MAKALAH MANAJEMEN KURIKULUM
-
Upload
mustika-dewi-ikhtiarianti -
Category
Documents
-
view
310 -
download
5
Transcript of MAKALAH MANAJEMEN KURIKULUM
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Studi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari
kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi
pendidikan dan administrasi pendidikan. Studi ini dianggap menepati bagian
terpenting dalam studi pengembangan kurikulum dan administrasi pendidikan.
Hal ini wajar, sebab kurikulum adalah komponen penting dan merupakan alat
pendidikan yang sangat vital dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Itu
sebabnya, setiap institusi pendidikan, baik formal dan non formal, harus memiliki
kurikulum yang sesuai dan serasi, tepat guna dengan kedudukan, fungsi dan
peranan serta tujuan lembaga tersebut. Jadi artinya, bermutu atau tidaknya sebuah
institusi pendidikan sangat bergantung pada sistem kurikulumnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai manajemen
kurikulum.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen?
2. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
3. Apa yang dimaksud dengan manajemen kurikulum?
4. Bagaiamana ruang lingkup manajemen kurikulum?
5. Apa fungsi manajemen kurikulum?
6. Apa tujuan manajemen kurikulum?
7. Bagaimana proses manjemen kurikulum?
8. Bagaimana penyusunan kurikulum?
1
9. Bagaimana pengembangan kurikulum?
10. Apa saja faktor pendukung dan penghambat proses manajemen
kurikulum?
C. TUJUAN
1. Memahami pengertian manajemen
2. Memahami pengertian kurikulum
3. Memahami pengertian manajemen kurikulum
4. Memahami ruang lingkup manajemen kurikulum
5. Mengetahui fungsi manajemen kurikulum
6. Mengetahui tujuan kurikulum
7. Mengetahui proses manajemen kurikulum
8. Mengetahui penyusunan kurikulum
9. Mengetahui pengembangan kurikulum
10. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses manajemen
kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola.
Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan
fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan
pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi yang
diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran
yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses. (Rohiat. 2010.
Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik. Bandung : PT Refika
Aditama).
Berikut pendapat para ahli :
a. Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin mendefinisikan manajemen
sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan
mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber
daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang
dinyatakan dengan jelas.
c. Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39), menyatakan bahwa manajemen
merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-
tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu.
d. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.
e. Harold Koontz & O’Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of
Management” mengemukakan, manajemen adalah berhubungan dengan
3
pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain.
f. Ensiclopedia of The Social Sciences, manajemen diartikan sebagai proses
pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diarvasi.
http://eliadian.blogspot.com/2012/09/pengertian-manajemen-kurikulum.html
diunduh pada Senin, 6 mei 2013 pukul 14.41
B. PENGERTIAN KURIKULUM
Kamus Webster’s New International Dictionary (1953) memberikan arti
kurikulum sebagai berikut : “… a specified fixed course of study, as in school
or college, as one leading to a degree.” Pengertian ini memandang bahwa
kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai
untuk mencapai suatu tingkat pendidikan.
Kurikulum berasal dari kata ”curere”(Latin) yang berati berlari cepat. Dari
kata ”curre”(katakerja) menjadi ”curricum” ”(katabenda). Jadi, secara
etimologi, kurikulum berarti tempat bagi siswa berlomba untuk mencapai
suatu (tingkat pengetahuan-untuk dapat ijazah). Secara tradisional, kurikulum
diartikan sebagai jumlah mata pelajar yang direncanakan di bawah tanggung
jawab sekolah. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah segala kegiatan
belajar yang terhubung dengan program pendidikan di sekolah yang meliputi
kegiatan intrakurikuler,kokurikuler,dan ekstrakuler. Yang dimaksud dengan
kurikulum (seperti yang disusun dalam Pedoman Kurikulum) adalah
seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
proses belajar mengajar. Beberapa ungkapan dalam kurikulum :
1. Intrakurikuler
4
Yang dimaksud dengan intrakurikuler adalah kegiatan proses belajar-
mengajar yang dilakukan sekolah sesuai dengan struktur program kurikulum
yang terdapat dalam Silabus.
2. Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran
dengan tujuan untuk lebih memperdalam apa yang telah dipelajarin pada
kegiatan intrakuri kuler. Contoh : Siswa disuruh membuat kliping,
mengumpulkan berbagai bahan belajar tentang suatu materai pelajaran.
3. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran
intrakurikuler dan kokurikuler.dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa.
Contoh : Pramuka, PMR, Pecinta Alam, dan sebagainya.
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian kurikulum :
a. Menurut Oemar Hamalik, Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah.
b. Menurut Supandi, Kurikulum adalah sebagai suatu perangkat pelbagai
mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, batasan ini nampak jelas pada
kurikulum 1968 Dikdasmen.
c. Romine, “Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses,
activities and experiences which pupils have under the direction of the
school, wether in the classroom or not.” Kegiatan kurikuler tidak terbatas
dalam ruangan kelas saja, melainkan mancakup juga kegiatan di luar kelas.
Karena itu menurut pandangan modern kegiatan intra kulikuler dan ekstra
kulikuler tidak ada pemisahan yang tegas, semua kegiatan yang bertujuan
memberikan pengalaman pendidikan bagi siswa adalah kurikulum.
d. Alice Miel, “Curriculum in composed of the experiences children undergo,
it fallows as a corolary that the curriculum is the result of interaction of a
complexity of factors, including the physical environment and the desires,
beliefs, knowledge attitudes, and skill of the person served by and serving
5
the school, namely, the learners, community adults, and educators (not
forgetting the custodians, clerks, secretaries and other non teaching
amployees of the school).
(Wiryokusumo, Iskandar. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum.
Jakarta : Bina Aksara)
e. Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki
berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman
belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan
evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian
kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan
dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi
dirinya pada satuan pendidikan tertentu.
(Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung
: PT REMAJA ROSDAKARYA)
f. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
g. Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) Kurikulum merupakan
segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik
dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah.
h. Sementara itu, Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai
semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab
sekolah (all of the activities that are provided for the students by the
school).
(Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada)
i. Nengky and Evars (1967), Kurikulum adalah semua pengalaman yang
direncanakan dan dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa
dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
6
j. Inlow (1966), Kurikulum adalah susunan rangkaian dari hasil belajar yang
disengaja. Kurikulum menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi)
dari hasil pengajaran.
k. Saylor (1958), Kurikulum adalah keseluruhan usaha sekolah untuk
memengaruhi proses belajar mengajar baik langsung dikelas, tempat
bermain, atau diluar sekolah.
l. William B. Ragan, Kurikulum ialah semua pengalaman anak yang menjadi
tanggung jawab sekolah.
m. Robert S. Flaming, pendapat Flaming sama dengan Ragan, yaitu
kurikulum pada sekolah modern dapat didefinisikan seluruh pengalaman
belajar anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
n. David Praff, Kurikulum ialah seperangkat organisasi pendidikan formal
atau pusat-pusat pelatihan.
o. Kelly, “All the lerning which is planned and guided by the school, whether
it is carried on in groups or individually, inside, or outside the school.”
Yakni bahwa kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk
merancang dan mempengaruhi siswa agar dapat belajar secara kelompok
atau mandiri, baik dilakukan dalam ruangan kelas maupun diluar sekolah.
p. Blenkin, “Curriculum is a body of knowledge-content and/or subjects.
Education in this sense, is the process by which these are transmitted or
‘delivered’ to students by the most effective methods that can be devised.”
