lawan-kita-di-lipi.docx

14
Untuk penelitian yg No urutannya 6 , 13 , 14 ga ada kak... Ringkasan karya : LKIR Ke-44 Kajian Potensi Ekstrak Daun Korejat (Isotoma longiflora) sebagai Pestisida Botani terhadap Hama Kutu Daun Coklat (Toxoptera citridus aurantii) pada Tanaman Jeruk Keprok Siem Garut (Citrus nobilis var Microcarpa) Rahmi Dzulhijjah Kajian pada ekstrak daun korejat yang diketahui secara keilmuan mengandung beberapa senyawa yang dapat membunuh hama pada tanaman jeruk siem garut. Hama Kutu Daun Coklat yang sering kali menyerang pada tanaman jeruk dikabupaten Garut ini menjadi salah satu masalah utama dibidang pertanian khususnya dikabuapaten Garut provinsi Jawa barat. //// Ringkasan karya : LKIR Ke-44 fermentasi buah kopi dengan rumen lambung sapi Alvera Antarika, Ceicilia Grace Olive membuat inovasi baru dalam pembuatan kopi fermentasi dengan memanfaatkan isi lambung sapi yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. //// Ringkasan karya : LKIR Ke-44 Pemanfaatan Pektin Pada Kulit Manggis sebagai Bahan Baku Pembuatan Jelly Nurul Qoniah, Mohammad Saefudin, Talitha Amalia Yumna FORM ABSTRAK LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA KE-44 TAHUN 2012 JUDUL : PEMANFAATAN PEKTIN KULIT MANGGIS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN JELLY BIDANG : ILMU PENGETAHUAN ALAM KATEGORI : KELOMPOK NAMA : NURUL QONI’AH, M.SAEFUDIN, TALITHA AMALIA YUMNA

Transcript of lawan-kita-di-lipi.docx

Page 1: lawan-kita-di-lipi.docx

Untuk penelitian yg No urutannya 6 , 13 , 14 ga ada kak...

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Kajian Potensi Ekstrak Daun Korejat (Isotoma longiflora) sebagai Pestisida Botani terhadap Hama Kutu Daun Coklat (Toxoptera citridus aurantii) pada Tanaman Jeruk Keprok Siem Garut (Citrus nobilis var Microcarpa)

Rahmi Dzulhijjah

Kajian pada ekstrak daun korejat yang diketahui secara keilmuan mengandung beberapa senyawa yang dapat membunuh hama pada tanaman jeruk siem garut. Hama Kutu Daun Coklat yang sering kali menyerang pada tanaman jeruk dikabupaten Garut ini menjadi salah satu masalah utama dibidang pertanian khususnya dikabuapaten Garut provinsi Jawa barat.

////

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

fermentasi buah kopi dengan rumen lambung sapi

Alvera Antarika, Ceicilia Grace Olive

membuat inovasi baru dalam pembuatan kopi fermentasi dengan memanfaatkan isi lambung sapi yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

////

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Pemanfaatan Pektin Pada Kulit Manggis sebagai Bahan Baku Pembuatan Jelly

Nurul Qoniah, Mohammad Saefudin, Talitha Amalia Yumna

FORM ABSTRAK

LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA KE-44 TAHUN 2012

JUDUL : PEMANFAATAN PEKTIN KULIT MANGGIS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN JELLY

BIDANG : ILMU PENGETAHUAN ALAM

KATEGORI : KELOMPOK

NAMA : NURUL QONI’AH, M.SAEFUDIN, TALITHA AMALIA YUMNA

SEKOLAH : MADRASAH ALIYAH NEGERI PEMALANG

ABSTRAK

Nurul Qoni’ah,Talitha Amalia Yumna,M.Saefudin.2012.Pemanfaatan Pektin Kulit Manggis Menjadi Bahan Baku Pembuatan Jelly.

Page 2: lawan-kita-di-lipi.docx

Buah manggis adalah salah satu buah asli Indonesia . Pada puncak musim buah, konsumsi buah manggis pun meningkat, praktis diikuti meningkatnya limbah kulit manggis yang dibuang begitu saja. Hal inilah yang menjadi salah satu pemikiran bagaimana memanfaatkan kulit buah manggis.

