Lp Kb Suntik
-
Upload
ophie-desrosiers-bennington -
Category
Documents
-
view
600 -
download
67
description
Transcript of Lp Kb Suntik
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK
DI RS Dr. RAMELAN SURABAYA
Oleh :
NOVI NURAINI
NIM. 011413243051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Lembar Pengesahan
Asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik di poli KB RUMKITAL Dr. Ramelan
telah disahkan pada tanggal :
Mahasiswa
Novi nuraini
Mengetahui
Pembimbing Pendidikan
Dhasih Afiat, S.Keb., Bd
Pembimbing Praktek Klinik
Anyk Sri Wulandari, Amd. KebNIP 196910121992012001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program keluarga berencana Indonesia telah menjadi contoh bagaimana
negara dengan penduduk tersebar keempat di dunia dapat mengendalikan dan
menerima gerakan keluarga berencana sebagai salah satu bentuk pembangunan
keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai kesejahteraan. Keluarga
adalah unit terkecil kehidupan bangsa yang sangat diharapkan dan mengatur,
mengendalikan masalah poleksosbudhankam (politik, ekonomi, sosial, budaya,
ketahanan dan keamanan keluarga). Yang secara berantai menuju yang lebih besar
dan terakhir berskala nasional.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerapkan
Norma Keluarga Kecil Bahagia, Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada zero
population growth (pertumbuhan seimbang). Metode suntikan KB telah menjadi
bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah
tinggi minat pemakai suntikan KB. Oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak
menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan.
Dalam mencapai sasaran NKKBS itu pernah dicanangkan konsep panca
warga artinya keluarga terdiri dari hanya tiga anak, sedangkan pengertian tersebut
makin berkembang menjadi konsep catur warga yaitu hanya 2 anak saja.
Dengan demikian anjuran gerakan keluarga berencana menuju konsep catur
warga diharapkan menjadi dan dapat diterima keluarga.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu dapat menggali dan memahami serta dapat
melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien
KB suntik
2. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada klien
KB
3. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan identifikasi diagnosa atau
masalah potensial pada klien KB suntik
4. Diharapkan masiswa mampu melakukan identifikasikan kebutuhan
segera pada klien KB suntik
5. Diharapkan mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan pada klien
KB suntik
6. Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan kepada
klien KB suntik
7. Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi atas tindakan
yang dilakukan kepada klien KB suntik
1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek lapangan ini di laksanakan mulai tanggal 02 s/d 21
Januari 2015 di poli KB RS Dr. Ramelan Surabaya.
1.4 Sistematika Penulisan
1. Halaman judul
2. Lembar pengesahan
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
5. Bab I : 1.1 : Pendahuluan
1.2 : Tujuan
1.3 : Pelaksanaan
1.4 : Sistematika Penulisan
6. BAB II : Landasan Teori
7. BAB III : Tinjauan Kasus
8. BAB IV : Penutup
9. Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
- Pengertian Secara Umum
KB adalah usaha mengatur banyaknya jumlah kelahiran
sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya, bagi ayah serta
keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
- Pengertian Secara Khusus
KB adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya
pembuahan atau mencegah bertemunya sel mani dari laki-laki dan sel
telur dari perempuan sekitar persetubuhan.
- KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
kelahiran dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Prof. Dr.
Rustam, M.MPH, 1998:225).
2.2 Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik
1. DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat/Depo Provera)
Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara
disuntikkan ini.
2. DEPO NET-EN (Norethindorone Enanthate/Depo Noristerat)
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 minggu) dengan
cara disuntikkan IM.
2.3 Mekanisme Kerja
1. Primer : mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi LH surge respon kelenjar
hipofise terhadap gonadotropin releasing hormon eksogeneus tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada
di kelenjar hipofise (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga
tidak terjadi ovulasi).
2. Sekunder
- Mengentalkan lendir servik dan menjadi sedikit sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
- Menghambat transportasi gamet dan tuba
- Mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi
hasil konsepsi.
