Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B
description
Transcript of Makalah Kasus Kep Keluarga Tn. B
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. B
Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program III
dengan dosen mata kuliah Vita Lucya, S.Kep., Ners., M.Kep.
disusun oleh:
Asep Ramdan : 043-315-13-1-006
Andri Subarna : 043-315-13-1-003
Diah Krisnawati : 043-315-13-1-010
Difa Juliana : 043-315-13-1-011
Fikri Maidawati : 043-315-13-1-015
Hesti Ariyanti : 043-315-13-1-016
Iis Asiah : 043-315-13-1-018
Irma Nurmala : 043-315-13-1-020
Mahesa Abirestu Sidiq : 043-315-13-1-026
Sani Sri Wulandari : 043-315-13-1-035
Siska Widiyanti : 043-315-13-1-037
Triwulan Dari : 043-315-13-1-040
KELAS S1-3A
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PERSATUAN
PERAWAT NASIONAL INDONESIA JAWA BARATBANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah penulis
dapat menyelesaikan makalahAsuhan Keperawatan Keluarga Tn. B ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Penulis
berterima kasih kepada Ibu Vita Lucya selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini kepada tim penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya mengenai segala
yang bersangkutan dari Asuhan Keperawatan Keluarga Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan.
Makalah ini membahas mengenai kasus dalam rumah tangga Tn. B
yang dimulai dari konsep umum keluarga sampai pada asuhan keperawatan
Keluarga.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekali lagi penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan serta memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Bandung, 27 November 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………….………….…i
DAFTAR ISI …………………………………………….………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………….….1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….….2
C. Tujuan ……………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kasus Pemicu ……………………………………………
B. Pengertian Keluarga
C. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
D. Tipe Keluarga
E. Fungsi Keluarga
F. Tugas Keluarga
G. Asuhan Keperawatan Tn. B
BAB III KESIMPULAN ……………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan
adalah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang
menjadi klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan).
Keluarga berperan dalam menentuka cara pemberian asuhan yang
dibutuhkan oleh si sakit apabila ada anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan perawatan di Rumah Sakit atau tempat pelayanan kesehatan
dapat menjadi sia-sia bila tidak di dukung atau di tindak lanjuti oleh
keluarga yang merawat klien di rumah, sehingga dapat di katakan bahwa
kesehatan anggota keluarga dan kulaitas kehidupan keluarga sangat
berhubungan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat
sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat
memperoleh 2 sisi penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada
individu yang menjadi anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga
yang menjadi bagian dari masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan
keperawatan perawat perlua juga memperhatikan hal-hal penting antar lain
nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh keluarga sehingga keluarga dapat
menerima dan bekerja sama dangan petugas kesehatan dalam hal ini adalah
perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah ditetapkan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di
rumah atau tempat tinggal klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien
dan keluarga tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang
berkaitan dangan masalah kesehatan yang di hadapinya. Perawat yang
melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan
keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan
memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1) Apa kasus pemicu pada keluarga Tn. B?
2) Apa itu pengertian keluarga?
3) Apa saja tahap dan tugas perkembangan keluarga?
4) Apa saja tipe – tipe keluarga ?
5) Bagaimana fungsi keluarga?
6) Apa saja tugas keluarga?
7) Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn. B?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah :
1) Untuk mengetahui kasus pemicu pada keluarga Tn. B.
2) Untuk mengetahui pengertian keluarga.
3) Untuk mengetahui apa saja tahap dan tugas perkembangan keluarga.
4) Untuk mengetahui apa saja tipe – tipe keluarga.
5) Untuk mengetahui bagaimana fungsi keluarga.
6) Untuk mengetahui asaja tugas keluarga.
7) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga Tn.B.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kasus Pemicu
Tn. B (27 Th) dan Ny. B telah menikah selama 2 tahun dan kini
mereka telah dikaruniai1 prang anak (Anak C) yang berusia 1 tahun. Ny. B
belum memiliki keingian untuk menambah momongan. Ketika perawat
berkunjung maka terlihat bahwa anak C sedang di susui oleh ibunya.
Ketika dikaji masalah kesehatan, Ny. B mengatakan anaknya sehat-sehat
saja. Ketika dikaji lebih lanjut ternyata anak C belum lengkap status
imunisasinya, ketika ditanyakan alasannya, Ny. B mengatakan bahwa ia
khawatir anaknya akan panas lagi setelah diimunisasi (sebelumnya Ny. B
bercerita bahwa anaknya panas setelah diimunisasi) dan ia pun
beranggapan bahwa anaknya tidak perlu diimunisasi karena anaknya sehat-
sehat saja.
Ketika ditanyakan mengenai pola makan anaknya, Ny. B
mengatakan bahwa anaknya masih diberi ASI dan diberi tambahan
makanan 1 X sehari dengan menu yang sama dengan menu yang disajikan
dirumah sehingga terkadang anaknya sulit untuk makan dan saat dilakukan
pengkajian butuh anak C terlihat kurus. Selanjutnya, perawat menimbang
berat badan Ny. B dan didapati bahwa BB anak C adalah 7,5 kg. pada
pertemua selanjutnya, perawat berkesempatan untuk menjumpai Tn. B dari
perbincangan Tn. B mengatakan bahwa ia tidak begitu terlibat dalam
pengasuhan anaknya karena sibuk mencari nafkah, dan mengatakan bahwa
tugasnya hanya mencari nafkah, urusan anaknya itu urusan istrinya dan
tanggung jawab istrinya sebagai seorang ibu.
B. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-
masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan
bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga
sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah,
ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan
budaya.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan
adanya jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu
sama lain yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung
dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua
orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan
emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan
untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam
rangka mencapai tujuan bersama.
C. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan
Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap I : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap
pernikahan. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun
perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.
2. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai
umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk
keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-
masing pasangan.
3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua
berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan
anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang
lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar
keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan
kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan
anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak
saat menyelesaikan tugas sekolah.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20
tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-
anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
6. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan
tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan
berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah
menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh
hubungna perkawinan yang kokoh.
8. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal
dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan
keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
D. Tipe Keluarga
1. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga,
yaitu :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian,
pisah, atau ditinggalkan.
3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
4) Bujang dewasa yang tinggal sendiri
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja.
6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam
daerah geografis.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
3) Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
4) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih
satu pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman
yang sama.
2. Menurut Allender dan Spradley (2001)
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah,
misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
tanpa anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena
perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang
dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami
istri yang berusia lanjut.
b. Keluarga non tradisional
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian
darah hidup serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan
anak hidup bersama dalam satu rumah
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup
bersama dalam satu rumah tangga
3. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan
Darmawan (2005)
a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan
E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan
(2005), yaitu:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan
sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya anak.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga
dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga
serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan
spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan
sumber daya keluarga.
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan
generasi selanjutnya.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan
identitas keluarga.
7. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
F. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.
Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai
paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat
penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas
keluarga yang diaksud adalah:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,
tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap
masalah yang dialami keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh
mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga
menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat
atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan,
bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang
dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan
keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan
dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan
keluarga.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang
ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan,
apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
G. Asuhan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. B DI RT 01 RW 02
KEL. SUKAHATI KEC. SUKABOJONG KOTA BANDUNG
A. Pengkajian
1. Data umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. B
b. Umur : 27 Th
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Buruh bangunan
e. Alamat : Jl. Utami Rt. 01/ RW. 02 Bandung
Kel. Sukahati Kec. Sukabojong
f. Tanggal Pengkajian : 20 November 2015
No Nama Hub
Keluarga
L/
P
Umur Pendidikan Pekerjaa
n
Agama Keadaan
kesehatan
Imunisasi KB Ket
2 Ny. B Istri P 25 Th SMP Ibu
Rumah
Tangga
Islam Sehat _ Tidak
3 An. C Anak L 1 Th Belum
sekolah
Pelajar Islam Sehat Tidak
Lengkap
_
g. Komposisi Anggota Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki- laki ----- : Tinggal satu rumah
: Perempuan : Bercerai
: Sudah Meninggal
g. Tipe / Bentuk Keluarga
Keluarga Tn. B termasuk tipe keluarga nuclear family (keluarga
inti ). Keluarga Tn. B (27 tahun) terdiri dari TN. B, Ny. B (25
Tahun), satu orang anak yaitu anak C.
h. Suku / Bangsa
Bp. B berasal dari Bandung (Sunda) dan istrinya, Ny. B juga
berasal dari Bandung (Sunda). Bahasa dominan yang mereka
gunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa Indonesia. Saat di
luar rumah pun mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam
percakapan.
Tn. BNy. B
An. S
i. Agama
Seluruh keluarga Tn. B beragama Islam. Kegiatan ibadah
keagamaan keluarga Tn. B yaitu sholatlima waktu. Menurut
keluarga Tn. B, agama berperan sangat penting dalam
kehidupan mereka, bahkan dalam hal kesehatan. Ketika ada
anggota keluarga yang sedang sakit, keluarga juga selalu
mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang sakit
tersebut.
j. Status sosial ekonomi keluarga
Di keluarga Tn. B, pencari nafkah utama di keluarga
adalahsebagai seorang buruh bangunan. Penghasilan Tn. B tidak
menetap. Tetapi meski begitu Ny. B mengatakan bahwa nafkah
yang diberikan suaminya disyukuri saja yang penting cukup
untuk makan sehari-hari dan bekal atau keperluan anaknya.
k. Aktifitas Keluarga
Tn. B mengatakan bahwa aktifitas yang biasa dilakukan adalah
mencari nafkah sebagai buruh bangunan, sedangkan Ny. B
mengatakan bahwa sehari- hari dirinya beraktifitas selayaknya
seorang ibu, yaitu mengurus An. C, Tn. B dan mengurus rumah.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Termasuk keluarga dengan balita. Tugas perkembangan
keluarga dengan kelahiran anak pertama yang dilakukan oleh
keluarga antara lain:
1) Persiapan menjadi orang tua
Tn. B dan Ny. B menikah tahun 2014 dan satu tahun
kemudian melahirkan 1 orang anak yang saat ini An. C
berusia 1 tahun. Ketika dilakukan pengkajian Tn. B dan Ny.
