lapsus skizofrenia paranoid

22
LAPORAN KASUS PSIKOTIK Skizofrenia Paranoid (F20.0) I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. S Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 31 tahun (01 Juni 1984) Agama : Islam Suku : Bugis Status Pernikahan : Belum Menikah Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani Alamat : Desa Cinnong Kec. Ulaweng,Kab.Bone II. RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh melalui alloanamnesis pada tanggal 12 Maret 2015 dari: Nama : Tn.T Pekerjaan : Petani Pendidikan : SD Alamat : Desa Cinnong Kec. Ulaweng,Kab.Bone Hubungan dengan pasien : Ayah kandung A.Keluhan utama : Mengamuk B.Riwayat gangguan sekarang : 1

description

Laporan kasus

Transcript of lapsus skizofrenia paranoid

LAPORAN KASUS PSIKOTIKSkizofrenia Paranoid (F20.0)I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. SJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 31 tahun (01 Juni 1984)Agama : IslamSuku: BugisStatus Pernikahan: Belum MenikahPendidikan: SDPekerjaan : PetaniAlamat: Desa Cinnong Kec. Ulaweng,Kab.BoneII. RIWAYAT PSIKIATRIDiperoleh melalui alloanamnesis pada tanggal 12 Maret 2015 dari:Nama: Tn.TPekerjaan: PetaniPendidikan: SDAlamat: Desa Cinnong Kec. Ulaweng,Kab.BoneHubungan dengan pasien: Ayah kandungA. Keluhan utama :MengamukB. Riwayat gangguan sekarang :1. Keluhan dan gejalaSeorang laki-laki berusia 31 tahun dibawa ke RSKD untuk kedua kalinya dengan keluhan mengamuk. Mengamuk dialami sejak 4 hari yang lalu. Saat mengamuk, pasien menghancurkan 3 kaca mobil yang melintas didepan rumahnya, menghancurkan TV dan barang-barang yang berada di dalam rumahnya. Pasien mengatakan bahwa ia adalah keturunan raja yang harus di hormati. Sehingga orang yang lewat depan rumahnya harus klakson. Pasien juga sering mendengar suara-suara yang memerintahkan dia untuk mengamuk. Pasien senang menari-nari tanpa sebab dan sering terlihat ketawa-ketawa sendiri. Hal ini diperhatikan oleh keluarganya sejak 2 bulan yang lalu dan tidak diketahui penyebabnya. Selain itu pasien menganggap bahwa keluarganya bersengkongkol untuk mencelakainya karena pasien berkeyakinan bisa membaca pikiran orang-orang yang ada disekitarnya.Perubahan perilaku dialami sejak 2 tahun yang lalu, awalnya pasien tiba-tiba menjadi pendiam, sulit tidur, dan sering mengurung diri dikamar, kemudian 1 bulan kemudian pasien menjadi sering berbicara sendiri dan marah-marah bila mendengarkan musik. Keluarga pasien mengaku tidak mengetahui penyebab dari perubahan prilaku pasien. Sebelum sakit pasien dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul dan banyak teman. Riwayat di rawat di RSKD pertama kali pada tahun 2013 dengan keluhan mengamuk. Pasien dirawat selama 2 bulan. Setelah keluar dari RSKD, pasien diberi obat berwarna putih dan orange, dan diminum secara teratur. Setelah 1 bulan, pasien putus obat karena merasa dirinya telah sembuh.2. Hendaya atau disfungsi Hendaya sosial (+) Hendaya pekerjaan (+) Hendaya penggunaan waktu senggang (+)3. Faktor stressor psikososial Stressor tidak jelas4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya Trauma (-) Infeksi (-) Kejang (-) NAPZA (+), merokok 1 bungkus per hari

