Lp Katarak

12
Laporan Pendahuluan “KATARAK” A. DEFINISI Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata, seperti melihat air terjun. Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan katarak senilis ini merupakan proses degeneratif (kemunduran ). Perubahan yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi kuning warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya. Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi pada umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah mengalami perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan sedikit gangguan penglihatan. B. ETIOLOGI 1. Ketuaan ( Katarak Senilis ) 2. Trauma 3. Penyakit mata lain ( Uveitis ) 4. Penyakit sistemik (DM) 1

description

katarak

Transcript of Lp Katarak

Page 1: Lp Katarak

Laporan Pendahuluan

“KATARAK”

A. DEFINISI

Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang

mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di

dalam mata, seperti melihat air terjun.

Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan

katarak senilis ini merupakan proses degeneratif (kemunduran ). Perubahan

yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi

kuning warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya.

Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi

pada umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah

mengalami perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan sedikit

gangguan penglihatan.

B. ETIOLOGI

1. Ketuaan ( Katarak Senilis )

2. Trauma

3. Penyakit mata lain ( Uveitis )

4. Penyakit sistemik (DM)

5. Defek kongenital ( salah satu kelainan herediter

sebagai akibat dari infeksi virus prenatal, seperti German Measles )

C. PATOFISIOLOGI

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,

transparan, berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi

yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral

terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yan mengelilingi keduanya

adalah kapsula anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus

mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan . Di sekitar opasitas

1

Page 2: Lp Katarak

terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior nukleus. Opasitaspada

kapsul poterior merupakan bentuk aktarak yang paling bermakna seperti

kristal salju.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya

traansparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang

memaenjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan

kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga

mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina.

Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai

influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang

dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim

mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim

akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan

pasien yang menderita katarak.

Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma

atau sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan

yang normal. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak

meliputi radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin

antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang lama.

D. MANIFESTASI KLINIK

Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya klien

melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan

fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan

penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunann seperti

mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak aakan tampak dengan

oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan

bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada

retina. Hasilnya adalah pendangan menjadi kabur atau redup, emnyilaukan

yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam

hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.

2

Page 3: Lp Katarak

1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

6. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan

kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,

penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.

7. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis,

glukoma.

8. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)

9. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup

glukoma.

10. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma

11. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,

papiledema, perdarahan.

12. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.

13. EKG, kolesterol serum, lipid

14. Tes toleransi glukosa : kotrol DM

2. PENATALAKSANAAN

Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat

sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka

penanganan biasanya konservatif.

Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan

akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi

tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih

buruk lagi bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kualitas

hidup, atau bila visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi

perkembangan berbagai penyakit retina atau sarf optikus, seperti diabetes dan

glaukoma.

Ada 2 macam teknik pembedahan ;

1. Ekstraksi katarak intrakapsuler

Adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan.

3

Page 4: Lp Katarak

2. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler

Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98 %

pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata

selama pembedahan.

G. PENGKAJIAN.KEPERAWATAN

1. Aktifitas Istirahat

Perubahan aktifitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan

penglihatan.

2. Neurosensori

Gangguan penglihatan kabur/tak jelas, sinar terang menyababkan silau

dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan

memfokuskan kerja dengan dekat/merasa diruang gelap. Penglihatan

berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi di sekitar sinar,

perubahan kacamata, pengobatan tidak memperbaiki penglihatan,

fotofobia ( glukoma akut ).

Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), pupil

menyempit dan merah/mata keras dan kornea berawan

(glukoma darurat, peningkatan air mata.

3. Nyeri / Kenyamanan

Ketidaknyamanan ringan / mata berair. Nyeri tiba-tiba / berat

menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, sakit kepala

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

1. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kehilangan

vitreus, perdarahan intraokuler, peningkatan TIO ditandai dengan :

Adanya tanda-tanda katarak penurunan ketajaman penglihatan

pandangan kabur, dll

Tujuan :

4

Page 5: Lp Katarak

Menyatakan pemahaman terhadap faktor yang terlibat dalam

kemungkinan cedera.

Kriteria hasil :

- Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan

faktor resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.

- Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan

keamanan.

Intervensi :

- Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri,

pembatasan aktifitas, penampilan, balutan mata.

- Beri klien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang

tak sakit sesuai keinginan.

- Batasi aktifitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk

mata, membongkok.

- Ambulasi dengan bantuan : berikan kamar mandi khusus bila

sembuh dari anestesi.

- Dorong nafas dalam, batuk untuk menjaga kebersihan paru.

- Anjurkan menggunakan tehnik manajemen stress.

- Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi.

- Minta klien membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri tajam

tiba-tiba, Selidiki kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan.

Observasi hifema dengan senter sesuai indikasi.

- Observasi pembengkakan lika, bilik anterior kempes, pupil

berbentuk buah pir.

- Berikan obat sesuai indikasi antiemetik, Asetolamid, sikloplegis,

analgesik.

2. Gangguan peersepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan

dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera, lingkungna

secara terapetik dibatasi. Ditandai dengan :

menurunnyaketajaman penglihatan

5

Page 6: Lp Katarak

perubahan respon biasanya terhadap rangsang.

Tujuan :

Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,

mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

Kriteria Hasil :

- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap

perubahan.

- Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam

lingkungan.

Intervensi :

- Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua

mata terlibat.

- Orientasikan klien tehadap lingkungan

- Observasi tanda-tanda disorientasi.

- Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dengan

menyentuh.

- Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi

mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata.

- Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya

memperbesar kurang lebih 25 persen, pelihatan perifer hilang

dan buta titik mungkin ada.

- Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam

jangkauan/posisi yang tidak dioperasi.

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan

berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang

terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif, yang ditandai dengan :

pertanyaan/pernyataan salah konsepsi

tak akurat mengikuti instruksi

terjadi komplikasi yang dapat dicegah.

6

Page 7: Lp Katarak

Tujuan :

Klien menunjukkan pemhaman tentang kondisi, proses penyakit dan

pengobatan.

Kriteria Hasil :

Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.

Intervensi :

- Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur,

lensa.

- Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk

melaporkan - penglihatan berawan.

- Informasikan klien untuk menghindari tetes mata yang dijual

bebas.

- Diskusikan kemungkinan efek/interaksi antar obat mata dan

masalah medis klien.

- Anjurkan klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat

berat, mengejan saat defekasi, membongkok pada panggul, dll.

- Dorong aktifitas pengalihan perhatian.

- Anjurkan klien memeriksa ke dokter tentang aktifitas seksual,

tentukan kebutuhan tidur menggunakan kacamata pelindung.

- Anjurkan klien tidur terlentang.

- Dorong pemasukkan cairan adekuat.

- Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis,

misal : nyeri tiba-tiba.

7

Page 8: Lp Katarak

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyan E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih bahasa: I Made Kariasa. Jakarta . EGC

Long, C Barbara. 1996.Perawatan Medikal Bedah : 2.Bandung. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran

Margaret R. Thorpe. Perawatan Mata. Yogyakarta . Yayasan Essentia Medica

Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa : Setiawan Sari. Jakarta. EGC

Sidarta Ilyas. 2001. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa : Agung Waluyo. Jakarta. EGC

8