B mengatakan siap untuk menjadi orang tua untuk anaknya
An. C. Karena tugas perkembangan tahap kelahiran anak
pertama ini perlu adanya adaptasi diantara kedua orang tua
yaitu Tn. B dan Ny. B . meskipun sebenarnya terlihat bahwa
Tn. B terlihat belum siap mejadi seorang bapak, sebab ketika
dilakukan pengkajian untuk menanyakan kondisi An. C
yang terlihat kurang gizi, Tn. B hanya mengatakan bahwa
itu merupakan urusan istrinya bukan urusunannya karena
Tn. B beranggapan bahwa tugas atau perannya hanya
mencari nafkah, sedangkan urusan anak urusan istrinya.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran,
interaksi, hubungan seksual, dan kegiatan.
Tn. B terlihat belum dapat beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi dalam anggota keluarganya. Tn. B terlihat sibuk
dengan pekerjaannya tanpa memikirkan kondisi keluarganya
terutama kondisi An. C.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.
Hubungan yang memuaskan dapat mempengaruhi
keharmonisan rumah tangga, terutama keluarga dengan
perkembangan kelahiran anak pertama.
b. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi
Ketidakefektifan peran Tn. B untuk beradaptasi menjadi seorang
bapak bagi An. C belum terlihat, dan kurangnya pengetahuan
Ny. B dalam mengurus An. C ditandai dengan kondisi An. C
yang terlihat kurang gizi karena saat ditanyakan kepada Ny. B
mengenai kondisi anaknya, ternyata An B hanya diberikan ASI
dan makan 1x sehari setiap harinya dengan menu yang
sama.sehingga Ny. B mengatakan terkadang An. C sulit makan.
ketika dilakukan pengkajian, setelah dikaji lebih lanjut ternyata
imunisasi An. C belum lengkap.Ketika ditanya pada Ny. B
ternyata hal ini disebabkan karena ketakutan dan ketidaktahuan
Ny. B mengenai imunisasi, bahwa sebenarnya respon panas
pada An. C setelah imunisasi itu merupakan hal yang wajar dan
normal.
c. Riwayat keluarga inti
Tn. B dan Ny. B menikah pada tahun 2014, setelah 1 tahun
menikah, Tn. B dan Ny. B dikaruniai anak pertamanya An. C.
Dan belum memiliki keinginan untuk menambah anak.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit,
keluarga Tn. B pergi ke puskesmas. Hanya saja ada pola makan
yang kurang baik yang diberikan pada An. C karena ketika
dilakukan pengkajian ternyata An. C hanya diberikan ASI dan
makanan tambahan 1 x sehari dengan menu yang sama . dan Ny.
B mengatakan terkadang anaknya sulit untuk makan. Dan Ny. B
tidak memberikan imunisasi yang lengkap bagi anaknya An. B
karena ketakutan Ny. B terhadap respon panas An. C setelah
imunisasi.
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditinggali Tn. B sekeluarga adalah rumah
permanen peninggalan orang tua Tn. B yang berukuran 30 m2 .
Desain interior rumah terbagi menjadi 5 ruangan, yang paling
depan adalah ruang tamu sekaligus ruang keluarga. Lalu, 2
ruang tidur dan yang paling belakang adalah dapur dan kamar
mandi. Kamar tidur 1 digunakan oleh Tn. B dan Ny. B,
sedangkan 1 kamar tidur lainnya dibiarkan kosong. Lantai
rumah terbuat dari keramik. Terdapat 2 jendela yang kurang
lebih berukuran 1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk.
Memiliki ventilasi disetiap ruangannya. Jendela yang terlihat
selalu dibuka pada pagi hari. Warna dinding rumah adalah putih
yang kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah, tampak cukup
rapi dan bersih. Sumber air yang digunakan oleh keluarga
berasal dari tanah (sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak
berwarna, dan tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap,
pencahayaan lampu dalam rumah Ny. B terbilang cukup terang.
Denah rumah Tn. B
6 m
5 m
Keterangan :
: Jendela : Pintu
: ventilasi
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tn. B cukup sering berkumpul atau sekedar bertegur sapa
dengan tetangganya. Ny. B tidak bekerja hanya menjadi ibu
rumah tangga saja dan mengurus kedua anaknya yang ada di
rumah. Keluarga Tn. B tinggal di RT 01RW 02, di sisi kanan
rumah Tn. B yaitu rumah saudaranya dan sisi kiri adalah rumah
tetangganya, dibelakang rumah ada tanah kosong dan jalan.
Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.
Kamar
Mandi Dapur
Ruang
Tidur Ruang keluarga
Ruang
Tidur
Teras
c. Mobilitas dan geografi keluarga
Saat ini, keluarga Tn. B sudah tinggal menetap di rumah yang
saat ini dihuni sejak menikah dan tidak berniat untuk pindah.
