LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2

31
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA UNIT : II PENGUKURAN ALAT UKUR ELEKTRONIS Nama : Hamdan Prakoso No. Mhs : 39251 Kel. /Hari : II/Jum’at Tanggal 4 Oktober 2013 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

UNIT : II

PENGUKURAN ALAT UKUR ELEKTRONIS

Nama : Hamdan Prakoso

No. Mhs : 39251

Kel. /Hari : II/Jum’at

Tanggal 4 Oktober 2013

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

A. PENDAHULUAN

Pada kesempatan praktikum kali ini, praktikan dikenalkan dengan berbagai macam alat ukur

elektronis. Praktikan akan mempelajari pengukuran rangkaian dengan menggunakan alat ukur

berupa multimeter, osiloskop, AFG dan VPG. Tujuan dari praktikum ini adalah diharapkan

praktikan mampu menggunakan alat ukur elektronis serta mampu dalam menganalisis satu

rangkaian yang sedang diukur secara teoritis.

Untuk menghitung nilai suatu besaran dalam praktikum ini, dibutuhkan alat elektronis seperti

di bawah ini :

1. Multimeter

Multimeter atau Multitester adalah alat pengukur elektronis yang sering dikenal sebagai

VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (Voltmeter), hambatan (Ohm-

meter), maupun arus (amperemeter) dan bahkan kapasitansi (capacitance meter). Ada dua

kategori multimeter : multimeter digital atau DMM (digital Multi-meter) yaitu untuk alat

yang baru dan lebih akurat pengukurannya, dan multimeter analog. Masing-masing

multimeter tersebut dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

2. Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal

listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Melalui osiloskop, dapat dilihat amplitudo tegangan

dan gelimang kotak, oleh karena itu harga rata-rata, puncak, RMS (Root Mean Square),

maupun harga puncak ke puncak / Vp-p dari tegangan dapat kita ukur. Secara prinsip, ada

dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART – Analog Real Time oscilloscope), dan tipe

digital (DSO - Digital Storage Oscilloscope), yang masing-masing memeiliki kelebihan

dan keterbatasan.

3. AFG (Audio Function Generator)

AFG (Audio Function Generator) adalah pembangkit sinyal canggih yang dapat

menghasilkan gelombang dari hampir semua bentuk. Gelombang yang dihasilkan

kemudian dapat dimasukkan ke dalam perangkat untuk pengujian dan kemudian dianalisis

melalui perangkat seperti osiloskop untuk mengkonfirmasi operasi yang benar, atau untuk

menyorot kesalahan. AFG adalah barang mahal sehingga biasanya hanya ditemukan dalam

peralatan uji high-end.

4. VPG (Variable Phase Generator)

VPG (Variabel-Phase Generator) merupakan alat elektronis generator fungsi yang

Special-purpose menyediakan dua output gelombang sinus dari frekuensi , amplitudo dan

fase yang dapat disesuaikan.

5. Frequency Counter

Penghitung frekuensi (Frequency Counter) digunakan untuk menghitung banyaknya

gelombang dalam satu detik, sehingga mempunyai satuan Hz (Hertz). Untuk menghitung

pulsa (frekuensi) yang berasal dari luar digunakan sebuah eksternal interupt (EXT INT).

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

a. Multimeter analog/digital

b. Osiloskop analog/digital

c. AFG (Audio Function Generator)

d. VPG (Variable Phase Generator)

e. Frekuensi Counter

g. Papan PS445

h. Probe

2. Bahan

a. Transformator (Trafo) Step-down

b. Resistor

c. Dioda BYW54

d. Kapasitor

C. GAMBAR RANGKAIAN DAN ANALISA

1. Pengujian dengan Multimeter

Multimeter digunakan untuk mengukur beberapa besaran listrik dalam komponen

elektronika. Biasanya Multimeter ini digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan

hambatan komponen elektronika, baik arus AC maupun DC.

a. Pengujian tegangan AC

Dalam pengujian ini , praktikan mengukur besarnya tegangan

suatu trafo Step-down. Setelah kabel trafo dihubungan ke tegangan PLN, pencolok hitam dan

merah multimeter dihubungkan ke tegangan trafo yang akan diukur. Secara teori, tegangan

yang diukur seharusnya tidak jauh beda dengan nilai tegangan trafonya.

b. Pengujian tegangan DC

Pada pengujian kali ini, digunkan multimeter dan papan PS 445 sebagai media yang diuji.