2.4 Indikasi KB Suntik
KB Suntik diberikan kepada wanita yang menginginkan kontrasepsi
jangka panjang/wanita yang telah mempunyai cukup anak tapi enggan/tidak
bisa melakukan sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wanita yang
mempunyai kontra indikasi estrogen/menunjukkan efek samping dengan
pemakaian estrogen/enggan minum pil tiap hari. KB suntik yang diberikan
kepada ibu menyusui dan pada wanita yang mendekati menopause.
2.5 Kontra Indikasi
Ada 2 macam, yaitu:
1. Kontra indikasi secara mutlak
- Terdapatnya tromboflebitis/riwayat tromboflebitis
- Kelainan serebro vaskular
- Fungsi hati tidak / kurang baik
- Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat reproduksi
- Varices berat
- Adanya kehamilan
2. Kontra Indikasi secara relatif
- Hipertensi
- Diabetes
- Perdarahan abnormal pervaginam
- Fibromioma uterus
- Penyakit jantung dan ginjal
2.6 Macam-macam Kontrasepsi Suntik
Ada 3 macam, yaitu:
a. Depo Provera
Adalah medroxyprogesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi
parenteral/mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif.
1. Komposisi
Suspensi Steril Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) dalam
air:
- Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron
Acetat)
- Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron
Acetat)
2. Waktu Pemberian dan Dosis
Disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus
lama pada otot bokong musculus gluceus agak dalam.
3. Efektivitas
Efektivitas tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun
asal penyuntikan dilakukan secara teratur.
4. Keuntungan
- Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari menelan pil
- Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
- Sangat efektif
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
- Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
pre menopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Tidak mengganggu hubungan sexual, mengurangi rasa nyeri saat
haid.
- Tidak didapat pengaruh sampingan dari pemakaian estrogen.
5. Efek Samping
- Reaksi anafilaksis
- Penyakit tromboembolik, tromboplebitis
- Sistem saraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur
- Selaput kulit dan lendir bercak merah/jerawat
- Gastrointestinal, mual
- Payudara lembek dan galaktorea
- Perubahan warna kulit ditempat suntikan
6. Cara Pemberian
- Waktu pasca persalinan (PP)
Diberikan pada hari ke 3-5 PP/sesudah ASI diproduksi/ibu sebelum
pulang dari RS/6-8 minggu pasca bersalin asal ibu tidak
hamil/belum melakukan coitus.
- Pasca Keguguran
Segera setelah kuretage/sewaktu ibu hendak pulang dari RS, 30
hari pasca abortus asal ibu belum hamil lagi, dalam masa interval
diberikan pada hari 1-5 haid.
b. Noristat (Norigest)
Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot).
Larutannya merupakan campuran benzyl benzoat dan castrol oil dalam
perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya
sperma melalui lendir servik.
1. Komposisi
Dalam ampul norigest berisi 200 mg nerotinason enantat dalam
larutan minyak (depo norestirat)
2. Waktu Pemberian dan Dosis
Disuntikkan dalam dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan dengan cara
IM. Untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 minggu dan
setelah itu setiap 12 minggu.
3. Efektivitas
Menyebabkan siklus haid lebih stabil, amenorhea lebih jarang dan
fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti menjadi akseptor.
Efektivitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi.
4. Keuntungan
- Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi
- Tidak berefek buruk terhadap laktasi
- Kembalinya kesuburan lebih cepat
- Kadar Hb sering bertambah sehingga dapat mencegah anemia
- Siklus haid lebih stabil
5. Efek Samping
- Amenorhea
- Perdarahan berkepanjangan
- Badan terasa panas dan liang senggama kering
- Bertambahnya berat badan
- Rambut rontok
- Hiperpigmentasi sekitar pipi
6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi
- Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
- Mulai hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
- Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah
menggunakan kontrasepai hormonal sebelumnya secara benar, dan
ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
- Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin
mengganti dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan,
asalkan ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari
ke-7 haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
- Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai ke-7
siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus
haid, asal ibu yakin tidak hamil.
- Ibu tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil dan selama 7
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual..
c. Cyclofem
Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone acetat dan
5 mg estradiol cyplonate.