C. Riwayat Gangguan SebelumnyaPasien pernah dirawat di RSKD pada tahun 2013 untuk pertama kalinya dengan keluhan mengamuk, Pengobatan sebelumnya Haloperidol 1,5 mg 3X1 dan Chlorpromazine 100 mg 1x1. Setelah keluar dari RSKD pasien tidak pernah lagi kontrol di rumah sakit.D . Riwayat kehidupan pribadi1. Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)Pasien lahir pada tanggal 01 Juni 1984 secara normal di Rumah dibantu bidan.2. Riwayat masa kanak awal (Usia 1-3 tahun)Pertumbuhan dan perkembangan normal sama dengan anak normal lainnya.3. Riwayat masa kanak pertengahan (4-11 tahun)Pasien masuk ke Sekolah Dasar (SD) dan menyelesaikan sampai selesai. Prestasi di sekolah biasa-biasa saja.4. Riwayat masa remaja (12-18 tahun)Pasien tidak melanjutkan pendidikannya karena pasien lebih memilih untuk bekerja.5. Riwayat masa dewasaa. Riwayat PekerjaanPasien sehari-harinya bekerja sebagai petani.b. Riwayat PernikahanPasien belum menikahc. Riwayat kehidupan sosialPasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan orang-orang dilingkungan sekitarnya.E. Riwayat Kehidupan Keluarga Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara (,,,,,). Hubungan pasien dengan seluruh anggota keluarga baik. Riwayat anggota keluarga dengan kelainan jiwa yang sama tidak ada.F. Situasi Kehidupan SekarangPasien tinggal bersama orangtua dan saudaranya.G. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannyaPasien tidak mengakui bahwa dirinya sakit dan harus berobat.III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIA. Status Internus :Keadaan Umum: BaikTanda Vital:Tekanan darah : 120/80 mmHgNadi : 92x/menitPernapasan : 20x/menitSuhu : 36,50c B. Status Neurologis :ComposmentisGCS: 15 (E4M6V5)Rangsang Menings: Kaku kuduk (-), Kernig sign (-/-)Nn. Cranialis: Pupil bulat (isokor) ukuran 2,5 mm/2,5 mm ODS, reflex cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+).Motorik dan sensorik: Dalam batas normalRefleks Patologis: (-)

