LP cvp

18

Click here to load reader

Transcript of LP cvp

Page 1: LP cvp

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatanpada pasien dengan CVP Monitor

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas profesi di Ruang 13 High Care Unit RSSA Malang

Oleh:

Dwi Setyowati Aprilia

0810720027 / Kelompok 11

JURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

Malang2013

Page 2: LP cvp

LAPORAN PENDAHULUAN

PENGUKURAN CVP

1. Definisi

Tekanan vena sentral ( CVP) adlah tekanan di dalam atrium kanan atau vena-vena

besar dalam rongga toraks. Pemantauan tekanan vena sentral merupakan pedoman

untuk pengkajian fungsi jantung kanan dan dapat mencerminkan fungsi jantung kiri

apabila tidak terdapat penyakit kardiopulmonal.

2. Tujuan tindakan

- Sebagai pedoman untuk penggantian cairan pada klien dengan kondisi penyakit

yang serius.

- Memperkirakan kekurangan volume darah

- Menentukan tekanan dalam atrium kanan dan vena sentral

- Mengevaluasi kegagalan sirkulasi.

- Mengetahui tekanan vena sentralis (TVS)

- Untuk memberikan total parenteral nutrition (TPN) ; makanan kalori tinggi secara

intravena

- Untuk mengambil darah vena

- Untuk memberikan obat – obatan secara intra vena

- Memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat

- Dilakukan pada penderita gawat yang membutuhkan erawatan yang cukup lama

CVP bukan merupakan suatu parameter klinis yang berdiri sendiri, harus dinilai dengan

parameter yang lainnya seperti :

Denyut nadi

Tekanan darah

Volume darah

CVP mencerminkan jumlah volume darah yang beredar dalam tubuh penderita,

yang ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung. Misal : syock hipovolemik –>

CVP rendah

3. Lokasi Pemasangan

Lokasi vena untuk CVP :

Page 3: LP cvp

- Vena subklavia

- Vena jugularis eksternal atau internal

- Vena basilica media

- Vena femoralis

- Vena cephalika

Manajemen Keperawatan pada pasien yang terpasang CVP :

- CVP digunakan untuk mengukur tekanan pengisian jantung bagian kanan

- Pada saat diastolic, dimana katub tricuspid membuka, darah mengalir dari atrium

kanan ke ventrikel kanan, pada saat ini CVP merefleksikan sebagai Right Ventricular

End Diastolic Pressure (RVEDP).

- CVP normal berkisar antara 2-5 mmHg atau 3-8 cmH20

- Bila hasil pengukuran CVP dibawah normal, biasanya terjadi pada kasus hipovolemi,

menandakan tidak adekuatnya volume darah di ventrikel pada saat akhir diastolic

untuk menghasilkan stroke volume yang adekuat. Untuk mengkompensasinya guna

meningkatkan cardiac output, maka jantung nmeningkatkan heart ratenya,

meyebabkan tavhycardi, dan akhirnya juga akan meningkatkan konsumsi 02

miokard.

Page 4: LP cvp

- Bila hasil pengukuran CVP diatas normal, biasanya terjadi pada kasus overload,

untuk mengkompensasinya jantung harus lebih kuat berkontraksi yang juga akan

meningkatkan konsumsi O2 miokard.

- Standar pengukuran CVP bisa menggunakan ukuran mmHg atau cmH2O, dimana

I mmHg = 1,36 cmH2O.

Gelombang CVP

Gelombang CVP terdiri dari, gelombang:

a= kontraksi atrium kanan

c= dari kontraksi ventrikel kanan

x= enggambarkan relaksasi atrium triskuspid

v= penutupan katup trikuspid

y= pembukaan katup trikuspid

4. Indikasi, kontraindikasi dan komplikasi

Indikasi

- Pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan

- Digunakan sebagai pedoman penggantian cairan pada kasusu hipovolemi

- Mengkaji efek pemberian obat diuretic pada kasus overload cairan

- Sebagai pilihan yang baik pada kasus penggantian cairan dalam volume yang

banyak ( Thelan, 1994)

- Pasien dengan kelainan ginjal ( ARF, oliguria)

- Pasien dengan gagal jantung

- Pasien terpasang nutrisi parenteral ( dextrose 20% aminofusin)

