Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial
-
Upload
hasmiamustamin -
Category
Documents
-
view
1.595 -
download
136
description
Transcript of Makalah Bentuklahan Asal Proses Fluvial
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi bersifat dinamis karena dari waktu kewaktu bumi selalu mengalami perubahan baik
struktur, formasinya maupun bentang lahan (landscape). Perubahan yang dapat kita rasakan
dan lihat secara langsung adalah perubahan bentang lahan (landscape). Banyak faktor yang
dapat mengakibatkan perubahan bentuk lahan ini baik yang bersumber dari tenaga endogen
maupun tenaga eksogen.
Air merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang menyebabkan perubahan bentuk
lahan khususnya terbentuknya bentuklahan fluvial. Selain mempunyai manfaat yang penting
bagi kehidupan air juga mempunyai peranan penting bagi terbentuknya bentang lahan.
Meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah bentang lahan, tetapi air bersifat
konstan dalam mengubah bentang lahan. Bentuk-bentuk bentang lahan dipermukaan bumi
terjadi oleh erosi atau pengendapan. Air yang berasal dari aliran hujan begerak turun melalui
lereng-lereng, jika lereng tersebut terdiri dari lapisan yang tipis maka berubah menjadi alur
alur yang makin besar menjadi sungai. Jika gerakan alirannya cepat maka kekuatan
pengikisnya akan besar. Sehingga untuk lebih memperjelas bagaimana semua proses itu
terjadi perlu dibahas bagaimana semua bentang lahan itu terjadi khususnya yang disebabkan
oleh faktor air atau bentuklahan fluvial.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah di maksud dengan bentuklahan asal proses fluvial?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi lahan asal fluvial?
3. Bagaimana proses terbentuknya lahan fluvial?
4. Bagaimanakah contoh bentuk lahan fluvial?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian bentuklahan asal proses fluvial
2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya lahan fluvial.
3. Mengetahui proses terbentuknya lahan fluvial.
4. Mengetahui jenis-jenis bentuk lahan fluvial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuklahan Bentukan Asal Proses Fluvial
Bentuklahan fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia
yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi
air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air
yang tidak terkonsentrasi ( sheet water). proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang
alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam
yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang
dilakukan oleh air permukaan.
Bentuklahan ini terutama berhubungan erat dengan daerah-daerah penimbunan
(sedimentasi) seperti lembah-lembah, sungai besar dan daratan aluvial. Pada dasarnya
bentuklahan yang disebabkan oleh proses fluvial adalah bentuklahan yang terjadi akibat
proses air mengalir, baik yang memusat (sungai) maupun aliran permukaan bebas (overland
flow).
B. Tiga Aktivitas Utama Sungai
1. Erosi oleh sungai adalah pelepasan secara progresif material dasar dan tebing sungai.
Ada beberapa jenis erosi yang di akibatkan oleh kekuatan air, yaitu:
a) Quarrying, yang merupakan proses terjadinya pendongkelan batuan yang di lalui oleh
air.
b) Abrasi, yang merupakan terjadinya penggerusan terhadap batuan yang dilewati air.
c) Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada
daerah cut off slope pada Meander.
d) Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
2. Transportasi adalah proses pengangkutan material oleh air yang diakibatkan oleh tenaga
kinetis yang ditimbulkan oleh pergerakan aliran air sebagai pengaruh dari gaya gravitasi,
atau terangkutnya partikel batuan yang telah tererosi secara melompat (traction),
menggelinding (rolling), meluncur (slinding), suppensi (suspended matter) maupun
larutan (dissolve matter).
3. Sedimentasi/deposisi adalah proses yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka
material yang berukuran kasar akan di endapkan terlebih dahulu baru kemudian
diendapkan material yang lebih halus.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Fluvial
1. Air tanah
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah, dapat berupa air lapisan, yang
mengisi ruang ruang pada agregat tanah,atau air celah yang mengisi retakan-retakan
tanah/batuan. Proses terjadinya air tanah adalah air yang ada dipermukaan (baik dari air
hujan, singai, maupun danau/cekungan) yang terinfiltrasi kedalam tanah, setelah
mencapai horizon tanah sebagian mengalir secara lateral menyusuri pelapisan horizon
tanah (interflow/subsurface flow), sebagian yang lain akan tinggal didalam masa tanah
sebagai moisture continent, dan sisanya mengalir kebawah secara vertikal (percolation),
yang selanjutnya air ini menjadi air tanah.