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTALA. Deskripsi Umum1) PenampilanTampak seorang laki-laki memakai sarung, kaos hitam,wajah sesuai umur, perawatan diri kurang.2) KesadaranBerubah3) Perilaku dan aktivitas psikomotorCukup tenang4) VerbalisasiSpontan, lancar, intonasi biasa5) Sikap terhadap pemeriksaKooperatifB. Keadaan Afektif1) Mood: Sulit dinilai2) Afek : Restriktif3) Keserasian: Tidak serasi4) Empati : Tidak dapat dirabarasakanC. Fungsi Intelektual (kognitif)1) Taraf pendidikan: Sesuai dengan taraf pendidikan2) Daya konsentrasi: Cukup3) Orientasi :a. Waktu: Baikb. Tempat: Baikc. Orang: Baik4) Daya ingat:a. Jangka Panjang: Baikb. Jangka Pendek: Baikc. Jangka Segera: Baik5) Pikiran abstrak: Terganggu6) Bakat Kreatif: Tidak ada7) Kemampuan menolong diri sendiri: Tidak tergangguD. Gangguan Persepsi :1) Halusinasi: Auditorik (+), pasien mendengar suara-suara yang berkomentar terus-menerus terhadap perilaku pasien 2) Ilusi: Tidak ada3) Depersonalisasi: Tidak ada4) Derealisasi: Tidak adaE. Proses Berpikir1) Arus pikir:a. Produktivitas: Cukup, spontan, intonasi biasab. Kontinuitas: Relevan, koherenc. Hendaya berbahasa: Tidak ada2) Isi pikirana. Preokupasi: Tidak Adab. Gangguan isi pikiran : Waham kebesaran, pasien yakin dirinya adalah keturunan raja dan harus di hormati oleh semua orangWaham curiga, pasien yakin orang-orang disekitarnya membicarakannya dan ingin mencelakainya.F. Pengendalian Impuls: Tidak tergangguG. Daya Nilai : TergangguH. Tilikan: Derajat II. Taraf Dapat Dipercaya: Dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASeorang laki-laki berusia 31 tahun dibawa ke RSKD untuk kedua kalinya dengan keluhan mengamuk. Mengamuk dialami sejak 4 hari yang lalu. Saat mengamuk, pasien menghancurkan 3 kaca mobil yang melintas didepan rumahnya, menghancurkan TV dan barang-barang yang berada di dalam rumahnya. Pasien mengatakan bahwa ia adalah keturunan raja yang harus di hormati. Sehingga orang yang lewat depan rumahnya harus klakson. Pasien juga sering mendengar suara-suara yang memerintahkan dia untuk mengamuk. Pasien senang menari-nari tanpa sebab dan sering terlihat ketawa-ketawa sendiri. Hal ini diperhatikan oleh keluarganya sejak 2 bulan yang lalu dan tidak diketahui penyebabnya. Selain itu pasien menganggap bahwa keluarganya bersengkongkol untuk mencelakainya karena pasien berkeyakinan bisa membaca pikiran orang-orang yang ada disekitarnya.Perubahan perilaku dialami sejak 2 tahun yang lalu, awalnya pasien tiba-tiba menjadi pendiam, sulit tidur, dan sering mengurung diri dikamar, kemudian 1 bulan kemudian pasien menjadi sering berbicara sendiri dan marah-marah bila mendengarkan musik. Keluarga pasien mengaku tidak mengetahui penyebab dari perubahan prilaku pasien. Sebelum sakit pasien dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul dan banyak teman. Riwayat di rawat di RSKD pertama kali pada tahun 2013 dengan keluhan mengamuk. Pasien dirawat selama 2 bulan. Setelah keluar dari RSKD, pasien diberi obat berwarna putih dan orange, dan diminum secara teratur. Setelah 1 bulan, pasien putus obat karena merasa dirinya telah sembuh.Dari pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki, wajah sesuai umur, memakai baju kaos hitam dan memakai sarung. Kesadaran berubah , mood sulit dinilai, afek restriktif, tidak serasi, empati tidak dapat dirabarasakan. Gangguan persepsi didapatkan halusinasi auditorik yaitu pasien mendengar suara-suara yang berkomentar mengenai dirinya. Gangguan isi pikir yaitu waham kebesaran dimana pasien yakin dirinya adalah keturunan raja dan harus di hormati oleh semua orang. Waham curiga dimana pasien yakin orang-orang disekitarnya membicarakannya dan bersengkongkol mencelakainya. Pengendalian impuls tidak terganggu, daya nilai terganggu. Tilikan grade I, pasien bisa dipercaya.

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL ( BERDASARKAN PPDGJ III)1. Aksis IBerdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis ditemukan gejala klinis berupa perubahan pola tingkah laku yaitu mengamuk. Bila mengamuk, pasien merusak barang-barang, mengancam orang- orang. Pasien sering menari di rumah dan seringkali berbicara sendiri. Gangguan tersebut menjadi distress bagi keluarga pasien berupa perasaan tidak nyaman dan tidak tentram. Gejala klinis juga menyebabkan disabilitas dalam kehidupan sehari-hari sehingga pasien digolongkan gangguan jiwa.Berdasarkan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita ditandai dengan adanya halusinasi auditorik dan, serta ditemukan waham sehingga pasien digolongkan kedalam gangguan psikotik.Berdasarkan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan dan pasien digolongkan pada gangguan jiwa psikotik non organik.Pada pasien diperoleh adanya halusinasi auditorik yang mengomentari secara terus menerus terhadap prilaku pasien dan telah berlangsung selama lebih dari 2 tahun, sehingga berdasarkan PPDGJ-III, pasien didiagnosis skizofrenia (F.20). Halusinasi auditorik dan waham kejar/curiga juga menonjol pada pasien, sehingga gejala ini memenuhi kriteria untuk Skizofrenia Paranoid (F.20.0).2. Aksis IIPasien merupakan orang yang aktif dan mudah bergaul sebelum mengalami gangguan sehingga cirri kepribadian tidak khas3. Aksis IIITidak ada diagnosis.4. Aksis IVStressor psikososial tidak jelas5. Aksis VGAF (Global Assesment Functioning) Scale 50-41 menunjukkan adanya gejala berat (serius) dan disabilitas berat.

