Makalah Asparagus officinalis

27
MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA TANAMAN ASPARAGUS Oleh: Nehemia 12.05.0100 Budidaya Tanaman Perkebunan D.IV Politeknik LPP Yogyakarta

description

Dalam Makalah ini berisi proses budidaya dari mulai pemilihan benih hingga panen

Transcript of Makalah Asparagus officinalis

Page 1: Makalah Asparagus officinalis

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA

TANAMAN ASPARAGUS

Oleh:

Nehemia

12.05.0100

Budidaya Tanaman Perkebunan D.IV

Politeknik LPP

Yogyakarta

2015

Page 2: Makalah Asparagus officinalis

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA

TANAMAN ASPARAGUS

Oleh:

Aqid Handian

Didiq Ade M.

Ibnu F.

Nehemia

Silvester K. B.

Budidaya Tanaman Perkebunan D.IV

Politeknik LPP

Yogyakarta

2015

Page 3: Makalah Asparagus officinalis

Daftar Isi

Halaman Judul..................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Deskripsi........................................................................................ 4

B. Budidaya........................................................................................ 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 15

Daftar Pustaka

Page 4: Makalah Asparagus officinalis

BAB I

PENDAHULUAN

Hidup sehat adalah keinginan dan kebutuhan setiap orang, sehingga

berbagai cara dilakukan mulai dari olahraga teratur, tidak makan makanan yang

berlemak, dan lain sebagainya. Makan sayuran-sayuran segar juga menjadi salah

satu cara yang bisa meningkatkan tingkat kesehatan seseorang. Manfaat yang akan

didapatkan dari mengonsumsi sayuran adalah:

1. Terhindar dari berbagai macam penyakit, seperti penyakit kardiovascular,

kanker, diabetes dan gangguan pencernaan. Survei di Amerika menyatakan

bahwa resiko terkena penyakit kardiovascular dapat berkurang bila

mengkonsumsi lebih dari 3 porsi buah dan sayur. Badan Penelitian Penyakit

Kanker Dunia juga memperkirakan resiko terkena semua jenis kanker dapat

berkurang sampai dengan 20% dengan makan sampai 5 porsi atau lebih sayur.

Studi juga menunjukkan makanan berserat tinggi membantu kita terhindar dari

penyakit diabetes dan kanker usus besar.

2. Kelebihan berat badan menyingkir dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan

sayur mempunyai kandungan kalori yang cukup rendah. Sayur adalah makanan

bebas lemak, kalaupun mengandung lemak adalah lemak yang baik untuk

kesehatan kita. Dengan mengkonsumsi lebih banyak sayur setiap hari terjadi

penurunan asupan kalori yang membuat tubuh membakar lemak dalam tubuh

kita ketika kalori yang kita keluarkan lebih banyak dari kalori makanan yang

masuk.

3. Berat badan terkontrol. Kandungan serat yang tinggi dari 5 porsi sayuran

menyebabkan kita merasa kenyang sehingga kita tidak makan snack berkalori

tinggi dan berat badan kita pun terkontrol.

4. Buang air besar lancar setiap hari. Tingginya serat sayur dalam 5 porsi sayur

menyebabkan proses metabolisme bekerja dengan lancar. Proses buang air

besar pun mudah. Kotoran yang keluar tidak keras dan tubuh kita pun sehat.

Kita terhindar dari penyakit wasir.

Page 5: Makalah Asparagus officinalis

5. Tubuh menjadi lebih segar dan enerjik. Banyaknya kandungan vitamin dan

mineral dalam sayur membuat tubuh kita segar dan enerjik sehingga kita pun

terhindar dari infeksi virus seperti influenza atau serangan bakteri lainnya.