Multimeter diset pada pemilih Volt.DC , kemudian hubungkan pencolok hitam pada 0 dan

pencolok merah pada +5 di papan PS 445, dst. Pada papan PS 445 terdapat tegangan

variabel, tegangan dua katup dan tegangan satu katup yang akan diuji. Akan diuji pula

tegangan AC yang terapat pada papan PS 445.

c. Pengujian arus AC dan arus DC

Pada pengujian kali ini, digunakan multimeter, papan PS

445 (untuk 15 volt AC) dan resistor 100 Ω, 220 Ω serta 470 Ω. Kemudian dibuat rangkaian

seri dari masing-masing resistor tersebut dengan tegangan masukan (AC dan DC).

- Rangkaian AC

- Rangkaian DC

2. Pengujian alat ukur osiloskop

Osiloskop merupakan alat yang digunakan untuk memvisualisasikan bentuk gelombang pada

suatu rangkaian. Gelombang yang diukur dapat ditransformasikan sesuai dengan yang

dibutuhkan untuk meneliti. Pada prinsipnya ada 2 jenis osiloskop, yakni tipe analog ART –

Analog Real Time oscilloscope (gambar kiri), dan tipe digital DSO - Digital Storage

Oscilloscope (gambar kanan).

a. Peneraan pada osiloskop

Pada pengujian kali ini, praktikan diuji untuk menggambar output keluaran osiloskop dan

menghitung skala dan nilai Vpp/div-nya. Untuk mendapatkan keluaran itu, praktikan

menghubungkan probe CRO dari channel 1 ke konektor penalaan dengan posisi Volts/dik

pada kedudukan 2 volt untuk percobaan 1 dan 0,5 volt untuk percobaan 2, kemudian

menghubungkan lagi probe CRO dari channel 2 ke konektor penalaan dengan kedudukan 2

Volt untuk percobaan 1 dan 0,5 volt untuk percobaan 2. Gelombang yang dihasilkan adalah

gelombang kotak dengan skala merupakan ketinggian kotak pada grid dan div merupakan

vpp/div per skala.

b. Pengujian tegangan AC

Pada pengujian ini, praktikan akan meneliti berapa Vpp yang ditampilkan di osiloskop jika

masing-masing probe pada channel 1 dan channel 2 dihubungkan ke tegangan AC di sebuah

trafo yang dihubungkan ke tegangan PLN, dan kemudian menggambar bentuk

gelombangnya.

c. Pengujian tegangan DC

Pada pengujian kali ini, praktikan akan menguji tegangan pada strip ke-3, ke-5 dan ke-7 pada

papan PS 445 dan kemudian menggambarkan bentuk gelombangnya.

d. Pengujian gelombang isyarat

Kali ini, praktikan menggunakan AFG dan osiloskop sebagai alat uji. Praktikan mengatur

frekuensi AFG pada 1000 Hz, dan menghubungkan probe AFG dan probe CRO dengan

ujung probe merah AFG dan ground dengan ground. Dengan posisi AFG pada gelombang

sinusiodal, segitiga, dan kotak pada 3 Vpp, praktikan akan menggambar beruk gelombang

keluaran.

e. Pengujian frekuensi counter

Pada pengujian kali ini, praktikan menggunakan frekuensi counter sebagai alat ujinya dan

AFG sebagai alat pembangkit frekuensi. Tujuan dari pengujian ini adalah mengamati apakah

frekuensi yang dibangkitkan oleh AFG nilainya sama dengan di frekuensi counter.

f. Pengujian beda fase gelombang isyarat

Pada pengujian kali ini, praktikan akan mengamati bentuk gelombang isyarat beda fase

dengan posisi geser masing-masing 30° , 90°, dan 160°. Pengujian kali ini menggunakan alat

VPG dan osiloskop.

g. Pengujian penyearah setengah gelombang

Rangkaian di atas adalah suatu rangkaian penyearah setengah gelombang, yang telah

ditambahi kapasitor sebagai filter agar tegangan keluaran lebih halus (Vpp kecil).