1. Komposisi
Tiap 0,5 ml suspensi dalam air mengandung:
- Medroxy progesteron acetat 25 mg
- Estradiol cypionate 5 mg
2. Waktu pemberian dan dosis
Disuntikkan dalam dosis 25 mg Medroxy progesteron dan 5 mg
Estradiol cypionate yang diberikan melalui IM sebulan sekali.
3. Efektivitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan/1000 wanita) selama tahun pertama
penggunaan.
4. Keuntungan
- Resiko terhadap kesehatan kecil
- Tidak berpengaruh pada hubungan sex
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
- Jangka panjang
- Efek samping sangat kecil
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
5. Efek Samping
- Perubahan pada kulit: gatal-gatal, penggelapan kulit,
- Sakit kepala, sakit pada dada
- Peningkatan BB
- Perdarahan berkepanjangan
- Anoreksia, rasa lelah, depresi
- Payudara lembek dan galaktosa
- Penyakit tromboembolik, tromboflebitis
- Perdarahan tidak teratur
6. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
- Bila disuntikkan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid,
klien tidak boleh berhubungan sex atau berhubungan dengan
menggunakan kondom.
- Pada klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid
suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil.
- Jika pasca persalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan
diberi suntikan kombinasi.
- Pasca keguguran
Suntikan kombinasi dapat segera diberikan/dalam waktu 7 hari.
- Bila sebelumnya memakai kontrasepsi hormonal dan ingin ganti,
suntikan dapat segera diberikan asal ibu tidak hamil dan
pemberiannya tidak perlu menunggu sampai datang haid. Bila
diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain
tidak diperlukan.
- Ibu sebelumnya menggunakan AKDR, suntikan pertama diberikan
hari ke 1-7 siklus haid, kemudian AKDR dicabut segera.
2.7. Konsep Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada
individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
I. - PENGKAJIAN
Tanggal :
Tempat :
Biodata
Nama : Ditanyakan agar dapat lebih mengenal dan tidak keliru dengan
penderita lain (Zr. Dr. Christina : 84).
Umur : Untuk mengetahui keadaan ibu termasuk usia reproduksi atau
tidak (Sulaiman S : 154).
Agama : Untuk mengetahui agama dan kepercayaan klien, untuk
menyesuaikan pemberian asuhan (DEPKES RI 1993:14).
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual klien, karena tingkat
intelektual mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang (Ibrahim C.
1993:85).
Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup sosial ekonomi agar nasehat kita
nantinya sesuai (Christina S, Ibrahim : 85).
Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan
bila namanya ada yang sama dilakukan juga kunjungan kepada
penderita (Christina S, Ibrahim : 84).
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apakah klien datang ingin mendapatkan suntikan KB
atau ada pengaduan-pengaduan lain yang penting.
a. Ibu mengatakan ingin ikut KB suntik agar antara anak yang pertama
dan kedua nanti jaraknya lebih jauh.
b. Ibu mengatakan ingin ikut KB suntik karena ibu merasa KB suntik
cocok dengan ibu.
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit ibu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah dialami ibu karena penyakit
yang pernah dialami ibu bisa mempengaruhi apakah ibu boleh atau
tidak diperbolehkan ikut KB suntik seperti hipertensi, hepatitis,
jantung, DM dan TBC.
b. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dari keluarga ibu atau orang yang tinggal
bersama ibu mempunyai penyakit yang menular seperti AIDS, TBC
dan hepatitis.
(Christina S. Ibrahim : 84)
2. Riwayat Menstruasi
Anamnesa haid memberikan kesan kepada kita tentang saat alat
kandungan haid teratur atau tidak teratur. Hal yang paling ditanyakan
sehubungan dengan riwayat menstruasi
a. Umur menarche.
b. Siklus menstruasi.
c. Lamanya menstruasi.
d. Banyaknya darah yang keluar.
e. Menstruasi yang terakhir.
f. Disminorche adalah nyeri saat atau sebelum menstruasi.
g. Flour albus adalah keputihan atau darah putih
(DEPKES RI, 1993:15)
3. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap
masalah kesehatan (DEPKES RI 1995:14).
