Makalah Isu Dan Permasalahan Bidang Sda
-
Upload
dani-prasetyo -
Category
Documents
-
view
40 -
download
7
description
Transcript of Makalah Isu Dan Permasalahan Bidang Sda
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Isu dan
Permasalahan di Bidang Teknik Pengairan”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dari mata kuliah
Metodologi Penelitian pada Program pasca sarjana magister sumber daya air
Universitas Brawijaya. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini, khususnya kepada :
1. Prof. DR. Ir. Suhardjono, Dipl. HE, M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan kemudahan-kemudahan
baik berupa moril maupun materiil.
2. Rekan-rekan semua Program pasca sarjana magister sumber daya air
Universitas Brawijaya.
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam
menyelesaikan makalah ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................3
1.2 Permasalahan.....................................................................................5
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................5
1.4 Metode Pengumpulan Data................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................7
2.1 Pengertian...........................................................................................7
2.2 Karakteristik Sumberdaya Air...........................................................7
2.3 Permasalahan Dalam Bidang SDA....................................................8
PENUTUP..............................................................................................................20
3.1 Kesimpulan......................................................................................20
3.2 Saran.................................................................................................20
2
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
dapat memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh
rakyat Indonesia sebagaimana dijelaskan dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3)
yang menyebutkan bahwa pendayagunaan sumber daya air harus ditujukan
untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pengertian yang
terkandung di dalam amanat tersebut adalah bahwa negara
bertanggungjawab terhadap ketersediaan dan pendistribusian potensi
sumberdaya air bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan dengan demikian
pemanfaatan potensi sumberdaya air harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga memenuhi prinsip-prinsip kemanfaatan, keadilan, kemandirian,
kelestarian dan keberlanjutan.
Selanjutnya pasal ini dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-Undang
No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, bahwa:
1. Sumber Daya Air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan manfaat serbaguna untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat di segala bidang baik sosial, ekonomi, budaya, politik
maupun bidang ketahanan nasional
2. Dalam menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang
cenderung menurun, dan kebutuhan air yang cenderung meningkat
sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan
aktivitas ekonomi masyarakat, sumberdaya air harus dikelola,
dipelihara,dimanfaatkan, dilindungi dan dijaga kelestariannya dengan
memberikan peran kepada masyarakat dalam setiap tahapan pengelolaan
sumberdaya air.
3. Pengelolaan sumberdaya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi
dan keterpaduan antar wilayah, antar sektor, dan antar generasi dalam
rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
3
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
Berdasarkan hal tersebut dalam salah satu rumusan dari 8 (delapan)
misi penyelenggaraan tugas Kementerian Pekerjaan Umum di dalam
mencapai visi Kementerian adalah “Menyelenggarakan pengelolaan SDA
secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan
keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air”.
Lebih lanjut Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air juga mempunyai visi tahun 2025 yaitu “Terwujudnya
kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat” yang akan dicapai melalui berbagai Misi
diantaranya : Mengkonservasi sumber daya air secara berkelanjutan,
mendayagunakan sumber daya air secara adil serta memenuhi
persyaratan .kualitas dan kuantitas untuk kebutuhan masyarakat,
mengendalikan daya rusak air, memberdayakan dan meningkatkan peran
masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air, serta
meningkatkan keterbukaan serta ketersediaan data dan informasi dalam
pengelolaan sumber daya air.
Kebijaksanaan dasar yang diterapkan dalam pengelolaan sumber daya air
adalah:
a. Pengelolaan sumberdaya air secara nasional harus dilakukan secara
holistik, terencana, dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan
nasional dan melestarikan lingkungan, untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat dan menjaga kesatuan dan ketahanan nasional.
b. Pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan secara terdesentralisasi
dengan berdasar atas daerah pengaliran sungai (DPS) sebagai satu
kesatuan wilayah pembinaan.
c. Pengelolaan sumber daya air harus berdasar prinsip partisipasi dengan
melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan dalam seluruh
aspek kegiatan (perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian
dan pembiayaan) untuk mendorong tumbuhnya komitmen semua pihak
yang berkepentingan.