Tn. B sendiri sudah tinggal dirumah tersebut sejak Tn. B lahir,
Rumah Tn. B dibangun di atas tanah milik orang tuanya,
kepemilikan tanah masih milik ibunya Tn.B.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
TN. B selalu menekankan pada Ny. B supaya mengikuti acara
yang diadakan oleh RT/RW, misalnya pengajian dan kegiatan
lainnya. Apabila ada waktu luang Ny. B mengajak anaknya
bermain ke tetangga. Hubungan anggota keluarga terlihat rukun,
tidak ada konflik antara satu dengan yang lain (terlihat
harmonis).Ny. B juga bersosialisasi dengan tetangga di kanan,
kiri dan depan rumahnya. Saudara Ny. B tinggal tidak jauh dari
rumah Ny. B, setiap hari selalu bertemu.
e. System pendukung keluarga
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang
menyelesaikan dengan anggota keluarga. Hal yang dirasakan
sebagai pendukung keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak
jauh dari rumah yang memperhatikan bila ada anggota keluarga
yang sakit dan tetangga yang hidup saling menghormati serta
menghargai.
4. Struktur keluarga
a. Pola dan proses komunikasi
Ny. B mengatakan bahwa awalnya komunikasi pada
keluarganya menekankan keterbukaan meskipun setelah
kelahiran anak pertamanya hal tersebut sudah jarang dilakukan.
b. Struktur kekuatan
Pemegang keputusan di keluarga adalah Tn. B sebagai kepala
keluarga, tetapi untuk masalah atau keperluan anaknya yaitu An.
C, Tn. B lebih menyerahkan semuanya kepada istrinya. Ketika
dilakukan pengkajian, Tn. B terlihat acuh terhadap kondisi
kesehatan anaknya.
c. Struktur peran
1) Tn. B Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam
mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah
tangga. Tetapi dalam saat dilakukan pengkajian, Tn. B
terlihat tidak peduli dengan kondisi anaknya, dan Tn. B
mengatakan bahwa dia sibuk kerja dan urusan An. C bukan
urusan Tn. C
2) Ny. G mengatakan bahwa urusan anaknya lebih banyak
diserahkan kepada dirinya. Sebagai istri Tn. B, sebagai ibu
rumah tangga.
3) An. CNy. B mengatakan bahwa imunisasi anaknya tidak
lengkap karena ketakutan Ny. B terhadap panas yang
ditimbulkan dari imunisasi. Ny. G mengatakan bahwa An. C
hanya diberikan ASI dan makan 1 x sehari dengan menu
yang seadanya dan dengan menu yang sama.
d. Nilai-nilai dan norma budaya
Nilai dan norma yang dipegang oleh keluarga Tn. B adalah
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dan budaya tidak
mempengaruhi keluarganya.
5. Fungsi-fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Ny. B mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah
dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat dengan
suaminya apabila ada hal yang perlu dipecahkan bersama.
Meskipun terkadang suaminya kurang memperdulikan kondisi
anaknya.
b. Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan
baik, meskipun setelah kehadiran anak pertamanya, Ny. B
mengatakan bahwa TN. B kurang memperdulikan kondisi
anaknya karena dianggap bukan tanggung jawabnya.. Hubungan
anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga
Tn. B tergolong paling lama tinggal di wilayah
tersebut.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Ny. B mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang
sakit, maka biasanya hanya diberikan obat warung. Dan
terkadang jika sudah parah, dibawa ke puskesmas. Terkecuali
untuk masalah imunisasi pada anaknya, Ny. B tidak melakukan
imunisasi secara lengkap karena takut biasanya setelah
imunisasi anaknya akan panas.
6. Koping keluarga
a. Stressor keluarga jangka pendek
Ny. B mengatakan bahwa dirinya mulai mencemaskan kondisi
anaknya yaitu An. C yang sulit makan dan terlihat kurus.
Sedangkan suaminya kurang memperdulikan kondisi anak
pertamanya.
b. Stressor keluarga jangka panjang
Ny. C mengatakan bahwa tidak ada hal yang dicemaskan selain
kondisi anaknya saat ini.
c. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar
dari masalah tersebut dengan jalan musyawarah. Hanya saja
menurut Ny. B mengatakan bahwa setelah memiliki anak
terkadang Tn. B sulit diajak musyarawah dan kurang
memperdulikan kondisi anaknya yaitu An. C karena Tn. B
beranggapan bahwa An. C merupakan tanggung jawab Ny. B.
d. Strategi koping yang digunakan
Ny. B mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang
terjadi kepada Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi
masalah yang ada.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Fungsi tahap perkembangan kelahiran anak pertama diantaranya
adalah persiapan menjadi orang tua, adaptasi dengan perubahan
anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sosial dan
kegiatan. Sedangkan Tn. B belum dapat beradaptasi terhadap
perannya saat ini bahwa peran dan tugasnya saat ini bukan
hanya untuk mencari nafkah, tetapi mengurus anak dan istri juga
sudah menjadi tugas atau perannya saat ini, hal inilah yang
dikeluhkan oleh Ny. B bahwa suaminya yaitu Tn. B kurang
memperdulikan kondisi anaknya, sebab Tn. B berfikir bahwa
urusan An. C bukan menjadi tanggung jawabnya tetapi
tanggung jawab istrinya, yaitu Ny. B.
7. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa berkunjung
kerumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan
keluarga. Dengan demikian keluarga berharap akan selalu berada
dalam kondisi sehat lahir dan batin. Mereka juga berharap akan
mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai macam jenis
penyakit maupun masalah dan cara perawatannya.
8. Pemeriksaan fisik individu
No Nama TD Nadi Nafas Suhu BB
(mmHg
)
(x/menit) (x/menit) (˚C) (Kg)
130/90 86 21 37 68
1. Tn. B Kepala :
(27 Th) Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata:
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Telinga:
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Leher:
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah
tanpa
ada nyeri.
