LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

28
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA UNIT : I PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIS Nama : Hamdan Prakoso No. Mhs : 39251 Kel. /Hari : II/Jum’at Tanggal : 27 September 2013 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

UNIT : I

PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIS

Nama : Hamdan Prakoso

No. Mhs : 39251

Kel. /Hari : II/Jum’at

Tanggal : 27 September 2013

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

A. PENDAHULUAN

Di sekitar kita, terdapat banyak sekali alat-alat elektronik yang hampir setiap hari kita

gunakan. Di peralatan elektronik tersebut, pastinya di dalamnya terdapat banyak komponen-komponen

elektronis yang harus kita tahu. Di antara banyak komponen-komponen tersebut, yang akan kita ulas

pada praktikum ini antara lain yaitu :

a. Resistor

Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang digunakan untuk membatasi

arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor mempunyai sifat resistif. Nilai

tegangan dan arus yang mengalir pada suatu resistor diatur dalam hukum Ohm. Resistor

sendiri ada dua macam, yang pertama adalah resistor tetap dan yang kedua adalah resistor

variabel.

Resistor tetap mempunyai nilai hambatan yang tetap. Resistor tetap ini terdiri dari dua

tipe, yaitu resistor dengan 4 gelang warna dan resistor dengan 5 gelang warna. Nilai suatu

resistor tetap tertulis pada bagian badan resistor melalui kode-kode warna. Tabel di bawah

adalah tabel kode warna untuk pembacaan suatu resistor tetap

Warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4Hitam 0 0 x100

Coklat 1 1 x101

Merah 2 2 x102

Jingga / Oranye

3 3 x103

Kuning 4 4 x104

Hijau 5 5 x105

Biru 6 6 x106

Ungu 7 7 x107

Abu-abu 8 8 x108

Putih 9 9 x109

Emas Toleransi 5%Perak Toleransi 10%

Cara pembacaannya yaitu warna gelang 1 menyatakan angka, warna gelang 2

menyatakan angka pula, warna gelang 3 menyatakan banyaknya nol, sedangkan warna

gelang 4 menyatakan batas toleransi ukur resistor tersebut.

Perbedaan resistor dengan 4 gelang warna dan yang 5 warna adalah terletak pada ada

tidaknya gelang penunjuk angka ke-3 (gelang 3 yang menyatakan angka). Jika pada resistor

4 gelang, hal tersebut tidak ada, sedangkan pada resistor 5 gelang ada.

Resistor variabel itu sendiri adalah resistor yang nilai hambatannya berubah-ubah

sesuai keadaan yang dilakukan terhadapnya. Ada beberapa macam resistor variabel, di

antaranya adalah potensio, LDR dan thermistor yang penjelasannya akan di ulas lagi di

bawah.

b. Potensio

Potensio merupakan salah satu jenis resistor variabel yang nilai hambatnnya akan

berubah jika kita memutar / mengatur sudut potensio tersebut. Semakin besar sudut

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

putarnya, hambatan potensio akan membesar. Aplikasi potensio biasanya digunakan untuk

mengubah volume suara atau mengganti suatu channel radio.

c. Light Dependant Resistor (LDR)

LDR merupakan salah satu resistor variabel yang nilai hambatannya berubah

tergantung kondisi cahaya yang dikenai kepadanya. Semakin gelap kondisi cahayanya,

nilai hambatan LDR ini akan semakin membesar, sebaliknya, bila semakin terang, maka

nilai hambatannya akan semakin kecil. Aplikasi LDR digunakan sebagai sensor cahaya

pada suatu perangkat elektronika.

d. Transformator (Trafo)

Trafo merupakan komponen elektronika yang berfungsi mengubah tegangan masukan

menjadi tegangan keluaran sesuai dengan perbandingan lilitan di bagian primer dan

sekunder. Apabila tegangan primernya lebih besar daripada tegangan sekundernya, maka

trafo tersebut merupakan trafo step-down, dan sebaliknya, apabila tegangan sekundernya

lebih besar daripada tegangan primernya, maka trafo tersebut merupakan trafo step-up.

