Makalah Bahan Ajar
Transcript of Makalah Bahan Ajar
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
A. Pendahuluan
Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi
pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi
bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok.
Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi
bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar
juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara
mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya ditinjau dari
pihak siswa.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen
sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa
mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut,
diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi
pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih optimal dan
bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas peserta didik
diharapkan juga meningkat.
Berbagai aspek tentang bahan ajar, seperti cara penulisan dan penyusunan
bahan ajar, komponen utama bahan ajar, dan penggunaan ilustrasi yang efektif
merupakan pokok-pokok bahasan utama makalah ini.
B. Pengembangan Kurikulum Terhadap Bahan Ajar
Ada beberapa alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan
ajar. Beberapa alasan-alasan tersebut didasarkan antara lain; ketersediaan bahan
sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan
masalah belajar. Selain itu, pengembangan bahan ajar harus memperhatikan
tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus
| Pengembangan Sumber Belajar 1
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
sesuai dengan kurikulum. Dalam Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) telah ditetapkan oleh pemerintah, namun
bagaimana strategi untuk mencapainya serta apa saja bahan ajar yang hendak
digunakan merupakan kewengan penuh dari para pendidik sebagai tenaga
profesional. Dalam hal ini, guru dituntut sebagai pengembang kurikulum termasuk
di dalamnya memiliki kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar sendiri.
Ada tiga azas penting dalam pengembangan kurikulum yakni azas filosofis,
psikologis, dan sosiologis teknologis. Berdasarkan azas tersebut, lebih lengkap
dikemukakan bahwa isi atau materi kurikulum harus bersumber pada hal tersebut
yaitu:
a) Masyarakat beserta budayanya
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di
masyarakat. Dengan demikian apa yang dibutuhkan masyarakat harus
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan isi kurikulum. Kebutuhan
masyarakat yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum meliputi
masyarakat dalam lingkungan sekitar (lokal), masyarakat dalam tatanan
nasional dan masyarakat global.
b) Siswa
Tugas dan fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan seluruh potensi
siswa. Sehubungan dengan pentingnya anak sebagai sumber materi
kurikulum, beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya:
1) Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak,
2) Isi kurikulum sebaiknya mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat digunakan siswa dalam pengalamannya sekarang dan juga
berguna untuk menghadapi pada masa yang akan datang,
3) Siswa hendaknya didorong untuk belajar kegiatannya sendiri dan tidak
sekedar penerima secara pasif apa yang diberikan oleh guru,
4) Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan keinginan
siswa,
Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber dari disiplin ilmu baik yang
berumpun ilmu-imu sosial (social science) maupun ilmu-ilmu alam (natural
science). Selanjutnya yang perlu diperhatikan ialah bagaimana cakupan dan
keluasan serta kedalaman materi atau isi dalam setiap bidang studi.
Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan di atas, kata kunci yang dapat
ditemukan agar guru dapat mengatasi kesulitan tersebut ialah perlunya guru
| Pengembangan Sumber Belajar 2
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
mengembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila dalam pelaksanaan
pembelajaran nantinya materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat
abstrak, maka bahan ajar harus dikemas agar dapat membantu siswa untuk
menggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi lebih kongkrit sehingga mudah
dicerna. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan
gambar, grafik, tabel, diagram, foto, audiovisual, skema, dan lain sebagainya.
Begitu pula dengan materi yang rumit, guru harus dapat menjelaskan dengan cara
yang sederhana, mudah dipahami dan disesuaikan dengan tingkat berfikir dan
nalar siswa. Inilah yang mendasari alasan mengapa guru perlu mengembangkan
bahan ajar.
C. Hakekat Bahan Ajar
Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan
tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar,
mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan bimbingan
bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang
banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta
didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri,
artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis dan
lengkap (Panen dan Purwanto; 2004).
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National
Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency
Based Training).
Menurut Gafur (2004) bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar
tersebut berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan disampaikan
kepada siswa. Bahan ajar merupakan salah satu bagian dari sumber belajar yang
dapat diartikan sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang diniati
secara khusus maupun bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pembelajaran (Mulyasa 2006). Dengan kata lain bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
| Pengembangan Sumber Belajar 3
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
Menurut Mulyasa (2006) menjelaskan bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri
dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan, dan sikap
atau nilai.
Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang dapat
membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru tidak
terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar dapat menggantikan
sebagian peran guru dan mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan
memberi dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan
untuk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, dapat
mengurangi ketergantungan pada guru dan membiasakan belajar mandiri. Hal ini
juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (life long education).
Menurut Panen dan Purwanto (2004) bahan ajar berbeda dengan buku teks.
Perbedaan antara bahan ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format,
tata letak dan perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang
digunakan dalam penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi
pada struktur dan urutan berdasarkan bidang ilmu (content oriented) untuk
dipergunakan oleh dosen atau guru dalam mengajar (teaching oriented). Sangat
jarang buku teks dipergunakan untuk belajar mandiri, karena memang tidak
dirancang untuk itu. Dengan demkian, penggunaan buku teks memerlukan dosen
atau guru yang berfungsi sebagai penterjemah yang menyampaikan isi buku
tersebut bagi peserta didik.
Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional.
Guru dapat menulis sendiri bahan ajar yang ingin digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM). Namun, guru juga dapat memanfaatkan buku teks atau
bahan dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali
atau ditata sedemikian rupa sehingga dapat menjadi bahan ajar. Bahan ajar
biasanya dilengkapi dengan pedoman untuk siswa dan guru. Pedoman berguna
untuk mempermudah siswa dan guru mempergunakan bahan ajar.
D. Fungsi Bahan Ajar
Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2007) disebutkan bahwa
bahan ajar berfungsi sebagai:
| Pengembangan Sumber Belajar 4
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
a) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan kepada siswa.
b) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru
dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning),
aktivitas-aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan
penilaian (assessing). Menurut David A. Jacobsen dkk dalam bukunya “Methods for
Teaching” memaparkan bahwa di era standar-standar pengajaran, pendekatan
yang dilaksanakan guru dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran apapun,
yang harus mereka lakukan pertama kali adalah merencanakan, kemudian
menerapkan rencana-rencana yang telah dibuat, dan akhirnya menilai
keberhasilan aktivitasnya.
E. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Dukungan, layanan serta ketersediaan bahan ajar yang beragam akan sangat
memberikan manfaat yang sangat besar pada siswa diantaranya suasana dan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang, mendorong siswa
agar memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk belajar secara mandiri dan
mengurangi ketergantungan terhadap sumber informasi dari guru.
Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru
mengembangkan bahan ajar sendiri, antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar
yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa,
kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
| Pengembangan Sumber Belajar 5
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan
menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan
dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu
membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa
karena siswa.
Adapun peranan bahan ajar, menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,
adalah:
a) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang
disajikan.
b) Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan
bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.
c) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.
d) Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi
peserta didik.
e) Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis.
f) Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.
Manfaat bagi guru
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik,
2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
3. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,
4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis
bahan ajar,
5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Manfaat bagi Peserta Didik
1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru.
3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya
| Pengembangan Sumber Belajar 6
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
Prinsip Pengembangan
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk
memahami yang abstrak,
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman
peserta didik
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus
mencapai tujuan
F. Jenis Bahan Ajar
Menurut Mulyasa (2006) dalam bukunya menyebutkan bahwa bentuk bahan
ajar atau materi pembelajaran antara lain:
1. Bahan cetak (printed) seperti; modul, buku , LKS (Lembar Kerja Siswa), brosur,
hand out, leaflet, wallchart, foto/ gambar, model/ maket.
2. Bahan ajar pandang dengar (Audio Visual) seperti; video/ film,VCD (Video
Compact Disc)
3. Bahan ajar dengar (Audio) seperti; radio, kaset, CD audio, piringan hitam
4. Bahan ajar pandang (Visual) seperti; foto, gambar, model/ maket
5. Bahan ajar Multimedia interaktif (interacitive teaching material); Computer
Assisted Instruction (CAI), multimedia pembelajaran interaktif, CD interaktif.
6. Bahan ajar berbasis web (web based learning materials ) seperti; computer
Based, Internet.
Cakupan bahan ajar meliputi; 1) Judul, MP, SK, KD, Indikator, Tempat 2)
Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru), 3) Tujuan yang akan dicapai, 4) Informasi
pendukung, 5) Latihan-latihan, 6) Petunjuk kerja.