Jika tidak ada kapasitor, maka gelombang keluaran akan berbentuk seperti

gelombang sinus, tetapi terpotong dibagian negatifnya, seperti gambar dibawah:

Saat diberi kapasitor, maka arus akan memasuki kapasitor secara perlahan, dan akan

keluar dari kapasitor juga secara perlahan. Sehingga gelombang arus menjadi lebih

“halus”. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut:

D. HASIL PENGUJIAN

a. Alat Ukur Multimeter

1. Pengujian Tegangan AC

No

Jenis TeganganPasangan Nilai Terukur

1.Tegangan Primer

0 dengan 110 108 Volt2. 0 dengan 220 218 Volt3. 110 dengan 220 110 Volt4.

Tegangan Sekunder

CT dengan 32 32,5 Volt5. CT dengan 12 12,82 Volt6. CT dengan 25 25,5 Volt7. 12 dengan 12 24,4 Volt8. 25 dengan 25 50,2 Volt

2. Pengujian Tegangan DC

Tegangan AC Pengujian Tegangan DCTertulis Terukur Tegangan Variabel Tegangan Dua Katup Tegangan Satu Katup

0 dengan 5 5,91 V Strip ke 1

1,34 V 0 – (+15) 15,09 V 0 – 5 5,07 V

0 dengan 10 12,10 V Strip ke 3

5,56 V 0 – (-15) -15,09 V

0 dengan 15 18,29 V Strip ke 5

9,68 V (-15) – (+15)

30,2 V

0 dengan 20 17,16 V Strip ke 7

13,54 V

0 dengan 25 0,25 V Strip ke 9

17,62

3. Pengujian Arus AC dan DC

Jenis Arus R beban Arus beban

Arus AC100 Ω 172,4 mA220 Ω 80,4 mA470 Ω 38,8 mA

Arus DC100 Ω 156,2 mA220 Ω 68,8 mA470 Ω 32,5 mA

b. Alat ukur Osiloskop

1. Peneraan pada Osiloskop

a. Pengujian 1

Gambar Gelombang

1 skala x 2 div

b. Pengujian 2

Gambar Gelombang

4 skala x 0,5 div

2. Pengujian Tegangan AC

Pasangan Vpp terukur

CT dengan 32 Volt 95,2 VoltCT dengan 12 Volt 37,6 VoltCT dengan 25 Volt 75,2 Volt

12 Volt dengan 12 Volt 71,2 Volt25 Volt dengan 25 Volt 14,7 Volt

3. Pengujian Tegangan DC

Strip Nilai TerukurStrip ke-3 5,14 VoltStrip ke-5 8,9 VoltStrip ke-7 13,6 Volt

4. Pengujian Gelombang Isyarat

a) Dengan gelombang Sinusiodal 3 Vpp

b) Dengan gelombang Segitiga 3 Vpp

c) Dengan gelombang Kotak 3 Vpp

5. Pengujian Frekuensi Counter

Frekuensi AFG 700 Hz 1500 Hz 3000 Hz 5000 Hz 7000 HzFrekuensi Counter 708 Hz 1508 Hz 3053 Hz 5016 Hz 7017 Hz

6. Pengujian Beda Fase Gelombang Isyarat

a) Posisi geser 30°

b) Posisi geser 90°

c) Posisi geser 160°

7. Pengujian Penyearah Setengah Gelombang

No. Tegangan In.Teganagn Output Gambar Gelombang Output

Sebelum C dipasang

Sesudah C dipasang

Sebelum C dipasang

Sesudah C dipasang

1. 0 dengan 10 17 Vpp 42 mVpp

2. 0 dengan 15 26 Vpp 24 mVpp

3. 0 dengan 20 34,4 Vpp 80 mVpp

E. ANALISA HASIL PENGUJIAN

a. Alat Ukur Multimeter

1. Pengujian Tegangan AC

Pada pengujian ini, dilakukan pengujian tegangan AC dengan mengeset multimeter ke

tegangan AC dan dihubungkan pada kutub-kutub di tegangan primer dan sekunder pada trafo

step down. Pada hasil yang tertera pada table hasil pengujian di atas tadi, dapat dilihat bahwa

nilai yang terukur di multimeter menunjukkan hasil yang hamper sepadan dengan teori jika

kutub-kutub trafo itu dihubungkan. Dari kedua pengujian, baik Tegangan Primer maupun

sekunder , dapat diketahui bahwa nilai yang terukur di multimeter adalah nilai tegangan RMS

(root mean square), bukan nilai tegangan puncak.

