9 bentuklahan
-
Upload
muhammad-iqbal-asiki -
Category
Documents
-
view
77 -
download
4
description
Transcript of 9 bentuklahan
9 KLASIFIKASI BENTUK LAHAN
Menurut Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan
yang dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa
bentuk lahan merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai hasil
interaksi antara proses fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan permukaan
bumi. Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk lahan
merupakan bentang permukaan lahan yang mempunyai relief khas karena pengaruh
kuat dari struktur kulit bumi dan akibat dari proses alam yang bekerja pada batuan di
dalam ruang dan waktu tertentu. Masing-masing bentuk lahan dicirikan oleh adanya
perbedaan dalam hal struktur dan proses geomorfologi, relief/topografi dan material
penyusun (Zmit, 2013). Berikut 9 klasifikasi bentuk lahan :
I. Bentuk Lahan Asal Struktural
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses
tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini
bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka
bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural. Pada awalnya struktural antiklin akan
memberikan kenampakan cekung, dan structural horizontal nampak datar. Umumnya,
suatu bentuk lahan struktural masih dapat dikenali, jika penyebaran struktural
geologinya dapat dicerminkan dari penyebaran reliefnya. Berikut contoh bentuk lahan
asal struktural.
a. Pegunungan Lipatan
Pegunungan lipatan disebabkan oleh terlipatnya lapisan (strata) sedimen yang
besar karena tekanan dari dalam bumi. Akibat proses pelipatan ini, lebar lapisan
sedimen menciut sedangkan tebalnya bertambah. Lapisan sedimen yang terlipat itu
disebut lipatan atas atau disebut juga antiklinal. Sedangkan lapisan sedimen yang
terlipat ke bawah dinamakan lipatan bawah atau sinklinal.
1
Gambar Bentang Alam Lipatan (Binuang,Bone)
b. Kubah
.Kubah diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan sifat
lipatan regional dengan sudut kemiringan yang kecil. Ada beberapa sebab terjadinya
kubah, antara lain oleh intrusi garam atau diapir, intrusi lakolit, dan intrusi batuan beku
seperti batolit. Bentuk kubah biasanya dijumpai pada gunung api lava. Kubah lava
merupakan bentukan dari lelehan lava kental yang keluar melalui celah dan dibatasi
oleh sisi curam di sekelilingnya. Bentuk-bentuk kubah sangat dipengaruhi oleh
viskositas lava. Dome Mountains terbentuk ketika batu cair mendorong ke atas dari
bawah bumi.
Gambar Dome Batuan Beku di Watu,Barru
c. Hogback dan Cuesta
Cuesta adalah punggung bukit /perbukitan curam yang terbentuk dari lapisan
batuan sediment pada struktur homoklinal. Memiliki lereng yang curam dimana
terlihat lapisan-lapisan batuan pada tepi lerengnya. Hogback merupakan barisan
perbukitan homoklinal yang terbentuk dari monocline. Tersusun atas kemiringan
lapisan batuan yang menonjol dari lingkungan sekitarnya. Memiliki
2
kemiringan/kecuraman lebih dari 30o – 40o dengan kemiringan yang hampir simetris
pada setiap punggung bukit.
Gambar Cuesta di padang lampe Hogback di Enrekang
II. Bentuk Lahan Asal Denudasional
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses
pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua
proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan
menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa
fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih
landai menuju lereng yang kemudian terendapkan. Pada bentuk lahan asal
denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi
ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief. Berikut contoh bentuk lahan asal
denudasional.
a. Paneplain
Peneplain adalah puncak gunung yang baru terbentuk dan merupakan hasil
pengerjaan tenaga eksogen,terutama hasil erosi atau pengkikisan. Akibat proses
denudasional yang bekerja pada pegunungan secara terus menerus, maka permukaan
lahan pada daerah tersebut menurun ketinggiannya dan membentuk permukaan yang
hamper datar yang disebut dataran nyaris (peneplain). Dataran nyaris dikontrol oleh
batuan penyusunan yang mempunyai struktur berlapis (layer). Apabila batuan
penyusun tersebut masih dan mempunyai permukaan yang datar akibat erosi, maka
disebut permukaan planasi.
3
Gambar Paneplain
b. Kerucut Talus (Talus cones) atau kipas koluvial (coluvial van)
Mempunyai topografi berbentuk kerucut/kipas dengan lereng curam (350).