4
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
d. Pengelolaan sumber daya air diprioritaskan pada sungai-sungai
strategis bagi perkembangan ekonomi, kesatuan, dan ketahanan
nasional dengan memperhatikan tingkat perkembangan sosio-ekonomi
daerah, tuntutan kebutuhan serta tingkat pemanfatan dan ketersediaan
air.
e. Masyarakat yang memperoleh manfaat/kenikmatan atas air dan
sumber-sumber air secara bertahap wajib menanggung biaya
pengelolaan sumber daya air (users pay and cost recovery principles).
1.2 Permasalahan
Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya alam yang
penting peranannya dalam menunjang kelangsungan hidup makhluk hidup.
Namun dari masa ke masa keberadaannya semakin langka dan kualitasnya
semakin menurun, sedangkan kebutuhan semakin meningkat. Kondisi
lingkungan, sosial masyarakat, peraturan dan kebijakan dalam pengelolaan
sumber daya air merupakan beberapa faktor yang menyebabkan munculnya
berbagai permasalahan – permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya air
yang seharusnya membutuhkan pengaturan yang optimal dan terpadu
sehingga pengusahaan dan pemanfaatannya sesuai dengan peruntukannya
dan kondisinya tetap terjaga. Lebih lanjut dalam penulisan ini akan
dijabarkan lebih rinci berbagai permasalahan-permasalahan di bidang
sumber daya air.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dalam penulisan ini adalah untuk memberikan
pengetahuan dan informasi terkait permasalahan dan isu-isu strategis dalam
bidang sumber daya air di Indonesia.
Sasaran yang hendak dicapai adalah ditetapkannya berbagai kebijakan
pemerintah serta alternatif-alternatif dalam rangka optimasi pengelolaan dan
pemanfaatan yang tepat dalam upaya pemecahan permasalahan di bidang
sumber daya air.
5
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
1.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penulisan ini diperoleh melalui
berbagai sumber, referensi dan literatur terkait dengan bidang sumber daya
air diantaranya peraturan perundang-undangan, buku-buku, dan sumber-
sumber lainnya yang terkait.
6
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah,
air hujan dan air laut yang berada di darat. Sumber air adalah tempat atau
wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di
bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air
dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian
bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.
Pengertian sumber daya air di sini adalah air, sumber air, dan daya air
yang terkandung didalamnya. Kegiatan – kegiatan dalam rangka pelestarian
sumber daya air meliputi konservasi, pendayagunaan, pengendalian dan
penanggulangan daya rusak air, pengelolaan, penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air.
2.2 Karakteristik Sumberdaya Air
Secara eksplisit karakteristik dasar sumberdaya air antara lain:
Dapat mencakup beberapa wilayah administratif (cross-administrative
boundary) dikarenakan oleh faktor topografi dan geologi
Dipergunakan oleh berbagai aktor (multi-stakeholders)
Bersifat sumberdaya mengalir (flowing/dynamic resources) sehingga
mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara kondisi kuantitas
dengan kualitas, antara hulu dengan hilir, antara instream dengan
offstream, maupun antara air permukaan dengan air bawah tanah.
Dipergunakan baik oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang
(antar generasi).
Merupakan bagian siklus alam (daur hidrologi) yang mengakibatkan
ketersediaannya tidak merata baik dalam aspek waktu, lokasi, kuantitas
maupun kualitas.
7
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
Dewasa ini, air tidak dapat lagi hanya dipandang sebagai barang sosial
(social goods), namun seiring dengan kaberadaannya yang semakin langka
(scarcity), maka air perlu dipandang sebagai barang ekonomis (economic
goods) tanpa harus melepaskan fungsi sosialnya.
Kuantitas dan kualitas air amat bergantung pada tingkat pengelolaan
sumber daya air masing-masing daerah, keragaman penggunaan air yang
bervariasi – pertanian, air baku domestik dan industri, pembangkit tenaga
listrik, perikanan, dan pemeliharaan lingkungan – selain iklim, musim
(waktu) serta sifat ragawi alam (topografi dan geologi) dan kondisi
demografi (jumlah dan penyebaran) serta apresiasi (persepsi) tentang air.
Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka sumberdaya air merupakan
sumberdaya alam yang sangat vital bagi hidup dan kehidupan mahluk serta
sangat strategis bagi pembangunan perekonomian, menjaga kesatuan dan
ketahanan nasional sehingga harus dikelola secara terpadu, bijaksana dan
profesional.
2.3 Permasalahan Dalam Bidang SDA
Sunaryo, Trie M, dkk (2005) menyatakan bahwa terjadinya berbagai
permasalahan di bidang pengelolaan sumber daya air adalah sebagai akibat
dari :
a. Makin menurunnya daya dukung lingkungan terhadap ketersediaan air;
b. Makin menurunnya kualitas air pada sumber-sumber air;
c. Makin meningkatnya jenis kebutuhan air;
d. Makin menurunnya daya dukung daerah tangkapan air;
e. Makin meningkatnya iklim global;
f. Makin terbatasnya ketersediaan air tanah;
g. Makin terbatasnya investasi terutama dari pemerintah untuk lebih
meningkatkan kemampuan penyediaan sumber daya air;
h. Makin meningkatnya arus urbanisasi;
i. Makin meningkatnya keterkaitan antar lembaga;
j. Makin meningkatnya pencemaran lingkungan;
8
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
Secara rinci permasalahan dalam pengelolaan sumber daya air meliputi :
a. Rusaknya daerah tangkapan hujan
Perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali, merupakan
penyebab utama rusaknya daerah tangkapan hujan (watershed).
Penggundulan hutan, reklamasi rawa, berubahnya hutan, lahan
pertanian menjadi daerah industri dan perkotaan akan mengubah
ketahanan tanaman dan tanah terhadap air hujan.
Air hujan akan jatuh lebih keras ke tanah dan mempertinggi erosi,
dan akan melimpas lebih banyak dan lebih cepat di permukaan tanah.
Di musim kemarau, air tanah menguap lebih banyak menjadikan
rusaknya lapisan tanah, mengganggu keseimbangan dan dapat
menyebabkan land sliding. Meningkatkan penguapan air tanah juga
dapat menurunkan aliran air permukaan yang berasal dari air tanah
(base flow).
b. Erosi dan Sedimentasi
9
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
Hilangnya vegetasi penutup tanah akan menyebabkan suatu lahan
mudah tererosi. Air hujan, dengan lebih keras, jatuh langsung ke tanah,
menjadikan lepasnya ikatan antar butiran tanah, dan yang kemudian
terangkut oleh air hujan yang melimpas. Erosi mengakibatkan
sedimentasi, yaitu terjadinya pengendapan butiran tanah di sungai dan
waduk. Sedimentasi menjadikan berkurangnya kapasitas tampungan,
menurunnya kualitas air, dan berbagai dampak negatip lain.
Sedimentasi juga banyak yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi
yang mampu membawa jutaan meter kubik sedimen ke sungai dan
waduk.
c. Kekeringan
Rusaknya daerah tangkapan hujan, menjadikan turunnya
kemampuan suatu DPS untuk menyimpan air (di musim hujan) dan
melepaskannya (di musim kemarau) sebagai base flow. Akibatnya,
debit sungai di musim kemarau mengecil dan berakibat kurangnya
penyediaan air (kekeringan).
d. Pencemaran Air
Sumber pencemaran air bermuara pada sikap dan perilaku
manusia. Sungai di perkotaan, penuh limbah, baik dari rumah tangga
maupun dari limbah industry. Makin banyak sumber air yang tercemar
makin turun kualitas air.
10
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
Menurunnya kualitas air permukaan, sangat mempengaruhi
kelayakan sistem perairan Indonesia, memperparah mutu sumber air
dan mendorong terjadinya kekurangan air bersih. Pencemaran juga
mengakibatkan terganggunya jumlah dan mutu habitat air, tumbuhan
dan hewan.
e. Banjir
Banjir dapat terjadi karena penurunan daya tampung sungai atau
saluran drainase akibat sedimentasi, atau penyebab yang lain. Banjir
dapat pula terjadi karena tingginya peningkatan limpasan permukaan.