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
- Ditanya tentang persalinan yang lalu apakah
persalinannya selalu lancar atau mengalami kelainan waktu persalinan.
- Ditanya apakah ibu menyusui bayinya atau
tidak.
5. Riwayat KB
Mulai kapan mengikuti KB, jenisnya, apakah ada keluhan yang
membutuhkan pengawasan dan terapi yang khusus.
6. Pola Aktivitas sehari-hari
Nutrisi : Berhubungan dengan perubahan berat badan.
Personal Hygiene : Berhubungan dengan pola kebersihan ibu yang
akan berpengaruh pada penyuntikan (abses).
Seksualitas : Untuk mengetahui pola seksualitas ibu yang
berhubungan dengan kapan terakhir ibu
berhubungan dengan suami dan untuk memastikan
ibu tidak dalam kondisi hamil.
Aktivitas : Untuk mengetahui pola aktivitas ibu supaya dapat
kembali tepat waktu
Kebiasaan merokok : Kontrasepsi ini berhubungan dengan penyakit
jantung tetapi kontrasepsi ini tidak berpengaruh
terhadap jantung karena tidak mengandung estrogen
tetapi lebih baik menggunakan kontrsepsi lain.
8. Data Psikososial
Meliputi data dari ibu, jenis KB yang cocok, apakah mendapat motivasi
untuk mengikuti KB dan dukungan mental dari pihak keluarga, karena hal
tersebut berhubungan dengan kesiapan dari pihak sesuai untuk menerima
jika istrinya mengikuti KB.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik/cukup/kurang.
Kesadaran : Composmentis/shock/koma.
TTV
Tekanan Darah : Diukur dengan menggunakan tensimeter untuk
mengetahui tekanan systole dan diastole (110/70-
130/80 mmHg).
Denyut Nadi : Diukur dengan menggunakan jam ukuran denyut
nadi dihitung berdasarkan frekuensi denyut/menit
(80-90 x/menit).
(Christina S
Ibrahim : 95)
Suhu : Temperatur diukur dengan menggunakan
termometer (30-370C) (DINKES 2000:57).
Respirasi : Untuk mengetahui pernafasan pasien
(16-20x/menit).
Antopometri
Berat Badan : Untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka : Apakah terdapat bengkak (Christin S.
Ibrahim:177).
Mata : Sklera ikterus atau tidak (Christin S. Ibrahim:177).
Mamae : Apakah terdapat hyperpigmentasi pada areola
mamae, adakah pembesaran yang abnormal, apakah
terdapat kulit payudara seperti kulit jeruk.
Abdomen : Adakah pembesaran pada ovum, adakah
pembesaran pada hepar, apakah tanda-tanda
kehamilan seperti strie gravidarum.
Vagina : Ada avarices atau tidak, adakah cairan kental yang
berlebihan atau flour albus yang keluar.
Ekstrimitas, atas : Apakah pada ujung jari tangan atau kuku tampak
pucat.
bawah: Ada oedema atau tidak, ad avarices atau tidak.
b. Palpasi
Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid dan linfe,
penyumbatan vena juguralis ada atau tidak.
Axila : Adakah pembesaran kelenjar linfe.
Mamae : Teraba benjolan yang abnormal atau tidak.
Abdomen : Teraba benjolan yang abnormal atau tidak, adakah
pada ovarium dan hepar atau tidak.
Ekstrimitas : Oedema atau tidak.
c. Auskultasi
Jantung : Normal atau tidak.
Paru-paru : Normal atau tidak.
3. Pemeriksaan Penunjang
Berupa pemeriksaan laboratorium meliputi :
a. Reduksi (kadar gula dalam urine).
b. Albumin (kadar protein dalam urine).
II. INTER PRETASI DATA DASAR
DS : Data yang diperoleh dari pasien pada saat anamnesa (Manajemen
Askeb:5).
DO : Hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnosik dan pendukung
yang lain juga catatan medik (Manajemen Askeb:5).
- Keadaan umum.
- Kesadaran.
- TTV.
- Pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaan penunjang.
Diagnosa : Diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata usaha)
diagnosa kebidanan (Manajemen Askeb:5).
