LP Hernia Inguinalis

19
LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS 1. KONSEP PENYAKIT A. Pengertian Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal (Doengoes,SM, 2003). Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000). Hernia inguinalis lateral (HIL) adalah visera menonjol ke dalam kanal inguinalis pada titik diamana tali spermatik muncul pada pria, dan di sekitar ligamen wanita. (Monika E, 2002). B. Etiologi Hernia Inguinalis di sebabkan oleh :

description

inguinal

Transcript of LP Hernia Inguinalis

Page 1: LP Hernia Inguinalis

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

1. KONSEP PENYAKIT

A. Pengertian

Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui

pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu

dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal (Doengoes,SM, 2003).

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis

internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen

melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000).

Hernia inguinalis lateral (HIL) adalah visera menonjol ke dalam

kanal inguinalis pada titik diamana tali spermatik muncul pada pria, dan di

sekitar ligamen wanita. (Monika E, 2002).

B. Etiologi

Hernia Inguinalis di sebabkan oleh :

1) Kngenital/cacat bawaanSejak kecil sudah ada, prosesnya terjadi

intrauteri, berupa kegagalan perkembangan

2) Hrediter (kelainan dalam keturunan)

3) Umur (hernia dijumpai pda semua umur)

4) Jenis kelamin, Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan

dengan wanita

5) Didapat, seperti mengedan terlalu kuat, mengangkat barang-barang

yang berat. (Sjamsuhidayat, 2004)

C. Patofisiologis dan Pathway

Patofisiologi

Page 2: LP Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis indireksa sebagian besar mempunyai dasar

kangenital karena penonjolan dari prossesus vaginalis peritonei atau

penonjolan peritoneum yang disebabkan oleh penurunan testis yang

menarik peritoneum ke daerah skrotum.

Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prossesus ini telah

mengalami abliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui knalis

tersegut. Bila prosseus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi),

akan timbul hernia inguinalis lateralis longenital.

Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup, namun karena

menciptakan lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang

menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanal tersebut dapat

terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.

Setiap kondisi yang menyebabkan tekanan intra abdominal

memegang peranan untuk timbulnya dan membesarnya hernia. (Price dan

Lorraine, M, 2004).

Page 3: LP Hernia Inguinalis

Etiologi (Kerja berat, batuk kronis, bawaan sejak lahir)

Pathway

(Price dan Lorraine, M, 2004)

Penurunan organ abdomen ke dalam kantung peritonium

Hernia inguinal

Distensi inguinal

Hemiotomi

Efek anestesi Luka insisi Lingkungan aseptik

Resti perdarahan

Menekan sistem syaraf

Penurunan reflek gastrointestinal

peningkatan HCL

Mual, muntah

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diskontravitas jaringan

Nyeri

Gangguan mobilitas

Lingkungan aseptik

Munculnya zat patogen

kontaminasi

Trauma jaringan

Resti infeksi

Resti perdarahan

Penurunan Hb

Penurunan O2

dalam tubuh

Penurunan O2

dalam jaringan

Gangguan perfusi jaringan

ansietas

Tindakan pembedahan

Page 4: LP Hernia Inguinalis

D. Manifestasi Klinis

1) Adanya benjolan di daerah inguinal

2) Benjolan bias mengecil atau menghilang.

3) Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra

abdominal.

4) Rasa nyeri , mual muntah bila ada komplikasi.

5) Sebagian besar tidak memberikan keluha. (Arif, Mansyoer, 2000).

E. Penatalaksanaan

1) Manajemen medis,

Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati

dengan

jalan pembedahan.Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa 

ditegakkan. Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis

adalah :

a. Herniotomy : membuang kantong hernia, ini terutama pada

anak – anak karena dasarnya dalah kongenital tanpa adanya

kelemahandinding perut.

b. Herniorrhaphy : membuang kantong hernia disertai

tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut

bagian bawah di belakangkanalis inguinalis.

c. Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau 

menolak dilakukan pembedahan dapat dianjurkan untuk

memakai sabuk hernia (truss). Sabuk itu dipakai waktu pagi

dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat

(malam).