2. Pengujian Tegangan DC

Pengujian tegangan AC dilakukan sama dengan pengujian sebelumnya. Terlihat

bahwa nilai trukur dan tertulis hamper sama. Kecuali untuk tegangan 0 dengan 25

nilai terukur jauh dari nilai tertulis. Mungkin ini dikarenakan sekring yang digunakan

telah rusak.

Pengujian Tegangan DC dilakukan dengan terlebih dahulu mengeset multimeter ke

tegangan DC. Untuk tegangan variable, terlihat bahwa semakin besar putarannya,

maka tegangan keluarannya akan semakin besar. Untuk tegangan dengan dua kutub,

akan dihasilkan nilai kutub kedua dikurangi kutub pertama. Untuk tegangan satu

kutub, akan dihasilkan nilai dari kutub tersebut.

3. Pengujian Arus AC dan Arus DC

Untuk pengujian arus di atas, arus diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

Untuk Pengujian Arus AC :

Resistor 100 Ω, 15 V AC

I=VR

√2

I= 15100

√2

I=212.3 mA

Resistor 220 Ω, 15 V AC

I=VR

√2

I= 15220

√2

I=96.42 mA

Resistor 470 Ω, 15 V AC

I=VR

√2

I= 15470

√2

I=45.13 mA

Untuk Pengujian Arus DC :

Resistor 100 Ω, 15 V DC

I=VR

I= 15100

I=150 mA

Resistor 220 Ω, 15 V DC

I=VR

I= 15220

I=68.18 mA

Resistor 470 Ω, 15 V DC

I=VR

I= 15470

I=31.91 mA

Hasil pengukuran Secara

teori

Koreksi

100 Ω, 15 V AC 172.4 mA 212.3 mA 39.9 mA

220 Ω, 15 V AC 80.4 mA 96.42 mA 16.02 mA

470 Ω, 15 V AC 38.8 mA 45.13 mA 6.33 mA

100 Ω, 15 V DC 156.2 mA 150 mA 6.2 mA

220 Ω, 15 V DC 68.8 mA 68.18 mA 0.62 mA

470 Ω, 15 V DC 32.5 mA 31.91 mA 0.59 mA

Dari tabel di atas, terlihat bahwa untuk arus AC, arus yang terukur adalah arus

maksimumnya, bukan arus RMS nya. Sehingga untuk perhitungan, arus

maksimum adalah arus RMS dikalikan dengan akar 2.

b. Alat ukur Osiloskop

1. Peneraan pada Osiloskop

Pada pengujian pertama, terlihat bahwa setiap gelombang mempunyai tinggi satu

skala, di mana 1 skala tersebut memilliki tegangan sebesar 2 Volt. Jadi , tegangan

adalah 2 Volt, seperti yang tertera pada osiloskop.

Pada pengujian kedua, terlihat bahwa setiap gelombang mempunyai tinggi 4 skala,

dimana 1 skala terserbut memiliki tegangan sebesra 2 Volt. Jadi, tegangannya adalah 2

Volt, seperti yang tertera pada osiloskop.

2. Pengujian Tegangan AC dengan osiloskop

Pasangan Vpp terukurCT dengan 32 Volt 95,2 Volt

CT dengan 12 Volt 37,6 VoltCT dengan 25 Volt 75,2 Volt

12 Volt dengan 12 Volt 71,2 Volt25 Volt dengan 25 Volt 14,7 Volt

Pengujian gelombang AC dengan osiloskop akan menampilkan bentuk gelombang

sinus, karena gelombang AC adalah suatu gelombang sinus dengan amplitude adalah

tegangan dan dengan frekuensi sebesar 50 Hz.