Paru-paru:
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler,
dan
tidak terdapat suara tambahan.
Jantung:
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Abdomen:
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit
lainnya
(tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba,
bising usus terdengar 10x/menit
Ekstremitas:
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan
kanan,
refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5555
Kulit:
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak
adalesi, senstifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
No Nama TD Nadi Nafas Suhu BB
(mmHg
)
(x/menit) (x/menit) (˚C) (Kg)
110/70 82 19 37,5 48
2. Ny. B
(25 Th)
Kepala:
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata:
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan hidung:
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerakke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakanasam, asin, dan manis dengan baik.Bentuk
simetris, warna kulit sama dengan
Telinga:
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Kulit:
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
elastis,tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul
dan tajam baik.
Leher:
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah
tanpaada nyeri.
Jantung:
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 tera
Paru-paru:
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan
Abdomen:
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya(tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba lemas,
tidakterdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba,bising usus terdengar 9 x/menit
Ekstremitas:
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan
kanan,refleks patela normal kiri dan kanan,kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
No Nama TD Nadi Nafas Suhu BB TB
(mmHg
)
(x/menit) (x/menit) (˚C)(Kg) (cm)
3. An. C 90/ 60 88 20 36,5 7, 5 85
1 Th Kepala:
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris, rambut mudah rontok dan kemerahan
Mata:
Cekung dan pucat, bola mata dapat mengikuti arah
gerakan tanganpemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter
pupil + 2 mm,reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak
anemis, kornea tidakikterik.
Mulut dan hidung:
Bibir simetris, mukosa sedikit kering, lidah simetris,
dapat bergerakke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah
dapat merasakanasam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya,tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab,terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga:
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Leher:
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah
tanpaada nyeri.
Kulit:
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap,kurang
elastis, tidak adalesi, senstifitas terhadap benda tumpul
dan tajam baik.
Jantung:
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru:
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler,
dantidak terdapat suara tambahan.
Abdomen:
Perut terlihat buncit dan warnanya sama dengan kulit
lainnya (tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba lemas,
tidakterdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba, bising usus terdengar 15 x/menit
Ekstremitas:
Terlihat kurang aktif , bahu simetris, tulang terlihat
menojol, warna sama dengan kulit, kurang dapat
mengangkat dan menahan bebandengan baik, refleks
brachioradialis normal kiri dan kanan,refleks patela
normal kiri dan kanan,
kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
9. Perkembangan Anak Usia 1 Tahun
Setelah anak berumur 12 bulan, biasanya mereka sudah bisa
diajarkan banyak hal, seperti berdiri dan berjalan berpegangan dan
lainnya. Pada usia 1 tahun ini sebaiknya ibu sudah bisa melatih anak
untuk mandiri dalam hal-hal sederhana, namun bukan berarti
menyuruh mereka mandiri di usia 12 bulan, sebab pengawasan tetap
dibutuhkan bahkan perlu ditingkatkan.
a. Bayi dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri dan duduk
dari posisi berdiri
b. Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi atau
berdiri selama 2 detik tanpa berpegangan
c. Berjalan dengan dituntun
d. Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang
diinginkan
e. Menggenggam erat pensil
f. Memasukkan benda ke mulut
g. Mengulang menirukan bunyi
h. Babbling semakin kompleks dengan 2-3 suku kata seperti ba-
da-ma tetapi ia belum mengerti artinya. Sudah dapat mengoceh
dan mengucapkan papa dan mama namun belum spesifik
menuju pada papa dan mama-nya.
i. Mengeksplorasi dunia sekitarnya. Ia ingin mengetahui dan
menyentuh segala yang ada di sekitarnya. Bayi sudah harus
dapat mengambil 2 buah mainan kubus dan membenturkannya
dengan kedua tangannya.
j. Bayi sudah dapat memegang koin atau mainan kecil lainnya
dengan menggunakan ibu jari dan 1 jari lainnya
k. Bereaksi terhadap suara perlahan atau bisikan
l. Senang diajak bermain “cilukba”
m. Bayi sudah dapat bertepuktangan dan melambaikan tangan saat
mengucapkan bye-bye
n. Bayi mulai dapat mengungkapkan keinginannya
o. Mengenal anggota keluarga
10. Cara penghitungan status gizi bagi bayi dan balita (Z- Score)
a. Rumus Z- Score
b. Tabel Z- Score
c. Nilai Status Gizi An. C berdasarkan Z- Score
Diket:
Nilai BB An. C = 7,5 Kg
Nilai median normal anak usia 1 tahun = 9,6
BB < nilai median
Rumus :
Nilai BB atau TB/ PB – Nilai median
Nilai median – Nilai (-1SD)
7,5 – 9,6 = - 2,1 = -2,1 (gizi baik)
9,6 – 8,6 1
B. Analisa Data
No Data Interpretasi Data Masalah
1.
2.