Penilaian Komponen utama bahan ajar adalah : 1) tinjauan materi; 2)
pendahuluan setiap bab; 3) penyajian setiap bab; 4) penutup setiap bab; 5) daftar
pustaka, dan 6) senarai. Setiap komponen mempunyai sub-sub komponen yang
saling berintegrasi satu sama lain. Susunan komponen-komponen dan sub-sub
komponen bahan ajar sama dengan strategi pembelajaran yang lazim digunakan
guru dalan kegiatan pembelajaran. Selain itu, bahan ajar biasanya dilengkapi
| Pengembangan Sumber Belajar 7
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
dengan berbagai macam ilustrasi. Ilustrasi memegang peranan penting dalam
bahan ajar, karena dapat memperjelas konsep, pesan, gagasan, atau ide yang
disampaikan dalam bahan ajar. Selain itu Ilustrasi yang menarik ditambah tata
letak yang tepat, dapat membuat bahan ajar menarik untuk dipelajari.
Di samping komponen-komponen bahan ajar dan ilustrasi, bahan ajar yang
baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang menggunakan ekspresi tulis
yang efektif. Ekspresi tulis yang baik akan dapat mengkomunikasikan pesan,
gagasan, ide, atau konsep yang disampaikan dalam bahan ajar kepada
pembaca/pemakai dengan baik dan benar. Ekspresi tulis juga dapat
menghindarkan salah tafsir atau pemahaman.
Yang biasa terjadi dalam pembelajaran adalah guru menyajikan materi
kepada siswa, selanjutnya guru membantu siswa memahami materi yang
disajikan. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai nara sumber. Namun dalam era
kurikulum baru, pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif atau pembelajaran
berpusat pada siswa, peran guru lebih ditekankan sebagai fasilitator. Peran guru
sebagai fasilitator lebih penting dari pada sebagai nara sumber.
Peran guru membantu dan mengarahkan pembelajaran, dengan cara
sebagai berikut : 1) Membangkitkan minat belajar; 2) Menjelaskan tujuan; 3)
Menyajikan materi dengan struktur yang baik; 4) Memberi kesempatan siswa
berlatih dan memberi balikan; 5) Memperhatikan dan menjelaskan hal-hal yang
sukar atau tidak dipahami; dan 6) menciptakan komunikasi dua arah
Beberapa permasalahan yang dihadapi guru, dalam memenuhi kebutuhan
pembelajaran bermutu, kurang dapat dipenuhi karena masalah ekonomi,
kurangnya buku teks, padatnya jadwal mengajar, dan target pencapaian
kurikulum. Dengan demikian dalam pembelajaran sebagian besar waktunya habis
untuk menyajikan materi pembelajaran. Sebagian besar siswa pasif
mempersiapkan. Kesempatan siswa berlatih atau menyelesaikan tugas mandiri
sering kali tidak pernah dibimbing guru dan tidak diberi umpan balik.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
menyusun bahan ajar. Bahan ajar yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip
instruksional yang baik akan dapat membantu guru untuk mengurangi waktu
penyajian materi dan memperbanyak waktu pembimbingan bagi siswa,
membantu dalam menyelesaikan target kurikulum dan mencapai tujuan
pembelajaran.
G. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
| Pengembangan Sumber Belajar 8
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar
atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran
meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan (Anonim 2006).
1. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan
atau ada kaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa
fakta atau bahan hafalan. Cara termudah ialah dengan mengajukan
pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan
prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan
tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek
psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan
pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.
2. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga
harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
3. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit
akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang
tidak perlu untuk mempelajarinya.
H. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
Depdiknas (2007) merinci prosedur ppengembangan bahan ajar, yaitu
diantaranya sebagai berikut. Pertama, menentukan kriteria pokok pemilihan
bahan ajar dengan mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD). Hal ini dikarenakan setiap aspek dalam SK dan KD jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Kedua, mengidentifikasi jenis-jenis
materi bahan ajar. Materi pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), aspek afektif (pemberian respon,
penerimaan, internalisasi, dan penilaian) serta aspek psikomotorik (gerakan awal,
semi rutin, dan rutin). Ketiga, mengembangkan bahan ajar yang sesuai atau
| Pengembangan Sumber Belajar 9
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
relevan dengan SK-KD yang telah teridentifikasi tadi. Keempat, mengembangkan
sumber bahan ajar.