Akseptor.........................kontrasepsi
Masalah : Kumpulan yang tidak sesuai dengan nomenkaltur kebidanan.
Kebutuhan : Pemberian penjelasan tentang masalah dan cara mengatasinya.
Masalah
Amenorea
Bila tidak terjadi kehamilan tidak perlu diberi pengobatan khusus,
anjurkan kembali keklinik jika tidak haid dan menjadi masalah.
Mual atau pusing atau muntah
Pastikan tidak hamil, jika hamil rujuk, bila tidak hamil informasikan
bahwal hal ini normal dan akan hilang.
Pendarahan atau spoting
Bila hamil, rujuk, bila tidak hamil cari penyebab perdarahan, jelaskan
bahwa efek sampingnya perdarahan, jika berlanjut dan mengkhawatirkan
klien, gunakan metode lain.
Peningkatan BB
Informasikan peningkatan BB 1-2 kg dapat terjadi, perhatikan diet
klien. Apabila peningkatan BB berlebih, hentikan suntikan dan lanjutkan
KB.
Jerawat
KIE penyebab karena progesteron dapat meningkatkan kadar lemak.
Kurangi makanan berlemak. Jaga kebersihan wajah, jika mengganggu
ganti KB nonhormonal.
Leukorea
KIE penyebab, anjurkan menjaga personal higiene dan pemantapan
personal hygiene. Metronidazole 3x500 mg selama 5 hari. Antimitisis oral
atau albotyl pada vagina jika tidak menolong stop dan ganti KB lain
(Hanafi, H. 2006:36).
Kebutuhan : Pemecahan masalah yang dialami ibu sehingga ibu merasa
nyaman (Manajemen Askeb:05)
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA atau MASALAH POTENSIAL
Mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang akan terjadi
berdasarkan masalah atau diagnosa potensial (Manajemen Askeb:05)
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mengindentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani oleh anggota tim kesehatan yang lain (Askeb
2003:04).
V.INTERVENSI
1. Jelaskan tentang jenis-jenis metode kontrasepsi.
2. Beri kesempatan ibu untuk memilih metode kontrasepsi.
3. Yakinkan ibu tentang kontrasepsi yang dipilih (KB suntik 3 bulan).
4. Berikan konseling tentang kontrasepsi pilihan ibu (KB suntik 3 bulan).
5. Beri informed consent.
6. Berikan suntikan pada ibu (Depo Geston).
7. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
VI. IMPLEMENTASI
Melaksanakan asuhan secara efektif dan efisien (Anonim 2003:03).
VII.EVALUASI
Disesuaikan dengan implementasi dan kondisi ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetry dan Genekologi FK Unpad: Teknik Keluarga Berencana,
Elstar Offset: Bandung.
Manuaba, IBG. Prof. Dr. SPOG: Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan, 1998, Jakarta: EGC.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka, Sarwono Purwohardjo.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 5 Februari 2015 Jam : 11.30 WIB
Tempat : Poli KB/postpartum RSAL
DATA SUBYEKTIF 1. Identitas
Nama istri : Ny. R Nama suami : Tn. K
Umur : 27 th Umur : 29 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Asrama 516/Komp B
2. Alasan Datang
Saat ini jadwal kembali suntik 3 bulan.
3. Riwayat Haid
HPHT : Ibu tidak mendapatkan haid sejak menggunakan alkon
suntik 3 bulan (±1 tahun)
Flour albus : Kadang-kadang (warna putih encer, tidak berbau dan tidak
gatal)
4. Riwayat Obstetri
Sua
mi
ke
Kehamilan Persalinan Anak Nifas K
et.Ank
ke
U
K
Pen
yuli
t
Temp
at
Peno
long
Cara Pen
yuli
t
♀
/
♂
PB/
BB
H/M Lak
tasi
Pen
yuli
t
1 1 9
bl
- RS Bida
n
Nor
mal
- ♀ -/
3000
gr
5 bln 5
bln
- -
5. Riwayat KB Yang Lalu
Setelah kelahiran anak pertama ibu menggunakan alkon suntik 3 bulan
sampai saat ini karena ibu menyusui.