Do :
- Tn. B terlihat tidak
memperdulikan
kondisi anaknya
saat ditanya
mengenai kondisi
anaknya
DS :
- Tn. B mengatakan
bahwa urusan
anaknya bukan
tanggung
jawabnya,
melainkan
tanggung jawab
istrinya
- Ny. B mengatakan
bahwa suaminya
kurang peduli
terhadap An. C
- Ny. B mengatakan
bahwa
Do :
- Ny. B terlihat
- Ketidaktahuan Tb.
B dalam mengenal
masalah mengenai
peran
- Katidakmampuan
Tn. B dalam
mengambil
keputusan
mengenai kondisi
An. C
- Ketidaktahuan Ny.
B mengenal
Ketidakefekti
fan performa
peran
Kuranganya
3.
bingung ketika
ditanya mengenai
imunisasi
- Ny. B terlihat
bingung ketika
ditanya mengenai
kondisi anaknya
DS :
- Ny. B mengatakan
bahwa imunisasi
pada An. C tidak
dilakukan secara
lengkap
- Ny. B mengatakan
bahwa dia takut
An. C mengalami
panas kembali
setelah imunisasi
Do :
- An. C terlihat
kurus kering
- BB dibawah batas
normal yaitu 7,5
kg.
- Nilai Z- Score
yaitu -2 (gizi
- masih baik)
masalah mengenai
imunisasi
- Ketidakmauan Ny.
B mengambil
keputusan
- Ketidakmauan Ny.
B melakukan
perawatan
kesehatan terhadap
An. C
- Ketidakmauan Ny.
B memanfaatkan
sarana fasilitas
kesehatan
- Ketidahtahuan Ny.
B mengenal
masalah
- Ketidakmauan
keluarga khususnya
Tn. B mengambil
keputusan
mengenai kondisi
An. C
pengetahuan
Resiko
ketidakseimb
angan
nutrisi :
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Ds :
- Ny.B mengatakan
bahwa An. C
hanya diberi
makan 1x dalam
sehari dengan
menu yang sama
dan ASI
- Ketidakmauan
memodifikasi
lingkungan
C. Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan performa peran keluarga Tn. B khususnya Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. B beradaptasi terhadap
perannya sebagai orang tua.
No Kriteria Nilai Rasional
1 Sifat Masalah
Skala :
Aktual
3/3 x 1 = 1
Saat ini Tn. B berfikir
bahwa tugasnya sebagai
kepala keluarga hanya
mencari nafkah, bukan
memikirkan kondisi
anaknya
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala :
Hanya sebagian
1/2 x 2 = 1
Tn. B sebenarnya sudah
mengetahui mengenai
tugasnya sebagai kepala
keluarga adalah mencari
nafkah, hanya saja dia
belum mengetahui tugas
nya saat ini selain mencari
nafkah, yaitu berperan
sebagai orang tua.
3 Potensi masalah untuk
dicegah
Skala :
Tinggi
3/3 x 1 = 1
Kesiapan fisik maupun
psikis untuk membina
rumah tangga ataupun
menjadi orang tua bisa
dilakukan dari sebelum
melakukan pernikahan
sehingga setelah menikah,
peran dan fungsi keluarga
dapat berjalan dengan baik
4 Menonjol masalah
Skala :
Tidak dirasakan 0/2 x 1 = 0
Keefektifan peran dapat
mempengaruhi
berlangsungnya kehidupan
dalam berkeluarga
Total 3
2. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. B khusunya Ny. B berhubungan
dengan ketidaktahuan Ny. B mengenai pentingnya imunisasi bagi anak.
No Kriteria Nilai Rasional
1 Sifat Masalah
Skala :
Aktual 3/3 x 1 = 1
An. C tidak mendapatkan
imunisasi dengan lengkap
dengan alasan Ny. B takut
meilhat An. C panas
setelah di imunisasi.
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala :
Sebagian
1/2 x 2 = 2
Ny. B dapat diberikan
edukasi mengenai
pentingnya imunisasi tetapi
tergantung pada diri Ny. B
sendiri apakah mau
menerima atau tidak
3 Potensi masalah untuk
dicegah
Skala :
Cukup
2/3 x 1 =
2/3
Pengetahuan seseorang
berbeda-beda, terkadang
pada saat diberikan edukasi
ada yang mau menerima
dan ada yang tidak
4 Menonjol masalah
Skala :
Ada masalah tetapi tidak
perlu segera ditangani
1/2 x 1 =
1/2
Masalah mengenai
imunisasi biasanya tidak
menimbulkan masalah
secara langsung tetapi
ditunjang dengan faktor
lain
Total 4 1/6
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga
Tn. B khusunya An. C berhubungan dengan ketidaktahuan Ny. B
mengenai pentingnya nutrisi bagi balita dan kurangnya kepedulian
orang tua
No Kriteria Nilai Rasional
1 Sifat Masalah
Skala :
Aktual 3/3 x 1 = 1
Pada saat dilakukan
pemeriksaan fisik pada
An.C, terlihat kurus dan
Ny. B mengatakan bahwa
anaknya sulit makan dan
hanya diberikan asi dan 1x
makan dengan menu yang
sama setiap harinya
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala :
Hanya sebagian
1/2 x 2 = 1
Ny.G dapat menerima
edukasi yang diberikan,
tetapi kepercayaan yang di
anut sulit diubah jika tidak
timbul dari dirinya sendiri
3 Potensi masalah untuk
dicegah
Skala :
Sebagian
1/2 x 1 =
1/2
Pemberian edukasi dapat
diberikan pada Ny. B
tetapi masalah mengenai
nutrisi memerlukan waktu
yang cukup lama dan
bertahap
4 Menonjol masalah
Skala :
Segera di tangani 2/2 x 1 = 1
Karena apabila tidak
segera ditangani akan
menimbulkan masalah
kesehatan lainnya
Total 3 1/2
D. Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas masalah
1. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. B khusunya Ny. B
berhubungan dengan ketidaktahuan Ny. B mengenai pentingnya
imunisasi bagi anak.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada
keluarga Tn. B khusunya An. C berhubungan dengan ketidaktahuan
Ny. B mengenai pentingnya nutrisi bagi balita dan kurangnya
kepedulian orang tua.
3. Ketidakefektifan performa peran keluarga Tn. B khususnya Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. B beradaptasi terhadap
perannya sebagai orang tua.
E. Perencanaan keperawatan
Tabel E. 1
Perencanaan Keperawatan
Nama keluarga : Bp. B
Alamat : Jl. Utami RT 01 RW 02 Bandung Kel. Sukahati Kec. Sukabojong
No Diagnosa
keperawatan
Tujuan Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Kurangnya
pengetahuan
keluarga Tn. B
khusunya Ny. B
berhubungan
dengan
ketidaktahuan Ny.
B mengenai
pentingnya
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
, keluarga
Bp B
terutama
Ny.B
mampu
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
dengan 1x24
jam dalam
waktu 30
menit Ny.B
mampu
- Respon
kognitif : mampu
menjelaskan
pentingnya
imunisasi bagi
kesehatan anak
- Respon
psikomotor :
- Imunisasi adalah
upaya yang
dilakukan dengan
sengaja untuk
memberikan
kekebalan
(imunitas) pada
bayi atau anak
sehingga terhindar
- Berikan
pertanyaan
tentang
imunisasi
- Berikan
pertanyaan
mengenai resiko
penyakit tanpa
imunisasi bagi
anak.
memahami
informasi
mengenai
imunisasi
memahami
pentingnya
imunisasi
secara
lengkap bagi
kesehatan An.
C
mampu
melakukan
pemberian
imunisasi secara
lengkap pada
anak
- Respon afektif :
kooperatif
(mampu diajak
bekerja sama)
dari penyakit
(Suparni, Y. 2004)
- Tujuan imunisasi :
Mencegah
penyakit dan
kematian pada
bayi dan anak-
anak yang
disebabkan oleh
wabah yang
sring muncul
Menurunkan
angka kesakitan
dan kematian
pada bayi,
balita. (Depkes
RI, 2001)
- Jenis imunisasi :
Imunisasi Aktif
imunisasi
- Berikan
informasi
mengenai
pentingnya
imunisasi bagi
anak
- Berikan
informasi
mengenai resiko
penyakit tanpa
imusisasi bagi
anak
- Anjurkan Ny. B
untuk
memberikan
imunisasi secara
lengkap bagi
merupakan
pemberian zat
sebagai antigen
yang diharapkan
akan terjadi
proses infeksi
buatan sehingga
tubuh
mengalami
reaksi
imunologi,
apabila benar-
benar terjadi
infeksi maka
tubuh dapat
segera berespon
(reaksi panas).
Imunisasi pasif
adalah
anak
pemberian zat
(immunoglobuli
n) yang
dihasilkan
melalui proses
infeksi yang
berasal dari
plasma
manusiayang
diduga sudah
masuk dalam
tubuh. (Hidayat,
2002).
2. Ketidakseimbang
an nutrisi : kurang
dari kebutuhan
tubuh pada
keluarga Tn. B
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
, keluarga
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
dengan 1x24
- Respon kognitif :
Mampu
menjelaskan
tentang
pentingnya nutrisi
- Pemberian makanan
yang sebaik-
baiknya harus
memperhatikan
kemampuan tubuh
- Lakukan
penyesuaian cara
berkomunikasi
dengan tahap
perkembangan
khusunya An. C
berhubungan
dengan
ketidaktahuan Ny.
B mengenai
pentingnya nutrisi
bagi balita dan
kurangnya
kepedulian orang
tua.
terutama
Ny.G
mampu
memahami
informasi
mengenai
konsep
nutrisi bagi
anak.
jam dalam
waktu 30
menit Ny.G
mampu
memahami
mengenai
pentingnya
nutrisi dan
gizi seimbang
bagi anak
usia balita.
dan gizi seimbang
bagi balita
- Respon
psikomotor :
mampu
melakukan
pemberian nutrisi
dan gizi seimbang
bagi balita
- Respon afektif :
kooperatif
(mampu diajak
bekerja sama)
seseorang untuk
mencerna makanan,
umur,jenis kelamin,
jenis aktivitas, dan
kondisi tertentu
seperti sakit, hamil,
menyusui.(Santoso
dan Lies, 2004)
- Tujuan : untuk
meningkatkan
derajat kesehatan
seseorang,
memelihara
kebersihan diri
seseorang,
mencegah penyakit,
meningkatkan rasa
percaya diri
anak
Ajarkan orang
tua dan anak
tetang
pentingnya
memilih
makanan yang
sehat, bukan
makanan yang
tinggi gula,
garam atau
lemak
Anjurkan untuk
membatasi
asupan susu anak
sehingga anak
berselera untuk
makan
- Golongan umum:
1-3 tahun → BB 12
kg, TB 89 cm,
Energi 1220 Kkal,
Protein 23 gram
- Prinsip gizi
seimbang anak
balita:
Energi anak
umur diatas 1
tahun adalah
112(Kal/kg
BB/hari).