Kontraindikasi

- Nyeri dan inflamasi pada area penusukan

- Bekuan darah karena tertekuknya kateter

- Tromboplebitis

- Microshok

- Disritmia jantung

- Pembedahan leher

- Insersi kawat pacemaker

Komplikasi

- Pneumotoraks

- Hemotoraks

Page 5: LP cvp

- Hematoma

- Tamponade jantung

- Emboli udara

- Koloni organic

5. Alat dan bahan

Persiapan untuk pemasangan :

Persiapan alat:

- Kateter CVP

- Set CVP

- Spuit 2,5 cc

- Antiseptik

- Obat anestesi local

- Sarung tangan steril

- Bengkok

- Cairan NaCl 0,9% (25 ml)

- Plester

Persiapan untuk pengukuran :

a. Persiapan Alat

- Skala pengukur

- Selang penghubung (manometer line)

- Standar infuse

- Three way stopcock

- Pipa U

- Set infuse

6. Prosedur tindakan

Pengukuran CVP

b. Cara Merangkai

- Menghubungkan set infus dengan cairan NaCl 0,9%

- Mengeluarkan udara dari selang infuse

- Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock

- Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse

- Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock

- Mengeluarkan udara dari manometer line

- Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O

- Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang

c. Cara Pengukuran

Page 6: LP cvp

- Memberikan penjelasan kepada pasien

- Mengatur posisi pasien

o Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) dengan skala

pengukur atau tansduser

o Letak jantung dapat ditentukan dengan cara membuat garis pertemuan

antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis pertengahan aksila

o Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada manometer

dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi

- Membereskan alat-alat

- Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai

Pemantauan dengan Transduser

Dilakukan pada CVP, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal, dan tekanan darah

arteri sistemik.

a. Persiapan pasien

- Memberikan penjelasan ttg: tujuan pemasangan, daerah pemasangan, dan prosedur

yang akan dikerjakan

- Mengatur posisi pasien sesuai dengan daerah pemasangan

b. Persiapan untuk penusukan

- Kateter sesuai kebutuhan

- Set instrumen steril untuk

tindakan invasive

- Sarung tangan steril

- Antiseptik

- Spuit 2,5 cc

- Spuit 5 cc/10 cc

- Bengkok

- Plester

- Obat anestesi lokal

c. Persiapan untuk pemantauan

- Monitor

- Tranduser

- Alat flush

- Kantong tekanan

- Cairan NaCl 0,9% (1 kolf)

- Heparin

- Manometer line

- Spuit 1 cc

- Three way stopcock

- Penyanggah tranduser/standar

infus

- Pipa U

- Infus set

Page 7: LP cvp

d. Cara Merangkai

- Mengambil heparin sebanyak 500 unit kemudian memasukkannya ke dalam cairan

infuse

- Menghubungkan cairan tsb dengan infuse

- Mengeluarkan udara dari selang infuse

- Memasang cairan infus pada kantong tekanan

- Menghubungkan tranduser dengan alat infuse

- Memasang threeway stopcock dengan alat flush

- Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat flush

- Menghubungkan manometer dengan threeway stopcock

- Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat pemantauan (untuk memudahkan beri

sedikit tekanan pada kantong tekanan)

- Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg

- Menghubungkan kabel transduser dengan monitor

- Menghubungkan manometer dengan kateter yang sudah terpasang

- Melakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran

d. Cara Kalibrasi

- Lavelling

- Menutup threeaway ke arah pasien dan membuka threeway ke arah udara

- Mengeluarkan cairan ke udara

- Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor terlihat angka nol

- Membuka threeway kearah klien dan menutup ke arah udara

- Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca dengan baik

Cara Menilai CVP dan Pemasangan Manometer

1. Cara Menentukan Titik Nol

CVP Manometer

Page 8: LP cvp

Penderita tidur terlentang mendatar

Dengan menggunakan slang air tang berisi air ± setengahnya -> membentuk lingkaran

dengan batas air yang terpisah

Titik nol penderita dihubungkan dengan batas air pada sisi slang yang satu. Sisi yang

lain ditempatkan pada manometer.

Titik nol manometer dapat ditentukan

Titik nol manometer adalah titik yang sama tingginya dengan titik aliran V.cava superior,

atrium kanan dan V.cava inferior bertemu menjadi satu.