Perhitungan untuk nilai Vpp adalah sebagai berikut :

CT dengan 32 V

V pp=2√2V RMS

V pp=2√2× 32

V pp=90.51

CT dengan 25 V

V pp=2√2V RMS

V pp=2√2× 25

V pp=70.71

Terlihat bahwa untuk pengukuran kutub CT dengan suatu kutub tertentu, nilai Vpp-

nya adalah VRMS dikalikan dengan 2√2, karena Vpp adalah nilai tegangan tertinggi -

tengangan terendah (tegangan puncak ke puncak).

Untuk pengukuran antara dua titik yang sama, akan menghasilkan Vpp yang sangat

kecil. Idealnya, tegangan ini adalah 0 V.

3. Pengujian Tegangan DC

CT dengan 12 V

V pp=2√2V RMS

V pp=2√2× 6

V pp=33.94

Strip Nilai TerukurStrip ke-3 5,14 VoltStrip ke-5 8,9 VoltStrip ke-7 13,6 Volt

Pengujian Tegangan DC akan menampilkan gelombang datar, karena pada tegangan

DC, tegangannya tetap, tidak seperti tegangan AC yang berubah-ubah.

4. Pengujian Gelombang Isyarat

a) Gelomabng Sinusiodal 3 Vpp

Gelombang yang dihasilkan adalah gelombang sinus.

b) Gelombang Segitiga 3 Vpp

Gelombang yang dihasilkan adalah gelombang segitiga.

c) Gelombang Kotak 3 Vpp

Gelombang yang dihasilkan adalah gelombang kotak.

Dari ketiga gambar gelombang di atas, terlihat bahwa saat gelombang sinusoidal naik,

maka gelombang segitiga dan kotak juga sedang naik. Hal ini disebabkan karena

ketiga gelombang tersebut mempunyai frekuensi yang sama.

5. Pengujian frekuensi Counter

Pada table di hasil pengujian di atas, dapat kita lihat nilai frekuensi pada frekuensi

counter hamper sama dengan frekuensi yang tertera pada AFG. Karena memang,

frekuensi counter ini berguna untuk menghitung frekuensi frekuensi yang

dibangkitkan oleh AFG.

6. Pengujian Beda Fase gelombang Isyarat

Pada hasil pengujian di atas, bentuk gelombang geser phase akan berbeda dari sudut

ke sudut. Untuk posisi geser 30°, gelombang sinus yang dihasilkan akan bergeser

sedikit ke arah kanan dan gambar beda phasenya akan berbentuk elips miring ke

kanan. Untuk posisi geser 90°, gelombang sinus yang dihasilkan akan bergeser ke arah

kanan dan gambar beda phasenya akan berbentuk lingkaran dtepat ditengah garis

koordinat. Untuk posisi geser 160°, gelombang sinus yang dihasilkan akan bergeser

arah kanan dan gambar beda phasenya akan berbentuk elips miring ke kiri.

7. Pengujian Penyearah Setengah Gelombang

Sebelum C dipasang, rangkaian itu adalah sebuah rangkaian rectifier murni. Rangkaian ini

hanya akan memotong tegangan di bawah 0.7 V, dan akan melewatkan arus di atas 0.7 V. Jadi

tegangannya masih naik – turun, namun tidak mencapai negatif. Untuk perhitungannya adalah

sebagai berikut:

Tegangan 10 V

V pp=√2 V RMS−0.7

V pp=√2∗10−0.7

V pp=13.44

Tegangan 15 V

V pp=√2 V RMS−0.7

Tegangan 20 V

V pp=√2 V RMS−0.7

V pp=√2∗20−0.7

V pp=27.58

V pp=√2∗15−0.7

V pp=20.51

Perbedaan nilai ini mungkin disebabkan karena nilai tegangan input yang tidak tepat 100%

ataupun karena kabel probe osilator yang sudah agak jelek.

Setelah C dipasang, maka rangkaian akan menjadi rangkaian rectifier ditambah filter.

