LBP3

65
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Low Back Pain a. Pengertian Punggung merupakan struktur yang terdiri atas tulang-tulang, otot, ligamen, tendon, diskus, suatu ”bantalan” yang menyerupai tulang rawan, yang berfungsi sebagai ”absorbent” di antara dua tulang punggung. Nyeri punggung dapat berasal dari manapun komponen tersebut, bahkan tak jarang ditemukan sakit pinggang tanpa penyebab yang jelas. (www.wikimu.com ) Nyeri punggung bawah atau Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah (Bimaariotejo.wordpress.com). Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki (http://neurology.multiply.com). Low back pain (LBP) adalah suatu gejala dan bukan suatu diagnosis, dimana pada beberapa kasus gejalanya sesuai dengan diagnosis patologisnya dengan ketepatan yang tinggi, namun di sebagian besar kasus, diagnosis tidak pasti dan berlangsung lama. Dengan demikian maka LBP yang timbulnya sementara dan hilang

Transcript of LBP3

Page 1: LBP3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Low Back Pain

a. Pengertian

Punggung merupakan struktur yang terdiri atas tulang-tulang, otot, ligamen,

tendon, diskus, suatu ”bantalan” yang menyerupai tulang rawan, yang berfungsi

sebagai ”absorbent” di antara dua tulang punggung. Nyeri punggung dapat berasal

dari manapun komponen tersebut, bahkan tak jarang ditemukan sakit pinggang

tanpa penyebab yang jelas. (www.wikimu.com)

Nyeri punggung bawah atau Nyeri pinggang bawah atau low back pain

merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah

(Bimaariotejo.wordpress.com).

Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat

merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa

diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau

lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki

(http://neurology.multiply.com).

Low back pain (LBP) adalah suatu gejala dan bukan suatu diagnosis, dimana

pada beberapa kasus gejalanya sesuai dengan diagnosis patologisnya dengan

ketepatan yang tinggi, namun di sebagian besar kasus, diagnosis tidak pasti dan

berlangsung lama. Dengan demikian maka LBP yang timbulnya sementara dan hilang

Page 2: LBP3

timbul adalah sesuatu yang dianggap biasa. Namun bila LBP terjadi mendadak dan

berat maka akan membutuhkan pengobatan, walaupun pada sebagian besar kasus

akan sembuh dengan sendirinya (http://neurology.multiply.com).

Low Back Pain paling sering terjadi karena gangguan pada musculoskeletal.

Bagaimanapun, penyebab lain seperti metabolisme, sirkulasi, genekologi, urologi

atau masalah-masalah psikologis, dimana mungkin menunjukan nyeri pada

punggung bawah ( Lewis, Heitkemper and Diksen, 2000).

Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Acute low back pain

Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar,

antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau

sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti

kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian.

Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot,

ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada

daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini

penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan

pemakaian analgesik.

2) Chronic low back pain

Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-

ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya

dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena

osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis

dan tumor.

Page 3: LBP3

Keluhan nyeri dapat beragam pada pasien dengan LBP dan nyeri

diklasifikasikan sebagai nyeri yang bersifat lokal, radikular, dan menjalar (referred

pain) atau spasmodik, yaitu:

1) Nyeri yang bersifat lokal

Nyeri lokal berasal dari proses patologik yang merangsang ujung saraf sensorik,

umumnya menetap, namun dapat pula intermiten, nyeri dipengaruhi

perubahan posisi, bersifat nyeri tajam atau tumpul.

2) Nyeri radikular

Nyeri radikular berkaitan erat dengan distribusi radiks saraf spinal (spinal never

root), dan keluhan ini lebih berat dirasakan pada posisi yang mengakibatkan

tarikan seperti membungkuk dan berkurang dengan istirahat.

3) Nyeri menjalar (referred pain)

Nyeri alih atau menjalar dari pelvis visera umum mengenai dermatom tertentu,

bersifat tumpul dan terasa lebih dalam.

Tabel 2.1 Karakteristik Low Back Pain berdasarkan berbagai sumber

Sumber Nyeri Distribusi Sifat Nyeri

Faktor yang

Memperberat

Perubahan

Neurologis

Nyeri spinal Sklerotomal

lokal

Tajam

Tumpul

Pergerakan Tidak ada

Nyeri diskus Sklerotomal Dalam,

aching

Peningkatan

tekanan

intadiskus

seperti

Tidak ada

Page 4: LBP3

membungkuk,

duduk,

maneuver

valsava

Nyeri radiks

saraf

Radikular Parestesia

Baal

Regangan akar

saraf

ada

Multiple

lumbar spinal

sternosis

Radikular

sklerotomal

Pola

sklaudikasio

spinal

Ekstensi lumbal

Berjalan

ada

Nyeri alih

visera

Dermatomal Dalam,

aching

Berkaitan

dengan organ

yang terkena

Tidak ada

b. Anatomi

Struktur utama dari tulang punggung adalah vertebrae, discus invertebralis,

ligamen antara spina, spinal cord, saraf, otot punggung, organ-organ dalam disekitar

pelvis, abdomen dan kulit yang menutupi daerah punggung

(http://bimaariotejo.wordpress.com).

Tulang belakang lumbal sebagai unit struktural dalam berbagai sikap tubuh

dan gerakan dapat ditinjau dari sudut mekanika. Beban yang ditanggung oleh tulang

belakang lumbal dapat dipelajari dengan diskus intervertebralis antara L-5 sampai S-

1 atau L-4 dan L-5 sebagai titik tumpuan. Bila mengangkat benda berat, tangan,

lengan dan badan dapat dianggap sebagai lengan beban posterior pendek, yang

berjarak dari pusat diskus intervertebralis sampai prosessus spinosus belakang

(http://fkunsri.wordpress.com).

Page 5: LBP3

Tulang belakang terdiri atas 33 ruas yang merupakan satu kesatuan fungsi

dan bekerja bersama-sama melakukan tugas-tugas seperti:

1. Memperhatikan posisi tegak tubuh

2. Menyangga berat badan

3. Fungsi pergerakan tubuh

4. Pelindung jaringan tubuh

Pada saat berdiri, tulang belakang memiliki fungsi sebagai penyangga berat

badan, sedangkan pada saat jongkok atau memutar, tulang belakang memiliki fungsi

sebagai penyokong pergerakan tersebut. Struktur dan peranan yang kompleks dari

tulang belakang inilah yang seringkali menyebabkan masalah.

Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :

1. Vertebrae cervicales 7 buah

2. Vertebrae thoracalis 12 buah

3. Vertebrae lumbales 5 buah

4. Vertebrae sacrales 5 buah

5. Vertebrae coccygeus 4-5 buah

Vertebra cervicales, thoracalis dan lumbalis termasuk golongan true vertebrae.

Untuk lebih jelasnya, lihat gambar 2.1 menunjukkan susunan dari tulang belakang.

Page 6: LBP3

Gambar

2.1

Gambar

Vertebra

Sumber :

http://bima

ariotejo.w

ordpress.c

om

Gambar

2.2

Gambar

Tulang

Belakang

Page 7: LBP3

dan Saraf-sarafnya

Sumber : http://bimaariotejo.wordpress.com

Gambar 2.3

Gambar lumbar spine

Sumber : http://bimaariotejo.wordpress.com

Gambar 2.3 diatas merupakan gambar lumbal yang dalam kondisi normal dilihat dari

samping dan belakang.

Gambar 2.4

Gambar Vertebral Body

Page 8: LBP3

Sumber : http://bimaariotejo.wordpress.com

Gambar 2.4 diatas merupakan gambar vertebra yang dihubungkan oleh intervetebra disc

satu sama lainnya. Bagian ini yang melingkari dan melindungi lubang luas tulang belakang,

terletak di sebelah belakang dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu :

a. Prosesus spinosus / taju duri

Terdapat ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang

b. Prosesus tranversum / taju sayap

Terdapat disamping kiri dan kanan lengkung luas.

c. Prosesus artikulasi / taju penyendi

Membentuk persendian dengan ruas tulang belakang (vertebralis)

Sendi thoracolumbal adalah sendi yang dibentuk oleh vertebra Th 12 dan L1.

Secara umum keduanya berfungsi statis, kinetis, keseimbangan dan perlindungan.

Pada fungsi statis tulang belakang mempertahankan posisi tegak melawan

gravitasi dengan energi sekecil mungkin sehingga membentuk sikap tubuh tertentu.

Fungsi kinetis merupakan rangkaian alat gerak yang memungkinkan terjadinya

gerakan. Fungsi keseimbangan turut aktif mempertahankan titik berat tubuh pada

posisi tetap pada tulang Sacrum 2 saat berdiri.

Fungsi proteksi ialah melindungi organ dan jaringan penting seperti sumsum

tulang belakang, akar saraf, pembuluh darah. Pada tulang belakang terdapat segmen

gerak yang disebut segmen junghans terdiri dari diskus intervertebralis, korpora,

sendi faset, ligamenta, foramen intervertebralis beserta isinya, kanalis vertebralis

dan otot paravertebralis.

Page 9: LBP3

Di antara kedua korpus tulang belakang terdapat jaringan fibrocartilago yang

merupakan bantalan sendi, berfungsi sebagai peredam kejut.