Kulit manggis memiliki kulit yang tebal, mengandung getah yang berwarna kuning dan berasa pahit. Kulit juga mengandung pektin, tanin, katekin, resin dan zat pewarna. Untuk itu dalam penelitian ini akan diuji adanya kandungan pektin dalam kulit manggis. Sedangkan pektin merupakan hidrokoloid yang banyak digunakan dalam aneka ragam olahan pangan, sifatnya dikehendaki karena dapat membentuk gel.

Dalm penelitian ini bertujuan memberi gambaran banyaknya inovasi yang dapat dikembangkan dari pembuatan pektin, salah satunya dari kulit manggis, juga sebagai sarana alternatif mengurangi ketergantungan penggunaan pektin dari produk impor. Cara pengambilan pektin dari kulit manggis adalah, kulit manggis dikeringkan terlebih dahulu, kemudian dihaluskan dengan cara diblender, kulit manggis yang mengandung pektin dapat diambil pektinnya dengan jalan melarutkannya dalam HCl encer, kemudian pektinnya dipisahkan dengan mengendapkanya dalam alkohol pekat.

Cara mentest pektin, mengambil 1 gram pektin kemudian ditambahkan 100 ml air, 65 gram gula pasir dan 0,5 gram asam sitrat. Campuran dipanaskan diatas api selama 20 menit, lalu dibiarkan mendingin. Setelah dingin, bila campuran segera men “jendal”/ membeku, berarti pektinnya baik.

////

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Efforts To Use Plant Seeds Moringa Coagulant (Moringa oleifera) As The Purification Of The River Water

Muhammad Ikhwan, Wadi Nurhandayani, Deasy Pritarahayu

Water is a source of good life for humans, plants and animals. Today,the danger of water contamination as a source of human life must be considered.world threatened by the water crisis is not simply due to increasing population growth and disruption of ecological balance but also because of the use and utilization of excess water and not true.one effort to overcome these problems is to utilize coagulant Moringa seeds to purify water.

This study aims to utilize coagulant Moringa seeds(Moringa oleifera)to purify river water.how this research work is an old moringa seeds in the mash until smooth,then given a little water to a paste.Then enter the pasta into bottles containing 200 ml water in a clean and shake for 5 minutes.Then strain the water and the filtrate was taken.Wait until the one week,the water is ready for use.

samples taken or are used is river water grogol Cinere,Depok then the test with the coagulant seeds moringa until the clear water or clean.

Result are expected to provide benefits to the public at a later date so that necessary efforts to find methods/new technology for clean the water.

TERJEMAHANNYA :

Page 3: lawan-kita-di-lipi.docx

Ringkasan Karya: LKIR Ke-44

Upaya Menggunakan Benih Tanaman kelor koagulan (Moringa oleifera) Sebagai Pemurnian Air Sungai

Muhammad Ikhwan, Wadi Nurhandayani, Deasy Pritarahayu

Air adalah sumber kehidupan baik bagi manusia, tumbuhan dan hewan. Hari ini, bahaya pencemaran air sebagai sumber kehidupan manusia harus considered.world terancam oleh krisis air tidak hanya karena meningkatnya pertumbuhan penduduk dan terganggunya keseimbangan ekologis tetapi juga karena penggunaan dan pemanfaatan kelebihan air dan tidak benar salah satu upaya. untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memanfaatkan koagulan biji kelor untuk memurnikan air.

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan koagulan biji kelor (Moringa oleifera) untuk memurnikan sungai water.how karya penelitian merupakan kelor tua benih di tumbuk sampai halus, kemudian diberi sedikit air untuk paste.Then yang masuk pasta ke dalam botol berisi 200 ml air yang bersih dan kocok selama 5 minutes.Then saring air dan filtrat adalah taken.Wait sampai satu minggu, air siap digunakan.

sampel yang diambil atau digunakan adalah air sungai Grogol Cinere, Depok kemudian tes dengan koagulan biji kelor sampai air jernih atau bersih.

Hasil diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat di kemudian hari sehingga upaya yang diperlukan untuk menemukan metode / teknologi baru untuk air bersih tersebut.