Yaitu bahwa kurikulum adalah suatu badan pengetahuan – materi dan/atau
subjek pengetahuan itu sendiri. Pendidik dalam pengertian ini adalah
proses dimana pengetahuan tersebut ditularkan atau ‘disampaikan’ kepada
siswa dengan metode yang paling efektif yang dapat dibuat atau dirancang.
http://eliadian.blogspot.com/2012/09/pengertian-manajemen-kurikulum.html
diunduh pada Senin, 6 mei 2013 pukul 14.41
C. PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM
7
Manajemen Kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam
pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai
dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang
diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola
kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan
ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah
tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di
sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur
pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan
terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
(Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada).
Berikut beberapa pendapat yang lain mengenai manajemen
kurikulum :
a. Menurut Ibrahim Bafadhal, Manajemen Kurikulum pada tingkat
kanak-kanak merupakan pengaturan semua kegiatan belajar baik di
dalam kelas maupun di luar kelas yang pelaksanaannya sudah
terorganisasi, dan terstruktur. Hal ini bertujuan agar seluruh kegiatan
pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien.
b. Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik beratkan
pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.
8
c. Manajemen Kurikulum adalah proses kerjasama dalam pengolahan
kurikulum agar berguna bagi lembaga untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
d. Manajemen Kurikulum merupakan suatu sistem kurikulum yang
berorientasi pada produktivitas dimana kurikulum tersebut
beriorientasi pada peserta didik, kurikulum dibuat sebagaimana dapat
membuat peserta didik dapat mencapai tujuan hasil belajar.
e. Manajemen Kurikulum adalah pemberdayaan dan pendayagunaan
manusia, materi, uang, informasi, dan rekayasa untuk dapat
mengantarkan anak didik menjadi kompeten dalam berbagai
kehidupan yang dipelajarinya.
f. Manajemen Kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan
mengelola perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada
lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
http://eliadian.blogspot.com/2012/09/pengertian-manajemen-
kurikulum.html diunduh pada Senin, 6 mei 2013 pukul 14.41
D. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM
Untuk menjelaskan ruang lingkup manajenem kurikulum, harus di
beri batasan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kurikulum itu.
Kurikulum sendiri dapat dipahami dengan arti sempit dan arti luas.
Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran. Sedangkan
dalam arti luas, kurikulum adalah semua pengalaman yang diberikan oleh
lembaga pendidikan kepada anak didik selama mengikuti pendidikan.
Dengan membedakan penertian-pengertian kurikulum seperti ini
akan berakibat pula ruang lingkup manajemennya. Jika yang diikuti
pengertian kurikulum dalam arti yang sempit, maka ruang lingkup
9
manajemen kurikulum hanya menyangkut usaha dalam rangka
melancarkan pelaksanaan jadwal pelajaran. Tetapi jika yang dianut
pengertian kurikulum dalam arti luas, maka ruang lingkup manajemen
bukan hanya dibatasi dalam ruang kelas, tetapi menyangkut pula kegiatan
pengelolaan di luar kelas. Bahkan di luar sekolah (asalkan masih
diprogramkan oleh sekolah) yang terarah pada efektifitas pelaksanaan
kurikulum.
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah
kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/
kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah yang
bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur merupakan kurikulum yang
integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.
http://elbesuki.blogspot.com/2012/10/makalah-manajemen-kurikulum-
dan.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.30
E. FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM
Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian (1977)
mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli, sebagai berikut:
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen kurikulum, yaitu :
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Actuating (pelaksanaan)
4. Controlling (pengawasan)
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen
pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen
pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada
pemikiran G.R. Terry, meliputi :
10
1. Perencanaan (planning):
2. Pengorganisasian (organizing):
3. Pelaksanaan (actuating):
4. Pengawasan (controlling):
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,
prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan
arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan
dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko
mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
perubahan lingkungan
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian
organisasi
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
i. Menghemat waktu, usaha dan dana
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian
(organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan
bahwa :“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-
hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka
11
dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi
dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada
dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah
dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk
diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus
jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992)
mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
a. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja
yang sesuai dengan kebutuhan
b. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja
c. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab
d. Organisasi harus mencerminkan rentangan control
e. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah
f. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
3. Pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa
actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan
12
tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran
tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)
ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan
sesuatu jika :
a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih
penting, atau mendesak,
d. tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan
e. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak
kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak
akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah
dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen
pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun
sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai
komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan
tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi
hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada
gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara
semestinya.