e. Thermistor (NTC dan PTC)

Thermistor merupakan resistor variabel yang nilai hambatannya dipengaruhi oleh

suhu. Ada dua macam thermistor, NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC

(Positive Temperature Coefficient). Pada NTC, apabila dipanaskan nilai hambatan dalam

NTC semakin kecil, sedangkan pada PTC, apabila dipanaskan nilai hambatannya akan

semakin besar.

f. Dioda

Dioda merupakan salah satu komponen elektronika yang berguna untuk penyearah

arus listrik. Bila diberi arus maju, dioda akan mengalirkan arus, sedangkan bila diberi arus

mundur hambatan dioda akan mendekati tak hingga sehingga dioda tersebut tidak bisa

mengalirkan arus. Kutub anoda dan dioda dapat dilihat dari garis yang ada di badan dioda

tersebut. Bila terdapat garis, maka kutub tersebut merupakan kutub katoda.

g. Transistor (PNP dan NPN)

Transistor adalah komponen elektronika yang memiliki tiga terminal yang masing-

masing namanya adalah basis, kolektor dan emitter, yang berfungsi sebagai ‘keran’ dalam

perangkat elektronika. Transistor ini akan mengatur besar kecilnya arus yang lewat.

Transistor dapat digunakan sebagai saklar.

h. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan

listrik dalam kurun waktu tertentu selama terdapat arus yang melalui komponen ini, dan

membuang muatan jika tidak ada arus yang mengalir ke dalamnya.

i. Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh

arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena

adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada

saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan

kontak saklar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan

arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai

arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC).

B. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1. Multimeter analog dan digital

Multimeter digunakan untuk menghitung nilai hambatan dan kapasitan komponen yang diuji.

2. Setrika

Setrika digunakan untuk memanaskan NTC dan PTC.

3. Papan EEC 470

Papan EEC 470 digunakan untuk tempat membuat rangkaian komponen-komponen yang

diuji.

4. Papan EEC 474

Papan EEC 474 adalah tempat untuk tempat menyimpan komponen-komponen elektronika

yang diuji.

5. Jepit Buaya

Jepit Buaya membantu praktikan dalam menguji nilai hambatan dan kapasitan komponen.

b. Bahan

1. Resistor

2. Potensio

3. Light Dependant Resistor (LDR)

4. Transformator (trafo)

5. Negative Temperature Coefficient (NTC)

6. Positive Temperature Coefficient (PTC)

7. Dioda

8. Transistor PNP dan NPN (SA 671 dan 2SC1061)

9. Dioda

10. Kapasitor

11. Relay

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

C. GAMBAR RANGKAIAN DAN ANALISA

a. Resistor

Resistor tetap tidak berubah nilai hambatannya meski dipengaruhi keadaan apapun,

memiliki 2 tipe berdasarkan jumlah gelang warnanya. Tipe pertama adalah resistor yang

mempunyai 4 gelang warna (gambar kiri) dan yang kedua adalah resistor yang mempunyai 5

gelang warna (gambar kanan). Cara membacanya pun hampir sama, namun pada tipe resistor

yang mempunyai 5 gelang warna, perbedaannya dengan resistor bergelang 4 adalah pada nilai

hambatan yang terdapat pada kode warna gelang ke 3. Jika pada resistor gelang 4, kode warna

gelang ke-3 menyatakan banyaknya nol, sedangkan pada resistor gelang 5, kode warna gelang

ke-3 masih menyatakan angka ke-3 resistor tersebut. Pada praktikum kali ini, resistor yang diuji

adalah resistor dengan 4 gelang.

a.1. Pengujian resistor dalam rangkaian seri

Gambar di bawah ini merupakan gambar rangkaian seri resistor yang diujikan.

Praktikan memilih beberapa resistor yang kemudian dirangkai seri pada papan EEC

470 . Diperoleh nilai R1, R2, R3, R4 dan R5 masing-masing sebagai berikut (satuan

dalam Ω) :

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

a.2. Pengujian resistor dalam rangkaian paralel

Gambar di bawah ini merupakan gambar rangkaian paralel resistor yang diujikan.