Apapun penyebabnya, kerugian akibat banjir, akibat tergenanngnya air,
11
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
sangatlah besar. Kerusakan bangunan, kehilangan tempat tinggal,
ketidaknyamanan, penyakit, terganggunya aktivitas, dan bahkan
kehilangan nyawa, dapat terjadi oleh adanya banjir.
f. Konfliks antar penggunaan dan daerah administratif
Lajunya jumlah penduduk dan meningkatnya taraf hidup mereka
menaikan kebutuhan akan air. Industry, juga meminta air lebih banyak.
Akibatnya kebutuhan air makin meningkat pesat, sementara itu jumlah
dan mutu air, makin menurun. Di musim hujan, jumlah air cenderung
berlebih, sementara di musim kering ketersediaan air menurun. Selain
kuantitas, kualitas air sangatlah penting. Kelayakan air untuk
dikonsumsi tergantung pada kualitas dan peruntukan yang memadai
untuk kualitas tersebut. Akibatnya konflik kepentingan antara
pengguna, penggunaan, dan daerah administrasi makin berkembang.
g. Lingkungan Sungai
Sungai merupakan kesatuan antara wadah air dan air yang
mengalir. Karena itu sungai dan lingkungannya merupakan satu
kesatuan. Pengelolaan lingkungan sungai adalah bagian dari
pengelolaan sumber daya perairan. Sayangnya, azas ini kerap
diabaikan. Pemanfaatan lahan di sempadan sungai untuk keperluan
pemukiman, pertanian dan usaha lainnya yang menggangu kelancaran
pengaliran air, adalah contoh khas dari diabaikannya aspek lingkungan
sungai. Demikian pula, praktek-praktek membuang sampah ke perairan
terbuka adalah bukti dari sikap meremehkan kelestarian sumber daya
air.
h. Intrusi air laut
Pada daerah tepi laut, pengambilan air tanah diambil secara
berlebihan dapat menjadikan air asin dari laut masuk (intrusi) ke dalam
akuifer. Akibatnya, terjadi penurunan mutu air tawar di daerah yang
terintrusi.
12
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
i. Masalah Pasca Pembangunan
Setelah masa pembangunan selesai, persoalan yang acapkali
muncul adalah kurangnya kegiatan operasi dan pemeliharaan dari
bangunan tersebut. Banyak prasarana pengairan mengalami kerusakan
yang disebabkan kekurangan dana, keterbatasan jumlah dan mutu,
tenaga professional dan tidak tersedianya institusi pengelola yang
mantap.
Dalam Permen PU No. 02/PLT/M/2010 tentang Rencana strategis
Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010-2014 dijelaskan bahwa isu-isu
strategis dan permasalahan di bidang SDA meliputi :
a. Kinerja pelayanan jaringan irigasi yang belum optimal, dimana dari
7,2 juta ha luas daerah irigasi yang telah dibangun diperkirakan masih
sekitar 1,34 juta ha daerah irigasi yang belum dapat berfungsi secara
optimal karena adanya kerusakan jaringan irigasi yang antara lain
diakibatkan oleh umur konstruksi, bencana alam, kurangnya operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi, dan masih rendahnya keterlibatan
petani dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan jaringan irigasi.
b. Kinerja pelayanan jaringan reklamasi rawa belum optimal dimana
dari 33,4 juta ha lahan rawa yang merupakan lahan rawa pasang surut
dan rawa lebak termasuk lahan rawa bergambut, sampai saat ini hanya
sekitar 1,8 juta ha jaringan reklamasi rawa yang telah dikembangkan
Pemerintah.
c. Perubahan garis pantai akan menimbulkan masalah dalam kaitannya
rencana strategis Kementerian Pekerjaan Umum 2010 - 2014
dengan perlindungan sarana dan prasarana sepanjang pantai dan batas
wilayah Negara.