Penambahan beban akan menyebabkan kompresi terhadap nukleus

pulposus; gerakan fleksi, ekstensi dan rotasi secara berlebihan juga dapat

mengganggu nukleus. Selain bantalan sendi juga terdapat ligamen sebagai

stabilisator pasif yaitu ligamen longitudinal posterior, ligamen longitudinal anterior,

ligamen flavum, ligamen transversalis dan ligamen interspinalis.

Gerakan tulang belakang persegmen tidak pernah terjadi secara aktif; gerak

pasif dalam posisi tertentu, fiksasi tertentu dan komponen gerak tertentu dapat

diperoleh dengan dominasi segmen tertentu. Teknik ini yang digunakan untuk

mobilisasi hipomobilitas segmental dan joint block.

Stabilisator aktif tulang belakang terdiri dari beberapa otot, yaitu otot trunkus

posterior, lateral, anterior :

1. Otot-otot trunkus posterior

a. Lapisan dalam terdiri dari : otot transpinalis, otot interspinalis, otot longissimus

dan otot iliocostalis

b. Lapisan tengah terdiri dari : otot serratus posterior inferior di bagian tengah

posterior otot paravertebra dan anterior latissimus.

c. Lapisan superfisial : dibentuk oleh otot latissimus dorsi yang menutupi semua

otot paravertebra dan berlanjut ke arah inferolateral.

2. Otot-otot trunkus lateralis.

Terdiri dari otot quadratus lumborum dan otot psoas.

Page 10: LBP3

3. Otot -otot trunkus anterior.

Terdiri dari otot rectus abdominis, otot transversus abdominis, obliqus internus

abdominis dan otot obliqus externus abdominis.

Otot-otot tersebut yang menghubungkan bagian punggung ke arah

ekstrremitas maupun yang terdapat pada bagian punggung itu sendiri. Otot pada

punggung memiliki fungsi sebagai pelindung dari columna spinalis, pelvis dan

ekstremitas. Otot punggung yang mengalami luka mungkin dapat menyebabkan

terjadinya low back pain.

c. Patofisiologi

Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastic yang

tersusun atas banyak unit rigid (vertebrae) dan unit fleksible (diskus intervertebralis)

yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligament dan otot

paravertebralis.

Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkin fleksibelitas sementara

disisi lain tetap dapat memberikan perlindungan yang maksimal terhadap sumsum

tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical

pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang

belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting pada aktivitas mengangkat

beban. Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini.

Mengangkat beban berat pada posisi membungkuk menyamping menyebabkan otot

tidak mampu mempertahankan posisi tulang belakang thoracal dan lumbal, sehingga

pada saat facet joint lepas dan disertai tarikan dari samping, terjadi gesekan pada

kedua permukaan facet sendi menyebabkan ketegangan otot di daerah tersebut

Page 11: LBP3

yang akhirnya menimbulkan keterbatasan gesekan pada tulang belakang. Obesitas,

masalah postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang

dapat berakibat nyeri punggung.

Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah

tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartiago dengan matriks

gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Diskus

lumbal bawah, L4-L5 dan L5-SI, mederita stress mekanis paling berat dan perubahan

degenerasi terberat. Penonjolan faset dapat mengakibatkan penekanan pada akar

saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang menyebabkan nyeri menyebar

sepanjang saraf tersebut. Sekitar 12% orang dengan nyeri punggung bawah yang

menderita Hernia nucleus pulposus (Brunner and Suddarth, 2002).

Di bawah ini adalah gambar tulang belakang mulai dari yang normal dan tidak

normal yang menunjukkan berbagai masalah-masalah yang terjadi pada tulang

belakang sehingga dapat menyebabkan terjadinya nyeri pinggang.

Page 12: LBP3

Gambar 2.5

Gambar intervetebral disc yang normal dan tidak normal

Sumber : http://www.bhpain.com

d. Tanda Dan Gejala

Berdasarkan pemeriksaan yang cermat, LBP dapat dikategorikan ke dalam 3

kelompok berikut ini:

1. Simple Back Pain (LBP sederhana) dengan karakteristik :

a) Adanya nyeri pada daerah lumbal atau lumbosakral tanpa penjalaran

atau keterlibatan neurologis

b) Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan tergantung

dari aktivitas fisik

c) Kondisi kesehatan pasien secara umum adalah baik

Page 13: LBP3

2. LBP dengan keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya 1 atau lebih

tanda atau gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan neurologis

a) Gejala : nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai, kaki, ataupun adanya

rasa baal di daerah nyeri

b) Tanda : adanya tanda iritasi radikular, gangguan motorik maupun

sensorik atau refleks

3. Red flag à LBP dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi

patologis yang berat pada spinal. Karakteristik umum :

a) Trauma fisik berat seperti jatuh dari ketinggian ataupun kecelakaan

kendaraan bermotor

b) Nyeri non-mekanik yang konstan dan progresif

c) Ditemukan nyeri abdominal dan atau torakal

d) Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi

telentang

e) Riwayat atau ada kecurigaan kanker, HIV, atau keadaan patologis

lainnya yang dapat menyebabkan kanker

f) Penggunaan kortikosteroid jangka panjang

g) Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, menggigil, dan

atau demam

h) Fleksi lumbal sangat terbatas dan persisten

i) Saddle anesthesia, dan atau adanya inkotinensia urin

j) Risiko untuk terjadinya kondisi yang lebih berat adalah awitan NPB

pada usia kurangdari 20 tahun atau lebih dari 55 tahun

(http://prodiaohi.co.id).

Page 14: LBP3

e. Etiologi

Pada dasarnya timbulnya rasa sakit adalah karena terjadinya tekanan pada

susunan saraf tepi daerah pinggang (saraf terjepit). Jepitan pada saraf ini dapat

terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya, gangguan pada sarafnya

sendiri, kelainan tulang belakang maupun kelainan di tempat lain, misalnya infeksi

atau batu ginjal dan lain-lain (http://nusaindah.tripod.com).

Penyebab Low back pain bermacam-macam dan multifaktor. Di antaranya

dapat disebut (http://bimaariotejo.wordpress.com):

1) Kelainan Konginetal

Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab low back pain yang

penting. Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan low back pain adalah :

a. Spondilolisis dan spondilolistesis

Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus

vertebrae itu ( in utero ) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus

vertebraenya sendiri. Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri

(biasanya L5 ) tergeser ke depan.

Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam

kandungan, namun (oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif)

sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul keluhan nyeri pinggang. Nyeri

pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidur. Dan akan

bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan. Spondilolitesis dapat

mengakibatkan tertekuknya radiks L5 sehingga timbul nyeri radikuler.

b. Spina Bifida

Page 15: LBP3

Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh

kulit yang berbulu, maka didaerah itu ada tersembunyi suatu spina bifida

okulta.

Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus

spinosus di daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka

pada tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan

ini akan menimbulkan suatu “lumbo-sakral sarain” yang oleh si penderita

dirasakan sebagai nyeri pinggang.

c. Stenosis kanalis vertebralis

Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit

telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita

berumur 35 tahun. Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila

penderita berjalan dengan sikap tegak. Nyeri akan hilang ketika penderita

berhenti bejalan atau duduk. Untuk menghilangkan rasa nyerinya maka

penderita berjalan sambil membungkuk.

d. Spondylosis lumbal

Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus

intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.

e. Spondylitis.

Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini

merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama

mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai

akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang

belakang.

Page 16: LBP3

2) Trauma dan Gangguan Mekanis

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama nyeri

pinggang bawah. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot

atau sudah lama tidak melakukan kegiatan ini dapat menderita nyeri pinggang

bawah yang akut. Cara bekerja di pabrik atau di kantor dengan sikap yang salah

lama-lama nenyebabkan nyeri pinggang bawah yang kronis. Patah tulang, pada

orang yang umurnya sudah agak lanjut sering oleh karena trauma kecil saja

dapat menimbulkan fraktur kompresi pada korpus vertebra. Hal ini banyak

ditemukan pada kaum wanita terutama yang sudah sering melahirkan. Dalam

hal ini tidak jarang osteoporosis menjadi sebab dasar daripada fraktur kompresi.

Fraktur pada salah satu prosesus transversus terutama ditemukan pada orang-

orang lebih muda yang melakukan kegiatan olahraga yang terlalu dipaksakan.

Pada penderita dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat menggangu

keseimbangan statik dan kinetik dari tulang belakang sehingga timbul nyeri

pinggang.

Ketegangan mental terutama ketegangan dalam bidang seksual atau

frustasi seksual dapat ditransfer kepada daerah lumbal sehingga timbul

kontraksi otot-otot paraspinal secara terus menerus sehingga timbul rasa nyeri

pinggang. Analog dengan tension headache maka nyeri pinggang semacam ini

dapat dinamakan “tension backache”. Tidak jarang seorang pemuda mengeluh

tentang nyeri pinggang, yang timbul karena adanya anggapan yang salah yaitu

bahwa karena seringnya melakukan onani di waktu yang lampau lantas kini

sumsum balakangnya telah menjadi kering dan nyeri.

3) Radang ( Inflamasi )

Page 17: LBP3

Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra.

Artritis rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat

mesenkimal.

Penyakit Marie-Strumpell

Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis ankilosa

atau bamboo spine terutama mengenai pria dan mengenai kolum vertebra dan

persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri lokal dan

menyebar di daerah pinggang disertai kekakuan (stiffness) dan kelainan ini

bersifat progresif.