Liat gambar di bawah ini

Posisi pasien saat pengukuran CVP

7. Hal penting yang harus diperhatikan perawat

1. Sebelum Pemasangan

- Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan

Page 9: LP cvp

- Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan, tujuan pemantauan, dan mengatur

posisi sesuai dengan daerah pemasangan

2. Saat Pemasangan

- Memelihara alat-alat selalu steril

- Memantau tanda dan gejala komplikasi yg dpt terjadi pada saat pemasangan spt gg

irama jantung, perdarahan

- Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedurdilakukan

3. Setelah Pemasangan

- Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara: 1) melakukan Zero Balance:

menentukan titik nol/letak atrium, yaitu pertemuan antara garis ICS IV dengan

midaksila, 2) Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas , atau gelombang

tidak sesuai dengan kondisi klien, 3) melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi

monitor/transduser, setiap shift, ragu terhadap gelombang.

- Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor dengan keadaan klinis klien.

- Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.

- Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.

- Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala & tanda komplikasi (spt. Emboli

udara, balon pecah, aritmia, kelebihan cairan,hematom, infeksi,penumotorak, rupture

arteri pulmonalis, & infark pulmonal).

- Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.

- Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang tepat dan cara memantau

gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto toraks (CVP,

Swan gans).

8. Hal penting yang harus didokumentasikan

- Tingkat kesadaran klien

- Pernapasan klien

- Suhu klien

- Penampakan fisik klien, dilihat keabnormalan yang tejadi missal edema

- Hasil pengukuran, tekanan bilateral yang diperoleh

- Jam dan tanggal

Penilaian CVP

Kateter, infus, manometer dihubungkan dengan stopcock -> amati infus lancar atau tidak

Penderita terlentang

Page 10: LP cvp

Cairan infus kita naikkan ke dalam manometer sampai dengan angka tertinggi -> jaga

jangan sampai cairan keluar

Cairan infus kita tutup, dengan memutar stopcock hubungkan manometer akan masuk

ke tubuh penderita

Permukaan cairan di manometer akan turun dan terjadi undulasi sesuai irama nafas,

turun (inspirasi), naik (ekspirasi)

Undulasi berhenti -> disitu batas terahir -> nilai CVP

Nilai pada angka 7 -> nilai CVP 7 cmH2O

Infus dijalankan lagi setelah diketahui nilai CVP

8. Nilai CVP

Nilai rendah : < 4 cmH2O

Nilai normal : 4 – 10 cmH2O

Nilai sedang : 10 – 15 cmH2O

Nilai tinggi : > 15 cmH2O

Penilaian CVP dan Arti Klinisnya

CVP sangat berarti pada penderita yang mengalami shock dan penilaiannya adalah sebagai

berikut :

1. CVP rendah (< 4 cmH2O)

Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.

Bila CVP normal, tanda shock hilang -> shock hipovolemik

Bila CVP normal, tanda – tanda shock bertambah -> shock septik

2. CVP normal (4 – 14 cmH2O)

Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya dalam sirkulasi.

Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock hipovolemik

Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock, cardiogenik shock

3. CVP tinggi (> 15 cmH2O)

Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung (insufisiensi kardiak)

Terapi : obat kardiotonika (dopamin).

Page 11: LP cvp

Faktor -faktor yang Mempengaruhi CVP

1. Volume darah :

Volume darah total

Volume darah yang terdapat di dalam vena

Kecepatan pemberian tranfusi/ cairan

2. Kegagalan jantung dan insufisiensi jantung

3. Konstriksi pembuluh darah vena yang disebabkan oleh faktor neurologi

4. Penggunaan obat – obatan vasopresor

5. Peningkatan tekanan intraperitoneal dan tekanan intrathoracal, misal :

Post operasi illeus

Hematothoraks

Pneumothoraks

Penggunaan ventilator mekanik

Emphysema mediastinum

6. Emboli paru – paru

7. Hipertensi arteri pulmonal

8. Vena cava superior sindrom

9. Penyakit paru – paru obstruksi menahun

10. Pericarditis constrictiva

11. Artevac ; tersumbatnya kateter, ujung kateter berada di dalam v.jugularis inferior

Page 12: LP cvp

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Yang perlu dikaji pada pasien yang terpasang CVP adalah tanda-tanda komplikasi yang

ditimbulkan oleh pemasangan alat.