Dan saat ini di Indonesia hampir setiap rumah telah menanam sayuran yang

ditumbuhkan di polybag. Yang biasa ditanam adalah sawi, bayam, bawang,

wortel, kangkung, dan sayuran yang mudah tumbuh lain.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan informasi dan pengetahuan

masyarakat – khususnya Indonesia, sudah mulai mengenal sayur yang bernama

Asparagus. Meskipun belum memasyarakat, namun keberadaaan Asparagus telah

mulai menyebar di beberapa tempat di Indonesia.

Tanaman Asparagus berasal dari daratan Mediterania di Eropa Selatan dan

pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Romawi sejak 200 tahun sebelum masehi.

Pada zaman kejayaan kerajaan Lois XIV (Tahun 1600-an) di Perancis, tanaman

Asparagus ditanam secara intensif dalam ruangan rumah kaca sebagai tanaman

yang memiliki khasiat yang tinggi untuk kesehatan. Dari daratan Eropa

perkembangan budidaya tanaman asparagus menyebar ke negeri Belanda dan

Jerman, di dataran Amerika berkembang di Negara Amerika Serikat yaitu di

Washington. Sedangkan di dataran Asia berkembang di negara China, Taiwan,

Thailand, Korea, Jepang, Filipina dan Indonesia.

Asparagus termasuk dalam keluarga Liliaceae (bawang-bawangan), dimana

terdapat banyak spesies diantaranya yang terkenal adalah Asparagus officinalis

(sebagai sayuran), Asparagus plumosus, dan Asparagus spingeri (sebagai tanaman

hias). Diantara spesies yang ada, Asparagus officinalis yang dikembangkan dan

tersebar di seluruh dunia. Berdasarkan warna rebung yang dihasilkan, Asparagus

dibedakan dalam tiga jenis, yaitu: Asparagus putih, Asparagus hijau, dan

Asparagus ungu.

Asparagus putih yang warna rebungnya putih karena dipanen saat masih

tertimbun dalam tanah guludan. Rebung putih ini tubuhnya agak gemuk,

dagingnya lebih berserat namun lunak dan segar. Harganya paling mahal karena

penangannya harus tepat. Sedangkan asparagus hijau adalah asparagus yang

Page 6: Makalah Asparagus officinalis

paling populer di Indonesia. Asparagus hijau banyak ditanam pada dataran tinggi

Jawa Timur (Batu–Malang) dan Jawa Barat (Bogor, Sukabumi). Rebung

asparagus ini warna hijau karena batang sudah menyembul diatas guludan. Warna

hijau muncul karena terbentuknya klorofil oleh adanya sinar matahari. Tubuhnya

ramping, seperti mata tombak dengan ujung masih kompak (belum mekar), digigit

lebih renyah rasanya manis namun agak sedikit pahit. Asparagus ungu memiliki

ujung rebung yang berwarna ungu karena dipanen saat baru sedikit muncul diatas

guludan sehingga warna batangnya putih dan sebagian ujungnya agak merah

keunguan.

Namun, ada kendala juga dalam persebaran Asparagus di Indonesia sebab

sayuran ini termasuk jenis sayuran mahal yang biasanya menjadi bahan olahan di

restoran dan hotel. Oleh karena itu, sayuran ini kurang begitu dikenal di kalangan

masyarakat menengah ke bawah. Di sisi lain, prospek pengembangan Asparagus

ini cukup baik karena harganya yang tergolong mahal dan sayuran ini banyak

diminati oleh masyarakat luar negeri, sehingga nilai yang didapat dari ekspor

komoditas Asparagus ini bisa meningkatkan devisa negara serta memberikan

keuntungan dan meningkatkan taraf hidup bagi petani.

Page 7: Makalah Asparagus officinalis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi

Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian

batang muda atau tunasnya (rebung). Asparagus yang dikonsumsi sebagai

sayur adalah Asparagus officinalis. Asparagus telah digunakan sejak lama

sebagai bahan makanan karena rasanya yang sedap dan manfaatnya yang

banyak. Asparagus memiliki susunan taksonomi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Asparagales

Famili : Asparagaceae

Genus : Asparagus

Spesies : Asparagus officinalis

Asparagus ada tiga macam yang digunakan sebagai sayur, yaitu hijau,

putih, dan ungu. Akan tetapi yang paling banyak beredar dipasaran adalah yang

hijau. Di Indonesia Asparagus putih dan ungu sama sekali tidak ada di pasaran.