///

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

POTENSI HIDROLISAT TEMPE SEBAGAI PENYEDAP RASA PENGGANTI MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

Fuad chasan, Ahmad Rif\\\\\\\'an, Sri Rahayu ningsih

ABSTRAK

Fuad Chasan, Ahmad Rif’an, Sri Rahayu ningsih

Guru Pembimbing : Achmad Machin, M.Pd

SMA Negeri 1 Dempet, Kabupaten Demak – Jawa Tengah

Tujuan penelitian meliputi (1) menjelaskan potensi hidrolisat tempe sebagai penyedap rasa alternatif pengganti monosodium glutamat (MSG), (2) menjelaskan proses pembuatan hidrolisat tempe, (3) menguji derajat kesukaan hidrolisat tempe sebagai penyedap rasa dibandingkan dengan monosodium glutamat (MSG), dan (4) menjelaskan analisis keuntungan pembuatan hidrolisat tempe sebagai penyedap rasa.

Metode penelitian yang digunakan meliputi metode studi literatur dan metode praktikum. Metode studi literatur dilakukan melalui penelaahan terhadap literatur berupa buku, makalah dan jurnal penelitian. Metode praktikum yang dilakukan meliputi praktikum pembuatan hidrolisat tempe dengan enzym protease flavourzyme serta pengujian organoleptik.

Simpulan dari proposal penelitian ini meliputi (1) Hidrolisat tempe berpotensi sebagai penyedap rasa alternatif pengganti monosodium glutamat (MSG), karena hasil hidrolisisnya menghasilkan peptide-peptida

Page 4: lawan-kita-di-lipi.docx

pendek yang mempunyai rasa gurih, (2) proses pembuatan hidrolisat tempe Pembuatan hidrolisat tempe dibuat melalui teknik hidrolisat bahan berprotein dengan menggunakan enzim protease Flavourzyme oleh Esaki et al (2006) yang telah dimodifikasi, (3) pengujian derajat kesukaan hidrolisat tempe sebagai penyedap rasa melalui menyiapkan masakan jenis tertentu (misalnya soup), selanjutnya ditambahkan produk hidrolisat tempe (terdapat 3 sampel) sebanyak pemberian penyedap rasa MSG merk tertentu untuk dicicipi oleh tester, dan (4) analisis keuntungan sebuah usaha (hidrolisat tempe), meliputi: perhitungan biaya produksi perhari, pendapatan penjualan perhari, keuntungan perhari, pendapatan selama sebulan, pendapatan bersih perbulan serta menghitung nilai BEP (break event point) atau titik impas.

Kata kunci: Hidrolissat Tempe, Penyedap Rasa.

///

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Pemanfaatan Azolla Pinnata Sebagai Regulator pH Air pada Eks Tambang Timah

Bunayya Shidqi Hanan, Fakhria Ramadhini, Fraya Livia Ulima

Penelitian ini dilakukan dengan cara memanfaatkan tanaman Azolla Pinnata dalam rangka meningkatkan pH air terutama pada air eks tambang timah. Proses penelitian dilakukan dengan 4 kali penelitian.

//

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Kertas Indikator Alamiah Sebagai Alat Pendeteksi Penggunaan Formalin pada Bahan Makanan