4) Tumor ( Neoplasma)

Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak

dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai

pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat

dari pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah

osteoma osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam

hari. Tumor ini biasanya sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau

lamina vertebra. Hemangioma adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal

yang dapat menyebabkan low back pain. Meningioma adalah tumor intradural

dan ekstramedular yang jinak, namun bila ia tumbuh membesar dapat

mengakibatkan gejala yang besar seperti kelumpuhan

5) Gangguan Metabolik

Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab

banyak keluhan nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan protein

atau oleh gangguan hormonal (menopause, penyakit cushing). Sering oleh

Page 18: LBP3

karena trauma ringan timbul fraktur kompresi atau seluruh panjang kolum

vertebra berkurang karena kolaps korpus vertebra. Penderita menjadi bongkok

dan pendek denga nyeri difus di daerah pinggang.

6) Psikis

Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala Low back pain,

misalnya anxietas dapat menyebabkan tegang otot yang mengakibatkan rasa

nyeri, misalnya dikuduk atau di pinggang. Rasa nyeri ini dapat pula kemudian

menambah meningkatnya keadaan anxietas dan diikuti oleh meningkatnya

tegang otot dan rasa nyeri. Kelainan histeria,kadang-kadang juga mempunyai

gejala nyeri pinggang bawah.

f. Klasifikasi Low Back Pain

Nyeri punggung bawah ( Low Back Pain) disebabkan oleh berbagai kelainan

atau perubahan patologik yang mengenai berbagai macam organ atau jaringan

tubuh. Oleh karena itu beberapa ahli membuat klasifikasi yang berbeda atas dasar

kelainannya atau jaringan yang mengalami kelainan tersebut. Klasifikasi LBP sebagai

berikut (Harsono,2009) :

1. Low Back Pain Viserogenik

LBP yang disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera di

daerah pelvis serta tumor retroperitoneal. Nyeri viserogenik ini tidak bertambah

berat dengan aktivitas tubuh dan sebaliknya tidak berkurang dengan istirahat.

Penderita LPB viserogenik yang mengalami nyeri hebat akan selalu mengeliat

dalam upaya untuk meredakan perasan nyerinya.

Page 19: LBP3

Adanya ulserasi atau tumor di dinding ventrikulus dan duodenum akan

menimbulkan induksi nyeri di daerah epigastrium. Tetapi bila dinding bagian

belakang turut terlibat dan terutam apabila teras dipunggung. Nyeri tadi biasanya

terasa digaris tengah setinggi lumbal pertama dan dapat naik sampai torakal ke-6.

2. Low Back Pain Vaskulogenik

Aneurisma atau penyakit vascular perifer dapat menimbulkan nyeri

punggung atau menyerupai iskialgia. Aneurisma abdominal dapat menimbulkan

LBP di bagian dalam dan tidak ada hubungannya dengan aktivitas tubuh.

3. Low Back Pain Neurogenik

Keadaan patologik pada saraf dapat menyebabkan nyeri punggung bawah,

yaitu:

a) Neoplasma

Neoplasma interkanalis spinal sering ditemukan ialah neurioma,

hemangloma, ependimoma dan meningioma. Nyeri yang diakibatkan

neoplasma ini sering sulit dibedakan dengan nyeri akibat HNP. Pada

umunyan gejala pertama adalah rasa nyeri baru kemudian timbul gejala

neurologik yaitu gangguan motorik, sensibilitas dan vegetative. Rasa nyeri

sering timbul waktu sedang tidur sehingga membangunkan penderita. Rasa

nyeri berkurang dengan berjalan.

b) Araknoiditis

Pada araknoiditis terjadi perlengketan-perlengketan. Nyeri timbul bila

terjadi penjepitan terhadap radiks oleh perlengketan tersebut.

c) Stenosis Kanalis Spinalais

Page 20: LBP3

Menyempitnya kanalis spinalis disebabkan oleh karena proses

degenerasi diskus intervertebralis dan biasanya disertai oleh ligamentum.

Gejala klinik yang timbul ialah adanya klauikasio intermiten yang disertai

rasa kesemutan dan pada saat penderita istirahat maka rasa nyerinya masih

tetap ada. Bedanya dengan klausdikasio intermitten pada penyumbatan arteri

ialah disini denyut nadi hilang dan tidak ada rasa kesemutan.

4. Low Back pain Spondilogenik

LBP Spondilogenik ialah suatu nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses

patologik di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang (osteogenik),

diskus intervetebralis (diskogenik) dan miofasial (miogenik) dan proses patologik

di artikulasio sakroiliaka.

a) LBP Osteogenik sering disebabkan oleh:

- Radang atau infeksi misalnya osteomielitis vertebral dan spondilitis

tuberkolosa, yang masih sering dijumpai meskipun jarang ditemui di daerah

lumbal, karena predileksinya di daerah torakal.

- Trauma, yang dapat mengakibatkan fraktur maupun spondilolistesis

(bergesernya korpus vertebra terhadap korpus vertebra di bawahnya).

b) LBP diskogenik, disebabkan oleh :

- Spondilitis, ini disebabkan oleh prosesdegenerasi yang progresif pada

diskus vertebralis, yang mengakibatkan menyempitnya jarak antara vertebra

sehingga menyebabkan terjadinya osteofit, penyempitan kanalis spinalis

dan foramen intervertebrale dan iritasi persendian posterior. Rasa nyeri

pada spondilitis ini disebabkan oleh terjadinya osteoarthritis dan

Page 21: LBP3

tertekannya radiks oleh kantong durameter yang mengakibatkan iskemi dan

radang.

- Hernia neukleus pulposus (HNP) ialah keadaan dimana nucleus purposes

keluar menonjol untuk kemudian menekan kearah kanalis spinal melalui

annulus fibrosus yang robek. Penonjolan dapat terjadi dibagian lateral dan

ini banyak terjadi, disebut HNP lateral; dapat pula terjadi dibagin tengah

dan disebut HNP sentral. Dasar terjadinya HNP ini adalah proses

degenerasi diskus intervetebralis, maka banyak terjadi pada usia

pertengahan.

- Spondilitis ankilosa, proses ini biasanya mulai dari sendi sakroiliaka, yang

kemudian menjalar keatas, kedaerah leher. Gejala permulaan berupa rasa

kaku di punggung bawah waktu bangun tidur dan hilang setelah

mengandakan gerakan. Pada foto rontgen terihat gambaran yang mirip

dengan ruas-ruas bambu sehingga disebut bamboo spine.

c) LBP Miogenik, disebabkan oleh ketegangan otot, spasme otot, defisiensi otot

dan hipersensitif

- Ketegangan otot, disebabkan oleh sikap tegang yang konstan atau berulang-

ulang pada posisi yang sama akan memendekan otot yang akhirnya akan

menimbulkan perasaan nyeri. Keadaan ini tidak akan terlepas dari

kebiasaan buruk atau sikap tubuh yang tidak atau kurang fisiologik.

- Spasme otot atau kejang otot, disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba

dimana jaringan otot sebelumnya dalam kondisi yang tegang atau kaku atau

kurang pemanasan. Spasme otot ini memberi gejala khas, ialah dengan

adanya kontraksi otot yang disertai nyeri yang hebat. Setiap gerakan akan

memperberat rasa nyeri sekaligus menambah kontraksi.

Page 22: LBP3

- Defisiensi otot, dapat disebabkan oleh kurang latihan sebagai akibat dari

mekanisasi yang berlebihan, tirah baring yang terlalu lama maupun karena

imobilisasi.

- Otot yang hipersensitif akan menciptakan satu daerah kecil apabila

dirangsang akan menimbulkan rasa nyeri dan menjalar kedaerah tertentu

(target area). Daerah kecil ini disebut sebagai noctah picu (trigger point).

5. Low back Pain Psikogenik

Nyeri jenis ini tidak jarang ditemui, tetapi biasanya ditemukan setelah

dilakukan pemeriksaan yang lengkap, dan hasilnya tidak memberikan jawaban

yang pasti. Hal ini memang besifat legeartis, dimana semua kemungkinan faktor

organik tidak dapat dibuktikan sebagai faktor etiologi LBP.

LBP psikogenik pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau

kecemasan dan depresi atau campuran antara kecemasan dan depresi.

g. Faktor Resiko

Faktor risiko pada LBP merupakan factor-faktor yang dapat mendorong atau

memicu terjadinya nyeri pada pinggang bawah. Faktor risiko dari LBP diklasifikasikan

menjadi 3, yaitu:

1) Faktor resiko secara fisiologi.

a) Umur

Penentuan umur berdasarkan pada saat ulang tahun terakhir. Umur

merupakan faktor yang mendukung terjadinya LBP, sehingga biasanya di

derita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya

Page 23: LBP3

terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda.

(http://www.inna-ppni.or.id)

Dengan penuaan, bertambahnya usia, anda cenderung mengalami lebih

banyak nyeri/sakit punggung yang berkaitan dengan penyakit degeneratif

rusaknya struktur pada punggung, seperti tulang-tulang dan piringan sendi

selaku bantal diantara tulang-tulang, sementara itu pada populasi yang lebih

muda, lebih cenderung mengalami nyeri/sakit punggung yang berkaitan

dengan penyakit-penyakit seperti sakit/nyeri punggung yang disebabkan

karena rheumatoid arthritis (http://dimasmis.blogspot.com).

Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur.

Keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin

berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yang lebih sering

dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada

mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada

dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama semakin

meningkat hingga umur sekitar 55 tahun (http://fkunsri.wordpress.com ).

Dewasa dapat digolongkan dalam beberapa katagori yaitu :

1. Dewasa muda, usia 19 tahun sampai dengan usia 40 tahun. Karena pada

usia ini masih sangat produktif dari segi seksual, social dan ekonomi.

2. Usia dewasa pertengahan dari usia 40 tahun sampai dengan 60 tahun,

namun sangat sulit untuk mendefinisikan dengan jelas karena pada

kenyataan di masyarakat masih cukup banyak secara biologis masih

produktif melampui usia tersebut.

Page 24: LBP3

3. Usia lanjut, usia yang melampui usia rata – rata harapan hidup di

masyarakat yaitu pada usia 60 tahun keatas. (http://permatabunda.com)

Setelah melalui periode puncak atau masa “keemasan” pada usia sekitar

40 tahun, setiap manusia akan mulai menurun grafik hidupnya. Berbagai

organ, sel, dan fungsi berbagai faktor dalam tubuh akan mengalami

kemunduran. Pada usia 50 tahun, kemampuan indranya mulai berkurang.

Begitu juga aktifitas fisik maupun metabolisme tubuh akan menurun.

Akibatnya kebutuhan energi pada orang-orang lanjut usia juga akan menurun

sekitar 10-15 persen. Kepekaan terhadap rasa manis dan asin menurun,

termasuk indra penciumannya. Kondisi ini akan menyebabkan mereka yang

telah berusia lanjut tidak bisa makanan secara optimal. Selain itu kemampuan

manula memproses makanan yang masuk juga akan berkurang. Hal ini

disebabkan berkurangnya produksi air liur sehingga kemampuannya untuk

menelan makanan juga akan berkurang. Berkurangnya produksi air liur juga

akan menyababkan kerusakan gigi, sehingga tidak sedikit orang tua yang

giginya banyak yang tanggal. Begitu juga di dalam lambung dimana makanan

mengalami proses pencernaan, akan terjadi penurunan penyerapan sejumlah

kandungan gizi makanan akibat berkurangnya produksi asam lambung dan

asam empedu. Sejumlah unsur gizi yang sulit diserap adalah kalsium, zat besi,

vitamin B12, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, dan lemak.

Kandungan protein makanan juga lambat diserap tubuh akibat berkurangnya

sekresi pepsin dan enzim proteolotik. Dengan terjadinya penurunan

kesehatan fisik pada usia 40 tahun keatas menyebabkan individu rentan

terhadap berbagai penyakit dan mudah sakit (http://naturaterapi.com).

Page 25: LBP3

Menurut Syaiful Saamin (2005), nyeri punggung bawah mencapai

puncaknya pada usia 40 tahun bagi pria dan 10 tahun kemudian bagi wanita.

Pada usia tua telah mengalami proses degenerasi dimana segmen L4 – L5 dan

L5 – S1 paling sering mengalami degenerasi akibat regio tersebut paling besar

menerima beban sehingga degenerasi yang terjadi pada segmen tersebut

sering menimbulkan nyeri punggung bawah (http://ikafisioterapimks.org).

b) Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan

perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.

Pada saat sakit laki-laki lebih jarang dan sulit untuk diajak berobat saat

sakit. Sering merasa bahwa fisiknya kuat dan mampu melawan penyakit

apapun sehingga laki-laki jarang melakukan kunjungan ke rumah sakit untuk

berobat (http://kardie.blog.undip.ac.id).

Menurut Ruth Sapsford (1999), wanita terutama ibu rumah tangga yang

melakukan aktivitas pekerjaan di rumah cenderung mengalami nyeri

punggung bawah. Wanita terutama ibu rumah tangga sering melakukan

aktivitas pekerjaan di rumah dengan postur yang jelek. Pada umumnya,

wanita sering melakukan aktivitas pekerjaan di rumah yang melibatkan trunk

saat mengangkat/memindahkan barang. Kebiasaan postur jelek yang sering

dilakukan oleh wanita banyak menjadi faktor penyebab terjadinya nyeri

punggung bawah (http://ikafisioterapimks.org).

Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan

nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis

Page 26: LBP3

kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang,

karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat

mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat

menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon

estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang

(http://fkunsri.wordpress.com)

c) Obesitas

Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan

lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan

dapat membahayakan kesehatan. Sedangkan Overweight (kelebihan berat

badan) keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal.

(http://obesitas.web.id)

Postur tubuh ideal dinilai dari pengukuran antropometri untuk menilai

apakah komponen tubuh tersebut sesuai dengan standard normal atau ideal.

Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara

berat badan (kg) dan tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa

Tubuh (IMT) sebagai berikut :

BB (kg)

IMT =

TB (m)2

Indeks massa tubuh merupakan sebuah metode sederhana yang

digunakan untuk mengklasifikasi berbagai tingkatan dari berat badan, sepeti

berat badan kurang, kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa.

Metode ini didefinisikan sebagai pembagian antara berat badan dalam satuan

Page 27: LBP3

kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Sebagai contoh

berat badan A sebesar 70 Kg dan tinggi badannya 1,75 meter, maka total

indeks massa tubuhnya sebesar 22,9 sehingga kategori berat badan A masuk

dalam kategori berat yang normal menurut klasifikasi indeks massa tubuh

Berikut ini adalah sebuah table yang menjelaskan klasifikasi hasil dari

pengukuran indeks massa tubuh menurut standar yang telah ditetapkan oleh

World Health Organization ( WHO ) yaitu sebuah Badan Kesehatan Dunia

milik Persatuan Bangsa-bangsa ( PBB ). Klasifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Berat Badan Kurang, Jika hasilnya < 18.50

2. Kekurangan Berat Tingkat Parah, Jika hasilnya < 16.00

3. Kekurangan Berat Tingkat Sedang, Jika hasilnya 16.00 – 16.99

4. Kekurangan Berat Tingkat Ringan, Jika hasilnya 17.00 – 18.49

5. Berat Badan Normal, Jika hasilnya 18.50 – 24.99

6. Berat Badan Lebih, Jika hasilnya > 25.00

7. Pra-Obesitas, Jika hasilnya 25.00 – 29.99

8. Obesitas, Jika hasilnya > 30.00

9. Obesitas Tingkat Ringan , Jika hasilnya30.00 – 34.99

10. Obesitas Tingkat Sedang, Jika hasilnya 35.00 – 39.99

11. Obesitas Tingkat Parah, Jika hasilnya > 40.00

Klasifikasi di atas bersumber dari World Health Organization pada tahun

1995, 2000, dan 2004. Nilai yang didapat berlaku untuk pria dan wanita dari

semua ras di dunia yang berumur diatas 20 tahun

(http://alhamdriatnaanwar.com).

Page 28: LBP3

Menurut FAO dan WHO:

1. Batas IMT untuk laki-laki normal 20,1-25,0

2. Batas IMT untuk perempuan normal 18,7-23,9

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya

nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan

akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan

beban anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh

(http://fkunsri.wordpress.com) .

d) Scoliosis parah

Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana

terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan.

Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila

diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada

tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga

dimensi, yaitu perubahan struktur penyokong tulang belakang seperti

jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya. Skoliosis ini biasanya

membentuk kurva C atau kurva S (http://nersqeets.blogspot.com/2009).

Gejalanya berupa:

Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping

Bahu dan/ pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya

Nyeri punggung

Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama

Page 29: LBP3

Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60o) bisa

menyebabkan gangguan pernafasan.

e) HNP

Hernia neukleus pulposus (HNP) ialah keadaan dimana nucleus purposes

keluar menonjol untuk kemudian menekan kearah kanalis spinal melalui

annulus fibrosus yang robek (Harsono, 2009).

Gambar 2.6

Gambar penonjolan nucleus pada HNP

Sumber : http://spesialisbedah.com

HNP adalah penonjolan bantalan sendi tulang belakang merupakan

penyebab terbanyak Low Back Pain. Pada pemeriksaan MRI biasanya nampak

jelas adanya penyempitan pada terowongan tulang belakang dan terjepitnya

saraf tulang belakang. (http://aryamehragainstpain.multiply.com)

HNP dapat disebabkan oleh karena suatu trauma (jatuh, terbentur,

gerakan yang tiba-tiba cepat dan lainnya) atau oleh karena proses ketuaan

membuat lapisan permukaan ruas tulang belakang menjadi tergesek,

mengakibatkan struktur mengandung sel gellatin yang lentur dan kenyal itu

Page 30: LBP3

(nucleus pulposus) mengalami cedera. Lapisan kolagen ini, lama kelamaan

kemudian merembes membentuk tonjolan (protrusio) ke luar dari ruang

antar ruas tulang yang akhirnya menekan struktur yang berada di dekat

tonjolan tadi. Lebih sering kejadian rembesan atau tonjolan ini ke arah

samping belakang, dimana di bagian itu sebagai tempat keluarnya akar saraf

yang berasal dari batang saraf yang lebih besar (medulla spinalis) di dalam

sumsum tulang belakang. Terjadi pula pada kasus yang lebih jarang proses ini

di susunan ruas tulang leher (cervical). Semakin banyak lapisan kolagen yang

merembes ke luar, semakin tertekan saraf yang berjalan di sekitarnya dan

semakin nyeri anggota gerak di bagian bawah lokasi hernia yang dirasakan

penderita. (http://spesialisbedah.com)

HNP terbanyak terjadi pada segmen tulang belakang bawah (setinggi

pinggang) disertai gejala kesemutan pada salah satu atau kedua tungkai

bahkan bila pada keadaan yang berat bisa disertai kelemahan tungkai bawah

dan yang paling parah biasanya sudah terjadi gangguan buang air kecil

(ngompol) dan buang air besar akibat ketidakmampuan merasakan dan

mengontrol sensasi tersebut (gangguan fungsi motorik)

(http://aryamehragainstpain.multiply. com).