13
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus
memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang
efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah
untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan
secara berkelanjutan.
http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html
diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22
Kurikulum sebagai sistem mempunyai fungsi antara lain. fungsi
untuk mencapai tujuan pendidikan :
1. Tujuan Nasioanl
2. Tujuan Pembangunan Nasional
3. Tujuan Institusional
4. Tujuan Kurikulum
5. Tujuan Pembelajaran Umum (SK/KD)
6. Tujuan Pembelajaran Khusus (Indikator)
Fungsi untuk peserta didik : Memberi bekal untuk hidup di
masyarakat dan untuk melanjutkan pelajaran.
Fungsi untuk guru : Sebagai pedoman dalam menyusun kegiatan
belajar-mengajar sebagai tolok ukur menilai tingkat kemampuan dan
tingkat daya serap, pengalaman belajar yang di berikan guru.
Fungsi bagi kepala sekolah : Sebagai administrator dan supervisor
dalam mengelola sekolah dalam usaha mencapai tujuan sekolah.
Fungsi bagi orang tua : Dalam hal membimbing cara belajar siswa di
rumah.
Fungsi bagi masyarakat : Untuk mewujudkan harapan masyarakat
pada sekolah.
14
Fungsi bagi pemakai lulusan : Sebagai anggota masyarakat, dalam
mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan Sosial budaya dan
alam sekitarnya (PP No.29/1990 Pasal 2 ingat juga pasal 3 ayat 1 PP
No.29/1990 )
http://nanangcds6.wordpress.com/2013/02/15/manajemen-kurikulum/
diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.26
Fungsi Manajemen Kurikulum :
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatakan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat di
capai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakulrikuler,tetapi
juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara
integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik,
kurikulum yang dikelola secara efektifdapat memberikan kesempatan
dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang
professional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada
kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara
desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembalajaran.
Dengan demikian ketidak sesuaian antara desain dengan implementasi
dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu
15
termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien,
karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan
pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatakan partisipasi masyarakat untuk membantu
mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara
professional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisi
bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan
kebutuhan pembangunan daerah setempat.
http://elbesuki.blogspot.com/2012/10/makalah-manajemen-kurikulum-
dan.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.30
F. TUJUAN MANAJEMEN KURIKULUM
Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan
(1988) mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam
empat dimensi, yaitu:
a. Kurikulum sebagai suatu ide,adalah kurikulum yang dihasilkan
melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum
dan pendidikan.
b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan
dari kurikulum sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk
dokumen, yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan,
alat-alat, dan waktu.
c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk
praktek pembelajaran.
d. Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekwensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan
kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan
tertentu dari para peserta didik.
16
Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa kurikulum
merupakan dokumen perencanaan yang mencakup:
a. Tujuan yang harus diraih
b. Isi dan pengalaman belajar yang harus diperoleh siswa
c. Strategi dan cara yang dapat dikembangkan
d. Evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi
mengenai pencapaian tujuan
e. Penerapan dari isi dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan
dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah
disusun. (Wina Sanjaya, 2008).