B. Budidaya

1. Syarat Tumbuh

Tanaman Asparagus sangat baik tumbuh pada daerah dengan

ketinggian 600 – 900 mdpl, sedangkan untuk daerah perbukitan ketinggian

antara 1000 – 1900 mdpl. Asparagus dapat tumbuh optimal pada suhu

antara 15 – 25°C. Faktor suhu lingkungan memang cukup berperan terutama

berpengaruh terhadap pertumbuhan rebungnya. Bila suhu terlalu rendah atau

terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan rebungnya.

Agar produksi rebung Asparagus memuaskan, selain harus ditanam di

daerah yang beriklim cocok, tanah juga mempunyai peranan penting.

Page 8: Makalah Asparagus officinalis

Beberapa jenis tanah yang cocok untuk tanaman asparagus di Indonesia,

misalnya Podsolik merah kuning dengan rata-rata curah hujan antara 2500-

3500 mm per tahun tanpa bulan kering. Ketinggian antara 20 – 1000 m dpl,

ketebalan tanah antara 1 – 2 m. Bewarna merah kuning dengan tekstur

lempung berpasir sampai lempung liat. Latosol, rata-rata curah hujan antara

2000 – 3000 mm per tahun dengan bulan kering dibawah 3 bulan.

Ketinggian tempat 1000 mdpl. Tebal tanah cukup dalam, yaitu 1,5 – 10 m

dengan warna merah coklat hingga kuning. Teksturnya liat, struktur remah,

dan konsistensi gembur. Andosol, reta-rata curah hujan 2500 - 3000 mm

pertahun dengan bulan kering dibawah 2 bulan. Kandungan unsur hara

cukup tinggi. Tanah berpasir dengan kandungan bahan organik tinggi, kerap

memberikan hasil yang baik. Oleh karena itu hendaknya tanah dipersiapkan

dengan cara dibajak yang dalam ditambah pupuk kandang/ kompos dengan

jumlah 30 – 40 ton per Ha.

Curah hujan yang dibutuhkan Asparagus cukup banyak dan merata

sepanjang tahun, yaitu berkisar antara 2500 – 3000 mm per tahun. Oleh

karena itu, syarat utama lahan harus dataran tinggi, berhawa sejuk, dan

dekat sumber air agar kebutuhan air di musim kemarau tercukupi.

Asparagus lebih menyukai tanah yang agak berpasir dan berlapisan tanah

olah yang tebal (minimal 30 cm). Asparagus tidak suka tanah yang

berdrainase buruk dan banyak liat. Sedangkan pH yang diinginkan adalah 6

– 7 karena ia tidak toleran terhadap tanah yang bereaksi masam. Jika tanah

cukup masam maka perlu dilakukan pengapuran untuk menaikan pH

tanahnya.

2. Persiapan Lahan

Tanah yang telah memenuhi syarat untuk ditanami segera dibersihkan

dari gulma, kemudian diolah dengan kedalaman 30 – 45 cm. Setelah siap,

tanah diratakan kemudian dibuatkan parit untuk nantinya diletakkan bibit

dari persemaian. Dalamnya parit sekitar 30 cm dengan lebar antara 30 – 45

cm. Jarak antarparit sekitar 75 – 90 cm atau 105 – 110 cm. Setelah itu, tanah

itu dibuat guludan. Langkah selanjutnya adalah membiarkan tanah

Page 9: Makalah Asparagus officinalis

mengering selama 15 hari supaya air pada pori-pori tanah berkurang/ turun

sehingga akan diisi udara. Kemudian, diberi pupuk kandang atau kompos

agar kandungan bahan organik cukup tinggi. Bila tanah itu bereaksi cukup

masam, maka perlu ditambahkan kapur agar pH menjadi sesuai untuk

Asparagus.