Nyeri oleh karena HNP yang menjepit saraf rasanya lebih menggigit,

terasa seperti terbakar atau seperti terkena sengatan listrik. Dirasakan

menjalar ke bagian bawah dan jika lebih parah lagi akan terasa nyerinya dari

belakang paha menyebar ke bagian bawah hingga betis pada satu sisi. Nyeri

dapat timbul setiap saat tidak terbatas apakah sedang beraktifitas atau lagi

istirahat. Berbeda dengan nyeri akibat gangguan di saluran kemih. Jika

Page 31: LBP3

hambatan ada di ginjal, nyeri terasa lebih di atas pinggang, kemeng dan

penderita merasa sebatas tidak nyaman saja. Kalau hambatan berada di

dalam saluran bagian bawahnya bisa menimbulkan nyeri kolik, kumat-

kumatan, saat parah hingga menimbulkan muntah dan susah melokalisir asal

nyeri. Nyeri karena peradangan organ bagian dalam, akan tersebar ke bagian

perut bawah dan bertambah jika disentuh atau ditekan. Waktu munculnya

nyeri relatif lebih konstan. Pada tahap yang lebih ringan, bisa juga dibedakan

dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya pegal pegal pada otot pinggang.

(http://spesialisbedah.com)

HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 –S1 kemudian pada C5-C6

dan paling jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada

anak-anak dan remaja tapi kejadiannya meningkat dengan umur setelah 20

tahun. HNP terjadi karena proses degeneratif diskus intervetebralis.

(http://joedoank.blogspot.com)

Dasar terjadinya HNP ini adalah proses degenerasi diskus intervetebralis,

maka banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya HNP didahului

pada aktivitas yang berlebihan misalnya mengangkat benda berat (terutama

secara mendadak), mendorong barang berat dll. Laki-laki lebih banyak

menderita HNP dari pada wanita. Gejala pertama yang timbul adalah nyeri

punggung bawah disertai nyeri otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan di

tempat tadi (Harsono, 2009).

Gejala utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah disertai

otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas :

1. HNP sentral

Page 32: LBP3

HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi

urine

2. HNP lateral

Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat dan

betis, belakang tumit dan telapak kaki. Ditempat itu juga akan terasa nyeri

tekan. Kekuatan ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler

negatif. HNP lateral kebanyakan terjadi di L5-S1 dan L4-L5. HNP lateral

L5-S1 rasa nyeri terdapat di punggung bawah , ditengah-tengah antara

kedua pantat dan betis, belakang tumit, dan telapak kaki. Kekuatan jari kaki

ke-V berkurangdan reflek Achilles negatif. Sedangkan pada HNP lateral L

4-5 rasa nyeri dan tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral

pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kekuatan

ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks patela negatif. Sensibilitas [ada

dermatom yang sesuai dengan radiks yang terkena menurun. Pada

percobaan lasegue atau test mengnagkat tungkai yang lurus (straigh leg

raising) yaitu mengangkat tungkai secara lurus dengan fleksi di sendi

panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang bagian belakang (tanda lasefue

positif). Tes lain ialah Valsava yaitu nyeri akan bertambah apabila tekanan

cairan cerebrospinal dinaikan dengan cara penderita disuruh mengejan dan

Naffiziger yaitu dengn menekan kedua venajugularis yang akan

memberikan hasil positif (Harsono, 2009).

f) Spondilitis

Page 33: LBP3

Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang.

Disebabkan oleh proses degenerasi yang progresif pada diskus

intervetebralis, yang menyebabkan makin menyempitnya jarak antar veterbra

sehingga menyebabkan terjadinya osteofit, penyempitan kanalis spinalis dan

foramen intervetebrale dan iritasi persendian posterior. Ini merupakan

penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama mengenai orang

muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai akibat peradangan

sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang belakang (Harsono,

2009).

g) Spinal stenosis

Penyempitan kanal dalam tulang belakang yang berisi saraf tulang

belakang, menyebabkan saraf pada tulang belakang sebelah bawah tertekan

dan menimbulkan rasa nyeri. Dalam kasus lain, yang menjadi sumber masalah

adalah berubah bentuknya cakram antar-ruas.

Cakram antar-ruas adalah bantalan-bantalan kecil yang pinggiran luarnya

terbuat dari bahan kuat tetapi elastis (disebut annulus) sedangkan bagian

tengahnya lunak. Cakram ini berfungsi sebagai peredam getar di antara ruas-

ruas tulang belakang. Lama kelamaan ada cakram yang menonjol dari

posisinya karena annulus-nya koyak, dan ini menyebabkan bagian tengah

menonjol ke luar menekan akar saraf, berakibat nyeri yang luar biasa. Sikap

tubuh yang buruk juga meningkatkan peregangan pada punggung dan dapat

memperparah artritis selain menyebabkan kerusakan pada cakram antar-

ruas.

Page 34: LBP3

h) Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana terdapat pengurangan

jaringan tulang perunit volume, sehingga tidak mampu melindungi dan

mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma minimal.

Pada tulang belakang yang mengalami osteoporosis seringkali terjadi

patah patologis karena beban badan (fraktur kompresi) yang pada kondisi

normal tidak mengganggu tulang belakang. Bila ini terjadi maka keluhan yang

seringkali mengganggu penderita adalah nyeri yang berkepanjangan.

Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi hancur,

maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Hancurnya tulang

belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang

rapuh bisa mengalami hancur secara spontan atau karena cedera ringan.

Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari

punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan.

Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini

akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa

bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk

kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang

menyebabkan ketegangan otot dan sakit. Tulang lainnya bisa patah, yang

seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh

(http://rahyussalim.multiply.com).

i) Merokok

Page 35: LBP3

Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan

kertas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

1. Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak teman yang

merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah

perokok juga dan demikian sebaliknya. Dan fakta tersebut ada dua

kemungkinan yang terjadi, pertama terpengaruh oleh teman-temannya atau

bahkan teman-temannya itu terpengaruhi diri tersebut yang akhirnya

mereka semua menjadi merokok.

2. Kepribadian

Orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa membebaskan diri dari

kebosanan.

3. Pengaruh iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang dari kejantanan membuat

seseorang sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada

dalam iklan tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di England, 120.000 orang

meninggal akibat merokok setiap tahunnya. Dan semakin muda seseorang

mulai merokok, maka semakin besar pula kemungkinan mereka mendapat

masalah kesehatan dihari berikutnya (http://ayurai.wordpress.com).

Page 36: LBP3

Merokok menurunkan kwalitas hidup seseorang, karena tulang menjadi

tidak kuat dan rapuh. Memudahkan mendapatkan penyakit tulang belakang.

Membuat hormone menjadi abnormal. Membuat kehilangan tenaga dan

mudah capek. Mempercepat pengerutan kulit, membuat sukar tidur. Memicu

ketuaan, dan kehilangan kegesitan. Melemahkan organ-organ lain dalam

fungsinya (http://community.gunadarma.ac.id).

Merokok mengurangi aliran darah ke punggung dan dapat memperlemah

cakram antarruas. Nikotin mengakibatkan aliran darah pada bantalan antara

tulang punggung berkurang. Nikotin adalah alkolid toksis yang terdapat dalam

tembakau. Sebatang rokok umumnya berisi 1-3 mg nikotin.

Perokok aktif mempunyai pengertian orang yang melakukan langsung

aktivitas merokok dalam arti mengisap batang rokok yang telah dibakar.

Sedangkan Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun

menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (disamping

asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok). 75% asap rokok

berdampak pada perokok pasif, sedangkan hanya 25% yang berdampak pada

perokok aktif (http://ewepe.wordpress.com).

Perokok dikatagorikan sebagai berikut :

a. Perokok ringan : kurang dari 10 batang perhari

b. Perokok sedang : 10-20 batang perhari

c. Perokok berat : lebih dari 20 batang perhari

2) Faktor resiko dari lingkungan

a) Pekerjaan

Page 37: LBP3

Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban

berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran

penyebab serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu,

misalnya seorang kuli pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya

setiap hari. Mengangkat beban berat lebih dari 25 kg sehari akan

memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri pinggang

(http://fkunsri.wordpress.com ).