Secara individu fragmen batuan bervariasi dari ukuran pasir hingga blok, tergantung
pada besarnya cliff dan batuan yang hancur. Fragmen berukuran kecil terendapkan
pada bagian atas kerucut (apex) sedangkan fragmen yang kasar meluncur ke bawah
dan terendapkan di bagian bawah kerucut talus.
Gambar Talus dan Kipas Aluvial di Polmas
c. Lahan Rusak (Bad land)
Merupakan daerah yang mempunyai topografi dengan lereng curam hingga
sangat curam dan terkikis sangat kuat sehingga mempunyai bentuk lembah-lembah
yang dalam dan berdinding curam serta berigir tajam (knife-like) dan membulat. Proses
erosi parit (gully erosion) sangat aktif sehingga banyak singkapan batuan muncul ke
permukaan (rock outcrops).
Gambar Lahan Rusak
4
III. Bentuk Lahan Asal Fluvial
Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan
yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah
seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial. Proses penimbunan bersifat meratakan pada
daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief
yang rata atau datar. Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil
rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai
kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan
litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada
genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan
penimbunan.
a. Kipas Aluvial / Alluvial Fan
Kipas aluvial adalah endapan sedimen yang berbentuk seperti kipas dan
terbentuk oleh aliran sungai. Aliran tersebut berasal dari satu titik di ujung kipas. Kipas
aluvial biasanya dapat ditemui di wilayah pegunungan yang sedang bererosi. Banjir
seringkali terjadi di kipas aluvial.
Gambar Aluvial Fan
b. Tanggul Alam
Tanggul alam adalah tanggul yang terbentuk secara alamiah, hasil pengendapan
luapan banjir dan terdapat pada tepi sungai sebelah menyebelah. Material pembentuk
tenggul alam berasal dari material hasil transportasi sungai saat banjir dan diendapkan
di luar saluran sehingga membentuk tanggul-tanggul sepanjang aliran.
5
Gambar Tanggul Alam
c. Delta
Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah
masuk pada daerah base level. Genesa pembentukan lembah sungai atau siklus lembah
sungai dibagi menjadi tiga tingkatan (stadia) yaitu muda dewasa dan tua. Contoh yang
ada di Indonesia seperti delta Sungai Musi,Sungai Kapuas,dan Kali Brantas.
Gambar delta di sungai musi
d. Sungai Teranyam
Sungai teranyam (braided stream) terbentuk pada bagian hilir sungai yang
mempunyai kemiringan datar atau hampir datar. Pembentukannya dikarenakan oleh
erosi yang berlebihan pada daerah hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada
bagian alurnya dan membentuk gosong tengah (channel bar). Karena adanya gosong
yang banyak dan berjajar (berderet), maka alirannya memberikan kesan teranyam.
6
Gambar Sungai Teranyam
IV. Bentuk Lahan Asal Vulkanik
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma
yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk
lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik. Umumnya suatu bentuk lahan
volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang
menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-
medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah
dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya. Contohnya :
a. Kaldera
Kaldera merupakan kawah yang besar. Kaldera terbentuk dari kawah yang
runtuh akibat erupsi gas yang kuat. Pada saat erupsi gas, material di dalam kawah
tersebut tersembur keluar sehingga bagian dalam kawah menjadi kosong. Kekosongan
material dalam kawah ini mengakibatkan dinding kawah menjadi labil. Akibat
goncangan dan gaya berat maka dinding kawah akan runtuh sehingga terbentuk
kaldera.
Gambar Kaldera Gunung Bromo
7
b. Kawah
Kawah merupakan cekungan pada puncak atau bagian lereng gunungapi yang
merupakan tempat keluarnya magma ke permukaan. Neck akan menghubungkan
kawah dengan dapur magma yang terdapat di dalam bumi. Bentuk cekung pada kawah
menyebabkan air hujan dapat tertampung dalam kawah sehingga akan terbentuk danau
kawah.
Gambar Kawah Gunung Api
c. Kaki Gunung Api
Kaki gunungapi dicirikan oleh lereng yang agak curam sampai agak landai.
Kaki gunungapi didominasi oleh pengendapan materi gunungapi misalnya yang
melalui lembah-lembah sungai. Materi yang diendapkan antara lain lumpur, endapan
lava dan materi piroklastik. Proses pengangkutan mulai berkurang yang disebabkan
oleh kemiringan lereng yang mulai berkurang. Proses gravitatif yang terjadi juga mulai
lemah.