Sehingga tegangan keluaran akan berbentuk lebih halus, karena kapasitor akan membuat

kenaikan dan penurunan tegangan secara perlahan. Hal ini terjadi karena pengisian muatan di

kapasitor terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang relatif lama dibandingkan

dengan periode gelombang listrik. Begitu juga waktu pelepasan muatan di kapasitor juga

terjadi secara perlahan dengan waktu yang relatif lama.

Setelah diberi kapasitor, tegangan keluaran akan berbentuk seperti saw tooth / mata

gergaji dengan sudut yang melengkung. Vpp dari tegangan tersebut dapat dikatakan sebagai

tegangan riak (ripple voltage = Vrp). Tegangan ini dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Tegangan 10 V

V r=0.0048∗V

RC

V r=0.0048∗17

2.2

V r=37.09 mV

Tegangan 15 V

V r=0.0048∗V

RC

V r=56.72 mV

No. Tegangan In.

Tegangan Output Terukur Tegangan Output Terhitung

Sebelum C dipasang

Sesudah C dipasang

Sebelum C dipasang

Sesudah C dipasang

1. 0 dengan 10 17 Vpp 42 mVpp 13,44 Vpp 37,09 mVpp

Tegangan 20 V

V r=0.0048∗V

RC

V r=0.0048∗34.4

2.2

V r=75.05 mV

2. 0 dengan 15 26 Vpp 24 mVpp 20,51 Vpp 56,72 mVpp

3. 0 dengan 20 34,4 Vpp 80 mVpp 27,58 Vpp 75,05 mVpp

Terlihat bahwa tegangan sesudah C dipasang, yang tercatat di multimeter adalah hampir 1/10

dari nilai sebenarnya. Hal ini mungkin terjadi karena kesalahan praktikan dalam membaca

nilai yang terdapat di multimeter.

Untuk tegangan sebelum C dipasang, hasilnya sudah mendekati dari nilai sebenarnya.

F. KESIMPULAN

1. Pada praktikum kali ini, praktikan menguji tentang beberapa hal, di antaranya:

a. Menguji tegangan sekunder dan primer pada transformator step Down.

b. Mengukur besarnya tegangan AC maupun DC pada panel PS 445.

c. Mengukur arus AC dan DC pada sebuah resistor.

d. Mengukur tegangan Vpp dan menggambar bentuk gelombang yang tertampil

di osiloskop.

e. Menggambar bentuk gelombang isyarat (gelombang kotak, gelombang

sinusoidal, dan gelombang segitiga) dengan kombinasi osiloskop dan AFG.

AFG digunakan untuk menghasilkan gelombang dengan frekuensi tertentu.

2. Multimeter digunakan untuk mengukur nilai beberapa besaran elektronika.

Kebanyakan multimeter digunakan untuk menghitung tegangan, arus, dan

tegangan suatu rangkaian/ komponen elektronika, baik AC maupun DC.

3. Untuk pengukuran tegangan, probe multimeter dihubungkan secara paralel dengan

komponen yang akan diukur. Sedangkan untuk pengukuran arus, probe multimeter

dihubungkan secara seri.

4. Osiloskop digunakan untuk menampilkan bentuk gelombang, baik gelombang AC

maupun DC. Gelombang yang tertampil dapat ditransformasikan menggunakan

alat pengatur yang telah terpasang pada alat tersebut.

5. Osiloskop digital juga dapat digunakan untuk menghitung Vpp dari gelombang

yang ditampilkan. Begitu pula frekuensinya.

6. Frequency Counter berfungsi untuk mengukur frekuensi dari gelombang yang

diukur.

7. AFG digunakan untuk membuat suatu gelombang. Pada AFG, terdapat pengatur

tegangan Vpp dan frekuensi untuk membuat gelombang tersebut. Hasil pembuatan

gelombang ditampilkan di osiloskop.

8. VPG berfungsi untuk membuat dua gelombang dengan beda fase yang dapat

diatur.

9. Rangkaian penyearah dapat dibuat dengan menggunakan diode untuk memotong

tegangan yang negatif.

10. Untuk mengurangi Vripple, dapat digunakan kapasitor. Besarnya V ripple

berbanding terbalik dengan besarnya kapasitansi dan beban.