Faktor risiko di tempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot

rangka terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan

barang, gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja (awkward

posture), getaran, dan kerja statis. Oleh karena itu, riwayat pekerjaan sangat

diperlukan dalam penelusuran penyebab serta penanggulangan keluhan ini

(tp://prodiaohi.co.id).

b) Aktvitas Fisik

Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik

dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan

bugar sepanjang hari (http://balaiolahragamks.wordpress.com).

Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan

pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran Kalori).

Ada banyak hal yang menyebabkan nyeri pinggang, diantaranya adalah

aktivitas fisik yang berlebihan, seperti; mengangkat benda berat,

membungkuk, posisi tubuh yang tidak tepat saat beraktivitas, seperti; naik

Page 38: LBP3

tangga, duduk dan berdiri dari tempat duduk (seperti masuk dan keluar dari

mobil, bak mandi, tempat tidur), memutarkan badan terlalu keras,

membungkukkan badan ke depan, berlari, dan berjalan dengan kecepatan

yang berlebihan

Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering

tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi

kebiasaan. Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat

beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya,

pada pekerja kantoran yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang

tidak tertopang pada kursi, atau seorang mahasiswa yang seringkali

membungkukkan punggungnya pada waktu menulis. Posisi berdiri yang salah

yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang

salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang spinal. Kasur yang

diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian

tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung

membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya

beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.

Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan,

beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri

lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang

monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10

anak tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula

meningkatkan resiko timbulnya nyeri pinggang.

Page 39: LBP3

c) Olahraga

Olahraga adalah bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam

permainan, perlombaan, dan kegiatan jasmani secara intensif dalam rangka

memperoleh rekreasi, kesenangan dan prestasi optimal.

(http://www.bloggaul.com)

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan

terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan

untuk meningkatkan kebugaran jasmani

(http://pbprimaciptautama.blogspot.com).

Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga

metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan nutrisi

dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Jika olahraga dilakukan dengan

baik dan benar dalam porsi dan prosedur latihan yang pas, baik yang secara

langsung maupun tidak langsung, akan membawa hasil positif bagi kesehatan

fisik juga psikis bagi pelakunya.

Keluar keringat bukan berarti intensitas olahraga itu telah cukup, karena

keringat hanya menandakan kenaikan suhu tubuh, atau reaksi karena adanya

hawa panas diluar tubuh. Olahraga satu sesi baru dikatakan cukup

intensitasnya bila detak nadi telah mencapai 70% dari detak nadi maximal per

menit, yang dapat dideteksi sendiri dengan menghitung detak nadi di

pergelangan tangan kiri, rumusnya: 70% x (220-usia).

Frekuensi latihan yang baik dilakukan 3-5 kali per minggu. Olahraga

dianjurkan selama 30 menit, lebih lama akan lebih baik. Untuk meningkatkan

daya tahan tubuh (endurence) perlu waktu antara 1/2 - 1 jam, untuk

Page 40: LBP3

membakar lemak perlu waktu lebih lama (lebih dari satu jam).

(http://pbprimaciptautama.blogspot.com)

Salah satu manfaat olahraga adalah meningkatkan kekuatan otot dan

kepadatan tulang yang ditandai pada :

1. Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.

2. Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang, menurunkan nyeri sendi

kronis pada pinggang, punggung dan lutut.

Olahraga yang berlebihan dapat menyebabkan otot atau tulang salah

tempat. Porsi latihan yang berlebih juga tidak bagus bagi tubuh. Tiap-tiap

orang memiliki batas gerak tubuh yang berbeda. Gerak otot dan tulang yang

terlalu diforsir dapat menyebabkan cedera otot dan persendian

(http://duniaolahraga.com).

d) Vibrasi yang lama

Vibrasi dengan frekuensi rendah memberi efek fisiologis pada tubuh

manusia, khususnya terhadap organ-organ di dalamnya. Selain dari kuantitas

frekuensi yang juga berpengaruh adalah intensitas, arah, serta durasi

getaran. Secara biologis, tubuh manusia terdiri dari massa yang tidak

homogen serta berupa sistem yang non-linear. Dalam hal ini, frekuensi

getaran bebas sebesar 4 sampai 25 Hz-lah yang paling banyak pengaruhnya.

Khusus getaran 4 sampai 5 Hz, yang paling dipengaruhi adalah dinding perut

dan dada, serta diafragma atau sekat antara rongga dada dan perut. Akibat

getaran yang terus-menerus dan tak tertahankan, seorang bisa menderita

Page 41: LBP3

nyeri kronis atau gangguan degeneratif pada tulang, otot, dan jaringan ikat di

bagian punggung. (http://samsul-arifin.math.web.id)

3) Faktor resiko dari psikososial

a) Stress

Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,

proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress didefinisikan sebagai faktor-

faktor fisik, kimia dan emosional yang menyebabkan ketegangan tubuh atau

mental dan mungkin adalah salah satu faktor yang disebabkan penyakit.

Kecemasan dan stress dapat membangkitkan spasme otot dan nyeri.

Stress yang diakibatkan oleh apapun akan meningkatkan atau

memperhebat rasa nyeri. Sebagian orang bereaksi terhadap stress kronis

dengan pengaktifan sistem-sistem dalam tubuh secara berlebihan dan

berkepanjangan. Akhirnya dapat menimbulkan permasalahan fisik yang

terkait dengan stress seperti sakit kepala, pegal dan nyeri otot, peningkatan

tekanan darah, gangguan lambung, gangguan BAB dan lain-lain. Mudah

marah dan tersinggung, atau rasa cemas dan ragu-ragu dapat menyebabkan

kegelisahan terus-menerus. Sebagian orang yang lainnya bereaksi terhadap

stress kronis dengan menonaktifkan fisik dan kehilangan tenaga. Mereka

menjadi lesu dan depresi dengan motivasi serta minat yang sangat rendah

terhadap sesuatu. Segala bentuk reaksi terhadap stress diatas akan

meningkatkan rasa nyeri dan penderitaannya (http//kesimpulan.com).

b) Depresi

Page 42: LBP3

Salah satu gangguan alam perasaan dengan perasaan sedih yang

berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa

kosong dan tidak ada harapan, berpusat pada kegagalan dan menuduh diri

sendiri dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri, klien tidak berminat pada

pemeliharaan. Nyeri punggung bawah bisa merupakan manifestasi depresi

atau konflik mental atau reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan

(http//kesimpulan.com).

h. Lokasi

Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah lumbal bawah, biasanya

disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong,

kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.

i. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang

meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi

meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks

1. Motorik.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

a. Berjalan dengan menggunakan tumit.

b. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.

c. Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )

Page 43: LBP3

2. Sensorik.

a. Nyeri dalam otot.

b. Rasa gerak.

3. Refleks.

Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella,

respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi

terjadinya lesi pada saraf spinal.

4. Test-Test

a. Test Lassegue

Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0°) didorong ke arah

muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40° dan sejauh

90°. Percobaan ini untuk merenggangkan nervus ishiadicus dan radiks-

radiksnya. Penderita dalam posisi terlentang dan tidak boleh tegang

(Harsono, 2009).

Page 44: LBP3

Gambar 2.7

Gambar tes Lassegue

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

b. Test Patrick

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi sakro

iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.

Gambar 2.8

Gambar Tes Patrick

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

c. Test Kebalikan Patrick

Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi, dan

ekstensi meregangkan sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick positif

menunjukkan kepada sumber nyeri di sakroiliaka.

j. Pemeriksaan penunjang

Page 45: LBP3

1. X-ray

X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang,sendi, dan luka

degeneratif pada spinal. Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan, sebab

sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran

sehingga efek radiasi dapat dikurangi.X-ray merupakan tes yang sederhana, dan

sangat membantu untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray

merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung,

dan biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau

CT scan. Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ), lateral, dan bila

perlu oblique kanan dan kiri.

Gambar 2.9

Gambar hasil foto lumbar spine

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

2. Myelografi

Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal.

Myelografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium

Page 46: LBP3

disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat

pada layar fluoroskopi dan gambar X-ray. Myelogram digunakan untuk diagnosa

pada penyakit yang berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis,

atau untuk abses spinal (Harsono, 2009).

Gambar 2.10

Gambar hasil foto spinal cord

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

3. Computed Tornografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI )

CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk

pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar

CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.

MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas

daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek

radiasi. MRI dapat menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan

yang dikehendaki. MRI dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan

jaringan lainnya pada punggung.

Page 47: LBP3

Gambar 2.11

Gambar hasil lumbar spine

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

4. Electro Miography ( EMG ) / Nreve Conduction Study ( NCS )

EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan

untuk pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.

EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :

a. Adanya kerusakan pada saraf

b. Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )

c.Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau distal )

d. Tingkat keparahan dari kerusakan saraf

e. Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf

Page 48: LBP3

Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi

fisik pasien dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu

pambedahan.

k. Penatalaksanaan

Oleh karena penyebab LBP sangat beraneka ragam maka tatalaksananya juga

bervariasi. Namun dikenal 2 tahapan terapi LBP, yaitu: konservatif dan operatif.

Kedua tahapan terapi tadi mempunyai kesamaan tujuan ialah rehabilitasi (Harsono,

2009).

1. Terapi Konservatif

Cara konservatif meliputi bed rest (rehat baring), medikamentosa dan fisioterapi.

a. Bed Rest

Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari

dengan sikap tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per.