Praktikan memilih beberapa resistor yang kemudian dirangkai paralel pada papan EEC

470 . Diperoleh nilai R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7 dan R8 masing-masing sebagai

berikut (satuan dalam Ω) :

b. Potensio

Potensio merupakan salah satu resistor variabel, yang besar kecil nilai hambatannya

ditentukan oleh besar kecilnya sudut yang kita putar. Semakin besar sudutnya, semakin besar

pula nilai hambatannya. Dan sebaliknya, semakin kecil sudutnya, semakin kecil pula nilai

hambatannya. Pada praktikum kali ini, praktikan akan menguji potensio dengan cara mengukur

nilai hambatannya pada sudut 45o, 90o, 135o dan posisi maksimalnya (270o).

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

c. Light Dependent Resistor (LDR)

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

Light Dependent Resistor (LDR) adalah salah satu resistor variabel yang nilai hambatannya

akan berubah bergantung pada intensitas cahaya yang dikenakan. Semakin gelap intensitas

cahayanya, misal dengan dihalangi telapak tangan atau bahkan ditutup dengan telapak

tangan,maka nilai hambatannya akan semakin besar. Sebaliknya, apabila semakin terang

intensitas cahayanya, maka semakin kecil nilai hambatannya. Pada uji praktikum kali ini,

praktikan diminta menghitung nilai hambatan LDR dengan 3 keadaan yang berbeda, yaitu LDR

pada posisi terbuka terhadap sinar, sinar terhalang telapak tangan dan LDR tertutup telapak

tangan.

d. Transformator (Trafo)

Transformator (trafo) adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah

tegangan masukan menjadi tegangan keluaran sesuai dengan perbandingan lilitan di bagian

masukan (primer) dan bagian keluaran (sekunder). Pada uji praktikum ini, praktikan diminta

untuk menguji nilai hambatan dari trafo ini pada kumparan primer dan kumparan sekundernya.

Praktikan tidak menguji trafo ini pada steker trafo dimasukkan ke power supply.

e. NTC dan PTC

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient)

adalah salah satu resistor variabel yang nilai hambatannya bergantung pada suhu yang

dikenakan ke thermistor. Pada PTC, nilai hambatan akan membesar apabila suhunya semakin

besar. Sementara itu, pada NTC, nilai hambatan akan mengecil apabila suhunya semakin besar.

Pada uji praktikum ini, praktikan menguji nilai hambatan pada masing-masing NTC dan PTC

dalam keadaan sebelum dipanasi (netral) dan setelah dipanasi dengan menggunakan setrika.

f. Dioda

Dioda merupakan salah satu komponen elektronika yang berguna untuk penyearah arus

listrik. Bila diberi arus maju, dioda akan mengalirkan arus, sedangkan bila diberi arus mundur

hambatan dioda akan mendekati tak hingga sehingga dioda tersebut tidak bisa mengalirkan arus.

Kutub anoda dan dioda dapat dilihat dari garis yang ada di badan dioda tersebut. Bila terdapat

garis, maka kutub tersebut merupakan kutub katoda. Pada uji praktikum ini, praktikan menguji

dioda ini dengan mengukur nilai hambatan pada masing-masing katoda dan anoda.

g. Transistor PNP dan NPN (SA 671 dan 2SC1061)

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

Transistor PNP (gambar kiri) adalah transistor yang arah arusnya dari dari emitter ke

kolektor. Bahan penyusun basis pada transistor ini adalah bahan jenis N, sedangkan kolektor

dan emiternya adalah bahan jenis P.

Transistor NPN (gambar kanan) adalah transistor yang arah arusnya dari kolektor ke

emiter. Bahan penyusun basis pada transistor ini adalah bahan jenis P, sedangkan kolektor dan

emiternya adalah bahan jenis N.