Anita Nathania,Meliana

Bahan makanan yang diolah dan disimpan dalam jangka waktu yang lama akan mengalami perubahan serta mengalami penurunan mutu hingga tidak layak dikonsumsi. Upaya pencegahan dan memperlambat kerusakan bahan makanan dilakukan dengan penambahan bahan pengawet. Bahan pengawet yang digunakan pada makanan dapat berupa pengawet alamiah maupun pengawet buatan. Dewasa ini, oknum yang tidak bertanggungjawab banyak yang menggunakan bahan pengawet berbahaya pada makanan. Salah satu bahan pengawet berbahaya yang sering ditemukan pada makanan adalah formalin. Penggunaan formalin sebagai pengawet pada makanan memberikan efek negatif yang besar. Untuk pencegahan terkonsumsinya bahan makanan yang mengandung formalin, diperlukan uji formalin terhadap bahan makanan yang akan dikonsumsi. Namun, seringkali uji ini tidak dilakukan karena keterbatasan biaya dan peralatan. Dalam penelitian ini akan dilakukan pencarian indikator alamiah yang dapat digunakan sebagai pendeteksi formalin yang kemudian akan diubah menjadi bentuk kertas dengan pertimbangan kepraktisan dan keefisienan indikator alamiah tersebut. Indikator alamiah yang akan digunakan akan berasal dari tanaman yang mudah ditemukan dilingkungan masyarakat. Diharapkan kertas indikator alamiah ini dapat digunakan sebagai pendeteksian penggunaan formalin pada bahan makanan. Kertas indikator alamiah ini akan berkerja seperti indikator asam basa yang akan memberikan perubahan warna pada pH zat yang berbeda. Proses pembuatan kertas indikator alamiah terdiri dari tiga tahapan yaitu pengidentifikasian tanaman yang dapat digunakan sebagai indikator alamiah untuk pendeteksian formalin dilanjutkan dengan pembuatan kertas indikator alamiah dan uji kelayakan kertas indikator alamiah ini dalam pendeteksian formalin pada bahan makanan. Kertas indikator alamiah yang diperoleh nantinya dapat digunakan dengan

Page 5: lawan-kita-di-lipi.docx

mudah oleh masyarakat yaitu dengan menyentuhkannya pada bahan makanan yang akan diuji. Perubahan warna pada kertas indikator akan menjadi dasar dalam pendeteksian formalin pada bahan makan.

//

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

FERMENTASI GLUKOSA Ipomoea batatas (UBI JALAR PUTIH) SEBAGAI PENGGANTI PERAN Monosodium glutamat

LILIK NISWATUN FAZA, MUSDALIFAH NOOR

Penulisan karya ilmiah ini dimaksudkan untuk membuat suatu produk penyedap rasa yang lebih aman untuk dikonsumsi. Suatu inovasi yang mampu menggantikan peran monosodium glutamat sebagai penyedap rasa. Pengumpulan data dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi pustaka dan eksperimen.

Produk ini membutuhkan bahan-bahan antara lain: ubi jalar putih, Micrococcus glutamicus, NaOH, HCl, aquades, pisau, parutan, erlenmeyer, pipet, kertas saring, sentrifuge. Adapun cara pembuatan produk ini antara lain: (1) mengekstrak kandungan glukosa ubi jalar putih, (2) kultur mikroba (3) Proses fermentasi, (4) pembuatan penyedap makanan dari ubi jalar putih.

Pembuatan MSG dapat dilakukan dengan proses fermentasi dengan menggunakan mikroba Micrococcus glutamicus, substrat yang digunakan adalah kandungan glukosa dari ubi jalar putih (Ipomoea batatas) karena substrat tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Kondisi operasi pada proses fermentasi menggunakan pH netral, suhu +35oC dan lingkungan aerob. Lamanya proses fermentasi yang dimulai dengan pembibitan sampai fermentasi adalah 48-58 jam. Dalam proses fermentasi mula-mula dihasilkan asam glutamat, asam glutamat ini kemudian ditambah dengan NaOH sehingga membentuk MSG. MSG ini kemudian dimurnikan dan di kristalisasi sehingga menghasilkan serbuk kristal yang siap dipasarkan.

///

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

EFEKTIFITAS EKSTRAK AKAR ILALANG(ImperataColindrica L.)TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERISTAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI PADA PUTING SAPI PERAH

Reninta Kikis Santika

Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama, untuk mengetahui mekanisme pemanfaatan ekstrak akar ilalang sebagai salep.Kedua, untuk mengetahui pengaruh pemberian salep ekstrak akar ilalang pada puting susu sapi.Ketiga, untuk mengetahui nilai ekonomis pemanfaatan ekstrak akar ilalang sebagai salep penghambat pertumbuhan bakteri pada puting sapi perah.

Metodepenelitianiniadalah :Study pustaka, berupa mengumpulkan data-data fakta dari beberapa sumber yaitu internet dan buku.Observasi, berupa meninjau secara langsung ke tempat penelitian untuk mendapatkan pengamatan yang akurat. Obyek peneliti yang digunakan adalah alang-alang dan sapi

Page 6: lawan-kita-di-lipi.docx

perah.Eksperimen, melakukan proses ekstraksi dan pembuatan salep serta melakukan perlakuan pada sapi perah.