Tempat tidur harus dari papan yang lurus dan ditutup dengan lembar busa

tipis.

Tirah baring ini sangat bermanfaat untuk nyeri punggung mekanik akut,

fraktur, dan HNP. Pada HNP sikap terbaring paling banyak ialah dalam posisi

setengah duduk dimana tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul atau

lutut. Lama tirah baring bergantung pada berat-ringannya gangguan yang

dirasakan penderita.

b. Mendikamentosa

Page 49: LBP3

Ada 2 jenis obat dalam tatalaksana LBP ini, ialah obat yang bersifat

simtomatik dan yang bersifat kausal. Obat-obat simtomatik antara lain

analgetika:

- Salisilat

Merupakan analgesik yang paling tua, selain khasiat analgesik juga

mempunyai khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik.

Contohnya : Aspirin

Dosis Aspirin : Sebagai anlgesik 600 – 900 mg, diberikan 4 x sehari

Sebagai antiinflamasi 750 – 1500 mg, diberikan 4 x

sehari

Kontraindikasi : Penderita tukak lambung

Resiko terjadinya pendarahan

Gangguan faal ginjal

Hipersensitifitas

Efek samping : Gangguan saluran cerna

Anemia defisiensi besi

Serangan asma bronchial

- Paracetamol

Paracetamol dianggap sebagai analgesik-antipiretik yang paling aman

untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi.

Dosis terapi : 600 – 900 mg, diberikan 4 x sehari

- Dll

Page 50: LBP3

Dan obat simtomatik lainnya seperti : kortikosteroid (prednisone,

prednisolon), anti-inflamasi non steroid (AINS) misalnya piroksikam,

antidepresan trisiklik (secara sentral) misalnya amitriptilin dan obat penenang

minor, misanya diazepam, klordiasepoksid.

Obat-obatan kausal misalnya antituberkulosis, antibiotika untuk

spondilitis piogenik, nukleolisis misalnya khimopapain, kolagenase (untuk

HNP).

c. Fisioterapi

Biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan permukaan

yang lebih dalam) misalnya pada HNP, trauma mekanik akut, serta traksi

pelvis misalnya untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis.

1) Terapi Panas

Terapi menggunakan kantong dingin – kantong panas. Dengan menaruh

sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau

sakit selama 5-10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih

terasa gunakan heating pad (kantong hangat).

2) Elektro Stimulus

- Acupunture

Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan

tetapi cara ini tidak terlalu efisien karena ditakutkan resiko

komplikasi akibat ketidaksterilan jarum yang digunakan sehingga

menyebabkan infeksi.

- Ultra Sound

Untuk menghangatkan

Page 51: LBP3

Gambar 2.12

Gambar Ultra Sonic

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

- Radiofrequency Lesioning

Dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf

a) Spinal Endoscopy

Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis untuk

memindahkan atau menghilangkan jaringan scar.

b) Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)

c) Elektro Thermal Disc Decompression

d) Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)

Menggunakan alat dengan tegangan kecil.

3) Traction

Helaan atau tarikan pada badan ( punggung ) untuk kontraksi otot.

Page 52: LBP3

Gambar 2.13

Gambar traksi pada pasien LBP

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

4) Pemijatan atau massage

Dengan terapi ini bisa menghangatkan, merileksi otot belakang

dan melancarkan peredaran perdarahan.

Latihan Low Back Pain dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Lying supine hamstring stretch

Gambar 2.14

Gambar posisi Lying supine hamstring stretch

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

b) Knee to chest stretch

Page 53: LBP3

Gambar 2.15

Gambar posisi Knee to chest stretch

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

c) Pelvic Tilt

Page 54: LBP3

Gambar 2.16

Gambar posisi Pelvic Tilt

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

d) Sitting leg stretch

Gambar 2.17

Gambar posisi Sitting leg stretch

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

e) Hip and quadriceps stretch

Page 55: LBP3

Gambar 2.18

Gambar posisi Hip and quadriceps stretch

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

5) Alat Bantu

1) Back corsets.

Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu untuk mengatasi Low

Back Pain yang dapat membungkus punggung dan perut.

Gambar 2.19

Gambar back corsets

Sumber : http//brimaaritejo.files.wordpress.com

2) Tongkat Jalan

Page 56: LBP3

2. Terapi Operatif

Pada dasarnya terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif

tidak memberikan hasil yang nyata, atau terhadap kasus fraktur yang langsung

mengakibatkan deficit neurologic. Yang terakhir ini memerlukan tindakan segera

(cito). Defisit neurologic yang dapat diketahui adalah gangguan fungsi otonom dan

paraplegia. Pada kasus HNP, tindakan konservatif perlu dikerjakan apabila terapi

konservatif tidak memberi hasil atau kambuh berulang-ulang, atau telah terjadi deficit

neurologik.

Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang

belakang/punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada

LAMINECTOMY yang mana menghendaki bagian yang diangkat dari vertebral arch

untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP pasien. Jika disc menonjol atau

bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy untuk mencari tahu

vertebral kanal, mengidentisir ruptered disc ( disc yang buruk ), dan mengambil atau

memindahkan bagian yang baik dari disc yang bergenerasi, khususnya kepingan atau

potongan yang menindih saraf.

Ahli bedah mungkin mempertimbangkan prosedur kedua yaitu SPINAL

FUSION, jika si pasien merasa membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya.

Spinal fusion merupakan operasi dengan menggabungkan vertebral dengan bone

grafts. Kadang graft tersebut dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat

yang lain.

Ada juga sebagian herniated disc ( disc yang menonjol ) yang dapat diobati

dengan teknik PERCUTANEOUS DISCECTOMY, yang mana discnya diperbaiki

menembus atau melewati kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray sebagai

Page 57: LBP3

pemandu. Ada juga cara lain yaitu CHEMONEUCLOLYSIS, cara ini menggunakan

penyuntikan enzim-enzim ke dalam disc. Cara ini sudah jarang digunakan.

B. Penelitian Terkait

1. Pengaruh Posisi Duduk Terhadap Kejadian Nyeri Punggung Bawah Pada Pengemudi

Rosalia Indah Travel-Solo

Industri jasa trasportasi darat dewasa ini semakin berkembang, misalnya saja jasa

tour dan travel. Seiring dengan perkembangan tersebut dijumpai pulahal-hal baru,

khususnya yang berkaitan dengan penyakit akibat kerja. Pada industri jasa tour dan

travel, penyakit yang banyak diderita oleh pengemudi kendaraan, misalnya nyeri

punggung bawah. Nyeri punggung bawah merupakan penyakit akibat kerja yang

terkait dengan faktor ergonomi yaitu posisi kerja, yang jika diikuti oleh faktor

pengetahuan kesehatan kerja yang kurang akan dapat mempercepat munculnya

kejadian nyeri punggung bawah pada pengemudi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh posisi duduk terhadap kejadian nyeri punggung bawah.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat cross sectional. Lokasi Penelitian

adalah Rosalia Indah Travel – Solo, Jawa Tengah. Subyek penelitian sebanyak 60

orang pengemudi. Variabel bebes adalah posisi duduk, sedangkan variabel terikat

adalah kejadian nyeri punggung bawah yang diukur dengan menggunakan tes

kesegaran punggung karya Imrie. Analisis data menggunakan uji regresi dengan

program SPS 2000. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

dari variabel posisi duduk terhadap kejadian nyeri punggung bawah dengan nilai r

parsial = - 0,652 dengan p= 0,000 < 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap

peningkatan atau penurunan pada variabel posisi duduk akan selalu diikuti oleh

Page 58: LBP3

penurunan atau peningkatan variabel nyeri punggung bawah

(arc.ugm.ac.id/files/(1232-H-2004).

2. Hubungan Posisi Kerja Duduk Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Low Back Pain Pada

Pekerja Pemecah BAtu Granit Tradisional Di Kelurahan Tg. Batu Kota Kbupaten

Karimun Tahun 2008

Yunus , Muhamad (2008)

Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu

gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.

Low Back Pain adalah salah satu keluhan yang dirasakan oleh sebagian besar pekerja,

biasanya mulai dirasakan pada usia 25 tahun, dan meningkat pada usia 50 tahun.

Bekerja dengan posisi duduk yang tidak ergonomis dan dalam waktu yang lama dapat

meningkatkan risiko keluhan LBP. Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan

posisi kerja duduk dan masa kerja dengan keluhan LBP pada pekerja pemecah batu

granit tradisional di Kelurahan Tg Batu Kota Kabupaten Karimun. Penelitian ini

menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian

adalah 60 pekerja yang diambil dengan teknik purpose sampling. Instrumen penelitian

yang digunakan adalah kuesioner, cek list, kamera digital dan anthropometer.

Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara posisi kerja

duduk dengan keluhan Low Back Pain nilai p=0,00 (p=0,05), dan ada hubungan masa

kerja dengan keluhan Low Back Pain nilai p=0,012(p<0,05).

3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri Pinggang Pada Pekerja Konveksi Di

Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Pemalang Tahun 2002.