Pada praktikum ini, praktikan akan menguji transistor PNP dan NPN ini dengan cara

mengukur nilai hambatan pada masing-masing kakinya (basis, kolektor, emiter).

h. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik

pada saat ada arus dan membuangnya jika tidak ada lagi arus yang mengalir pada rangkaian.

Pada praktikum ini, praktikan menguji nilai kapasitan dari 4 buah kapasitor milar yang masing-

masing bernilai 10K, 100K, 220K dan 1 μF. Setelah itu, praktikan diminta untuk merangkai 5

buah kapasitor yang nilainya ditentukan sendiri oleh praktikan yang kemudian akan diukur nilai

kapasitannya pada titik tertentu. Diperoleh rangkaian seperti di bawah ini :

i. Relay

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus

listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi

(solenoid) di dekatnya. Pada praktikum ini, praktikan akan menguji relay dengan cara mengukur

nilai hambatan pada relay keadaan normal yaitu pada titik normally open (NO) dan normally

close (NC). Kemudian akan dibuat suatu rangkaian menggunakan relay dan akan diukur

tegangan dan arus yang mengalir pada motor yang digunakan.

Pada uji rangkaian relay di atas, praktikan diminta untuk mengamati dan menghitung nilai

tegangan antara ground dengan NO dan ground dengan NC. Teorinya, nilai tegangan dari

Ground dengan NO memiliki nilai yang lebih besar daripada Ground dengan NC karena relay

pada keadaan aktif dan saklar bisa dikatakan tertutup. Pada pengujian rangkaian dengan

menggunakan motor DC, praktikan juga diminta untuk mengamati dan mengukur tegangan dan

arus yang mengalir.

D. HASIL PENGUJIAN

1. Pengujian resitor

No. Kode Warna Nilai terbaca (Ω)

Nilai terukur (Ω)

Toleransi (%)

Toleransi (Ω)

Nilai susut (Ω)

1. Jingga, putih, jingga, emas

39 x 103 39,6 x 103 5 1,95 x 103 600

2. Merah, merah, merah, emas

22 x 102 21,6 x 102 5 1,1 x 102 40

3. Merah, merah, kuning, emas

22 x 104 21,6 x 104 5 1,1 x 104 4 x 103

4. Coklat, hitam, jingga, perak

10 x 103 9,83 x 103 10 1,7 x 102 1,7 x 102

5. Kuning, ungu, jingga, perak

47 x 103 46,2 x 103 10 4,8 x 103 8 x 102

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

a. Pengujian resistor dalam rangkaian seri

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

A – B B – C A – C C – D D – E A – F2160 Ω 2170 Ω 4330 Ω 2160 Ω 2170 Ω 8760 Ω

b. Pengujian resistor dalam rangkaian paralel

A – B B – C A – C C – D D – E A – F1080 Ω 99 Ω 1074 Ω 1160 Ω 10,93x104 Ω 112x103 Ω

2. Pengujian Potensio

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

Posisi (derajat) Nilai hambatan 45° 1,49 x 103 Ω90° 4 x 103 Ω135° 6,54 x 103 Ω

posisi max (270°) 10,65 x 103 Ω

3. Pengujian Light Dependent Resistor (LDR)

Keadaan Nilai hambatanTerbuka 140 Ω

Terhalang telapak tangan 950 ΩTertutup telapak tangan 6,8 K Ω

4. Pengujian Transformator (trafo) pada kumparan primer dan kumparan sekunder

No. Kumparan primer Besarnya tahanan Kumparan sekunder Besarnya tahanan1. 0 dengan 110 223 Ω CT dengan 15 7 Ω2. 0 dengan 220 562 Ω CT dengan 12 6 Ω3. 110 dengan 220 300 Ω 12 dengan 12 12 Ω4. 15 dengan 15 11 Ω