Simpulan yang dapatdiperolehadalah yang pertama, Mekanisme pembuatan salep akar ilalang adalah dengan mengekstrak akar ilalang dan menambahkan CMC didalam larutan tersebut.Kedua, pengaruh pemberian ekstrak ilalang terhadap susu sapi menunjukan hasil yang positif. Perhitungan jumlah bakteri Staphylococcus aureus rata-rata sebelum perlakuan 3,4 dan sesudah perlakuan 1,83. Perhitungan jumlah bakteri Escherichia coli rata-rata sebelum perlakuan 20,125 dan sesudah perlakuan 3,125. Ketiga, nilai ekonomis pembuatan salep ekstrak akar ilalang relative terjangkau karena harga alang-alang yang murah dan proses yang dilakukan tidak rumit. Untuk harga salep ekstrak ilalng 2.500 per 10 gram.

.////

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Bamboo Tourism Sebagai Kawasan Hijau untuk Meminimalisir Dampak Perubahan Iklim di Lamongan

Cicik Retno Wati, Nur Chomariah, Yulia Frischanita

Kebakaran telah menjadi suatu fonomena yang wajar bagi Indonesia. Setiap tahunnya lebih dari 5 kasus kebakaran terjadi. Kebakaran hutan merupakan salah satu kasus kebakaran yang sering diberitakan akhir-akhir ini. Selain secara alamiah, manusia merupakan salah satu faktor terjadinya kebakaran.

Kota Lamongan merupakan salah satu kota yang mengalami kebakaran hutan. Pada tahun 2008, luas hutan Lamongan mencapai 7.968 ha, namun pada tahun 2011, luas hutan berkurang menjadi 7.468,48 ha (Kompas.com, 2011). Dalam 3 tahun, hutan Lamongan mengalami penurunan luas hutan sebesar 500 ha. Dari data tersebut dapat diperkirakan pada tahun 2020 hutan Lamongan akan mengalami penurunan luas hutan yang mencapai 1.500 ha, dan luas hutan Lamongan akan menjadi 5.968 ha.

Kebakaran hutan merupakan salah satu hal yang mendorong perubahan iklim di Indonesia yang sulit di hindari dan memberikan dampak terhadap berbagai segi kehidupan. Akibat kebakaran hutan tahun 1997, 1998, dan 2002 yang menghabiskan lahan hutan antara 1,5 juta dan 2,2 juta hektar, telah diemisikan CO2 sebesar 3.000 hingga 9.400 Megaton/Mton (setara 818 hingga 2.563 Mton karbon dan setara antara 13 persen hingga 40 persen emisi dunia, dengan asumsi seluruh karbon adalah bagian dari CO2 hasil pembakaran) (Aldrian, 2006).

Dari hal tersebut dampak perubahan iklim yaitu terjadinya naiknya temperatur serta pergeseran musim. Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di kutub utara dan selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut (Rahardian, 2009).

Oleh karena itu, diperlukan solusi alternative yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim Indonesia, khususnya di Lamongan. Yaitu dengan memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami bambu. Karena bamboo bisa menghasilkan oksigen 4 kali lebih besar dari pohon biasa setara melenyapkan 12 ton per hektar (Ica Sujono, 2011).

Tujuan dari peneliatian kami adalah untuk mengetahui apakah lahan kosong dapat digunakan sebagai kawasan hijau; menggulangi krisis hutan dan meminimalisir dampak perubahan iklim di Lamongan; dan mengetahui cara mengaplikasikan bamboo tourism di Kota Lamongan.

Page 7: lawan-kita-di-lipi.docx

Dari tujuan penelitian tersebut, metodologi yang kami gunakan adalah analisis wacana, dengan mengambil data dari media internet, artikel ilmiah, dan jurnal ilmiah dengan metode penelitian yang digunakan yaitu observasi yang dilakukan di wilayah Lamongan. Waktu penelitian dimulai dari tanggal 1 April 2012 kemudian berlanjut untuk pembuatan miniatur yang berakhir tanggal 10 September 2012, bertempat di SMKN 1 Lamongan.