Ibu mengetahui macam-macam KB mulai dari pil, suntik, implan dan IUD
serta steril.
6. Riwayat penyakit ibu yang lalu dan sekarang
Ibu tidak sedang menderita infeksi saluran genital, tumor atau kanker rahim,
ibu juga tidak menderita anemia dan perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya.
DATA OBYEKTIF1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
BB : 67 kg
TD : 100/60 mmHg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat.
b. Mata : Sklera tidak ikterik.
c. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
d. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
ANALISIS DATANy. “R” akseptor lama kontrasepsi suntik 3 bulan
PENATALAKSAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil
pemeriksaan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menyuntikkan obat secara IM di
bokong ibu, obat sudah disuntikkan.
3. Menganjurkan ibu untuk kembali
suntik tanggal 25-5-2015, ibu bersedia kembali pada jadwal yang
ditentukan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus Ny ”R” P1001 Akseptor lama kontrasepsi suntik 3 bulan,
dilakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan Varney
dan di dokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP.
Pada data subyektif akseptor KB suntik 3 bulan, ibu mengatakan bahwa
ibu saat ini sedang menyusui. Hal ini sesuai dengan teori bahwa KB suntik 3
bulan sesuai bila diberikan untuk ibu yang menyusui karena KB suntik 3 bulan
hanya mengandung hormone progesteron yang tidak mengganggu produksi ASI.
Hormone progesterone tidak mempengaruhi produksi ASI, bahkan hormone
progesterone dapat meningkatkan produksi ASI karena hormone progesterone
mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli yang menyebabkan ASI akan
berproduksi lebih banyak (Saifuddin, 2006).
Ibu juga mengatakan bahwa ibu tidak memiliki penyakit seperti jantung,
varices, hipertensi, tumor atau kanker payudara. Sesuai dengan kontraindikasi
pada KB hormonal, yaitu tidak boleh diberikan pada ibu dengan penyakit jantung,
varices, hipertensi, tumor atau kanker payudara. Pemberian kontrasensi hormonal
dapat mempengaruhi dan memperparah penyakit-penyakit tertentu seperti:
hypertensi, hepatitis, jantung, stroke, kanker, kencing manis dan lain-lain.
Pada data obyektif tekanan darah ibu normal, yaitu 100/ 60 mmHg, yang
menunjukkan bahwa ibu tidak memiliki hipertensi. Pada pemeriksaan abdomen
juga tidak didapatkan adanya tanda-tanda kehamilan (pembesaran uterus). Hal ini
sesuai dengan teori bahwa KB suntik 3 bulan boleh diberikan apabila ibu tidak
memiliki penyakit hipertensi dan ibu dipastikan tidak sedang hamil. Kontrasepsi
suntik 3 bulan boleh diberikan pada ibu yang memiliki tekanan darah <180/110
mmhg (Saifuddin, 2006). Apabila kontrasepsi hormonal diberikan kepada ibu
yang memiliki hipertensi, kandungan hormonal dalam kontrasepsi mempunyai
efek samping terhadap peningkatan tekanan darah yang dikhawatirkan akan
memperburuk keadaan ibu.
Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif maupun obyektif didapaatkan
diagnosa: Ny”R” P1001 akseptor lama kontrasepsi suntik 3 bulan.
Semua asuhan yang telah diberikan/ dilakukan pada kasus ini sesuai
dengan keadaan ibu dan sesuai dengan teori.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Bidan sebagai seorang klinisi harus mampu memberikan dan
melaksanakan Asuhan Kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan melalui
pendekatan pola pikir manajemen kebidanan dan mendokumentasikannya dalam
bentuk SOAP.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi akseptor
Disarankan agar akseptor tetap secara rutin dan patuh melaksanakan
anjuran yang disarankan oleh bidan atau klinisi lain, mengingat semua alat
kontrasepsi memiliki keuntungan sekaligus kelemahan.
5.2.2. Bagi bidan atau petugas kesehatan lainnya
Bidan memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi dan
memberikan asuhan kepada akseptor KB. Karena masih banyak perempuan yang
mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi.