Lapsus F 41.9

15
LAPORAN KASUS PSIKIATRI GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F41.1) I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. B Umur : 46 tahun Alamat : Tumbanga Agama : Islam Status perkawinan : Kawin Pekerjaan : IRT II. RIWAYAT PSIKIATRI Riwayat Penyakit 1. Keluhan Utama Cemas 2. Riwayat Gangguan Sekarang Keluhan ini mulai di alami ketika suami dari Ny.B terserang penyakit stroke, saat itu pasien mulai mengeluhkan sering sakit-sakitan. Mulai dari sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri dada, sakit perut dan mudah lelah, yang penyebabnya tidak diketahui. Sehingga pasien banyak melakukan kunjungan dokter, pasien juga pernah mendapatkan pelayanan rawat inap dengan diagnosis penyakit gastritis. Pasien juga mengeluh tentang suaminya yang sedang sakit stroke selama 4 tahun belakangan ini yang sudah tidak dapat mengurus dirinya sendiri

description

Lapsus Jiwa

Transcript of Lapsus F 41.9

LAPORAN KASUS PSIKIATRIGANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F41.1)

I. IDENTITAS PASIENNama: Ny. BUmur : 46 tahunAlamat: TumbangaAgama: IslamStatus perkawinan: KawinPekerjaan: IRT

II. RIWAYAT PSIKIATRIRiwayat Penyakit1. Keluhan UtamaCemas 2. Riwayat Gangguan SekarangKeluhan ini mulai di alami ketika suami dari Ny.B terserang penyakit stroke, saat itu pasien mulai mengeluhkan sering sakit-sakitan. Mulai dari sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri dada, sakit perut dan mudah lelah, yang penyebabnya tidak diketahui. Sehingga pasien banyak melakukan kunjungan dokter, pasien juga pernah mendapatkan pelayanan rawat inap dengan diagnosis penyakit gastritis.Pasien juga mengeluh tentang suaminya yang sedang sakit stroke selama 4 tahun belakangan ini yang sudah tidak dapat mengurus dirinya sendiri dan melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien juga mengeluh bahwa selama kurang lebih 30 tahun pernikahannya belum dikaruniai anak, sehingga pasien harus mengurus suaminya seorang diri.Pasien bercerita bahwa para tetangga dan kerabat menyuruh pasien untuk berobat ke poli jiwa, karena sudah sering mendapat rujukan-rujukan dari beberapa poli. Dan kunjungan rutin ke poli jiwa membuat pasien merasa lebih baik, meskipun keluhan sakit tenggorokan dan nyeri dada serta mudah lelah masih dikeluhkan oleh pasien pada akhir kunjungannya.

3. Riwayat gangguan sebelumnyaa. Riwayat penyakit duluTidak ada riwayat keluhan yang sama sebelumnya, Riwayat penyakit lain tidak ditemukan, (infeksi (-), trauma (-), kejang (-).b. Riwayat penggunaan zat psikoaktifTidak ada riwayat merokok, minum alkohol, dan mengkonsumsi narkoba.4. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnyaTidak ada5. Riwayat kehidupan pribadia. Riwayat prenatal dan perinatalPasien lahir 46 tahun lalu, normal, cukup bulan dan di tolong oleh dukun beranak.b. Riwayat masa kanak Awal-Pertengahan Usia 1 3 tahunPertumbuhan dan perkembangan sama dengan anak sebayanya. Usia 3 5 tahunPertumbuhan dan perkembangan sama dengan anak sebayanya. Usia 6 11 tahunPertumbuhan dan perkembangan sama dengan anak sebayanya.c. Riwayat masa kanak akhir dan remajaPertumbuhan dan perkembangan sama dengan anak sebayanya.d. Riwayat masa dewasa1. Riwayat pendidikanRiwayat pendidikan terakhir SMP.2. Riwayat pekerjaanSelama ini pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga 3. Riwayat pernikahanMenikah4. Riwayat keluargaPasien anak ke 5 dari 6 bersaudara (,,,,,)Pasien tidak memiliki anak.5. Riwayat kehidupan sosialHubungan dengan keluarga dan tetangga baik.6. Riwayat agamaPasien menganut ajaran agama islam 7. Situasi kehidupan sekarangPasien tinggal bersama suami yang 4 tahun ini sakit stroke dan sudah tidak bisa mengurus dirinya sendiri, sehingga seluruh hidup suami diurusi oleh istri.8. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannyaPasien menyadari dirinya banyak pikiran/cemas

AutoanamnesisTampak seorang perempuan paruh baya, mengenakan jilbab merah marun, memakai dress berwarna senada dengan jilbab, menggunakan sendal, sesuai usia, perawatan diri baik.DM: Assalamu alaikum bu, selamat pagiP: Waalaikum salam, pagi dok DM: Ibu, saya dokter muda yang bertugas disini, nama saya Muthia, nama ibu siapa?P: Bu B dok,DM: Oh iya bu, bisa kita cerita-cerita sebentar?P: Iya, bisa jie dokDM: Ibu berapa umur ta sekarang?P: 46 tahunDM: Sama siapaki ke sini bu?P: Sendiri dokDM: Apa keluhan ta bu sampai datang ki kesini ?P: Sering berdebar-debar jantungku dok, susah menelan juga. Kalau malam juga agak sulit tidurDM: Sejak kapan ki rasa ibu??P: Sebenarnya seringmi dok, kadang-kadang saya rasa semua itu yang tadi saya bilang, lemes juga semua badan, cepat sekali capek kajuga dokDM: Ada keadaan tertentu yang buat ki seperti itu kah bu ?P: Tidak ada ji dok, begitu-begitu ji saja. Kadang-kadang saya rasa seperti itu, kadang-kadang juga tidakDM: Bagaimana perasaan ta sekarang ? Ada dirasa sedih-sedih ki atau kurang semangat, tidak percaya diri ki ?P: Rasa lemas-lemas badanku dok, tapi masih semangat ji dok kalau kerja, Cuma memang cepat capek kaDM: Hmm... ibu bisaki ceritakan apa awalnya bagaimana sampai-sampai sering ki seperti ini bu ?P: Sejak sakit stroke suamiku dok, saya semua yg urus ki. Sering ma cape ku rasa, mulai mi sakit-sakit seluruh tubuhku saya rasa juga dokDM: Kapan mulai sakit suami ta??P: Kurang lebih 4 tahun yang lalu dok, DM : Semenjak sakit 4 tahun yang lalu, mulai ki rasa semua keluhan ta ini bu ?P: Baru pi akhir-akhir ini dok, setahunan lah sering jantungku berdebar-debar, kalau dulu pas suamiku mulai sakit, capek sekali ji kurasa dokDM : Bagaimana keadaan suami ta, sampai cape sekaliki urus ki ?P: Tidak bisa mi apa-apa dok, biar buang air saya juga yang urus. Mandi, makan, ganti baju, semua saya yang urus ki dok DM: oh iya, ... berapa anak ta ibu ? Kan ada bisa bantu kiP: Tidak ada anakku dok, padahal 30 tahun ma menikah. Itu mi juga saya pikir karena tidak ada anakku yang bisa bantu ka dan urusi bapaknyaDM: Jangan terlalu dipikir yah bu, dijalani saja dengan penuh syukur supaya tidak jadi beban P: Iya dok, itu mi mungkin bikin saya sakit segala macam begini DM: Iya ibu, ada lagi yang kita rasa atau mau ki ceritakan ?P: Cepat sekali saya cape dok, dan pegal-pegal saya rasa seluruh tubuhku dok. Ini juga kepalaku, tenggorokanku, leherku, dadaku, perutku