LBM 1 SGD 1 punya bekti.doc

11
LBM 1 SGD 1 METODOLOGI PENELITIAN STEP 3 1. Bagaimana cara berfikir sistematis? Suhartanto, eko. 2009. Breakthrough Thinking. Hal. 46 Gramedia : Jakarta. 2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan berfikir ilmiah(logis) dan non ilmiah(rasional)? 3. Apa tujuan dan manfaat penelitian? Manfaat penelitian Diuraikan manfaat apa yang di harapkan dari penelitian yang dilakukan nanti. Biasanya disebutkan manfaat dalam bidang akademik atau ilmiah, pelayanan masyarakat, serta pengembangan penelitian itu sendiri. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis , Prof. Dr. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(k), 2002 Manfaat penelitian a. hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarakan tentang keadaan atau status kesehatan individu , kelompok maupun masyarakat. b. Hasil penelitian kasehatan dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya dan

Transcript of LBM 1 SGD 1 punya bekti.doc

LBM 1 SGD 1 METODOLOGI PENELITIAN

STEP 3

1. Bagaimana cara berfikir sistematis?

Suhartanto, eko. 2009. Breakthrough Thinking. Hal. 46 Gramedia : Jakarta.

2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan berfikir ilmiah(logis) dan non ilmiah(rasional)?

3. Apa tujuan dan manfaat penelitian?

Manfaat penelitian

Diuraikan manfaat apa yang di harapkan dari penelitian yang dilakukan nanti.

Biasanya disebutkan manfaat dalam bidang akademik atau ilmiah, pelayanan masyarakat, serta pengembangan penelitian itu sendiri.

Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, Prof. Dr. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(k), 2002Manfaat penelitian

a. hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarakan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat.

b. Hasil penelitian kasehatan dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya dan kemungkinan sumber daya tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan.

c. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau kegagalan-kegagalan yang terjadi di dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut.

d. Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan.

e. Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun kualitas guna mendukung sistem kesehatan.

(Metodologi Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmojo)

Penelitian sangat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi kesejahteraan urnat manusia dan kemajuan bangsa. Dapat dikatakan demikian karena IPTEK membantu manusia untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan gejala yang ada di sekeliling kita. Perkernbangan IPTEK berjalan searah dengan penelitian. Artinya, pesatnya kemajuan IPTEK selmbang dengan oleh perkernbangan penelitian. Apabila penelitian tumbuh subur, kemajuan IPTEK semakin pesat. Keadaan demikian dapat terlihat jelas pada negara maju. Menyadari keadaan ini, pemerintah Indonesia berusaha menggiatkan penelitian.

Fungsinya:

a. mmpnyai arti bagi perkembangan substansi ilmu (kegunaan teoretik)

b. mmpyi arti bagi perkembangan metodologi, yg dalam penelitian kedokteran akan berkaitan dg penelitian trial klinik, mis : dg penemuan metode atau cara baru di bid preventif, dignostik, kuratif atau rehabilitative (kegunaan metodologik)

c. mmpyi kegunaan praktis dalam praktek sehari-hari, baik di bid kedokteran laboratorik, klinik, maupun masyarakat (nilai aplikatif)

(Dr. Ahmad Watik Pratiknya. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan )

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuan dari penelitian tidak sama dengan tujuan peneliti. Dari beberapa pengertian penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa

penelitian tersebut mempunyai beberapa tujuan di antaranya:

Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan (Buckley et al.).

Dalam penelitian bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka

panjang karena umumnya tidak terkait secara langsung dengan

pemecahan masalah-masalah praktis.

Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban (sekarang).

Dalam penelitian bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka

pendek. Hasil penelitian lebih menekankan pada usaha pemecahan

masalah-masalah praktis yang diperlukan untuk pertimbangan dalam

pembuatan keputusan bisnis.

Menangkap opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan

isu peningkatan moral karyawan untuk peningkatan kinerja mereka.

Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada.

Misalnya suatu penelitian dengan isu penggunaan ekuitas yang lebih

besar dibandingkan hutang untuk mengurangi konflik kepentingan antara

pemegang saham dan kreditur (menguji teori keagenan yang telah ada).

Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang baru. Misalnya suatu penelitian dengan isu kepemilikan

manajerial yang akan memperkuat hubungan antara peluang tumbuh

perusahaan dengan kebijakan pendanaan perusahaan (untuk menemukan teori).

Tujuan penelitian

secara garis besar:

1. untuk menemukan konsep, dalil, teori atau generalisasi baru tentang kesehatan/kedokteran.

2. untuk memperbaiki/memodifikasi teori, system, atau program pelayanan kshtn/kdktrn.

3. untuk memperkokoh teori, konsep, system, atau generalisasi yang sudah ada.

Metodologi Penelitian Kesehatan oleh Dr.Soekidjo Notoatmodjo

4. Untuk menentukan dan mencari fakta

5. Untuk menyusun hipotesis dan teori

Tjokronegoro, Arjatmo dan Sumedi Sudarsono. 1999. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran. Jakarta: FK UI

menemukan atau menguji fakta baru maupun fakta lama sehubungan dengan bid kesehatan ato kedokteran.

Mengadakan analisis terhadap hubungan atau interaksi antara fakta2 yg ditemukan dalam bid kesehatan ato kedokteran.

Menjelaskan ttg fakta yg d temukan sta hubnya dg teori2 yg ada.

Mengembangkan alat,teori, atao konsep baru dlm bid kesehatan/kedokteran yg memberi kemungkinan bg peningkatan kesehatan masyarakat khususnya n peningkatan kesejahteraan umat manusia pd umumnya

(Metodologi Penelitian Kesehatan).4. Macam-macam penelitian?

5. Bagaimana sikap peneliti yang baik?

Keberhasilan kegiatan penelitian yang dilakukan sangat tergantung pada sikap dan cara berpikir peneliti

CARA BERPIKIR ( untuk emnjadi peneliti yang baik diperlukan 3 cara berpikir, yaiutu :

Berpikir skeptis

Yang dimaksud dengan sikao ini adalah bahwa peneliti selalu menanyakan bukti (fakta) yang dapat mendukung suatu pernyataan

Berpikir analitis

Dengan ini dimaksudkan bahwa peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan

Berpikir kristis

Peneliti harus mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika, serta menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat

SIKAP-SIKAP LAIN ( disamping bersikap dan berpikir ilmiah, seorang peneliti harus pula memenuhi syarat-syarat lain :

Kompeten

Seorang epneliti yang baik memiliki kompetensi (berkemampuan) ; artinya mampu menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu

Objektif

Seorang epneliti yang baik bersikap objektif artinya dapat memisahkan pendapat pribadi dengan kenyataan

Jujur

Tidak memasukan keinginan sendiri ke dalam data

Factual

Peneliti bekerja menggunakan fakta

Terbuka

Peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya

Watik Pratiknya. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan. Kualifikasi peneliti harus didasarkan kepada intelegensia, kekuatan bekerja serta sifat jujur dan rajin. Whitney (1960) memberikan beberapa kriteria yang harus dipunyai oleh peneliti, yaitu :a. Daya nalar. seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi, yaitu adanya kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktif maupun secara deduktif.

b. Originalitas. Peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan harus kreatif. Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang berencana serta harus subur dengan ide-ide yang rasional dan menghindarkan jiplakan.

c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan logis. Dapat dengan sigap melayani masalah serta menguasai fakta-fakta.

d. Kewaspadaan. Seorang peneliti harus secara cepat dalam melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi atas sesuatu variabel atau atas sesuatu sifat fenomena. Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang tajam, serta responsif terhadap perubahan atau kelainan.

e. Akurat. Seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat perhitungan yang akurat, tajam serta beraturan.

f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus mempunyai kekuatan konsentrasi yang tinggi, kemajuan yang keras, serta tidak cepat muak.

g. Dapat bekerja sama. Peneliti harus mempunyai sifat kooperatif, dapat bekerja sama dengan siapapun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual, dan dapat bekerja secara team-work. Ini menjurus kepada adanya sifat leadership dari si peneliti.

h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat, baik jiwa maupun fisik. Peneliti harus stabil, sabar, dan penuh vitalitas.

i. Semangat. Kesehatan si peneliti harus ditunjang pula oleh adanya semangat untuk meneliti. Peneliti harus mempunyai kreatifitas serta hasrat yang tinggi.

j. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, mempunyai moral yang tinggi, beriman, dapat dipercaya.

Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. 1999(1)Sikap ingin tahu, yaitu memiliki sikap bertanya atau selalu penasaran terhadap sesuatu yang gelap, yang tidak wajar, dan kesenjangan.

(2) Skeptik, yaitu bersikap ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang belum kuat dasar pembuktiannya.

(3) Kritis, yaitu cakap dalam menunjukkan batas-batas soal, mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan (divergensi) dan persamaan- persamaan (konvergensi), serta cakap menempatkan pengertian- pengertian yang tepat.

(4) Objektif, yaitu mementingkan objektivitas (tidak memihak).

(5) Fre from etique, bahwa ilmu itu monologis, yaitu menilai apa yang benar dan apa yang salah, tetapi harus memperhatikan apa yang baik dan apa yang buruk bagi kemanusiaan.

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/196006021986011-SURYANA/FILE__7.pdf

6. Jelaskan dan berikan contoh pada masing-masing landasan ilmu penelitian :

7. Apa saja isi dari bab I?

8. apa saja syarat pembuatan latar belakang, rumusan masalah, hipotesis, tujuan, manfaat penelitian?

9. Bagaimana cara menerapkan prinsip berfikir deduktif dan induktif

Kaidah atau sifat Berpikir Ilmiah:

1) skeptis. Selalu mempertanyakan suatu kebenaran (teori) yg ada.

2) analitis. Selalu mencari hubunganhubungan dari sesuatu yg diamati.

3) kritis. Memberikan justifikasi atau

penafsiran dan pertimbangan terhadap

temuan atau mungkin kesalahan dari

hasil kajian sebelumnya.Pendekatan Berpikir Ilmiah:

1) cara berpikir deduktif. Dari pernyataan (konklusi) yg berlaku secara umum kemudian ditarik konklusi secara khusus.

2) cara berpikir induktif. Utk memperoleh konklusi yg bersifat umum bertolak dari fakta-fakta yg bersifat khusus.

Alat utk mencapai pengetahuan tsb dinamakan syllogisme, atau argumentasi yg terdiri dari 3 proposisi (pernyataan yg menolak/membenarkan suatu keadaan):

1.premis (asumsi/ dasar argumentasi) mayor atau minor.

2.premis minor.

3.konklusi.

Contoh pola pikir Deduktif:

1. Semua manusia pasti mati (premis mayor).

2. Presiden adalah seorang manusia (premis minor).

3. Jadi, presiden pasti mati juga (konklusi).

Contoh pola pikir Induktif:

1. Desa A di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor).2. Desa B di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor).3. Jadi, semua desa di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (konklusi)((premis mayor)

Pendekatan Lainnya

Metode Positivisme (August Comte; 1798-1857). berpangkal kpd apa yg telah diketahui, yg aktual atau yg positif. Mengabaikan segala uraian atau persoalan di luar yang ada sebagai fakta(menolak metafisika, shg dlm filsafat ilmu dibatasi hanya pd segala yg tampak atau gejala-gejala saja.

Metode Kontemplatif mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkannya cenderung akan berbeda-beda. Metode ini mengembangkan suatu kemampuan akal yang disebut intuisi. Pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi ini disebut cara berkontemplasi seperti yang dilakukan oleh para nabi atau Imam Al-Ghozali.

Reductio ad absordum, yang sering digunakan dalam matematika, mengasumsikan sesuatu salah dulu, kemudian jika sesuatu tersebut setelah dibuktikan ternyata benar maka sesuatu tersebut terbukti benar.

Sumber:

Checkland, P.B., Systems Thinking, Systems Practice. John Wiley, New York (1993).