Air permukaan (aliran air sungai,air danau/waduk, dan genagan air permukaan
lainnya) dan air tanah pada prinsipnya mempunyai keterkaitan yang erat, serta keduanya
mengalami proses pertukaran yang berlangsung terus menurus, selama musim kemarau
kebanyakan air sungai masih mengalirkan air, air tersebur sebagian besar berasal dari
dalam tanah (baseflow) terutama dari daerah hulu sungai yang umumnya merupakan
daerah resapan yang didominasi oleh daerah bervegetasi(hutan).
2. Mata Air (Spring)
Mata Air adalah tempat keluarnya air tanah di permukaan tanah,terdapat 5 jenis mata
air adalah :
a) Mata Air Lapisan, terdapat pada lapisan batuan perangkap antara lapisan
impermiabel.
b) Mata Air Celah, terdapat pada batuan jenuh yang tersingkap.
c) Mata Air Sesar, terdapat pada lapisan tembus air yang menyesar sungkup terhadap
batuan inpermiabel.
d) Mata Air Bendung, terdapat pada lapisan tembus air yang terbendung oleh kisaran
tektonik atau vulkanik.
e) Mata Air Kompleks Batuan Jenuh Air, terjadi karena membanjirnya kompleks
batuan.
3. Sungai
Sungai adalah sistem aliran yang terdapat di permukaan bumi yang berasal dari
sumber air. Berdasarkan sifat khas yang dimilikinya sungai dibedakan menjadi:
a. Sungai Permanen, yaitu sungai yang mengalir sepanjang tahun, karena pasokan
airnya tetap.
b. Sungai Intermitten, yaitu sungai yang mengalir secara periodik. Sungai ini dibedakan
menjadi dua berdasarkan sumber airnya, yaitu:
1. Spring Fed Intermittent River
2. Surface Fed Intermittent River
c. Sungai Epherical (Ephermal), yaitu sungai yang mengalir apabila mendapat respon
air hujan dan tidak memperoleh dari sumber atau es yang mencair.
4. Topografi Hasil Deposisi Aliran atau Penimbunan
Topografi ini berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan, seperti lembah-
lembah sungai besar yang berstadia dewasa atau tua. Secara alami, proses yang
disebabkan oleh kerja sungai yang mempunyai aktivitas yang erat hubungannya yaitu
erosi, transportasi dan penimbunan.
D. Proses Terbentuknya Lahan Fluvial
Bentuk lahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa
pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan
deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur
horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentukan-bentukan ini terutama
berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan, seperti lembah-lembah sungai besar dan
dataran aluvial. Bentukan-bentukan kecil yang mungkin terjadi antara lain dataran banjir
(Fdb), tanggul alam (Fta), teras sungai (Fts), dataran berawa (Fbs), gosong sungai (Fgs) dan
kipas aluvial (Fka). Asosiasi antara proses fluvial dengan marin kadang membentuk delta
(Fdt) di muara sungai yang relatif tenang. Beberapa hal proses-proses fluvial seperti
pengikisan vertikal maupun lateral dan berbagai macam bentuk sedimentasi sangat jelas
dapat dilihat pada citra atau foto udara. Sungai-sungai yang terdapat pada satuan ini
umumnya dikelompokkan dalam stadia dewasa, yaitu sungai yang telah mengalami gradasi
dan berada dalam keadaan seimbang sehingga energinya hanya cukup untuk membawa dan
memindahkan bebannya saja. Erosi dan pengendapan seimbang yang membentuk hamparan
dataran yang luas ke arah pantai.
Sungai peringkat dewasa membentuk dataran banjir dengan pengendapan sebagian
bebannya. Pengendapan ini yang membentuk dataran banjir di kanan-kiri sungai yang
disebabkan karena air sungai semasa banjir melimpah tebing dan tidak lagi tersalurkan
karena terhambat dan dangkal. Jika pengendapan beban bertumpuk dan terakumulasi di
kanan kiri sungai akan terbentuk tanggul alam (natural levees) yang lebih tinggi dari dataran
banjir di sekitarnya. Ciri khusus dataran aluvial di bagian bawah adalah adanya pola saluran
yang berkelok-kelok (meanders). Pola ini terbentuk akibat proses penimbunan pada bagian
luar kelokan dan erosi secara bergantian, sementara kecepatan aliran berkurang akibat
menurunnya kemiringan lereng. Pengendapan cukup besar, sehingga aliran kadang tidak
mampu lagi mengangkut material endapan, yang akhirnya arah aliran membelok begitu
seterusnya membentuk kelokan-kelokan tertentu.
