LAST PP
-
Upload
oktavienni -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of LAST PP
TOKSISITAS SISTEMIK ANESTETIK LOKAL
PEMBIMBING : dr A Sani P.Nasution,SpAn,KIC
dr.Oktavienni
PENDAHULUANPe
ndah
ulua
n Toksisitas sistemik lokal anestesi (LAST) telah ditemukan dan dilaporkan sejak tahun 1880Penggunaan kokain pertama kali
Pend
ahul
uan Tahun 2001,
ASRA mempublikasi penggunaan emulsi lemak sebagai terapi LAST
Pend
ahul
uan Tahun
2008, ASRA menitikberatkan keselamatan pasien selama anestesi regional
ANESTETIK LOKAL
suatu ikatan kimia yang mampu menghambat
konduksi saraf perifer & sentral suntikkan di
daerah perjalanan serabut saraf dosis tertentu tanpa
menimbulkan kerusakan permanen pada serabut
saraf.
KLASIFIKASI ANESTETIK LOKAL
BERDASARKAN BERAT JENIS : HIPO, ISO, DAN HIPER-BARIK
MEKANISME ANESTETIK LOKAL
Reseptor spesifik saluran Natrium
Mencegah ↑ permeabilitas
membran saraf ion Natrium dan Kalium
Depolarisasi membran sel
saraf hambatan konduksi
FARMAKOKINETIK
• Banyaknya pembuluh darah di tempat suntikan
• vasokonstriktor absorpsi lambat sampai 50%
• Karakteristik anestetik lokal ikatannya kuat di jaringan absorpsinya lambat
ABSORPSI
• Perfusi jaringan• Koefisien partisi jaringan / darah • Masa jaringan (otot reservoir)
DISTRIBUSI
FARMAKOKINETIK• Golongan ester : enzim
pseudokholin-esterase secara cepat
• Golongan amida: enzim mikrosomal P-450 di hepar secara lambat
METABOLISME
• Golongan ester dan golongan amida UrineEKSKRESI
MEKANISME TOKSISITAS ANESTETIK LOKAL
SISTIM SARAF PUSAT
KARDIOVASKULAR
• Hematologi : prilokain dosis besar (>10 mg/kg) akumulasi metabolit o-toluidine met-hemoglobin
( Sianotik dan darah berwarna coklat)• Reaksi Alergi: golongan ester
reaksi alergi derivat PABA yang dikenal sebagai alergen
REKOMENDASI PENCEGAHAN LAST (ASRA)
Tidak ada langkah tunggal yang dapat mencegah LAST dalam praktek klinis
Gunakan efektif dosis rendah anestetik lokal ( dosis = volume x konsentrasi )
Gunakan injeksi anestetik lokal secara incremental 3 -5 ml, jarak 15-30 detik setiap injeksi, aspirasi setiap injeksi
Penggunaan epinefrin sebagai test dosisPenggunaan USG mengurangi terjadinya LAST
REKOMENDASI DIAGNOSIS LAST
LAST
• Gambaran klasik LAST : gejala subjektif stimulasi SSP & KV
LAST
• Waktu terjadinya LAST
LAST
• laporan kasus LAST pada kelainan jantung, neurologi, paru, ginjal, hepar atau penyakit metabolik perlu kewaspadaan terutama pada usia- usia ekstrim
PENATALAKSANAAN TOKSISITAS SISTEMIK ANESTETIK LOKAL : ASRA 2010
• Cari pertolongan• Fokus utama:
- Management jalan nafas: ventilasi dengan oksigen 100 %
- Atasi kejang : benzodiazepine lebih dipilih- Basic and Advanced Cardiac Life Support (BLS/ACLS) : mungkin diperlukan sebagai usaha lanjutan.
PENATALAKSANAAN TOKSISITAS SISTEMIK ANESTETIK LOKAL : ASRA 2010
Infus emulsi lemak 20% ( pasien dengan parastesia BB 70 kg ):1. Bolus IV 1,5 mL/kg selama 1 menit ( 100 mL)2. Infus kontinus 0,25 mL/kg /menit ( 18 mL/menit ; disusaikan dengan roller clamp)3. Pengulangan bolus 1 atau 2 kali pada colaps kardiovaskular persisten 4. Kecepatan infuse double 0,5 mL/kg/menit jika tekanan darah rendah5. Infus kontinu lebih kurang 10 menit setelah tercapainya stabilitas sirkulasi
Direkomendasikan batas atas: kira-kira emulsi lemak 10mL/kg selesai pada 30 menit pertama
PENATALAKSANAAN TOKSISITAS SISTEMIK ANESTETIK LOKAL: ASRA 2010
• Hindari vasopressin, calcium channel blocker, β-blocker atau anestetik lokal.
• Siap siaga fasilitas terdekat yang mempunyai kemampuan cardiopulmonary bypass
• Hindai propofol pada pasien yang memiliki gejala ketidakstabilan kardiovaskular
• Direkomendasikan monitoring yang lebih lama (≥ 12 jam) setelah gejala toksisitas KV karena depresi KV dapat menetap atau muncul kembali setelah terapi.
• Kejadian post LAST dilaporkan melalui email di www.lipidrescue.org dan penggunaan emulsi lemak di email ke www.lipidregistry.org
EMULSI LEMAK• Rescue emulsi lemak dalam darah
mengikat obat yang larut dalam lemak pemecahan fraksi di plasma dan menenurunkan kemampuaan ikatan obat sehingga toksisitas menurun
Krieglstein dkk ,1974
• Awalnya dugaan emulsi lemak berpotensiasi toksisitas pd jantung tapi hasil hipotesis secara substansial menggeser kurva respon dosis dari kardiotoksis bupivakain pada binatang percobaan melainkan selamat dari dosis letal anestetik lokal.
Weinberg dkk, 1998
EMULSI LEMAK
Emulsi lemak mengekstraksi
bupivakain atau obat larut lemak (lipofilik)
kemudian mengurangi konsentrasi efektifitas
pada lokasi sasaran kerja lemak (“lipid
sink”)
Bupivakain menghambat transport
asam lemak di membrane inti
mitokondria sedangkan lemak berfungsi
mengatasi hambatan ini sehingga dapat
mengembalikan energi dalam miokardium
sehingga tidak terjadi depresi KV
EMULSI LEMAK
EFEK SAMPING EMULSI LEMAK
Resiko terjadinya infeksi candida
Penggunaan perifer: tromboflebitis, rusaknya pembuluh darah dan terjadinya perubahan respon inflamasi
Emboli lemak di paru, hepar , otak, lien, plasenta dan hipertensi pulmonum
KESIMPULAN
Gunakan dosis
anestetik lokal
secukupnya untuk
menghindari toksisitas sistemik
Menggunakan panduan praktis
tatalaksanaLAST
berdasarkan ASRA 2010
Menyediakan resusitasi kit
+ emulsi lemak
disetiap kamar
operasi atau tempat yang
sering mengerjakan
regional anestesi
Memahami setiap efek
samping penggunaan emulsi lemak
TERIMA KASIH