Bahan ajar disusun berdasarkan tujuan atau sasaran instruksional yang
hendak dicapai sesuai Rencana Pembelajaran dan Program Pembelajaran. Proses
menyusun bahan ajar, meliputi langkah-langkah sbb : 1) Perumusan tujuan
instruksional atau standar kompetensi; 2) Melakukan analisis
instruksional/kurikulum; 3) Menentukan perilaku awal siswa atau indikator
kompetensi; 4) Merumuskan kompetensi dasar; 5) Menyusun rencana kegiatan; 6)
Menyusun silabus; 7) Menulis/ menyusun bahan ajar; 8) Evaluasi bahan ajar dan
perbaikan; dan 8) Digunakan
Menurut Panen dan Purwanto (2004), penyusunan bahan ajar dapat
dilakukan melalui beragam cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari
yang paling sederhana sampai yang tercanggih. Secara umum ada tiga cara yang
dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar, yaitu:
1. Menulis sendiri (Starting From Scratch)
Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa.
Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis
bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik
dalam satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama
pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan
bidang ilmu, untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan
menulis sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional. Penulisan bahan ajar selalu
berlandaskan pada kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan pengetahuan,
keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam menulis
bahan ajar didasarkan: (a) analisis materi pada kurikulum, (b) rencana atau
program pengajaran, dan (c) silabus yang telah disusun.
2. Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging)
Dalam pengemasan kembali informasi, penulis tidak menulis bahan ajar
sendiri dari awal (from scratch), tetapi penulis memanfaatkan buku-buku teks
dan informasi yang sudah ada untuk dikemas kembali sehingga berbentuk
bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat
dipergunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses instruksional. Bahan
atau informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan
dengn gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar (digubah), juga
diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan
| Pengembangan Sumber Belajar 10
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
belajar, latihan, tes, serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri
kompetensinya yang telah dicapai. Keuntunganya, cara ini lebih cepat
diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh ijin dari
pengarang buku aslinya.
3. Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text)
Selain menulis sendiri bahan ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi
seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dll.
Proses ini disebut pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi
(kompilasi).
Proses penataan informasi hampir mirip dengan proses pengemasan kembali
informasi. Namun, dalam proses penataan informasi tidak ada perubahan yang
dilakukan terhadap buku teks, materi audiovisual, dan informasi lain yang
sudah ada di pasaran. Jadi buku teks, materi audiovisual dan informasi lain
tersebut digunakan secara langsung, hanya ditambahkan dengan pedoman
belajar untuk peserta didik tentang cara menggunakan materi tersebut,
latihan-latihan dan tugas yang perlu dilakukan, umpan balik untuk peserta
didik dan dari peserta didik.
Di samping itu materi dilengkapi dengan pedoman belajar untuk siswa, yang
berisi: petunjuk penggunaan materi, latihan-latihan, dan tugas yang perlu
dilakukan siswa, umpan balik. Materi tambahan berupa pedoman belajar untuk
siswa perlu disusun oleh guru berdasarkan tujuan/standar kompetensi, indikator
kompetensi, dan silabus. Penataan berurutan berdasarkan standar kompetensi
dan indikator atau tujuan pembelajaran. Setelah tersusun rapi, guru memberi
halaman penyekat berisi: nomor pertemuan, Tujuan Pembelajaran (kompetensi),
pokok bahasan dan diskripsi singkat, bahan bacaan yang dikompilasi, tugas, dan
lain-lain yang perlu diketahui siswa. Prosedur kompilasi:
1. Kumpulkan seluruh bahan yang akan dijadikan acuan, seperti yang tercantum
dalam GBPP atau silabus.
2. Tentukan bagian-bagian buku atau sumber yang sesuai GBPP atau silabus
3. Fotocopy seluruh bagian sumber yang digunakan per pokok bahasan
4. Pilah-pilahlah berdasarkan urutan pokok bahasan
5. Buatlah halaman penyekat untuk masing-masing pokok bahasan
6. Jilidlah dengan rapi
| Pengembangan Sumber Belajar 11
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.
| Pengembangan Sumber Belajar 12
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
Adapun tujuan penulisan modul adalah :
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta
diklat maupun guru/instruktur.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :
a. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat;
b. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung
dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,
c. memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan
dan minatnya.
d. Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi
sendiri hasil belajarnya.