Kumala Nikmah -- E2A302108

Page 59: LBP3

Nyeri Pinggang adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah punggung bagian bawah

dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar. Faktor-faktor

yang berhubungan dengan nyeri pinggang antara lain: Posisi duduk saat bekerja,

umur, jenis kelamin, masa kerja dan waktu istirahat. Dalam melakukan pekerjaan,

pekerja konveksi duduk dikursi tanpa sandaran, hal ini berisiko besar terjadinya nyeri

pinggang. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan nyeri pinggang pada

pekerja tersebut. Penelitian ini termasuk explanatory, dengan menggunakan metode

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja konveksi di Desa

Rowosari Kecamatan Ulujami Pemalang yang berjumlah 83 orang. Tehnik

pengambilan sampel dengan metode simple random sampling sehingga diperoleh

sampel sebesar 45. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder.

Analisis data dilakukan secara univariat berupa penjelasan deskriptif dan bivariat

dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Dari

karakteristik responden diketahui bahwa mayoritas pekerja (57,8%) berjenis kelamin

perempuan dengan umur terbanyak > 20 tahun (57,8%) serta memiliki masa kerja > 5

tahun (66,7%). Sedangkan dari hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi square

didapatkan bahwa ada hubungan antara posisi duduk saat bekerja dengan nyeri

pinggang (p<0,05), ada hubungan umur dengan nyeri pinggang (p<0,05), tidak ada

hubungan antara jenis kelamin dengan nyeri pinggang (p>0,05), ada hubungan masa

kerja dengan nyeri pinggang (p<0,05) dan ada hubungan waktu istirahat dengan nyeri

pinggang (p<0,05).

4. Pengaruh MWD dan Muscle Energy Technique Terhadap Peningkatan Fleksibilitas

Lumbal Pada Penderita Nyeri Punggung Bawah di RSUD. Lasinrang Pinrang tahun

2009”

Page 60: LBP3

Oleh :Sudaryanto, S.ST.Ft dan Jasmah Djabar, S.ST.Ft

Nyeri punggung bawah bukanlah merupakan suatu penyakit melainkan gejala

dari sekelompok penyakit yang terdapat pada punggung bawah yakni Th12-L1 sampai

lumbosacral joint, bahkan sampai hip joint. Nyeri punggung bawah dapat disebabkan

oleh berbagai gangguan, dalam hal ini disebabkan oleh gangguan pada facet joint dan

muskular yang umumnya menyebabkan keterbatasan gerak dan spasme otot erector

spine.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh MWD dan Muscle Energy Technique terhadap peningkatan

fleksibilitas lumbal pada penderita nyeri punggung bawah. Penelitian ini dilaksanakan

di Poli Fisioterapi RSUD. Lasinrang Pinrang, dengan responden adalah penderita

nyeri punggung bawah yang berjumlah 15 orang sesuai dengan kriteria inklusi yang

ditetapkan oleh peneliti.

Berdasarkan distribusi usia, hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak

responden yang berusia 51 – 57 tahun yaitu sebanyak 5 orang (33,3%) sedangkan

responden yang berusia 30 – 36 tahun memiliki jumlah terkecil yaitu 1 orang (6,7%).

Berdasarkan distribusi jenis kelamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih

banyak responden perempuan yaitu 8 orang (53,3%) daripada responden laki-laki

yaitu 7 orang (46,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian MWD dan

Muscle Energy Technique dapat menghasilkan peningkatan ROM fleksi lumbal

dengan rata-rata peningkatan sebesar 3,28. Sedangkan hasil Uji Wilcoxon diperoleh

nilai p = 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa pemberian MWD dan Muscle Energy

Technique dapat menghasilkan peningkatan ROM fleksi lumbal pada penderita nyeri

punggung bawah.

Page 61: LBP3

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemberian MWD dan Muscle

Energy Technique dapat menghasilkan peningkatan ROM fleksi lumbal pada

penderita nyeri punggung bawah sehingga disarankan untuk memilih Muscle Energy

Technique sebagai modalitas utama pada kondisi nyeri punggung bawah akibat

gangguan pada facet joint dan muskular. http://ikafisioterapimks.org

5. Low Back Pain Pada perawat RSUD Dr. Soetomo dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya Tahun 2008

Nawawinetu

Disain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Untuk mengetahui hubungan

antar variabel digunakan uji chi square. Populasi adalah seluruh tenaga keperawatan ,

meliputi perawat, bidan dan pekarya kesehatan yang berjumlah 257 orang. Sampel

sejumlah 101 orang diambil secara accidental. Variabel penelitian ini meliputi usia,

jenis kelamin, lama masa kerja, lama jam kerja sehari, jenis pekerjaan, pekerjaan lain

yang dilakukan, status gizi dan keluhan LBP.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden sebagian besar berada pada

kisaran >45-50 tahun, jenis kelamin sebagian besar perempuan (69,3%), jenis

pekerjaan sebagian besar perawat (63,4%). Hanya sebagian kecil responden yang

melakukan pekerjaan lain (14%) selain perawat dan hanya 7% yang bekerja sebagai

perawat di tempat lain. Lama masa kerja sebagian besar responden > 16-24 tahun

(30,7%) dengan lama jam kerja sehari terbanyak 7 jam sehari (50,5%). Status Gizi

responden sebagian besar normal (50,5%). Sebagian besar responden (44,6%) tidak

biasa berolahraga dengan frekuensi terbanyak > 1-2 kali seminggu (35,6%). Olah raga

yang dilakukan sebagian besar adalah olah raga yang mencegah LBP diantaranya

senam (43,6%) dengan lama melakukan olah raga terbanyak adalah >45 menit

Page 62: LBP3

(44,3%). Status Gizi responden sebagian besar normal (50,5%). Hanya 45,5%

responden yang menderita LBP dibanding yang tidak (54,5%). Hubungan antar

variabel seluruhnya tidak bermakna (p>0,05) , namun ada kecenderungan semakin tua

usia responden semakin sering menderita LBP. Responden yang berolah raga

cenderung lebih jarang menderita LBP. Semakin gemuk , semakin sering menderita

LBP.

Berdasarkan hasil penelitian di atas , disarankan agar manajemen RSUD Dr.Soetomo

mulai memperhatikan masalah LBP pada perawat dan merencanakan upaya

pencegahannya melalui promosi kesehatan tentang pentingnya olah raga, status gizi

normal dan cara mengangkat dan mengangkut yang benar dalam mencegah LBP.

(www.adln.lib.unair)

6. Analisis faktor risiko kejadian low back pain pada operator tambang sebuah

perusahaan tambang nickel di sulawesi selatan Tahun 2007-2008

Kristiawan Basuki Rahmat

(LBP) adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau

perasaan tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah. LBP umum menjadi

persoalan kesehatan kerja karena menyumbang cukup banyak absentisme dan

kompensasi yang harus dibayar perusahaan kepada karyawan. LBP banyak terjadi

pada karyawan yang melakukan kegiatan fisik dan menggunakan kendaraan. Industri

tambang merupakan salah satu industri yang banyak melibatkan kegiatan manusia

dengan alat-alat kerja berupa kendaraan. PT.INXX sebagai salah satu industri

tambang nickel di Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai 700 orang operator tambang

dan dari data kunjungan Rumah Sakit Perusahaan bulan Maret 2007 – Maret 2008

didapatkan jumlah 212 orang didiagnosis LBP (ICD 10 = M54.5). Untuk itu

Page 63: LBP3

dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui hubungan faktor-faktor risiko

terhadap kejadian LBP pada karyawan tambang operator alat berat Jenis penelitian ini

adalah ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan case-

control terhadap 65 orang responden kasus (LBP) dan 65 orang responden kontrol

(non LBP). Responden dipilih secara acak dari operator tambang, dengan batasan

minimal telah bekerja 5 tahun dan jenis kelamin laki-laki. Data diambil dari data

sekunder berupa rekam medis di RS dan dari wawancara menggunakan kuesioner.

Analisis data menggunakan analisis univariat, uji Chi Square untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas yaitu : umur, jenis kendaraan, olah raga, stres kerja,

kegemukan dan rokok dengan variabel terikat : LBP. Khusus untuk faktor risiko stres

kerja menggunakan pendekatan cross sectional. Untuk mengetahui faktor risiko yang

paling berpengaruh digunakan uji regresi logistik. Variabel yang terbukti secara

bermakna berhubungan dengan kejadian LBP adalah jenis kendaraan (nilai p = 0.020,

α = 0.005, OR= 2.94, confidence interval 95%,) olah raga (p=0..029, α = 0.005, OR=

2.94, CI 95%,) dan stres kerja (p=0.0001, α = 0.005, OR= 4.71, CI 95%,). Variabel

yang tidak terbukti berhubungan adalah umur, kegemukan, dan merokok. Hasil

analisis multivariat dengan logistik regresi menunjukkan faktor jenis kendaraan

adalah faktor paling dominan pengaruhnya terhadap kejadian LBP.

(http//eprints.undip.ac.id/20039/1/kristiawan_basuki_rahmad)

Page 64: LBP3

Kejadian Low back pain

C. Kerangka Teori

Faktor resiko secara

fisiologi:

- Umur

- Jenis kelamin

- Obesitas

- HNP

- Scoliosis

- spondilitis

- Osteoporosis

- Spinal sternosis

- Merokok

Faktor resiko dari

lingkungan :

- Pekerjaan

- Aktivitas Fisik

- Olahraga

- Vibrasi yang Lama

Page 65: LBP3

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Faktor resiko dari

psikologis:

- Stress

- Depresi