5. Pengujian Negative Temperature Coefficient (NTC) dan Positive Temperature Coefficient (PTC)

KeadaanNilai hambatan

NTC PTCnetral tidak dipanasi 22 Ω 20 Ωdipanasi 30 Ω 5 Ω

6. Pengujian Dioda

Keadaan Nilai hambatanPencolok merah dengan anoda , pencolok hitam dengan katoda

6,55 M Ω

Pencolok hitam dengan anoda, pencolok merah dengan katoda

22,08 M Ω

7. Pengujian transistor PNP dan NPN (SA 671 dan 2SC1061)

Posisi / keadaanNilai hambatan

PNP NPNmerah ke basis, hitam ke kolektor Overload Overloadmerah ke basis, hitam ke emitor Overload Overloadmerah ke kolektor, hitam ke emitor Overload Overload

8. Pengujian kapasitor

Kapasitor Nilai terukur10 K 10,39 nF100 K 95,2 nF220 K 221,6 nF1 µF 1,002 nF

a. Pengujian kapasitor dalam rangkaian seri

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

A – C A – E C – F49,16 nF 28,27 nF 7,73 nF

9. Tambahan (pengujian relay)

a. Keadaan normal

Keadaan Nilai terukurTitik A dengan titik NO ∞ ΩTitik A dengan titik NC 0 Ω

b. Keadaan aktif (tanpa beban)

Keadaan Nilai terukurGround dengan NO 0,01 VoltGround dengan NC 5,05 Volt

c. Keadaan aktif (dengan beban motor DC)

Keadaan Nilai terukurGround dengan NO 0,01 VoltGround dengan NC 5,05 VoltArus Pada Motor 16,2 Ampere

E. ANALISA HASIL PENGUJIAN

1. Analisa pengujian resistor

Tabel di bawah ini menunjukkan nilai batas bawah dan batas atas dari resistor-resistor yang

telah dipilih praktikan.

No. Nilai terbaca (Ω) Toleransi (%) Batas bawah (Ω) Batas atas (Ω) Nilai terukur (Ω)1. 39 x 103 5 37,05 x 103 40,95 x 103 39,6 x 103

2. 22 x 102 5 20,9 x 102 23,1 x 102 21,6 x 102

3. 22 x 104 5 20,9 x 104 23,1 x 104 21,6 x 104

4. 10 x 103 10 9 x 103 11 x 103 9,83 x 103

5. 47 x 103 10 42,3 x 103 51,7 x 103 46,2 x 103

Nilai batas bawah dan batas atas dari resistor dihitung melalui persamaan :

Rbatas bawah=(100−toleransi ) %× R terbaca

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

Rbatas atas=(100+toleransi )%× Rterbaca

Resistor masih layak untuk digunakan jika nilai terukurnya masih berada di antara nilai

batas bawah dan bawah atas ataupun nilai susutnya tidak melebihi nilai toleransi yang

diberikan. Berdasarkan data tabel di atas, kelima resistor yang dipilih masih layak digunakan.

a. Analisa rangkaian seri resistor

Titik Nilai secara teori (Ω) Nilai terukur (Ω) Nilai susut (Ω)A – B 2200 Ω 2160 Ω 40 ΩB – C 2200 Ω 2170 Ω 30 ΩA – C 4400 Ω 4330 Ω 70 ΩC – D 2200 Ω 2160 Ω 40 ΩD – E 2200 Ω 2170 Ω 30 ΩA – F 8900 Ω 8760 Ω 140 Ω

Nilai masing-masing R1, R2, R3, R4 dan R5 terdapat pada bab Gambar rangkaian dan

analisa. Pada teorinya, masing-masing nilai hambatan dari satu titik ke titik yang lain

dirumuskan dengan persamaan :

RAB=R1

RBC=R2

RAC=R1+R2

RCD=R3

RDE=R4

RAF=R1+R2+R3+R4+R5

Dari hasil yang ada di tabel, nilai hambatan pada teori tidak berbeda jauh dengan nilai

terukurnya, sehingga nilai susutnya pun menjadi kecil.

b. Analisa rangkaian paralel resistor

Titik Nilai secara teori (Ω) Nilai terukur (Ω) Nilai susut (Ω)A – B 1100 Ω 1080 Ω 20 ΩB – C 0 Ω 99 Ω 99 ΩA – C 1100 Ω 1074 Ω 26 ΩC – D 1100 Ω 1160 Ω 60 ΩD – E 11 x 104 Ω 10,93 x 104 Ω 700 ΩA – F 113020 Ω 112000 Ω 1020 Ω