G. LAMPIRAN

1. Jawaban Pertanyaan

1) Sebutkan beberapa komponen elektronika yang bersifat pasif dan aktif

Jawab : Komponen pasif yaitu komponen elektronika yang tidak memerlukan tegangan atau arus

listrik agar dapat bekerja.

- Resistor

- Kapasitor

- Induktor

- Transformator (Trafo)

Komponen aktif yaitu komponen elektronika yang memerlukan tegangan atau arus listrik

agar dapat bekerja.

- Dioda

- Transistor

2) Sebutkan beberapa alat ukur elektronis dan kegunaan alat tersebut.

Jawab : - Amperemeter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk

listrik AC maupun DC yang ada dalam rangkaian tertutup.

- Voltmeter

Voltmeter adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian

listrik.

- Ohm-meter

Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan

mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor.

- Multimeter analog / digital

Multimeter adalah alat untuk mengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOAM (Vol,

Ohm, Amperemeter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (Oen-meter),

arus(ampermeter) dan bahkan kapasitansi (capacitance meter).

- Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur elektronis yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal agar

dapat dilihat dan dipelajari.

- Generator fungsi

Generator fungsi adalah alat kuat yang digunakan sebagai sumber pemicu yang

diperlukan, merupakan bagian dari peralatan uji coba elektronik yang digunakan untuk

menciptakan gelombang listrik.

3) Buatlah rangkaian seri dan paralel dengan menggunakan 4 buah resistor dengan tegangan

masukan 12 Volt. Dan hitung tegangan dan arus yang lewat pada resistor tersebut.

Jawab : - Rangkaian seri

Misal resistor yang digunakan masing-masing adalah 1 K Ω, 2K Ω, 3K Ω, dan 4K Ω.

Dengan tegangan masukan sebesar 12 volt, diperoleh gambar rangkaian sbb :

Dari rangkaian tersebut, dapat dihitung tegangan dan arus yang lewat masing-masing

resistor sbb :

V=I × R seri

R seri=R1+R2+R3+R4

¿1000 Ω+2000 Ω+3000 Ω+4000 Ω

¿10000 Ω

I=VR

I=VR

= 1210000

=0,0012 A

Karena R1, R2, R3 dan R4 dihubungkan secara seri, maka arus yang mengalir pada R1,

R2, R3 dan R4 (I1, I2, I3 dan I4) adalah sama.

I 1=I 2=I3=I 4=0,0012 A

Sedangkan beda potensial (tegangan) setiap resistor berbeda sesuai dengan besar

resistansi masing-masing. Dalam rangkaian seri berlaku hukum Ohm.

V R1=I × R 1=0,0012× 1000=1,2 V

V R2=I × R 2=0,0012 ×2000=2,4 V

V R3=I × R3=0,0012 ×3000=3,6 V

V R4=I × R 4=0,0012× 4000=4,8

- Rangkaian paralel

Misal resistor yang digunakan untuk masing-masing R1, R2, R3 dan R4 adalah 2K Ω, 2K

Ω, 8K Ω, dan 8K Ω. Dengan tegangan masukan sebesar 12 volt, diperoleh gambar

rangkaian sbb :

Dari rangkaian tersebut, dapat dihitung tegangan dan arus yang lewat masing-masing

resistor sbb :

I= VR paralel

1R paralel

= 12000

+ 12000

+ 18000

+ 18000

1R paralel

= 108000

Rparalel=800

Karena R1, R2, R3 dan R4 dihubungkan secara paralel, maka tidak terjadi pembagian

tegangan, tegangan akan sama di setiap titik pada rangkaian itu, karena resistor

dihubungkan pada titik yang sama.

V 1=V 2=V 3=V 4=12V

Sedangkan arus yang mengalir di setiap resistor berbeda sesuai dengan besar resistansi

masing-masing. Dalam rangkaian paralel berlaku hukum Ohm.

I 1=VR1

= 122000

=0,006 A

I 2=VR2

= 122000

=0,006 A

I 3=VR3

= 128000

=0,0015 A

I 4=VR4

= 122000

=0,0015 A

I total=V

R paralel

= 12800

=0,015 A