(WHO, 1971)
Protein anak
usia 1-3 tahun
adalah 2,0-2,5
makanan(jika
diperlukan)
Ajarkan orang
tua mengenai
nutrisi yang
diperlukan pada
masing masing
perkembangan
Anjurkan Ny. B
untuk tidak
membiasakan
waktu makan
menjadi arena
berperang antara
orang tua dan
anak
- Anjurkan Ny. B
untuk
(g/kg BB/hari).
(WHO, 1971)
Pada anak balita,
lemak
dianjurkan 1%
yang berasal dari
asam lenoleat.
Karbohidrat bagi
anak yang masih
mengkonsumsi
ASI
mendapatkan
40% kalori dari
laktosa.
Vitamin dan
mineral bagi
anak usia 1-3
tahun adalah :
Ca : 0,5gr
memberikan
makanan dalam
porsi sedikit tapi
sering
Fe : 8 gr
Vit A : 1500 mg
Vit B1 : 0,5 mg
Vit B12 : 0,7 mg
Vit B6 : 8 mg
Vit C : 30 mg
3. Ketidakefektifan
performa peran
keluarga Tn. B
khususnya Tn. B
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
Tn. B beradaptasi
terhadap perannya
sebagai orang tua.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
, keluarga
Tn. B
terutama Tn.
B
performa
peran
orang taua
menjadi
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
dengan 1x24
jam dalam
waktu 30
menit Tn. B
mampu
memahami
mengenai
peran dan
fungsi
- Respon kognitif :
Mampu
menjelaskan
mengenai fungsi
peran ( khusunya
peran sebagai
kepala keluarga
dengan kelahiran
anak pertama)
- Respon
psikomotor :
mampu
- keluarga adalah
kesatuan unsur
terkecil yang terdiri
dari bapak, ibu dan
beberapa anak.
- Masing-masing
unsur tersebut
mempunyai peranan
penting dalam
membina dan
menegakkan
keluarga, sehingga
bila salah satu unsur
- Berikan
informasi
mengenai peran
dalam hidup,
peran dalam
keluarga,
periode transisi
peran dalam
kehidupan,
perasaan
terhadap peran
yang dilakukan
efektif. keluarga
sebagai
kepala
keluarga dan
orang tua.
melakukan
perannya sebagai
kepala keluarga
dengan baik dan
benar.
- Respon afektif :
kooperatif
(mampu diajak
bekerja sama)
tersebut hilang
maka keluarga
tersebut akan
guncang atau
kurang seimbang.
Mereka harus
bersama-sama
memelihara
keutuhan rumah
tangga sebagai
suatu satuan sosial
- Keluarga, yang
kedua tiangnya
adalah orang tua,
memikul tanggung
jawab, kasih sayang
dan kecintaan
kepada anak-anak,
karena ini semua
- Berikan
informasi
mengenai
perubahan
peran: perilaku
yang diperlukan
terhadap
perubahan peran,
perubahan peran
saat menjadi
seorang bapak
- Anjurkan Tn. B
untuk
melakukan
strategi
manajemen
perubahan peran
- Berikan
termasuk asas
pertumbuhan dan
perkembangan
psikis serta sosial
yang kokoh dan
lurus bagi mereka
informasi
pelatihan pada
Tn. B mengenai
cara adaptasi
terhadap
perubahan peran.
BAB III
SIMPULAN
A. Simpulan
keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam
satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu
sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan
bersama.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di
rumah atau tempat tinggal klien. Bagi klien beserta keluarga sehingga klien
dan keluarga tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang
berkaitan dangan masalah kesehatan yang di hadapinya. Perawat yang
melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan
keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan
memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.
Berdasarkan pengkajian kasus pada keluarga Tn. B (27 Th)
didapatkan beberapa masalah yang muncul yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. B khusunya Ny. B berhubungan
dengan ketidaktahuan Ny. B mengenai pentingnya imunisasi bagi anak.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga
Tn. B khusunya An. C berhubungan dengan ketidaktahuan Ny. B
mengenai pentingnya nutrisi bagi balita dan kurangnya kepedulian
orang tua.
3. Ketidakefektifan performa peran keluarga Tn. B khususnya Tn. B
berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. B beradaptasi terhadap
perannya sebagai orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta
: Sagung Seto
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and
Practice Nursing. Philadelpia : Lippincott
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community Health and Nursing,
Concept and Practice. Lippincott : California
Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC
Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan
Masyarakat.Jakarta :EGC
Friedman,M.M.1998.Family Nursing Research Theory and
Practice,4thEdition.Connecticut : Aplenton
Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi
dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas,
Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Keliat, B.A ( 1994 ), Gangguan Konsep Diri, Jakarta, EGC
Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil
NOC Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns.
Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
EGC.Mubarak, dkk. (2009). Ilmu keperawatan komunitas: Konsep dan
aplikasi.Jakarta: Salemba Medika.