Nilai masing-masing R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7 dan R8 terdapat pada bab Gambar

rangkaian dan analisa. Pada teorinya, masing-masing nilai hambatan dari satu titik ke titik yang

lain dirumuskan dengan persamaan :

RAB=R1 . R4

R1+R4

RAC=R AB+RBC

RCD=R3 . R5

R3+R5

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

RDE=R6 .R7

R6+R7

RAF=RAB+RBC+RCD+RDE+REF

Dari hasil yang ada di tabel, nilai hambatan pada teori tidak berbeda jauh dengan nilai

terukurnya, kecuali pada nilai hambatan antara titik B – C. Seharusnya, menurut teori nilai

hambatan antara titik tersebut adalah 0. Hal tersebut karena tidak adanya resistor pada titik

antara B – C, sehingga perhitungan secara paralel juga akan menghasilkan nilai 0. Kesalahan

pada pengukuran mungkin akibat jumper yang juga memiliki nilai hambatan. Selebihnya,

hampir semua pengukuran hanya berbeda tipis dengan nilai hambatan teoritisnya.

2. Analisa pengujian potensio

Posisi (derajat) Nilai hambatan 45° 1,49 x 103 Ω90° 4 x 103 Ω135° 6,54 x 103 Ω

posisi max (270°) 10,65 x 103 ΩDari tabel hasil pengujian di atas, dapat kita lihat bahwa semakin besar sudut putarnya ,

semakin besar pula nilai hambatannya. Sebaliknya, semakin kecil sudut putar, semakin kecil

hambatannya. Potensio ini dapat digunakan untuk mengatur volume sebuah speaker, mengganti

channel radio, dll.

3. Analisa pengujian Light Dependent Resistor (LDR)

Pada tabel hasil pengujian di bab sebelumnya, dapat kita lihat bahwa semakin gelap

intensitas cahayanya, nilai hambatan akan semakin besar. Sebaliknya, jika semakin terang,

maka nilai hambatannya akan semakin kecil. Jadi, LDR yang diuji masih layak digunakan

sebagai sensor cahaya.

4. Analisa pengujian transformator (trafo) pada kumparan primer dan kumparan sekunder

Pada tabel hasil pengujian di bab sebelumnya, dapat kita lihat bahwa besarnya tahanan

kumparan primer antara 0 dengan 220 hampir sama besarnya dengan besar tahanan antara 0 dan

110 ditambah dengan besar tahanan 110 dan 220. Sementara itu, pada kumparan sekunder,

antara titik 12 dan 12 serta 15 dan 15 mempunyai besar tahanan yang berarti ia mempunyai nilai

hambatan dalam.

5. Analisa pengujian Negative Temperatur Coefficient (NTC) dan Positive Temperature Coefficient

(TPC)

Berdasarkan hasil pengujian NTC dan PTC, nilai hambatan NTC naik bila dipanaskan,

sementara PTC turun bila dipanaskan. Hasil pengujian ini tidak sesuai teori yang menyatakan

kebalikannya. Teori yang benar adalah nilai hambatan NTC akan turun bila dipanaskan,

sementara PTC akan naik bila dipanaskan. Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

penyebab kesalahan praktek, yaitu pertama karena memang thermistor sudah tidak layak

digunakan, sehingga menyebabkan salah ukur. Kedua, karena praktikan kurang teliti dalam

menghitung. Ketiga, mungkin karena praktikan tertukar untuk memasukkan data antara NTC

dan PTC.

6. Analisa pengujian dioda

Pada tabel hasil pengujian di bab sebelumnya, pada saat pencolok merah ke noda dan

pencolok hitam ke katoda , dioda mengalirkan arus (Froward biased). Oleh karena itu, nilai

hambatan pada dioda tergolong cukup besar untuk mengalirkan arus kecil. Sedangkan pada

reverse biased dioda menghambat arus. Karena demikian, nilai hambatan dalam dioda itu

sangat tinggi.