Pola aliran sungai pada daerah datar yang penuh beban endapan pasir, kerikil dan
bongkah-bongkah, dimana alirannya saling menyilang dan sering berpindah dan dipisahkan
oleh igir lembah (levee ridge) membentuk pola sungai teranyam (braided stream). Sungai
yang mengalami peremajaan akan membentuk undak-undakan di kanan-kiri sungai yang
mempunyai struktur sama membentuk teras sungai (rivers terraces). Pada suatu mulut lembah
di daerah pegunungan yang penyebarannya memasuki wilayah dataran, kadang terbentuk
suatu bentukan kipas akibat aliran sungai yang menuruni lereng yang disebut kipas aluvial.
Dari mulut lembah kemudian menyebar dan meluas dengan sudut kemiringan makin
melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi di mulut lembah dan fraksi halus akan tersebar
semakin menjauhi mulut lembah di wilayah dataran. Berkurangnya kecepatan atau daya
angkut material menyebabkan banyak material terakumulasi di bagian hilir, dan akan muncul
pada saat air sungai menurun yang disebut gosong sungai. Hal ini umumnya dijumpai pada
sungai-sungai besar dan meanders.Secara umum apabila dilihat dari foto udara, kenampakan
bentuklahan hasil proses fluvial mempunyai struktur horisontal, menyebar dan meluas di
kanan kiri sungai dengan tekstur halus dan seragam, rona agak gelap sampai gelap, material
berupa endapan pasir dan kerikil yang relatif halus, pola aliran dendritik kompleks, ada ciri
khas aliran meanders dan braided di bagian hilir, penggunaan lahan untuk sawah irigasi dan
permukiman padat.
E. Jenis Bentukan Bentuklahan Asal Fluvial
Bentuklahan asal proses fluvial berhubungan dengan penimbunan dan sedimentasi,
misalnya lembah sungai dan dataran aluvial dengan tenaga geomorfologis yaitu air.
1. Dataran alluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan,
angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan
dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti
aliran sungai.
Dataran aluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah
sungai. daerah aluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya,
daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini
ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan. Mempunyai topografi datar sebagai hasil
pengendapan aluvium di kiri kanan sungai, yang terjadi akibat luapan air sungai yang
membawa sedimen pada saat banjir.
2. Dataran banjir
Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang
terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir,
lanau, dan lumpur.
3. Tanggul alam sungai (natural levee)
Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan
menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi
ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi
sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.
4. Rawa belakang (backswamps)
Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian daridataran banjir dimana simpanan
tanah liat menetap setelahbanjir. Backswamps biasanya terletak di belakang sungai alam
sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak agak jauh dari saluran sungai
di dataran banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran banjir, material terberat tetes
keluar pertama dan materi terbaik dilakukan jarak yang lebih besar.
Relief : Cekung – datar
Batuan/struktur :Berlapis, tidak kompak
Proses :Sedimentasi
Karakteristik :Relief cekung - datar, selalu tergenang, proses sedimentasi.
5. Kipas aluvial
Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau
pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien
kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal
sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas,
biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya pada daerah kipas
aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial
terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air yang
baik.
6. Teras sungai
Teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui proses-proses yang telah terjadi
di masa lalu. teras sungai merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada sungai.
Proses deposisi, proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan aliran overbank
sangat berperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran banjir. Faktor yang
mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras sungai adalah perubahan
base level of erosion dan perubahan iklim
7. Gosong sungai (point bar)
Gosong Sungai adalah adalah endapan sungai yang terdapat pada tepi atau tengah dari
alur sungai. Endapan pada tengah alur sungai disebut gosong tengah dan endapan pada
tepii disebut gosong tepi, gosong sungai terbentuk oleh endapan brangkal, krakal, dan
pasir,dll .
Relief : Datar – berombak
Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak
Proses :Sedimentasi
Karakteristik : Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir, bagian hulu gosong
tumpul dan bagian hilir menyudut.
8. Sungai teranyam (braided stream)
Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar, alurnya
luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu sungai
sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk endapan gosong
tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka alirannya memberikan
kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga anastomosis( Fairbridge, 1968).
9. Sungai meander dan enteranched meander
Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan
tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk
apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang
cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan
aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya
membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.