Dari data tersebut dapat disimpulkan di Kecamatan Lamongan, terdapat lahan kosong yang memungkinkan untuk dimanfaatkan. Dari hal itu, dimanfaatkan lahan yang kosong dengan ditanami pohon bambu sebagai kawasan hijau untuk menetralisir karbondioksida. Karena, bambu dapat menghasilkan empat kali lebih banyak oksigen dari pada pohon biasa. Untuk mewujudkan karya ini secara nyata perlu peran serta Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat dalam mengaplikasikan kawasan hijau guna mengurangi dampak perubahan iklim. Diperlukan penelitian lebih lanjut penggunaan bambu untuk menetralisir karbondioksida.

///

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Tentang Metagenesis Nonol (Cryptotermes sp) dan Jejak Kayu yang Ditinggalkan pada Kayu

Edvin Prawira Negara, Maulidyah Nurma Alfiyanti

Nonol (Cryptotermes sp) adalah hewan kecil menyerupai larva dengan warna putih dan besarnya kurang lebih sama seperti semut hitam yang ukuranya 1 cm-3 cm. Nonol (Cryptotermes sp) merugikan bagi manusia. Karena, kebiasaannya makan kayu gawang dan jendela sehingga kayu gawang dan jendela tampak utuh namun bagian dalamnya kropos.

Berdasarkan masalah di atas, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui cara hidup (metagenesis) nonol (Cryptotermes sp), sehingga masyarakat dan peneliti dapat memanfaatkan untuk menghindari kerusakan kayu dari serangan nonol (Cryptotermes sp).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan studi pustaka dan metode observasi langsung (direct observation). Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan teori-teori tentang nonol (Cryptotermes sp). Observasi langsung digunakan untuk menjawab pertanyaan yang berada dalam rumusan masalah. Observasi yang dilakukan dengan memasukan nonol ke dalam toples atau boks riring A (Randu), B (Bambu), C (Jati), D (Sengon), E (Mahoni), F (Waru), G (Balau), H (Meranti), I (Nangka), J (Kamper). Sebelum memasukan timbang kayu terlebih dahulu. Setelah ditimbang masukan kayu dan 4 nonol (Cryptotermes sp) selama 10 minggu. Amati setiap hari dan timabanglah kayu yang telah dimakan nonol (Cryptotermes sp). Selain mengamati jenis kayu, penulis juga meriring nonol (cryptotermes sp) selama 10 minggu yang berguna untuk mengetahuhi metagenesis. Penulis tidak hanya meriring atau mengamati kayu yang bisa dimakan, tapi penulis mengamati pola kayu dengan mengambil bekas kayu yang telah dimakan. Setelah itu kayu dilapisi plastik dan dicetak dengan menggunakan plastisin.

Dari penelitian diatas identifikasi bertujuan untuk mengetahuhi metagenesis nonol (Cryptotermes sp) yang berguna untuk memberantas nonol (Cryptotermes sp) yang paling efektif. Penelitian pola kayu yang dapat dimakan bertujuan untuk mengetahuhi kayu apa saja yang dapat dimakan nonol (Cryptotermes sp) sehingga dapat digunakan acuhan saat membuat furniture. Penelitian pola kayu yang dimakan bertujuan untuk megetahuhi darimana nonol (Cryptotermes sp) menyerang sehingga produsen dapat mendesain prodoknya agar tidak diserang nonol (Cryptotermes sp).

Page 8: lawan-kita-di-lipi.docx

///

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Tentang Metagenesis Nonol (Cryptotermes sp) dan Jejak Kayu yang Ditinggalkan pada Kayu

Edvin Prawira Negara, Maulidyah Nurma Alfiyanti

Nonol (Cryptotermes sp) adalah hewan kecil menyerupai larva dengan warna putih dan besarnya kurang lebih sama seperti semut hitam yang ukuranya 1 cm-3 cm. Nonol (Cryptotermes sp) merugikan bagi manusia. Karena, kebiasaannya makan kayu gawang dan jendela sehingga kayu gawang dan jendela tampak utuh namun bagian dalamnya kropos.