2) Manajemen keperawatana.

a. Pre operasi :

a) Pengkajian

ditujukan pada nyeri, ada tonjolan pembengkakan daerah

inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hern

Page 5: LP Hernia Inguinalis

ia dan penanganannya. Pengkajian juga ditujukan pada

riwayat.

b) Diagnosa keperawatan

masalah keperawatan yang bisa muncul adalah

gangguan kenyamanan, kecemasan, kurang pengetahuan 

dan resiko tinggi terjadi infeksi.

c) Intervensi keperawatan (secara umum)

Beri posisi kepala tempat

tidur ditinggikan, bila hernia turun/menonjol dimasukan 

kembali secara

manual, anjurkan menggunakan sabuk hernia, beri analg

esik sesuai

advis, hindari manuever yang bisa meningkatkan tekanan

intra abdominal : batuk kronik, angkat berat, mengedan

secara kuat dan anjurkan untuk kompres dingin pada

daerah yang bengkak.

b. Post operasi

Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti

masalah resiko tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas

fisik berhubungan dengan lukaoperasi, dan pendidikan pasien

untuk perencanaan pulang.

Hernia inguinalis lateralis reponibilis dilakuakn

tindakan bedah elektif karena di takutkan akan terjadi

komlikasi yaitu Herniatomy dan Herniagrafi.

Bedah elektif adalah kanalis di buka, isi hernia di

masukkan kantong di ikat dan di lakukan bassiny plasty

untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

Hernia inkarserata dan strangulasi dilakukan bedah

darurat yaitu cincin hernia di cari dan di potong usus dilihat

Page 6: LP Hernia Inguinalis

apakah vital atau tidak bila vital dikembalikan ke rongga

perut dan bila tidak di lakukan reseksi usus dan Anastomisis.

F. Komplikasi

1) Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia,

sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia

inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada

gangguan penyaluran isi usus.

2) Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak

usus yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat

menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut

hernia inguinalis lateralis incarcera

3) Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi

penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini

disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.

4) Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan

pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis.

5) Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut

kembung, muntah dan obstipasi.

6) Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-

laki,

7) Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,

8) Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.

9) Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis

metabolik, abses.

2. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1) Pengumpulan data

Identitas klien

Page 7: LP Hernia Inguinalis

Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan,

no register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.

2) Keluhan utama

Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien

mengejar, menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya

komplikasi ini menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita

HIL

3) Riwayat kesehatan lalu

Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis

sebelumnya. Missal : adanya batuk kronis, gangguan proses

kencing (BPH). Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu

merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra

abdominal.

4) Riwayat kesehatan sekarang

Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di

selangkangan / di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila

penderita berdiri lama, menangis, mengejar waktu defekasi atau

miksi mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan rasa nyeri

pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala

lain seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra

abdominal

5) Riwayat kesehatam keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau

penyakit menular lainnya.

6) Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

Kesadaran, GCS, Vital sigh, bb dan Tb

7) Pemeriksaan laboratorium

Analisah slarah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb

faal hemostasis, dan jumlah lekosit.

Analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.

Page 8: LP Hernia Inguinalis

8) Pemeriksaan penunjang

foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.

Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia³ 45 th.

B. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d adanya insisi dari pembedahan

dan trauma jaringan.

2) Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri

3) Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka insisi pada operasi.

4) Ansietas b/d kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya.

5) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

6) Gangguan perfusi jaringan

C. Perencanaan keperawatan

1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) s/d adanya insisi dari pembedahan

dan trauma jaringan.

Tujuan : rasa nyeri berkurang dan rasa nyaman terpenuhi dalam

waktu 3x24 jam.

Kriteria :

a. kx mengungkapkan myeri berkurang

b. kx bebas dari rasa nyeri

c. Ekspresi wajah tenang dan santai

d. kx dapat tidur dan istirahat dengan nyaman

Rencana :

a. Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga dengan

komunikasi yang baik.

R/ : Dengan komunikasi yang baik akan memudahkan kita

dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehingga px &

kiq lebih kooperatif

b. Catat lokasi, intensitas, durasi dan penyebaran rasa nyeri

Page 9: LP Hernia Inguinalis

R/ : Mengetahui perkembangan nyeri dan tanda – tanda

nyeri hebat sehingga dapat menentukan tindakan

selanjutnya.

c. Beri penjelasan pada kx sebab – sebab terjadinya nyeri

R/ : kx tidak merasa cemas dan mengerti sebab – sebab

nyeri.

d. Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi

R/ : Menurunkan ketegangan otot, sendi dan melancarkan

peredaran darah sehingga dapat mengurangi nyeri.

e. Beri dorongan pada klien untuk melakukan mobilisasi

secara bertahap.

