Lingkungan Delta (Kelautan Setyo)
-
Upload
setyomardani -
Category
Documents
-
view
18 -
download
6
description
Transcript of Lingkungan Delta (Kelautan Setyo)
TUGAS MATA KULIAH
GEOLOGI KELAUTAN
JENIS DELTA DAN PEMBENTUKANNYA
Disusun Oleh :
Setyo Mardani
21100112130072
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DESEMBER 2014
Delta adalah bentuk daratan yang terbentuk di mulut sebuah sungai di
mana sungai yang mengalir ke samudra, laut, muara, danau, waduk, daerah
gersang, atau sungai. Delta terbentuk dari pengendapan sedimen yang dibawa oleh
sungai sebagai aliran yang berasaldari muara sungai. Selama jangka waktu yang
lama, deposisi ini membangun pola geografis karakteristik delta sungai. Sebuah
Delta biasanya berbentuk segitiga yang terdapat di muara sungai.
Menurut Reineck dan Singh (1975) adalah massa sedimen baik subaerial
maupun submerged yang terendapkan pada tubuh air (laut atau danau) terutama
oleh aktivitas sungai. Dalam kamus Oceanografi (Setiyono,1996) dijelaskan
bahwa delta merupakan endapan sedimen yang berasal dari daratan yang
terbentuk di muara sungai berbatasan dengan laut ataupun danau. Kemudian Selby
(1985) mendefinisikan delta sebagai dataran rendah yang hampir rata, terletak di
muara sungai tempat endapan sedimen terakumulasi. Wright (1978)
mendefinisikan delta sebagai daerah akumulasi di wilayah pesisir, baik yang
subaquenous dan subaerial, materialnya berasal dari endapan sungai maupun
endapan sekunder dari laut yang dibentuk oleh berbagai agen, seperti gelombang,
arus atau pasang surut.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
delta terbentuk di muara sungai dan sangat tergantung pada jumlah material
sedimen yang diendapkan di daerah tersebut dan proses hidrodinamika yang
terjadi di daerah tersebut.
Morfologi delta secara umum terdiri dari tiga, yaitu : delta plain, delta front
dan prodelta.
1. Delta Plain
Delta plain merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari
channel yang sudah ditinggalkan. Delta plain merupakan baigan daratan
daridelta dan terdiri atas endapan sungai yang lebih dominan daripada endapan
laut dan membentuk suatu daratan rawa-rawa yang didominasi oleh material
sedimen berbutir halus, seperti serpih organik dan batubara.Pada kondisi iklim
yang cenderung kering (semi-arid),sedimen yang terbentuk didominasi oleh
lempung dan evaporit. Daratan delta plain tersebut digerus oleh channel
pensuplai material sedimen yang disebut fluvial distributaries dan membentuk
suatu percabangan. Gerusan-gerusan tersebut biasanya mencapai kedalaman 5-
10 meter dan menggerus sampai pada sedimen delta front. Sedimen pada
channel tersebut disebut sandy channel dan membentuk distributary channel
yang dicirikan oleh batupasir lempungan. Sublingkungan delta plain dibagi
menjadi :
1.1. Upper Delta Plain
Pada bagian ini terletak diatas area tidal atau laut dan endapannya secara
umum terdiri dari :
Endapan distributary channel
Endapan distributary channel terdiri dari endapan braided dan
meandering,levee dan endapan point bar. Endapan distributary channel
ditandai denganadanya bidang erosi pada bagian dasar urutan fasies dan
menunjukkankecenderungan menghalus ke atas. Struktur sedimen yang
umumnyadijumpai adalah cross bedding, ripple cross stratification, scour and
fill danlensa-lensa lempung. Endapan point bar terbentuk apabila terputus
darichannel-ya. Sedangkan levee alami berasosiasi dengan distributary
channelsebagai tanggul alam yang memisahkan dengan interdistributary
channel.Sedimen pada bagian iniberupa pasir halus dan rombakan material
organikserta lempung yang terbentuk sebagai hasil luapan material selama
terjadibanjir.
Lacustrine delta fill dan endapan interdistributary flood plain
Endapan interdistributary channel merupakan endapan yang terdapat
diantara distributary channel. Lingkungan ini mempunyai kecepatan arus
paling kecil, dangkal, tidak berelief dan proses akumulasi sedimen lambat.
Pada interdistributary channel dan flood plain area terbentuk suatu endapan
yang berukuran lanau sampai lempung yang sangat dominan. Struktur
sedimennya adalah laminasi yang sejajar dan burrowing structure endapan
pasir yang bersifat lokal, tipis dan kadang hadir sebagai pengaruh gelombang.
1.2. Lower Delta Plain
Lower delta plain terletak pada daerah dimana terjadi interaksi antara
sungai dengan laut, yaitu dari low tide mark sampai batas kehadiran yang
dipengaruhi pasang-surut. Pada lingkungan ini endapannya meliputi endapan
pengisi teluk (bay fill deposit) meliputi interdistributary bay,tanggul alam,
rawa dan crevasse slay, serta endapan pengisi distributary yang ditinggalkan.
2. Delta Front
Delta front merupakan sublingkungan dengan energi yang tinggi dan
sedimen secara tetap dipengaruhi oleh adanya proses pasang-surut, aruslaut
sepanjang pantai dan aksi gelombang. Delta front terbentuk pada lingkungan
laut dangkal dan akumulasi sedimennya berasal dari distributary channel.
Batupasir yang diendapkan dari distributary channel tersebut membentuk
endapan bar yang berdekatan dengan teluk atau mulut distributary channel
tersebut. Pada penampang stratigrafi, endapan bartersebut memperlihatkan
distribusi butiran mengkasar ke atas dalam skala yang besar dan menunjukkan
perubahan fasies secara vertikal ke atas, mulai dari endapan lepas pantai atau
prodelta yang berukuran butir halus ke fasies garis pantai yang didominasi
batupasir. Endapan tersebut dapat menjadi reservoir hidrokarbon yang baik.