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat
dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 dinyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html
diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22
G. PROSES MANAJEMEN KURIKULUM
Tahapan proses manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui
empat tahap perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan,
pengendalian. Sedangkan dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus proses
manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap :
a. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai :
1. Analisis kebutuhan
17
2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
3. Menentukan disain kurikulum
4. Membuat rencana induk (master plan) pengembangan,
pelaksanaan, dan penilaian.
b. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah :
1. Perumusan rasional atau dasar pemikiran
2. Perumusan visi, misi, dan tujuan
3. Penentuan struktur dan isi program
4. Pemilihan dan pengorganisasian materi
5. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran
6. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar
7. Penentuan cara mengukur hasil belajar.
c. Tahap implementasi atau pelaksanaan meliputi langkah-langkah:
1. Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
3. Penentuan strategi dan metode pembelajaran
4. Penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran
5. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar
6. Petting lingkungan pembelajaran
d.Tahap penilaian:
“terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian
formatif maupun sumatif.”
Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses,
produk (CIPP) Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan
sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang.
Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi
pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari
rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan
informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program.
18
Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada
akhir program (identik dengan evaluasi sumatif).
http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html
diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22
a. Manajemen Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks dan
menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk
mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan model-model
aspek penyajian kunci. Sebagaimana pada umumnya rumusan model
perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas dengan
pemrosesan secara cermat. Proses ini dilaksanakan dengan pertimbangan
sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofis (isu-isu pengetahuan
yang bermakna), sosiologis (argumen-argumen kecenderungan sosial), dan
psikologi (dalam menentukan urutan materi pelajaran).
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk
tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian,
tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang
diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem
pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal
Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang
memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata
pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi
kurikulum dapat disusun sebagai berikut:
1. Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial,
administrasi, ekonomi, komunikasi, IPA, matematika, dan lain-lain.
Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari
bidang-bidang tersebut sesuai dengan tuntutan program.
19
2. Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan
atau standar kopetensi dan kopetensi dasar.
3. Tiap-tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus.
Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa
kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran,
tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukung-
pendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan
pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi
pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum.
Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang
kokoh untuk sebagai pedoman.
b. Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum
Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah
berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian
dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam
manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat
terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan
fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulm dapat
terlaksana
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:
1. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung
ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya
kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban
melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik
yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal
pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru,
dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan
kurikulum.
20
2. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan
ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi;
(1) kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar, (2) pembinaan
kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan kurikulum
sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan bimbingan belajar yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa
dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.
c. Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum
Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan
data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam
jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan
dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus
dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan ini dilakukan
supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli
menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari
perencanaan sampai mengevaluasinya.
Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk
mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis,
pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi
belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan
kesulitan yang diahadapi.
2. Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung
jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan,
kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.
21
3. Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang
digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media,
pemeliharaan dan perawatan media.
4. Prosedur penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan
penilaian, pelaporan hasil penilaian.
5. Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia,
dan kualitas kemampuan lulusan.
http://kiswankurikulum.blogspot.com/ diunduh Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.32
H. PENYUSUNAN KURIKULUM
a. Landasan Penyusunan Kurikulum
1. Landasan Konstitusional:UUD 1945
1) Pembukaan alenia IV
2) Bab VII pasal 31 ayat 1 dan 2.
2. Landasan Ideal : TAP MPR RI No. II/MPR/2002 bidang pendidikan,
UU No.2/1989
3. UU No.20/2003 tentang tentang sistem pendidikan nasional.
4. PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
5. Landasan Operasional Permendiknas Tahun 2006,2007,2008,2009
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia
dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan serta kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan
pengetahuan,kemampuan,dan keterampilan yang sekurang-kurangnya
setara dengan pendidikan dasar.
22
Sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui 2 jalur yaitu jalur
pendidikan di sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jenjang
pendidikan yang termasuk di sekolah tediri dari pendidikan
dasar,menengah,dan pendidikan tinggi.
b. Pola Penyusunan Kurikulum
Ada 3 asas yang menjadi tujuan dalam menyusun pola kurikulum :
1. Asas filosofis :
Membicarakan sosok manusia yang hendak dibentuk melalui
kurikulum yang diajarkan .
2. Asas psikologis:
Yang mejadi dasar dalam menetapkan ruang lingkup (scope) dan tata
urutan atau ke dalaman suatu kurikulum. Materi kurikulum di susun sesuai
dengan tingkat perkembangan jiwa peserta didik.