VII. DAFTAR MASALAH1. Organobiologik: Tidak terdapat kelainan yang spesifik, namun diduga terdapat ketidakseimbangan antara neurotransmitter maka pasien memerlukan farmakoterapi.2. Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang pekerjaan sehingga pasien memerlukan sosioterapi.

VIII. RENCANA TERAPI1. Psikofarmakoterapi: Haloperidol 5 mg 3x1 Chlorpromazine 100 mg 1x12. Psikoterapi suportif: VentilasiMemberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi pikirannya atau kecemasannya sehingga pasien merasa lega KonselingMemberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.3. Sosioterapi :Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien, sehingga tercipta dukungan moril dan lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan pasien.

IX. PROGNOSISFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis pasienA. Faktor pendukung : Dukungan dari keluarga baik Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga Gejala PositifB. Faktor penghambat : Pasien tidak minum obat teratur Pasien merasa dirinya tidak sakit Stressor tidak jelas Onset sakit sudah 2 tahun (pertama kali sakit saat umur 29 tahun).Prognosis : Dubia et malam

X. FOLLOW UPMemantau keadaan dan perkembangan pasien dan menilai efektivitas dari pengobatan serta kemungkinan terjadinya efek samping dari farmakoterapi yang diberikan.XI. DISKUSISkizofrenia adalah suatu sindrom klinis yang beragam dan berubah-ubah dan sangat mengganggu, sebuah kumpulan gejala psikopatologi yang melibatkan fungsi kognitif, emosi, persepsi, dan aspek perilaku lainnya. Gambaran manifestasinya tidak selalu sama pada tiap pasien dan pada setiap episode perjalanan penyakitnya, namun efek yang ditimbulkan gangguan ini selalu berat dan perlangsungannya dalam waktu lama. Gangguan skizofrenia umumnya ditandai oleh adanya penyimpangan dari pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas , dan adanya efek yang tidak wajar dan tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tidak terganggu, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-III (PPDGJ-III), pedoman diagnostik skizofrenia (F20) yaitu dengan memenuhi kriteria berikut: Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelasa. Thought (echo, insertion/withdrawal, atau broadcasting)b. Delusion (of control, of influence, of passivity, atau perception)c. Halusinasi Auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien.d. Waham menetap jenis lainnya yang dianggap mustahil dan tidak wajar Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa sajab. Arus pikiran yang terputusc. Perilaku katatonikd. Gejala-gejala negative seperti apatis, bicara yang jarang dan respon emosional yang menumpul. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurung waktu satu bulan atau lebih Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dari aspek perilaku pribadi.Pada pasien, ditemukan halusinasi auditorik yaitu halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien. Gejala-gejala tersebut telah ada selama lebih dari 2 tahun. Selain itu, pasien juga mengalami hendaya berat dalam menilai realitas dan berprilaku. Oleh karena itu, pasien dapat dikatakan mengalami Skizofrenia.Skizofrenia sendiri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa bentuk seperti skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik, residual dan sebagainya.Pada pasien skizofrenia paranoid, selain temuan skizofrenia pada umumnya, sebagai tambahan didapatkan: Halusinasi atau waham harus menonjol Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak menonjol. Pada pasien ditemukan adaanya waham kejaran dan waham curiga serta halusinasi yang menonjol sehingga memenuhi diagnosis skizofrenia paranoid. Pada paisen gangguan psikotik, obat pilihan yang dapat diberikan adalah obat antipsikotik. Obat ini umunya diberikan pada pasien dengan sindrom psikosis (hendaya berat dalam menilai realitas, fungsi-fungsi mental, dan perilaku sehari-hari). Obat anti psikosis dibagi dalam dua golongan besar yaitu antipsikosis tipikal dan atipikal. Keduanya memiliki mekanisme kerja menghabat reseptor dopamin (reseptor D2) hanya saja pada obat atipikal juga berafinitas terhadap reseptor serotonin. Obat tipikal lebih sering digunakan (first choice) dalam mengobati gejala psikotik karena harga yang lebih murah.Obat psikotik tipikal terbagi dalam 3 golongan yaitu :GolonganContoh Obat (Merk Dagang)