Karena Asparagus tidak menyukai genangan atau waterloging, maka

sangat perlu dibuatkan parit khusus pembuangan air (parit drainase) keluar

kebun. Untuk desain parit dalam kebun tergantung pada keadaan lahan dan

jenis tanah yang ada. Yang pasti ada adalah parit drainase yang mengelilingi

kebun.

3. Pembibitan atau Persemaian

Asparagus merupakan tanaman yang ditanam secara tidak langsung

(Indirect seedling) melalui persemaian. Masa pembibitan terdiri dari

penyebaran benih sampai pertumbuhan tanaman muda yang ditanam dalam

persemaian selama 1-3 bulan. Dalam proses pembibitan ada beberapa tahap

yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan Lahan Pembibitan

Dalam persemaian, perlu diperhatikan pemilihan lahan persemaian

yaitu lahan yang berdrainase baik, bukan bekas lahan tanaman asparagus,

tanahnya gembur, subur dan berpasir. Bedengan tempat persemaian

dilakukan pengolahan tanah, diberi pupuk dasar dan Furadan 3G untuk

menghindari hama. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 20 – 25

cm, lebar parit 40 cm dengan kedalaman 40 cm. Media persemaian yang

baik terdiri dari pupuk kandang, pasir, dan tanah dengan perbandingan

2:1:1. Bedengan persemaian dibuat dengan arah utara – selatan dengan

panjang sesuai kebutuhan dan keadaan lahan dan lebar kira-kira 1,2 m

dengan diberi atap naungan. Tinggi tiang sebelah timur (1,6 m) lebih

tinggi dari pada tiang sebelah barat (1,2 m). Supaya media persemaian

tidak longsor saat terkena siraman maka dibuat juga pembatas bedengan

Page 10: Makalah Asparagus officinalis

dengan menggunaka kayu atau batu bata, sehingga akan berbentuk

seperti bak.

Sebelum benih disebar, dapat ditambahkan juga pupuk Urea atau

ZA dan diberi jarak waktu dari penyemaian benih, yaitu sekitar 5 – 7

hari. Kebutuhan pupuk saat benih di persemaian adalah sekitar 10 gram

per tanaman untuk Urea atau 15 gram per tanaman untuk ZA. Sehingga

kebutuhan masing-masing pupuk dapat ditentukan dari berapa banyak

benih pada satu bak persemaian. Lalu pupuk ditaburkan dan diratahan

dengan tanah dengan menggunakan cangkul.

b. Pemilihan Benih

Biji buah yang akan dijadikan benih berasal dari pohon induk yang

baik. Syarat untuk dapat menjadi induk adalah harus sehat, bebas hama

dan penyakit, tumbuh normal, rebung berkualitas tinggi, dan sudah cukup

tua, yaitu lebih dari dua tahun. Biji yang tua atau kering akan bewarna

hitam.

c. Perendaman Benih

Sebelum disemaikan, sebaiknya biji direndam dalam air selama 48

- 84 jam agar kulit pelindung benih yang keras menjadi lunak dan air

akan masuk ke embrio sehingga memecah masa dorman dan benih akan

lebih cepat berkecambah. Akan lebih baik lagi bila air yang digunakan

bersuhu 27 – 30°C. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, air rendaman

harus diganti 2 atau 3 kali, terutama ketika suhu air sudah jauh menurun.

Jika tidak diganti air akan semakin keruh dan kepekatan air akan

meningkat, juga yang nantinya bisa mengakibatkan terhambatnya benih

untuk berkecambah atau paling buruk benih akan busuk saat di

persemaian. Biji yang mengambang pada saat perendaman dibuang.

Setelah itu benih diangkat dan dikering anginkan sebentar,

kemudian langsung dibawa ke pembibitan/ persemaian.

d. Semai Benih

Guna menghasilkan persemaian yang bagus, benih disemai dahulu.