Diantara bar pada mulut distributary channel akan terakumulasi lempung
lanauan atau lempung pasiran dan bergradasi menjadi lempung ke arah laut.
Menurut Coleman (1969) dan Fisher (1969) dalam Galloway (1990),
lingkungan pengendapan delta front dapat dibagi menjadi beberapa
sublingkungan dengan karakteristik asosiasi fasies yang berbeda, yaitu :
Subaqueous Levees
Merupakan kenampakan fasies endapan delta front yang berasosiasi
dengan active channel mouth bar. Fasies ini sulit diidentifikasi dan
dibedakandengan fasies lainnya pada endapan delta masa lampau.
Channel
Channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar urutan
fasies dan menghalus ke atas. Struktur sedimen yang umumnya
dijumpaiadalah cross bedding, ripple cross stratification, scoure and fill.
Distributary Mouth Bar
Pada lingkungan ini terjadi pengendapan dengan kecepatan yang paling
tinggi dalam sistem pengendapan delta. Sedimen umumnya tersusun atas
pasir yang diendapkan melalui proses fluvial. Strukur sedimen yang
dapatdijumpai antara lain : current ripple, cross bedding dan massive
gradedbedding.
Distal Bar
Pada distal bar, urutan fasies cenderung menghalus ke atas, umumnya
tersusun atas pasir halus. Struktur sedimen yang umumnya dijumpai
antaralain : laminasi, perlapisan silang siur tipe through.
3. Prodelta
Prodelta merupakan sublingkungan transisi antara delta front dan endapan
normal marine shelf yang berada di luar delta front. Prodelta merupakan
kelanjutan delta front ke arah laut dengan perubahan litologi dari batupasirbar
ke endapan batulempung dan selalu ditandai oleh zona lempungan tanpa pasir.
Daerah ini merupakan bagian distal dari delta, dimana hanya terdiri dari
akumulasi lanau dan lempung dan biasanya sendiri serta fasies mengkasar ke
atas memperlihatkan transisi dari lempungan prodelta ke fasies yang lebih
batupasir dari delta front. Litologi dari prodelta ini banyak ditemukan bioturbasi
yang merupakan karakteristik endapan laut. Struktur sedimen bioturbasi
bermacam-macam sesuai dengan ukuran sedimen dan kecepatan sedimennya.
Struktur deformasi sedimen dapat dijumpai pada lingkungan ini, sedangkan
struktur sedimen akibat aktivitas gelombang jarang dijumpai. Prodelta ini
kadang-kadang sulit dibedakan dengan endapan paparan (shelf), tetapi pada
prodelta ini sedimennya lebih tipis dan memperlihatkan pengaruh proses
endapan laut yang tegas.
Berdasarkan bentuk dan morfologinya delta dapat dibedakan menjadi 3 jenis
yang dikemukakan pada tahun 1997 oleh Galloway yang menggunakan konsep
hubungan antara kisaran pasang surut (mikrotidal, mesotidal dan makrotidal) dan
proses sedimentologi dalam penerapannya terhadap aluvial delta, sehingga
disimpulkan klasifikasi delta berdasarkan pada dominasi energinya yaitu :
1. Delta sungai (fluvial-dominated delta)
2. Delta pasang-surut (tide-dominated delta)
3. Delta ombak (wave-dominated delta)
Gambar 1. Skema klasifikasi delta menurut Galloway (1975)
1. Delta yang didominasi arus sungai (River dominated delta)
Delta yang didominasi sungai yaitu delta yang terbentuk oleh
pengaruh arus sungai. Aliran dari saluran sungai utama akan terpisah ke
dalam beberapa saluran distibutary yang terdiri dari endapan lumpur tanah
pasir membentuk pulau-pulau kecil kemudian menuju ke laut. Contoh
delta jenis ini adalah Delta Nil di Mesir dan Delta Mahakam di
Kalimantan.
2. Delta yang didominasi pasang surut (Tidal dominated delta)
Delta yang didominasi pasang surut yaitu delta yang terbentuk
akibat pengaruh pasang naik dan pasang surut yang ekstrim. Di dekat
Cooper
Elongate
Fly
Estuarine
Cuspate
Lobate
Elongate
Praquemines
Lefourch(Miss)
Danube
Pa
Si Bernard(Miss)
Burdenia
Brotos Sao Fransisco
Kelantan
Rhane
Ebra
Nile
Niger
Klang - LangorGanges - Brahmaputra
Mekang
Calorado
Talu
Mahakam
Yukon?
TIDEDOMINATED
WAVEDOMINATED
FLIVIALDOMINATED
TIDAL ENERGY FLUXWAVE ENERGY FLUX
FLYCOPPER
SAO FRANSISCO
DANUBA
MAHAKAM
MISSISSIPPI
SEDIMENT INPUT
mulut delta energi pasang surut lebih besar dan energi gelombang relatif
menengah. Ciri utama dari delta ini ketika pasang naik tertinggi daerah
delta akan tergenang dan membentuk pulau-pulau lonjong yang dibatasi
saluran-saluran. Contoh delta ini adalah Delta Gulf Of Papua
3. Delta yang didominasi gelombang (Wave dominated delta)
Delta yang didominasi gelombang adalah delta yang terbentuk oleh
aktivitas gelombang laut. Energi gelombang laut lebih besar dalam
mengendapkan sedimen di sepanjang pantai. Delta ini biasanya berbentuk
relatif kecil.
Gambar Delta Sungai Nil di Mesir