3. Asas sosiologis;
Yang menjadi dasar adalah kebutuhan dan tuntutan sutu masyarakat.
Kurikulum di susun sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
c. Prinsip Penyusunan Kurikulum
1. prinsip berorientasi pada tujuan
2. prinsip relevansi
3. prinsip evektivitas
4. prinsip efesiensi
5. prinsip fleksibilitas
6. prinsip sinkronisasi
http://nanangcds6.wordpress.com/2013/02/15/manajemen-kurikulum/
diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.26
23
Prinsip :
a. Produktivitas
Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan
aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum.
Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil
belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam
manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi
Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi
yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi
yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen
kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak
yang terlibat.
d. Efektifititas dan efisiensi.
Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan
kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang
relative singkat.
e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum
Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan
mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses
pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk
memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal
dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun komponen
kurikulum.
24
http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-
manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/ diunduh Senin, 6 Mei 2013
pukul 15.29
I. PENGEMBANGAN KURIKULUM
a. Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1. Kurikulum 1975
Kurikulum ini menganut sistem PPSI dan berorentasi pada tujuan.
2. Kurikulum 1984
Kurikulum ini disebut kurikulum yang disempurnakan. Ciri utama
ialah mengembangkan keterampilan proses dan Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA).
3. Kurikulum 1994
Kurikulum ini bertolak pada tema,pokok bahasa atau pengembangan
konsep dan dikaitakan dalam konteks kehidupan.
4. Kurikulum 2004
Kurikulum ini berfokus pada pendidikan yang berbasis kompetensi,
sehingga pada Tahun 2006 disempurnakan oleh satuan pendidikan,
makanya disebut dengan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP)
http://nanangcds6.wordpress.com/2013/02/15/manajemen-kurikulum/
diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.26
b. Perbaikan Kurikulum
Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis,
akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini
25
dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan
yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi
permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa
dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan
pertumbuhan terus menerus.
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk.
Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan
sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan
pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).
Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber
daya manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah,
guru-guru, siwaswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan besar.
Tanggung jawab masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain itu
aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal perencanaan program
perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi yang tepat dan data informasi yang
akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan
intruksional.
Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang dilakukan
dalam perbaikan: (1) mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan
untuk mengetahui tujuan, (2) mengumpulkan fakta atau informasi
tambahan, (3) mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan
yang optimal dan diharapkan, (4) memilih pemecahan sebagai percobaan,
(5) merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan
penyelesaian, (6) melakukan solusi percobaan, (7) evaluasi.
http://kiswankurikulum.blogspot.com/ diunduh Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.32
26
c. Pengembangan Kurikulum
Pendidikan tidak akan pernah lepas akan dampak lingkungan disekitar
yang semakin hari semakin berkembang. Jika pendidikan tidak dapat
mengikuti perkembangan dunia seperti perkembangan ilmu dan teknologi
yang berkembang kian pesat, maka pendidikan akan jauh tertinggal dan tidak
memberi manfaat relevan bagi peserta didik. Oleh sebab itu pendidikan harus
ikut dikembangkan sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Cara
mengembangkan pendidikan adalah dengan pengembangan kurikulum.
Pengembanagn kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar
menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. (Oemar Hamalik,
2007 : 183) Dikatakan oleh Prof. Dr. H Oermar hamalik, pengembangan
kurikulum merupakan proses yang dinamik sehingga dapat merespon terhadap
tuntutan perubahan structural pemerintahan, perkembangan ilmu dan
teknologi, maupun globalisasi. Kebijakan umum dalam pengembangan
kurikulum haruslah sejalan dengan visi, misi, dan strategi pembangunan.