7. Analisa pengujian transistor PNP dan NPN (SA 671 dan 2SC1061)

a. Transistor PNP

Pada saat Forward bias (pencolok positif ke kolektor dan pencolok negatif ke basis),

transistor mengalirkan arus listrik dari kolektor menuju basis. Berdasarkan hasil pengujian, nilai

hambatan sangat besar untuk mengalirkan arus dari kolektor yang sangat kecil. Sedangkan pada

reserve bias, transistor menghambat arus dari kolektor menuju basis. Nilai hambatan yang

sangat besar membuat multimeter analog yang kami gunakan tidak bisa membacanya sehingga

hanya terbaca overload (OL).

b. Transistor NPN

Pada saat Forward bias (pencolok positif ke basis dan pencolok negatif ke emitor),

transistor mengalirkan arus listrik dari kolektor menuju basis. Berdasarkan hasil pengujian, nilai

hambatan sangat besar untuk mengalirkan arus dari basis yang sangat kecil. Sedangkan pada

reserve bias, transistor menghambat arus dari basis menuju emitor. Nilai hambatan yang sangat

besar membuat multimeter analog yang kami gunakan tidak bisa membacanya sehingga hanya

terbaca overload (OL).

8. Analisa pengujian kapasitor

Berdasarkan hasil pengujian pengukuran kapasitor di bab sebelumnya, nilai kapasitor dan

nilai terukurnya hampir sama besar. Itu menandakan kapasitor masih layak untuk digunakan.

a. Rangkaian seri kapasitor

Nilai kapasitan antara Nilai secara teori (nF) Nilai terukur (nF) Nilai susut(nF)A – C 50 49,16 0,84A – E 28,947 28,27 0,677C – F 8,73 7,73 1

Nilai kapasitansi antar titik di atas, yang disusun secara seri, dapat dihitung melalui

persamaan :

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

C AC=1

C1

+ 1C2

+ 1C3

C AE=1

C1

+ 1C2

+ 1C3

+ 1C4

+ 1C5

CCF=1

C3

+ 1C4

+ 1C5

Pada tabel hasil pengujian di atas, terlihat bahwa antara nilai terukur dan nilai secara teori

tidak ada perbedaan yang signifikan.

9. Analisa pengujian relay (3A. 12 DC SPDT)

Pada pengujian terakhir ini, digunakan relay pada dua kondisi yang berbeda, yaitu pada

kondisi switch-off (normal) dan pada kondisi switch on (aktif). Cara kerja rela secara umum

mirip sebuah saklar. Relay SPDT memiliki 5 buah kaki, dengan 2 kaki berfungsi sebagai

penarik switch (satu dihubungkan ke positif dan yang lainnya ke ground). Sedangkan sisanya

adalah A (masuknya tegangan sumber), NO (Normally Open), dan NC (Normally Close).

a. Keadaan Normal

Pengujian pada keadaan normal menunjukkan hambatan pada titik A dengan titik NO

(Normally Open) adalah tak terhingga atau bisa dikatakan overload, sedangkan pada titik A

dengan titik NC (Normally Close) adalah 0. Hal ini diakibatkan pada titik A dengan titik NO

pada dasarnya memang tidak terhubung (terbuka), sehingga tidak ada sirus mengalir dan

mengakibatkan hambatan menjadi sangat besar. Sedangkan pada titik A dengan NC, pada

keadaan normal, akan terhubung yang mengakibatkan ada arus dan hambatan menjadi sangat

kecil.

b. Keadaan Aktif (tanpa beban motor DC)

Pengujian berikutnya adalah pada saat relay dalam keadaan aktif. Pada keadaan ini katup

relay berpindah dari NC ke NO, dan NC dibiarkan terputus. Seharusnya, nilai tegangan dari

Ground dengan NO memiliki nilai yang lebih besar daripada Ground dengan NC karena relay

pada keadaan aktif dan saklar bisa dikatakan tertutup. Namun pada laporan hasil pengujian nilai