Keuntungan dari penyemaian ini antara lain dapat berfungsi sebagai

Page 11: Makalah Asparagus officinalis

seleksi terhadap bibit yang tumbuh dan sekaligus memudahkan

perawatan dibandingkan benih yang langsung disebar di lahan. Benih

disemai dengan jarak tanam 15 × 10 cm, dengan kedalaman 2,5 cm.

Setiap 1 lubang ditanam 1 benih, lubang dibuat dengan jari atau dengan

alat sebesar pensil. Di atas permukaan tanah ditutup jerami atau sekam

kemudian disiram secukupnya. Tujuannya adalah untuk menghindari

kerusakan tanah bila terkena air siraman.

Akan tetapi, bila akan menanam Asparagus hanya untuk skala

rumahan atau perorangan, penyemaian cukup menggunakan polybag

dengan media yang sama seperti disebutkan di atas. Hal itu dikarenakan

benih yang digunakan tidak sebanyak seperti dalam skala komersial. Dan

bila menggunakan polybag akan lebih menghemat waktu, tenaga, uang,

dan tempat. Selain itu penggunaan polybag juga memudahkan dalam

pemindahan bibit ke lahan dan tidak merusak perakaran bibit.

e. Perawatan Bibit

Pemeliharaan yang dilakukan di pembibitan adalah penyiraman,

penjarangan bibit, penjarangan atap pelindung, penyiangan, pencegahan

hama dan penyakit, dan pemupukan tambahan. Penyiraman dilakukan

pada pagi dan sore hari, terutama bila tanah cukup kering. Penjarangan

bibit yang terlalu rapat tumbuhnya. Penjarangan atap pelindung sesuai

dengan pertumbuhan bibit sampai kemudian atap diangkat pada saat

seminggu sebelum tanam. Penyiangan dilakukan seminggu sekali bila

tumbuh gulma pada persemaian. Penjagaan bibit dari serangan hama dan

penyakit. Serta pemupukan tambahan dengan pupuk kandang dan Urea

atau ZA serta TS atau DS. Sewaktu masih dipersemaian setiap 20 – 30

hari dilakukan pemupukan susulan urea dengan dosis yang sama, yaitu

10 gram per tanaman.

f. Seleksi dan Pencabutan Bibit

Seleksi dilakukan satu minggu sebelum dipindah tanam. Bibit yang

akan ditanam di lahan harus sehat, gemuk, bebas dari hama dan penyakit,

Page 12: Makalah Asparagus officinalis

tumbuh seragam. Bibit-bibit yang sakit dan kurus diafkir, tidak ditanam

di lahan.

4. Pindah Tanam (Transplanting)

Transplanting dilakukan setelah 5 – 6 bulan di persemaian, atau bibit

telah memiliki tinggi sekitar 30 cm. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

transplanting diantaranya bibit yang akan dipindahkan adalah bibit yang

sehat. Bibit yang dicabut harus segera ditanam di lahan, dan sebelum

penanaman akar dipotong disisakan 20 cm dari leher akar, dan pucuk

tanaman dipangkas juga hingga tinggi tanaman hanya ± 20 cm dari pangkal

batang. Bila penyemaian menggunakan polybag bibit dapat juga dipindah

ke lahan setelah 3 bulan, sebab bila menunggu sampai usia 5 – 6 bulan juga

dikhawatirkan polybag yang digunakan tidak dapat menampung akar yang

tumbuh sehingga justru menghambat pertumbuhan bibit saat di lahan.

Sebelum penanaman, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk

kandang yang dimasukkan kedalam parit kemudian dicampur bersama tanah

dengan cangkul. Setelah tercampur rata dibuat parit lagi seperti semula.

Kebutuhan pupuk kandang berkisar 5 – 10 ton per Ha. Bibit dibongkar dari

persemaian secara hati-hati agar akarnya tidak banyak terbuang. Selanjutnya

bibit diletakkan pada parit, kemudian ditimbun dengan tanah bekas galian.