Pengembagan kurikulum adalah hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai
dengan kebutuhan pendidikan pada setian jenjang pendidikan. Perubahan
kurikulum sendiri bertujuan untuk menyiapkan siswa atau peserta didik untuk
menghadapi masa sekarang maupun masa yang akan datang. Pengembangan
Kurikulum harus mampu mengantisispasi segala persoalan yang dihadapi
masa sekarang dan masa yang akan datang. (Oemar Hamalik, 2006 : 90).
Kurikulum juga memiliki dasar pengembangan yang harus diperhatikan dalam
proses pengembangannya. Dasar-dasar pengembangan kurikulum tersebut
adalah :
1. Kurikulum disusun untuk mewujudkan system pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangakan dengan
pendekatan kemampuan.
3. Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing-
masing jenjang pendidikan.
27
4. Kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi dikembangkan atas
dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan
5. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara
berdisversikasi sesuai dengan kebutuhan potensi dan minat pesererta didik
6. Kurikulum dikembangakan dengan memperhatikan tuntutan
pemanbangunan daerah maupun nasional, serta mempertimbangkan
kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni.
7. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara
berdiversifikasi sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat.
8. Kurikulum pada semua jenjang mencakup aspek spiritual keagamaan,
intelektualitas, watak konsep diri, ketrampilan belajar, kewirausahaan,
ketrampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, polahidup sehat,
estetika dan rasa kebangsaan.
Pengembangan kurikulum dapat dilakukan mulai dari tingkat kelas sampai
ketingkat nasional seperti kondisi sebagai berikut :
1. Pengembangan kurikulum oleh guru kelas
2. Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu sekolah
3. Pengembangan kurikulum melalui pusat guru
4. Pengembangan kurikulum pada tingkat daerah
5. Pengembangan kurikulum melalui proyek nasional
Seorang guru dapat mengembangkan kurikulum dalam kelasnya asalkan
kurikulum tersebut relevan dan konsisten terhadap program sekolah secara
keseluruhan. Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu
sekolah lebih menguntungkan karena banyak terjadi pertukaran pengalaman,
ide, dan gagasan walau lebih menguntungkan jika pengembangan kurikulum
dilakukan secara nasional karena akan lebih banyak melibatkan guru-guru ahli
yang memberikan ide ataupun informasi sehingga gagasan pengembangan
28
menjadi semakin mantap. Jadi pendekatan nasional dalam pengembangan
kurikulum dinilai lebih rasional dan mengikuti proses yang diharapkan pada
pengembangan kurikulum.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum :
1. Pendidikan Tinggi
Kurikulum minimal mendapatkan dua pengaruh dari pendidikan di
perguruan tinggi, yaitu pengetahuan yang dikembangkan di perguruan
tinggi dan pendidikan guru yang umumnya dilaksanakan diperguruan
tinggi. Sehingga akan mempengaruhi kompentensi guru yang dihasilkan.
2. Masyarakat
Pendidikan adalah bagian dari masyarakat, pendidikan dilaksanakan untuk
menyiapakan peserta didik dalam bermasyarakat. Setelah selesai
menempuh pendidikan formal maupun belum selesai menempung
pendidikan formal, peserta didik akan kembali ke masyarakat. Dalam
proses ini pendidikan harus bisa menjaga agar peserta didik tetap baik
dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, kondisi atau lingkungan masyarakat
akan sangat mempengaruhi kebijakan pengembangan kurikulum yang
dilakukan.
3. Sistem nilai
Dalam pendidikan tidak akan lepas dengan sistem nilai dan norma yang
ada dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah harus bisa menjaga agar sistem
tersebut tidak semakin luntur dikalangan peserta didik maupun pendidik.
Nilai dan norma yang ada juga mempengaruhi perkembangan kurikulum.