13
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
d. Mengembalikan fungsi seluruh infrastruktur SDA yang mengalami
kerusakan karena bencana alam seperti banjir, tanah longsor, tsunami,
dan gempa bumi.
e. Menyelenggarakan pembinaan yang lebih intensif kepada
pemerintah daerah dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan irigasi.
f. Mempertahankan kemampuan penyediaan air dari sumber-
sumber air dari dampak berkurangnya areal terbuka hijau dan
menurunnya kapasitas wadah-wadah air baik alamiah maupun buatan
dengan cepat.
g. Melakukan penataan organisasi pengelola SDA seperti Unit
Pelaksana Teknis Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)/Balai Wilayah
Sungai (BWS) maupun Unit Pelaksana Teknis Daerah/Balai Prasarana
SDA.
h. Meningkatkan koordinasi dan ketatalaksanaan penanganan SDA
untuk mengurangi konflik antarpengguna sumber daya air.
i. Meningkatkan kinerja pengelolaan Sistem Informasi SDA
(SISDA) pada BBWS/BWS dan Dinas SDA dan melengkapi data dan
informasi tentang SDA untuk dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan serta memperluas akses publik terhadap data
dan informasi SDA.
j. Mengupayakan pengarusutamaan gender dalam proses
pelaksanaan kegiatan bidang SDA, baik dari segi akses, kontrol,
partisipasi, maupun manfaatnya.
k. Mencari peluang-peluang investasi baru dalam upaya pengembangan
infrastruktur SDA.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan permasalahan sumber daya air di
Indonesia, antara lain adalah :
14
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
a. Ketidak seimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam
perspektif ruang dan waktu.
Indonesia terletak pada daerah tropis merupakan negara Kelima terbesar
di dunia dalam hal ketersediaan air namun, secara alamiah Indonesia
menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan air karena distribusi
yang tidak merata baik secra spasial maupun waktu, sehingga air yang
dapat disediakan tidak selalu sesuai dengan kebutuhan, baik dalam
perspektif jumlah maupun mutu.
b. Meningkatnya ancaman terhadap keberalanjutan daya dukung
sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah .
Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat kerusakan hutan secara
signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung daerah aliran
sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Hal yang
memprihatinkan adalah indikasi terjadinya proses percepatan laju
kerusakan daerah tangkapan air.
Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya laju deforestrasi sebesar
1,6 juta ha per tahun pada periode 1985-1997 menjadi 2,1 juta ha per
tahun pada periode 1997-2001. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh laju
peningkatan jumlah DAS kritis; 22 DAS pada tahun 1984, 39 DAS
pada tahun 1992, dan 62 DAS pada tahun 1998. Kecenderungan meluas
dan bertambahnya DAS kritis telah mengarah pada tingkat kelangkaan
dan peningkatan daya guna air yang semakin serius. Selain itu,
kelangkaan air yang terjadi cenderung mendorong pola penggunaan
sumber air yang tidak bijaksana, antara lain pola eksploitasi air tanah
secara berlebihan, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan
permukaan dan kualitas aira tanah, intrusi air laut dan amblesan
permukaan tanah. Kerusakan air tanah sangat sulit untuk dipulihkan
sehingga akan berujung pada terjadinya bencana lingkungan yang
berimplikasi luas.
c. Menurunnya kemampuan penyediaan air
15
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
Berkembangnya daerah pemukiman dan industri telah menurunkan area
resapan air dan mengancam kapasitas lingkungan dalam menyediakan
air. Pada sisi lain, kapasitas infrastruktur penampung air seperti waduk
dan bendungan semakin menurun sebagai akibat meningkatnya
sedimentasi sehingga menurunkan keandalan penyediaan air untuk
irigasi dan air baku. Kondisi ini diperparah dengan kualitas koperasi
dan pemeliharaan yang rendah sehingga tingkat layanan prasarana
sumber daya air semakin menurun tajam.
d. Meningkatnya potensi konflik air
Meningkatnya persaingan penggunaan air dan penurunan efisiensi
penggunaan air salah satunya disebabkan oleh meningkatnya jumlah
penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat, jumlah kebutuhan air
baku bagi rumah tangga, permukiman, pertanian maupun industri juga
semakin meningkat. Konflik air yang tidak terkendali berpotensi
berkembang menjadi konflik dengan dimensi yang lebih luas, bahkan
lebih jauh dapat memicu berbagai bentuk disintegrasi.
