mencegah perkembangan
aterogenesis
- Memberikan konseling dan bantuan
memenuhi kebutuhan diit individu.
23
5. Inefektif koping individu berhubungan dengan krisis situasi, harapan yang tak
terpenuhi, perubahan hidup beragam
Tanda dan gejala:
-Menyatakan ketidakmampuan dalam memecahkan masalah
-Gelisah, cemas, insomnia, tegang, depresi.
Tujuan: Mengidentifikasi perilaku koping yang efektif.
Kriteria hasil:
- Menyadari akan kemampuan koping saat ini
- Menghindari stress
- Menggunakan ketrampilan atau metode efektif untuk mengatasi masalah.
Intervensi Rasional
- Kaji keefektifan strategi koping
dengan mengobservasi perilaku
- Catat laporan gangguan tidur,
peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi
- Bantu pasien untuk mengatasinya
- Libatkan pasien dalam perencanaan
perawatan dan beri dorongan
pengobatan
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dan mulai
merencanakan perubahan hidup
yang perlu
- Mekanisme adaptif perlu untuk
mengubah pola hidup seseorang
- Mekanisme maladaptif merupakan
indikator marah yang ditekan dan
menjadi penentu utama tekanan
darah diastolik
- Mengenalkan pasien terhadap
stressor
- Keterlibatan memberikan perasaan
kontrol diri yang berkelanjutan dan
dapat meningkatkan kerjasama
dalam regimen terapeutik
- Perubahan yang harus
diprioritaskan untuk menghindari
rasa tidak menentu dan tidak
berdaya
- Memberikan perhatian dapat
memberikan pandangan pasien
24
- Dorong pasien untuk mengevaluasi
tujuan hidup. Tanyakan pertanyaan
seperti “Apakah yang anda
lakukan” merupakan apa yang anda
inginkan.
terhadap apa yang diinginkan.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan keterbatasan
kognitif
Tanda dan gejala:
- Menyatakan masalah
- Meminta informasi/bertanya-tanya.
Tujuan: Pasien mengerti tentang proses penyakit dan pengobatan.
Kriteria hasil:
- Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit
- Mempertahankan Tekanan Darah dalam parameter normal.
25
Intervensi Rasional
- Bantu pasien dalam
mengidentifikasikan faktor-faktor
resiko kardiovaskuler, mis:
obesitas, diit tinggi lemak,
kolesterol, pola hidup monoton,
merokok, minum alcohol
-
- Berikan informasi tentang sumber-
sumber di masyarakat dan
dukungan pasien dalam membuat
perubahan pola hidup.
- Faktor-faktor resiko menunjukkan
hubungan dalam menunjang
hipertensi, penyakit kardiovaskuler,
ginjal
- Sumber-sumber di masyarakat
dapat membantu pasien dalam
upaya mengawali dan
mempertahankan perubahan pola
hidup.
26
Intervensi Rasional
- Kaji tingkat pengetahuan pasien
- Jelaskan tentang hipertensi dan
efeknya pada jantung, pembuluh
darah, ginjal, dan otak
- Tingkat pengetahuan pasien
mempengaruhi proses pemahaman
pasien tentang kondisi dan penyakit
yang dialaminya
- Memberikan dasar untuk
pemahaman tentang peningkatan
tekanan darah, pemahaman bahwa
tekanan darah meningkat dapat
terjadi tanpa gejala, untuk
memungkinkan pasien melanjutkan
pengobatan meskipun ketika
merasa sehat
Sedangkan rencana keperawatan menurut Tucker (1998) adalah sebagai
berikut :
a. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
Kriteria hasil :
1). Mengungkapkan nyeri hilang
2). Klien tampak nyaman
Rencana tindakan :
1). Pertahankan tirah baring
2). Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
3). Batasi aktifitas
4). Hindari merokok atau menggunakan produk nikotin
5). Atur posisi klien senyaman mungkin.
6). Kolaborasi pemberian analgesik dan sedasi.
b. Resiko perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Kriteria hasil :
1). Tekanan darah dalam batas normal
2). Tidak ada keluhan sakit kepala
3). Nilai laboratorium dalam batas-batas normal
Rencana tindakan :
1). Pertahankan tirah baring
2). Kaji tanda vital
3). Ukur intake dan out put
27
4). Pertahankan cairan parenteral
5). Mobilisasi sesuai kemampuan
6). Hindarkan klien dari kelelahan
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri.
Kriteria hasil :
1).Klien mengungkapkan pengetahuan dan keterampilan
penatalaksanaan perawatan hipertensi.
2). Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan.
28
Rencana tindakan :
1). Jelaskan sifat penyakit tujuan dan prosedur
2). Diskusikan gejala-gejala kambuhan hipertensi
3). Diskusikan pentingnya penurunan BB atau mempertahankan BB
stabil.
4). Jelaskan pentingnya tidak stress dan banyak pikiran.
5). Diskusikan pentingnya diit rendah kalori, natrium sesuai pesanan.
6). Diskusikan perlunya menghindari kelelahan dan aktifitas berat.