10. Delta dan macamnya
Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk
pada daerah base level. Pada saataliran air mendekati muara, seperti danau atau laut
makakecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh
air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut
oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya
lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yangmendekati
muara nya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama,sedimen yang dibawa oleh
sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di
sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang alam
ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
Syarat-syarat untuk perkembangan delta:
a) Daerah aliran sungai luas
b) Debit sungai tinggi
c) Sedimen yang terangkat banyak
d) Daerah tropis basah
e) Dasar laut dangkal
f) Arus dan gelombang lemah
g) Topografi pantai landai
No Nama Karakteristik Utama1 Dataran aluvial Relief berbentuk datar yang luas di sisi aliran sungai yang
terbentuk oleh material hasil luapan sungai pada masa lalu2 Dataran banjir Relief berbentuk datar di sisi aliran sungai yang terbentuk oleh
material hasil luapan sungai yang masih sering tergenangi apabila terjadi luapan, akan tetapi genangan hanya bersifat sementara
3 Tanggul alam Penghalang sepanjang sungai, merupakan deposit material yang diluapkan oleh aliran air sungai
4 Teras deposisional
Bentuk undakan sepanjang sungai akibat penyempitan alur yang dialiri air dengan material berupa endapan yang dibawa oleh aliran air
5 Teras batuan dasar
Bentuk undakan sepanjang sungai akibat penyempitan alur yang dialiri air dengan material berupa batuan dasar karena material deposisionalnya telah larut terbawa air
6 Rawa belakang sungai
Wilayah yang terletak di balik tanggul sungai dengan ketinggian hampir sejajar dengan sungai sehingga apabila sungai meluap mudah tergenangi dan genangan bertahan cukup lama
7 Kipas aluvial Aliran sungai dengan bentuk menyebar dari suatu ujung tunggal, merupakan kondisi peralihan dari aliran yang sempit ke wilayah yang lebih luas
8 Gosong sungai Pulau-pulau yang terletak di tengah aliran sungai dengan material kasar
9 Meander terpenggal
Cekungan membelok, bekas sungai yang terpenggal akibat terjadinya pelurusan sungai
10 Dasar sungai mati
Cekungan memanjang, bekas sungai yang tidak dialiri air lagi
BAB III
PENUTUP
Bentuk lahan basah (fluvial) adalah bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh aktifitas
aliran (streams) misalnya : Atoll, bar, basin, beach, cave, cliff, confluene, delta, estuary, flood
plain, gorge and canyon, gully, island, lake, levee, meander, ox-bow lake, pool, riffle, river,
spring, stream, stream terrace, valley and vale, waterfall, watershed.
Topografi yang terbentuk dari proses fluvial dicirikan dengan daerah-daerah penimbunan,
seperti lembah-lembah sungai besar yang berstadia dewasa atau tua. Secara alami, topografi ini
merupakan hasil dari proses yang disebabkan oleh kerja sungai yang mempunyai aktivitas yang
erat hubungannya yaitu erosi, transportasi dan penimbunan.
Sebagian besar bentang alam fluvial tidak dapat digambarkan dalam peta topografi
standard karena ukurannya yang kecil seperti gosong sungai atau tanggul alam. Bentang alam
flufial dapat di gambarkan dalam peta topografi standar apabila ukurannya besar sebagai contoh
kipas aluvial. Alur sungai merupakan pertanda bentang lahan asalproses fluvial. Dalam peta
topografi, alur sungaii ditandai oleh kontur yang meruncing ke arah hulu sungai dengan alur
sungai yang tampak jelas.
Daerah yang terbentuk karena proses fluvial merupakan daerah yang sangat potensial
untuk dimanfaatkan bagi kehidupan manusia, khususnya daerah di pinggir aliran sungai. Daerah
di pinggir sungai merupakan daerah yang potensial sebagai penyedia air irigasi, air minum, dan
material pasir batu yang bermanfaat diunakan sebagai bahan bangunan.Namun, daerah di sekitar
aliran sungai juga memiliki riskiko bencana yang tinggi, sebagai contoh banjir, dan tanah
longsor. Dengan cara menganalisis bentanglahan ini, diharapkan dapat memberikan informasi
tentang kondisi geologi di suatu daerah. Dengan mengetahui informasi ini diharapkan kita dapat
mengetahu pola distribusi bentuklahan bentukan fluvial sehingga penggunaan lahan dapat
dimanfaatkan secara optimal.