dok, sakit semua ku rasa. Tapi agak baikan ini setelah ke poli jiwa ka dok, minum obat rutinDM: Dirujukki ke poli jiwa atau mau ta ji sendiri bu ?P: Saya ji mau dok, disuruh ka juga sama keluarga kesini berobat, karena berobat kemana-mana ma dok, tapi sama ji ku rasa. Tetap kurasa semua keluhankuDM: Jadi sudah maki berobat kemana-mana saja bu ?P: Aihh banyak dok, penyakit dalam, THT, pernah juga sampai rawat inap ka disini dok karena sakit maagDM: Jadi bagus-bagus mi kita rasa sekarang bu ?P: Iya dok, alhamdulillah enakan mi dok, bagus mi juga tidurkuDM: Oh.. alhmadulillah ibu klo sudah ada perubahan, tabe ibu.. berapaki bersaudara bu?P: 6 orang dok, anak kelima saya dokDM: Baik-baik hubungan ta dengan keluarga, tetangga ta ?P: Iye, baik jiDM: oh iya ibu, bagaimana perasaan ta sekarang?P: baik dok DM: oh iya ibu, baik ibu... sebelumnya ada yang mau kita tanyakan??P: tidak adajie dokDM: iye ibu,, terima kasih atas kerjasamanya, cepatki sembuhP: sama-sama dok..III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALDeskripsi Umum1. PenampilanTampak seorang perempuan paruh baya, mengenakan jilbab merah marun, memakai dress berwarna senada dengan jilbab, menggunakan sendal, sesuai usia, perawatan diri baik.2. KesadaranBaik 3. Perilaku dan aktivitas psikomotorSaat wawancara pasien tampak duduk tenang dan banyak berbicara4. Sikap terhadap pemeriksaKooperatifKeadaan Afektif1. Mood: Cemas2. Afek: Apropriate3. Keserasian: Serasi4. Empati: Dapat DirabarasakanFungsi intelektual (kognitif)1. Taraf pendidikan: sesuai dengan tingkat pendidikannya2. Orientasia. Waktu: Baikb. Tempat: Baikc. Orang: Baik3. Daya ingata. Jangka panjang: Baikb. Jangka sedang: Baikc. Jangka pendek: Baikd. Jangka segera: Baik4. Konsentrasi dan perhatian : Baik 5. Pikiran abstrak: Baik6. Bakat kreatif: Tidak ada7. Kemampuan menolong diri sendiri : BaikGangguan persepsi1. Halusinasi: Tidak ada2. Ilusi: Tidak ada3. Depersonalisasi: Tidak ada4. Derealisasai : Tidak adaPikiran1. Arus pikiran: Relevan2. Isi pikiran: Waham tidak didapatkanPengendalian impulsTidak Terganggu Daya nilai dan tilikan1. Norma sosial: Tidak terganggu2. Uji daya nilai: Tidak terganggu3. Penilaian relaitas: Tidak terganggu4. Tilikan : BaikTaraf dapat dipercayaDapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGISStatus InternusTD : 90/70 mmHg S: 36,5oCStatus NeurologisGCS: E4M6V5, Kaku kuduk (-), Fungsi motorik dan sensorik dalam batas normal