4. Pelaksanaan
Merupakan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang telah
ditentuan agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan
tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oleh pasien, perawat secara
mandiri, atau bekerjasama dengan tim kesehatan lain. Dalam hal ini perawat
adalah sebagai pelaksana asuhan keperawatan yaitu memberikan pelayanan
perawatan dengan menggunakan proses keperawatan. Adapun langkah-
langkah dalam tindakan keperawatan terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan,
pelaksanaan dan dokumentasi.
Pada tahap persiapan, perawat harus memiliki keterampilan khusus dan
pengetahuan untuk menghindari kesalahan dalam memberikan tindakan
keperawatan pada pasien. Sebelum dilakukan tindakan keperawatan, perawat
terlebih dahulu memberitahukan dan menjelaskan tentang maksud dan tujuan
serta akibat tindakan yang akan dilakukan.
Tahap pelaksanaan merupakan tindakan yang akan dilakukan sesuai
dengan rencana dalam rangka mengatasi masalah keperawatan yang ada.
29
5. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan
data subyektif dan obyektif yang menunjukkan mengenai tujuan asuhan
keperawatan sudah dapat dicapai atau belum, masalah apa yang sudah
dipecahkan dan apa yang perlu dikaji lagi, direncanakan, dilaksanakan.
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang merupakan
aktifitas berkesinambungan dari tahap awal (pengkajian) sampai tahap akhir
(evaluasi) dan melibatkan pasien/keluarga. Evaluasi bertujuan untuk menilai
efektifitas rencana dan strategi asuhan keperawatan. Evaluasi terdiri dari
evaluasi proses, untuk menilai apakah prosedur dilakukan sesuai dengan
rencana dan evaluasi hasil berfokus kepada perubahan perilaku dan keadaan
kesehatan pasien sebagai hasil tindakan keperawatan.
Ada tiga alternatif dalam menafsirkan hasil evaluasi yaitu :
a. Masalah teratasi
Masalah teratasi apabila pasien menunjukkan perubahan tingkah laku dan
perkembangan kesehatan sesuai dengan kriteria pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Masalah sebagian teratasi
Masalah sebagian teratasi apabila pasien menunjukkan perubahan dan
perkembangan kesehatan hanya sebagian dari kriteria pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
c. Masalah belum teratasi
Masalah belum teratasi, jika pasien sama sekali tidak menunjukkan
perubahan perilaku dan perkembangan kesehatan atau bahkan timbul
masalah yang baru.
30
6. Pendokumentasian
Tahap dokumentasi yaitu tahap tindakan keperawatan yang telah di-
lakukan baik kepada pasien ataupun keluarga, dicatat dalam catatan
keperawatan. Pada pendokumentasian ini harus lengkap meliputi tanggal, jam
pemberian tindakan, jenis tindakan, respon pasien, paraf serta nama perawat
yang melakukan tindakan (Carpenito, 1999).
Menurut Carpenito (1999) “Pendokumentasian sangat perlu untuk
menghindari pemutarbalikan fakta, untuk mencegah kehilangan informasi dan
agar dapat dipelajari oleh perawat lain. Semua tahap dalam proses
keperawatan harus didokumentasikan.” Beberapa faktor dapat mempengaruhi
pelaksanaan rencana asuhan keperawatan, antara lain sumber-sumber yang
ada, pengorganisasian pekerjaan perawat serta lingkungan fisik untuk
pelayanan keperawatan yang dilakukan.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan
usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian
besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential).
Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut
jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan
peningkatan volume aliran darah.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai
oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit
penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti
stroke, dan penyakit jantung (Gunawan,2001). Tanda dan Gejala terjadi
hipertensi adalah Tekanan darah meningkat, tachi kardi,Palpitasi,berkeringat
dingin, pusing, nyeri kepala bagian sub ocipital, mati rasa (kelemahan salah
satu anggota tubuh),Kecemasan, depresi, dan cepat marah,Diplobia
(penglihatan ganda),Mual dan muntah,Sesak napas, tachipnea.Untuk
mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal
ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah
tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan Kurangi konsumsi
garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi
sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam,Konsumsi
makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium,
magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi,Kurangi
minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan
darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk
pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml
alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per hari,Olahraga secara teratur bisa
menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi,
32
pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan
berenang,Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali
seminggu,Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau,
pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
B. Saran
Kita sebagai perawat harus mempelajari benar-benar tentang promosi
kesehatan terutama dalam memberi penyuluhan hipertensi yang mana
penyakit ini sering terjadi di masyarakat dan sebagai perawat harus mengerti
bagaimana memberikan penyuluhan yang baik kepada masyarakat.
33
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marillyn. et. al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Gunawan , L.(2001) Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Cetakan I, Ed.III, Jilid 2. Jakarta :
Media
Aescalapius.
Sustrani, et. al (2004) Hipertensi. Cetakan I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Ganong, MD.(2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Cetakan I, Ed. 20. Jakarta : EGC.
http://www.penyakithipertensi.com/penyebab-hipertensi/#more-13
http://www.deherba.com/pantangan-bagi-penderita-tekanan-darah tinggi.html#ixzz2fTcT77cg
http://medicastore.com/penyakit/4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hipertensi.html
34