e. Kurang optimalnya tingkat layanan jaringan irigasi
Belum atau tidak berfungsinya jaringan irigasi disebakan antara lain
oleh belum lengkapnya sistem jaringan, ketidaktersediaan air, belum
siapnya lahan sawah, ketidaksiapan petani penggarap, atau terjadinya
mutasi lahan. Selain itu, pada jaringan irigasi yang berfungsi juga
mengalami kerusakan terutama disebakan oleh rendahnya kualitas
operasi dan pemeliharaan. Luas sawah produktif beririgasi juga
semakin menurun karena alih fungsi lahan menjadi non pertanian
terutama untuk perumahan.
f. Makin meluasnya abrasi pantai
Perubahan lingkungan dan abrasi pantai mengancam keberadaan lahan
produktif dan wilayah pariwisata. Selain itu, abrasi pantai pada
beberapa daerah perbatasan dapat menyebabkan bergesernya garis
perbatsan dengan negara lain.
16
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
g. Lemahnya koordinasi, kelembagaan, dan ketatalaksanaan
Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar instansi dan antar
daerah otonomi telah menimbulkan pola pengelolaan sumebr daya air
yang tidak efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan. Pada sisi
lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat
terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan sumber daya air, masih
belum mencapai tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya
kesempatan dan kemampuan.
h. Rendahnya kualitas pengelolaan data dan sistem informasi
Pengelolaan sumber daya air belum di dukung oleh basis data dan
sistem informasi yang memadai. Kualitas data dan informasi yang
dimiliki belum memenuhi standar yang ditetapkan dan tersedia pada
saat diperlukan. Selain itu, akses publik terhadap data masih belum
dapat terlayani secara baik. Berbagai instansi mengumpulkan serta
mengelola data dan informasi tentang sumber daya air, namun
pertukaran data dan informasi antar instansi masih banyak mengalami
hambatan.
i. Kerusakan prasarana sumber daya air
Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis dan berada di
pertemuaan beberapa lempeng daratan dunia mempunyai kerentanan
terhadap bencana. Banjir, gempa, tsunami, tanah longsor dan bencana
lainnya hampir setiap tahun selalu terjadi. Hali ini mengakibatkan
kerusakan pada sumber-sumebr air termasuk prasarananya. Penyebab
lainnya adalah kurang optimalnya operasional dan pemeliharaan.
Dengan bertambahnya umur bangunan, maka bertambah pula kerusakan
yang terjadi akibat usia bangunan.
Masalah pengelolaan sumberdaya air dapat dilihat dari kelemahan
mempertahankan sasaran manfaat pengelolaan sumberdaya air dalam hal
17
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
pengendalian banjir dan penyediaan air baku bagi kegiatan domestik,
municipal, dan industri.
Masalah pengendalian banjir sebagai bagian dari upaya pengelolaan
sumberdaya air, sering mendapatkan hambatan karena adanya pemukiman
padat di sepanjang sungai yang cenderung mengakibatkan terhambatnya
aliran sungai karena banyaknya sampah domestik yang dibuang ke badan
sungai sehingga mengakibatkan berkurangnya daya tampung sungai untuk
mengalirkan air yang datang akibat curah hujan yang tinggi di daerah hulu.
Pada sisi lain penyediaan air baku yang dibutuhkan bagi kegiatan
rumah tangga, perkotaan dan industri sering mendapatkan gangguan secara
kuantitas – dalam arti terjadinya penurunan debit air baku akibat terjadinya
pembukaan lahan-lahan baru bagi pemukiman baru di daerah hulu yang
berakibat pada pengurangan luas catchment area sebagai sumber penyedia
air baku. Disamping itu, secara kualitas penyediaan air baku sering tidak
memenuhi standar karena adanya pencemaran air sungai oleh limbah rumah
tangga, perkotaan, dan industri.
Dengan diberlakukannya Undang-undang 22/1999 tentang Otonomi
Daerah, masalah pengelolaan sumberdaya air ini menjadi lebih kompleks
mengingat Satuan Wilayah Sungai (SWS) atau Daerah Pengaliran Sungai
(DPS) secara teknis tidak dibatasi oleh batas-batas administratif tetapi oleh
batas-batas fungsional, sehingga dengan demikian masalah koordinasi antar
daerah otonom yang berada dalam satu SWS atau DPS menjadi sangat
penting dalam pengelolaan sumberdaya air.