Berdasarkan masalah di atas, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui cara hidup (metagenesis) nonol (Cryptotermes sp), sehingga masyarakat dan peneliti dapat memanfaatkan untuk menghindari kerusakan kayu dari serangan nonol (Cryptotermes sp).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan studi pustaka dan metode observasi langsung (direct observation). Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan teori-teori tentang nonol (Cryptotermes sp). Observasi langsung digunakan untuk menjawab pertanyaan yang berada dalam rumusan masalah. Observasi yang dilakukan dengan memasukan nonol ke dalam toples atau boks riring A (Randu), B (Bambu), C (Jati), D (Sengon), E (Mahoni), F (Waru), G (Balau), H (Meranti), I (Nangka), J (Kamper). Sebelum memasukan timbang kayu terlebih dahulu. Setelah ditimbang masukan kayu dan 4 nonol (Cryptotermes sp) selama 10 minggu. Amati setiap hari dan timabanglah kayu yang telah dimakan nonol (Cryptotermes sp). Selain mengamati jenis kayu, penulis juga meriring nonol (cryptotermes sp) selama 10 minggu yang berguna untuk mengetahuhi metagenesis. Penulis tidak hanya meriring atau mengamati kayu yang bisa dimakan, tapi penulis mengamati pola kayu dengan mengambil bekas kayu yang telah dimakan. Setelah itu kayu dilapisi plastik dan dicetak dengan menggunakan plastisin.

Dari penelitian diatas identifikasi bertujuan untuk mengetahuhi metagenesis nonol (Cryptotermes sp) yang berguna untuk memberantas nonol (Cryptotermes sp) yang paling efektif. Penelitian pola kayu yang dapat dimakan bertujuan untuk mengetahuhi kayu apa saja yang dapat dimakan nonol (Cryptotermes sp) sehingga dapat digunakan acuhan saat membuat furniture. Penelitian pola kayu yang dimakan bertujuan untuk megetahuhi darimana nonol (Cryptotermes sp) menyerang sehingga produsen dapat mendesain prodoknya agar tidak diserang nonol (Cryptotermes sp).

///

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

PEMANFAATAN BERAS DARI UMBI GANYONG (Canna discolor ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BERAS PADI

Tri Utami, Anita Mahadewi

Masyarakat sudah terbiasa makan nasi sebagai makanan pokok setiap tahun. Sehingga mereka mempunyai asumsi apabila belum makan nasi maka mereka menganggap belum makan. Karena asumsi yang telah dibuat oleh masyarakat sendiri maka dapat disimpulkan bahwa beras merupakan bahan terpenting untuk memenuhi status gizi pada setiap individu dalam masyarakat. Padahal pemenuhan status gizi pada setiap

Page 9: lawan-kita-di-lipi.docx

individu dapat digantikan dengan bahan makanan lain yang gizinya setara oleh beras, misalnya umbi-umbian.

Banyak jenis umbi-umbian yang tumbuh di Indonesia akan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal umbi-umbian ini apabila dimanfaatkan dapat menjadi sumber makanan pokok baru yang sangat penting artinya sebagai usaha untuk

mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan pangan pokok yaitu beras. Hal ini sesuai dengan program pemerintah khususnya dalam mengatasi masalah kebutuhan bahan pangan, terutama non-beras. Maka dari itu kami menemukan alternatif baru yaitu analogi beras dari umbi ganyong sebagai alternatif pengganti beras padi.

///

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Potensi Ekstrak Plethekan (Ruellia tuberosa L.) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah dan Ekspresi SOD,MDA, dan Regenerasi Sel Beta Pankreas pada Tikus Model Diabetes Melitus Tipe 2

Muhammad Abdul Manaf, Arifah Nur Fitriyah

Semakin bertambahnya angka penderita penyakit diabetes mellitus terutama tipe 2 akibat pola hidup tidak sehat serta mahalnya pengobatan yang ada berupa terapi insulin, mendorong peneliti untuk menemukan solusi yang bisa dibuktikan secara ilmiah, mudah didapat, dan terjangkau masyarakat. Peneitian ini merupakan penelitian lanjutan dari tahun 2008. Penelitian yang sekarang menawarkan metode yang lebih teruji dan tingkat keakuratan yang lebih dibanding penelitian sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak daun plethekan (Ruellia tuberose) dengan dosis 175 mg/kgBB, 350 mg/kgBB, dan 700 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit model diabetes. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimanakah hubungan antara pemberian ekstrak Ruellia tuberosa terhadap regenerasi sel-sel beta pankreas pada mencit yang diinduksi dengan streptozotocin (STZ) dan nicotinamide untuk menciptakan model tikus diabetes tipe 2.