Ground-NO justru 0.01 Volt, lebih kecil dibanding dengan Ground-NC 5.05 Volt. Hal ini

dikarenakan kesalahan pemilihan NO dan NC pada pengukuran ataupun kesalahan konsep atau

bisa juga kesalahan praktikan.

c. Keadaan Aktif(dengan beban motor DC)

Sama halnya dengan relay saat keadaan aktif (tanpa beban motor) sebelumnya, bedanya

kali ini digunakan motor DC sebagai beban. Pada pengujian, dapat dilihat bahwa motor DC

dapat berfungsi dengan baik. Arus pada motor sendiri terukur dengan multimeter sebesar 16,2

mA. Kemudian untuk pengujian nilai Ground-NO dan Ground-NC sendiri tetap bernilai sama

dengan sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan konsep pada pemilihan NO

dan NC atau kesalahan praktikan pada pengukuran. Namun, seharusnya nilai Ground-NC

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

bernilai tetap atau bahkan nol (idealnya), sedangkan Ground-NO bernilai lebih kecil (<5.05

Volt) karena ada hambatan yang berupa motor DC.

F. KESIMPULAN

1. Nilai hambatan dan toleransi suatu resistor tetap telah tergambar pada tubuh resistor berupa

gelang-gelang warna, yang setiap gelang itu mewakili nilai tertentu. Resistor yang masih layak

digunakan adalah resistor yang nilai ukurnya masih berada di antara nilai batas bawah dan

bawah atas resistor atau nilai susut yang kecil.

2. Jika n buah resistor disusun seri, maka nilai Rs :

R s=R1+R2+R3+…+Rn

Sementara itu, untuk n buah resistor disusun paralel, maka nilai Rp :

1R p

= 1R1

+ 1R2

+ 1R3

+…+ 1Rn

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1

3. Pada potensio, nilai hambatan akan berubah sesuai dengan nilai sudut putarnya. Semakin besar

sudut putarnya, semakin besar pula hambatannya. Sebaliknya, semakin kecil sudut putarnya,

semakin kecil pula hambatannya.

4. Suatu Light Depenend Resistor (LDR) akan berubah nilai hambatannya sesuai dengan keadaan

cahaya yang dikenakan kepadanya. Semakin kecil intensitas cahayanya (gelap), nilai

hambatannya akan semakin besar. Sebaliknya, semakin besar intensitas cahayanya (terang),

nilai hambatannya akan semakin kecil.

5. Perbandingan besarnya tahanan yang ada dalam setiap terminal pada trafo baik pada kumparan

primer maupun sekunder sebanding dengan perbandingan besarnya tegangan yang ada pada

terminalnya.

6. Pada NTC, semakin besar suhu yang diberikan (dipanasi), maka nilai hambatannya akan

semakin mengecil. Sebaliknya, pada PTC, semakin besar suhu yang diberikan (dipanasi), maka

nilai hambatannya akan semakin besar.

7. Dioda dapat mengalirkan arus listrik selama Froward bias, sebab jika diberi arus mundur

hambatan dioda tersebut akan semakin tinggi mendekati tak hingga, sehingga arus tak bisa

mengalir.

8. Pada transistor PNP arus hanya mengalir dari emitor ke kolektor, sedangkan pada transistor

NPN, arus hanya mengalir dari kolektor ke emitor.

9. Nilai kapasitan yang tertulis dalam tubuh kapasitor mendekati nilai kapasitan terukur.

10. Beberapa kapasitor n yang dirangkai seri , memiliki nilai Cs , yang mempunyai persamaan :

1C s

= 1C1

+ 1C2

+ 1C3

+…+ 1Cn

11. Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.

Relay SPDT memiliki 5 buah kaki, dengan 2 kaki berfungsi sebagai penarik switch (satu

dihubungkan ke positif dan yang lainnya ke ground). Sedangkan sisanya adalah A (masuknya

tegangan sumber), NO (Normally Open), dan NC (Normally Close).