Karena kurikulum hendaknya mencerminkan nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat yang kemudian dintegrasikan dalam sebuah kurikulum.
http://ganieindraviantoro.wordpress.com/2012/04/05/makalah-manajemen-kurikulum/ diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.40
29
J. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PROSES
MANAJEMEN KURIKULUM
Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap
proses menejemen kurikulum, antara lain dapat dikemumakan dibawah ini:
1. Faktor peserta didik dalam pengembangan kurikulum karena
kurikulum dikembangkan dan didesin sesuai dengan kebutuhan dan
minat peserta didik, maka pola yang digunakan berpusat pada bahan
ajar berupa isi atau materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
2. Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena kurikulum
disesuaikan dengan tuntunan dan tekanan serta kebutuhan masyarakat
yang berbeda-beda.
3. Faktor politik dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang
berpengaruh karena politik yang melandasi arah kebijakan dari
pengembangan kurikulum itu sendiri.
4. Faktor ekonomi dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang
memiliki pengaruh yang cukup besar karena faktor ekonomi yang
dapat mengembangkan sekaligus mendorong pola pengembangan
kurikulum mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mulai dari
pelaku kebijakan sampai pada pelaku di lapangan (di Sekolah-
sekolah).
5. Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum karena
perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor pendukung dalam
pengembangan kurikulum disebabkan pola fakir masyarakatpun yang
semakin komplek dalam perkembangan teknologi sehingga dituntut
untuk dapat melihat dan menyesuiakan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi didalam masyarakat.
Pendidikan di Indonesia di arahkan untuk menciptakan suatu
individu atau masyarakat yang memiliki sikap kemandirian sehingga
tertanam sebuah keterampilan dan pengetahuan yang baik yang dapat
menunjang kehidupan dirinya sendiri maupun orang disekitarnya.
30
Tetapi pada kenyataannya di lapangan pendidikan di Indonesia kurang
terpola dengan baik dan kurang jelas arah tujuannya, hal tersebut
terkait erat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen
kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari :
1. Ketidaksinambungan dan ke tidak sinergian antara pendidik yang
ada di lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di
atasnya.
2. Keterbatasan akan sarana dan prasarana.
3. Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan
tingkat kedisiplinan cukup rendah.
4. Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya,
yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan
pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran.
http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html
diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22
31
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam
pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus di kembangkan sesuai
dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum
Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). oleh karna itu, otonomi yang di
berikan pada lembaga pendidika atau sekolah dalam mengelola kurikulum
secara mandiri dengan memproritaskan kebutuhan dan ketercapaian saran
dan visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan
kebijakan nasional yang telah ditetapkan.
B. SARAN
1. Manajemen kurikulum memiliki peranan penting dalam proses
pendidikan yang diselenggarakan sekolah maupun pemerintah, oleh karena
itu hendaknya baik pihak sekolah maupun pemerintah memperhatikan
rambu-rambu dalam mengambil sebuah kebijakan dalam proses terjadinya
pendidikan.
2. Manajemen kurikulum hendaknya menjadi pegangan dan pemahaman
dalam menerapkan kurikulum yang semata bukan hanya sebatas
pemahaman akan tetapi di terapkan dalam kehidupan sehari-hari tentunya
dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga mutu dan nilai yang
menjadi patokan dalam suatu lembaga bisa terwujud dengan baik.
32
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Sekolah Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina, Dr., M.Pd. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:
Kencana.
Wiryokusumo, Iskandar. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta :
Bina Aksara
Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik. Bandung : PT
Refika Aditama
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
http://eliadian.blogspot.com/2012/09/pengertian-manajemen-kurikulum.html
diunduh pada Senin, 6 mei 2013 pukul 14.41
http://elbesuki.blogspot.com/2012/10/makalah-manajemen-kurikulum-dan.html
diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.30
http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html diunduh
pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22
http://nanangcds6.wordpress.com/2013/02/15/manajemen-kurikulum/ diunduh
pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.26
http://kiswankurikulum.blogspot.com/ diunduh Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.32
http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemen-
kurikulum-dan-pembelajaran/ diunduh Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.29
http://ganieindraviantoro.wordpress.com/2012/04/05/makalah-manajemen-kurikulum/ diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.40
33