Gambar Kaki Gunung Api
8
V. Bentuk Lahan Asal Marine
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan
pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada
di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat
mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter
saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu
pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering
mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung
api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun. Contohnya :
a. Pesisir Bergisik ( Sand Beach )
Pesisir bergisik merupakan daerah yang datar sampai landai yang tersusun atas
material lepas-lepas (pasir) yang merupakan hasil depoposional akibat aktivitas
gelombang atau arus laut.
Gambar Pesisir Bergisik
b. Pesisir Bertebing Terjal ( cliff)
Merupakan bentukan erosional yang terbentuk akibat oleh proses abrasi pantai
yang disebabkan oleh adanya gelombang dan arus laut.
Gambar Cliff
9
c. Pesisir Berawa Payau
Pesisir berawa payau berasosiasi dengan daerah denudasional, sehingga daerah
tersebut merupakan daerah pesisir nyang tumbuh. Pesisir berawa payau tersusun atas
material yang berbutir halus sehingga memiliki permeabilitas rendah.
Gambar Rawa Payau
VI. Bentuk Lahan Asal Glasial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini, kecuali
sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal glacial dihasilkan oleh
aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam. Contoh :
a. Till
Merupakan batuan yang hancur dari dinding lembah yang terendapkan mengisi
valley glacier, berasal dari ice sheet membawa fragmen batuan yang terkikis
(fragmennya lancip) karena bertabrakan dan saling bergesek dengan batuan lain.
Berukuran clay-boulder, unsorted.
Gambar Till
b. Hanging valley
Ketika gletser tidak terlihat lagi, anak sungai yang tersisa menyisakan hanging
valley yang tinggi diatas lembah utama. Meskipun proses glasial membentuk lembah
menjadi lurus dan memperhalus dinding lembah, es meyebabkan permukaan batuan
10
dibawahnya terpotong menjadi beberapa bagian, tergantung resistensinya terhadap
erosi glasial.
Gambar Hanging Valley
VII. Bentuk Lahan Asal Aeolean (Angin)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari
bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan
pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan
menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS). Medan aeolean dapat terbentuk jika
memenuhi syarat-syarat:
Tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah banyak
Adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu mengangkut dan
mengendapkan bahan tersebut.
Gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.
Berikut contoh bentuk lahan asal aeolian.
a. Desert Pavement ( Pebble Armor )
Merupakan permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah
gurun, sebagai akibat bahan-bahan halus mengalami deflasi.
11
Gambar Desert Pavement
b. Blow Out
Yaitu cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil
pelapukan di permukaan yang berukuran halus.
Gambar Blow Out
c. Gumuk Pasir
Merupakan gundukan pasir dari pasir yang terhembus angin. Gumuk pasir
mempunyai penampang tidak simetris. Kemiringan lereng pada arah datangnya angin
50-100 dan arah membelakangi arah angin 300-340.
Gumuk Pasir Parangtritis
12
VIII. Bentuk Lahan Asal Antroppogenik
Bentuklahan asal antropogenik merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-
contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.Contoh :
a. Reklamasi
Reklamasi merupakan upaya meningkatkan sumber daya alam lahan dari aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan cara pengurangan atau dengan pengeringan
lahan. Contohnya pantai marina semarang.
Pantai Marina Semarang
b. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air
sampai waduk tersebut penuh. Contohnya waduk pluit di Jakarta.
Waduk Pluit
13
c. Pelabuhan
Pelabuhan termasuk lahan antropogenik karena bentuknya telah merubah
bentuk lahan pesisir sebelumnya. Contohnya pelabuhan pontianak dan pelabuhan
gorontalo.
Pelabuhan Pontianak
IX. Bentuk Lahan Asal Organik
Bentuklahan asal organik merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan
bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.
a. Terumbu Karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Koloni karang dibentuk oleh ribuan
hewan kecil yang disebut Polip. Contohnya terumbu karang di taman nasional
bunaken.
Contoh Terumbu Karang
14
b. Hutan Mangrove
Merupakan hutan yang tumbuh di atas kopitiam mitra raya, berair payau yang
terletak pada batam centre dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Contohnya
Hutan Bakau Teluk Kendari.
Hutan Bakau Teluk Kendari
15