Ruellia tuberosa L atau dikenal juga sebagai plethekan mengandung senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan efektif dalam menghambat aktivitas rantai radikal bebas pada penderita diabetes melitus tipe 2. Aktivitas ini dapat ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar gula darah serta gambaran histologis sel beta pankreas yang nampak.

Penelitian ini menggunakan desain true experimental laboratory dengan metode Randomized Posttest Only Controlled Group Design. Rancangan penelitian yang dipakai adalah rancangan acak kelompok (RAK). Jadi, peneliti mendesain 5 perlakuan dengan masing-masing berisi 6 mencit (Mus musculus) jantan berumur 2-3 bulan dan dipilih secara acak dengan berat rata-rata 25-30 gr. Kemudian setelah diinduksi dengan streptozotocin (STZ) dan nicotinamide, tikus diperiksa kadar gula darahnya secara berkala dan diukur menggunakan glukometer. Pada akhir penelitian, tikus dibedah dan diamati Histologi PA yang meliputi pengujian terhadap ROS(Reactive oxygen species), SOD (Superoxide Dismutase), serta MDA (Malondialdehyde) sebagai indikator adanya sel-sel beta pankreas yang rusak akibat diabetes.

Page 10: lawan-kita-di-lipi.docx

///

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

OPTIMALISASI FUNGSI KUNYIT (Curcuma domestica) SEBAGAI INDIKATOR KANDUNGAN BORAKS PADA TAHU MELALUI PENDEKATAN KUANTITATIF (Studi Kasus di Pasar Gunungbatu, Bogor)

Astriani Nurfatikasari, Aqidah Alan Nisa\'

Penelitian ini dilakukan karena memandang penting untuk mengoptimalisasi potensi kunyit sebagai indikator kandungan boraks secara kuantitatif. Indikator ini akan diaplikasikan untuk mengetahui kandungan boraks pada tahu sebagai makanan yang umum dikonsumsi masyarakat. Mengingat, di lain pihak banyaknya produsen tahu yang berlaku curang menambahkan bahan berbahaya seperti boraks untuk meningkatkan daya tarik pembeli.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Membuat indikator alami kertas kunyit sebagai alat ukur kuantitatif kandungan boraks, (2) Membandingkan potensi kunyit sebagai alat ukur kuantitatif kandungan boraks dengan metode titrimetri yang umum digunakan, (3) Mengetahui kandungan boraks dalam tahu yang beredar di kawasan Pasar Gunungbatu, Bogor.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif melalui percobaan di laboratorium. Diharapkan hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi masyarakat secara umum untuk mengetahui kandungan boraks dengan cara yang mudah dan murah.

///

Ringkasan karya : LKIR Ke-44

Keanekaragaman Jenis Pandan (Pandanaceae) Di Pesisir Pantai Jayapura

Anisa Resti Andariningtyas, Mira Detriani Sari, Pra Atmaningtyas Puji Sakti

Tumbuhan pandan (Pandanaceae) sangat umum dijumpai di daerah pesisir pantai di Kota Jayapura, tetapi data dan informasi potensi tentang pandan pada umumnya masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisasi jenis pandan (Pandanaceae) yang tersebar di daerah pesisir pantai Jayapura. Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan pengambilan data dilakukan secara langsung dengan metode observasi dan wawancara ke lapangan. Pengolahan data dilakukan dengan cara deskriptif. Hasil yang diharapkan dapat ditemukannya beberapa jenis-jenis tumbuhan pandan (Pandanaceae) yang hidup di pesisir pantai Jayapura.Kata kunci : Pandanaceae, keanekaragaman, jenis pandan.

//