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNATampak seorang perempuan (46 tahun), datang ke rumah sakit dengan keluhan cemas atas penyakit-penyakitnya yang dialami beberapa tahun lalu, sejak suaminya terkena stroke, dan memberat dalam setahun terakhir. Awalnya pasien berobat ke puskesmas, dan melakukan beberapa kali kunjungan dokter tapi tidak ada perubahan akhirnya dan akhirnya di rujuk ke poli Jiwa RS-SY. Pasien mengeluhkan sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit leher, sakit dada, sakit perut dan mudah lelah. Dan pasien juga banyak mengeluhkan tentang suaminya yang harus dia urusi sendirian, karena tidak memiliki anak setelah 30 tahun pernikahannya.Pemeriksaan status mental: Tampak seorang perempuan paruh baya, mengenakan jilbab merah marun, memakai dress berwarna senada dengan jilbab, menggunakan sendal, sesuai usia, perawatan diri baik. Kesadaran baik, psikomotor tenang, kooperatif terhadap pemeriksa, afek appropriate, empati dapat dirabarasakan. Fungsi kognitif baik, pikiran abstrak baik.

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I: Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status ditemukan gejala klinis utama yaitu sering merasa cemas sehingga pasien sering merasakan sakit dada, sakit tenggorokan, jantung berdebar-debar. Hal ini menimbulkan disabilitas/hendaya ringan dalam kehidupan sehari-hari dan terhadap lingkungannya sehingga dapat dikatakan sebagai gangguan jiwa.Dari pemeriksaan status mental tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita maka pasien digolongkan dalam gangguan jiwa non psikotik.Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan. Sehingga pasien ini didiagnosis sebagai gangguan jiwa non-psikotik non-organik.Pada pasien ini ditemukan adanya gejala umum afek kecemasan yaitu sakit dada, jantung berdebar-debar, sakit pada seluruh tubuh. Manifestasi ini tidak terbatas pada keadaan tertentu saja, maka menurut PPDGJ III kasus ini dapat digolongkan dalam gangguan anxietas lainnya (F 41.). Dan dalam kasus ini, karena tidak memenuhi salah satu kriteria dari gangguan anxietas lainnya, maka menurut PPDGJ III kasus ini dapat digolongkan sebagai gangguan anxietas YTT (F 41.9).Aksis II:Ciri kepribadian tidak khasAksis III: Tidak ada diagnosaAksis IV: Stressor psikososial tidak jelasAksisV: GAF scale: 70 61: beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, dll

VII. PROGNOSISPrognosis: dubia et bonamFaktor pendukung: Riwayat Premorbid sosial yang baik Pasien rutin minum obat Dukungan keluarga kepada pasienFaktor penghambat: Stressor psikososial yang kurang jelas Keadaan ekonomi yang kurang baikVIII. RENCANA TERAPI1. Psikofarmaka: Alprazolam 0,5 mg 0-0-12. PsikoterapiVentilasi:Memberikan kesempatan pada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi legaKonseling:Memberikan penjelasan kepada keluarganya dan orang sekitar pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif.

IX. DISKUSIBerdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis pasien dengan gangguan anxietas lainnya, manifestasi anxietas haruslah merupakan gejala utama dan tidak terbatas (not restricted) pada keadaaan atau situasi lingkungan tertentu saja. Dapat disertai gejala-gejala depresif dan obsesif, bahkan juga beberapa unsur dari anxietas fobik, asal saja jelas bersifat sekunder atau ringan. Pada kasus jelas bahwa keadaan pasien tidak terbatas pada keadaan lingkungan tertentu saja, dan tidak memenuhi salah satu kriteria dari gangguan anxietas lainnya. Untuk terapi psikofarmaka dapat diberikan obat anti-anxietas golongan benzodiazepine, berupa Alprazolam. Golongan benzodiazepin merupakan obat anti-anxitas yang mempunyai ratio terapeutik lebih tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi dengan toksistas yang rendah, dibandingkan dengan meprobamate atau phenobarbital. Golongan benzodiazepin juga merupakan drugs of choice dari semua obat yang mempunyai efek anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi, dan keamanannya.Alprazolam dipilih sebagai psikofarmaka karena alprazolam efektif untuk anxietas yang memiliki efek lebih cepat dan mempunyai komponen anti depresi. Alprazolam merupakan salah satu dari golongan obat Benzodiazepine atau disebut Minor Transquilizer dimana golongan ini merupakan obat yang paling umum digunakan sebagai anti anxietas. Alprazolam merupakan anti anxietas dan anti panik yang efektif digunakan untuk mengurangi rangsangan abnormal pada otak, menghambat neurotransmiter asam gama-aminobutirat (GABA) dalam otak sehingga menyebabkan efek penenang. Alprazolam diabsorbsi dengan baik didalam saluran pencernaan dan bekerja cepat dalam mengatasi gejala anxietas pada minggu pertama pemakaian. Alprazolam memiliki waktu paruh yang pendek yaitu 12-15 jam dan efek sedasi (mengantuk) yang lebih pendek dibanding Benzodiazepine lainnya, sehingga tidak akan terlalu mengganggu aktivitas. Alprazolam juga aman dikonsumsi bagi penderita gangguan fungsi hati dan ginjal dengan pemakaian dibawah pengawasan dokter.

X. FOLLOW UPMemantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.