Perubahan peran Pemerintah dari institusi penyedia jasa (service
provider) menjadi institusi pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha
(enabler) agar memiliki kemampuan dalam menyediakan kebutuhan air dan
menunjang kegiatan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga
perlu adanya upaya-upaya pemberdayaan masyarakat pengguna air untuk
mengelola dan melestarikan potensi-potensi sumber daya air.
Peningkatan kebutuhan akan air dari stakeholder yang ada.
Pengelolaan sumberdaya air menghadapi berbagai persoalan yang
berhubungan berbagai macam penggunaan dari berbagai macam sektor
18
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
(pertanian, perikanan, industri, perkotaan, tenaga listrik, perhubungan,
pariwisata, dan lain-lain) baik yang berada di hulu maupun di hilir
cenderung semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal
ini telah banyak menimbulkan dispute antar sektor maupun antar wilayah,
yang pada dasarnya merupakan cerminan dari adanya conflict of interests
yang tajam serta tidak berjalannya fungsi koordinasi yang baik.
Memperhatikan adanya ketidakseimbangan jumlah ketersediaan air
diatas, maka jumlah ketersediaan air dan besarnya kebutuhan akan air perlu
dikelola sedemikian rupa sehingga pemanfaatannya memenuhi kriteria
keterpaduan secara fungsional ruang, berkelanjutan, dan berwawasan
lingkungan. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan dan pelaksanaan
pengelolaan sumberdaya air yang memadai untuk mencapai pengelolaan
sumberdaya air secara berkelanjutan berdasarkan strategi pemanfaatan ruang
yang banyak ditentukan oleh karakteristik sumber daya air.
19
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan
dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan bahwa sumber daya alam termasuk
air di dalamnya harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat.
Permasalahan dan isu-isu strategis dalam bidang sumber daya air
diantaranya adalah rusaknya daerah tangkapan hujan, erosi, sedimentasi,
kekeringan, pencemaran air, banjir, intrusi air laut serta permasalahan
lainnya terkait dengan pengelolaan sumber daya air. Selain itu beberapa
faktor penyebab munculnya permasalahan di bidang sumber daya air
diantaranya adalah ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan
air, kerusakan lingkungan dan prasarana sumber daya air, kurang
optimalnya operasional jaringan irigasi, dan lemahnya koordinasi antar
instansi terkait.
Lebih lanjut permasalahan dalam hal pengelolaan sumberdaya air
dapat dilihat dari lemahnya mempertahankan sasaran manfaat pengelolaan
sumberdaya air dalam hal pengendalian banjir dan penyediaan air baku
bagi kegiatan domestik, municipal, dan industri.
3.2 Saran
Sumber daya air dan keberadaannya yang sangat penting harus
dikelola secara menyeluruh dimana meliputi seluruh aspek pengelolaan yaitu
konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air kemudian
dilakukan secara terpadu dengan melibatkan semua pemangku kepentingan
antar sektor dan wilayah serta berwawasan lingkungan yaitu memperhatikan
keseimbangan ekosistem, dengan tujuan untuk mewujudkan pemanfaatan
sumber daya air yang berkelanjutan guna kemakmuran rakyat.
20
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
Selain itu pengelolaan sumber daya air harus dilakukan secara
berkelanjutan sehingga keberadaannya tetap dapat dimanfaatkan guna
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
21
METODOLOGI PENELITIANIsu dan Permasalahan Bidang Teknik Pengairan
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Suhardjono, Tri Budi Prayogo,.Riyanto Hariwibowo. 2011. Penelitian di
Bidang Teknik Pengairan. Batu: CV.Cakrawala Indonesia
Bisri, Mohammad. 2009. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Malang: CV.
Asrori Malang.
PERUNDANG-UNDANGAN
1. Undang – Undang Dasar 1945
2. Undang – Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
3. Undang – Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 23/PRT/M/2010 Tentang
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014
22