I. Penggunaan Ilustrasi dalam Bahan Ajar
Ilustrasi adalah alat komunikasi kasat mata (visual) yang menyertai naskah
(text) di dalam buku. Ilustrasi pada prinsipnya untuk memperjelas gagasan
penulis. Beberapa buku bahkan menggunakan ilustrasi sebagai bagian utama, dan
naskahnya sebagai pendukung. Selain itu ilustrasi juga menyajikan sejumlah
informasi dengan serempak dalam satu ruang.
Ilustrasi yang digunakan dalam bahan ajar dapat berupa : daftar tabel,
diagram, grafik, gambar, dan simbol. Adapun tujuan ilustrasi tersebut adalah :
1. Memperjelas informasi yang diberikan
2. Memberikan variasi dan menarik
3. Membantu mengingat gagasan yang disampaikan
4. Mengurangi narasi/tulisan, menghemat tempat
Langkah-langkah dalam pembuatan Ilustrasi, antara lain :
1. Identifikasi
a) Bagian bahan ajar yang perlu ilustrasi
b) Jenis ilustrasi yang dibutuhkan
c) Letak ilustrasi
d) Ukuran ilustrasi
2. Desain
a) Membuat ilustrasi sesuai dengan isi pesan
b) Memilih ilustrasi dari sumber yang ada
| Pengembangan Sumber Belajar 13
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
c) Modifikasi
d) Tata letak
3. Editing
a) Menilai ketepatan dengan isi pesan
b) Revisi kesalahan
| Pengembangan Sumber Belajar 14
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
J. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan makalah tersebut, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis
besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
2. Komponen utama bahan ajar adalah : 1) tinjauan materi; 2) pendahuluan setiap
bab; 3) penyajian setiap bab; 4) penutup setiap bab; 5) daftar pustaka, dan 6)
senarai
3. Bahan ajar dapat berupa : Bahan cetak seperti; modul, buku , LKS, brosur, hand
out, leaflet, wallchart; Audio Visual seperti; video/ film,VCD; Audio seperti; radio,
kaset, CD audio, PH; Visual; foto, gambar, model/ maket; Multi Media; CD
interaktif, computer Based, Internet
4. Ilustrasi adalah alat komunikasi kasat mata (visual) yang menyertai naskah
(text) di dalam bahan ajar. Ilustrasi pada prinsipnya untuk memperjelas
gagasan penulis. Beberapa buku bahkan menggunakan ilustrasi sebagai bagian
utama, dan naskahnya sebagai pendukung
Daftar Pustaka
Anonim. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan.
Gafur A. 2004. Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material.
Jakarta: Depdiknas
Mulyasa E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tri widodo A. 1993. Tingkat Keterbacaan Teks. Suatu Evaluasi Terhadap Buku Teks
Ilmu Kimia Kelas 1 SMA. Disertasi. Jakarta: IKIP Jakarta.
Panen, P & Purwanto, 1997. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud
| Pengembangan Sumber Belajar 15
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd
Lampiran :
Contoh Bahan Ajar
Contoh Daftar Isi Modul :
1. Bagian sampul: Judul, Modul ke ...., Penulis, dan nama sekolah
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Tinjauan Mata Pelajaran:
a. Deskripsi Mata pelajaran
b. Manfaat Mata Pelajaran
c. Tujuan/Standar Kompetensi
d. Susunan Bahan Ajar: berisi bab atau sub bab yang akan dipelajari
5. Petunjuk Belajar: berisi cara mempelajari bahan ajar
6. Bab (Modul) I, Bab II, Bab III, dan seterusnya. Setiap Sub Bab (Kegiatan) diakhiri
dengan Latihan dan Rangkuman. Setiap Bab (Modul) diakhiri dengan Penutup,
berisi: Tes Formatif, Umpan Balik, Tindak Lanjut, Kunci Jawaban, Daftar
Pustaka, dan Senarai (istilah atau kata-kata sukar)
7. Daftar Pustaka/Rujukan: berisi buku atau sumber rujukan
8. Senarai: berisi penjelasan istilah atau kata-kata, sukar kalau ada
| Pengembangan Sumber Belajar 16
TINJAUAN MATERI
BAB I (Modul I)
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
IIIII
Daftar Pustaka
Senarai