1 Phenothiazine Rantai Alipfatik

Rantai Piperazine

Rantai PiperidineChlorpromazine (Largactil)Levomepromazine (Nozinan)Perphenazine (Trilafon)Trifluoperazine (Stelazine)Thioridazine (Melleril)

2 ButyrophenoneHaloperidol (Haldol, Serenace, dll)

3 Diphenyl butylpiperidinePimozide (Orap)

Pemilihan jenis obat antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosi yang dominan serta efek samping dari obat. Pada pasien, gejala yang dominan adalah halusinasi dan wahamnya, sehingga obat yang dipertimbangkan untuk diberikan sebagai antipsikostik adalah haloperidol dengan dosis 5-15 mg per hari.

XII. LAMPIRAN AUTOANAMNESISAutoanamnesis pasien dilakukan pada tanggal 12 Maret 2015 di RSKD pukul 12.00 WITA.DM: Assalamualaikum pak. P: Walaikumsalam.DM: Perkenalkan saya Mursyid, dokter muda yang bertugas disini, ada beberapa hal yang mau saya tanyaki, boleh ji?P: Iye, boleh ji dokDM: Siapa namata?P: SDM: Berapa umurta sekarang?P: 31 tahun, DM: Dimanaki tinggal?P: Cinnong, BoneDM: Sama siapaki tinggal?P: Sama Bapakku, sama saudarakuDM: Kalau boleh tau. Apa pekerjaanta sehari-hari?P: BerkebunDM: Kenapaki bisa dibawa kesini?P: Dikira Mengamukka padahal tidak , Saya kasih pecahji kaca mobil yang lewat depan rumahkuDM: Kenapaki kasih pecah kaca mobilnya orang?P: Karena tidak sopan, lewat depan rumahku tidak klaksonDM: Jadi semua mobil yang lewat depan rumahta harus klakson?P: Iye dok, karna saya keturunan raja bone dan harus di hargai.DM: Ada suara suara sering kita dengar pak? P: Iye ada dok, biasa ada orang suruhka mengamuk, tapi ndak mauka di perintah-perintah. Banyak sekali juga komentarnya sama saya.DM : Perempuan atau laki-laki? berapa orang? kenapa dia suruhki mengamuk?P: Perempuan dan laki-laki, tidak saya tau dok dia suruh jika mengamukDM: Kalo liat orang ndak pernah ki merasa kalo ada yang ceritaiki?P: Ada dok, kadang-kadang merasaka ada yang ceritaikaDM: Siapa yang ceritaiki?P: Orang-orang dok, tetanggaku,keluargaku mereka mau celakaikaDM: Darimanaki tau kalo dia ceritai?P: Kutauki, bisa kubaca kalbunyaDM: Jadi bisaki baca hatinya orang?P: Iya, kuliati saja kutaumiDM: Pak, kalau ada dompet tercecer di jalan trus kita dapat, terus di dalam dompet ada uang sama kartu atm, ada juga KTP kita apa ii itu dompetP: Kuliat ktpnya baru ku kasi kembali ki ke yang punya dokDM: Pak, ingatki kata-kataku nah. Nanti saya tanya ki kembali. Meja-bola-topiP: Iye dokDM: Kita tau artinya panjang tangan pak?P: Pencuri dok,DM: Kita tau dimana ini sekarang ?P: Dirumah sakit dadi dokDM: Bisaki sebut tadi kata yang sy suruhki ingat?P: Meja, bola, topiDM: Pak, kalau 100-7 berapa?P: 93 dokDM: 93-7 pak?P: 86DM: kalau 86-7?P: 79 dokDM: Oke, terimakasih banyak atas informasinya pakP: Iye sama-sama dok5