Keluhan nyeri, napas sesak, rasa tidak nyaman

Frekuensi napas, suara napas

Tanda kemerahan / pus pada lokasi punksi

Adanya gumpalan darah / gelembung udara pada cateter

Kesesuaian posisi jalur infus set

Tanda-tanda vital, perfusi

Tekanan CVP

Intake dan out put

ECG Monitor

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Resiko tinggi emboli darah berhubungan dengan efek pemasangan kateter vena central

III. TUJUAN KEPERAWATAN

a.Perawatan akan menangani atau mengurangi komplikasi dari emboli darah

IV. RENCANA KEPERAWATAN

1. Konsultasikan dengan dokter untuk pemberian obat heparin dosis rendah bagi klien

yang beresiko tinggi sampai ia ambulasi.(terapi heparin dosis rendah akan

mengakibatkan viskositas darah dan daya ikat trombosis menurun dan

memungkinkan resiko terjadinya embolisme)

2. Pantau tanda-tanda dan gejala embolisme pulmonal

Nyeri dada akut dan jelas

Dispnea, kelelahan, sianosis

Penurunan saturasi oksigen

Takikardia

Page 13: LP cvp

Distensi vena jugularis

Hipotensi

Dilatasi venrikel kanan akut tanpa penyakit parenkim(pada ronsen dada)

Kekacauan mental

Disritmia jantung

(oklusi arteri pulmonal mengganggu aliran darah ke paru-paru bagian distal

mengakibatkan hipoksia)

3. Jika manifestasi ini terjadi, lakukan protokol pada syok :

Pertahankan kateter IV (untuk pemberian cairan dan obat-obatan)

Berikan pengobatan pemberian cairan sesuai dengan protokol

Pasang kateter indwelling (foley) (untuk memantau volume sirkulasi melalui haluaran

urine)

Lakukan pemantauan EKG dan pemantauan invasif hemodinamik (untuk mendeteksi

disritmia dan pedoman pengobatan)

Berikan vasopressor untuk meningkatkan ketahanan perifer dan meningkatkan

tekanan darah

Berikan natrium bikarbonat sesuai indikasi (untuk mengoreksi asidosis metabolik)

Berikan obat-obat digitalis, diuretik IV dan agen aritmia sesuai indikasi

Berikan morfin dosis rendah secara IV (menurunkan ansietas dan menurunkan

kebutuhan metabolisme )

Siapkan klien untuk prosedur angiografi dan/ atau skaning perfusi paru-paru ( untuk

memastikan diagnosis dan mendeteksi luasnya atelektasis)

(Karena kematian akibat embolisme pulmonal masif terjadi dalam 2 jam pertama setelah

awitan, intervensi segera adalah sangat penting)

4. Berikan terapi oksigen melalui kateter nasal dan pantau saturasi oksigen. (dengan

tindakan ini akan meningkatan sirkulasi oksigen secara cepat)

5. Pantau nilai elektrolit, GDA, BUN, DL (pemeriksaan laboratorium ini membantu

menentukan status perfusi dan volume)

Page 14: LP cvp

6. Lakukan pengobatan trombolisis, mis : urokinase, streptokinase sesuai dengan

program dokter (trombolisis dapat menyebabkan lisisnya emboli dan meningkatkan

perfusi kapiler pulmonal)

7. Setelah pemberian infus trombolisis, lakukan pemberian pengobatan dengan

heparin. (IV secara terus menerus atau intermitten). (Heparin dapat menghambat

atau memperlambat proses terbentuknya trombus dan membantu mencegah

pembentukan dan berulangnya pembekuan.

V. IMPLEMENTASI

Disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah disusun.

VI. EVALUASI

Tidak ditemukan tanda-tanda emboli darah

Daftar Pustaka

Lanros & Barber. (1997). Emergency nursing with certification preparation & review. (4th ed.).

Connecticut: Appleton & Lange.

LeMone & Burke. (2000). Medical surgical nursing critical thinking in client care. (2nd ed.).

New Jersey: Prentice Hall Health.

Luckmann & Sorensen. (1993). Medical surgical nursing a psychophysiologic approach. (4th

ed.). Philadelphia: W.B. Saunder Company.

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth. Ed

8. Editor edisi bahasa Indonesia Monica Ester, Ellen Panggabean. Jakarta: EGC.

Anna Owen. 1997. Pemantauan Perawatan Kritis. Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa Keperawatan . Jakarta: EGC

Hudak & Gallo, 1997. Keperawatan Kritis Edisi VI Volume I. Jakarta:EGC