R/ : Menghindari kekakuan sendi otot dan penekanan pada

daerah tertentu

f. Laksanakan instruksi dokter untuk pemberian obat

analgesik

R/ : Analgesik berfungsi sebagai depresan system syaraf

pusat sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan

nyeri.

2) Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri

Tujuan : pasien mampu melakukan mobilisasi

Kriteria Hasil :

a. pasien mampu melakukan pergerakan secara bertahap

b. pasien bisa beraktifitas mandiri

Rencana :

a. Beri motivasi & latihan pada pasien untuk beraktifitas

R/ : meningkatkan perasaan untuk beraktivitas

b. Ajarkan teknik mobilisasi di tmpat tidur

R/ : melatih menggerakan anggota tubuh

c. Anjurkan keluarga untuk memotivasi dan membantu

melatih mobilisasi pasien

Page 10: LP Hernia Inguinalis

R/ : keluarga punya peran penting membantu pasien

d. Tingkatkan aktifitas secara bertahap

R/ : meningkatkan mobilitas pasien

3) Potensial terjadi infeksi adanya luka pada okerasi.

Tujuan : Luka operasi tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil :

Tidak ada tanda – tanda infeksi / radang (color, dolor, rubar,

tumor, functio laesa).

Rencana:

a. Beri penjelasan pada klien perlunya menjaga kebersihan

daerah luka operasi

R/ : Dengan penjelasan diharapkan kx mengerti tentang

pentingnya menjaga kebersihan daerah luka operasi.

b. Observasi tanda – tanda infeksi pada daerah operasi

R/ : Respon jaringan terhadap infeksi di manifestasikan

dengan oedem, kemerahan, dan berkurangnya epitelisasi

atau granulasi kulit.

c. Periksa kulit untuk memeriksa adanya infeksi yang terjadi.

R/ : Gangguan pada integritas kulit atau dekat dengan

lokasi operasi adalah sumber kontaminasi luka.

d. Rawat luka operasi dengan tekhnik aseptik

R/ : Tindakan aseptik akan menghangat pertumbuhan

kulitan dan menjaga luka operasi dari infeksi.

e. Observasi gejala kardinal

R/ : Mengetahui perkembangan kesehatan kx dan

peningkatan suhu merupakan salah satu tanda infeksi.

f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik.

R/ : Anergiotik berfungsi untuk membunuh kuman dan

mencegah infeksi

Page 11: LP Hernia Inguinalis

4) Kecemasan/ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang prosedur

operasi.

Tujuan : rasa cemas teratasi

Intervensi:

a. Beri informasi tentang prosedur operasi

b. Anjurkan teknik distraksi

c. Dampingi klien saat klien membutuhkan

d. Biarkan klien dan orang terdekat mengungkapkan perasaan

dari berbagai rasa takut dan kekhawatiran.

5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubunngan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : berat badan sesuai umur, nafsu makan kembali

normal.

Intervensi :

Kaji faktor penyebab apa yang dialami pasien

Rasional :

Mengetahui enyebab yang dialami pasien

Berikan makan bertahap

Rasional :

Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Kolaborasi dengan tim medis

Rasional :

Sebagai pemeriksaan penunjang

Observasi berat badan setiap harinya

Rasional :

Mengetahui perubahan berat badan tiap harinya

Berikan modisko ½, 1, atau 2.

Rasional :

Agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

Page 12: LP Hernia Inguinalis

D. Evaluasi

1. Rasa nyeri berkurang dan rasa nyaman terpenuhi.

2. Mampu melakukan mobilisasi

3. Luka operasi tidak terjadi infeksi

4. Rasa cemas teratasi

5. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Page 13: LP Hernia Inguinalis

DAFTAR PUSTAKA

Arief, mansyur. 2000. Kapita selekta kedokteran. EGC : Jakarta

Doengoes, M.E. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Medika Aesculapius

Monika E.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC

Price dan Lorraine, M. 2004. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta : EGC

Sjamsuhidayat, R. 2004. Buku Ajar Medikal bedah. Edisi II. Jakarta : EGC