Jarak tanam anjuran untuk Asparagus adalah sekitar 50 – 60 cm

antartanaman dalam baris bila jarak antarbaris 75 – 90 cm. Sedangkan bila

jarak antarbaris 105 – 110 cm, maka jarak antartanaman dalam baris sekitar

35 – 45 cm. Dengan jarak itu, jumlah asparagus yang dapat ditanam dapat

mencapai 20000 – 25000 tanaman dalam satu Ha. Penanaman dilakukan

pada pagi hari dari pukul 08.00 sampai maksimal pukul 11.00 atau pada

sore hari mulai pukul 16.00. Akan tetapi waktu dapat disesuaikan dengan

keadaan sekitar sesuai dengan wilayah masing-masing, yang menjadi acuan

adalah waktu transplanting tidak dalam keadaan yang terik.

5. Pemeliharaan

Page 13: Makalah Asparagus officinalis

Pemeliharaan yang dilakukan pada budidaya Asparagus di lahan

adalah sebagai berikut:

a. Pembumbunan

Tujuan pembumbunan adalah untuk memperkokoh tegaknya

tanaman, memperbanyak sistem perakaran sehingga akan lebih

memperbanyak rebungnya kelak. Pembumbunan dapat dilakukan apabila

tunas sudah mulai tumbuh. Pembumbunan dilakukan paling tidak setiap

satu bulan sekali, atau tergantung banyak sedikitnya gulma atau banyak

sedikitnya hujan. Semakin sering dan banyak gulma yang tumbuh

semakin sering juga pembumbunan dilakukan. Sebab setelah disiangi

dilakukan pembumbunan untuk menghambat dan mengendalikan

pertumbuhan gulma yang masih kecil-kecil yang sulit untuk dicabut. Dan

semakin banyak atau sering hujan yang turun semakin sering juga

pembumbunan dilakukan. Sebab semakin sering hujan semakin sering

tanah turun, maka perlu dilakukan pembumbunan lagi.

Bersamaan dengan pembumbunan dilakukan juga perawatan parit

drainase. Bila parit mulai dangkal sebaiknya diperdalam lagi dan

tanahnya dinaikkan untuk pembumbunan, terlebih lagi pada saat

menjelang musim hujan parit drainase harus diperdalam karena

Asparagus tidak suka tergenang air.

b. Pemangkasan

Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah induk dari tanaman

Asparagus membentuk batang dengan jumlah 8 – 10 batang, batang

selebihnya dipangkas. Kemudian ketika sudah satu bulan mendekati

masa panen, batang yang dipelihara cukup 3 sampai dengan 5 batang.

Pemangkasan juga dilakukan pada cabang yang terserang hama atau

penyakit, mati, dan tua. Pemangkasan sangat berguna untuk

memaksimalkan produksi rebung yang akan terbentuk, rebung yang

Page 14: Makalah Asparagus officinalis

dibentuk akan lebih sering. Hasil fotosintesis akan dialihkan untuk

membentuk tunas baru di dalam tanah, sebab sifat Asparagus yang

mudah membentuk tunas baru (rebung).

c. Pengairan (Irigasi)

Irigasi dilakukan pada saat musim kering/ kemarau. Irigasi yang

efektif dan efisien menggunakan metode ‘leb’, sebab air akan lebih

banyak tersimpan dalam tanah dalam kurun waktu yang relatif lama, dan

menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Metode ini dilakukan dengan cara

menggenangi parit setinggi setengah dari tinggi parit, ditunggu hingga air

meresap sampai atas, kemudian sisa air dibuang. Irigasi pada musim

kemarau dilakukan tiap 1 minggu sekali.

d. Pemupukan susulan

Pemupukan dilakukan untuk menambah unsur hara yang

dibutuhkan oleh tanaman. Setiap tahun juga dilakukan pemupukan

berkala, yaitu pemupukan berat seperti saat pertama kali tanam. Pada saat

pemupukan tersebut tidak dilakukan panen selama 3 – 4 minggu (fase

istirahat) dan dilakukan seleksi induk. Pupuk susulan dilakukan dengan

cara membuat parit sepanjang barisan berjarak 20 cm dari tanaman,

dalamnya parit 15 cm kemudian pupuk dicampur dan ditutup dengan

tanah. Pupuk susulan kimia diberikan setiap bulan, sedangkan pupuk

kandang diberikan setiap 3 bulan sekali. Pupuk susulan ke empat kembali

lagi seperti pupuk pertama, dan seterusnya. Jumlah pupuk disesuaikan

dengan tingkat pertumbuhan tanaman, makin dewasa pertumbuhannya

makin banyak/ bertambah pemakaiannya.

Tabel. Dosis Pemupukan Susulan per Ha

Page 15: Makalah Asparagus officinalis

Jenis Pupuk

200-300 - - 200-300

Urea - 3 3 3TSP - 3 - 3KCl - 2 2 2

Pupuk Dasar (kw)

Susulan I (kw)

Susulan II (kw)

Susulan III (kw)

Kandang/ Kompos

Pemupukan susulan dilakukan bersamaan dengan pembumbunan.

e. Penyiangan

Dilakukan bersamaan dengan pembumbunan.

f. Pengendalian hama dan penyakit

Asparagus tidak terserang hama dan penyakit yang banyak. Hama

yang sering dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang

selama periode transisi musim kemarau ke musim hujan. Salah satu

penyakit yang sering menyerangnya adalah penyakit bercak daun.

Penyakit ini menyerang daun sehingga mengakibatkan daun menjadi

berbercak-bercak kekuningan sampai merah kecokelatan. Penyebab

penyakit ini adalah cendawan (jamur). Tanaman induk yang mati karena

terkena hama atau penyakit dipotong dan diganti dengan cara

membesarkan batang yang tumbuh normal. Pengendalian hama dan

penyakit dilakukan secara mekanik selama serangan belum terlalu berat.

Aplikasi pestisida dilakukan jika serangan sudah cukup berat. Pestisida

yang digunakan adalah pestisida organik dari daun tembakau.

6. Panen

a. Kriteria panen

Di negara subtropis pertama kali pemetikan rebung Asparagus

adalah 18 – 24 bulan dari persemaian. Masa pemetikan dalam 1 musim

diperkirakan memakan waktu 6 – 8 minggu, dengan hasil bisa mencapai

1 – 1,5 ton rebung pada lahan ± 0,5 Ha. Di negara tropis pertumbuhannya

menjadi lebih cepat, dengan umur pemanenan pertama berkisar 8 – 10

bulan dari persemaian atau 4 – 5 bulan setelah transplanting.

Page 16: Makalah Asparagus officinalis

Dalam pemanenan ini, perlu diperhatikan mutu yang akan

dihasilkan, yaitu harus sesuai dengan tujuan pemasarannya. Ada tiga

mutu asparagus yang sering ditemukan di pasaran, yaitu mutu I, mutu II,

dan mutu III. Untuk memperoleh asparagus mutu I, perlu ketelitian dan

ketekunan mengamati ujung rebung yang akan muncul di atas tanah pada

pagi hari. Pengamatan sebaiknya dilakukan sejak sore hari dengan cara

memeriksa permukaan tanah sekitar tanaman dewasa dan memberinya

tanda bila terlihat ada rebung yang akan muncul. Kemudian menimbun

calon rebung yang akan dipanen besok dengan tanah di sekitarnya

sampai saat pemetikan dilakukan. Mutu I itu adalah rebung Asparagus

yang masih berwarna putih sebab belum terkena sinar matahari. Apabila

panen terlambat satu atau dua hari, maka yang dihasilkan adalah rebung

mutu II. Mutu II tersebut adalah berwarna yang sebagian besar hijau

tetapi bagian pangkal masih terdapat sedikit wana putih. Sedangkan

rebung mutu III adalah rebung yang dipanen setelah dibiarkan lebih dari

tiga hari dari saat muncul di permukaan tanah. Mutu II dan III ini adalah

yang paling banyak beredar di pasaran. Di samping tiga mutu rebung di

atas, ada juga rebung Asparagus afkiran. Biasanya rebung yang demikian

dipanen setelah tumbuh lebih dari 15 cm di atas permukaan tanah.

Rebung Asparagus afkiran ini juga berwarna hijau seluruhnya.

Asparagus hijau yang dipanen adalah setelah muncul diatas tanah

dengan kondisi pucuk yang masih kuncup.

b. Cara, interval, dan frekuensi panen

Dalam pemanenan perlu diperhatikan mengenai pemilihan

rebungnya. Rebung yang berkualitas baik adalah rebung yang gemuk,

lunak, dan masih menguncup. Juga perlu diperhatikan dalam pemetikan

rebungnya, yaitu dengan memotong pangkal rebung yang melandai

kearah luar dengan pisau tajam. Pemetikan asparagus yang paling baik

dilakukan pada pagi hari sebelum matahari bersinar terik. Bila akan

dijual ke supermarket lebih baik panen saat masih subuh, sebab pada

waktu sampai di supermarket rebung Asparagus masih dalam keadaan

Page 17: Makalah Asparagus officinalis

segar. Dan selain itu, panen saat matahari terik akan menurunkan mutu

rebung. Sedangkan rebung yang dipanen pada sore hari direndam dulu

dengan air dingin agar pada pagi hari mutunya masih bisa bertahan.

Panen dilakukan dengan dua cara, yaitu mencabut dan memangkas

atau memotong batang muda. Cara panen dengan memotong batang

muda merupakan cara yang lebih baik, karena cara tersebut tidak

merusak sistem perakaran tanaman yang dijadikan indukan. Bila

menghendaki rebung Asparegus yang masih berwana putih maka harus

menggali sebagian tanah sekeliling rebung yang akan muncul dan

memotong dekat pangkalnya. Jika panen pertama dilakukan pada umur 4

bulan setelah transplanting, maka penen kedua pada umur 5 bulan dengan

interval panen 2 hari sekali, bulan keenam dan seterusnya dapat dipanen

setiap hari.

7. Pasca Panen

Penanganan pasca panen bisa langsung diolah ataupun dijual secara

komersial. Pemasaran Asparagus yang lebih dominan adalah di hotel-hotel

atau restoran-restoran atau supermarket besar di kota. Sehingga pengiriman

dalam bentuk segar adalah syarat yang mutlak harus dipenuhi. Pemanenan

saat subuh, pengepakkan dengan kotak stereofoam, dan pengiriman sesegera

mungkin menjadi kunci utama supaya Asparagus tetap segar dan terjaga

kualitasnya saat sampai di tangan konsumen.

Selain untuk dijual secara komersial, Asparagus juga dapat diolah

sendiri untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

Page 18: Makalah Asparagus officinalis

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asparagus merupakan tanaman yang tergolong dalam jenis sayuran.

Kandungan gizi dalam Asparagus sangat banyak sehingga sangat baik untuk

kesehatan. Karena di Indonesia Asparagus jarang ditemukan di pasaran

menjadikan tanaman ini memiliki harga yang mahal.

Cara pembudidayaan Asparagus ini tidak sulit dilakukan, dari proses

penyemaian hingga panen tidak membutuhkan keahlian khusus. Budisaya yang

baik akan menghasilkan Asparagus yang berkualitas tinggi.

Potensi untuk mengembangkan budidaya Asparagus masih sangat

terbuka luas, sebab jarang orang yang mengenal tanaman ini, sedangkan

permintaan di pasar baik dalam dan di luar negeri tinggi.